craniumfkunej.comcraniumfkunej.com/./assets/document/praktikum/praktikum... · web viewterdapat...
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGIBENTUK SEDIAAN OBAT PUYER
TUTOR F
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Judul Praktikum Judul praktikum farmakologi ini adalah Bentuk Sediaan Obat Puyer.
1.2 Dasar Teori
Salah satu langkah dalam penulisan resep yang baik dan rasional adalah
pemilihan bentuk sediaan obat yang tepat untuk pasien. Terdapat berbagai macam
bentuk sediaan obat dengan cara pemberian yang berbeda-beda dapat dipilih
sehingga pengobatan kepada pasien lebih terjamin.
Ada satu jenis obat yang terdiri atas berbagai bentuk sediaan, namun ada
juga obat yang hanya memiliki satu bentuk sediaan. Produsen obat telah
mempertimbangkan banyak hal dalam membuat bentuk sediaan. Terkadang
diperlukan bentuk sediaan tertentu namun tidak ada di apotek, maka dokter dapat
meminta ke apotek melalui resep untuk dibuatkan bentuk sediaan sesuai yang
diharapkan. Namun demikian dalam membuat resep untuk meminta bentuk
sediaan obat tertentu tersebut, dokter harus memahami sifat-sifat obat karena tidak
semua obat dapat dibentuk seperti yang diinginkan. Pembuatan bentuk sediaan
obat yang tidak tepat justru akan mengurangi efektivitas dari obat. Misalnya ada
obat tertentu yang bila dibuat dalam bentuk cair (sirup) akan mengalami
kerusakan sehingga menjadi tidak manjur.
Ada juga obat tertentu ketika dibuat dalam bentuk sirup rasanya sangat pahit
sehingga meskipun sudah ditambah pemanis pasien akan kesulitan
mengkonsumsinya karena tidak tahan pahitnya. Bentuk sediaan tertentu juga
diproduksi dengan biaya yang mahal, sehingga harga jualnya juga semakin tinggi.
Pasien tertentu tidak mampu membeli obat dengan bentuk sediaan yang mahal
juga harus menjadi pertimbangan dokter dalam memilih obat. Salah satu bentuk
sediaan obat adalah puyer, yang biasanya berasal dari bentuk sediaan padat tablet,
kaplet, atau pil yang dicampur dan dihancurkan dan kemudian dibagi-bagi dalam
bungkus atau dimasukkan dalam kapsul.
Salah satu pertimbangan dokter meresepkan puyer karena terbatasnya
ketersediaan formula obat untuk pasien anak, sehingga dokter meresepkan puyer.
Bentuk sediaan puyer ini memiliki potensi risiko sebagai berikut.
1. Menurunnya stabilitas obat karena obat-obatan yang dicampur mempunyai
kemungkinan interaksi satu dengan yang lain.
2. Risiko terjadi polifarmasi.
3. Sulit mendeteksi obat mana yang menimbulkan efek samping.
4. Sisa obat yang terdapat pada alat penggerus atau alat pembagi obat dapat
mengurangi dosis obat.
5. Tidak sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), tidak steril dan
sering tercampur dengan sisa obat sebelumnya.
6. Obat rusak sebelum mencapai sasaran karena proses pembuatan puyer.
7. Dosis yang berlebihan karena kesalahan hitungan.
8. Obat puyer lebih mahal Mengingat banyaknya risiko padan pembuatan obat
puyer, maka seorang dokter hendaknya berhati-hati meresepkan obat puyer dan
mengutamakan keselamatan pasien.
Beberapa aspek berikut harus menjadikan perhatian para dokter dalam
meresepkan sediaan obat puyer.
1. Setiap obat memiliki efek farmakodinamik yang berbeda sehingga
kebutuhannya berbeda. Obat antibiotika harus dipisahkan dengan obat
simtomatis. Obat simtomatis tertentu harus dipisahkan dengan yang lain.
2. Beberapa jenis obat memiliki sediaan yang tidak boleh digerus menjadi puyer,
misalnya sediaan tablet salut selaput, salut gula, dan obat sediaan lepas-lambat.
3. Waktu minum setiap obat harus diperhatikan. Ada obat yang hanya diminum di
malam hari, ada obat yang diminum pagi hari. Obat seperti ini tidak boleh
dicampurkan dalam puyer.
4. BSO puyer pada saat diminum dapat menyebar ke seluruh bagian mulut,
sehingga menimbulkan rasa tidak enak bagi pasien.
BAB 2. METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan2.1.1 Alat : 1) Mortar2) Alu3) Timbangan obat digital4) Batang pengaduk5) Spatula obat6) Cawan petri7) Plastik obat
2.1.2 Bahan:
Resep 1 :
1) 15 kertas perkamen2) Metronidazole 15 x 100 mg3) Paracetamol 15 x 100 mg
Resep 2 :
1) 10 cangkang kapsul2) Diclofenac Na 100 mg3) Dextromethorphan 150 mg
2.2 Langkah kerja2.2.1 Resep 11) Gerus 1500mg tablet metronidazole dan 1500mg bubuk parasetamol. Haluskan dengan arah memutar searah jarum jam. 2) Siapkan lima belas kertas perkamen di bidang datar.3) Bagi obat di kertas perkamen dengan spatula obat masing-masing dengan volume sama menurut visual. 4) Lipat kertas perkamen.5) Masukkan ke dalam plastik pembungkus obat dan beri aturan minum.
2.2.2 Resep 21) Haluskan Natrium Diclofenac 100mg dan dextromethrophan 150mg.2) Timbang obat lalu dibagi 10 sama berat.3) Masukkan obat ke dalam kapsul.4) Masukkan ke dalam plastik pembungkus obat dan beri aturan minum.
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Resep 1
Sediaan : Puyer
Jumlah : 15
Kandungan :Metronidazole 1500 mg dan Paracetamol 1500 mg digerus
bersama kemudian dibagi menjadi 15 puyer sehingga masing-masing puyer
mengandung Metronidazole 100 mg dan Paracetamol 100 mg.
Aturan minum :Obat dikonsumsi tiga kali setiap hari dengan aturan satu puyer tiap
konsumsi.
3.1.2 Resep 2
Sediaan : Kapsul
Jumlah : 10
Kandungan :Natrium diklofenak 100 mg dan Dextromethorphan 15 mg digerus
bersama kemudian dibagi dalambagian yang samadan dikemas menjadi 10 kapsul.
Masing-masing kapsul mengandung Natrium diklofenak 10 mg dan
Dextromethorphan 1,5 mg.
Aturan minum :Obat dikonsumsi tiga kali setiap hari dengan aturan satu kapsul
tiap konsumsi.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pembahasan Resep 1
Pada praktikum pembuatan puyer untuk resep 1, kami membagi obat
kedalam tiap perkamen dengan manual, tanpa ditimbang. Serta pada moortar dan
pestle, didapatkan bekas obat yang masih menempel, sehingga pembuatan puyer
ini masih kurang efektif. Karena dosisnya kurang tepat, bisa kelebihan, atau
kekurangan.
Selain itu, Metronidazole merupakan antimikroba jenis aerob sedangkan
parasetamol merupakan obat simptomatis penurun panas. Kedua obat tersebut
tidak boleh dicampur karena adanya penggunaan yang berbeda yakni
metronidazole harus dikonsumsi pasien dengan dosis yang tepat hingga obat habis
dan parasetamol dikonsumsi pasien dengan dosis tepat hingga gejala menghilang.
Konsumsi puyer dengan campuran tersebut akan dapat berakibat saat gejala panas
sudah turun tetapi bakteri masih ada, maka parasetamol akan memperberat fungsi
hati yang jika diteruskan akan dapat merusak organ tersebut. Selain itu, Bahan
Sediaan Obat yang dibentuk kurang tepat. Karena dosis puyer lebih sesuai untuk
dosis individual karena pada umumnya pada anak-anak dosis obat dihitung
berdasarkan berat badan, padahal pada sediaan sirup yang beredar di pasaran pada
umumnya dosis ditulis berdasarkan usia dan ini kurang tepat pada anak yang berat
badannya tidak normal (gizi kurang/buruk dan obese).
Meskipun sediaan puyer lebih praktis karena dapat digunakan untuk
racikan obat kombinasi., relatif lebih stabil dalam penyimpanan dibandingkan
sediaan sirup, serta harga puyer lebih murah dibandingkan sediaan sirup atau sirup
kombinasi dengan komposisi yang sebanding.
Tetapi bentuk puyer memiliki banyak kekurangan, karena tidak sesuai
untuk obat yang bersifat sangat higroskopis, deliquescent, campuran eutetik, atau
zat yang mudah menguap, Tidak sesuai untuk obat yang rasanya tidak enak, ada
beberapa obat yang tidak bisa dipuyer untuk sediaan dengan formulasi khusus
(tablet salut enterik, effervescent, lepas lambat/sustained released, tablet kunyah
dll). Selain itu, senyawa yang bersifat ester atau kapsul yang berisi granul, hati-
hati jika dipuyer (tablet yang berisi senyawa ester digerus pelan supaya tidak
terurai, granul tidak boleh digerus hanya dicampur ad homogen saja), serta tidak
bisa untuk sediaan yang bahan bakunya berbentuk cair atau sediaan obat padat
yang mengandung sedikit cairan.
3.2.2 Pembahasan Resep 2
Resep kedua dikemas ke dalam capsul dengan cara ditimbang sama rata,
hal tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan, yaitu:
a) kekurangan
memakan waktu yang lama;
berisiko mengurangi kekuatan bahan aktif obat yang masih memiliki sifat
khusus seperti higroskopis, delikuesen, atau efloresen;
b) kelebihan
lebih akurat dibandingkan menimbang secara visual;
dosis yang didapatkan lebih tepat;
berat dan takaran lebih sama atau seragam.
Natrium diclofenac merupakan tablet salut enterik yang diharapkan pecah di
dalam usus halus, dan pemberian salut pada tablet bertujuan untuk menghindari
tablet pecah dalam lambung karena sifat zat aktif obat yang dapat rusak oleh pH
lambung yang asam, ataupun karena sifat zat aktif obat yang dapat mengiritasi
lambung. Maka Na diclofenac seharusnya tidak untuk dihancurkan menjadi
serbuk/puyer.
Selain itu, dalam resep ini diperintahkan untuk menggunakan capsul yang juga
memiliki kekurangan serta kelebihan, yaitu:
a) kekurangan menggunakan capsul
tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-
pori kapsul tidak dapat menahan penguapan;
tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis;
tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan
cangkang kapsul;
tidak dapat diberikan untuk balita;
b) kelebihan menggunakan kapsul
cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi;
dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak;
tepat untuk obat yang teroksidasi dan mempunyai bau dan rasa yang
tidak enak;
bentuk kapsul mudah ditelan dibanding bentuk tablet;
bentuknya lebih praktis dan menarik;
bahan obat dapat cepat hancur dan larut di dalam perut sehingga dapat
segera diabsorpsi;
menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari;
Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan
tambahan/pembantu seperti pada pembuatan pil dan tablet.
3.2.3 Bentuk sediaan lain
1) Serbuk
Kelebihan:
Dokter leluasa dalam memilih dosis sesuai keadaan pasien.
Lebih stabil, terutama untuk obat yang rusak oleh air.
Penyerapan lebih sempurna disbanding sediaan padat lain.
Cocok untuk anak-anak dan dewasa yang sukar menelan kapsul
atau tablet.
Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul
dapat dibuat bentuk serbuk.
Kekurangan:
Rasa yang tidak enak tidak tertutup seperti rasa pahit, sepat,
lengket di lidah (dapat diatasi dengan corigen saporis)
Pada penyimpanan bias menjadi lembab.
2) Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (Farmakope
Indonesia III, Th. 1979, hal 32)
Keuntungan:
Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul,
terutama anak-anak.
Homogenitas tinggi
Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas
permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).
Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Kekurangan:
Kestabilan rendah (pertumbuhan Kristal jika jenuh, degradasi, dll)
Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga
homogenitasnya turun.
Alirannya menyebabkan sukar dituang
Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan system
dispersi (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi
fluktuasi / perubahan temperatur.
Sediaan suspense harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh
dosis yang diinginkan.
3) Inhalasi
Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspense terdiri atas
satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung
atau mulut untuk memperoleh efek local atau sistemik.
Serbuk dapat juga diberikan secara inhalasi, menggunakan alat mekanik
secara manual untuk menghasilkan tekanan atau inhalasi yang dalam bagi
penderita yang bersangkutan.
Inhalan terdiri atas satu atau kombinasi beberapa obat, yang karena
bertekanan uap tinggi, dapat terbawa oleh aliran udara ke dalam saluran
hidung dan memberikan efek. Wadah obat yang diberikan secara inhalasi
disebut inhaler.
4) Immunoserum
Imunoserum adalah sediaan yang mengandung immunoglobulin
khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Imuno serum
mempunyai kekuatan khas mengikat venin atau toksin yang dibentuk oleh
bakteri, atau mengikat antigen bakteri, antigen virus, atau antigen lain
untuk pembuatan sediaan.
Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang di imunisasi dengan
penyuntikan toksin atau toksoid, venin, suspensi, mikroorganisme, atau
antigen lain yang sesuai. Selama imunisasi, hewan tersebut tidak boleh
diberi penisilin. Sediaan cair imunoserum disimpan pada suhu 2 - 8° C dan
hindari dari pembekuan.
5) Infus intravena
Infus Intravena atau Infundabilia atau Infus Intravena adalah
sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen, dan sedapat
mungkin dibuat isotonis terhadap darah, dan di suntikan langsung kedalam
vena dalam volume relative banyak.
6) Salep / unguenta
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topical pada kulit atau selaput lendir.
7) Salep mata
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi
homogeny dalam dasar salep yang cocok (Anief, 2000) hal 110.
Sediaan mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih
besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini
disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat
yang diabsorbsi lebih tinggi. Salep mata dapat mengganggu penglihatan,
kecuali jika digunakan saat akan tidur (Remington Pharmaceutical
Science, hal.1585)
8) Gel
Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari
zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul senyawa organik,
masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Formularium
Nasional, hal 315)
Keuntungan sediaan gel:
Untuk hidrogel : efek pendinginan pada kulit saat digunakan;
penampilan sediaan yang jernih dan elegan; pada pemakaian di
kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis,
daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan
pori tidak terganggu; mudah dicuci dengan air; pelepasan obatnya
baik; kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
Kekurangan sediaan gel :
Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam
air sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti
surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur,
tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika
berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan
iritasi dan harga lebih mahal.
Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau
dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang tinggi.
Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alkohol yang tinggi
dapat menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan yang
buruk pada kulit bila terkena pemaparan cahaya matahari, alcohol
akan menguap dengan cepat dan meninggalkan film yang berpori
atau pecah-pecah sehingga tidak semua area tertutupi atau kontak
dengan zat aktif
9) Linimentum
Linimentum umumnya adalah sediaan cair atau kental,
mengandung analgetikum dan zat yang mengandung sifat rubefasien,
melemaskan otot atau menghangatkan; digunakan sebagai obat luar.
Linimentum analgetik dan linimentum yang melemaskan otot digunakan
dengan cara mengoleskan pada kulit dengan mengoleskan pada kulit
menggunakan kain flannel atau bahan lain yang cocok; linimentum yang
menghangatkan digunakan pada kulit dengan cara mengoleskan sambil
memijat dan mengurut. Penyimpanan : dalam botol berwarna bermulut
kecil, di tempat sejuk.
Adapun keuntungan liniment adalah Zat yang ditambahkan
padanya diresorbsi lebih cepat, Mudah dicuci, dan sangat baik untuk
pemakaian pada kulit yang lembut.
10) Tablet
tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Tablet yang berbentuk kapsul umumnya disebut
kaplet.
Keuntungan bentuk sediaan tablet :
volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan
diangkut
memiliki variabilitas sediaan yang rendah. Keseragaman lebih baik
dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume
yang lebih kecil
tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif
lebih terjaga
dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang bias diatur
tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air
merupakan sediaan yang mudah diproduksi masal dengan
pengemasan yang mudah dan murah
dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak enak dari sediaan.
Kerugian/ kekurangan bentuk sediaan tablet :
beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
formulasi tablet cukup rumit
zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
kebanyakan tablet yang ada di pasaran tidak menutupi rasa pahit/
tidak enak dari obat
11) Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%).
Stabilitas krim akan rusak jika system campurannya terganggu oleh
perubahan suhu dan perubahan komposisi (adanya penambahan salah satu
fase secara berlebihan). Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika
sesuai pengenceran yang cocok, yang harus dilakukan dengan teknik
aseptis. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu 1
bulan.
Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat
krim yang dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi krim dapat digunakan
emulgid, lemak bulu domba, setasium, setil alkohol, stearil alkohol,
golongan sorbitan, polisorbat, PEG dan sabun.
12) Pasta
Pasta adalah sediaan semi padat (massa lembek) yang mengandung
satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta
ini serupa dengan salep hanya berbeda dalam konsistensinya, yaitu bahan
padatnya lebih dari 50% dan kegunaannya. Misalnya Pasta Zincioleosa
(Ph. Bld. V).
Bahan dasar pasta yang sering dipakai adalah: vaselin, lanolin, adepslanae,
Ungt. Simplex, minyak lemak dan parafin liq. yang sudah atau belum
bercampur dengan sabun
Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir agar
memperoleh efek lokal (misal, pasta gigi triamsinolon asetonida).
Pasta Hamamelidis saponata/ Hazeline snow (C.M.N) sebetulnya bukan
termasuk pasta tetapi krim.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap bentuk sediaan obat memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Untuk memaksimalkan efek obat, bentuk sediaan obat harus sesuai dengan struktur kimia, sifat obat di dalam tubuh, dan keadaan pasien. Metode peracikan BSO turut memengaruhi efek pemberian suatu jenis obat.
4.2 Saran
- Untuk resep puyer: o Sebaiknya obat simpomatis dan obat terapeutik dipisah, karena
lama pemakaiannya berbeda.o Obat metronidazole sebaiknya diberikan dalam bentuk suspensi
karena rasanya yang pahit.- Untuk resep kapsul:
o Sebaiknya obat dengan rasa yang tidak nyaman atau pahit bisa menggunakan sediaan obat jenis ini.
LAMPIRAN
1) Alat dan bahan
Metronidazole dan Diclofenac Na
Paracetamol
Kertas perkamen
Cangkang kapsul
Mortar dan Alu
2) Proses
Penggerusan Metronidazole
Pencampuran Metronidazole dan Paracetamol
Sisa Metronidazole dan Paracetamol
Pembagian Metronidazole dan Paracetamol
Pengemasan Metronidazole dan Paracetamol
Penimbangan Diclofenac Na dan Dextromethorphan
3) Hasil
Resep 1 Metronidazol + Paracetamol
Resep 2 Diclofenac Na + Dextromethorphan