bahan bulimia nervosa duta iss 8 klp 4
TRANSCRIPT
Rosa Sofiana
1207101020056
1. Pengertian Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa merupakan gangguan makan yang ditandai dengan episode makan yang sangat berlebihan yang berulang (minimal dua kali dalam seminggu selama tiga bulan) yangdiikuti dengan perilaku kompensasi yang tidak tepat untuk menghindari penambahan berat badan, seperti pengurasan (membuat diri sendiri muntah atau menggunakan laksatif, diuretic, enema atau ematik), puasa, atau olahraga yamg berlebihan. (Videbeck, 2008)
Bulimia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari asal kata bous, yang berarti sapi atau kerbau dan limos berarti rasa lapar. Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang memiliki karakteristik episode yang berulang untuk menelan makanan dalam jumlah besar, diikuti dengan penggunaan cara-cara yang tidak tepat untuk mencegah penambahan beraat badan. BN dikarakteristikkan dengan makan yang sangat berlebihan, diikuti dengan muntah yang dirangsang sendiri. Hal ini juga termasuk tindakan penyalahgunaan terhadap laksatif dan diuretic.(Sodikin, 2011)
2. Kriteria Bulimia Nervosaa. Episode makan berlebihan yang berulangb. Perilaku kompensasi seperti membuat diri sendiri muntah, penyalahgunaan
laksatif, diuretic, enema, atau obat-obatan lain, atau olahraga berlebihan.c. Evaluasi diri sangat dipengaruhi oleh bentuk tubuh dan berat badan.d. Biasanya dalam rentang berat badan normal, kemungkinan kelebihan berat
badan atau kekurangan berat badan.e. Pembatasan konsumsi kalori total di antara makan berlebihan, dengan memilih
makanan rendah kalori saat menghindari makanan yang dirasakan dapat menggemukkan atau kemungkinan memicu makan berlebihan.
f. Gejala depresi dan ansietasg. Kemungkinan penggunaan zat termasuk alcohol atau stimulant.h. Kehilangan email gigii. Gigi gumpil, gerigis, atau keroposj. Peningkatan karies gigik. Menstruasi yang tidak teraturl. Ketergantungan pada laksatifm. Esofagus robek.n. Abnormalitas cairan dan elektrolito. Alkalosis metabolic (dari muntah) atau asidosis metabolic (dari diare)p. Kadar amilase serum sedikit meningkat.
Kriteria bulimia nervosa menurut WHO (1992) adalah sebagai berikut:
a. Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan disertai ketagihan (craving) terhadap makanan tidak dapat dilawan.
b. Purgasi (muntah atau penggunaan obat-obat seperti amfetamin, obat diet, dan diuretik) dalam upaya untuk mencegah efek akibat makan berlebihan.
c. Gejala psikopatologinya berupa ketakutan yang luar biasa akan kegemukan, penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari ambang berat badannya.
3. Gejala KlinisGejala klinis bulimia nervosa (BN) yang sering ditemukan adalah sebagai berikut.a. Rasa kekhawatiran yang besar terhadap bertambahnya berat badan.b. Makanan atau minum dengan rakus atau makan dalam jumlah yang banyak dan
tidak terkontrol, lalu segera dimuntahkan..c. Sakit tenggorokan kronik yang diakibatkan oleh muntah secara berlebihand. Kebiasaan BAB tidak teratur, hal ini akibat dari penggunaan obat oencahar yang
berlebihan.e. Biasanya dengan berat badan normal, kecuali ada hubungannya dengan
anoreksia nervosa, dapat disertai dengan penurunan berat badan yang berat.
4. EtiologiPenyebab specific gangguan makan tidak diketahui. Awalnya, diet adalah
stimulus yang menimbulkan perkembangan gangguan makan yang serius. Kerentanan biologis, masalah perkembangan, pengaruh keluarga dan sosial dapat mengubah perilaku diet menjadi gangguan makan. Penguatan psikologis dan fisiologis dari perilaku makan maladaptive memperpanjang siklus gangguan makan.a. Factor biologi
Kerentanan genetic mungkin muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanangenetik inni mungkin karena tipe kepribadian ttt atau kerentanan umur terhadap terhadap gangguan jiwa, atau kerentanan genetic mungkin secara langsung mencakup disfungsi hipotalamus. (Videbeck, 2008)
Serotonin berperan penting dalam pengaturan mood dan nafsu makan. Kurangnya kadar serotonin atau kurangnya sensifitas dari reseptor serotonin otak dapat menyebabkan timbulnya episode makan berlebihan pada wanita penderita bulimia. Banyak wanita pengidap gangguan makan mengalami depresi atau memiliki riwayat depresi dan ketidakseimbangan serotonin, berimplikasi pada gangguan depresi. (Sodikin,2011)
b. Factor perkembanganBulimia nervosa sering terjadi pada periode perpisahan secara fisik dan
emosional anak dari keluarga inti, yang di kenal dengan separasi-individual. Seperti dengan masa kuliah, pilihan karier, atau pindah dari rumah. Makan berlebihan dapat menjadi cara untuk mengatasi ansietas. (Videbeck,2008)
c. Pengaruh keluargaStruktur keluarga yang mengalami bulimia nervosa sering kali kaku dalam
hal nilai dan pengaturan serta overprotektif yang dapat melumpuhkan usaha remaja untuk mencapai otonomi dan mengebangakan indentitasnya sendiri. Ketidakmampuan untuk menemunkan solusi konflik dalam keluarga memberikan tekanan tambahan bagi remaja. (videbeck,2008)
Remaja yang memiliki gangguan makan, lebih tidak bahagia terhadap peran keluarga yang ada, selain itu mereka juga memiliki masalah makan dan diet,
adanya tuntutan dari orang tua mereka harus menurunkan BB dan pandangan orang tua sbg orang yg tidak menarik. (Sodikin,2011)
d. Factor sosiokulturalDibeberapa Negara maju, media teru memunculkan gambaran “wanita ideal”
sebagai seorang langsing, suara yang bagus, dan tubuh yang sehat. Oleh karena itu, banyak wanitaa merasa dalam keadaan “baik” jika mereka tetap melakukan diet. Tekanan dari orang lain juga dapat berperan dalam perkembangan gangguan makan. (Videbeck,2008)
Menurut budaya barat, gangguan makan yang berhubbungan dengan obsesi terhadap BB lebih umum terjadi di Amerika daripada Negara-negara barat lainnya(Spanyol), atau Negara timur jauh yang teknologinya telah berkembang (Jepang). (Sodikin.2011)
e. Factor psikososialFactor-faktor kognitif akan saling mempengaruhi. Wanita dengan
kecenderungan bulimia cenderung mempunyai tipe kognitif disfungsional yang menghasilkan keyakinan berlebihan terhadap konsekuensi negative dari bertambahnya BB. Wanita BN memiliki kecenderungan perfeksionis dan dikotimis dalam pola pikir mereka. Wanita penderita bulimia mengharapkan diri mereka untuk tetap pada aturan diet yang kaku dan menilai diri mereka sebagai suatu kegagalan bila menyimpang. Mereka juga menilai diri secara keras untuk episode makan berlebihan dan mengeluarkannya dengan memaksa diri untuk muntah atau menyalahgunakan obat pencahar. (Sodikin, 2011)
5. Terapi (Videbeck,2008)a. Terapi kognitif perilaku
Strategi yang dirancang untuk mengubah pemikiran klien (kognisi) dan tindakan (perilaku) tentang makanan berfokus pada tindakan menghentikan siklus diet, makan berlebihan dan pengurasan serta mengubah pemikiran dan keyakinan disfungsional klien tentang makanan, berat badan, citra tubuh dan seluruh konsep diri.
b. PsikofarmakologiObat-obatan seperti desipramin, imipramine, fenelzin biasa digunakan untuk mengobati depresi. Antidepesan lebih efektif daripada plasebo dalam mengurangi makan yang berlebihan. Obat juga memperbaiki mood dan mengurangi preokupasi dgn bentuk dan berat badan.
6. Proses Keperawatan pada pasien dengan bulimia nervosaa. Pengkajian
Beberapa tes khusus dikembangkan untuk gangguan makan. Alat pengkajian seperti tes sikap makan sering kali digunakan. Kaji riwayat penyakit, serta penampilan umum dan perilaku motoric, mood dan afek, proses dan isi piker, sensorium dan proses intelektual, penilaian dan daya tilik, mengenai konsep diri, peran dan hubungan, serta pertimbangan fisiologis dan perawatan diri. (Videbeck,2008)
1) Dasar data pengkajian pasien(Doengoes,2003)a) Aktivitas/istirahat
Gejala: - gangguan pola tidur, mis; insomnia dini hari, kelemahan- Perasaan “hiper” dan/atau ansietas- Peningkatan aktivitas/ partisipasi dalam latihan energi tinggi
Tanda: - Periode hiperaktivasi, latihan keras terus-menerus
b) SirkulasiGejala: - perasaan dingin meskipun pada ruangan hangatTanda: - TD rendah
- Takikardia, brakikardia, distrimia c) Integritas ego
Gejala: - ketidakberdayaan/putus asa- Gangguan gambaran diri, melaporkan diri sendiri sebagai
gendut dan terlihat tebalnya tubuh dengan lemak; terus- menerus memikirkan bentuk tubuh dan berat badan-takut berat badan meningkat.
- Harapan diri tinggi- Marah ditekan
Tanda: - status emosi depresi, menolak, marah, ansietas
d) Makanan/cairanGejala: - Lapar terus-menerus atau menyangkal lapar; napsu makan
normal atau meningkat - Takut peningkatan berat badan- Terlalu memperhatikan makanan mis; menghitung kalori- Menyenangi penurunan berat badan tak realitis- Berulangnya episode pesta makan; perasaan kurang control
perilaku selama pesta makan. Rata-rata minimum 2 pesta makan tiap minggu selama sedikitnya 3 bulan.
Tanda: - Penurunan berat badan atau berat dapat normal atau sedikit bertambah.
- Penampilan kurus; kulit kering, kuning/pucat, dengan turgor buruk
- Makan disembunyikan- Pemikiran tak rasional mengenai makan, berat badan- Sindrom binge-purge (bulimia) secara mandiri- Edema perifer- Pembengkakan kelenjar saliva, luka, inflamasi rongga mulut,
luka tenggorok terus-menerus- Muntah, muntah berdarah (dapat menunjukkan robekan
esofageal)- Luka gusi luas
e) Eliminasi
Gejala: - diare/konstipasi- Nyeri abdomen tak jelas dan distress, kembumg- Penggunaan laksatif/ diuretik
f) HygieneTanda : - peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh(lanugo);
kehilangan rambut (aksila/pubis)- Rambut dangkal/tak bersinar- Kuku rapuh- Tanda erosi email gigi, kondisi gusi buruk
g) NeurosensoryTanda: - afek tepat, kecuali megenai tubuh dan makan
- Afek depresi- Perubahan mental (apatis, bingung, gangguan memori) karena
malnutrisi/kelaparan- Histerik atau pola pribadi obsesif; tak adanya penyakit
psikiatrik lainnyah) Nyeri/kenyamanan
Gejala: - sakit kepalai) Keamanan
Tanda: - penurunan suhu tubuh- Berulangnya proses infeksi- Eksem/masalah kulit lainnya
j) Interaksi sosialGejala : - latar belakang kelas menengah atau atas
- Ayah pasif/ibu dominan, anggota keluarga dekat, kebersamaan di junjung tinggi, batas pribadi tak dihargai
- Riwayat menjadi diam, anak yang dapat bekerja sama- Masalah control isu dalam berhubungan- Mengalami upaya memperoleh kekkuatan- Krisi emosional dari beberapa orang, seperti pad asaat timbul
pubertas atau keluarga pindah- Masalah dengan berhubungan- Penyiksaan seksual- Menolak kontak sosial- Rasa tak berdaya- Pencuri di toko
k) SeksualitasGejala: - tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut
- Menyangkal/kehilangan minat seksual
Tanda: - atrofi payudara, amenorea
l) Penyuluhan/pembelajaranGejala: - riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
- Timbul penyakit biasanya diantara usi 10-22 tahun- Keyakinan/praktik kesehatan
2) Pemeriksaan Diagnostik
- JDL dan diferensial; menentukan adanya anemia, leukopenia, limfositosis. Trombosit darah menunjukkan jurang dari normal
- Elektrolit; ketidakseimbangan termasuk penurunan kalium, natrium dan klorida.
- Pemeriksaan endokrin- Fungsi tiroid: kadar tiroksin biasanya normal; namun sirkulasi kadar
triodotironia mungkin rendah- Estrogen: penurunan- Gula darah dan BMR: mungkin rendah- Urinalisa dan fungsi ginjal: BUN dapat meningkat; adanya keton
menunjukkan kelaparan; penurunan urine 17-ketosteroid- EKG: tak normal dengan tegangan rendah, innversi gelombang T,
distrimia.
b. DiagnoseDiagnosis keperawatan untuk klien yang mengalami bulimia nervosa adalah:1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
masukan makanan tak adekuat; rangsangan muntah sendiri, penggunaan laksatif kronis/berlebihan.
2. Kekurangan volume cairan, risiko tinggi/altual berhubungan dengan tak adekuat masukan makanan dan cairan, perangsangan muntah sendiri terus-menerus, penggunaan laksatif/diuretic kronis/berlebihan.
3. Perubahan proses piker berhubungan dengan malnutrisi berat/ ketidakseimbangan elektrolit, konflik psikologi; mis, rasa rendah diri, kurang control.
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi dan edema, dehudrasi/perubahan menjadi kurus.
5. Perubahan proses keluarga hbd isu tentang kontrol dalam keluarga, krisis situasi/ maturasional, riwayat tak addekuat metode koping.
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan bhd kurang terpajan/tak mengenai informasi tentang kondisi, keterampilan koping tak adaptif.
7. Citra tubuh/harga diri rendah hbd rasa takut kegemukan yang tak wajar, kehilangan control pada beberapa aspek kehidupan, kebutuhan mandiri tak terpenuhi, pribadi rentan, system keluarga tak berfungsi, dan evaluasi diri negative terus-menerus. (Doengoes,2003)
8. Konstipasi berhunbungan dengan depresi, konfusi mental, pemakaian diuretic, ketidakseimbangan elektrolit dan pola makan yang buruk. (Wilkonson,2011)
9. Ketidakefektifan koping individu hbd kepercayaan diri rendah, keyakinan negative terhdap diri yang berlebihan, ketidaktergantungan dengan keluarga, dan pilihan berkarier. (Carpenito, 2006)
c. IntervensiAdapun kriteria hasil untuk klien yang mengalami bulimia nervosa adalah:1) Klien akan menetapkan pola makan begizi yang adekuat.
2) Klien akan menghindari penggunaan perilaku kompensasi seperti olahraga berlebihan dan penggunaan laksatif dan diuretic
3) Klien akan menunjukkan mekanisme koping yang tidak berhubungan dengan makanan.
4) Klien akan mengungkapkan perasaaan bersalah, marah, cemas, atau kebutuhan yang berlebihhan akan control
5) Klien akan mengungkapkan penerimaan terhadap citra tubuh dengan berat badan yang stabil. (Videbeck,2008)
Adapun intervensi/tindakan yan tepat berdasarkan diagnose pada pasien dengan bulimia nervosa adalah sebagai berikut:
1) Intervensi/tindakan Dg.1: (Doengoes,2003)
Intervensi Mandiri Rasional Buat tujuan BB minimum dan kebutuhan nutrisi harian
Malnutrisi adl kondisi gangguan minat yang menyebabkan depresi, agitasi dan mempengaruhi pengambilan keputusan. Perbaikan status nutrisi meningkatkan kemampuan berpikir dan kerja psikologis.
Berikan makan sedikit dan makanan kecil tambahan, yang tepat.
Dilatasi gester dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah puasa
Sadari pilihan makanan rendah kalori/minuman, menimbun makanan, membuang mkanan dalam berbagai tempat seperti saku atau kantung pembuangan.
Pasien akan mencoba menghindari mengambil makanan bila tampak mengandung banyak kalori dan mau makan lama untuk menghindari makan.
Pertahankan jadwal penimbangan BB teratur sebelum makan pagi pada pakaian yang sama dan gambarkan hasilnya.
Memberikan catatan lanjut penurunan dan peningkatan BB yang akurat. Juga menurunkan obsesi tentang peningkatan atu penurunan.
Berikan pengawasan dan biarkan pasien dengan bulimia tetap timggal di ruangan tanpa kamar mandi selama periode setelah makan.
Mencegah muntah selama/setelah makan. Pasien dapat menginginkan makanan dan menggunakan sindrom pembersihan pesta untuk mempertahankan BB
Awasi program latihan dan susun batasan aktifitas fisik. Tulis aktifitas
Latihan sedang membantu dalam mempertahankan tonus otot/BB dan melawan depresi. Namun pasien dapat latihan terlalu berlebihan untuk membakar kalori.
Sadari kemungkinan pasien mencabut selang dan mengosongkan hiperalimentasi bila digunakan.
Perilaku sabotase umum terjadi pada upaya mencegah peningkatan BB.
Kolaborasi
Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit sesuai indikasi
Pengobatan masalah dasar tidak terjasi tanpa perbaikan status nutrisi. Perawatan di RS memberikan control lingkungan dimana masukan makanan, muntah/eliminasi, obat dan aktifitas dapat dipantau.
Libatkan pasien dggn program perubahan perilaku. Abaikan penurunan BB yang dinyatakan oleh penentuan individu.
Memberikan situasi terstruktur untuk makan sementara memungkinkan pasien mengontrol beberapa pilihan.
2) Intervensi/tindakan Dg.2: (Doengoes,2003)
Intervensi Mandiri Rasional Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status membrane mukosa, turgor kulit
Indicator keadekuatan volume sirkulasi. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan risiko jatuh/cidera segera setelah perubahan posisi.
Awasi jumlah dan tipe masukan cairan. Ukur haluaran urine dgn adekuat.
Pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairn untuk masukan kalori berdampak pada keseimbangan elektrolit
Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laksatif/diuretik
Membantu pasien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan penggunaan laksatif/diuretic mencegah kehilangan cairan lanjut.
Kaji hasil tes fungsi elektrolit/ginjal Perpindahna cairan/elektrolit, penurunan fungsi ginjal dapat meluas mempengaruhi penyembuhan pasien.
Berikan/awasi hiperalimentasi IV Tindakan darurat untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan/elektrolit.
3) Intervensi/tindakan Dg. 8: (Wilkinson,2011)Intervensi NIC:a) Manajemen defekasi: membentuk dan mempertahankan pola eliminasi
defekasi yang teratur- Instruksikan pasien mengenai bantuan eiminasi defekasi yang dapat
meningkatkan pola defikasi yang optimal - Ajarkan pasien tentang efek diet pada eliminasi- Instruksikan pasien ttg konsekuensi penggunaan laksatif jangka
panjang- Tekankan pentingnya menghindari mengejan selama defikasi untuk
mencegah perubahan tanda vital- Anjurkan pasien untuk meminta obat nyeri sebelum defekasi untuk
menfasilitasi pengeluaran feses tanpa nyeri
- Anjurkan aktivitas optimal untuk merangsang eliminasi defekasi pasien
- Berikan preivasi dan keamanan untuk pasien selama eliminasi defekasi
b) Manajemen konstipasi: mencegah dan mengatasi konstipasi/impaksi- Pantau tanda dan gejala rupture usus atau peritonitis- Identifikasi factor uang dapat menyebabkan atau berkontribusi
terhadap konstipasi- Jelaskan etiologic masalah dan rasional tindakan kepada pasien.- Sarankan pasien untuk berkonsultasi dgn dokter jika
konstipasi/impaksi terjadi.c) Manajemen cairan: meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah
komplokasi akibat kadar cairan yang tidak normal atau tidak diinginkan.- Sediakan cairan sesuai dengan pilihan pasien.- Konsultasi dgn ahli gizi untuk meningkatkan serat dan cairan dalam
diet- Minta program dari dokter untuk memberikan bantuan eliminasi.
d) Manajemen cairan/elektrolit: mengatur dan mencegah komplikasi akibatt perubahan kadar cairan/ elektrolit
4) Intervensi/tindakan Dg.9: (Carpenito,2006)a) Mengkaji status koping individu yang adab) Berikan dukungan jika individu berbicarac) Jika individu dalam keadaan marahd) Berikan dorongan untuk melakukan evaluasi diri dari perilakunya sendirie) Bantu individu untuk memecahkan masalah dgn cara yang konstruktiff) Bicarakan alternative yang mungking) Bantu individu untuk mengidentifikasika masalah yang tidak dapat
dikontrol secara langsung dan bantu individu untuk melakukan aktivitas reduksi- stress untuk mengontrol
h) Instruksikan individu untuk melakukan teknik relaksasi; tekankan pentingnya meluangkan waktu 15-20 mnt untuk latihan latihan relaksasi.
i) Temukan jalan keluar yang memberikan perasaan-perasaan pencapaian personal dan harga diri.
j) Untuk depresi yg berkaitan dgn masalah diluar jangkauan perawat secara umu, rujuk pada tenaga professional.
d. Implementasi (Videbeck,2008)1) Menetapkan pola makan yang bergizi2) Membantu klien mengidentifikasi emosi dan mengembangkan strategi koping 3) Membantu klien menghadapi masalah citra tubuh4) Memberi penyuluhan kepada klien dan keluarga
e. EvaluasiAlat pengkajian seperti Tes Sikap Makan dapat digunakan untuk diteksi
perrbaikan klien, gejala sisa seperti diet, olahraga yang kompulsif, dan ketidaknyamanan saat makan dalam lingkungan sosial biasa terjadi. Terapi dianggap berhasil jika klien menjaga berat badan dalam 5-10% dari berat badan normal tanpa komplikasi medis akibat kelaparan atau pengurasan. (Videbeck,2008)
Referensi:Doengoes, M.E., (2003). Rencaan Asuhan Keperawata: Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed.3. Jakarta: EGCSodikin. (2011). Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal
dan Hepatobiler. Jakarta: Selemba Medika.Videbeck, Sheila.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGCWilkinson, Judith M. (2011). Buku saku diagnosis keperawatan: Diagnosis
NANDA, kriteria hasil NOC. Jakarta:EGC