bac-ppsd-6

66
Unit 6 PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENDAHULUAN Pada unit sebelumnya Anda telah diajak untuk membahas kondisi yang dipersyaratkan untuk melaksanakan PTK dan karakteristik masalah yang dapat dikaji melalui PTK. Anda juga telah menyelesaikan beberapa latihan dan mengerjakan tes formatif. Pemahaman Anda tentang aspek- aspek tersebut sangat penting artinya untuk mendalami lebih lanjut materi yang diuraikan pada unit ini, yakni berkenaan perencanaan dan pelaksanaan PTK. Oleh sebab itu bilamana Anda merasa belum begitu memahami dengan baik unit sebelumnya, disarankan agar Anda mencermati kembali sebelum melanjutkan pelajaran pada unit ini. Sesuai dengan judul unit ini, maka pembahasan yang lebih rinci dijabarkan ke dalam beberapa subunit yang saling terkait, yaitu cara melakukan identifikasi masalah, menganalisis masalah, cara menentukan kelayakan hipotesis tindakan, menyiapkan pelaksanaan PTK dan melaksanakan PTK. Melalui pembahasan, latihan-latihan, diskusi yang dilakukan serta menyelesaikan tes formatif yang disediakan Anda diharapkan dapat menjelaskan secara rinci tentang: 1. Cara melakukan identifikasi masalah 1

Upload: muhammad-tajudin-nur

Post on 20-Jun-2015

633 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAC-PPSD-6

6.

Unit 6PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENDAHULUAN

Pada unit sebelumnya Anda telah diajak untuk membahas kondisi yang

dipersyaratkan untuk melaksanakan PTK dan karakteristik masalah yang dapat

dikaji melalui PTK. Anda juga telah menyelesaikan beberapa latihan dan

mengerjakan tes formatif. Pemahaman Anda tentang aspek-aspek tersebut sangat

penting artinya untuk mendalami lebih lanjut materi yang diuraikan pada unit ini,

yakni berkenaan perencanaan dan pelaksanaan PTK. Oleh sebab itu bilamana

Anda merasa belum begitu memahami dengan baik unit sebelumnya, disarankan

agar Anda mencermati kembali sebelum melanjutkan pelajaran pada unit ini.

Sesuai dengan judul unit ini, maka pembahasan yang lebih rinci dijabarkan ke

dalam beberapa subunit yang saling terkait, yaitu cara melakukan identifikasi

masalah, menganalisis masalah, cara menentukan kelayakan hipotesis tindakan,

menyiapkan pelaksanaan PTK dan melaksanakan PTK.

Melalui pembahasan, latihan-latihan, diskusi yang dilakukan serta

menyelesaikan tes formatif yang disediakan Anda diharapkan dapat menjelaskan

secara rinci tentang:

1. Cara melakukan identifikasi masalah

2. Cara merumuskan masalah

3. Cara menganalisis masalah

4. Cara menilai kelayakan hipotesis

5. Mempersiapkan pelaksanaan PTK.

Untuk membantu mendalami uraian ini disediakan beberapa latihan. Anda

diminta untuk mengerjakan latihan-latihan tersebut melalui telaah sendiri bahan

ajar dan diskusi dengan teman-teman anda. Pada bagian akhir tiap-tiap unit

disediakan tes formatif sebagai bahan balikan untuk mengevaluasi sejauhmana

kedalaman pemahaman Anda.

Selamat belajar, semoga sukses!

1

Page 2: BAC-PPSD-6

6.

SUBUNIT 1

Mengidentifikasi dan Menganalisis Masalah

Subunit ini membahas tentang cara mengidentifikasi masalah,

menganalisis dan merumuskan masalah sebagai bagian dari perencanaan PTK.

Identifikasi masalah merupakan kegiatan awal di dalam rangkaian proses

pelaksanaan PTK. Jika guru dapat mengidentifikasi masalah-masalah

pembelajaran dengan baik, maka ia telah memulai atau mengawali proses PTK

dengan benar. Dengan demikian akan mempermudah guru di dalam melakukan

analisis masalah dan merumuskan hipotesis tindakan. Oleh sebab itu Anda

diharapkan dapat mengkaji secara seksama subunit ini, mengerjakan latihan-

latihan yang disediakan serta menyelesaikan tes formatif pada bagian akhir

subunit ini. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada subunit ini Anda

diharapkan dapat menjelaskan cara melakukan identifikasi masalah, menganalisis

dan merumuskan masalah dengan benar sebagai bagian dari langkah-langkah yang

harus ditempuh dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Pemahaman akan langkah-langkah ini akan sangat membantu Anda dalam

menyusun rencana dan melaksanakan PTK selanjutnya.

A. Mengidentifikasi Masalah

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehari-hari, tentu Anda

seringkali dihadapkan pada berbagai masalah pembelajaran bukan? Coba Anda

ingat kembali masalah-masalah apa saja yang sering Anda hadapi di kelas yang

berpotensi menghambat pencapaian hasil belajar yang Anda harapkan.

Sebagaimana telah Anda pahami melalui pembahasan dan latihan-latihan unit-unit

sebelumnya, suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan

atau disadari oleh guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada

sesuatu yang harus diperbaiki di kelasnya, yang jika dibiarkan akan berdampak

buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Misalnya, ada sekelompok siswa yang

mengalami kesulitan yang sama dalam mempelajari suatu bagian pelajaran, ada

2

Page 3: BAC-PPSD-6

6.

siswa yang tidak disiplin mengerjakan tugas, atau hasil belajar siswa menurun

secara drastis. Anda dapat mengemukakan contoh lain dari pengalaman Anda

sendiri dalam mengelola proses pembelajaran. Masalah yang dirasakan guru

mungkin masih kabur, sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi

agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Hopkins (1993) menekankan bahwa

pada awalnya guru mungkin bingung untuk mengidentifikasi masalah, oleh karena

itu, guru tidak selalu harus mulai dengan masalah. Guru dapat mulai dengan suatu

gagasan untuk melakukan perbaikan, kemudian mencoba memfokuskan gagasan

tersebut. Meskipun demikian akan lebih baik bilamana Anda mengawalinya

dengan menemukan suatu masalah yang benar-benar nyata dihadapi karena hal itu

akan mempermudah merumuskan bentuk tindakan perbaikan yang sesuai.

Jika uraian di atas Anda cermati dengan baik maka hal penting yang dapat

kita pahamai adalah bahwa munculnya masalah pertama kali sering dirasakan oleh

guru sebagai sesuatu yang masih kabur. Walaupun guru belum merasa jelas

dengan masalah tersebut, namun guru yakin bahwa memang ada sesuatu yang

kurang beres dalam proses pembelajaran yang ia lakukan dan perlu diperbaiki.

Tidak semua guru mampu merasakan adanya masalah, meskipun tidak mustahil

semua guru mempunyai masalah yang berkaitan dengan praktek pembelajaran

yang dikelolanya. Bahkan mungkin ada guru yang mendiamkan saja masalahnya,

meskipun ia sendiri merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dikelasnya, yang

memerlukan perbaikan segera. Jika masalah dibiarkan tanpa upaya perbaikan

yang tepat dan sistematis akan berdampak menurunnya kualitas pembelajaran.

Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, seorang guru

dituntut jujur pada diri sendiri dan berusaha tidak menutup-nutupi masalah yang

dihadapinya. Bilamana diperlukan akan lebih baik jika dapat diungkapkan kepada

rekan-rekan guru untuk memperoleh tanggapan dan saran mereka. Berbekal

kejujuran dan keterbukaan tersebut, guru dapat mengidentifikasi masalah

pembelajaran dengan mengemukakan beberapa pertanyaan. Sudarsono

(1996/1997:5) mengungkapkan beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan

panduan untuk mengidentifikasi masalah.

1. Apa yang menjadi keprihatinan Anda (guru, kepala sekolah)

3

Page 4: BAC-PPSD-6

6.

2. Mengapa Anda memprihatinkannya?

3. Menurut Anda, apa yang dapat Anda lakukan untuk itu?

4. Bukti-bukti apa yang dapat Anda kumpulkan agar dapat membantu

membuat penilaian tentang apa yang terjadi?

5. Bagaimana Anda mengumpulkan bukti-bukti tersebut?

6. Bagaimana Anda melakukan pengecekan terhadap kebenaran dan

keakuratan tentang apa yang telah terjadi?

Meskipun pertanyaan-pertanyaan di atas nampak sederhana, akan tetapi

membutuhkan waktu dan pemikiran yang serius untuk menjawabnya. Mungkin

diperlukan waktu untuk merenung atau melakukan refleksi tentang apa yang

sesungguhnya terjadi di kelas. Perlu kembali diingat bahwa untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada refleksi diri membutuhkan

keterbukaan dan kejujuran. Jika kita tidak mampu mengungkapkan secara jujur

dan terbuka, maka tindakan-tindakan perbaikan yang kita rancang dikhawatirkan

tidak dapat mencapai sasaran tepat sehingga tidak mampu mencapai perubahan

kearah perbaikan sebagaimana yang kita harapkan. Karena itu sekali lagi mari kita

bersikap jujur pada diri kita sendiri. Ungkapan kejujuran itu tidak harus kita

kemukakan kepada orang lain, kecuali kita bermaksud melakukan penelitian

secara kolaboratif dengan rekan-rekan guru atau dengan dosen LPTK. Selebihnya

cukup kita menjawab untuk diri kita sendiri dan dibantu melalui catatan sendiri.

Refleksi akan efektif jika guru mempunyai pemahaman/kesadaran yang tinggi

akan fungsi pembelajaran. Jika setelah menjawab pertanyaan tersebut guru sampai

pada kesimpulan bahwa ia memang menghadapi masalah dalam bidang tertentu,

berarti ia sudah berhasil mengidentifikasi masalah.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Wardani (2003:2.5)

memaparkan beberapa bentuk pertanyaan sederhana untuk menjadi acuan di

dalam mengidentifikasi masalah yang dapat dijawab oleh guru sendiri.

1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?

2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu ?

3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya ?

4

Page 5: BAC-PPSD-6

6.

4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya

biarkan ?

5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah

tersebut atau memperbaiki situasi yang ada?

Pertanyaan pertama akan menghasilkan daftar masalah yang terjadi di

kelas. Daftar masalah ini mungkin masih bersifat umum, bahkan masih kabur

sehingga nantinya perlu dilakukan analisis. Tidak mustahil pula ada di antara guru

yang merasa kesulitan di dalam menemukan masalah yang terjadi di kelasnya.

Jika hal ini terjadi, maka guru tersebut perlu dibantu untuk mengenal masalah.

Berikut ini adalah salah satu contoh dialog antara dosen dan salah seorang guru

yang belum dapat menemukan masalah di kelasnya yang dilaksanakan dalam

suatu proses bimbingan mengidentifikasi masalah dalam perkuliahan PTK.

Dosen : Apakah ibu merasa ada masalah dalam proses pembelajaran yang ibu

lakukan?

Guru : Tidak. Saya merasa tidak ada masalah di dalam proses pembelajaran

yang saya lakukan.

Dosen : Bagaimana ibu mengetahui bahwa memang tidak ada masalah di dalam

pembelajaran?

Guru : Kegiatan pembelajaran yang saya lakukan berjalan dengan baik dan

lancar saja. Kalau saya menjelaskan siswa-siswa saya umumnya

mendengarkan. Jika saya berikan PR, pada umumnya mereka kerjakan.

Jika saya memberikan tugas latihan di kelas mereka mengerjakan.

Tidak ada keributan-keributan yang berarti. Jadi saya merasa tidak ada

masalah dengan pembelajaran saya.

Dosen : Apakah ibu merasa bahwa hasil-hasil latihan yang dikerjakan sudah

dapat mencapai hasil optimal seperti yang ibu harapkan?

Guru : Kalau soal hasil memang belum optimal. Bahkan hampir separoh dari

siswa-siswa saya masih mendapat hasil yang rendah.

Dosen : Apakah ketika ibu menjelaskan, siswa-siswa yang ibu ajarkan aktif

mengajukan pertanyaan terutama mereka yang diduga belum

mengerti?

5

Page 6: BAC-PPSD-6

6.

Guru : Kalau bertanya memang siswa-siswa saya sulit. Meskipun mereka tidak

mengerti, biasanya mereka sulit sekali untuk mengajukan pertanyaan.

Padahal saya selalu mendorong mereka agar jangan malu dan segan

bertanya, akan tetapi tetap saja jarang ada yang bertanya. Bahkan

seringkali yang bertanya itu mereka yang sudah agak mengerti. Saya

merasa kesulitan untuk mendorong mereka agar lebih aktif. Padahal

kalau diberikan soal-soal latihan banyak di antara mereka yang tidak

bisa mengerjakan dengan baik.

Dosen : Ketika ibu melaksanakan diskusi kelompok atau diskusi kelas, apakah

siswa-siswa juga aktif mengemukakan pendapat, saran atau

pertanyaan.

Guru : Sebagian aktif. Tetapi yang aktif itu hanya beberapa orang saja,

sebagian besar sulit sekali untuk ikut mengungkapkan pikiran-pikiran

mereka.

Dosen : Kalau begitu ibu merasa ada masalah dalam pembelajaran?

Guru : Ya ada, bahkan banyak masalah.

Apa kesimpulan Anda dari dialog di atas? Adakalanya kita menjumpai

hal-hal seperti ini. Dan kejadian seperti ini merupakan hal yang wajar, sebab

untuk mengetahui ada tidaknya masalah juga memerlukan ketajaman dan daya

pikir kritis dalam menilai situasi. Apa yang dapat Anda lakukan jika menghadapi

guru yang belum dapat menemukan masalah pembelajarannya? Tentu Anda bisa

membantu menemukan masalah dengan berbagai cara yang Anda yakini lebih

tepat. Bisa dengan berdiskusi, mungkin dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan sederhana seperti dialog di atas. Mungkin Anda ajak guru tersebut

melihat dokumen kelas, misalnya daftar hadir, daftar nilai, catatan-catatan khusus

tentang siswa dan sebagainya.

Apa yang kita lakukan untuk membuat pertanyaan bagi diri kita sendiri

dan melakukan refleksi diri sebagaimana langkah-langkah di atas kembali

mengingatkan kita akan salah satu karakteristik PTK, yaitu masalah harus berasal

dari guru sendiri sebagai pelaku atau pengelola pembelajaran, dan bukan berasal

dari orang luar. Namun ada kalanya, guru perlu dibantu untuk mengidentifikasi

6

Page 7: BAC-PPSD-6

6.

masalah. Dalam hal ini guru dapat dibantu oleh rekan-rekan guru yang lain,

kepala sekolah, atau dosen LPTK yang berkolaborasi dengan sekolah. Namun,

sekali lagi perlu ditekankan bahwa aktor utama dalam hal ini adalah guru, bukan

mitra kolaborasi, dan hubungan antara kepala sekolah, atau mitra kolaborasi

adalah sebagai teman sejawat, bukan sebagai atasan dan bawahan.

Untuk membantu pemahaman Anda tentang identifikasi masalah, berikut

ini diketengahkan beberapa contoh hasil identifikasi yang pernah dilakukan guru

ketika mengawali perencanaan PTK, terutama untuk menjawab pertanyaan

pertama tentang apa yang terjadi di kelas.

Ilustrasi 1:

Bu Isma adalah salah seorang guru yang bertugas mengajar pada salah satu

sekolah dasar. Melalui laporan tertulisnya ia menuturkan hasil identifkasi yang ia

lakukan di kelasnya seperti dituturkan berikut. Saya mengajar pelajaran

matematika di kelas IV. Ketika saya mengajar, terutama ketika mengawali

kegiatan mengajar, biasaya saya gunakan untuk memeriksa pekerjaan rumah (PR)

siswa-siswa saya. Hampir setiap kali saya melakukan pengecekan, saya

menemukan salah seorang siswa yang selalu mengerjakan PR di kelas. Di kelas

juga ia tidak mengerjakan sendiri, akan tetapi meniru atau mencontek pekerjaan

teman-temannya yang sudah selesai. Jika saya minta untuk maju ke depan kelas

(menyelesaikannya di papan tulis) ia tidak bisa menyelesaikannya, bahkan

kadang-kadang tidak mau mengerjakan. Akibat perilakunya yang buruk tersebut

hasil-hasil latihan dan ulangan yang dicapainya sangat rendah.

Ilustrasi 2:

Pak Dian adalah salah seorang guru IPA yang mengajar di kelas V. Ia

merasa ada masalah dalam pembelajaran yang dilakukannya. Dari hasil

identifikasi yang ia lakukan, ada beberapa masalah yang berhasil ia identifikasi.

1. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran.

2. Sebagian siswa tidak melakukan dengan sungguh-sungguh ketika praktik

IPA. Mereka lebih banyak bermain daripada melakukan latihan.

7

Page 8: BAC-PPSD-6

6.

3. Terdapat beberapa orang siswa yang seringkali mengganggu teman-teman

sekelas sehingga suasana belajar menjadi terganggu.

4. Seringkali ditemukan beberapa siswa melakukan aktivitas sendiri ketika guru

menerangkan pelajaran, akan tetapi mereka tidak mengganggu teman-teman

lain dan tidak membuat keributan di kelas. Misalnya mereka menggambar,

padahal guru sedang menjelaskan materi pelajaran IPA.

Anda juga dapat memperhatikan salah satu contoh hasil identifikasi

masalah yang dilakukan oleh salah seorang guru Geografi pada salah satu SMP

seperti yang dimuat pada Buletin pelangi Pendidikan (2001), seperti berikut:

a. Jika diajak tanya jawab pada awal pembelajaran siswa cenderung

menghindar untuk menjawab.

b. Sangat sedikit siswa yang berani mengajukan pertanyaan.

c. Sebagian siswa mencatat pelajaran Geografi pada buku yang berganti-

ganti.

d. Siswa cenderung cepat bosan memperhatikan pelajaran, kemudian ngobrol

dengan pasangan duduknya.

e. Sebagian besar siswa tidak mengerjakan PR di rumah, melainkan di kelas

menjelang pelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa menyalin PR teman-

temannya.

f. Kemampuan berpikir rasional siswa sangat lemah dalam mengerjakan

soal-soal geografi.

g. Siswa tidak dapat menstransfer keterampilan mengemukakan hipotesis

untuk mata pelajaran lain.

h. Siswa tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu

dengan mata pelajaran yang lain.

i. Siswa tidak dapat berusaha mengaitkan nama-nama kota dengan keadaan

alam di sekitarnya.

j. Siswa tidak berusaha mengaitkan keadaan alam suatu daerah dengan

kehidupan masyarakatnya.

8

Page 9: BAC-PPSD-6

6.

Contoh di atas merupakan bagian kecil dari banyaknya masalah yang

sering dihadapi guru. Coba Anda pikirkan masalah-masalah apa saja yang Anda

jumpai dalam praktik pembelajaran.

B. Menganalisis dan Merumuskan Masalah

Menganalisis masalah merupakan langkah yang harus dilakukan guru

setelah melakukan identifikasi. Jika melalui identifikasi Anda dapat menemukan

beberapa masalah yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas, maka

analisis bertujuan agar masalah tersebut menjadi lebih jelas dan dapat menduga

faktor-faktor penyebabnya. Identifikasi masalah akan menghasilkan daftar

masalah. Guru sebagai peneliti selanjutnya perlu melakukan analisis. Tanpa

melakukan analisis, mungkin masalah yang kita identifikasi masih kabur. Analisis

dapat kita lakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri atau yang

disebut refleksi, dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai dokumen seperti

pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, persiapan mengajar atau bahkan

mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan.

Jika kita memperhatikan ilustrasi pertama di mana banyak siswa tidak

mengerjakan PR kemudian banyak yang memilih untuk menyontek pekerjaan

teman di sekolah, kita belum bisa menentukan apa masalah nyata yang dihadapi

siswa. Kemungkinan motivasi belajar mereka rendah, atau karena mereka tidak

dapat mengikuti penjelasan yang disampaikan guru. Hal itu juga dapat terjadi

karena sebagian mereka tidak memiliki buku paket karena buku paket tidak

mencukupi untuk seluruh siswa, sehingga harus meminjam dengan teman lain.

Atau dapat pula terjadi karena beberapa siswa harus membantu pekerjaan orang

tua mereka, sehingga hampir tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan PR.

Mungkin masih ada masalah-masalah lain yang terkait dengan kebiasaan anak

yang tidak mengerjakan PR tersebut. Oleh sebab itu perlu diperjelas masalah

sesungguhnya, sehingga guru dapat mencari alternatif pemecahan yang tepat

untuk dikembangkan melalui PTK.

9

Page 10: BAC-PPSD-6

6.

Analisis masalah mempunyai beberapa tujuan, yaitu: a) mendapatkan

kejelasan masalah yang sesungguhnya, b) menemukan kemungkinan faktor

penyebab, c) menentukan kadar permasalahan. Untuk lebih jelasnya masing-

masing tujuan diuraikan berikut.

a. Memperjelas masalah

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa melalui identifikasi

masalah biasanya guru menemukan beberapa masalah dalam pembelajaran. Akan

tetapi seringkali masalah tersebut masih bersifat umum dan masih samar-samar.

Masalah yang masih bersifat umum dan samar-samar akan sulit dikaji melalui

PTK. Karena itu masalah tersebut perlu dianalisis untuk memperjelas dan agar

menjadi lebih spesifik. Sebagai contoh, ketika seorang guru mencermati situasi

kelas ketika pelajaran matematika berlangsung, guru menyimpulkan bahwa

siswa-siswa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Kesimpulan tersebut didasari

pengamatan guru, dimana siswa-siswa tidak menunjukkan sikap antusias dalam

belajar, enggan mengajukan pertanyaan, kurang serius mengerjakan latihan, dan

hasil latihan penyelesaian soal rata-rata rendah. Memperhatikan keadaan tersebut,

mungkin benar apa yang diungkapkan guru bahwa siswa kurang tertarik dengan

pelajaran matematika. Namun permasalahan kurang tertariknya siswa terhadap

pelajaran matematika masih bersifat umum dan masih kabur. Karena itu masalah

tersebut perlu dianalisis. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri atau dengan melakukan refleksi diri

kembali. Guru dapat mengajukan pertanyaan seperti, apakah ketidaktertarikan

siswa tersebut berlaku pada semua materi pelajaran, atau pada materi-materi

tertentu. Apakah materi pelajaran yang tidak menarik, ataukah cara penyampaian

guru yang membuat siswa tidak tertantang bahkan mungkin menjenuhkan.

Rendahnya hasil latihan apakah berlaku bagi semua materi latihan atau pada

pokok bahasan tertentu, karena ada sejumlah guru sering mengeluh rendahnya

nilai hasil latihan terutama sekali ketika menyelesaikan latihan soal cerita dalam

matematika. Jika hal itu yang terjadi, maka masalahnya tentu akan berbeda jika

10

Page 11: BAC-PPSD-6

6.

kesulitan penyelesaian soal mencakup semua bentuk latihan atau semua materi

setiap pokok bahasan. Oleh sebab itu maka analisis masalah mempunyai arti

penting untuk merumuskan alternatif pemecahan masalah.

b. Menemukan kemungkinan faktor penyebab

Dengan melakukan analisis masalah secara cermat, di samping dapat

menjadikan masalah semakin jelas serta spesifik, juga sekaligus dimungkinkan

menemukan faktor-faktor penyebab munculnya masalah tersebut. Ketika guru

melakukan perenungan atau refleksi apakah siswa-siswanya benar-benar tidak

tertarik pada pelajaran matematika dengan sendirinya guru juga memikirkan

mengapa mereka kurang tertarik. Untuk menemukan faktor penyebab dalam

kegiatan analisis masalah ini ada dua cara yang dapat dilakukan guru. Pertama

merenung kembali masalah tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan yang

harus Anda jawab sendiri. Renungan terhadap diri kita sendiri sering kali disebut

refleksi atau introspeksi. Dalam melakukan introspeksi ini ada beberapa

pertanyaan yang dapat kita ajukan. Anda dapat mengajukan pertanyaan-

pertanyaan secara bebas kepada diri sendiri, khususnya yang berkaitan dengan

kegiatan pembelajaran di kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkenan

dengan metode mengajar, bahan pelajaran, motivasi siswa, hasil belajar siswa,

kemampuan mengerjakan latihan dan sebagainya. Di bawah ini beberapa contoh

pertanyaan yang dapat Anda ajukan.

nnnnnnn

11

- Apakah cara saya menjelaskan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa?

- Apakah penjelasan yang saya berikan sudah cukup disertai contoh-contoh?

- Apakah saya sudah memberikan dorongan agar mereka memberikan

tanggapan terhadap apa yang saya jelaskan?

- Apakah bimbingan dalam penyelesaian latihan yang saya berikan cukup

memadai?

- Apakah saya terlalu banyak menggunakan istilah-istilah yang tidak mereka

pahami?

Page 12: BAC-PPSD-6

6.

Beberapa contoh pertanyaan di atas dapat dijawab langsung oleh guru

sendiri dengan melakukan refleksi atau instrospeksi secara jujur dan terbuka

tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya.

Cara kedua untuk menemukan faktor penyebab munculnya suatu masalah,

Anda juga dapat bertanya kepada siswa, baik dengan menggunakan wawancara

maupun dengan memberikan kuesioner. Akan tetapi perlu Anda ingat, di samping

kuesioner memerlukan beberapa langkah persiapan dalam pembuatannya, Anda

juga harus yakin bahwa siswa-siswa Anda di sekolah dasar memahami substansi

pertanyaan dan cara-cara menjawabnya. Oleh sebab itu mungkin wawancara

lebih tepat dilakukan dibandingkan kuesioner dengan mempertimbangkan

berbagai hal, terutama dikaitkan dengan pengalaman dan kemampuan mereka

sebagai siswa sekolah dasar. Wawancara yang Anda lakukan juga tidak perlu

dalam situasi yang terlalu formal. Anda dapat melakukannya di selang kegiatan

pembelajaran, waktu istirahat, pada saat diperpustakaan dan sebagainya sehingga

siswa tidak merasa takut atau segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

Anda. Beberapa pertanyaan sederhana yang dapat Anda ajukan kepada siswa,

misalnya:

Untuk memperkuat keyakinan Anda tentang masalah atau latar tersebut,

Anda juga dapat mengkaji berbagai dokumen kelas, seperti daftar hadir,

daftar nilai atau dokumen lain yang memuat data terkait dengan masalah tersebut.

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus pula mengarah pada

12

- Apakah kamu mengerti materi pelajaran yang guru jelaskan?

- Apa tanggapan kamu tentang cara guru menjelaskan materi pelajaran?

- Apakah kamu sering mengajukan pertanyaan?

- Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan soal?

- Apakah guru memberikan bimbingan jika kamu menghadapi kesulitan

mengerjakan latihan?

- Apakah pekerjaan rumah yang guru berikan dapat kamu kerjakan?

Page 13: BAC-PPSD-6

6.

penemuan kemungkinan faktor yang diduga kuat sebagai penyebab dari suatu

masalah yang Anda hadapi.

Jika guru dapat bersikap jujur dan terbuka pada dirinya sendiri, ia akan

mengembangkan sejumlah pertanyaan lebih lanjut. Misalnya apakah cara saya

mengajar yang kurang menarik. Mungkin metode mengajar yang kurang

bervariasi. Ataukah pendekatan kepada siswa-siswa belum dapat saya lakukan

secara baik. Mungkinkah saya kurang melibatkan mereka dalam pembahasan

materi sehingga saya nampak terlalu mendominasi proses pembelajaran yang

seharusnya saya dapat melibatkan mereka secara aktif. Atau saya kurang

mendayagunakan media dan sumber-sumber belajar, sehingga mereka menjadi

jenuh dengan penjelasan yang saya berikan. Secara langsung maupun tidak

langsung ketika guru melakukan analisis masalah seperti ini ia juga sudah terlibat

di dalam memikirkan faktor-faktor penyebabnya. Keadaan seperti ini merupakan

langkah yang positif untuk kelanjutan tahapan di dalam PTK.

c. Menentukan kadar permasalahan

Jika Anda melakukan analisis masalah dengan melakukan refleksi atas apa

yang terjadi dan apa yang Anda lakukan, atau melakukan pengkajian terhadap

dokumen-dokumen kelas seperti daftar hadir, daftar nilai dan sebagainya, maka

Anda akan sampai kepada penilaian seberapa berat atau seberapa mendasarnya

masalah tersebut dalam upaya mencapai perubahan kearah hasil belajar yang

lebih baik. Jika hasil analisis menunjukkan bahwa masalah yang tersebut

berkaitan dengan keterlibatan sebagian besar siswa dan berkenaan dengan hal-hal

substansif dalam pembelajaran berarti permasalahan dapat dikategorikan sebagai

masalah strategis. Sebaliknya jika hasil analisis merujuk kepada suatu masalah

yang kurang mendasar dan tidak terkait langsung dengan keberlangsungan proses

pembelajaran, maka mungkin tidak digolongkan sebagai masalah mendasar dan

strategis sehingga dapat dikaji atau diselesaikan dengan cara lain dan tidak perlu

dikaji melalui PTK..

Untuk membantu mempertajam analisis masalah, guru dapat menganalisis

beberapa komponen berikut:

13

Page 14: BAC-PPSD-6

6.

1. Menganalisis daftar hadir siswa. Analisis kehadiran akan memungkinkan guru

mengetahui seberapa besar keaktifan siswa masuk sekolah dengan melakukan

perhitungan persentase kehadirannya setiap minggu atau setiap bulan. Perlu

dicermati pula apakah yang sering tidak hadir hanya siswa-siswa tertentu atau

menyangkut sebagian besar siswa.

2. Menganalisis daftar nilai siswa untuk menemukan bagaimana hasil belajar

yang mereka peroleh. Bagaimana rata-rata nilai yang mereka capai pada

seluruh bidang studi yang diajarkan. Bidang studi mana yang pencapaian

hasil belajarnya rendah, dan bidang studi mana yang mampu mencapai hasil

rerata yang lebih baik. Di samping itu analisis daftar nilai juga dapat

memberikan jawaban siswa-siswa mana yang sangat rendah capaian hasil

belajarnya.

3. Menganalisis tugas-tugas yang diberikan kepada siswa beserta bahan pelajaran

yang dipakai, apakah tugas-tugas dan bahan pelajaran tersebut cukup

menantang atau membosankan.

4. Menganalisis balikan (feedback) yang diberikan guru terhadap pekerjaan

siswa. Apakah balikan tersebut membuat siswa frustasi atau mendorong siswa

untuk memperbaiki pekerjaannya.

Jika Anda telah melakukan analisis masalah secara cermat, maka masalah

yang akan Anda kaji sekarang sudah menjadi semakin jelas. Langkah berikut yang

Anda lakukan adalah merumuskan masalah. Secara sederhana merumuskan

masalah dapat diartikan sebagai menyatakan suatu masalah secara kongkrit dan

operasional sehingga memberi kejelasan bagi penentuan alternatif pemecahan atau

perbaikannya. Menurut Borg (2001), kata benda permasalahan memiliki makna

konvensional dan makna teknis. Dalam pemikiran konvensional, suatu

permasalahan dapat diartikan sebagai seperangkat kondisi yang memerlukan

pembahasan, keputusan, suatu solusi atau informasi. Sebuah permasalahan

penelitian menyatakan secara tidak langsung kemungkinan investigasi empiris,

yakni pengumpulan data dan analisis.

Cobalah Anda lakukan latihan merumuskan beberapa masalah

berdasarkan analisis masalah yang telah Anda lakukan. Sebagai contoh, setelah

14

Page 15: BAC-PPSD-6

6.

pak Ardi melakukan analisis secara cermat maka ia sampai kepada kesimpulan

bahwa masalah mendasar dalam pembelajaran IPA di kelas V yang dia hadapi

adalah kurangnya pelibatan siswa di dalam mengungkapkan contoh dan

merumuskan kesimpulan materi pokok yang dibahas. Karena itu guru tersebut

membuat pernyataan masalah seperti contoh berikut:

Contoh 1:

Pernyataan masalah yang diungkapkan di atas semakin memberikan arah

yang jelas bagi pak Ardi tentang apa yang harus dilakukannya di dalam

memperbaiki pembelajaran IPA di kelasnya.

Contoh lain adalah hasil analisis yang dilakukan ibu Rini terhadap

rendahnya kemampuan siswa di kelasnya dalam menyelesaikan latihan soal dan

ulangan IPS. Setelah melakukan refleksi, mengkaji daftar nilai siswa di kelas, dan

setelah melakukan wawancara terhadap sejumlah siswa di kelas tersebut, akhirnya

bu Rini sampai kepada kesimpulan bahwa masalah mendasar yang dihadapinya

dalam pelajaran IPS adalah rendahnya kemampuan siswa di dalam

mengungkapkan pertanyaan dan mengemukakan pendapat ketika pelajaran

berlangsung. Masalah tersebut dinyatakannya sebagai berikut:

Contoh 2

15

Penjelasan materi pelajaran IPA masih sangat didominasi guru, siswa kurang

dilibatkan untuk mengungkapkan contoh-contoh nyata dan menyimpulkan

materi pokok yang dibahas sehingga siswa kurang termotivasi dalam proses

pembelajaran.

Dalam pelajaran IPS siswa kurang memiliki keberanian dan kemampuan untuk

bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga banyak di antara bagian-

bagian materi pelajaran yang dibahas tidak mereka pahami dengan baik.

Page 16: BAC-PPSD-6

6.

Abimayu (dalam Wardani, 2003) mengingatkan beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pemilihan masalah.

1. Jangan memilih masalah yang Anda tidak kuasai.

2. Ambillah topik yang skalanya kecil dan relatif terbatas.

3. Pilih masalah yang dirasakan paling penting bagi Anda dan murid Anda.

4. Kaitkan masalah dengan upaya pengembangan sekolah.

Sebelum Anda merumuskan hipotesis tindakan, perlu Anda ingat kembali

bahwa tidak mungkin dengan satu tindakan, semua masalah terpecahkan. Juga

tidak semua masalah memerlukan pemecahan melalui PTK. Untuk menentukan

masalah mana yang menjadi prioritas untuk dikaji atau dipecahkan melalui PTK

berikut ini ada beberapa hal yang dapat menjadi acuan:

1. Masalah harus benar-benar penting bagi guru yang bersangkutan

serta bermakna dan bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran guna

meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Masalah harus dalam jangkauan kemampuan guru dalam

melaksanakan tindakan di kelas. Anda perlu menyadari jangan mengangkat

suatu masalah yang Anda tidak mampu melaksanakan tindakan perbaikannya.

Oleh karena itu pilihlah masalah yang benar-benar Anda mampu

memperbaikinya melalui suatu tindakan.

3. Masalah yang telah Anda pilih untuk dipecahkan melalui penelitian

tindakan harus dirumuskan secara jelas agar dapat mengungkap berbagai

faktor penyebab utamanya sehingga memungkinkan dicari alternatif

pemecahannya. Jika Anda tidak mampu merumuskan secara spesifik masalah,

maka pemecahan yang akan dilakukan akan sangat sulit mencapai sasarannya

secara mendalam.

Latihan:

Setelah mencermati materi tentang identifikasi dan merumuskan masalah di atas,

coba Anda kerjakan latihan berikut:

16

Page 17: BAC-PPSD-6

6.

1. Lakukan langkah-langkah identifikasi masalah-masalah pembelajaran di

kelas Anda.

2. Dari hasil identifikasi, coba Anda rumuskan beberapa masalah mendasar

dalam pembelajaran yang akan Anda kaji melalui PTK.

3. Susunlah beberapa kemungkinan tindakan sebagai solusi pemecahan

masalah, kemudian pilih salah satu tindakan yang menurut Anda paling

menjanjikan perubahan yang Anda harapkan!

Petunjuk jawaban latihan:

1. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan cermat, Anda harus

melakukan refleksi. Kejujuran dan keterbukaan pada diri sendiri akan sangat

membantu proses identifikasi masalah ini. Di samping melakukan refleksi,

Anda dapat melakukan wawancara kepada siswa atau mengkaji dokumen

kelas untuk lebih meyakinkan keberadaan masalah tersebut.

2. Pernyataan dan perumusan masalah menuntut kecermatan Anda. Oleh

sebab itu sebelum Anda merumuskan pernyataan masalah, lakukan terlebih

dahulu analisis masalah. Jika diperlukan, Anda dapat berdiskusi dengan rekan-

rekan Anda agar masalah yang Anda rumuskan benar-benar merupakan

masalah mendasar untuk dikaji melalui PTK.

3. Kaji kembali teori-teori pembelajaran yang pernah Anda pelajari,

kemudian pahami dengan baik beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam

menentukan suatu tindakan perbaikan.

RANGKUMAN

Identifikasi masalah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan

masalah nyata yang terjadi. Dari kegiatan identifikasi yang dilakukan guru akan

menghasilkan daftar masalah yang terjadi di kelas. Masalah yang ditemukan dari

proses identifikasi seringkali masih bersifat samar-samar atau kabur. Masalah

yang masih kabur perlu diperjelas agar dapat dikaji faktor penyebabnya dan

dimungkinkan untuk menemukan cara mengatasinya. Kegiatan tersebut

dinamakan analisis masalah, untuk selanjutnya dirumuskan dalam bentuk kalimat

17

Page 18: BAC-PPSD-6

6.

yang jelas dan singkat agar mudah dipahami. Analisis masalah mempunyai

beberapa tujuan, yaitu: a) mendapatkan kejelasan masalah yang sesungguhnya, b)

menemukan kemungkinan faktor penyebab, c) menentukan kadar permasalahan.

Untuk membantu guru memahami masalah dengan jelas dalam kegiatan

analisis masalah, guru dapat menganalisis daftar nilai siswa, menganalisis tugas-

tugas yang diberikan kepada siswa beserta bahan pelajaran yang dipakai,

menganalisis balikan (feedback) yang diberikan guru terhadap pekerjaan siswa.

Jika Anda telah melakukan analisis masalah secara cermat, maka masalah yang

akan Anda kaji sekarang sudah menjadi semakin jelas. Setelah dilakukan langkah

analisis, guru perlu merumuskan masalah, yaitu menyatakan suatu masalah secara

kongkrit dan operasional sehingga memberi kejelasan bagi penentuan alternatif

pemecahan atau perbaikannya. Agar masalah dapat dikaji dengan baik melalui

PTK, maka upayakan untuk memilih masalah yang benar-benar dikuasai, skalanya

kecil dan relatif terbatas, masalah yang dirasakan paling penting bagi Anda dan

murid Anda.

TES FORMATIF 1

Berikut ini disediakan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur

pemahaman anda mengenai uraian, contoh, dan rangkuman yang tercantum dalam

kegiatan belajar sebelumnya.

Pilihlah alternatif A, B, C atau D dengan cara memberikan tanda silang (X) pada

jawaban yang Anda anggap paling benar.

1. Dalam rangkaian PTK, identifikasi masalah dilakukan...

A. ketika menyusun langkah PTK

B. pada awal perencanaan PTK

C. ketika melaksanakan tindakan PTK

D. setelah merumuskan hipotesis tindakan

2. Hasil identifikasi masalah yang dilakukan guru dapat berupa…

A. rumusan hipotesis tindakan

B. kajian teori

18

Page 19: BAC-PPSD-6

6.

C. daftar masalah

D. rumusan masalah

3. Manfaat identifikasi masalah berikut ini adalah:

A. menemukan masalah

B. mempertajam masalah

C. menemukan faktor penyebab suatu masalah

D. menentukan kedudukan/kadar permasalahan

4. Identifikasi masalah pembelajaran di kelas dapat dilakukan guru diantaranya

dengan cara…

A. melakukan wawancara kepada orang tua siswa

B. melakukan eksperimen terhadap guru-guru

C. melakukan refleksi mengajar sendiri

D. melakukan kajian literatur.

5. Tujuan utama melakukan analisis masalah adalah;

A. menemukan masalah

B. mempertajam masalah

C. menentukan solusi penyelesaian masalah

D. menentukan keterkaitan antara masalah

6. Untuk mendukung analisis masalah, guru dapat menganalisis dokumen kelas,

misalnya...

A. daftar hadir siswa mingguan maupun bulanan

B. daftar hadir guru yang mengajar di kelas tersebut

C. daftar petugas piket kelas dan kebersihan kelas

D. daftar kegiatan ekstra kurikuler siswa

7. Perumusan masalah dapat diartikan sebagai…

A. pernyataan tentang daftar masalah yang saling terkait

B. pernyataan masalah secara jelas

C. pernyataan secara rinci faktor penyebab masalah

D. pernyataan saling keterkaitan antara masalah

8. Berikut ini adalah contoh masalah strategis yang layak dikaji melalui PTK,

kecuali...

19

Page 20: BAC-PPSD-6

6.

A. rendahnya motivasi belajar siswa

B. minimnya ketersediaan alat-alat pelajaran

C. rendahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan

D. kurangnya keberanian siswa di dalam mengajukan pertanyaan.

9. Cara yang paling utama untuk menentukan seberapa mendesaknya suatu

masalah untuk dipecahkan, dapat dilakukan guru dengan cara...

A. mengkaji hasil-hasil belajar siswa

B. mewawancarai siswa

C. menganalisis daftar hadir siswa

D. melakukan refleksi.

10. Masalah yang menjadi prioritas untuk dipecahkan melalui PTK adalah di

mana masalah tersebut …

A. sangat penting dan bermakna bagi pembelajaran

B. terjadi setiap hari dalam proses pembelajaran

C. terkait dengan berbagai unsur di sekolah

D. mencakup aspek-aspek yang luas

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang

terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

pergunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda

tentang bahan ajar dalam sub unit ini.

Rumus Perhitungan:

Jumlah jawaban yang benarTingkat Penguasaan Anda = X 100

10

Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:

Skor 90 – 100, berarti sangat baik

Skor 80 – 89, berarti baik

Skor 70 – 79, berarti cukup baik

Skor 0 – 69, berarti kurang

20

Page 21: BAC-PPSD-6

6.

Apabila skor Anda mendapat 80 ke atas, berarti bahwa penguasaan Anda tentang

bahan ajar dalam sub unit ini ”Baik” atau bahkan ”Sangat Baik”, maka Anda

dapat melanjutkan ke subunit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan

Anda masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk

mempelajari kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum

Anda kuasai dengan baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih

keliru menjawabnya.

21

Page 22: BAC-PPSD-6

6.

SUBUNIT 2

Menilai Kelayakan Hipotesis Tindakan

Subunit ini membahas tentang cara menilai kelayakan hipotesis tindakan

yang merupakan salah satu bagian penting dari langkah perencanaan PTK.

Pembahasan tentang penilaian hipotesis tindakan sesungguhnya adalah menilai

kelayakan tindakan sebagai suatu solusi pemecahan masalah yang dipilih, karena

pada hakekatnya hipotesis tindakan dalam PTK merupakan suatu tindakan yang

diduga akan dapat memecahkan masalah yang diteliti. Kecermatan guru di dalam

menentukan suatu tindakan merupakan bagian yang sangat penting untuk

menjamin terjadinya perubahan di dalam proses pembelajaran atau perbaikan hasil

belajar siswa. Karena itu bilamana guru dapat mengkaji kelayakan hipotesis

tindakan secara cermat, berarti ia telah mengantarkan proses pelaksanaan PTK

dengan benar. Dengan demikian akan mempermudah guru di dalam melakukan

tindakan-tindakan perbaikan melalui PTK yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu

Anda diharapkan dapat mengkaji secara seksama subunit ini, mengerjakan

latihan-latihan yang disediakan serta menyelesakan tes formatif pada bagian akhir

subunit ini. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada subunit ini Anda

diharapkan dapat menjelaskan cara mengkaji atau menilai kelayakan hipotesis

tindakan sebagai bagian dari langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

merencanakan penelitian tindakan kelas. Pemahaman akan langkah-langkah ini

akan sangat membantu Anda dalam menyusun rencana dan melaksanakan PTK

selanjutnya.

A. Memahami Hipotesis Tindakan

Sebelum kita membahas hipotesis tindakan di dalam PTK, terlebih dahulu

mari kita cermati beberapa hal yang berkaitan dengan hipotesis penelitian secara

umum, agar Anda memiliki wawasan dan selanjutnya benar-benar memahami

karakteristik khusus dari hipotesis tindakan dalam PTK.

22

Page 23: BAC-PPSD-6

6.

Secara umum, hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan tentang hubungan

dua variabel atau lebih (Kerlinger, 1993). Hipotesis juga dapat diartikan sebagai

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998:67). Hipotesis selalu

mengambil bentuk kalimat pernyataan dan menghubungkan secara umum maupun

khusus variabel yang satu dengan variabel yang lain. Di dalam penelitian ilmiah,

hipotesis merupakan alat yang penting. Ada tiga alasan yang menopang alasan ini.

Pertama, hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis dapat

dijabarkan dari teori-teori dan dari hipotesis lain. Kedua, hipotesis dapat diuji dan

ditunjukkan kemungkinan betul dan salahnya, yang diuji adalah relasi

(hubungan). Karena hipotesis adalah proposisi relasional inilah yang merupakan

alasan utama mengapa ia digunakan di dalam telaah ilmiah. Pada intinya yang kita

susun untuk menguji relasi antara A dan B adalah prediksi-prediksi yang

berbentuk “Jika A maka B”. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya

untuk memajukan pengetahuan. Ia demikian pentingnya, sehingga kita berani

mengatakan bahwa jika tidak ada hipotesis tidak akan pernah ada ilmu

pengetahuan dalam arti yang sepenuh-penuhnya (Kerlinger, 1993). Hipotesis

mengarahkan telaah, karena di dalam hipotesis kita merangkai-rangkaikan segi-

segi teori yang kita uji, menyusunnya menjadi wujud tertentu yang

memungkinkan pengujian atau mendekati kemungkinan pengujian.

Bilamana peneliti telah mengkaji secara mendalam masalah penelitiannya,

maka ia mencoba merumuskan teori sementara yang kebenarannya masih perlu

diuji. Peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji. Untuk selanjutnya

peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis yang telah ia rumuskan. Peneliti

mengumpulkan data yang ia perlukan untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan

data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskannya

dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis,

bilamana ternyata tidak terbukti. Hal penting yang perlu diperhatikan peneliti

adalah bahwa dirinya tidak boleh mempunyai keinginan atau ambisi agar

hipotesisnya terbukti sehingga ia melakukan pengumpulan data yang hanya

membantu mencapai keinginannya tersebut, atau memanipulasi data sedemikian

23

Page 24: BAC-PPSD-6

6.

rupa sehingga mengarah pada keterbuktian hipotesis. Sebagai peneliti ia harus

memegang teguh sikap obyektif di dalam pengumpulan data dan melaksanakan

langkah-langkah lainnya di dalam penelitian.

Di atas telah dijelaskan bahwa hipotesis mempunyai kedudukan yang

penting didalam penelitian. Oleh sebab itu perumusan hipotesis harus dirumuskan

dengan jelas. Borg & Gall (2003), mengajukan beberapa persyaratan untuk

merumuskan hipotesis:

1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.

2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya

hubungan antara dua atau

lebih variabel.

3. Hipotesis harus didukung oleh teori yang

dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

Dari pembahasan di atas, Anda telah memperoleh gambaran umum

tentang hipotesis. Meskipun tidak seluruhnya sama, akan tetapi pengertian dan

prinsip-prinsip dasar hipotesis secara umum di atas dapat dijadikan kerangka

dasar untuk memahami hipotesis tindakan dalam PTK. Pengertian hipotesis

tindakan sedikit berbeda dengan hipotesis konvensional seperti diuraikan di atas.

Jika hipotesis konvensional menyatakan adanya hubungan antara dua variabel

atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan antara dua variabel atau lebih.

Hipotesis tindakan tidak menyatakan demikian, Hipotesis tindakan hendaknya

dipahami sebagai suatu dugaan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan

(Sudarsono, 1997:9). Sebagai contoh: “jika intensitas latihan membuat kalimat

ditingkatkan, maka siswa akan lebih mudah menyusun suatu karangan”. Contoh

lain, “bilamana pada setiap akhir pelajaran IPS guru melibatkan siswa dalam

menyimpulkan pelajaran, maka kemampuan siswa mengingat materi yang telah

dibahas akan lebih bertahan lama”. Dari contoh ini, hipotesis tindakan merupakan

tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang diteliti. Dari contoh

pertama tindakan yang dilakukan melalui PTK dapat mengatasi rendahnya

kemampuan siswa dalam mengarang. Sedangkan melalui tindakan yang

24

Page 25: BAC-PPSD-6

6.

dirumuskan dalam bentuk hipotesis kedua diduga dapat mengatasi masalah

rendahnya kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran yang telah disampaikan.

Hipotesis tindakan harus dibuat atau dirumuskan dengan melakukan kajian

terhadap teori, atau dengan mengkaji pengalaman dalam praktik pembelajaran

yang telah dilakukan. Beberapa pakar menyarankan agar dalam merumuskan

hipotesis tindakan guru dapat melakukan beberapa bentuk kegiatan.

1. Kajian literatur khususnya teori pendidikan atau pembelajaran.

2. Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan.

3. Kajian hasil diskusi dengan rekan sejawat, pakar, peneliti dll.

4. Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan

Melakukan kajian literatur merupakan suatu kegiatan dimana guru sebagai

peneliti berupaya menghimpun, memilah dan menganalisis berbagai sumber

tulisan. McMillan dan Schumecher (20001), melihat pentingnya peran kajian

literatur ini karena kegiatan ini akan membantu peneliti menetapkan secara cermat

signifikansi masalah yang akan diteliti sehingga akan semakin mampu

membimbing pikiran peneliti untuk membatasi masalah penelitiannya,

mengembangkan rencana penelitian, memilih metode dan alat ukur yang tepat

serta mengembangkan hipotesis. Telaahan literatur secara keseluruhan juga akan

memberikan bekal bagi peneliti dalam rangka melihat secara kritis masalah yang

akan ia kaji, sehingga guru dan peneliti tidak berada dalam kekosongan karena

telaahannya akan memberikan arah agar dirinya selalu mampu bersikap kritis,

menjauhi sikap dogmatis dan emosional serta kepentingan dirinya sendiri.

Telaahan literatur juga memberikan isyarat agar tidak terjadi reflikasi atau

pengulangan yang tidak perlu. Bilamana kajian literatur dilakukan secara cermat,

maka guru akan mendapatkan informasi yang kaya, dan begitu banyak hal-hal

yang baru. Cobalah Anda diskusikan lebih dalam dengan rekan-rekan Anda

manfaat lain dari kajian literatur atau kajian teori sehingga akan semakin

memperkokoh hipotesis tindakan Anda. Di samping itu Anda akan lebih percaya

diri untuk melakukan tindakan perbaikan yang akan Anda kembangkan melalui

PTK.

25

Page 26: BAC-PPSD-6

6.

B. Menilai Kelayakan Hipotesis

Dengan melakukan kajian di atas guru dapat memperoleh landasan atau

kerangka dasar untuk membangun hipotesis tindakan. Sebagai contoh, bilamana

guru pada awalnya memperkirakan bahwa dengan mengembangkan model

cooperative learning kemampuan siswa untuk mendalami materi akan semakin

baik, maka selanjutnya guru dapat mengkaji teori tentang pembelajaran

kooperatif, berdiskusi dengan pakar atau dengan teman sejawat. Jika guru telah

merasa yakin dan telah mengkaji kelayakan model tersebut dilihat dari dimensi

siswa, lingkungan sekolah maupun kemampuan dirinya, maka guru dapat

merumuskannya dalam bentuk hipotesis tindakan. Dengan demikian hipotesis

yang dibangunnya telah didukung oleh suatu kajian yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Pada bagian awal subunit ini telah dijelaskan dan mungkin Anda masih

ingat bahwa menilai kelayakan hipotesis berarti pula menilai kelayakan tindakan

yang dipilih untuk memperbaiki pembelajaran melalui pelaksanaan PTK. Oleh

sebab itu penilaian hipotesis tindakan harus diarahkan pada penilaian kelayakan

tindakan. Penilaian kelayakan tindakan dapat dilakukan dengan mengajukan

beberapa pertanyaan seperti contoh berikut.

1. Apakah saya memiliki pengetahuan berkenaan dengan hal itu?

2. Apakah saya dan siswa saya memiliki kemampuan untuk

melaksanakannya?

3. Apakah tersedia sarana/fasilitas untuk mendukung kegiatan

tersebut?

4. Apakah tersedia waktu yang cukup untuk melaksanakan rangkaian

kegiatan tersebut?

5. Apakah iklim sekolah dan iklim belajar di kelas cukup mendukung

pelaksanaan tindakan?

26

Page 27: BAC-PPSD-6

6.

Pertanyaan-pertanyaan di atas mengimplikasikan beberapa persyaratan

yang harus dikaji untuk menilai kelayakan suatu tindakan yang akan

dikembangkan melalui PTK seperti berikut ini.

1. Memiliki pengetahuan atau pemahaman

Dari contoh yang dipaparkan pada subunit pertama dari identifikasi

masalah yang dilakukan dan setelah melakukan refleksi, kemudian guru

menyimpulkan bahwa rendahnya keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran

IPA yang diajarkannya salah satunya disebabkan karena siswa belum dilibatkan

secara intensif di dalam mengemukakan atau memperkaya materi pelajaran

dengan contoh-contoh nyata. Guru tersebut menyadari bahwa dirinya masih

terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran. Dalam mengungkapkan contoh-

contoh nyata mestinya siswa dapat dilibatkan, akan tetapi ia merasakan bahwa

hal-hal itu selama ini lebih banyak dilakukanya sendiri. Karena itu melalui PTK ia

merencanakan memperbaiki metode pembelajarannya sendiri dengan

memfokuskan pada pelibatan siswa di dalam pemberian contoh-contoh nyata

sebagai tindakan perbaikan. Contoh yang lain juga dapat diungkapkan dari

pengalaman seorang guru yang mengajar mata pelajaran Biologi pada kelas 8 di

salah satu SMP negeri. Hampir setiap kali ia mengajar pelajaran Biologi di kelas

tersebut ia mengamati bahwa anak-anak tidak memiliki motivasi di dalam

kegiatan pembelajaran. Dari dokumen kelas terutama daftar nilai siswa yang ia

cermati memang rata-rata nilai siswa yang dicapai pada mata pelajaran tersebut

rendah. Ia merasa prihatin dengan masalah tersebut, dan menurutnya masalah itu

merupakan hal mendasar dalam pembelajaran yang dikelolanya. Dari hasil

refleksi yang ia lakukan dan hasil kajian terhadap dokumen kelas, maka ia

menyimpulkan besar kemungkinan metode-metode pembelajaran yang ia

gunakan kurang mendorong keterlibatan siswa, sehingga motivasi siswa dalam

mengikuti pelajaran tersebut rendah. Selanjutnya setelah berdiskusi dengan

beberapa rekan sejawat, ia memutuskan untuk melaksanakan perbaikan

27

Page 28: BAC-PPSD-6

6.

pembelajaran dengan melakukan PTK di kelasnya. Tindakan perbaikan yang

dipilihnya adalah mengembangkan metode Role Plying.

Jika dikaitkan dengan aspek yang kita bahas sekarang, menurut Anda apa

yang harus guru pikirkan jika ia telah menentukan tindakan tersebut sebagai upaya

perbaikan pembelajarannya? Anda tentu memahami jika solusi tindakan yang

dipilih tersebut tidak dipahami dengan baik oleh guru tentu akan sulit

diimplementasikan bukan ? Karena itu, pertama yang harus dipikirkan guru adalah

apakah ia memahami tentang tindakan perbaikan tersebut. Pada contoh kasus

pertama tentu guru harus mengetahui bagaimana mekanisme pelibatan siswa di

dalam mengungkapkan contoh. Pada contoh kasus yang kedua, guru harus

memiliki pemahaman tentang metode Role Plying sebagai metode pembelajaran.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kedua hal tersebut,

guru harus mengkaji teori, hasil-hasil penelitian, tulisan-tulisan orang lain pada

jurnal, buletin, majalah-majalah pendidikan atau berdiskusi teman sejawat

maupun melalui cara-cara lain yang dimungkinkan. Jika di lingkungan guru

tersebut telah tersedia internet, mungkin pencarian sumber-sumber pendukung

untuk mendalam materi ini tidak terlalu sulit.

Selain pentingnya pemahaman terhadap substansi tindakan, juga sangat

penting pemahaman guru tentang prosedur pengembangannya melalui PTK. Guru

harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan PTK, baik cara merencanakan,

melaksanakan, pengumpulan dan analisis data dan refleksi serta hal-hal lain yang

terkait dengan pelaksanaan PTK. Dengan demikian berarti secara umum ada dua

hal yang harus dipahami guru, yaitu; Pertama, pemahaman tentang hal yang

berkaitan dengan substansi tindakan yang dipilih sebagai solusi pemecahan

masalah pembelajaran. Kedua, pemahaman berkenaan dengan PTK itu sendiri.

Jika kedua komponen ini telah dipahami guru, maka ia dapat merencanakan PTK.

Anda tentu masih ingat saran yang sering disampaikan dalam beberapa bagian

pembahasan, yaitu jangan mengambil atau mengangkat suatu masalah untuk

dikembangkan dalam PTK jika guru tidak memiliki pemahaman yang memadai

tentang hal itu.

28

Page 29: BAC-PPSD-6

6.

2. Kemampuan Siswa

Anda telah diajak untuk mengkaji secara mendalam bagian-bagian awal

unit yang membahas tentang PTK. Salah satu bagian yang sangat penting adalah

tentang tujuan PTK. Tentu Anda tidak akan lupa bahwa muara dari PTK adalah

dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa bukan? Karena itu setiap upaya

perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru harus diukur keberhasilannya

melalui perubahan yang dicapai oleh siswa. Jika guru melihat bahwa metode atau

teknik tertentu sangat menarik untuk diterapkan di dalam pembelajaran, maka di

samping guru bertanya apakah dirinya memahami dengan baik metode atau teknik

tersebut, pertanyaan selanjutnya yang harus mendapat jawaban adalah, apakah

siswa-siswa bisa atau mampu melaksanakannya. Ada seorang guru Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan yang sangat tertarik dengan penampilan anak-anak pada

salah satu pertunjukan olah raga yang disaksikannya. Kemudian ia berencana

menerapkan cara-cara tersebut pada siswa-siswanya, tentu hal itu merupakan

keinginan baik yang perlu mendapat dukungan. Akan tetapi guru tersebut perlu

bertanya sebelum benar-benar menyusun rencana untuk menerapkannya.

Misalnya apakah siswa-siswa yang saya ajarkan memiliki kesamaan dengan apa

yang saya saksikan, baik dari tingkatan kelas, pengetahuan awalnya, kesiapan dan

kesanggupan fisik dan seterusnya.

Kita tentu masih ingat juga bahwa dalam paradigma pembelajaran yang

berpusat pada siswa, siswa merupakan sentral dari segala kegiatan pembelajaran.

Jika hal ini kita pahami dengan baik, maka kita tidak akan pernah lupa

memikirkan tindakan yang kita pilih untuk dikaji dari dimensi mereka. Dalam

merencanakan PTK kita dapat mengambil contoh, misalnya ketika seorang guru

memutuskan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran Matematika yang

diajarnya dengan meningkatkan intensitas latihan pengerjaan soal bagi siswa-

siswa kelas empat Sekolah Dasar. Hal pokok yang sangat penting dilakukan

adalah mengkaji seberapa besar tingkat kemampuan siswa di dalam mengerjakan

latihan. Berapa seringnya latihan itu dilakukan dan berapa banyak jumlah soal

yang diberikan setiap kali latihan harus dikaji oleh guru secara cermat, karena

ketidaktepatan di dalam penentuannya, disamping memberikan beban yang tidak

29

Page 30: BAC-PPSD-6

6.

sesuai bagi siswa, juga dikhawatirkan motivasi siswa di dalam mengerjakan

latihan tersebut justru semakin menurun. Jika hal itu terjadi maka harapan guru

agar terjadi perubahan hasil belajar pada siswa-siswanya hanya menjadi angan-

angan belaka, sementara ia telah menghabiskan waktu dan energi yang tidak

sedikit untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan tersebut. Karena itu, jika

Anda memutuskan untuk melakukan suatu tindakan perbaikan dalam PTK, kaji

dan cermati dengan seksama kemampuan siswa-siswa Anda.

3. Ketersediaan sarana dan fasilitas

Jika tindakan perbaikan yang tertuang dalam hipotesis Anda berkaitan

dengan penggunaan sarana atau fasilitas tertentu, maka di samping mengkaji point

pertama dan kedua di atas, Anda juga harus mengkaji ketersediaan dan

keterpakaian sarana dan fasilitas pendukung tersebut. Sebagai contoh, seorang

guru IPA yang mengajar pada salah satu sekolah dasar merencanakan

mengembangkan PTK dengan merumuskan judul penelitiannya sebagai berikut:

“Model Pemanfaatan KIT IPA SD yang Efektif untuk Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran IPA”. Menurut Anda fasilitas apa yang harus ada dan diyakini

kelengkapannya untuk mendukung pelaksanaan tindakan dalam PTK guru

tersebut? Apa yang dapat dilakukan guru di dalam melakukan tindakan perbaikan

pembelajarannya bilamana tidak tersedia KIT IPA. Apa kendala yang dihadapi

guru bilamana KIT IPA yang dimiliki sekolah tersebut tidak lengkap sebagaimana

mestinya, sementara pada PTK guru telah merumuskan model pemanfaatan KIT

IPA yang efektif.

Mungkin pada tempat yang berbeda atau kesempatan lain di lingkungan

sekolah Anda, ada guru yang bermaksud meningkatkan keterampilan siswa dalam

menggunakan atau memanfaatkan alat-alat seni melalui proses pembelajaran

kesenian yang dikelolanya. Penelitian semacam ini baik untuk dilakukan karena

perubahan hasil belajar yang diharapkan dapat diamati secara langsung oleh guru.

Persoalan pokok yang perlu dicermati secara seksama adalah ketersediaan alat-

alat seni yang diperlukan, di samping tetap mengkaji kemampuan atau

keterampilan guru sendiri untuk melaksanakan tindakan tersebut tidak akan kalah

30

Page 31: BAC-PPSD-6

6.

pentingnya. Untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap pentingnya fasilitas

dan sarana sebagai dasar menilai kelayakan hipotesis tindakan ini, coba Anda

perkaya dengan contoh-contoh yang dapat disusun sendiri atau berdiskusi dengan

rekan-rekan Anda untuk merumuskan beberapa judul PTK di mana tindakan

perbaikannya mempersyaratkan ketersediaan fasilitas dan sarana sebagai

pendukung utama.

4. Waktu yang tersedia

Pernyataan-pernyataan yang sering kita jumpai pada pembahasan

sebelumnya yang harus selalu kita ingat adalah bahwa tugas utama guru adalah

mengajar. Oleh sebab itu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas selalu

diupayakan agar tidak terganggu oleh kegiatan-kegiatan lain, terlebih lagi

kegiatan tersebut memang ditujukan untuk memperbaiki kinerja pembelajaran

seperti PTK. Di dalam menyusun rencana tindakan, bahkan sejak menentukan

alternatif tindakan yang dikembangkan dalam PTK, kecermatan guru di dalam

melihat waktu pembelajaran yang tersedia harus diletakkan sebagai bagian

penting. Bisa jadi tindakan perbaikan yang dipilih atau ditawarkan akan mampu

memberikan jaminan hasil perubahan yang akan dicapai, akan tetapi tidak

mungkin dapat dilaksanakan dengan baik dengan waktu yang tersedia. Sebagai

contoh, guru bermaksud membawa siswa memperhatikan aktivitas di jalan raya

untuk mendorong siswa agar mampu mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka

terhadap ketertiban berlalu lintas di jalan raya. Ada beberapa dimensi yang harus

dianalisis guru berkenaan dengan waktu. Misalnya berapa jauh jarak antara

sekolah dan jalan raya, sehingga dapat diperkirakan waktu yang dipergunakan

siswa untuk menuju dan kembali dari tempat tersebut. Berapa lama waktu yang

digunakan untuk mengamati aktivitas di jalan raya. Setelah selesai mengamati

kegiatan apa yang akan dilakukan siswa, dan berapa lama waktu yang disediakan

untuk kegiatan tersebut. Contoh lain, seandainya guru akan membawa siswa-

siswa melakukan eksperimen di laboratorium dalam proses pembelajaran Fisika.

Untuk keperluan tersebut guru harus cermat menetapkan waktu untuk

melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajarannya. Berapa lama waktu

31

Page 32: BAC-PPSD-6

6.

untuk menjelaskan kegiatan, berapa lama waktu melakukan praktik di

laboratorium, berapa lama waktu merumuskan hasil, dan berapa waktu yang

digunakan untuk mendiskusikannya. Sekali lagi Anda tidak boleh mengabaikan

faktor waktu dalam menilai kelayakan hipotesis tindakan Anda. Karena kegagalan

suatu tindakan seringkali lebih banyak terjadi bukan karena kurangnya

kemampuan guru, atau kurangnya sarana dan fasilitas, akan tetapi karena

keterbatasan waktu untuk melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan yang telah

dirancang.

5. Iklim kelas dan iklim sekolah

Adakalanya guru berhadapan dengan suatu keadaan yang berada di luar

kemampuan dan wewenangnya untuk merubah atau mengintervensinya, padahal

keadaan itu sangat mengganggu proses pembelajaran. Letak gedung sekolah yang

sangat berdekatan dengan jalan raya, pabrik, pasar, atau keramaian lain seperti

terminal dan sebagainya adalah beberapa keadaan yang berada di luar wewenang

dan kemampuan guru mengintervensinya. Selain itu di dalam lingkungan sekolah

sendiri juga ditemui keadaan-keadaan yang kurang mendukung, misalnya ruangan

yang terlalu panas, batas antara kelas yang tidak baik sehingga aktivitas apalagi

keributan di kelas lain terdengar dengan jelas oleh siswa. Selain dari keadaan fisik

seperti contoh di atas, iklim psikologis juga dapat memberikan pengaruh bagi

kelancaran pelaksanaan tindakan di dalam PTK. Karena itu berkaitan dengan

iklim kelas dan sekolah ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat

mengkaji secara cermat kelayakan hipotesis Anda.

- Yakinkan bahwa tindakan perbaikan yang akan Anda lakukan tidak

mengganggu kelancaran kegiatan pembelajaran kelas-kelas yang lain, atau

seoptimal mungkin dapat diupayakan mengurangi gangguan bagi kelas yang

lain. Jika tindakan tersebut akan sangat mengganggu aktivitas pembelajaran

guru-guru lain, sebaiknya Anda kaji kembali alternatif tindakan lain yang juga

dapat menjamin perubahan yang Anda harapkan.

- Yakinkan bahwa petunjuk-petunjuk atau penjelasan yang akan anda

sampaikan berkenaan dengan tindakan dalam PTK Anda, dapat didengar dan

32

Page 33: BAC-PPSD-6

6.

dicermati dengan baik oleh siswa. Hal ini semakin diperlukan bilamana

lingkungan kelas atau sekolah Anda sering terganggu oleh berbagai

kegaduhan dari luar, atau dari kelas-kelas yang lain.

- Yakinkan diri Anda bahwa tindakan perbaikan yang Anda pilih didukung oleh

teori-teori atau hasil-hasil penelitian yang sudah ada, bukan sesuatu yang

kontradiktif dengan teori atau hasil penelitian, terlebih lagi yang dapat

meresahkan pihak-pihak yang lain.

Jika Anda telah memutuskan untuk memilih suatu tindakan perbaikan

tertentu dalam rangka menyelesaikan masalah yang Anda hadapi, maka ada

baiknya sekali lagi Anda memikirkan kelayakannya dilihat dari beberapa dimensi,

baik guru, siswa, sarana, waktu dan lingkungan sekolah. Oleh sebab itu mungkin

ada baiknya Anda membuat pertanyaan dan menjawabnya secara terbuka untuk

membuktikan pemahaman Anda tentang alternatif tindakan tersebut dan

kelayakan pelaksanaannya.

C. Beberapa Contoh Hipotesis Tindakan

Sebelum Anda merumuskan hipotesis tindakan, sebaiknya Anda mengkaji

kembali rumusan masalah yang telah Anda susun sebelumnya. Dari permasalahan

yang dirumuskan Anda dapat merumuskan hipotesis tindakan sebagai kerangka

acuan penelitian Anda. Perhatikan beberapa contoh berikut. Bandingkan dengan

rumusan-rumusan yang sudah Anda buat.

Contoh hipotesis Tindakan 1.

Dalam rumusan hipotesis tersebut, ada dua tindakan yang dilakukan guru, yaitu

melibatkan siswa di dalam mengungkapkan contoh-contoh nyata dan

menyimpulkan pelajaran secara bersamaan dalam satu tindakan. Jika guru ingin

33

Jika dalam menjelaskan materi pelajaran IPA guru lebih banyak melibatkan

siswa untuk mengungkapkan contoh-contoh nyata dan menyimpulkan

pelajaran, maka siswa akan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran.

Page 34: BAC-PPSD-6

6.

memfokuskan pada satu tindakan saja, maka ia dapat merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Contoh hipotesi tindakan 2:

Jika guru memilih tindakan perbaikan dengan melibatkan siswa dalam

menyimpulkan pelajaran, maka rumusan hipotesisnya adalah.

Contoh hipotesi tindakan 3:

Dari contoh 1, berarti Anda menggabungkan dua tindakan di dalam perbaikan

pembelajaran, yaitu melibatkan siswa di dalam mengungkapkan contoh-contoh

nyata dan melibatkan siswa di dalam menyimpulkan pelajaran. Sedangkan pada

contoh 2 dan 3, Anda memisahkan masing-masing tindakan tersebut sehingga

hanya melakukan satu tindakan dalam perbaikan. Penentuan tersebut tentu

didasari alasan tertentu. Jika digabungkan mungkin Anda ingin melihat sekaligus

dampak kedua tindakan secara bersamaan. Namun jika dilakukan satu tindakan

secara terpisah mungkin Anda ingin memfokuskan untuk melihat dampak dari

salah satu tindakan tersebut. Sepenuhnya diserahkan kepada Anda untuk

menentukannya. Namun disarankan jika Anda baru tahap awal dalam mencoba

PTK mungkin akan lebih baik jika Anda memfokuskan pada satu tindakan

terlebih dahulu. Namun hal itu sepenuhnya tergantung keputusan Anda. Perlu

Anda ingat bahwa dalam merumuskan hipotesis, Anda harus memerhitungkan

kemampuan dan kesiapan Anda dalam melaksanakan tindakan yang dipilih.

34

Jika dalam menjelaskan materi pelajaran IPA guru lebih banyak melibatkan

siswa untuk mengungkapkan contoh-contoh nyata maka siswa akan lebih

termotivasi dalam proses pembelajaran.

Bilamana dalam pembahasan materi pelajaran IPA guru melibatkan siswa

dalam menyimpulkan pelajaran, diduga siswa akan lebih termotivasi dalam

proses pembelajaran.

Page 35: BAC-PPSD-6

6.

Selain itu tentu saja memperhatikan beberapa hal yang telah dipaparkan

sebelumnya, seperti kemampuan siswa, ketersediaan fasilitas, iklim kelas dan

dukungan sekolah.

Dari uraian dan contoh-contoh di atas, Anda telah memahami manfaat dan

cara merumuskan hipotesis tindakan. Cobalah melakukan latihan sendiri atau

berdiskusi dengan rekan-rekan Anda untuk merumuskan beberapa hipotesis

tindakan serta menilai kelayakannya.

Latihan

4. Coba Anda temukan perbedaan mendasar antara hipotesis yang

umumnya digunakan dalam penelitian-penelitian formal dengan hipotesis

tindakan dalam PTK.

5. Rumuskan beberapa contoh hipotesis tindakan sesuai dengan

masalah pembelajaran yang Anda alami.

Petunjuk mengerjakan latihan

1. Kaji secara seksama pengertian dan manfaat hipotesis dalam penelitian

baik penelitian PTK maupun bagi penelitian non PTK.

2. Perhatikan kembali beberapa cara menilai kelayakan hipotesis

RANGKUMAN

Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan tentang hubungan dua

variabel atau lebih atau sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Di

dalam penelitian ilmiah, hipotesis merupakan alat yang penting. Pertama,

hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Kedua, hipotesis

digunakan di dalam telaah ilmiah. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar

dayanya untuk memajukan pengetahuan. Dalam kajian PTK hipotesis

tindakan dapat dipahami sebagai suatu dugaan yang akan terjadi jika suatu

35

Page 36: BAC-PPSD-6

6.

tindakan dilakukan, atau sebagai suatu tindakan yang diduga akan dapat

memecahkan masalah yang diteliti.

Menilai kelayakan hipotesis tindakan sama artinya mengkaji secara

cermat kelayakan tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah

pembelajaran yang dihadapi. Beberapa hal yang perlu dijadikan dasar untuk

mempertimbangkan kelayakan hipotesis tindakan adalah; (1) kemampuan untuk

melaksanakan tindakan, (2) ketersediaan sarana/fasilitas, (3) kecukupan waktu,

(4) iklim sekolah dan iklim belajar di kelas. Agar hipotesis tindakan dapat

dilaksanakan dan terbukti mampu membawa perubahan yang diharapkan, maka

sebelum Anda merumuskan hipotesis tindakan, sebaiknya Anda mengkaji

kembali rumusan masalah yang telah Anda susun sebelumnya.

TES FORMATIF 2

Berikut ini disediakan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur

pemahaman anda mengenai uraian, contoh, dan rangkuman yang tercantum dalam

kegiatan belajar sebelumnya.

Pilihlah alternatif A, B, C atau D dengan cara memberikan tanda silang (X) pada

jawaban yang Anda anggap paling benar.

1. Secara umum hipotesis di dalam penelitian diartikan sebagai...

A. jawaban sementara yang perlu diuji kebenarannya

B. jawaban dari hasil penelitian yang bersifat sementara

C. kajian-kajian ilmiah yang masih terbatas dan sementara

D. struktur hasil penelitian yang bersifat sementara

2. Di antara ciri hipotesis penelitian yang baik adalah…

A. mencakup teori-teori yang luas dan mendasar

B. dirumuskan dalam beberapa bentuk yang berbeda

C. dapat diuji kebenaran dan ketidakbenarannya

D. dapat dilaksanakan dengan mudah oleh setiap orang

36

Page 37: BAC-PPSD-6

6.

3. Dalam perkembangan awalnya pengetahuan berbentuk hipotesis-hipotesis

yang selanjutnya menjadi dasar untuk berkembangnya ilmu pengetahuan. Hal

ini mengandung arti bahwa hipotesis…

A. merupakan pedoman bagi pengembangan ilmu pengetahuan

B. memiliki daya yang besar untuk memajukan pengetahuan

C. memiliki kemampuan mengontrol kemajuan ilmu pengetahuan

D. memiliki kekuatan menilai perkembangan ilmu pengetahuan

4. Hipotesis tindakan dalam PTK dapat dipahami sebagai…

A. tindakan yang perlu diuji kebenaran dan ketidakbenarannya

B. tindakan yang diduga dapat memecahkan masalah yang diteliti

C. tindakan yang memerlukan perbaikan melalui proses pembelajaran

D. tindakan yang diduga dapat memecahkan berbagai persoalan di kelas

5. Dilihat dari urutan langkah kegiatan dalam perencanaan PTK, perumusan

hipotesis dilakukan…

A. setelah melakukan identifikasi masalah

B. setelah melakukan analisis masalah

C. setelah melakukan pengumpulan data awal

D. setelah melakukan perumusan masalah

6. Kegiatan yang lebih penting dilakukan guru sebelum merumuskan hipotesis

tindakan adalah…

A. melakukan kajian teori

B. mengurus izin penelitian

C. mempersiapkan skenario pembelajaran

D. menata ruangaan kelas agar lebih kondusif

7. Mengkaji kelayakan hipotesis tindakan pada hakikatnya adalah…

A. mengkaji kelayakan sekolah dalam mendukung PTK

B. mengkaji kelayakan bahan belajar yang akan digunakan guru

C. mengkaji kelayakan tindakan sebagai cara pemecahan masalah

D. mengkaji kelayakan teori yang mendukung tindakan

8. Bu Arni merumuskan hipotesis tindakan yang berbunyi; “Bilamana

pembahasan materi pelajaran Biologi dilakukan dengan metode Role Playing

37

Page 38: BAC-PPSD-6

6.

maka pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan lebih baik”. Penilaian

kelayakan hipotesis tindakan harus dikaji dari beberapa aspek berikut,

kecuali…

A. pemahaman guru tentang metode Role Playing

B. pemahaman siswa tentang metode Role Playing

C. ketersediaan waktu untuk mengembangkan metode Role Playing

D. iklim kelas yang mendukung implementasi metode Role Playing

9. Penilaian terhadap kemampuan guru di dalam melaksanakan tindakan dalam

PTK dapat dilihat dari...

A. keterampilan melaksanakan tindakan yang akan dilakukan

B. kesesuaian latar pendidikan dengan bentuk tindakan yang akan dilakukan

C. pengalaman dalam melaksanakan PTK sebelumnya

D. Kemampuannya menjelaskan substansi tindakan kepada guru

10. Kemampuan siswa merupakan komponen sangat penting untuk

dipertimbangkan di dalam merencanakan tindakan PTK, karena…

A. data dalam PTK akan dianalis bersama sejumlah siswa

B. perencana dan pelaku utama dalam PTK adalah siswa

C. perbaikan pembelajaran bermuara pada kepentingan siswa

D. keberhasilan PTK sangat ditentukan oleh siswa

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang

terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

pergunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda

tentang bahan ajar dalam sub unit ini.

Rumus Perhitungan:

Jumlah jawaban yang benarTingkat Penguasaan Anda = X 100

10

38

Page 39: BAC-PPSD-6

6.

Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:

Skor 90 – 100, berarti sangat baik

Skor 80 – 89, berarti baik

Skor 70 – 79, berarti cukup baik

Skor 0 – 69, berarti kurang

Apabila skor Anda mendapat 80 ke atas, berarti bahwa penguasaan Anda tentang

bahan ajar dalam sub unit ini ”Baik” atau bahkan ”Sangat Baik”, maka Anda

dapat melanjutkan ke unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda

masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari

kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai

dengan baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih keliru

menjawabnya.

39

Page 40: BAC-PPSD-6

6.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Borg Walter, R. (1981). Applying Educational Research: A Practical Guide for Teachers. USA: Longman Inc.

Borg Walter, R & Gall Joyce, P. (2003). Educational Research An Introducion. Sevent Edition. USA: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Editorial Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP. (2001). Pedoman Teknis Pelaksanaan Classroon Action Research (CAR). Pelangi Pendidikan, Vol 4 Nomor 2 tahun 2001.

Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham: Open University Press.

Kerlinger Fred, N. (1993). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

McMillan James, H & Schumacher, S. (2001). Research in Education: A Conceptual Introduction. Fifth Edition. USA: Addision Wesley Longman, Inc.

Sudarsono, FX. (1996/1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bagian Kedua: Rencana, Desain dan Implementasi. Dirjen Dikti.

Wardani, IG.A.K. (2003). Hakikat Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

40

Page 41: BAC-PPSD-6

6.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1) B Identifikasi masalah merupakan kegiatan awal dalam PTK

2) D Identifikasi yang dilakukan akan menghasilkan daftar masalah

3) B Masalah pembelajaran dapat ditemukan melalui identifikasi

masalah

4) C Melakukan refleksi merupakan merupakan salah satu cara dalam

identifikasi masalah.

5) D Tujuan utama analisis masalah adalah mempertajam masalah.

6) A Pilihan lain kurang mendukung analisis masalah

7) B Permusan masalah dapat diartikan pernyataan masalah secara jelas.

8) B Minimnya alat pelajaran termasuk masalah strategis akan tetapi

tidak tepat dikaji atau dipecahkan melalui PTK

9) D Dengan melakukan refleksi akan dapat dikaji secara mendalam

masalah yang mendesak.

10) A Masalah yang sangat penting dan bermakna bagi pembelajaran

merupakan prioritas untuk dikaji melalui PTK

Tes Formatif 2

41

Page 42: BAC-PPSD-6

6.

1) A Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang perlu

diuji melalui penelitian.

2) C Hipotesis harus dapat uji kebenaran dan ketidakbenarannya.

3) B Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, hipotesis memiliki daya

yang besar untuk memajukan pengetahuan.

4) B Dalam PTK hipotesis diartikan sebagai tindakan yang diduga

dapat memecahkan masalah yang diteliti

5) D Hipotesis yang dirumuskan harus beranjak dari perumusan

masalah.

6) A Hasil-hasil kajian teori menjadi landasan di dalam perumusan

hipotesis

7) C Mengkaji kelayakan hipotesis tindakan mempunyai arti yang

sama denagn mengkaji kelayakan tindakan perbaikan.

8) B Yang diharuskan memahami metode pembelajaran adalah guru

9) A Keterampilan melaksanakan tindakan merupakan salah satu

indikator kemampuan guru melaksanakan PTK.

10) C Pelaksanaan PTK hakikatnya adalah untuk kepentingan

pembelajaran siswa.

42

Page 43: BAC-PPSD-6

6.

GLOSARIUM

Identifikasi masalah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginventarisasi, menyusun atau menemukan masalah nyata yang terjadi. Di dalam rangkaian PTK, kegiatan identifikasi masalah yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan daftar masalah yang terjadi di kelas atau dalam proses pembelajaran.

Dokumen kelas adalah segala bentuk data yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Sebagian besar dokumen kelas berkaitan dengan data tentang siswa di kelas tersebut.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk memperoleh data berkenaan dengan sesuatu hal yang diteliti.

Refleksi diri = bercermin diri, introspeksi diri, merenung aktivitas yang sudah dilakukan diri untuk menemukan keadaan yang sebenarnya, terutama sekali menemukan kelemahan atau kekurangan dari perilaku atau sesuatu yang telah dilakukan.

43