bagian pertama · web viewterdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di desa batu puter kecamatan...

84
BAGIAN PERTAMA HASIL AUDIT BAB I SIMPULAN HASIL AUDIT Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2008 merupakan suatu program pembangunan perdesaan yang menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. PPIP Tahun 2008 dilaksanakan di 2.060 desa tertinggal dan miskin pada 177 Kabupaten yang tersebar di 26 Provinsi. Alokasi anggaran PPIP Tahun 2008 adalah sebesar Rp 589.773.510.000,00 yang terdiri dari dana bantuan pembangunan infrastruktur perdesaan (IP) sebesar Rp 515.000.000.000,00 dan dana safeguarding sebesar Rp 74.773.510.000,00. Realisasi anggaran PPIP per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 573.905.641.175,00 atau 97,31% terdiri dari Rp 509.850.000.000,00 atau 99,00% untuk dana bantuan pembangunan IP dan Rp 64.055.641.175,00 atau 85,67% untuk dana safeguarding, sehingga sampai dengan 31 Desember 2008 terdapat dana yang tidak terserap sebesar Rp 15.867.868.825,00, dengan rincian sebagai berikut: Dana bantuan pembangunan IP Rp 5.150.000.000,00 (1,00%) yang berasal dari alokasi dana PPIP sebesar Rp 2.500.000.000 ,00 yang tidak terserap pada 9 desa di Provinsi Kalimantan Timur dan 1 desa di provinsi Kalimantan Tengah karena dibatalkan oleh tim pelaksana di daerah dengan alasan lokasi yang sulit dijangkau, serta adanya 4 desa di Sumatera Utara, 1 desa di Sumatera Barat dan 5 desa di Nusa Tenggara Timur yang tidak mencairkan dana PPIP Tahap 2 dan 3, serta adanya 2 desa di Sumatera Utara, 3 desa di Sumatera Barat, 1 desa di Lampung, 1 desa di Kalimantan Selatan, dan 16 desa di Nusa Tenggara Timur yang tidak mencairkan dana tahap 3 karena adanya keterlambatan penyelesaian fisik BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 1

Upload: trandung

Post on 02-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

BAGIAN PERTAMA

HASIL AUDIT

BAB I

SIMPULAN HASIL AUDIT

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2008 merupakan suatu program pembangunan perdesaan yang menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.

PPIP Tahun 2008 dilaksanakan di 2.060 desa tertinggal dan miskin pada 177 Kabupaten yang tersebar di 26 Provinsi. Alokasi anggaran PPIP Tahun 2008 adalah sebesar Rp 589.773.510.000,00 yang terdiri dari dana bantuan pembangunan infrastruktur perdesaan (IP) sebesar Rp 515.000.000.000,00 dan dana safeguarding sebesar Rp 74.773.510.000,00. Realisasi anggaran PPIP per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 573.905.641.175,00 atau 97,31% terdiri dari Rp 509.850.000.000,00 atau 99,00% untuk dana bantuan pembangunan IP dan Rp 64.055.641.175,00 atau 85,67% untuk dana safeguarding, sehingga sampai dengan 31 Desember 2008 terdapat dana yang tidak terserap sebesar Rp 15.867.868.825,00, dengan rincian sebagai berikut:

Dana bantuan pembangunan IP Rp 5.150.000.000,00 (1,00%) yang berasal dari alokasi dana PPIP sebesar Rp 2.500.000.000 ,00 yang tidak terserap pada 9 desa di Provinsi Kalimantan Timur dan 1 desa di provinsi Kalimantan Tengah karena dibatalkan oleh tim pelaksana di daerah dengan alasan lokasi yang sulit dijangkau, serta adanya 4 desa di Sumatera Utara, 1 desa di Sumatera Barat dan 5 desa di Nusa Tenggara Timur yang tidak mencairkan dana PPIP Tahap 2 dan 3, serta adanya 2 desa di Sumatera Utara, 3 desa di Sumatera Barat, 1 desa di Lampung, 1 desa di Kalimantan Selatan, dan 16 desa di Nusa Tenggara Timur yang tidak mencairkan dana tahap 3 karena adanya keterlambatan penyelesaian fisik sampai dengan 31 Desember 2009 dengan total dana yang tidak cair tersebut sebesar Rp 2.650.000.000,00.

Dana safeguarding sebesar Rp 10.717.868.825,00 (14,33%) yang disebabkan adanya efisiensi dalam belanja honor tidak tetap, belanja bahan atk untuk kegiatan swakelola, dan belanja perjalanan lainnya serta adanya sisa kontrak karena penawaran dari peserta pengadaan barang/jasa yang lebih rendah dari pagu anggaran yang tersedia.

Tabel 1: Anggaran dan Realisasi Keuangan PPIP Tahun 2008

JENIS ANGGARAN ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN % REALISASI

Bantuan PPIP 515.000.000.000,00 509.850.000.000,00 5.150.000.000,00 99,00%Safeguarding 74.773.510.000,00 64.055.641.175,00 10.717.868.825,00 85,67%Total 589.773.510.000,00 573.905.641.175,00 15.867.868.825,00 97,31%

*) Sumber Data Sekretariat PPIP Pusat, Dep. Pekerjaan Umum

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 1

Page 2: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Audit PPIP Tahun 2008 dilaksanakan dengan pendekatan audit kinerja yang dilaksanakan pada 843 desa yang tersebar di 91 Kabupaten pada 23 Provinsi dan tingkat pusat – Satuan Kerja Pembinaan Program Pembangunan Infrastruktur Tahun 2008.

Tingkat Keberhasilan PPIP Tahun 2008

Berdasarkan hasil audit kinerja PPIP Tahun 2008 dapat disimpulkan bahwa PPIP Tahun 2008 telah cukup berhasil dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Tingkat keberhasilan tersebut ditunjukkan dengan skor kinerja sebesar 74,53 dari target skor untuk dinyatakan berhasil sebesar 90,00 dengan maksimal skor 100,00. Pencapaian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kinerja dibandingkan dengan kinerja PPIP Tahun 2007 yang hanya mencapai 68,24% (kurang berhasil).

Audit didasarkan atas penilaian terhadap pencapaian tujuan PPIP Tahun 2008 yang dijabarkan dalam 3 (tiga) indikator utama kinerja yaitu:

Tabel 2: Skor Indikator Utama Kinerja Nasional

NO INDIKATOR UTAMA KINERJA BOBOT SKOR KINERJA

1 Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP 76,64 59,27

2 Keandalan Penyajian dan Pelaporan Kegiatan 20,00 11,90

3 Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-undangan 5,36 3,36

Total Kinerja 100,00 74,53

1. Terwujudnya Efektivitas Dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP Tahun 2008

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Departemen PU cukup berhasil dalam mewujudkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan PPIP Tahun 2008, yang ditujukkan dengan pencapaian skor kinerja sebesar 59,27 atau mencapai 79,40% dari bobot kinerja sebesar 74,64.

Capaian kinerja sebesar 79,40% menunjukkan adanya peningkatan kinerja dibandingkan dengan kinerja efektivitas dan efisiensi PPIP Tahun 2007 yang hanya mencapai 67,75% (kurang berhasil).

Penilaian efektivitas dan efisiensi didasarkan atas penilaian ketepatan sasaran, ketepatan jumlah dan ketepatan waktu dalam melaksanakan PPIP Tahun 2008. Walaupun secara umum kinerja efektivitas dan efisiensi masih ditingkatan cukup berhasil, namun apabila dilihat per sub indikator kinerja sudah terdapat capaian kinerja yang berhasil yaitu berkaitan dengan kinerja ketepatan jumlah yang mencapai skor 18,11 atau 94,22% dari bobot 19,22 dan ketepatan sasaran yang sudah cukup berhasil yaitu mencapai skor 17,72 atau 88,18% dari bobot 20,10. Kontributor utama kurang optimalnya pencapaian kinerja adalah kinerja ketepatan waktu yang kurang berhasil dengan skor 23,44 atau 66,35% dari bobot 35,32.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 2

Page 3: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Tabel - 3 : Penilaian kinerja efektivitas dan efisiensi Tingkat Nasional

NO INDIKATOR KINERJA

BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

LOKASI PENILAIAN

1 Tepat Sasaran

20,10 17,72 88,18% Cukup Berhasil

Penetapan Lokasi

4,50 4,50 100,00% Sangat Berhasl Pusat

Peran Aktif Masyarakat

12,86 10,61 82,50% Cukup Berhasil Desa

Penetapan Jenis IP

2,74 2,61 95,41% Berhasil Desa

2 Tepat Jumlah

19,22 18,11 94,22% Berhasil

Penggunaan Dana Operasional

7,18 6,85 95,41% Berhasil Pusat, Provinsi dan Kabupaten

Penyaluran Dana IP

2,04 2,03 99,70% Sangat Berhasil Kabupaten

Penggunaan Dana IP

6,00 5,60 93,34% Berhasil Desa

Spesifikasi Teknis

4,00 3,62 90,59% Berhasil Desa

3 Tepat Waktu 35,32 23,44 66,35% Kurang BerhasilPenyiapan Dok. Pelaksanaan PPIP

13,50 6,46 47,88% Tidak Berhasil Pusat, Provinsi dan Kabupaten

Pelaksanaan Kegiatan PPIP

13,28 11,28 84,96% Cukup Berhasil Pusat, Provinsi dan Kabupaten

Mobilisasi Fasilitator

2,14 1,23 57,57% Kurang Berhasil Provinsi

Penyelesaian Pembangunan IP

4,00 2,94 73,62% Cukup Berhasil Desa

Pemanfaatan IP

2,40 1,51 63,06% Kurang Berhasil Desa

Efektivitas dan Efisiensi

74,64 59,27 79,40% Cukup Berhasil

2. Terwujudnya Penyajian Dan Pelaporan Kegiatan PPIP Tahun 2008 Yang Andal

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 3

Page 4: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Secara umum dapat disimpulkan bahwa dalam mewujudkan penyajian dan pelaporan yang andal dalam pelaksanaan PPIP Tahun 2008 Departemen PU kurang berhasil dengan ditunjukkan oleh pencapaian skor kinerja yang hanya mencapai 11,90 atau 59,50% dari bobot kinerja sebesar 20,00.

Meskipun capaian kinerja hanya mencapai 59,50%, namun hal tersebut telah menunjukkan adanya perbaikan kinerja dibandingkan dengan ketepatan penyajian dan pelaporan PPIP Tahun 2007 yang hanya mencapai 57,60% (kurang berhasil).

Tabel – 4 : Penilaian kinerja Keandalan Penyajian dan Pelaporan Tingkat Nasional

NO

INDIKATOR KINERJA

BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

PENANGGUNGJAWAB

1 Pengelolaan Dana

11,33 8,90 78,58% Cukup Berhasil Pusat, Provinsi, Kabupaten, Desa

2 Pelaksanaan Kegiatan PPIP

6,00 2,63 43,91% Tidak Berhasil Pusat, Provinsi, Kabupaten

3 Pelaporan Aset 2,67 0,37 14,01% Tidak Berhasil DesaKeandalan Penyajian dan Pelaporan

20,00 11,90 59,56% Kurang Berhasil

3. Terwujudnya Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa dalam rangka mewujudkan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan khususnya proses pengadaan barang dan jasa untuk mendukung pelaksanaan PPIP Tahun 2008, Departemen PU masih kurang berhasil yang ditujukkan dengan pencapaian skor kinerja hanya mencapai 3,36 atau 62,73% dari bobot kinerja sebesar 5,36.

Capaian kinerja sebesar 62,73% menunjukkan adanya penurunan kinerja dibandingkan dengan kinerja ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan PPIP Tahun 2007 yang mencapai 87,81% (cukup berhasil).

Tabel – 5 : Penilaian Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Nasional

NO

INDIKATOR KINERJA

BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

PENANGGUNGJAWAB

1 Ketaatan Terhadap Per- UU

5,36 3,36 62,73% Kurang Berhasil

Pusat, Provinsi

Ketaatan Terhadap Per- UU

5,36 3,36 62,73% Kurang Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 4

Page 5: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

HAMBATAN PENCAPAIAN KINERJA

Pencapaian kinerja PPIP Tahun 2008 yang hanya mencapai skor 74,54 menunjukkan belum optimalnya pencapaian kinerja apabila dibandingkan dengan target pencapaian kinerja 90,00 untuk dapat dinyatakan berhasil. Tidak optimalnya pencapaian kinerja tersebut menunjukkan adanya aktivitas utama dari pelaksanaan PPIP yang tidak berjalan dengan optimal yang disebabkan oleh

aspek pengendalian intern yang kurang memadai.

Aktivitas utama PPIP Tahun 2008 meliputi aktivitas perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan yang dilaksanakan oleh pihak – pihak yang terkait dalam pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat pusat, provinsi, Kabupaten dan Desa.

Berdasarkan hasil audit dapat disimpulkan bahwa aktivitas utama yang mengakibatkan kinerja PPIP Tahun 2008 kurang optimal adalah aktivitas pelaporan yang ditunjukkan dengan capaian kinerja yang hanya mencapai skor 11,90 atau 59,50% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 20,00. Sedangkan dari sisi aktivitas perencanaan dan pelaksanaan walaupun belum optimal namun sudah cukup memadai. Aktivitas perencanaan mencapai skor 21,72 atau 72,39% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 30,00 dan aktivitas pelaksanaan mencapai skor 40,91 atau 81,81% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 50,00.

Seperti telah dinyatakan di atas penyebab tidak optimalnya pelaksanaan aktivitas utama PPIP terutama disebabkan oleh kurang memadainya sistem pengendalian intern PPIP Tahun 2008, dengan uraian sebagai berikut:

1. Aktivitas Perencanaan

Aktivitas perencanaan meliputi; kegiatan penetapan lokasi oleh pelaksana PPIP Pusat, penyiapan dokumen pelaksanaan PPIP oleh Pelaksana PPIP di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten serta penyiapan pelaksanaan PPIP di tingkat Desa yang dilaksanakan oleh OMS.

Aktivitas perencanaan kegiatan yang kinerjanya rendah adalah kegiatan penyiapan dokumen pelaksanaan PPIP yang dilaksanakan oleh Pelaksana PPIP di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten dengan capaian kinerja 6,46 atau 47,88% (tidak berhasil) dari bobot kinerja 13,50. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan informasi dan komunikasi terutama berkaitan dengan sosialisasi PPIP yang kurang menekankan tugas dan fungsi masing-masing pelaksana kegiatan di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten.

2. Aktivitas Pelaksanaan

Aktivitas pelaksanaan PPIP meliputi kegiatan sosialisasi, monitoring, pelatihan PPIP di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten, dan pengadaan barang dan jasa di tingkat pusat dan provinsi serta mobilisasi konsultan di tingkat provinsi. Sedangkan di tingkat desa aktivitas pelaksanaan PPIP meliputi kegiatan pembangunan dan pemanfaatan IP yang dilaksanakan oleh OMS, KPP, KD, dan Aparat Desa.

Dalam aktivitas pelaksanaan PPIP, kinerja yang rendah antara lain:

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 5

Page 6: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan di tingkat pusat yang hanya mencapai skor 1,88 atau 50,00% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 3,75. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian terutama berkaitan dengan penempatan panitia pengadaan yang kurang memahami Keppres 80 Tahun 2003 dan perubahannya, serta kurang memadainya reviu yang dilakukan oleh atasan.

Kegiatan mobilisasi fasilitator yang dilaksanakan di tingkat provinsi yang hanya mencapai skor 1,23 atau 57,57% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 2,14. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian berkaitan dengan keterlambatan pengadaan akibat penetapan personil satker provisi yang terlambat.

Kegiatan pemanfaatan IP yang dilaksanakan di tingkat desa yang hanya mencapai skor 1,51 atau 63,06% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 2,40. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian berkaitan dengan kurangnya pembinaan Fasilitator kepada KPP berkaitan dengan tugas dan fungsi KPP.

Kegiatan Pelaksanaan PPIP (sosialisasi, monitoring, verifikasi dan pelatihan) di tingkat Kabupaten yang hanya mencapai skor 2,54 atau 69,67% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 3,64. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan lingkungan pengendalian berkaitan dengan kebijakan penempatan personil untuk tim pelaksana PPIP yang beranggotakan pejabat pemerintah kabupaten yang telah memiliki aktivitas relatif padat sehingga mempengaruhi pelaksanaan tugas Tim PPIP Kabupaten.

Peran aktif masyarakat yang kurang memadai di desa yang hanya mencapai skor 2,46 atau 68,46% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 3,60. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian terutama terkait dengan kurang optimalnya pendampingan dari fasilitator dan reviu oleh Satker PPIP Kabupaten kepada tim pelaksana PPIP desa dalam hal pengadaan barang, perencanaan kegiatan paska konstruksi yang akan dilaksanakan KPP, pemilihan jenis IP, pendokumentasian dan pertanggungjawaban penggunaan dana PPIP oleh OMS. Kelemahan informasi dan komunikasi terkait dengan pelaksanaan sosialisasi yang lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan fisik IP sedangkan sosialisasi berkaitan dengan aspek manajerial pengelolaan PPIP dan peran KPP masih kurang memadai. Serta kelemahan monitoring dan evaluasi oleh Tim Pelaksana PPIP Kabupaten dan Satker Kabupaten atas pelaksanaan PPIP, pembinaan kelembagaan PPIP dan kegiatan paska konstruksi di Desa.

3. Aktivitas Pelaporan

Aktivitas pelaporan meliputi kegiatan pelaporan penggunaan dana oleh Satker PPIP Pusat, Provinsi, Kabupaten dan OMS di Desa, pelaporan pelaksanaan kegiatan PPIP oleh Tim Pelaksana PPIP dan Satker PPIP baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten serta pelaporan aset hasil pembangunan IP oleh Pemerintah Desa yang telah diserahkan satker PPIP Kabupaten kepada Pemerintah Desa.

Dalam aktivitas pelaporan PPIP, kinerja yang rendah antara lain:

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 6

Page 7: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Kegiatan pelaporan aset IP di tingkat desa yang hanya mencapai 0,37 atau 14,01% (tidak berhasil) dari bobot kinerja 2,67. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian terkait kurang memadainya pemahaman Satuan Kerja PPIP tingkat Kabupaten terkait Sistim Akuntansi Instansi Pemerintah dan pengadministrasian aset Barang Milik Negara hasil pembangunan Infrastruktur Perdesaan di tingkat Desa, dan kurang memadainya pedoman PPIP 2008 terutama terkait penyelenggaraan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara Pemerintah.

Kegiatan pelaporan pelaksanaan kegiatan IP terutama yang dilaksanakan oleh tim pelaksana PPIP di Pusat, Provinsi dan Kabupaten yang hanya mencapai skor 2,63 atau 43,91% (tidak berhasil) dari bobot kinerja 6,00. Hal tersebut disebabkan oleh Kelemahan lingkungan pengendalian terutama terkait kebijakan penempatan personil tim pelaksana PPIP tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten yang beranggotakan pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten yang telah memiliki aktivitas yang relatif padat sehingga mempengaruhi pelaksanaan tugasnya sebagai tim pelaksana PPIP.

PERMASALAHAN AUDIT

Dalam pelaksanaan audit kinerja PPIP selain fokus pada penilaian atas indikator kinerja PPIP, audit kinerja PPIP juga memperhatikan hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut dari para pihak yang terkait dalam pelaksanaan PPIP Tahun 2008, terutama hal-hal yang menjadi akibat dari pelaksanaan kegiatan PPIP yang kurang memenuhi ketentuan sehingga berpotensi merugikan keuangan negara atau perlu mendapat perhatian guna peningkatan pencapaian tujuan kegiatan PPIP berikutnya.

1. Temuan Hasil Audit

Berdasarkan hasil audit temuan hasil audit kinerja PPIP yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut dari para penanggung jawab kegiatan PPIP di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten, adalah sebagai berikut:

Tabel – 6 : Temuan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008

NO

TEMUAN KODE TEMUAN

JUMLAH KEJADIAN

JUMLAH

1 Kejadian Yang Merugikan Negara

01 70 2.848.319.382,77

2 Kewajiban Penyetoran Kepada Negara

02 12 179.159.308,08

3 Temuan Administrasi 03 sd 010 214 0,00JUMLAH 296 3.027.478.690,85

Rincian temuan hasil audit PPIP Tahun 2008 lihat lampiran 5.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 7

Page 8: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

2. Hal- Hal Yang Perlu Mendapat Perhatian

Salah satu sasaran dari PPIP Tahun 2008 adalah terlaksananya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perdesaan yang partisipatif, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan. Berkaitan dengan hal tersebut terutama untuk kegiatan paska konstruksi Departemen PU perlu lebih memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Pembinaan pengadministrasian aset hasil PPIP di desa. 2) Monitoring dan Evaluasi Efektivitas Tugas dan Fungsi KPP3) Penyusunan Data Base Infrastruktur Desa Pra dan Paska PPIP4) Keterlambatan Penetapan Satker Propinsi dan Satker Kabupaten / Kota5) Peran aktif masyarakat yang kurang optimal dalam penyusunan pertanggungjawaban

penggunaan dana PPIP dan pelaporan di tingkat desa, karena pendampingan fasilitator yang kurang optimal.

6) Kinerja dari Tim Pelaksana Prov, Kab/kota yang belum optimal.7) Pemberian penghargaan bagi penyelenggara PPIP terbaik.

REKOMENDASI

Terhadap permasalahan yang telah diuraikan dalam hambatan pencapaian kinerja dan permasalahan audit, kami rekomendasikankepada Penanggung Jawab PPIP Pusat sebagai berikut:1. Mengambil langkah-langkah perbaikan atas permasalahan yang menghambat pencapaian

kinerja.2. Melakukan monitoring temuan hasil audit PPIP di tingkat propinsi dan kabupaten/kota.3. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta sosialisasi yang lebih intensif kepada aparat

pemerintahan desa mengenai pengadministrasian aset hasil PPIP.4. Melaksanakan pembinaan yang berkelanjutan, monitoring dan evaluasi atas efektivitas peran

KPP paska konstruksi.5. Menyusun data base infrastruktur desa pra dan paska PPIP.6. Menetapkan batas waktu pengusulan personil satker propinsi dan kab/kota.7. Melaksanakan pembinaan, pendidikan dan pelatihan serta sosialisasi yang lebih intensif kepada

OMS mengenai pertanggungjawaban penggunaan dana PPIP dan pelaporan ditingkat desa serta kegiatan-kegiatan paska konstruksi lainnya.

8. Perlu melibatkan/ditambahkan dengan personil non pejabat struktural dan dibentuk sekretariat tim pelaksana pada tiap-tiap provinsi, Kab/kota.

9. Melaksanakan pemilihan penyelenggara PPIP terbaik tingkat nasional.

Direktur,

SuharyatNIP 19521107 197603 1 001

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 8

Page 9: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

BAB II

URAIAN HASIL AUDIT

INFORMASI KEUANGAN

Alokasi anggaran PPIP Tahun 2008 adalah sebesar Rp 589.773.510.000,00 yang terdiri dari dana bantuan pembangunan infrastruktur perdesaan (IP) sebesar Rp 515.000.000.000,00 dan dana safeguarding sebesar Rp 74.773.510.000,00. Realisasi anggaran PPIP per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 573.905.641.175,00 atau 97,31% terdiri dari Rp 509.850.000.000,00 atau 99,00% untuk dana bantuan pembangunan IP dan dana safeguarding Rp 64.055.641.175,00 atau 85,67%, sehingga sampai dengan 31 Desember 2008 terdapat dana yang tidak terserap sebesar Rp 15.867.868.825,00, dengan rincian sebagai berikut:

Dana bantuan pembangunan IP sebesar Rp 5.150.000.000,00 (1,00%) yang berasal dari alokasi dana PPIP sebesar Rp 2.500.000.000 ,00 yang tidak terserap pada 9 desa di Provinsi Kalimantan Timur dan 1 desa di provinsi Kalimantan Tengah karena dibatalkan oleh tim pelaksana di daerah dengan alasan lokasi yang sulit dijangkau, serta 4 desa di Sumatera Utara, 1 desa di Sumatera Barat dan 5 desa di Nusa Tenggara Timur yang tidak mencairkan dana PPIP Tahap 2 dan 3, serta adanya 2 desa di Sumatera Utara, 3 desa di Sumatera Barat, 1 desa di Lampung, 1 desa di Kalimantan Selatan, dan 16 desa di Nusa Tenggara Timur yang tidak mencairkan dana tahap 3 karena adanya keterlambatan penyelesaian fisik sampai dengan 31 Desember 2009 dengan total dana yang tidak cair tersebut sebesar Rp 2.650.000.000,00.

Dana safeguarding sebesar Rp 10.717.868.825,00 (14,33%) yang disebabkan adanya efisiensi dalam belanja honor tidak tetap, belanja bahan atk untuk kegiatan swakelola, dan belanja perjalanan lainnya serta adanya sisa kontrak karena penawaran dari peserta pengadaan barang/jasa yang lebih rendah dari pagu anggaran yang tersedia.

Tabel – 7: Rekapitulasi Anggaran dan Realisasi PPIP Tahun 2008 per 31 Desember 2008(dalam ribuan)

No. Provinsi Nilai IP yang diterima Safe Guarding TOTAL Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi % Realisasi

1 2 5 6 7 8 11 12 13

0 Pusat -

-

10.280.678

8.783.569

10.280.678 8.783.569 85,44%

1 Nangroe Aceh Darussalam

30.750.000

30.750.000

3.140.045

2.657.793

33.890.045 33.407.793 98,58%

2 Sumatera Utara

8.750.000

8.050.000

1.284.700

944.293

10.034.700 8.994.293 89,63%

3 Sumatera Barat

34.750.000 34.450.000 3.831.064

3.111.036

38.581.064 37.561.036 97,36%

4 Sumatera Selatan

28.250.000

28.250.000

3.078.065

2.648.395

31.328.065 30.898.395 98,63%

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 9

Page 10: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

5 Bangka Belitung

2.500.000

2.500.000

413.820

397.709

2.913.820 2.897.709 99,45%

6 Lampung 26.000.00

0 25.950.00

0 3.079.0

65 2.007.0

83 29.079.06

5 27.957.083 96,14%

7 DKI Jakarta 1.250.00

0 1.250.00

0 42.

085 21.

043 1.292.08

5 1.271.043 98,37%

8 Banten 6.500.00

0 6.500.00

0 2.552.7

02 1.076.2

11 9.052.70

2 7.576.211 83,69%

9 Jawa Barat 55.750.00

0 55.750.000 5.359.668 4.916.588 61.109.66

8 60.666.588 99,27%10 D.I.

Yogyakarta 2.500.00

0 2.500.00

0 384.

266 307.

413 2.884.26

6 2.807.413 97,34%11 Jawa

Tengah 53.250.00

0 53.250.00

0 5.159.5

29 4.933.1

02 58.409.52

9 58.183.102 99,61%12 Jawa Timur 84.500.00

0 84.500.00

0 9.740.4

40 8.855.2

51 94.240.44

0 93.355.251 99,06%13 Kalimantan

Barat 24.250.00

0 24.250.00

0 2.882.7

80 2.718.8

68 27.132.78

0 26.968.868 99,40%14 Kalimantan

Tengah 7.750.00

0 7.500.00

0 1.480.5

50 1.442.5

50 9.230.55

0 8.942.550 96,88%15 Kalimantan

Selatan 16.250.00

0 16.200.00

0 2.113.9

66 1.424.2

82 18.363.96

6 17.624.282 95,97%16 Kalimantan

Timur 14.000.00

0 11.750.00

0 1.836.9

60 1.670.0

18 15.836.96

0 13.420.018 84,74%17 Nusa

Tenggara Barat

2.500.000

2.500.000

440.762

406.037

2.940.762 2.906.037 98,82%

18 Nusa Tenggara Timur

25.250.000

23.700.000

4.130.890

3.468.338

29.380.890 27.168.338 92,47%

19 Gorontalo 2.500.000

2.500.000

356.003

354.861

2.856.003 2.854.861 99,96%

20 Sulawesi Tengah

2.500.000

2.500.000

330.531

327.552

2.830.531 2.827.552 99,89%

21 Sulawesi Barat

500.000

500.000

56.310

45.048

556.310 545.048 97,98%

22 Sulawesi Selatan

34.500.000

34.500.000

4.385.501

4.154.817

38.885.501 38.654.817 99,41%

23 Sulawesi Tenggara

1.500.000

1.500.000

281.560

281.560

1.781.560 1.781.560 100,00%

24 Maluku 3.750.000

3.750.000

659.510

593.560

4.409.510 4.343.560 98,50%

25 Irjabar 10.000.000

10.000.000

1.594.105

1.393.324

11.594.105 11.393.324 98,27%

26 Papua 35.000.000

35.000.000

5.877.955

5.115.340

40.877.955 40.115.340 98,13%

Jumlah 515.000.0

00 509.850.0

00 74.773

.510 64.055

.641 589.773.5

10 573.905.64

1 97,31%*) Sumber Data Sekretariat PPIP Pusat, Dep. Pekerjaan Umum

PENILAIAN KINERJA PPIP

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 10

Page 11: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Berdasarkan hasil audit kinerja PPIP Tahun 2008 dapat dinyatakan bahwa PPIP Tahun 2008 telah cukup berhasil dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Tingkat keberhasilan tersebut ditunjukkan dengan skor kinerja sebesar 74,53 dari target skor untuk dinyatakan berhasil sebesar 90,00 dengan maksimal skor 100,00. Pencapaian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kinerja dibandingkan dengan kinerja PPIP Tahun 2007 yang hanya mencapai 68,24% (kurang berhasil).

Penilaian keberhasilan tersebut didasarkan atas pelaksanakan penilaian kinerja pada 4 (empat) tingkatan pelaksana kegiatan PPIP yaitu: Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Desa. Penilaian keberhasilan didasarkan terhadap kinerja tiap pelaksana kegiatan dalam mencapai tujuan PPIP Tahun 2008 yang dijabarkan dalam 3 (tiga) indikator utama kinerja yaitu: terwujudnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan PPIP Tahun 2008, terwujudnya penyajian dan pelaporan kegiatan PPIP yang andal dan terwujudnya ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa.

Gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan PPIP Tahun 2008 secara nasional per indikator utama kinerja, adalah sebagai berikut:

Tabel – 8 : Rekapitulasi Kinerja per Indikator Utama Kinerja Nasional

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP

74,64 59,27 79,40% Cukup Berhasil

2 Keandalan Penyajian dan Pelaporan

20,00 11,90 59,56% Kurang Berhasil

3 Ketaatan Terhadap Per UU 5,36 3,36 62,73% Kurang Berhasil

Total Kinerja Provinsi 100,00 74,53 74,53% Cukup Berhasil

Dari tabel tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa secara nasional kontributor utama kurang optimalnya pencapaian kinerja adalah masih belum optimalnya pelaksanaan penyajian dan pelaporan kegiatan oleh pelaksana PPIP dan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang belum sepenuhnya sesuai dengan Keppres 80 Tahun 2003 dan perubahannya tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Gradasi tingkat keberhasilan PPIP Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

Tabel – 9: Gradasi Tingkat Keberhasilan PPIP Tahun 2008

No Rentang Skor Predikat1 99,00 sd 100,00 Sangat Berhasil2 90,00 s.d 98,99 Berhasil3 70,00 s.d 89,99 Cukup Berhasil4 50,00 s.d 69,99 Kurang Berhasil5 0,00 s.d 49,99 Tidak Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 11

Page 12: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Hasil penilaian kinerja PPIP Tahun 2008 di 4 (empat) tingkatan pelaksana kegiatan PPIP adalah sebagai berikut:

1. TINGKAT PUSAT

Di tingkat pusat pelaksana kegiatan PPIP antara lain: Tim Pelaksana Pusat (Sekretariat Tim Pelaksana dan Satgas), Satker PIP Pusat dan Inspektorat Jenderal PU, serta dibantu Konsultan Manajemen Provinsi. Kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan di tingkat pusat antara lain: Melakukan penyiapan dokumen pendukung pelaksanaan PPIP meliputi Pedoman Pelaksanaan, Dokumen Penganggaran, melakukan penetapan desa sasaran, melakukan sosialisasi, monitoring dan Evaluasi, serta menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan secara nasional.

Berdasarkan hasil audit, kinerja di tingkat pusat secara umum dapat disimpulkan telah cukup berhasil. Hal tersebut ditunjukkan dengan capain skor 73,65 dari target skor untuk dinyatakan berhasil sebesar 90,00 dengan maksimal skor 100,00.

Tabel – 10: Rekapitulasi Kinerja per Indikator Utama Kinerja Tingkat Pusat

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP

70,00 56,15 80,21% Cukup Berhasil

2 Keandalan Penyajian dan Pelaporan

20,00 12,50 62,50% Kurang Berhasil

3 Ketaatan Terhadap Per UU 10,00 5,00 50,00% Kurang Berhasil

Total Kinerja 100,00 73,65 73,65% Cukup Berhasil

Dari tabel tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa di tingkat pusat kontributor utama kurang optimalnya pencapaian kinerja adalah masih belum optimalnya pelaksanaan penyajian dan pelaporan kegiatan oleh pelaksana PPIP di tingkat pusat dan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang belum sepenuhnya sesuai dengan Keppres 80 Tahun 2003 dan perubahannya tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Uraian lebih lanjut pencapaian kinerja per indikator kinerja utama di tingkat pusat adalah sebagai berikut:

1) Terwujudnya Efektivitas Dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP Tahun 2008

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 12

Page 13: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Penilaian kinerja efektivitas dan efisiensi atas pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat pusat didasarkan atas penilaian 3 (tiga) sub indikator utama kinerja yaitu: penilaian ketepatan sasaran penetapan lokasi desa penerima bantuan, penilaian ketepatan jumlah pengunaan dana operasional, serta penilaian ketepatan waktu yang meliputi; ketepatan waktu penetapan dan pendistribusian dokumen pendukung pelaksanaan PPIP dan ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan PPIP di tingkat pusat.

Berdasarkan hasil audit kinerja efektivitas dan efisiensi di tingkat pusat mencapai skor 56,15 atau 80,21% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 70,00, dengan rincian kinerja per sub indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel – 11: Penilaian kinerja efektivitas dan efisiensi Tingkat Pusat

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Tepat Sasaran 20,00 20,00 100,00% Sangat Berhasil

Tepat Penetapan Lokasi 20,00 20,00 100,00% Sangat Berhasil

2 Tepat Jumlah 10,00 9,63 96,30% Berhasil

Tepat Jumlah Penggunaan Dana

10,00 9,63 96,30% Berhasil

2 Tepat Waktu 40,00 26,52 66,30% Kurang Berhasil

Tepat Waktu Penetapan dan Pendistribusian Dok. Pendukung PPIP

20,00 7,72 38,60% Tidak Berhasil

Tepat Waktu Pelaksanaan Kegiatan PPIP

20,00 18,80 94,00% Berhasil

Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP

70,00 56,15 80,21% Cukup Berhasil

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kontributor utama penyebab kinerja efektivitas dan efisiensi pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat pusat belum optimal disebabkan oleh pelaksanaan penetapan dan pendistribusian dokumen pendukung pelaksanaan PPIP yang tidak sesuai dengan jadual yang telah direncanakan. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi sebagai berikut:

(1) adanya keterlambatan penetapan Kasatker PPIP di tingkat pusat maupun daerah dari tenggat waktu yang direncanakan yaitu tanggal 31 Januari 2008, sesuai dengan Keputusan Menteri PU No: 266/KPTS/M/2008 tentang penetapan kasatker baru terbit tanggal 15 April 2008.

(2) adanya penerbitan revisi Surat Keputusan Penetapan Kasatker yang melebihi target waktu direncanakan yaitu maksimal 30 hari sejak usulan revisi diterima oleh Direktorat Bina Program.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 13

Page 14: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

(3) adanya keterlambatan pendistribusian Surat Keputusan Penetapan Kasatker ke daerah dari jadual waktu yang direncanakan yaitu 1 minggu setelah Surat Keputusan mendapat pengesahan dari Sekretariat Jenderal Dep. Pekerjaan Umum.

(4) adanya keterlambatan pendistribusian Pedoman Operasional Kegiatan (POK) yang direncanakan dapat didistribusikan paling lambat 1 bulan sejak DIPA diterbitkan (Maret 2008), namun berdasarkan dokumen pengiriman baru didistribusikan pada bulan Juli 2008.

(5) adanya keterlambatan pendistribusian Surat Keputusan Penetapan Desa Penerima Bantuan PPIP Tahun 2008 yang direncanakan dapat didistribusikan paling lambat akhir bulan Februari 2008, namun berdasarkan dokumen Surat Keputusan Menteri PU No: 220/KPTS/M/2008 tentang penetapan desa penerima bantuan baru diterbitkan tanggal 17 Maret 2008.

2) Terwujudnya Penyajian Dan Pelaporan Kegiatan PPIP Yang Andal

Penilaian kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan PPIP Tahun 2008 di tingkat pusat didasarkan atas penilaian 2 (dua) sub indikator utama kinerja yaitu: Penilaian ketepatan penyajian dan pelaporan yang meliputi; tepat pelaporan pengelolaan dana, dan pelaksanaan kegiatan.

Berdasarkan hasil audit, kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan PPIP di tingkat pusat mencapai skor 12,50 atau 62,50% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 20,00, dengan rincian kinerja per sub indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel – 12: Penilaian kinerja Penyajian dan Pelaporan Kegiatan PPIP Tingkat Pusat

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Tepat Pelaporan Pengelolaan Dana

10,00 10,00 100,00% Sangat Berhasil

2 Tepat Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan

10,00 2,50 25,00% Tidak Berhasil

Penyajian dan Pelaporan Pelaksanaan PPIP

20,00 12,50 62,50% Kurang Berhasil

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kontributor utama penyebab kinerja penyajian dan pelaporan pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat pusat belum optimal disebabkan oleh kinerja pelaporan pelaksanaan kegiatan yang masih belum diselenggarakan secara memadai oleh pelaksana kegiatan di Pusat. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi sebagai berikut;

(1) Kurang memadainya dokumentasi laporan pengaduan masyarakat dan pelaksanaan tindak lanjutnya.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 14

Page 15: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

(2) Tim Pelaksana PPIP Pusat belum melaporkan penyelenggaran PPIP kepada Menteri Pekerjaan Umum secara periodik setiap bulan.

3) Terwujudnya Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Penilaian kinerja ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di tingkat provinsi didasarkan atas penilaian 1 (satu) sub indikator utama kinerja yaitu: Penilaian ketaatan Pelaksana Kegiatan PPIP di tingkat Pusat dalam menerapkan Keppres 80 Tahun 2003 beserta perubahannya dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa.

Berdasarkan hasil audit, kinerja ketepatan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di tingkat pusat hanya mencapai skor 5,00 atau 50,00% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa panitia lelang dalam melaksanaan pengadaan barang dan jasa belum sepenuhnya mematuhi Keppres 80 Tahun 2003 beserta perubahannya dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah terutama yang berkaitan dengan proses penyusunan HPS dan evaluasi atas dokumen penawaran yang diajukan oleh peserta pengadaan barang dan jasa.

2. TINGKAT PROVINSI

Di tingkat provinsi pelaksana kegiatan PPIP antara lain: Gubernur sebagai penanggungjawab PPIP di tingkat Provinsi, Tim Pelaksana Provinsi, dan Satker PIP Provinsi, serta dibantu oleh Konsultan Manajemen Kabupaten. Kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan di tingkat provinsi antara lain: melakukan penyiapan dokumen pendukung pelaksanaan PPIP meliputi perencanaan kegiatan PPIP di tingkat provinsi, melakukan sosialisasi, mobilisasi konsultan pendamping desa/ fasilitator, monitoring dan evaluasi, serta menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di tingkat provinsi.

PPIP Tahun 2008 dilaksanakan di 26 Provinsi dan audit telah dilakukan di 23 Provinsi atau 88,46% Provinsi penerima bantuan.

Berdasarkan hasil audit, kinerja di tingkat provinsi secara umum dapat disimpulkan cukup berhasil. Hal tersebut ditunjukkan dengan capaian skor 75,28 (cukup berhasil) dari target skor untuk dinyatakan berhasil sebesar 90,00 dengan maksimal skor 100,00.

Tabel – 13: Rekapitulasi Kinerja per Indikator Utama Kinerja Tingkat Provinsi

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP

65,00 46,30 71,24% Cukup Berhasil

2 Keandalan Penyajian dan Pelaporan

20,00 15,12 75,58% Cukup Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 15

Page 16: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

3 Ketaatan Terhadap Per UU 15,00 13,86 92,39% Berhasil

Total Kinerja Provinsi 100,00 75,28 75,28% Cukup Berhasil

Dari tabel tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa di tingkat provinsi kontributor utama kurang optimalnya pencapaian kinerja adalah masih belum optimalnya kinerja efektivitas dan efisiensi pelaksanaan PPIP dan penyajian dan pelaporan kegiatan oleh pelaksana PPIP di tingkat provinsi yang belum andal.

Uraian lebih lanjut pencapaian kinerja per indikator kinerja utama di tingkat provinsi adalah sebagai berikut:

1) Terwujudnya Efektivitas Dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP Tahun 2008

Penilaian kinerja efektivitas dan efisiensi atas pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat provinsi didasarkan atas penilaian 2 (dua) sub indikator utama kinerja yaitu: Penilaian ketepatan jumlah yang meliputi; tepat jumlah penggunaan dana, dan penilaian ketepatan waktu yang meliputi; tepat waktu penyiapan dokumen pendukung, tepat waktu pelaksanaan kegiatan dan tepat waktu mobilisasi fasilitator/konsultan pendamping ke desa penerima dana IP.

Berdasarkan hasil audit kinerja efektivitas dan efisiensi di tingkat provinsi mencapai skor 46,30 atau 71,24% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 65,00, dengan rincian kinerja per sub indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel – 14: Penilaian kinerja efektivitas dan efisiensi Tingkat Provinsi

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Tepat Jumlah 15,00 13,74 91,62% Berhasil

Tepat Jumlah Penggunaan Dana 15,00 13,74 91,62% Berhasil

2 Tepat Waktu 50,00 32,56 65,12% Kurang Berhasil

Tepat Waktu Penyiapan Dokumen Pendukung

10,00 5,20 51,96% Kurang Berhasil

Tepat Waktu Pelaksanaan Kegiatan

20,00 15,85 79,26% Cukup Berhasil

Tepat Waktu Mobilisasi Fasilitator/Konsultan Pendamping

20,00 11,51 57,57% Kurang Berhasil

Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP

65,00 46,30 71,24% Cukup Berhasil

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kontributor utama penyebab kinerja efektivitas dan efisiensi pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat provinsi belum optimal disebabkan oleh:

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 16

Page 17: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

kinerja ketepatan waktu penyiapan dokumen pendukung pelaksanaan PPIP di tingkat provinsi yang belum optimal, meliputi: belum terlaksananya secara tepat waktu pengajuan usulan penetapan Satker Provinsi oleh gubernur selambat-lambatnya akhir tahun anggaran 2007 ke Dep. Pekerjaan Umum, adanya keputusan gubernur tentang penetapan Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Pelaksana Provinsi selambat-lambatnya akhir Maret 2008, tersusunnya jadual/waktu koordinasi oleh tim koordinasi, tim pelaksana dan Satker provinsi selambat-lambatnya akhir Maret 2008 dan tersusunnya jadual/waktu pemantuan dan evaluasi oleh tim koordinasi, tim pelaksana dan Satker provinsi selambat-lambatnya akhir Maret 2008, hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut; dari 23 provinsi yang diaudit hanya 9 atau (39,13%) provinsi yang telah berhasil menyiapkan dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan PPIP di tingkat provinsi secara tepat waktu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yaitu: Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Banten, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Lampung, Jawa Barat, Gorontalo.

kinerja ketepatan waktu mobilisasi fasilitator/konsultan yang masih belum tepat waktu sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan, ditunjukkan dengan adanya mobilisasi tenaga ahli paling lambat April minggu keempat tahun 2008 dengan didukung Berita Acara Mobililisasi, seharusnya Tenaga Ahli/Fasilitator telah berada di lokasi/Kabupaten pada saat sosialisasi PPIP di tingkat Kabupaten dan Tenaga Ahli/Fasilitator telah berada di lokasi Desa pada saat Musdes I di tingkat Desa. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut; dari 23 provinsi yang diaudit hanya 4 atau 17,39% provinsi yang telah melaksanakan mobilisasi konsultan tepat waktu sesuai dengan jadual yang ditetapkan.

Rincian kinerja efektivitas dan efisiensi per provinsi adalah sebagai berikut:

(1) Tepat Jumlah

Tepat Jumlah Penggunaan Dana

Kinerja ketepatan jumlah yang mencapai 91,62% (berhasil) menunjukkan bahwa penggunaan dana operasional IP di tingkat provinsi telah didukung dengan bukti yang memadai.

Rincian kinerja ketepatan jumlah penggunaan dana per provinsi, sebagai berikut:

Tabel – 14.1: Tepat Jumlah Penggunaan Dana Per Provinsi

NO PROVINSI CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1B

angka Belitung1

00,00% Sangat Berhasil

2B

anten1

00,00% Sangat Berhasil

3D

I. Yogyakarta1

00,00% Sangat Berhasil

4J

awa Timur1

00,00% Sangat Berhasil5 N 1 Sangat Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 17

Page 18: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

anggroe Aceh Darusalam 00,00%

6N

usa Tenggara Barat1

00,00% Sangat Berhasil

7N

usa Tenggara Timur1

00,00% Sangat Berhasil

8P

apua Barat1

00,00% Sangat Berhasil

9S

ulawesi Tenggara1

00,00% Sangat Berhasil

10S

umatera Barat1

00,00% Sangat Berhasil

11G

orontalo1

00,00% Sangat Berhasil

12J

awa Barat9

9,00% Sangat Berhasil

13L

ampung9

8,87% Berhasil

14K

alimantan Selatan9

8,83% Berhasil

15J

awa Tengah9

7,46% Berhasil

16K

alimantan Tengah9

6,78% Berhasil

17P

apua9

5,32% Berhasil

18K

alimantan Barat9

3,00% Berhasil

19S

ulawesi Tengah8

8,05% Cukup Berhasil

20K

alimantan Timur8

1,02% Cukup Berhasil

21M

aluku8

0,70% Cukup Berhasil

22S

umatera Selatan7

8,33% Cukup Berhasil

23S

umatera Utara0

,00% Tidak Berhasil KINERJA RATA - RATA PROVINSI 91,62% BERHASIL

(2) Tepat Waktu

Kinerja ketepatan waktu yang hanya mencapai 65,35% (kurang berhasil) menunjukkan bahwa pelaksana PPIP di provinsi kurang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara tepat waktu.

Rincian kinerja ketepatan waktu per provinsi, sebagai berikut:

Tabel – 14.2: Tepat Waktu Per Provinsi

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 18

Page 19: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

NO PROVINSI

TEPAT WAKTUTINGKAT

KEBERHASILANPENYIAPAN DOKUMEN

PENDUKUNG

PELAKSANAAN KEGIATAN

MOBILISASI FASILITATOR

TOTAL

1 Kalimantan Tengah

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

2 Sulawesi Tengah

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

3 Papua Barat 100,00% 90,00% 100,00% 96,00% Berhasil4 Banten 100,00% 86,67% 66,67% 81,34% Cukup Berhasil5 Kalimantan

Timur100,00% 60,00% 90,00% 80,00% Cukup Berhasil

6 Nusa Tenggara Timur

50,00% 100,00% 66,67% 76,67% Cukup Berhasil

7 Kalimantan Barat

100,00% 70,00% 67,00% 74,80% Cukup Berhasil

8 Lampung 100,00% 70,00% 66,67% 74,67% Cukup Berhasil9 Kalimantan

Selatan30,00% 100,00% 66,67% 72,67% Cukup Berhasil

10 DI. Yogyakarta 70,00% 70,00% 66,67% 68,67% Kurang Berhasil11 Sumatera

Utara0,00% 100,00% 67,00% 66,80% Kurang Berhasil

12 Jawa Tengah 20,00% 90,00% 66,67% 66,67% Kurang Berhasil13 Jawa Barat 100,00% 73,00% 33,33% 62,53% Kurang Berhasil14 Gorontalo 100,00% 100,00% 0,00% 60,00% Kurang Berhasil15 Maluku 45,00% 56,67% 66,67% 58,33% Kurang Berhasil16 Sulawesi

Tenggara0,00% 70,00% 66,67% 54,67% Kurang Berhasil

17 Nusa Tenggara Barat

0,00% 70,00% 66,67% 54,67% Kurang Berhasil

18 Papua 50,00% 100,00% 0,00% 50,00% Kurang Berhasil19 Sumatera

Selatan30,00% 100,00% 0,00% 46,00% Tidak Berhasil

20 Nanggroe Aceh Darusalam

0,00% 80,00% 33,33% 45,33% Tidak Berhasil

21 Bangka Belitung

0,00% 40,00% 66,67% 42,67% Tidak Berhasil

22 Jawa Timur 0,00% 40,00% 66,67% 42,67% Tidak Berhasil23 Sumatera

Barat0,00% 56,67% 0,00% 22,67% Tidak Berhasil

RATA - RATA PROVINSI

51,96% 79, 26% 57,57% 65,12% Kurang Berhasil

2) Terwujudnya Penyajian Dan Pelaporan Kegiatan PPIP Yang Andal

Penilaian kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan PPIP Tahun 2008 di tingkat provinsi didasarkan atas penilaian 2 (dua) sub indikator utama kinerja yaitu: Penilaian ketepatan penyajian dan pelaporan yang meliputi; tepat pelaporan pengelolaan dana, dan pelaksanaan kegiatan.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 19

Page 20: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Berdasarkan hasil audit, kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan PPIP di tingkat provinsi mencapai skor 15,12 atau 75,58% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 20,00, dengan rincian kinerja per sub indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel – 15: Penilaian kinerja Penyajian dan Pelaporan Kegiatan PPIP Tingkat Provinsi

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Tepat Pelaporan Pengelolaan Dana

10,00 9,17 91,74% Berhasil

2 Tepat Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan

10,00 5,94 59,42% Kurang Berhasil

Penyajian dan Pelaporan Pelaksanaan PPIP

20,00 15,12 75,58% Cukup Berhasil

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kontributor utama penyebab kinerja penyajian dan pelaporan pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat provinsi belum optimal disebabkan oleh kinerja pelaporan pelaksanaan kegiatan yang masih belum diselenggarakan secara memadai oleh pelaksana kegiatan di Provinsi yang meliputi kegiatan pelaporan pengaduan masyarakat dan tindak lanjutnya yang didokumentasikan dengan baik, pelaporan perkembangan kegiatan pemantauan dan evaluasi PPIP dari Tim Koordinasi PNPM Provinsi kepada gubernur dan Tim Pengendali PNPM Mandiri, dan pelaporan perkembangan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PPIP dari Tim Pelaksana Provinsi kepada Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Pelaksana Pusat. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut; dari 23 provinsi yang diaudit hanya 6 atau 26,09% provinsi yang menyelenggarakan pelaporan pelaksanaan kegiatan PPIP di tingkat provinsi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

Rincian kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan per provinsi, sebagai berikut:

Tabel 15-1 : Penilaian kinerja Penyajian dan Pelaporan Kegiatan PPIP Per Provinsi

NO PROVINSI TEPAT PELAPORAN TINGKAT KEBERHASILANPENGELOLAAN

DANA PELAKSANAAN

KEGIATAN TOTAL

KINERJA

1 Lampung 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil2 Banten 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil3 Jawa Barat 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil4 DI. Yogyakarta 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil5 Nusa Tenggara

Timur100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

6 Kalimantan Tengah

100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

7 Sumatera Selatan

100,00% 75,00% 87,50% Cukup Berhasil

8 Bangka Belitung 100,00% 75,00% 87,50% Cukup Berhasil9 Jawa Timur 100,00% 75,00% 87,50% Cukup Berhasil

10 Nanggroe Aceh Darusalam

100,00% 50,00% 75,00% Cukup Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 20

Page 21: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

11 Jawa Tengah 100,00% 50,00% 75,00% Cukup Berhasil12 Kalimantan

Timur100,00% 50,00% 75,00% Cukup Berhasil

13 Kalimantan Selatan

100,00% 50,00% 75,00% Cukup Berhasil

14 Kalimantan Barat

100,00% 50,00% 75,00% Cukup Berhasil

15 Gorontalo 100,00% 50,00% 75,00% Cukup Berhasil16 Sulawesi

Tengah70,00% 75,00% 72,50% Cukup Berhasil

17 Papua 100,00% 25,00% 62,50% Kurang Berhasil18 Maluku 70,00% 50,00% 60,00% Kurang Berhasil19 Papua Barat 70,00% 50,00% 60,00% Kurang Berhasil20 Sumatera Utara 100,00% 0,00% 50,00% Kurang Berhasil21 Sulawesi

Tenggara70,00% 25,00% 47,50% Tidak Berhasil

22 Nusa Tenggara Barat

60,00% 16,67% 38,33% Tidak Berhasil

23 Sumatera Barat 70,00% 0,00% 35,00% Tidak Berhasil

RATA - RATA KINERJA PROVINSI

91,74% 59,42% 75,58%

3) Terwujudnya Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Penilaian kinerja ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di tingkat provinsi didasarkan atas penilaian 1 (satu) sub indikator utama kinerja yaitu: Penilaian ketaatan Pelaksana Kegiatan PPIP di tingkat Provinsi dalam menerapkan Keppres 80 Tahun 2003 beserta perubahannya dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa.

Berdasarkan hasil audit, kinerja ketepatan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di tingkat provinsi mencapai skor 13,86 atau 92,39% (berhasil) dari bobot kinerja 15,00. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi sebagai berikut dari 23 provinsi yang diaudit hanya 3 atau 17,39% provinsi yang belum melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang telah ditetapkan yaitu; Sumatera Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara. Rincian kinerja ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan per provinsi sebagai berikut:

Tabel – 16 : Penilaian Kinerja Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan Per Provinsi

NO PROVINSI CAPAIAN KINERJA TINGKAT KEBERHASILAN

1 Nanggroe Aceh Darusalam 100,00% Sangat Berhasil2 Sumatera Utara 100,00% Sangat Berhasil3 Sumatera Selatan 100,00% Sangat Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 21

Page 22: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

4 Bangka Belitung 100,00% Sangat Berhasil5 Lampung 100,00% Sangat Berhasil6 Banten 100,00% Sangat Berhasil7 Jawa Barat 100,00% Sangat Berhasil8 DI. Yogyakarta 100,00% Sangat Berhasil9 Jawa Timur 100,00% Sangat Berhasil

10 Nusa Tenggara Barat 100,00% Sangat Berhasil11 Nusa Tenggara Timur 100,00% Sangat Berhasil12 Kalimantan Timur 100,00% Sangat Berhasil13 Kalimantan Tengah 100,00% Sangat Berhasil14 Kalimantan Barat 100,00% Sangat Berhasil15 Sulawesi Tengah 100,00% Sangat Berhasil16 Gorontalo 100,00% Sangat Berhasil17 Maluku 100,00% Sangat Berhasil18 Papua 100,00% Sangat Berhasil19 Papua Barat 100,00% Sangat Berhasil20 Sumatera Barat 75,00% Cukup Berhasil21 Jawa Tengah 75,00% Cukup Berhasil22 Kalimantan Selatan 75,00% Cukup Berhasil23 Sulawesi Tenggara 0,00% Tidak Berhasil

KINERJA RATA - RATA PROVINSI 92,39%

3. TINGKAT KABUPATEN

Di tingkat kabupaten pelaksana kegiatan PPIP antara lain: Bupati sebagai penanggungjawab kegiatan PPIP di Kabupaten, Tim Pelaksana Kabupaten dan Satker PIP Kabupaten. Kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan di tingkat Kabupaten antara lain: melakukan penyiapan dokumen pendukung pelaksanaan PPIP meliputi perencanaan kegiatan PPIP di tingkat kabupaten, melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi, serta menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di tingkat kabupaten.

PPIP Tahun 2008 dilaksanakan di 177 Kabupaten dan audit telah dilakukan di 91 Kabupaten atau 51,41% kabupaten penerima bantuan. Di tingkat kabupaten pencapaian kinerja didasarkan atas penilaian 2 (dua) indikator utama kinerja yaitu: terwujudnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan PPIP Tahun 2008 dan terwujudnya penyajian dan pelaporan pelaksanaan kegiatan PPIP yang andal.

Berdasarkan hasil audit, kinerja di tingkat kabupaten secara umum dapat disimpulkan cukup berhasil. Hal tersebut ditunjukkan dengan capaian skor 78,32 dari target skor untuk dinyatakan berhasil sebesar 90,00 dengan maksimal skor 100,00.

Tabel – 17 : Rekapitulasi Kinerja per Indikator Utama Kinerja Tingkat Kabupaten

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 22

Page 23: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP

80,00 64,36 80,45% Cukup Berhasil

2 Keandalan Penyajian dan Pelaporan

20,00 13,96 69,81% Kurang Berhasil

Total Kinerja Kabupaten 100,00 78,32 78,32% Cukup Berhasil

Dari tabel tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa di tingkat kabupaten kontributor utama kurang optimalnya pencapaian kinerja adalah masih belum optimalnya penyajian dan pelaporan kegiatan oleh pelaksana PPIP di tingkat kabupaten.

Uraian lebih lanjut pencapaian kinerja per indikator kinerja utama di tingkat kabupaten adalah sebagai berikut:

1) Terwujudnya Efektivitas Dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP Tahun 2008

Penilaian kinerja efektivitas dan efisiensi atas pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat kabupaten didasarkan atas penilaian 2 (dua) sub indikator utama kinerja yaitu: Penilaian ketepatan jumlah yang meliputi; tepat jumlah penyaluran dana dan tepat jumlah penggunaan dana, serta penilaian ketepatan waktu yang meliputi; tepat waktu penyiapan dokumen pendukung dan tepat waktu pelaksanaan kegiatan PPIP di tingkat kabupaten.

Berdasarkan hasil audit kinerja, efektivitas dan efisiensi di tingkat kabupaten mencapai skor 64,36 atau 80,45% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 80,00, dengan rincian kinerja per sub indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel – 18: Penilaian kinerja efektivitas dan efisiensi Tingkat Kabupaten

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Tepat Jumlah 36,00 35,37 98,24% Berhasil

Tepat Jumlah Penyaluran Dana 19,00 18,42 96,92% Berhasil

Tepat Jumlah Penggunaan Dana 17,00 16,95 99,70% Sangat Berhasil

2 Tepat Waktu 44,00 13,96 69,81% Kurang Berhasil

Tepat Waktu Penyiapan Dokumen Pendukung

10,00 5,31 53,08% Kurang Berhasil

Tepat Waktu Pelaksanaan Kegiatan

34,00 23,69 69,67% Kurang Berhasil

Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP

80,00 64,36 80,45% Cukup Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 23

Page 24: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kontributor utama penyebab kinerja efektivitas dan efisiensi pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat kabupaten belum optimal disebabkan oleh:

kinerja tepat waktu penyiapan dokumen pendukung yang belum dilaksanakan tepat waktu, meliputi pengajuan usulan penetapan Satker Kabupaten Kota oleh Bupati/Walikota ke Dep. Pekerjaan Umum selambat-lambatnya akhir tahun anggaran 2007, penetapan Tim Koordinasi Kab/kota dan Tim Pelaksana Kab/kota oleh Bupati/Walikota selambat-lambatnya akhir Maret 2008, tersusunnya jadual/waktu koordinasi oleh tim koordinasi, tim pelaksana dan Satker kabupaten selambat-lambatnya pertengahan April 2008, tersusunnya jadual/waktu pemantuan dan evaluasi oleh tim koordinasi, tim pelaksana dan Satker kabupaten selambat-lambatnya pertengahan April 2008. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut; dari 91 kabupaten yang di uji petik hanya 8 atau 8,79% Kabupaten yang menyelenggarakan penyiapan dokumen pendukung pelaksanaan PPIP Tahun 2008 secara tepat waktu, yaitu 3 kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan dan 5 Kabupaten di Provinsi Lampung.

kinerja ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan PPIP di kabupaten yang masih belum tepat waktu sesuai dengan jadual yang ditetapkan meliputi kegiatan sosialisasi PPIP di tingkat Kabupaten, pelaksanaan verifikasi RKM dan RAB dari OMS oleh Tim Pelaksana PPIP Kabupaten, pelaksanaan koordinasi PPIP dan pelatihan kepada Perangkat Kecamatan dan Desa. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut: dari 91 Kabupaten yang diuji petik hanya 5 atau 5,49% kabupaten yang melaksanakan kegiatan PPIP di tingkat Kabupaten secara tepat waktu, yaitu 2 kabupaten di provinsi Papua Barat dan 3 Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara.

Rincian kinerja efektivitas dan efisiensi per kabupaten adalah sebagai berikut:

(1) Tepat Jumlah

Kinerja ketepatan jumlah yang mencapai 98,24% (berhasil) menunjukkan bahwa kinerja pelaksana dalam menyalurkan dana PPIP ke Desa dan penggunaan dana operasional IP di tingkat kabupaten secara umum telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Rincian kinerja ketepatan jumlah per kabupaten, sebagai berikut:

Tabel – 18.1: Tepat Jumlah PPIP Rata-Rata Kabupaten Per Provinsi

NO PROVINSI JML KAB. DIAUDIT

TEPAT JUMLAH TINGKAT KEBERHASILAN

PENYALURAN DANA

PENGGUNAAN DANA

TOTAL

1 Sumatera Utara

3 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

2 Sumatera Selatan

5 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

3 Bangka 2 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 24

Page 25: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Belitung4 Sumatera

Barat7 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

5 Banten 2 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil6 Jawa Barat 10 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil7 DI.

Yogyakarta3 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

8 Jawa Timur 12 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil9 Nusa

Tenggara Barat

3 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

10 Kalimantan Timur

3 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

11 Kalimantan Tengah

2 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

12 Kalimantan Barat

4 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

13 Papua 5 100,00% 98,92% 99,49% Sangat Berhasil14 Nanggroe

Aceh Darusalam

3 98,83% 100,00% 99,38% Sangat Berhasil

15 Lampung 5 98,34% 99,71% 98,98% Berhasil16 Jawa Tengah 7 98,50% 98,85% 98,66% Berhasil17 Maluku 3 86,67% 100,00% 92,96% Berhasil18 Kalimantan

Selatan3 85,96% 100,00% 92,59% Berhasil

19 Nusa Tenggara Timur

7 86,97% 98,28% 92,31% Berhasil

20 Papua Barat 2 57,89% 100,00% 77,78% Cukup Berhasil

KINERJA RATA-RATA KABUPATEN

91 96,92% 99,70% 98,24% Berhasil

(2) Tepat Waktu

Kinerja ketepatan waktu yang hanya mencapai 65,90% (kurang berhasil) menunjukkan bahwa pelaksana PPIP di kabupaten kurang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara tepat waktu.

Rincian kinerja ketepatan waktu per kabupaten, sebagai berikut:

Tabel – 18.2: Tepat Jumlah PPIP Rata-Rata Kabupaten Per Provinsi

NO PROVINSI JML KAB. DIAUDIT

TEPAT WAKTU TINGKAT KEBERHASILAN

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 25

Page 26: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

PENYIAPAN DOKUMEN

PENDUKUNG

PELAKSANAAN KEGIATAN

TOTAL

1 Papua Barat 2 87,50% 92,16% 91,10% Berhasil

2 Sumatera Utara 3 66,67% 97,38% 90,40% Berhasil

3 Jawa Tengah 7 71,43% 85,26% 82,12% Cukup Berhasil

4 Kalimantan Selatan

3 100,00% 74,26% 80,11% Cukup Berhasil

5 Nusa Tenggara Timur

7 67,14% 83,75% 79,98% Cukup Berhasil

6 Lampung 5 90,00% 69,21% 73,94% Cukup Berhasil

7 Jawa Barat 10 48,50% 77,96% 71,27% Cukup Berhasil

8 Sumatera Selatan

5 66,00% 72,25% 70,83% Cukup Berhasil

9 Kalimantan Barat 4 40,00% 78,92% 70,08% Cukup Berhasil

10 Jawa Timur 12 30,83% 80,44% 69,17% Kurang Berhasil

11 Sumatera Barat 7 58,57% 67,93% 65,80% Kurang Berhasil

12 Kalimantan Tengah

2 75,00% 58,82% 62,50% Kurang Berhasil

13 Banten 2 72,50% 52,94% 57,39% Kurang Berhasil

14 DI. Yogyakarta 3 8,33% 67,65% 54,17% Kurang Berhasil

15 Maluku 3 51,67% 52,78% 52,53% Kurang Berhasil

16 Papua 5 52,00% 45,67% 47,11% Tidak Berhasil

17 Kalimantan Timur

3 38,33% 47,06% 45,08% Tidak Berhasil

18 Nusa Tenggara Barat

3 26,67% 46,08% 41,67% Tidak Berhasil

19 Nanggroe Aceh Darusalam

3 10,00% 26,80% 22,98% Tidak Berhasil

20 Bangka Belitung 2 10,00% 20,59% 18,18% Tidak Berhasil

KINERJA RATA-RATA KABUPATEN

91 53,08% 69,67% 65,90% Kurang Berhasil

2) Terwujudnya Penyajian Dan Pelaporan Kegiatan PPIP Yang Andal

Penilaian kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan PPIP Tahun 2008 di tingkat kabupaten didasarkan atas penilaian 2 (dua) sub indikator utama kinerja yaitu: Penilaian ketepatan penyajian dan pelaporan yang meliputi; tepat pelaporan pengelolaan dana, dan pelaksanaan kegiatan.

Berdasarkan hasil audit, kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan PPIP di tingkat kabupaten mencapai skor 13,96 atau 69,81% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 20,00, dengan rincian kinerja per sub indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel – 19: Penilaian kinerja Penyajian dan Pelaporan Kegiatan PPIP Tingkat Kabupaten

NO

INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 26

Page 27: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

1 Tepat Pelaporan Pengelolaan Dana 10,00 7,34 73,40% Cukup Berhasil

2 Tepat Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan

10,00 6,62 66,21% Kurang Berhasil

Penyajian dan Pelaporan Pelaksanaan PPIP

20,00 13,96 69,81% Kurang Berhasil

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kontributor utama penyebab kinerja penyajian dan pelaporan pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat kabupaten belum optimal disebabkan oleh kinerja pelaporan pelaksanaan kegiatan yang belum diselenggarakan secara memadai, meliputi kegiatan pelaporan pengaduan masyarakat dan tindak lanjutnya yang belum didokumentasikan dengan baik, Tim Koordinasi PNPM Kab/kota belum melaporkan perkembangan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan IP kepada Bupati/Walikota dan Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Pelaksana Kab/kota yang belum melaporkan perkembangan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan IP kepada Tim Koordinasi Kab/Kota dan Tim Pelaksana Pusat sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut: dari 91 Kabupaten yang diuji petik hanya 8 atau 8,79% kabupaten yang menyelenggarakan pelaporan pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan yang ditetapkan yaitu; 2 Kabupaten di Provinsi Papua Barat, 3 Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dan 3 Kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Rincian kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan per kabupaten adalah sebagai berikut:

Tabel – 19.1 : Rincian Penilaian kinerja Penyajian dan Pelaporan Kegiatan PPIP Rata-Rata Kabupaten Per Provinsi

NO PROVINSI TEPAT PELAPORAN TINGKAT KEBERHASILAN

JML KAB. DIAUDIT

PENGELOLAAN DANA

PELAKSANAAN KEGIATAN

TOTAL KINERJA

1 Jawa Tengah 7 99,46% 82,14% 90,80% Berhasil2 Papua Barat 2 70,00% 100,00% 85,00% Cukup

Berhasil3 Sumatera Utara 3 63,33% 100,00% 81,67% Cukup

Berhasil4 Nanggroe Aceh

Darusalam3 70,00% 91,67% 80,83% Cukup

Berhasil

5 Lampung 5 76,00% 80,00% 78,00% Cukup Berhasil

6 Kalimantan Barat

4 81,28% 68,75% 75,02% Cukup Berhasil

7 Nusa Tenggara Timur

7 69,86% 78,57% 74,21% Cukup Berhasil

8 Jawa Barat 10 73,38% 75,00% 74,19% Cukup Berhasil

9 Banten 2 85,00% 62,50% 73,75% Cukup

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 27

Page 28: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Berhasil10 Kalimantan

Selatan3 70,00% 75,00% 72,50% Cukup

Berhasil

11 Sumatera Selatan

5 65,50% 75,00% 70,25% Cukup Berhasil

12 Bangka Belitung 2 90,00% 50,00% 70,00% Cukup Berhasil

13 Nusa Tenggara Barat

3 73,33% 66,67% 70,00% Cukup Berhasil

14 Kalimantan Tengah

2 85,00% 50,00% 67,50% Kurang Berhasil

15 Papua 5 70,80% 60,00% 65,40% Kurang Berhasil

16 Jawa Timur 12 70,58% 52,08% 61,33% Kurang Berhasil

17 Kalimantan Timur

3 71,33% 50,00% 60,67% Kurang Berhasil

18 Maluku 3 63,33% 50,00% 56,67% Kurang Berhasil

19 DI. Yogyakarta 3 83,33% 25,00% 54,17% Kurang Berhasil

20 Sumatera Barat 7 54,73% 39,29% 47,01% Kurang Berhasil

KINERJA RATA-RATA KABUPATEN

91 73,40% 66,21% 69,81% Kurang Berhasil

4. TINGKAT DESA

Di tingkat desa pelaksana kegiatan PPIP antara lain: Organisasi Masyarakat Desa (OMS), Kader Desa (KD), Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP), Fasilitator dan Pemerintah Desa terkait. Kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan di tingkat desa antara lain: melakukan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD), Rencana Anggaran Belanja IP, sosialisasi PPIP di Desa, menetapkan jenis IP yang akan dibangun, menyusun rencana pemanafaatan dan pemeliharaan, serta menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di tingkat desa.

Berdasarkan hasil audit, kinerja di tingkat desa secara umum dapat disimpulkan telah cukup berhasil. Hal tersebut ditunjukkan dengan capain skor 80,50 dari target skor untuk dinyatakan berhasil sebesar 90,00 dengan maksimal skor 100,00.

PPIP Tahun 2008 dilaksanakan di 2.060 desa dan audit telah dilakukan pada 826 desa atau 40,10% desa. Di tingkat desa pencapaian kinerja didasarkan atas penilaian 2 (dua) indikator utama kinerja yaitu: terwujudnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan PPIP Tahun 2008 dan terwujudnya penyajian dan pelaporan pelaksanaan kegiatan PPIP yang andal.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 28

Page 29: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Berdasarkan hasil audit, kinerja di tingkat desa secara umum dapat disimpulkan telah cukup berhasil. Hal tersebut ditunjukkan dengan capaian skor 78,88 dari target skor untuk dinyatakan berhasil sebesar 90,00 dengan maksimal skor 100,00.

Tabel – 20 : Rekapitulasi Kinerja per Indikator Utama Kinerja Tingkat Desa

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP

85,00 71,75 84,41% Cukup Berhasil

2 Keandalan Penyajian dan Pelaporan

15,00 7,13 47,52% Tidak Berhasil

Total Kinerja Kabupaten 100,00 80,50 78,88% Cukup Berhasil

Dari tabel tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa di tingkat desa kontributor utama kurang optimalnya pencapaian kinerja adalah masih belum optimalnya penyajian dan pelaporan kegiatan oleh pelaksana PPIP di tingkat desa.

Uraian lebih lanjut pencapaian kinerja per indikator kinerja utama di tingkat desa adalah sebagai berikut:

1) Terwujudnya Efektivitas Dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP Tahun 2008

Penilaian kinerja efektivitas dan efisiensi atas pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat desa didasarkan atas penilaian 3 (tiga) sub indikator utama kinerja yaitu: penilaian ketepatan sasaran yang meliputi; ketepatan peran aktif masyarakat di tahap perencanaan dan pelaksanaan dan ketepatan penetapan jenis IP, penilaian ketepatan jumlah yang meliputi; ketepatan jumlah pengunaan dana dan ketepatan spesifikasi teknis, serta penilaian ketepatan waktu yang meliputi; tepat waktu pembangunan IP dan tepat waktu pemanfaatan IP.

Berdasarkan hasil audit kinerja efektivitas dan efisiensi di tingkat desa mencapai skor 71,75 atau 84,41% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 85,00, dengan rincian kinerja per sub indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel – 21 : Penilaian kinerja efektivitas dan efisiensi Tingkat Desa

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Tepat Sasaran 44,00 37,54 85,32% Cukup Berhasil

Tepat Peran Aktif Masyarakat 36,00 29,91 83,08% Cukup Berhasil

- Tahap Perencanaan 27,00 23,75 87,96% Cukup Berhasil

- Tahap Pelaksanaan 9,00 6,16 68,46% Kurang Berhasil

Tepat Penetapan Jenis IP 8,00 7,79 97,38% Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 29

Page 30: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

2 Tepat Jumlah 25,00 23,06 92,24% Berhasil

Tepat Jumlah Penggunaan Dana 15,00 14,00 93,34% Berhasil

Tepat Spesifikasi Teknis 10,00 9,06 90,59% Berhasil

2 Tepat Waktu 16,00 11,15 69,66% Cukup Berhasil

Tepat Waktu Pembangunan IP 10,00 7,36 73,62% Cukup Berhasil

Tepat Waktu Pemanfaatan IP 6,00 3,78 63,06% Kurang Berhasil

Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan PPIP

85,00 71,75 84,41% Cukup Berhasil

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kontributor utama penyebab kinerja efektivitas dan efisiensi pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat desa belum optimal disebabkan oleh:

kinerja tepat sasaran peran aktif masyarakat di tahap pelaksanaan yang belum sesuai ketentuan meliputi: penggunaan tenaga kerja yang terlibat dalam pembangunan IP yang belum sepenuhnya masyarakat desa setempat, pelaksanaan pengadaan material adalah material setempat dan yang belum sesuai ketentuan, dan KPP yang belum berperan aktif dalam pelaksanaan tugasnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut; dari 843 desa yang diuji petik hanya 37 atau 4,39% desa yang masyarakatnya telah berperan aktif sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pembangunan IP yaitu 10 desa di provinsi Sulawesi Tengah dan 27 desa di Provinsi Sumatera Utara.

kinerja ketepatan waktu pemanfaatan IP di desa yang masih belum dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, meliputi belum terlaksananya Musdes IV paling lambat 31 Desember 2008 dan serah terima dana pengelolaan (operasi dan pemeliharaan) IP dari OMS dalam Mudes IV tersebut. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut: dari 843 desa yang diuji petik hanya 124 atau 14,71% desa yang telah melaksanakan tepat waktu yaitu 10 desa di provinsi DI. Yogyakarta, 15 desa di provinsi Kalimantan Tengah, 10 desa di Provinsi Sulawesi Tengah, 9 desa di provinsi Gorontalo, 75 desa di Provinsi Jawa Tengah dan 5 Desa di provinsi Sulawesi Tengah.

Rincian kinerja efektivitas dan efisiensi rata-rata Desa per Provinsi adalah sebagai berikut:

(1) Tepat Sasaran

Kinerja ketepatan sasaran yang mencapai 85,32% (cukup berhasil) menunjukkan bahwa para pelaksana PPIP di tingkat desa telah cukup berhasil melaksanakan PPIP dengan melibatkan peran aktif masyarakat dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan IP serta menetapkan jenis IP yang akan dibangun sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pedoman PPIP Tahun 2008.

Rincian kinerja ketepatan sasaran tingkat desa, sebagai berikut:

a. Peran Aktif Masyarakat

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 30

Page 31: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Penilaian peran aktif masyarakat dilaksanakan pada 2 tahapan pelaksanaan PPIP di tingkat desa yaitu di tahap perencanaan dan pelaksanaan. Kinerja peran aktif masyarakat secara umum telah cukup memadai, hal tersebut ditunjukkan dengan pencapaian skor kinerja sebesar 29,91 atau 83,08% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 36,00. Dari 2 penilaian kinerja tersebut, di tahap perencanaan peran aktif masyarakat sudah cukup memadai dengan pencapaian skor 23,75 atau 87,96% (cukup berhasil) namun di tahap pelaksanaan peran aktif masyarakat kurang memadai ditunjukkan dengan pencapaian skor hanya mencapai 6,16 atau 68,46% (kurang berhasil).

Rincian kinerja ketepatan sasaran – peran aktif masyarakat di tingkat desa per provinsi adalah sebagai berikut:

Tabel – 21.1: Tepat Sasaran – Peran Aktif Masyarakat Rata-Rata Desa Per Provinsi

NO PROVINSI JML DESA DI AUDIT

TEPAT SASARAN - PERAN AKTIF MASYARAKAT TINGKAT KEBERHASILAN

PERENCANAN PELAKSANAAN TOTAL KINERJA

1 Sulawesi Tengah

10 100,00% 91,39% 97,85% Berhasil

2 Sumatera Utara

27 96,60% 100,00% 97,45% Berhasil

3 Nusa Tenggara Timur

62 94,56% 85,69% 92,34% Berhasil

4 Jawa Tengah 75 95,59% 72,67% 89,86% Cukup Berhasil5 DI. Yogyakarta 10 93,33% 78,29% 89,57% Cukup Berhasil6 Jawa Timur 99 94,70% 73,18% 89,32% Cukup Berhasil7 Gorontalo 9 98,15% 58,24% 88,17% Cukup Berhasil8 Sulawesi

Tenggara5 86,11% 88,89% 86,81% Cukup Berhasil

9 Banten 16 97,22% 53,47% 86,28% Cukup Berhasil10 Kalimantan

Selatan25 92,81% 62,69% 85,28% Cukup Berhasil

11 Kalimantan Barat

46 89,51% 70,41% 84,74% Cukup Berhasil

12 Jawa Barat 114 87,95% 64,35% 82,05% Cukup Berhasil13 Sumatera

Barat75 86,62% 67,07% 81,73% Cukup Berhasil

14 Kalimantan Tengah

15 86,11% 67,72% 81,51% Cukup Berhasil

15 Nanggroe Aceh Darusalam

36 89,63% 55,69% 81,15% Cukup Berhasil

16 Bangka Belitung

5 84,44% 67,78% 80,28% Cukup Berhasil

17 Sumatera Selatan

60 80,57% 67,92% 77,41% Cukup Berhasil

18 Lampung 61 79,11% 69,49% 76,71% Cukup Berhasil19 Kalimantan 17 81,81% 54,25% 74,92% Cukup Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 31

Page 32: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Timur20 Nusa

Tenggara Barat

10 75,00% 57,12% 70,53% Cukup Berhasil

21 Papua Barat 16 79,63% 38,89% 69,44% Kurang Berhasil22 Papua 35 74,23% 50,32% 68,25% Kurang Berhasil23 Maluku 15 50,31% 50,37% 50,32% Kurang Berhasil

RATA - RATA KINERJA

843 87,96% 68,46% 83,08% Cukup Berhasil

b. Penetapan Jenis IP

Kinerja penetapan jenis IP yang mencapai 95,41% (berhasil) menunjukkan bahwa para pelaksana PPIP di tingkat desa bersama masyarakat telah berhasil menetapkan jenis IP yang akan dibangun sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam Pedoman PPIP Tahun 2008.

Rincian kinerja ketepatan sasaran – penetapan jenis IP di tingkat desa per provinsi adalah sebagai berikut:

Tabel – 21.2: Tepat Sasaran – Peran Aktif Masyarakat Rata-Rata Desa Per Provinsi

NO PROVINSI JML DESA DI AUDIT

PENETAPAN JENIS IP

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Sumatera Utara 27 100,00% Sangat Berhasil2 Bangka Belitung 5 100,00% Sangat Berhasil3 Nusa Tenggara Timur 62 100,00% Sangat Berhasil4 Sulawesi Tengah 10 100,00% Sangat Berhasil5 Sulawesi Tenggara 5 100,00% Sangat Berhasil6 Gorontalo 9 100,00% Sangat Berhasil7 Papua Barat 16 100,00% Sangat Berhasil8 Jawa Barat 114 99,82% Sangat Berhasil

9 Banten 16 98,91% Berhasil10 Jawa Timur 99 98,67% Berhasil11 Nanggroe Aceh Darusalam 36 98,46% Berhasil12 Jawa Tengah 75 98,23% Berhasil13 Sumatera Barat 75 98,03% Berhasil14 Kalimantan Selatan 25 96,32% Berhasil15 Sumatera Selatan 60 96,25% Berhasil16 Kalimantan Tengah 15 96,00% Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 32

Page 33: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

17 Lampung 61 94,88% Berhasil18 DI. Yogyakarta 10 91,00% Berhasil19 Kalimantan Barat 46 88,17% Cukup Berhasil20 Kalimantan Timur 17 83,53% Cukup Berhasil21 Nusa Tenggara Barat 10 79,99% Cukup Berhasil22 Papua 35 78,34% Cukup Berhasil23 Maluku 15 46,67% Tidak Berhasil

RATA - RATA KINERJA 843 95,41% Berhasil

(2) Tepat Jumlah

Kinerja ketepatan jumlah yang mencapai 92,24% (berhasil) menunjukkan bahwa para pelaksana PPIP di tingkat desa telah berhasil menggunakan dan mempertanggungjawabkan dana yang dialokasikan ke desa sebesar Rp 250.000.000,00/desa sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pedoman PPIP Tahun 2008 serta membangun infrastruktur perdesaan sesuai dengan rencana anggaran belanja dan desain yang telah dirancang dan ditetapkan.

Rincian kinerja ketepatan jumlah di tingkat desa per provinsi adalah sebagai berikut:

Tabel – 21.3: Tepat Jumlah Rata-Rata Desa Per Provinsi

NO PROVINSI

JML DESA

DI AUDIT

TEPAT JUMLAH TOTAL

KINERJATINGKAT

KEBERHASILANPENGGUNAAN

DANA SPESIFIKASI

TEKNIS

1D

I. Yogyakarta1

0 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

2S

ulawesi Tengah1

0 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

3K

alimantan Barat4

6 100,00% 98,91% 99,57% Sangat Berhasil

4J

awa Timur9

9 100,00% 98,70% 99,48% Sangat Berhasil

5G

orontalo9

99,07% 99,21% 99,12% Sangat Berhasil

6 Nanggroe Aceh Darusalam

36 99,75% 97,92% 99,02% Sangat Berhasil

7J

awa Barat1

14 99,27% 96,72% 98,25% Berhasil

8L

ampung6

1 99,88% 94,61% 97,77% Berhasil

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 33

Page 34: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

9J

awa Tengah7

5 98,38% 93,56% 96,45% Berhasil

10B

anten1

6 100,00% 89,06% 95,63% Berhasil

11S

umatera Selatan6

0 98,39% 87,86% 94,18% Berhasil

12S

umatera Utara2

7 88,40% 100,00% 93,04% Berhasil

13S

umatera Barat7

5 92,68% 93,33% 92,94% Berhasil

14N

usa Tenggara Barat1

0 100,00% 80,00% 92,00% Berhasil

15N

usa Tenggara Timur6

2 91,50% 76,61% 85,55% Cukup Berhasil

16S

ulawesi Tenggara5

100,00% 60,00% 84,00% Cukup Berhasil

17K

alimantan Timur1

7 89,01% 76,47% 83,99% Cukup Berhasil

18K

alimantan Selatan2

5 77,45% 88,67% 81,94% Cukup Berhasil

19P

apua3

5 84,49% 75,71% 80,98% Cukup Berhasil

20P

apua Barat1

6 50,00% 100,00% 70,00% Cukup Berhasil

21B

angka Belitung5

100,00% 20,00% 68,00% Kurang Berhasil

22K

alimantan Tengah1

5 26,67% 93,33% 53,33% Kurang Berhasil

23M

aluku1

5 53,04% 20,00% 39,82% Tidak Berhasil RATA - RATA KINERJA 843 93,34% 90,59% 92,24% Berhasil

(3) Tepat Waktu

Kinerja ketepatan waktu yang mencapai 69,66% (kurang berhasil) menunjukkan bahwa para pelaksana PPIP di tingkat desa kurang berhasil melaksanakan pembangunan IP dan memanfaatkan hasil pembangunan IP sesuai dengan jadual waktu yang telah ditetapkan dalam pedoman PPIP Tahun 2008.

Rincian kinerja ketapatan waktu tingkat Desa per Provinsi sebagai berikut:

Tabel – 21.4: Tepat Waktu Rata-Rata Desa Per Provinsi

NO PROVINSI JML DESA DI AUDIT

TEPAT WAKTU TOTAL KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

PEMBANGUNAN IP

PEMANFAATAN IP

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 34

Page 35: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

1 DI. Yogyakarta 10 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

2 Kalimantan Tengah

15 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

3 Sulawesi Tengah 10 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

4 Gorontalo 9 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

5 Jawa Tengah 75 94,00% 96,67% 95,00% Berhasil

6 Kalimantan Barat 46 84,78% 86,96% 85,60% Cukup Berhasil7 Jawa Timur 99 85,66% 82,83% 84,60% Cukup Berhasil

8 Sumatera Selatan 60 97,17% 61,83% 83,92% Cukup Berhasil

9 Sulawesi Tenggara

5 80,00% 90,00% 83,75% Cukup Berhasil

10 Jawa Barat 114 90,35% 67,54% 81,80% Cukup Berhasil

11 Lampung 61 86,89% 72,13% 81,35% Cukup Berhasil

12 Bangka Belitung 5 100,00% 50,00% 81,25% Cukup Berhasil

13 Nusa Tenggara Barat

10 100,00% 50,00% 81,25% Cukup Berhasil

14 Papua Barat 16 100,00% 50,00% 81,25% Cukup Berhasil

15 Kalimantan Timur 17 70,59% 76,47% 72,79% Cukup Berhasil

16 Papua 35 94,29% 32,86% 71,25% Cukup Berhasil

17 Kalimantan Selatan

25 48,00% 100,00% 67,50% Kurang Berhasil

18 Banten 16 25,00% 87,50% 48,44% Tidak Berhasil

19 Maluku 15 73,33% 0,00% 45,83% Tidak Berhasil

20 Sumatera Utara 27 33,33% 33,33% 33,33% Tidak Berhasil

21 Sumatera Barat 75 26,67% 40,67% 31,92% Tidak Berhasil

22 Nusa Tenggara Timur

62 38,71% 19,35% 31,45% Tidak Berhasil

23 Nanggroe Aceh Darusalam

36 22,22% 0,00% 13,89% Tidak Berhasil

RATA - RATA KINERJA

843 73,62% 63,06% 69,66% Kurang Berhasil

2) Terwujudnya Penyajian Dan Pelaporan Kegiatan PPIP Yang Andal

Penilaian kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan PPIP Tahun 2008 di tingkat desa didasarkan atas penilaian 2 (dua) sub indikator utama kinerja yaitu: Penilaian ketepatan penyajian dan pelaporan yang meliputi; tepat pelaporan pengelolaan dana, dan pelaporan aset.

Berdasarkan hasil audit, kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan PPIP di tingkat desa hanya mencapai skor 7,13 atau 47,52% (tidak berhasil) dari bobot kinerja 15,00, dengan rincian kinerja per sub indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel – 22 : Penilaian kinerja Penyajian dan Pelaporan Kegiatan PPIP Tingkat Kabupaten

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 35

Page 36: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

NO INDIKATOR KINERJA BOBOT KINERJA

SKOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

TINGKAT KEBERHASILAN

1 Tepat Pelaporan Pengelolaan Dana

10,00 6,43 64,28% Kurang Berhasil

2 Tepat Pelaporan Aset 5,00 0,70 14,01% Tidak Berhasil

Penyajian dan Pelaporan Pelaksanaan PPIP

15,00 7,13 47,52% Tidak Berhasil

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kedua indikator kinerja penyajian dan pelaporan pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat kabupaten belum diselenggarakan secara memadai.

kinerja tepat pelaporan pengelolaan dana, meliputi seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran belum dicatat dalam BKU, OMS belum melaporkan progres/ pertanggungjawaban pelaksanaan IP (fisik dan keuangan) secara mingguan dan bulanan dalam media/sarana komunikasi formal pada desa yang bersangkutan, menyampaikan Foto kondisi lapangan (0%;36%;72%;100%), menyampaikan laporan pertanggungjawaban akhir dalam Mudes IV dan KPP belum melaporkan operasi dan pemeliharaan serta pengumpulan dan pengelolaan dana kepada pemerintahan desas sesuai ketentuan yang ditetapkan. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut: dari 843 desa yang diuji petik hanya 5 atau 0,59% desa di provinsi Sulawesi Tenggara yang menyelenggarakan sesuai ketentuan.

kinerja tepat pelaporan aset, meliputi aset IP belum dicatat dalam perubahan profil desa dan nilai aset IP belum dibukukan dalam kekayaaan inventaris desa oleh Kepala Desa yang menerima aset IP dari Satker PPIP di tingkat Kabupaten. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut dari 843 desa yang diuji petik hanya 5 atau 0,59% desa di provinsi Sulawesi Tenggara yang menyelenggarakan sesuai ketentuan.

Rincian kinerja ketepatan penyajian dan pelaporan kegiatan di tingkat desa per provinsi adalah sebagai berikut:

Tabel – 22.1 : Rincian Penilaian kinerja Penyajian dan Pelaporan Kegiatan PPIP Rata-Rata Desa Per Provinsi

NOPROVINSI JML KAB.

TEPAT PELAPORAN TINGKAT KEBERHASILAN

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 36

Page 37: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

DIAUDIT PENGELOLAAN DANA

PELAKSANAAN KEGIATAN

TOTAL KINERJA

1 Sulawesi Tenggara

5 100,00% 100,00% 100,00% Sangat Berhasil

2 Bangka Belitung

5 82,00% 60,00% 74,67% Cukup Berhasil

3 Kalimantan Barat

46 75,22% 34,78% 61,74% Kurang Berhasil

4 Gorontalo 9 65,56% 50,00% 60,37% Kurang Berhasil5 Jawa Timur 99 78,08% 21,72% 59,29% Kurang Berhasil6 Kalimantan

Timur17 80,59% 11,76% 57,65% Kurang Berhasil

7 Jawa Tengah 75 77,07% 17,33% 57,16% Kurang Berhasil8 Lampung 61 74,75% 16,39% 55,30% Kurang Berhasil9 Kalimantan

Selatan25 80,40% 0,00% 53,60% Kurang Berhasil

10 DI. Yogyakarta

10 69,97% 15,00% 51,65% Kurang Berhasil

11 Sumatera Selatan

60 68,33% 16,83% 51,17% Kurang Berhasil

12 Nusa Tenggara Timur

62 58,84% 24,19% 47,29% Tidak Berhasil

13 Sulawesi Tengah

10 70,00% 0,00% 46,67% Tidak Berhasil

14 Jawa Barat 114 62,73% 13,60% 46,35% Tidak Berhasil15 Sumatera

Barat75 58,96% 0,00% 39,31% Tidak Berhasil

16 Nanggroe Aceh Darusalam

36 56,39% 0,00% 37,59% Tidak Berhasil

17 Nusa Tenggara Barat

10 51,00% 10,00% 37,33% Tidak Berhasil

18 Sumatera Utara

27 50,00% 0,00% 33,33% Tidak Berhasil

19 Banten 16 42,50% 0,00% 28,33% Tidak Berhasil20 Papua 35 39,69% 0,00% 26,46% Tidak Berhasil21 Papua Barat 16 35,00% 0,00% 23,33% Tidak Berhasil22 Kalimantan

Tengah15 31,33% 0,00% 20,89% Tidak Berhasil

23 Maluku 15 4,40% 0,00% 2,93% Tidak Berhasil

RATA - RATA KINERJA

843 64,28% 14,01% 47,52% Tidak Berhasil

HAMBATAN PENCAPAIAN KINERJA

Pencapaian kinerja PPIP Tahun 2008 yang hanya mencapai skor 74,53 menunjukkan belum optimalnya pencapaian kinerja apabila dibandingkan dengan target pencapaian kinerja 90,00 untuk dapat dinyatakan berhasil. Tidak optimalnya pencapaian kinerja tersebut menunjukkan adanya

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 37

Page 38: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

aktivitas utama dari pelaksanaan PPIP yang tidak berjalan dengan optimal yang disebabkan oleh

aspek pengendalian intern yang kurang memadai.

Aktivitas utama PPIP Tahun 2008 meliputi aktivitas perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan yang dilaksanakan oleh pihak – pihak yang terkait dalam pelaksanaan PPIP Tahun 2008 di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Desa.

Berdasarkan hasil audit dapat disimpulkan bahwa aktivitas utama yang mengakibatkan kinerja PPIP Tahun 2008 kurang optimal adalah aktivitas pelaporan ditunjukkan dengan capaian kinerja yang hanya mencapai skor 11,90 atau 59,50% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 20,00. Sedangkan dari sisi aktivitas perencanaan dan pelaksanaan walaupun belum optimal namun sudah cukup memadai. Aktivitas perencanaan mencapai skor 21,72 atau 72,39% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 30,00 dan aktivitas pelaksanaan mencapai skor 40,91 atau 81,81% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 50,00.

Seperti telah dinyatakan di atas penyebab tidak optimalnya pelaksanaan aktivitas utama PPIP terutama disebabkan oleh kurang memadainya sistem pengendalian intern PPIP Tahun 2008, tidak memadainya pengendalian intern tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Pusat

1) Aktivitas Perencanaan

Aktivitas perencanaan meliputi; kegiatan penetapan lokasi oleh pelaksana PPIP Pusat, penyiapan dokumen pelaksanaan PPIP oleh Pelaksana PPIP di tingkat Pusat.

Dalam aktivitas perencanaan kegiatan yang kinerjanya rendah adalah kegiatan penyiapan dan pendistribusian dokumen pelaksanaan PPIP yang dilaksanakan oleh Pelaksana PPIP di tingkat Pusat yang hanya mencapai 7,72 atau 38,60% (tidak berhasil) dari bobot kinerja 20,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan penilaian risiko berkaitan dengan kesulitan pemerintah provinsi dan kabupaten dalam memutuskan kebijakan penempatan personil sebagai pengelola kegiatan PPIP.

2) Aktivitas Pelaksanaan

Aktivitas pelaksanaan PPIP meliputi kegiatan sosialisasi, monitoring, pelatihan PPIP dan pengadaan barang dan jasa di tingkat pusat.

Dalam aktivitas pelaksanaan PPIP kinerja yang rendah antara lain:

Kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan di tingkat pusat yang hanya mencapai skor 5,00 atau 50,00% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian terutama berkaitan dengan penempatan panitia pengadaan yang kurang memahami Keppres 80 Tahun 2003 dan perubahannya, serta kurang memadainya reviu yang dilakukan oleh atasan.

3) Aktivitas Pelaporan

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 38

Page 39: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Aktivitas pelaporan meliputi kegiatan pelaporan penggunaan dana dan pelaporan pelaksanaan kegiatan PPIP oleh Tim Pelaksana PPIP dan Satker PPIP di tingkat pusat.

Dalam aktivitas pelaporan kinerja yang rendah yaitu, kegiatan pelaporan pelaksanaan kegiatan IP terutama yang dilaksanakan oleh tim pelaksana PPIP di Pusat yang hanya mencapai skor 2,50 atau 25,00% (tidak berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut disebabkan oleh Kelemahan lingkungan pengendalian terutama terkait kebijakan penempatan personil tim pelaksana PPIP tingkat Pusat yang telah memiliki aktivitas yang relatif padat sehingga mempengaruhi pelaksanaan tugasnya sebagai tim pelaksana PPIP dan kelemahan aktivitas pengendalian terkait belum adanya mekanisme pendokumentasian dan pelaporan penanganan pengaduan masyarakat khusus mengenai PPIP.

2. Tingkat Provinsi

1) Aktivitas Perencanaan

Aktivitas perencanaan meliputi; kegiatan penyiapan dokumen pelaksanaan PPIP oleh Pelaksana PPIP di tingkat Provinsi.

Dalam aktivitas perencanaan kegiatan yang kinerjanya rendah adalah kegiatan penyiapan dokumen pelaksanaan PPIP yang dilaksanakan oleh Pelaksana PPIP di tingkat Provinsi yang hanya mencapai 5,20 atau 51,96% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan informasi dan komunikasi terutama berkaitan dengan sosialisasi PPIP yang kurang menekankan tugas dan fungsi masing-masing pelaksana kegiatan di tingkat provinsi.

2) Aktivitas Pelaksanaan

Aktivitas pelaksanaan PPIP meliputi kegiatan sosialisasi, monitoring dan pengadaan barang dan jasa serta mobilisasi konsultan di tingkat provinsi.

Dalam aktivitas pelaksanaan PPIP kinerja yang rendah antara lain:

Kegiatan mobilisasi fasilitator yang dilaksanakan di tingkat provinsi yang hanya mencapai skor 11,51 atau 57,57% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 20,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian berkaitan dengan keterlambatan pengadaan akibat penetapan personil satker provisi yang terlambat.

Kegiatan Pelaksanaan PPIP (sosialisasi, monitoring, dan pelatihan) di tingkat provinsi yang hanya mencapai skor 15,85 atau 79,26% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 20,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan lingkungan pengendalian berkaitan dengan kebijakan penempatan personil untuk tim pelaksana PPIP yang beranggotakan pejabat pemerintah kabupaten yang telah memiliki aktivitas relatif padat sehingga mempengaruhi pelaksanaan tugas Tim PPIP Provinsi antara lain untuk melakukan perencanaan dan melaksanakan koordinasi, pemantauan yang menjadi tugas dan kewenangannya.

3) Aktivitas Pelaporan

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 39

Page 40: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Aktivitas pelaporan meliputi kegiatan pelaporan penggunaan dana oleh Satker PPIP Provinsi, pelaporan pelaksanaan kegiatan PPIP oleh Tim Pelaksana PPIP dan Satker PPIP di tingkat provinsi.

Dalam aktivitas pelaporan kinerja yang rendah yaitu; kegiatan pelaporan pelaksanaan kegiatan IP terutama yang dilaksanakan oleh tim pelaksana PPIP di Provinsi yang hanya mencapai skor 5,94 atau 59,42% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut disebabkan oleh Kelemahan lingkungan pengendalian terutama terkait kebijakan penempatan personil tim pelaksana PPIP tingkat Kabupaten yang beranggotakan pejabat struktural di lingkungan Kabupaten yang telah memiliki aktivitas yang relatif padat sehingga mempengaruhi pelaksanaan tugasnya sebagai tim pelaksana PPIP.

3. Tingkat Kabupaten

1) Aktivitas Perencanaan

Aktivitas perencanaan meliputi; kegiatan penyiapan dokumen pelaksanaan PPIP oleh Pelaksana PPIP di tingkat Kabupaten.

Dalam aktivitas perencanaan kegiatan yang kinerjanya rendah adalah kegiatan penyiapan dokumen pelaksanaan PPIP yang dilaksanakan oleh Pelaksana PPIP di tingkat Kabupaten yang hanya mencapai 5,31 atau 53,08% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan informasi dan komunikasi terutama berkaitan dengan sosialisasi PPIP yang kurang menekankan tugas dan fungsi masing-masing pelaksana kegiatan di tingkat kabupaten.

2) Aktivitas Pelaksanaan

Aktivitas pelaksanaan PPIP meliputi kegiatan penyaluran dana PPIP, sosialisasi, monitoring, pelatihan PPIP dan pertanggungjawaban penggunaan dana di tingkat Kabupaten.

Dalam aktivitas pelaksanaan PPIP kinerja yang rendah yaitu; kegiatan Pelaksanaan PPIP (sosialisasi, monitoring, verifikasi dan pelatihan) di tingkat Kabupaten yang hanya mencapai skor 23,69 atau 69,67% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 34,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan lingkungan penggendalian berkaitan dengan kebijakan penempatan personil untuk tim pelaksana PPIP yang beranggotakan pejabat pemerintah kabupaten yang telah memiliki aktivitas relatif padat sehingga mempengaruhi pelaksanaan tugas Tim PPIP Kabupaten.

3) Aktivitas Pelaporan

Aktivitas pelaporan meliputi kegiatan pelaporan penggunaan dana oleh Satker PPIP Kabupaten dan pelaporan pelaksanaan kegiatan PPIP oleh Tim Pelaksana PPIP dan Satker PPIP baik di tingkat kabupaten.

Dalam aktivitas pelaporan kinerja yang rendah yaitu;

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 40

Page 41: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Kegiatan pelaporan pelaksanaan kegiatan IP terutama yang dilaksanakan oleh tim pelaksana PPIP di Kabupaten yang hanya mencapai skor 6,62 atau 66,21% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut disebabkan oleh Kelemahan lingkungan pengendalian terutama terkait kebijakan penempatan personil tim pelaksana PPIP tingkat Kabupaten yang beranggotakan pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang telah memiliki aktivitas yang relatif padat sehingga mempengaruhi pelaksanaan tugasnya sebagai tim pelaksana PPIP.

Kegiatan pelaporan pertanggungjawaban penggunaan dana oleh Satker PPIP Kabupaten yang hanya mencapai skor 7,34 atau 73,40% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan pemantauan pengendalian intern oleh Kasatker PPIP Kabupaten atas perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban realisasi keuangan.

4. Tingkat Desa

1) Aktivitas Perencanaan

Aktivitas perencanaan meliputi; kegiatan penyiapan pelaksanaan PPIP di tingkat Desa yang dilaksanakan oleh Kepala Desa dan OMS, serta KPP.

Dalam aktivitas perencanaan kegiatan yang kinerjanya rendah adalah kurang optimalnya peran aktif masyarakat dalam perencanaan kegiatan PPIP di tingkat Desa yang hanya mencapai 23,75 atau 87,96% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 27,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian terutama berkaitan dengan kurang optimalnya pemberdayaan yang dilakukan oleh fasilitator terutama dalam mengarahkan agar yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan PPIP di tingkat desa (OMS, KD, KPP) bukan aparat desa setempat, dan monitoring dari tim pelaksana PPIP di tingkat Kabupaten yang kurang optimal terutama di awal pelaksanaan pembentukan organisasi pelaksana PPIP di tingkat desa.

2) Aktivitas Pelaksanaan

Aktivitas pelaksanaan PPIP di tingkat desa meliputi kegiatan pembangunan dan pemanfaatan IP yang dilaksanakan oleh OMS, KPP, KD, dan Aparat Desa.

Dalam aktivitas pelaksanaan PPIP kinerja yang rendah antara lain:

Kegiatan pemanfaatan IP yang dilaksanakan di tingkat desa yang hanya mencapai skor 3,78 atau 63,06% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 6,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian berkaitan dengan kurangnya pembinaan Fasilitator kepada KPP berkaitan dengan tugas dan fungsi KPP dan belum optimalnya monitoring pelaksanaan kegiatan PPIP di tingkat desa oleh Tim Pelaksana PPIP di tingkat Kabupaten.

Peran aktif masyarakat yang kurang memadai di desa yang hanya mencapai skor 6,16 atau 68,46% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 9,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian terutama terkait dengan kurang optimalnya pendampingan dari

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 41

Page 42: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

fasilitator dan reviu oleh Satker PPIP Kabupaten kepada tim pelaksana PPIP desa dalam hal pengadaan barang, perencanaan kegiatan paska konstruksi yang akan dilaksanakan KPP, pemilihan jenis IP, pendokumentasiaan dan pertanggugjawaban penggunaan dana PPIP oleh OMS. Kelemahan informasi dan komunikasi terkait dengan pelaksanaan sosialisasi yang lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan fisik IP sedangkan sosialisasi berkaitan dengan aspek manajerial pengelolaan PPIP dan peran KPP masih kurang memadai. Serta kelemahan monitoring dan evaluasi oleh Tim Pelaksana PPIP Kabupaten dan Satker Kabupaten atas pelaksanaan PPIP, pembinaan kelembagaan PPIP dan kegiatan paska konstruksi di Desa.

Kegiatan pembangunan IP yang hanya mencapai skor 7,36 atau 73,62% (cukup berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian terutama terkait belum optimalnya pendampingan yang dilakukan oleh fasilitator terkait pemilihan jenis IP oleh masyarakat yang cenderung memilih pembangunan jalan dengan menggunakan alat berat yang berakibat penyelesaian tidak tepat waktu karena ketersediaan alat berat yang tidak mencukupi.

5. Aktivitas Pelaporan

Aktivitas pelaporan meliputi kegiatan pelaporan penggunaan dana oleh OMS di Desa, dan pelaporan aset hasil pembangunan IP oleh Pemerintah Desa yang telah diserahkan satker PPIP Kabupaten kepada Pemerintah Desa.

Dalam aktivitas pelaporan kinerja yang rendah antara lain:

Kegiatan pelaporan aset IP di tingkat desa yang hanya mencapai 0,70 atau 14,01% (tidak berhasil) dari bobot kinerja 5,00. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan aktivitas pengendalian terkait kurang memadainya pemahaman Satuan Kerja PPIP tingkat Kabupaten terkait Sistim Akuntansi Instansi Pemerintah dan pengadministrasian aset Barang Milik Negara hasil pembangunan Infrastruktur Perdesaan di tingkat Desa, dan kurang memadainya pedoman PPIP 2008 terutama terkait penyelenggaraan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara Pemerintah.

Kegiatan pelaporan pengelolaan dana yang hanya mencapai 6,43 atau 64,28% (kurang berhasil) dari bobot kinerja 10,00. Hal tersebut disebabkan oelh kelemahan aktivitas pengendalian terkait kurang optimalnya pendampingan dari fasilitator kepada OMS dalam mendokumentasikan dan menyusun laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan PPIP, kurangnya reviu dan monitoring oleh Satker PPIP dan Tim Pelaksana PPIP tingkat Kabupaten untuk pelaksanaan kegiatan paska konstruksi terutama penyusunan dokumen pendukung pengeluaran dan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana yang dilakukan oleh OMS.

PERMASALAHAN AUDIT

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 42

Page 43: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Dalam pelaksanaan audit kinerja PPIP selain fokus pada penilaian atas indikator kinerja PPIP, audit kinerja PPIP juga memperhatikan hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut dari para pihak yang terkait dalam pelaksanaan PPIP Tahun 2008, terutama hal-hal yang menjadi akibat dari pelaksanaan kegiatan PPIP yang kurang memenuhi ketentuan sehingga berpotensi merugikan keuangan negara atau perlu mendapat perhatian guna peningkatan pencapaian tujuan kegiatan PPIP berikutnya.

1. Temuan Hasil Audit

Berdasarkan hasil audit temuan hasil audit kinerja PPIP yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut dari para penanggung jawab kegiatan PPIP di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten, adalah sebagai berikut:

Tabel – 23 : Temuan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008

NO TEMUAN KODE TEMUAN

JUMLAH KEJADIAN

JUMLAH

1 Kejadian Yang Merugikan Negara

01 70 2.848.319.382,77

2 Kewajiban Penyetoran Kepada Negara

02 12 179.159.308,08

3 Temuan Administrasi 03 sd 010 214 0,00JUMLAH 296 3.027.478.690,85

Rincian temuan hasil audit per provinsi lihat lampiran 5

Uraian lebih lanjut temuan hasil audit tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1) KEJADIAN YANG MERUGIKAN NEGARA DAN MASYARAKAT (01)

(1) Pusat

Satker Pusat

Terdapat kelebihan pembayaran biaya perjalanan dinas yang tidak didukung dengan

bukti pertanggungjawaban yang memadai sebesar Rp324.976.300,00.

(2) Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Satker Provinsi

1. Terdapat dua kontrak Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK) pada Satker

Infrastruktur Perdesaan Provinsi NAD sehingga terdapat kelebihan pembayaran

terhadap biaya personil fasilitator senilai Rp 81.130.950,00.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 43

Page 44: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

2. Terdapat kesalahan pembayaran atas biaya sosialisasi, pelatihan, pemberdayaan

dan perjalanan senilai Rp 1.640.745,00 terhadap kontrak KMK-2 Nomor : KMK-

2/KONT/PIP-NAD/2008 tanggal 23 Juni 2008.

3. Terdapat kegiatan Sosialisasi, Pelatihan, Pemberdayaan yang tidak dilaksanakan

senilai Rp 13.050.000,00 dan perjalanan yang tidak dilaksanakan senilai Rp

21.492.000,00, dengan nilai keseluruhan berjumlah Rp 29.533.410,00, Kontrak

Nomor : KMK-2/KONT/PIP-NAD/2008 tanggal23 Juni 2008, terhadap Pekerjaan

Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK-II).

Kabupaten Aceh Utara

Terdapat honor kepala desa dan kader desa yang belum dibayarkan selama 4 bulan

sebesar Rp 19.800.000.

(3) Provinsi Sumatera Utara

Satker Provinsi

1. Terdapat pembayaran honorarium Tim Pelaksana dan Sekretariat Tim Pelaksana

sebesar Rp 12.487.500,00 selama 3 bulan belum didukung SK Penetapan

2. Terdapat kelebihan pembayaran biaya Konsultan Manajemen Kabupaten sebesar

Rp 1.000.000,00 berupa biaya langsung personil dan biaya sosialisasi, pelatihan

dan pemberdayaan sesuai addendum No. KU.03.11-CL/PPIP-SU/02/2008 tanggal

24 September 2008 yang dibayarkan diatas nilai HPS.

Kabupaten Tapanuli Selatan

1. Pengeluaran uang kas melalui Bendaharawan OMS dan Kepala Desa tidak dapat

dipertanggungjawabkan sebesar Rp 83.560.492,00 atas pelaksanaan Program

Pembangunan Infrastruktur Perdesaan pola swakelola pada sembilan desa di tiga

kecamatan, ditemukan tiga orang Bendaharawan dan seorang Kepala Desa.

2. Terdapat pengadaan Meja Setengah Biro dan Kursi Pelastik yang belum

dilaksanakan pembeliannya senilai Rp 2.830.000,00 yang terdapat pada sembilan

desa.

Kabupaten Tapanuli Tengah

Berdasarkan Laporan Manajemen Keuangan (LMK) Kabupaten oleh Satuan Kerja PPIP

Tahun 2008 Kabupaten Tapanuli Tengah pelaksanaan kegiatan Infrastruktur

Perdesaan (IP) telah dilaksanakan, dengan fisik dan keuangan telah mencapai 100%.

Namun dari hasil audit terhadap bukti penggunaan dana IP tahun 2008 sebagai

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 44

Page 45: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

dukungan terhadap LP2K, pada 4 (empat) desa penerima dana IP ditemukan bukti

yang tidak memadai sejumlah Rp 29.605.880,00.

(4) Provinsi Sumatera Barat

Kabupaten Pasaman Barat

1. Adanya pengeluaran uang untuk pembayaran upah tenaga kerja yang dobel

(Tenaga Kerja dibayarkan untuk tanggal yang sama pada pekerjaan yang berbeda)

dan pembayaran mesin gilas (sewa alat berat) yang pemakaian mesin gilas

tersebut tidak dimungkinkan (tidak ada). Sehingga terdapat pengeluaran dana

yang tidak benar sebesar Rp. 24.024.000,00.

2. Terdapat penggunaan dana yang tidak sesuai peruntukannya senilai Rp.

45.200.000 pada kegiatan PPIP di Jorong Air Talang.

3. Realisasi Pengeluaran Pembangunan jalan dan jembatan di Jorong Pagaran Tengah

tidak sesuai dengan yang dipertanggungjawabkan sebesar Rp 14.300.000,00.

Kabupaten Solok Selatan

Terdapat pengadaan sirtu/batu cadas sebanyak 255,91 M3 pada kegiatan PPIP desa

Sungai Landeh yang belum dapat dipertanggungjawabkan senilai Rp15.354.600,00.

Kabupaten Padang Pariaman

Kewajaran nilai pekerjaan pembuatan jalan di Korong Kayu Angik - Nagari Gunung

Padang Alai tidak dapat dipertanggungjawabkan sebesar Rp 43.800.000,00.

(5) Provinsi Sumatera Selatan

Satker Provinsi

Terdapat kelebihan pembayaran jasa Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK) PPIP

yang dilaksanakan oleh PT Tomeko dan PT Cakra Jaya Persada, ternyata pihak

konsultan tidak melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang tercantum dalam

dokumen kontrak dan RAB (Rincian Anggaran Biaya) sebesar Rp 471.507.375,00.

(6) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Satker Provinsi

Terdapat kelebihan pembayaran Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK-39) PPIP

sebesar Rp 5.680.000,00.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 45

Page 46: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

(7) Provinsi Lampung

Satker Provinsi

1. Terjadi dobel pembayaran gaji/honor untuk tenaga fasilitator teknik pada

konsultan PT Bina Buana Raya dan PT Infratama Yakti sehingga terjadi kelebihan

pembayaran sebesar Rp. 15.050.000,00.

2. Terdapat pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas tenaga ahli konsultan yang

tidak sesuai dengan realisai kegiatan yang sebenarnya senilai Rp 8.500.000,00.

Kabupaten Lampung Selatan

Terdapat biaya sewa alat berat berupa aspal sprayer dan dump truck yang tercantum

dalam RAB namun tidak direalisasikan sebesar Rp 35.520.000,00.

Kabupaten Lampung Timur

Terdapat kekurangan droping material senilai Rp 463.000,00.

Kabupaten Lampung Utara

Terdapat biaya sewa alat berat berupa dump truck yang tercantum dalam RAB namun

tidak direalisasikan sebesar Rp 15.245.237,28.

Kabupaten Lampung Barat

Terdapat pekerjaan fisik yang belum diselesaikan oleh pihak OMS senilai Rp

61.139.326,74.

Kabupaten Way Kanan

Terdapat rencana kegiatan masyarakat yang belum dikerjakan dan pekerjaan kurang

senilai Rp 18.349.440,00

(8) Provinsi Jawa Barat

Satker Provinsi

Kegiatan monitoring oleh Satker PPIP Provinsi Jawa Barat belum sepenuhnya

dilaksanakan dengan baik mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada KMK

sebesar Rp 36.000.000,00.

(9) Provinsi D.I. Yogyakarta

Satker Provinsi

Terdapat penggunaan Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang dalam Pelaksanaan

pekerjaan atas kontrak dengan konsultan CV Ripta Yasa tidak realistis. Sehingga

terjadi kelebihan pembayaran sebesar Rp 27.000.000,00.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 46

Page 47: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

(10) Provinsi Jawa Tengah

Satker Provinsi

1. Terdapat pertanggungjawaban yang tidak benar pada kegiatan pelatihan fasilitator

senilai Rp 3.350.000,00.

2. Terdapat penggantian tenaga ahli tetap dengan tenaga ahli tidak tetap

mengakibatkan kelebihan pembayaran Rp 75.442.925,00.

3. Pertanggungjawaban honor fasilitator lebih besar dari pada realisasinya sebesar

Rp 18.294.100,00.

Kabupaten Banjarnegara

1. Terdapat pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak sebesar Rp 48.858.486,00 pada 4

desa penerima bantuan PPIP.

2. Terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp 11.964.650,00 berupa pembayaran

upah tukang di Desa Bandingan sebesar Rp 2.408.250,00 dan sewa walls di tiga

desa sebesar Rp 9.556.400,00.

3. Dana swadaya untuk pemeliharaan infrastruktur perdesaan Desa Karanganyar

Kabupaten Banjarnegara Rp 2.000.000,00 dipinjam warga untuk keperluan pribadi.

Berdasarkan surat perjanjian yang dibuat oleh Ketua KPP, dana tersebut akan

dikembalikan pada akhir bulan Maret 2009.

Kabupaten Kendal

1. Terdapat kemahalan harga terhadap Satker PPIP Kabupaten Kendal, Desa

Bangunrejo sebesar Rp 5.317.364,85.

2. Terdapat kelebihan pembayaran pada Satker PPIP Kabupaten Kendal Desa Puguh

Kecamatan Patebon sebesar Rp 19.222.769,42. Realisasi fisik yang digunkan

sebesar Rp 223.649.230,58 namun dipertanggungjawabkan sebesar

Rp 242.872.000,00.

Kabupaten Semarang

Terdapat kemahalan harga terhadap Satker PPIP Kabupaten Semarang, Desa

Regunung sebesar Rp 11.013.000,00.

Kabupaten Rembang

Terdapat kelebihan pembayaran pada Satker PPIP Kabupaten Rembang sebesar Rp

31.655.600,00 berupa Pembelian material di 6 desa sejumlah Rp 26.641.000 dan

pembayaran upah tenaga kerja Sebesar Rp 5.014.600.

Kabupaten Wonogiri

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 47

Page 48: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Satker PPIP Kabupaten Wonogiri sebesar Rp 4.500.000,00 berupa pembelian ATK

yang pertanggungjawabannya tidak benar.

(11) Provinsi Jawa Timur

Satker Provinsi

Temuan audit yang mengakibatkan adanya Kerugian Keuangan Negara sebesar Rp

200.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut :

Fasilitator yang sama terdaftar pada dua konsultan berbeda dalam waktu yang

bersamaansehingga terjadi kelebihan pembayaran sebesar Rp 84.000.000,00.

Realisasi jumlah fasilitator pendamping dibeberapa kecamatan kurang satu orang

yang mengakibatkan terjadinya kelebihan pembayaran sebesar Rp 72.000.000,00.

Realisasi mobilisasi untuk sembilan orang fasilitator kelurahan dalam kegiatan

pendampingan PPIP tahun 2008 kurang dari masa kontrak yang disepakati

sehingga mengakibatkan adanya kelebihan pembayaran sebesar Rp 44.000.000,00

(12) Provinsi Kalimantan Barat

Satker Provinsi

Terdapat kelebihan pembayaran biaya sosialisasi dan pendampingan kepada

Konsultan Manajemen Kabupaten sebesar Rp 24.650.000,00 dan belum terpenuhinya

syarat bukti pertanggungjawaban pengeluaran sebesar Rp 118.350.000,00.

Kabupaten Sanggau

Terdapat kekurangan volume pekerjaan pelebaran rabat beton senilai Rp

1.251.046,51.

(13) Provinsi Kalimantan Selatan

Satker Provinsi

1. Pengeluaran biaya langsung non personil pada 2 (dua) kontrak konsultan dijumpai

adanya pengeluaran pada invoice yang tidak didukung dengan bukti pengeluaran

yang sah sebesar Rp 11.058.280,00.

2. Premi Jamsostek yang belum disetorkan sebesar Rp 1.955.700,00.

3. Kelebihan Perhitungan Kontrak sebesar Rp 2.337.500,00 atas biaya langsung non

personil.

Kabupaten Banjar

Terdapat kekurangan volume pekerjaan pada dua desa sasaran PPIP senilai

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 48

Page 49: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Rp 25.191.869,82.

Kabupaten Hulu Sungai Utara

Terdapat pencatatan di dalam Buku Kas Umum tidak didukung bukti sebesar Rp

2.500.000,00.

Kabupaten Barito Kuala

1. Terdapat Pelaksanaan Pekerjaan Yang Belum Selesai Senilai Rp 61.700.000,00.

2. Terdapat Kelebihan Pembayaran Upah Sebesar Rp 6.915.000,00.

3. Prosedur Pengadaan Bahan Belum Sesuai Ketentuan dan Menimbulkan Kerugian

Negara Senilai Rp 34.182.460,00.

(14) Provinsi Kalimantan Tengah

Satker Provinsi

Terdapat kelebihan pembayaran atas kontrak konsultan sebesar Rp 25.686.000,00

(tidak termasuk pajak sebesar Rp 2.854.000,00).

Kabupaten Katingan

Terdapat pengeluaran untuk biaya operasional OMS, pembuatan laporan serta

insentif kepada Fasilitator sebesar Rp 44.000.000,00.

Kabupaten Gunung Mas

1. Terdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan

Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m,

lebar 2,5 m dan siring/plankstone serta Urugan Jalan Desa sepanjang 481 m, lebar

3 m yang dikerjakan oleh Pihak Ketiga sebesar Rp 55.000.000,00 (Rp

245.000.000,00-Rp190.000.000,00).

2. Terdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Jangkit Kecamatan

Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Sarana Air Bersih yang diserahkan

kepada Pihak Ketiga sebesar Rp 46.355.675,00.

(15) Provinsi Kalimantan Timur

Satker Provinsi

1. Terdapat perhitungan biaya kontrak yang terlalu besar pada PPIP Provinsi

Kalimantan Timur sebesar Rp 21.650.000,00.

2. Jumlah tenaga fasilitator yang ditempatkan di Kabupaten Malinau tidak sesuai

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 49

Page 50: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

dengan kontrak sehingga mengakibatkan kelebihan pembayaran sebesar Rp

28.000.000,00.

Kabupaten Kutai Timur

Terdapat pembayaran honor tumpang tindih pada PPIP Kutai Timur sebesar

Rp 1.350.000,00.

(16) Provinsi Nusa Tenggara Barat

Satker Provinsi

Terdapat Kelebihan Pembayaran sebesar Rp 8.850.000,00 atas pekerjaan Konsultan

Manajemen Kabupaten yang dilaksanakan oleh CV Adi Cipta Consultant.

Kabupaten Sumbawa

Terdapat kekurangan volume pekerjaan berupa lantai Saluran Drainase di Desa

Kalabeo Kecamatan Buer senilai Rp 5.812.700,00.

(17) Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Manggarai

Pengadaan pipa dan asesorisnya tidak sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan

No.18 Tahun 1983 tentang PPN sehingga PPN yang masih harus dipungut sebesar

Rp 24.656.934,00 dan PPh 23 sebesar Rp 5.263.754,00.

Kabupaten Belu

1. Pembayaran upah pekerja dan material infrastruktur tidak disertai dengan bukti

yang memadai dan belum dibayarkan dengan rincian yaitu upah pekerja sebesar

Rp 53.169.000,00.

2. Pengelolaan dana operasional OMS tidak sesuai ketentuan sebesar Rp

19.769.000,00 yang berasal dari kelebihan pembayaran ke rekanan dan telah

digunakan oleh OMS tanpa melalui musyawarah desa terjadi di Kabupaten Belu.

Kabupaten Flores Timur

Biaya pembuatan dokumen RAB dan laporan kemajuan fisik pekerjaan yang tidak

didukung dengan bukti yang memadai sebesar Rp 7.160.000,00.

Kabupaten Alor

Pembayaran upah pekerja dan material infrastruktur tidak disertai dengan bukti yang

memadai dan belum dibayarkan dengan rincian yaitu upah pekerja sebesar sebesar

Rp 10.944.000,00 serta material bangunan yang belum dibayarkan sebesar Rp

47.960.000,00 terjadi di Kabupaten Alor.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 50

Page 51: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

(18) Provinsi Gorontalo

Satker Provinsi

1. Terdapat kemahalan harga bak penampungan air senilai Rp 21.000.000,00.

2. Terdapat pengeluaran tidak sesuai ketentuan sebesar Rp 4.000.000,00.

(19) Provinsi Maluku

Satker Provinsi

1. Terdapat pembayaran biaya-biaya oleh OMS Desa Tanjung Karang dalam

pelaksanaan pekerjaan senilai Rp 11.250.000,00.

2. Jumlah tenaga fasilitator yang dimobilisasi ke lokasi pekerjaan tidak sesuai kontrak

dan berakibat adanya pembayaran tidak sesuai prestasi kerja senilai Rp

75.550.000,00.

Kabupaten Maluku Tenggara

1. Terdapat Pemungutan Dana Pengawas Lapangan dan Konsultan sebesar Rp

13.000.000,00.

2. Terdapat kelebihan pembayaran kepada rekanan sebesar Rp 116.500.000,00.

3. Terdapat Pemungutan Dana oleh Bendahara sebesar Rp 24.000.000,00.

(20) Provinsi Papua

Satker Provinsi

Terdapat kelebihan pembayaran konsultan manajemen kabupaten sebesar

Rp 177.400.000,00.

2) KEWAJIBAN PENYETORAN KEPADA NEGARA (02)

(1) Provinsi Banten

Satker Provinsi

Terdapat kelebihan pembayaran atas tagihan biaya langsung non personil konsultan

manajemen kabupaten sebesar Rp 1.750.000,00.

Kabupaten Pandeglang

Terdapat kekurangan volume atas pekerjaan aspalt penetrasi sepanjang 80m di Desa

Rawasari Kabupaten Pandeglang terdiri dari 4 (empat) kegiatan, senilai Rp

4.320.000,00.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 51

Page 52: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

(2) Provinsi Jawa Barat

Kabupaten Sukabumi

1. Terdapat kurang pungut dan setor PPh Ps 21 atas honor pelaksana PPIP sebesar

Rp 1.100.000,00.

2. Terdapat kurang kurang setor Pph 25 untuk sewa ruang hotel sebesar Rp

69.600,00.

(3) Provinsi Jawa Tengah

Kabupaten Wonogiri

Terdapat pembayaran honor Perangkat Tim Pelaksana Desa yang berstatus Pegawai

Negeri Sipil sebanyak 3 orang. PPh 21 atas pembayaran honor tersebut belum

dipungut yaitu sebesar Rp 247.500,00.

(4) Provinsi Jawa Timur

Kabupaten Jombang

Terdapat pekerjaan kurang volume pembangunan infrastruktur perdesaan berupa :

Saluran drainase di Desa Kedungturi, Kecamatan Gudo belum diselesaikan senilai

Rp 3.085.153,00

Saluran drainase di Desa Japanan, Kecamatan Gudo terdapat kurang volume

pekerjaan senilai Rp 5.934.565,00

Jalan rabat beton di Desa Bugasur Kedaleman, Kecamatan Gudo terdapat kurang

volume senilai Rp 896.427,88.

Kabupaten Bojonegoro

Terdapat kekurangan pekerjaan perkerasan jalan di desa Miyono sepanjang 130 m

dan lebar 2,5 m senilai Rp 12.458.989,40.

Kabupaten Mojokerto

Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 yang belum dipungut dan disetor sebesar Rp

577.500,00 (5% X Rp 11.550.000,00).

(5) Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Sikka

Pengadaan pipa dan asesorisnya tidak sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan

No.18 Tahun 1983 tentang PPN sehingga PPN yang masih harus dipungut sebesar

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 52

Page 53: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Rp 50.912.518,00.

(6) Provinsi Gorontalo

Satker Provinsi

Terdapat pajak atas sewa alat yang belum dipungut sebesar Rp 22.327.254,00.

(7) Provinsi Maluku

Satker Provinsi

Terdapat kekurangan volume pekerjaan fisik kontrak pembangunan jalan rabat di

Desa Simi Kec. Waisama senilai Rp 45.559.112,80.

2. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan

1). Pembinaan pengadministrasian aset hasil PPIP di desa. Pembinaan pengadministrasian aset hasil PPIP di desa adalah berkaitan dengan kurangnya pemahaman dari aparat pemerintahan desa yang berkewajiban mencatat/ mengadministrasikan aset-aset hasil pelaksanaan PPIP yang telah diserahterimakan dari satker kab/kota kepada pemerintahan desa yang mengakibatkan rendahnya kinerja pencatatan aset di desa. Terhadap permasalahan tersebut perlu dilakukan langkah-langkah pembinaan pengadministrasian aset hasil pelaksanaan PPIP di desa melalui kegiatan pendidikan dan latihan serta sosialisasi yang lebih intensif kepada aparat pemerintahan desa mengenai pengadministrasian aset hasil PPIP .

2). Monitoring dan Evaluasi Efektivitas Tugas dan Fungsi KPPDalam rangka mencapai Indikator keberhasilan PPIP terutama mengenai partisipasi masyarakat paska konstruksi dan terlaksananya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, maka perlu dilaksanakan pembinaan yang berkelanjutan atas peran KPP serta monitoring dan evaluasi atas efektivitas peran dari Kelompok Pengguna dan Pemanfaat (KPP) dalam mengelola dan memanfaatkan aset hasil PPIP paska konstruksi sesuai dengan tugas dan fungai KPP sebagai lembaga masyarakat pengelola yang bertanggung jawab terhadap keberlanjutan pemanfaatan aset paska konstruksi.

3). Penyusunan Data Base Infrastruktur Desa Pra dan Paska PPIPDalam rangka akuntabilitas kinerja jangka menengah dan jangka panjang atas penyelenggaraan PPIP pada Departemen PU dan untuk tetap menjaga keberlanjutan aset hasil PPIP, maka perlu dilakukan pendokumentasian atas aset infrastruktur desa dalam suatu Data Base Infrastruktur Desa Pra dan Paska PPIP.

4). Keterlambatan Penetapan Satker Propinsi dan Satker Kabupaten/KotaDalam rangka meningkatkan capaian kinerja ketepatan waktu terutama yang berkaitan dengan keterlambatan Penyiapan Dokumen Pelaksanaan PPIP dan Mobilisasi Fasilitator yang disebabkan oleh keterlambatan penetapan Satker Propinsi dan Kab/Kota, maka perlu ditetapkan batas waktu pengusulan personil satker untuk tingkat propinsi dan kab/kota dan sesegera mungkin menyempaikan informasi kepada provinsi dan kabupaten/kota mengenai

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 53

Page 54: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

penetapan Satker Propinsi dan Satker Kabupaten/Kota. Apabila batas waktu pengusulan tersebut terlampaui, maka harus ditetapkan personil Satker Propinsi dan Kab/Kota periode yang sebelumnya sebagai personil Satker Propinsi dan Satker Kabupaten/Kota yang baru.

5). Peran Aktif Masyarakat dalam Penyusunan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana dan Pelaporan Kurang Memadai Akibat Kurang Optimalnya Pendampingan FasilitatorPendampingan fasilitator yang kurang optimal mengakibatkan kurangnya peran aktif masyarakat terutama dalam penyusunan pertanggungjawaban penggunaan dana PPIP dan pelaporan di tingkat desa serta kegiatan-kegiatan lainnya paska konstruksi. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat tersebut perlu dilakukan pembinaan, pendidikan dan pelatihan serta sosialisasi yang tidak hanya fokus pada pelaksanaan pembangunan fisik IP tetapi juga sosialisasi yang lebih intensif mengenai pertanggungjawaban penggunaan dana PPIP dan pelaporan ditingkat desa serta kegiatan-kegiatan paska konstruksi lainnya.

6). Kinerja dari Tim Pelaksana Prov, Kab/kota yang belum optimalBerkaitan dengan kurangnya partisipasi aktif dari Tim Pelaksana Prov, Kab/kota yang personilnya merupakan pejabat structural pemerintahan Prov, Kab/kota dan telah memiliki aktivitas yang relatif padat sehingga menyebabkan belum optimalnya kinerja Tim Pelaksana Prov, maka untuk lebih meningkatkan peran dari Tim Pelaksana Prov, Kab/kota tersebut perlu melibatkan/ditambahkan dengan personil non pejabat struktural dan dibentuk sekretariat tim pelaksana pada tiap-tiap provinsi, Kab/kota.

7). Pemberian penghargaan bagi penyelenggara PPIP terbaik.Dalam upaya untuk lebih menjamin adanya pemanfaatan, pemeliharaan dan pengelolaan infrastruktur hasil PPIP yang berkelanjutan dan untuk memacu kinerja provinsi dan kab/kota dan desa penerima bantuan PPIP, maka perlu dilaksanakan pemilihan penyelenggara PPIP terbaik tingkat nasional.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 54

Page 55: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

BAGIAN KEDUA

INFORMASI UMUM

BAB 3

INFORMASI UMUM PPIP TAHUN 2008

LATAR BELAKANGProgram Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2008, sebagai bagian dari PNPM Mandiri, merupakan program yang dilaksanakan sebagai salah satu upaya Pemerintah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. PPIP 2008, dititikberatkan penanganannya pada desa tertinggal dan desa-desa miskin. Fokus utama program adalah (i) pengembangan masyarakat, (ii) pembangunan/peningkatan infrastruktur perdesaan dan (iii) peningkatan peran stakeholder dan pemerintah daerah.

MAKSUDProgram ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar perdesaan.

TUJUANProgram Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP 2008) memiliki tujuan yaitu:1. Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar di wilayah perdesaan. 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan infrastruktur perdesaan.

SASARAN1. Tersedianya infrastruktur perdesaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

masyarakat, berkualitas, berkelanjutan, serta berwawasan lingkungan;2. Meningkatnya kemampuan masyarakat perdesaan dalam penyelenggaraan infrastruktur

perdesaan;3. Meningkatnya jumlah penanganan desa tertinggal sejalan dengan RPJMN 2004–2009;4. Meningkatnya kemampuan aparatur pemerintah daerah sebagai fasilitator pembangunan di

perdesaan;5. Terlaksananya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perdesaan yang partisipatif,

transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 55

Page 56: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

PRINSIP Pemilihan kegiatan berdasarkan musyawarah masyarakat (acceptable). Dilaksanakan masyarakat secara terbuka (transparent) Dapat dipertanggungjawabkan (accountable) Memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable)

PENDEKATAN Pemberdayaan Keberpihakan kepada yang miskin Otonomi dan desentralisasi Partisipatif Keswadayaan Keterpaduan program pembangunan Penguatan kapasitas kelembagaan

INDIKATOR KINERJA PROGRAMKinerja pelaksanaan PPIP 2008 diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:1. Masyarakat di lokasi sasaran mempunyai akses yang lebih mudah ke pusat kegiatan

perekonomian, dan atau mempunyai akses yang lebih mudah untuk memperoleh air irigasi guna meningkatkan produksi pertanian, dan atau mempunyai akses yang lebih mudah dan atau lebih murah untuk mendapatkan air minum, dan memiliki akses sanitasi yang memadai.

2. Terbentuknya lembaga pelaksana program (OMS) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PPIP 2008.

3. Terbentuknya lembaga masyarakat pengelola yang bertanggung jawab terhadap keberlanjutan pemanfaatan

ORGANISASI Tim Koordinasi

Tim Pengendali PNPM Mandiri Tim Koordinas PNPM Mandiri Tingkat Propinsi Tim Koordinas PNPM Mandiri Tingkat Kabupaten/Kota

Tim Pelaksana Tim Pelaksana Tingkat Pusat Tim Pelaksana Tingkat Propinsi Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten Pemerintah Kecamatan Pemerintah Desa

Satuan Kerja Satker Tingkat Pusat Satker Tingkat Propinsi* Satker Tingkat Kabupaten

Bantuan Teknis Konsultan Manajemen Pusat (KMP)

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 56

Page 57: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

Konsultan Manajemen Kabupaten/Kota (KMK), yang terdiri dari Tenaga Ahli dan

Fasilitator

*) Pada beberapa propinsi dilaksanakan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi yang akan menerima Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA) dari alokasi yang ada pada Satker Pembinaan dan Pengembangan Program Cipta Karya.

MEKANISME PELAKSANAAN Pola Pelaksanaan

Pola pelaksanaan PPIP 2008 di setiap desa sasaran adalah swakelola oleh masyarakat dengan pengelolaan pelaksanaan dilakukan oleh OMS.

Pelaksanaan Kegiatan Fisik Meliputi persiapan, pelaksanaan fisik di lapangan, pengadaan material, pengadaan alat dan pengendalian tenaga kerja, serta pengendalian pengeluaran dana.

Pengelolaan Infrastruktur Terbangun Pengelolaan infrastruktur terbangun diserahkan kepada Pemerintah Desa untuk dimanfaatkan, dikelola, dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat melalui KPP.

ANGGARANSumber Dana PPIP 2008 berasal dari APBN Rupiah Murni dengan alokasi anggaran PPIP Tahun 2008 sebesar Rp 589.773.510.000, dana penyelenggaraan program terdiri dari:1. Dana Safe Guarding (Operasional Pendukung) sebesar Rp 74.773.510.000,00

Pusat Rp 10.280.678.000,00 Daerah (Provinsi dan Kabupaten) Rp 64.492.832.000,00

2. Bantuan Sosial (Bantuan Langsung Masyarakat) sebesar Rp 515.000.000.000,00. Alokasi anggaran bantuan sosial tersebut dialokasikan untuk 26 Provinsi pada 177 Kabupaten dan 2.060 Desa. Tiap desa menerima bantuan PPIP sebesar Rp 250.000.000,00.

Rincian Alokasi Anggaran PPIP Tahun 2008 per Provinsi, lihat lampiran 6

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 57

Page 58: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

BAB IV

INFORMASI UMUM AUDIT

DASAR AUDITDalam melakukan audit kinerja PPIP Tahun 2008 dasar yang digunakan adalah :1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan yang telah diperbaharui dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.103 Tahun 2001 tanggal 13 September 2001 Bagian Kedelapanbelas (pasal 52, 53 dan 54) tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

TUJUAN AUDITAudit PPIP Tahun 2008, Tujuan audit adalah untuk menilai keberhasilan Departemen Pekerjaan Umum dan Instansi terkait dalam melaksanakan atau menyelenggarakan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, dan memberikan rekomendasi jika dijumpai kelemahan dalam kaitannya dengan peningkatan efektivitas dan efisiensi, Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan dan ketepatan penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan dari pelaksanaan program tersebut.

SASARAN DAN RUANG LINGKUP AUDIT1. Sasaran Audit

(1). Menilai keberhasilan pelaksanaan penyaluran dana PPIP yang dijabarkan dalam tiga indikator utama (Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Program, Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan dan Ketepatan Penyusunan dan Penyampaian Pelaporan) di tingkat Provinsi, Kab/Kota dan Desa.

(2). Mengindentifikasi hambatan pelaksanaan program di daerah(3). Mengindentifikasi adanya kerugian negara yang diakibatkan oleh pelaksanaan program

yang tidak sesuai ketentuan. 2. Ruang Lingkup Audit

Ruang lingkup audit meliputi seluruh aktivitas kegiatan perencanaan, penyaluran/penggunaan dana PPIP Tahun 2008, Monitoring dan Evaluasi (pelaporan) Kegiatan PPIP di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Desa.

3. Periode AuditPeriode Audit adalah 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008

UJI PETIK AUDITUntuk memberikan gambaran komprehensif tentang persiapan instansi terkait dalam penyaluran dana PPIP Tahun 2008, audit selain dilaksanakan di satuan kerja PPIP di tingkat Provinsi dan Kabupaten, juga dilaksanakan uji petik pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur perdesaan pada 843 atau 40,92% desa dari 2.060

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 58

Page 59: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

desa di 91 atau 51,41% Kabupaten dari 177 Kabupaten di 23 atau 88,46% dari 26 Provinsi yang menerima dana PPIP

Rincian lokasi uji petik lihat lampiran 7

STANDAR AUDITStandar Audit yang digunakan Standar Audit Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (SAAPFP), BPKP.

METODOLOGI AUDITAudit Kinerja PPIP Tahun 2008 menggunakan pendekatan penilaian kinerja terpadu; dimana kinerja diukur pada indikator utama kinerja yang diidentifikasi dari tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan PPIP Tahun 2008. Penilaian kinerja dilaksanakan di 4 level pelaksana PPIP yaitu di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan desa, sedangkan hambatan tidak tercapainya kinerja diidentifikasi di tiap aktivitas utama kinerja yaitu ditahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan dengan menggunakan unsur-unsur dalam sistem pengendalian intern pemerintah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008, yaitu; lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan.

Pelaksanaan audit kinerja PPIP Tahun 2008 terbagi dalam 3 (tiga) tahap:1. Perencanaan Audit

Dalam tahap ini Tim Audit tingkat pusat akan melakukan survai pengumpulan data awal di Departemen Pekerjaan Umum dan Instansi Pemerintah yang terkait dalam Pelaksanaan PPIP Tahun 2008, meliputi data target (desa) dan alokasi dana PPIP, data rencana distribusi (jadual waktu pelaksanaan program), data peraturan-peraturan pendukung yang telah disiapkan (Petunjuk Teknis, Surat Keputusan Personil Penanggung Jawab Program di tingkat Departemen maupun pelaksana di daerah) dan data lainnya yang terkait sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

2. Pelaksanaan AuditAudit diawali dengan identifikasi atas peraturan – peraturan yang terkait dalam pelaksanaan penyaluran dana PPIP Tahun 2008, mekanisme dan kebijakan yang mengatur pelaksanaan penyaluran dana PPIP Tahun 2008 pada Instansi/Penanggung Jawab Program yang terkait.

Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi penerima dana kompensasi, jumlah dana kompensasi yang tersedia dan dana yang telah disalurkan kepada penerima dana tersebut, berdasarkan hal tersebut dilakukan penilaian apakah dana tersebut telah disalurkan secara efektif dan efisien, didukung pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang berlaku dan dikelola dan dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan penilaian tersebut kemudian dilakukan pengukuran pencapaian kinerja program. Apabila dalam pengukuran kinerja ternyata kinerjanya tidak sesuai dengan target, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi penyebab dari tidak tercapainya kinerja tersebut dan mengidenfikasi adanya kerugian negara yang kemungkinan timbul dari pelaksanaan program yang tidak sesuai ketentuan tersebut.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 59

Page 60: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

3. Pelaporan Hasil AuditHasil audit akan dituangkan dalam Laporan Hasil Audit. Permasalahan audit sebelum dituangkan ke dalam Laporan Hasil Audit akan dilakukan pembahasan dengan Auditan.

Laporan Hasil Audit PPIP Tahun 2008, terdiri dari 5 jenis laporan, sebagai berikut:

No Jenis Laporan Penanggung Jawab Penyusun LHA

Tanda Tangan Laporan

Surat Pengantar Masalah

Pusat

1 Laporan Kompilasi Nasional

Koordinator Audit BPKP Pusat (Tim Teknis)

Kepala Direktorat

Pengawasan Industri dan

Distribusi

Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah

Bidang Perekonomian

2 Laporan Hasil Audit Satuan Kerja PPIP Tingkat Pusat

Tim Audit Terkait

Kepala Direktorat

Pengawasan Industri dan

Distribusi

Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah

Bidang Perekonomian

Perwakilan

3 Laporan Kompilasi Tingkat Provinsi

Perwakilan BPKP

Kepala Perwakilan

BPKP

Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah

Bidang Perekonomian

4 Laporan Hasil Audit Satuan Kerja PPIP Tingkat Provinsi

Perwakilan BPKP

Kepala Perwakilan

BPKP

Kepala Perwakilan BPKP

5 Laporan Hasil Audit Pelaksanan PPIP Tingkat Kab/Kota

Perwakilan BPKP

Kepala Perwakilan

BPKP

Kepala Perwakilan BPKP

Laporan hasil audit disampaikan kepada Instansi-Instansi terkait sesuai tingkat kepentingannya.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 60

Page 61: BAGIAN PERTAMA · Web viewTerdapat pertanggungjawaban yang tidak benar di Desa Batu Puter Kecamatan Rungan Hulu atas pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Cor Beton sepanjang 541 m, lebar

KRITERIA KEBERHASILAN PPIP TAHUN 2008Dalam melakukan penilaian keberhasilan PPIP Tahun 2008, pelaksanaan audit dilakukan di 4 tingkatan pelaksanaan PPIP Tahun 2008 yaitu: tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan desa. Penilaian keberhasilan PPIP Tahun 2008 dibagi menjadi 3 indikator utama kinerja, yaitu:1. Terwujudnya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan PPIP Tahun 2008;

PPIP Tahun 2008 dinyatakan telah dilaksanakan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan secara; tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu.

2. Terwujudnya keandalan penyajian dan penyusunan Laporan Pelaksanaan PPIP Tahun 2008;Pelaporan PPIP Tahun 2008 dinyatakan telah disajikan apabila pelaksana kegiatan PPIP di tingkat pusat, provinsi, Kabupaten dan Desa telah menyajikan dan menyampaikan laporan secara andal sesuai pedoman.

3. Terwujudnya Ketaatan terhadap peraturan perundang-undanganPelaksanaan PPIP Tahun 2008 dinyatakan telah mengikuti peraturan perundang-undangan apabila dalam proses pengadaan barang dan jasa telah mengacu pada Keppres 80 Tahun 2008 dan Perubahannya tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Rincian kriteria Keberhasilan PPIP Tahun 2008, lihat lampiran 8

TANGGUNG JAWAB AUDITORTanggung Jawab Auditor terbatas pada simpulan hasil audit yang diperoleh berdasarkan analisis dan pengujian dengan menggunakan metodologi dan kriteria yang telah ditetapkan. Kebenaran data/dokumen yang diberikan kepada auditor oleh pihak-pihak terkait dan auditan sebagai dasar pelaksanaan audit diluar tanggung jawab auditor.

BPKP | Laporan Hasil Audit Kinerja PPIP Tahun 2008 61