bagaimana persepsi mahasiswa s1 pbl
DESCRIPTION
kesehatanTRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini
menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk
penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman (Depdiknas,
2003).
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggi setidaknya harus
mempunyai empat pilar pendidikan yang sesuai dengan ketetapan
UNESCO yaitu : (i) learning to know, (ii) learning to do, (iii) learning to
be, dan (iv) learning to live together, serta belajar sepanjang hayat
(learning troughout life) (UNESCO 1998, dalam Dirjen Dikti, 2008).
Konsep Learning to know mahasiswa belajar pengetahuan yang
penting sesuai dengan jenjang pendidikan yang diikiuti. Learning to do
adalah mengembangkan ketrampilan dengan memadukan pengetahuan
yang dikuasai dengan latihan (law of practice), sehingga terbentuk suatu
keterampilan yang mampu memecahkan masalah dan tantangan
kehidupan. Learning to be bertujuan untuk belajar menjadi individu yang
utuh, memahami arti hidup dan tahu apa yang terbaik dan apa yang
sebaiknya dilakukan, agar dapat hidup dengan baik. Learning to live
together yaitu dapat memahami arti hidup dengan orang lain, saling
menghormati dan menghargai, serta memahami tentang adanya saling
ketergantungan (interdependency). Begitu juga dengan mahasiswa sebagai
generasi penerus bangsa dimasa kini, "melalui keempat pilar pendidikan
ini diharapkan mahasiswa tumbuh menjadi individu yang utuh, yang
-
menyadari hak dan kewajiban, serta menguasai ilmu dan teknologi untuk
bekal hidupnya" (Dantes, 2009).
Hal ini sesuai dengan SK Mendiknas NO. 232/U/2002 bahwa
kurikulum di perguruan tinggi telah diubah dari kurikulum berbasis isi
(content) menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Kompetensi
(dalam keputusan Mendiknas No 045/U/2000 Ps. 2) adalah seperangkat
tindakan cerdas yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang
pekerjaan tertentu. Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang
disusun berdasarkan elemen-elemen kompetensi yang dapat
menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama,
kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai method of inquiry
yang diharapkan (Tarmidi, 2010).
Berbagai metode dalam pendidikan keperawatan telah banyak
diteliti. Salah satu pembelajaran yaitu dengan metode SCL (student
centered learning) merupakan salah satu pilihan dalam implementasi KBK
(Tarmidi, 2010). Salah satu metode yang mengarahkan mahasiswa untuk
berfikir kreatif, kritis, sistematis, dan mempunyai manajemen waktu dalam
proses pembelajaran dengan metode SCL (student centered learning )
sebagai implementasi dari KBK adalah melalui pendekatan PBL (problem
based learning).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2006) tentang
pembelajaran problem based learning mengatakan bahwa metode PBL
efektif meningkatkan kompetensi siswa. Penelitian lain juga dilakukan
oleh Wahyuningsih (2011) tentang pembelajaran problem based learning
pada mahasiswa S1 Keperawatan UNDIP, "Bahwa Penerapan PBL
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa keperawatan
terhadap kasus-kasus keperawatan sehingga dapat menghasilkan lulusan
yang kreatif, mampu bekerja sama, berpikir kritis dan memiliki
ketrampilan serta komunikasi".
-
Penelitian yang dilakukan di Middlebex University tentang
keefektifan metode PBL mendapatkan fakta bahwa metode ini digunakan
secara luas sebagai metode pilihan untuk pendidikan profesional, seperti
pendidikan dokter, keperawatan, dan kebidanan Middelebex University
(2002, dalam Wahyuningsih, 2011). Hal serupa juga dilakukan oleh vs
Singaram, Dolmans, Lachman, van der Vlunten (2008) di University of
KwaZulu-Natal dalam penelitianya yang berjudul Perceptions of Problem
Based Learning (PBL) Group Effectiveness in a Socially Culturally
Diverse Medical Student bahwa keseluruhan mahasiswa pada umumnya
mempunyai pandangan yang positf tentang group kecil dalam belajar atau
yang sering disebut dengan small group discussion.
Penerapan KBK di perguruan tinggi sudah mencapai 60% dari 372
perguruan tinggi di Indonesia yang diwakili oleh 800 peserta ketika
mengikuti pelatihan KBK (Dirjen Dikti 2008). Tahun 2008 semua
Program Studi S1 Keperawatan di Indonesia mulai menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi sesuai dengan kebijakan AIPNI (Asosiasi Institusi
Pendidikan Nurse Indonesia), akan tetapi belum semua program studi S1
keperawatan menerapkannya (Aipni, 2010).
Sistem pembelajaran dengan problem based learning (PBL) juga
diterapkan dibeberapa perguruan tinggi kesehatan maupun non kesehatan.
Pendataan yang dilakukan oleh penulis di perguruan tinggi kesehatan
wilayah Jawa Tengah, sekitar 80 % telah menerapkan KBK dengan
problem based learning (PBL) dalam proses pembelajarannya. Program
Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang yang
merupakan bagian dari FIKKES UNIMUS adalah lembaga pendidikan
tinggi yang juga menerapkan sistem pembelajaran dengan menggunakan
problem based learning (PBL) dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan
KBK dengan PBL ini sudah diterapkan mulai tahun 2008 sampai sekarang
(SK. Rektor No. 204/UNIMUS, 2008).
Hasil pengakajian data awal melalui wawancara yang dilakukan
terhadap 10 mahasiswa S1 Keperawatan tentang proses pelaksanaan
-
kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan problem based
learning di program studi S1 Keperawatan UNIMUS pada tanggal 24
November 2011 didapatkan data sebagai berikut: (i) Dua orang mahasiswa
beranggapan baik atau positif tentang proses PBL karena membantu dalam
pemahaman kasus yang diberikan oleh tutor, diskusi dalam kelompok
berjalan baik, meskipun masih ada fasilitas penunjnag dalam PBL kurang.
(ii) Empat orang mahasiswa mengatakan cukup baik proses PBL.
Mahasiswa dapat memahami kasus, diskusi dalam kelompok berjalan
cukup dinamis, namun disisi lain juga masih ada pembagian tugas dalam
kelompok yang kurang merata, fasilitas PBL masih kurang memberikan
manfaat belajar secara optimal. (iii) Empat orang mahasiswa yang lain
beranggapan buruk atau negatif tentang proses PBL. Mahasiswa belum
memahami kasus secara mendalam, diskusi dalam kelompok terasa jenuh,
kurang efektif terhadap waktu, fasilitas PBL belum bisa dimanfaatkan
dengan baik karena peralatan-peralatan dalam ruangan dalam kondisi yang
tidak baik.
Beberapa fenomena yang dialami mahasiswa tersebut, membuat
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa S1
keperawatan terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
dengan pendekatan problem based learning (PBL) di Universitas
Muhammadiyah Semarang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut dapat
dirumuskan suatu pertanyaan: Bagaimana persepsi mahasiswa S1
keperawatan terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan
pendekatan problem based learning?
-
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi persepsi
mahasiswa S1 keperawatan terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi dengan pendekatan problem basaed learning.
2. Tujuan khusus
a. Mendiskripsikan persepsi mahasiswa tentang tutor (fasilitator),
dalam pelaksanaan pembelajaran problem based learning di S1
Keperawatan UNIMUS.
b. Mendiskripsikan persepsi mahasiswa tentang peserta diskusi
(mahasiswa) dalam pelaksanaan pembelajaran problem based
learning di S1 Keperawatan UNIMUS.
c. Mendiskripsikan persepsi mahasiswa tentang fasilitas dalam
pelaksanaan pembelajaran problem based learning di S1
Keperawatan UNIMUS.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa keperawatan
Mahasiswa dapat mengungkapkan persepsinya terhadap pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan problem based
learning.
2. Bagi pendidikan keperawatan
a. Sebagai informasi kepada pendidik tentang keefektifan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan
problem based learning.
b. Sebagai bahan pertimbangan manajemen pendidikan keperawatan
dalam meningkatkan efektifitas pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi dengan pendekatan problem based learning.
-
3. Bagi penelitian keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data dan data dasar bagi
mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam ruang
lingkup yang sama.
E. Bidang Ilmu
Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah dalam keperawatan dasar
yang memfokuskan terhadaap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
dengan pendekatan problem based learning dalam pendidikan
keperawatan.