baduy best

13
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan teknologi dewasa ini telah mengakibatkan terjadinya perubahan paradigma masyarakat dalam bidang kehidupan sosial ekonomi termasuk dalam bidang pertanian. Ketergantungan terhadap ketersediaan hasil teknologi cukup tinggi, hal ini tidak menjadi masalah apabila memang benar- benar memberi manfaat berkelanjutan kepada petani, namun apabila hasil teknologi tersebut ternyata banyak memberikan mudharat kepada petani maka akan menjadi masalah besar bagi penguatan ketahanan pangan dan sudah tentu akan berimplikasi pada kualitas sumber daya manusia Indonesia. Akses inovasi terhadap teknologi juga tidak semua dapat dimiliki oleh petani, oleh karena itu pengembangan kearifan lokal, yang notabene berasal dari masyarakat dan sudah ada sejak lama dalam suatu komunitas masyarakat perlu diupayakan, karena biasanya kearifan lokal masyarakat masih mempertimbangkan nilai-nilai pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan sektor pertanian sangat bergantung kepada kondisi alam dan kondisi lingkungan, jika dewasa ini telah semakin terasa dampak perubahan iklim dan pemanasan global (global warming), maka diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi hal tersebut. Sebagaimana kita ketahui bersama, perubahan iklim dan pemanasan global (global warming) telah banyak berpengaruh pada pembangunan sektor pertanian, contohnya: menurunya produksi pangan, meningkatnya endemi hama dan penyakit, meningkatnya resurgensi dan mutasi hama dan penyakit, kurangnya ketersediaan air bagi tanaman, kualitas tanah yang memburuk, banjir dan lain sebagainya yang tentu saja kesemua hal tersebut merugikan masyarakat pertanian khususnya dan merugikan bangsa secara umum. Jika kita mengamati, menelaah dan mempelajari lingkungan sekitar kita, atau mau belajar dari komunitas lain diluar masyarakat secara umum, contohnya melihat perilaku masyarakat baduy dalam memelihara lingkungan pertanian, maka ada banyak hal yang bisa dipetik dan diambil sisi positifnya

Upload: ajat-learner

Post on 17-Feb-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah tentang masyarakat baduy

TRANSCRIPT

Page 1: Baduy Best

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan teknologi dewasa ini telah mengakibatkan terjadinya

perubahan paradigma masyarakat dalam bidang kehidupan sosial ekonomi

termasuk dalam bidang pertanian. Ketergantungan terhadap ketersediaan hasil

teknologi cukup tinggi, hal ini tidak menjadi masalah apabila memang benar-

benar memberi manfaat berkelanjutan kepada petani, namun apabila hasil

teknologi tersebut ternyata banyak memberikan mudharat kepada petani

maka akan menjadi masalah besar bagi penguatan ketahanan pangan dan

sudah tentu akan berimplikasi pada kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Akses inovasi terhadap teknologi juga tidak semua dapat dimiliki oleh

petani, oleh karena itu pengembangan kearifan lokal, yang notabene berasal

dari masyarakat dan sudah ada sejak lama dalam suatu komunitas masyarakat

perlu diupayakan, karena biasanya kearifan lokal masyarakat masih

mempertimbangkan nilai-nilai pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan.

Pembangunan sektor pertanian sangat bergantung kepada kondisi

alam dan kondisi lingkungan, jika dewasa ini telah semakin terasa dampak

perubahan iklim dan pemanasan global (global warming), maka diperlukan

sebuah solusi untuk mengatasi hal tersebut. Sebagaimana kita ketahui

bersama, perubahan iklim dan pemanasan global (global warming) telah

banyak berpengaruh pada pembangunan sektor pertanian, contohnya:

menurunya produksi pangan, meningkatnya endemi hama dan penyakit,

meningkatnya resurgensi dan mutasi hama dan penyakit, kurangnya

ketersediaan air bagi tanaman, kualitas tanah yang memburuk, banjir dan lain

sebagainya yang tentu saja kesemua hal tersebut merugikan masyarakat

pertanian khususnya dan merugikan bangsa secara umum.

Jika kita mengamati, menelaah dan mempelajari lingkungan sekitar

kita, atau mau belajar dari komunitas lain diluar masyarakat secara umum,

contohnya melihat perilaku masyarakat baduy dalam memelihara lingkungan

pertanian, maka ada banyak hal yang bisa dipetik dan diambil sisi positifnya

Page 2: Baduy Best

2

untunk dipetik dan dikembangkan guna meningkatkan kualitas pembangunan

sektor pertanian dan meningkatkan upaya pencegahan terhadap percepatan

perubahan iklim dan pemanasan global (global warming).

B. Perumusan Masalah

Dari penjabaran di atas maka perumusan yang akan dikaji adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah urgensi pengembangan kearifan lokal di bidang pertanian

pada jaman sekarang?

2. Bagaiamanakah masyarakat baduy mengelola lingkungannya dalam

upaya mengurangi dampak perubahan iklim dan pemanasan global?

3. Bagaimanakah aplikasi masyarakat lain (selain baduy) mengembangkan

kearifan lokal dalam lingkungannya sendiri, khususnya dalam sektor

pertanian?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari disusunnya tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat dapat memahami pentingnya pengembangan kearifan lokal

di bidang pertanian dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim

dan pemanasan global (global warming).

2. Masyarakat dapat memahami dan melaksanakan tindakan-tindakan

berdasarkan kearifan lokal yang telah ada di komunitasnya untuk

mengurangi dampak perubahan iklim dan pemanasan global (global

warming)

3. Masyarakat dapat memahami pentingya penggabungan dua instrumen

yaitu pengembangan teknologi dan pengembangan kearifan lokal,

sehingga dapat dimunculkannya suatu teknologi efektif berbasis kearifan

lokal.

Page 3: Baduy Best

3

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipakai dalam menyusun karya ilmiah ini

yaitu menggunakan hasil data primer berupa wawancara langsung dengan

masyarakat suku baduy dalam warga Cibeo, serta observasi lapangan, serta

penggunaan data sekunder berupa literatur-literatur baik cetak maupun

elektronik. Hasil data tersebut kemudian dianalisis dalam pembahasan guna

menjawab permasalah yang dikaji

Page 4: Baduy Best

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Kearifan Lokal

1. Pengertian Kearifan Lokal

Menurut Ardhana (2005), kearifan lokal dapat diartikan sebagai

perilaku bijak yang selalu menggunakan akal budi, pengalaman dan

pengetahuan yang dimiliki masyarakat dalam suatu wilayah geografis

tertentu. Dalam kearifan lokal ada karya atau tindakan manusia yang

sifatnya bersejarah, yang masih diwarisi masyarakat setempat. Perilaku

bijak ini biasanya adalah tindakan, kebiasaan atau tradisi, dan cara-cara

masyarakat setempat yang menuntun untuk hidup tenteram, damai dan

sejahtera.

Sunaryo dan Laxman (2003), menjelaskan kearifan lokal

merupakan pengetahuan lokal yang sudah demikian menyatu dengan

sistem kepercayaan, norma dan budaya dan diekspresikan di dalam

tradisi dan mitos yang dianut dalam waktu yang cukup lama.

Menurut Keraf (2002), kearifan lokal atau kearifan tradisional

yaitu semua bentuk keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat

kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan

di dalam komunitas ekologis.

2. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal

Memahami kearifan lokal dapat dilakukan melalui pendekatan

struktural, kultural dan fungsional (Ardhana, 2005). Menurut perspektif

sturktural, kearifan lokal dapat dipahami dari keunikan struktur sosial

yang berkembang dimasyarakat, yang dapat menjelaskan tentang institusi

atau organisasi sosial serta kelompok sosial yang ada. Di Baduy, adanya

desa Cikartawana, Cikeusik, Cibeo dan masyarakat Baduy Luar,

mencirikan adanya sebuah struktur sosial yang unik.

Ardhana (2005), menjelaskan bahwa menurut perspektif kultural,

kearifan lokal adalah berbagai nilai yang diciptakan, dikembangkan dan

dipertahankan masyarakat yang menjadi pedoman hidup mereka,

Page 5: Baduy Best

5

termasuk mekanisme dan cara untuk bersikap, bertingkah laku dan

bertindak yang dituangkan dalam suatu tatanan sosial.

Menurut perspektif fungsional, kearifan lokal dapat dipahami

bagaimana masyarakat menjalankan fungsi-fungsinya, yaitu fungsi

adaptasi, integrasi, pencapaian tujuan dan pemeliharaan pola. Contohnya

dalam hal beradaptasi menghadapi era globalisasi (televisi, akulturasi dan

lain-lain).

B. Tinjauan Tentang Pembangunan Pertanian

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang

dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku

industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.

Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam

pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok

tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak

(raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan

mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti

pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti

penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. (Wikpedia, 2011)

Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses

perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk

peningkatan kesejahteraan petani semata, tapi sekaligus juga

dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik

secara ekonomi, sosial, budaya, lingkungan maupun melalui perbaikan

(improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change)

(Iqbal2dan Sudaryanto, 2008 dalam Dwi Haryono, 2010).

C. Tinjauan tentang Global Warming

Pemanasan global atau Global Warming adalah suatu proses

meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.Suhu rata-rata

global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± .32 °F)

selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change

Page 6: Baduy Best

6

(IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata

global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh

meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"

melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh

setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains

nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa

ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan

IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan

suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga

11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu

disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-

gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim

yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode

hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus

berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah

kaca telah stabil mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan

perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut,

meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan

jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah

terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai

jenis hewan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah

mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan,

dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut

akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih

terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada,

tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan

pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-

konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia

Page 7: Baduy Best

7

telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada

pengurangan emisi gas-gas rumah kaca. (Wikipedia 2011)

D. Tinjauan Tentang Masyarakat Baduy

Dalam terminologi antropologi untuk persekutuan hidup seperti

orang-orang baduy sebenarnya lebah tepat disebut komunitas dari pada

masyarakat, orang baduy sebenarnya lebih senang disebut orang Kanekes dari

pada disebut sebagai orang Baduy, karena istilah Baduy berkonotasi negatif

dengan kelompok Badwi, yaitu salahsatu kelompok pengembara di padang

pasir arab yang dikenal rendah peradabannya (Ekajati dalam Syarif Muis

2010).

1. Penggunaan Ruang dalam Masyarakat Baduy

Penggunaan ruang dalam masyarakat Baduy secara umum dibagi

kedalam tiga zona, yaitu: Zona Bawah sebagai pemukiman, Zona Tengah

digunakan untuk bercocok tanam dan Zona Atas digunakan sebagai hutan

belantara dan tempat pemujaan (Syarif Muis, 2010)

2. Sistem Perladangan Masyarakat Baduy

Menurut orang baduy atau orang Kanekes, sistem berladang mereka

adalah dengan tidak melakukan perubahan besar-besaran terhadap alam,

tetapi mengikuti alam yang ada. Sistem pengairan tidak menggunakan

irigasi tetapi mengandalkan air hujan, karena dalam kepercayaan mereka

ada larangan penggunaan air sungai untuk keperluan penanaman tanaman

diladang. (Syarif Muis, 2010).

Page 8: Baduy Best

8

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan kearifan lokal dalam sebuah komunitas masyarakat,

terutama masyarakat yang menjadikan pertanian sebagai fokus utama mata

pencaharian pada saat ini cukup urgen. Kondisi alam yang tidak menentu akibat

dari perubahan iklim dan pemanasan global memaksa masyarakat, khususnya

petani melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi tersebut.

Sementara disisi lain, tradisi sebuah komunitas minoritas tetap

dipertahankan sebagai warisa budaya dan leluhur, keyakinan yang teguh terhadap

warisan tersebut menjadikan mereka tidak mengikuti perubahan jaman,

pengabaian terhadap teknoligi dan penggunaan hasil kebudayaan modern juga

tetap dipertahankan.

Urgensi penggunaan dan pengembangan kearifan lokal pada sisi tertentu

dianggap penting terutama dalam hal pengelolaan lingkunga, pengelolaan air dan

tanah dan pola budidaya yang unik. Stratifikasi penataan ruang kedalam tiga

ruang merupakan kebijakan yang berdampak pada selalu tersedianya air sebagai

kebutuhan utama dalam kehidupan, penggunaan bahan-bahan alami, pengelolaan

dan pembukaan lahan yang tidak besar-besaran serta pelarangan penebangan

dengan penggunaan mesin pemotong dan manual juga berdampak pada masih

lestari vegetasi disekitar wilayah Baduy tersebut.

Masyarakat Baduy merupakan masyarakat yang kuat dalam memegang

tradisi, perilaku hidup sederahana, apa adanya juga mempengaruhi tingkat

pengeluaran terutama biaya hidup, aktivitas mereka benar-benar menyatu dengan

alam, jika kita melihat penggunaan lokasi zona atas sebagai tempat peribadatan

dan pelarangan penjamahan dari manusia menjadi kondisi ketersediaan air relatif

stabil, selain itu ketersediaan pangan dalam lumbung (Leuit) tetap tersedia dan

digunakan sesuai instruksi pemimpin adat.

Pelarangan penebangan pohon dan pelarangan merubah secara besar-

besaran kondisi alam menjadikan masyarakat Baduy tidak kekurangan air, dan

kondisi tanah masih tetap subur, sehingga ditanami tanaman apapun baik padi

ladang, palawija dan hortikultura tetap subur dan tumbuh dengan baik.

Page 9: Baduy Best

9

Jika kita amati, kearifan lokal sebenarnya tidak hanya dimonopoli oleh

orang Baduy, setiap daerah mempunyai kearifan lokalnya masing-masing, karena

sejarah dan kepercayaan terhadap pemimpin di komunitasnya juga berbeda-beda,

selain itu masalah yang dihadapi juga berbeda-beda.

Pengembangan teknologi berbasis kearifan lokal setempat, dianggap akan

lebih mudah teradopsi oleh masyarakat, karena sejatinya teknologi tersebut

berasal dari masyarakat setempat, kebiasaan setempat, dan kebudayaan setempat,

sehingga masyarakat sekitar juga memiliki semangat untuk mejaga hal tersebut.

Membangun kesadaran masyarakat terutama masyarakat petani dengan

menggunakan pendekatan pengembangan kearifan lokal dan pemanfaatan

teknologi tepat guna berbasis kearifan lokal mutlak dilaksanakan, namun hal itu

tidak mudah, karena masyarakat yang memiliki kepercayaan tinggi terhadap

kearifan lokal yang dimiliki, biasanya sukar mendapatkan dirinya terbuka dengan

berbagai macam adompsi inovasi yang telah dikembangkan.

Page 10: Baduy Best

10

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

A. Pengembangan teknologi kearifan lokal apalagi dimodifikasi dengan kondisi

pengembangan teknologi modern pada saat ini sangat urgen, karena kedua hal

tersebut sangat diperlukan untuk pengembangan sektor pertanian ke depan.

B. Masyarakat Baduy menjaga lingkungannya berdasarkan kepercayaan dan

perilakunya, yang mungkin tanpa mereka sadari sebenarnya meraka tengah

melakukan aktivitas menjaga bumi dan ruang mata pencahariannya.

C. Masyarakat non Baduy sebenarnya juga memiliki kearifan lokalnya masing-

masing terutama diwilayah pedesaan, hal itu dimungkinkan karena kearifan

lokal lahir dari kondisi dan permasalahan yang terjadi dalam komunitas

tersebut, sehingga penggabungan teknologi modern dengan teknologi

kearifan lokal dapat lebih cepat terwujud.

Page 11: Baduy Best

11

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, G. 2005. Kearifan Lokal Tanggulangi Masalah Sosial Menuju Ajeg

Bali. http://www.balipost.co.id/balipostcetak/19-12-11/02.htm. di akses

19 Desember 2011.

Keraf, A. S .2002. Etika Lingkungan. Penerbit Kompas. Jakarta.

Muis, S. 2010. Kearifan Lokal Dalam Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya

Air Berkelanjutan. http://www.muis.blogspot.com/19-12-11/04.htm. di

akses 19 Desember 2011.

Kamus Wikipedia. 2011. htpp://www.id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global.

diakses19 Desember 2011.

___________________ htpp://www.id.wikipedia.org/wiki/Pertanian. Diakses 19

Desember 2011.

Page 12: Baduy Best

12

MAKALAH

PENGEMBANGAN KEARIFAN LOKAL DI SEKTORPERTANIAN DAN UPAYA MENGURANGI

DAMPAK PEMANASAN GLOBALSTUDI KASUS PERILAKU MASYARAKAT BADUY DALAM CIBEO

DISAMPAIKAN DALAM LOMBA KARYA ILMIAH TEMU AKRAB STPP BOGOR 2011

OLEH:AJAT JUHAEDI

ANDREAS W WOLURATUTK.II

KELAS A

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) BOGOR2011

12

MAKALAH

PENGEMBANGAN KEARIFAN LOKAL DI SEKTORPERTANIAN DAN UPAYA MENGURANGI

DAMPAK PEMANASAN GLOBALSTUDI KASUS PERILAKU MASYARAKAT BADUY DALAM CIBEO

DISAMPAIKAN DALAM LOMBA KARYA ILMIAH TEMU AKRAB STPP BOGOR 2011

OLEH:AJAT JUHAEDI

ANDREAS W WOLURATUTK.II

KELAS A

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) BOGOR2011

12

MAKALAH

PENGEMBANGAN KEARIFAN LOKAL DI SEKTORPERTANIAN DAN UPAYA MENGURANGI

DAMPAK PEMANASAN GLOBALSTUDI KASUS PERILAKU MASYARAKAT BADUY DALAM CIBEO

DISAMPAIKAN DALAM LOMBA KARYA ILMIAH TEMU AKRAB STPP BOGOR 2011

OLEH:AJAT JUHAEDI

ANDREAS W WOLURATUTK.II

KELAS A

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) BOGOR2011

Page 13: Baduy Best

13