bahan bakar alternatif pemicu 1
DESCRIPTION
fgsdgdgdTRANSCRIPT
BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Bahan bakar alternatif adalah material atau substansi yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar selain dari bahan bakar konvensional seperti minyak bumi, gas alam, dan batu
bara. Di dalam pemilihan bahan bakar alternatif, terdapat banyak aspek yang menjadi
pertimbangan agar suatu material atau senyawa dapat digolongkan menjadi bahan bakar
alternatif. Berikut merupakan aspek pertimbangannya:
Ramah lingkungan, hal ini berarti produk yang dihasilkan tidak mengandung bahan
yang berbahaya bagi lingkungan sekitar.
Efisiensi energi tinggi, hal ini berarti dengan menggunakan reaktan seminimal
mungkin namun tetap dapat menghasilkan produk dengan jumlah yang maksimal
(efisiensi menuju 100%).
Renewable/ Dapat diperbaharui, hal ini berarti substansi tersebut dapat dibuat kembali
dengan membalikkan reaksi (reversible, dari reaktan » produk+limbah » reaktan).
Drop in substitute/ Pengganti langsung, hal ini berarti hanya diperlukan sedikit
modifikasi pada reaktor agar substansi dapat diolah pada reaktor.
Untuk mensintesis bahan bakar alternatif, diperlukan beberapa analisa yang
menyangkut perhitungan baik secara kualitatif maupun kuantitatif terhadap produk. Apabila
bahan bakar alterrnatif dibuat dalam wujud zat gas, maka untuk perhitungan dilakukan
dengan melakukan pendekatan gas ideal. Pendekatan gas ideal ini dilakukan karena setiap gas
yang ada di permukaan bumi tidak mungkin berbentuk gas ideal melainkan gas nyata.
Perhitungan yang menggunakan pendekatan gas ideal memiliki persamaan sebagai berikut:
P V = n R T
Namun, oleh karena penyimpangan oleh gas nyata dari gas ideal, beberapa persamaan
dibuat untuk menunjukan hubungan antara Tekanan (P) – Volume (V) – Suhu (T) dari gas.
Salah satu persamaan yang dibuat ada dibuat oleh van der Waals. Persamaan van der Waals
dibedakan denga hukum gas ideal dalam hal persamaan ini volume yang berubah yang
disebabkan oleh gaya antarmolekul. Dalam perbaikan persamaan untuk dimensi yang terbatas
dari molekul, b menjadi volume efektif dalam satu mol gas dan V menjadi volume total
dalam n mol gas. Berikut merupakan perhitungan yang menggunakan pendekatan gas nyata:
(P+ n2 aV 2 ) ⟨ V−nb ⟩=nRT
Pertanyaan:
1. Anggaplah bahwa anda adalah seorang peneliti yang sedang berusaha mencari bahan bakar
alternatif, berikanlah satu contoh bahan bakar yang menurut anda memenuhi persyaratan
bahan bakar alternatif seperti dicantumkan dalam bacaan di atas, terangkan tahapan
pekerjaan yang harus anda lakukan mulai dari pencarian bahan baku sampai mendapatkan
produknya.
Bahan bakar alternatif yang memenuhi persyaratan adalah Dimethyl eter (DME).
Dimethyl eter memiliki keunggulan bila dibandingkan bahan bakar alternatif lainnya
seperti:
Dapat diproduksi dari bahan baku seperti gas alam, dan limbah-limbah hasil industri
seperti limbah plastik, limbah kertas, limbah pabrik gula, dan limbah batu bara.
Dapat dibuat dalam bentuk liquid dengan menggunakan infrastruktur untuk membuat
LPG (Liquified Petroleum Gas) sehingga tidak membutuhkan biaya tambahan bagi
Indonesia untuk membuat alat produksi DME.
Menghasilkan limbah hasil pemakaian DME yang tidak membahayakan bagi
lingkungan. Seperti contoh penggunaan DME dalam mesin generator.Emisi
hidrokarbon (HC) yang dikeluarkan oleh mesin generator memiliki kecenderungan
akan berkurang dengan penambahan komposisi DME, sedangkan emisi NOx yang
dihasilkan oleh mesin generator akan meningkat dengan penambahan beban dan
penambahan komposisi DME pada campuran LPG mix DME. Seperti pada grafik
berikut dimana garis berwarna ungu merupakan campuran 50% DME dan 50%LPG.
Berikut ini merupakan skema produksi Dimethyl eter:
Seperti skema diatas, bahan baku/ raw material yang digunakan adalah limbah batu
bara.
Pada tahap awal, limbah batu bara akan memasuki tahap pretreatment dimana
limbah batu bara akan dicampur dengan air untuk memisahkan limbah padat
dan gas. Kemudian limbah yang mengandung gas akan memasuki tahap kedua
yaitu gasification
Pada tahap gasification, limbah tersebut akan diberikan tekanan udara yang
mengandung O2 untuk memisahkan abu yang masih terkandung dalam gas
tersebut.
Pada tahap Gas cleaning+Gas processing, gas akan diberi kalor atau panas
dalam bentuk udara kembali untuk kembali memisahkan kandungan limbah
padat yang masih terkandung didalam gas tersebut.
Pada tahap DME synthesis, gas tersebut akan diberi gas yang mengandung O2
dan CO2 melalui alat bernama auto thermal reformer dimana gas tersebut
mengandung panas untuk membentuk metanol.
Kemudian di tahap separation+purification, methanol akan dipisahkan
menjadi DME (dehidrasi methanol) dengan menggunakan katalis berupa silica
alumina sehingga terbentuklah Dimethyl eter.
2. Suatu penelitian dilakukan untuk mensintesis bahan bakar alternatif. Beberapa analisa, baik
kualitatif maupun kuantitatif, dilakukan terhadap produk bahan bakar tersebut. Salah satu
analisa yang dilakukan adalah, setelah pemisahan produk dengan reaktan, penentuan
massa molar. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
P,kPA 12,223 25,2 36,97 60,37 85,23 101,3
ρ , g cm−3x 10−3 0,225 0,456 0,664 1,062 1,468 1,734
Berdasarkan data yang diberikan diatas, tentukan tekanan pada saat gas dikatakan ideal
dan tentukan massa molar X. Jelaskan cara lain yang dapat digunakan untuk menemukan
massa molar dari suatu gas dengan pendekatan gas ideal atau gas nyata.
Jawaban:
Setiap gas yang ada dipermukaan bumi merupakan gas nyata, bukan gas ideal. Oleh
karena itu untuk menghitung tekanan dan massa molar dari suatu zat dapat dilakukan dengan
pendekatan gas ideal. Pendekatan gas ideal dilakukan dengan mengangggap seolah-olah gas
tersebut adalah gas ideal. Berikut merupakan hukum gas ideal:
P V = n R T
Untuk menentukan tekanan pada saat gas dikatakan ideal, hal yang harus dilakukan adalah
mengkonversi satuan yang digunakan. Pada soal, satuan yang digunakan masih dalam kilo
Pascal (kPa) sedangkan didalam hukum gas ideal, satuan yang digunakan adalah atm.
Berdasarkan teori dimana 1atm= 105Pa maka untuk 1 Pa= 10−5atm sehingga perhitungan
dapat dilakukan seperti berikut
P1= 12,223 kPa x 10−5atm10−3 kPa
= 0,12223 atm
P2= 25,2 kPa x 10−5atm10−3 kPa
= 0,252 atm
P3= 36,97 kPa x 10−5atm10−3 kPa
= 0,3697 atm
P4= 60,37 kPa x 10−5atm10−3 kPa
= 0,6037 atm
P5= 85,23 kPa x 10−5atm10−3 kPa
= 0,8523 atm
P6= 101,3 kPa x 10−5atm10−3 kPa
= 1,013 atm
Sedangkan untuk menghitung massa molar X zat dapat menggunakan persamaan dalam
hukum gas ideal yaitu:
P V = n R T……….(1)
P = nV
RT…………..(2)
P = m
Mr VRT………..(3)
P=ρ
MrRT ………….(4)
Mr= ρ R T
P……….(5)
Dimana satuannya adalah sebagai berikut:
- Densitas (ρ ¿ = g/L
- Konstanta gas (R) = 0,08205 atm.L.K−1.mol−1
- Suhu (T) = 273 K (Pada kondisi 0ºC)
- Tekanan (P) = atm
Maka didapat massa molar (Mr) setiap zat sebagai berikut:
Mr1= ρ1 R T
P 1 = (0,225 g . L−1)(0,08205 atm . L . K−1 .mol−1)(273 K )
(0,12223 atm) = 41,223 g.mol−1
Mr2= ρ 2 R T
P 2 = (0,456 g . L−1)(0,08205atm .L . K−1 .mol−1)(273K )
(0,252atm) = 40,532 g.mol−1
Mr3= ρ3 R T
P 3 = (0,664 g . L−1)(0,08205 atm . L . K−1 . mol−1)(273 K)
(0,3697 atm) = 40,23 g.mol−1
Mr4= ρ 4 R T
P 4 = (1,062 g .L−1)(0,08205atm . L. K−1 .mol−1)(273 K )
(0,6037 atm) = 39,404 g.mol−1
Mr5= ρ5 R T
P 5 = (1,468 g .L−1)(0,08205 atm . L . K−1 .mol−1)(273 K )
(0,8523 atm) = 38,581 g.mol−1
Mr6= ρ 6 R T
P 6 = (1,734 g .L−1) ( 0,08205atm .L .K−1.mol−1 ) (273K )
(1,013 atm ) = 38,342 g.mol−1
Berdasarkan data diatas, gas yang mendekati syarat utama gas ideal dimana tekanan (P)
dalam 1 atm (P zat = 1,013 atm) dan suhu (T) dalam 0ºC atau 273K adalah gas ke-6
dengan Mr = 38,342 g.mol−1 .
Untuk menghitung massa molar (Mr) menggunakan pendekatan gas nyata tidak dapat
dilakukan terhadap soal ini. Hal ini disebabkan kurangnya informasi (konstanta van der
Waals untuk bermacam-macam gas) dari soal yang menyangkut penggunaan persamaan
van der Waals seperti a (atm.liter2) dan b (liter.mol-1). Oleh karena ketidak-adaan
informasi tersebut maka persamaan van der Waals dimana:
(P+ n2 aV 2 ) ⟨ V−nb ⟩=nRT
Tidak dapat digunakan untuk menghitung massa molar X gas karena setiap gas memiliki
nilai a dan b yang berbeda.
Kesimpulan:
1. Untuk menghitung massa molar (Mr) suatu gas, dapat dilakukan dengan
pendekatan gas ideal (hukum gas ideal). Hal ini disebabkan karena gas-gas yang
ada di permukaan bumi adalah gas nyata bukan gas ideal. Namun, untuk
pendekatan dengan gas nyata, diperlukan konstanta van der Waals untuk
melakukan perhitungan.
2. Dimethyl eter merupakan bahan bakar alternatif yang memenuhi persyaratan dan
memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan bahan bakar alternatif lainnya.
Referensi:
http://www.lemigas.esdm.go.id/id/prdkpenelitian-262-.html
http://www.aboutdme.org/index.asp?sid=48