bagaimana posisi bok dalam perencanaan dan · pdf file– terselenggaranya proses...

46
Sesi 2: Bagaimana posisi BOK dalam perencanaan dan penganggaran KIA di Kabupaten?

Upload: ngodung

Post on 01-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sesi 2:

Bagaimana posisi BOK dalam perencanaan dan penganggaran KIA di Kabupaten?

Isi

• Pengantar

• Memahami BOK

• Analisis Risiko kebijakan BOK

• Saran

Pengantar:Makna Investment Case

• membuat suatu benang merah dari proses perencanaan yang rasional

• Kenyataan di lapangan perencanaan sering tidak rasional

Masalah

Solusi - Strategi

Perencanaan

Penganggaran

Desentralisasi di Indonesia

• Kesehatan merupakan urusan rumahtangga di daerah

• Perencanaan diharapkan terjadi di daerah dengan basis di Kabupaten

• Pemerintah pusat memberikan bantuan kepada daerah tidak mampu dan program prioritas nasional (misal KIA)

Risiko BOK:

BOK bisa tidak efektif andaikata:

1. Terjadi ketidak tepatan perencanaan di puskesmas dan kabupaten.

2. Ada masalah dalam penyaluran (dalam konteks Bentuk TP)

3. Penggunaan dan pertanggung-jawaban

Bantuan Operasional Kesehatan

Review

Latar Belakang (1)

• Keterbatasan biaya operasional untukpelayanan kesehatan.

• Beberapa pemerintah daerah masih sangatterbatas dalam mencukupi kebutuhan biayaoperasional kesehatan Puskesmas di daerahnya

• Masih terjadi disparitas antar berbagaideterminan sosial di masyarakat yang meliputiperbedaan antar wilayah, antar pendidikanmasyarakat, antar sosial ekonomi masyarakatdan determinan sosial lainnya

Latar Belakang (2)

• Empat fungsi Puskesmas dinilai belum berjalan optimal yaitu: Puskesmas sebagai pusat pembangunan wilayahberwawasan kesehatan, pusat pemberdayaanmasyarakat, pusat pelayanan kesehatan peroranganprimer, dan pusat pelayanan kesehatan masyarakatprimer

• Sampai bulan Desember 2010 terdapat– 8.967 Puskesmas– 22.273 Pustu– 32.887 Poskesdes dan– 266.827 Posyandu

Definisi Dana BOK

Adalah bantuan dana dari pemerintah melaluiKementerian Kesehatan dalam membantupemerintahan kabupaten/kota melaksanakanpelayanan kesehatan sesuai Standar PelayananMinimal (SPM) Bidang Kesehatan menujuMillennium Development Goals (MDGs) denganmeningkatkan kinerja Puskesmas danjaringannya serta Poskesdes dan Posyandudalam menyelenggarakan pelayanan kesehatanpromotif dan preventif.

Dasar Hukum BOK

1. Undang-undang Nomor 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.2. Undang-undang Nomor 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pusat dan Daerah.3. PP 65/2005 tentang Standar Pelayanan Minimal.4. PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pusat dan Daerah.5. PP 7/2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.6. Undang-undang Nomor 36/2009 tentang Kesehatan.7. Permendagri Nomor 13/2006 yang telah diubah dengan

Permendagri Nomor 59/2007 tentang Pengelolaan KeuanganDaerah.

8. Permenkes Nomor 741/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Catatan: tidak membahas PP Dana Perimbangan

Tujuan

• Tujuan Umum– Meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan kesehatan

masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventifPuskesmas untuk mewujudkan pencapaian target SPM Bidang Kesehatan dan MDGs pada tahun 2015

• Tujuan Khusus– Meningkatnya cakupan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan

yang bersifat promotif dan preventif.– Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan kesehatan

yang bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat– Terselenggaranya proses Lokakarya Mini di Puskesmas dalam

perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Sasaran

1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2. Puskesmas dan jaringannya

3. Poskesdes

4. Posyandu

Ruang Lingkup Kegiatan

A. Upaya Kesehatan di PuskesmasUpaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif

yang meliputi: 1. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga

Berencana2. Imunisasi3. Perbaikan Gizi Masyarakat4. Promosi Kesehatan5. Kesehatan Lingkungan6. Pengendalian Penyakit

Garis Besar Kegiatan Upaya KesehatanPuskesmas dengan dana BOK

1. Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, kasus risiko tinggi, rumah tangga, siswa, sekolah, pasanganusia subur, wanita usia subur, tempat-tempat umum, dll)

2. Surveilans (gizi, KIA, imunisasi, penyakit menular, penyakit tidakmenular, vektor, dll)

3. Kunjungan rumah/lapangan (kasus drop out, kasus risiko tinggi, perawatan kesehatan masyarakat, pendampingan minum obat, pemasangan stiker P4K, dll)

4. Pelayanan di Posyandu (penimbangan, penyuluhan, pelayananKIA, KB, imunisasi, gizi dll)

5. Kegiatan sweeping, penjaringan, pelacakan, dan penemuankasus

6. Pengambilan spesimen

7. Pengendalian dan pemberantasan vektor (fogging, spraying, abatisasi, pemeriksaan jentik, pembagiankelambu, dll)

8. Kegiatan promosi kesehatan termasuk untukmendukung program prioritas (penyuluhan, konselingluar gedung, pembinaan Poskesdes dan Posyandu, dll)

9. Kegiatan pemantauan (sanitasi air bersih, rumah, tempat-tempat umum, pengelolaan sampah, dll)

10. Pengambilan vaksin11. Rujukan dari Poskesdes ke Puskesmas dan atau dari

Puskesmas ke Rumah Sakit terdekat untuk kasus KIA risikotinggi dan komplikasi kebidanan bagi peserta Jampersal

12. PMT penyuluhan dan PMT pemulihan untuk balita 6-59 bulan dengan gizi kurang

Alokasi Dana BOK

1. Alokasi Dana per kab/kotaBesaran dana sesuai SK Kemenkes dan pengelolaan

keuangan dengan Buku Pedoman PengelolaanKeuangan BOK

2. Alokasi Dana per PuskesmasBesaran alokasi di tetapkan sesuai SK KepalaDinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai kondisiseperti Jumlah penduduk, luas wilayah, kesulitanwilayah, cakupan program, jumlah tenagakesehatan di puskesmas, situasi dan kondisi yang ditentukan dinkes kab/kota.

Pemanfaatan dana BOK

1. Upaya Kesehatana. Biaya transportasi petugas puskesmas, pustu,poskesdes,

kader kesehatan dan dukun beranak untuk pelayananluar gedung

b. Biaya transportasi rujukan dari desa ke puskesmas kerumah sakit terdekat untuk peserta Jmapersal denganresiko tinggi,komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir

c. Biaya penginapan sesuai aturan (untuk desa terpencil)d. Uang harian, bila diperlukan sesuai peraturan yang

berlaku (untuk desa terpencil/sulit dijangkau) e. Pembelian bahan PMT penyuluhan dan PMT

pemulihan untuk balita usia 6-59 bulan dengan gizikurang

2. Penunjanga. Pembelian ATK dan penggandaan (untuk Posyandu dan

Poskesdes) b. Biaya transportasi dan pembelian konsumsi untuk

orientasi/refreshing/penyegaran kader kesehatanc. Biaya transportasi untuk peserta rapat koordinasi

dengan lintas sektor/tokoh masyarakat/tokohagama/kader kesehatan ke Puskesmas

d. Pembelian konsumsi untuk peserta rapat koordinasidengan lintas sektor/tokoh masyarakat/tokohagama/kader kesehatan ke Puskesmas

e. Pembelian bahan kontak

3. Manajemen Puskesmasa. Pembelian ATK dan penggandaan untuk

Lokakarya Mini Puskesmas

b. Biaya transportasi peserta Lokakarya Mini Puskesmas

c. Pembelian konsumsi untuk Lokakarya Mini Puskesmas

d. Biaya transportasi/biaya pos untuk pengirimanlaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

4. Pemeliharaan Ringan PuskesmasPemanfaatan dana untuk pemeliharaan ringan yang dimaksud secara garis besar adalah sebagai berikut: a. Pemeliharaan ringan alat kesehatan Puskesmas. Contoh:

pemeliharaan cold chain, termasuk pembelian bahan bakarminyak

b. Pemeliharaan ringan sarana sanitasi dan air bersihPuskesmas

c. Pemeliharaan ringan sarana instalasi listrik Puskesmasd. Pemeliharaan ringan sarana dan ruang pelayanan

Puskesmase. Pembelian termos vaksin, bola lampu, tirai/gorden, seprai,

sarung bantal, ember, gayung, sapu, keset. Besaran alokasi pemeliharaan ringan di Puskesmasmaksimal 5% dari total anggaran BOK yang diterimaPuskesmas.

Hal-hal yang boleh dimanfaatkandengan dana BOK

1. Transport petugas kesehatan/kader kesehatan. 2. Bahan penyuluhan, bahan kontak.3. Penggandaan materi rapat dalam rangka Lokakarya

Mini.4. Konsumsi rapat dalam rangka Lokakarya Mini.5. Uang penginapan (untuk desa terpencil/sulit

dijangkau).6. Uang harian (untuk desa terpencil/sulit dijangkau). 7. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan

dan PMT pemulihan dengan bahan lokal.

Hal-hal yang tidak boleh dimanfaatkandengan dana BOK

1. Upaya pengobatan dan rehabilitasi.2. Penanganan gawat darurat.3. Rawat inap.4. Pertolongan persalinan.5. Gaji/honor.6. Investasi/belanja modal.7. Pemeliharaan gedung atau kendaraan.8. Operasional kantor (misal: listrik, air, Alat Tulis

Kantor (ATK), fotokopi)9. Obat, vaksin dan alat kesehatan.

PEMANFAATAN DANA BOK UNTUK KIA:

Transport petugas Puskesmas dalam rangkaante-natal care (ANC), persalinan, post-natalcare (PNC) dan kunjungan nifas (KN) termasukruang lingkup kegiatan tersebut di atas.

Penunjang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan promotif danpreventif dalam upaya kesehatan perludidukung oleh kegiatan penunjang yang meliputi: 1. Bahan kontak2. Refreshing/penyegaran/orientasi kader kesehatan3. Rapat koordinasi dengan lintas sektor/tokoh

masyarakat/tokoh agama/kader kesehatan4. Operasional Posyandu dan Poskesdes

Pengelolaan BOK

Pengelolaan dana Tugas pembantuan sebagai sumberdana penyelenggaraan BOK:1) Setelah Bupati/Walikota menerima SK Menteri

Kesehatan tentang pelimpahan wewenang selakuPengguna Anggaran (PA), Pengguna Barang (PB) dalampengelolaan anggaran pada Kementerian Kesehatan, Bupati/Walikota menetapkan Kepala Dinas KesehatanKabupaten/Kota selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

2) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku KPA membentuk dan menetapkan Tim Pengelola KeuanganBOK tingkat Kabupaten/Kota, yang terdiri dari:

a) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) b) Penguji dan Penandatanganan SPM (PPSPM) c) Bendahara Keuangand) Sekretariat Pengelola Anggarane) Pengelola SAI, yang terdiri dari:

1. SAK 2. SIMAK BMN

f) Pengelola keuangan Puskesmas

4. Tim Pengelola BOK Puskesmas

Kepala Puskesmas membentuk Tim Pengelola BOK Puskesmas dengan komposisi sebagai berikut: a. Ketua

b. Pengelola Keuangan

c. Anggota

Yang perlu diingat oleh Pemerintah Kabupaten/Kota

1. Dana BOK merupakan dukungan Pemerintah, bukan merupakan dana utama operasional Puskesmas, oleh karena itu Pemerintah Daerah tetap berkewajiban menyediakan dana operasional yang tidak terbiayai melalui BOK melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

2. Dana BOK harus dimanfaatkan sepenuhnya secara langsung oleh Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan tidak dijadikan sumber pendapatan daerah sehingga tidak boleh disetorkan ke kas daerah.

3. Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin (periodik bulanan/triwulanan).

4. Satuan biaya setiap jenis kegiatan pelayanankesehatan yang dibiayai BOK mengacu padaketentuan Peraturan Daerah (Perda). Jikabelum terdapat Perda yang mengatur hal itu, maka satuan biaya tersebut ditetapkanmelalui Peraturan Bupati/Walikota atas usulanDinas Kesehatan Kabupaten/kota.

5. Pelaksanaan kegiatan di Puskesmasberpedoman pada prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisien, dan efektif.

Mekanisme pelaporan dana BOK

• Pelaporan BOK meliputi pelaporan kegiatan secaramenyeluruh dan pelaporan keuangan, yang dikirimkansecara berjenjang dari Puskesmas kepada Dinas KesehatanKabupaten/Kota dan seterusnya sampai ke tingkat pusatdengan rincian sebagai berikut:1. Rekapitulasi laporan dari masing-masing Puskesmas

dikirm ke Kabupaten/Kota.2. Kabupaten/Kota merekap seluruh laporan Puskesmas

kemudian dikirim ke propinsi.3. Propinsi merekap seluruh laporan Kabupaten/Kota lalu

dikirim kepada Tim Pengelola Tingkat Pusat.• Untuk Puskesmas terpencil/sangat terpencil, periode

pengiriman laporan dapat diatur berdasarkankesepakatan antara Puskesmas dan Dinas KesehatanKabupaten/Kota.

Analisis dalam konteks Risiko:

BOK bisa tidak efektif andaikata:

1. Terjadi ketidak tepatan perencanaan di puskesmas dan kabupaten.

2. Ada masalah dalam penyaluran (dalam konteks masalah Tugas Pembantuan)

3. Masalah penggunaan dan pertanggung-jawaban dana BOK

1. Terjadi ketidak tepatan perencanaan di puskesmas dan kabupaten

1. Perencanaan mikro di puskesmas tidak dilakukan dengan baik

2. Perencanaan di level kabupaten tidak dilakukan dengan baik (catatan: saat ini tidak ada program khusus Kemenkes untuk perbaikan perencanaan kesehatan di Kabupaten. DTPS tidak berjalan lagi).

3. Kabupaten tidak sempat melakukan perencanaan. Sibuk dengan pengelolaan dana, termasuk BOK

Masalah dalam Proses Perencanaan

• BOK memberikan tambahan dana untuk penganggaran, khususnya utk operasional Puskesmas

Masalah

Solusi - Strategi

Perencanaan

Penganggaran

2. Ada masalah dalam penyaluran (dalam konteks Bentuk TP)

• Gambaran pemanfaatan dana BOK di 4 kab/kota wilayah IC study

Tasikmalaya

BOK 2010

• Ujicoba di 2 Puskemas dengan dana 100 juta dan 18 juta

• Evaluasi masih dalam pembahasan terhadap pelaksanaan BOK 2010

BOK 2011• Dana BOK 2011 berjumlah 1,350

milyar• Besaran alokasi dana sesuai

jumlah desa, yang terbesar 118 juta dan yang terkecil 46 juta .

• BOK àdana Tugas Pembantuan• Kendala:

– Pelaksanaan harus integrasi dengandana Jampersal dan Jamkesmas

– Perlu ada penjelasan juknis lebihlanjut untuk pelaksanaan olehPuskesmas

– Karena Tugas Pembantuan birokrasipencairan uang lebih lama

• Sampai hari ini belum adapelaksanaan karena belum adaPOA dan masih dalampembahasan

MeraukeBOK 2010

• Dana BOK 2010 untuk 12 Puskesmas yang terbesar 32 juta dan terkecil 10 juta

• Kendala:– Tidak ada dana penunjang

dari kabupaten

– Keluar dana bulan Okt / Nov

– Pertanggungjawaban akhir tahun berlebih /overlap dengan dana yang lain

– Juknisnya terlalu luas dan harus di perjelas lagi untuk puskesmas

BOK 2011

• Total dana 4,250 milyar untuk 20 Puskesmas

• Belum ada pelaksanaan untuk BOK 2011 karena belum ada SK tentang Pengelola dan BOK 2011

Sikka

BOK 2010 BOK 2011

• Alokasi Dana BOK: 5,75miliar Rupiah

• Belum berjalan

Pontianak

BOK 2010 BOK 2011

• Alokasi Dana BOK: 2,3miliar Rupiah

• Belum berjalan

Ada kemungkinan:

• Terjadi permasalahan dalam penyaluran dana BOK sampai bulan Mei.

• Sebagai catatan: dana operasional seharusnya berjalan terus selama 12 bulan (idealnya). Berbeda dengan dana investasi.

3. Masalah penggunaan dan pertanggung-jawaban dana BOK

• Belum dapat dilihat

• Ada kemungkinan mempunyai kesulitan karena BOK merupakan APBN.

• Apabila APBN akan berubah menjadi Performance Based Budget, maka kesulitan akan timbul semakin besar.

Saran untuk Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah

1. Perlu perbaikan perencanaan di Kabupaten dan Puskesmas. Adanya BOK diharapkan mendorong perencanaan di Kab.

2. Karena sudah ada tanda-tanda kesulitan pencairan: perlu ada monitoring pelaksanaan BOK secara ketat oleh kelompok independen.

3. Perlu difikirkan kembali bentuk TP sebagai chanelling. Ada kemungkinan DAK (yang masuk APBD) lebih baik sebagai chanelling BOK.

Terimakasih