juknis bok

156
PETUNJUK TEKNIS 362.11 Ind p Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013

Upload: cinnamoroll21

Post on 23-Oct-2015

394 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Juknis BOK

PETUNJUK TEKNIS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013

PETUNJUK TEKNIS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013

PETUNJUKTEKNIS

362.11Indp

Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaTahun 2013

Page 2: Juknis BOK
Page 3: Juknis BOK

PETUNJUK TEKNIS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013

PETUNJUK TEKNIS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013

PETUNJUKTEKNIS

362.11Indp

Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaTahun 2013

Page 4: Juknis BOK

362.11

Ind

p

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat

Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak

Petunjuk teknis bantuan operasional kesehatantahun 2013, -- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2012

ISBN 978-602-235-244-0

1. Judul I. COMMUNITY HEALTH SERVICES

II. HEALTH PLANNING

Page 5: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Buku Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan (Juknis BOK) tahun 2013. Buku ini disusun sebagai acuan bagi pengelola BOK di Puskesmas, Kabupaten/Kota dalam memanfaatkan dana BOK tahun 2013.

Buku Juknis BOK tahun 2013 merupakan penyempurnaan dari Juknis BOK tahun 2012 dan di dalamnya terdapat perubahan kebijakan yang sangat penting. Bila tahun sebelumnya BOK difokuskan pada 6 upaya kesehatan promotif preventif meliputi KIA-KB, Imunisasi, Perbaikan Gizi Masyarakat, Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit; maka pada tahun 2013 BOK difokuskan untuk pencapaian MDGs Bidang Kesehatan melalui berbagai kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif yang berdaya ungkit tinggi pada tujuan nomor 1, 4, 5, 6 dan 7, sehingga diharapkan akan tercapai pada tahun 2015.

Penyempurnaan lain adalah penyederhanaan dan penjelasan pengelolaan keuangan dengan memperhatikan kondisi daerah yang sangat beragam dengan tetap mengedepankan akuntabilitas dan transparansi. Pada tahun 2013, dana BOK disalurkan untuk 9.419 Puskesmas yang tercatat di Kementerian Kesehatan pada tanggal 1 Juli 2012, sehingga belum dapat mengakomodasi pertumbuhan jumlah Puskesmas yang semakin meningkat. Khusus tahun 2013, alokasi BOK untuk Puskesmas khususnya 101 Puskesmas yang berada di perbatasan dengan negara tetangga dan pulau-pulau terluar mendapat tambahan Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah)/Puskesmas/tahun, sehingga Puskesmas sebagai beranda terdepan pelayanan kepada masyarakat dapat setara atau lebih baik.

Beberapa perubahan lain dalam penyelenggaraan BOK tahun

Page 6: Juknis BOK

ii

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

2013, yaitu: 1) Penetapan porsi minimal 60% dari total alokasi dana BOK Puskesmas untuk upaya kesehatan prioritas dalam rangka pencapaian MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7; 2) Maksimal sebesar 40% dari total alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk Upaya Kesehatan lainnya dan Manajemen Puskesmas; 3) Dana BOK tahun 2013 tidak dapat dimanfaatkan untuk Pemeliharaan Gedung, Kendaraan Puskesmas dan Jaringannya.

Penyusunan Juknis ini telah melibatkan lintas program, lintas sektor terkait dan unsur Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi sebagai perwakilan 7 (tujuh) regional, sehingga diharapkan Juknis BOK 2013 betul-betul dapat dilaksanakan di Puskesmas seluruh Indonesia. Kami berterima kasih atas dukungan dan partisipasi langsung maupun tidak langsung dari semua pihak dalam penyusunan dan penerbitan buku Juknis ini. Namun kami menyadari, sebagai manusia tidak lepas dari kekurangan. Kami juga berharap apabila diperlukan kelengkapan Juknis BOK agar lebih operasional, daerah dapat mengembangkan sepanjang tidak bertentangan dengan Juknis dan peraturan-peraturan yang berlaku. Sekiranya ada masukan untuk perbaikan, kami terima untuk penyempurnaan pada masa yang akan datang.

Jakarta, 27 Desember 2012

DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS

Page 7: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

iii

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Bantuan Operasional Kesehatan atau BOK diluncurkan Kementerian Kesehatan tahun 2010 untuk mendukung kegiatan operasional Puskesmas, termasuk upaya kesehatan promotif-preventif, dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Upaya kesehatan promotif-preventif adalah pilar utama masyarakat sehat. Ada ungkapan mencegah lebih baik dari pada mengobati yang mengandung makna bahwa upaya meningkatkan dan memelihara kesehatan serta mencegah timbulnya masalah kesehatan atau penyakit jauh lebih mudah, lebih murah dan dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, deteksi dini dan pengobatan segera harus diutamakan. Peran Puskesmas dan jaringannya didukung Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat sangat penting dalam menggerakkan masyarakat agar melakukan berbagai upaya pencegahan.

Pada tahun 2013, BOK akan tetap didistribusikan ke seluruh Puskesmas di Indonesia yang berjumlah 9.419, dengan beberapa penyempurnaan atau perubahan pada petunjuk teknisnya. Fokus kegiatan BOK tahun 2013 adalah mendukung pencapaian Millennium

Page 8: Juknis BOK

iv

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Development Goals atau MDGs bidang kesehatan, yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7.

Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah mendukung penyiapan dan penerbitan Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2013 ini. Dengan harapan, agar pelaksanaan dan pemanfaatan BOK di lapangan akan lebih mudah dan lebih lancar, sehingga penyerapan meningkat dan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu juga meningkat.

Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat dan semoga upaya kita mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan selalu diberkati dan dilindungi Tuhan Yang Maha Kuasa.

Jakarta, 28 Desember 2012MENTERI KESEHATAN RI

dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH

Page 9: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

v

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 59 TAHUN 2012

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya melalui upaya kesehatan promotif dan preventif untuk mendukung tercapainya target MDGs perlu menetapkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas dan Jaringannya;

b. bahwa Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2556/MENKES/PER/XII/2011Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan perlu disesuaikan dengan kebutuhan operasional dan mekanisme penyaluran bantuan;

Page 10: Juknis BOK

vi

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 11: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

vii

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

8. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5361);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

Page 12: Juknis BOK

viii

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

12. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010 – 2014;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN.

Pasal 1

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Pengaturan Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan bertujuan untuk memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, dan Pihak terkait yang menyelenggarakan Bantuan Operasional Kesehatan.

Page 13: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

ix

Pasal 3

Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan dalam rangka:a. meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan

masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif Puskesmas untuk mendukung tercapainya target MDGs Bidang Kesehatan tahun 2015;

b. menyediakan dukungan biaya untuk upaya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat;

c. meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas, terutama dalam perencanaan tingkat Puskesmas dan lokakarya mini Puskesmas;

d. meningkatkan upaya untuk menggerakkan potensi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya;

e. meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif yang dilakukan oleh Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu.

Pasal 4

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2556/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 14: Juknis BOK

x

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 28 Desember 2012MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

NAFSIAH MBOI

Page 15: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

xi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Dirjen Bina Gizi dan KIA iSambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia iiiPeraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia vDaftar Isi xiDaftar Lampiran xivDaftar Istilah dan Singkatan xv

BAB I. PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang 1B. Maksud dan Tujuan 3C. Sasaran 4D. Kebijakan Operasional 4E. Prinsip Dasar 6F. Pengertian 7

BAB II. RUANG LINGKUP KEGIATAN BOK DI PUSKESMAS 15A. Ruang Lingkup Kegiatan 15

1. Upaya Kesehatan 15a. Upaya Kesehatan Prioritas 15b. Upaya Kesehatan Lainnya 26

2. Manajemen Puskesmas 27B. Ruang Lingkup Pemanfaatan 30

BAB III. RUANG LINGKUP KEGIATAN BOK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

33

A. Pembentukan Satuan Kerja 33B. Pembinaan Puskesmas 34

1. Teknis Administrasi 342. Teknis Program 34

C. Konsultasi Pelaksanaan BOK 35

Page 16: Juknis BOK

xii

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

BAB IV. PENGELOLAAN KEUANGAN BOK DI PUSKESMAS 37A. Persiapan 37

1. Pembukaan Rekening Puskesmas 372. Penyusunan Plan of Action (POA) 37

B. Pelaksanaan 371. Permintaan Dana 372. Pencairan Dana 383. Pemanfaatan Dana 38

a. Transport Lokal 38b. Perjalanan Dinas 39c. Pembelian/Belanja Barang 40

4. Pertanggungjawaban 41a. Transport Lokal 41b. Perjalanan Dinas 42c. Pembelian/Belanja Barang 43d. Pengiriman 44e. Administrasi Bank 44

5. Pencatatan/Pembukuan 44

BAB V. PENGELOLAAN KEUANGAN BOK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

47

A. Persiapan 471. Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan

Satuan Kerja TP BOK47

2. Penelaahan DIPA 473. Pembukaan Rekening 484. Penetapan Alokasi BOK Bagi Puskesmas 485. Penyusunan Satuan Biaya 496. Penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) 507. Penyusunan Plan of Action (POA)/Rencana

Pelaksanaan Kegiatan50

B. Pelaksanaan 511. Permintaan Dana 512. Pencairan Dana dari KPPN 51

Page 17: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

xiii

3. Pemanfaatan Dana 544. Pertanggungjawaban 585. Verifikasi Atas Dokumen Pertanggungjawaban 626. Pembukuan 627. Pelaporan SAI 63

BAB VI. PENGORGANISASIAN 65A. Pengelola BOK Tingkat Pusat 65

1. Susunan Organisasi 652. Tugas 65

B. Pengelola BOK Tingkat Provinsi 661. Susunan Organisasi 662. Tugas 66

C. Pengelola BOK Tingkat Kabupaten/Kota 671. Susunan Tim Pengelola BOK Tingkat Kabupaten/

Kota67

2. Susunan Tim Pengelola Anggaran Satker BOK Tingkat Kabupaten/Kota

68

3. Tugas 68D. Pengelola BOK Tingkat Puskesmas 70

BAB VII. INDIKATOR KEBERHASILAN 73

BAB VIII. PENGAWASAN 75

PENUTUP 77LAMPIRAN 79KEPMENKES NO. 758/MENKES/SK/IV/2011 113

Page 18: Juknis BOK

xiv

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

DAFTAR LAMPIRAN

Contoh 1 Format Surat Permintaan Uang Hal. 81Contoh 2 Format SPTB Hal. 82Contoh 3 Format SSPB Hal. 83Contoh 4 Format Surat Tugas Hal. 85Contoh 5 Format Daftar Hadir Hal. 87Contoh 6 Bukti/Kuitansi Transport Hal. 88Contoh 7 Laporan Kunjungan/Rapat Hal. 91Contoh 8 Format Perincian Biaya Perjalanan Dinas Hal. 92Contoh 9 Daftar Pengeluaran Riil Hal. 93Contoh 10 Format Surat Perjalanan Dinas Hal. 94Contoh 11 Bukti Pembelian/Kuitansi/Faktur/Bon Hal. 96Contoh 12 Model Buku Pengelolaan Keuangan Puskesmas Hal. 99Contoh 13 Format Perjanjian Kerja Sama Hal. 101Contoh 14 Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab

Mutlak (SPTJM)Hal. 107

Contoh 15 Format SSBP Hal. 108Contoh 16 Format Laporan Realisasi Keuangan Puskesmas Hal. 109Contoh 17 Format Laporan tahunan Hal. 110

Page 19: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

xv

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

ABAT Aku Bangga Aku TahuADK Arsip Data KomputerANC Ante Natal CareAPBN Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAPF Aparat Pengawas FungsionalASI Air Susu IbuATK Alat Tulis KantorBA Berita AcaraBalita Bawah Lima TahunBPK Badan Pemeriksa KeuanganBPKP Badan Pemeriksa Keuangan dan PembangunanBOK Bantuan Operasional KesehatanBufas Ibu NifasBumil Ibu HamilBulin Ibu BersalinButeki Ibu MenetekiCFC Community Feeding CenterDinkes Dinas KesehatanDIPA Daftar Isian Pelaksanaan AnggaranDirjen Direktur JenderalDitjen Direktorat JenderalDTPK Daerah Tertinggal Perbatasan dan KepulauanGU Ganti Uang GUP Ganti Uang PersediaanHIV / AIDS Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immuno

Deficiency Syndrome Inpres Instruksi Presiden

Page 20: Juknis BOK

xvi

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Itjen Inspektorat JenderalIMD Inisiasi Menyusui DiniIMS Infeksi Menular SeksualKabid Kepala BidangKanwil DJPB Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

NegaraKasubid Kepala Sub-BidangKemendagri Kementerian Dalam NegeriKemenkes Kementerian KesehatanKemenkeu Kementerian KeuanganKIA Kesehatan Ibu dan AnakKIPS Kartu Identitas Petugas SatkerKB Keluarga BerencanaKEK Kurang Energi KronisKPA Kuasa Pengguna AnggaranKPPN Kantor Pelayanan Perbendaharaan NegaraKPKNL Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan LelangLapas Lembaga PemasyarakatanLokmin Lokakarya MiniLS LangsungMDGs Millennium Development Goals MMD Musyawarah Masyarakat DesaMP-ASI Makanan Pendamping Air Susu IbuP4K Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

KomplikasiPA Pengguna AnggaranPB Pengguna BarangPBB Perserikatan Bangsa BangsaPerpres Peraturan PresidenPermenkeu Peraturan Menteri Keuangan

Page 21: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

xvii

Permenkes Peraturan Menteri KesehatanPHBS Perilaku Hidup Bersih SehatPKK Program Kesejahteraan KeluargaPKS Perjanjian Kerja SamaPLKB Petugas Lapangan Keluarga BerencanaPMT Pemberian Makanan TambahanPOA Plan of ActionPOK Petunjuk Operasional KegiatanPoskesdes Pos Kesehatan DesaPolindes Pondok Bersalin DesaPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPPK Pejabat Pembuat KomitmenPP- SPM Penguji dan Penandatangan Surat Perintah MembayarPusdatin Pusat Data dan InformasiPuskesmas Pusat Kesehatan MasyarakatPustu Puskesmas PembantuPusling Puskesmas KelilingPWS Pemantauan Wilayah SetempatRenstra Rencana StrategisRPD Rencana Penarikan DanaRPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionalRPK Rencana Pelaksanaan KegiatanRisti Risiko TinggiRUK Rencana Usulan KegiatanSAI Sistem Akuntansi InstansiSAK Sistem Akuntansi KeuanganSatker Satuan KerjaSDM Sumber Daya ManusiaSesditjen Sekretaris Direktorat JenderalSetditjen Sekretariat Direktorat Jenderal

Page 22: Juknis BOK

xviii

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

SIMAK BMN Sistem Manajemen Akuntansi Barang Milik NegaraSK Surat KeputusanSMD Survei Mawas DiriSPD Surat Perjalanan DinasSPM Surat Perintah MembayarSPP Surat Perintah PembayaranSP2D Surat Perintah Pencairan DanaSP2TP Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu PuskesmasSPP-UP Surat Perintah Pembayaran Uang PersediaanSP3 Sistem Pencatatan dan Pelaporan PuskesmasSPTB Surat Pernyataan Tanggung jawab BelanjaSPTJM Surat Pernyataan Tanggung Jawab MutlakSSBP Surat Setoran Bukan PajakSSPB Surat Setoran Pengembalian Belanja STBM Sanitasi Total Berbasis MasyarakatTB TuberculosisTP Tugas PembantuanTP PKK Tim Penggerak Program Kesejahteraan KeluargaTOGA Tokoh AgamaTOMA Tokoh MasyarakatTUP Tambahan Uang PersediaanUAPPA – E1 Unit Akuntansi Pembantu Peng guna Anggaran Eselon 1UAPPA – W Unit Akuntansi Pembantu Peng guna Anggaran WilayahUAKPA Unit Akuntansi Kuasa Pengguna AnggaranUKBM Upaya Kesehatan Bersumberdaya MasyarakatUU Undang-Undang

Page 23: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu. Namun disadari bahwa pembangunan kesehatan masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain masih terjadinya kesenjangan status kesehatan masyarakat antar wilayah, antar status sosial dan ekonomi, munculnya berbagai masalah kesehatan/penyakit baru (new emerging deseases) atau penyakit lama yang muncul kembali (re emerging deseases).

Indonesia sebagai salah satu Negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan beberapa negara di dunia telah berkomitmen untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs)/Tujuan Pembangunan Millennium pada tahun 2015 untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk. Tujuan bersama dalam MDGs tersebut terdiri dari 8 tujuan yang meliputi 1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; 2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua; 3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4) Menurunkan angka kematian anak; 5) Meningkatkan kesehatan ibu; 6) Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; 7) Kelestarian lingkungan hidup; dan 8) Membangun kemitraan global dalam pembangunan. Dari 8 tujuan MDGs tersebut, 5 di antaranya adalah MDGs yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7.

Berdasarkan Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) di Indonesia Tahun 2011, meskipun sebagian besar target

Page 24: Juknis BOK

2

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

MDGs diperkirakan akan tercapai (on track) pada tahun 2015, namun masih terdapat beberapa target yang memerlukan upaya lebih keras untuk mencapainya (off track), yaitu penurunan angka kematian ibu, penurunan angka sebaran HIV/AIDS, dan akses air bersih yang terjangkau bagi masyarakat. Hasil yang telah dicapai sampai dengan evaluasi tersebut harus dipertahankan dan/atau ditingkatkan semaksimalnya agar pada tahun 2015 dapat tercapai dengan kontribusi dari semua komponen bangsa baik di tingkat pusat maupun daerah termasuk masyarakat.

Sebagaimana diamanatkan Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan, maka upaya pencapaian target MDGs harus menjadi prioritas pembangunan, termasuk MDGs bidang kesehatan di tingkat pusat maupun daerah. Salah satu langkah untuk mempercepat pencapaian MDGs bidang kesehatan adalah alokasi sumber daya termasuk anggaran kesehatan harus memadai dari sisi jumlah dan pemerataan untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Sampai dengan saat ini, salah satu permasalahan dalam penyediaan sumber daya khususnya anggaran untuk penyelenggaraan operasional Puskesmas dan jaringannya termasuk UKBM, yang disediakan oleh daerah masih dirasakan kurang disebagian besar daerah. Untuk menjaga kesinambungan dukungan Pemerintah (c.q Kementerian Kesehatan) dalam mendukung biaya operasional Puskesmas pada tahun 2013, masih melanjutkan program BOK yang sudah berjalan selama 3 tahun.

Pada tahun 2013 ini program BOK sebagai kelanjutan tahun-tahun sebelumnya tidak banyak mengalami perubahan tetapi lebih pada penyempurnaan dari sisi pemanfaatan dan pertanggungjawabannya sehingga hasilnya akan lebih terfokus, maksimal dalam pencapaian pembangunan kesehatan.

Page 25: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

3

B. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Petunjuk Teknis Pengelolaan BOK Tahun 2013 adalah sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas dan kabupaten/kota agar dalam pengelolaan BOK pada tahun 2013 dapat dilakukan secara akuntabel, transparan, efektif dan efisien. Apabila daerah merasa perlu menyusun petunjuk yang bersifat lebih operasional sebagai turunan petunjuk teknis ini, maka dinas kesehatan kabupaten/kota dapat mengembangkannya sepanjang tidak bertentangan dengan Petunjuk Teknis ini.

Tujuan Umum:

Meningkatnya upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif dalam mencapai target MDGs tahun 2015.

Tujuan Khusus:

1. Tersedianya alokasi anggaran operasional untuk upaya kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu.

2. Tersusunnya perencanaan tingkat Puskesmas untuk penyeleng-garaan upaya kesehatan di wilayah kerja.

3. Terselenggaranya lokakarya mini sebagai forum penggerakan pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas.

4. Terlaksananya kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes/Polindes dan Posyandu serta UKBM dan tempat pelayanan kesehatan lainnya

5. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif.

6. Terselenggaranya dukungan manajemen di kabupaten/kota dan Provinsi.

Page 26: Juknis BOK

4

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

C. Sasaran

1. Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling);

2. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)/Pondok Bersalin Desa (Polindes);

3. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)/UKBM lainnya;

4. Dinas kesehatan kabupaten/kota;

5. Dinas kesehatan provinsi;

D. Kebijakan Operasional

1. BOK merupakan bantuan Pemerintah Pusat kepada pemerintah daerah untuk percepatan pencapaian MDGs bidang kesehatan tahun 2015, melalui peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes/Polindes, Posyandu dan UKBM lainnya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

2. Dana BOK adalah dana APBN Kementerian Kesehatan yang disalurkan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota melalui mekanisme tugas pembantuan.

3. Dana BOK bukan merupakan penerimaan fungsional pemerintah daerah, sehingga tidak disetorkan ke kas daerah dan dapat dimanfaatkan secara langsung untuk kegiatan upaya kesehatan.

4. Dana BOK bukan merupakan dana utama dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu, pemerintah daerah tetap berkewajiban mengalokasikan dana operasional untuk Puskesmas.

5. Pemanfaatan dana BOK untuk kegiatan Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu harus berdasarkan

Page 27: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

5

hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas, yang diselenggarakan secara rutin/periodik sesuai kondisi wilayah kerja Puskesmas.

6. Pelaksanaan kegiatan di Puskesmas berpedoman pada prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisien dan efektif.

7. Besaran alokasi dana BOK setiap Puskesmas ditetapkan dengan surat keputusan dinas kesehatan kabupaten/kota dengan memperhatikan situasi dan kondisi, antara lain:

a. Jumlah penduduk;b. Luas wilayah;c. Kondisi geografis;d. Kesulitan wilayah;e. Cakupan program;f. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringannya;g. Jumlah Poskesdes/Polindes dan Posyandu; dan

h. Parameter lain yang ditentukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan kearifan lokal.

8. Khusus 101 Puskesmas prioritas nasional di DTPK sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 758/Menkes/SK/IV/2011 tentang Penetapan Kabupaten, Kecamatan, dan Puskesmas di Perbatasan Darat dan Pulau-Pulau Kecil Terluar Berpenduduk yang menjadi Sasaran Prioritas Nasional Progam Pelayanan Kesehatan di DTPK, diberikan tambahan dana BOK sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)/Puskesmas/tahun untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan promotif dan preventif kepada masyarakat yang tinggal di perbatasan dengan negara tetangga.

9. Alokasi dana BOK bagi setiap Kabupaten/Kota bersifat tetap dan maksimal, sesuai dengan jumlah Puskesmas yang ditetapkan berdasarkan Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan

Page 28: Juknis BOK

6

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Nomor 112.01.01/VI/1131/2012 tentang Jumlah Puskesmas, yang terdiri dari jumlah Puskesmas perawatan dan jumlah Puskesmas non perawatan untuk setiap Kabupaten/Kota di Indonesia, berdasarkan hasil updating periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2012.

10. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melakukan realokasi anggaran antar Puskesmas dalam wilayah Kabupaten/Kota, melalui revisi Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang Alokasi dana BOK di Puskesmas, yang tembusannya disampaikan kepada KPPN setempat.

11. Dana BOK berlaku selama 1 (satu) tahun anggaran dan dapat dimanfaatkan mulai 1 Januari 2013.

E. Prinsip Dasar

Pelaksanaan kegiatan program di Puskesmas untuk mendukung capaian target MDGs tahun 2015, berpedoman pada prinsip:

1. Keterpaduan

Kegiatan pemanfaatan dana BOK, sedapat mungkin dilaksanakan secara terpadu (tidak eksklusif 1 program) untuk mencapai beberapa tujuan, dengan melibatkan para pelaksana program di Puskesmas, kader kesehatan, lintas sektor serta unsur lainnya.

2. Kewilayahan

Puskesmas sebagai penanggung jawab pembangunan kese-hatan di wilayah kerjanya yang meliputi 1 (satu) kecamatan.

3. Efisien

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara tepat, cermat dan seminimal mungkin untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin.

Page 29: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

7

4. Efektif

Kegiatan yang dilaksanakan berdaya ungkit terhadap pencapaian MDGs Bidang Kesehatan Tahun 2015.

5. Akuntabel

Pengelolaan dan pemanfaatan dana BOK harus dapat dipertang-gungjawabkan sesuai dengan aturan pada Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan dan peraturan dana ketentuan terkait lainnya.

F. Pengertian

1. Arsip Data Komputer (ADK)

Adalah arsip data dalam bentuk softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital.

2. At cost

Adalah pengeluaran yang benar-benar dibelanjakan di lapangan sesuai dengan kuitansi atau bukti pembayaran lain yang sah.

3. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Adalah bantuan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk percepatan pencapaian MDGs bidang kesehatan tahun 2015, melalui peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes/Polindes, Posyandu dan UKBM lainnya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

4. Biaya Administrasi Bank

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pembukaan/penutupan rekening bank dan pembelian buku cek.

Page 30: Juknis BOK

8

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

5. Biaya Transportasi

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tempat kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu, baik menggunakan sarana transportasi umum atau sarana transportasi yang tersedia di wilayah tersebut atau penggantian bahan bakar minyak atau jalan kaki ke desa yang terpencil/sangat terpencil.

6. Bukti Pembelian/Kuitansi/Faktur/Bon

Adalah daftar yang berisi jumlah rincian pembelian barang.

7. Community Feeding Center (CFC)/Pos Pemulihan Gizi

Adalah rangkaian kegiatan pemulihan balita gizi buruk dengan cara rawat jalan yang dilakukan oleh masyarakat dengan bantuan kader kesehatan dan petugas kesehatan.

8. Dana Tugas Pembantuan BOK

Adalah dana yang berasal dari APBN Kementerian Kesehatan, mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka Tugas Pembantuan, yang disalurkan oleh Pemerintah (c.q Kementerian Kesehatan) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (c.q Dinas Kesehatan).

9. Kegiatan Kesehatan Luar Gedung

Adalah kegiatan kesehatan yang dilakukan dalam rangka menjangkau masyarakat untuk mendekatkan akses masyarakat terhadap upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

10. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)

Adalah laporan yang dibuat bendahara pengeluaran atas uang yang dikelolanya sebagai pertanggungjawaban pengelolaan uang.

Page 31: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

9

11. Lokakarya Mini

Adalah pertemuan untuk penggalangan dan pemantauan yang diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas.

12. Millennium Development Goals (MDGs)

Adalah komitmen global untuk mengupayakan pencapaian 8 (delapan) tujuan bersama pada tahun 2015 terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender, perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan prevalensi penyakit menular, pelestarian lingkungan hidup, dan kerja sama global.

13. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Adalah pertemuan yang dilaksanakan setelah SMD, dihadiri pengurus desa, termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama dengan kader kesehatan, PKK, warga desa serta petugas Puskesmas dan jaringannya untuk membahas langkah langkah pemecahan masalah kesehatan serta rencana tindak lanjutnya.

14. Paket Pertemuan

Adalah kegiatan pertemuan dengan menggunakan paket halfday, fullday atau fullboard yang diselenggarakan di luar kantor.

15. Pembelian/Belanja Barang

Adalah pengeluaran untuk menampung pembelian/belanja barang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif ke luar gedung, manajemen Puskesmas, manajemen pengelolaan keuangan BOK.

Page 32: Juknis BOK

10

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

16. Perjalanan Dinas

Adalah Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri yang selanjutnya disebut perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan baik perseorangan maupun secara bersama yang jaraknya sekurang-kurangnya 5 (lima) kilometer dari batas kota yang dilakukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk kepentingan negara atas perintah pejabat yang berwenang.

17. Petugas Kesehatan

Adalah orang yang bertugas melakukan upaya kesehatan promotif dan preventif di lingkup Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Poskesdes/Polindes, Posyandu serta UKBM lainnya.

18. Plan of Action (POA) Puskesmas

Adalah rencana kegiatan yang disusun oleh Puskesmas yang meliputi setidaknya jenis kegiatan, volume kegiatan, lokasi, waktu pelaksanaan, sasaran, pelaksana, jumlah uang, sumber dana, dan lain-lain.

19. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

Adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang dibentuk dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

20. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

Page 33: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

11

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

21. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

Adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.

22. Refreshing Kader

Adalah kegiatan penyegaran teknis kesehatan tertentu untuk kader kesehatan aktif yang dilakukan melalui fasilitasi/pendampingan petugas kesehatan.

23. Rencana Penarikan Dana (RPD)

Adalah rencana kebutuhan dana bulanan yang dibuat oleh KPA/PPK untuk pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran.

24. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Tingkat Puskesmas

Adalah perencanaan secara menyeluruh di tingkat Puskesmas untuk mencapai target yang akan dicapai selama satu tahun di wilayah kerjanya dengan memanfaatkan seluruh sumber anggaran.

Tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Adalah rencana kegiatan bulanan yang dibuat oleh KPA/PPK untuk pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran.

25. Survei Mawas Diri (SMD)

Adalah langkah kegiatan yang dilakukan antara pengurus desa, termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama dengan kader kesehatan, PKK, warga serta petugas Puskesmas dan jaringannya untuk identifikasi masalah kesehatan, merumuskan

Page 34: Juknis BOK

12

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

prioritas masalah dan menyusun prioritas pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi oleh desa.

26. Transport Lokal

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tempat kegiatan yang dituju, baik menggunakan sarana transportasi umum maupun sarana transportasi yang tersedia di wilayah tersebut yang masih dalam lingkup dalam kota.

27. Tugas Pembantuan BOK

Adalah penugasan dari Pemerintah (c.q Kementerian Kesehatan) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (c.q Dinas Kesehatan) untuk melaksanakan tugas pengelolaan BOK dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada Pemerintah (c.q Kementerian Kesehatan).

28. Upaya Kesehatan Lainnya

Adalah kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif selain kegiatan upaya kesehatan prioritas, yang dihasilkan melalui Lokakarya Mini Puskesmas yang disesuaikan dengan kearifan lokal dan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

29. Upaya Kesehatan Preventif

Adalah suatu upaya untuk mengendalikan risiko kesehatan, mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan mutu hidup seoptimal mungkin.

30. Upaya Kesehatan Promotif

Adalah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat secara optimal menolong dirinya sendiri (mencegah timbulnya masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan

Page 35: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

13

meningkatkan derajat kesehatannya, dan mampu berperilaku mengatasi apabila masalah kesehatan tersebut sudah terlanjur datang), serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Page 36: Juknis BOK

14

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Page 37: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

15

BAB IIRUANG LINGKUP KEGIATAN BOK DI PUSKESMAS

A. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan dan manajemen Puskesmas. Pada tahun 2013, pemanfaatan dana BOK diprioritaskan pada kegiatan yang berdaya ungkit tinggi untuk pencapaian indikator MDGs bidang kesehatan. Proporsi pemanfaatan dana BOK di Puskesmas diatur sebagai berikut :

1. Minimal 60% dari total alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk Upaya Kesehatan Prioritas.

2. Maksimal 40% dari total alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk Upaya Kesehatan lainnya dan Manajemen Puskesmas.

1. Komposisi proporsi pemanfaatan dana BOK dapat diubah/dikurangi untuk Upaya Kesehatan Prioritas, apabila pencapaian MDGs bidang kesehatan telah tercapai dan tersedia anggaran bersumber APBD untuk mempertahankan atau meningkatkan penca-paian MDGs pada tahun 2015.

2. Perubahan proporsi ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Rincian ruang lingkup kegiatan BOK tahun 2013 meliputi:

1. Upaya Kesehatan

a. Upaya Kesehatan Prioritas

Upaya kesehatan yang diselenggarakan melalui dana BOK adalah kegiatan-kegiatan yang mempunyai daya ungkit

Page 38: Juknis BOK

16

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

tinggi dan merupakan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif yang dilakukan dalam rangka pencapaian target MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7.

Upaya kesehatan prioritas meliputi :

MDG 1 Upaya menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk

MDG 4 Upaya menurunkan angka kematian balitaMDG 5 Upaya menurunkan angka kematian ibu dan

mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua

MDG 6 a. Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS

b. Upaya mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua yang membutuhkan

c. Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan TB

MDG 7 Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan sanitasi dasar yang layak

Berikut beberapa kegiatan yang berdaya ungkit tinggi dalam rangka pencapaian target MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7. Pelaksanaan kegiatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi wilayah setempat, sesuai dengan hasil Lokakarya Mini Puskesmas:

Page 39: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

17

No

Kegi

atan

Bent

uk K

egia

tan

Sasa

ran

Loka

siKe

tera

ngan

1

Pend

idik

an g

izi

PMT

Peny

uluh

anIb

u Ba

yi/B

alita

, Bu

mil,

Bul

in,

Bufa

s, Bu

teki

Posy

andu

, CF

C, K

elas

Ibu,

Ru

mah

Foku

s MD

G 1

Peny

uluh

an g

izi

Kons

elin

g AS

I & M

P-AS

I2

Pela

yana

n gi

ziPo

syan

duIb

u Ba

yi/B

alita

, Bu

mil

Posy

andu

, CF

C, K

elas

Ibu,

Ru

mah

Foku

s MD

G 1

Swee

ping

Pem

anta

uan

stat

us g

izi

Surv

ey3

Tata

laks

ana

gizi

PMT

Pem

ulih

an B

alita

Ba

lita

Posy

andu

, CF

C, K

elas

Ibu,

Ru

mah

Foku

s MD

G 1

4Pe

laya

nan

Kese

hata

n N

enon

atus

Kunj

unga

n N

eona

tus

Neo

natu

s, ne

onat

us ri

sti

Posy

andu

, Ru

mah

Foku

s MD

G 4

Pem

anta

uan

neon

atus

ris

iko

tingg

iPe

laca

kan

kem

atia

n ne

onat

al, t

erm

asuk

ot

opsi

verb

al

Page 40: Juknis BOK

18

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

No

Kegi

atan

Bent

uk K

egia

tan

Sasa

ran

Loka

siKe

tera

ngan

5

Pela

yana

n Ke

seha

tan

Bayi

Posy

andu

Bayi

, Bay

i rist

i, Ib

u Ba

yi/

Bayi

Rist

i

Posy

andu

, Ru

mah

Foku

s MD

G 4

Swee

ping

Det

eksi

dini

risik

o tin

ggi

Pem

anta

uan

Bayi

risik

o tin

ggi

6Pe

laya

nan

Kese

hata

n Ba

lita

Posy

andu

Balit

a, B

alita

ris

ti, Ib

u Ba

lita/

Balit

a Ri

sti

Posy

andu

, Ru

mah

Foku

s MD

G 4

Swee

ping

Pem

beria

n Vi

t. A

Det

eksi

dini

risik

o tin

ggi

Pem

anta

uan

Balit

a ris

iko

tingg

iPe

nem

uan

dan

tata

laks

ana

kasu

s pe

nyeb

ab u

tam

a ke

mat

ian

balit

a (P

neum

onia

, Dia

re,

Cam

pak

dan

Mal

aria

)

Page 41: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

19

No

Kegi

atan

Bent

uk K

egia

tan

Sasa

ran

Loka

siKe

tera

ngan

7

Pela

yana

n ke

seha

tan

Ibu

ham

il (A

NC)

Posy

andu

Bum

il, B

umil

Rist

iPo

syan

du,

Posk

esde

s/Po

linde

s, Ru

mah

, Kel

as

ibu,

Rum

ah

Tung

gu

Foku

s MD

G 5

Swee

ping

Det

eksi

dini

risik

o tin

ggi

PMT

Bum

il KE

KPe

man

taua

n ris

iko

tingg

iKe

las i

bu h

amil

Kunj

unga

n ru

mah

tu

nggu

Pela

caka

n ka

sus

kem

atia

n ib

u ha

mil,

te

rmas

uk o

tops

i ver

bal

Kem

itraa

n bi

dan

duku

n8

Pend

ampi

ngan

P4K

Kunj

unga

n ru

mah

Bu

mil,

Sua

mi,

Kelu

arga

, Ru

mah

Foku

s MD

G 5

Peny

uluh

anTO

GA,

TO

MA,

Ka

der,

Duk

un,

Kelo

mpo

k M

asya

raka

t

Posy

andu

, RT/

RW, K

elur

ahan

, D

usun

, Des

a

Page 42: Juknis BOK

20

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

No

Kegi

atan

Bent

uk K

egia

tan

Sasa

ran

Loka

siKe

tera

ngan

9

Pela

yana

n ke

seha

tan

ibu

bers

alin

In

isias

i Men

yusu

Din

i (IM

D)

Bulin

Posy

andu

, Po

skes

des/

Po

linde

s, Ru

mah

Foku

s MD

G 5

Pela

caka

n ka

sus

kem

atia

n ib

u be

rsal

in,

term

asuk

oto

psi v

erba

l10

Pela

yana

n ke

seha

tan

ibu

nifa

sKu

njun

gan

ibu

nifa

sBu

fas

Posy

andu

, Po

skes

des/

Po

linde

s, Ru

mah

Foku

s MD

G 5

Pem

anta

uan

Ibu

nifa

s ris

iko

tingg

iPe

laca

kan

kasu

s ke

mat

ian

ibu

nifa

s, te

rmas

uk o

tops

i ver

bal

11Pe

laya

nan

Kelu

arga

Be

renc

ana

Peny

uluh

an d

an

kons

elin

g KB

dan

ke

seha

tan

repr

oduk

si

Pasa

ngan

Usia

Su

bur,

Rem

aja

Posy

andu

, Bal

ai

desa

, Maj

lis

Ta’li

m, S

ekol

ah

Foku

s MD

G 5

Page 43: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

21

No

Kegi

atan

Bent

uk K

egia

tan

Sasa

ran

Loka

siKe

tera

ngan

12

Men

gend

alik

an

peny

ebar

an d

an

men

urun

kan

jum

lah

kasu

s bar

u HI

V/AI

DS

Prom

osi (

ABAT

, Pe

mak

aian

Kon

dom

, Pe

nget

ahua

n ko

mpr

ehen

sif H

IV/A

IDS,

dl

l)

Pend

erita

, M

asya

raka

t ke

lom

pok

bere

siko

tingg

i, te

rmas

uk

Rem

aja,

Bum

il ,

Anak

.

Posy

andu

, Po

skes

des,

Loka

lisas

i, Lo

kasi

Rist

i, Ba

lai d

esa.

Foku

s MD

G 6

Kons

elin

g da

n pe

nceg

ahan

tran

smisi

pe

nula

ran

peny

akit

HIV/

AID

S da

ri pe

nder

ita

ke o

rang

lain

term

asuk

ke

patu

han

min

um o

bat

Page 44: Juknis BOK

22

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

No

Kegi

atan

Bent

uk K

egia

tan

Sasa

ran

Loka

siKe

tera

ngan

13

Mew

ujud

kan

akse

s te

rhad

ap p

engo

bata

n HI

V/AI

DS

bagi

sem

ua

yang

mem

butu

hkan

Pene

mua

n da

n ta

tala

ksan

a ka

sus s

erta

pe

ngam

bila

n sp

esim

en

(HIV

/AID

S, IM

S)

Pend

erita

, M

asya

raka

t ke

lom

pok

beris

iko

tingg

i, te

rmas

uk

Rem

aja,

Bum

il ,

Anak

.

Posy

andu

, Po

skes

des,

Loka

lisas

i, Lo

kasi

Rist

i, Lo

kalis

asi

khus

us (l

apas

), Ba

lai d

esa.

Foku

s MD

G 6

Sero

surv

eila

ns b

agi

popu

lasi

resik

o tin

ggi

(ser

olog

i, m

ass b

lood

su

rvey

, blo

od su

rvey

, dll)

Pend

istrib

usia

n pe

mak

aian

kon

dom

ba

gi p

opul

asi r

isiko

tin

ggi

14M

enge

ndal

ikan

pe

nyeb

aran

dan

m

enur

unka

n ju

mla

h ka

sus b

aru

Mal

aria

da

n TB

Prom

osi (

etik

a ba

tuk,

PH

BS, d

an la

in-la

in)

Pend

erita

, M

asya

raka

t ke

lom

pok

bere

siko

tingg

i

Posy

andu

, Po

skes

des,

Loka

lisas

i, Lo

kasi

Rist

i, Lo

kalis

asi

khus

us (l

apas

), Ba

lai d

esa.

Foku

s MD

G 6

Kons

elin

g da

n pe

nceg

ahan

tran

smisi

pe

nula

ran

peny

akit

dari

pend

erita

ke

oran

g la

in

term

asuk

kep

atuh

an

min

um o

bat

Page 45: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

23

No

Kegi

atan

Bent

uk K

egia

tan

Sasa

ran

Loka

siKe

tera

ngan

Pe

nem

uan

dan

tata

laks

ana

kasu

s ser

ta

peng

ambi

lan

spes

imen

(T

B da

n M

alar

ia)

Spot

Sur

vei t

erha

dap

tem

pat p

erin

duka

n ve

ktor

Peng

enda

lian

vekt

orPe

ndist

ribus

ian

kela

mbu

kep

ada

kelo

mpo

k be

risik

o

Page 46: Juknis BOK

24

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

No

Kegi

atan

Bent

uk K

egia

tan

Sasa

ran

Loka

siKe

tera

ngan

15

Men

ingk

atka

n ak

ses

mas

yara

kat t

erha

dap

sum

ber a

ir m

inum

dan

sa

nita

si da

sar y

ang

laya

k

Pend

ampi

ngan

pe

nyus

unan

renc

ana

kegi

atan

STB

M

(San

itasi

Tota

l Ber

basis

M

asya

raka

t)

Mas

yara

kat

Rum

ahFo

kus M

DG

7

Pem

icua

n st

op b

uang

ai

r sem

bara

ngan

(p

embe

rday

aan

mas

yara

kat)

Pem

anta

uan

kual

itas a

ir m

inum

16Pe

ndat

aan

Pend

ataa

n sa

sara

nM

asya

raka

t, in

stitu

si,

tem

pat-

tem

pat

umum

, tem

pat

risik

o tin

ggi

kese

hata

n

Inst

itusi,

te

mpa

t-te

mpa

t um

um, t

empa

t ris

iko

tingg

i ke

seha

tan

Pend

ataa

n PH

BSPe

ndat

aan

risik

o

Page 47: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

25

No

Kegi

atan

Bent

uk K

egia

tan

Sasa

ran

Loka

siKe

tera

ngan

17

Peny

uluh

anPe

nyul

uhan

kel

ompo

kM

asya

raka

tPo

syan

du,

Pusk

esm

as,

Inst

itusi,

te

mpa

t-te

mpa

t um

um, t

empa

t ris

iko

tingg

gi

kese

hata

n

Kons

elin

g

Peny

ebar

luas

an

info

rmas

i mel

alui

med

ia

(mas

sa d

an e

lekt

roni

k)

18Re

fresh

ing

Kade

r Ke

seha

tan

Pert

emua

n pe

nyeg

aran

te

knis

kese

hata

n te

rten

tu u

ntuk

kad

er

kese

hata

n ak

tif

Mas

yara

kat

Bala

i des

a,

Pusk

esm

as,

Posy

andu

, Po

skes

des.

19Ke

giat

an la

in y

ang

berd

aya

ungk

it tin

ggi

terh

adap

pen

capa

ian

MD

Gs se

suai

den

gan

kond

isi lo

kal/s

etem

pat

  

 

Page 48: Juknis BOK

26

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lainnya

Di samping kegiatan upaya kesehatan di Puskesmas yang telah ditetapkan sebagai prioritas di atas, Puskesmas dapat melakukan kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif lainnya, mengacu pada upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan sesuai Kebijakan Dasar Puskesmas Nomor 128/MENKES/SK/II/2004. Perencanaan kegiatan harus melalui mekanisme lokakarya mini, memperhatikan kearifan lokal serta searah dengan kebijakan pembangunan kesehatan nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

Upaya kesehatan lainnya meliputi :

1) Imunisasi;

2) Pengendalian Penyakit Menular;

3) Promosi Kesehatan;

4) Penyehatan Lingkungan;

5) Kesehatan Ibu Dan Anak Serta KB;

6) Perbaikan Gizi Masyarakat;

7) Pengendalian Penyakit Tidak Menular;

8) Kesehatan Kerja;

9) Kesehatan Olahraga;

10) Kesehatan Tradisonal;

11) Kesehatan Sekolah;

12) Kesehatan Gigi Dan Mulut;

13) Kesehatan Haji;

14) Kesehatan Indera;

Page 49: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

27

15) Kesehatan Jiwa;

16) Kesehatan Lanjut Usia;

17) Perawatan Kesehatan Masyarakat;

18) Kesehatan Matra;

19) Upaya kesehatan lainnya bersifat lokal spesifik.

2. Manajemen Puskesmas

Untuk dapat terselenggaranya upaya kesehatan di Puskesmas secara optimal, tepat sasaran, efisien, dan efektif perlu dilaksanakan manajemen Puskesmas yang meliputi :

a. Perencanaan Tingkat Puskesmas (P1)

1) Kegiatan perencanaan tingkat Puskesmas meliputi penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan of Action (POA) Tahunan, dan POA Bulanan. Perencanaan dilakukan secara menyeluruh dengan memanfaatkan seluruh sumber anggaran, baik dari APBD, BOK maupun sumber anggaran lainnya.

2) Setelah RUK disetujui oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Puskesmas menyusun RPK/POA Tahunan pada awal tahun berjalan. RPK/POA Tahunan merupakan dokumen perencanaan Puskesmas yang berisi rencana kegiatan untuk mencapai target yang akan dicapai selama satu tahun di wilayah kerjanya.

3) RPK/POA Tahunan dibahas pada forum Lokakarya Mini Puskesmas yang dilaksanakan secara berkala untuk menghasilkan POA Bulanan. Rencana kegiatan pada POA Bulanan dapat berbeda dengan rencana kegiatan pada RPK/POA Tahunan, karena disesuaikan dengan kebijakan

Page 50: Juknis BOK

28

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

dan atau kondisi/permasalahan terkini yang terpantau melalui PWS (Pemantauan Wilayah Setempat).

Puskesmas dapat melakukan perubahan POA tahunan melalui kesepakatan lokakarya mini.

b. Penggerakan Pelaksanaan (P2) melalui Lokakarya Mini Puskesmas

1) Kegiatan Penggerakan Pelaksanaan (P2) dilakukan secara berkala melalui Lokakarya Mini. Lokmin Puskesmas terdiri dari Lokmin Bulanan (lintas program internal Puskesmas) dan Lokmin Tribulanan (lintas sektor).

2) Pada forum Lokmin Bulanan dilakukan pembahasan mengenai kebijakan terkini dan hasil analisis PWS yang dilakukan lintas program. Hasil Lokmin digunakan sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan bulan berikutnya, yang dituangkan dalam POA Bulanan.

3) Pelaksanaan Lokmin Bulanan idealnya diselenggarakan setiap bulan. Pada daerah dengan kondisi geografis sulit, dimungkinkan waktu pelaksanaan Lokmin disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, minimal 4 kali dalam setahun. Lokmin Bulanan melibatkan seluruh jajaran Puskesmas dan jaringannya serta Bidan Di Desa dan PLKB.

4) Pelaksanaan Lokmin Tribulanan idealnya diselenggarakan setiap 3 bulan. Pada daerah dengan kondisi geografis sulit, dimungkinkan waktu pelaksanaan Lokmin Tribulanan disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Lokmin Tribulanan melibatkan lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas, seperti kepala desa/lurah, camat, TP PKK, kader kesehatan, tokoh masyarakat/agama, sektor pendidikan, sektor pertanian, dan lain-lain.

Page 51: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

29

c. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)

1) Kepala Puskesmas atau petugas yang ditunjuk dapat melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan atau administrasi pengelolaan keuangan di lapangan agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan, tertib administrasi termasuk untuk mengatasi hambatan yang ditemui.

2) Pengawasan dan pengendalian dapat dilakukan melalui kegiatan supervisi/bimbingan teknis/pembinaan ke lapangan (Pustu, Poskesdes, Polindes, UKBM dan tempat lain) pada saat kegiatan maupun di luar kegiatan yang dilakukan di masyarakat.

3) Kegiatan dapat dilakukan secara rutin harian/ bulanan/tribulanan/semesteran sesuai dengan kebutuhan program.

4) Untuk melakukan penilaian keberhasilan pencapaian program dan laporan keuangan maka Puskesmas dapat melakukan penilaian secara periodik yang dapat terintegrasi dengan rapat Lokakarya Mini di Puskesmas.

5) Hasil penilaian berupa laporan secara periodik dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan format yang disepakati.

Disamping kegiatan dalam unsur manajemen Puskesmas diatas kegiatan pendukung manajemen Puskesmas seperti SMD, MMD di tingkat desa, rapat-rapat, konsultasi/koordinasi, pengambilan bahan logistik, atau kegiatan lain yang terkait dengan BOK ke kabupaten/kota dapat dibiayai dengan dana BOK di Puskesmas.

Page 52: Juknis BOK

30

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

B. Ruang Lingkup Pemanfaatan

Ruang lingkup pemanfaatan dana BOK adalah untuk dukungan operasional pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif dan manajemen Puskesmas di Puskesmas dan Jaringannya beserta Poskesdes/Polindes dan Posyandu serta UKBM lainnya. Ruang lingkup pemanfaatan dana BOK meliputi :

1. Transport lokal kegiatan ke luar gedung

Transport lokal kegiatan ke luar gedung meliputi :

a. Transport petugas kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan di luar gedung (ke Posyandu, Poskesdes/Polindes, UKBM lainnya, kunjungan rumah dan institusi/tempat terdapat sasaran yang memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan);

b. Transport kader kesehatan termasuk dukun bersalin dari tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan atau ke rumah penduduk (ke Posyandu, Poskesdes/Polindes, UKBM lainnya, kunjungan rumah dan institusi/tempat terdapat sasaran yang memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan);

c. Transport peserta rapat/pertemuan bagi undangan yang berasal dari luar tempat diselenggarakannya rapat/pertemuan;

d. Transport petugas kesehatan untuk konsultasi/rapat/pertemuan/pengiriman laporan/pengiriman pertanggung-jawaban ke kabupaten/kota apabila perjalanan pulang pergi kurang dari 8 (delapan) jam;

e. Transport lokal lainnya yang terkait dengan kegiatan BOK (Bab II point A).

2. Perjalanan Dinas dalam Batas Kabupaten/Kota

a. Untuk petugas kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

Page 53: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

31

Poskesdes/Polindes yang dalam melaksanakan upaya kesehatan karena kondisi geografis memerlukan perjalanan lebih dari 8 (delapan) jam pulang pergi atau menginap di lokasi;

b. Untuk petugas kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes/Polindes menghadiri rapat/pertemuan/konsultasi ke Kabupaten/Kota yang terkait BOK yang karena kondisi geografis memerlukan perjalanan lebih dari 8 (delapan) jam atau harus menginap di lokasi rapat/pertemuan/konsultasi di Kabupaten/Kota;

c. Perjalanan dinas lainnya bagi Petugas Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes/Polindes terkait dengan kegiatan BOK.

3. Pembelian/Belanja Barang

a. Pembelian/belanja barang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif ke luar gedung yang dapat berupa bahan PMT Penyuluhan, bahan PMT Pemulihan, bahan penyuluhan/KIE yang diperlukan dan konsumsi pertemuan;

b. Pembelian/belanja barang untuk mendukung pelaksanaan manajemen Puskesmas, manajemen pengelolaan keuangan BOK, Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), yang dapat berupa belanja ATK, biaya administrasi perbankan, pembelian materai, fotokopi, dan pembelian konsumsi.

Tahun 2013, Dana BOK tidak dapat dimanfaatkan untuk Pemeliharaan Gedung dan Kendaraan

Puskesmas dan Jaringannya.

Page 54: Juknis BOK

32

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Page 55: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

33

BAB IIIRUANG LINGKUP KEGIATAN BOK

DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Dana BOK tahun 2013 merupakan dana bersumber APBN untuk dukungan operasional Puskesmas yang disalurkan melalui mekanisme Tugas Pembantuan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai satuan kerja (satker). Puskesmas dan jaringannya beserta Poskesdes/Polindes dan Posyandu sebagai pelaksana kegiatan merupakan unit dari satker dinas kesehatan kabupaten/kota.

Ruang lingkup kegiatan bersumber dana BOK di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai satker pengelola BOK meliputi :

A. Pembentukan Satuan Kerja

Setelah menerima DIPA TP BOK Kabupaten/Kota atau Surat Keputusan Alokasi Dana BOK dari Menteri Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan:

1. Penetapkan alokasi dana BOK per Puskesmas;

2. Penetapan tim pengelola BOK tingkat Kabupaten/Kota;

3. Penetapan staf pengelola satker di Dinas Kabupaten/Kota;

4. Penetapan tim pengelola BOK di Puskesmas;

5. Penetapan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan RPK;

6. Pembinaan.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai satker, bertanggung jawab mengelola keuangan bersumber dana APBN yang disalurkan melalui Tugas Pembantuan sehingga perlu ditunjuk

Page 56: Juknis BOK

34

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Kuasa Pengguna Anggaran/Barang, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar, Pejabat Akuntansi dan Bendahara Pengeluaran. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Puskesmas dilakukan oleh KPA.

B. Pembinaan Puskesmas

Agar pemanfaatan dana BOK di Puskesmas digunakan untuk kegiatan upaya promotif dan preventif di Puskesmas dalam mendukung tujuan MDGs, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkewajiban melakukan pembinaan ke Puskesmas. Pembinaan yang dlakukan meliputi:

1. Teknis Administrasi

Agar pelaksanaan kegiatan melalui dana BOK di Puskesmas sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan oleh satker Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mencakup pelaksanaan sosialisasi, mekanisme permin-taan dana, mekanisme pembayaran, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban, pembukuan dan pelaporan. Pelaksanaan pembinaan dapat dilakukan melalui :

a. Rapat;

b. Pertemuan; dan

c. Kunjungan/supervisi/monitoring ke Puskesmas dan jaringannya beserta Poskesdes/Polindes dan Posyandu, UKBM lainnya serta tempat pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilaksanakan.

2. Teknis Program

Agar ruang lingkup kegiatan upaya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas yang dibiayai BOK dapat mencapai tujuan, Dinas

Page 57: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

35

Kesehatan Kabupaten/Kota wajib memberikan pembinaan dalam aspek teknis program. Lingkup pembinaan teknis program diselenggarakan oleh bidang-bidang yang terdapat di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota meliputi:

a. Penyusunan perencanaan/POA;

b. Penggerakan, pelaksanaan dan sosialisasi;

c. Standar pelayanan;

d. Pemantauan Wilayah Setempat dan pencapaian indikator keberhasilan;

e. Pencatatan dan pelaporan; dan

f. Evaluasi Program.

Pelaksanaan pembinaan dapat dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan, antara lain :

a. Verifikasi usulan kegiatan/POA;

b. Rapat di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;

c. Pertemuan koordinasi dengan Puskesmas; dan

d. Kunjungan lapangan ke Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes/Polindes dan Posyandu, UKBM lainnya serta tempat pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilaksanakan.

C. Konsultasi Pelaksanaan BOK

Agar pelaksanaan BOK sesuai dengan tujuan dan kebijakan operasional yang berlaku, maka pengelola BOK Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melakukan konsultasi. Pelaksanaan konsultasi meliputi :

Page 58: Juknis BOK

36

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

1. Konsultasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi BOK ke Dinas Kesehatan Provinsi;

2. Konsultasi pelaksanaan anggaran BOK ke Kanwil DJPB dan/atau ke KPPN; dan

3. Konsolidasi laporan keuangan BOK semester I yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (berdasarkan undangan).

Page 59: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

37

BAB IVPENGELOLAAN KEUANGAN BOK DI PUSKESMAS

A. Persiapan

1. Pembukaan Rekening Puskesmas

Puskesmas atas dasar Surat Perintah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota segera membuka rekening giro/tabungan atas nama instansi atau menggunakan rekening tahun sebelumnya untuk menampung dana BOK yang disalurkan oleh satker dan dilaporkan ke KPA untuk penerbitan SK Alokasi Dana BOK per Puskesmas.

2. Penyusunan Plan of Action (POA)

Setelah menerima SK alokasi dana BOK tahun 2013, Puskesmas segera menyelenggarakan rapat lokakarya mini Puskesmas, untuk menyusun POA tahunan yang bersumber dana BOK dan sumber lain. Berdasarkan POA tahunan yang telah tersusun, selanjutnya Puskesmas menetapkan POA yang akan dilaksanakan pada tahap pertama bersumber dana BOK dengan periode kegiatan satu bulan atau beberapa bulan ke depan, untuk diusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk proses pencairan dana.

B. Pelaksanaan

1. Permintaan Dana

Puskesmas setelah menyusun POA dapat segera mengajukan Surat Permintaan Uang (SPU) sebagaimana tercantum dalam contoh 1 terlampir, tahap pertama ke KPA BOK di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dilampiri POA tahunan, POA tahapan pertama (sebagai daftar nominatif usulan), Surat Pernyataan

Page 60: Juknis BOK

38

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Tanggung Jawab Belanja, fotokopi buku rekening, fotokopi NPWP dan PKS yang telah disusun antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Untuk permintaan tahap berikutnya dapat dilakukan apabila Puskesmas telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah diusulkan pada tahap sebelumnya minimal 75% dan sudah selesai dipertanggungjawabkan (SPTB) sebagaimana tercantum dalam contoh 2 terlampir. Sisa kegiatan dan uang yang belum dilaksanakan dapat terus dilaksanakan sambil mengajukan permintaan dana tahap selanjutnya.

Dana LS di Puskesmas dikembalikan ke kas negara apabila tidak dimanfaatkan hingga akhir

tahun pada tahun anggaran berjalan dengan menggunakan formulir SSPB sebagaimana

tercantum dalam contoh 3 terlampir.

2. Pencairan Dana

Pengelola Keuangan BOK Puskesmas dapat mencairkan dana yang tersedia di rekening Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan BOK yang telah disusun untuk periode satu bulan berdasarkan POA hasil lokakarya mini Puskesmas. Pada daerah dengan kondisi geografis sulit atau akses ke Puskesmas memerlukan biaya tinggi, pencairan dana dapat untuk kegiatan periode beberapa bulan.

3. Pemanfaatan Dana

Pemanfaatan dana BOK di Puskesmas adalah untuk operasional upaya pelayanan kesehatan dan manajemen Puskesmas yang meliputi :

a. Transport Lokal

1) Membiayai perjalanan petugas kesehatan melakukan

Page 61: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

39

kegiatan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif ke luar gedung;

2) Membiayai perjalanan kader kesehatan termasuk dukun bersalin membantu petugas kesehatan dalam kegiatan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif ke luar gedung;

3) Membiayai perjalanan peserta rapat Lokakarya mini, Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD);

4) Membiayai perjalanan petugas kesehatan untuk mengha-diri rapat-rapat, konsultasi/koordinasi dan kegiatan lain yang terkait dengan BOK ke kabupaten/kota;

5) Membiayai perjalanan kader kesehatan termasuk dukun bersalin untuk menghadiri kegiatan refreshing/penyegaran kader Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas dan jaringannya beserta Poskesdes/Polindes, Posyandu dan UKBM lainnya.

Besaran biaya transport lokal yang dibiayai adalah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di kabupaten/kota tersebut. Pada kondisi tertentu, daerah dapat membayar biaya transport lokal berdasar at cost, sesuai dengan besaran biaya transport lokal yang dikeluarkan, termasuk sewa sarana transport bila diperlukan, karena tidak ada sarana transport regular dengan bukti pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik/penyedia jasa transportasi.

b. Perjalanan Dinas dalam Kabupaten/Kota (dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013)

Untuk petugas kesehatan yang dalam melaksanakan upaya kesehatan atau menghadiri kegiatan rapat/ pertemuan/

Page 62: Juknis BOK

40

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

konsultasi yang terkait dengan BOK dalam Kabupaten/Kota karena kondisi geografis memerlukan perjalanan lebih dari 8 (delapan) jam dan bisa ditempuh dengan pulang pergi tanpa menginap, dapat dibayarkan biaya transport lokal dan uang harian sebesar 75% dari satuan biaya uang harian perjalanan dinas dalam negeri per harinya.

c. Pembelian/Belanja Barang

1) Membiayai pembelian/belanja barang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif ke luar gedung, yang meliputi :

a) Pembelian bahan PMT penyuluhan/pemulihan;

b) Pembelian konsumsi rapat, penyuluhan, refreshing;

c) Pencetakan/penggandaan/penyediaan bahan untuk penyuluhan kepada masyarakat.

2) Membiayai pembelian/belanja barang untuk mendukung pelaksanaan manajemen Puskesmas, manajemen pengelolaan keuangan BOK, SMD, MMD, yang meliputi :

a) Pembelian alat tulis/kantor untuk kegiatan pendukung BOK;

b) Biaya administrasi perbankan, apabila sesuai ketentuan bank setempat, memerlukan biaya administrasi dalam rangka membuka dan menutup rekening bank Puskesmas, maka dapat menggunakan dana BOK dari kegiatan belanja barang penunjang;

c) Pembelian materai;

d) Penggandaan/fotokopi laporan;

e) Pengiriman surat/laporan;

f ) Pembelian konsumsi rapat.

Page 63: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

41

Dana BOK di Puskesmas TIDAK BOLEH dimanfaatkan untuk:a. Upaya kuratif dan rehabilitatif;b. Gaji, uang lembur, insentif;c. Pemeliharaan gedung (ringan, sedang dan berat);d. Pemeliharaan kendaraan (ringan, sedang dan berat);e. Biaya listrik, telepon, dan air;f. Pengadaan obat, vaksin, reagensia dan alat kesehatan;g. Biaya transportasi rujukan pasien.

4. Pertanggungjawaban

Dokumen pendukung untuk pertanggungjawaban penggunaan Dana BOK adalah disesuaikan dengan jenisnya sebagai berikut :

a. Transport lokal

1) Surat Tugas/Surat Perintah Tugas perorangan atau kelompok yang dikeluarkan oleh Puskesmas atau surat undangan atau jadwal kegiatan yang dibuat Puskesmas bagi kader dan dukun bersalin sebagaimana tercantum dalam contoh 4 terlampir.

2) Daftar hadir kegiatan (untuk kegiatan rapat) sebagaimana tercantum dalam contoh 5 terlampir.

3) Bukti penerimaan transport lokal yang ditandatangani oleh pegawai/penerima transport sesuai besaran yang diterima. Dapat berupa kuitansi atau bukti penerimaan lainnya seperti buku catatan pengeluaran pengelola keuangan, tanda terima perorangan atau gabungan. Apabila transport lokal besarannya sesuai dengan at cost, maka dokumen/bukti pengeluaran dapat berupa karcis/tiket yang dikeluarkan oleh sarana transportasi tersebut. Bila tidak ada bukti, dapat diganti dengan tanda

Page 64: Juknis BOK

42

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

terima/kuitansi yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh pemilik/pengemudi sarana transportasi tersebut, termasuk didalamnya apabila carter atau sewa sarana transportasi karena tidak ada sarana transportasi regular sebagaimana tercantum dalam contoh 6 terlampir.

4) Laporan kegiatan secara ringkas (diketik atau ditulis tangan) sebagaimana tercantum dalam contoh 7 terlampir.

b. Perjalanan Dinas

1) Surat Tugas dan/atau surat undangan sebagaimana tercantum dalam contoh 4 terlampir.

2) Bukti/kuitansi rekap penerimaan uang transport lokal, uang harian dan uang penginapan bila menginap yang ditandatangani oleh pegawai yang melaksanakan perjalanan sebagaimana tercantum dalam contoh 8 dan contoh 9 terlampir.

3) Bukti pengeluaran transport lokal berupa karcis/tiket. Bila tidak ada bukti, dapat diganti dengan tanda terima/kuitansi yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh pemilik/pengemudi sarana transportasi tersebut, termasuk didalamnya apabila carter atau sewa sarana transportasi karena tidak ada sarana transportasi regular sebagaimana tercantum dalam contoh 6 terlampir.

4) Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani dan stempel (bila ada stempel) oleh pejabat setempat sebagaimana tercantum dalam contoh 10 terlampir.

5) Laporan (diketik atau ditulis tangan sebagaimana tercantum dalam contoh 7 terlampir.

Page 65: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

43

Untuk perjalanan yang karena kondisi geografis memerlukan penginapan maka :• Uanghariandapatdibayarkansebesar75%dari

satuan biaya perjalanan dinas dalam Kabupaten/Kota berkenaan per harinya.

• Biayapenginapandenganbesaransesuaibuktiatau 30% dari pagu penginapan di daerah tersebut jika tidak ada penginapan.

c. Pembelian/Belanja Barang

1) Bukti pembelian/kuitansi/faktur/bon dari penjual (bila ada) yang ditandatangani di atas materai Rp.3.000,- untuk pembelian dengan nilai Rp.250.000,- sampai dengan Rp.1.000.000,- dan materai Rp.6.000 untuk pembelian lebih dari Rp.1.000.000,- yang distempel (bila ada) oleh pihak penjual barang (bukti pembelian dapat berupa kuitansi atau tanda pembelian lainnya) dengan rincian barang yang dibeli sebagaimana tercantum dalam contoh 11 terlampir.

2) Surat Setoran Pajak dimana untuk nilai bukti pembelian/kuitansi/faktur/bon mulai dari Rp.1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,- dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% sedangkan nilai kuitansi lebih dari Rp. 2.000.000,- dikenakan pajak PPN 10% dan PPh ps 22 sebesar 1,5%. Besaran nilai yang tercantum dalam bukti pembelian/kuitansi/faktur/bon adalah nilai harga barang ditambah PPN 10%. Bila penyedia barang/jasa tidak memiliki NPWP, maka besaran potongan pajak dikenakan 2 kali lipat.

Page 66: Juknis BOK

44

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

• Pembelianmakananminumandarirestoran,rumah makan, warung dan sejenisnya tidak dikenai PPN

• PajakdipungutolehpengelolakeuanganBOKPuskesmas dan disetor ke Kas Negara dengan Surat Setoran Pajak (SSP).

d. Pengiriman

Resi/tanda bukti pengiriman bila melalui PT. Pos / Jasa Pengiriman.

e. Administrasi Bank

Bukti potongan biaya administrasi bank/fotokopi rekening koran.

5. Pencatatan/Pembukuan

a. Buku yang harus dimiliki oleh pengelola keuangan BOK Puskesmas adalah BUKU BANK dan BUKU KAS TUNAI sebagaimana tercantum dalam contoh 12 terlampir.

b. Setiap transaksi harus segera dicatat dalam BUKU KAS TUNAI dan SPTB ditutup setiap akhir bulan yang ditandatangani oleh Kepala Puskesmas dan pengelola keuangan BOK Puskesmas sebagaimana tercantum dalam contoh 12 dan contoh 2 terlampir.

c. Pencatatan dilaksanakan berdasarkan nilai yang tertera dalam kuitansi.

d. Menyimpan dengan baik dan aman seluruh bukti/dokumen pertanggungjawaban keuangan.

Page 67: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

45

BUKU KAS TUNAI dan SPTB harus ditutup dan ditandatangani setiap akhir bulan, oleh Kepala

Puskesmas dan pengelola keuangan BOK Puskesmas (sebagaimana tercantum dalam contoh 12 dan

contoh 2 terlampir).

Page 68: Juknis BOK

46

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Page 69: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

47

BAB VPENGELOLAAN KEUANGAN BOK

DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

A. Persiapan

1. Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja TP BOK

Bupati/Walikota setelah menerima Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang alokasi dana BOK tahun 2013 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413/Menkes/SK/XI/2012 tentang Pelimpahan Wewenang Penetapan Pejabat yang Diberi Wewenang dan Tanggung Jawab untuk Atas Nama Menteri Kesehatan Selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dalam Pengelolaan Anggaran Kementerian Kesehatan yang Dilaksanakan di Tingkat Kabupaten/Kota, maka segera menerbitkan Surat Keputusan penetapan satuan kerja dan pejabat pengelola keuangan untuk dana Tugas Pembantuan BOK bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan unsur didalamnya adalah Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran, Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar dan Pejabat Akuntansi. Setelah SK Satuan Kerja ditetapkan, selanjutnya Kuasa Pengguna Anggaran akan menerbitkan surat keputusan staf Pengelola Keuangan BOK Satuan Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Pengelola Keuangan BOK Puskesmas, serta Petugas yang akan berhubungan langsung dengan KPPN untuk penerbitan Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS).

2. Penelaahan DIPA

Setelah DIPA TP BOK diterima, KPA segera melakukan penelaahan yang meliputi :

Page 70: Juknis BOK

48

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

a. Nama pejabat pengelola keuangan (KPA, PP-SPM dan Bendahara Pengeluaran);

b. Alokasi dana Satker per kegiatan dan per output;

c. Kesesuaian Bagan Akun Standar;

d. Lokasi KPPN;

e. Rencana Penarikan Dana (RPD).

Apabila berdasarkan hasil penelaahan ditemukan ketidak-sesuaian, maka segera dilakukan proses revisi sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Pembukaan Rekening

a. PPK bersama Bendahara Pengeluaran membuka rekening giro bank setelah mendapat persetujuan pembukaan rekening/penggunaan rekening oleh KPPN setempat.

b. Pada akhir tahun anggaran, rekening harus dinihilkan dan saldo disetor ke kas Negara termasuk bunga bank.

c. Bila rekening tersebut masih digunakan pada tahun anggaran berikutnya, maka harus dilaporkan ke KPPN.

d. PPK membuat surat permintaan kepada Bank agar jasa bunga atau jasa giro setelah dikurangi dengan kewajiban perpajakannya, disetorkan langsung ke Kas Negara.

4. Penetapan Alokasi BOK Bagi Puskesmas

Kepala Dinas Kesehatan setelah menerima Tembusan SK Menteri Kesehatan tentang alokasi dana BOK bagi Kabupaten/Kota tahun 2013 segera menerbitkan SK kepala Dinas Kesehatan tentang alokasi BOK tahun 2013 bagi setiap Puskesmas di Kabupaten/Kota tersebut yang mencakup Nama Puskesmas, Besaran Alokasi, No. Rekening dan Nama Rekening, Nama Bank

Page 71: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

49

dan Nama Penanggungjawab Puskesmas.

Besaran alokasi setiap Puskesmas dapat disesuaikan berdasarkan beberapa kriteria yang ada di wilayah tersebut. Alokasi setiap Kabupaten/Kota bersifat tetap tidak akan ada tambahan alokasi bila dalam penetapan SK Menteri Kesehatan terdapat perbedaan jumlah Puskesmas. Jumlah Puskesmas dalam SK Menteri Kesehatan berdasarkan data yang dikeluarkan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan pada tanggal 2 Juli 2012.

Khusus untuk 101 Puskesmas wilayah DTPK sebagaimana Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 758/Menkes/SK/IV/2011 tentang “Penetapan Kabupaten, Kecamatan, dan Puskesmas di Perbatasan

Darat dan Pulau-pulau Kecil Terluar Berpenduduk yang Menjadi Sasaran Prioritas Nasional Progam Pelayanan

Kesehatan di DTPK”, mendapat tambahan dana sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)/Puskesmas/tahun.

5. Penyusunan Satuan Biaya

Dana BOK adalah dana APBN yang disalurkan melalui Tugas Pembantuan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai satuan kerja, sehingga pengelolaan menggunakan aturan APBN. Standar Biaya yang digunakan adalah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013. Apabila satuan biaya yang diperlukan untuk kegiatan BOK di suatu Kabupaten/Kota tidak ada dalam standar biaya dimaksud, maka :

a. Besaran satuan biaya sesuai dengan biaya riil (at cost) di lapangan/daerah tersebut.

b. Kepala Dinas Kesehatan dapat menetapkan standar biaya sesuai dengan kebutuhan di wilayah Kabupaten/Kota,

Page 72: Juknis BOK

50

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

kecamatan, kelurahan atau desa, dengan besaran satuan biaya mempertimbangkan tingkat kewajaran, kondisi geografis, tingkat kemahalan, dan realistis. Besaran satuan biaya yang akan ditetapkan disepakati dengan para Kepala Puskesmas di kabupaten tersebut.

c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mene-tapkan Besaran satuan biaya untuk kegiatan BOK juga dapat mengacu pada peraturan daerah sepanjang satuan biayanya masih realistis/relevan dengan kondisi saat ini.

6. Penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS)

Penyaluran dana BOK ke Puskesmas dengan menggunakan mekanisme Pembayaan Langsung (LS). Agar penyaluran dana BOK dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Puskesmas dapat dilakukan tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah, maka dibuat Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kuasa Pengguna Anggaran dengan Kepala Puskesmas. PKS ini menjadi salah satu kelengkapan pengajuan SPP LS ke SPM LS. PKS minimal memuat hak dan kewajiban Kepala Puskesmas, pernyataan kesanggupan untuk menyalurkan, kesediaan menyetor sisa dana ke kas negara, mekanisme pertanggungjawaban dan ketentuan mengenai sanksi atas pelanggaran perjanjian. Contoh PKS sesuai dengan sebagaimana tercantum dalam contoh 13 terlampir.

7. Penyusunan Plan Of Action (POA)/Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota segera menyusun RPK dan perencanaan kas, untuk mengajukan pencairan uang ke KPPN dengan mekanisme sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 192/PMK.05/2009. Perencanaan Kas disusun mengacu pada Rencana Penarikan Dana (RPD) yang ada pada lembar ke-3 dokumen

Page 73: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

51

DIPA. Apabila Perencanaan Kas tidak sesuai dengan RPD pada dokumen DIPA, maka harus dilakukan revisi DIPA lembar ketiga.

B. Pelaksanaan

1. Permintaan Dana

Pejabat pengelola keuangan BOK Kabupaten/Kota mengajukan usulan permintaan dana ke KPPN untuk kegiatan tingkat Kabupaten/Kota dan Puskesmas melalui mekanisme :

a. UP untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari.

b. TUP, apabila UP tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan yang akan dilaksanakan.

c. LS, untuk membiayai kegiatan paket meeting kepada pihak hotel atau pemilik tempat meeting dengan nilai di atas Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), honorarium, perjalanan dinas (bila perlu) dan kegiatan BOK di Puskesmas.

2. Pencairan Dana dari KPPN

a. KPA sejak awal diterimanya DIPA dapat segera mengajukan permintaan Uang Persediaan kepada KPPN. KPA memerintahkan PPK untuk mengajukan SPP-UP kepada PP-SPM. Kelengkapan SPP-UP berupa surat pernyataan dari KPA atau pejabat yang ditunjuk bahwa UP tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran LS. PP-SPM menerbitkan SPM-UP dan dikirim ke KPPN dilengkapi dengan ADK SPM.

b. Setelah Dana UP digunakan dan selesai dipertanggung-jawabkan minimal 50%, PPK dapat mengajukan penggantian UP dengan mengajukan SPP-GUP dilengkapi dengan SPTB, Surat Setoran Pajak (SSP) untuk transaksi yang menurut ketentuan harus dipungut PPN dan PPh. SPP-GUP diajukan

Page 74: Juknis BOK

52

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

kepada PP-SPM untuk diterbitkan SPM-GUP dan selanjutnya dkirim ke KPPN dengan kelengkapan ADK SPM dan SPTB Surat Setoran Pajak (SSP).

c. KPA dapat mengajukan TUP untuk kegiatan dimana UP tidak mencukupi dengan membuat usulan persetujuan dari Kanwil DJPB (KPPN Setempat). Berdasarkan surat persetujuan dari Kanwil DJPB (KPPN Setempat), KPA memerintahkan PPK untuk mengajukan SPP-TUP kepada PP-SPM dengan kelengkapan :

1) Rincian rencana penggunaan dana TUP;2) Surat pernyataan KPA atau pejabat yang ditunjuk;3) Rekening koran yang menunjukkan saldo terakhir;4) Surat persetujuan TUP dari KPPN/Kanwil Ditjen Perbenda-

haraan.

PP-SPM menerbitkan SPM-TUP dan dikirimkan ke KPPN dengan kelengkapan:

1) ADK SPM;2) Rincian rencana penggunaan dana TUP;3) Surat pernyataan KPA atau pejabat yang ditunjuk;4) Rekening koran yang menunjukkan saldo terakhir;5) Surat persetujuan TUP dari KPPN/Kanwil Ditjen

Perbendaharaan.

d. PPK dapat juga mengajukan permintaan dana melalui pembayaran langsung (LS) untuk honorarium, perjalanan dinas, paket meeting dan dana BOK Puskesmas. Dengan mengajukan SPP-LS kepada PP-SPM untuk diterbitkan SPM-LS yang selanjutnya dikirim ke KPPN. Permintaan LS meliputi:

1) Honorariuma) Kelengkapan SPP LS untuk Honorarium berupa :

(1) Daftar Penerimaan Honor;(2) Surat Keputusan;

Page 75: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

53

(3) Surat Setoran Pajak (PPh) ps 21; (4) SPTB.

b) Kelengkapan SPM LS untuk Honorarium berupa:(1) ADK aplikasi SPM;(2) Daftar Penerimaan Honor;(3) Surat Keputusan;(4) SPTB.

2) Perjalanan Dinasa) Kelengkapan SPP LS untuk Perjalanan Dinas berupa :

(1) Daftar nominatif; (2) Kerangka Acuan; (3) SPTB.

b) Kelengkapan SPM LS untuk Perjalanan Dinas berupa:(1) ADK aplikasi SPM;(2) Daftar Nominatif;(3) SPTB.

3) Paket Pertemuan/Meeting dengan nilai di atas Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah)a) Kelengkapan SPP LS berupa :

(1) Kuitansi tagihan dari pihak ketiga (Hotel);(2) Kontrak/Surat Perjanjian Kerja/Surat Perintah

Kerja yang ditandatangani oleh PPK dan Pihak Ketiga (Hotel);

(3) Fotokopi buku rekening pihak ketiga (Hotel);(4) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;(5) SPTB;(6) Fotokopi NPWP.

b) Kelengkapan SPM - LS Pihak Ketiga.(1) ADK aplikasi SPM;(2) Resume Kontrak/Surat Perjanjian Kerja/Surat

Perintah Kerja;(3) SPTB.

Page 76: Juknis BOK

54

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Untuk biaya paket pertemuan/meeting dengan nilai ≤ Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah)

dapat dibayarkan melalui dana UP/TUP

4) Dana BOK ke Puskesmas tahap Pertama

a) Kelengkapan SPP LS untuk Puskesmas berupa :(1) SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;(2) PKS antara KPA dan Kepala Puskesmas;(3) POA;(4) SPU;(5) Fotokopi buku rekening;(6) Fotokopi NPWP.

b) Kelengkapan SPM LS untuk Puskesmas berupa :(1) Daftar nominatif penerima BOK sesuai ketentuan;(2) SPTB;(3) ADK SPM;(4) Fotokopi buku rekening;(5) Fotokopi NPWP.

Untuk pengajuan pencairan dana BOK Puskesmas tahap berikutnya, SPP-LS

dilengkapi dengan SPTB tahap sebelumnya.

3. Pemanfaatan Dana

Dana BOK di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat dimanfaatkan untuk:

a. Honorarium

1) Honor yang dibayarkan kepada pejabat pengelola keuangan satuan kerja berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota, staf pengelola keuangan satker dan

Page 77: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

55

pengelola BOK Puskesmas berdasarkan Surat Keputusan KPA;

2) Honor yang berkaitan dengan output kegiatan yang dibayarkan kepada tim pengelola BOK berdasarkan Surat Keputusan Pejabat dan honor narasumber kegiatan.

b. Transport lokal

1) Membiayai perjalanan kegiatan pembinaan ke Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes/Polindes dan UKBM lainnya;

2) Membiayai perjalanan peserta rapat yang berasal dari luar tempat penyelenggaraan;

3) Membiayai perjalanan peserta pertemuan/meeting halfday/fullday/fullboard;

4) Membiayai perjalanan konsultasi ke KPPN apabila lokasi KPPN berada di wilayah Kabupaten/Kota.

Besaran biaya transport lokal yang dibiayai adalah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di Kabupaten/Kota tersebut. Pada kondisi tertentu, daerah dapat membayar biaya transport lokal berdasar at cost sesuai dengan besaran biaya transport lokal yang dikeluarkan termasuk sewa sarana transport bila diperlukan karena tidak ada sarana transport regular dengan bukti pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik/penyedia jasa transportasi.

c. Perjalanan Dinas dalam Batas Kabupaten/Kota

Untuk membiayai petugas kesehatan Kabupaten/Kota ke Puskesmas dan jaringannya beserta Poskesdes/Polindes dan Posyandu melaksanakan pembinaan yang terkait dengan BOK yang karena kondisi geografis memerlukan perjalanan

Page 78: Juknis BOK

56

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

lebih dari 8 (delapan) jam termasuk pelaksanaan kegiatannya dan dapat ditempuh dengan pulang pergi pada hari yang sama tanpa menginap, dapat dibayarkan biaya transport lokal dan uang harian sebesar 75% dari satuan biaya uang harian perjalanan dinas dalam negeri per harinya.

Untuk perjalanan yang karena kondisi geografis memerlukan penginapan maka :• Uang harian dapat dibayarkan sebesar 75% dari

satuan biaya uang harian perjalanan dinas negeri per harinya.

• Biayapenginapandenganbesaransesuaibuktiatau30% dari pagu penginapan di daerah tersebut jika tidak ada penginapan.

d. Perjalanan Dinas ke luar Kabupaten/Kota

1) Untuk petugas kesehatan Kabupaten/Kota ke Provinsi, KPPN, Kanwil DJPB yang terkait dengan BOK dapat ditempuh dengan pulang pergi pada hari yang sama dan tidak menginap, dapat dibayarkan biaya transport dan uang harian dari satuan biaya perjalanan dinas dalam Kabupaten/Kota berkenaan per harinya.

2) Untuk petugas kesehatan Kabupaten/Kota ke Provinsi, KPPN, Kanwil DJPB dan menghadiri konsolidasi laporan keuangan semester I di Pusat diluar ketentuan perjalanan dinas ke luar Kabupaten/Kota poin 1) dapat dibayarkan dengan perjalanan dinas yang terdiri dari transport, uang harian dan uang penginapan serta pengeluaran riil menurut ketentuan yang berlaku.

Page 79: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

57

Perjalanan dinas bagi petugas Dinas Kesehatan Kota yang berada di wilayah Ibukota Provinsi dapat

menerima transport lokal dan 75% uang harian bila kegiatan melebihi 8 (delapan) jam termasuk

pelaksanaan kegiatan

e. Pertemuan/meeting

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menyelenggarakan pertemuan/meeting untuk kegiatan perencanaan, sosialisasi/penggerakan, evaluasi yang terkait dengan BOK dengan mengundang peserta dari Puskesmas dan jaringannya beserta Poskesdes/Polindes dan Posyandu, lintas program dan lintas sektor dan mengundang narasumber dari Provinsi dan/atau Pusat. Dana BOK dapat untuk membiayai transport, uang saku/uang harian, paket meeting (halfday/fullday/fullboard), honor narasumber serta ATK dan penggandaan.

Paket pertemuan/meeting meliputi :

1) Paket meeting halfday

Biaya paket meeting halfday biaya paket meeting mencakup minuman selamat datang, akomodasi selama pertemuan, makan (satu kali/hari), rehat kopi dan kudapan (satu kali/hari), ruang pertemuan dan fasilitasnya, Biaya transportasi dan uang saku.

2) Paket meeting fullday

Biaya paket meeting fullday adalah biaya paket meeting mencakup minuman selamat datang, akomodasi selama pertemuan, makan (dua kali per hari), rehat kopi dan kudapan (dua kali per hari), ruang pertemuan dan fasilitasnya, biaya transportasi, uang saku.

Page 80: Juknis BOK

58

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

3) Paket meeting fullboard

Biaya kegiatan paket meeting fullboard terdiri adalah biaya paket meeting mencakup minuman selamat datang, akomodasi selama pertemuan, makan (tiga kali per hari), rehat kopi dan kudapan (dua kali per hari), ruang pertemuan dan fasilitasnya, biaya transportasi dan uang saku.

f. Pembelian/Belanja Barang

Dana BOK dapat dipakai untuk keperluan administrasi, penyelenggaraan kegiatan rapat/meeting satuan kerja BOK di Kabupaten/Kota meliputi ATK, penggandaan, komputer supply, administrasi bank, pembelian materai, biaya pengiriman surat/laporandan biaya konsumsi rapat/meeting terkait dengan BOK.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun

Anggaran 2013 dapat diunduh di website www.sjdih.depkeu.go.id

4. Pertanggungjawaban

a. Honorarium

1) Surat Keputusan terkait penerima honorarium

2) Kuitansi/daftar penerimaan honorarium.

3) Potongan pajak terhadap pembayaran honorarium (PPh 21).

a) Golongan I dan II : 0%;

b) Golongan III : 5%;

c) Golongan IV : 15%;

Page 81: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

59

d) Bila tidak memiliki NPWP, maka perhitungan potongan PPh 21 yakni sebesar 120% x Tarif Golongan x Nilai Honor.

b. Transport Lokal

1) Surat Tugas/ Surat Perintah tugas perorangan atau kelompok yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas/Pejabat yang ditunjuk atau Surat Undangan;

2) Tanda terima/kuitansi transport lokal yang ditandatangani oleh pegawai/penerima transport sesuai besaran yang diterima. Apabila transport lokal besaran sesuai dengan at cost maka dokumen/bukti pengeluaran dapat berupa karcis/tiket yang dikeluarkan oleh sarana transport tersebut. Apabila tidak ada bukti berupa karcis atau tiket dapat diganti dengan tanda terima/kuitansi yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh pemilik/pengemudi sarana transportasi tersebut, termasuk didalamnya apabila carter atau sewa sarana transport karena tidak ada sarana transport regular atau kendaraan dinas;

3) Daftar hadir kegiatan, apabila kegiatan dalam bentuk rapat, pertemuan, dsb;

4) Laporan kegiatan secara ringkas.

c. Perjalanan Dinas :

1) Bukti rekap penerimaan uang transport lokal, uang harian dan uang penginapan bila menginap yang ditandatangani oleh pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas;

2) Bukti pengeluaran transport lokal berupa karcis/tiket. Bila tidak ada bukti, dapat diganti dengan tanda

Page 82: Juknis BOK

60

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

terima/kuitansi yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh pemilik/pengemudi sarana transportasi tersebut, termasuk didalamnya apabila carter atau sewa sarana transportasi karena tidak ada sarana transportasi reguler;

3) Bukti tanda terima/kuitansi hotel/penginapan atau bila tidak ada bukti menginap maka biaya penginapan yang diterima sebesar 30% dari standar biaya hotel/penginapan di daerah tersebut dengan membuat SPTJM sebagaimana tercantum dalam contoh 14 terlampir.

4) Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani dan stempel oleh pejabat setempat;

5) Bukti Pengeluaran Riil yang diatur dalam Satuan Biaya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013, ditandatangani oleh yang bersangkutan;

6) Laporan Perjalanan Dinas.

d. Paket Pertemuan/Meeting

Pertanggungjawaban paket meeting halfday/fullday/fullboard berupa:

1) Surat Tugas dan/atau surat undangan;

2) Kuitansi atau bukti penerimaan;

3) Daftar Hadir;

4) Daftar penerimaan transport dan/atau uang saku;

5) Kontrak/SPK untuk paket meeting;

6) Kerangka Acuan Kegiatan;

7) Laporan Penyelenggaraan.

Page 83: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

61

e. Pembelian/Belanja Barang

1) Bukti pembelian/kuitansi/faktur/bon dari penjual yang ditandatangani di atas materai Rp.3.000,- untuk pembelian dengan nilai Rp.250.000,- sampai dengan Rp.1.000.000,- dan materai Rp.6.000 untuk pembelian ≥ Rp.1.000.000,- yang distempel oleh pihak penjual barang (bukti pembelian dapat berupa kuitansi atau tanda pembelian lainnya) dengan rincian barang yang dibeli.

2) Surat Setoran Pajak dimana untuk bukti pembelian/kuitansi/faktur/bon ≥ Rp.1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,- dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% sedangkan nilai kuitansi lebih dari Rp. 2.000.000,- dikenakan pajak PPN 10% dan PPh ps 22 sebesar 1,5%. Besaran nilai yang tercantum dalam kuitansi/faktur/bon pembelian adalah nilai harga barang ditambah PPN 10%. Bila penyedia barang/jasa tidak memiliki NPWP, maka besaran potongan pajak dikenakan 2 kali lipat.

• Pembelian makanan minuman dari restoran,rumah makan, warung dan sejenisnya tidak dikenai PPN.

• Pajak dipungut oleh Bendahara Pengeluarandan disetor ke Kas Negara dengan Surat Setoran Pajak (SSP).

f. Pengiriman

Resi/bukti pengiriman bila melalui PT. Pos / Jasa Pengiriman.

g. Administrasi Bank

Bukti potongan biaya administrasi bank/fotokopi rekening koran.

Page 84: Juknis BOK

62

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

h. Pembelian Materai

Bukti pembelian materai.

Format Bukti Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan BOK di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat diunduh di website www.gizikia.depkes.go.id

5. Verifikasi atas Dokumen Pertanggungjawaban

Seluruh dokumen pertanggungjawaban keuangan kegiatan manajemen perlu diverifikasi kelengkapannya oleh verifikator.

6. Pembukuan

Dalam rangka tertib administrasi, Bendahara Pengeluaran wajib membukukan semua transaksi dan mempertanggungjawabkan seluruh uang yang dikuasainya sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian/Lembaga/Kantor/satuan kerja.

Pengelolaan Pembukuan Bendahara Pengeluaran sebagai berikut:

a. Bendahara wajib menyelenggarakan pembukuan.

b. Setiap transaksi harus segera dicatat dalam BUKU KAS UMUM sebelum dibukukan dalam buku-buku pembantu (Buku Pembantu Kas Tunai, Buku Bank, Buku Persekot, Buku Uang Persediaan, Buku Pajak, serta Buku Pengawasan Anggaran).

c. Pembukuan dilaksanakan berdasarkan nilai yang tertera dalam kuitansi (asas bruto).

d. Pembukuan dilakukan dengan komputer dan Bendahara Pengeluaran wajib :

1) Mencetak BKU dan buku-buku pembantu sekurang-

Page 85: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

63

kurangnya satu kali dalam satu bulan.

2) Menatausahakan hasil cetakan yang ditandatangani Bendahara Pengeluaran dan KPA.

3) Memelihara database pembukuan.

e. BKU dan buku pembantu lainnya wajib ditutup dan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan disahkan oleh KPA setiap akhir bulan dan dilakukan pemeriksaan kas intern dengan Berita Acara setiap 3 (tiga) bulan.

f. Bendahara menyusun Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan dikirimkan ke KPPN setiap awal bulan.

g. Menyimpan dengan baik dan aman seluruh bukti/dokumen pertanggungjawaban keuangan.

Dana UP/TUP di Satker dikembalikan ke kas Negara apabila tidak dimanfaatkan hingga akhir tahun pada

tahun anggaran berjalan dengan menggunakan formulir SSBP sebagaimana tercantum dalam contoh 15 terlampir.

7. Pelaporan SAI

Satuan kerja sebagai penerima dana Tugas Pembantuan wajib membuat laporan keuangan berupa laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan. Laporan tersebut dikirimkan ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) yaitu Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

Laporan bulanan berupa Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca beserta ADK berupa file kirim dan back up data setiap bulan, selambat-lambatnya tanggal 7 bulan berikutnya, ke UAPPA-W dan UAPPA-E1.

Page 86: Juknis BOK

64

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Laporan semester dan tahunan berupa LRA dan Neraca serta Catatan atas Laporan Keuangan disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibility/SOR) oleh Kepala Satker ke UAPPA-W dan UAPPA-E1.

Laporan Sistem Akutansi Instansi (SAI) disampaikan secara bulanan, semesteran/tahunan untuk UAPPA-E1 berupa soft copy dikirim ke alamat email: [email protected], sedangkan hard copy yang ditandatangani oleh Kepala Satker dikirim ke Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA c.q Bagian Keuangan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dapat melakukan REALOKASI anggaran antar Puskesmas di

wilayah kerjanya bila dipandang perlu untuk percepatan pencapaian tujuan dan penyerapan anggaran dengan

menerbitkan surat keputusan yang tembusannya disampaikan kepada KPPN setempat.

Page 87: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

65

BAB VIPENGORGANISASIAN

Agar terselenggaranya tertib administrasi pengelolaan dana Bantuan Operasional Kesehatan yang efektif dan efisien, maka pengelolaan dana Bantuan Operasional Kesehatan yang tersedia di tingkat jenjang administrasi perlu diatur secara terstruktur dan terintegrasi. Pengelolaan secara berjenjang dan terintegrasi dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi, pembinaan dan pengawasan dalam rangka mencapai kualitas pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Untuk itu dalam pengelolaan BOK dibentuk Tim Pengelola BOK yang terintegrasi di tingkat Pusat, tingkat Provinsi, dan tingkat Kabupaten/Kota serta Puskesmas.

A. Pengelola BOK Tingkat Pusat

1. Susunan Organisasi :

a. Pelindung : Menteri Kesehatan RIb. Pengarah : Para eselon 1 Kemenkesc. Penanggung Jawab : Sesditjen Bina Gizi dan KIA d. Bidang – Bidang

2. Tugas :

a. Menentukan kebijakan dan strategi nasional pelaksanaan BOK.

b. Menentukan alokasi dana BOK Kabupaten/Kota melalui SK Menteri Kesehatan.

c. Melaksanakan advokasi, sosialisasi, koordinasi dan sinkro-nisasi penyelenggaraan BOK tingkat pusat dan daerah.

d. Melaksanakan pendampingan hukum bila terjadi masalah dalam pelaksanaan BOK.

Page 88: Juknis BOK

66

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pembinaan terhadap pelaksanaan BOK di daerah.

f. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan BOK sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

g. Menyusun dan melaporan hasil pelaksanaan kegiatan BOK.

B. Pengelola BOK Tingkat Provinsi

1. Susunan Organisasi :

a. Penanggung Jawab: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

b. Sekretariat

1) Ketua : Pejabat eselon 3

2) Sekretaris : Pejabat eselon 4

3) Anggota : Jumlah sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran

c. Tim Teknis

1) Ketua : Salah satu kepala bidang

2) Sekretaris : Salah satu kepala seksi

3) Anggota : Lintas bidang yang terkait dengan BOK dengan jumlah personil disesuaikan kebutuhan

2. Tugas :

a. Menjabarkan kebijakan dan strategi nasional pelaksanaan BOK di tingkat Provinsi.

b. Mengarahkan pelaksanaan kebijakan BOK nasional di tingkat Provinsi.

Page 89: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

67

c. Melakukan advokasi dan sosialisasi BOK tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

d. Melakukan koordinasi dan sinkronsiasi perencanaan dan penganggaran kegiatan BOK tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan BOK di Kabupaten/Kota.

f. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan BOK tingkat Provinsi (termasuk ringkasan laporan pelaksanaan BOK di tiap kabupaten/kota) kepada Tim Pengelola BOK Tingkat Pusat.

C. Pengelola BOK Tingkat Kabupaten/Kota

1. Susunan Tim Pengelola BOK Tingkat Kabupaten/Kota:

a. Penanggung Jawab : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

b. Sekretariat

1) Ketua : Pejabat eselon 3 yang ditunjuk merangkap sebagai PPK

2) Sekretaris : Salah satu pejabat eselon 4

3) Anggota : Jumlah sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran

c. Tim Teknis

1) Ketua : Salah satu kepala bidang

2) Sekretaris : Salah satu kepala seksi

Page 90: Juknis BOK

68

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

3) Anggota : Lintas bidang yang terkait dengan BOK dengan jumlah personil disesuaikan kebutuhan

2. Susunan Tim Pengelola Anggaran Satker BOK Tingkat Kabupaten/Kota:

a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

c. Penguji dan Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)

d. Bendahara Pengeluaran

e. Pejabat Akuntansi

f. Petugas yang akan berhubungan langsung dengan KPPN

g. Staf pengelola keuangan satker

h. Pengelola BOK di Puskesmas (Kepala Puskesmas dan Pengelola Keuangan)

3. Tugas:

a. Tugas Tim Pengelola BOK :

1) Melaksanakan kebijakan BOK sesuai kebijakan nasional.

2) Menentukan besaran alokasi/realokasi dana BOK per Puskesmas melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3) Mengirimkan SK penetapan alokasi/realokasi kepada Tim Pengelola BOK Pusat dengan tembusan Tim Pengelola BOK Provinsi dan pihak yang ditetapkan untuk penyaluran dana.

Page 91: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

69

4) Melakukan advokasi dan sosialisasi BOK tingkat Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

5) Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan BOK tingkat Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

6) Melakukan verifikasi POA Puskesmas yang akan didanai BOK.

7) Melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka penggerakan, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan BOK di Puskesmas.

8) Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan BOK di Kabupaten/Kota kepada Tim Pengelola BOK Tingkat Provinsi tembusan Tim Pengelola BOK Tingkat Pusat.

b. Tugas Tim Pengelola Anggaran Satker BOK:

1) Menyelenggarakan pelaksanaan anggaran dana BOK sesuai peraturan perundangan.

2) Membuat Perjanjian Kerja Sama (PKS) pelaksanaan BOK.

3) Melakukan verifikasi usulan dan pertanggungjawaban keuangan BOK.

4) Melakukan koordinasi dengan para pelaksana kegiatan BOK.

5) Melakukan rekonsiliasi internal antara laporan barang dengan laporan ke uangan dan rekonsiliasi eksternal dengan KPPN dan atau KPKNL.

6) Menyusun dan menyampaikan laporan anggaran BOK yang dikelolanya secara berjenjang.

Page 92: Juknis BOK

70

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

7) Menyusun dan menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran berupa laporan SAI secara berjenjang melalui UAPPA-W dan kepada Unit Akuntansi Pembantu Peng guna Anggaran Eselon 1(UAPPA-E1).

8) Menyimpan dan mendokumentasikan dengan baik dan aman seluruh bukti/dokumen ke uangan BOK.

D. Tim Pengelola Keuangan BOK Tingkat Puskesmas

Pengelola Keuangan BOK di Puskesmas berdasar Surat Keputusan KPA terdiri dari Ketua (Kepala Puskesmas) dan Pengelola Keuangan BOK di Puskesmas:

1. Ketua (Kepala Puskesmas) sebagai atasan langsung Penge-lola Keuangan BOK di Puskesmas bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan keuangan BOK di Puskesmas dan jaringannya beserta Poskesdes/Polindes dan Posyandu. Tugas Ketua (Kepala Puskesmas), meliputi :

a. Menyampaikan POA tahunan hasil lokakarya mini di awal tahun anggaran kepada KPA/PPK;

b. Membuat Perjanjian Kerjasama dengan KPA/PPK tentang Pelaksanaan BOK Tahun 2013;

c. Membuka rekening Instansi;

d. Membuat Surat Permintaan Uang (SPU) kepada KPA Dinkes Kabupaten/Kota dengan melampirkan POA hasil lokakarya mini bulanan atau tribulanan;

e. Mengeluarkan Surat Tugas untuk pelaksanaan kegiatan BOK di Puskesmas dan jaringannya beserta Poskesdes/Polindes dan Posyandu; dan

Page 93: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

71

f. Menandatangani semua kuitansi pengeluaran.

2. Pengelola Keuangan BOK Puskesmas bertugas:

a. Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran terhadap uang yang dikelolanya ke dalam Buku Kas Tunai.

b. Mempertanggungjawabkan dalam bentuk dokumen pengeluaran (kui tansi) atas pelaksanaan kegiatan.

c. Melaporkan pertanggungjawaban keuangan kepada Bendahara Penge luaran Satker BOK Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, berupa laporan realisasi keuangan Puskesmas dengan melampirkan copy bukti-bukti pengeluaran di Puskesmas yang di tandatangani oleh pengelola keuang an dan ketua (Kepala Puskesmas) sebagaimana tercantum dalam contoh 16 terlampir.

d. Mengembalikan sisa uang yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan kepa da bendahara pengeluaran pada akhir tahun anggaran.

e. Memungut dan menyetorkan pajak sesuai peruntukannya.

f. Menyimpan dengan baik dan aman seluruh bukti ASLI pertanggung jawaban keuangan.

Page 94: Juknis BOK

72

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Page 95: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

73

BAB VIIINDIKATOR KEBERHASILAN

Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan BOK, maka perlu ditetapkan indikator keberhasilan sebagai alat untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan BOK. Tujuan penetapan indikator keberhasilan ini adalah untuk penilaian kinerja internal jajaran kesehatan setiap tingkatan dan untuk penilaian kinerja eksternal Kementerian Kesehatan terkait dengan penilaian kinerja pengelolaan BOK dan transparansi publik.

Indikator keberhasilan tersebut adalah:

A. Persentase Kabupaten/Kota menerbitkan SK Tim Pengelola Anggaran Satker BOK Tingkat Kabupaten/Kota

Jumlah Kabupaten/Kota yang telah menerbitkan SK Tim Pengelola Anggaran Satker BOK Tingkat Kabupaten/Kota dibandingkan dengan jumlah Kabupaten/Kota penerima dana BOK yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dikali 100.

B. Persentase realisasi dana BOK

Jumlah dana yang telah dipertanggungjawabkan untuk kegiatan dibandingkan dengan jumlah total dana BOK yang disalurkan oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan DIPA dikali 100.

C. Realisasi dana BOK secara nasional yang dipublikasi secara online

Persentase realisasi dana BOK pada indikator no B di atas yang di publikasikan secara online di website Kementerian Kesehatan.

D. Cakupan indikator kinerja program Puskesmas

Cakupan/persen pencapaian indikator pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yang berasal dari berbagai

Page 96: Juknis BOK

74

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

sumber biaya termasuk BOK. Target ditetapkan oleh masing-masing Puskesmas serta Kabupaten/Kota.

Penilaian indikator keberhasilan tersebut berdasarkan laporan pelaksanaan BOK di Puskesmas/Kabupaten/Kota dan dikirimkan secara periodik (bulanan, tiga bulanan, semester), insidentil/sesuai permintaan maupun berbagai hasil studi. Laporan dikirimkan secara berjenjang dari Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan seterusnya sampai ke tingkat pusat.

Pelaporan yang bersifat rutin menggunakan format dan mekanisme yang telah ditetapkan meliputi:

1. Laporan kegiatan Puskesmas menggunakan format laporan SP2TP/SP3;

2. Laporan keuangan sesuai ketentuan Sistem Akutansi Instansi.

Selain itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi juga menyusun laporan tahunan pelaksanaan BOK sebagaimana tercantum dalam contoh 17 terlampir.

Page 97: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

75

BAB VIIIPENGAWASAN

Kegiatan pengawasan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi dan/atau menghindari masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara, pungutan liar, atau bentuk penyelewengan lainnya. Pengawasan kegiatan BOK meliputi pengawasan melekat, pengawasan fungsional internal, dan pengawasan eksternal.

BOK merupakan dana APBN Kementerian Kesehatan, maka yang berhak melakukan pengawasan adalah pengawas internal dari Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan BPKP serta pengawas eksternal dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

A. Pengawasan Melekat

Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya, baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun Puskesmas.

B. Pengawasan Fungsional Internal

Instansi pengawas fungsional kegiatan BOK secara internal adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan BPKP. Instansi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan audit sesuai kebutuhan atau sesuai permintaan instansi yang akan diaudit terhadap pemanfaatan dana BOK.

Hal yang perlu disiapkan terkait dengan pelaksanaan pengawasan (audit) adalah kelengkapan dan kebenaran dokumen pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawabannya. Selain itu, untuk penilaian kinerja program BOK, digunakan empat tepat sebagai berikut:

Page 98: Juknis BOK

76

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

1. Ketepatan sasaran yaitu program yang diluncurkan oleh pemerintah benar-benar diterima oleh sasaran.

2. Ketepatan waktu yaitu waktu penyaluran BOK telah sesuai dengan jadwal kegiatan.

3. Ketepatan jumlah yaitu jumlah BOK yang diberikan telah sesuai dengan ketentuan dan tidak terdapat pemotongan dana bantuan

4. Ketepatan penggunaan yaitu dana BOK telah dimanfaatkan/digunakan sesuai ketentuan.

C. Pengawasan Eksternal

Instansi pengawas eksternal kegiatan BOK adalah pengawasan fungsional yang dilakukan oleh tim audit keuangan yang berwenang, yaitu BPK. Instansi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan audit sesuai dengan kebutuhan atau permintaan instansi yang akan diaudit terhadap pelaksanaan dan pemanfaatan dana BOK.

Page 99: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

77

PENUTUP

Petunjuk teknis Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2013 disusun sebagai acuan bagi pelaksanaan pemanfaatan dana BOK. BOK tahun 2013 difokuskan untuk meningkatkan pencapaian target MDGs bidang kesehatan yang belum tercapai dan mempertahankan yang telah tercapai.

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat, diharapkan dapat merencanakan kegiatan secara komprehensif, berdaya ungkit tinggi pada upaya kesehatan bersifat promotif dan preventif, dengan menggunakan data pemantauan wilayah setempat.

Apabila Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota merasa perlu menyusun petunjuk yang bersifat lebih operasional sebagai turunan petunjuk teknis ini, maka dapat mengembangkannya sepanjang tidak bertentangan dengan petunjuk teknis ini

Jika di kemudian hari diperlukan adanya perubahan pada petunjuk teknis ini, maka akan dilakukan penyempurnaan pada penyusunan petunjuk teknis selanjutnya.

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA,

NAFSIAH MBOI

Page 100: Juknis BOK

78

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Page 101: Juknis BOK

LAMPIRAN

Page 102: Juknis BOK
Page 103: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

81

Contoh 1Format Surat Permintaan Uang

KOP SURAT (JIKA ADA)

Nomor : ............,........... 2013Lampiran : 1 (satu) bundelPerihal : Surat Permintaan Uang

Yth. Kuasa Pengguna Anggaran Satker Dinas Kesehatan Kab/Kota ....................di ………………..

Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan pada bulan …………… dengan ini kami mengajukan permintaan uang sebesar Rp. ...............................………............. (....................…………………) sebagaimana POA terlampir.

Atas perhatian Bapak/Ibu kami mengucapkan terima kasih.

Kepala Puskesmas...............................Kabupaten/Kota .................................

(Nama) ..................................................... NIP. ............................................................

Page 104: Juknis BOK

82

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Contoh 2Format Surat Pernyataan Tanggung jawab Belanja (SPTB)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BELANJANomor : .........................

Nama Puskesmas : ...............................................................................Alamat Puskesmas : ...............................................................................Bulan : ...............................................................................

No PENERIMA URAIAN BUKTIJUMLAH

(Rp)

Pajak yang dipungut Bendahara Pengeluran

TGL NO PPN (Rp) PPh (Rp)

... ............ .............

..............

..............

..............

Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut di atas disimpan oleh Pengelola Keuangan Puskesmas untuk kelengkapan administrasi dan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

Demikian Surat Pernyatan ini dibuat dengan sebenarnya.

Pengelola Keuangan Puskesmas

................

Nama .....................................................NIP ........................................................

Page 105: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

83

Contoh 3

Format Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB)

DEPARTEMEN KEUANGAN RIDIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KPPN

KE REKENING KAS NEGARA NOMOR : ...........................................................................................................4)

(5)...................................................................................................

(6)...............................................................................................................

(7)

1 Rp. ............................................................13)2 Rp. ............................................................3 Rp. ............................................................4 Rp. ............................................................5 Rp. ............................................................6 Rp. ............................................................7 Rp. ............................................................8 Rp. ............................................................9 Rp. ............................................................10 Rp. ............................................................

(7a)

(8)...............................................................................

(9)...............................................................................................

(10).............................................................................................................

(11).....................................................................................................................................

(12).....................................................................................................................................

Rp (14)...........................................................................................................

(15).......................................................................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

A. 1. Kementerian/Lembaga :

2. Unit Organisasi Eselon I :

3. Fungsi, Sub Fungsi, Program :

4. kegiatan, Sub Kegiatan :

5. Satuan Kerja :

6. Lokasi :

7. KP/KD/DK/TP/DS :

B. 1. Nama/Jabatan Wajib Setor/Wajib : Bayar

2. Alamat :

C. Mata Anggaran Pengembalian Belanja :

D. Jumlah Setoran :

Dengan Huruf :

SURAT SETORAN PENGEMBALIAN BELANJA(SSPB)

...........................(1)................................

Nomor :....................(2)

Tanggal :....................(3)

LembarUntuk

WAJIB SETOR/WAJIB BAYAR/BENDAHARA PENERIMA SEBAGAI

BUKTI SETORAN

PERHATIAN

Bacalah Dahulu Petunjuk pengisian formulir SSPBpada halaman belakang lembar ini

Keperluan :

16)........................................................................................

Diterima Oleh:BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO

Tanggal (19).......................................................................

CapTanda Tangan (20).............................................................Nama Terang......................................................................

(17)....................................tanggal.............................................

(18).............................................................................................NIP:.............................................................................................

Page 106: Juknis BOK

84

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

PETUNJUK PENGISIAN SSPB

Nomor Uraian Isian

Catatan : - Diisi dengan huruf kapital atau diketik - Satu formulir SSBP hanya berlaku untuk satu Mata Anggaran Penerimaan (MAP)

(1) Diisi dengan Kode KPPN 3 (tiga) digit dan uraian KPPN Penerima Setoran(2) Diisi nomor SSBP dengan metode penomoran Kode Satker Nomor

(XXXXXXXX)(3) Diisi Tanggal SSBP dibuat(4) Diisi Kode Rekening Kas Negara (KPPN bersangkutan ...diisi petugas Bank)(5) Diisi Kode diikuti dengan uraian Kementerian/Lembaga sesuai dengan yang

tercantum pada pagu anggaran(6) Diisi Kode Unit Organisasi Eselon I dan Uraian(7)

Diisi 4 (empat) digit kode ProgramDiisi 2 (dua) digit kode Sub FungsiDiisi 2 (dua) digit kode Fungsi

(7)a Diisi 4 (empat) digit kode kegiatan dan 4 (em-pat) digit kode sub kegiatan

(8) Diisi Kode Satker 6 (enam) digit dan uraian Satker(9)

Diisi Kode Kab/Kota 2 (dua) digitDiisi Kode Prop 2 (dua) digit

(10) Diisi Kode apakah Satkernya KP, KD, DK, TP atau DS sebanyak 2 (dua) digit(11) Diisi nama/jabatan Wajib Setor/Wajib Bayar(12) Diisi Alamat Jelas Wajib Setor/Wajib Bayar(13) Diisi Kode Mata Anggaran Pengembalian Belanja 6 (enam) digit disertai

Uraian Nilai Rupiah untuk masing-masing Mata Anggaran. Dan bisa menggunakan lebih dari satu Mata Anggaran

(14) Diisi Jumlah Rupiah Setoran Pengembalian(15) Diisi Jumlah Rupiah yang dibayarkan dengan huruf(16) Diisi keperluan pembayaran(17) Diisi sesuai Tempat dan Tanggal dibuatnya SSPB(18) Diisi sesuai nama Wajib Setor, NIP dan stempel SSPB(19) Diisi Tanggal diterimanya setoran oleh Bank Persepsi atau kantor Pos dan

Giro(20) Diisi nama dan Tandatangan Penerima di Bank Persepsi atau kantor Pos dan

Giro dengan cap

71

PETUNJUK PENGISIAN SSPBNomor Uraian Isian

Catatan : - Diisi dengan huruf kapital atau diketik- Satu formulir SSBP hanya berlaku untuk satu Mata Anggaran

Penerimaan (MAP)(1) Diisi dengan Kode KPPN 3 (tiga) digit dan uraian KPPN Penerima

Setoran(2) Diisi nomor SSBP dengan metode penomoran Kode Satker Nomor

(XXXXXXXX)(3) Diisi Tanggal SSBP dibuat(4) Diisi Kode Rekening Kas Negara (KPPN bersangkutan ...diisi

petugas Bank)(5) Diisi Kode diikuti dengan uraian Kementerian/Lembaga sesuai

dengan yang tercantum pada pagu anggaran(6) Diisi Kode Unit Organisasi Eselon I dan Uraian(7)

Diisi 4 (empat) digit kode ProgramDiisi 2 (dua) digit kode Sub FungsiDiisi 2 (dua) digit kode Fungsi

(7)a Diisi 4 (empat) digit kode kegiatan dan 4 (empat) digit kode sub kegiatan

(8) Diisi Kode Satker 6 (enam) digit dan uraian Satker(9)

Diisi Kode Kab/Kota 2 (dua) digitDiisi Kode Prop 2 (dua) digit

(10) Diisi Kode apakah Satkernya KP, KD, DK, TP atau DS sebanyak 2 (dua) digit

(11) Diisi nama/jabatan Wajib Setor/Wajib Bayar(12) Diisi Alamat Jelas Wajib Setor/Wajib Bayar(13) Diisi Kode Mata Anggaran Pengembalian Belanja 6 (enam) digit

disertai Uraian Nilai Rupiah untuk masing-masing Mata Anggaran. Dan bisa menggunakan lebih dari satu Mata Anggaran

(14) Diisi Jumlah Rupiah Setoran Pengembalian(15) Diisi Jumlah Rupiah yang dibayarkan dengan huruf(16) Diisi keperluan pembayaran(17) Diisi sesuai Tempat dan Tanggal dibuatnya SSPB(18) Diisi sesuai nama Wajib Setor, NIP dan stempel SSPB(19) Diisi Tanggal diterimanya setoran oleh Bank Persepsi atau kantor

Pos dan Giro(20) Diisi nama dan Tandatangan Penerima di Bank Persepsi atau kantor

Pos dan Giro dengan cap

71

PETUNJUK PENGISIAN SSPBNomor Uraian Isian

Catatan : - Diisi dengan huruf kapital atau diketik- Satu formulir SSBP hanya berlaku untuk satu Mata Anggaran

Penerimaan (MAP)(1) Diisi dengan Kode KPPN 3 (tiga) digit dan uraian KPPN Penerima

Setoran(2) Diisi nomor SSBP dengan metode penomoran Kode Satker Nomor

(XXXXXXXX)(3) Diisi Tanggal SSBP dibuat(4) Diisi Kode Rekening Kas Negara (KPPN bersangkutan ...diisi

petugas Bank)(5) Diisi Kode diikuti dengan uraian Kementerian/Lembaga sesuai

dengan yang tercantum pada pagu anggaran(6) Diisi Kode Unit Organisasi Eselon I dan Uraian(7)

Diisi 4 (empat) digit kode ProgramDiisi 2 (dua) digit kode Sub FungsiDiisi 2 (dua) digit kode Fungsi

(7)a Diisi 4 (empat) digit kode kegiatan dan 4 (empat) digit kode sub kegiatan

(8) Diisi Kode Satker 6 (enam) digit dan uraian Satker(9)

Diisi Kode Kab/Kota 2 (dua) digitDiisi Kode Prop 2 (dua) digit

(10) Diisi Kode apakah Satkernya KP, KD, DK, TP atau DS sebanyak 2 (dua) digit

(11) Diisi nama/jabatan Wajib Setor/Wajib Bayar(12) Diisi Alamat Jelas Wajib Setor/Wajib Bayar(13) Diisi Kode Mata Anggaran Pengembalian Belanja 6 (enam) digit

disertai Uraian Nilai Rupiah untuk masing-masing Mata Anggaran. Dan bisa menggunakan lebih dari satu Mata Anggaran

(14) Diisi Jumlah Rupiah Setoran Pengembalian(15) Diisi Jumlah Rupiah yang dibayarkan dengan huruf(16) Diisi keperluan pembayaran(17) Diisi sesuai Tempat dan Tanggal dibuatnya SSPB(18) Diisi sesuai nama Wajib Setor, NIP dan stempel SSPB(19) Diisi Tanggal diterimanya setoran oleh Bank Persepsi atau kantor

Pos dan Giro(20) Diisi nama dan Tandatangan Penerima di Bank Persepsi atau kantor

Pos dan Giro dengan cap

71

PETUNJUK PENGISIAN SSPBNomor Uraian Isian

Catatan : - Diisi dengan huruf kapital atau diketik- Satu formulir SSBP hanya berlaku untuk satu Mata Anggaran

Penerimaan (MAP)(1) Diisi dengan Kode KPPN 3 (tiga) digit dan uraian KPPN Penerima

Setoran(2) Diisi nomor SSBP dengan metode penomoran Kode Satker Nomor

(XXXXXXXX)(3) Diisi Tanggal SSBP dibuat(4) Diisi Kode Rekening Kas Negara (KPPN bersangkutan ...diisi

petugas Bank)(5) Diisi Kode diikuti dengan uraian Kementerian/Lembaga sesuai

dengan yang tercantum pada pagu anggaran(6) Diisi Kode Unit Organisasi Eselon I dan Uraian(7)

Diisi 4 (empat) digit kode ProgramDiisi 2 (dua) digit kode Sub FungsiDiisi 2 (dua) digit kode Fungsi

(7)a Diisi 4 (empat) digit kode kegiatan dan 4 (empat) digit kode sub kegiatan

(8) Diisi Kode Satker 6 (enam) digit dan uraian Satker(9)

Diisi Kode Kab/Kota 2 (dua) digitDiisi Kode Prop 2 (dua) digit

(10) Diisi Kode apakah Satkernya KP, KD, DK, TP atau DS sebanyak 2 (dua) digit

(11) Diisi nama/jabatan Wajib Setor/Wajib Bayar(12) Diisi Alamat Jelas Wajib Setor/Wajib Bayar(13) Diisi Kode Mata Anggaran Pengembalian Belanja 6 (enam) digit

disertai Uraian Nilai Rupiah untuk masing-masing Mata Anggaran. Dan bisa menggunakan lebih dari satu Mata Anggaran

(14) Diisi Jumlah Rupiah Setoran Pengembalian(15) Diisi Jumlah Rupiah yang dibayarkan dengan huruf(16) Diisi keperluan pembayaran(17) Diisi sesuai Tempat dan Tanggal dibuatnya SSPB(18) Diisi sesuai nama Wajib Setor, NIP dan stempel SSPB(19) Diisi Tanggal diterimanya setoran oleh Bank Persepsi atau kantor

Pos dan Giro(20) Diisi nama dan Tandatangan Penerima di Bank Persepsi atau kantor

Pos dan Giro dengan cap

Page 107: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

85

Contoh 4Format Surat Tugas

KOP SURAT (JIKA ADA)

S U R A T T U G A S

Nomor :Tanggal :

Yang bertanda tangan di bawah ini :Nama : dr. Ario (Nama Kepala Puskesmas)NIP : (jika ada)Jabatan : Kepala Puskesmas

memberikan tugas kepada:

No Nama/NIP Tanggal Tempat Tujuan Maksud Perjalanan

1. Bidan Nelly Posyandu …. Kunjungan Posyandu dalam rangka …..

2. Bidan Yani3. Tuti4. dst5.

Pembiayaan perjalanan dibebankan pada : DIPA Satker Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota …………….. Tahun 2013

Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Puskesmas

Nama :NIP : (jika ada)

Page 108: Juknis BOK

86

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

KOP SURAT (JIKA ADA)

JADUAL POSYANDU

(Pengganti Surat Tugas)

Puskesmas : …………………..

No Nama Petugas Nama Desa/Posyandu Tanggal

1 Nelly, Amd.Keb Sibaganding/Melati 9 Januari 2013

2 Yani, Amd. Kep Sijunjung/Purnama 16 Januari 2013

3 Tuti Sukamulya/Mawar 19 Pebruari 2013

Dst………..

Kepala Puskesmas

( …………………………………..)

NIP : ……………..…… (jika ada)

Page 109: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

87

Contoh 5Format Daftar Hadir

Daftar HadirLokakarya Mini Puskesmas

Parapat, 12 Januari 2013

NO NAMA NIP(jika ada)

GOLONGAN ASAL/TEMPAT KERJA

TANDA TANGAN

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 110: Juknis BOK

88

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Contoh 6Bukti/Kuitansi Transport 1

Sudah terima dari :

Uang sebesar : Rp. -

Untuk pembayaran :

Tanggal ................................................. 2013

Terbilang:

...................., ............................... 2013

(Nama) NIP. (Jika ada)

Yang menerima

K U I T A N S I

Rp ………………………………

75

Sudah terima dari :

Uang sebesar : Rp. -Untuk pembayaran :

Tanggal ................................................. 2013

Terbilang:

...................., ............................... 2013

(Nama)

NIP. (Jika ada)

Yang menerima

Pengelola Keuangan BOK Puskesmas....................................

Biaya Transport lokal dalam rangka kunjungan ke .............................

K U I T A N S I

Rp ………………………………

Contoh 6

Bukti/Kuitansi Transport 1

Page 111: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

89

Bukti/Kuitansi Transport 2

Tanda Terima Transport (jika kolektif atau kegiatan rapat)Misal : Rapat Lokakarya Mini Puskesmas

No Nama Jabatan Jumlah diterima (Rp)

Tanda Terima

1 Nelly Bidan Rp. 50.000,-

2 Yani Perawat Rp. 50.000,-

3 Slamet Kepala Desa Rp. 75.000,-

4 Anna Kader Rp. 25.000,-

5 Dewi Kader Rp. 50.000,-Dst

Pelaksana,Pengelola Keuangan BOK Puskesmas

( …………………………..)NIP : ..............................................

Page 112: Juknis BOK

90

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Bukti/Kuitansi Transport 3 (Boleh Tulis Tangan)

‘* Warna kuitansi bebas

Bukti/Kuitansi Transport 4

Page 113: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

91

Contoh 7Laporan Kunjungan/Rapat

LAPORAN

1. Dasar : ..............................................................2. Tujuan Kunjungan/Rapat : ..............................................................3. Hasil Kunjungan/Rapat :...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

4. Kesimpulan / Saran Perbaikan :..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

..................., .......................2013Pelapor :

(..............................)NIP........................

Page 114: Juknis BOK

92

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Contoh 8Format Perincian Biaya Perjalanan Dinas

PERINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS

:Tanggal :

No. JUMLAH

1 Transport : Rp

2 Pernyataan Riil Rp

3 Uang Harian Rp

4 Uang Penginapan : Rp

-Rp

TERBILANG :

..............., ......................

Telah menerima jumlahTelah dibayar sejumlah Uang sebesarRp. Rp. -

Pengelola Keuangan BOK Puskesmas

..................................................

Yang menerima

(Nama) (Nama)NIP. ................................ NIP. .(Jika ada)

RINCIAN BIAYA KETERANGAN

JUMLAH

-

79

Contoh 8Format Perincian Biaya Perjalanan Dinas

Lampiran SPPD : Tanggal :

No. JUMLAH

1 Transport : Rp

2 Pernyataan Riil Rp

3 Uang Harian Rp

4 Uang Penginapan : Rp

- Rp TERBILANG :

..............., ......................

Telah menerima jumlah Telah dibayar sejumlah Uang sebesar Rp. Rp. - Pengelola Keuangan BOK Puskesmas

..................................................

Yang menerima

(Nama) (Nama) NIP. ................................ NIP. .(Jika ada)

RINCIAN BIAYA KETERANGAN

JUMLAH

-

PERINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS

Page 115: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

93

Contoh 9Daftar Pengeluaran Riil

KOP SURAT

DAFTAR PENGELUARAN RIIL

Yang bertanda-tangan di bawah ini:

Nama : ......................................................................................................

NIP : ......................................................................................................

Jabatan : ......................................................................................................

Berdasarkan Surat Perjalanan Dinas (SPD) tanggal, ....................... Nomor ........................................, .........(Sesuai Surat Tugas) ............. Dengan ini kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Biaya transport pegawai dan/atau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, meliputi:

NO U R A I A N J U M L A H1 Transport ............... (PP) Rp.2 Biaya Penginapan Rp.3 Rp.

JUMLAH Rp.

2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan perjalanan dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran, kami bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui/MenyetujuiPengelola Keuangan BOK Puskesmas .....

TA. 2013

Nama Jelas ...............................................NIP. ...........................................................

......................., ........................... 2013Petugas

Yang Melakukan Perjalanan Dinas

Nama Jelas ...............................................NIP. ...........................................................

Page 116: Juknis BOK

94

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Contoh 10Format Surat Perjalanan Dinas (SPD)

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

1 Pejabat Pembuat Komitmen

2 Nama/NIP Pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas

3 a. Pangkat dan Golongan a.

b. Jabatan/Instansi b.

c. Tingkat Biaya Perjalanan Dinas c.

4 Maksud Perjalanan Dinas

5 Alat angkutan yang dipergunakan

6 a. Tempat berangkat a.

b. Tempat tujuan b.

7 a. Lamanya Perjalanan Dinas

b. Tanggal berangkat

c. Tanggal harus kembali/tiba di tempat baru *)

8 Pengikut : Nama Tanggal Lahir Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

9 Pembebanan Anggaran

a. Instansi a.

b. Akun b.

10 Keterangan lain-lain *) Coret yang tidak perlu

Dikeluarkan di ................................ Tanggal .......................................... Kepala Puskesmas .......................

Page 117: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

95

I. Berangkat dari : (Tempat Kedudukan) Ke : Pada Tanggal : Kepala (.......................................................) NIP

II. Tiba di : Pada Tanggal : Kepala (.........................................................) NIP

Berangkat dari : Ke : Pada Tanggal : Kepala (......................................................) NIP

III. Tiba di : Pada Tanggal : Kepala (.........................................................) NIP

Berangkat dari : Ke : Pada Tanggal : Kepala (......................................................) NIP

IV. Tiba di : Pada Tanggal : Kepala (.........................................................) NIP

Berangkat dari : Ke : Pada Tanggal : Kepala (......................................................) NIP

V. Tiba di : Pada Tanggal : Kepala (.........................................................) NIP

Berangkat dari : Ke : Pada Tanggal : Kepala (......................................................) NIP

VI. Tiba di : Pada Tanggal : Kepala (.........................................................) NIP

Berangkat dari : Ke : Pada Tanggal : Kepala (......................................................) NIP

VII. Catatan Lain-lain VIII. PERHATIAN :

PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/�ba, serta bendahara pengeluaran bertanggung jawab berdasarkan peraturan-peraturan Keuangan Negara apabila negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian, dan kealpaannya.

Sisipan contoh 10Format Surat Perjalanan Dinas (SPD)

Page 118: Juknis BOK

96

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Contoh 11Bukti Pembelian/Kuitansi/Faktur/Bon 1

KUITANSI

Telah diterima dari : Pengelola Keuangan BOK PuskesmasUang sejumlah : Rp. …....................………………..……………….Terbilang : ………………………..…………....................….…..Untuk pembayaran : ……………………………..………….......................

Lunas dibayar ……, …………2013

Pengelola Keuangan BOK Yang MenerimaPuskesmas ………..

Nama : …………… ..........................NIP : …………....

Bukti Pembelian/Kuitansi/Faktur/Bon 2

BON/FAKTUR PEMBELIAN

BANYAKNYA JENIS HARGA

TOTAL

................, ........................ 2013

Hormat Kami

(.......................)

Page 119: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

97

Bukti Pembelian/Kuitansi/Faktur/Bon 3

Bukti Pembelian/Kuitansi/Faktur/Bon 4

84

Bukti Pembelian/Kuitansi/Faktur/Bon 3

Sudah terima dari :

Uang sebesar : Rp. - Untuk pembayaran :

Tanggal ................................................. 2013

Terbilang:

...................., ............................... 2013

(Nama)NIP. (Jika ada)

Yang menerima

Pengelola Keuangan BOK Puskesmas....................................

Biaya Pembelian Konsumsi dalam rangka rapat ……………….

K U I T A N S I P E M B E L I A N

Page 120: Juknis BOK

98

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Bukti Pembelian/Kuitansi/Faktur/Bon 5

Page 121: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

99

Contoh 12Model Buku Pengelolaan Keuangan Puskesmas

BUKU KAS TUNAI

TANGGAL URAIAN TRANSAKSI KEUANGAN

NOMOR BUKTI/KUITANSI PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO

Page 122: Juknis BOK

100

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

BUKU PEMBANTU KAS BANK

Bulan : ………………. 2013

Tanggal No. Bukti Uraian Debet Kredit Saldo

1 2 3 4 5 6

31/1/13 Jumlah ………….. ………… ………..

Mengetahui, ………...…, ……… 2013Kepala Puskesmas ………………. Pengelola Keuangan BOK Kab/Kota …………………………… Puskesmas ……………

Nama : ……………………………... Nama : …………………........NIP. …………………………………. NIP.………………………….

Page 123: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

101

Contoh 13Format Perjanjian Kerja Sama

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA

KUASA PENGGUNA ANGGARAN TUGAS PEMBANTUAN BOK

DINKES KABUPATEN/KOTA ...............................

DAN

KEPALA PUSKESMAS ............................

TENTANG

PELAKSANAAN BOK TAHUN 2013

NO : ...........................................

NO : ...........................................

__________________________________________________________

Pada hari ini, .................. tanggal ...................., bulan ............ tahun dua ribu tiga belas, bertempat di ............................., yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Dr. ....................., selaku Kuasa Pengguna Anggaran Tugas Pembantuan Bantuan Operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............... dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ..............., berkedudukan di.......... selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

II. Dr. ......................, selaku Kepala Puskesmas ................., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama Puskesmas ........, berkedudukan di Jalan............., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Berdasarkan :

1. Permenkes No ............................................ tentang Petunjuk Teknis BOK.

2. Surat Dirjen Perbendaharaan No. S-4625/PB/2012 tentang Penggunaan Akun 526115 untuk TP BOK TA 2013.

3. Keputusan Bupati/Walikota .................... No. ..... Tentang Penetapan Pengelola Keuangan BOK.

4. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............... No......... Tentang Penetapan Pengelola Keuangan BOK di Puskesmas.

Page 124: Juknis BOK

102

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

5. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............... No. ....... Tentang Tim Pengelola BOK Kabupaten/Kota ................

6. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............... No. ........ Tentang Penetapan Alokasi Dana BOK Puskesmas.

7. Perjanjian Kerja Sama antara Pejabat Pembuat Komitmen Tugas Pembantuan BOK Dinkes Kabupaten/Kota ............... dan Kepala Puskesmas ................. Tentang Pelaksanaan BOK Tahun 2012 No................................

Untuk selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang disebut PARA PIHAK secara bersama-sama bersepakat melakukan Perjanjian Kerjasama Pelaksanaan BOK yang dituangkan dalam pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 1

MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Perjanjian Kerjasama ini dimaksudkan untuk memperlancar penyaluran dana BOK dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota …………….ke Pusat Kesehatan Masyarakat ………………………..

(2) Tujuan Perjanjian Kerjasama ini agar penyaluran dana BOK dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota …………….ke Pusat Kesehatan Masyarakat ……………………….. dapat dilakukan tepat sasaran , tepat waktu, tepat jumlah.

Pasal 2

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi :

a. Penyaluran dana BOK dari Satuan Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ……….. ke Pusat Kesehatan Masyarakat …………………

b. Pelaksanaan dan Penggunaan Dana BOK di Puskesmas ……………………

Pasal 3

PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan BOK berlaku selama satu tahun anggaran 2013 dan dana BOK dapat dimanfaatkan 1 (satu) tahun anggaran mulai Januari sampai dengan 31 Desember 2013.

Page 125: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

103

Pasal 4

HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK KESATU mempunyai hak dan kewajiban:

a. Memberikan dan Menolak usulan permintaan dana BOK Puskesmas yang diusulkan oleh PIHAK KEDUA

b. Menyalurkan dana BOK Puskesmas sesuai dengan Permintaan PIHAK KEDUA

c. Mengawasi penggunaan dana BOK

d. Menerima laporan penggunaan dana BOK yang disalurkan oleh PIHAK KESATU

(2) PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban :

a. Menyusun rencana BOK Puskesmas dalam POA Puskesmas

b. Meminta dana BOK kepada PIHAK PERTAMA dengan melengkapi persyaratan

c. Melaksanakan kegiatan BOK sesuai dengan POA

d. Mempertanggungjawabkan dana BOK yang disalurkan oleh PIHAK KESATU

e. Mengarsipkan dokumen pertanggungjawaban keuangan dana BOK.

Pasal 5

PENYALURAN DANA

(1) Dalam rangka menunjang pembiayaan pelayanan kesehatan di luar gedung yang bersifat promotif dan preventif, PIHAK KESATU menyalurkan dana ke rekening PIHAK KEDUA melalui ...... (.........) tahap.

(2) Penyaluran dana tersebut digunakan untuk upaya kesehatan dan manajemen Puskesmas yang disalurkan secara bertahap.

(3) Dana yang disalurkan sebesar Rp. .............. (alokasi dana)

(4) Untuk menyalurkan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur sebagai berikut :

a. Untuk penyaluran dana tahap pertama dibayarkan sebesar dana sesuai dengan SPP-LS yang diajukan PIHAK KEDUA.

b. Untuk Penyaluran dana tahap berikutnya dicairkan sesuai SPP-LS yang diajukan oleh PIHAK KEDUA dengan menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan tahap sebelumnya berupa realisasi keuangan.

Page 126: Juknis BOK

104

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

c. Pencairan dana pada tahap dimaksud poin b dapat diajukan setelah realisasi keuangan mencapai minimal 75%.

(5) Dalam dana yang disalurkan masih terdapat sisa dari yang dipertanggungjawabkan/dipergunakan, PIHAK KEDUA tetap dapat memanfaatkan dan PIHAK KESATU tetap menyalurkan permintaan tahap berikutnya.

(6) Apabila PIHAK KEDUA sampai dengan akhir tahun anggaran tidak dapat mempertanggungjawabkan/menggunakan dana yang disalurkan oleh PIHAK KESATU, maka sisa dana harus disetorkan ke Kas Negara melalui Bendahara Pengeluaran selambat-lambatnya tanggal 24 Desember 2013.

Pasal 6

TANGGUNG JAWAB

(1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas penggunaan dana yang disalurkan oleh PIHAK KESATU.

(2) PIHAK KEDUA dalam menggunakan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

(3) Dokumen asli pertanggungjawaban keuangan disimpan oleh PIHAK KEDUA dan copynya disampaikan kepada PPK Tugas Pembantuan BOK Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ……………..

Pasal 7

FORCE MAJEURE

(1) PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dibebaskan dari hak dan kewajiban dari Perjanjian Kerjasama ini apabila terjadi force majeure.

(2) Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut:

a. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor dan kejadian-kejadian lain di luar kemampuan manusia;

b. Huru-hara, seperti kerusuhan sosial, perang dan kejadian lain yang ditimbulkan oleh manusia namun berada di luar kemampuan PARA PIHAK untuk mengatasinya;

c. Perubahan kebijakan Pemerintah, yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini.

Page 127: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

105

(3) Dalam hal PIHAK KEDUA mengalami force majeure, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan kejadian tersebut kepada PIHAK KESATU secara tertulis paling lambat dalam waktu 3 x 24 jam sejak terjadinya ketidakmampuan dalam melaksanakan kewajibannya, yang diketahui oleh Pejabat yang berwenang di tempat terjadinya force majeure, sehingga berdasarkan alasan tersebut kegiatan atau sebagian dari kegiatan akan ditunda selama berlangsungnya force majeure.

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kejadian force majeure tidak diberitahukan kepada PIHAK KESATU, maka force majeure dianggap tidak pernah terjadi.

Pasal 8

S A N K S I

Apabila pihak kedua tidak menyampaikan laporan kegiatan dan pertanggungjawaban akan dikenakan penundaan penyaluran dana untuk kegiatan kesehatan diluar gedung berupa pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Pasal 9

PENUTUP

(1) Hal lain yang dianggap perlu dan belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK yang merupakan bagian penyempurnaan/pengembangan sebagai Addendum dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Kesepakatan Bersama ini, serta mengikat PARA PIHAK.

(2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing sama bunyinya di atas kertas bermaterai yang cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

--------------- --------------------Materai

6000

Page 128: Juknis BOK

106

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kejadian force majeure tidak diberitahukan kepada PIHAK KESATU, maka force majeure dianggap tidak pernah terjadi.

Pasal 8

S A N K S I

Apabila pihak kedua tidak menyampaikan laporan kegiatan dan pertanggungjawaban akan dikenakan penundaan penyaluran dana untuk kegiatan kesehatan diluar gedung berupa pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Pasal 9

PENUTUP

(1) Hal lain yang dianggap perlu dan belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK yang merupakan bagian penyempurnaan/pengembangan sebagai Addendum dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Kesepakatan Bersama ini, serta mengikat PARA PIHAK.

(2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing sama bunyinya di atas kertas bermaterai yang cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

--------------- --------------------

Catatan:

Halaman tanda tangan dibuat rangkap 2 (dua), halaman tanda tangan bermaterai pada PIHAK KESATU diberikan kepada PIHAK KEDUA dan halaman tanda tangan bermaterai pada PIHAK KEDUA diberikan pada PIHAK KESATU.

Materai 6000

Page 129: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

107

Contoh 14Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

NOMOR: ...................................

Puskesmas : ................................................................

Nama Kegiatan : ................................................................

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya selaku Kepala Puskesmas ........., menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh atas satuan biaya yang digunakan dalam penyusunan Standar Biaya Masukan ...........................*) di luar Standar Biaya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Perhitungan satuan biaya tersebut telah dilakukan secara profesional, efisien, efektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

.................., ..............................2013Kepala Puskesmas

(Nama) .............................................. NIP. ..................................................

*) Diisi SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Page 130: Juknis BOK

108

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Contoh 15Format Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)

Catatan:(*) - MAP untuk UP/TUP tahun berjalan 815111 - MAP untuk UP/TUP lewat tahun anggaran 815114 - MAP untuk Jasa Giro 423221 - MAP untuk Pengembalian Belanja tahun sebelumnya 423913

DEPARTEMEN KEUANGAN RIDIREKTORAT JENDERAL

PERBENDAHARAANKPPN Nomor : ............................

Tanggal : ............................

KE REKENING KAS NEGARA NOMOR : ..........................................

A 1. Kementerian/Lembaga :

2. Unit Organisasi Eselon I :

3. Kegiatan :

4. Satuan Kerja :

5. Lokasi :

Surat Setoran Bukan Pajak

(SSBP)LembarUntuk

WAJIB SETOR / WAJIB BAYAR/ BENDAHARA PENERIMASEBAGAI BUKTI SETORAN

B 1. Nama / Jabatan Wajib Setor / : .................................................................................... Wajib Bayar ....................................................................................

2. Alamat : .................................................................................... ....................................................................................

C MAP dan Uraian Penerimaan :

D Jumlah Setoran : Rp ..............................................................................

Dengan Huruf : ...................................................................................

E Surat Penagihan (SPN) atau Surat : Tanggal : ............................ No : ................................ Pemindahan Penagihan Piutang Negara (SP3N) KPPN

PERHATIAN

Bacalah Dahulu Petunjuk pengisian formulir SSBP pada halaman belakang lembaran

Keperluan :

.........................tanggal ...................................Dterima Oleh :

BANK PERSEPSI / KANTOR POS DAN GIROtanggal ..........................................................

( )

NIP.

( )

NIP.

Page 131: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

109

Contoh 16Format Laporan Realisasi Keuangan Puskesmas

Laporan Realisasi Keuangan Puskesmas

Bulan .................. Tahun 2013

Nomor Kegiatan Alokasi Realisasi

Rp %

Page 132: Juknis BOK

110

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Contoh 17Format Laporan Tahunan

CONTOH FORMAT LAPORAN TAHUNAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

II. TUJUAN

III. PELAKSANAAN KEGIATAN BOK

A. Proses Perencanaan

B. Proses Penyaluran dan Pertanggung jawaban Dana BOK

C. Pemanfaatan Kegiatan

IV. CAPAIAN PROGRAM

V. REALISASI KEUANGAN

VI. PERMASALAHAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 133: Juknis BOK

KEPMENKES

NO. 758/MENKES/SK/IV/2011101 PUSKESMAS SASARAN PRIORITAS NASIONAL

PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN

TAHUN 2010 - 2014

Page 134: Juknis BOK
Page 135: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

113

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI

NOMOR : 758/MENKES/SK/IV/2011

TENTANG

PENETAPAN KABUPATEN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS DI PERBATASAN DARAT DAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR

BERPENDUDUK YANG MENJADI SASARAN PRIORITAS NASIONAL PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN

KEPULAUAN TAHUN 2010-2014

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

MENIMBANG : a. bahwa sasaran prioritas nasional diarahkan pada wilayah negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah negara di darat kawasan perbatasan berada di kecamatan

b. bahwa dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 telah ditetapkan daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan kesehatan, agar masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan dapat mudah terjangkau dan menjangkau pelayanan kesehatan

c. bahwa dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor terkait

d. bahwa untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sektor diperlukan adanya kesamaan sasaran lokus kegiatan

e. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf (a), (b), (c) dan (d) dipandang perlu menetapkan Keputusan

Page 136: Juknis BOK

114

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Menteri Kesehatan tentang Penetapan Kabupaten, Kecamatan dan Puskesmas di Perbatasan Darat dan Pulau-Pulau Kecil Terluar Berpenduduk yang Menjadi Sasaran Prioritas Nasional Program Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan tahun 2010-2014

MENGINGAT : 1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844)

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 17, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia No. 4925)

3. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No.144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.5063)

4. Peraturan Presiden RI No.78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar (92 Pulau-Pulau Kecil Terluar)

5. Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014

6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

9. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan No. 1 Tahun 2011 Tentang Design Besar Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan tahun 2011-2025

10. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan No. 2

Page 137: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

115

Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun 2011-2014

11. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan No. 3 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun 2011

MEMPERHATIKAN : 1. Kabupaten dan Puskesmas sasaran Prioritas Nasional Kementerian Kesehatan RI di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan Tahun 2005-2009

2. Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Nasional (PKSN) oleh Bappenas

3. Kabupaten yang menjadi sasaran kementerian/lembaga terkait di wilayah perbatasan antar negara baik darat maupun pulau-pulau kecil terluar.

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN :

Pertama : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENETAPAN KABUPATEN, KECAMATAN, PUSKESMAS DI PERBATASAN DARAT DAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR BERPENDUDUK YANG MENJADI SASARAN PRIORITAS NASIONAL PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN, KEPULAUAN TAHUN 2010-2014

Kedua : Sasaran Prioritas Nasional Program Pelayanan Kesehatan di Wilayah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Tahun 2010-2014 tercantum dalam sasaran Rencana Strategis Kementerian Kesehatan telah ditetapkan sebanyak 101 Puskesmas dan 45 Kabupaten.

Ketiga : 45 kabupaten sasaran prioritas nasional sebagaimana yang dimaksud dalam Diktum Kedua tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini.

Keempat : 101 Puskesmas sasaran prioritas nasional sebagaimana yang dimaksud dalam Diktum Kedua tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini.

Kelima : Selain kabupaten dan Puskesmas sebagaimana yang dimaksud Diktum 1 ditetapkan juga kecamatan sasaran, badan nasional, pengelola perbatasan yang menjadi

Page 138: Juknis BOK

116

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

sasaran tambahan prioritas nasional program pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan tahun 2010-2014, khususnya terkait Puskesmas yang terletak di kecamatan yang bersangkutan.

Keenam : Kecamatan sasaran badan nasional pengelola perbatasan yang menjadi sasaran tambahan prioritas nasional program pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan tahun 2010-2014 sebagaimana yang dimaksud dalam Diktum Kelima tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini.

Ketujuh : Selain Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Puskesmas yang telah ditetapkan menjadi Sasaran Prioritas Nasional, Sasaran Program Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan yang berada di kabupaten/kota merupakan tanggung jawab kabupaten/kota. Dimana penetapan Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil ditetapkan oleh Bupati dan Walikota yang bersangkutan.

Kelima : Sasaran Prioritas Nasional Program Pelayanan Kesehatan di Daerah tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Tahun 2010 - 2014 ini, merupakan acuan bagi seluruh pelaksana program di pusat, provinsi dan kabupaten/kota maupun Iintas sektor terkait dalam penyelenggaraan Program Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan

Keenam : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkannya dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : JAKARTA

Pada Tanggal : 11 April 2011

MENTERI KESEHATAN

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH

Page 139: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

117

Tembusan:

1. Menteri Dalam Negeri RI2. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas3. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI4. Menteri Kelautan dan Perikanan RI5. Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan6. Kepala Badan Pemeriksa Keuangan7. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan8. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan9. Direktur Jenderal/Kepala Badan di Lingkungan Kementerian Kesehatan10. Gubernur, Bupati/Walikota di Seluruh Indonesia11. Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia12. Arsip

Page 140: Juknis BOK

118

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

LAMPIRAN ILampiran Surat Keputusan Menteri KesehatanNomor : 758/MENKES/SK/IV/2011Tanggal : 11 April 2011

45 KABUPATEN SASARAN PRIORITAS NASIONALPROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TERTINGGAL,

PERBATASAN DAN KEPULAUAN TAHUN 2010 - 2014

NO PROPINSI KABUPATEN1 ACEH Sabang2 SUMATERA UTARA Nias Selatan     Serdang Berdagai3 RIAU Inderagiri Hilir    Bengkalis    Rokan Hilir    Kep Meranti    Kota Dumai4 BENGKULU Bengkulu Utara5 KEPULAUAN RIAU Natuna    Karimun

    Batam    Bintan     Anambas

6 NUSA TENGGARA TIMUR Kupang    TTU    Belu    Alor     Rotendao

7 KALIMANTAN BARAT Sambas    Sanggau    Sintang

Kapuas Hulu    Bengkayang

8 KALIMANTAN TIMUR Kutai Barat    Malinau    Nunukan    Berau (*)

Page 141: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

119

NO PROPINSI KABUPATEN9 SULAWESI UTARA Kep. Talaud

    Minahasa Utara   Sangihe    Sitaro10 SULAWESI TENGAH Toli-Toli11 MALUKU MTB

    MBD    Kepulauan Aru

12 MALUKU UTARA Morotai13 PAPUA Kota Jayapura

    Sarmi    Merauke    Supiori (*)    Peg. Bintang    Boven Digoel    Keerom

14 PAPUA BARAT Raja Ampat

Page 142: Juknis BOK

120

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

LAMPIRAN IILampiran Surat Keputusan Menteri KesehatanNomor : 758/MENKES/SKJIV/2011Tanggal : 11 April 2011

101 PUSKESMAS SASARAN PRIORITAS NASIONALPROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TERTINGGAL,

PERBATASAN DAN KEPULAUAN TAHUN 2010 - 2014

NO PROPINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN PUSKESMAS

1 SUMATERA UTARA Nias Selatan Pulau-Pulau Batu Pulau Telo2 BENGKULU Bengkulu Utara Enggano Enggano3 KEPULAUAN RIAU Karimun Tebing Tebing

Natuna Pulau Laut Pulau Laut      Subi Pulau Subi      Serasan Serasan    Kota Batam Belakang Padang Belakang Padang4 NTT Kupang Amfoang Utara Naikliu      Amfoang Timur Oepoli Timor Tengah Utara (TTU) Miomafo Barat Eban      Miomafo Barat/Musi Tasinifu      Miomafo Timur Nunpene      Miomafo Timur Bitefa      Bikomi Niulat Oeolo      Insana Utara Wini

Belu Tasifento Timur Wedomu  Lamaknen

Lakmanen SelatanWeluliNualain

      Nanaet Duabesi Laktutus      Kobalima Timur Alas      Raihat Haekesak

Kakuluk Mesak SIlawan      Kakuluk Mesak Haliwen      Raimanuk Webora

Page 143: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

121

NO PROPINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN PUSKESMAS    Alor Alor Selatan Padang Alang      Alor Timur Maritaing      Alor Barat Daya Buraga      Mataru Kalunan5 KALIMANTAN BARAT Sambas Paloh Paloh      Sajingan Besar Sajingan Besar

Sintang Entikong EntikongSekayam Balai Karangan

Sanggau Ketungau Hulu Senaning  Ketungau Tengah Merakai

    Kapuas Hulu Empangan Nanga Kantuk      Puring Kencana Puring Kencana      Badau Badau      Batang Laupar Lanjak

Embaloh Hulu Benua MartinusBengkayang Siding Siding  Jagoi Babang Jagoi Babang

6 KALIMANTAN TIMUR Kutai Barat Long Apari Tiong Ohang      Long Pahangai Long Pahangai    Malinau Kayan Hulu Long Nawang      Kayan Hilir Data Dian      Pujungan Long Pujungan

Kayan Selatan Long AmpungBahau Hulu Long Alango

    Nunukan Krayan Long Bawan      Krayan Selatan Long Ayu      Lumbis Mansalong      Nunukan Nunukan      Sebatik Barat Setabu      Sebatik Barat Aji Kuning      Sebatik Sungai Nyamuk      Sebuku Pembeliangan    Berau Maratua Maratua Ayung

Page 144: Juknis BOK

122

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

NO PROPINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN PUSKESMAS7 SULAWESI UTARA Kepulauan Talaud Miangas Miangas

  Nanusa Karatung    Dapalan   Gemeh Gemeh    KakorutanKepulauan Sangihe Kendahe Kendahe  Tabukan Utara/

MaroreMarore

Minahasa Utara Wori Wori    Kepulauan Sitaro Siau Barat Ondong8 SULAWESI TENGAH Toli-Toli Dampal Utara Ogutua9 MALUKU Maluku Tenggara Barat

(MTB)   

Tanimbar Selatan Saumlaki    Selaru Adaut Selaru Namtabung    Tanimbar Utara Larat

    Maluku Barat Daya (MBD) Babar Timur Marsela    Mdona Hyera Lelang      Letti Serwaru      Pulau2 Terselatan/

KisaWonreli

      Wetar Ilwaki      Wetar Ustutun    Kepulauan Aru Aru Tengah Koijabi      Aru Tengah Meisiang

10 MALUKU UTARA Morotai Morotai Jaya Sopi      Morotai Selatan Barat Wayabula      Morotai Utara Bere-bere

11 PAPUA Kota Jayapura Muara Tami Koya    Sarmi Sarmi Sarmi    Keerom Towe Towe Hitam      Waris Waris      Senggi Senggi      Web Ubrub

Page 145: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

123

NO PROPINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN PUSKESMAS    Supiori Supiori Barat Sabarmiokre      Supiori Timur Sorendiweri    Merauke Ulilin Ulilin      Eligobel/Bupul Bupul      Sota Sota      Naukenjeri Rimba Jaya      Kimam Kimam    Pegunungan Bintang Oksibil Oksibil      Iwur Iwur      Batom Batom    Boven Digul Mindiptana Mindiptana      Waropko Waropko

12 PAPUA BARAT Raja Ampat Kep. Ayau Dorekar

Page 146: Juknis BOK

124

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

LAMPIRAN IIILampiran Surat Keputusan Menteri KesehatanNomor : 758/MENKES/SKJIV/2011Tanggal : 11 April 2011

KECAMATAN SASARAN BADAN NASIONAL PERBATASAN YANG MENJADISASARAN TAM BAHAN PRIORITAS NASIONAL

PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TERTINGGAL,PERBATASAN DAN KEPULAUAN TAHUN 2010 – 2014

NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN

1 ACEH Kota Sabang Sukakarya2 SUMATERA UTARA Serdang Berdagai Tanjung Beringin3 RIAU Inderagiri Hilir Enok

GaungKateman

    Bengkalis Bukut BatuBantanRupat Utara

    Rokan Hilir Pasir Limau KapasSinaboi

    Kepulauan Meranti MerbauRangsang

    Kota Dumai Dumai4 KEPULAUAN RIAU Natuna Bunguran Timur

Bunguran BaratMidai

    Karimun Kundur Meral Moro

    Kota Batam BatamBulang

Bintan Bintan TimurBintan UtaraTambelanTeluk Bintan

    Anambas Jemana5 NUSA TENGGARA TIMUR Kupang Amfoang Utara

Amfoang Timur

Page 147: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

125

NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN    Timor Tengah Utara (TTU) Bikomi Utara

KefamanuMutisNalbenuBikomi Tengah

    Belu AtambuaLasiolatTansifeto BaratMalaka Barat

    Alor Kalabahi    Rotendao Rotendao Barat Daya6 KALIMANTAN BARAT Kapuas Hulu Putusibau Utara

Putusibau Selatan 7 SULAWESI UTARA Kepulauan Talaud Melonguane   Kepulauan Sangihe Tahuna8 MALUKU Kepulauan Aru Warabal9 MALUKU UTARA Morotai Morotai Selatan

10 PAPUA Kota Jayapura Jayapura Utara    Keerom Arso    Merauke Muting

Merauke    Pegunungan Bintang Kiwirok    Boven Digul Tanah Merah

Jair

MENTERI KESEHATAN

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH

Page 148: Juknis BOK

126

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Page 149: Juknis BOK

PETUNJUK TEKNIS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013

Page 150: Juknis BOK
Page 151: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

129

SEKRETARIAT TIM PENGELOLA

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

TINGKAT PUSAT

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

SETDITJEN BINA GIZI DAN KIA

BLOK C LANTAI VIII RUANG 817

JL. HR. RASUNA SAID BLOK X KAV. 4-9 JAKARTA 12950

TELEPON 021-5201590 EXT. 1236

FAKS. 021-5203117

Email : [email protected]

Website : www.depkes.go.id (INFO BOK),

www.gizikia.depkes.go.id

Page 152: Juknis BOK

130

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

TIM PENYUSUN

Penanggung jawab :

Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS (Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA)

Pengarah :

dr. Kuwat Sri Hudoyo, MS (Sesditjen Bina Gizi dan KIA); Dr. Minarto, MPS (Direktur Bina Gizi); dr. Gita Maya Koesmara Sakti Soepono, MHA (Direktur Bina Kesehatan Ibu); dr. Kirana Pritasari, MQIH (Direktur Bina Kesehatan Anak); dr. Asjikin Iman H. Dachlan MHA (Direktur Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga); dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes (Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer)

Penulis :

dr. Kuwat Sri Hudoyo, MS; Sundoyo, SH, MKM, M.Hum; Drg. Grace Lovita Tewu, MSc (CHHM); Isti Ratnaningsih, MA; dr. Mayang Sari, MARS; Tiodora Sidabutar, SKM, MPH; Sakri Sab’atmaja, SKM, MSi; Azmi Salim Latuconsina, SE; Wiwiek Pudjiastuti, SKM, M.Kes; Agustinus Suharso; Eny Suryati, SE; Fadhlina SKM, AAAK

Kontributor :

Dr. Zusy Arini W; drg. Usman Sumantri, MSc; Edward Harefa, SE, MM; Heru Arnowo, SH, MM; Dra. Sri Mulyani, MM; Wiwiek Widarti, SKM; Rahmat Kurniadi, S.Sos, M.Kes; dr. Wisnu Trianggono; dr. Imran Pambudi, MPHM; Mahmud Fauzi, SKM, M.Kes; dr. Rusmiyati, MQIH; Kuswati Ningsih; Chandralina. P; Edi Priyono; dr. Hj. Eni Gustina MPH; dr. Christian. Mamahit, M.Kes; Pudjo Hartono, MPS; Sandra Octaviani D. P. R; Zarwandi; dr. Nida Rohmawati; Lukas C. Hermawan; dr. Gita Swisari; Ir. Andy Harmany, M.Kes; Ribka Sebayang; Yulia Zubir; dr. Minerva Theodora; dr. Ikbal Djakaria; Dhelina Auza Utami; Sihar Panjaitan (BPKP); M. Khamami (BPKP); A. Heru Subekti (BPKP); Lovely Daisy; Darmawali Handoko; Bayu Aji; Darmayanti; dr. Inti Mujiati; Milwiyandia; dr. Nur Indah S.L; Hakimi; Tulus Riyanto; dr. Dewi Irawati; Sukarmi; Rosliany; Nurul B; Fahrina; Bonar Sianturi, SH; dr. H.R. Dedi Kuswenda, M.Kes; Naman Suryadi, S.Sos, MM; dr. Andi Yussianto; Yaya Kusumajaya, SKM, MKM; Suhardjono, S.Sos, MAB; Dra. Gusmiati, MM; dr. Victorino; dr. Ario Baskoro; Larasati Indrawagita, SKM; Iman Surahman SKM; Danti Kamalia Sari, SH; Chaeruddinsyah, SKom; Abdul Rachman SE; Banu Fikri Yuniman; M. Johar Adeyan, ST; Tries Yuliastuti; dr. Ari Rachmawati; Donny Abdullah; Jaeni, SKM; Manumpak Sinaga, SE; Sih Yuniarti; Lina Khasanah; Titiek Indarti; Istriyani; Sri Dewi Mustikowati; Haeroni; Postan Andreas; Budiman Budiana; Sri Indarwati; Is Faizah, ST; Eka Srimurni; Shanty Rossa, SE; Daru Febriani, SKM; drg. Triari Sarwastuti; Hafsah S.Sos; Partogi Panjaitan; Venny, SE (Dinkes Provinsi Sumatera Barat); dr. Melinda Wilma, MPPM (Dinkes Provinsi Sumatera Barat); dr. Hj. Ratna Sari (Pusk. Pauh Sumatera Barat); Sri Sudartini (Dinkes Provinsi Jawa Barat); Nur Isatin, SKM (Dinkes Kab. Cirebon); Kurnia Sukma, SKM (Pusk.

Page 153: Juknis BOK

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

131

Tersana Kab. Cirebon); Jajang, SE, MM (Dinkes Kab. Bekasi); dr. Riastuti D.A. Damayanti (Pusk. Tarumajaya Kab. Bekasi); Imelda, SKM (Dinkes Kab. Pontianak); Yusuf Han, S.Si, Apt, MPH (Dinkes Kab. Pontianak); Dr. H. Yana Sumartana (Pusk.Selakau Kab. Sambas); dr. Farida H. Ingolo, M.Kes (Dinkes Kab. Palu); Karama, SE, M.Kes (Dinkes Kab. Palu); Alexander, F. K, SKM (Dinkes Kab. Palu); Din Sundari, SKM (Dinkes Kab. Lombok); dr. Utun Supria, M. Kes (Dinkes Kab. Lombok Timur); Lalu Muhammad Anwar, SST, MPH (Pusk.Terara Kab. Lombok Timur); Radjagan, SKM, M.Kes (Dinkes Kab. Maluku Utara); Mahdi Umagapi, SKM, M.Kes (Pusk.Sidangoli Kab. Halmahera Barat); Iskandar, S.Kep, M.Kes (Dinkes Kab. Halmahera Barat); Agustiana Kaikatuy, SKM (Dinkes Kab. Papua); drg. Fredy Paranta (Pusk. Arso Barat Kab. Papua);

Page 154: Juknis BOK

132

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan

Page 155: Juknis BOK
Page 156: Juknis BOK

9 786022 352440

ISBN 978-602-235-244-0