bagian pertama politik, demokrasi dan ham 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/naskah buku politik...

234
1 BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1 Menyempurnakan Proses Komunikasi Politik Bisnis Indonesia, 11 April 2008 Beberapa waktu lalu, dalam pemilihan calon Gubernur Bank Indonesia (BI), Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menolak Agus Martowardojo dan Raden Pardede, dua calon gubernur BI yang diajukan pemerintah. Penolakan tersebut semakin menambah polemik proses pemilihan orang nomor satu di BI saat itu sehingga berakibat pertama, dalam tataran ekonomi, penolakan tersebut akan berakibat munculnya ketidakpercayaan pasar terhadap perekonomian Indonesia karena ketidakpastian kepemimpinan di lembaga otoritas moneter.

Upload: others

Post on 10-Sep-2019

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

1

BAGIAN PERTAMA

POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM

1 Menyempurnakan

Proses Komunikasi Politik

Bisnis Indonesia, 11 April 2008

Beberapa waktu lalu, dalam pemilihan calon Gubernur Bank Indonesia

(BI), Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menolak Agus Martowardojo dan

Raden Pardede, dua calon gubernur BI yang diajukan pemerintah.

Penolakan tersebut semakin menambah polemik proses pemilihan orang

nomor satu di BI saat itu sehingga berakibat pertama, dalam tataran ekonomi,

penolakan tersebut akan berakibat munculnya ketidakpercayaan pasar terhadap

perekonomian Indonesia karena ketidakpastian kepemimpinan di lembaga

otoritas moneter.

Page 2: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

2

Kedua, dalam tataran politik, telah terjadi kebuntuan komunikasi antara

DPR dan pemerintah. Artinya, komunikasi politik yang dijalin pemerintah dengan

DPR tidak berjalan dengan baik dan efektif serta kurang harmonis.

Tulisan ini selanjutnya mencoba membahas poin kedua yaitu; adanya

kebuntuan komunikasi politik antara DPR dan pemerintah. Dalam pengajuan

calon Gubernur BI waktu itu, sama sekali tidak didahului komunikasi politik yang

memadai antara pemerintah dan DPR sehingga menimbulkan ketidakpastian

dalam tatanan kehidupan ekonomi bahkan politik.

Menurut Effendi Gazali, komunikasi politik itu sukses, bila membuahkan

kepastian, dan gagal kalau membuahkan ketidakpastian.

Berkaitan dengan pemilihan Gubernur BI saat itu, maka jelas pemerintah

dan DPR telah gagal menjalankan komunikasi politik.

Kegagalan menjalin kemunikasi politik akan berdampak kepada tidak

tercapainya konsensus bersama untuk memecahkan berbagai persoalan yang

menyangkut kehidupan masyarakat. Dalam kasus pencalonan Gubernur BI,

harusnya inisiatif komunikasi politik antara DPR dan pemerintah dapat

terbangun.

Tidak terbangunnya komunikasi politik antara pemerintah dan DPR paling

tidak disebabkan karena posisi pemerintah yang tidak seimbang dengan posisi

legislatif. Kita melihat bahwa parlemen memiliki kekuatan yang sangat jauh

melampaui batas kekuatan eksekutif. Kekuatan politik riil pemerintah di

parlemen praktis hanya ditopang Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Pada akhirnya, tidak terbangun check and balance secara sempurna.

Malah, korporatisme baru yang menonjolkan aspek pemenuhan kepentingan

politik daripada kepentingan publik hadir tidak terbendung.

Lebih baik

Namun, jika kita melihat seluruh proses komunikasi politik yang terjadi

pada era Orde Baru, proses komunikasi politik saat ini tentu saja lebih baik

Page 3: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

3

daripada era Orde Baru. Di bawah rezim Orde Baru, komunikasi politik di

Indonesia di monopoli oleh pemerintah yang berkuasa. Atau tergantung pada

satu tangan, yaitu Presiden.

Dalam kurun kekuasaan Orde Baru, badan legislatif tidak berfungsi

sebagai suara rakyat, tetapi tak lain hanya sebagai pendukung Presiden. Anggota

legislatif tidak bisa mengajukan kritik kepada Presiden. Atau menolak keinginan

pemerintah seperti kasus pengajuan calon Gubernur beberapa waktu lalu.

Jika Presiden dikritik, risikonya adalah anggota legislatif tersebut dapat

diberhentikan dengan seketika. Mungkin kita dapat melihat contohnya, di mana

anggota DPR/MPR pernah melontar kritik yang terlalu keras sehingga akan

berakhir dengan pemberhentian tidak hormat.

Kasus Sri Bintang Pamungkas menunjukkan bagaimana monopoli

komunikasi itu berjalan tanpa ada yang mampu untuk membendung. Monopoli

komunikasi politik di era Orde Baru berakhir dengan mundurnya Soeharto

sebagai Presiden. Komunikasi politik tidak lagi dipegang pemerintah. Namun,

mulai diimbangi oleh kelompok kepentingan seperti LSM, elemen masyarakat

dan kalangan kampus. Sejak saat itu, komunikasi politik tumbuh dan berkembang

begitu cepat, meskipun di sana-sini terdapat kekurangan dan kelemahan dalam

menyampaikan dan mengaktualisasikannya.

Sebagai contoh, begitu banyak komunikasi politik yang terjadi berakhir

dengan bentrok bahkan kekerasan. Hal ini disebabkan karena, dengan

tumbuhnya keterbukaan dalam berdemokrasi, elemen-elemen masyarakat

semakin tahu hak dan kewajibannya. Akibatnya, aksi-aksi protes sebagai sebuah

masukan ke dalam sistem politik menjadi sebuah hal yang tidak aneh lagi.

Salah satu manifestasi itu adalah keberanian elemen masyarakat,

kalangan LSM, kalangan mahasiswa mengkritisi para pejabat, elite politik, bahkan

juga mengkritisi kebijakan pemerintah. Sesuatu yang mungkin jarang atau

bahkan tidak pernah terjadi dalam kurun waktu 32 tahun Soeharto berkuasa.

Page 4: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

4

Saat ini, dengan tumbuhnya komunikasi politik di dalam kehidupan sosial

masyarakat setelah runtuhnya rezim Orde Baru, semakin menyuburkan nilai-nilai

demokrasi di Indonesia.

Namun, ada baiknya komunikasi politik itu dijalankan dengan etika dan

cara-cara yang santun. Ada take and give di antara kedua belah pihak. Tidak

merugikan atau menguntungkan suatu kelompok.

Untuk itu kedepan, alangkah baiknya bila komunikasi politik dijalin

dengan lebih baik, disampaikan secara santun, baik, penuh etika dan rasional.

Baik itu antara pemerintah dan DPR, antara pemerintah dan LSM, antara partai

politik dengan rakyat, maupun antara seluruh elemen masyarakat.

Semua komunikasi politik yang dijalankan harus mempunyai komitmen

dan konsensus bersama dalam memecahkan persoalan yang ada demi

kepentingan bersama. Bukan kepentingan perseorangan atau kelompok.

Sebagaimana pendapat Jurgen Habermas (dalam Piliang, 2000;104) bahwa

komunikasi adalah upaya untuk mencapai konsensus bersama dalam

memecahkan berbagai persoalan dan tujuan bersama lewat cara argumentasi

yang rasional. Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu

dapat dicapai melalui komunikasi politik yang baik.

Akhirnya, manfaat komunikasi politik dalam tatanan kehidupan politik

sehari-hari memegang peran penting dalam mengupayakan kepekaaan terhadap

setiap kejadian politik yang berlangsung. Komunikasi politik juga berusaha

memahami berbagai fenomena tentang, misalnya, apa alasan-alasan menolak,

atau tidak setuju sehingga bisa dicapai kata sepakat untuk kepentingan bersama.

Jadi mari sempurnakan proses komunikasi politik dengan cara-cara yang baik dan

santun untuk kepentingan bersama pada masa-masa mendatang. Semoga.

Page 5: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

5

2 Terjebak Politik Balas Budi

Bisnis Indonesia, 29 Nov 2007

Kursi kekuasaan menjadi incaran banyak orang. Terkadang cara-cara

untuk mendapatkan kekuasaan itu ditempuh dengan cara-cara yang tidak

profesional, sehat dan jujur. Misalnya, dengan menyetorkan uang terlebih

dahulu atau karena pengaruh hubungan kekerabatan atau pertemanan.

Parahnya, kekuasaan dibagi untuk keuntungan kelompok tanpa memikirkan

apakah seseorang yang menduduki kursi kekuasaan itu ahli dan profesional di

bidangnya.

Page 6: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

6

Baru-baru ini sejumlah tim sukses Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-

Jusuf Kalla duduk sebagai komisaris atau dewan pengawas di sejumlah BUMN.

Sebut saja misalnya, Mayjen (Purn) Samsoeddin (mantan Sekjen Tim Kampanye)

menjadi Komisaris Jasa Marga, Umar Said (mantan Ketua Seksi Kampanye)

menjadi Komisaris Pertamina, Brigjen Rubik Mukav (mantan Ketua Seksi

Pengumpulan dan Pengolahan Data) menjadi Dewan Pengawas TVRI, Hazairin

Sitepu (mantan Waka Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data) menjadi Ketua

Dewan Pengawas TVRI, Dino Patti Djalal menjadi Komisaris PT Danareksa.

Selain itu ada juga nama Mayjen (Purn) Soeprapto (mantan Ketua Seksi

Pembinaan, Penggalangan, dan Pengerahan Massa) sebagai Komisaris Indosat,

Yahya Ombara (Sekretaris Seksi Pembinaan, Penggalangan dan Pengerahan

Massa) sebagai Komisaris PT Kereta Api Indonesia (KAI), Mayjen (Purn) Sulatin

(mantan Koordinator Wilayah Sulawesi) sebagai Dewan Pengawas Bulog.

Beberapa mantan anggota Tim Khusus juga memperoleh jabatan komisaris,

seperti Andi Arif (Pos Indonesia), Heri Sebayang (PTP Sumatra Utara), Syahganda

Nainggolan (PT Pelindo).

Ironis memang, di era reformasi dan ditandai dengan terpilihnya presiden

secara langsung, dimana kita telah berhasil memilih presiden sesuai dengan

keinginan rakyat, tetapi pola-pola perekrutan pejabat masih menggunakan cara-

cara lama yang sarat akan nuansa nepotisme dan cenderung "terjebak politik

balas budi". Betapa tidak, mereka yang umumnya duduk di kursi komisaris

sebagaimana disebut di atas tidak melalui proses fit and proper test.

Aneh memang, padahal sejak keran reformasi dibuka masyarakat

menghendaki perubahan di segala bidang. Misalnya, masyarakat menghendaki

adanya keinginan untuk menghasilkan birokrat yang baik, jujur, profesional di

bidangnya dan lain sebagainya. Apakah itu di departemen, lembaga

nondepartemen dan BUMN. Untuk menghasilkan birokrat yang demikian salah

satunya adalah dengan memerhatikan track record-nya kemudian diuji

kelayakannya di DPR.

Page 7: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

7

Namun, apa yang kita lihat saat ini. Dalam berbagai jabatan di BUMN,

masih menghasilkan bentuk primordialisme dalam banyak wajah. Era reformasi

justru malah memunculkan kelompok-kelompok tertentu dari para

penyelenggara pemerintah untuk menduduki jabatan strategis, misalnya di

BUMN. Berbagai jabatan strategis itu cenderung dipegang dan dipercayakan

kepada figur-figur yang memiliki kedekatan dengan kekuatan politik yang

berkuasa tanpa mempertimbangkan aspek integritas, aspek dedikasi, aspek

kompetensi, aspek kecakapan, aspek pemahaman, aspek keahlian dan

pengalaman.

Padahal kita tahu, semua aspek diatas menjadi prasyarat mutlak untuk

jabatan komisaris di BUMN. Ini sesuai dengan Undang-Undang (UU) tentang

BUMN. Pasal 26 UU tersebut mengatakan bahwa komisaris diangkat berdasarkan

pertimbangan integritas, dedikasi dan pemahaman masalah-masalah manajemen

perusahaan serta memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha mikro.

Yang tidak kalah penting, komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk

melaksanakan tugas.

Birokrasi bapakisme

Indonesia sebagai negara berkembang memang tidak bisa dilepaskan dari

realitas di atas. Sebagaimana terlihat, birokrasi yang diterapkan di Indonesia

lebih mendekati pengertian dari Max Weber tentang birokrasi patrimonial

dimana jabatan dan perilaku dalam keseluruhan hierarki birokrasi banyak

didasarkan pada hu-bungan familiar, hubungan kelompok, hubungan pribadi dan

hubungan bapak-anak buah (patron-client).

Hubungan patron-client lebih dikenal dengan nama bapakisme

(paternalisme). Ini banyak diwarnai oleh peninggalan masa lalu, yaitu konsep

politik kelompok etnis Jawa tradisional yang aristokrasi. Bentuk birokrasi

tersebut biasanya mempunyai prosedur kerja yang berbelit-belit, proses

Page 8: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

8

pelayanan yang lamban, mekanisme kerja yang tidak efisien, kurang efektif dan

sumber penyalahgunaan kedudukan dan wewenang.

Semua prosedur kerja yang tidak kondusif diatas disebabkan oleh birokrat

yang terpilih tidaklah orang-orang yang cerdas dan cocok pada bidangnya.

Kalau kita perhatikan di negara-negara maju, maka sistem birokrasinya tertata

dengan baik. Bahkan segala aspek dan persyaratan yang diperlukan bagi

penetapan suatu jabatan, promosi dan karier juga tertata dengan baik.

Semuanya benar-benar didasarkan pada kapasitas, kapabilitas dan integritas.

Di samping itu juga didasarkan karena adanya kecakapan atau keahlian,

prestasi, golongan, pangkat dan pengalaman tugas. Jadi ada kepastian karier

apabila seseorang berprestasi, sehingga suatu saat dia layak dipromosikan untuk

menduduki suatu jabatan tertentu yang sesuai dengan keahliannya.

Mengakhiri tulisan ini, kita sepakat, bahwa birokrasi dalam suatu

pemerintahan merupakan paru-paru yang akan selalu menopang kelangsungan

dan kehidupan dari suatu sistem pemerintahan. Dari itu, masihkah kita dapat

menaruh harapan untuk menjadikan birokrasi, baik di departemen, lembaga

nondepartemen maupun sejumlah BUMN yang lebih baik dimasa mendatang?

Jawabannya akan sangat bergantung kepada pihak-pihak yang

berkompeten untuk itu. Yaitu bagaimana pejabat pemerintahan ini mengangkat

orang-orang yang cakap, profesional, kapabilitas dan kredibel di bidangnya untuk

menduduki jabatan-jabatan strategis, seperti komisaris, dewan direksi, dewan

pengawas, kepala bidang, kepala bagian, kepala seksi dan lain sebagainya. Bukan

pejabat yang ditunjuk karena faktor kedekatan, kekeluargaan ataupun kelompok.

Jadi jangan biarkan orang-orang yang tidak cakap dan ahli di bidangnya

duduk di kursi yang mereka tidak mengerti sama sekali. Kejadian ini bukan

pembelajaran yang baik bagi bangsa, tetapi dapat menjadi preseden buruk bagi

kepemimpinan nasional di masa-masa mendatang. Hanya dengan cara

menempatkan orang-orang yang cakap dan ahli di bidangnyalah upaya

menciptakan birokrat yang mampu membawa perubahan dalam kehidupan

Page 9: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

9

masyarakat akan terlaksana sehingga ia akan menjadi kekuatan yang sangat

efektif dalam pelaksanaan pembangunan dan modernisasi. Semoga.

Page 10: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

10

3 Fenomena Selebriti dalam Dunia Politik

Suara Pembaruan, 27 Nov 2006

Dalam perspektif demokrasi langsung saat ini, menjadi kepala daerah

sepertinya memangku jabatan yang gampang dan enteng, sehingga banyak sekali

orang yang merasa sanggup untuk mengembannya. Gejala ini menjelma tanpa

pandang bulu, apakah memimpin daerah yang miskin atau memimpin kota

metropolitan yang sangat kompleks masalahnya seperti Jakarta. Semua calon

sama-sama punya ambisi besar, meskipun kemampuan calon belum pernah

teruji dalam memimpin.

Para calon datang dari berbagai kalangan. Tidak ketinggalan para selebriti

yang sekarang berkantor di Senayan. Misalnya, Marissa Haque yang

mencalonkan diri menjadi Wakil Gubernur Banten, Adjie Massaid mencalonkan

diri menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur dan Dede Yusuf mencalonkan diri

menjadi Gubernur Jawa Barat. Selebriti lain yang dulunya pernah disebut-sebut

akan mencalonkan atau dicalonkan menjadi kepala daerah adalah pelawak Nurul

Komar untuk Bupati Indramayu dan Rano Karno untuk Gubernur DKI Jakarta.

Fenomena keikutsertaan artis di kancah politik dengan mengincar salah

satu jabatan kepala daerah atau wakil kepala daerah menarik untuk dicermati.

Page 11: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

11

Paling tidak, keikutsertaan selebriti dalam ranah politik ini telah menjadi

fenomena baru dalam kehidupan politik sejak era reformasi digulirkan. Kita tahu,

di zaman Orde Baru artis hanya sering dipakai sebagai vote getter alias

penggembira.

Namun era reformasi saat ini, di mana demokrasi berlangsung dengan

bebas, artis tiba-tiba diberi kedudukan dan peranan yang lebih hebat oleh partai

politik. Para artis bukan lagi vote getter, pemain sinetron, akan tetapi sudah

menjadi calon anggota DPR, bahkan akhirnya menjadi wakil rakyat, meskipun

publik tidak pernah mendengar apa prestasi, kinerjanya dan perjuangannya

untuk konstituennya.

Faktor Ketenaran

Fenomena ini menunjukkan bahwa banyaknya artis yang terjun ke politik

dan akhirnya berkantor di Senayan masih dan sangat ditentukan oleh faktor

ketenaran dan popularitas mereka semata. Apalagi mereka masih muda, energik,

cantik dan gagah. Kelebihan ini menjadi faktor pendukung untuk meraup suara

sebanyak mungkin.

Lihat saja perolehan suara yang dikumpulkan oleh para artis pada pemilu

tahun 2004 lalu. Faktor popularitas dan dikenal masyarakat membuat suara

mereka membengkak. Bahkan mereka menjadi pemenang di daerah pemilihan

masing-masing.

Perolehan suara Adjie Massaid di daerah pemilihan Pasuruan misalnya. Data

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Pasuruan menunjukkan bahwa Adjie

berada pada posisi paling atas dengan perolehan 11.717 suara. Perolehan suara

itu mampu meninggalkan pesaingnya yang politikus dan tokoh masyarakat

setempat.

Marissa Haque malah lebih tinggi dengan perolehan 55.299 suara untuk

daerah pemilihan Kabupaten Bandung. Bahkan dia berhasil menggeser

Page 12: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

12

perolehan suara tokoh PDI Perjuangan, Taufiq Kiemas yang mengoleksi 42.400

suara.

Perolehan suara meyakinkan juga diraup Dede Yusuf dengan 28.331 pemilih di

daerah pemilihan Kuningan, Jawa Barat. Bisa jadi suksesnya para artis di pemilu

legislatif 2004 kemungkinan akan berlanjut dalam pemilihan kepala daerah.

Di Indonesia, ramainya artis melangkah ke pentas politik memang suatu

hal yang baru. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat misalnya,

fenomena seorang artis terjun ke kancah politik dan kemudian menjadi

pemimpin eksekutif telah lama berlangsung.

Lihat saja aktor Arnold Swarzenegger yang terpilih sebagai Gubernur Califor-nia,

salah satu negara bagian di AS pada 7 Oktober 2003.

Sebelumnya, aktor Ronald Reagan yang bisa main dalam film-film koboi

justru sukses di pangung politik. Karier politik Reagan di mulai ketika menjadi

anggota Liberal Partai Demokraat. Ia mendukung program New Deal yang

dicanangkan Presiden Franklin Roosevelt. Kemudian Reagan beralih menjadi

seorang pendukung Republik.

Namanya mulai dikenal dikancah politik saat ia membongkar nama-nama

mitra pekerja Hollywood yang pro-komunis kepada FBI di tahun 1950-an. Lalu Ia

pernah memimpin Screen Actors Giuld (SAG) dan bertugas membongkar

pengaruh komunis di Hollywood.

Dan pada akhirnya tahun 1966 Reagan terpilih menjadi gubernur

California. Dari situ dia mencoba meraih kursi kepresidenan. Dan tahun 1980

Ronald Reagan berhasil menang sebagai calon Presiden dari Partai Republik.

Sehingga ketika Reagan resmi terpilih sebagai orang nomor satu di Amerika

Serikat sejumlah headline surat ka-bar serentak menulis judul Koboi Masuk

Gedung Putih.

Pada masa kepemimpinannya, Reagan mampu membuat seluruh

hidupnya menjadi sebuah "show" yang memikat untuk diperhatikan setiap

Page 13: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

13

orang, layaknya sebuah runtutan cerita film yang menarik. Hal ini tidak terlepas

dari pengalamannya baik sebagai penyiar radio dan bintang Hollywood.

Di samping dua nama di atas, tentu masih banyak lagi mantan selebriti

dunia yang berhasil dalam dunia politik. Jose Marcelo Ejercito misalnya, mantan

Presiden Filipina. Pertengahan tahun 1980-an Jose terpilih sebagai senator

dengan kendaraan Partai Partido Masang Pilipino. Petualangan menuju kursi

Presiden-pun dimulai. Tahun 1992 ia melangkah menuju kursi calon wakil

Presiden. Dan pada tahun 1998 ia akhirnya terpilih sebagai Presiden Filipina.

Tidak Mudah

Di Indonesia, dan jika nanti salah satu di antara selebriti jadi menduduki

kursi gubernur atau wakil gubernur, maka tantangan ke depan yang akan

dihadapi oleh para selebriti tentu tidak mudah. Banyak persoalan-persoalan

daerah yang harus dipahami betul oleh mereka. Misalnya masalah investasi,

pengangguran, kemiskinan, industri, penegakan hukum bahkan konflik sosial.

Jangan sampai setelah meraih jabatan publik, mereka tidak mengerti apa-

apa yang akan dikerjakan untuk daerah yang dipimpinnya. Jangan sampai setelah

menduduki kursi kekuasaan mereka sibuk bagaimana cara mengumpulkan

kekayaan sebanyak mungkin tentunya untuk kepentingan pribadi.

Karena sudah jamak di ketahui banyak pejabat yang kaya-raya setelah

menduduki posisi penting di lembaga eksekutif, yudikatif dan legislatif.

Mumpung masih menjabat maka kesempatan harus digunakan untuk meraup

uang dan kekayaan sebanyak-banyaknya, meskipun harus ditempuh dengan

cara-cara yang tidak benar.

Ini perlu dicermati, karena itu langkah untuk maju mencalonkan diri

menjadi gubernur atau wakil gubernur janganlah hanya karena ambisi-ambisi

tertentu, namun demi kepentingan dan kemakmuran rakyat. Hendaknya mereka

sadar bahwa masuk ke bursa pemilihan gubernur atau wakil gubernur hanya

Page 14: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

14

karena dilandasi oleh kesadaran untuk membangun daerah yang akan

dipimpinnya.

Bukan mencari ketenaran, kedudukan, kekuasaan dan kekayaan. Jika itu

yang terjadi, sudah pasti rakyat yang akan menanggung beban penderitaan. Kita

tentu tidak menginginkan hal itu bukan.

4 Langkah Awal Menghapus Diskriminasi

Republika, 22 Nov 2006

Tanggal 11 Juli 2006 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah telah

mensahkan diberlakukannya Undang-Undang (UU) Kewarganegaraan yang baru

yaitu UU No 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. UU tersebut adalah

penganti UU Kewarganegaraan yang lama yaitu UU No 62 tahun 1958 yang telah

Page 15: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

15

diubah dengan UU No 3 tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 UU No 62 tahun

1958 tentang Kewarganegaraan RI.

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam praktiknya, UU Nomor 62 tahun

1958 tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan tuntutan

masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional yang

menuntut adanya persamaan perlakuan dan kedudukan dihadapan hukum.

Selama ini, UU Kewarganegaraan yang lama kurang menjamin pemenuhan hak

asasi manusia dan persamaan antarwarga negara serta kurang memberikan

perlindungan kepada anak-anak dan juga kaum perempuan.

Sebagai contoh, menurut UU No 62/1958 yang menganut asas ius

sanguinis, anak yang dilahirkan dari perkawinan antara wanita Warga Negara

Indonesia (WNI) dengan pria Warga Negara Indonesia (WNA), otomatis

mengikuti kewarganegaraan ayahnya. Hal ini tentu saja sangat memberatkan

perempuan. Karena menetapkan bahwa kewarganegaraan anak hanya mengikuti

kewarganegaraan ayah. Wanita tidak dapat menentukan kewarganegaraan

anaknya.

Di samping itu juga, wanita akan kehilangan kewarganegaraannya jika

sang suami meninggal atau bercerai. Hak wanita lain pun temarginalisasi dengan

adanya UU lama ini. Misalnya, seorang ibu juga tidak otomatis punya hak asuh

bagi anaknya karena berbeda kewarganegaraan. Kemudian, UU ini juga

menyebabkan wanita dan anak akan mengalami kesulitan keadilan hukum jika

mereka mengalami kekerasan rumah tangga. Lebih dari itu, UU ini juga

menyebabkan adanya pembatasan hak wanita untuk bekerja dalam perkawinan

campur. Jadi, tampak sekali bahwa UU Kewarganegaraan yang lama tidak

memihak kepada kaum perempuan.

Aturan bahwa kewarganegaraan anak mengikuti kewarganegaraan

ayahnya, dapat dilihat dalam Pasal 1 Ayat (b) UU No 62/1958. Disebutkan, warga

negara RI adalah orang yang pada waktu lahir memiliki hubungan hukum

kekeluargaan dengan ayahnya warga negara RI. Hubungan kekeluargaan ini

Page 16: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

16

berlangsung sebelum orang tersebut berusia 18 tahun atau belum menikah pada

usia di bawah 18 tahun. Ayat (d) menyebutkan, warga negara Indonesia adalah

anak yang dilahirkan dari ibu warga negara Indonesia yang ketika lahir tidak

memiliki hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya. Ayat (e)

menyebutkan, anak mengikuti kewarganegaraan ibunya apabila ayahnya tidak

memiliki kewarganegaraan atau kewarganegaraan ayahnya tidak diketahui.

Sementara Pasal 3 Ayat (1) menyebutkan, anak di luar perkawinan dari

seorang ibu warga negara Indonesia atau anak dari perkawinan sah, tetapi dalam

perceraian, oleh hakim anak itu diserahkan pengasuhannya kepada ibunya yang

warga Indonesia dan kewarganegaraan anak itu mengikuti ayahnya yang warga

asing, boleh mengajukan permohonan kepada Menteri Kehakiman untuk

memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Permohonan kewarganegaraan itu

harus diajukan setelah anak tersebut berusia 18 tahun dan diajukan dalam waktu

tidak lebih dari satu tahun.

Perbedaan kewarganegaraan antara anak dan ibu dalam perkawinan

campur telah melahirkan berbagai kesulitan bagi perempuan WNI. Terkadang si

ibu WNI harus mengurus izin tinggal anaknya dengan visa kunjungan

sosial/budaya tentunya dengan biaya permohonan visa..

Berbeda dengan UU Kewarganegaraan yang lama. UU Kewarganegaraan

yang baru menganut asas campuran antara ius sanguinis dan ius soli

(kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran), dan mengakui

kewarganegaraan ganda terbatas pada anak-anak (dari pasangan kawin campur

dan anak-anak yang lahir dan tinggal di luar negeri) hingga usia 18 tahun.

Maksudnya, sampai anak berusia 18 tahun, ia diizinkan memiliki dua

kewarganegaraan. Setelah mencapai usia tersebut, ditambah tenggang waktu 3

tahun untuk mempersiapkannya, barulah si anak diwajibkan memilih salah

satunya. Lalu dalam UU Kewarganegaraan baru juga disebutkan bahwa WNI yang

menikah dengan pria WNA tidak lagi dianggap otomatis mengikuti

Page 17: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

17

kewarganegaraan suaminya, melainkan diberi tenggang waktu tiga tahun untuk

menentukan pilihan, apakah akan tetap jadi WNI atau melepaskannya.

Jadi kalau dalam UU Kewarganegaraan yang lama, bila wanita Indonesia

menikah dengan pria asing maka wanita tersebut akan kehilangan

kewarganegaraannya, dan kemudian akan ikut dengan warganegara suaminya.

Pasal 8 (1) UUU No.62 tahun 1958 menyebutkan, bagi perempuan

berwarganegara Indonesia yang menikah dengan seorang WNA akan kehilangan

kewarganegaraan RI.

Kewarganegaraan RI akan diperoleh kembali jika dan pada waktu ia

setelah perkawinannya terputus menyatakan keterangan untuk itu. Keterangan

itu harus dinyatakan dalam jangka waktu satu tahun setelah perkawinannya

terputus kepada Pengadilan Negeri atau Perwakilan RI tempat tinggalnya (Pasal

11 UU Kewarganegaraan).

Akhirnya, pengesahan UU Kewarganegaraan yang baru layak

diapresiasikan. Karena ia membuka babak baru dalam kehidupan perkawinan

campur di Indonesia. Lebih dari itu, pengesahan UU ini baru merupakan langkah

awal untuk mengakhiri segala praktik diskriminasi yang telah dirasakan selama

lebih 61 tahun merdeka. Dan orang-orang yang selama ini ter-diskriminasikan

mudah-mudahan sekarang merasa memiliki legalitas sebagai warga negara.

Untuk itu, yang paling penting nantinya dilakukan adalah bagaimana

implementasi UU tersebut di lapangan. Inilah pekerjaan rumah bagi pemerintah

untuk mengawasi jalannya UU tersebut. Sebab apalah artinya sebuah payung

hukum bernama UU Kewarganegaraan yang menjamin diakhirinya diskriminasi,

tetapi dalam praktiknya bentuk-bentuk ketidakadilan, diskriminasi dan

kesewenang-wenangan masih muncul dibumi pertiwi ini. Semoga dengan

diresmikannya UU Kewarganegaraan yang baru ini, kebersamaan kita sebagai

anak bangsa akan lebih bermakna dalam menyongsong hari depan yang lebih

baik.

Page 18: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

18

5 Pemerintahan Perlu

Perhatikan Masalah HAM

Seputar Indonesia, 15 Oktober 2005

Page 19: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

19

Pada pemilu Presiden 2004 lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU)

menetapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai

Presiden dan Wakil Presiden untuk masa bakti 2004-2009. Selanjutnya sejumlah

harapan digantungkan di pundak SBY-JK. Misalnya, harapan penegakan hukum,

pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik. Tidak kalah menarik, masalah

perlindungan dan penegakan HAM juga menjadi hal yang selalu diharapkan

banyak pihak.

Sebab dibidang penegakan dan perlindungan HAM, pemerintahan

sebelumnya belum maksimal memberikan perlindungan terhadap warga

masyarakat dari berbagai prilaku dan tindakan kekerasan. Lihat saja, ancaman

bom masih saja mengincar nyawa setiap orang.

Aparat keamananpun masih sering melakukan pelanggaran HAM berat

dengan berbuat kekerasan kepada masyarakat terutama sekali ketika menangani

aksi demonstrasi dan menindak prilaku kriminal.

Jadi sangat wajar jika harapan itu digantungkan pada pasangan SBY-JK.

Namun sayang, setelah setahun masa pemerintahan SBY-JK berjalan, harapan

akan terciptanya perlindungan dan penegakan HAM masih jauh dari kenyataan.

Rendahnya perlindungan HAM tersebut dapat dilihat dengan belum

tuntasnya kasus-kasus pelanggaran HAM diselesaikan oleh pemerintah.

Pemerintah belum memberikan langkah yang berarti sampai proses keputusan

akhir pengadilan. Penyelesaian masalah pelanggaran HAM lebih bersifat retorika.

Sejatinya, pengadilan HAM yang dibentuk tidak tuntas dalam menyelesaikan

kasus-kasus pelanggaran HAM. Banyak pelaku pelanggaran HAM yang di

bebaskan.

Padahal diperlukan pertanggungjawaban dari perbuatan mereka.

Impunity ini membuat semua pelaku dengan senang menghirup udara bebas

diatas penderitaan rakyat yang menjadi korban. Impunity ini merupakan

fenomena hukum dan politik yang sering kita saksikan sejak beberapa tahun

belakangan ini.

Page 20: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

20

Padahal terminologi yang mengatur tentang hukuman bagi pelanggar

HAM ini telah ada secara formal dalam hukum Indonesia. Terutama sejak

diundangkannya dua Undang-undang yang dihasilkan lewat reformasi yakni UU

No 30/1999 Tentang Hak Asasi Manusia dan UU No.26/2000 Tentang Pengadilan

Hak Asasi Manusia.

Pasal 1 UU No 39/1999 menyebutkan bahwa; pelanggaran HAM adalah

setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik

disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum

mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak seseorang atau

kelompok orang yang dijamin oleh UU.

Sayang sampai kini UU tersebut belum sepenuhnya mampu

menghentikan praktik-praktik pelanggaran HAM dan juga UU tersebut belum

mampu memberikan hukuman yang adil bagi pelaku pelanggaran HAM.

Kasus-kasus pelanggaran HAM yang pelakunya tidak tersentuh oleh

hukum tersebut misalnya, pelanggaran HAM dalam peristiwa Trisakti dan

Semanggi, peristiwa Mei 1998, penyerangan kantor PDI-P tahun 1996, masa

DOM di Aceh dan Papua, peristiwa Tanjung Priok, Talangsari Lampung, peristiwa

petrus, sampai pada peristiwa pembantaian massal tahun 1965-1966 dan lain

sebagainya.

Dalam menghadapi kasus-kasus diatas, pengadilan HAM yang terbentuk

seakan tidak berdaya menghukum pelakunya. Sehingga pada akhirnya

perlindungan, penegakan dan pemajuan HAM masih jauh dari konsensus

reformasi yakni mewujudkan keadilan yang hakiki pada setiap warga negara.

Janji-janji pemerintahan SBY-JK untuk menegakkan hukum dan HAM masih janji

bohong.

Lihat saja, pengungkapan kasus kematian Munir sampai sekarang masih

berlarut-larut. Sementara bom masih juga meledak disana-sini. Ini adalah

barometer tidak adanya kemauan dan kemampuan pemerintah SBY-JK dalam

upaya-upaya penegakan dan perlindungan HAM.

Page 21: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

21

Ajakan untuk menegakkan HAM dari pemerintahan SBY nampaknya baru

berupa wacana dan tidak didukung oleh aksi nyata. Untuk itu, mumpung masih

satu tahun usia pemerintahan SBY-JK, kedepan SBY-JK harus segera membuat

langkah-langkah yang konkret terhadap upaya-upaya perlindungan HAM dan

menindak pelakunya.

Karena agenda utama dalam penegakan hukum salah satunya adalah

melindungi HAM dan menindak pelanggar HAM secara adil sesuai dengan hukum

yang berlaku. Hal ini harus ditindaklanjuti oleh seluruh aparat hukum. Jadi untuk

kasus-kasus yang telah dilimpahkan ke penyidik kejaksaan agung (kejagung)

harus segera dilimpahkan ke pengadilan.

Jika pun ada kekurangan keterangan saksi-saksi, Kejagung harus segera

melengkapinya. Hal yang tidak kalah pentingnya pemerintahan SBY-JK harus

dapat menertibkan aparat keamanan dari prilaku-prilaku pelanggaran HAM.

Karena biasanya aparat keamanan merupakan pihak yang paling berpotensi

melakukan pelanggaran HAM terutama sekali dalam menangani aksi massa.

Apakah masih ada harapan untuk hidup jauh dari segala bentuk

kekerasan, intimidasi dan segala bentuk pelanggaran HAM lainnya pada masa-

masa mendatang?

Semua itu akan terjawab apabila penyelenggara kekuasaan negara

mempunyai komitmen yang serius untuk melakukan perbaikan dalam rangka

menegakkan nilai-nilai HAM dan menjauhi masyarakat dari praktik-praktik

pelanggaran HAM? Mumpung masa pemerintahan SBY-JK masih tersisa empat

tahun lagi. Saatnya sekarang untuk membuktikan janji kampanyenya dahulu

untuk melakukan langkah yang konkrit dalam upaya-upaya perlindungan HAM

dan kemudian menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang menjadi

perhatian masyarakat. Hanya itulah yang dirindukan masyarakat. Semoga.***

Page 22: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

22

6

Page 23: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

23

Imlek dan Politik Diskriminasi

Etnis Tionghoa

Sinar Harapan, 19 Januari 2004

Proses reformasi dengan tampilnya Habibie sebagai Presiden telah

membawa perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat etnis Tionghoa.

Salah satu bentuk perubahan tesebut adalah diakhirinya segala bentuk

pelarangan terhadap kebebasan berekspresi kelompok etnis tionghoa dengan

menerbitkan Impres Nomor 26 tahun 1998. Karena sepanjang orde baru

berkuasa identitas etnis Tionghoa telah dicoba ditutup-tutupi secara paksa oleh

suatu keputusan politik yang otoriter. Sejatinya, pelarangan kegiatan kesenian,

kebudayaan dan segala macam yang berbau China dihapus sama sekali oleh

penguasa saat itu.

Lengsernya Habibie dan tampilnya Gus Dur sebagai Presiden pada tahun

2000 semakin memperkuat eksistensi etnis Tionghoa untuk berekspresi. Hal ini

ditandai dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 6 Tahun

2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid dan sekaligus mencabut keberadaan

Inpres Nomor 14 Tahun 1967. Sejak saat itu kesenian Barongsai sebagai simbol

perayaan imlek nyaris tidak ada hambatan. Naiknya Megawati sebagai Presiden

pada tahun 2002 juga telah membuat suatu keputusan dengan menyatakan

Imlek sebagai hari libur nasional. Kebijakan-kebijakan tersebut tentu disambut

gembira oleh seluruh masyarakat keturunan etnis Tionghoa. Namun demikian

dalam kehidupan politik, warga etnis Tinghoa masih saja dihadapkan pada ruang

diskriminasi. Terutama dalam menyalurkan hak politiknya pada pesta pemilu.

Pada pemilu 2004 misalnya, warga etnis Tionghoa masih banyak yang

belum di daftar dalam proses pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk

berkelanjutan (P4B). Hal ini setidaknya diakui oleh pendiri Lembaga Anti

Page 24: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

24

Diskriminasi di Indonesia (LADI) Frans Hendra Winata dan Direktur Eksekutif LADI

Rebeka Harsono yang menyebutkan bahwa sejumlah daerah di Jakarta masih

banyak warga Tionghoa yang belum terdaftar sebagai calon pemilih pada pemilu

2004.

Sulitnya warga negara keturunan Tionghoa untuk dapat di daftar dalam

proses pelaksanaan pemilu paling tidak disebabkan karena mereka tidak memiliki

Surat Bukti kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI), akibatnya mereka

sangat sulit untuk mendapatkan KTP atau surat resmi lainnya. Sedangkan KTP

atau surat-surat bukti tersebut merupakan syarat penting yang diperlukan dalam

pendataan penduduk untuk bisa diikutkan dalam pesta pemilu. Memang

pencatuman kewarganegaraan Indonesia dalam akte kelahiran sudah jelas

disebutkan, namun penegasan itu masih harus dibuktikan dengan SBKRI.

Jika kita lihat sejarah kebelakang, diskriminasi terhadap etnis Tionghoa

sudah berlangsung cukup lama. Dalam hak politik misalnya, etnis Tionghoa

memang telah dikebiri oleh penguasa. Mereka tidak diberikan kesempatan untuk

menggunakan hak politiknya secara bebas. Bahkan selama kurun waktu tertentu

di bawah kekuasaan orde baru, warga Tionghoa selalu digiring untuk memilih

partai politik tertentu. Bahkan sejumlah kebijakan diskriminatif terhadap etnis

Tionghoa yang telah dikeluarkan oleh Orde Baru jelas-jelas telah melanggar hak

asasi manusia yang dilakukan oleh negara terhadap warganya.

Perlakuan diskriminatif tersebut misalnya. Pertama, dengan

dikeluarkannya Surat Edaran (SE) No 2/SE/Ditjen/PPG/K/1998 tentang larangan

penerbitan tulisan/iklan yang beraksara dan berbahasa Cina. Kedua, Instruksi

Presiden (Impres) No 14/1967 mengenai agama, kepercayaan dan adat istiadat

Cina. Ketiga, Instruksi Mendagri No 455.2-360 tahun 1968 mengenai penataan

kelenteng. Keempat, Surat Edaran (SE) Presedium Kabinet RI No SE-06/Pres-

Kab/6/1967 tentang pengantian istilah Tiongkok dan Tionghoa menjadi Cina.

Kelima, Impres No 37/U/IN/6/1967 mengenai Badan Koordinasi Masalah Cina

Page 25: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

25

(BKMC). Keenam, Keputusan Presidium No 127/U/Kep/12/1966 tentang

peraturan ganti nama bagi WNI yang memakai nama Cina.

Banyaknya bentuk perlakukan diskriminatif terhadap warga keturunan

tersebut telah menimbulkan adanya kerenganggan dalam hubungan sosial

antara orang Indonesia asli dan penduduk keturunan atau warga pribumi dan

non pribumi. Dan pengaturan hukum yang diskriminatif diatas jelas merupakan

pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Sulitnya warga negara Tionghoa untuk mendapatkan SBKRI memang

merupakan salah satu bentuk diskriminasi yang selalu menjadi berita penting

untuk dikritisi. Sebab secara resmi pemerintah telah mengeluarkan sejumlah

kebijakan untuk menghapus SBKRI yang dilahirkan oleh Peraturan Menteri

Kehakiman No JB 3/4/12 tahun 1978. Misalnya Kepres No 56/1996 tentang Bukti

Kewarganegaraan RI. Dalam Pasal 4 ayat 2 UU ini menyebutkan. “Berbagai

kepentingan yang memerlukan bukti kewarganegaraan cukup menggunakan

KTP, kartu keluarga atau akte kelahiran. Selanjutnya pada Pasal 5 dinyatakan

bahwa dengan adanya Kepres tersebut maka segala peraturan perundang-

undangan untuk kepentingan tertentu yang mengsyaratkan SBKRI dinyatakan

tidak berlaku lagi. Peraturan ini masih dipertegas lagi dengan Surat Edaran

Menteri Kehakiman dan HAM yang menyatakan kepada seluruh jajaran

Depatmen Kehakiman dan HAM untuk tidak menerbitkan lagi SBKRI.

Banyaknya ketentuan yang menghapus keberadaan SBKRI tersebut

ternyata dalam praktiknya tidaklah dijalankan sebagaimana mestinya. Praktik-

praktik diskriminasi terhadap etnis Tionghoa tetap berjalan. Ini sangat

bertentangan dengan Universal Declaration of Human Rights yang menyatakan

bahwa setiap orang mempunyai hak untuk diperlakukan sebagai subjek hukum.

Kenyataan ini juga sangat bertolak belakang dengan UUD 45 khususnya Pasal 27

yang mengamanatkan setiap warga negara Indonesia bersamaan kedudukannya

didepan hukum.

Page 26: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

26

Kebijakan diskriminatif yang dijalankan pemerintah Orde Baru memang

telah membuat warga etnis Tionghoa kesulitan untuk mendapatkan haknya

sebagai warga negara Indonesia. Keharusan memiliki SBKRI tersebut membuat

banyak warga etnis Tionghoa masuk dalam kelompok warga negara kelas dua.

Padahal Kepres yang menyatakan tidak diperlukannya lagi SBKRI sudah

diterbitkan, akan tetapi diskriminasi terhadap warga keturunan Tionghoa

ternyata belum dapat dihilangkan dari tanah air Indonesia ini.

Untuk itu, langkah yang harus dilakukan agar tercapainya hubungan yang

harmonis antara pribumi dan non pribumi adalah dengan membuka kesempatan

yang lebih besar kepada golongan etnis Tionghoa untuk turut berkiprah dalam

kegiatan-kegiatan yang juga dilakukan oleh warga pribumi.

Upaya-upaya mengembalikan hak-hak politik dan sosial warga etnis

Tionghoa haruslah berpegang kepada prinsip persamaan hak sebagai warga

negara Indonesia. Penegasan partisipasi politik warga Tionghoa ini penting agar

nantinya mereka tidak lagi dirugikan dalam hak-hak politiknya. Dan ini harus

ditangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Kalau ini tidak dilakukan maka pihak-pihak terkait tesebut dapat diduga

telah menghalang-halangi hak seseorang untuk menggunakan hak pilihnya. Dan

ini jelas sangat bertentangan dengan jiwa dan semangat UUD 45 yang telah

disepakati oleh bangsa Indonesia.

Agar pelaksanaan pemilu yang didambakan dapat menghasilkan

kehidupan yang lebih baik. Maka persiapan dan langkah-langkah yang baik harus

dilakukan. Kesiapan politik dari masyarakat secara keseluruhan tanpa

membedakan suku, agama dan budaya harus dihilangkan. Sebab seluruh

masyarakat harus mendapatkan serta mengetahui hak dan kewajibannya sebagai

warga negara yang baik.

Dan ini jelas menjadi syarat mutlak terselenggarannya kehidupan politik

yang demokratis. Prinsip-prinsip demokrasi yang benar harus dijabarkan dan

dijamin keberadaannya. Dan tidak ada cara lain, seluruh komponen bangsa ini

Page 27: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

27

harus secara bersama-sama menciptakan pemilu 2004 sebagai solusi yang tepat

untuk menyudahi krisis multidimensi yang ada dalam kehidupan masyarakat.

Dengan ulasan diatas mudah-mudahan perayaan imlek setiap tahunnya dapat

menggugah komitmen kita untuk lebih menyadari hakekat kehidupan bangsa

dengan segala latar belakang suku, agama, budaya dan latar belakang lainnya.

Selamat imlek. ***

Page 28: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

28

7 Demokrasi dan Penegakan Hukum

Suara Karya, 3 Februari 2003

Mempersoalkan demokrasi sebagai suatu sistem politik dalam negara

hukum sesungguhnya tidak sekedar terfokus pada dimensi tujuannya saja.

Namun penting diperhatikan juga tentang cara berdemokrasi yang benar. Jika

kita lihat sekarang masyarakat lebih cenderung mengaktualisasikannya dengan

cara yang tidak terpuji. Yang dengan alasan demokrasi semua aturan-aturan

hukum bisa dilanggar dengan seenaknya.

Problem utama setelah reformasi bergulir adalah adanya kebebasan

tanpa arah sebagai dasar dari demokrasi. Padahal dalam pelaksanaannya sendiri

seharusnya dibatasi oleh kebebasan orang lain. Inilah yang disebut dan dikenal

dengan prinsip hak dan kewajiban. Yaitu adanya hak oarng lain yang mesti

dihargai dan kewajiban kita untuk mematuhi sistem demokrasi dengan benar.

Page 29: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

29

Kemerdekaan yang diperoleh melalui perjuangan yang cukup lama dan

memakan banyak korban, maka kata demokrasi mempunyai arti penting sebab

merupakan salah satu tonggak dari pada penyanggah kemerdekaan yang telah

dicapai. Bertolak pada hal diatas maka kemerdekaan yang telah dicapai tersebut

haruslah diisi dengan sistem demokrasi yang berkeadilan. Dengan demikian

nantinya demokrasi akan jauh lebih bermakna sebab telah terpenuhinya nilai-

nilai hak asasi manusia untuk berekspresi dengan segala kebebasan yang positif

dan bukan kebebasan yang anarkhis. Oleh sebab itu tahapan demokrasi yang

benar dan baik harus dikedepankan sehingga nanti akan dijumpai suatu

masyarakat yang hidup dalam suasana yang sejahtera dengan koridor hukum

yang berlaku.

Sebagai suatu sistem politik, demokrasi dapat dilihat sekitar lima abad

sebelum masehi. Saat itu orang yunani membentuk polis (Negara Kota) dengan

menerapkan bagaimana suatu sistem politik harus diorganisasikan sehingga

dapat memenuhi kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Pentingnya demokrasi

juga dikemukakan oleh Samuel P. Hunngtington yang menulis dalam bukunya

The Third Wave Democratization In The Late Twentieth Century (1991) yang

mengatakan bahwa demokrasi telah menjadi kata kunci dalam wacana dan

pergerakan politik dunia. Dan tidak ada keragu-raguan untuk itu. Serta proses

demokratisasi atau perjuangan untuk menegakkan demokrasi dewasa ini telah

ada dan sedang berlangsung diberbagai pelosok dunia. Jadi hampir semua istilah

demokrasi selalu memberikan arti penting bagi masyarakat. Karena sebagai

dasar hidup berdenegara demokrasi memberikan pengertian bahwa pada tingkat

terakhir rakyat merasakan langsung manfaat demokrasi yang dilaksanakan.

Page 30: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

30

Dari itu rakyat berhak menikmati demokrasi sebab hanya dengan

demikianlah arah kehidupan rakyat dapat diarahkan pada kehidupan yang lebih

adil dalam semua aspek kehidupan. Maka dari itu negara demokrasi adalah

negara yang berlandaskan kehendak dan kemauan rakyat, karena kedaulatan

berada ditangan rakyat. Ketidakadilan dalam mengujudkan fungsi hukum

merupakan salah satu bentuk demokrasi tidak berjalan ditengah masyarakat.

Lumpuhnya kedaulatan hukum rakyat dan mandulnya lembaga-lembaga hukum

menggambarkan keadaan tersebut.

Pemerintah sebagai penguasa yang mengklain dirinya sebagai reformator

demokrasi hukum namun malah bersikap acuh tak acuh dalam menegakkan

hukum. Hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya seolah-olah hukum hanya

berlaku bagi golongan masyarakat kecil.Bahwa demokrasi telah tumbuh menjadi

alasan reformasi dengan kecendrungan mengabaikan hak-hak asasi manusia

memang tidak bisa dipungkiri. Semua sikap demokrasi yang dijalankan selalu

membonceng makna reformasi sebebas-bebasnya tanpa mampu membedakan

sikap-sikap yang arogan.

Dibidang HAM, maka untuk melindungi HAM tersebut negara harus

dibangun atas prinsip negara hukum dan diawasi oleh instrumen yang

berwenang. Agar demokrasi dapat berjalan tanpa menginjak hak asasi manusia

maka perlulah segera agenda penting diutamakan oleh penguasa dengan

memberikan perhatian khusus cara-cara demokrasi yang tidak menyimpang.

Sebab mempersoalkan demokrasi sebagai suatu paham dari sistem politik dalam

negara hukum pada hakekatnya tidak terpusat pada dimensi aktualitas dan

tujuan yang ingin dicapai saja tetapi juga menyangkut hak asasi manusia yang

sebenarnya tidak boleh diabaikan. Jika demokrasi hanya dipersoalkan pada

tujuan yang ingin dicapai saja maka jelas akan mengandung sejumlah problem

terutama yang berdampak pada kelangsungan kehidupan masyarakat. Karena

demokrasi tidak berada pada ruang hampa yang kebal dari aturan yang anarkis.

Page 31: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

31

Namun sebaliknya bahwa demokrasi tersebut harus tunduk pada

ketentuan hukum yang berlaku yang nantinya berdampak pada aktifitas

masyarakat. Pertanyaannya? Sudahkah demokrasi berjalan dengan semestinya

dinegeri ini atau jika benar demokrasi sudah ditegakkan dimanakah tempat

rakyat yang sesungguhnya? Apakah rakyat bisa mendapatkan manfaat dalam

proses politik yang didengungkan secara demokratis? Atau dapatkah masyarakat

memperoleh persaman dan keadilan dimuka hukum? Menjawab pertanyaan ini

penulis teringat dengan apa yang dikatakan Gus Dur dalam tulisannya diharian

Kompas edisi 1 September 1998 yang berjudul “Masa Depan Demokrasi di

Indonesia”.

Dalam tulisannya Gus Dur mempertanyakan mungkinkah demokrasi

dapat ditegakkan pada periode setelah pemilu yang akan datang? (Pemilu

pertama setelah tumbangnya kekuasaan orde baru). Dengan enteng Gus Dur

menjawab “tidak”. Walaupun pertanyaan tersebut sempat mengejutkan

berbagai pihak sebab dalam kenyataannya telah terjadi perubahan besar

dipanggung politik yang memberikan peluang bagi tegaknya demokrasi seperti

berdirinya partai-partai politik yang didukung oleh cendikiawan, mahasiswa,

media massa, LSM yang semuanya hampir bertujuan menegakkan demokrasi.

Namun disisi lain Gus Dur beralasan bahwa konstelasi politik yang ada

belum memungkinkan tumbuhnya demokrasi yang sebenarnya karena masih

banyaknya rekayasa dan intrik yang berlaku. Disamping itu masih adanya

lembaga negara yang mempertahankan status quo, demikian juga dengan UU

pemilu dan sistem politik yang ada masih memungkinkan terjadinya hal itu serta

yang lebih penting tradisi kita belum melahirkan budaya politik yang sehat.

Page 32: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

32

Dari uraian yang digambarkan oleh Gus Dur diatas dan jika dilihat kondisi

peta politik sekarang memang sangatlah tepat. Demokrasi seolah tidak ada arti.

Semua serba anarkis. Partai politik saling berkonflik ria. Pejabat dan elite politik

saling beragumen semua atas nama rakyat,. Hukum belum berjalan sebagai

mana mestinya. Lembaga negara khususnya dibidang hukum masih saja

diintervensi. Untuk itu Gus Dur menyarankan bahwa tradisi budaya politik

haruslah sejalan dengan perkembangan lembaga-lembaga yang ada. Dan perlu

perjuangan melalui serangkaian pemilu sebab dari situlah dimulainya

perombakan aturan mengenai mekanisme kerja pemerintah. Hubungan pusat

dan daerah serta perumusan kembali peran institusi yang ada agar dapat

berjalan secara efektif.

Untuk mengujudkan sistem demokrasi yang baik maka perlu dituangkan

didalam kaedah hukum dalam suatu sistem pemerintahan. Demikian juga

dengan lembaga-lembaga negara yang ada. Karena secara umum prinsip

demokrasi itu mempunyai empat pilar utama yang mempunyai peran signifikan

seperti lembaga legislatif atau parlemen sebagai tempat wakil rakyat, lembaga

eksekutif sebagai penyelenggara pemerintahan negara, lembaga yudikatif

sebagai tempat memberi putusan hukum dan keadilan dalam pelaksanaan UU

serta pers sebagai alat kontrol masyarakat. Semua lembaga diatas sangat

menentukan sekali dalam proses tegaknya demokrasi. Untuk itu dengan tetap

berpegang pada pilar-pilar demokrasi dan konsep-konsep demokrasi hukum

serta politik pada umumnya, diharapkan akan terujud penyelenggara negara

yang bersih dan baik. Karena apapun alasannya demokrasi tanpa diwadahi

dengan hukum yang responsif maka segala bentuk kekacauan dan kecurangan

akan selalu datang dan seolah tidak mau pergi menghinggapi masyarakat.

Oleh sebab itu menurut penulis perlu ditumbuhkan kesadaran moral para

elite pemerintah dinegeri ini untuk membawa muatan kepentingan

memperjuangkan amanat rakyat. Dengan motto yaitu bahwa sekali amanat

rakyat yang diemban itu dikhianati dan dijadikan barang komoditi maka saat itu

Page 33: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

33

juga kekuasaan telah kehilangan keabsahan. Dari itu, perlu dicamkan bahwa

demokrasi akan menjadi prasyarat yang utama bagi pembangunan yang

dilaksanakan. Dan nantinya akan memberikan berkah pada rakyatnya.

Pemerintah dengan segala sumber daya yang dimilikinya tidak akan dapat tegak

tanpa adanya dukungan yang memadai dari rakyat. Kita sepakat bahwa sasaran

utama dari gerakan reformasi adalah membangun suatu kehidupan berbangsa

dan bernegara dalam kerangka demoktaris. Semua tujuan itu akan tercapai kalau

kita telah menjamin suatu kehidupan yang demokratis. Kehidupan yang

demokratis itu berlaku dalam semua bidang kehidupan, baik politik, ekonomi,

hukum maupun pendidikan. Karena itu yang dimaksud dengan reformasi total

adalah membangun demokrasi yang berlandaskan hukum menuju kehidupan

yang lebih berdaya guna dalam setiap kesempatan. Dari kontek diatas maka

perlu kita membangun demokrasi dengan struktur sosial politik yang baik serta

membangun mental dan budaya yang penuh damai. Jika hal ini dapat diujudkan

sudah tentu perundangan yang ada memungkinkan dijalankan sesuai dengan

kedudukan dan fungsinya sebagai pengikat dan pemberi sanksi. Berkenaan

dengan itu maka keberadaan legitimasi kekuasaan yang otoriter jelas tidak dapat

dijalankan didalam suatu negara hukum. Dan legitimasi pada keteraturan dalam

konteks negara hukum akan memberikan kedaulatan pada rakyat dengan

sebesar-sebesarnya.

Dari uraian yang kemukakan diatas maka penulis berkesimpulan bahwa,

setidaknya yang harus dikedepankan dalam suatu negara demokrasi yaitu.

Adanya persamaan didepan hukum yang berarti negara demokrasi hendaknya

mencerminkan ketaatan akan hukum yang ada. Untuk itu Rule Of Law harus

dijalankan oleh seluruh warganegara tanpa membedakan latar belakang. Jika

hukum dapat dijalankan sesuai dengan kaedah yang benar maka akan tercipta

suatu tatanan demokrasi yang baik. Dan kita akan terhindar dari kekacauan yang

lebih cenderung mengabaikan hak asasi manusia. Sekali lagi demokrasi saja

tanpa hukum akan melahirkan sikap anarkhis dan chaos. Hukum saja tanpa

Page 34: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

34

demokrasi akan membuat bangsa ini kembali kepangkuan kediktatoran. Karena

hukum bisa dibuat dan dimanipulasi hanya sekedar sebagai alat untuk

memberikan legitimasi bagi kekuasaan. Untuk itu jika ingin mengembangkan

demokrasi haruslah dengan cara yang demokratis pula. Intinya kesediaan

berbeda pendapat, kesediaan mendengar haruslah diiringi dengan ketentuan

hukum yang ada. Semoga cita-cita merespon tegaknya demokrasi dalam negara

hukum akan terlaksana, sebab kita tidak ingin ada lagi aktifitas demokrasi yang

anarkhis dan brutal. ***

BAB KEDUA

PARTAI POLITIK, ANTARA

Page 35: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

35

HARAPAN DAN KENYATAAN

1 Parpol di Tanah Rencong dan Pemilu 2009

Harian Merdeka, 15 Januari 2009

Sejak tahun 2006, telah berdiri beberapa partai politik (parpol) lokal di

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Enam diantaranya sampai sekarang

tetap eksis dan akan menjadi peserta pemilihan umum (pemilu) 2009. Berdirinya

beberapa partai politik di NAD merupakan tindaklanjut dari hasil nota

kesepahaman antara pemerintah Indoneia dengan Gerakan Aceh Merdeka

(GAM) di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005 beberapa tahun lalu. Sejatinya,

nota kesepahaman tersebut menegaskan tentang dibolehkannya rakyat Aceh

memiliki atau mendirikan partai lokal.

Enam partai lokal yang sekarang eksis di NAD tersebut yaitu; Partai Aceh

(PA), Partai Aceh Aman Sejahtera (PAAS), Partai Bersatu Aceh (PBA), Partai

Daulat Aceh (PDA), Partai Rakyat Aceh (PRA) dan Partai Suara Independen Rakyat

Aceh (Partai SIRA).

Page 36: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

36

Lalu bagaimana keberadaan partai-partai lokal tersebut di mata

masyarakat Aceh? Partai mana yang akan mereka pilih pada pemilu 2009? Dan

bagaimana pula kans partai-partai nasional? Partai manakah yang akan mampu

meraih simpati rakyat Aceh? Apakah partai lokal atau partai nasional?

Dari beberapa pertanyaan diatas, agaknya partai lokal akan menjadi

saingan berat bagi partai nasional, baik pada pemilu anggota legislatif tingkat

Kota/Kabupaten maupun tingkat Proponsi. Alasannya adalah, jika ditinjau

kebelakang, maka partai lokal di Aceh muncul karena adanya kekecewaan rakyat

Aceh terhadap partai-partai nasional yang dianggap gagal dalam mewakili

kehendak dan cita-cita rakyat Aceh.

Beberapa tokoh yang terpilih menjadi anggota dewan tidak menunjukkan

kinerja yang mengusung kepentingan rakyat Aceh. Mereka lebih terlihat

mementingkan kelompok dan diri sendiri. Sehingga keberadaan konstituante

menjadi terabaikan.

Dari itu, kehadiran partai lokal bagi rakyat Aceh diharapkan membawa

angin segar untuk perubahan. Partai lokal lebih mementingkan ide-ide

pembangunan demi kemajuan Propinsi NAD. Partai lokal membawa darah baru

bagi kehidupan demokrasi di Aceh. Partai Lokal juga diharapkan akan

menggantikan buruknya kinerja partai nasional yang selama ini berkuasa di

parlemen. Itulah impian-impian rakyat Aceh yang akan diujudkan lewat partai

lokal.

Impian-impian tersebut tentu sangat beralasan, sebab semenjak

kemunculan partai lokal di Aceh, maka para tokoh dan pendidirinya menawarkan

janji-janji dan platfom partai untuk kemaslahatan dan kemakmuran rakyat Aceh.

Partai lokal menampilkan isu-isu dalam memperjuangkan kepentingan ke-

acehan. Bagi masyarakat Aceh semua itu menjadi poin menarik dan

menggiurkan. Sehingga akan melupakan partai-partai nasional.

Meski partai lokal akan menjadi pesaing berat bagi partai nasional

dipemilu 2009, namun yang lebih penting adalah bagaimana semua elite partai

Page 37: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

37

menjaga pelaksanaan pemilu di Aceh. Elite partai politik di NAD hendaknya

menjaga pelaksanaan pemilu yang santun dan aman. Adanya persaingan secara

sehat, sehingga tidak menimbulkan suasana yang mengganggu jalannya

demokrasi di Aceh.

Berjalannya pemilu dengan mengedepankan nilai-nilai demokrasi dapat

ditempuh dengan cara bersama-sama menciptakan skenario akumulasi

pemikiran dalam rangka mendorong perubahan di Aceh. Aceh memiliki banyak

sejarah konflik. Jika kondisi ini ditumbuhkembangkan akan dapat mendorong

tercapainya kehidupan rakyat Aceh yang lebih baik. Sehingga permasalahan

seperti konflik dan kekerasan dapat dihindari.

Bagaimanapun kursi 2009 akan semakin menggiurkan bagi partai-partai

politik. Dengan hadirnya partai lokal maka otomatis dinamika politik akan

semakin bervariasi dan kompetitif. Ada partai nasional dengan platformnya yang

usang atau baru. Dan ada partai lokal dengan mengusung tema perubahan.

Meski platform belum secara otomatis akan menarik bagi rakyat. Namun

yang pasti semua tergantung bagaimana para elite partai menyampaikan

platform dalam mengambil hati rakyat. Dapat memberikan harapan kepada

rakyat akan kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang.

Dengan demikian pemilu 2009 bukan sekedar pertarungan

memperebutkan kursi akan tetapi juga pertempuran bagaimana menyakinkan

rakyat tentang platform mana yang lebih baik. Rakyat akan memilih partai yang

serius, sungguh dan benar-benar mampu membawa perubahan bagi

kehidupanmya. Oleh sebab itu, bagi elite partai, baik partai lokal apalagi partai

nasional yang terlibat dalam perebutan kursi tahun 2009 jangan lagi bohongi

rakyat dengan kontrak politik yang selalu menjadi dagelan politik disetiap pesta

demokrasi. Jika mau jujur rakyat sebenarnya sudah bosan dengan pemilu tanpa

ada perbaikan untuk kehidupan mereka.

Oleh karena itu, partai politik di Aceh harus menjadikan momentum 2009

pada posisi yang amat penting untuk kehidupan rakyat Aceh, misalnya

Page 38: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

38

terujudnya kesejahteraan dan perdamaian baik saat pelaksanaan pemilu maupun

pasca pemilu nanti. Jika nanti kehidupan yang lebih baik tidak terujud, bisa

dipastikan rakyat akan antipati dan tidak lagi percaya kepada partai politik

bahkan kepada elite politiknya. Itu artinya demokrasi tidak akan mendapat

tempat dihati rakyat aceh.

Akhirnya, partai apapun yang akan menjadi pilihan rakyat, atau partai

apapun yang akan menjadi pemenang pada pemilu 2009, yang pasti semua

partai, apakah itu partai nasional maupun partai lokal dapat bersama-sama

memperjuangkan kepentingan rakyat Aceh. Hendaknya keberadaan dan

eksistensi semua partai dalam menyuarakan aspirasi rakyat akan berjalan mulus

dan mulia seiring dengan penguatan negara kesatuan Republik Indonesia. Untuk

itu, kedewasaan dan sikap politik yang arif dan santun adalah kunci dari semua

itu. Semoga.***

Page 39: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

39

2 Partai Politik dan Pragmatisme Kekuasaan

Media Indonesia, 4 Juni 2008

Setiap warga negara mempunyai hak untuk membentuk dan mendirikan

partai politik (Parpol). Hal ini dijamin dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun

2008 tentang parpol dan konstitusi negara Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945

yang mengatur kebebasan berserikat dan berkumpul.

Berdasarkan dua ketentuan diatas, maka menjelang pemilihan umum

(pemilu) 2009, banyak orang berlomba-lomba mendirikan parpol. Bahkan sampai

penutupan pendaftaran partai politik peserta pemilu Selasa 13/5 lalu, lebih

kurang 66 partai politik telah mendaftarkan diri. Mereka yang mendaftar ke

Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu termasuk lima parpol yang sedang berkonflik

atau memiliki pengurus kembar.

Parpol yang mendaftar itu adalah parpol baru yang telah lolos

administrasi Depkum dan HAM ditambah parpol lama yang mengantongi Surat

Keputusan (SK) berdasar UU Pemilu 2003. Pertanyaannya, bisakah parpol yang

Page 40: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

40

sudah mendaftar tersebut menjadi kontestan dalam pemilu 2009 nanti? Yang

pasti, bisa tidaknya ke-66 parpol yang mendaftar tersebut menjadi kontestan

pemilu 2009 mendatang, akan bergantung dari hasil verifikasi kelayakan yang

dilakukan KPU.

Bagi parpol, dapat-nya mereka ikut serta dalam pemilu 2009 tentu

menjadi sangat penting. Apalagi bisa memenangkan pemilu. Akan tetapi, bagi

masyarakat yang jauh lebih penting adalah apakah keberadaan parpol tersebut

akan memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan kehidupan rakyat

selanjutnya? Karena seperti kita ketahui, sejak tahun 1999 sampai sekarang,

telah banyak parpol yang dibentuk dan telah silih berganti pula kepengurusan

diparpol terjadi.

Namun parpol masih sangat sulit diharapkan mampu menyalurkan

aspirasi rakyat. Padahal banyak parpol yang menyisipkan “kata rakyat” sebagai

nama partainya. Pada pemilu 1999 misalnya, ada 141 partai yang disahkan

Departemen Kehakiman. Dari jumlah ini ada 21 partai yang namanya

menggunakan kata rakyat. Meski tidak semua menyisipkan kata rakyat sebagai

nama resmi. Namun semua parpol “katanya berjuang untuk rakyat”. Jika semua

parpol berjuang untuk rakyat, mengapa negeri ini terus saja tergopoh-gopoh

dalam memperbaiki nasib rakyat? Mengapa penderitaan rakyat tak

berkesudahan? Dimana parpol yang berjanji ingin membela rakyat? Dan

mengapa program-program parpol yang ditawarkan kepada rakayat tidak

berjalan. Lihat saja, banyak program dan platfom parpol yang diimplementasikan

kepada rakyat tidak jelas dan tidak terujud. Dan adalah sangat bertolak belakang

dengan janji elite parpol sebelum mereka duduk di kursi kekuasaan.

Program parpol tersebut misalnya, program terhadap rakyat miskin kota,

terhadap isu-isu pelanggaran HAM, terhadap kebudayaan, pemulihan ekonomi,

terhadap kesejahteraan dan kesehatan rakyat, pendidikan, otonomi daerah,

nasib buruh dan masalah penegakan hukum.

Page 41: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

41

Menyikapi hal demikian, kelihatannya sebuah parpol masih terjebak

kepada pragmatisme kekuasaan. Rakyat yang katanya diwakili ternyata belum

sepenuhnya di perhatikan dengan segala program yang dijanjikan menjelang

pemilu. Tidak salah jika banyak pihak masih selalu mempertanyakan keberadaan

sebuah parpol. Sebenarnya mereka mewakil aspirasi siapa?

Pertanyaan ini tentu saja sangat patut dipertanyakan secara berulang kali.

Sebab terkesan selama ini bahwa elite parpol hanya memerlukan rakyat untuk

mencapai kekuasaan dan kedudukan semata. Setelah semua tujuan tersebut

dicapai yaitu dengan duduknya elite parpol dikursi legislatif, eksekutif dan

yudikatif apa yang dijanjikan kepada rakyat ternyata tidak kunjung datang sesuai

harapan rakyat. Keadaan ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi dinegara-

negara maju.

Di negara-negara maju, apabila kader-kader pimpinan parpol

memperoleh posisi-posisi penting dalam lembaga-lembaga eksekutif, legislatif

maupun yudikatif, maka para kader parpol bersangkutan tidak saja harus

menunjukkan kepiawaian mereka dalam mengemban posisi yang belum pernah

mereka jabat. Akan tetapi mereka juga menepati janji yang telah mereka ajukan

kepada rakyat.

Hal ini bisa terjadi dikarenakan telah terlembaganya sistem demokrasi

dalam pemerintahan negara-negara maju tersebut. Disamping itu, keberadaan

parpol merupakan instrumen artikulasi utama kepentingan rakyat. Sebagai

instrumen utama kepentingan rakyat, parpol selalu dengan setia menjawab dan

menyelesaikan semua aspirasi yang berkembang dalam kehidupan rakyat. Parpol

selalu responsif dalam menjawab tuntutan-tuntutan yang muncul di tengah

kehidupan rakyat.

Apa yang dilakukan oleh elite parpol dinegara-negara maju tersebut tentu

akan sangat sulit ditemukan dinegara-negara berkembang. Negara Indonesia

misalnya, keterlibatan parpol dalam kehidupan rakyat seakan menghilang entah

kemana. Parpol masih memandang bahwa rakyat bisa dibodohi, dimanfaatkan

Page 42: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

42

tanpa harus bertanggung jawab. Apa yang diperbuat elite parpol belum

sepenuhnya memihak untuk kepentingan rakyat. Rakyat yang semakin hari

didera kehidupan yang sulit tidak menjadi perhatian serius parpol. Padahal

sebagai elite parpol yang dipilih rakyat, seharusnya dengan setumpuk persoalan

yang dihadapi rakyat, mereka harus dengan sigap dan cepat membantu

mencarikan jalan keluar agar rakyat tidak semakin terjepit dengan kesusahan.

Bagaimanapun, keberadaan parpol masih tetap dibutuhkan. Sebuah

parpol adalah bagian hakiki dalam corak kehidupan bernegara. Namun yang

perlu diperhatikan adalah bahwa, sebuah ideologi dalam pendirian suatu parpol

hendaknya mengacu kepada terujudnya suatu masyarakat yang adil dan makmur

sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila dan UUD 45.

Kita berharap bahwa dimasa-masa mendatang keberadaan parpol tidak

semata-mata memanfaatkan rakyat pada saat proses memperebutkan atau

mencari kursi kekuasaan saja. Kita berharap para elite parpol tidak melulu

menghandalkan kehebatan retrorika semata. Akan tetapi keberadaan elite

parpol dimasa mendatang harus bisa memberikan manfaat yang signifikan dalam

kehidupan rakyat.

Agar keberadaannya dicintai oleh rakyat, maka pemimpin dan tokoh-

tokoh parpol yang nanti duduk di kursi kekuasaan hendaknya dengan sungguh-

sungguh memperjuangkan aspirasi rakyat dalam proses kehidupan yang lebih

baik. Sebuah parpol hendaknya malu apabila rakyat yang diwakilinya mempunyai

banyak persoalan. Seharusnyalah parpol mendasarkan setiap sikap dan tindakan

sebagai instrumen politik yang kian penting dalam era globalisasi.

Seharusnyalah elite parpol dituntut untuk memberikan konstribusi

konkret pada problem-problem nasional yang semakin beragam dan kompleks

saat ini. Sudah saatnya segenap elite parpol menyadari bahwa kehidupan politik

yang aspiratif menjadi prasarat mutlak untuk terakulasinya seluruh sistem

demokrasi rakyat. Sudah saatnya sekarang kehadiran, peranan dan partisipasi

elite parpol diharapkan tampak jelas secara nyata didalam kehidupan rakyat.

Page 43: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

43

Bagaimanapun, yang menentukan hidup, tumbuh dan besarnya suatu

parpol adalah rakyat. Sebab dalam perkembangan dan keberadaannya parpol

tidak terlepas dari kohesi emosional massa pendukungnya. Jadi elite parpol yang

telah terpilih sebagai pemenang pemilu, apakah itu menjadi Presiden dan Wakil

Presiden atau terpilih menjadi anggota legislatif pada pemilu 2009 nanti, semoga

dapat bekerja dengan seluruh program yang ditawarkan untuk rakyat, jangan lagi

kecewakan rakyat. Mari laksanakan program dengan aksi nyata demi

kesejahteraan rakyat. Dan yang lebih penting mari hilangkan pragmatisme

kekuasaan demi sebuah masyarakat yang adil dan sejahtera. Semoga.***

3 Partai Politik, Antara Harapan

dan Kenyataan

Harian Neraca, 29 Januari 2008

Dalam suatu diskusi bertajuk "Demokrasi di Persimpangan Jalan: Melihat

Tantangan Kepemimpinan di Indonesia 1999-2014" yang diselenggarakan Center

for Information and Development Studies (CIDES) di Jakarta, Rabu (23/1),

Page 44: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

44

beberapa pengamat politik mengatakan bahwa kualitas demokrasi di Indonesia

akan sangat ditentukan oleh mutu pilar-pilar demokrasi itu sendiri, misalnya

partai politik dan aturan perundang-undangan yang membangun sistem yang

demokratis. Ketika partai politik rusak, demokrasi menjadi tidak berbobot. Dari

itu, yang harus dibenahi pertama adalah partai politik. Caranya, partai-partai

politik harus terbuka dan berani merekrut kader-kader bangsa yang terbaik.

Dengan kader-kader yang berkualitas, diharapkan nantinya orang-orang yang

duduk di DPR dapat menghasilkan aturan perundang-undangan yang berkualitas

pula.

Kalau kita berbicara mengenai partai politik, jelas tidak bisa dilepaskan

dari keberadaan para kadernya atau orang-orang yang duduk dalam

kepengurusan partai. Suatu hal yang menarik untuk dicermati adalah sering kali

terjadi perpecahan bahkan perkelahian dalam tubuh partai. Hal ini menyebabkan

logika politik yang demokratis seakan tidak berjalan sebagaimana tuntutan ideal

yang dikehendaki oleh rakyat.

Lihat saja misalnya sebuah proses politik dalam kongres partai. Kongres

terkadang berubah menjadi arena adu urat leher, arena saling menjatuhkan.

Bahkan banyak pengurus partai yang tidak terpilih bikin partai tandingan sebagai

tindak lanjut dari gagalnya tokoh partai tersebut menduduki kursi kepengurusan.

Atau bahkan tidak menerima kepengurusan partai yang baru.

Kondisi diatas tentu saja semakin memperlihatkan kepada kita. Partai

politik telah gagal menghadirkan kehidupan yang demokratis di tengah rakyat.

Artinya, partai politik belum mampu memberikan jaminan terciptanya kehidupan

rakyat yang lebih baik selama ini. Ini akibat dari ulah elite partai yang masih

disibukkan dengan ambisinya untuk mengapai kekuasaan, baik di kepengurusan

partai maupun di legislatif.

Gagalnya partai politik memenuhi tuntutan demokrasi tersebut juga

terlihat dengan sering terjadinya kekerasan dalam tubuh partai pada saat orang

partai melaksanakan rapat-rapat di gedung dewan yang terhormat. Meskipun

Page 45: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

45

kondisi ini oleh sebagian kalangan sudah dianggap lazim, sebab tradisi kepartaian

di negara kita yang memang masih belum bisa dilepaskan dari tradisi kekerasan,

saling hujat, dan saling jatuh-menjatuhkan. Namun kejadian tersebut patut

disayangkan, karena elite partai adalah orang-orang pintar dan bukan para

preman. Jadi seharusnyalah peristiwa tersebut tidak terjadi.

Bukankah akan lebih baik bila setelah kongres, partai politik selain

membicarakan masalah kepengurusan partai, juga sepantasnya mencermati

aspirasi rakyat dan mengambil sebuah keputusan yang nantinya benar-benar

bermanfaat dalam kehidupan rakyat. Misalnya, ikut membantu meringankan

penderitaan rakyat yang terkena musibah bencana alam.

Aneh memang, padahal kalau kita mau jujur, sebetulnya rakyat sangat

menaruh harapan yang cukup tinggi terhadap kehadiran partai politik, terutama

sekali setelah sebuah partai melakukan pembaharuan atau perubahan

kepengurusan. Tingginya harapan rakyat tersebut tentu saja bertujuan sebagai

wahana untuk mengartikulasikan kepentingan rakyat. Karena partai-lah yang

dapat menyalurkan aspirasi rakyat untuk melakukan perubahan-perubahan

kearah kehidupan yang lebih baik. Namun harapan tersebut tertinggal semakin

jauh. Sementara kelakuan elite partai politik semakin membuat rakyat berang.

Jika partai masih disibukkan dengan ambisi kekuasaan dan sering terjadi

kekerasan, lalu buat apa semua klaim para tokoh partai yang menyatakan bahwa

kehadiran partai sebagai penyambung suara rakyat? Tetapi tidak pernah

mempraktekkan mekanisme penyaluran aspirasi rakyat secara lebih terukur,

terarah dan jelas.

Belum terpenuhinya segenap aspirasi rakyat oleh partai politik

sesungguhnya sangat mudah dilihat. Lihat saja, wakil-wakil rakyat dari berbagai

partai politik mengalami berbagai kesulitan dalam menuntaskan benang kusut

seluruh persoalan bangsa. Seharusnya partai politik bersama dengan pemerintah

mencarikan solusi yang baik dan jitu untuk mengatasi seluruh persoalan rakyat.

Page 46: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

46

Jangan lagi partai politik terjebak dengan politik yang cenderung mengarah

kepada perebutan kekuasaan semata.

Untuk dapat terujudnya hal diatas, maka sudah saatnya perhatian

tentang aspirasi rakyat dijadikan agenda penting. Ini mengingat bahwa masalah

yang dihadapi rakyat seperti, masalah kemiskinan, pengangguran, dis-integrasi

bangsa merupakan masalah utama yang selalu saja dituntut oleh rakyat untuk

diselesaikan oleh partai bersama pemerintah. Dari itulah, keberadaan sebuah

partai sebagai instrumen politik semakin dituntut untuk memberikan konstribusi

kongkret pada masalah-masalah nasional yang semakin kompleks dan beragam

dewasa ini. Dalam konteks ini, partai-partai politik dituntut untuk menjadi

penyalur aspirasi rakyat secara maksimal. Bukan partai politik yang sibuk akan

kekuasaan dan adu jotos sesama warga bangsa. ***

4 Program Partai Terhadap

Penegakan Hukum

Page 47: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

47

Jurnal Nasional, 13 September 2006

Sejak reformasi kepartaian diluncurkan pada tahun 1999 dengan Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 1999 yang membuat menjamurnya partai politik (181

parpol) banyak partai politik yang ingin menunjukkan diri sebagai partai yang

terbaik. Apalagi waktu itu, pemerintahan Habibie tidak akan membatasi

pembentukan partai politik. Siapa saja boleh membentuk partai, asalkan

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Namun sayang sampai saat ini kinerja partai politik masih mengecewakan

masyarakat. Hal ini tampak dengan terus-menerusnya partai mengumbar janji

dan harapan kosong. Partai politik tidak mampu secara konsisten dalam

meredam konflik internal dan menumbuhkan militansi positif. Kemampuan

partai dalam menerjemahkan kehendak politik publik dan memberi pendidikan

politik yang sehat kepada masyarakat seakan tumpu. Bahkan para elite partai

sering terlibat dalam perdebatan dan konflik untuk memperebutkan kekuasaan.

Yang lebih parah lagi anggota partai politik yang ada di DPR banyak yang terlibat

praktik-praktik korupsi

Persoalan makin parah manakala perilaku anggota parpol yang sudah

menjadi wakil rakyat tidak menunjukkan sikap sensitif pada rakyat. Seperti

misalnya, persoalan gaji, tunjangan, maupun uang reses. Sementara persoalan-

persoalan misalnya, kenaikan harga BBM, penggusuran, penggangguran,

demokratisasi, lingkungan hidup, pendidikan dan penegakan hukum belum

terjamah secara maksimal oleh partai politik.

Semua ini semakin menunjukkan contoh kadar pendidikan politik yang

tidak sehat bagi masyarakat. Hal ini telah memunculkan reaksi negatif publik.

Menyimak keadaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peran partai politik

dianggap kurang serius menjalankan agenda reformasi untuk tujuan demokrasi.

Partai politik kehilangan peran ideologisnya bagi sebuah perubahan yang

Page 48: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

48

bermakna bagi kehidupan masyarakat banyak. Khusus masalah penegakan

hukum, partai politik belum sepenuhnya mempunyai komitmen yang kuat

terhadap tegaknya supremasi hukum. Padahal tegaknya supremasi hukum

sangat penting untuk memajukan nilai-nilai demokrasi di dalam kehidupan

rakyat. Kita tahu krisis penegakan hukum tersebut telah begitu lama mendera

bangsa ini. Lihat saja, berbagai kasus korupsi muncul dalam banyak wajah dan ia

terjadi diberbagai sektor kehidupan. Ironis memang, padahal komitmen

penegakan hukum hampir selalu menjadi agenda utama pemerintahan yang

berkuasa. Pendeknya, penegakan hukum terutama kasus korupsi telah menjadi

agenda penting untuk diberantas sampai keakar-akarnya.

Namun ternyata pemerintah belum mampu memberikan harapan akan

hadirnya supremasi hukum dalam kehidupan masyarakat. Berbagai bentuk

kejahatan korupsi tumbuh semakin subur. Bahkan kasus-kasus yang terjadi pada

masa lampau sampai sekarang masih belum terlalu jelas proses penegakan

hukumnya.

Suburnya kejahatan korupsi di Indonesia tentu saja semakin

mengukuhkan Indonesia sebagai negara terkorup di dunia. Prestasi ini terus saja

bertahan dari tahun-ketahun. Paling tidak, hal ini dapat kita lihat berdasarkan

hasil survei Poltical and Economic Risk Consultancy (PERC). Tercatat indeks

prestasi korupsi dari tahun 1995 sebesar 7,31, tahun 1996 sebesar 7,96, tahun

1997 sebesar 8,67, dan tahun 1999 sebesar 9,88.

Sementara hasil survei yang dilakukan oleh Transparancy International

Indonesia (TII) dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini menunjukkan bahwa

pada tahun 2002 misalnya, TI yang berbasis di Berlin-Jerman tersebut

meletakkan Indonesia sebagai negara terkorup nomor 4 di dunia. Satu tahun

kemudian peringkat Indonesia naik dan berada diurutan ke 6. Artinya, dari 133

negara yang diteliti pada tahun 2003, Indonesia masih tetap bertengger di papan

atas sebagai negara paling korup dimuka bumi.

Page 49: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

49

Dan pada tahun 2004 kembali hasil survei tahunan Lembaga Political and

Economic Risk Consultancy (PERC) mencatat Indonesia masih ditempatkan

sebagai negara tertinggi tingkat korupsinya disamping negara Pilipina, Korea

Selatan, Thailand dan sebagainya. Bahkan rekor negara terkorupsi sampai

sekarang masih saja bertahan.

Berkaca pada hal diatas maka tekad untuk menegakkan hukum harus

secara terus-menerus diupayakan oleh partai politik bekerja sama dengan aparat

terkait. Karena sebagai bangsa yang bermartabat kita harus melihat terwujudnya

supremasi hukum dalam negara Republik Indonesia ini. Untuk mengujudkan itu

semua, maka seluruh partai politik yang ada harus dengan sungguh-sungguh

menegakkan hukum. Misalnya tidak terlibat kasus-kasus korupsi. Sebab

penegakan hukum tidak hanya bergantung pada pemerintah dan aparat terkait

saja, akan tetapi DPR yang notabene anggotanya berasal dari partai politik juga

harus memainkan peran yang penting untuk menjamin tegaknya wibawa hukum.

Apalagi anggota DPR yang dihasilkan pada pemilu 2004 lalu mempunyai peranan

penting dalam menentukan warna setiap pengambilan kebijakan, termasuk

didalamnya kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan hukum. Partai politik

harus selalu lebih pro aktif untuk mencermati hal ini. Partai politik harus

memperjuangkan nilai-nilai hukum di tengah kehidupan rakyat. Ini bertujuan untuk

menciptakan hukum yang lebih baik dan demokratis dimasa-masa mendatang.

Seandainya tidak ada kemauan dari partai politik jelas akan berakibat kepada

merosotnya citra partai di mata rakyat.

Berdasarkan uraian diatas, maka kita semua sepakat bahwa penegakan

hukum bukan tugas aparat hukum saja. Namun peran partai politik juga dituntut

dalam upaya-upaya penegakan hukum.

Akhirnya kita sepakat bahwa penegakan hukum tidak cukup hanya dengan

menuliskannya dalam suatu rumusan peraturan atau Undang-undang saja. Atau

hanya menegaskannya dalam ucapan janji-janji saja. Penegakan hukum harus di

implementasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Dan tidak hanya sekedar

seremonial dan basa-basa politik saja. Inilah masalah utama yang harus

Page 50: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

50

diperhatikan oleh elite partai politik yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

Sehingga kedepannya langkah-langkah menuju proses demokratisasi seperti yang

diamanatkan agenda reformasi akan segera terujud. Semoga. ***

5 Kinerja Partai Politik Pascakongres

Page 51: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

51

SUARA KARYA, 24 Mai 2005

Sejumlah partai politik telah sukses melaksanakan kongres atau

pertemuan tingkat nasional untuk memilih dan membentuk kepengurusan baru.

Partai-partai tersebut, antara lain Partai Golkar, PDIP, Partai Amanat Nasional

(PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan terakhir Partai Demokrat (PD).

Terlepas dengan masih adanya kemelut intern di tubuh parpol-parpol tertentu

yang hingga kini masih tak terselesaikan, sejumlah parpol toh berhasil memilih

pemimpin dan pengurus baru untuk masa pengabdian lima tahun mendatang.

Sebagai institusi tertinggi untuk mengambil keputusan, termasuk

keputusan tentang siapa figur yang layak memimpin partai, parpol-parpol

akhirnya sukses melaksanakan perhelatan kongres ataupun muktamar kendati

masih adanya gejolak perpecahan di sana-sini. Namun ada suatu hal yang

menarik untuk dicermati dalam pertumbuhan partai. Enam tahun setelah

reformasi digulirkan, belum banyak kemajuan berarti yang dicapai partai-partai

politik.

Bahkan sering kita lihat adanya perpecahan dalam tubuh sejumlah partai.

Hal ini menyebabkan logika politik yang demokratis seakan tidak berjalan

sebagaimana tuntutan ideal yang dikehendaki oleh rakyat. Lihat saja, proses

politik berubah menjadi arena adu urat leher, arena saling menjatuhkan. Bahkan

banyak pengurus partai yang tidak terpilih, lantas membuat partai tandingan.

Kondisi tersebut tentu saja semakin memperlihatkan kepada kita bahwa partai

politik telah gagal menghadirkan kehidupan yang demokratisasi di tengah rakyat.

Gagalnya partai politik membangun kehidupan yang demokratis

merupakan tindak lanjut dari gagalnya partai memberikan jaminan terciptanya

kehidupan rakyat yang lebih baik selama ini. Ini akibat ulah elite sejumlah partai

yang tampaknya masih disibukkan dengan ambisinya untuk mengapai kekuasaan,

baik di kepengurusan partai maupun di legislatif. Gagalnya partai politik

Page 52: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

52

memenuhi tuntutan demokrasi tersebut juga terlihat dengan sering terjadinya

kekerasan dalam tubuh partai, baik ketika melaksanakan kongres, munas atau

pada saat orang partai melaksanakan rapat-rapat di gedung dewan yang

terhormat. Kondisi ini oleh sebagian kalangan bahkan sudah dianggap lazim,

sebab tradisi kepartaian di negara kita memang masih belum bisa dilepaskan dari

tradisi kekerasan, saling hujat, dan saling jatuh-menjatuhkan. Yang jelas,

kejadian-kejadian tersebut tentu saja patut disayangkan, karena elite partai

adalah orang-orang pintar yang terpelajar, dan bukan para 'preman'. Jadi, sudah

seharusnyalah peristiwa-peristiwa macam itu perlu dihindari.

Kongres dan Aspirasi Rakyat

Menyimak berakhirnya pelaksanaan kongres beberapa partai belakangan

ini, maka terlihat, terlalu sedikit partai politik yang membicarakan konsep,

platform ataupun, sosialisasi program-program serta konsolidasi partai dalam

menjalin komunikasi politik dengan massa pendukungnya. Padahal, bukankah

akan lebih baik bila setelah kongres, partai-partai selain membicarakan masalah

kepengurusan partai, juga sepantasnya mencermati aspirasi rakyat dan

mengambil sebuah keputusan yang nantinya benar-benar bermanfaat bagi

kehidupan rakyat? Sebut saja, misalnya, mengupayakan bantuan sosial untuk

membantu meringankan penderitaan rakyat yang terkena musibah bencana

alam pasca gempa bumi dan gelombang tsunami Aceh dan P Nias. Saat ini tidak

dapat dipungkiri masih banyak rakyat yang terkena bencana alam hidup dalam

penderitaan, sementara elite partai hanya diam saja, cenderung tidak berupaya

mengatasi persoalan ini. Aneh memang, padahal kalau kita mau jujur, sebetulnya

rakyat sangat menaruh harapan yang cukup besar terhadap kehadiran partai

politik, terutama sekali setelah sebuah partai melakukan pembaruan atau

perubahan kepengurusan.

Tingginya harapan rakyat tersebut tentu saja bertujuan sebagai wahana

untuk mengartikulasikan kepentingan rakyat. Karena, partailah yang dapat

Page 53: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

53

menyalurkan aspirasi rakyat untuk melakukan perubahan-perubahan ke arah

kehidupan yang lebih baik. Di samping itu, selama ini keberadaan partai politik

juga masih disibukkan dengan fenomena saling memperebutkan kepentingan

politik kelompok dan golongan masing-masing. Elite partai kurang

memperhatikan kepentingan rakyat yang sesungguhnya. Pertanyaan pun

menggelitik, buat apa semua klaim para tokoh partai yang menyatakan bahwa

kehadiran partai sebagai penyambung suara rakyat? Sementara faktanya para

elite parpol tidak pernah mempraktikkan mekanisme penyaluran aspirasi rakyat

secara lebih terukur, terarah dan jelas.

Belum terpenuhinya segenap aspirasi rakyat oleh partai politik

sesungguhnya sangat mudah dilihat. Lihat saja, wakil-wakil rakyat dari berbagai

partai politik mengalami berbagai kesulitan dalam menuntaskan benang kusut

seluruh persoalan bangsa. Bukankah, masalah yang sangat serius seperti masalah

disintegrasi bangsa, pengangguran, kemiskinan, pendidikan, dan bahkan masalah

korupsi seharusnya menjadi "pekerjaan rumah" (PR) bagi para wakil rakyat dari

berbagai partai politik tersebut?

Seharusnya partai politik bersama dengan pemerintah berupaya keras

mencarikan solusi yang baik dan jitu untuk mengatasi seluruh persoalan bangsa

tersebut. Harus dihindari partai-partai politik tertentu terjebak dengan politik

yang cenderung mengarah kepada perebutan kekuasaan semata.

Untuk dapat merealisasikan bagi terwujudnya cita-cita di atas, sudah

saatnya perhatian tentang aspirasi rakyat sesudah penyelenggaraan kongres,

muktamar ataupun munas dapat dijadikan agenda penting. Ini mengingat bahwa

masalah kemiskinan, pengangguran, disintegrasi bangsa merupakan masalah

utama yang selalu saja menjadi tuntutan rakyat agar secepatnya dapat

diselesaikan oleh partai dan pemerintah. Dari situlah, keberadaan sebuah partai

sebagai instrumen politik semakin dituntut untuk memberikan konstribusi

konkret pada masalah-masalah nasional yang semakin kompleks dan beragam,

dewasa ini.

Page 54: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

54

Dalam konteks ini, partai-partai politik dituntut untuk menjadi penyalur

aspirasi rakyat secara maksimal. Ke depan, hendaknya putusan-putusan yang

telah dihasilkan dalam kongres, muktamar atau munas harus dapat memberikan

dampak yang positif bagi kelangsungan hidup rakyat. Sejatinya, partai sebagai

salah satu pilar aspirasi rakyat hendaknya mampu menjadi tumpuan harapan

bagi rakyat terutama rakyat menengah ke bawah untuk bisa lepas dari

penderitaan.

Catatan Penutup

Mencermati hal di atas, maka salah satu bahan evaluasi yang penting dalam

konteks ini adalah sejauh mana berbagai partai politik mampu melakukan kontak

atau komunikasi politik dengan rakyat setelah kongres, muktamar atau munas

berlangsung. Harus dihindari, partai-partai terlalu memfokuskan diri terus pada

masalah kekuasaan dengan meributkan hal-hal yang sepele. Sudah saatnya

partai-partai perlu memikirkan nasib rakyat secara serius. Sudah saatnya partai-

partai benar-benar memperhatikan aspirasi sesuai harapan rakyat. Untuk itulah,

peran partai sebagai wahana untuk memperjuangkan tercapainya kesejahteraan

rakyat harus dapat dimainkan dengan cepat dan tepat sasaran. Partai harus

memiliki kejelian terhadap apa yang dirasakan rakyat di dimana pun rakyat

berada.

Jika hal ini benar-benar dapat diagendakan maka keberadaan sebuah

partai dapat memberikan arti yang positif bagi pembangunan kehidupan rakyat.

Dan, hal itu bisa berimbas bagi terciptanya stabilitas politik ataupun ekonomi

yang kondusif. Namun jika hal ini tidak dikedepankan, bukan tidak mungkin,

sebuah partai akan tinggal nama karena akan ditinggal pergi oleh para

pendukungnya. Kita tentu tidak menginginkan hal itu terjadi, bukan?

Bagaimanapun kehadiran sebuah partai politik sangat dibutuhkan dalam sebuah

negara demokrasi demi terciptanya kehidupan politik yang lebih baik. Semoga.

***

Page 55: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

55

6 Menunggu Aksi Partai Pascakongres

Media Indonesia, 18-4-2005

SEJUMLAH partai politik telah menyelenggarakan kongres. Sebut saja

misalnya Partai Golkar, PDIP, dan PAN. Kongres tersebut telah berhasil memilih

dan membentuk pengurus baru untuk masa bakti lima tahun mendatang. Muncul

dan hadirnya muka-muka baru di tubuh partai tersebut tentu saja membawa

angin segar bagi kehidupan partai yang lebih baik ke depannya. Sehingga apa

yang dicita-citakan rakyat, yaitu terwujudnya kehidupan yang demokratis melalui

partai politik akan selalu dirasakan di masa mendatang.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pembentukan partai-partai menjelang

pemilihan umum 7 Juni 1999 tidak lepas dari euforia kebebasan, keterbukaan,

dan demokrasi. Apalagi waktu itu, pemerintahan yang berkuasa sejak

tumbangnya mantan Presiden Soeharto yaitu Habibie tidak akan membatasi

pembentukan partai politik. Siapa saja boleh membentuk partai, asalkan

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Page 56: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

56

Diperbolehkannya orang-orang mendirikan partai tentu saja disebabkan

karena tidak mampunya partai atau organisasi sosial politik yang sudah ada

(Golkar, PPP, dan PDI) untuk menampung tuntutan gerakan reformasi. Dari itu,

apa yang ditegaskan Presiden Habibie yang menyatakan bahwa pada prinsipnya

setiap orang boleh membentuk sebuah partai adalah bertujuan untuk menjawab

seluruh tuntutan reformasi.

Namun seiring berjalannya waktu, keberadaan partai-partai tersebut

belum sepenuhnya memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan

kehidupan rakyat. Sejak tahun 1999 sampai sekarang, telah silih berganti pula

kepengurusan di partai terjadi. Namun partai politik masih sangat sulit

diharapkan mampu menyalurkan aspirasi rakyat. Ini terbukti dengan tidak

jelasnya program dan platform partai politik yang diimplementasikan kepada

rakyat. Dan adalah sangat bertolak belakang dengan janji partai sebelum mereka

duduk di kursi kekuasaan.

Program partai tersebut misalnya, program terhadap rakyat miskin kota,

terhadap isu-isu pelanggaran HAM, terhadap kebudayaan, pemulihan ekonomi,

terhadap kesejahteraan dan kesehatan rakyat, pendidikan, otonomi daerah,

nasib buruh dan masalah penegakan hukum. Parahnya elite partai malah

tersangkut kasus hukum dengan melakukan korupsi secara berjamaah.

Mencermati hal ini, tidak salah hasil penelitian Research Institute for Democracy

and Peace (Ridep) mengungkapkan bahwa kebanyakan platform partai politik

dibuat secara umum, hanya bersifat jangka pendek serta tidak menggambarkan

implementasi program.

Menyikapi hal demikian, kelihatannya sebuah partai masih terjebak

kepada pragmatisme kekuasaan. Rakyat yang katanya diwakili ternyata belum

sepenuhnya diperhatikan dengan segala program yang dijanjikan menjelang

pemilu. Tidak salah jika banyak pihak masih selalu mempertanyakan

keberadaannya. Sebenarnya mereka mewakili aspirasi siapa?

Page 57: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

57

Pertanyaan ini tentu saja sangat patut dipertanyakan secara berulang kali.

Sebab terkesan selama ini bahwa partai politik hanya memerlukan rakyat untuk

mencapai kekuasaan dan kedudukan semata. Setelah semua tujuan tersebut

dicapai yaitu dengan duduknya elite partai di kursi legislatif, eksekutif, dan

yudikatif apa yang dijanjikan kepada rakyat ternyata tidak kunjung datang sesuai

harapan rakyat. Keadaan ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi di negara-

negara maju.

Di negara-negara maju, apabila kader-kader pimpinan partai politik

memperoleh posisi-posisi penting dalam lembaga-lembaga eksekutif, legislatif

maupun yudikatif, maka para kader partai bersangkutan tidak saja harus

menunjukkan kepiawaian mereka dalam mengemban posisi yang belum pernah

mereka jabat. Akan tetapi mereka juga menepati janji yang telah mereka ajukan

kepada rakyat.

Hal ini bisa terjadi dikarenakan telah terlembaganya sistem demokrasi

dalam pemerintahan negara-negara maju tersebut. Disamping itu, keberadaan

partai politik merupakan instrumen artikulasi utama kepentingan rakyat. Sebagai

instrumen utama kepentingan rakyat, partai politik selalu dengan setia

menjawab dan menyelesaikan semua aspirasi yang berkembang dalam

kehidupan rakyat. Partai politik selalu responsif dalam menjawab tuntutan-

tuntutan yang muncul di tengah kehidupan rakyat.

Apa yang dilakukan oleh elite partai di negara-negara maju tersebut tentu

akan sangat sulit ditemukan di negara-negara berkembang. Negara Indonesia

misalnya, keterlibatan partai politik dalam kehidupan rakyat seakan menghilang

entah ke mana. Partai politik masih memandang bahwa rakyat bisa dibodohi,

dimanfaatkan tanpa harus bertanggung jawab. Apa yang diperbuat partai politik

belum sepenuhnya memihak untuk kepentingan rakyat.

Rakyat yang semakin hari didera kehidupan yang sulit tidak menjadi

perhatian serius partai politik. Padahal sebagai partai yang dipilih rakyat,

seharusnya dengan setumpuk persoalan yang dihadapi rakyat, mereka harus

Page 58: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

58

dengan sigap dan cepat membantu mencarikan jalan keluar agar rakyat tidak

semakin terjepit dengan kesusahan.

Yang tidak kalah penting, partai politik juga belum sepenuhnya

melakukan pembinaan politik terhadap rakyat. Seharusnya sebagai instrumen

aspirasi politik bagi rakyat, partai politik seharusnya dapat memberikan

pendidikan politik dan demokrasi yang baik kepada rakyat. Agar nantinya nilai-

nilai demokrasi dapat terus berkembang dalam kehidupan rakyat.

Peranan mereka dalam menunjang sistem demokrasi yang handal harus

secara terus-menerus dimainkan. Ini tidak boleh dilupakan. Sebab pemerintahan

yang demokrasi hanya akan dapat terselenggara jika ditunjang secara proaktif

oleh partai-partai politik. Pendeknya, tidak akan ada pemerintahan demokrasi

tanpa kehadiran sebuah partai politik. Untuk itu, demokrasi di dalam tubuh

partai perlu dijadikan landasan agar partai-partai menjadi tumpuan harapan

rakyat dalam memainkan peran mengimplementasi aspirasi rakyat dalam proses

negosiasi untuk kepentingan negara.

Bagaimanapun, keberadaan partai politik masih tetap dibutuhkan.

Sebuah partai politik adalah bagian hakiki dalam corak kehidupan bernegara.

Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa, sebuah ideologi dalam pendirian

suatu partai politik hendaknya mengacu pada terwujudnya suatu masyarakat

yang adil dan makmur sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila dan

UUD 45.

Kita berharap bahwa di masa-masa mendatang keberadaan partai-partai

politik tidak semata-mata memanfaatkan rakyat pada saat proses

memperebutkan atau mencari kursi kekuasaan saja. Dan kita juga berharap

bahwa para elite partai tidak melulu menghandalkan kehebatan retorika semata.

Akan tetapi keberadaan elite partai di masa mendatang harus bisa memberikan

manfaat yang signifikan dalam kehidupan rakyat.

Page 59: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

59

7 Menunggu Program Nyata Partai Politik

Terhadap Penegakan HAM

Bisnis Indonesia 26 Januari 2005

Page 60: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

60

Sejak awal era reformasi, telah lahir deretan partai politik yang ingin

menunjukkan diri sebagai partai yang terbaik. Apalagi waktu itu, pemerintahan

yang berkuasa sejak jatuhnya rezim orde baru dibawah kepemimpinan Soeharto

yaitu Habibie tidak akan membatasi pembentukan partai politik. Siapa saja boleh

membentuk partai, asalkan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sejatinya,

sebuah ideologi dalam pendirian suatu partai politik haruslah mengacu kepada

terujudnya suatu masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan nilai-nilai

yang ada dalam Pancasila dan UUD 45 tersebut.

Namun demikian, seiring berjalannya waktu, aksi nyata dari seluruh

program yang ditawarkan maupun dijanjikan oleh partai politik menjelang

pemilu belum sepenuhnya di lakukan. Partai politik tidak memiliki sikap untuk

memberikan program dan aksi yang konkret bagi kehidupan rakyat yang lebih

baik. Lihat saja, masih banyak persoalan-persoalan yang menghimpit rakyat

banyak tidak terjamah oleh partai politik. Misalnya, persoalan kenaikan harga

BBM, penggusuran, penggangguran, demokratisasi, lingkungan hidup,

pendidikan, penegakan hukum, penegakan hak asasi manusia (HAM) dan lain

sebagainya. Khusus masalah penegakan HAM, partai politik belum sepenuhnya

mempunyai komitmen yang kuat terhadap pengakuan, perlindungan dan

penegakan HAM. Padahal pengakuan, perlindungan dan penegakan HAM sangat

penting untuk memajukan nilai-nilai demokrasi di dalam kehidupan rakyat.

Mencermati akan pentingnya pengakuan, perlindungan dan penegakan

HAM tersebut, maka sudah pasti pelanggaran terhadap HAM tidak boleh tumbuh

dan berkembang di tengah kehidupan rakyat. Hal ini sesuai dengan penegasan

Pasal 1 Piagam HAM PBB yang berbunyi “tidak seorangpun di atas bumi ini yang

dapat sesuka hatinya merenggut dan merampas kemerdekaan, martabat dan hak

orang lain”. Disamping itu, tidak seorangpun dapat memaksakan kebenaran

sendiri untuk diterima atau meniadakan kebenaran orang lain.

Memang krisis penegakan HAM telah begitu lama mendera bangsa ini.

Meskipun di Indonesia penghargaan dan perlindungan terhadap HAM

Page 61: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

61

sebenarnya sudah tercantum dalam sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. Di

antara sila-sila tersebut adalah; Pertama, sila kedua tentang kemanusiaan yang

adil dan beradab. Kedua, sila keempat tentang pemusyawaratan. Ketiga, sila

kelima tentang keadilan sosial. Seluruh sila tersebut mencerminkan adanya suatu

penghormatan dan perlindungan terhadap HAM. Dan ini merupakan amanat

Ideologi negara Republik Indonesia.

Lebih dari itu, sejak reformasi digulirkan. Penegakan dan perlindungan

terhadap HAM telah menjadi agenda penting dalam perkembangan

demokratisasi di Indonesia. Hal ini setidaknya dapat kita lihat dalam proses

perubahan Amandemen ke IV UUD 45. Dalam Amandemen tersebut telah

memuat dan mencakup ketentuan Pasal 1 Deklarasi Universal HAM PBB yang

berbunyi “All human beings are born free and egual in dignity and rights”.

(Semua manusia dilahirkan merdeka serta memiliki martabat dan hak-hak yang

sama).

Banyaknya penghargaan dan perlindungan terhadap HAM tersebut,

ternyata belum mampu memberikan harapan akan adanya penghormatan

terhadap HAM. Berbagai bentuk pelanggaran HAM terus saja bermunculan.

Bahkan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada masa lampau sampai

sekarang masih belum terlalu jelas proses penegakan hukumnya. Sebut saja

misalnya, kasus pelanggaran HAM atas penculikan aktifis atau yang dikenal

dengan kasus orang hilang, pelanggaran HAM Aceh, Peristiwa Mei, Peristiwa

penembakan mahasiswa Trisakti, pelanggaran HAM Timor-Timur, Talangsari,

Abepura, Tanjung Priok dan lain sebagainya. Kalaupun ada yang sudah diproses,

kelihatannya masih belum memuaskan rasa keadilan rakyat.

Belum maksimalnya proses hukum terhadap pelaku pelanggaran HAM

diatas, namun pemerintah terus saja melakukan pembaruan terhadap beberapa

peraturan ataupun UU yang berkaitan dengan HAM. Peraturan atau UU tersebut

misalnya TAP No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 39 tahun

Page 62: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

62

1999, UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM. Ini belum termasuk banyaknya

komisi-komisi untuk menyelidiki kasus pelanggaran HAM yang terjadi.

Bahkan Indonesia juga telah berhasil menciptakan suatu pengadilan

HAM. Akan tetapi semua UU dan pengadilan HAM tersebut belum mampu secara

menyeluruh mencegah terjadinya pelanggaran HAM maupun mengadili dan

menyeret para pelaku pelanggaran HAM secara maksimal. Dan parahnya,

Komnas HAM yang diberi wewenang oleh UU untuk menyelesaikan dan

menyelidiki kasus-kasus pelanggaran HAM masih belum menunjukkan kinerja

yang sungguh-sungguh sebagaimana yang diharapkan masyarakat. Akibatnya,

penghormatan terhadap HAM dan keadilan tetap saja sebagai benda langka yang

sangat sulit di temukan.

Berkaca pada hal diatas maka sumber kegagalan dalam penegakan HAM

bukan berasal dari peraturan atau UU yang kurang memadai. Akan tetapi

bersumber pada aparatnya dalam upaya melindungi HAM secara sungguh-

sungguh. Untuk itu, tekad untuk menghapus segala bentuk pelanggaran

terhadap HAM harus secara terus-menerus dibumi hanguskan dari kehidupan

rakyat. Karena sebagai bangsa yang bermartabat kita harus melihat HAM sebagai

salah satu perwujudan akan adanya pengakuan terhadap kebebasan manusia

yang jauh dari segala bentuk kekerasan, intimidasi maupun diskriminasi.

Sejatinya, masalah penghormatan dan penegakan HAM harus dihayati

sebagai amanat dari ideologi negara yaitu Pancasila dan UUD 45. Untuk

mengujudkan itu semua, maka seluruh partai politik yang ada harus dengan

sungguh-sungguh menegakkan dan melindungi HAM. Sebab penegakan HAM

tidak hanya bergantung pada Komnas HAM saja atau pemerintah, akan tetapi

DPR yang notabene anggotanya berasal dari partai politik juga harus memainkan

peran yang penting untuk memajukan nilai-nilai HAM. Apalagi anggota DPR yang

dihasilkan pada pemilu 2004 lalu mempunyai peranan penting dalam

menentukan warna setiap pengambilan kebijakan, termasuk didalamnya

kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan HAM.

Page 63: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

63

Partai politik harus selalu lebih pro aktif untuk mencermati hal ini. Partai

politik harus memperjuangkan nilai-nilai HAM di tengah kehidupan rakyat.

Menjaga dan melindungi HAM tersebut dari segala bentuk pelanggaran,

kesewenang-wenangan dan kekerasan. Ini bertujuan untuk menciptakan proses

politik, ekonomi maupun hukum yang lebih baik dan demokratis dimasa-masa

mendatang. Seandainya tidak ada kemauan untuk melindungi dan menegakkan

HAM jelas akan berakibat kepada merosotnya citra partai di mata rakyat.

Berdasarkan uraian diatas, maka kita semua sepakat bahwa perlindungan

dan penghormatan terhadap HAM tidak cukup hanya dengan menuliskannya

dalam suatu rumusan peraturan atau Undang-undang saja. Atau hanya

menegaskannya dalam ucapan janji-janji saja. Penghormatan dan penghargaan

terhadap HAM harus di implementasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Dan

tidak hanya sekedar seremonial dan basa-basa politik saja. Inilah masalah utama

yang harus diperhatikan oleh elite partai politik yang dipilih secara langsung oleh

rakyat. Sehingga kedepannya langkah-langkah menuju proses demokratisasi

seperti yang diamanatkan agenda reformasi akan segera terujud. Semoga. ***

Page 64: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

64

8 Masa Depan Partai Golkar Pasca Munas

Media Indonesia, 20 Desember 2004

Golongan Karya (Golkar) pada 15 – 20 Desember 2004 lalu telah sukses

menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) ke VII di Bali. Hasil Munas

tersebut tentu saja harus dapat dijadikan momentum untuk melakukan

optimalisasi fungsi dan sekaligus mempertajam visi partai dalam menjawab

tuntutan reformasi dan demokrasi yang lebih baik. Sehingga kedepan partai

Golkar tidak akan kehilangan peran sebagai salah satu organisasi sosial politik

yang selalu diperhitungkan di dalam mengisi pembangunan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa, Munas ke VII partai Golkar telah

berhasil memilih dan menetapkan pemimpin maupun pengurus barunya.

Suksesnya penyelenggaraan Munas tersebut tentu saja merupakan langkah awal

bagi segenap pemimpin dan pengurus baru partai Golkar untuk menghadapi

tuntutan perubahan. Ini menjadi penting. Karena selain partai besar, Golkar juga

bisa dijadikan simbol kepartaian di Indonesia.

Page 65: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

65

Hal ini tentu saja dengan melihat pengalaman pengabdiannya yang sudah

begitu lama. Keberadaannya hampir selalu mewarnai dinamika politik ditanah

air. Sebut saja misalnya penyelenggaraan Konvensi dan pembentukan koalisi

kebangsaan beberapa waktu belakangan ini. Dua manuver fenomenal tersebut

telah menyita perhatian publik diberbagai pelosok tanah air.

Mencermati fenomena tersebut, maka pemimpin dan segenap pengurus

baru partai Golkar harus dapat membedah berbagai hal yang ada dalam tubuh

Golkar itu sendiri, termasuk membedah kekurangan-kekurangan yang ada.

Kekurangan tersebut tentu saja harus diarahkan kepada upaya-upaya

perubahan. Esensi-esensi perubahan harus bisa ditangkap secara maksimal.

Misalnya membangun dan memperkuat ikatan dengan rakyat, khususnya

bagaimana menyakinkan pendukung harus lebih diutamakan.

Dalam kaitannya dengan tuntutan reformasi, maka salah satu tugas berat

yang harus dihadapi oleh pimpinan dan pengurus baru adalah konsolidasi Golkar

sendiri. Seperti misalnya, para aktifis partai Golkar didaerah-daerah jangan lagi

ada saling intrik dan saling serang. Pengurus baru partai Golkar hendaknya tidak

mudah untuk hengkang dari kepengurusan, lalu membentuk partai baru sambil

mengeluarkan opini-opini yang tidak sehat.

Pemimpin maupun pengurus baru harus mampu membaca keadaan

perubahan dengan pikiran dan sikap tenang. Pemimpin maupun pengurus baru

harus lebih dengan bijaksana mengeluarkan pernyataan-pernyataan sejuk yang

lebih akomodatif, responsif sebagai aset untuk membesarkan organisasi.

Dengan karakter pribadi seorang pemimpin yang akomodasionis dan tidak

konfrontatif tersebut, maka secara pelan-pelan partai Golkar akan berhasil

membangun citra dan image partai ke arah yang lebih baik.

Dan yang tidak kalah penting, tampilnya partai Golkar sebagai pemenang

kedua pemilu 1999 dan peraih suara terbesar pemilu 2004 harus dapat

dipertahankan oleh pimpinan dan pengurus yang baru. Kita tahu bahwa Golkar

mampu memperoleh suara 24 % pada pemilu 1999.

Page 66: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

66

Dengan perolehan suara ini berarti dalam pemilu 1999 Golkar mampu

meraih 120 kursi di DPR atau 183 kursi di MPR. Pada pemilu tahun 2004 lalu

partai Golkar juga masih bisa unjuk gigi dengan tampil sebagai partai peraih

suara terbesar di parleman. Hasil ini sungguh diluar dugaan banyak pihak. Baik

dikalangan internal Golkar maupun eksternal Golkar.

Dari kalangan internal, hasil pemilu tersebut tentu sangat

mengembirakan. Sebab hal ini sekali lagi membuktikan bahwa partai Golkar tidak

habis sama sekali. Meskipun sejak tahun 1998 harus menghadapi ancaman dan

tekanan. Sementara kalangan yang memusuhinya tentu saja sangat kecewa.

Perolehan suara Golkar yang cukup signifikan tidak pernah habis

dibayangkan apabila melihat keberhasilannya membangun opini penghancuran

citra Golkar. Melihat kenyataan diatas, maka kapasitas dan kepiawaian dari sosok

pemimpin dan pengurus baru partai Golkar jelas akan ditunggu kiprahnya oleh

rakyat terutama oleh para pendukungnya untuk kembali menjadi partai terbesar

pada pemilu 2009 nanti.

Agar semua itu dapat diujudkan maka, jabatan yang sudah diamanatkan

mesti dilaksanakan dengan baik serta selalu berpegang kepada tatanan dan nilai

demokrasi yang sehat dan benar. Pengurus partai Golkar yang baru harus

mampu mengawasi dan mengoreksi kebijakan eksekutif yang sangat merugikan

rakyat banyak sebagai wujud penciptaan nilai-nilai demokrasi.

Segenap pemimpin dan pengurus partai Golkar harus terbebas dari

korupsi, kolusi dan nepotisme. Pimpinan dan pengurus partai Golkar harus

menempatkan kepentingan rakyat dan bangsa diatas segala-galanya dari pada

kepentingan politik sesaat. Sehingga organisasi ini kedepan benar-benar

merupakan motor penggerak demokrasi, penyalur aspirasi yang efektif yang

peduli terhadap nasib rakyat banyak.

Page 67: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

67

Pemimpin dan pengurus baru partai Golkar harus selalu menyediakan

ruang-ruang publik untuk berbeda pendapat secara demokratis. Pimpinan dan

pengurus partai Golkar harus memberikan tauladan agar dalam berpartai

menjadi lebih rasional. Dan bisa dimengerti oleh rakyat.

Para petinggi partai Golkar harus mau menyadari bahwa jabatan yang

mereka sandang merupakan salah satu amanah yang harus dilaksanakan dengan

program-program yang terukur untuk kepentingan rakyat banyak. Sebab

bagaimanapun masa depan partai Golkar akan sangat tergantung pada

kemampuan organisasi ini dalam merespon tuntutan rakyat. Tanpa dukungan

rakyat partai Golkar tidak akan punya arti apa-apa.

Untuk itu, partai Golkar harus dengan jelas merumuskan program-

programnya untuk kesejahteraan rakyat, misalnya menyangkut bidang

pendidikan, kesehatan, keamanan dan lain sebagainya. Dengan cara demikianlah

partai Golkar akan selalu eksis dalam setiap kesempatan.

Kini ajang pergantian kepemimpinan ditubuh partai Golkar lewat Munas

sudah selesai digelar. Figur yang tampil memimpin partai Golkar untuk lima

tahun kedepan sudah ditetapkan? Apakah pemimpin dan pengurus baru partai

Golkar akan mampu membawa partai Golkar sebagai partai yang menyuarakan

aspirasi rakyat? Yang jelas harapan kita, semoga partai Golkar akan selalu tetap

setia kepada tuntutan sejarah untuk mengukuhkan persatuan dan kesatuan

bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 45.

Dan ditangan pimpinan maupun pengurus baru-lah “masa depan” partai

Golkar akan dipertaruhkan. Berbagai tantangan harus dapat dijawab. Jika tidak,

cacimaki, cercaan, intimidasi bahkan perusakan citra organisasi akan selalu

menjadi rutinitas persoalan yang akan terus dihadapi organisasi dan pengurus

Golkar. Kita tentu tidak menginginkan hal itu bukan? Semoga.***

Page 68: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

68

BAGIAN KETIGA

WAKIL RAKYAT YANG BELUM MERAKYAT

1

Page 69: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

69

Angin Segar Caleg Pilihan Rakyat

Koran Jakarta, 6-Januari-2009

Pada akhir Desember tahun 2008 ini, wacana mengenai penentuan calon

legislatif (caleg) terpilih pada pemilihan umum (pemilu) bukan berdasarkan nomor urut,

tetapi berdasarkan suara terbanyak, akhirnya menemui titik terang setelah Mahkamah

Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan yang menganulir Pasal 214 huruf a,b,c,d dan e

dalam Undang-undang (UU) No. 10/2008 tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD

alias UU Pemilu.

Putusan berkekuatan hukum tetap ini sekaligus mengembalikan harapan akan

demokrasi seutuhnya yang tidak dibajak oleh kekuasaan partai politik yang oligarkis. Dan

juga putusan MK ini sekaligus menandai bahwa Indonesia memasuki pemilu yang

sepenuhnya mencerminkan aspirasi dan kehendak rakyat.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pada pemilu Legislatif 2004 lalu kita

menggunakan sistem caleg terpilih ditentukan oleh nomor urut. Sistem ini diyakini tidak

fair bagi caleg yang berada dinomor ambang batas yang telah bekerja keras habis-

habisan mengeluarkan dana untuk mencari simpati rakyat. Akan tetapi dua calon di

atasnya tak perlu bekerja keras, artinya mereka bisa masuk tanpa melalui kerja keras,

asalkan calon di nomor ambang batas yaitu nomor tiga tersebut terangkat.

Disamping itu, menjadi keuntungan buat mereka yang berlindung di balik nama

pengurus partai. Mereka yang dekat dengan pengurus partai terutama dipusat hampir

dipastikan menduduki nomor calon jadi. Banyak partai menjadikan nomor urut kecil

sebagai barang dagangan untuk menarik caleg menghadapi pemilu 2009 dan sederet

partai mengandalkan nomor "jadi" untuk meloloskan orang-orang dekat mereka, seperti

anak, sanak-saudara, serta kerabat dan kenalan-menjadi wakil rakyat, padahal mereka

belum tentu dipilih oleh rakyat.

Page 70: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

70

Dalam hal ini, partai memiliki otoritas untuk menentukan nama-nama yang akan

duduk pada nomor urut di suatu daerah pemilihan. Pendeknya, banyak nama caleg yang

perolehan suaranya mendekati Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) tetapi bernomor urut

sepatu harus tersingkir oleh orang partai yang berpengaruh.

Lihat saja, selama ini begitu banyak caleg titipan dari Jakarta yang dipaksakan

oleh petinggi atau pengurus partai ditempat daerah pemilihan luar Jakarta. Aneh

memang, padahal masyarakat tidak mengenal caleg bersangkutan yang diuntungkan

oleh nomor urut sehingga otomatis peluangnya untuk menjadi lebih besar dari pada

caleg nomor urut di bawahnya. Jadi selama ini sistem penentuan caleg bukan lagi murni

pilihan rakyat.

Hemat penulis, tentu saja sistem rekrutmen dengan nomor urut semacam ini

tidak baik dalam memilih anggota DPR. Dan kita jelas tidak bisa membiarkan sistem

rekrutmen anggota DPR seperti itu berlangsung terus-menerus. Karena sistem pemilihan

seperti itu hanya menguntungkan segelintir orang di DPP yang menentukan orang-orang

masuk ke DPR lewat penempatan nomor urut jadi, padahal mayoritas pemilih belum

tentu menginginkan mereka.

Dengan demikian ada beberapa poin yang sangat positif dengan penentuan

caleg berdasarkan suara terbanyak ini. Pertama, dengan sistem perolehan suara

terbanyak, di mungkinkan tidak akan ada tempat bagi siapa pun di partai untuk

melakukan kecurangan atau kolusi. Artinya tidak akan ada lagi kader yang bergantung

pada pimpinan atau penentu kebijakan di partai. Karena semuanya diserahkan kepada

rakyat yang memiliki suara, serta kepintaran para caleg dalam mengambil hati para

calon pemilih. Kedua, para caleg atau kader yang ingin masuk ke DPR/DPRD tidak bisa

bersantai-santai lagi. Mereka harus bekerja lebih giat menyambangi daerah

pemilihannya. Karena tidak ada yang bisa menjamin seorang caleg akan terpilih jika

tidak punya mesin kampanye yang mumpuni untuk mendulang suara terbanyak. Ketiga,

jika penetapan caleg tanpa nomor urut telah disepakati, sudah pasti akan semakin

mendekatkan pilihan rakyat kepada para calon yang mereka inginkan. Artinya, sistem

pemilihan caleg dengan suara terbanyak diyakini akan mendekatkan pemilih dengan

Page 71: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

71

wakil-wakil mereka di Senayan. Sehingga pada akhirnya, wakil rakyat nantinya benar-

benar memiliki kedekatan dengan pemilih.

Semua pihak hendaknya merespon putusan MK ini. Sehingga kita dapat

menemukan wakil rakyat terbaik pilihan rakyat. Dan bagi mereka yang terpilih jadi

anggota legislatif lewat suara terbanyak nantinya hendaknya bekerja untuk rakyat.

Karena tanpa dukungan penuh dari rakyat, mereka tidak akan duduk dilembaga

legislatif. Untuk itu, mari jalankan tugas dengan rasa tanggungjawab sesuai dengan

fungsi pokok lembaga legislatif yakni fungsi legislasi, fungsi budgeter, serta fungsi

kontrol. Selamat tinggal caleg tanpa nomor urut dan selamat datang caleg pilihan rakyat.

Semoga demokrasi bisa berjalan dengan seutuhnya di negeri ini. ***

Page 72: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

72

2 Wakil Rakyat Terpilih Merenunglah

Bisnis Indonesia, 16 September 2004

Meskipun menuai kritikan dan penolakan dari berbagai elemen

masyarakat, di beberapa daerah wakil rakyat hasil pemilu legislatif 2004 sudah

dilakukan pelantikannya.

Dan jika tidak ada aral melintang, pada 1 Oktober mendatang wakil

rakyat untuk tingkat pusat juga akan dilantik.

Sebab sebagaimana kita ketahui bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU)

sudah menetapkan 550 nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan 128

anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) hasil pemilu legislatif 2004. Ke- 678

orang tersebut sekaligus merupakan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat

(MPR). Mereka semua, baik wakil rakyat didaerah atau dipusat tentu diharapkan

bisa mengembalikan kepercayaan rakyat yang selama ini telah tergadaikan akibat

citra buruk yang dipertontonkan. Sehingga nanti tidak ada lagi kritikan dan

hujatan atas keberadaan mereka.

Page 73: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

73

Lalu apakah anggota dewan hasil pemilu legislatif 2004 ini akan mampu

menyuarakan aspirasi rakyat dan tidak berkelakuan buruk seperti masa lalu?

Jelas tidak mudah menjawab pertanyaan ini dengan ya atau tidak. Pasalnya

aroma kecurangan cukup santer menyengat.

Misalnya, memalsukan ijazah atau identitas diri. Bahkan proses pencalonan caleg

tersebut sering diwarnai bentrokan-bentrokan yang justru sebenarnya tidak

pantas terjadi. Disamping itu, pada saat pemungutan suara 5 April lalu banyak

calon wakil rakyat yang terindikasi melakukan praktik politik uang.

Akibat dari keadaan ini tidak salah keluhan dan kritikan dari berbagai

elemen masyarakat hampir selalu menyertai perjalanan tugasnya. Masyarakat

belum banyak melihat prestasi yang patut di banggakan. Singkatnya, wakil rakyat

yang dihasilkan dalam setiap pesta pemilu ternyata masih belum peduli pada

nasib rakyat.

Mereka lebih peduli kepada partai politik mereka masing-masing dan

terkadang juga hanya memikirkan kepentingan pribadi. Disamping itu, wakil

rakyat juga masih banyak menunjukkan tingkah laku yang tidak terpuji saat

bertugas.

Ada yang tertidur di kala sidang, tidak disiplin seperti datang telat saat

sidang, ada yang mangkir saat sidang, ada yang sibuk baca koran, ada yang asyik

ber-SMS ria pada saat sidang berlangsung. Bahkan yang lebih parah lagi wakil

rakyat juga banyak yang terlibat praktik-praktik korupsi.

Melihat kondisi ini, adalah sangat beralasan apabila rakyat tidak terlalu

yakin para elite partai yang berhasil menduduki kursi legislatif akan mampu

membawa perubahan yang lebih baik dimasa mendatang. Rakyat tidak yakin

mereka akan dengan sungguh-sungguh mau memperjuangkan aspirasi rakyat.

Lalu apakah ini cerminan wakil rakyat yang terhormat dengan gaji yang besar.

Kenapa mereka berkelakuan seperti itu, dan tidak memikirkan aspirasi rakyat.

Padahal seharusnya mereka bertanggung jawab terhadap pemilihnya. Mana janji

yang mereka gembar-gemborkan pada saat berkampanye.

Page 74: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

74

Kenapa janji begitu gampang di ucapakan namun sangat sulit di

laksanakan. Menyikapi prilaku dan kinerja anggota dewan terhormat, wakil

rakyat hasil pemilu 2004 harus merenungkan citra-citra jelek sebelumnya.

Kedepan wakil rakyat hasil pemilu legislatif 2004 ini agar benar-benar

menunjukkan suatu sikap terpuji.

Wakil rakyat harus menyuarakan aspirasi rakyat. Rakyat menginginkan

bahwa apa yang sedang mereka hadapi atau alami dapat disuarakan oleh

wakilnya. Bagaimanapun para wakil rakyat sesuai dengan fungsinya mestilah

memihak kepada kehidupan rakyat. Mereka tidak boleh berdiam diri apabila

kepentingan rakyat terancam. Ini berguna agar kesejahteraan rakyat semakin

terjamin.

Sebagai masyarakat yang mencintai wakil rakyatnya, kita memang

sangat setuju apabila wakil rakyat yang ada di DPR benar-benar berfungsi secara

lebih efektif untuk menciptakan kesejahteraan di tengah rakyat. Kondisi ini dapat

dilakukan oleh wakil rakyat dengan cara menghayati bahwa keberadaan mereka

sebenarnya untuk rakyat. Sebab melalui suara rakyatlah mereka ada di dalam

lembaga legislatif. Untuk itu, pengalaman-pengalaman buruk para wakil rakyat

yang terdahulu jangan lagi terjadi pada wakil rakyat hasil pemilu 2004.

Wakil rakyat sebagai representasi rakyat sangat diharapkan mampu

menjadi ujung tombak untuk membawa perubahan yang lebih berarti bagi

kehidupan nasional. Sudah saatnya anggota dewan hasil pemilu legislatif 2004

mendukung upaya-upaya perbaikan fungsi legislatif. Apalagi mereka dipilih

secara langsung oleh rakyat, tentu sangat besar harapan rakyat kepada mereka

untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Sekali lagi , sebagai masyarakat yang mencintai kehidupan sosial, politik,

hukum dan ekonomi yang lebih baik di masa mendatang, semua pihak berharap

agar wakil rakyat yang dihasilkan dalam pemilu 2004 ini sudi mengemban fungsi

sebagai lembaga yang mewakili rakyat. Wakil rakyat harus peka untuk

menangkap masalah rakyat.

Page 75: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

75

3

Menghapus Sisi Gelap

Kelakuan Wakil Rakyat

Harian Neraca, 24 Januari 2008

Kelakuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau wakil rakyat

ternyata memang tidak pernah berubah. Setelah sebelumnya menerima uang

sewa rumah Rp 13 juta per bulan. Senin tanggal 7/1 lalu kembali setiap anggota

DPR mendapat uang Rp 39 juta per orang. Pembagian uang itu merupakan

kebijakan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR. Perhitungannya, Rp 1 juta

untuk setiap undang-undang (UU) yang disahkan. Karena sepanjang tahun 2007

lalu ada 39 UU yang disahkan, maka setiap anggota DPR mengantongi Rp 39 juta.

Memang sebahagian anggota dewan sudah ada yang mengembalikan, namun

sebahagian belum terlihat niat untuk mengembalikannya.

Sungguh suatu tingkah laku yang mengewakan rakyat. Apalagi tidak

semua anggota DPR terlibat langsung dalam pembahasan dan penyusunan UU.

Kalaupun terlibat, pantaskan uang itu diterima? Tidakkah sebaiknya uang

tersebut diperuntukkan untuk membantu rakyat miskin?

Page 76: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

76

Menyikapi hal tersebut, pantas dipertanyakan kredibilitas wakil rakyat

yang mengusung “suara rakyat”. Rakyat yang kelaparan dan ditimpa berbagai

macam musibah dan bencana tidak menjadi perhatian para wakil rakyat.

Sementara anggota DPR yang sudah mendapatkan gaji besar, hidup mewah

lengkap dengan segala fasilitas, malah sering pula menerima uang yang tidak

terduga sebelumnya.

Sungguh malang negeri ini. Lembaga yang terhormat itu, tercemar oleh

prilaku wakil rakyatnya yang serakah. Yang tidak sensitif pada penderitaan

rakyat. Sepertinya, lembaga DPR adalah lembaga tempat mencari nafkah

sebanyak-banyaknya. Bukan lembaga untuk memperjuangkan kepentingan

rakyat. Akibatnya, rakyat menjadi marah. Betapa tidak, wakil rakyat hanya bisa

berjanji saat kampanye. Setelah duduk dikursi DPR semua janji itu lupa seketika.

Seakan wakil rakyat punya motto, setelah kampanye selesai dan mereka terpilih

menjadi anggota DPR, maka biarkanlah rakyat saja yang susah, sementara wakil

rakyat tetap harus hidup mewah dan jauh dari krisis. Begitu gambaran yang kita

lihat saat ini.

Buruknya kelakuan wakil rakyat tentu bukan cerita asing bagi kita. Kelakuan

buruk tersebut masih ditambah dengan kelakukan buruk lainnya. Masih ingat kasus vidio

mesum yang menimpa wakil rakyat Yahya Zaini dengan pasangan mesumnya Eva Maria?

Tentu saja kita semua belum lupa kejadian tersebut.

Kejadian tersebut telah mencoreng wibawa lembaga terhormat penyambung

suara rakyat. Rentetan peristiwa mesum terus saja menghinggapi wilayah anggota

legislatif kita. Kelakuan buruk itu juga terjadi didaerah. Tahun 2007, dua oknum anggota

legislatif dari DPRD Payakumbuh dan dari DPRD Limapuluh kota, tertangkap berdua-

duaan di kamar hotel pada saat bangsa ini memperingati Hari Ulang Tahun

Kemerdekaan pada 17 Agustus 2007 lalu.

Selanjutnya seorang anggota DPRD Agam digerebek massa saat berduaan

dengan wanita yang diduga kekasih gelap atau wanita simpanannya di sebuah rumah di

Page 77: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

77

Padang. Dan tentu saja banyak peristiwa tidak pantas lainnya yang dipertontonkan oleh

wakil rakyat kita. Misalnya bermain judi.

Mencermati fenomena diatas. Timbul pertanyaan, ada apa sesungguhnya

dengan moralitas oknum-oknum anggota legislatif di negeri ini? Dari beberapa kasus

yang terungkap, nampaknya persoalan tidak pedulinya wakil rakyat pada penderitaan

rakyat, soal perselingkuhan, bermain judi terus saja menjadi permasalahan yang paling

banyak menjangkiti oknum-oknum anggota legislatif. Semuanya karena uang. Kalau

uang sudah banyak, mereka doyan menghambur-hamburkannya, misalnya dengan

melakukan perselingkuhan atau bermain judi. Bahkan punya istri lagi.

Permasalahan diatas, hemat penulis tentu tidak terlepas dari kapasitas,

kapabilitas, integritas para anggota dewan terhormat. Kita tahu, kebanyakan anggota

legislatif yang dihasilkan sejak bergulirnya reformasi di negara ini adalah orang-orang

yang tidak kita kenal sebelumnya. Mereka banyak yang tidak jelas latar belakangnya,

tidak jelas track record karier politiknya. Sejatinya, banyak hal yang tidak diketahui dari

diri anggota-anggota legislatif tersebut. Bahkan ada diantara mereka yang ketahuan

memiliki ijazah palsu setelah terpilih jadi wakil rakyat. Parahnya untuk jadi anggota

dewan yang terhormat banyak diantara mereka telah mengeluarkan modal yang cukup

besar, sehingga pada akhirnya mereka terpilih dan duduk menjadi anggota legislatif.

Meskipun moralnya tidak terukur sama sekali.

Meskipun demikian tidaklah bisa dipungkiri, ada juga diantara anggota legislatif

negeri ini yang betul-betul bekerja untuk rakyat. Punya hati nurani. Tapi mungkin cuma

sedikit. Dan adalah kenyataan, kebanyakan dari anggota dewan larut dalam tingkah laku

yang tidak mengenakkan. Yang tidak peduli kepada rakyat. Dalam kondisi demikian, jelas

kita risau dan prihatin. Kedepan, perlu kiranya sisi gelap kelakuan wakil rakyat itu

dihapus atau dihilangkan. Caranya, kita sebagai rakyat diminta untuk hati-hati dalam

memilih seseorang untuk jadi calon anggota legislatif.

Disamping itu, peranan partai politik juga harus lebih berfungsi untuk menilai

dan menyeleksi moralitas dan jejak langkah seseorang untuk masuk partai politik.

Apalagi untuk menjadi wakil rakyat. Jadi, rakyat, partai politik dan pihak-pihak yang

berkompeten lainnya tidak boleh lengah. Kita harus hati-hati. Kalau tidak, akan

Page 78: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

78

berakibat fatal terhadap lembaga DPR dan juga bagi kehidupan sosial kita selanjutnya.

Jelas kita tidak menginginkan hal itu bukan. ***

4 Wakil Rakyat, Tunjangan

dan Kurangnya Sensitivitas

Seputar Indonesia, 17 Desember 2007

Cerita tentang kelakuan wakil rakyat hampir tidak pernah habis untuk

dibicarakan. Bahkan cerita itu sudah ada sejak Orde Baru. Saat itu, wakil rakyat

tidak lebih dari tukang stempel setiap kebijakan Presiden Soeharto. Karena

dalam sistem otoriter, di mana tiap calon anggota dewan diseleksi sebelumnya

oleh rezim penguasa. Sehingga wajar jika kerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

era Orde Baru lebih mengabdi kepada Soeharto ketimbang kepada rakyat.

Era Reformasi, kelakuan wakil rakyat semakin menjadi buruk dan

cenderung mengindahkan kepedulian sosial dan moralitas. Akibatnya, membuat

rakyat kecewa dan muak. Lihat saja, di tengah kebingungan dan kesusahan

Page 79: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

79

rakyat menanggung beban hidup yang semakin sulit, wakil rakyat yang terhormat

justru kembali memperoleh tunjangan besar. Ini belum termasuk kelakuan buruk

lainnya, misalnya berjudi dan berzina.

Tunjangan kenaikan tersebut akan diberikan tahun 2008 mendatang. Hal

itu berkaitan dengan proyek renovasi perumahan anggota DPR di Kalibata.

Sebagai konpensasi maka setiap anggota akan mendapatkan Rp. 13 juta sebagai

uang sewa tinggal rumah sementara.

Tunjangan tersebut sekali lagi memperlihatkan bahwa wakil rakyat tidak

peka terhadap kesusahan rakyat. Inilah untuk kesekiankalinya DPR mengambil

kebijakan yang dinilai bertentangan dengan kondisi ekonomi rakyat. Jauh

sebelum ini kita juga pernah dihebohkan dengan permintaan kenaikan gaji,

kenaikan tunjangan, studi banding yang tidak membawa hasil, pembangunan

pagar dan lift dan pengadaan laptop untuk anggota dewan. Bahkan baru-baru ini

kita juga dikagetkan dengan beberapa angota dewan yang naik haji bersama

anggota keluarganya dengan biaya dinas.

Fenomena diatas memperlihatkan kepada kita bahwa anggota dewan

terlalu banyak menuntut. Mereka meminta terlalu banyak. Menghabiskan

anggaran negara. Bukankah sebaiknya dana itu diperuntukkan untuk biaya

pendidikan dan kesehatan untuk rakyat miskin?

Kelakuan wakil rakyat selama ini tidak sesuai dengan kapasitas mereka

sebagai penyampai amanat rakyat. Bukankah mereka sebaiknya berkonsentrasi

untuk memikirkan nasib rakyat kecil? Siapa lagi yang mempedulikan nasib rakyat,

jika bukan anggota dewan. Ironis memang, wakil rakyat yang dipilih rakyat dan

berjanji akan membela dan memperjuangkan nasib rakyat malah sibuk

memikirkan kekayaan pribadi dan keluarganya.

Mereka sangat “kurang sensitif” terhadap penderitaan rakyat. Timbul

pertanyaan, ada apa sesungguhnya dengan moralitas oknum-oknum anggota

legislatif di negeri ini? Mengapa mereka tidak peka dan peduli pada penderitaan

rakyat? Mengapa para anggota dewan yang terhormat yang sudah kaya raya

Page 80: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

80

masih rakus dengan uang dan harta? Bukankah masih banyak rakyat yang harus

dibela dan diperhatikan kesejahteraannya. Mengapa wakil rakyat seakan lupa

akan janjinya untuk memperhatikan dan memperjuangkan rakyat?

Kiranya, beberapa pertanyaan diatas mesti ditindaklanjuti oleh wakil

rakyat di DPR. Karena ditengah setumpuk problem yang sedang dihadapi rakyat

saat ini, seperti kemiskinan, kelaparan, pengangguran dan lain sebagainya, maka

wakil rakyat tidak boleh lupa. Motto bahwa biarlah rakyat saja yang mengalami

kesusahan dan kemiskinan harus diakhiri. Rakyat yang mengalami kemiskinan,

seharusnya menjadi perhatian wakil rakyat. Wakil rakyat hendaknya

memperhatikan keadaan sosial dari penderitaan rakyat yang diwakilinya. Kalau

mau, banyak sekali yang bisa dilakukan oleh wakil rakyat terhadap rakyat yang

sedang terlilit berbagai persoalan. Misalnya, menyisihkan sebagian uang gaji

yang diperoleh untuk biaya pendidikan bagi rakyat yang tidak mampu. Atau

mungkin bisa juga dengan meningkatkan kepedulian bagi rakyat yang tertimpa

musibah. Misalnya musibah banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain.

Namun sayang rasa kepedulian sosial dan empati wakil rakyat sungguh

sangat lemah. Wakil rakyat terkesan diam saja. Diamnya wakil rakyat dalam

menyikapi penderitaan rakyat setidaknya bisa kita lihat ketika warga Sidoarjo

tertimpa musibah lumpur Lapindo. Anggota DPRD Sidoarjo selama ini terkesan

tidak perduli terhadap kerugian dan penderitaan rakyatnya. Hal ini sangat patut

dipertanyakan. Apakah mereka telah menjalankan tugasnya sebagai wakil

rakyat? Bukankah wakil rakyat manusia-manusia pilihan, terbaik dan terhormat,

yang diharapkan menjadi tumpuan harapan dan masa depan rakyat.

Plato (427-347 SM) dalam bukunya Republika dan Aristoteles ( 384-322

SM) dalam bukunya Politika mengatakan bahwa; para wakil rakyat adalah para

Aristokrat yaitu; pengelolaan negara atau orang-orang terbaik/pilihan yang

punya integritas moral, kapasitas intelektual dan bisa dipercaya untuk

kepentingan semua, yakni membawa seluruh rakyat dan negara mencapai cita-

cita hidup sejahtera dan bahagia.

Page 81: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

81

Makna dari ungkapan buku Plato dan Aristoteles diatas dapat

disimpulkan bahwa wakil rakyat adalah orang pilihan yang dipilih dalam suatu

wilayah untuk menjadi wakil di daerah pilihan constituency. Mereka mempunyai

tanggungjawab yang penting yaitu menyuarakan masalah constituency serta

berperan dalam membawa perubahan agar rakyatnya sejahtera. Lebih dari itu,

Plato dan Aristoteles juga memiliki harapan kepada para wakil rakyat untuk

sungguh-sungguh berprilaku sebagai aristokrat dalam suatu masyarakat

demokratis. Untuk menghasilkan wakil rakyat seperti yang diungkapkan oleh

Plato diatas, maka wakil rakyat harus memiliki sensitivitas terhadap kesusahan

rakyat. Bukan wakil rakyat yang sibuk memikirkan diri sendiri dengan segala

fasilitas dan kemewahan. Untuk itu, pemberian tunjangan tersebut harus

dipikirkan lagi atau kalau perlu dibatalkan. Ini mengingat bahwa masalah atap

rumah bocor dan lain sebagainya sebenarnya para anggota dewan masih

sanggup memperbaiki dari kantong mereka sendiri. Tanpa membebankan

kepada negara.

Page 82: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

82

5 Mengungkap Praktik Busuk di Senayan

Media Iindonesia, 22 Nov 2007

Bicara tentang korupsi memang tidak pernah ada habisnya. Korupsi merupakan

persoalan akut yang secara terus menerus terjadi di Indonesia. Ia telah menjadi isu yang

sangat populer dari tahun-ketahun.

Setiap tahun korupsi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Keadaan

ini sungguh sangat bertolak belakang dengan upaya-upaya pengawasan yang dilakukan

oleh pemerintah untuk mencegah praktik korupsi. Tetapi apa mau dikata, pemberitaan

mengenai banyaknya korupsi hampir seimbang dengan himbauan untuk tidak

melakukan korupsi.

Dalam kondisi seperti ini, supremasi hukum hanya menjadi isapan jempol

belaka. Apa yang diteriakkan oleh pemimpin untuk menciptakan supremasi hukum

ternyata baru sebatas wacana. Padahal kita tahu bahwa dalam era reformasi saat ini,

tegaknya supremasi hukum merupakan syarat utama untuk memberantas korupsi.

Tekad untuk memberantas korupsi tidak boleh “mengenyampingkan” adanya supremasi

hukum dalam kehidupan masyarakat. Sebab perhatian terhadap pemberantasan korupsi

hanya akan menjadi sia-sia apabila supremasi hukum tidak dijunjung tinggi

Page 83: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

83

Dalam banyak kasus, korupsi sering dilakukan oleh pejabat pemerintah,

pengusaha, bankir bank dan elite partai politik termasuk anggota DPR. Dan ini telah

berlangsung dari zaman orde baru hingga sekarang.

Saat sekarang, lagi-lagi kita di hebohkan dengan berita korupsi dari pejabat BI ke

anggota DPR. Kasus tersebut sekarang sedang diselidiki oleh Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) dan Badan Kehormatan (BK) DPR. Kita sambut dengan gembira kerjasama

KPK dengan BK tersebut untuk mengusut dugaan suap Rp 31,5 miliar dari petinggi Bank

Indonesia (BI) kepada anggota Komisi IX (Bidang Perbankan) DPR periode 1999-2004.

Jika kita simak, langkah KPK dan BK DPR ini merupakan langkah tepat

sebagai upaya penegakan hukum kasus korupsi di Indonesia yang sudah

memasuki tahap anti klimaks. Dikatakan anti klimaks karena banyak pelaku

korupsi di negeri ini kasusnya dihentikan, bahkan mendapatkan putusan bebas

dari aparat hukum.

Agar anti klimaks penegakan hukum kasus korupsi di Indonesia tidak

berkepanjangan. Maka KPK dan BK harus melakukan upaya-upaya yang preventif

dan konprehensif dalam mengungkap kasus suap oleh pejabat BI kepada anggota

DPR tersebut. Jangan sampai KPK dan BK DPR gagal dalam mengungkap dugaan

korupsi dana BI ke anggota dewan.

Ini menjadi tugas penting KPK dan BK DPR. Karena selama ini kejahatan

korupsi seolah-olah tidak mampu untuk diungkap apalagi menuntaskan sesuai

dengan hukum yang berlaku. Kalaupun sampai pada tahap persidangan di

pengadilan, pada akhirnya banyak dari mereka yang lolos dari jeratan hukum.

Artinya, banyaknya pelaku korupsi yang diputus bebas. Akibatnya, berbagai

elemen masyarakat apakah itu mahasiswa, NGO, LSM dan penggiat anti korupsi

terus saja menyuarakan kekecewaannya atas kinerja aparat hukum. Jika

dicermati, maka aspirasi yang disuarakan jelas menunjukkan bahwa elemen

masyarakat tidak puas atas kinerja aparat hukum selama ini dalam memberantas

kejahatan korupsi.

Page 84: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

84

Kembali ke cerita supa di DPR. Kalau kita berbicara mengenai suap

kepada anggota Dewan yang terhormat, maka tentu saja kasus suap dari BI

kepada anggota Dewan kali ini bukan hal yang baru atau aneh. Praktik pemberian

suap kepada anggota DPR oleh mitra kerjanya untuk meloloskan sebuah

kepentingan sudah menjadi pergunjingan publik sejak dahulu kala. Meskipun

demikian, wujud dari kegiatan suap itu tidak pernah kelihatan. Sehingga aparat

hukum sangat sulit mencari kebenaran telah terjadi suap, karena lemahnya data

dan barang bukti yang bisa dijadikan alat pembenar.

Berdasarkan uraiaan diatas, perlu di tegaskan bahwa penuntasan kasus

suap dari pejabat BI ke anggota DPR harus diusut sampaai keakar-akarnya.

Jangan sampai pengungkapan dan penanganan kasus suap tersebut di intervensi

dengan kepentingan politik. Untuk itu, KPK dan BK DPR jangan takut dan gamang

saat menangani kasus ini. KPK dan BK DPR harus bisa membuktikan kerjanya.

Apalagi ini menyangkut nama BI yang selama ini jarang tersangkut kasus korupsi.

Kalau pejabat BI terbukti melakukan korupsi dalam kasus suap ini, maka ini jelas

tamparan bagi dunia perbankan kita. Karena BI yang seharusnya melakukan

pengawasan terhadap lalu lintas keuangan negara, tapi malah ikut menciptakan

korupsi.

Akhirnya, pihak yang menyuap harus diungkap. Begitu juga pihak-pihak

yang menerima suap. Kemudian pihak-pihak tersebut diumumkan kehadapan

publik siapa-siapa saja orangnya.

Jika mereka terbukti melakukan kejahatan penyuapan, atau sebaliknya

menerima suap. Maka pelakunya harus ditindak tegas sesuai dengan hukum

yang berlaku. Lebih dari itu, mereka harus diberhentikan dari jabatannya

sekarang. Karena kalau dibiarkan bisa jadi mereka-mereka itu akan melakukan

kejahatan yang sama ditempat mereka bertugas. Jadi mereka tersebut tidak

boleh menjabat di lembaga manapun.

Sebagai masyarakat yang haus akan nuansa keadilan. Kita perlu

mendorong atau mendukung KPK dan BK DPR agar berani mengungkap tuntas

Page 85: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

85

kasus aliran dana dari BI ke anggota Dewan. Semoga saja penanganan kasus ini

dapat dijadikan momentum untuk mengungkap praktik busuk yang selama ini

terjadi di Senayan. Semoga.***

6 Harapan Pada Wakil Rakyat Yang Baru

Sinah Harapan, 1 Oktober 2004

Hari ini tanggal 1 Oktober sebanyak 550 orang anggota legislatif tingkat pusat

yang baru dan 128 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akan dilantik. Ke- 678 orang

tersebut, sekaligus akan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang

akan mempengaruhi proses kehidupan berbangsa dan bernegara kedepan.

Lalu apakah wakil rakyat yang baru ini akan mampu membawa setumpuk

harapan bagi perbaikan citra Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)? Dan sekaligus membawa

sebuah pembaruan dan perbaikan bagi kesejahteraan rakyat? Entahlah! Terlepas dari

segala macam harapan dan keraguan tersebut, yang jelas bagaimanapun sekarang kita

telah mendapatkan anggota parlemen yang baru. Kita harus menerima segala apa yang

Page 86: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

86

sudah kita dapatkan. Karena memang mereka terpilih sesuai dengan keinginan rakyat

secara langsung.

Mempersoalkan wakil rakyat memang tidak pernah habisnya. Citra buruk yang

ditampilkan paling tidak menjadi penyebab mengapa persoalan wakil rakyat tidak

pernah usai untuk di kritisi. Persoalan tersebut misalnya tentang banyaknya wakil rakyat

yang terlibat kejahatan korupsi. Kelakuan wakil rakyat dalam kejahatan korupsi tersebut

telah membawa mereka kepada kehidupan yang serba mewah, glamor dan modern.

Sementara kesengsaraan terhadap rakyat terus mengikuti dari belakang. Fenomena ini

telah membuat citra wakil rakyat sebagai pembela kepentingan rakyat hilang ditelan

perbuatan korupsi yang dilakukan.

Ironis memang, sementara rakyat menderita dengan berbagai macam kesulitan

hidup. Namun wakil rakyat hidup dengan segala kemewahan. Ini membuktikan bahwa

besarnya gaji dan banyaknya fasilitas yang disediakan, ternyata tidak diiringi dengan

tingkah laku yang menyenangkan rakyat.

Semua fasilitas yang disediakan untuk anggota dewan yang terhormat tersebut

sama sekali tidak membuat mereka tambah giat dan gigih bekerja dalam

memperjuangkan nasib rakyat. Mereka belum sepenuhnya sadar bahwa mereka harus

bekerja untuk rakyat dengan sungguh-sungguh. Akibat keadaan ini maka kinerja wakil

rakyat hampir selalu diwarnai dengan kecaman dan unjuk rasa yang tiada hentinya.

Kalau kita perhatikan dinegara-negara maju, Inggris dan Amerika misalnya,

Rakyatnya tidak begitu berminat untuk melakukan aksi-aksi unjuk rasa. Karena memang

kebanyakan dari aspirasi mereka sudah tersalurkan lewat wakil-wakil mereka di lembaga

legislatif. Dan kalaupun ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah.

Rakyatnya pertama-pertama bukan langsung menyerang pemerintah. Justru

yang pertama di mintakan pertanggung-jawaban adalah wakil rakyat mereka. Begitupun

juga dengan kemungkinan terdapatnya fasilitas-fasilitas umum yang tidak terawat, maka

yang paling utama merasa malu adalah wakil rakyatnya.

Page 87: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

87

Harapan Kedepan

Harapan kita kedepan tentu saja wakil rakyat yang dihasilkan dalam pemilu

legisltaif 2004 ini akan benar-benar mampu berkerja dengan komitmen yang sungguh-

sungguh. Jangan lagi janji yang di ucapkan hanya tinggal kenangan. Jika ini terjadi

sungguh merupakan bahaya yang mengkkhawatirkan. Untuk itu, janji omong kosong

dengan segala macam retorika jelas tidak boleh dibiarkan tumbuh dan berkembang

dalam perjalanan tugas anggota dewan kedepan. Kalau dibiarkan, maka itu berarti akan

menambah kesengsaraan rakyat.

Agar semua harapan rakyat dapat di penuhi, maka wakil rakyat seharusnya

memposisikan diri sebagai penyambung aspirasi rakyat. Anggota dewan yang baru

hendaknya memperhatikan aspirasi rill yang ada dalam kehidupan rakyat. Janganlah

mempertontonkan kelakuan yang tidak terpuji terus. Kasihan rakyat yang telah memilih

dengan bersusah payah.

Disamping itu, wakil rakyat yang baru harus dapat melaksanakan fungsi-fungsi

yang berkaitan dengan hak pengawasan dewan dengan sepenuh hati. Fungsi

pengawasan tersebut tidak boleh dijadikan sebagai komoditas politik. Yang hanya

menguntungkan kelompok-kelompok tertentu saja.

Sebagai warga negara yang menginginkan kehidupan yang lebih baik. Tentu

harapan tersebut harus kita gantungkan kepada mereka yang baru saja kita pilih.

Kita berharap semoga anggota dewan mau untuk instropeksi diri. Mereka para

wakil rakyat harus sadar dan ingat, bahwa lembaga yang mereka tempati tersebut

bukanlah tempat bersenang-senang dengan berbuat segala sesuatu yang bertujuan

untuk memperkaya diri. Akan tetapi lembaga tersebut hanya boleh digunakan untuk

memperjuangkan kepentingan rakyat.

Yang jelas, kedepan anggota dewan yang baru masih akan dihadapkan oleh

berbagai persoalan yang menyangkut kehidupan rakyat banyak. Ini adalah tantangan

yang harus dihadapi.

Bagaimana mereka secara lebih bertanggung-jawab memposisikan diri sebagai

wakil rakyat untuk bekerja secara serius. Alangkah memprihatinkan bila berbagai

Page 88: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

88

persoalan yang menyangkut kehidupan rakyat banyak tersebut tidak diperjuangkan oleh

wakil rakyat yang baru.

Semoga wakil rakyat yang terpilih pada pemilu legislatif tahun 2004 ini dan telah

dilantik pada hari ini mampu menciptakan iklim yang lebih baik bagi kemajuan

kehidupan rakyat kedepan.

Mereka para wakil rakyat hasil pemilu kali ini harus berbeda secara kwalitas dari

wakil rakyat sebelumnya. Mereka harus lebih berani untuk memperjuangan aspirasi

rakyat. Mereka harus mampu menjauhi segala perbuatan korupsi. Karena

bagaimanapun diluar sana rakyat menunggu dengan harapan besar akan janji mereka.

Jadi wakil rakyat hendaknya sadar, bahwa sekaranglah waktu yang tepat untuk

melakukan perubahan dan pembaruan dalam membenahi segala citra buruk lembaga

legislatif selama ini. Jadi jangan sia-siakan harapan rakyat tersebut. Semoga.***

Page 89: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

89

7 Citra Wakil Rakyat Kian Memudar

Suara Karya, 8 Juli 2008

Kelakuan anggota DPR atau wakil rakyat ternyata memang tidak pernah

berubah. Setelah sebelumnya Al-Amin tertangkap tangan menerima suap, kini giliran

Bulyan Royan, anggota Fraksi Partai Bintang Reformasi DPR, tertangkap tangan karena

diduga menerima suap terkait pengadaan kapal patroli di Direktorat Jenderal (Ditjen)

Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan.

Menyikapi hal tersebut, pantas dipertanyakan kredibilitas wakil rakyat yang

mengusung "suara rakyat". Rakyat yang kelaparan dan ditimpa berbagai macam

musibah dan bencana, ternyata tidak menjadi perhatian para wakil rakyat. Sementara

anggota DPR yang sudah mendapatkan gaji besar, hidup mewah lengkap dengan segala

fasilitas, malah sering menerima suap.

Sungguh malang negeri ini. Lembaga yang terhormat itu tercemar oleh perilaku

wakil rakyat yang serakah. Agaknya, bagi anggota Dewan, lembaga DPR merupakan

lembaga tempat mencari nafkah sebanyak-banyaknya, tempat mencari nafkah dengan

menerima suap dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan peran DPR. Memang agak

sulit untuk membuktikannya, namun sepertinya dalam setiap proyek yang ditangani

Page 90: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

90

wakil rakyat ada jatah untuk mereka. Semakin besar proyek yang diberikan, semakin

besar pula jatah yang akan diperoleh wakil rakyat.

Para anggota Dewan ini sepertinya tidak punya sensitivitas dan kepedulian pada

rakyat. Akibatnya, rakyat menjadi marah. Betapa tidak, wakil rakyat hanya bisa berjanji

saat kampanye. Setelah duduk di kursi DPR semua janji itu dilupakan.

Ada kesan kuat, setelah kampanye pemilihan umum selesai, dan mereka terpilih

menjadi anggota DPR, rakyat yang sudah memilihnya dilupakan. Akhirnya rakyat tetap

saja susah, sementara wakil rakyat hidup mewah, dan jauh dari krisis.

Buruknya kelakuan beberapa orang wakil rakyat dalam menerima suap, sangat

mungkin bukan kali ini saja terjadi. Kelakuan buruk tersebut masih dilengkapi dengan

perbuatan asusila yang sebenarnya tidak pantas dilakukan oleh seorang anggota Dewan.

Masih ingat kasus video mesum yang menimpa anggota DPR dengan pasangan

mesumnya Eva Maria beberapa waktu lalu? Tentu saja kita semua belum lupa kejadian

tersebut.

Kejadian tersebut telah mencoreng wibawa lembaga terhormat yang konon

kabarnya penyambung suara rakyat. Rentetan peristiwa mesum terus saja menimpa

para anggota legislatif, tidak terkecuali di daerah.

Mencermati fenomena tersebut timbul pertanyaan, kenapa mereka tidak

menjaga citranya sebagai anggota DPR, citra sebagai wakil rakyat. Dari beberapa kasus

yang terungkap, tampaknya para wakil rakyat tidak peduli terhadap penderitaan rakyat.

Bahkan, itu tadi: ada beberapa wakil rakyat yang tanpa malu-malu melakukan

perselingkuhan, terlibat narkoba, dan ada yang bermain judi. Semuanya itu tentu karena

uang. Kalau uang sudah banyak, mereka cenderung menghambur-hamburkannya,

misalnya dengan melakukan perselingkuhan atau bermain judi. Tingkah laku amoral

oknum-oknum anggota legislatif itulah yang menyebabkan citra lembaga wakil rakyat

kian memudar.

Permasalahan tersebut tentu juga tidak terlepas dari kapasitas, kapabilitas, dan

integritas para anggota Dewan. Kita tahu, kebanyakan anggota legislatif yang dihasilkan

Page 91: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

91

sejak bergulirnya reformasi di negara ini adalah orang-orang yang tidak kita kenal

sebelumnya.

Mereka banyak yang tidak jelas latar belakangnya, tidak jelas track record karier

politiknya. Sejatinya, banyak hal yang tidak kita ketahui dari para anggota legislatif.

Bahkan ada di antara mereka yang ketahuan memiliki ijazah palsu setelah terpilih jadi

wakil rakyat.

Parahnya, untuk menjadi anggota DPR, banyak di antara mereka telah

mengeluarkan modal yang cukup besar. Dengan demikian, kalaupun mereka terpilih dan

duduk menjadi anggota legislatif, banyak di antara mereka yang secara moral tidak

terukur.

Meskipun demikian memang tidak bisa dimungkiri bahwa banyak atau bahkan

sebagian besar anggota legislatif di negeri ini betul-betul bekerja untuk rakyat. Banyak di

antara mereka yang masih punya hati nurani.

Menjadi anggota DPR itu konon ada (mendapat) uang hasil pembuatan undang-

undang yang besarnya mencapai Rp 39 juta. Ada juga uang-uang lelah lainnya. Tapi,

tidak tampak ada anggota Dewan yang menolak uang-uang tersebut. Tidak ada yang

mengatakan alangkah baiknya kalau uang itu kita berikan kepada rakyat yang sedang

kesusahan. Sepertinya semua merasa berhak untuk mendapatkannya, meskipun gaji

para anggota DPR itu relatif cukup besar.

Padahal, kita semua tahu, kini masyarakat kita sedang mengalami kesusahan.

Banyak anggota masyarakat yang tertimpa musibah. Sebagian besar rakyat kita kini

masih dilanda kemiskinan secara terus-menerus. Melihat kenyataan tersebut, para

anggota Dewan terkesan bersikap cuek dan masa bodoh.

Kita memang risau dan prihatin melihat keadaan masyarakat kita sekarang ini.

Kita juga sedih melihat tingkah laku para anggota Dewan tersebut. Ke depan, perlu

kiranya sisi gelap kelakuan wakil rakyat itu kita akhiri.

Karena itu pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 nanti, sebagai rakyat kita harus

hati-hati dalam memilih seseorang untuk menjadi calon anggota legislatif. Partai politik

Page 92: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

92

juga harus lebih berfungsi untuk menilai dan melihat moralitas dan jejak langkah

seseorang untuk masuk partai politik.

Ke depan pun, rakyat, partai politik dan pihak-pihak yang berkompeten lainnya,

tidak boleh lengah. Kita harus hati-hati dalam memberikan suara dalam pemilu. Kalau

tidak, akan berakibat fatal terhadap lembaga DPR, dan bagi kehidupan sosial kita

selanjutnya. Jelas kita tidak menginginkan hal itu terjadi.***

Page 93: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

93

8 Saatnya Prilaku Elite Partai Berubah

Pikiran Rakyat, 18 Juli 2008

Beberapa waktu lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan

34 partai politik yang akan bertarung secara nasional pada pemilihan umum

2009. Saat ini partai tersebut memasuki tahap pelaksanaan kampanye.

Jika kita berbicara mengenai partai politik, tentu tidak bisa dilepaskan

dari keberadaan para pengurusnya. Sejak reformasi kepartaian diluncurkan pada

tahun 1999 dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 yang membuat

menjamurnya partai politik (181 parpol). Namun sayang, kinerja orang-orang

yang duduk dalam kepengurusan partai politik masih saja mengecewakan rakyat.

Ketika orang-orang partai mengecewakan rakyat, maka partai politik langsung

menjadi tidak berharga dimata rakyat. Akibatnya demokrasi menjadi tidak

berbentuk. Dengan alasan demokrasi, seseorang berhak menuding, menjelekkan

dan menjatuhkan seseorang.

Page 94: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

94

Dari itu, yang harus dibenahi pertama adalah tingkah laku para pengurus

partai. Karena selama ini kemampuan partai dalam menerjemahkan kehendak

politik publik dan memberi pendidikan politik yang sehat kepada masyarakat

seakan tumpu. Persoalan makin parah manakala perilaku anggota partai yang

sudah menjadi wakil rakyat tidak menunjukkan sikap sensitif pada rakyat. Seperti

misalnya, persoalani gaji, tunjangan, maupun uang reses. Bahkan para elite

partai sering terlibat dalam perdebatan dan konflik untuk memperebutkan

kekuasaan. Yang lebih parah lagi anggota partai politik yang ada di DPR banyak

yang terlibat praktik-praktik korupsi. Semua ini semakin menunjukkan bahwa

kader atau orang-orang yang duduk dikepengurusan partai belem memberikan

pendidikan politik yang sehat bagi masyarakat. Hal ini telah memunculkan reaksi

negatif publik.

Menyimak keadaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peran partai politik

dianggap kurang serius menjalankan agenda reformasi untuk tujuan demokrasi. Partai

politik kehilangan peran ideologisnya bagi sebuah perubahan yang bermakna.

Hal ini menyebabkan logika politik yang demokratis seakan tidak berjalan

sebagaimana tuntutan ideal yang dikehendaki oleh rakyat. Demokrasi yang seharusnya

menjadi kunci sukses keberadaan sebuah partai di hati rakyat tidak berjalan sama sekali.

Demokrasi telah mati. Lihat saja misalnya ketika partai mengadakan kongres, proses

politik dalam kongres berubah menjadi arena adu jotos, arena saling menjatuhkan.

Bahkan banyak pengurus partai yang tidak terpilih bikin partai tandingan sebagai tindak

lanjut dari gagalnya tokoh partai tersebut menduduki kursi kepengurusan.

Kondisi diatas tentu saja semakin memperlihatkan kepada kita bahwa partai

politik telah gagal menghadirkan kehidupan yang demokratis di tengah rakyat. Gagalnya

partai politik membangun kehidupan yang demokratis merupakan tindak lanjut dari

gagalnya partai memberikan jaminan terciptanya kehidupan rakyat yang lebih baik

selama ini. Ini akibat dari ulah elite partai yang masih disibukkan dengan ambisinya

untuk mengapai kekuasaan, baik di kepengurusan partai maupun di legislatif.

Page 95: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

95

Kondisi ini oleh sebagian kalangan sudah dianggap lazim, sebab tradisi

kepartaian di negara kita yang memang masih belum bisa dilepaskan dari tradisi

kekerasan, saling hujat, dan saling jatuh-menjatuhkan. Namun kejadian tersebut patut

disayangkan, karena elite partai adalah orang-orang pintar dan bukan para preman.

Sepantasnya partai politik mencermati aspirasi rakyat dan mengambil sebuah

keputusan yang nantinya benar-benar bermanfaat dalam kehidupan rakyat. Rakyat

sangat menaruh harapan yang cukup tinggi terhadap kehadiran partai politik, terutama

sekali setelah sebuah partai melakukan pembaharuan atau perubahan kepengurusan.

Tingginya harapan rakyat tersebut tentu saja bertujuan sebagai wahana untuk

mengartikulasikan kepentingan rakyat. Karena partai-lah yang dapat menyalurkan

aspirasi rakyat untuk melakukan perubahan-perubahan kearah kehidupan yang lebih

baik.

Menutup tulisan ini, maka bagi partai politik yang lolos untuk ikut pemilu 2009

semoga saja nanti dapat memberikan sebuah harapan baru bagi rakyat. Bagi partai

politik baru, kiranya dapat meberikan konstribusi yang berarti buat rakyat. Dan bagi

partai lama harus mengevaluasi kinerjanya yang terdahulu. Salah satu bahan evaluasi

yang penting dalam konteks ini adalah sejauh mana elite partai politik mampu

melakukan kontak atau komuniksi politik dengan rakyat. Harapan rakyat yang paling

penting, semua elite partai harus benar-benar hadir di tengah rakyat di manapun rakyat

berada. Terutama sekali ketika rakyat mengalami kesulitan dan kesusahan. Jadi kini

saatnya elite partai politik membawa makna perubahan dalam fungsi dan perannya

untuk masyarakat.

Page 96: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

96

9 Pemilu, Kelakuan Elite, dan Golput

Media Indonesia, 7 Agustus 2008

Dalam setiap pesta demokrasi di Indonesia, apakah itu pemilihan kepala daerah

(pilkada) atau pemilihan umum (pemilu) kita mengenal kelompok atau individu yang

tidak mengambil bagian dalam pemungutan suara. Mereka ini kita kenal dengan istilah

golongan putih (golput). Golput telah menjadi masalah klasik dan universal dalam

kehidupan politik. Pembicaraan tentang golput selalu menjadi berita menarik menjelang

pemilu di negara mana pun.

Di Indonesia, istilah golput dalam peta politik pertama kali muncul pada 1971

terhadap mereka yang tidak menggunakan hak suaranya untuk memilih. Mereka yang

tidak mengambil bagian tersebut undang-undang tidak dapat dikenakan sanksi. Artinya,

secara hukum memang tidak ada satu kekuatan apa pun yang dapat menghalang-halangi

seseorang untuk bersikap golput atau tidak menggunakan hak pilihnya.

Hanya saja, yang menjadi persoalan adalah tentu dengan semakin tingginya

angka golput dalam setiap pesta demokrasi, semakin rendah nilai legitimasi pemimpin

Page 97: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

97

yang dihasilkan. Inilah konsekuensi logis dari kebebasan masyarakat untuk memilih atau

tidak.

Memasuki Pemilu 2009, wacana golput kembali mengemuka di hadapan kita.

Banyak pihak memperkirakan angka golput pada Pemilu 2009 akan meningkat tajam.

Peningkatan ini seiring dengan semakin tingginya pengkhianatan pemimpin dan wakil

rakyat terhadap konstitusi. Betapa tidak, pemilu yang digelar selama ini cenderung tidak

menghasilkan perubahan sebagaimana harapan rakyat. Rakyat menganggap, pemilu

hanya membuang-buang waktu, energi, dan biaya saja.

Setelah pemilu usai, rakyat dipertontonkan dengan kelakuan buruk para

pejabat, elite politik, dan wakil rakyat. Mereka banyak tersangkut kasus korupsi, bahkan

mereka juga terlibat perbuatan asusila, bermain judi, dan terlibat narkoba. Perbuatan

tersebut sangat tidak pantas dilakukan wakil rakyat. Sebab, mereka adalah orang-orang

terhormat yang seharusnya memberikan contoh teladan pada rakyat.

Fenomena ini membuat rakyat kecewa, sehingga akhirnya rakyat tidak lagi

percaya kepada wakil rakyat atau partai politik yang ada. Masyarakat merasa wakil

rakyat yang dihasilkan lewat pemilu belum mampu membawa makna yang cukup berarti

dalam menyalurkan aspirasinya. Ini ditambah lagi dengan tidak seriusnya wakil rakyat

dalam sidang-sidang membahas agenda penting bangsa.

Mencermati hal di atas, maka setidaknya secara umum ada beberapa faktor

yang cukup signifikan memengaruhi mengapa angka golput cenderung tinggi dalam

setiap pemilu. Pertama, dengan kesadarannya sendiri memang tidak ingin menggunakan

hak pilihnya disebabkan beberapa kemungkinan, seperti rasa tidak percaya kepada

sistem pemilu. Kedua, ketidakpercayaan kepada partai politik. Mereka menganggap

bahwa tidak ada figur andalan yang dapat mewakili aspirasi mereka. Ini dibuktikan

dengan beberapa kali penyelenggaraan pemilu. Para pemimpin dan wakil rakyat yang

terpilih tidak dapat berfungsi mengemban aspirasi rakyat. Kondisi kehidupan politik yang

lebih baik setelah pelaksanaan pemilu ternyata tidak berlangsung di tengah kehidupan

rakyat.

Page 98: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

98

Malah yang muncul justru tingkah laku buruk wakil rakyat. Dan juga yang

muncul konflik berkepanjangan antarelite politik atau partai politik. Pada tataran ini,

semua elite politik hendaknya belajar dari pemilu yang sudah lewat. Memahami bahwa

golput adalah instrumen politik rakyat untuk melakukan kritik. Kritik yang disampaikan

melalui golput hendaknya mampu dijadikan bahan renungan. Menutup tulisan ini, kita

sadar bahwa, keputusan seseorang untuk menjadi golput pada dasarnya diambil setelah

mengkaji berbagai alasan yang ada.

Untuk itu, menyambut pemilu 2009, yang harus dilakukan oleh semua elite

politik adalah; Pertama, hendaknya secara terus-menerus menyosialisasikan

pemahaman pentingnya pemilu sebagai bagian dari demokrasi. Semua elite politik, baik

yang ada di pemerintahan, di kepengurusan partai, di KPU dan di gedung DPR secara

bersama-sama menegaskan bahwa golput tidak boleh terus terjadi dalam setiap pesta

demokrasi.

Para elite politik negeri ini harus mampu meyakinkan rakyat bahwa hanya

melalui pemilu-lah arah dan cita-cita bangsa ini bisa diwujudkan, yaitu dengan

terpilihnya pemimpin baru. Selanjutnya, bagi elite politik yang terpilih menjadi

pemimpin baru hendaknya bisa menjadi panutan, teladan, dan mampu menyalurkan

aspirasi rakyat, sehingga golput di masa-masa selanjutnya bisa berkurang. Kedua, semua

elite politik yang ada di KPU dan dibantu seluruh elemen masyarakat apakah itu

mahasiswa, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat dan lain sebagainya harus

bekerja keras melakukan pendaftaran semua pemilih potensial. Mereka itu harus

dipastikan sudah terdaftar dalam setiap daerah pemilihan.

Semoga saja pemilu yang kita laksanakan kali ini tidak membuat masyarakat

menjadi golput, dan pemilu kali ini akan menghasilkan elite politik yang lebih baik

dimasa mendatang. Semoga.***

Page 99: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

99

10 Wakil Rakyat dan Korupsi

Seputar Indonesia, 12 April 2008

Kembali kita disentakkan oleh berita buruk tentang prilaku anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) atau yang biasa kita kenal dengan wakil rakyat. Kali ini

menimpa anggota Komisi IV DPR, Al Amin Nur Nasution. Ia ditangkap di Hotel Ritz

Carlton atas dugaan tindak pidana korupsi alih fungsi hutan lindung di Riau.

Saat ini, Al Amin Nur Nasution memang belum dijadikan tersangka, karena

masih diperiksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jika nanti ia terbukti

bersalah melakukan tindak pidana korupsi, tentu saja perbuatan itu semakin menambah

daftar hitam kelakuan jelek wakil rakyat. Kita tahu, sebelumnya, wakil rakyat

diberitakan menerima aliran dana dari BI. Dan sampai saat ini proses pemeriksaan dan

penyidikannya masih terus berlangsung.

Menyikapi kasus korupsi yang dilakukan oleh wakil rakyat diatas, maka timbul

pertanyaan dibenak kita. Mengapa wakil rakyat yang sudah diberikan gaji besar dan

fasilitas yang baik masih suka melakukan perbuatan korupsi? Apakah gaji dan fasilitas

Page 100: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

100

yang mereka terima belum cukup untuk memenuhi kesejahteraan hidup mereka?

Hemat penulis, apabila ada orang yang melakukan korupsi maka semua itu tidak lebih

dari sifat mereka yang serakah ditambah dengan moral yang buruk.

Betapa tidak, sebenarnya mereka yang melakukan korupsi sudah berpenghasilan

lebih dari cukup untuk memenuhi standar kesejahteraannya, akan tetapi nafsu

keserakahan menyebabkan mereka harus mencari penghasilan lebih secara ilegal,

termasuk dengan menerima suap.

Dari perspektif kriminologis, kejahatan korupsi tersebut hampir rata-rata

dilakukan oleh kelas elite negeri ini. Menurut Sutherland, kejahatan-kejahatan yang

dilakukan para elite tersebut berkaitan dengan profesinya. Karena itu, sifatnya eksklusif,

sistematis, berjangka lama, dan sulit dibuktikan.

Lihat saja, pelaku korupsi hampir semuanya mereka yang menduduki jabatan

terhormat yang sudah pasti tingkat kesejahteraannya relatif lebih baik. Kasus-kasus

korupsi yang melibatkan para oknum pejabat selama ini seperti kasus korupsi di Bank

Indonesia, Pertamina, Bank Mandiri, Bulog, menunjukkan secara riil kenyataan itu

Sebenarnya, sudah sejak lama bangsa ini merindukan pemimpinnya yang baik

dan tidak suka melakukan korupsi. Rakyat butuh pemimpin yang memperhatikan

kesejahteraannya.

Dalam rezim demokrasi langsung saat ini, sebenarnya keinginan rakyat untuk

mendapatkan pemimpin yang baik bisa diujudkan. Karena situasi politik kita telah

berubah dari rezim otoriter kepada era reformasi. Dimana pemimpin dipilih langsung

oleh rakyatnya. Pemimpin dipilih melalui proses politik yang bersih dan jujur.

Pemilu Legislatif dan Presiden 1999 dan 2004 merupakan tonggak awal dimana

seharusnya kita mendapatkan pemimpin yang baik dan mengabdi kepada rakyat. Baik

itu di eksekutif maupun di legislatif. Namun apa kenyataan yang kita lihat, elite politik

negeri ini masih suka menyengsarakan rakyat. Rakyat dibiarkan dengan masalahnya.

Sementara elite politiknya hidup senang dan kaya raya.

Page 101: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

101

Jadi jika disimpulkan, dalam era reformasi, kelakuan wakil rakyat semakin

menjadi buruk dan cenderung mengindahkan kepedulian sosial dan moralitas.

Akibatnya, membuat rakyat kecewa dan muak. Lihat saja, di tengah kebingungan

dan kesusahan rakyat menanggung beban hidup yang semakin sulit, wakil rakyat

yang terhormat justru melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat rakyat

benci. Misalnya dengan melakukan perbuatan korupsi, bermain judi dan

menggunakan narkoba. Fenomena suap dan korupsi yang dilakukan oleh wakil

rakyat negeri ini menunjukkan bahwa mereka lupa kepada rakyat yang

memilihnya. Mereka melakukan korupsi tentu saja dengan tujuan untuk

memperkaya diri pribadi itu terjadi dalam banyak wajah.

Sekali lagi dalam kasus Al Amin, kejahatan korupsi yang dilakukannya tentu

sangat menyedihkan rakyat. Sebab masih begitu banyak persoalan rakyat yang harus

diselesaikan oleh wakil rakyat. Tapi malah wakil rakyatnya terindikasi melakukan korupsi

untuk keuntungan pribadi.

Kedepan kita tentu masih bisa berharap, persoalan-persoalan kemiskinan,

kelaparan, pelanggaran HAM, pendidikan hendaknya lebih menjadi perhatian wakil

rakyat. Karena sampai saat ini janji para wakil rakyat untuk mengatasi persoalan rakyat

masih belum terlaksana secara maksimal. Buktinya, masih begitu banyak rakyat yang

hidup dibawah garis kemiskinan atau tidak mampu untuk mengemyam pendidikan dan

lain sebagainya.

Semoga saja, KPK dapat membuktikan kinerjanya dalam menyeret siapa-siapa

pelaku korupsi dalam kasus Al Amin Nasution ini, dan jika nanti terbukti Al Amin

melakukan korupsi, hendaknya proses hukum dapat berlaku adil. Sehingga nantinya

dapat menjadi pelajaran bagi wakil rakyat lainnya. Semoga.***.

Page 102: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

102

11 Krisis Moral Elite Politik

Koran Jakarta, 29 November 2008

Bangsa Indonesia tidak lama lagi akan mengelar pesta demokrasi terbesar

bernama Pemilihan umum (pemilu). Saat itu akan dipilih secara langsung anggota

legislatif serta dilanjutkan dengan pemilihan langsung Presiden dan wakil

Presiden. Berbagai persiapan telah dilakukan untuk menyambut pesta tersebut.

Pertanyaannya, apakah usai pesta pemilu nanti apa yang diharapkan oleh

seluruh rakyat akan tercapai, yaitu terciptanya pemimpin, penguasa, wakil rakyat

atau elite politik yang baik, bersih dan jauh dari segala perbuatan-perbuatan

yang mencoreng wibawa negara? Misalnya menjauhi perbuatan korupsi?

Entahlah! Semua masih serba teka-teki.

Pengalaman menunjukkan, usai pemilu digelar dan kita telah memilih

elite politik bangsa ini untuk masa bakti lima tahun kedepan, kondisi bangsa

seakan tidak bergeser kearah yang lebih baik (stag). Harapan akan datangnya

perubahan secara maksimal tidak berjalan sesuai yang kita dambakan.

Kehidupan berbangsa dan bernegara masih sering dilanda kekacauan, ribut dan

penuh konflik.

Page 103: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

103

Parahnya, elite politik negeri ini yang seharusnya menciptakan

kedamaian, ketentraman dan mampu menjadi contoh tauladan bagi rakyat

seakan terjebak dengan tingkah laku yang tidak terpuji. Mereka sering ribut dan

bertikai memperebutkan kursi kekuasaan.

Mereka sibuk adu argumen di berbagai media cetak dan elektronik. Saling

lempar statement untuk mempertahankan tujuan dan kekuasaan. Rakyat

menjadi bingung melihat elite politik negeri ini. Bahkan rakyat juga menjadi

muak dengan tingkah polah mereka. Lalu salahkah jika rakyat menjadi benci dan

marah dengan kelakuan elite politik tersebut?

Jawabannya jelas tidak. Sebab, disaat rakyat membutuhkan perhatian

dan perlindungan dari elite politik negeri ini, tapi mereka justru bertikai dan

melakukan tindakan yang tidak terpuji. Dan parahnya elite politik negeri ini

begitu suka mengambil uang rakyat dengan melakukan tindakan korupsi. Budaya

korupsi di lingkungan elite politik boleh dibilang cukup akut. Elite politik yang

baru di dalam politik yang dulu kita harapkan bisa menjalankan agenda reformasi

ternyata kemudian menjadi bagian dari rezim korupsi itu sendiri, akibatnya

agenda pemberantasan korupsi menjadi macet. Tidak salah data Transparency

International tahun 2007, telah menempati Indonesia diperingkat 36 negara

paling korup di dunia.

Nilai indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia mengalami penurunan 0,1

poin dari tahun sebelumnya. Pada 2006, IPK Indonesia 2,4, sedangkan IPK pada

2007 adalah 2,3. IPK tersebut adalah persepsi korupsi di sektor publik pada 180

negara. Nilai IPK ini skalanya dari 0 sampai 10. 0 mengindikasikan persepsi

terhadap korupsi yang tinggi, sedangkan 10 mengindikasikan tingkat korupsi

yang rendah. Berselang beberapa waktu kemudian, survei Political and

Economic Risk Consultancy (PERC) pada Januari– Februari 2008 di 13 negara di

Asia, telah menempatkan Indonesia berada di posisi ketiga negara terkorup

dengan nilai 7,98.

Page 104: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

104

Merujuk paparan indeks korupsi diatas, sudah pasti bahwa tingginya peringkat

korupsi di Indonesia tidak terlepas dari prilaku elite politik yang suka korupsi. Korupsi

yang kian hari kian subur di lingkungan elite politik seolah-olah sudah terpatri dihati elite

politik. Tidak salah ada istilah bahwa elite politik yang emoh korupsi adalah elite politik

yang bodoh. Karena itu mereka suka berlomba-lomba masuk bui akibat tertangkap

basah melakukan tindak pidana korupsi.

Lalu mengapa mereka para elite politik tutup mata terhadap penderitaan rakyat

yang semakin terjepit akibat semakin beratnya beban hidup? Yang pasti pada tataran

nilai korupsi yang dilakukan oleh elite politik negeri ini dapat dilihat sebagai rusak atau

lemahnya moral para elite politik. Elite politik telah kehilangan kepekaan akan

penderitaan rakyat banyak yang sebenarnya lebih berhak atas uang yang dikorupsi oleh

para elite politik.

Rendahnya moral telah membuat elite politik tidak menyadari bahwa korupsi

selain berdampak pada kerugian keuangan negara, tapi juga menyebabkan hancurnya

social capital dan human capital. Jadi sekali lagi, elite politik yang telah dihasilkan lewat

pemilu ternyata memiliki kadar moral yang rendah. Mereka lebih suka memperkaya diri

sendiri dari pada memperhatikan penderitaan rakyat. Padahal bukankah mereka dipilih

oleh rakyat? Jika begitu seharusnya elite politik yang dipilih rakyat tadi memperhatikan

rakyat. Bukan malah melupakan rakyat.

Mumpung masih ada waktu, maka pada pemilu 2009 nanti adalah tugas kita

untuk mendapatkan elite politik yang baik, jujur, dan bersih dari perbuatan korupsi. Jika

kita tidak mendapatkan elite politik yang lebih baik dan bersih keadaan bangsa ini akan

tetap tidak berubah.

Stagnasi bangsa akan terus saja berlangsung. Oleh karena itu, rakyat nantinya

mesti tahu bahwa pilihan mereka dalam pemilu memiliki konsekuensi terhadap masa

depan bangsa. Kepada rakyat yang berkeinginan agar pada pemilu mendatang kita bisa

mendapatkan elite politik yang bersih dari korupsi, maka penting untuk dilakukan

adalah mempergunakan pemilu sebagai moment untuk mencari dan memilih elite

politik yang benar-benar bersih dan jelas track recordnya.

Page 105: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

105

Kepada penyelenggara pemilu dimohon kesediaannya untuk memberikan

pemahaman kepada rakyat tentang konsekuensi pilihan mereka dalam pemilu. Artinya,

rakyat harus diberitahu jika mereka salah memilih elite politik maka keadaan bangsa

tidak akan pernah berubah.

Sekali lagi, pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu seperti

misalnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau juga pengawas pemilu, harus memberikan

pemahaman kepada rakyat bahwa elite politik yang punya pengalaman korup jangan

dipilih lagi. Kita harus sepakat bahwa elite-elite politik yang suka korupsi harus tergusur

dari jabatan politik. Kita harus merubah kondisi bangsa dan negara ini dengan

mendapatkan elite politik yang anti korupsi.

Page 106: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

106

BAGIAN KEEMPAT

KEPEMIMPINAN NASIONAL, PERSOALAN

YANG BELUM SELESAI

1 Kepemimpinan Nasional

Pasca Pemilu 2009

Batak Pos, 31 Desember 2008

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana demokrasi untuk

membentuk kepemimpinan nasional. Melalui pemilu rakyat diberi kesempatan

untuk ikut menentukan figure dan arah kepemimpinan nasional dalam periode

Page 107: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

107

waktu tertentu. Melalui pemilu, kita menganti pemimpin lama yang tidak

dipercaya dengan pemimpin baru yang dapat lebih dipercaya.

Hal ini menjadi penting karena sebuah kepemimpinan yang lama tanpa

dibatasi periode tertentu, dapat menjurus pada kepemimpinan yang korup dan

sewenang- wenang.

Pertanyaannya apakah pasca pemilu 2009 nanti kita akan mendapatkan

pemimpin yang lebih baik, memperhatikan rakyatnya, punya integritas dan anti

korupsi? Lalu siapa yang mesti kita pilih? Itulah beberapa pertanyaan yang

sekiranya perlu kita carikan jawabannya. Karena jika kita salah, maka arah dan

cita-cita bangsa ini akan di bawa kearah yang lebih buruk lagi. Kita jelas tidak

menginginkan hal itu terjadi.

Persoalan Mendasar

Sebagaimana kita ketahui bersama, pada tanggal 9 April 2009 nanti,

Indonesia akan memasuki sebuah masa yang sangat menentukan perjalanan

bangsa ini ke arah yang lebih baik dan memiliki masa depan yang tidak suram.

Tepatnya Indonesia akan melaksanakan pemilu yang lebih demokratis untuk kali

yang ketiga, sejak era reformasi digulirkan.

Calon-calon pemimpin nasional yang diharapkan bisa membawa bangsa

ini ke arah yang lebih baik sudah banyak bermunculan lewat kampanye, debat

dan berbagai pidato di berbagai media cetak dan elektronik. Ada yang muda, tua,

muka baru dan muka lama. Calon pemimpin muda sempat menjadi perdebatan

dan wacana berbagai kalangan. Meski hemat penulis sebenarnya tidaklah terlalu

penting apakah pemimpin itu datang dari kalangan muda atau tua. Karena bagi

rakyat yang penting adalah bagaimana capaian dari suksesi kepemimpinan itu

diperoleh dengan mekanisme demokratisasi yang adil. Dan juga pemimpin

nasional yang dihasilkan mendapatkan dukungan yang luas dari hasil partispasi

seluruh rakyat. Artinya rakyat bebas mengekspresikan suara politiknya tanpa

Page 108: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

108

intimidasi pihak lain. Atau dengan kata lain, rakyat tidak disubordinasi oleh

kepentingan kekuasaan semata.

Kemudian juga yang lebih penting, bagaimana nantinya pemimpin

tersebut sanggup membawa bangsa ini kedalam suasana yang lebih sejahtera,

damai, aman, tegak hukumnya, jauh dari konflik dan pertikaian. Sehingga

kebutuhan hidup riil masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk tercapainya semua itu, maka dengan demikian pemimpin masa

depan itu harus cakap moralnya, punya kemampuan pemimpin, pengetahuan

dan wawasan yang luas serta punya integritas yang tidak diragukan. Semua hal

tersebut bisa kita lihat dari track recordnya selama berkarier. Jika semua itu

terpenuhi maka semua “persoalan mendasar” yang dihadapi bangsa akan bisa

teratasi, misalnya, persoalan penegakan hukum, pertumbuhan ekonomi yang

baik, persoalan disintegrasi bangsa dan berbagai bentuk persoalan lainnya,

seperti masalah kemiskinan, pengangguran dan konflik sosial.

Janji Pemimpin

Dalam kenyataan sudah banyak calon pemimpin nasional yang unjuk gigi

tampil didepan publik menyampaikan visi dan misinya menyongsong pemilu

2009. Mereka berjanji kepada rakyat jika terpilih nanti akan menciptakan iklim

ekonomi yang lebih baik untuk rakyat, mewujudkan tegaknya hukum dan

berbagai janji lainnya. Janji tersebut dapat kita lihat di surat kabar dan televisi.

Mereka menyampaikan pesan-pesan manis dan gombal kepada rakyat.

Berjanji manis dalam politik tentu boleh saja. Karena itulah cara untuk

mengiklankan diri agar dipilih rakyat. Tapi tentu akan sangat disayangkan jika

janji itu hanya manis dimulut saja. Tapi sulit diimplementasikan ditengah rakyat.

Kenyataan yang kita lihat selama ini begitu banyak pemimpin negeri ini yang

hanya mampu berjanji tapi sulit mengujudkannya ditengah kehidupan rakyat.

Setelah mereka terpilih semua janji yang disampaikan dalam kampanye

hilang begitu saja. Para pemimpin yang terpilih sibuk dengan kursi kekuasaan.

Page 109: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

109

Bahkan janji menumbuhkan iklim ekonomi kearah yang lebih baik sebagaimana

harapan rakyat tidak pernah terujud. Rakyat tetap saja dilanda kesusahan.

Pengangguran dan kemiskinan merajalela di bumi ini.

Parahnya mereka juga terlena dengan perbuatan korupsi dengan

mengerogoti uang rakyat. Sungguh suatu perbuatan yang tidak terpuji. Tidak

salah pada akhirnya rakyat benci dan marah kepada pemimpinnya. Dalam hal ini

terjadi krisis kepemimpinan nasional. Krisis ini merupakan satu pangkal dari

sekian akar krisis yang mendera bangsa ini selama era reformasi dimulai.

Catatan Penutup

Akhirnya kita sepakat bahwa kepemimpinan nasional yang pro rakyat,

punya integritas, punya jiwa kepemimpinan, cakap moralnya dan anti korupsi

akan menjadi harapan kita menuju perubahan bangsa kearah yang lebih baik

pasca pemilu 2009 nanti.

Untuk terujudnya semua itu, dibutuhkan seorang pemimpin yang punya

visi guna memutuskan mau ke mana biduk bangsa ini akan didayung. Visi

tersebut juga bagaimana seorang pemimpin mampu mengelola seluruh potensi

yang dimiliki bangsa ini, termasuk mengelola kekayaan alam yang kita miliki dan

mengelola seluruh keanekaragaman kita sebagai bangsa yang majemuk.

Artinya, kemampuan menata dan mengelola keanekaragaman suku,

agama, budaya dan bahasa bangsa ini harus dimiliki pemimpin terpilih pada

pemilu 2009 nanti. Ini menjadi penting, karena selama ini begitu mudah

keanekaragaman yang kita miliki tersebut menjadi sebuah konflik dan pertikaian.

Munculnya gejolak, konflik dan kerusuhan antaretnis di sebagian wilayah

Indonesia merupakan sinyal nyata bahwa pemimpin yang pernah kita hasilkan

lewat beberapa kali pemilu memang belum sepenuhnya mampu mengendalikan

rakyat dari konflik dan permusuhan. Semoga saja pemimpin masa depan yang

dihasilkan pasca pemilu 2009 nanti mampu membawa perubahan dalam

kehidupan kita kearah yang lebih baik pada masa-masa mendatang. Mampu

Page 110: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

110

mengelola bangsa menjadi sebuah bangsa yang memiliki kekuatan untuk

terujudnya masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Semoga.***

2 Sultan HB X dan Kursi Presiden

Batak Pos, 1 November 2008

Selasa, tanggal 28 Oktober, menjelang berlangsungnya pisowanan ageng

di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X,

menyatakan siap maju sebagai calon Presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres)

2009. Sudah lama masyarakat ingin mendengar langsung kesediaan Sultan HB X

untuk dicalonkan sebagai pemimpin nasional. Bahkan beberapa partai-pun ada

yang meminang Sultan HB X untuk dicalonkan sebagai Presiden, tapi Sultan HB X

belum bereaksi. Kini semua masyarakat sudah mendengar langsung kesediaan

Sultan HB X untuk maju bertarung menuju kursi RI satu.

Hemat penulis ada beberapa pertimbangan mengapa masyarakat

menginginkan Sultan HB X mau dicalonkan sebagai Presiden. Pertama, Sultan HB

X dipandang sebagai tokoh yang dekat dengan rakyat, tidak saja rakyat

Page 111: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

111

Yogyakarta, akan tetapi juga diluar Yogyakarta. Dalam pergaulan politik nasional-

pun, Sultan HB X bahkan diterima oleh semua kalangan. Sultan HB X bisa

bertemu dengan Presiden Yudhoyono, diterima keluarga Cendana, dekat dengan

Amien Rais dan Megawati, serta bercanda bersama Abdurrahman Wahid.

Dikalangan mahasiswa, aktifitas masyarakat madani atau organisasi masyarakat

lainnya, Sultan HB X kerap-kali diminta hadir dalam seminar atau berbagai diskusi

mengenai kepemimpinan dan kerakyatan.

Pemikirannya tentang kepemimpinan yang mengabdi kepada rakyat

membuat ia dikagumi oleh banyak kalangan termasuk elite politik negeri ini.

Begitu dekatnya Sultan HB X dengan rakyat, maka ketika kerusuhan melanda

Indonesia tahun 1998, dengan karisma yang besar, Sultan HB X mampu

mengendalikan Yogyakarta dari amuk massa. Padahal ssat itu Sultan HB X ada di

Ciganjur bersama Amien Rais, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarno

Putri di depan para mahasiswa yang sedang marah.

Kedua, Sultan dipandang sebagai tokoh yang berani dan tidak

mementingkan kedudukan, buktinya dalam orasi budaya “Ruh Yogyakarta untuk

Indonesia”, April 2007, Sultan HB X tidak berkenan lagi menduduki kursi

gubernur Yogyakarta periode 2008-2013. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan

bagi Sultan HB X bukan segala-galanya yang dapat digunakan untuk menumpuk

harta dan kekayaan.

Ketiga, Sultan dianggap sebagai pendorong reformasi untuk mendorong

transisi Indonesia menuju negara yang demokratis. Saat gejolak reformasi

bergema, Sultan HB X menyikapi dengan pemikiran, pendirian dan tindakan

politik yang santun, dilengkapi dengan pertimbangan yang rasional dan hati yang

tajam. Sehingga perjuangan reformasi yang diagendakan itu tidak menjadi sia-

sia. Tetapi akan menghasilkan pemimpin yang memihak pada rakyat. Itulah

bentuk wujud kepedulian Sultan HB X pada reformasi.

Sultan HB X, alumnus Fakultas Hukum UGM ini dinobatkan sebagai raja di

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono X

Page 112: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

112

pada tanggal 7 Maret 1989 mengantikan ayahnya, Sri Sultan HB IX yang wafat

Oktober 1988. Sejak 3 Oktober 1998 ia dinobatkan menjabat Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta. Selama memimpin Yogyakarta, Sultan HB X adalah raja

yang dikenal dekat dengan rakyatnya. Tidak salah di kalangan masyarakat

Yogyakarta, Sultan HB X-pun dipuja dan dihormati.

Kini nama Sultan HB X terlanjur diperhitungkan setelah ia menyatakan

tidak bersedia lagi menjabat lagi sebagai Gubernur Yogyakarta setelah periode

2003-2008 berakhir. Sultan HB X kemudian menyampaikan kesiapannya untuk

menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk kepentingan bangsa dan negara.

Tentu saja keinginan itu disambut dengan gembira oleh masyarakat Indonesia.

Sebab dalam wacana kehidupan politik nasional yang berkembang saat ini,

sebenarnya rakyat menginginkan calon Presiden diisi oleh muka-muka baru.

Untuk itulah, sosok Sultan HB X jelas penjelmaan dari semua harapan

tersebut. Karena sepanjang yang kita lihat selain Sultan HB X para kandidat yang

muncul selalu muka-muka lama, yang bagi masyarakat sudah terlihat

kegagalannya dalam memimpin negara. Berbeda dengan Sultan HB X, ia pernah

mengajarkan kepada kita bahwa, kekuasaan duniawi itu bukanlah apa-apa

dimatanya.

Amanah kepemimpinan itu bukanlah untuk memaksimalkan keuntungan

politik dan ekonomi, akan tetapi untuk memaksimalkan upaya menyejahterakan

rakyat. Kekuasaan, harta dan waktu cepat berlalu. Tetapi pertanggungjawaban

kekuasaan itu sangat melelahkan, dimulai ketika tidak lagi menjabat, hingga

kehadapan Tuhan. Ucapan Sultan HB X itu terbukti ketika ia memimpin

Yogyakarta. Sultan HB X dapat dikatakan berhasil membawa kemakmuran bagi

rakyat Yogyakarta.

Akhirnya, dalam konteks Indonesia kini, yang sudah carut-marut penuh

krisis, maka perlu kita beri kesempatan kepada Sultan HB X untuk maju sebagai

calon Presiden. Agar benar-benar terjadi perubahan di bumi pertiwi ini.

Semoga.***

Page 113: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

113

3 Merindukan Kepemimpinan Negarawan, Bukan

Politisi

Seputar Indonesia, 29 Maret 2008

Mungkinkah Pemilu 2009 akan melahirkan pemimpin masa depan

visioner yang membuat bangsa ini bangkit dari keterpurukan? Pertanyaan

tersebut sangat layak diajukan, mengingat kondisi bangsa saat ini. Pemimpin

yang tampil memimpin Indonesia belum sepenuhnya mampu bekerja sesuai

harapan rakyat banyak. Sejatinya,pemimpin yang tampil hanya mampu berjanji

sebelum terpilih.

Setelah terpilih,mereka terlena dengan kekuasaan.Ini terjadi di hampir

semua level kepemimpinan, baik tingkat pusat maupun nasional.

Parahnya,kekuasaan yang dimiliki digunakan untuk melakukan perbuatan-

perbuatan yang tidak terpuji, misalnya melakukan korupsi.Sementara rakyat

terus saja menjerit.

Terimpit dalam kesulitan hidup. Kini,menjelang Pemilu 2009, situasi

politik mulai memanas.Para elite politik mulai sibuk memikirkan kursi

kekuasaan.Paling tidak,hal itu terlihat dengan ramainya bursa calon

Page 114: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

114

presiden.Beberapa nama mulai dijagokan sebagai calon presiden. Dari sejumlah

kandidat yang muncul, terdapat muka-muka lama yang pernah memimpin negeri

ini.Sebut saja Abdurahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarno Putri,dan Susilo

BambangYudhoyono (SBY).

Di samping itu,terdapat juga nama sejumlah tokoh yang tidak asing bagi

masyarakat namun belum pernah memimpin negeri ini,misalnya Amin

Rais,Wiranto,Akbar Tanjung,Sri Sultan HB X,Probowo Subianto,Sutiyoso,Hidayat

Nur Wahid, Yusril Ihza Mahendra,Surya Paloh, Din Syamsuddin,Fadel

Muhammad, Ryamizard Ryacudu.

Dua Nama Dari semua kandidat yang ada, tentu saja mereka memiliki

track record dan perjalanan karier yang bagus. Sutiyoso,misalnya,selama

memimpin DKI Jakarta dua periode, telah banyak keberhasilan yang dicapai

Sutiyoso untuk memajukan Jakarta. Tidak salah namanya disebutsebut sebagai

kandidat terkuat yang akan menyaingi beberapa tokoh yang namanya sudah

malang-melintang dalam dunia politik Indonesia. Di samping Sutiyoso,nama Sri

Sultan HB X juga patut diperhitungkan sebagai calon presiden alternatif yang

dijagokan dan dielu-elukan masyarakat. Apalagi, selama memimpin Yogyakarta,

Sri Sultan adalah raja yang dikenal dekat dengan rakyatnya.

Tidak salah di kalangan masyarakat Yogyakarta,Sri Sultan dipuja dan

dihormati. Pemikirannya tentang kepemimpinan yang mengabdi kepada rakyat

membuat ia dikagumi oleh rakyat Yogyakarta,termasuk elite politik negeri

ini.Begitu dekatnya Sri Sultan dengan rakyat,ketika kerusuhan melanda Indonesia

pada 1998,dengan karisma yang besar,Sri Sultan mampu mengendalikan

Yogyakarta dari amuk massa.Padahal,saat itu Sri Sultan ada di Ciganjur bersama

Amien Rais,Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarno Putri di depan para

mahasiswa yang sedang marah. Dua nama di atas,Sutiyoso dan Sri

Sultan,merupakan putra terbaik bangsa ini yang memiliki peluang cukup besar

sebagai pemimpin negeri ini.

Page 115: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

115

Pemimpin Negarawan Dalam wacana kehidupan politik nasional yang

berkembang saat ini, sebenarnya rakyat menginginkan calon presiden diisi muka-

muka baru. Untuk itulah,sosok Sri Sultan dan Sutiyoso jelas penjelmaan dari

semua harapan tersebut.Sebab,sepanjang yang kita lihat,para kandidat yang

muncul selalu muka-muka lama-yang bagi masyarakat sudah terlihat

kegagalannya dalam memimpin negara. Berpijak kepada persoalan itulah, Sri

Sultan dan Sutiyoso menjadi kuda hitam atau calon presiden alternatif yang layak

diperhitungkan dalam pemilihan presiden mendatang.Jika nanti mereka benar-

benar terpilih, masyarakat sudah pasti menginginkan Sutiyoso dan Sri Sultan bisa

menjadi pemimpin negarawan masa depan yang memikir rakyat.Bukan

pemimpin politisi.

Sebab,selama ini,pemimpin negarawan semakin berkurang.Atau boleh

dikatakan tidak ada sama sekali. Sementara pemimpin politisi membanjir seiring

dengan tampilnya politisi dadakan menjadi pengurus partai politik. Mengapa kita

tidak butuh pemimpin politisi.Sebab,pemimpin politisi hanya loyal kepada

kepentingan partai.Dalam hal ini kita bisa melihat contoh kecilnya saja,yaitu ada

sejumlah menteri yang diancam partainya akan ditarik kembali karena dinilai

kurang peduli dengan kepentingan politik partainya setelah duduk di

kabinet.Dengan demikian, pandangan pemimpin politisi lebih mementingkan

kepentingan politik atau kelompoknya. Lalu,mengapa kita butuh pemimpin

negarawan? Sebab,seorang pemimpin negarawan mempunyai pandangan-

pandangan yang berorientasi terhadap kepentingan rakyat,bangsa dan

negara,bukan untuk kepentingan partai politik.

Pemimpin negarawan lebih tegas dan berani mengambil keputusan

sekalipun tidak populer asal demi kepentingan rakyat yang dipimpinnya. Catatan

Penutup Sebagai negara yang menerapkan sistem politik demokratis, keinginan

kita untuk mendapatkan pemimpin negarawan bukan pemimpin politisi sehingga

mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik,akan sangat ditentukan

dukungan yang luas dari para pemilih.

Page 116: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

116

Dengan dukungan yang luas dari masyarakat,pada akhirnya sang

pemimpin yang tampil akan mampu melahirkan kebijakan yang berorientasi

pada kepentingan rakyat.Jadi,mari kita tunggu pemimpin negarawan yang akan

membawa rakyat Indonesia menuju kemakmuran,keadilan,dan kesejahteraan.

Semoga.

4 Mengakhiri Krisis Kepemimpinan

Seputar Indonesia, 14 Juni 2007

Pemimpin yang jujur, bersih, baik, kapabel, punya kredibilitas, dan

integritas sudah sangat lama dirindukan bangsa Indonesia. Kerinduan tersebut

setidaknya mulai bergelora pascatumbangnya rezim Orde Baru pada 1998. Mulai

saat itu, berbagai kekuatan politik tampil untuk menghadirkan pemimpin masa

depan.

Namun,apa hendak dikata,hingga saat ini belum ada pemimpin yang

mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk kesejahteraan

rakyat. Pemimpin yang ada masih rakus akan kekuasaan, kedudukan, dan materi.

Persoalan-persoalan yang mengimpit rakyat tidak terjamah oleh pemimpin,

Page 117: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

117

misalnya persoalan kenaikan harga BBM, penggusuran, pengangguran,masalah

TKI, demokratisasi, lingkungan hidup, pendidikan, penegakan hukum, penegakan

hak asasi manusia (HAM).

Persoalan-persoalan di atas tersebut telah membuat keadaan bangsa ini

semakin kacau, amburadul, dan tidak berbentuk. Lihat saja, konflik dan

kekerasan berlangsung di mana-mana, baik di tempat-tempat umum, ruang-

ruang pengadilan, bahkan ruang kerja tempat wakil rakyat bersidang sekalipun.

Di samping itu, kriminalitas semakin hari semakin memprihatinkan dan

menakutkan, kantong-kantong kemiskinan tumbuh di mana-mana, rakyat banyak

yang kelaparan dan menderita akibat tingginya harga kebutuhan pokok.

Krisis kepemimpinan tersebut terjadi di semua lingkup kekuasaan,baik di

eksekutif, yudikatif, dan legislatif –baik yang ada di pusat atau daerah. Harapan

untuk mengakhiri krisis kepemimpinan dan pada akhirnya akan melahirkan

pemimpin yang dapat membawa kesejahteraan bagi rakyat sudah dilakukan

dengan berbagai cara. Salah satunya adalah memilih pemimpin nasional secara

langsung pada perhelatan akbar Pemilu 2004.

Pemilu tersebut adalah sebuah fase demokrasi yang sangat menentukan

arah dan langkah bangsa ini ke depan untuk menciptakan pemimpin yang

demokratis. Bahkan,pemilihan kepala daerah juga dilakukan secara langsung

untuk memilih wali kota,bupati,dan gubernur.Ini penting dilakukan untuk

menghasilkan birokrasi yang memiliki kapasitas,kapabilitas,dan integritas.

Apalagi sudah jamak diketahui,ketika rezim Orde Baru berkuasa,

kepemimpinan dalam berbagai jabatan dan kedudukan banyak dihasilkan melalui

primodialisme ataupun patrimonial. Berbagai jabatan strategis di daerah

cenderung dipegang dan dipercayakan kepada figur-figur yang memiliki

kedekatan dengan penyelenggara pemerintah saat itu,tanpa mempertimbangkan

aspek kecakapan, keahlian dan pengalaman.

Pendeknya, persaingan yang muncul untuk mencapai karier sangat

ditentukan dari kelompok yang berkuasa.Pada akhirnya,birokrat yang berkuasa

Page 118: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

118

telah mengalami perubahan fungsi dan peranan dari sekadar instrumen teknis

yang bersifat administrasi dan pelayanan,lalu berubah menjadi mesin politik

yang efektif dalam upaya rekayasa jabatan.

Ironisnya,fenomena ini terbangun dengan subur tanpa ada yang mampu

untuk mencegahnya. Semua itu telah mendorong perasaan antipati terhadap

kehidupan demokrasi yang sesungguhnya. Sebenarnya,dalam sistem pemilihan

presiden secara langsung tersebut kita berharap dapat menentukan pilihan

sesuai dengan hati nurani untuk memilih figur pemimpin nasional yang dianggap

jujur,bersih,dan mampu membawa perubahan bagi kehidupan rakyat.

Begitu juga dengan sistem pemilihan kepala daerah secara

langsung.Harapan kita,semoga dengan sistem ini akan hadir pemimpin lokal yang

amanah,bertanggung jawab,dan benar-benar mampu memperhatikan

penderitaan rakyat. Namun,setelah mereka dipilih, hasilnya sama saja.Pemimpin

yang muncul justru masih haus kekuasaan dan doyan korupsi untuk kemudian

hidup mewah tanpa sedikit pun peduli atas penderitaan rakyat.

Memang pada saat kampanye,mereka tersebut berjanji akan memenuhi

keinginan dan harapan rakyat. Namun,janji-janji yang indah untuk rakyat tidak

dilaksanakan setelah mereka terpilih.Setelah mereka tampil memimpin,banyak

kita saksikan para pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat

publik,justru tidak memiliki integritas sama sekali akan penderitaan dan kesulitan

rakyat.

Apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye tidak sama seperti

yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.Pemimpin yang hadir

belum sepenuhnya melayani rakyat yang dipimpinnya,tapi justru malah masih

sibuk memikirkan kepentingan diri pribadi,kenaikan gaji, mempertahankan

kedudukan maupun golongannya,serta mengabaikan kepentingan publik yang

dipimpinnya. Ironis memang.

Padahal, bangsa Indonesia butuh pemimpin yang melayani rakyatnya

dengan penuh tanggung jawab, kasih sayang, perhatian,dan kepedulian.Itu

Page 119: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

119

adalah tugas dan tanggung jawab pemimpin untuk menciptakan kesejahteraan

rakyat serta membuang penderitaan rakyat menuju rakyat yang lebih sejahtera.

Menyikapi berbagai persoalan yang menyelimuti bangsa Indonesia,kita

jelas membutuhkan sosok pimpinan nasional yang kapabel, akseptabel, memiliki

integritas untuk memikirkan nasib rakyat,dan yang utama mempunyai nilai-nilai

moral yang dapat dibanggakan rakyat.

Poin tersebut akan menjadi sebuah kekuatan bangsa Indonesia dalam

melangkah ke depan. Sebab,bagaimanapun,yang menentukan

hidup,tumbuh,atau nyamannya suatu bangsa adalah hadirnya seorang pemimpin

yang peduli akan nasib rakyat.Jadi,mari akhiri krisis kepemimpinan ini dengan

segera. Tentunya dengan format kepemimpinan yang kita harapkan mampu

memperbaiki keadaan yang sudah kacau-balau ini.Semuanya terpulang pada

bagaimana hati elite pemimpin negeri ini untuk mempunyai rasa memiliki (sense

of belonging)yang tinggi, tanggung jawab, dan peduli terhadap penderitaan

bangsa dan negara ini

Page 120: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

120

5 SBY dan Kepemimpinan Nasional

Harian Jakarta, 24 September 2004

Meski penghitungan suara hasil pemilu Presiden putaran kedua belum

final, namun untuk sementara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melaju dalam

perolehan suara, meninggalkan lawannya Megawati Soekarno Putri. Keunggulan

SBY dalam Pilpres putaran kedua karena dia mencitrakan diri sebagai calon

pemimpin nasional yang akan membawa “suatu perubahan” dalam kehidupan

sosial, politik dan hukum dimasa mendatang.

Pencitraan tersebut sesuai dengan kerinduan pemilih untuk terciptanya

suatu perubahan yang berarti dalam kehidupan masyarakat. Meskipun demikian

tentu saja kinerja Megawati selama memerintah tidaklah bisa dikatakan buruk-

buruk amat. Banyak juga keberhasilan pemerintahan Megawati yang tidak bisa

dilupakan begitu saja, misalnya dalam hal penciptaan kebebasan berdemokrasi

diruang-ruang publik. Tapi itu semua tampaknya belum cukup memberikan

kepuasan bagi masyarakat secara keseluruhan. Sebab masyarakat selain butuh

adanya kebebasan yang teratur dan terarah secara demokratis, juga

menginginkan situasi keamanan dan hukum yang lebih baik dan kondusif.

Page 121: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

121

Simbol Perubahan

Melonjaknya perolehan suara bagi pasangan SBY-Kalla tentu saja tidak

bisa dilepaskan dari sosok SBY yang kharismatik. SBY merupakan calon Presiden

baru yang lebih populer yang dapat mensinkronkan personalitasnya dengan

harapan yang tinggi dari pemilih. SBY dianggap masyarakat sebagai sosok

pemimpin yang berwibawa, bersih, cerdas dan disiplin. Masyarakat menilai

bahwa SBY memang pantas untuk dipilih menjadi pemimpin masa depan.

Sehingga tidak salah banyak rakyat yang mencintai dan mendukungnya. Faktor

inilah yang memudahkan SBY untuk melangkah menuju puncak pimpinan

nasional saat ini..

Mencermati keunggulan yang dimilki oleh SBY diatas, maka tidak salah

pakar politik dari Surabaya Daniel Sparingga mengatakan bahwa; fenomena

kemunculan SBY merupakan sebagai hal baru dalam panggung politik yang

bersifat langsung. Dan ini membuktikan bahwa politik aliran yang diwarnai

pertimbangan ideologis tidak berlaku dalam pemilihan Presiden, kecuali pemilu

legislatif. Disamping itu teori voting behavior (prilaku pemilih) tidak berlaku

untuk menjelaskan fenomena SBY. Tapi tesis yang dapat menjelaskanya adalah

bahwa di kalangan pemilih sejak awal memang ada ambivalensi afialiasi mereka

terhadap partai politik.

Realitas baru ini merupakan hasil depotiliasasi massa selama 30 tahun

lebih yang memaksa massa untuk kembali ke kandang ideologis dalam pemilu

legislatif. Namun begitu pemilu legislatif selesai, maka loyalitas mereka terhadap

partai politik-pun selesai. Paksaan ideologis tidak berlaku ketika pemilihan

Presiden. Karena massa justru kembali menjadi floating mass (massa

mengambang) seperti massa orde baru.

Berdasarkan hal diatas, maka politik aliran dalam pemilihan Presiden

secara langsung tidak terlalu bisa diharapkan. Justru yang paling signifikan di

lakukan adalah cara-cara simpatik yang mengundang kepercayaan rakyat dalam

Page 122: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

122

membawa perubahan. Dan ini telah dilakukan oleh SBY sebagai calon pemimpin

masa depan.

Tantangan SBY

Melimpahnya dukungan pada SBY tentu saja menjadi batu ujian bagi SBY.

Betapa tidak, masalah yang akan dihadapi SBY memang luar biasa parahnya. Disamping

situasi keamanan yang masih carut-marut dengan ancaman bom dan terorisme.

Masalah supremasi hukum seperti kejahatan korupsi terus saja meningkat dari waktu-

kewaktu.

Kejahatan korupsi tersebut hampir terjadi disemua sektor, baik di legislatif,

eksekutif maupun yudikatif. Dan ini tidak saja terjadi di tingkat pusat. Pada level

pemerintah daerah-pun juga tidak mau ketinggalan. Korupsi hampir merata di semua lini

kehidupan. Agar dukungan pada SBY dapat abadi dan lestari maka SBY harus melakukan

langkah-langkah yang signifikan bagi terciptanya sabilitas politik, keamanan dan hukum

yang lebih baik dan kondusif.

Ini semua bisa dilakukan dengan kepemimpinan yang efektif. Karena

melimpahnya dukungan dari lapisan masyarakat jelas tidak akan bermanfaat jika

pemerintah tidak mampu secara efektif menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan

visi, misi dan program yang akan di bangun. Kepemimpinan SBY akan dapat berjalan

efektif dan tidak digoyang oleh lawan-lawan politiknya bilamana SBY bisa melakukan

langkah-langkah yang cermat. Misalnya, SBY harus dapat membentuk tim ekonomi,

hukum dan politik yang solid dalam pemerintahannya.

Tim ekonomi, hukum dan politik yang akan duduk pada pemerintahan SBY harus

dipilih sesuai dengan kemampuan dan kapasitas calon yang akan ditunjuk. Penempatan

Page 123: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

123

orang-orang yang akan duduk pada tim ekonomi, hukum dan politik pada pemerintahan

SBY hendaknya jangan berdasarkan “partner koalisinya” semata atau berdasarkan

“pesanan dan titipan” dari orang-orang tertentu tanpa mengukur dan melihat

kemampuannya. Jika ini terjadi pemerintahan SBY akan mengalami kesulitan dalam

menjalankan roda pemerintahannya. Sebab SBY tidak didukung oleh orang-orang yang

profesional dibidangnya.

Seandainya tim ekonomi, hukum dan politik yang solid dan profesional dapat

diciptakan oleh SBY, mudah-mudahan nantinya akan tercipta teamwork yang tangguh

dan baik. Sebab bagaimanapun juga untuk membawa Indonesia keluar dari krisis yang

berkepanjangan ini, SBY harus mampu menciptakan stabilitas politik, keamanan dan

hukum yang baik. Semua itu tentu saja dapat dicapai hanya dengan memilih para

pembantunya (Menteri) yang tidak diragukan kredibilitas dan kapabilitasnya.

Tidak kalah pentingnya sebagai pemimpin baru nanti, SBY harus mampu belajar

dari kegagalan Presiden sebelumnya. Poin-poin terburuk yang harus segera dibenahi

oleh SBY adalah menuntaskan agenda-agenda yang belum terselesaikan. Misalnya

masalah korupsi dan pengadilan bagi kejahatan HAM. Sedangkan agenda-agenda

penting yang sudah berjalan dengan baik harus dapat dipertahankan oleh SBY, seperti

masalah kebebasan dalam berdemokrasi dan mengeluarkan pendapat.

Jika SBY tampil sebagai pemimpin nasional untuk lima tahun kedepan mudah-

mudahan dia mampu memecahkan seluruh persoalan bangsa. Tidak mudah memang,

tapi itulah tantangan yang harus dihadapi SBY. Dan kita tentu harus yakin bahwa SBY

akan mampu melakukan tugas berat dan mulia tersebut menuju Indonesia baru yang

lebih baik. Semoga.***

Page 124: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

124

6 Calon Presiden vs Pemberantasan Korupsi

Bisnis Indonesia, 13 Juli 2004

Prestasi sebagai negara terkorup senantiasa diraih bangsa Indonesia.

Padahal upaya-upaya untuk memberantas kejahatan korupsi terus dilakukan

oleh pemerintah. Lihat saja, sudah banyak Peraturan dan UU di buat untuk

memberantas kejahatan korupsi tersebut. Peraturan atau UU tersebut misalnya,

Perpu No. 24/1960 Tentang Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksaan Pidana

Korupsi. UU No 3/1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. UU No.

11/1980 Tentang Tindak Pidana Suap. Kemudian pada tahun 1998 juga

dikeluarkan TAP MPR No. 11/1998 bagi penyelenggara negara yang bebas dari

korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Dan setahun berikutnya dihasilkan pula UU

No 31/1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. PP No. 19/2000 Tentang

Pembentukan Tim Gabungan Pemberantasn Tindak Pidana Korupsi. UU No.

15/2002 Tentang Pencucian Uang. Dan terakhir yang baru disahkan yaitu UU

Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tahun 2002.

Ini belum termasuk banyaknya komisi atau badan-badan yang dibentuk

untuk memberantas atau membendung tindak pidana korupsi. Namun praktik

Page 125: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

125

korupsi di Indonesia justru semakin menganas dan merebak di berbagai sektor,

baik di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Bahkan ini tidak saja terjadi di pusat

tetapi juga ke daerah-daerah. Dan parahnya kejahatan korupsi tersebut sudah di

lakukan secara terangan-terangan tanpa ada rasa malu sedikitpun. Ia bukan lagi

kejahatan bersifat personal. Akan tetapi sudah bersifat struktural bahkan kultural

sistemis.

Berbahaya

Mencermati hal ini, tidak salah sejak tahun 1995 lembaga riset

Transparency International telah melaporkan Indonesia berada di peringkat

pertama dalam urutan negara terkorup di dunia. Dan pada tahun 1998 Indonesia

berada pada posisi ke enam. Setahun kemudian menjadi negara ketiga terkorup

setelah Nigeria dan Kamerun. Lalu lima tahun setelah perjalanan reformasi,

tepatnya tahun 2003 Indonesia kembali menduduki urutan keenam negara

paling korup sedunia. Sedangkan tahun 2004 ini, hasil survei tahunan Political

and Economic Risck Consultancy (PERC) yang berbasis di Hongkong kembali

menempatkan Indonesia sebagai negara paling korup di Asia.

Mencermati fenomena ini, maka sudah jelas kejahatan korupsi akan

membahayakan kehidupan rakyat banyak. Kenapa berbahaya? Menjawab

pertanyaan ini perlu kita tinjau apa yang dimaksud dengan koupsi. Korupsi

berasal dalam bahasa Inggris berasal dari kata “coruption” yang pada gilirannya

berasal dari kata “corruption”. Dalam bahasa Latin yang berarti “merusak habis-

habisan”. Kata “corruptus” itu sendiri berasal dari kata “corrumpere” yang

tersusun dari kata “com” yang berarti menyeluruh dan “rumpere” yang berarti

“merusak” atau “menghancurkan”. Dalam arti yang harafiah “korupsi” bolehlah

diartikan sebagai “ulah laku amat tidak jujur yang akan merusak secara total

kepercayaan khalayak kepada sipelaku yang tak jujur itu, yang bahkan juga akan

bisa merusak seluruh sendi tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara

yang ada”. (Wignjosoebroto, 2004)

Page 126: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

126

Agar praktik korupsi tidak semakin membahayakan kehidupan

masyarakat. Maka usaha pemberantasan korupsi adalah suatu agenda penting

yang harus dilakukan oleh siapapun Presiden terpilih nanti. Apalagi sekarang kita

telah memiliki pengadilan khusus korupsi. Dimana pengadilan tersebut

merupakan amanat dari Pasal 53 UU No 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi (KPTPK). Disamping itu pengadilan korupsi lahir dengan

pertimbangan bahwa untuk memproses suatu perkara korupsi yang selama ini

selalu mentah proses hukumnya di sidang pengadilan biasa. Maka diperlukan

adanya penanganan khusus yaitu melalui mekanisme yang berbeda dari yang ada

dalam pengadilan biasa.

Terbentuknya pengadilan khusus korupsi ini hendaknya dapat dijadikan

sebagai sebuah komitmen awal Presiden baru nanti untuk memberantas

kejahatan korupsi. Karena pengadilan khusus korupsi ini akan menangkal

berbagai kelemahan yang ada dalam sistem pemberantasan korupsi selama ini.

Misalnya, pengadilan khusus korupsi selain bertugas mengadili korupsi yang

diajukan Komisi Pemberantasan Korupsi, juga berwenang memeriksa dan

memutuskan perkara korupsi yang terjadi di negara lain, asalkan dilakukan oleh

orang Indonesia. Disamping itu para terdakwa yang sering kali memanfaatkan

surat sakit dari dokterpun juga tidak akan gampang lagi menghindar dari

pemeriksaan atau sidang. Karena pengadilan khusus korupsi nanti akan memiliki

tim dokter yang independen. Dan kesaksiannya bisa lewat teleconference. Jadi

meskipun saksi berada diluar negeri, tetap dibolehkan. Dan tidak ada alasan

menunda-menunda persidangan dengan dalih tersangka atau saksi berada diluar

negeri. Sehingga nantinya pengadilan ini bisa menghukum para koruptor dengan

hukuman yang pantas dan layak yang memenuhi unsur keadilan.

Page 127: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

127

Catatan Penutup

Untuk memberantas korupsi, kita jelas tidak boleh bermain-

main lagi dengan berbagai macam retrorika. Sebab kita sudah bosan dengan

segala retrorika yang dipertontonkan. Untuk itulah penegasan dalam

memberantas korupsi tidak cukup hanya dilakukan secara seremonial saja atau

hanya dituangkan dalam suatu Undang-undang dan peraturan saja. Perang

melawan korupsi harus dilakukan dengan langkah-langkah nyata dan tindakan

tegas serta tidak pandang bulu. Sebab kalau kita berkaca pada pola-pola

penanganan kajahatan korupsi selama ini sangat banyak kasus-kasus korupsi

yang tidak jelas proses hukumnya. Kalaupun ada yang dibawa pengadilan,

banyak kasusnya yang berhenti atau diputuskan dengan hukuman ringan bahkan

bebas sama sekali. Semua ini disebabkan oleh tingkah laku para aparat

hukumnya yang masih gemar disuap dan di intervensi.

Sudah terlalu sering kita membiarkan para koruptor negeri ini bebas

dengan uang haramnya. Dan sudah terlalu sering pelecehan terhadap dunia

peradilan dalam memberantas korupsi terjadi. Untuk itu sebagai masyarakat

yang cinta akan pemerintahan yang bersih, kita sepakat kejahatan korupsi jelas

akan membawa dampak buruk bagi kelangsungan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Dari itu, tekad dan niat yang serius serta sungguh-sungguh dari

Presiden baru nanti adalah harapan kita. Political will dan political action dari

Presiden terpilih harus ditegaskan. Persoalan ini tidak boleh dianggap enteng.

Inilah pekerjaan rumah bagi Presiden dan Wakil Presiden mendatang. Jika ini

tidak menjadi perhatian serius maka sampai kapanpun bangsa ini akan selalu

menjadi jawara dalam kejahatan korupsi. Dan itu berarti kesengsaraan dan

penderitaan masyarakat akan semakin menjadi-jadi pula. Kita tentu tidak

mengingkan hal itu terjadi bukan? ***

Page 128: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

128

7 Calon Presiden dan Masalah TKI

Harian Republika, 25 Mai 2004

Tragedi kemanusiaan yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Nirmala

Bonet di Malaysia menambah deretan panjang betapa beban penderitaan yang

dialami para TKI belum juga usai. Tragedi kemanusiaan yang dialami oleh para

TKI seakan begitu sulit untuk dihentikan. Dipukuli, ditendang, distrika tubuhnya,

diperkosa dan tidak dibayar gajinya sebagai hak pekerja merupakan cerita lama

yang terus saja berulang terjadi dari waktu-kewaktu. Tindakan yang dilakukan

oleh para majikan mereka tersebut sudah melampaui batas-batas kemanusiaan

yang sangat merendahkan martabat kamanusiaan. Dan tindakan tersebut seolah-

olah tidak sepenuhnya dapat tersentuh oleh hukum sedikitpun. Pendek kata,

para TKI tidak memiliki perlindungan untuk membela diri. Mencermati hal

tersebut, sudah jelas siapapun Presiden RI yang terpilih dalam pemilu Presiden

nanti akan dihadang dengan tugas berat untuk memberikan perlindungan

terhadap para TKI.

Krisis Ketenagakerjaan

Page 129: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

129

Sebagaimana kita ketahui bahwa pengiriman TKI keluar negeri

pada dasarnya diakibatkan adanya krisis ketenagakerjaan di Indonesia. Dan ini

memang menjadi persoalan serius bagi setiap pemerintahan dalam suatu negara

manapun. Di Indonesia sejak krisis ekonomi melanda negeri ini pada tahun 1997

sampai tahun 2002. Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia semakin memburuk.

Jumlah angkatan kerja Indonesia meningkat dari 87,79 juta orang, pada tahun

1997 dan menjadi 100,78 orang pada tahun 2002 dengan rata-rata peningkatan

sekitar 2 juta orang pertahun. Kondisi ini menurut Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional akan terus meningkat pada tahun 2004 yang akan

mencapai 102.88 juta orang termasuk angkatan kerja baru 2.10 juta orang.

Tingginya angka pertumbuhan angkatan kerja ini telah menyebabkan

tidak dapat diserapnya secara keseluruhan oleh lapangan kerja yang tersedia. Ini

akan menimbulkan melonjaknya jumlah penggangguran terbuka (open

unemployment) secara terus-menerus. Dan pengangguran terbuka pada tahun

2004 akan meningkat menjadi 10.83 juta orang. Jumlah ini diperkirakan akan

terus bertambah pada tahun 2005 menjadi 11.19 juta orang atau 10.45 persen

dari angkatan kerja. Akibat dari kondisi ini membuat sebagian tenaga kerja

tersebut menyerbu negara-negara tetangga terutama negara-negara dibagian

timur-tengah untuk mengadu peruntungan.

Menurut data Depnakertrans sampai dengan September 2003 lalu

tercatat sebanyak 178,867 TKI baik sektor formal maupun informal tersebar di

empat wilayah penempatan. Yakni Asia Pasifik (62.650 orang), Timur Tengah dan

Afrika (116.018), Amerika Serikat (168), dan Eropah (31). Jumlah tersebut

merupakan jumlah yang berangkat melalui jalur resmi dan belum termasuk yang

berangkat melalui jalur ilegal.

Sedangkan data yang dihimpun Atase Imigrasi KBRI di Malaysia selama 1-

16 Juni 2003 tercatat sedikitnya 3.255 TKI ilegal yang di deportasi petugas

Imigrasi Malaysia. Bahkan jumlah ini meningkat tiga kali lipat dibanding Mei 2003

yakni 1.171 orang, Maret 2003 1.017 orang, April 2003 1.143 orang, Februari

Page 130: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

130

2003 906 orang dan Januari 2003 ada 1.388 orang TKI Ilegal. Banyaknya jumlah

TKI yang berangkat secara ilegal tersebut jelas sangat rentan dengan sejumlah

persoalan. Sebab dengan keberangkatan secara resmi-pun TKI masih berpeluang

mengalami permasalahan yang sangat pelik. Apalagi melalui jalur yang tidak

resmi atau ilegal.

Undang-Undang Perlindungan TKI

Pengaturan penempatan TKI ke negara manapun memang sudah diatur

dalam beberapa peraturan atau Keputusan Menteri misalnya. Pertama,

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 02/Men/1994 tentang penempatan tenaga

kerja didalam dan luar negeri. Kedua, Kepmenaker No 44/Men/1994 tentang

juklak penempatan naker didalam dan luar negeri. serta. Ketiga, Kepmenaker No

204/Men/1999 mengenai penempatan TKI diluar negeri. Keempat,

Kepmenakertrans No 104A/2003. Dari keempat ketentuan diatas jelas

menunjukkan banyak sekali peraturan atau Keputusan Menteri yang mengatur

tentang TKI. Namun demikian pengiriman tenaga kerja setiap tahunnya keluar

negeri masih saja menyisakan cerita duka.

Sejatinya semua peraturan atau Keputusan Menteri yang ada tersebut

kelihatannya sama sekali belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Padahal penempatan TKI keluar negeri merupakan salah satu pendorong bagi

terciptanya suatu “iklim ekonomi” yang baik di Indonesia. Penempatan ini bisa

mengurangi pengangguran serta dapat mendatangkan devisa yang cukup

banyak. Pada periode tahun 1999 sampai 2003 misalnya, telah diperoleh devisa

sebesar US$ 3,7 miliar. Maka dari itu tidak adil rasanya apabila pengiriman TKI

yang bisa mendatangkan devisa bagi negara tersebut tidak dipayungi dengan

suatu perangkat hukum yang memadai. Pengiriman TKI yang hanya dibekali

dengan Peraturan/Keputusan Menteri saja jelas bukan tindakan yang adil.

Page 131: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

131

Meskipun negara diuntungkan oleh adanya perolehan devisa. Tapi

perlindungan dalam penempatan TKI keluar negeri masih banyak kelemahan

disana sini. Disamping masih banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung

jawab dalam hal pengerahan TKI. Juga tidak terdapatnya suatu Undang-undang

(UU) yang ada dalam memberikan perlindungan yang memadai. Kebutuhan akan

UU sangat dibutuhkan dalam upaya menempatkan TKI diluar negeri. Program

perlindungan dan kesejahteraan bagi TKI harus terus diupayakan oleh

pemerintah. Selama pemerintah tidak berkeinginan untuk membuat suatu UU

yang baku. Sudah jelas tangisan para TKI akan terus saja membasahi bumi pertiwi

ini. Dari itu, penempatan TKI yang hanya mengacu kepada suatu

Peraturan/Keputusan Menteri saja jelas bukan tindakan yang adil. Sebab hal ini

belum mempunyai kekuatan hukum yang memadai bagi upaya perlindungan TKI

secara maksimal.

Disamping itu juga, selama ini jika ada masalah, TKI sangat sulit menuntut

upaya hukum. Karena ketentuan hukum yang berlaku masih menggunakan

hukum dinegara dimana TKI itu ditempatkan. Dari itu semua pihak harus saling

melakukan koordinasi. Misalnya Deplu, Imigrasi, Depdagri, Kepolisian dan

Depnakertrans. Niat ini harus di iringi dengan meningkatkan kerjasama bilateral

antara negara-negara penerima tenaga kerja. Apabila pihak-pihak berwenang

tidak segera menindaklanjuti hal ini sudah pasti penganiayaan, penyiksaan

terhadap para TKI akan terus-menerus terjadi.

Catatan Penutup

Page 132: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

132

Sekali lagi, pemerintah harus mempunyai political will dan political action

yang sungguh-sungguh untuk memberikan proteksi bagi para TKI. Penindakan

calo-calo TKI dalam upaya penempatan TKI keluar negeri juga harus diberantas.

Dan yang tak kalah penting penempatan TKI keluar negeri hendaknya melalui

seleksi yang ketat tentunya dengan berbagai persyaratan yang diwajibkan. Sebab

semua kita harus sepakat bahwa penyelesaian masalah TKI harus merujuk

kepada tujuan pokok penempatannya yaitu memberikan pekerjaan yang layak

dan manusiawi.

Sekali lagi, kasus penyiksaan TKI Nirmala Bonet dan para TKI lainnya

tentu saja akan menjadi suatu ujian terhadap sensivitas Presiden terpilih nanti

untuk dengan sungguh-sungguh memberikan perlindungan bagi TKI, baik

sebelum diberangkatkan maupun nanti setelah mereka berada diluar negeri.

Kemauan politik yang jelas dari Presiden terpilih harus ditegaskan. Ini tidak boleh

dianggap enteng. Sudah terlalu sering kita membiarkan penderitaan mereka. Dan

sudah terlalu lama pelecehan terhadap bangsa ini dibiarkan dengan kasus-kasus

TKI-nya. Inilah pekerjaan rumah bagi Presiden mendatang. Apabila ini tidak

diperhatikan, dipastikan tragedi kemanusian yang dialami para TKI akan terus

saja terjadi. Dan kita tentu tidak menginginkan hal itu bukan? ***

Page 133: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

133

8 Memilih Pemimpin Nasional

Harian Merdeka, 4 April 2004

Page 134: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

134

Wacana tentang pemimpin nasional terus saja menjadi topik yang

menarik untuk dibicarakan. Apalagi menjelang diadakannya pemilu pemilihan

Presiden dan Wakil Presiden. Lalu apakah pemilu Presiden dan Wakil Presiden

nanti akan dapat menghadirkan figur pimpinan nasional masa depan yang lebih

baik? Dan seperti apakah nasib Indonesia dimasa depan setelah tampilnya

pemimpin nasional melalui pemilu tersebut? Apakah akan sama dengan keadaan

yang sudah-sudah? Atau apakah akan ada perubahan yang lebih baik? Untuk

menjawab pertanyaan tersebut, jelas tidak mudah. Semuanya masih serba teka-

teki. Sebab selama ini sudah banyak kegagalan-kegagalan yang dipertontontan

oleh para pemimpin nasional negeri ini. Mereka hanya bisa berjanji sebelum

terpilih. Tapi setelah terpilih janji tinggal janji. Persoalan-persoalan besar negara

ini belum juga terpecahkan.

Sebagaimana kita ketahui pelaksanaan pemilu legislatif sudah kita

jalankan dengan aman dan jauh dari kekerasan. Dan jika tidak ada aral melintang

pada tanggal 5 Juli nanti kita akan melakukan pemilu Presiden dan Wakil

Presiden (putaran pertama) secara langsung untuk memilih pemimpin nasional.

Pembicaraan tentang siapa-siapa figur yang layak untuk menduduki posisi

tersebut sudah diusung oleh partai politik. Bahkan tokoh-tokoh yang diusung

tersebut sudah sering di bicarakan dan di diskusikan, baik melalui seminar, jajak

pendapat dan poling-poling yang diadakan oleh elemen-elemen yang ada dalam

masyarakat, misalnya LSM, media masa dan lain sebagainya.

Peran Strategis Pemimpin Mendatang

Page 135: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

135

Berbicara tentang pemimpin jelas berbicara tentang masyarakat.

Pemimpin tanpa masyarakat tidak akan mempunyai arti apa-apa. Kedudukan

seorang pemimpin dalam suatu negara sangat signifikan sekali untuk

menciptakan keteraturan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Indonesia untuk

keluar dari krisis yang berkepanjangan ini, jelas membutuhkan pemimpin yang

cakap dan tegas. Meskipun di tengah krisis multidimensi bangsa yang berlarut-

larut saat ini tidak gampang mencari sosok yang ideal sebagai pemimpin

nasional.

Dikarenakan tugas-tugas pemimpin nasional yang akan datang tidaklah

ringan. Maka dari itu, pemimpin nasional yang akan datang jelas mempunyai

“peran yang sangat strategis” dalam mempertahankan citra Indonesia agar tidak

semakin terpuruk. Peran-peran tersebut misalnya, Pemimpin nasional harus

mampu menjaga kemajemukan masyarakat agar tidak terjadi perpecahan.

Pemimpin nasional harus mampu memainkan peranannya dalam

mensejahterakan masyarakat.

Pemimpin nasional masa depan juga harus berkarakter terpuji, memiliki

integritas iman dan akhlak yang bersih, berilmu tinggi dan berwawasan luas,

mempunyai pemikiran yang cemerlang agar mampu mengangkat derajat bangsa

ini kepada kondisi yang lebih baik, harus berani dan tegas, tidak serakah, tidak

suka mengumbar retrorika dengan janji-janji omong kosong, mampu untuk tidak

melakukan perbuatan tercela, memahami kehidupan masyarakatnya, terutama

masyarakat golongan menengah kebawah yang semakin hari semakin terlilit oleh

beban kehidupan yang sulit.

Page 136: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

136

Pemimpin nasional harus berdiri sebagai panutan masyarakat, pemimpin

nasional harus mampu mengatasi gerakan separatisme yang mengakibatkan

Indonesia mengalami bahaya disintegrasi. Konflik-konflik yang berbau SARA

harus dapat dihentikan oleh pemimpin nasional. Masalah pelanggaran HAM

harus dengan sungguh-sungguh diperhatikan oleh pemimpin nasional. Dan luka-

luka pelanggaran HAM yang masih tersisa harus diselesaikan dengan sistem

hukum yang berlaku. Ini penting untuk memberikan penghormatan terhadap hak

asasi manusia dari segala macam intimidasi, kekerasan dan tindakan sewenang-

wenang. Karena bagaimanapun hak asasi adalah hak tertinggi masnusia yang

harus dilindungi dari segala macam ancaman yang membahayakan.

Disamping itu, peminpin nasional harus selalu berupaya menegakkan

demokrasi seiring dan sejalan dengan penegakan hukum. Hukum yang

diberlakukan jangan hanya untuk melegitimasi kekuasaan pemimpin yang

berkuasa. Hukum yang ada harus berpihak kepada kepentingan umum. Untuk

itu, reformasi hukum harus dilakukan dengan sepenuh hati. Jangan lagi reformasi

hukum dibenturkan oleh kepentingan politis. Dari itu, sistem hukum yang ada

haruslah sistem hukum yang responsif sebagaimana yang dicita-citakan oleh

tuntutan reformasi. Dan bukan sistem hukum yang represif.

Mengingat beratnya syarat-syarat yang harus di penuhi oleh pemimpin

masa depan diatas. Maka sudah saatnya pemimpin nasional menyadari arti

kepemimpinan yang mereka pikul.

Mereka harus sadar bahwa jabatan pemimpin yang disandangnya adalah

amanah (kepercayaan) yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang

Maha Kuasa secara vertical. Dan kepada masyarakat yang dipimpinnya secara

horisontal. Jika seorang pemimpin sudah melaksanakan amanah yang

diembannya dan dapat dipertanggungjawabkan. Maka ia akan menjadi manusia

yang mulia dimata Sang Pencipta dan dihormati oleh masyarakatnya.

Page 137: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

137

Dan jika ketentuan-ketentuan diatas tidak dihiraukan sudah pasti kondisi

stabilitas nasional negeri ini baik dibidang politik, ekonomi dan hukum akan terus

hancur berantakan. Dari itu jika pemimpin nasional masa depan masih sibuk

bermain dengan retrorika dan janji omong kosong terus. Sudah pasti kondisi

bangsa ini dimasa-masa mendatang masih akan diwarnai oleh kesedihan yang

berkepanjangan.

Catatan Penting

Untuk itu, semua komponen bangsa ini hendaknya bertekad secara arif

dan bijaksana untuk memilih pemimpinnya dengan baik. Kita harus mendapatkan

pemimpin nasional yang benar-benar mengabdi buat kepentingan masyarakat,

bangsa dan negara agar arah pembangunan bangsa selaras dengan prinsip good

governance.

Marilah kita bersikap jujur dan hati-hati dalam memilih pemimpin.

Jauhilah segala kecurangan-kecurangan atau pengaruh-pengaruh pihak lain.

Sebab itu hanya akan merugikan masyarakat banyak. Kalau kita gagal lagi dalam

memilih pemimpin nasional yang lebih baik. Maka jangan harap akan ada

perubahan yang berarti dimasa yang akan datang. Dan kalau itu terjadi sudah

pasti beban penderitaan rakyat akan semakin bertambah. Dan jangan salahkan,

jika dalam masyarakat akan selalu muncul gerakan-gerakan yang bisa

mengacaukan nilai persatuan dan kesatuan. Apapun alasannya pemimpin masa

depan harus lebih baik dari yang sebelumnya.

Page 138: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

138

Sebentar lagi kita akan memilih pemimpin nasional (Presiden dan Wakil

Presiden) negeri ini. Dan pemilihan tersebut akan dilakukan secara langsung,

terbuka dan demokratis. Inilah kesempatan kita masyarakat untuk memilih

pemimpinnya dengan secermat dan seteliti mungkin, kita tidak boleh salah pilih.

Sehingga akhirnya apa yang kita harapkan dan cita-citakan yaitu keadaan bangsa

yang lebih baik dapat terujud. Tentunya dengan kehadiran seorang pemimpin

yang berakhlak baik, amanah dan bertanggungjawab.

Mudah-mudahan semua tokoh yang mempunyai ambisi untuk menjadi

pemimpin nasional dengan segala janji-janji dan program kerjanya benar-benar

akan membawa perubahan yang berarti bagi bangsa ini. Sejatinya, pimpinan

nasional yang dihasilkan nanti semoga mampu menciptakan Indonesia baru

dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia. Dan bukan janji-janji manis

dimulut saja tanpa ada tindak lanjut sesudah terpilih. Akhirnya kita sepakat,

seorang pemimpin harus menyadari bahwa faktor kepemimpinannya merupakan

fenomena kemasyarakatan yang berpengaruh terhadap perkembangan corak

dan arah kehidupan masyarakat. Semoga.***

Page 139: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

139

9 Megawati dan Kepemimpinan Nasional

Harian Umum Pelita, 17 Juli 2001

Bagaimana nasib Republik Indonesia seandainya terjadi pergantian

pimpinan nasional. Bila Megawati diperkirakan menjadi Presiden kelima RI,

apakah artinya bagi seluruh rakyat Indonesia. Sungguh pertanyaan ini layak

diajukan dan dicari jawabannya.

Kepemimpinan nasional telah menjadi perbincangan yang melelahkan dalam

wacana politik nasional dewasa ini. Kita semua tentu menyadari kepemimpinan

merupakan fenomena kemasyarakatan yang berpegaruh terhadap perkem-

bangan corak dan arah kehidupan masyarakat, sehingga nantinya akan terujud

aspirasi, cita-cita dan nilai-nilai demi kemajuan di masa mendatang.

Page 140: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

140

Gus Dur terpilih dengan alasan "asal bukan Mega", ditambah dengan arogansi

pendukung Mega yang menyulitkan terbentuknya koalisi, dan terjadilah hal yang

diluar dugaan, yaitu terpilihnya Gus Dur yang hanya memperoleh 11 persen kursi

di DPR. Padahal Mega memperoleh 34 persen kursi, perbedaan yang cukup

mencolok: sekali. Akibat kejadian ini timbuI berbagai pendapat dari pengamat

yang kesemuanya berdampak pada sisi-sisi kehidupan, dan sekali lagi "isu

kcpemirripinan nasional" menjadi cerita menarik yang tak berkesudahan.

Kemudian setelah Gus Dur terpilih semua masalah yang begitu besar melanda

negeri ini tidak juga "terselesaikan", kenyataannya, di sana-sini masyarakat terus

saja bergejolak, bahkan situasi politik yang masih panas dan semrawutnya

hukum membuat kekalutan yang mengerikan. Sekali lagi masalah kepemimpinan

nasional dibawah kendali Gus Dur tak kunjung habis dan selesai dipersoalkan.

Sekarang, jika tidak ada halangan, MPR akan menggelar sidang istimewa

untuk meminta pertanggung-jawaban Presiden Abdurrahman Wahid, itu berarti

soal kepemimpinan nasional kembali menjadi perbincangan di kalangan elite

politik. Kesepakatan yang telah dicapai pimpinan MPR bersama pimpinan 11

fraksi tentang sidang istimewa tersebut disepakati sesuai dengan konstitusi,

bahwa sidang istimewa diselenggarakan dua bulan setelah rekomendasi DPR,

tapi bisa dipercepat kalau kondisi negara tidak menentu.

Sidang dengan agenda utama meminta pertanggung-jawaban tersebut

menggunakan ketentuan pasal 5 ayat 2 dan pasal 7 ayat 4 TAP MPR Nomor 111/

1978 dan pasal 50 tata tertib MPR. Melihat perkembangan tentang kepe-

mimpinan Gus Dur selama menjalankan roda pemerintahan dan adanya tuntutan

dari berbagai kalangan agar Gus Dur mengundurkan diri dari kursi kepemimpinan

nasional, maka dapat diperkirakan bahwa MPR akan menolak

pertanggungjawaban Gus Dur. Seandainya hal ini teijadi, dan sesuai dengan

konstitusi, Megawati akan naik ke puncak kekuasaan sebagai pimpinan nasional,

peluang Megawati untuk naik menjadi Presiden semakin besar, hal ini terlihat

Page 141: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

141

dengan dukungan kepada Megawati terus mengalir. Bahkan dari mereka yang

dulunya menentang dengan alasan "agama" atau persoalan "gender".

Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia memang luar biasa parahnya,

disamping situasi politik yang masih "carut-marut" juga belum terciptanya

supermasi hukum yang cukup signifikan, membuat masyarakat kehilangan

kepercayaan pada pemerintah, sebab selama ini pemerintah belum mampu

membawa perubahan yang berarti, baik dalam bidang politik, ekonomi dan

hukum. Lantas benarkah kunci dari solusi penyelesaian krisis ini ada pada

Megawati atau apakah Megawati mampu menjawab persoalan yang "sangat

komplik ini", tidak mudah menjawab pertanyaan ini dengan "iya atau tidak", dan

semuanya masih "serba teka-teki".

Sebagai Wapres, putri Bung Karno tersebut memang dianggap paling

"sah" menurrat "konstitusi" untuk naik menjacli orang nomor satu di negeri ini.

Hal ini masih ditambah dengan posisi PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu

1999. Akan tetapi masih banyak yang menyangsikan kemampuan dan kapabilitas

Megawati sebagai seorang politikus yang pada dasarnya belum teruji. Bahkan

Gus Dur pun pernah meragukan kemampuan Mega untuk menjalanan pemerin-

tahan sehari-hari. Pernyataan Gus Dur tersebut menunjuk cara Megawati dalam

menangani Kepres No. 121 tentang pemberian tugas teknis sehari-hari, menurut

Gus Dur, Mega selalu mengembalikan hal tersebut pada dirirya, hal inilah yang

dianggap sebagai bukti "ketidakmampuan" Megawati memimpin negara.

Terlepas dari pernyataan Gus Dur tersebut yang jelas semua itu tidak

akan mempunyai "implikasi" apapun terhadap konstalasi politik nasional, sebab

nasib Presiden Gus Dur apakah akan terus bertahan atau harus diberhentikan di

tengah jalan, semuanya ada di tangan MPR.

Page 142: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

142

Lankah-Langkah Kedepan

Melimpahnya dukungan pada Megawati untuk menjadi

Presiden perlu ditelaah dengan "pengalaman dari pemimpin sebelumnya", du-

kungan dari berbagai pihak tidak akan abadi dan lestari jika Megawati tidak

melakukan langkah-langkah yang signifikan bagi terciptanya stabilitas politik yang

lebih kondusif. Berkaitan dengan ini semuanya tentu tidak terlepas dari pada

"misi dan visi" yang akan dikedepankan oleh Megawati. Selama ini visi dan misi

Mega dianggap kurang jelas dan ini masih menjadi pertanyaan banyak orang. Jika

Megawati tidak melihat sejarah kepemimpinan yang terdahulu dan tidak mau

memperbaiki kelemahannyai bukan tidak mungkin perjalanannya sebagai

pemimpin negara akan digoyang lawan politiknya. Sebab perlu diingat, politik

tetaplah politik dimana masalah "kepentingan" dan "kekuasaan" menjadi faktor

dominan. Bahkan temanpun bisa jadi lawan.

Sebagai pemimpin "kharismatik" Megawati memang memiliki sisi positif

sebab mempunyai "legitimasi" yang lebih kuat, namun perlu juga diperhittingkan

sisi negatifnya, karena kalau Mega digoyang oleh lawan politiknya, massa PDIP

kemungkinan besar tidak akan menerima. Ini dikarenakan masih kuatnya

pengkultusan individu yang dilakukan massanya. Kalau massanya (PDIP) marah

keadaan ini diperkirakan akan menimbulkan kekalutan bahkan bisa mengarah

pada perusakan pada fasilitas umum dan tempat-tempat lainnya. Jika hal ini

terjadi maka wibawa pemerintahan Mega akan luntur. Masih jelas dalam ingatan

kita bagaimana pendukung Presiden Gus Dur berusaha mempertahankan posisi

kepemimpinan Gus Dur dengan cara dan upaya apapun. Kejadian tersebut sem-

pat membuat panik warga terutama di Jakarta dan Jawa Timur. Kenapa pendu-

kung Gus Dur berusaha membela mati-matian, tidak lain disebabkan karena ku-

atnya pengaruh Gus Dur sebagai seorang pemimpin °kharismatik" terutama di

kalangan warga NU.

Pendukung Gus Dur tidak ingin Gus Dur digoyang terus apalagi mengarah

untuk diturunkan. Belajar dari pengalaman tersebut dan untuk menghindari agar

Page 143: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

143

kepemimpinan Mega tidak digoyang oleh lawan-lawan politiknya, sehingga dapat

berjalan mulus, menurut penulis, Megawati perlu melakukan langkah-langkah

yang cermat. Pertama, Mega harus bisa memperhitungkan seluruh "kekuatan

politik" yang ada. Karena apa yang tengah dialami negara ini adalah "krisis berat"

di segala bidang. Sejarah mencatat pada pemilu 1999 harusnya Mega menjadi

Presiden, karena kurang membangun kebersamaan antara kekuatan politik

mengakibatkan posisi Presiden gagal diduduki Mega. Membangun kekuatan

politik yang etis dan berbudaya serta bermoral harus diciptakan oleh Mega.

Kalau Megawati dapat membentuk tim ekonomi, hukurn, dan politik yang solid

dengan kekuatan yang ada dapat dipastikan akan tercipta "team work" yang baik

pada pemerintahannya.

Kedua, Megawati harus berani mengambil sikap tegas untuk

menghambat dwifungsi TNI, ini sesuai dengan tuntutan reformasi yang tidak

membolehkan TNI untuk berpolitik, jika Mega tidak bisa "merespon" tuntutan ini

dikhawatirkan akan datang demo-demo menentang kehadiran TNI dalam kancah

politik nasional. Dan ini berdampak pada kinerja pemerintahannya. Ketiga,

Megawati tentu memaharni bahwa tanpa stabilitas politik dan keamanan, usaha

apapun akan sia-sia, sehingga perlu kondisi yang kondusif untuk mulai mem-

bangun Indonesia agar keluar dari krisis ini. Agar semuanya dapat, terwujud

Megawati harus menumbuhkan kepercayaan di tingkat elite politik serta

masyarakat secara umum. Sudah menjadi rahasia umum bahwa politik adalah

kepentingan. Bertarung di arena politik sama saja dengan bertarung untuk

mewujudkan kepentingan, jadi mengutamakan kepentingan publik hendaknya

menjadi tujuan utama.

Dalam hal ini Mega dituntut segera berbuat sesuatu yang memberikan

keuntungan nyata bagi masyarakat. Sebab dimata masyarakat ada yang lebih

"berharga" dan "berarti" yailu perbaikan ekonomi, serta masalah lainnya. Khusus

masalah ekonomi kelihatanya cukup mempunyai pengaruh besar dalam ke-

langsungan hidup rakyat banyak. Seandainya Mega mampu mempertahankan

Page 144: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

144

dan memperbaiki itu semua mudah-mudahan masyarakal tidak akan resah terus

dan ini akan mengurangi kekerasan dalam masyarakat, akhirnva tercipta situasi

yang kondusif, dan Mega pun dapat bekerja dengan baik.

Keempat, berkaca pada kasus-kasus yang dialami pemimpin nasional

terdahulu atau melihat kegagalan pemimpin dunia lainnya. Maka Mega harus

bertekad dan bertaruh untuh tidak melibatkan bisnis keluarga dalam

pengelolaan pemerintahannya. Sebagai contoh mantan Presiden HM Soeharto

yang cenderung melibatkan bisnis keluarganya ke dalam pemerintahan dengan

modal kekuasaan yang dimilikinya. Akhirnya beliau diturunkan dan sampai

sekarang tetap dikecam. Lalu kepemimpinan Gus Dur. Sebelum menjadi

Presiden, Gus Dur memperoleh dukungan yang sangat besar, berbagai kelompok

menganggap ialah tokoh pemersatu. Tapi kenyataan yang ada sekarang, Gus Dur

malah mengalami masalah yang diluar dugaan banyak orang, bahkan dihakimi

telah terlibat kasus Buloggate dan Bruneigate. melalui keputusan politik bukan

keputusan hukum. Contoh lain di negara Pakistan, kasus korupsi yang menimpa

mantan PM Pakistan' Benazir Buto, dua kali ia naik menjadi PM Pakistan dua kali

pula is dituduh terlibat korupsi sampai akhirnya ia diturunkan, dan tuduhan

tersebut bukan saja diarahkan pada dirinya tapi juga pada suaminya Asif Zardari,

karena sebagai anggota parlemen yang berpengaruh, suaminya sering menjadi

jembatan memuluskan bisnis konglomerat dan investor asing, dalam hal ini Be-

nazir tidak mampu menahan sepak terjang bisnis suaminya sehingga is terpaksa

diturunkan.

Sebagai pernimpin negeri dengan berbagai corak perbedaan yang ada,

Mega akan menghadapi persoalan yang serius pada pemerintahannya nanti.

Seandainya kinerja pemerintahan Mega nanti tidak lebih baik dari pemerintahan

Gus Dur. Tidak mustahil Mega juga akan diturunkan di tengah jalan, perlu di

ingat! yang menilai kinerja Mega bukan hanya DPR tapi juga para politikus.

mahasiswa, LSM-LSM yang ada serta masyarakat secara keseluruhan.

Page 145: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

145

Apakah nanti Mega bakal jadi menduduki kursi Presiden! Atau apakah

akan terjadi bola liar yang bisa menghambatnya seperti tahun 1999, serta

bagaimana komitmen partai-partai politik untuk mendukung kepemimpinan

Mega sampai 2004, dan bagaimana meredam kemarahan pendukung Gus Dur.

Sekali lagi, semuanya masih dalam ketidakpastian.

Ke mana kita harus mengadu untuk memecahkan kemelut yang ada ini,

sudah terlalu banyak waktu, tenaga, pikiran, biaya yang terkuras hanya untuk

mengurus hal-hal sepele yang sebenarnya tidak perlu dipersoalkan. Kita

berharap stigma bahwa negara ini tidak "aman dan nyaman" akan hilang di

bawah kepemimpinan berikut. Dan kita tidak ingin berandai-andai, tapi

seandainya waktu bisa ditarik kebelakang di masa negeri ini bagaikan "ratna

mutu manikam" tentu negeri ini tidak akan "sekacau" ini. Dan bangsa Indonesia

akan mempunyai masa depan yang lebih cerah dengan kehidupan rakyatnya

yang damai. Seandainya Megawati jadi pemimpin nasional, tangan lbu kami

berharap tercipta kedamaian di negeri ini. Dan apa yang dijanjikan Wapres Me-

gawati tentang kemelut politik akan aman di Indonesia terhitung sejak tanggal 17

Agustus 2001 akan segera terwujud.'**

Page 146: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

146

BAB KELIMA

BIROKRASI DAN

MASALAHNYA

1 Begitu Beratkah Pejabat

untuk Hidup Sederhana?

Bisnis Indonesia, 28 Februari 2008

Page 147: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

147

Awal Orde Baru, pemerintah meminta masyarakat hidup dengan pola

sederhana, mengingat negara belum mampu memberi kehidupan layak. Namun

demikian, kenyataan yang kita lihat, kaum elite tingkat atas apakah pejabat,

aparatur negara bahkan politisi berlomba hidup dalam kemewahan.

Mobil mewah, rumah mewah dan liburan ke luar negeri sudah menjadi

hal yang biasa dan wajar dalam kehidupan mereka. Itu semua bisa dilakukan

karena uang mereka melimpah baik yang didapat secara halal maupun haram.

Lalu siapa yang dimaksud dengan pejabat atau aparatur negara? Dalam

Tap MPR No. II/MR/1998 disebutkan bahwa aparatur negara adalah keseluruhan

lembaga dan pejabat negara serta pemerintahan negara yang meliputi aparatur

kenegaraan dan pemerintahan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat;

bertugas dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan negara dan

pembangunan; serta senantiasa mengabdi dan setia kepada kepentingan, nilai-

nilai dan cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD

1945.

Pola hidup mewah yang dipertontonkan kepada rakyat oleh pejabat atau

aparatur negara jelas sangat bertentangan dengan nilai-nilai dan cita-cita

perjuangan bangsa sebagaimana yang terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945,

khususnya nilai-nilai kemanusiaan.

Akibat kecanduan hidup mewah di kalangan pejabat atau aparatur negara

tersebut membuat mereka berlomba untuk mencapainya, termasuk dengan cara

yang tidak halal, yaitu melakukan korupsi terhadap uang negara.

Kita lihat saja kenyataannya, begitu banyak gubernur, bupati, wali kota

dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baik di pusat maupun di daerah

yang gemar melakukan korupsi terhadap uang negara yang dikelolanya.

Dalam hal penggunaan fasiltas negara pun para pejabat seakan lupa

kepada rakyatnya. Dalam penggunaan mobil dinas misalnya. Setiap tahunnya

mobil dinas berpelat merah yang digunakan pejabat selalu berganti mengikuti

tren.

Page 148: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

148

Kemudian mobil dinas para pejabat yang lama dilelang dan dibeli oleh

para pejabat rendahan. Sementara itu, untuk mengganti mobil dinas yang telah

dilelang disediakan lagi dana yang diambil dari APBD/APBN. Padahal APBD/APBN

adalah uang tetesan keringat rakyat yang penggunaannya untuk kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat.

Tentu saja sangat banyak uang rakyat yang diambil untuk memberi mobil

dinas para pejabat tersebut. Karena mobilnya tergolong mobil mewah dan sudah

pasti harganya mahal. Yang lebih menyakitkan, karena tergolong mobil mewah

dan berharga jutaan rupiah sudah pasti mobil itu hanya bisa digunakan oleh

pejabat, artinya mobil itu tidak memiliki makna sosial yang bermanfaat untuk

rakyat.

Makna sosial

Di negara-negara lain, mobil dinas bagi pejabatnya terkesan sederhana

dan memiliki makna sosial untuk rakyat. Di Thailand mobil dinas para pejabatnya

berwujud pick-up, dengan harapan para pejabat yang mengendarai mobil dinas

bisa menolong masyarakat di jalan yang telah lama menunggu angkutan atau

tidak punya ongkos. Di Kuba, mobil dinas pejabat sekelas menteri merupakan

mobil keluaran 70-an dan 80-an.

Wilfred Hoffman, mantan Duta Besar Jerman di Aljazair dan Maroko,

bercerita bahwa istrinya merasa 'malu' setiap kali menghadiri acara pesta

kalangan diplomat atau para pejabat di kedua negara itu.

Karena istri Pak Hoffman tidak memiliki perhiasan dan baju yang

gemerlap, mahal dan mewah seperti yang biasa dikenakan para ibu-ibu pejabat.

Ironis memang, seorang istri duta besar dari negara kaya dan maju tapi mau

hidup sederhana. Ini sangat berbeda dengan negara kita, Indonesia. Meski baru

sebagai negara berkembang dan miskin, tapi pejabatnya cenderung bergaya

hidup mewah.

Page 149: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

149

Akhirnya, perlu ditekankan bahwa pola hidup sederhana harus

diperlihatkan secara nyata oleh para pejabat, aparatur negara atau elite politik

negeri ini. Pejabat harus memberikan contoh pola hidup sederhana kepada

rakyat yang dipimpinnya. Dalam sejarah, Rasulullah SAW adalah satu teladan

mulia yang memperlihatkan sikap sederhana. Meskipun beliau memiliki

kedudukan terpandang di masyarakat, beliau sama sekali tidak terobsesi dan

berkeinginan untuk memamerkan kedudukannya.

Rumah beliau sangat sederhana, alas tidur pun hanya pelepah daun

kurma yang membekas di pipi beliau setiap kali bangun tidur. Sikap hidup

sederhana ini pulalah yang dibudayakan oleh para khalifah sepeninggal Nabi

Muhammad SAW.

Betapa pentingnya ajakan dan contoh hidup sederhana yang ditunjukkan

oleh Baginda Rasul di atas. Oleh karena itu, kesederhaan hidup merupakan

sebuah keindahan dari kekuatan mengendalikan diri dari hawa nafsu dan

keserakahan.

Agama mana pun memang tidak melarang seseorang untuk kaya raya,

punya mobil mewah, rumah mewah, perhiasan emas dan lain sebagainya. Asal

kekayaan itu diperoleh secara halal, dan tidak melalui korupsi, kolusi dan

nepotisme.

Karena, pada dasarnya, timbulnya korupsi di negara kita salah satu

penyebab utamanya adalah karena kebiasaan hidup mewah padahal gaji pas-

pasan.

Di samping untuk mengendalikan diri dari hawa nafsu pola hidup

sederhana di lingkungan pejabat juga bertujuan mewujudkan tata pemerintahan

yang baik dan bersih. Sehingga akan tercapai kesejahteraan dan kemakmuran

bagi rakyat. Permintaan rakyat hanya satu: hiduplah sederhana dan hentikan

korupsi.

Page 150: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

150

2 Good Governance

dan Reformasi Birokrasi

Bisnis Indonesia, Jumat 23-9-2005

Reformasi birokrasi memiliki arti yang sangat penting dalam rangka

menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance). Dengan

reformasi birokrasi diharapkan akan ada perilaku aparatur negara yang jujur,

profesional, akuntabel dan bermoral, sehingga pelayanan kepada masyarakat

akan menjadi lebih baik.

Berbicara tentang birokrasi, pasti pikiran kita akan tertuju kepada

pegawai negeri sipil (PNS). Birokrasi identik dengan PNS. Birokrasi sangat

berhubungan dengan kualitas PNS. Melekatnya stigma birokrasi pada PNS,

sehingga ada yang beranggapan bahwa birokrasi sangat berhubungan dengan

kualitas pemerintah. Jadi, PNS adalah pemerintah dan pemerintah adalah pihak

yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan negara. Dengan demikian,

birokrasi, PNS dan pemerintah adalah setali tiga uang.

Artinya, jika kita bicara tentang birokrasi maka di dalamnya termasuk PNS

dan pemerintah. Birokrasi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan negara

Page 151: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

151

tersebut hampir selalu menjadi pembicaraan banyak kalangan. Ini dikarenakan

aparat birokrasi tidak maksimal menjalankan fungsi pelayanan kepada

masyarakat. Padahal masyarakat butuh dan berhak dilayani secara maksimal

oleh birokrasi, mengingat semua dana untuk membayar gaji aparat birokrasi

berasal dari masyarakat.

Mungkin bukan rahasia lagi, stigma tidak ada pelayan tanpa uang pelicin

selalu melekat pada pelayanan birokrasi. Mentalitas birokrat yang dilumuri

korupsi tentu sudah tidak asing di telinga kita. Korupsi begitu membudaya di

tubuh birokrasi ketika berurusan dengan mereka. Membudayanya korupsi di

tubuh birokrasi bahkan mendapat pengakuan dari Bank Dunia dan survai

lembaga think-tank, Political and Economic Risk Consultancy (PERC).

Laporan Bank Dunia tahun 2003 tentang Memerangi Korupsi di Indonesia:

Memperkuat Akuntabilitas Untuk Kemajuan menyatakan, hampir separuh dari

seluruh pejabat di Indonesia menerima pungli. Sedangkan hasil survai lembaga

PERC mengatakan bahwa birokrasi tetap menjadi salah satu problem terbesar

yang dihadapi negara-negara di kawasan Asia. Dari sejumlah negara yang diteliti,

Indonesia termasuk terburuk dan tak mengalami perbaikan.

Meskipun demikian, Indonesia masih lebih baik dibandingkan China,

Vietnam dan India. Indonesia memperoleh skor 8,0 dari kisaran skor nol untuk

terbaik dan 10 untuk terburuk. Skor 8,0 atau jauh di bawah rata-rata ini

didasarkan pada pertimbangan masih banyak pejabat tinggi pemerintah yang

memanfaatkan posisi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan kroni mereka.

Akibat dari perilaku penyelenggara birokrasi tersebut, maka meski sudah

60 tahun merdeka, namun Indonesia masih belum dapat mewujudkan

pemerintahan yang bersih dan sehat. Para birokrat malah semakin banyak yang

berperilaku tidak terpuji. Mereka melakukan korupsi secara terang-terangan.

Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme sudah lama terjadi dalam sistem

pembinaan birokrasi. Buruknya pelayanan birokrasi itu paling tidak dapat kita

Page 152: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

152

lihat dalam hal pengurusan KTP, SIM, pengurusan pajak, izin mendirikan

bangunan dan izin usaha lainnya.

Pelayanan publik yang seharusnya bisa dilaksanakan dalam beberapa jam

tapi bisa molor dalam beberapa hari. Kinerja aparat birokrasi begitu

menjengkelkan. Tidak ada kesadaran dari aparat birokrasi bahwa mereka dibiayai

dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Namun pelayanan yang diberikan

terkesan asal-asalan, berbelit-belit, lamban dan penuh aroma korupsi.

Tak Penuhi Standar

Buruknya kinerja birokrasi paling tidak disebabkan oleh sistem rekrutmen

dan promosi jabatan yang terkesan tidak memenuhi standar profesionalitas.

Penempatan orang-orang berkualitas rendah sering terjadi dalam birokrasi.

Misalnya saja, untuk jabatan kepala dinas atau kepala bagian, seseorang dengan

mudah diangkat oleh atasannya karena hubungan pertemanan atau kekerabatan

tanpa memperhatikan kualitas dan kemampuan orang tersebut.

Di samping itu, pola rekruitmen calon birokrasi untuk menjadi PNS juga

tidak terlepas dari unsur KKN. Kondisi ini telah berlangsung sejak Orde Baru,

yaitu dengan menempatkan atau memilih orang-orang yang sepaham atau

punya kedekatan dengan pemerintah atau pejabat yang berkuasa.

Untuk menghasilkan birokrasi yang baik, maka pemerintahan Yudhoyono

harus mereformasi birokrasi pada seluruh instansi pemerintah. Misalnya dengan

mengubah pola penempatan pejabat, baik itu kepala bagian, kepala dinas dan

lain sebagainya. Lalu menata kembali seluruh aparat birokrasi. Jika ada yang

tidak berfungsi atau tidak aktif dan produktif sebaiknya dikurangi atau

dipensiunkan.

Hal yang tidak kalah pentingnya apabila ada birokrat yang terindikasi

melakukan korupsi atau perbuatan yang merugikan masyarakat maka harus

dijatuhi hukuman, kalau perlu dipecat. Komitmen penegakan hukum sangat

penting sebab pembenahan total birokrasi harus dilakukan dengan tegas, tanpa

Page 153: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

153

ragu untuk menindaknya. Yang jelas, pembenahan birokrasi tidak cukup hanya

sekedar retrorika atau janji-janji.

Pemerintahan sekarang harus melaksanakan apa yang menjadi harapan

masyarakat untuk terciptanya birokrasi yang benar-benar serius, sungguh-

sungguh melayani masyarakat dan tidak korupsi. Birokrasi yang korup, berbelit-

belit dan lamban bukan zamannya lagi diterapkan di era reformasi. Jika itu masih

terjadi, maka masyarakat tidak akan pernah percaya kepada para birokrat. Dan

pada akhirnya akan menjauhkan masyarakat dari pemerintah.

Page 154: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

154

3 Birokrasi, Korupsi, dan

Fungsi Pelayanan

Sinar Harapan, 7 September 2005

Pemerintah berencana membentuk Satuan Tugas (Satgas) Reformasi

Birokrasi yang akan dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Tugas utamanya membenahi pegawai negeri dan penyelenggara negara pada

umumnya. Misalnya, mengidentifikasi permasalahan sistemik yang terjadi dan

merencanakan pembenahan secara luas.

Lebih jauh, spektrum persoalan yang ditangani satgas adalah membenahi

sistem rekrutmen, pelatihan, perencanaan karier dan tunjangan hari tua sampai

sistem imbalan. Perbaikan sistem tersebut sangat penting mengingat birokrasi

pada hakikatnya berfungsi mengatur dan melayani masyarakat. Jika sistemnya,

proses rekrutmennya: perencanaan jenjang kariernya, pelatihannya, serta

tunjangan hari tuanya baik, maka tugas pelayanan kepada masyarakat juga akan

menjadi lebih baik.

Tugas birokrasi tidak hanya mengatur, tapi juga memberikan pelayan

kepada masyarakat. Kalau kita mau jujur, fungsi pelayan selama ini belum

Page 155: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

155

mendapatkan perhatian utama dari para birokrasi. Sebab porsi mengaturnya

masih dominan ketimbang pemberian pelayanan. Kita tahu, bahwa pemberian

pelayanan lebih menekankan kepada mendahulukan kepentingan umum,

mempermudah urusan publik dan memberikan kekuasaan kepada publik.

Sedangkan fungsi mengatur lebih menekankan kepada kekuasaan yang

melekat pada posisi atau jabatan birokrasi. Kalau selama ini ada pelayanan yang

dilakukan oleh birokrasi kita, maka pelayanan itu cenderung bersifat monopoli

sehingga sangat jelek, sangat birokratis dan tidak mampu memberikan alternatif

pelayanan kepada publik.

Disogok Agar Cepat

Masyarakat sangat membutuhkan pelayanan birokrasi untuk urusan-

urusan yang berkaitan dengan misalnya, KTP, SIM, pajak, paspor, izin mendirikan

bangunan, pelayanan rumah sakit dan lain sebagainya. Untuk mengurus semua

itu masyarakat butuh birokrasi yang baik dan profesional, bukan yang

menyusahkan dan membingungkan masyarakat.

Akibat pelayan dari birokrasi yang kurang baik, pendekatan posisi

kekuasaan akan semakin kuat dan besar. Sehingga pada akhirnya birokrat

disogok agar semua prosedur yang dilalui oleh masyarakat cepat selesai

dikerjakan. Buruknya kinerja birokrasi menyebabkan melemahnya kepercayaan

masyarakat kepada birokrasi.

Birokrasi di konotasikan kepada proses pelayanan yang lamban, berbelit-

belit, penuh KKN, memakan waktu yang lama, mekanisme kerja yang tidak

efisien, kurang efektif dan sumber penyalahgunaan kedudukan dan wewenang.

Mungkin kita pernah mendengar kata-kata ”birokrat bodoh” atau ”birokrat

korup”. Kata tersebut terucap apabila informasi ataupun urusan surat-menyurat

yang kita butuhkan tidak juga kita peroleh setelah ”dipingpong” dari meja yang

satu ke meja yang lainnya.

Page 156: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

156

Akibatnya, kritik-kritik radikal terhadap birokrasi dalam masyarakat

cenderung menyalahkan lembaga-lembaga birokrasi atas segala kesengsaraan

yang telah ditimpakan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan yang

baik. Di negara-negara maju, sistem birokrasinya tertata dengan baik sehingga

mampu memberikan pelayanan yang utama dan baik kepada masyarakat.

Hal ini ditunjang oleh aspek dan persyaratan yang diperlukan bagi

penetapan suatu jabatan, promosi dan karier di lingkup birokrasi serta tunjangan

jabatan yang diperoleh. Semuanya benar-benar didasarkan pada kapasitas,

kapabilitas dan integritas. Disamping itu juga didasarkan karena adanya

kecakapan atau keahlian, prestasi, golongan, pangkat dan pengalaman tugas.

Pembenahan

Yang harus dilakukan di Indonesia sekarang ini agar birokrasi dapat

bekerja dan memberikan pelayanan yang baik, bersih dan jauh dari praktik-

praktik korupsi adalah melakukan pembenahan sistem di seluruh instansi

pelayanan publik. Terutama sekali pembenahan sistem rekrutmen atau promosi

jabatan. Masalah ini harus menjadi perhatian serius pihak terkait. Jika tidak, akan

memunculkan peluang-peluang korupsi yang berkepanjangan.

Di samping itu, perlu juga dilakukan pendataan ulang bagi seluruh aparat

birokrasi. Dari pendataan ulang tersebut nantinya akan dapat diketahui siapa-

siapa birokrat yang tidak disiplin, suka melakukan korupsi dan lain sebagainya.

Dari uraian di atas, maka harapan kita ke depan adalah: Pertama, hendaknya

birokrasi bekerja dengan sungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan yang

baik kepada masyarakat.

Kedua, birokrasi harus selalu menjadi penopang kelangsungan dan

kehidupan dari suatu sistem pemerintahan yang baik. Karena bagaimanapun

faktor keberhasilan suatu pemerintahan sangat ditentukan oleh kualitas dan

kemampuan birokrasi. Ketiga, fungsi dan peran birokrasi harus diikuti dengan

tanggung jawab dan kemampuan yang memadai yaitu kualitas SDM birokrat

Page 157: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

157

yang baik, punya integritas moral dan tidak suka disuap atau melakukan praktik-

praktik korupsi.

Hanya dengan mempunyai birokrasi yang cakap, jujur, punya integritas

serta mampu menjauhi perbuatan korupsi, maka upaya menciptakan pemerintah

yang bersih dan berwibawa bisa kita capai pada masa-masa mendatang.

Page 158: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

158

4 Kepala Daerah dan

Reformasi Birokrasi Lokal

Bisnis Indonesia, 13 Agustus 2005

Meskipun hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung di sejumlah

daerah mendapat penolakan dan gugatan dari berbagai kalangan, pilkada juga

berhasil memilih kepala daerah yang sesuai dengan keinginan masyarakat.

Bahkan beberapa gubernur, bupati dan walikota hasil pilkada telah dilantik..

Sekarang banyak harapan digantungkan kepada gubernur, bupati dan walikota.

Salah satunya adalah pembenahan birokrasi pada tingkat lokal. Kepala daerah

hasil pilkada harus melakukan reformasi birokrasi secara keseluruhan. Sehingga

kedepan kinerja birokrasi dapat berjalan efektif dan baik sesuai dengan

kebutuhan dan cita-cita masyarakat.

Ini penting dilakukan untuk menghasilkan birokrasi yang memiliki

kapasitas, kapabilitas dan integritas, dalam berbagai jabatan dan kedudukan

yang selama ini banyak dihasilkan melalui primodialisme ataupun patrimonial

dalam banyak wajah. Berbagai jabatan strategis di daerah cenderung dipegang

Page 159: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

159

dan dipercayakan kepada figur-figur yang memiliki kedekatan dengan

penyelenggara pemerintah saat itu, tanpa mempertimbangkan aspek kecakapan,

keahlian dan pengalaman. Pendeknya, persaingan yang muncul untuk mencapai

karier sangat ditentukan dari kelompok yang berkuasa.

Dengan demikian birokrat yang berkuasa telah mengalami perubahan

fungsi dan peranan dari sekedar instrument teknis yang bersifat administrasi dan

pelayanan lalu berubah menjadi mesin politik yang efektif dalam upaya rekayasa

jabatan. Ironisnya, fenomena ini terbangun dengan subur tanpa ada yang

mampu untuk mencegahnya. Semua itu telah mendorong perasaan antipati

terhadap kehidupan demokrasi yang sesungguhnya.

Indonesia sebagai negara berkembang, memang tidak bisa dilepaskan

dari realitas tersebut. Sebagaimana terlihat, birokrasi yang diterapkan di

Indonesia lebih mendekati pengertian dari Max Weber tentang birokrasi

patrimonial, dimana jabatan dan prilaku dalam keseluruhan hirarkhi birokrasi

lebih didasarkan pada hubungan familiar, hubungan kelompok, hubungan pribadi

dan hubungan bapak-anak buah (patron-client).

Hubungan patron-client lebih dikenal dengan nama bapakisme

(paternalisme). Ini banyak diwarnai oleh peninggalan masa lalu, yaitu konsep

politik kelompok etnis Jawa tradisional yang aristokrasi. Bentuk birokrasi ini

biasanya mempunyai prosedur kerja yang berbelit-belit, proses pelayanan yang

lamban, mekanisme kerja yang tidak efisien, kurang efektif dan sumber

penyalahgunaan kedudukan dan wewenang. Semua prosedur kerja yang tidak

kondusif diatas disebabkan oleh karena birokrat yang terpilih tidaklah orang-

orang yang cakap dan cerdas di bidangnya.

Menurut sejarawan Prof. Sartono Kartodirjo, dimasa kolonial orang yang

diangkat menjadi birokrasi ialah pembeo dalam arti ia tidak perlu cerdas. Bila

terjadi chaostik, jangan harap ada ide apapun dari birokrat tersebut.

Peran Dominan

Page 160: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

160

Jika kita tarik sejarah birokrasi secara nasional kebelakang, maka dimasa

Soekarno mesin birokrasi diberi akses ke tiga partai politik Nasakom, sehingga

menimbulkan kapling-kapling birokrasi. Sedangkan di masa Soeharto mesin

birokrasi sangat loyal pada Golkar untuk memompa energi kekuasaan yang

sangat absolut. Era kepemimpinan mantan Presiden kedua itu militer juga

mempunyai peran dominan dalam jabatan-jabatan eselon satu di departemen

seperti jabatan dirjen dan irjen bahkan jabatan bupati, walikota dan gubernur.

Akibatnya, ada hambatan karier bagi pegawai negeri sipil dilingkungan

departemen meskipun ia berprestasi. Tingginya KKN dalam prosedur

penempatan jabatan di level birokrasi pada masa Soeharto tersebut membuat

pelayanan dan kepedulian terhadap hak-hak publik kurang dihargai.

Kedepan, kita sepakat bahwa birokrasi dalam suatu pemerintahan

khususnya di daerah merupakan paru-paru yang akan selalu menopang

kelangsungan dan kehidupan dari suatu sistem pemerintahan. Peran birokrasi

dalam menjalankan pemerintahan jelas sangat besar sekali. Bagaimanapun

keberhasilan suatu pemerintahan sangat ditentukan oleh kualitas dan

kemampuan birokrasi.

Masihkah kita dapat menaruh harapan untuk menjadikan birokrasi di

daerah lebih baik dimasa mendatang? Jawabannya sangat tergantung kepada

kepala daerah terpilih. Yaitu bagaimana kepala daerah memberikan jabatan

strategis kepada aparat yang berintegritas, baik, jujur, amanah dan cakap. Tak

kalah penting adalah kepala daerah perlu mendesain ulang struktur

kepegawaian. Ini penting untuk mengetahui kualitas dan kemampuan aparatur

pemerintahan.

Page 161: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

161

5 Kasus KPU,

Jadi Reputasi KPK Bongkar Korupsi

Bisnis Indonesia, Selasa 19 April 2005

Kembali masyarakat di sentakkan oleh kasus korupsi. Kali ini kasus

tersebut menimpa anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mulyana W Kusumah.

Mulyana diduga terlibat melakukan penyuapan kepada anggota Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) berkaitan dengan audit lembaga tersebut terhadap

proyek-proyek KPU. Berkaitan dengan hal tersebut Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) langsung menetapkan Mulyana sebagai tersangka sebagaimana

diatur dalam UU Nomor 31/1999.

Publikpun langsung terkejut mendengar kasus ini. Betapa tidak, Mulyana

W Kusuma merupakan publik figur yang selama ini banyak memberikan opini

tentang berbagai masalah yang sedang dihadapi bangsa. Baik masalah-masalah

yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, penegakan nilai-nilai

demokrasi maupun masalah-masalah tentang penegakan hukum. Melihat rekam

jejak dan jam terbangnya tersebut, rasanya tidak mungkin seorang Mulyana

melakukan perbuatan keji tersebut. Berbicara tentang kejahatan korupsi di

Page 162: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

162

Indonesia, memang bukan persoalan baru bagi masyarakat kita. Baik kejahatan

korupsi yang dilakukan oleh pejabat, mantan pejabat, ataupun para pengusaha

yang dekat dengan pejabat. Tingginya kejahatan korupsi menunjukkan bahwa

orang Indonesia sangat “gemar” untuk melakukan kejahatan tersebut. Apalagi

jika ada peluang dan kesempatan.

Page 163: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

163

Banyak pejabat, mantan pejabat ataupun pengusaha diduga atau terlibat

melakukan korupsi. Namun sayang proses hukum bagi mereka banyak yang tidak

memuaskan rasa keadilan masyarakat. Kondisi ini tentu saja sangat

mengenaskan bukan? Rasa keadilan terurik. Mereka yang seharusnya dapat

menjadi contoh dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran ataupun hukum dalam

masyarakat, malah ikut bermain dalam sebuah kejahatan bernama korupsi.

Gembar-gembor pemberantasan korupsi yang selalu dikumandangkan

seolah lips services belaka. Lalu buat apa semua peraturan/UU ataupun badan-

badan dan komisi pemberantasan korupsi dibentuk? Sungguh pertanyaan ini

layak diajukan dan dicermati.

Pasalnya kejahatan korupsi memberikan gambaran kepada publik bahwa

busuk tersebut memang sudah menjadi budaya di negeri ini. Lemahnya

penegakan hukum semakin memberikan peluang bagi pelaku korupsi. Akibatnya

pelakunya permisif terhadap tindakan moral. Keadaan ini tentu tidak boleh

dibiarkan terjadi berlarut-larut. Bangsa ini bisa hancur lebar akibat digerogoti

korupsi.

Lihat saaja banyak negara jatuh miskin karena korupsi merajalela, seperti

Meksiko, Brasil, Rusia Cina dan sebagainya. Namun demikian negara-negara

tersebut mampu bangkit dengan menghukum koruptor dengan hukuman yang

tegas.

Dinegara manapun, tentu saja kejahatan korupsi ini amat menakutkan,

mengingat praktek bisnis kotor itu mengambil hak-hak rakyat. Negara pun sangat

dirugikan. Dalam masyarakat yang tingkat korupsinya sudah parah seperti

Indonesia, hukuman yang setengah-tengah jelas sudah tidak mempan lagi untuk

memberantas korupsi.

Page 164: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

164

Menjadi Sia-Sia

Kedepan hendaknya upaya-upaya hukum bagi pelaku korupsi dibatasi

sedemikian rupa. Sehingga hukuman pengadilan tingkat pertama tidak menjadi

sia-sia di keluarkan. Selama ini banyak pelaku korupsi yang telah dijatuhi

hukuman oleh hakim pengadilan tingkat pertama, namun hukuman tersebut

dapat berubah pada pengadilan tingkat banding dengan pembebasan para

terdakwanya.

Karena itu, pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan menjatuhkan

hukuman yang “ekstra keras” kepada para sang koruptor. Bila perlu dengan

hukuman mati. Ini harus dilakukan. Mengingat di Indonesia, naluri manusianya

untuk mengumpulkan harta kekayaan dengan cara yang tidak wajar semakin

meningkat. Bahkan dari waktu-kewaktu jumlah pelakunya semakin banyak.

Mereka para koruptor tetap saja bersemangat untuk melakukan korupsi.

Kenapa hal ini terus saja terjadi? Karena mereka pelaku korupsi tidak disentuh

dengan hukum yang tegas. Kalaupun di ajukan kemeja hijau paling-paling

hukumannya beberapa bulan atau beberapa tahun saja, bahkan ada yang bebas

sama sekali, baik pada pengadilan pertama atau pada pengadilan banding.

Penjatuhan hukuman seperti ini membuat rakyat muak terhadap penegakan

hukum kejahatan korupsi.

Agar kedepan penegakan hukum kasus korupsi benar-benar dapat

memenuhi rasa keadilan publik, maka, pemberantasan korupsi harus dilakukan

dengan sikap tegas. Ini hanya bisa dilakukan apabila orang yang

memberantasnya tidak terlibat atau memiliki kecendrungan untuk melakukan

korupsi. Selain itu, pemberantasan korupsi hanya akan bisa dilakukan apabila

pemerintah khususnya aparat hukum mempunyai mental yang tangguh dan

kebaranian. Tidak gampang disogok dan di iming-imingi dengan berapapun

banyaknya uang yang ditawarkan.

Page 165: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

165

Mencermati kasus Mulyana W Kusumah saat ini, kita masyarakat tentu

berharap bahwa proses hukum dapat berjalan dengan jujur dan fair sesuai

dengan yang sebenarnya. Jika Mulyana benar terbukti menyuap anggota BPK

maka hukum bagi Mulyana harus ditegakkan. Namun jika Mulyana tidak terbukti

melakukan penyuapan maka nama baiknya harus dipulihkan dan proses hukum

bagi yang menyebarkan fitnah bagi Mulyana harus dilakukan.

Bagi anggota KPU yang lain. KPK hendaknya juga harus lebih bekerja keras

untuk memeriksa. KPK tentu tidak perlu takut, sebab KPK memiliki wewenang

yang sangat luar biasa disamping institusi-institusi penegak hukum lainnya dalam

melakukan penyelidikan maupun penyidikan. Kasus Mulyana seharusnya menjadi

ujung tombak bagi KPK untuk membongkar dugaan korupsi yang ada di KPU. Jika

memang ada anggota KPU lain yang terlibat, mereka harus diberhentikan dan

diproses sesuai hukum yang berlaku. Dan kedepan sungguh sangat perlu

dipertanyakan, masihkah keberadaan KPU diperlukan?

Yang jelas, korupsi di Indonesia memang “bukan dongeng” melainkan

adalah “fakta” yang ada di depan mata. Korupsi menjadi kegemaran mutlak

hampir setiap orang. Apakah Mulyana benar-benar akan terbukti melakukan

penyuapan. Atau apakah ia hanya korban jebakan atau konspirasi orang-orang

yang tidak bertanggung jawab sebagaimana yang di tudingkan banyak kalangan

selama ini? Semua ini akan terjawab dengan proses hukum yang benar dan

bersih.

Page 166: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

166

BAB KEENAM

DINAMIKA PELAKSANAAN PILKADA

1 Calon Perseorangan, Babak Baru

Pemilihan Kepala Daerah

Harian Neraca, 25 April 2008

Page 167: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

167

Pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2008 memasuki babak baru, menyusul

revisi kedua UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah yang membolehkan

keikutsertaan calon perseorangan. Babak baru ini merupakan perkembangan terbaik

dalam sejarah perpolitikan lokal di negeri ini. Karena; Pertama, ada kesempatan bagi

publik untuk mencalonkan diri dalam pilkada tanpa campur tangan partai politik. Dan

nantinya, pilkada akan semakin demokratis dan terhindar dari permainan partai politik

yang curang, misalnya politik uang.

Kedua, dibolehkannya calon perseorangan untuk berlaga di pilkada tentu saja

akan menciptakan kompetisi politik yang sehat dan bervariatif. Kita tahu, selama ini

mekanisme penentuan calon pejabat politik hanya ditentukan oleh partai politik.

Padahal banyak calon perseorangan yang berkualitas dan dianggap layak, namun karena

tidak didukung dan diusung oleh partai, maka kesempatan untuk calon perseorangan

menjadi kian sempit. Selama ini partai politik selalu mempunyai hak prerogatif untuk

mengantar seseorang menjadi pemimpin politik, mulai dari wali kota, bupati, gubernur,

bahkan Presiden dan Wakil Presiden.

Dengan hak prerogatif yang dimiliki oleh partai politik tersebut, maka tidak ada

seseorang yang bisa menjadi pemimpin di Republik ini, sebelum melewati partai politik.

Inilah bentuk demokrasi yang tidak sehat. Karena rakyat tidak bisa memberikan

suaranya dengan murni dari lubuk hatinya kepada seseorang. Rakyat hanya bisa

memberikan suara kepada calon pemimpinnya setelah ditentukan oleh partai politik.

Sekarang dengan disetujuinya calon perseorangan oleh DPR, kedepan

diharapkan dapat mewujudkan demokrasi rakyat. Apalagi banyak rakyat yang sangat

setuju dengan calon perseorangan.

Lihat saja hasil penelitian yang dilakukan ICMI muda Makasar beberapa waktu

lalu yang menunjukkan angka 81,8% masyarakat setuju dengan calon perseorangan.

Begitu juga dengan survei yang dilakukan oleh Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia

(UI) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga memperlihatkan gejala positif dari

keinginan masyarakat akan tampilnya calon perseorangan.

Page 168: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

168

Masyarakat tampaknya lebih menerima calon perseorangan dibandingkan calon

yang diusulkan atau dijagokan oleh partai politik. Realita ini menunjukkan bahwa ada

ketidakpercayaan masyarakat terhadap elite partai politik.

Kepada elite partai politik hendaknya dapat menyikapi keputusan DPR dengan

tulus dan siap bertarung dalam pilkada dengan calon perseorangan. Munculnya calon

perseorangan hendaknya diyakini oleh partai politik akan menjadi salah satu solusi yang

baik untuk menyalurkan aspirasi rakyat yang selama ini terpendam.

Yang tidak kalah pentingnya, dalam menyambut hadirnya calon perseorangan,

maka hendaknya partai politik melakukan koreksi atas keberadaan mereka. Masyarakat

menilai bahwa citra partai politik sangat buruk selama ini. Calon perseorangan yang

berasal dari partai politik cenderung memikirkan kekuasaan dan kedudukan semata

setelah terpilih. Dan kebanyakan mengabaikan penderitaan atau aspirasi rakyat.

Parahnya, kekuasaan dan kedudukan itu juga dimanfaatkan untuk kepentingan

kelompok. Sementara cita-cita untuk memperjuangkan aspirasi rakyat tenggelam

dengan nikmatnya kursi kekuasaan. Rakyat hidup dalam kesulitan dan kesusahan.

Sementara elite partai hidup tanpa krisis dan kesusahan.

Dinegara-negara yang sudah mapan dalam berpolitik, calon perseorangan

ditempatkan sebagai pendorong perubahan. Dari itu, ada baiknya keberadaan calon

perseorangan dipahami sebagai bagian dari proses pendewasaan tata cara berpolitik

menuju kehidupan demokrasi yang lebih baik. Untuk itulah, partai politik harus melihat

calon perseorangan sebagai saingan yang sehat, kompetitif, fair dan variatif dalam

tatanan negara demokrasi.

Akhirnya, agar calon perseorangan tidak mengecewakan rakyat yang

memilihnya. Maka ada baiknya kemunculan calon perseorangan ini tidak cukup dengan

sambutan dan antusiasme publik semata. Diperlukan kesiapan diri yang baik dari calon

perseorangan. Sehingga calon perseorangan jika nanti tampil memimpin rakyat mampu

bekerja secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat.

Semoga saja kehadiran calon perseorangan menjadikan partai politik lebih

aspiratif kepada rakyat dan memperbaiki kinerjanya. Semoga saja dengan hadirnya

Page 169: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

169

calon perseorangan akan terjadi perubahan kearah yang lebih baik dalam masyarakat.

Dan yang lebih penting, dengan kehadiran calon perseorangan semoga saja akan

memberikan nilai positif bagi kehidupan demokrasi rakyat yang sesungguhnya. Mari kita

sambut babak baru ini dengan pelaksanaan pilkada yang lebih punya arti untuk rakyat.

***

Page 170: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

170

2 Pilkada, Upaya Menghasilkan

Pemimpin Yang Jujur

Suara karya, Kamis 11 Agustus 2005

Pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung di beberapa daerah

telah suskes dilaksanakan. Sebagaimana kita ketahui bahwa pilkada memiliki

makna yang sangat strategis dalam proses rekruitmen politik untuk memilih

calon pemimpin tingkat lokal yang lebih baik. Singkatnya, pilkada diharapkan

dapat menjadi salah pesta politik yang siginifikan dalam menghasilkan

pemerintahan daerah yang legitimate.

Bertolak dari hal tersebut, maka hadirnya pemerintahan yang baik dan

bersih di berbagai daerah harus dapat diwujudkan melalui pilkada. Pilkada harus

sukses menghasilkan pemimpin daerah yang jujur, bersih, baik, kapabel dan

punya kredibilitas dan integritas yang tidak diragukan. Hal ini dikarenakan bangsa

ini sedang mengalami krisis kepemimpinan baik krisis kepemimpinan pada

tingkat pusat maupun daerah.

Page 171: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

171

Kita tahu, sejak era reformasi digulirkan, belum ada pemimpin negeri ini

yang mampu secara maksimal membawa perubahan kearah yang lebih baik

untuk kesejahteraan masyarakatnya, baik dibidang ekonomi, politik maupun

penegakan hukum. Parahnya, pemimpin tersebut ikut berlaku yang kurang baik

dengan melakukan kejahatan korupsi. Ironis memang, padahal kalau kita mau

jujur, masyarakat sudah rindu untuk memiliki seorang pemimpin yang betul-

betul mampu memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Namun sang pemimpin

seolah-olah bersikap acuh tanpa ada rasa kasihan kepada rakyat.

Krisis kepemimpinan baik pusat atau daerah selama ini telah

menyebabkan bangsa Indonesia semakin terpuruk kepada situasi yang

menakutkan. Pemimpin yang dihasilkan dalam proses pemilu pasca reformasi

digulirkan justru malah membuat keadaan bangsa ini semakin kacau dan tidak

berbentuk.

Lihat saja, di berbagai daerah gejolak dan konflik selalu muncul silih

berganti di tengah kehidupan masyarakat. Parahnya, kejahatan korupsi

berkembang dalam setiap nafas kehidupan. Baik di eksekutif, legislative dan

yudikatif. Akibatnya, kantong-kantong kemiskinan tumbuh di mana-mana.

Banyak yang kelaparan dan menderita. Dan yang sangat menyedihkan

penggangguran terus saja meningkat dari tahun-ketahun sebagai akibat sulitnya

lapangan pekerjaan. Sehingga dalam kehidupan masyarakat tingkat kriminalitas

semakin hari semakin memprihatinkan dan menakutkan.

Dalam pilkada kali ini rakyat harus dapat menentukan pilihannya sesuai

dengan hati nuraninya untuk memilih figur pemimpin daerah yang dianggap jujur

dan bersih. Jangan lagi kita mau dibodohi oleh orang-orang yang tidak

bertanggung jawab, seperti misalnya diiming-imingi dengan berbagai hadiah atau

uang untuk memilih orang-orang yang tidak kapabel dan amanah menjadi kepala

daerah.

Page 172: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

172

Dengan sistem pemilihan kepala daerah secara langsung seperti ini kita

harus mampu menghadirkan pemimpin lokal yang amanah, bertanggung jawab

dan benar-benar mampu memperhatikan penderitaan rakyatnya.

Untuk itu, semua komponen bangsa harus mau menciptakan

keberhasilan pilkada tersebut. Rakyat harus menjauhi segala bentuk kecurangan-

kecurangan maupun pelanggaran-pelanggaran dalam proses pilkada. Jika tidak,

maka seluruh tahapan pilkada tidak akan mempunyai arti dan makna apa-apa

bagi pembangunan politik daerah selanjutnya.

Pendeknya, menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk

menjaga dan menciptakan pilkada yang jujur dan adil. Sebab, sebagai masyarakat

yang mendambakan hadirnya pemimpin daerah yang baik, maka kita harus

menjunjung hakekat demokrasi yang sebenarnya, yaitu adanya penghargaan

terhadap perbedaan pilihan. Artinya, kita harus melaksanakan setiap tahapan

pilkada dengan jujur, adil dan demokratis serta terhindar dari segala rekayasa

politik yang menyebabkan pengakutualisasian kedaulatan rakyat menjadi cacat.

Apabila pilkada dapat berlangsung dengan baik dan sukses. Sudah jelas

pemerintah daerah yang terbentuk nanti akan diakui keberadaannya oleh masyarakat.

Namun jika pilkada dilaksanakan dengan berbagai intrik-intrik politik yang penuh dengan

rekayasa bukan tidak mungkin kepercayaan rakyat terhadap penyelenggara pemerintah

di daerah tidak akan tumbuh, akibatnya, apapun program yang diagendakan oleh

pemerintah pasti akan ditentang oleh rakyat. Kita jelas tidak menginginkan hal itu

bukan? Sekali lagi, kepada seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, KPUD, tokoh

partai politik, tokoh masyarakat, tokoh agama, kalangan akademis dan LSM harus bahu-

membahu untuk menciptakan pilkada yang lebih santun yang mencerminkan kejujuran.

Kepada pihak-pihak yang nantinya kalah dalam pilkada harus legowo menerima

kekalahannya dan senantiasa mengakui kemenanggan pihak lain. Dan kedepannya selalu

bersama untuk membangun bangsa Indonesia menuju masyarakat yang adil dan

Page 173: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

173

makmur. Kalau sikap ini ditanamkan, maka prinsip demokrasi dengan menerima segala

bentuk konsekwensinya, baik itu kekalahan maupun kemenangan dapat di catat sebagai

bentuk investasi jangka panjang yang mesti dipertahankan dimasa-masa mendatang.

Semoga.***

3 Demokrasi dan Kesiapan

Menerima Hasil Pilkada

Suara Karya 19-Juli-2005

Beberapa daerah telah selesai mengelar pemilihan kepala daerah (pilkada)

secara langsung. Bahkan beberapa Gubernur, Bupati dan Walikota telah dilakukan

pelantikannya. Namun, dibalik kegembiraan kemenangan pasangan pemimpin kepala

daerah beserta pendukungnya tersebut, masih banyak pihak-pihak yang menolak hasil

pilkada. Akibatnya, suhu politik disejumlah daerah cenderung memanas. Ini sebagai

akibat, sikap ketidakpuasan para pendukung tersebut sering dimplementasikan kedalam

bentuk tindakan yang anarkis dengan merusak berbagai bentuk fasilitas umum.

Page 174: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

174

Di Surabaya misalnya, tanggal 12 Juli lalu, massa melakukan perusakan di

gedung DPRD. Massa juga memaksa anggota dewan untuk menandatangani pernyataan

yang menolak hasil penetapan pemilihan wali kota. Hal yang sama juga terjadi di

Sulawesi Selatan, dimana pendukung dari tiga gabungan pasangan calon Bupati yang

gagal dalam pemilihan sudah menduduki kantor Bupati Gowa sejak beberapa hari yang

lalu. Mereka menuntut hasil pemilihan dibatalkan karena dianggap tidak sah secara

hukum.

Mencermati peristiwa diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, masih

banyak pihak-pihak yang belum bisa menerima dengan lapang dada dan legowo dari

proses demokrasi yang ada. Kehidupan demokratis yang terbentang dihadapan kita

sekarang masih diwarnai dengan berbagai bentuk prilaku yang tidak santun dan tidak

terpuji. Padahal sudah semestinya keberhasilan proses pilkada dibeberapa daerah

disyukuri sebagai keberhasilan masyarakat secara keseluruhan untuk mendapatkan

pimpinan yang legimate, bersih, jujur dan amanah. Hasil akhir dari pilkada seharusnya

dapat dijadikan arena untuk saling membangun daerah secara bersama. Dan bukan

menjatuhkan dan menjelekkan pihak lain.

Adanya pihak-pihak yang tidak bisa menerima keunggulan pihak lain tersebut

membuat makna dan tujuan demokrasi serta demokratisasi yang sesungguhnya

diabaikan. Fenomena ini hampir sering terjadi dalam ranah politik Indonesia. Ketika apa

yang diinginkan dalam proses demokrasi tidak bisa dicapai sesuai dengan keinginan.

Maka segala macam cara dilakukan untuk menggugat dan menentang hasil tersebut.

Banyak pihak-pihak yang kalah tidak siap untuk menerima hasilnya dengan senang hati

dan gembira, sembari memberikan ucapan selamat kepada pihak yang menang.

Adanya kecendrungan untuk mengabaikan makna demokrasi yang

sesungguhnya ini menjadikan pesta demokrasi hanya dilihat sebagai suatu aturan main

yang hanya didistribusikan untuk merebut keunggulan ataupun kedudukan semata,

meskipun dengan cara-cara yang tidak sehat. Padahal demokrasi menurut Amartya Sen,

pemenang Nobel ekonomi dari India mengatakan bahwa demokrasi bukanlah semata-

mata soal keunggulan mayoritas. Demokrasi sangat kompleks, walaupun termasuk

didalamnya pemungutan suara untuk mencari yang mayoritas dan penghormatan pada

Page 175: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

175

hasil pemilihan umum. Demokrasi juga memerlukan perlindungan atas kemerdekaan

dan kebebasan, penghormatan atas silang pendapat, dan bebasnya pers dari sensor.

Memang demokrasi melalui perjalanan yang panjang. Demokrasi tidak terjadi

sekaligus. Perjalanan cita-cita demokrasi mengalami pasang surut. Di Indonesia para

pendiri bangsa ini sudah lama bercita-cita akan adanya sebuah negara demokrasi dan

kesejahteraan rakyat. Lihat saja, demokrasi Liberal sudah dipraktekkan dari tahun 1945

sampai 1959. Kemudian tahun 1959 oleh Bung Karno diperkenankan sebuah demokrasi

yang dia sebut demokrasi Terpimpin. Di masa pemerintahan Soeharto, kita juga

mengenal demokrasi Pancasila. Bahkan pasca kejatuhan Soeharto kita memasuki alam

reformasi yang lebih mengutamakan demokrasi secara bebas. Sepanjang perjalanan

demokrasi tersebut kita terus saja belajar mempraktek demokrasi, namun kita tidak

pernah mempraktikkan demokrasi dengan benar. Bahkan tujuan dan makna demokrasi

disalah artikan dalam berbagai bentuknya.

Padahal sudah semestinya perubahan sistem politik seiring tumbuhnya

demokrasi dapat di respon secara benar, arif dan bijaksana. Dengan muculnya berbagai

macam bentuk demokrasi, sudah seharusnya kita lebih menghargai berbagai bentuk

ideologi, cita-cita. Dengan demokrasi kita semestinya lebih mampu menghargai berbagai

macam suku, bahasa maupun adat istiadat. Dengan demokrasi juga kita seharusnya

lebih bisa menghargai silang pendapat, menghargai perbedaan, bertukar fikiran dan

berdiskusi. Hal ini disebabkan karena demokrasi memiliki arti konstruktif yang sangat

penting dalam kehidupan setiap warga Negara. Sehingga nantinya akan muncul eforia

dan harapan-harapan akan kehidupan yang lebih baik.

Memang, sejak kejatuhan rezim orde baru tahun 1998, Indonesia telah

melakukan banyak perubahan menuju demokrasi. Misalnya, adanya kebebasan pers,

amandemen terhadap konstitusi, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden langsung

bahkan pemilihan kepala daerah lewat pilkada juga telah sukses menghasilkan

pemimpin daerah pilihan rakyat. Dari fenomena tersebut masyarakat Indonesia tidak

lagi mempelajari demokrasi melalui buku-buku. Akan tetapi demokrasi dipelajari

langsung dalam praktik kehidupan sehari-hari. Namun praktik demokrasi yang dipelajari

secara langsung tersebut masih saja tidak disikapi dengan kedewasaan bertindak dan

Page 176: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

176

berfikir. Pihak-pihak yang kalah cenderung larut dalam ruang-ruang konflik dan

permusuhan. Mereka tidak menerima kekalahan sebagai alternative untuk memacu diri

agar lebih siap pada masa-masa mendatang.

Inilah semestinya yang harus di praktikkan ketika pesta politik usai dilaksanakan.

Penerimaan dan penghormatan terhadap pihak yang menang menjadi sangat penting di

laksanakan dalam masyarakat yang sangat prulalistik. Untuk itu, jika semua mekanisme

demokrasi lokal lewat pilkada dapat disepakati sebagai komitmen bersama, yaitu

siapapun yang menang dalam pilkada harus diterima dengan lapang dada. Bukan

mencari kesalahan pihak lain, maka itulah demokrasi sejati. Dengan demikian proses dan

tujuan demokrasi dapat dicapai sesuai dengan esensinya yaitu memahami dan dapat

menerima kekalahan.

Proses demokratisasi di Indonesia adalah sebuah proses panjang yang harus kita

lewati dengan kedewasaan berfikir, bersikap, bertindak dan mengakui keunggulan pihak

lain. Untuk itu perlu diingat bahwa kedewasaan berfikir, bersikap dan bertindak

merupakan harga mati yang tidak boleh ditawar-tawar lagi untuk mewujudkan agenda

demokrasi sejati. Khusus dalam pelaksanaa pilkada yang baru saja kita laksanakan, tentu

saja kepada semua pihak agar dapat menerima dengan legowo kemenangan pihak lain.

Dan mari membangun daerah masing-masing dengan satu tujuan yaitu demi

kesejahteraan rakyat. Semoga.***

Page 177: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

177

4 Seleksi Kepala Daerah Lewat Kampanye

Suara Karya, 17 Juni 2005

Di beberapa daerah, pelaksanaan kampanye bagi calon kepala daerah telah

selesai dilakukan. Sebagaimana kita ketahui bahwa kampanye merupakan salah satu

kegiatan penting untuk memperoleh dukungan dari calon pemilih. Begitu pentingnya

kegiatan tersebut, maka di sediakanlah waktu yang khusus untuk menggelarnya.

Dengan demikian akan ada kesempatan bagi pasangan calon kepala daerah

untuk “menjual” program kampanyenya kepada rakyat sebagai calon pemilih.

Pendeknya, kampanye di arahkan untuk memperoleh sebanyak mungkin pendukung.

Sehingga nantinya akan dapat membawa para calon menduduki kursi kekuasaan.

Dalam sejarah politik Indonesia, misalnya dalam pemilihan umum, pelaksanaan

kampanye menjelang pesta demokrasi telah diyakini memiliki tujuan penting bagi suatu

partai politik. Paling tidak, tujuan tersebut dapat kita lihat dalam beberapa hal yaitu;

Pertama, sebagai forum pembeberan program dan kebijaksanaan organisasi peserta

Page 178: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

178

pemilu. Kedua, sebagai forum untuk pendidikan politik rakyat. Ketiga, sebagai pesta

demokrasi.

Semua tujuan tersebut sangat signifikan pengaruhnya dalam membangun

kehidupan politik yang demokratis. Dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) saat ini,

tentu saja tujuan kampanye tidak jauh berbeda dengan tujuan kampanye ketika

pelaksanaan pemilu. Yaitu sama-sama mencari dukungan dan suara lewat program yang

ditawarkan kepada rakyat. Agar tujuan kampanye tersebut dapat dicapai, maka seorang

calon kepala daerah di tuntut tampil maksimal agar program yang ditawarkan bisa dilirik

rakyat. Dari itu, seorang calon kepala daerah harus bisa menarik simpatisan massa

pemilih dengan menyampaikan materi yang menarik dalam kehidupan sosial rakyat saat

ini.

Misalnya; menyangkut masalah pendidikan yaitu bagaimana meringankan biaya

pendidikan bagi rakyat. Atau juga menyangkut masalah kemiskinan yaitu bagaimana

memperbaiki kehidupan masyarakat miskin agar mereka tidak semakin terpuruk

kedalam kehidupan yang tidak menentu. Dan yang tidak kalah penting juga yaitu

masalah penegakan hukum yaitu bagaimana memberantas korupsi, kolusi dan

nepotisme.

Semua persoalan diatas, penulis yakin sangat berkaitan langsung dengan

kesejahteraan dan keadilan rakyat. Dari itu, sasaran kampanye harus lebih banyak di

tujukan kepada rakyat golongan menengah kebawah yang selama ini di himpit oleh

berbagai kesulitan hidup. Dalam hal, ini para calon kepala daerah hendaknya berupaya

tampil memberikan kesan yang baik kepada rakyat sebagai calon pemilih. Para calon

kepala daerah harus mempunyai konsep kepemimpinan yang terukur dan jelas. Para

calon kepala daerah harus mempunyai tekad bahwa jika mereka nanti dipilih dan duduk

di kursi kekuasaan benar-benar akan bekerja dan memperhatikan kesengsaaraan rakyat.

Dengan konsep peduli kepada rakyat, mudah-mudahan nantinya rakyat akan

bersimpati dan menjatuhkan pilihan kepada kepala daerah tersebut. Mencermati hal

tersebut diatas, tentu saja ini akan menjadi tantanggan yang harus di cermati oleh calon

kepala daerah. Singkatnya, calon kepala daerah sebagai calon pemimpin di daerah harus

bisa belajar dari pengalaman-pengalaman pemimpin sebelumnya.

Page 179: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

179

Sebab selama lebih kurang 5 tahun ini atau sejak era reformasi digulirkan janji

pemimpin banyak yang dilupakan begitu saja. Bahkan parahnya banyak sekali diantara

mereka yang terlibat praktik-praktik KKN setelah duduk berkuasa. Mereka seakan lupa

akan rakyatnya. Agar di masa-masa mendatang kita mampu menghasilkan kepala daerah

yang amanah, jujur, bersih, bermoral, tidak serakah dan merakyat, maka sebagai rakyat

yang akan menggunakan hak pilih, tentu kita harus dapat menentukan pilihan

berdasarkan penilaian yang rasional.

Rakyat harus memperhatikan dengan secermat mungkin. Jangan lagi kita

memilih kucing dalam karung. Para calon kepala daerah yang memiliki track record jelek

jangan lagi dipilih. Anggap saja janji yang ditawarkan dalam kampanye tersebut sebagai

komoditas politik yang sudah basi tanpa makna apa-apa. Sebab, sebagai masyarakat

yang mencintai kehidupan masa depan yang lebih baik. Kita tidak boleh terjebak dalam

situasi kampanye tanpa makna.

Kalau kita terjebak sudah pasti apa yang kita harapkan akan datangnya suatu

perubahan yaitu tersalurnya aspirasi kita melalui orang-orang yang kita pilih tidak akan

pernah terujud. Untuk mengantisipasi agar kita jangan terjebak dengan pola-pola dan

janji kampanye yang tanpa makna tersebut, maka kita rakyat harus mewaspadai

berbagai kemungkinan munculnya tawaran-tawaran yang di lakukanoleh orang-orang

yang tidak bertanggun jawab.

Hal ini mengingat bahwa, sejauh ini dalam setiap pesta politik nasional banyak

sekali kecurangan-kecurangan yang terjadi. Kecurangan tersebut kelihatannya agak sulit

di hindari. Kejujuran dalam setiap hiruk-pikuk kegiatan politik masih berada pada kondisi

rawan. Jadi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan saat kampanye patut

di cermati. Kalau tidak akan sia-sialah usaha kita untuk mendapatkan orang-orang yang

jujur dan bersih. Jika kita lihat pelaksanaan kampanye pemilu legislatif kemaren banyak

ditemui pelanggaran yang dilakukan oleh massa partai politik. Misalnya praktik-praktik

politik uang ataupun manipulasi suara.

Kecurangan-kecurangan tersebut tentu sangat disayangkan. Karena serangkaian

peraturan yang berkenaan dengan kampanye telah di buat sedemikian rupa. Tentu saja

tujuan pembentukan peraturan tersebut untuk menciptakan kejujuran dan kebersihan

Page 180: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

180

serta ketertiban dalam berkampanye. Namun sayang semua peraturan tersebut belum

di imbangi dengan usaha proposional yang mendukung proses peningkatan kualitas

prilaku masyarakat.

Masyarakat masih gampang diiming-imingi sesuatu hadiah yang bersifat

sementara. Sehingga cenderung mengorbankan hak-hak pilitik yang dimilikinya.

Berangkat dari pesta-pesta politik yang pernah kita lakukan selama ini. maka tidak

tertutup kemungkinan kampanye calon kepala daerah akan gampang di kacaukan atau

dicurangi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Disinilah peran semua elemen masyarakat untuk selama mewaspadai berbagai

kecurangan tersebut, agar nantinya kita tidak salah pilih dalam menentukan siapa kepala

daerah yang benar-benar jujur, bersih dan baik sesuai dengan keinginan rakyat.

Akhirnya, kita semua tentu menginginkan kampanye calon kepala daerah kali ini dapat

berjalan sampai pelaksanaannya nanti berakhir.

Dan sebagai rakyat yang mencintai kehidupan yang lebih baik mari kita salurkan

aspirasi kita melalui orang-orang yang baik, jujur dan bersih yang kita pilih dengan cara-

cara yang demokratis tentunya dengan menyeleksi calon kepala daerah yang

berintegritas terpuji di dalam masyarakat. Jangan lagi kita salah pilih dalam menentukan

siapa orang yang layak untuk menduduki kursi kekuasaan. Kita berharap apabila para

elite politik yang di jagokan sudah terpilih sebagai kepala daerah, agar “menepati janji”

yang ditawarkan untuk kepentingan rakyat. Inilah harapan rakyat yang harus di sikapi

oleh calon kepala daerah yang terpilih nanti. Jika tidak, semua keputusan yang akan di

buat tentu tidak akan pernah mendapat dukungan dari rakyat. Kita semua tentu tidak

menginginkan hal itu bukan?

Page 181: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

181

5 Pemberdayaan Politik Perempuan

Lewat Pilkada

Bisnis Indonesia, 6 Juni 2005

Persoalan seputar peranan perempuan dalam arena politik selalu saja menjadi

perbincangan menarik dalam pentas politik nasional sejak beberapa tahun belakangan

ini. Selama 2001-2004, perdebatan itu bahkan turut mendominasi agenda politik

nasional, baik di kalangan anggota DPR, eksekutif, akademisi maupun LSM. Salah satu

perdebatan penting saat itu adalah kuota 30% perempuan di parlemen. Pelaksanaan

pemilihan kepala daerah (pilkada) kembali memunculkan perdebatan mengenai

keberadaan perempuan dalam wilayah politik.

Minimnya calon perempuan dalam pemilihan kepala daerah ditingkat provinsi,

kota dan kabupaten setidaknya menjadi penyebab munculnya perdebatan tersebut.

Berbicara tentang peranan perempuan dalam ranah politik di Indonesia memang relatif

baru. Meski demikian, dalam sejarah kebangsaan banyak sekali tokoh perempuan yang

Page 182: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

182

ikut terlibat dalam merebut kemerdekaan. Peranan perempuan dalam wilayah politik

semakin hangat mencuat pada pemilu legislatif 2004 lalu.

Dimana waktu itu, keterwakilan perempuan di lembaga legislatif mencapai 11 %

dari 30% yang disyaratkan. Jumlah ini meningkat jika kita bandingkan dengan pemilu

tahun 1999 yang hanya mencapai 8,8 % dari 57% kursi yang di peruntukkan. Di tingkat

Provinsi dan kabupaten dan kota yang menjalani otonomi daerah, menunjukkan angka

yang lebih memprihatinkan lagi, yaitu di bawah 5% dan bahkan 0% di tingkat kabupaten

dan kota. Gambaran tentang rendahnya keterwakilan perempuan tersebut semakin

menegaskan bahwa sistem politik di Indonesia telah mengenyamping keberadaan

perempuan. Lalu mengapa keterwakilan perempuan dalam wilayah politik selalu saja

dikucilkan dan tidak dianggap begitu penting?

Padahal banyak pihak terutama kaum perempuan yang menghendaki peranan

perempuan lebih dikedepankan. Harapan ini tentu sah-sah saja, sebab sebagaimana kita

ketahui bahwa selama ini banyak sekali kasus-kasus yang menimpa perempuan yang

tidak pernah terselesaikan oleh kaum laki-laki sebagai pengambil kebijakan dan

keputusan. Misalnya, kekerasan terhadap perempuan (baik fisik, mental, seksual dan

perdangangan perempuan dan kesehatan reproduksi). Kasus-kasus tersebut

kelihatannya belum menjadi bagian penting untuk diperhatikan oleh pembuat kebijakan

dan keputusan. Berbagai kebijakan yang diskrimintif terhadap perempuan tentu saja

bisa dihilangkan apabila partisipasi keberadaan perempuan dalam ranah politik sama

dengan kaum laki-laki.

Selama lembaga pembuat kebijakan masih didominasi laki-laki, perjuangan

untuk mengubah kebijakan yang belum mengakomodasi kepentingan perempuan akan

sangat sulit diharapkan. Dengan memberikan kesempatan kepada perempuan seluas-

luasnya untuk bermain dan masuk dalam wilayah politik terutama di jajaran eksekutif,

maka mudah-mudahan berbagai kepentingan yang terkait dengan akses peningkatan

kualitas hidup perempuan akan bisa diupayakan.

Untuk itu, melalui pilkada, tampilnya perempuan menjadi gubernur, bupati dan

walikota diharapkan kebutuhan untuk meningkatkan kuantitas, kualitas dan

kepentingan perempuan mudah-mudahan akan terlaksana di masa mendatang.

Page 183: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

183

Pendeknya, meningkatnya keberadaan perempuan dalam arena politik melalui pilkada

akan semakin menunjukkan kepada kita adanya kesetaraan kaum perempuan dan laki-

laki dalam wilayah politik. Ini sesuai dengan apa yang ditegaskan dalam GBHN 1999-

2004 yang mencakup TAP MPR No. IV/ MPR/1999 yang secara tegas menjamin

keterwakilan perempuan dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berwawasan

keadilan. Di antara arah kebijakan dalam GBHN tersebut adalah pertama, meningkatkan

kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan

bernegara melalui kebijakan nasional. Kedua, mengembangkan sistem politik nasional

yang berkedaulatan rakyat dan menerapkan prinsip persamaan dan antidiskriminasi

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Konvensi PBB

Apa yang ditegaskan dalam GBHN dan TAP MPR tersebut juga ditegaskan

dalam Konvensi PBB Tahun 1979 tentang Penghapusan Segala Bentuk

Diskriminasi terhadap Perempuan (The UN Convention on the Elimination of all

Forms of Discrimination against Women -CEDAW). Konvensi PBB tersebut

seharusnya dapat dijadikan dasar untuk mewujudkan kesetaraan perempuan dan

laki-laki dengan membuka akses dan peluang yang sama di arena politik dan

kehidupan publik, termasuk hak memberi suara dan mencalonkan diri. Agar

keterwakilan perempuan dalam arena politik dapat terlaksana, maka masyarakat

sebagai pemilih harus mengetahui siapa-siapa calon kepala daerah perempuan

yang pantas untuk didukung. Siapa perempuan-perempuan Indonesia yang layak

diperhitungkan. Semua informasi mengenai perempuan yang memiliki potensi

untuk duduk sebagai kandidat kepala daerah harus digali sebanyak mungkin oleh

masyarakat di daerah.

Memberikan dorongan kepada perempuan yang ingin atau layak menjadi

pemimpin di daerah harus diutamakan, karena bagaimanapun untuk

membangun kesadaran politik bagi kaum perempuan harus didukung oleh

Page 184: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

184

semua stakeholders yang ada termasuk Kantor Kementerian Pemberdayaan

Perempuan. Pemberdayaan perempuan dalam ranah politik harus diberdaya

gunakan untuk membangun kesadaran politik secara maksimal terhadap

perempuan. Sehingga peran politik perempuan mendapatkan tempat yang baik

dalam kehidupan politik.

Tak kalah penting, partai politik sebagai alat untuk mengartikulasikan

kepentingan masyarakat khususnya kaum perempuan juga dituntut memainkan

peranan dan fungsinya semaksimal mungkin. Bagaimanapun, kehidupan politik

akan menjadi lebih baik bila perempuan ambil bagian dalam arena politik.

Tingginya peran perempuan dalam proses pengambilan keputusan baik pada

tingkat eksekutif, legislatif dan yudikatif akan memudahkan terakomodasinya

aspirasi perempuan dalam berbagai kesempatan. Sebab kaum perempuan akan

lebih mementingkan isu-isu kesejahteraan sosial, pendidikan, dan tentunya

kekerasan terhadap perempuan.

Sekali lagi, semangat menyuarakan aspirasi perempuan melalui pilkada

jelas tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sekaranglah saatnya perjuangan untuk

menegakkan hak-hak politik kaum perempuan dilaksanakan. Jangan lagi

pemberdayaan perempuan melalui arena politik hanya sebatas retrorika, wacana

dan diskusi saja. Jika itu terus terjadi, tidak mustahil berbagai kebijakan dan

keputusan yang dihasilkan akan terus mengabaikan suara perempuan. Kita

semua tentu tidak menginginkan hal itu bukan?

Page 185: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

185

6 Membangun Demokrasi Lokal

dalam Pilkada

Bisnis Indonesia, 21 Mai 2005

Pesta demokrasi lokal bernama pemilihan kepala daerah langsung (pilkada)

sudah semakin dekat. Berbagai persiapan untuk menyambut pesta tersebut terus

dilakukan. Namun, ditengah semaraknya penyambutan pesta demokrasi lokal tersebut,

masih banyak kalangan yang meragukan pelaksanaan pilkada nanti akan berjalan

dengan baik jauh dari berbagai kecurangan.

Bertolak pada keraguan masyarakat di atas, tentu saja pihak-pihak yang

berkepentingan seperti Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), panitia pengawas

pemilu (panwaslu), partai politik dan aparat keamanan, untuk berusaha mencegah

terjadinya berbagai kecurangan tersebut. Pendeknya, seluruh elemen masyarakat agar

berupaya dan bekerja keras menjunjung tinggi 'makna kejujuran' dan 'makna keadilan'

dalam mengikuti aturan main yang telah ditetapkan. Kecurangan-kecurangan dalam

Page 186: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

186

pilkada harus dihindari secermat mungkin. Jika tidak, proses demokrasi lokal di berbagai

daerah tidak akan dapat di capai.

Dan itu berarti apa yang kita dambakan akan datangnya suatu perubahan,

baik perubahan perjalanan nasib maupun perubahan akan hari depan yang lebih

cerah dan lebih baik hanya akan menjadi angan-angan belaka. Dan pada akhirnya

akan mengancam seluruh proses demokrasi baik politik, ekonomi dan hukum.

Lalu apakah yang dimaksud dengan 'makna jujur dan adil' terutama jika

dikaitkan dengan pelaksanaan pilkada nantinya? Jika kita lihat Kamus Besar

Bahasa Indonesia, terbitan Balai pustaka tahun 1995. Kata jujur berarti; Pertama,

lurus hati, tidak berbohong atau berkata apa adanya. Kedua, tidak curang atau

mengikuti aturan yang berlaku. Ketiga, tulus, iklas. Sedangkan kata adil dapat

diartikan; Pertama, tidak berat sebelah, tidak memihak. Kedua, berpihak kepada

yang benar, berpegang pada kebenaran. Ketiga, sepatutnya dan tidak sewenang-

wenang.

Jika pelaksanaan pilkada yang 'jujur dan adil' dapat dilakukan maka empat

(4) asas resmi yang berlaku dalam pesta politik lokal akan semakin dapat

dipenuhi. Asas tersebut yaitu; Pertama, 'langsung' yang berarti rakyat pemilih

mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya, menurut hati

nuraninya tanpa perantara dan tanpa tingkatan. Kedua, 'umum' yang berarti

semua warga negara yang memenuhi persyaratan minimal sudah berusia 17

tahun atau lebih atau belum berumur 17 tahun tapi sudah/pernah menikah

berhak ikut memilih dalam pemilihan, dan yang telah berumur 21 tahun berhak

dipilih, dengan tidak dibeda-bedakan.

Ketiga, 'bebas' yang berarti bahwa setiap warga negara yang berhak

memilih dalam menggunakan haknya dijamin keamanannya untuk melakukan

pemilihan sesuai dengan hati nuraninya tanpa adanya pengaruh, tekanan atau

paksaan dari siapapun dan dengan cara apapun. Keempat, 'rahasia' yang berarti

bahwa pemilih dijamin oleh peraturan dan tidak akan diketahui oleh pihak

manapun.

Page 187: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

187

Jangan terulang

Berbicara tentang pesta politik yang jujur dan adil memang bukan topik

yang baru dalam kehidupan sosial politik di Indonesia. Karena dalam setiap pesta

politik seperti pemilu misalnya, baik menjelang atau pada saat pesta pemilu

dilakukan. Kata-kata jujur dan adil begitu gampang diucapakan namun sangat

sulit dilaksanakan. Ini dapat kita lihat pada pelaksanaan pesta politik bernama

pemilu di zaman Orde Baru.

Saat itu pelaksanaan pemilu sering diwarnai dengan prilaku curang,

tekanan, intimidasi yang dilakukan oleh Golkar, aparat keamanan serta birokrasi

dari pusat hingga daerah kepada masyarakat, aktivis dan kelompok-kelompok

yang dianggap menentang upaya pemerintah untuk memenangkan Golkar dalam

pemilu. Pengalaman buruk pemilu seperti dicontohkan di atas, juga terjadi pada

pemilu tahun 1999 dan 2004.

Perilaku curang tersebut juga sering mewarnai perjalanan pesta politik

saat itu. Berkaca pada pengalaman tersebut maka permasalahan di atas

hendaknya dapat dijadikan pelajaran pada pesta politik pilkada nanti. Semua

pihak harus menyadari bahwa proses politik yang diselenggarakan atas dasar

aspirasi politik yang tidak jujur dan adil bukanlah tujuan yang dikehendaki. Pada

pilkada nanti partisipasi politik masyarakat daerah yang jauh dari kecurangan dan

ketidakadilan adalah sebuah proses politik lokal yang harus dilaksanakan dan

tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Masyarakat harus diberikan peran yang aktif untuk menentukan sikap

politiknya yang jauh dari segala kecurangan, intimidasi dan tekanan. Dengan

memberikan ruang bagi masyarakat untuk bersikap itulah kita akan bisa

melaksanakan proses pilkada yang jujur dan adil. Ini menjadi tugas dan tanggung

jawab seluruh elemen masyarakat untuk menjaga dan memelihara pesta pilkada

yang demokratis.

Page 188: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

188

Manuver politik

Manuver-manuver politik yang menghalalkan segala cara untuk meraih

kekuasaan hanya akan menghasilkan kepala daerah yang tidak kapabel dan

berintegritas jelek. Lalu apakah pilkada Juni 2005 ini akan dapat dilaksanakan

dengan jujur dan adil serta jauh dari berbagai kecurangan? Mengingat selama ini

pada setiap pesta politik di negeri ini hampir selalu diwarnai berbagai

kecurangan yang justru dilakukan oleh elite politik negeri ini.

Misalnya mencuri star kampanye oleh partai politik, banyaknya praktik-

praktik money politic dan yang tak kalah pentingnya konflik internal partai politik

sering terjadi akibat ketidakpuasan masa pendukung terhadap politisi yang tidak

lolos seleksi, baik menjadi caleg ataupun menjadi anggota parlemen. Keadaan

tersebut berakibat terjadinya bentrokan-bentrokan di sejumlah daerah.

Untuk menjawab pertanyaan terebut, maka sebagai bangsa yang

menjunjung tinggi sikap demokrasi dan kejujuran sudah saatnya kita mendukung

upaya-upaya dalam menyukseskan pilkada yang jujur, adil dan demokratis.

Karena bagaimanapun Pilkada 2005 memiliki makna yang sangat strategis untuk

menciptakan pemimpin-pemimpin daerah yang jujur, bersih dan amanah.

Sehingga tatanan kehidupan yang lebih baik akan tercipta bagi

masyarakat di berbagai daerah. Untuk itu seluruh komponen bangsa, baik itu

pemerintah, NGO, LSM, tokoh agama, tokoh partai politik, tokoh masyarakat,

para akademisi, mahasiswa harus bergandengan tangan melawan seluruh

kecurangan-kecurangan pada pelaksanaan pilkada. Kehendak agar tercapainya

kesepakatan nasional untuk menciptakan pilkada jujur dan adil harus ditegaskan.

Tanpa itu jangan harap di masa-masa mendatang stabilitas politik

khususnya di daerah akan tercapai. Harapan kita semoga pesta politik daerah

bernama pilkada akan menghasilkan putra-putra daerah terbaik untuk

memimpin daerahnya dalam masa lima tahun kedepan. Kita juga berharap

semoga dengan proses pilkada yang jujur, bersih dan demokratis kita bisa

menghasilkan pemimpin-pemimpin daerah yang dicintai rakyatnya.

Page 189: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

189

7 Menyoal Keikutsertaan TNI Dalam Pilkada

Harian Merdeka, 14 Mai 2005

Di bolehkanya prajurit TNI untuk ikut pemilihan kepala daerah (pilkada)

asal terlebih dahulu harus non aktif dari dinas kemiliteran telah menimbulkan

perdebatan dari berbagai kalangan. Pasalnya, keikutsertaan prajurit TNI untuk

masuk dalam pilkada dan kembali bermain dalam kegiatan politik praktis tentu

akan mempengaruhi proses demokratisasi dan proses reformasi ditubuh institusi

TNI sebagaimana yang dituangkan dalam pasal 39 UU Nomor 34/2004 tentang

TNI.

Lebih jauh UU tersebut melarang prajurit TNI untuk ikut terlibat dalam kegiatan

menjadi anggota partai politik, kegiatan politik praktis, kegiatan bisnis dan kegiatan

untuk dipilih menjadi anggota legislatif dalam pemilu dan jabatan politis lainnya.

Pelarangan prajurit TNI untuk dipilih dalam jabatan politis juga tertuang dalam pasal 64

UU pemilu yang menyebutkan bahwa calon Dewan Perwakilan Daerah dari

PNS,TNI/Polri harus mengundurkan diri sebagai PNS atau anggota TNI/Polri.

Page 190: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

190

Mencermati ketentuan yang terdapat dalam UU diatas, maka secara

konstitusi sebenarnya prajurit TNI hanya dibolehkan memilih dan bukan dipilih.

Seandainya seorang prajurit TNI ingin mencalonkan diri harus terlebih dahulu

pensiun dari dinas kemiliteran. Dari itulah, jika kita melihat aturan yang ada,

maka keikutsertaan TNI dalam pilkada sangat bertentangan dengan ketentuan

UU TNI. Keputusan panglima TNI yang membolehkan prajurit TNI ikut dalam

pilkada akan membuka peluang lebih besar bagi TNI untuk bermain dalam politik

praktis. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak. Karena

sebelumnya telah ada kesepakatan sebagaimana yang dituangkan dalam

(Undang-undang) UU tentang TNI bahwa militer hanya akan memainkan peranan

sebagai militer profesioanal dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara

dan bangsa.

Sebenarnya kalau institusi TNI ingin benar-benar serius menjalankan semangat

perubahan hingga menjadi institusi yang profesional dalam menjalankan tugas pokoknya

yaitu menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa, maka prajurit TNI tidak perlu ikut serta

dalam pilkada. Kalaupun ingin mencalonkan diri sebaiknya harus mengundurkan diri

atau pensiun dini dari dinas dan jabatannya, bukan hanya non-aktif atau kalau tidak

terpilih dapat kembali menjadi anggota TNI. Pernyataan seperti itu menujukkan bahwa

petinggi TNI terkesan tidak serius menjalankan amanat reformasi ditubuh TNI.

Komitmen TNI untuk tidak terlibat dalam politik praktis melalui pilkada harus

ditegaskan oleh institusi TNI sebagaimana yang disyaratkan oleh UU. Institusi TNI jangan

menyamakan haknya dengan masyarakat secara umum yang mempunyai hak untuk

dipilih dan memilih.

Jika keterlibatan TNI dalam pilkada dipaksakan juga maka dikhawatirkan

dominasi peran militer dalam berbagai jabatan-jabatan strategis akan terjadi lagi

sebagaimana dahulu pada masa orde baru. Hal ini sudah dialami bangsa Indonesia

selama 32 tahun masa pemerintahan Presiden Soeharto. Indonesia memiliki trauma atas

keterlibatan TNI yang terlalu jauh dalam jagat politik nasional.

Page 191: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

191

Di bawah rezim orde baru, peran TNI digiring ke semua sektor, seperti misalnya,

menjadi Walikota, Bupati, Gubernur, anggota DPR, pejabat setingkat Menteri, Duta

besar dan lain sebagainya. Ini belum termasuk betapa banyaknya militer yang bermain

dalam berbagai bidang usaha dan bisnis. Hal yang tidak kalah pentingnya besarnya

peran militer dalam kegiatan politik juga terlihat dari kuatnya keterlibatan militer dalam

membidani lahirnya partai golkar.

Sehingga tidak salah militer menjadi salah satu institusi penting dalam

keputusan-keputusan politik Golkar saat itu. Pendeknya, pada rezim orde baru berkuasa

kepemimpinan Soeharto dengan militer dan Golkarnya menjadi kekuatan yang sangat

menentukan negara ini. Akibatnya desain politik untuk mengujudkan stabilitas nasional

telah mengakibatkan suatu praktek politik yang tidak demokratis dan cenderung

otoritarianisme.

Keadaan ini jelas telah menimbulkan bencana politik karena adanya

kelanggengan kepemimpinan nasional yang didukung oleh mesin-mesin politik yang

tidak dapat atau pernah dikoreksi. Keadaan ini menyebabkan dikebirinya hak-hak politik

rakyat sehingga pemenjaraan, teror, penculikan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan masyarakat saat itu.

Kuatnya keterlibatan militer dalam arena politik pada masa orde baru tersebut

tentu saja menjadi sejarah kelam bangsa ini. Jelas masa kelam itu tidak boleh terulang

lagi pada masa mendatang. Karena kondisi tersebut telah menyebabkan rasa trauma

bagi masyarakat akan peran dan kepemimpinan militer dalam berbagai bentuknya.

Karena kenyataannya selama rezim orde baru berkuasa dengan kendaraan militer dan

golkarnya telah memperlihatkan kepada kita bahwa suasana otoriter dan anti demkorasi

tercipta begitu saja tanpa ada yang berani dan mampu untuk menghentikannya.

Bagaimanapun kita sepakat, bahwa peran militer dalam kancah politik harus

benar-benar dapat dihilangkan. Karena pembentukan militer pada dasarnya bertujuan

untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara dan bangsa.

Untuk itu, peran politik TNI dalam pelaksanaan pilkada harus dihentikan dan

mengikuti persyaratan yang ditentukan oleh undang-undang. Artinya, kalaupun ada

Page 192: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

192

anggota TNI yang ingin mencalonkan atau dicalonkan sebagai kandidat Gubernur, Bupati

atau Walikota, hendaknya terlebih dahulu pensiun atau berhenti dari keanggotaan TNI.

Untuk dicalonkan dalam pilkada tidak-lah cukup dengan menonaktifkan.

Sepatantasnya-lah anggota TNI yang mencalonkan diri maju sebagai kepala

daerah untuk mematuhi aturan yang telah digariskan. Ini bertujuan agar apa-apa yang

telah disepakati dalam UU No. 34/2004 tidak semerta-merta dilanggar. Sehingga

keberadaan sebuah UU tidak menjadi hiasan diatas kertas saja yang tidak mempunyai

fungsi dan makna apa-apa dalam kelangsungan reformasi ditubuh TNI.

Page 193: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

193

8 Mewaspadai Bahaya Politik Uang di Pilkada

Media Indonesia, 27 April 2005

Politik uang merupakan salah satu praktik busuk yang dikhawatirkan

banyak pihak dapat mengancam pelaksanaan pemilihan langsung kepala daerah

(pilkada) bulan Juni nanti. Begitu berbahayanya praktik politik uang tersebut

tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap kemurnian dari proses

pelaksanaan pilkada. Lalu benarkah praktik politik uang akan mewarnai

perjalanan pesta pilkada nanti? Mengingat isu-isu tentang praktik politik uang

dalam setiap pesta politik di negeri ini selalu saja hampir terjadi, seperti misalnya

pada pesta pemilu. Pertanyaan diatas patut di cermati, jika tidak akan dapat

mengancam proses demokrasi yang sedang berlangsung.

Wacana tentang politik uang pada setiap pesta politik di Indonesia

memang selalu menjadi topik menarik untuk di bicarakan. Sebab memang

permainan politik uang akan menjurus kepada hasil yang tidak mempunyai

legitimasi bagi suatu pembentukan pemerintahan yang kuat dan dicintai rakyat.

Disamping itu, politik uang jelas akan menghancurkan sistem demokrasi yang

sedang giat-giatnya kita bangun.

Page 194: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

194

Begitu berbahayanya praktik politik uang ini, memang telah merisaukan

sebahagian anak bangsa ini. Tidak salah beberapa tokoh dari kalangan LSM,

aktifis, para pengamat pernah mengeluarkan pernyataan akan buruknya bahaya

politik uang pada pemilu tahun lalu.

“Ambil saja uangnya dan jangan pilih mereka”, merupakan motto yang

mereka keluarkan sekedar mengingatkan masyarakat akan buruknya dampak

politik uang. Pendeknya, Motto dua musisi besar Franky Sahilatua dan (alm)

Harry Rusli tersebut ingin menegaskan kepada masyarakat supaya masyarakat

pada pemilu 2004 tidak memilih mereka para eleite politik yang terang-terangan

menggunakan uang untuk mencapai tujuan politiknya.

Lalu apakah yang dimaksud dengan politik uang tersebut? Sehingga

begitu hebat sekali pengaruhnya dalam membunuh kehidupan demokrasi.

Sampai saat ini memang tidak ada defenisi yang khusus mengenai apa itu politik

uang. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) istilah politik uang

juga tidak ditemukan. Sehingga kejahatan ini sangat sulit dibuktikan untuk

kemudian diselesaikan secara hukum. Buktinya sampai sekarang belum ada

seorangpun yang diajukan ke meja hijau karena terlibat praktik politik uang.

Dibutuhkan bukti-bukti yang sangat konkrit untuk membuktikan kejahatan ini.

Page 195: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

195

Meskipun demikian, dalam Undang-undang No 12 Tahun 2002 tentang

pemilu khususnya Pasal 110 telah menyebutkan, “bahwa suatu tindakan yang

dalam hal ini politik uang mencakup dua aspek”. Pertama, dari sisi pelaku;

pelakunya adalah calon anggota DPR, DPD, DPRD Profinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota. Kedua, dari sisi bentuknya; berupa menjanjikan dan atau

memberikan uang dan atau materi lainya kepada pemilih. Berdasarkan

penjabaran UU tersebut, maka politik uang bisa dikategorikan kepada kejahatan

korupsi. Karena ia memberikan suap berupa uang kepada pihak lain untuk

mencapai tujuan politik. Dalam kaitan ini pemberi dan penerima dapat

dikategorikan sama-sama melakukan pelanggaran, sehingga kedua belah pihak

dapat dikenakan sanksi tindak pidana korupsi sesuai dengan UU No 31/1999

Tentang Pemberantasan Korupsi.

Agar praktik-praktik politik uang dalam pilkada nanti tidak tumbuh dan

berkembang, maka pihak-pihak terkait dalam hal ini KPUD, partai politik, LSM,

mahasiswa, tokoh masyarakat dan elemen masyarakat lainnya yang berkeinginan

akan lahirnya pemerintahan daerah yang bersih, berwibawa, jujur dan adil

hendaknya perlu “mewaspadai praktik-praktik politik” uang tersebut. Jangan

sampai praktik politik uang berlangsung pada saat menjelang atau saat

pelaksanaan pilkada nanti. Cara mengantisipasi praktik politik uang ini bisa saja

dilakukan dengan mengawasi secara ketat pelaksanaan pilkada, mulai dari tahap

awal pendaftaran atau penyaringan nama-nama bakal calon kepala daerah

sampai saat pemilihan berlangsung. Jika ada yang terbukti melakukan praktik

politik uang, maka pihak-pihak yang berkepentingan harus dengan tegas

memberikan sanksi. Misalnya sanksi hukum dan calon tidak dibolehkan untuk

ikut dalam proses pilkada.

Page 196: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

196

Jangan lagi KPUD, atau pihak-pihak yang berkepentingan main-main

dengan hal ini. KPUD dan pihak-pihak terkait tersebut harus mempunyai

ketegasan dan keberanian sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya menurut

Undang-Undang. Hal yang tidak kalah penting LSM dan masyarakat juga harus

turut secara aktif melakukan pengawasan terhadap jalannya proses pilkada.

Laporan dari masyarakat dan LSM yang melihat ada unsur-unsur pelanggaran

praktik politik uang harus ditindak-lanjuti dengan segera untuk kemudian

diteruskan kepada KPUD untuk diproses.

Disamping itu, suatu hal yang lebih penting adalah masyarakat harus

diberikan pengarahan bahwa politik uang akan sangat berbahaya bagi

perkembangan kehidupan demokrasi seutuhnya. Pengarahan secara maksimal

harus diberikan kepada seluruh masyarakat agar masyarakat semakin mengerti

tentang betapa besarnya bahaya politik uang bagi kehidupan dan masa depan

bangsa ini kedepannya. Sejatinya, masyarakat harus diingatkan bahwa

bagaimanapun dengan politik uang berarti kita telah melakukan rekruitmen

politik yang salah, dimana kita tidak memilih figur pemimpin kita melalui

kesadaran hati nurani. Melainkan memilih hanya berdasarkan pesan atau

pengaruh pihak lain dengan cara memberikan sejumlah uang sebagai imbalan.

Dan hasilnya sudah bisa ditebak, yaitu pilihan kita tidak sesuai dengan apa yang

kita kehendaki. Dan itu berarti apa yang kita cita-citakan untuk menemukan

pemimpin yang amanah, jujur dan bersih tidak akan pernah kita temukan. Kita

semua tentu tidak menginginkan hal tersebut bukan?

Page 197: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

197

Sebagai kesimpulan dari tulisan ini, kita tentu harus sepakat.

Bagaimanapun kejahatan politik uang tidak boleh dibiarkan hidup dalam pesta

demokrasi bernama pilkada. Praktik politik uang sudah pasti akan menghasilkan

pemerintahan yang tidak amanah dan kapabel. Karena itu, jika kita

menginginkan pemimpin yang bersih, jujur dan punya integritas yang tidak

diragukan. Kita harus dapat menghindari praktik politik uang dalam pilkada nanti.

Dan hanya dengan melaksanakan pilkada yang jujur dan bersih dari praktik

politik uang kita akan bisa membawa perubahan yang berarti bagi kelangsungan

kehidupan demokrasi di tanah air tercinta ini. Semoga.***

Page 198: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

198

BAB KETUJUH

DINAMIKA PELAKSANAAN PEMILU

1 Uang, Pembunuh Demokrasi

Dalam Pemilu 2004

Sinar Harapan, 19 Februari 2004

Menteri Koodinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Susilo

Bambang Yudhoyono mengingatkan setidaknya ada tiga musuh besar yang harus

diperangi dalam Pemilu 2004. Salah satu musuh besar tersebut adalah

merajalelanya politik uang selama pelaksanaan pemilu. Pernyataan Menko

Polkam tesebut patut dicermati. Jika tidak, dipastikan akan dapat menggagalkan

Page 199: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

199

pesta demokrasi bangsa ini. Sebab pemilu yang bersih jelas akan menjamin

kualitas demokrasi. Dan sebaliknya pemilu yang dipenuhi dengan berbagai

kecurangan dipastikan akan mengorbankan demokrasi. Lalu apakah pemilu 2004

ini akan dapat terhindar dari praktik politik uang? Itulah pertanyaan yang harus

dicarikan jawabannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Politik uang hampir selalu terjadi dalam setiap pesta politik bernama

pemilu. Bahkan di negara-negara yang tingkat demokrasinya sudah maju dan

dilengkapi dengan sistem hukum yang keras dan tegas sekalipun, politik uang

juga pernah terjadi. Kita tentu masih ingat kisah pengusaha Indonesia James

Riady, yang rela membantu biaya hingga berjuta-juta dolar AS untuk dana

kampanye Bill Clinton dari partai Demokrat sebagai kandidat calon Presiden. Dari

kisah diatas kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa praktik politik uang

bisa terjadi dimana saja. Termasuk dinegara yang sudah sangat maju tingkat

kedewasaannya berdemokrasi.

Lalu apakah yang dimaksud dengan politik uang tersebut? Sampai saat ini

memang tidak ada definis yang khusus mengenai apa itu politik uang. Dalam

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHAP) istilah politik uang juga tidak

ditemukan, sehingga kejahatan ini sangat sulit dibuktikan untuk kemudian

diselesaikan secara hukum. Lihatlah sampai sekarang sangat jarang atau bahkan

belum ada seorang pun yang diseret kemeja hijau karena terlibat praktik politik

uang. Untuk membuktikan kejahatan ini dibutuhkan bukti-bukti yang sangat

konkret.

Page 200: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

200

Dalam dunia perpolitikan Indonesia, kejahatan politik uang seakan sangat

akrab di teliga kita. Lihat saja dalam pemilihan kepada daerah, baik pemilihan

Bupati, Walikota dan Gubernur acap kali diwarnai politik uang. Pada tingkat

kehidupan politik yang lebih besar seperti pelaksanaan pemilu. Politik uang juga

sangat rawan.

Pada Pemilu 1999, kejahatan politik uang juga meningkat. Hal ini dapat

kita lihat dari hasil temuan Panitia pengawas pemilu (Panwaslu) yang mencatat

sedikitnya 96 kasus politik uang. Kejahatan politik uang tersebut telah

diselesaikan sebanyak 83 kasus. Namun tidak jelas dalam bentuk apa. Dan 13

kasus telah dilimpahkan ke polisi. Akan tetapi hanya sampai disitu saja dan tidak

ada tindak lanjutnya setelah itu.

Perlu Langkah Strategis

Menyimak pesta-pesta politik di Indonesia, sepertinya kita dapat menarik

suatu kesimpulan bahwa pelaksanaannya masih sering diwarnai dengan berbagai

kecurangan. Khusus kecurangan yang berkaitan dengan politik uang dalam

pemilu. Maka perlu langkah-langlah strategis yang harus diperhatikan yaitu.

Pertama, pemerintah dan pihak-pihak terkait harus dengan tegas memberikan

sanksi kepada siapapun yang dengan terang-terangan melakukan praktik politik

uang. Tentunnya dengan ancaman hukuman yang berat. Sanksi hukum maupun

Undang-undang harus di tegaskan bagi yang memberi atau menerima suap. Jika

hukum atau Undang-undang tidak mampu mengatasinya, akan sulit

mengharapkan proses rekruitmen politik yang jujur.

Kedua, masyarakat harus disadarkan bahwa politik uang merupakan

kejahatan yang merugikan pelaksanaan demokrasi. Agar masyarakat semakin

mengerti tentang bahaya politik uang, perlu sosialisasi tentang pemilu.

Pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) bertanggung jawab dalam proses

sosialisasi ini.

Page 201: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

201

Masyarakat harus diberi arahan dalam proses politik yang baik. Ini

berguna agar masyarakat jangan mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak tertentu.

Sehingga nantinya pada saat pemilihan, baik pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD

maupun pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, suara yang dihasilkan benar-

benar murni tanpa terpengaruh oleh kepentingan apapun. Jika sosialiasi ini tidak

diupayakan semaksimal mungkin dikhawatirkan pelaksanaan pemilu diwarnai

kecurangan.

Ketiga, pemerimtah atau pihak yang berwenang harus lebih sungguh-

sunggh mewajibkan partai politik untuk melaporkan daftar keuangannya kepada

suatu lembaga yang ditunjuk untuk itu, misalnya Mahkamah Agung (MA).

Kemudian daftar keuangan tersebut diaudit oleh sebuah akuntan publik yang

dapat dipercaya. Standar dan ukuran penting agar pihak akuntan tidak kesulitan

untuk memeriksanya. Dengan demikian pihak akuntan akan dapat menetapkan

hasil pemeriksaannya dan kemudian bisa menarik suatu kesimpulan tentang

keadaan keuangan suatu partai politik. Dan akhirnya masyarakat akan dapat

mengetahui dari mana saja sumber keuangan suatu partai politik. Jika ada yang

kurang beres harus diproses sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Keempat,

semua partai politik hendaknya tetap menjaga kemurnian pesta pemilu 2004 ini.

Untuk itu bagi partai politik dituntut untuk selalu mengedepankan pentingnya

“pendidikan politik” pada masyarakat sebagai tindak lanjut dari proses

demokrasi yang bersih. Partai politik sudah saatnya menghentikan segala omong

kosong yang selalu mengatasnamakan rakyat dengan memanipulasi suara rakyat.

Hanya dengan bersikap jujur, kita bisa membangun sebuah negara yang baik.

Akhirnya kita sepakat, bahwa praktik politik uang tidak boleh dibiarkan

tumbuh dalam sistem politik kita. Karena hal itu akan “membunuh”

perkembangan demokrasi dalam kehidupan politik Indonesia. Kejahatan politik

uang hanya akan menghasilkan pemerintahan yang tidak kapabel dan amanah.

Mari kita ciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa dengan menghapus

Page 202: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

202

segala praktik politik uang dalam pesta pemilu yang sebentar lagi akan kita

laksanakan.

Sebagai negara yang menjujung tinggi demokrasi kita harus ingat bahwa

hanya melalui pemilu yang berlangsung bersih, bebas dan adil kita akhiri krisis

yang serba multidimensi ini. Segenap komponen bangsa ini harus menyadari

bahwa pemilu merupakan pesta demokrasi terbesar rakyat. Dengan

melaksanakan pemilu yang jujur, kita sekaligus telah menyukseskan pendidikan

politik bagi masyarakat. Dan mari kita juahkan segala musuh besar yang akan

menggagalkan pemilu.***

Page 203: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

203

2 Urgensi Pengadilan Khusus Pemilu

Sinar Harapan, 15 November 2003

Gagasan untuk membentuk suatu peradilan khusus pemilu kembali

mencuat akhir-akhir ini. Diskursus ini paling tidak disebabkan adanya

kekhawatiran bahwa penyelenggaraan pemilu 2004 nanti akan mengalami

berbagai pelanggaran baik dalam bentuk kekerasan maupun kecurangan. Untuk

itu, adanya suatu pengadilan khusus pemilu perlu dicermati. Sehinga nantinya

kasus-kasus yang berhubungan dengan pelanggaran pemilu dapat dituntaskan

dengan cepat dan akhirnya pelaksanaan pemilu bisa dilaksanakan dengan baik.

Jika kita tinjau dalam UU No 12 tahun 2003 tentang pemilu sebenarnya

memang sudah diatur mengenai segala ketentuan mengenai tindak pidana

pemilu. UU tersebut sudah memuat secara tegas dan lengkap berbagai sanksi

serta ancaman bagi setiap pelanggaran pemilu. Ketentuan mengenai pengaturan

tindak pidana pemilu tersebut lebih jauh diatur dalam pasal 137 –141 UU No

12/2003 yang menerangkan bahwa tindak pidana pemilu merupakan

pelanggaran terhadap ketentuan mengenai pemilu yang dapat terjadi pada

semua tahapan pemilu yaitu mulai dari pendaftaran pemilih, kampanye, saat

pemungutan suara hingga penetapan hasil pemilu.

Page 204: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

204

Tindak pidana pemilu tersebut juga sudah diatur dalam KUHP yang

memberikan ancaman hukuman untuk kasus pemilu yaitu ancaman hukuman

sembilan bulan dan tertinggi dua tahun. Disamping itu juga ada ancaman denda

maksimal Rp. 4.500. Namun ancaman yang terdapat dalam KUHP tesebut

ternyata tidak menjamin penyelesaian sengketa yang terjadi. Sejatinya

peraturan yang ada tidak mampu berbuat banyak untuk mengatasi berbagai

persoalan seputar kekerasan dan pelanggaran pemilu. Pendek kata, peraturan

tersebut juga tidak mampu menjelaskan kualifikasi jenis pelanggaran dan potensi

perselisihan pemilu. Padahal pada waktu pelaksanaan pemilu pada tahun 1999

banyak sekali pengaduan dari masyarakat yang masuh ke KPU, Namun

pengaduan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti untuk diproses melalui

pengadilan yang ada.

Melihat pelaksanaan pemilu tahun 1955 atau tepatnya pada masa Orde

Lama dan pelaksanaan pemilu pada tahun 1999 atau pada masa Orde Baru

memang dinilai sebagai pemilu yang paling demokratis. Namun demikian

pelaksanaan pemilu tersebut masih saja diwarnai dengan berbagai pelanggaran.

Hal ini hampir sama dengan pelaksanaan pemilu tahun 1971 dan pemilu tahun

1997 yang juga sarat dengan berbagai bentuk pelanggaran. Hal ini hampir sama

dengan pelaksanaan pemilu tahun 1971 dan pemilu tahun 1997 yang juga sarat

dengan berbagai bentuk pelanggaran. Pelanggaran-pelanggaran tersebut terjadi

dalam berbagai bentuk dan coraknya, misalnya intimidasi dan yang paling parah

yaitu adanya keharusan pegawai negeri untuk memilih satu partai politik

tertentu.

Meskipun pelaksanaan pemilu tahun 1999 dinilai cukup demokratis, akan

tetapi masih banyak diantara kontestan partai politik yang selalu

mengedepankan aksi-aksi yang kurang simpati terutama saat pesta kampanye

dilakukan. Bahkan saat sekarangpun partai politik yang ada telah menunjukkan

suatu sikap yang kurang terpuji yaitu telah mengibarkan bendera partai masing-

masing yang sebanarnya belum boleh dilakukan. Akibat perang bendera partai

Page 205: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

205

tesebut justru akan mengakibatkan munculnya banyak konflik diantara para

pendukung partai.

Aksi-aksi yang kurang simpati oleh kontestan partai politik tersebut baru-

baru ini sudah terjadi menjelang pesta pemilu dilaksanakan. Ini dapat kita lihat

dalam peristiwa Bali yaitu telah terjadinya bentrokan antara masa PDIP dengan

masa partai Golkar. Meskipun konflik ini terjadi pada tataran tingkat bawah,

namun tidak tertutup kemungkinan nantinya akan menjalar pada tingkat elite

partai.

Peristiwa-peristiwa seperti diatas diprediksi akan terulang lagi pada

pemilu 2004 nanti. Apalagi pelaksanaan pemilu 2004 mempunyai banyak

perbedaan dengan pelaksanaan pemilu 1999. Pemilu 2004 akan menggunakan

sistem proposional terbuka. Disamping itu pemilu 2004 juga untuk pertama

kalinya rakyat memilih sendiri secara langsung presiden dan wakil Presiden.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan pelaksanaan pemilu akan diselenggarakan

sebanyak tiga kali yaitu pemilu legislatif tanggal 5 April 2003. Pemilu Presiden

putaran pertama tanggal 3 Juli 2004 dan pemilu Presiden puataran kedua tanggal

13 September 2004. Banyaknya perbedaan dan pelaksanaan tersebut

dikhawatirkan akan membuat pesta pemilu diwarnai dengan pelanggaran-

pelanggaran dan kecurangan-kecurangan, misalnya pelanggaran pada saat

pelaksanaan pemungutan suara atau pada saat penghitungan suara.

Mengingat tingginya tingkat pelanggaran yang pernah dilakukan oleh

partai-partai politik pada setiap pesta pemilu, maka adalah penting penegakan

hukum dan penyelesaian pelanggaran pemilu diatur sedemikian rupa. Karena

apabila kita gagal dalam menegakkan hukum selama pelaksanaan pemilu jelas

akan berpengaruh terhadap perkembangan demokrasi yang dicita-citakan.

Page 206: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

206

Untuk itu, pengadilan khusus pemilu nanti diharapkan dapat menerapkan

sanksi-sanksi dengan kualifikasi tertentu yang memang cukup berat. Sehingga

para pelanggar pemilu menjadi jera dan lebih berhati-hati serta dapat menjadi

contoh bagi pihak lain agar tidak melakukan pelanggaran pemilu selanjutnya. Hal

ini tentu harus diiringi dengan adanya sikap yang konsisten dari para penegak

hukum yang ada.

Jika sikap dan niat ini tidak diciptakan sudah pasti penegakan hukum

dalam kasus-kasus pelanggaran pemilu akan sulit untuk diproses dipengadilan.

Dan kalau ini terus terjadi maka nantinya akan dapat mempengaruhi

perkembangan pendidikan politik masyarakat sehingga kualitas hasil pemilu yang

dilaksanakan akan selalu menuai krisis kepercayaan. Itu berarti perujudan

kedaulatan rakyat dalam pelaksanaan pemilu tidak akan menjamin prinsip

keterwakilan yang didambakan dan dicita-citakan.

Sekali lagi pekerjaan besar bangsa ini adalah menyiapkan

pelaksanaan pemilu yang bermanfaat, tentunya dengan pikiran yang sehat.

Sebab itu pemilu jangan hanya dilihat sebagai rutinita politik lima tahunan saja,

akan tetapi pemilu harus dapat dijadikan sebagai sarana untuk membangun

demokrasi yang lebih sehat. Pembangunan demokrasi yang sehat dapat

ditumbuhkan dengan budaya politik santun dengan selalu menjauhkan segala

kekerasan dan kecurangan-kecurangan dalam setiap kegiatan politik yang

disalaksanakan.

Page 207: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

207

Bagaimanapun pelanggaran dan kecurangan pemilu jelas akan merugikan

rakyat banyak. Dari itulah agar pemilu dapat dijamin pelaksanaannya secara

bebas dan adil sehingga perlindungan bagi pemilih yang mengikuti pemilu dapat

bebas dari rasa takut, intimidasi maupun praktik-praktik curang lainnya, maka

kita sepakat bahwa pesta pemilu jelas tidak akan berjalan dengan sempurna dan

baik apabila tindakan-tindakan yang berupa kecurangan dan kekerasan serta

intimidasi terus saja berlangsung dalam pelaksanaan pemilu. Dengan demikian,

jelas sangat urgen diperlukan suatu rencana dibentuknya pengadilan khusus

pemilu. Ini harus dipersiapkan secara matang agar nantinya proses pemilu yang

kita dambakan akan berjalan dengan sukses serta bisa kita nikmati hasilnya

untuk menentukan nasib perjalanan bangsa dan negara ini selanjutnya.

Page 208: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

208

3 Mewaspadai Kekerasan Politik

Page 209: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

209

Republika, 11 Februari 2004

Dalam kehidupan sosial politik di Indonesia pemilu dan kekerasan adalah

dua topik yang selalu menarik untuk dibicarakan. Membicarakan pemilu seakan

tidak lengkap tanpa membicarakan kekerasan. Pendek kata, kekerasan seakan

begitu sulit untuk dipisahkan dari pesta pemilu. Di mana ada pesta pemilu,

kekerasan hampir selalu mengikutinya.

Dan biasanya kekerasan yang terjadi kebanyakan bersifat horizontal, yaitu

terjadi antara partisipan partai politik yang satu dengan partisipan partai politik

yang lainnya. Baik menjelang pemilu maupun pada saat diadakannya kampanye

pemilu.

Agar praktik kekerasan tidak semakin meluas dalam pesta pemilu. Maka

sudah semestinya pemerintah dan pihak-pihak terkait berusaha untuk

mencegahnya sedemikian rupa. Jika tidak, di pastikan akan dapat menggagalkan

pesta demokrasi bangsa ini. Sejatinya, pemilu yang jauh dari praktik kekerasan

jelas akan menjamin kualitas demokrasi. Dan sebaliknya pemilu yang dipenuhi

dengan berbagai kekerasan dipastikan akan mengorbankan demokrasi itu

sendiri. Lalu apakah pemilu 2004 ini akan dapat terhindar dari praktik kekerasan?

Itulah pertanyaan yang sekiranya harus dicarikan jawabannya oleh pihak-pihak

yang berkepentingan.

Defenisi Kekerasan.

Apakah yang dimaksud dengan kekerasan terseut. Dalam kamus umum

Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta, kekerasan diartikan sebagai “sifat

atau hal yang keras; kekuatan; paksaan”. Sedangkan “paksaan” berarti tekanan,

desakan yang keras. Kata-kata ini bersinomin dengan kata “memperkosa” yang

berarti menundukkan dengan kekerasan; menggagahi; memaksa dengan

Page 210: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

210

kekerasan dan melanggar dengan kekerasan. Jadi, kekerasan berarti membawa

kekuatan, paksaan dan tekanan.

Sedangkan dalam kajian ilmu sosial, Ted Robert Gurr memberikan

pengertian tentang kekerasan. Ia lebih memusatkan pada “political violence”.

Menurut Gurr; semua tindak kekerasan kolektif di dalam suatu komunitas politik

dilakukan terhadap rezim politik, aktor-aktornya (termasuk kelompok-kelompok

di dalam maupun diluar pemerintah) atau kebijakannya. Konsep itu

menggambarkan serangkaian kejadian yang pokoknya adalah penggunaan atau

ancaman penggunaan tindak kekerasan. Yang termasuk dalam pengertian

konsep itu adalah revolusi, perang gerilya, kudeta dan kerusuhan.

Kekerasan Politik Era Orde Baru

Jika kita simak sejarah perjalanan pemilihan umum (pemilu) selama Orde

Baru, yaitu sejak 1971 hingga 1997. Maka secara substansi pelaksanaan pemilu

masa Orde Baru banyak menyisakan persoalan-persoalan. Seperti, banyaknya

kekerasan politik menjelang, selama dan sesudah diadakan pemungutan suara.

Kasus-kasus kekerasan politik pada masa Orde Baru tersebut cenderung

berkaitan dengan kekerasan sistemik struktur politik Orde Baru dari tingkat pusat

hingga daerah.

Kekerasan ini terjadi dengan tujuan untuk menciptakan stabilitas politik

sebagai prasyarat pembangunan ekonomi akibat krisis ekonomi dan politik orde

baru. Pendek kata, sistem politik Orde Baru telah ikut menyumbang suatu

peluang munculnya kekerasan politik. Kekerasan itu bisa berupa teror, intimidasi

yang biasanya dilakukan oleh aparat keamanan, Golkar serta aparat birokrasi dari

pusat hingga kedaerah kepada; masyarakat, aktifis dan kelompok-kelompok yang

dianggap menentang upaya pemerintah untuk memenangkan Golkar dalam

pemilu.

Banyaknya kekerasan dan tekanan-tekanan yang dilancarkan sehubungan

dengan penyelenggaraan pemilu masa Orde Baru tersebut tentu saja

Page 211: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

211

berimplikasi buruk bagi masyarakat. Akhirnya masyarakat semakin hari semakin

trauma dan menjadi takut yang sangat berlebihan kepada negara. Akibatnya

masyarakat tidak sanggup untuk bersikap kritis untuk menentang kebijakan-

kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah meskipun itu salah sekalipun.

Sejatinya, Orde Baru tidak memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengkritik

kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Bahkan rezim yang berkuasalah yang melakukan kekerasan terhadap

masyarakat sipil. Barulah era reformasi membuka ruang seluas-luasnya bagi

masyarakat untuk mengkritik kebijakan pemerintah atau rezim yang berkuasa.

Namun sayang, kebebasan tersebut banyak yang berujung kepada tindakan-

tindakan kekerasan atau sikap yang kurang santun. Padahal kekerasan

sesungguhnya merupakan hal yang bertolak belakang dengan hakekat politik.

Karena politik pada substansinya adalah aktivitas untuk mengompromikan

masalah (compromise) dan menyelesaikan perbedaan kepentingan (consensus)

secara damai dan terlembaga. (Heywood, 2002).

Page 212: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

212

Peluang Kekerasan Pada Pemilu 2004

Lalu bagaimana dengan pemilu 2004 yang sebentar lagi akan kita

laksanakan? Apakah peluang kekerasan akan muncul pada pesta rakyat

tersebut? Melihat perkembangan situasi politik belakangan ini. Maka pemilu

2004 kelihatannya juga akan diwarnai dengan berbagai kekerasan politik, baik

selama kampanye, hingga pemungutan suara nanti. Karena selama ini aroma-

aroma kekerasan menjelang pemilu sudah tercium dalam kehidupan politik

nasional. Itu dapat dilihat dari bentrokan antara simpatisan partai Golkar dengan

PDIP di Bulelang Bali beberapa waktu lalu.

Disamping itu kita juga masih ingat protes beberapa simpatisan partai

politik ke KPU akibat partai mereka terancam tidak lolos dalam verifikasi di KPU.

Sehingga mereka menggugat dan memprotes KPU dengan alasan-alasan

pembenaran lainnya. Ini masih ditambah dengan adanya konflik internal partai

politik karena ketidakpuasan masa pendukung politisi didaerah yang tidak lolos

seleksi caleg. Akibatnya terjadi pembakaran-pembakaran atribut partai oleh

masa simpatisan.

Tingginya tingkat kekerasan politik menjelang pemilu diatas menunjukkan

masih lemahnya fungsi partai politik dalam memberikan pendidikan politik bagi

masyarakat. Kelihatannya selama ini, partai politik hanya dijadikan sarana untuk

memperoleh kekuasaan oleh elite partai. Namun setelah elite partai tersebut

menduduki kursi kekuasaan, mereka lupa akan rakyat yang memilih mereka.

Disamping itu partai politik hanya mempunyai semangat untuk membela

masyarakat pada saat pesta pemilu saja. Tapi tidak mempunyai komitmen jangka

panjang untuk menyuarakan kepentingan masyarakat. Pendek kata, tidak ada

manfaat yang dapat diperoleh masyarakat setelah elite partai politik menduduki

posisi penting dalam lingkaran kekuasaan, baik dilembaga legislatif atau

eksekutif. Bahkan elite partai politik justru melakukan praktik korupsi untuk

memperkaya dirinya.

Page 213: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

213

Catatan Penting

Menyusul akan diadakannya pesta pemilu 2004. Kelihatannya rasa cemas

masyarakat tak kalah ikut akan menyusul. Masyarakat membayangkan belum lagi

pemilu dilaksanakan namun gesekan-gesakan yang menakutkan sudah terjadi di

tengah kehidupannya. Bagaimana nanti kalau pesta rakyat itu sudah

dilaksanakan. Entah apalagi kekerasan politik yang akan terjadi. Meskipun

demikian sebagai bangsa yang masih mangakui pemilu sebagai salah satu sarana

utama menegakkan tatanan politik yang demokratis. Kita tentu belum terlambat

untuk memperbaikinya, masih ada waktu untuk mencegah kekerasan tersebut.

Sejatinya! Kita harus optimis untuk menyukseskan pemilu secara damai.

Pelaksanaan pemilu yang tidak sehat yang disertai dengan kekerasan harus

dikubur bersamaan dengan perkembangan sistem politik yang sehat.

Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan harus mewaspadai peluang-

peluang konflik yang akan terjadi. Agenda pemilu simpatik harus dicanangkan

dalam setiap proses pelaksanaannya. Sebab pemilu yang bermutu tidak semata-

mata tergantung “pada hasil”. Akan tetapi juga “bagaimana proses” pemilu itu

dilakukan. Jika proses pemilu dilakukan dengan berbagai kekerasan. Maka akan

pudarlah harapan kita untuk melakukan rekruitmen politik dalam pemilu. Dan

akhirnya cita-cita untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik tidak

akan pernah terujud.

Dari itu, aturan-aturan main yang tegas harus dilaksanakan dengan

hukum atau Undang-undang yang ada. Kepada mereka yang mencoba untuk

berbuat onar harus ditindak dengan tegas. Agar semua itu dapat diujudkan,

maka kerjasama antara penegak hukum, aparat keamanan, partai politik, para

tokoh-tokoh masyarakat, LSM-LSM yang ada, para mahasiswa, akademisi dan

tokoh-tokoh agama harus dilakukan. Pihak-pihak tersebut hendaknya dapat

menjadi tauladan dalam upaya menegakkan nilai-nilai demokrasi ditengah

kehidupan masyarakat. Sehingga nantinya diharapkan tingkat pendidikan politik

masyarakat akan menjadi lebih baik.

Page 214: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

214

Tidak mudah memang mengujudkan semua itu. Namun kita tidak boleh

berhenti untuk menciptakan pemilu yang jauh dari kekerasan. Keyakinan bahwa

pemilu sebagai salah satu sarana untuk menciptakan suatu pemerintah yang

lebih baik harus ditanamkan. Dengan tekad dan niat yang sungguh-sungguh

tersebut mudah-mudahan bangsa ini akan dapat melaksanakan pesta demokrasi

bernama pemilu dengan baik dan lancar. Jadi mari sukseskan pemilu dengan

menjauhi segala bentuk kekerasan.**

Page 215: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

215

4 Golput Dan Pentingnya

Pendidikan Politik

Media Indonesia, 17 September 2003

Presiden Megawati Soekarnoputri meminta seluruh pemilih pada pemilu

2004 menggunakan haknya, sehingga tidak ada orang yang secara sengaja tidak

menggunakan hak pilihnya atau “golput”. Himbauan Presiden tersebut

mengandung makna bahwa dengan menggunakan hak pilih berarti kita memiliki

sikap untuk menghargai sistem demokrasi. Sejatinya, berhasil tidaknya proses

pemilu yang dilaksanakan sangat tergantung pada jumlah suara yang dihasilkan.

Golput memang merupakan masalah klasik dan universal dalam

kehidupan politik. Pembicaraan tentang ini selalu menjadi berita menarik

menjelang pemilu dinegara manapun. Istilah golput dalam peta politik di

Indonesia pertama kali muncul pada tahun 1971. Dimana pada saat itu ditujukan

kepada orang-orang yang tidak menggunakan hak suaranya untuk memilih.

Secara hukum memang “tidak ada” satu kekuatan apapun yang dapat

menghalang-halangi seseorang “untuk bersikap” golput atau “tidak

Page 216: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

216

menggunakan” hak pilihnya. Namun untuk menghilangkan golput barangkali

memang perlu dikaji lebih dalam kenapa sampai muncul orang-orang yang tidak

mempergunakan hak pilihnya sebagai wujud dari pada hak kedaulatan yang ada

pada dirinya.

Setidaknya secara umum ada beberapa faktor yang cukup signifikan

mempengaruhinya. Pertama, dengan kesadarannya sendiri memang tidak ingin

mengunakan hak pilihnya disebabkan oleh beberapa kemungkinan, seperti rasa

tidak percaya kepada sistem pemilu yang ada. Bagi masyarakat pelaksanaan

pemilu di Indonesia dinilai masih sekedar pesta yang tidak akan membawa

perubahan apa-apa dalam kehidupan politik selanjutnya. Kedua,

ketidakpercayaan kepada kontestan (partai poltik). Mereka menganggap bahwa

tidak ada figur yang dapat dihandalkan dan dapat mewakili aspirasi mereka. Ini

dibuktikan dengan beberapa kali penyelenggaraan pemilu. Para pemimpin dan

para wakil rakyat yang dihasilkan tidak dapat berfungsi mengemban aspirasi

politik mereka. Kondisi kehidupan politik yang lebih baik setelah adanya

pelaksanaan pemilu ternyata tidak berlangsung ditengah kehidupan masyarakat.

Malah yang muncul justru konflik yang berkepanjangan antara elite politik atau

parpol pemenang pemilu.

Melihat kondisi seperti itu maka jelas rakyat akan merasa semakin

kecewa. Sehingga akhirnya mereka tidak lagi percaya dengan elite politik dan

partai politik yang ada. Masyarakat merasa elite politik belum mampu membawa

makna yang cukup berarti dalam menyalurkan aspirasinya. Ini masih ditambah

dengan tidak seriusnya wakil rakyat dalam sidang-sidang dalam membahas

agenda penting bangsa. Akibatnya membuat dewan selalu lamban dalam

merespon suatu masalah. Dari kondisi ini, mereka menganggap bahwa

pelaksanaan pemilu tidak ada gunanya. Dan hanya akan membuang energi dan

waktu saja.

Jika kita perhatikan perhelatan pemilu tahun 1999. Antusias masyarakat

untuk ikut pemilu masih cukup besar. Sebab pada saat itu Indonesia memang

Page 217: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

217

butuh sosok pimpinan nasional dan wakil rakyat yang mampu membawa

perubahan kearah yang lebih baik. Karena selama 32 tahun kita hidup dibawah

pemerintah Orde Baru, pelaksanaan pemilu tidak berjalan secara demokratis.

Para pemimpin dan wakil rakyat yang dihasilkan dari pemilu tidak sesuai dengan

harapan masyarakat. Mereka yang duduk di DPR dihasilkan dengan mekanisme

KKN. Untuk itu harapan akan adanya perubahan dalam menghasilkan wakil

rakyat yang lebih baik digantungkan pada pemilu tahun 1999. Namun harapan

itu masih sebatas angan belaka. Buktinya wakil rakyat masih tetap berprilaku

tidak sesuai dengan harapan rakyat.

Melihat kenyataan ini, sepertinya masyarakat semakin “trauma” dengan

“janji gombal” partai politik peserta pemilu. Betapa tidak, pemilu 1999 yang

diikuti oleh multipartai dan “katanya” dilaksanakan paling demokratis dari

pemilu-pemilu sebelumnya, tetapi masih melahirkan para pemimpin dan wakil

rakyat yang haus akan jabatan dan kekuasaan. Lihatlah contohnya, para elite

politik negeri ini sering bertengkar untuk mempertahankan kedudukan. Mereka

masih berlomba-lomba dengan retrorika omong kosong atas “nama rakyat”.

Pendek kata, segala tindak tanduk para elite politik masih cenderung

mementingkan kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Bukan kepentingan

masyarakat banyak. Dan parahnya para elite politik tersebut banyak yang

tersangkut perkara korupsi.

Akhirnya rakyat berkesimpulan bahwa pelaksanaan pemilu sekarang ini

tidak akan mempunyai arti penting bagi mereka. Dan ujung-ujungnya rakyat akan

bersikap “skeptis dan apatis” untuk tidak menentukan hak pilihnya. Mereka

menganggap bahwa mengikuti pemilu atau memilih salah satu partai politik

dianggap bukanlah solusi yang tepat untuk menciptakan situasi dalam kehidupan

politik yang lebih baik. Artinya pelaksanaan pemilu tidak ada manfaat bagi

dirinya. Dan siapapun yang menang dalam pemilu tidak membawa konsekwensi

logis dalam aktifitas kehidupan nyata.

Page 218: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

218

Keputusan seseorang untuk menjadi golput pada dasarnya diambil

setelah mengkaji berbagai alasan yang ada. Bagi masyarakat buat apa memilih

jika partai politik tidak memberikan kepuasan. Dan buat apa menyalurkan hak

pilih bila pemilu dinilai tidak bermakna bagi mereka. Artinya kekuatan politik di

DPR tidak bisa mewakili aspirasi mereka. Alasan ini seharusnya dapat dijadikan

suatu pemikiran oleh wakil rakyat atau elite politik agar kedepannya tidak

berbuat mengecewakan rakyat. Masalahnya sekarang adalah! Bagaimana para

elite politik negeri ini “mampu” menyakinkan masyarakat bahwa lembaga

perwakilan rakyat bisa berperan secara jujur dan wajar dalam “upaya

menyuarakan kepentingan rakyat”.

Dari itu kalau kita ingin menciptakan kehidupan politik yang demokratis

maka adalah tanggung jawab kita terutama penguasa negeri ini untuk

memberikan pendidikan politik yang lebih baik kepada masyarakat. Kegagalan

Indonesia dalam membangun pendidikan politik jelas merupakan kegagalan dari

elite politik dalam menyuarakan aspirsi rakyat. Untuk itu, pendidikan politik ini

dapat diberikan dengan mengemban amanat rakyat dan tidak menggorban

perasaan rakyat. Sehingga nantinya dapat ditekan jumlah golput sebagai wujud

pertanggung-jawaban masyarakat kepada sistem politik yang ada untuk ikut

ambil bagian dalam proses pemilu. Karena bagaimanapun Pemilu merupakan

bagian yang terpenting dari kehidupan politik dinegara Indonesia. Adalah

kewajiban kita untuk mengamalkannya. Karena dengan pemilu tersebutlah kita

dapat menentukan arah, cita-cita dan masa depan bangsa ini untuk melangkah

menuju hari esok yang penuh tantangan. Semoga..***

Page 219: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

219

5 Janji Kampanye Untuk Rakyat

Media Indonesia, 6 Maret 2004

Mulai 11 Maret kampanye pemilu insya Allah di gelar. Sebagai bagian dari

kegiatan pemilu, kampanye memang menjadi persoalan yang sangat penting

untuk di laksanakan. Hal ini mengingat bahwa, kampanye adalah salah satu

sarana untuk menarik simpati rakyat dengan cara mentransfer pesan-pesan

politik. Sejatinya, pada saat itulah peserta kampanye dari masing-masing partai

politik akan melancarkan berbagai strategi untuk menawarkan programnya

kepada rakyat. Dan pada akhirnya rakyat akan memilih partai politik tersebut.

Sehingga nantinya akan bisa menambah perolehan suara bagi partai tersebut.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kampanye pemilu bertujuan untuk;

Pertama, sebagai forum pembeberan program dan kebijaksanaan organisasi

peserta pemilu. Kedua, sebagai forum untuk pendidikan politik rakyat. Ketiga,

sebagai pesta demokrasi. Ketiga tujuan tersebut sangat signifikan pengaruhnya

dalam membangun kehidupan politik yang lebih demokratis. Disamping itu,

kampanye seperti yang termaktub dalam Pasal 2 dan 3 Surat Keputusan (SK)

Komisi Pemilihan Umum (KPU) No 701 adalah kegiatan parpol dan/atau calon

anggota DPR/DPRD untuk meyakinkan pemilih yang bukan anggotanya untuk

Page 220: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

220

mendapatkan dukungan sebesar-besarnya. Dukungan itu tentu saja dapat

diperoleh dengan menawarkan program partai politik melalui media massa,

ruang terbuka atau gedung pertemuan pada waktu yang telah ditetapkan oleh

KPU. SK 701 tersebut adalah petunjuk pelaksana (juklak) yang dibuat KPU untuk

menjabarkan ketentuan Undang-Undang (UU) No 12/2003 tentang Pemilu

Legislatif

Lalu apakah manfaat kampanye tersebut bagi rakyat? Pertanyaan diatas

agaknya perlu direnungkan oleh elite partai yang ada. Sebab selama ini kalau kita

mau jujur, tema atau pesan-pesan yang ditawarkan dalam kampanye cenderung

hanya mengumbar janji-janji manis dimulut saja. Pesan-pesan manis yang

disampaikan saat kampanye hampir terlewatkan begitu saja setelah elite partai

menduduki kursi kekuasaan.

Biasanya janji-janji yang disampaikan dalam kampanye hampir selalu

berkaitan dengan persoalan-persoalan yang muncul ditengah kehidupan rakyat.

Semuanya bertujuan untuk memperbaiki kwalitas hidup rakyat. Misalnya;

Pertama, masalah kemiskinan yaitu bagaimana memperbaiki kehidupan rakyat

kecil agar tidak semakin terpuruk kedalam kehidupan yang tidak menentu.

Kedua, masalah penegakan hukum yaitu bagaimana memberantas korupsi, kolusi

dan nepotisme. Ketiga, masalah pendidikan yaitu bagaimana meringankan biaya

pendidikan bagi rakyat.

Namun setelah mereka para politisi dari elite partai tersebut menduduki

suatu jabatan baik di lembaga eksekutif ataupun di legislatif mereka seolah-olah

lupa akan janji-janji kampanye yang diteriakkan. Pendeknya, janji-janji dalam

kampanye pemilu hanyalah omong kosong berupa retrorika belaka. Janji-janji

tersebut tidak di wujudkan dalam membangun kehidupan rakyat, bangsa dan

negara secara konseptual dan terarah.

Karena itu, tidak heran dalam setiap pesta pemilu kesan yang dapat kita

tarik adalah bahwa semua partai politik pada saat kampanye hanya siap untuk

menang demi suatu kekuasaan. Kampanye hanya menjadi acara seremonial

Page 221: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

221

belaka. Lihatlah, juru kampanye (jurkam) hanya mengobral janji manis saja.

Padahal janji-janji pada saat pemilu terdahulu belum dipenuhi. Dan tidak salah

banyak rakyat menilai bahwa kampanye hanya menjadi ajang bagi elite partai

untuk memperoleh kemenanggan, tanpa mau memperhatikan bagaimana

memberikan pendidikan politik bagi rakyatnya dalam proses kehidupan politik

selanjutnya.

Bertolak dari keadaan diatas dan agar kampanye pemilu mempunyai

makna bagi rakyat. Maka kepada para jurkam harus memberikan kedewasaan

politik bagi rakyat. Kecemasan rakyat dimasa-masa terdahulu tidak boleh

dianggap enteng. Para jurkam harus mencermati setiap program yang

ditawarkan kepada rakyat. Jangan lagi program yang ditawarkan tersebut hanya

berupa janji manis saja. Kampanye dengan janji-janji muluk sudah bukan saatnya

lagi. Karena rakyat sudah bosan dengan pengalaman pahit pada saat kampanye

sebelumnya. Dari itu, janji-janji yang disampaikan pada saat kampanye

hendaknya di realisasikan dalam kehidupan sosial politik selanjutnya.

Meski demikian, rakyat sebagai pemilih hendaknya pada saat pemilu

calon legislatif dan pemilu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden nanti harus

memilih partai dan elite partai yang punya track record yang tidak diragukan. Jika

partai dan elite partai yang menawarkan program pada saat kampanye

mempunyai track record yang jelek, anggap saja isu kampanye yang ditawarkan

sebagai komoditas politik yang sudah basi tanpa makna. Kita sebagai rakyat jelas

tidak boleh terjebak dalam situasi sulit ini. Kita harus mencermati secara

rasional. Kalau kita terjebak jelas nantinya rakyat secara keseluruhan tidak akan

bisa berharap banyak kepada elite partai tersebut untuk bisa memperjuangkan

aspirasi rakyat.

Sebagai rakyat pecinta kehidupan yang lebih baik, kita tentu berharap

agar para elite partai mau menyadari posisi mereka untuk membangun Indonesia

yang lebih baik. Elite partai yang telah dipilih oleh rakyat, nantinya agar benar-

benar dapat konsisten menepati janji-janji kampanyenya. Janji-janji tersebut

Page 222: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

222

harus diujudkan dalam kehidupan nyata. Sehingga kedepannya dapat dibangun

sebuah kehidupan politik, ekonomi dan hukum yang lebih demokratis. Untuk itu,

kearifan dan keteladanan serta kejujuran untuk menepati janji kampanye oleh

elite partai setelah dipilih akan menjadi kunci utama sukses tidaknya

pelaksanaan pemilu dalam menyambut suatu pemerintahan yang ligitimate.

Kalau janji kampanye tidak diujudkan sudah pasti keadaan bangsa ini

tidak akan pernah berakhir dari penderitaan yang berkepanjangan. Jadi apapun

bentuknya program kampanye yang ditawarkan oleh partai politik. Yang jelas,

kampanye pemilu 2004 harus memiliki arti penting bagi rakyat sebagai pemilih

dimasa depan.

Sekali lagi, para elite partai harus berniat untuk menjadikan kampanye

sebagai sebuah forum pendewasaan dan pendidikan politik rakyat. Dari itu janji-

janji kampanye harus dilaksankan. Sebab rakyat sudah muak dengan segala janji

manis selama ini. Masyarakat tidak ingin lagi mendengar janji-janji manis.

Masyarakat hanya menginginkan para elite partai jika sudah duduk dalam suatu

jabatan baik di eksekutif atau legislatif supaya bisa bekerja sebaik-baiknya dalam

mengemban amanat rakyat. Sehingga nantinya akan tumbuh kepercayaan rakyat

terhadap penyelenggara pemerintah. Jika kepercayaan rakyat dapat di

tumbuhkan, maka apapun program yang diagendakan oleh pemerintah pasti

akan didukung oleh rakyat.**

Page 223: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

223

6 Kampanye dan Komunikasi Politik

Harian Jakarta, 1 Juni 2004

Tahapan kampanye merupakan salah satu kegiatan penting sebelum

pelaksanaan pemilu Presiden dilakukan. Begitu pentingnya ritual kampanye

tesebut, maka di sediakanlah waktu yang khusus untuk menggelarnya. Dengan

demikian akan ada kesempatan bagi calon Presiden atau juru kampanye (jurkam)

untuk “menjual” program, visi dan misi-nya kepada rakyat sebagai calon pemilih.

Sehingga nantinya akan dapat mendongkrak perolehan suara pada saat pemilu.

Ada enam pasangan yang nantinya akan berlaga pada pemilu Presiden

dan Wakil Presiden 5 Juli nanti. Sukses tidaknya masing-masing pasangan

tersebut untuk meraih pendukung sebanyak mungkin jelas sangat tergantung

pada kemampuan mereka meraih dukungan masyarakat sebanyak mungkin

melalui ajang kampanye. Karena, hakekat kampanye yang sesungguhnya

merupakan suatu seni dalam meraih dukungan sebanyak-banyaknya. Dukungan

publik tersebut akan muncul ketika program, visi dan misi yang ditawarkan dapat

di mengerti, diterima dan dipahami oleh masyarakat.

Agar dukungan tersebut dapat diraih. Maka, hendaklah para Calon

Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) beserta tim sukses

Page 224: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

224

kampanyenya menawarkan program, visi dan misi yang benar-benar bisa

membuat masyarakat yakin. Misalnya, ketika program pemberantasan Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme (KKN) di kemukakan, para kandidat Presiden dan Wakil

Presiden atau tim kampanye harus menjelaskan juga kepada masyarakat

bagaimana konkritnya memberantas KKN tersebut. Demikian juga dengan

masalah disintegrasi bangsa yang sudah tercabik-cabik saat ini. Mereka para

kandidat dan tim sukses kampanye Presiden harus menjelaskan kepada

masyarakat bagaimana mengatasi semua itu dengan visi dan misi yang

ditawarkan. Oleh karena itu, capres dan cawapres yang akan bersaing nanti

harus lebih jelas dan terbuka menjelaskan program, visi dan misinya dalam upaya

membangun Indonesia yang lebih baik.

Dengan demikian program yang ditawarkan tidak terkesan sebagai isu-isu

lama yang semuanya hanya diucapkan saat kampanye saja, tanpa ada tindak

lanjut setelah mereka terpilih. Masyarakat sekarang sudah tidak bisa lagi

menerima isu-isu kampanye yang hanya menawarkan program saja melalui

panggung-panggung kampanye atau iklan-iklan televisi tanpa jelas ukuran dan

metode apa yang akan dipakai dalam melaksanakan semua visi dan misi. Dari itu,

capres dan cawapres beserta tim sukses kampanye harus berupaya untuk

menyakinkan publik dengan menawarkan program yang benar-benar dapat

dimengerti dan dipahami oleh calon pemilih.

Untuk itu, pelaksanaan kampanye harus dilakukan dengan

mengedepankan komunikasi politik yang santun. Komunikasi politik yang santun

ini menjadi penting dan sangat bermanfaat kalau dilakukan oleh para capres dan

cawapres beserta tim sukses kampanyenya. Para komunikator politik harus bisa

melihat dengan cermat fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat. Mereka

harus bisa membaca apa keinginan masyarakat yang sebenarnya. Apa masalah

dasar yang dihadapi masyarakat dalam kehidupannya, misalnya masalah

kenaikan harga-harga kebutuhan pokok atau mungkin tingginya biaya

pendidikan. Isu-isu seperti ini hendaknya menjadi prioritas utama bagi kandidat

Page 225: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

225

Presiden bersama dengan tim suksesnya. Jangan lagi program, visi dan misi yang

ditawarkan hanya di ucapkan melalui panggung-panggung kampanye atau

melalui iklan-iklan televisi. Tapi capres dan cawapres hendaknya langsung turun

ketengah masyarakat dengan berusaha memahami segala permasalahan yang

ada dalam masyarakat.

Dengan berjalannya komunikasi politik yang baik antara calon Presiden

dengan masyarakat, para calon pemilih akahirnya makin memahami program,

visi dan misi para kandidat capres dan cawapres. Sehingga masyarakat akan

semakin yakin dengan pilihannya. Sejatinya, suatu program, visi dan misi yang

ditawarkan akan dapat dipahami dan diterima oleh masyarakat apabila

komuniksi politik antara kandidat Presiden dengan masyarakat sebagai

konstituantenya berhasil dilakukan. Jangan lagi program yang ditawarkan

bersifat rayuan dan janji gombal semata diatas panggung kampanye. Ini

bukanlah cara komunikasi politik yang baik. Karena masyarakat kita sudah muak

dan bosan dengan cara-cara seperi itu.

Kita semua tentu mengharapkan peluang-peluang kampanye dengan

menampilkan komunikasi politik yang santun dapat terujudkan. Sehingga

gambaran makro dari reaksi publik terhadap keinginan akan adanya perubahan

dalam kehidupan masyarakat akan dapat dipenuhi oleh kandidat capres dan

cawapres jika terpilih nanti. Untuk itu, kepada capres dan cawapres beserta tim

sukses kampanyenya hendaknya selalu menawarkan program-programnya yang

mengandung pesan-pesan nyata akan perbaikan kehidupan masyarakat, bukan

janji-janji gombal yang selama ini ditancapkan. Dan nantinya masa pendukung

bertambah yakin akan pilihannya. Peranan tim sukses kampanye jelas akan

berpengaruh dalam menjaring masa pemilih. Karena capres dan cawapres tidak

akan mungkin bisa menjangkau para khalayak secara keseluruhan yang terdapat

diberbagai daerah.

Suatu hal yang tidak kalah pentingnya adalah kepada pihak-pihak yang

nantinya kalah dalam pemilu Presiden dan Wakil Presiden hendaknya harus

Page 226: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

226

legowo menerima kekalahan. Hal ini harus di tegaskan. Bila semua elemen

bangsa ini mau menyadari itu Maka kita percaya seluruh proses pemilu akan

berlangsung dengan sukses tanpa cacat. Dan ini akan dicatat dalam sejarah

perpolitikan Indonesia.

Kampanye pemilihan Presiden memang selalu menjadi agenda penting

dalam setiap pesta pemilu di negara manapun. Hal ini di karena kegiatan

kampanye memiliki makna dan ciri khas tersendiri untuk mempengaruhi masa

pendukung agar memilih calon atau kandidat dari figur-figur yang di jagokan

untuk tampil menjadi Presiden. Di Indonesia, meskipun baru untuk pertama

kalinya kita menyelenggarakan kampanye Presiden. Kita tentu berharap bahwa

kampanye perdana ini akan dapat menghasilkan sosok pemimpin yang dicintai

rakyatnya. Bukan lagi sosok pemimpin yang otoriter seperti zaman orde baru.

Atau sosok pemimpin yang tidak mampu menyelesaikan persoalan bangsa

seperti pemerintah zaman transisi setelah Presiden Soeharto jatuh.

Sebagai masyarakat yang mencintai kehidupan masa depan yang lebih baik. Kita

tentu tidak boleh terjebak dalam situasi kampanye tanpa makna. Kampanye

pemilu Presiden harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Karena

melaksanakan kampanye dengan baik berarti kita akan dapat memberikan

pendidikan politik bagi masyarakat. Kalau kita terjebak dengan kampanye tanpa

makna sudah pasti apa yang kita harapkan akan datangnya suatu perubahan

yaitu tersalurnya aspirasi kita melalui orang-orang yang kita pilih tidak akan

pernah terujud. Kita semua tentu tidak menginginkan hal itu bukan? Semoga

melalui ajang kampanye ini kita benar-benar dapat menemukan sosok pemimpin

yang berwibawa, tegas, jujur dan punya integritas moral yang tidak diragukan

lagi. ***

Page 227: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

227

7 Menaati Aturan Berkampanye

Suara Karya, 29 Maret 2004

Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) telah menerima berbagai macam pengaduan

terkait dengan kasus pelanggaran kampanye. Bentuk pelanggaran yang terjadi terdiri-

dari berbagai macam jenis, misalnya, kasus pelanggaran kampanye yang melibatkan

anak-anak di bawah umur, menggunakan fasilitas negara, melanggar rambu-rambu lalu

lintas, tidak menggunakan helm, membawa senjata tajam, melakukan praktik politik

uang (money politics), memasang bendera atau atribut partai politik di tempat-tempat

terlarang dan yang tidak kalah pentingnya para pejabat negara yang masih aktif pun juga

turut meramaikan pelanggaran tersebut, seperti tidak mengantongi surat cuti -

sebagaimana yang disyaratkan. Mencermati fenomena ini, maka secara kualitas

penyelenggaraan kampanye tersebut telah menciptakan suatu preseden buruk dalam

perkembangan kehidupan demokrasi di tengah rakyat. Kehidupan demokrasi yang

diidam-idamkan dalam masa kampanye ternyata belum ditampilkan secara benar.

Padahal melaksanakan kampanye secara tertib dan damai yang jauh dari segala macam

pelanggaran adalah sesuatu yang diinginkan oleh khalayak rakyat.

Untuk itulah, agar sisa pelaksanaan kampanye ini dapat berjalan dengan tertib,

maka pihak terkait harus memberikan sanksi yang tegas kepada partai politik yang

Page 228: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

228

melakukan pelanggaran. Sebab, terhindarnya pelaksanaan kampanye dari berbagai

pelanggaran merupakan sesuatu yang harus dikedepankan untuk menumbuhkan iklim

politik yang kondusif di tengah rakyat. Karena tahapan kampanye adalah pesta rakyat,

dan ini harus dilaksanakan secara baik dan benar. Kalau ini tidak dilakukan, maka sudah

sangat jelas dampaknya akan mengganggu kehidupan sosial rakyat. Sebab, tidak

tertutup kemungkinan, pelanggaran tersebut akan berdampak kepada kejadian-kejadian

yang lebih membahayakan.

Jika itu terjadi, maka kampanye akan selalu menjadi pesta yang menakutkan.

Oleh sebab itu, semua peraturan tentang kampanye harus dipatuhi. Kalau tidak, sia-

sialah semua usaha kita untuk menciptakan pemilu yang demokratis dan sukses.

Banyaknya kasus pelanggaran selama kampanye Pemilu 2004 hampir terjadi di

setiap propinsi. Dan, ini hampir dilakukan oleh seluruh partai politik. Fenomena ini

menunjukkan bahwa, ternyata pelaksanaan kampanye di Indonesia belum sepenuhnya

dilakukan secara tertib. Peserta kampanye seolah-olah tidak mau mematuhi peraturan

atau undang-undang yang berlaku.

Menurut catatan Mabes Polri, baru-baru ini, sedikitnya 286 kasus pelanggaran

hukum terjadi di seluruh Indonesia pada masa kampanye. Jenis pelanggaran tersebut,

antara lain mencakup: berkampanye tanpa pemberitahuan tercatat sebanyak 42 kasus,

tindakan merusak gambar tercatat 31 kasus, 26 kasus menyimpang dari pemberitahuan,

24 kasus pelanggaran juru kampanye, 21 kasus merusak alat peraga, seperti

pemancangan tiang-tiang bendera di jalan-jalan; penganiayaan masa kampanye tercatat

22 kasus dan penggunaan senjata tajam tercatat 27 kasus serta 42 kasus lainnya.

Sementara pelanggaran lalu lintas sendiri mencapai 1.430 kasus. Dari jumlah itu 645

telah ditilang, 725 ditegur, kendaraan yang disita dari mobil dan motor mencapai 60

buah. (Koran Tempo, 13 Maret 2004). Pelanggaran-pelanggaran kampanye tersebut

sudah barang tentu patut disayangkan dan dikecam. Apalagi, UU yang ada sudah

mensyaratkan soal aturan berkampanye dengan baik. Paling tidak, pengaturan soal

kampanye ini dilakukan agar pelanggaran kampanye bisa diminimalisir. Aturan tersebut,

misalnya, UU Pemilu No 12/2003 ditambah dengan aturan kampanye menurut SK

701/2003 yang ditetapkan oleh KPU. Bahkan kedua aturan itu telah memuat sanksi yang

lengkap. Namun demikian, partai politik belum menyadari hal ini sepenuhnya. Buktinya,

selengkap apa pun peraturan yang ada, partai politik tetap saja melakukan pelanggaran

Page 229: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

229

selama kampanye. Gejala pelanggaran kampanye juga terlihat adanya indikasi buruk dari

pimpinan partai politik untuk memberikan contoh tauladan bagi massanya dalam

menciptakan kampanye tertib dan damai. Pimpinan partai kelihatannya masih kurang

serius terhadap kesepakatan yang telah disahkan. Singkatnya, pinpinan partai politik

seolah-olah tidak menunjukkan suatu itikad baik untuk memberikan pendidikan politik

bagi rakyat. Padahal, seharusnya pimpinan partai dapat memberikan contoh yang baik

kepada rakyat dengan cara mengajak massanya untuk tidak melakukan pelanggaran saat

kampanye. Pimpinan partai hendaknya memberikan contoh berkampanye yang sehat.

Dan, sudah seharusnya masalah ini harus disadari oleh ketua partai atau simpatisan

partai secara sungguh-sungguh. Sebab, kampanye yang dihiasi dengan pelanggaran atau

menyalahi aturan, akan berdampak negatif terhadap partainya. Karena itu nantinya,

sudah pasti rakyat sebagai pemilih tidak akan mau memilih partai yang penuh dengan

pelanggaran. Dan, akhirnya akan berpengaruh terhadap perolehan suara.

Keterlibatan Anak-anak

Banyaknya anak-anak yang diikutsertakan dalam kegiatan kampanye juga

membuat sedih berbagai kalangan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa hampir

seluruh partai peserta kampanye masih melibatkan anak-anak dalam kegiatan

kampanyenya. Padahal kalau kita lihat dalam UU No 23 tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak, khususnya Pasal 87 sudah sangat jelas disebutkan bahwa

"penyalahgunaan anak dalam kegiatan atau peristiwa politik dapat di pidana dengan

hukuman penjara paling lama lima (5) tahun dan atau denda paling banyak Rp 100 juta".

Jika kita cermati UU di atas, maka definisi yang diberikan oleh UU tersebut sudah sangat

jelas melarang anak-anak diikutsertakan dalam kegiatan politik apa pun. Karena, anak-

anak belum dapat dikatakan sebagai pemilih, sebab belum berumur 17 tahun.

Mencermati hal ini, maka pimpinan partai politik harus secara sadar dan bijaksana

untuk mengajak massanya agar tidak mengorbankan anak-anak dalam kegiatan politik

apa pun. Sebab, mereka belum mempunyai hak untuk menyalurkan aspirasi politiknya.

Ini juga dimaksudkan agar kita tidak menunjukkan kepada anak-anak suatu tindakan

kekerasan atau anarkisme. Karena seperti kita ketahui bahwa kampanye pemilu hampir

selalu menunjukkan adu kekuatan antarpendukung partai. Keadaan ini tentu tidak baik

buat perkembangan jiwa anak.

Page 230: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

230

Catatan Penutup

Jika kita ingin memberikan suatu kehidupan politik yang demokratis, maka KPU,

Panwaslu, aparat hukum, tokoh partai dan semua pihak hendaknya bisa mencermati hal

ini secara objektif. Aturan-aturan dalam berkampanye harus dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya. Meremehkan aturan dengan cara melanggarnya secara terus-menerus

akan berujung pada terciptanya situasi kacau. Dan, akhirnya pemilu yang dilaksanakan

tidak akan menghasilkan perubahan apa-apa bagi kehidupan sosial politik selanjutnya.

Kita tentu tidak menginginkan hal itu terjadi, bukan? Oleh sebab itu,

kepada seluruh partai politik, marilah kita melakukan kampanye secara baik

dengan mematuhi aturan-aturan yang ada dalam kampanye. Dengan demikian,

pelaksanaan kampanye selanjutnya akan dapat berlangsung dengan tertib, aman

dan damai. Semoga.***

Page 231: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

231

BAB PENUTUP

Proses reformasi dalam kancah politik Indonesia telah berjalan sejak 1998

dan telah menghasilkan banyak perubahan penting. Di antaranya adalah

pengurangan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden menjadi 2 (dua) kali

masa bakti dengan masing-masing masa bakti selama 5 tahun. Dan sejak tahun

2004 Presiden dan Wakil Presiden di pilih langsung oleh rakyat.

Di beberapa daerah diadakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil

kepala daerah, atau seringkali disebut pilkada. Sebelumnya, kepala daerah dan

wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar

hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini, pilkada (pemilihan

kepala daerah dan wakil kepala daerah) belum dimasukkan dalam rezim

pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni

2005.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi

bernama "pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah". Pilkada pertama

yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007.

Yang tidak kalah penting pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945

mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga

dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia. Selanjutnya, beberapa Undang-

undangpun lahir sejak era reformasi. Salah satunya adalah Undang-undang tentang

kuota keterlibatan perempuan dalam dunia politik yang mendapatkan tempat sebesar

30 persen, terutama untuk duduk di dalam parlemen sebagaimana yang termuat dalam

Undang-undang No. 10 tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif dan Undang-undang No. 2

tahun 2008 tentang Partai Politik (Parpol). Bahkan dalam Pasal 8 Butir d UU No. 10

tahun 2008, disebutkan penyertaan sekurang-kurangnya 30 persen keterwakilan

Page 232: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

232

perempuan pada kepengurusan parpol tingkat pusat sebagai salah satu persyaratan

parpol untuk dapat menjadi peserta pemilu.

Perubahan berikutnya, komitmen TNI untuk tidak terlibat dalam politik praktis

mulai diujudkan. Kalaupun ada anggota TNI yang ingin mencalonkan atau dicalonkan

sebagai kandidat Gubernur, Bupati atau Walikota, terlebih dahulu harus pensiun atau

berhenti dari keanggotaan TNI. Dahulu, di bawah rezim orde baru, peran TNI digiring ke

semua sektor, seperti misalnya, menjadi Walikota, Bupati, Gubernur, anggota DPR,

pejabat setingkat Menteri, Duta besar dan lain sebagainya. Ini belum termasuk betapa

banyaknya militer yang bermain dalam berbagai bidang usaha dan bisnis.

Dan yang lebih menarik, era reformasi telah melahirkan deretan partai politik

yang ingin menunjukkan diri sebagai partai yang terbaik. Apalagi waktu itu,

pemerintahan yang berkuasa sejak jatuhnya rezim orde baru dibawah kepemimpinan

Soeharto yaitu Habibie tidak akan membatasi pembentukan partai politik. Siapa saja

boleh membentuk partai, asalkan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dari munculnya

banyak partai politik yang ikut dalam pemilu, maka muncullah nama-nama yang maju

sebagai calon pemimpin nasional, yang mana pada zaman orde baru hal itu belum

pernah terjadi.

Dari beberapa perubahan-perubahan yang terjadi dalam ranah politik Indonesia

sejak 1998 tersebut, begitu banyak sorotan dan kritikan dalam pelaksanaannya.

Misalnya, dalam pilkada dan pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta pemilu legislatif

begitu banyak kekerasan serta kecurangan yang muncul. Kemudian juga, wakil rakyat

yang dipilih secara langsung juga belum menunjukkan sensitifitas pada rakyat, parahnya

banyak diantara mereka yang terlibat praktik-praktik korupsi.

Disamping itu aksi nyata dari seluruh program yang ditawarkan partai politik

belum sepenuhnya di lakukan. Partai politik yang berhasil menduduki kursi di parlemen

belum memiliki sikap maksimal untuk memberikan program dan aksi yang konkret bagi

kehidupan rakyat yang lebih baik. Lihat saja, masih banyak persoalan-persoalan yang

menghimpit rakyat banyak tidak terjamah oleh partai politik. Misalnya, persoalan

kenaikan harga BBM, penggusuran, penggangguran, demokratisasi, lingkungan hidup,

Page 233: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

233

pendidikan, penegakan hukum, penegakan hak asasi manusia (HAM) dan lain

sebagainya.

Di bidang birokrasi masih banyak para birokrat yang belum maksimal melayani

rakyat dengan sungguh-sungguh. Reformasi birokrasi yang dicanangkan masih buram.

Buktinya, birokrasi-pun tidak luput dari aroma korupsi. Dan yang tidak kalah penting,

persoalan kepemimpinan-pun masih menyedihkan. Krisis kepemimpinan hampir terjadi

di semua sektor. Pemimpin yang diharapkan dapat membawa perubahan belum muncul

ditengah-tengah masyarakat. Buktinya, masih banyak masyarakat yang kelaparan, tidak

mendapatkan pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan menghinggapi banyak warga

masyarakat, kejahatan merajalela dimana-mana. Pengangguran masih tinggi. Dan krisis

di bidang ekonomi dan hukum masih belum mau pergi dari bumi Indonesia.

Reformasi yang harusnya menjadi sebuah alternatif yang sangat penting

terhadap proses perbaikan melalui sebuah perubahan tidak terujud, yang terjadi secara

perlahan-lahan ataupun cepat dan tak terbendung adalah evolusi ataupun revolusi yang

cenderung kurang tepat dan terukur.

Lihat saja, dalam kenyataannya, reformasi yang diharapkan bisa merubah apa

yang diinginkan ternyata tidak terujud dalam kehidupan nyata. Kondisi politik, hukum,

ekonomi dan sosial secara umum terjadi kekacauan dimana-mana. Reformasi tidak

mengarahkan masyarakat Indonesia kearah yang lebih baik, namun sebaliknya reformasi

telah mengarahkan masyarakat kearah yang tidak menentu. Gerakan chaos yang liar tak

terkendali dan tanpa rencana muncul dalam banyak kasus.

Penyelewengan-penyelewengan kekuasaan terjadi dimana-mana, saat ini pun

kerap terdengar berbagai kasus korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan segelintir

aparat pemerintahan, bentrok antar masayarakat muncul silih berganti seakan sulit

dihentikan. Para elite politik terus saja menciptakan gagasan-gagasan baru dalam

mencari solusi menghapus setiap tindakan penyelewengan-penyelewengan kekuasaan

yang terjadi.

Keadaan tersebut diatas tidak memberikan dampak positif terhadap kondisi

masa kini, padahal seharusnya reformasi merupakan sebuah gerakan yang terencana,

Page 234: BAGIAN PERTAMA POLITIK, DEMOKRASI DAN HAM 1eprints.unpam.ac.id/6083/1/NASKAH BUKU POLITIK LIB.pdf · Dalam ranah demokrasi dan kehidupan politik, tentu konsensus itu dapat dicapai

234

sistematis dan terukur serta memiliki parameter yang jelas terhadap perubahan yang

akan di lakukan dan ukuran yang jelas terhadap dampak yang ditimbulkannya. Lalu mau

dibawa kemana Negara kita tercinta ini? Entahlah! Hanya waktu yang bisa menjawab.

Namun sebagai warga Negara kita tentu tetap percaya bahwa suatu saat akan ada

keadaan yang lebih baik dari kondisi sekarang dengan munculnya para penguasa dan

pemimpin negeri ini untuk membawa Indonesia kearah yang lebih baik.