bag 7 bebek punya

9
Punya judul : LATIHAN PENINGKATAN KEKUATAN Tes otot manual (manual muscle testing/ MMT) digunakan untuk mengukur kekuatan otot secara klinis, namun aplikasinya terkadang terbatas. Walaupun MMT adalah pengukuran yang valid untuk kekuatan otot sampai grade 3/5, namun metode ini tidak dapat dipakai untuk kekuatan otot di atas 3, terutama bila dipakai untuk menghitung kekuatan untuk gerakan-gerakan fungsional tubuh yang bersifat mobile. Bohannon menemukan perbedaan yang besar antara hasil perhitungan MMT dan tenaga yang sebenarnya ada pada otot pada grade 4 dan 5. Grade 4 (baik) pada kekuatan otot secara umum berkisar antara 55,6 sampai 261,1 N, dan grade 5 (normal) berkisar antara 97,9 sampai 422,6 N. Bohannon mennyatakan bahwa tenaga minimal yang dibutuhkan untuk tegak dari keadaan duduk di atas kursi tanpa bantuan tangan adalah 45% dari berat badan orang itu sendiri, setara dengan grade 5 pada kedua otot quadriseps. Mengukur RM pada gerakan fungsional seperti tegak dari keadaan duduk di atas kursi membutuhkan kreativitas dari ahli terapi fisik. Bila orang usia lanjut tidak mampu berdiri dari duduk di atas kursi standar tanpa bantuan tangan, maka terapis harus bisa menciptakan keadaan sehingga pasien mampu melakukannya, seperti dengan meninggikan permukaan lantai. Berapapun jumlah

Upload: nuranisa-aulia

Post on 02-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bag 7 Bebek Punya

Punya judul : LATIHAN PENINGKATAN KEKUATAN

Tes otot manual (manual muscle testing/ MMT) digunakan untuk mengukur

kekuatan otot secara klinis, namun aplikasinya terkadang terbatas. Walaupun

MMT adalah pengukuran yang valid untuk kekuatan otot sampai grade 3/5,

namun metode ini tidak dapat dipakai untuk kekuatan otot di atas 3, terutama bila

dipakai untuk menghitung kekuatan untuk gerakan-gerakan fungsional tubuh yang

bersifat mobile. Bohannon menemukan perbedaan yang besar antara hasil

perhitungan MMT dan tenaga yang sebenarnya ada pada otot pada grade 4 dan 5.

Grade 4 (baik) pada kekuatan otot secara umum berkisar antara 55,6 sampai 261,1

N, dan grade 5 (normal) berkisar antara 97,9 sampai 422,6 N. Bohannon

mennyatakan bahwa tenaga minimal yang dibutuhkan untuk tegak dari keadaan

duduk di atas kursi tanpa bantuan tangan adalah 45% dari berat badan orang itu

sendiri, setara dengan grade 5 pada kedua otot quadriseps.

Mengukur RM pada gerakan fungsional seperti tegak dari keadaan duduk di atas

kursi membutuhkan kreativitas dari ahli terapi fisik. Bila orang usia lanjut tidak

mampu berdiri dari duduk di atas kursi standar tanpa bantuan tangan, maka terapis

harus bisa menciptakan keadaan sehingga pasien mampu melakukannya, seperti

dengan meninggikan permukaan lantai. Berapapun jumlah repetisis maksimal dari

pasien kemudian dijadikan patokan untuk stimulus yang tepat untuk latihan

olahraga. Jadi, apabila permukaan lantai ditinggikan sebesar 21 inci dan pasien

mampu melakukan 10 repitisi tanpa menggunakan bantuan tangan maka

dinyatakan bahwa itulah nilai 10 RM dan itu merepresentasikan 80% dari

stimulus latihan. Apabila pasien dapat melakukan repitisi lebih atau kurang dari

10 kali maka permukaan lantai dapat dtinggikan atau direndahkan. Dengan

kreatifitas, metode ini dapat digunakan untuk latihan olahraga apa saja seperti

bridges, lunges, wall squats, dan naik turun tangga.

Beberapa tes MMT dapat berguna untuk menilai kekuatan fungsional tubuh.

Contohnya, Lunsford dan Perry menyatakan bahwa gerakan mengangkat satu

paha setara dengan MMT grade 3. Karena sebagian besar orang usia lanjut tidak

Page 2: Bag 7 Bebek Punya

dapat menghasilkan energi sebesar ini, maka tes angkat paha ini dapat menjadi

sumber informasi mengenai kekuatan tubuh, karena kekuatan dari gastronemius

dan soleus berhubungan dengan kecepatan jalan. Lunsford dan Perry juga

mengemukakan bahwa grade 5 (normal) setara dengan 25 kali repetisi. Perry dkk

kemudian mengembangkan sebuah tes berupa tes ekstensi paha dalam keadaan

supinasi yang dapat memermudah pemeriksaan di klinik karena biasanya orang

usia lanjut memiliki kesulitan dalam berbaring tengkurap. Metode ini

menunjukkan perbedaan yang bermakna antara gradasi dari kekuatan masing-

masing otot ( grade 5, 175,6 Newton; Grade 4, 103,1 Newton; Grade 3, 66,7

Newton; dan Grade 2, 19,1 Newton) namun hasil ini belum dibandingkan dengan

baku emas dinamometri pada posisi tengkurap.

Sejumlah peneliti menyarankan tes fungsional untuk mengukur kekuatan otot.

Rikli dan Jones di dalam buku Senior Fitness Test mendokumentasikan berbagai

tes kekuatan termasuk gerakan duduk-berdiri dan gerakan fleksi-ekstensi otot

bisep. Gerakan-gerakan yang memakai jangka waktu seperti gerakan menaiki

tangga dapat digunakan untuk mengukur ekstremitas bawah.

INDIKASI

Kekuatan sangat berguna untuk kekuatan-kekuatan fungsional tubuh. Karena

adanya pengurangan kekuatan yang signifikan dan berbanding lurus dengan

pertambahan usia maka latihan peningkatan kekuatan harus diberikan apabila

ditemukan defisit fungsi tubuh. Latihan kekuata juga harus diberikan untuk

memberikan efek protektif pada pasien-pasien yang diharuskan menjalani tirah

baring dalam waktu cukup lama. Beberapa penelitian yang terbaru menegaskan

bahwa latihan kekuatan adalah intervensi yang paling utama untuk mencegah

gejala-gejala dan sequele dari penyakit-penyakit kronik seperti penyakit paru

obstruksi kroik, osteoporosis, dan gangguan keseimbangan tubuh. Latihan

kekuatan wajib ada pada setiap program terapi fisik dan harus dilakukan seefektif

dan seefisien mungkin untuk mencapai hasil fungsional yang maksimal.

Berdasarkan program-program terapi yang telah ada, latihan kekuatan sering

Page 3: Bag 7 Bebek Punya

menjadi hal yang tidak diutamakan oleh ahli terapi fisik sehingga orang usia lanjut

yang menjalani terapi fisik tidak mendapatkan hasil optimal.

Perlambatan gerakan tubuh, suatu pertanda usia lanjut, dapat dilawan dengan

latihan kekuatan. Banyak gerakan-geraka yang menggunakan keseimbangan

tubuh membutuhkan respons tubuh dalam hitungan milisekon. Banyak peneliti

telah menghubungkan peningkatan kecepatan jalan, kecepatan naik tangga,

kecepetan tegak-duduk dan fungsi ADL dengan peningkatan kekuatan. Repetisi

yang berlebihan namun dalam durasi yang cepat dibutuhkan untuk meningkatkan

kekuatan dan lama reaksi. Secara logika, peningkatan kecepatan gerakan akan

terjadi bila dilakukan pengurangan beban latihan. Namun, hasil optimal ternyata

dicapai bila orang usia lanjut bergerak secara cepat dengan beban latihan

maksimal. De Vos dkk menggunakan resistensi sebesar 30%, 50% dan 80% pada

1 RM, dan menemukan bahwa hasil terbaik didapatkan dari beban resistensi yang

paling besar. Earles dkk menggunakan resistensi 50%,60% dan 70% dari berat

badan pasien selama melakukan leg press kontraksi cepat dan menemukan

peningkatan kekuatan sebesar berturut-turut 50%, 77% dan 141%.

KONTRAINDIKASI/KEAMANAN

Tidak ada kontraindikasi absolut dalam aplikasi latihan peningkatan kekuatan.

Walaupun dibutuhkan pengawasan terhadap postur tubuh saat melakukan latihan

dan harus menghindari menahan nafas saat melakukan latihan, secara umum

sangat sedikit ditemukan masalah dalam pelaksanaan latihan peningkatan

kekuatan. Masalah yang sering dijumpai hanya berupa peningkatan tekanan sistol

dan diastol. Tidak ditemukan adanya cedera jangka panjang walaupun dengan

intensitas latihan sebesar 80% dari 1 RM. Bahkan banyak penelitian , yang

menggunakan grup kontrol untuk membandingkan efek latihan kekuatan pada

orang usia lanjut , menemukan bahwa justru grup kontrol yang mengalami lebih

banyak cedera. Ini dapat dikaitkan dengan pengurangan tenaga yang berbanding

lurus dengan peningkatan usia serta gaya hidup yang santai. Perhatian khusus

perlu diberikan pada laihan-latihan dengan intensitas dan kecepatan tinggi.

Page 4: Bag 7 Bebek Punya

Aplikasi pemberian latihan yang telah disetujui pada orang usia lanjut dengan

intensitas tinggi adalah sebesar 70%-90% dari 1 RM. Orang usia lanjut

membutuhkan dukungan moral untuk menjaga postur selama latihan, mengatur

ritme nafas, dan menghentikan latihan apabila muncul rasa sakit.

PERALATAN DAN LATIHAN

Pemberian beban, yang dapat meningkatkan kekuatan, dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Cara-cara yang ada seperti menggunakan berat badan sendiri dan

kemudian menambahkan resistensi seperti karet elastis, beban lengan, barbel,

dumbbells, dan lain-lain. Banyak sekali jenis peralatan yang digunakan untuk

mencapai stimulus yang optimal dan mencegah kejenuhan dalam melaksanakan

program terapi fisik.

BOX 5-5 – PERALATAN YANG BISA DIGUNAKAN UNTUK LATIHAN

KEKUATAN

Peralatan dengan beban dari berat badan sendiri pada berbagai macam

posisi dengan atau tanpa memanjat tebing, lixed straps atau chin up bars

Peralatan dengan beban dari luar seperti alat sistem katrol, weight

machine, dumbbells dan barbels, kettlebells, weight bars, weighted balls,

and power bags.

Compliant surface

Elastic bands dan tubing seperti Theraband

Inflated balls atau bola keseimbangan

Mesin latihan isokinetik

Flexible rods ( pada figure 5-11)

Immovable surface untuk kontraksi isometrik

Punching bags

Weight sleds

Steps

Pilates table

Page 5: Bag 7 Bebek Punya

Tiap-tiap metode yang ada memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda pula

seperti dari segi keamanan, tingkat kesulitan latihan serta biaya. Namun, dasar

dari latihan beban dan spesifitas ada pada setiap metode. Variasi gerakan dapat

membantu menjaga fokus dan antusiasme dari pasien untuk terus menjalankan

program latihan peningkatan kekuatan. Pemakaian alat-alat dan gerakan-gerakan

yang berbeda-beda dapat mempercepat peraihan peningkatan kekuatan fungsional

tubuh dari suatu organ tertentu. Beberapa peneliti menyatakan bahwa fenomena

ini terjadi karena melakukan stimulus yang beragam akan mencegah terjadinya

“kebingungan otot”. Fenomena di mana stimulus yang beragam memberikan hasil

yang optimal telah menjadi dasar dari seni bela diri, pilates, tai chi, dan lain-lain.

Penelitian yang lebih lanjut pada fenomena ini belum ada. Latihan dengan

stimulus yang beragam dapat membuat sebuah program tetap menarik sehingga

memiliki efek positif dari segi kejiwaan.

KESIMPULAN

Latihan peningkatan kekuatan dengan intensitas yang sesuai adalah hal yang harus

sangat diperhatikan pada setiap program intervensi terapi fisik orang usia lanjut.

Page 6: Bag 7 Bebek Punya

Variasi-variasi latihan peningkatan kekuatan sangatlah banyak dan hanya

bergantung pada kreatifitas dan pengetahuan mengenai gerakan-gerakan

fungsional. Menurut pendapat kami, orang usia lanjut sering merasa jenuh dalam

progam terapi fisik karena kurangnya tantangan, pencapaian hasil yang lambat,

atau munculnya anggapan bahwa latihan yang dilakukan tidak berguna dalam

kehidupan sehari-hari. Ini merupakan hal yang sangat disayangkan karena

berdasarkan data yang telah ada, pelaksanaan program terapi peningkatan

kekuatan yang baik akan berujung pada peningkatan fungsi tubuh, pengurangan

efek penyakit-penyakit kronik dan peningkatan keseimbangan, koordinasi,

kecepatan gerakan dan mobilitas secara umum. Ahli terapi fisik yang sering

menangani pasien-pasien usia lanjut akan menjadi ahli dalam latihan peningkatan

kekuatan, sehingga kemampuan ini dapat dipakai pada seluruh jenis pasien yang

ada.