badan layanan umum
DESCRIPTION
Latar belakang gambaran umum badan layanan umumTRANSCRIPT
BADAN LAYANAN UMUM(BLU)
Ida-Iwan -Naufal-
BADAN LAYANAN UMUM(BLU)
Ida Najati – Iwan Satriawan – Muhammad Naufal Arifin
L ATAR BELAKANG
Pendekatan penganggaran berbasis kinerja yang merupakan amanat reformasi sangat diperlukan bagi satuan kerja instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada publik.
Peningkatan pelayanan publik dapat dilakukan dengan mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) yang merupakan paradigma baru untuk memberi arah yang tepat bagi sektor keuangan publik. Salah satu bentuknya adalah dengan membentuk Badan Layanan Umum (BLU)
Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Pengertian
Badan Layanan Umum (BLU) /Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah instansi di lingkungan Pemerintah atau satuan kerja perangkat daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatarnya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Tujuan Pembentukan
• Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
• Memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas
• Menerapkan praktik bisnis yang sehat.
KARAKTERISTIK
• Instansi pemerintah yang menyediakan barang dan jasa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
• Menjalankan praktik bisnis yang sehat tanpa mengutamakan pencarian keuntungan
• Menjalankan praktik bisnis dengan prinsip efisien dan produktivitas
• Memiliki fleksibilitas dan otonomi dalam menjalankan operasional BLU/BLUD.
• Dikecualikan dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.
PERSYARATAN
Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan :
1. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum
2. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu;
3. Pengelolaan dana khusus
1. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya
2. Kinerja keuangan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU
Dapat melampirkan dokumen :
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat
2. Pola Tata kelola
3. Rencana Strategis Bisnis
4. Laporan Keuangan Pokok
5. Standar Pelayanan Minimum
6. Laporan audit terakhir atau surat pernyataan bersedia diaudit secara independen
Persyaratan Substantif Persyaratan AdministratifPersyaratan Teknis
• Perencanaan dan Penganggaran• Dokumen Pelaksanaan Anggaran• Pendapatan• Belanja• Pengelolaan Kas• Pengelolaan Piutang dan Utang• Pengadaan Barang• Investasi• Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggungjawaban• Surplus/Defisit• Remunerasi
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
BLU menyusun rencana strategis bisnis setiap lima tahun dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) setiap tahun.
RBA BLU yang telah disetujui oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD diajukan kepada Menteri Keuangan/PPKD sebagai bagian RKA-KL, rencana kerja dan anggaran SKPD, atau Rancangan APBD.
BLU menggunakan APBN/APBD yang telah ditetapkan sebagai dasar penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN -
RBA definitif yang telah ditetapkan, menjadi dasar penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran BLU.
Dokumen tersebut diajukan kepada Menteri Keuangan/PPKD untuk disahkan sehingga dapat menjadi dasar bagi penarikan dana yang bersumber dari APBN/APBD.
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN-
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- PENDAPATAN-
Pendapatan BLU/BLUD yang merupakan
penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN/APBD
PNBP : a. Pendapatan operasional
(Jasa Layanan dan hibah tidak terikat)
b. Hibah Terikatc. Kerjasama dengan pihak
lain (Ex : sewa menyewa)
d. Lain-lain pendapatan yang sah (Ex : jasa giro, penjualan aset)
Satker BLU/BLUD dapat menggunakan pendapatannya tanpa disetor terlebih dahulu ke rekening kas umum negara / daerah
BLU/BLUD merupakan instansi yang memperoleh fleksibilitas dalam pengelolaan belanja sesuai dengan ambang batas yang ditetapkan dalam RBA.
Belanja BLU/BLUD dilaporkan sebagai belanja
barang dan jasa K/L/SKPD/Pemerintah Daerah.
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- BELANJA-
Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas
Melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan
Menyimpan kas dan mengelola rekening bank Melakukan pembayaran Mendapatkan dana untuk menutup defisit
jangka pendek Memanfaatkan surplus kas dengan melakukan
investasi jangka pendek
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- PENGELOLAAN KAS -
Piutang diberikan berkaitan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan BLU/BLUD.
Sedangkan utang dikaukan berkaitan dengan kegiatan operasional atau perikatan pinjaman dengan pihak lain
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- PIUTANG DAN UTANG-
Piutang diberikan berkaitan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan BLU/BLUD.
Sedangkan utang dikaukan berkaitan dengan kegiatan operasional atau perikatan pinjaman dengan pihak lain
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- PIUTANG DAN UTANG-
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dilaksanakan berdasarkan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah.
BLU/BLUD dengan status penuh dapat diberikan pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan peraturan pengadaan barang/jasa untuk alasan efektivitas atau efisiensi, dengan catatan sumber dananya berasal dari jasa layanan, hibah tidak terikat, atau hasil kerjasama BLU dengan pihak lain.
Untuk pengadaan barang/jasa yang dananya berasal dari hibah terikat, pelaksanaannya mengikuti ketentuan dari pemberi hibah atau mengikuti ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah sepanjang disetujui oleh pemberi hibah.
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- PENGADAAN BARANG/JASA -
Akuntansi dan laporan keuangan BLU/BLUD diselenggarakan sesuai dengan SAK
Laporan keuangan BLU/BLUD dilampiri dengan laporan kinerja
Laporan keuangan BLU/BLUD dikonsolidasikan dengan laporan keuangan K/L/SKPD/Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- AKUNTANSI, PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN-
Surplus dapat digunakan pada tahun anggaran berikutnya kecuali adaperintah untuk menyetorkan sebagian/seluruhnya ke KUN/D.
Defisit dapat diajukan usulan tambahan anggaran dari APBN/APBD pada tahun anggaran berikutnya.
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- SURPLUS/DEFISIT -
Gaji pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan sebesar 90% dari gaji pemimpin BLU. Honorarirum dewan pengawas adalah :a. Ketua : 40% dari gaji pemimpin BLUb. Anggota : 36% dari gaji pemimpin BLUc. Sekretaris : 15% dari gaji pemimpin BLU.
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU- REMUNERASI-
• Penetapan status BLU/BLUD dilakukan oleh Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/ Walikota, berdasarkan usul dari Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala SKPD.
• Keputusan penetapan atau penolakan usulan BLU/BLUD diberikan paling lambat 3 (tiga bulan) sejak usulan diterima
PENETAPAN STATUS
STATUS PENUH
STATUS BERTAHAP
PENGELOLA BLU
1 Pemimpin BLU
3 Pejabat Keuangan
2 Pejabat Teknis
Pengelola BLU merupakan PNS atau
tenaga profesional (non PNS)
PEMBINAAN & PENGAWASAN
a. Pembinaan teknis dilakukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala SKPD terkait
b. Pembinaan keuangan dilakukan oleh Menteri Keuangan/PPKD
Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh DEWAN PENGAWAS pada BLU/BLUD yang memiliki :a. Omzet tahunan minimal
Rp15.000.000.000,- b. Nilai aset minimal
Rp75.000.000.000,-
• Dewan Pengawas berjumlah 3 -5 orang• Tugas Dewan Pengawas
a. Memberikan pendapat dan saranb. Mengikuti perkembangan kegiatan
BLU/BLUD.c. Melaporkan gejala penurunan kinerjad. Memberi nasihat kepada pejabat
pengelola dalam pengurusan BLU/BLUD
DEWAN PENGAWAS
• Jika suatu instansi sudah tidak memenuhi persyaratan substantif, teknis dan administratif
• Status BLU/BLUD juga dapat berakhir jika instansi tersebut menjadi badan hukum dengan kekayaan negara yang dipisahkan.
PENCABUTAN STATUS