thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4doc/2011-2-00407-ak bab4001.doc  · web viewhal lain...

111
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Hasil Penelitian a. Penjabaran Insentif pajak di Indonesia Penantian dunia usaha berupa “pemanis” bagi mereka akhirnya terjawab. Fasilitas pajak untuk penanaman modal di Indonesia telah diberlakukan dan diperbaharui. Pemanis itu bernama paket regulasi tentang fasilitas pembebasan pembayaran Pajak Penghasilan untuk jangka waktu tertentu (Tax Holiday). Alasan kebijakan ini adalah azas manfaat bagi usaha penerimanya terhadap daya saing ekonomi dan industri di Tanah Air. Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal (diatur dalam UU No.25 Tahun 2007 Pasal 18) yang melakukan penanaman modal sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria berikut ini: 1. Menyerap banyak tenaga kerja; 2. Termasuk pembangunan infrastruktur; 66

Upload: lyhanh

Post on 12-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

a. Penjabaran Insentif pajak di Indonesia

Penantian dunia usaha berupa “pemanis” bagi mereka akhirnya terjawab.

Fasilitas pajak untuk penanaman modal di Indonesia telah diberlakukan dan

diperbaharui. Pemanis itu bernama paket regulasi tentang fasilitas

pembebasan pembayaran Pajak Penghasilan untuk jangka waktu tertentu

(Tax Holiday). Alasan kebijakan ini adalah azas manfaat bagi usaha

penerimanya terhadap daya saing ekonomi dan industri di Tanah Air.

Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal (diatur dalam UU

No.25 Tahun 2007 Pasal 18) yang melakukan penanaman modal sekurang-

kurangnya memenuhi salah satu kriteria berikut ini:

1. Menyerap banyak tenaga kerja;

2. Termasuk pembangunan infrastruktur;

3. Melakukan alih teknologi;

4. Melakukan industri pionir;

5. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau

daerah lain yang dianggap perlu;

6. Menjaga kelestarian lingkungan hidup;

7. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;

8. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi; atau

66

Page 2: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

9. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang

diproduksi di dalam negeri.

Secara ringkas insentif pajak yang diberikan untuk penanaman modal di

Indonesia penulis jabarkan sebagai berikut:

b. Tax Allowance ( Pengurangan Pajak)

1. Dasar Hukum:

Pasal 31A UU PPh, PP No. 1/2007 yang kemudian disempurnakan

Peraturan Pemerintah No. 62/2008, PP No.52/2011, dan Peraturan

Kepala BKPM No.14/2009 Pasal 53.

2. Syarat:

Bidang Usaha tertentu dan daerah - daerah tertentu sesuai lampiran I

& II PP No. 62/2008.

a. Mengajukan surat permohonan ke kepala BKPM ( Badan

Koordinasi Pasar Modal).

b. Harus memiliki Izin Prinsip penanaman modal.

3. Tatacara:

Wajib Pajak mengajukan permohonan ke kepala BKPM kemudian

Kepala BKPM mengusulkan pada Menteri Keuangan, yang

kemudian disusul dengan terbitnya keputusan Menteri Keuangan.

4. Fasilitas yang didapat:

a. Pengurangan Penghasilan Netto untuk perhitungan PPh Badan

30% dari jumlah penanaman modal, dibebankan selama 6 tahun

masing-masing 5% pertahun dihitung sejak tahun penetapan saat

67

Page 3: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

dimulainya produksi komersial.

b. Penyusutan dan amortisasi dipercepat 2x lebih cepat dan dapat

mengurangi laba kena pajak dan PPh badan.

c. Pajak atas deviden SPLN (Subjek Pajak Luar Negeri) 10% atau

5% tarif Tax Treaty.

d. Kompensasi kerugian lebih dari 5 tahun dan tambahan 1 tahun

dilakukan di kawasan industri/berikat; tetapi tidak lebih dari 10

tahun.

5. Kewajiban Pelaporan:

Laporan ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP): 10 hari setelahnya per

semester, yaitu:

a. Realisasi penanaman modal sampai dengan selesainya seluruh

investasi;

b. Realisasi produksi sejak saat dimulainya produksi komersial;

Penggunaan aktiva tetap yang digunakan untuk tujuan selain

yang diberikan fasilitas;

c. Pengalihan sebagian atau seluruh aktiva tetap yang mendapatkan

fasilitas; dan

d. Penggantian aktiva tetap yang dialihkan yang diganti dengan

aktiva tetap yang baru.

e. Melampirkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh

Kantor Akuntan Publik pada Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan.

68

Page 4: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

c. Tax Holiday ( Pembebasan Pajak)

1. Dasar Hukum:

Undang-Undang Penanaman Modal No.25 Pasal 18 ayat (5),

Peraturan Pemerintah No. 94/2010 yang disempurnakan melalui

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.130/PMK.011/2011.

2. Syarat:

a. Merupakan industri pionir ( industri yang memiliki keterkaitan

yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi,

memperkenalkan teknologi baru dan memiliki nilai strategis bagi

perekonomian nasional): Industri logam dasar; Industri

pengilangan minyak bumi dan/ atau kimia dasar organik yang

bersumber dari minyak bumi dan gas alam; Industri permesinan;

Industri di bidang sumberdaya terbarukan; dan/atau Industri

peralatan komunikasi.

b. Modal paling sedikit Rp 1.000.000.000.000,00 (satu triliun

rupiah).

c. Menempatkan dana di perbankan Indonesia paling sedikit 10 %

dari total rencana penanaman modal. Hal ini bertujuan dalam

menjaga konsistensi dan sebagai jaminan investor dalam

berinvestasi di Indonesia.

d. Harus berstatus sebagai badan hukum Indonesia yang

pengesahannya ditetapkan paling lama 12 (dua belas) bulan

69

Page 5: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

sebelum PMK No.130/PMK.011/2011 berlaku (15 Agustus 2011)

atau pengesahannya ditetapkan sejak atau setelah berlakunya.

e. Telah merealisasikan seluruh penanaman modalnya dan telah

berproduksi secara komersial, termuat dalam Peraturan Dirjen

Pajak Nomor : PER-45/PJ/2011.

3. Tatacara:

Pengajuan permohonan seperti yang tertera pada PMK Tax Holiday,

yaitu PMK No.130/PMK.011/2011 Pasal 10 bahwa pengajuan

permohonan atau usulan untuk memberikan fasilitas hanya bisa

dilakukan sampai tiga tahun setelah Peraturan Menteri Keuangan

diterbitkan, yaitu hanya sampai tahun 2014. Wajib Pajak

mengajukan permohonan ke kepala BKPM (Badan Koordinasi Pasar

Modal). Setelah melalui beberapa penilaian awal yang dilakukan

dalam waktu 14 hari kerja, usulan dimaksud akan dikirimkan kepada

Komite Verifikasi untuk diperiksa lebih lanjut. Komite Verifikasi

terdiri dari perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian, Menteri Keuangan, Departemen Perindustrian, dan

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Proses persetujuan

Tax Holiday dilakukan dalam 30 hari kerja. Jika disetujui oleh

Komite, Menteri Keuangan akan mengeluarkan Surat Keputusan

untuk memberikan Tax Holiday kepada investor. Keputusan yang

dihasilkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan pertimbangan dan

70

Page 6: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

rekomendasi dari komite verifikasi dan setelah berkonsultasi dengan

Presiden Republik Indonesia.

Kepala BKPM menyampaikan permohonan fasilitas oleh industri

pionir kepada Menteri Keuangan dengan melampirkan fotokopi:

a. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak

b. Surat persetujuan penanaman modal baru yang diterbitkan

c. Bukti penempatan dana di perbankan di Indonesia

d. Ketersediaan infrastruktur di lokasi investasi

e. Penyerapan tenaga kerja domestik

f. Kajian mengenai pemenuhan kriteria sebagai industri pionir

g. Rencana tahapan alih teknologi yang jelas dan konkret

h. Adanya ketentuan mengenai tax sparing di negara domisili

Gambar IV.1

Skema pengajuan fasilitas Tax Holiday

71

Investor BKPM

Komite Verifikasi

si

Menteri Keuangan

mengajukan permohonan

memberikan persetujuan

Page 7: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

4. Fasilitas yang didapat:

a. Pembebasan PPh badan jangka waktu 5 - 10 tahun terhitung sejak

Tahun Pajak dimulainya produksi komersial.

b. Setelah berakhirnya pemberian fasilitas pembebasan PPh badan,

Wajib Pajak diberikan pengurangan PPh badan sebesar 50% dari

Pajak Penghasilan terutang selama 2 Tahun Pajak.

c. Wajib Pajak yang telah telah memperoleh fasilitas Pajak

Penghasilan berdasarkan Pasal 31A Undang-Undang Pajak

Penghasilan, tidak dapat memperoleh fasilitas pembebasan atau

pengurangan Pajak Penghasilan Badan berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan ini.

5. Kewajiban Pelaporan:

Laporan ke Direktorat Jenderal Pajak ( diatur dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-44/PJ/2011), yaitu :

a. Laporan penggunaan dana yang ditempatkan di perbankan di

Indonesia harus disampaikan secara triwulan.

b. Laporan realisasi penanaman modal yang telah diaudit harus

disampaikan secara tahunan.

c. Perusahaan yang telah mendapatkan fasilitas tersebut secara

berkala (setiap enam bulan) harus menyampaikan laporan

realisasi investasi yang meliputi realisasi produksi komersial

tahunan, pemanfaatan fasilitas, penyerapan tenaga kerja serta

penggunaan alih teknologi.

72

Page 8: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Dalam siaran pers Direktur Jenderal Pajak dan Kementerian

Keuangan, Jakarta, per tanggal 28 Desember 2011, kedua laporan

tersebut disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak dan Komite

Verivikasi Pemberian Tax Holiday. Apabila wajib pajak badan penerima

Tax Holiday tidak menyampaikan laporan sesuai batas waktu yang telah

ditetapkan, maka Direktur Jenderal Pajak dapat mengusulkan kepada

komite verivikasi pemberian Tax Holiday guna menyampaikan

rekomendasi kepada Menteri Keuangan untuk mencabut fasilitas Tax

Holiday yang telah diberikan.

IV.2. Pembahasan Hasil Penelitian

IV.2.1. Justifikasi Fasilitas Tax Holiday di Indonesia

Berdasarkan studi dokumenter dan kegiatan wawancara pada objek penelitian

yang dilakukan penulis, keberadaan PMK Tax Holiday yang kembali muncul ini dilalui

dengan proses perumusan yang tidak secara instan. Perumusan PMK Tax Holiday

dilandasi oleh “payung” hukum yang kuat dalam artian merupakan bentuk pembenaran

atau justifikasi dari peraturan yang telah ada sebelumnya dan berdasarkan penyesuaian

kebutuhan untuk keberlangsungan ekonomi Indonesia.

a. Justifikasi Hukum

Bahwasannya Tax Holiday tidak dikenal di sistem perpajakan Indonesia,

hingga sekarang ini. Dapat ditarik kesimpulan bahwa perlu dilakukannya

amandemen perundang-undangan perpajakan jika ingin diberlakukannya Tax

Holiday dan perlu dikritisi beberapa hal dalam mengeluarkan kebijakan tersebut.

73

Page 9: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Selain harus tepat sasaran, dasar hukum Tax Holiday haruslah jelas.

Pajak dipungut harus berdasarkan UU, demikian juga insentif Tax Holiday

haruslah diatur oleh setara UU. Minimal terdapat regelling dari UU kepada

pemerintah (berbentuk PP atau PMK) untuk mengatur Tax Holiday ini.

Setelah sempat vakum diberlakukannya Tax Holiday sejak tahun 1984,

dalam perjalanannya pemerintah tetap memberikan fasilitas pajak untuk

penanaman modal di Indonesia berupa keringanan atau pengurangan pajak atau

lebih dikenal dalam istilah Tax Allowance (Pengurangan Pajak). Dasar hukum

dari Tax Allowance ini sudah jelas tertuang pada Pasal 31A Undang – Undang

Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang merupakan perubahan

keempat atas UU No.7 Tahun 1983. Namun yang sempat menjadi permasalahan

adalah dasar hukum pembebasan pajak atau yang lebih dikenal sebagai Tax

Holiday. Dikarenakan sesuai keterangan yang terlampir diatas bahwa Tax

Holiday regime telah berakhir dengan diterbitkannya tax reform Undang –

Undang Nomor 7 Tahun 1983.

Dengan mengakomodasi dari fasilitas keringanan pajak sebelumnya

maka terbitlah dasar hukum untuk Tax Holiday di Indonesia, yaitu PP (Peraturan

Pemerintah) No.94/2010 yang disempurnakan dengan PMK (Peraturan Menteri

Keuangan) No.130/PMK.011/2011 yang pengesahannya dilakukan Pada 15

Agustus 2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak

Penghasilan Badan atau lebih umum dikenal dengan PMK Tax Holiday.

Kebijakan PMK Tax Holiday yang telah dikeluarkan harus memiliki

dasar hukum yang jelas serta tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terdapat

74

Page 10: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kebijakan ini merupakan turunan, hierarchy

dan bentuk justifikasi dari Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal Pasal 18 (5) dan PP (Peraturan Pemerintah) No.94 Tahun

2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak

Penghasilan dalam Tahun Berjalan Pasal 29 dan Pasal 30.

Adapun kutipan dari UU No.25 Tahun 2007 Pasal 18 ayat (5) adalah

sebagai berikut:

Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.

Dan kutipan dari PP No.94 Tahun 2010 Pasal 29 adalah sebagai berikut:

Kepada Wajib Pajak yang melakukan penanaman modal baru yang merupakan industri pionir, yang tidak mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31A Undang-Undang Pajak Penghasilan dapat diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Kutipan dari PP No.94 Tahun 2010 Pasal 30 adalah sebagai berikut:

“Ketentuan mengenai pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak

Penghasilan badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 diatur dengan

Peraturan Menteri Keuangan.”

Dari kutipan-kutipan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk yang

lebih rinci, yaitu PMK Tax Holiday. Penyesuaian yang lebih rinci tersebut

terungkap dalam Pasal 3 ayat (2) berkenaan dengan industri pionir yang

dimaksud, yaitu :

75

Page 11: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

1. Industri logam dasar;

2. Industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang

bersumber dari minyak bumi dan gas alam;

3. Industri permesinan;

4. Industri di bidang sumberdaya terbarukan; dan/atau

5. Industri peralatan komunikasi

Pemberian insentif fiskal, yaitu PMK Tax Holiday dilakukan secara

selektif. Pemerintah tidak boleh mengobral insentif perpajakan yang justru

menjadi bumerang karena berpotensi mengurangi penerimaan negara.

Pemerintah juga tidak boleh diskriminatif sehingga menimbulkan iri hati sektor

lain yang tidak mendapat fasilitas. Harus dicegah dampak trade off, misalnya

insentif kepada sektor tertentu ternyata justru dapat mengancam sektor lain yang

tidak kalah strategis. Penentuan perusahaan yang berhak mendapat PMK Tax

Holiday pun harus dilakukan secara transparan dan akuntabel. Aspek lain yang

tidak kalah krusial dalam pemberian insentif ini adalah kontrol dan evaluasi

terhadap perusahaan yang mendapat fasilitas istimewa ini. Perlu audit reguler

untuk melihat apakah perusahaan tersebut menjalankan usaha sesuai rencana

bisnis ketika mengajukan proposal untuk memperoleh Tax Holiday. Kontrol ini

penting guna mencegah penyalahgunaan.

Bila menilik ke belakang, pelaksanaan Tax Holiday kali ini bukan yang

pertama di Indonesia, namun sudah ada di periode sebelumnya, yaitu UU No.

1/1967 tentang Penanaman Modal Asing. Pada pasal 15 dan 16 UU No.1/1967

mengatur tentang pembebasan pajak perseroan dan keringanan pajak perseroan

76

Page 12: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

yang diberikan kepada penananam modal asing. Fasilitas tersebut memberikan

pembebasan dari:

1. Pajak perseroan atas keuntungan jangka waktu tertentu yang tidak melebihi

jangka waktu lima tahun terhitung dari saat usaha tersebut mulai

berproduksi;

2. Pajak devisa atas bagian laba yang dibayarkan kepada pemegang saham,

selama laba tersebut diperoleh tidak melebihi jangka waktu lima tahun;

3. Bea masuk pada waktu perusahaan barang-barang perlengkapan tetap

kedalam wilayah Indonesia;

4. Bea materai modal atau penempatan modal yang berasal dari penanaman

modal asing.

Namun kebijakan ini sempat vakum karena alasan hasilnya tidak

memenuhi target pemerintah serta diperlukannya efektifitas yang lebih baik.

Peran insentif tersebut kemudain diganti dengan Tax Allowance (pengurangan

pajak) yang tujuannya tidak jauh berbeda dengan fasilitas Tax Holiday.

UU No.1/ 1967 tidak diberlakukan lagi karena dua keadaan. Pertama,

memang pada periode tersebut sebenarnya Tax Holiday belum terlalu diperlukan

dikarenakan kondisi perekomian Negara yang belum “menuntut” untuk

menggunakannya dan karena pangsa pasar negara yang belum terlalu potensial

dengan penduduk yang belum banyak. Kedua, pelaksanaan Tax Holiday itu

sendiri pelaksanaannya kenyataannya tidak efektif. Hal ini diduga karena

perkembangan situasi dan kondisi sosial, ekonomi, politik, yang tidak

mendukung keberhasilan pelaksanaaan kebijakan ini. Kondisi keamanan dan

77

Page 13: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

kestabilan politik dalam negeri Indonesia merupakan faktor utama yang

dipertimbangkan oleh investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia.

Gambar IV.2

Skema perumusan PMK Tax Holiday

78

UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal Pasal 18

UU PPh No.36 Tahun 2008

PP No.94 Tahun 2010 Pasal 29 dan

Pasal 30

PMK No.130/PMK.011/2011

Page 14: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

b. Justifikasi Ekonomi

Krisis ekonomi dunia yang terjadi beberapa tahun terakhir ini telah

memasuki fase ketidakpastian dan kerentanan yang mendorong pemerintah

untuk mengatasinya dalam bentuk koordinasi skala internasional dengan tujuan

dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan dampak krisis ekonomi dunia

terhadap Indonesia. Namun, berdasarkan krisis yang pernah Indonesia alami

pada krisis ekonomi dunia di tahun 2008-2009 lalu, pemerintah Indonesia

merasa optimis bahwa perekonomian Indonesia akan mampu bertahan terhadap

berbagai guncangan yang timbul dari krisis ekonomi dunia saat ini. Selain itu

krisis ini dianggap sebagai momentum yang membawa kesempatan besar bagi

peningkatan kinerja perekonomian Indonesia dengan secara konsisten akan

melanjutkan transformasi ekonominya dari yang semula menitikberatkan pada

industri pertanian menuju komposisi ekonomi yang lebih berimbang antara

sektor pertanian, manufaktur dan jasa. Diversivikasi ekonomi ini diperkirakan

mampu meningkatkan kekuatan dan kapasitas ekonomi Indonesia, baik untuk

memenuhi kebutuhan dan meningkatkan standard hidup masyarakat Indonesia

sendiri maupun dalam menghadapi guncangan perekonomian dunia.

Dalam teori, literatur, dan fakta yang dapat dipahami bahwa salah satu

pilar utama dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan

berkesinambungan adalah kegiatan investasi (penanaman modal). Investasi yang

79

Page 15: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

dimaksud dapat dalam bentuk fisik seperti infrastruktur maupun instrumen

keuangan seperti modal dan pinjaman.

Grafik IV.1

Realisasi Penanaman Modal Asing tahun 2009-2011

Grafik IV.2

Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri tahun 2009-2011

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal

Tidak dipungkiri bahwa peran dan porsi investor luar negeri atau

80

Page 16: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

penanaman modal asing di Indonesia lebih menjanjikan dibandingkan investor

dalam negeri. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari perkembangan produk

domestik bruto Indonesia yang meningkat secara signifikan dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2011. Peningkatan tersebut menghasilkan pertumbuhan

ekonomi sebesar 6.2% di 2010 dan 6.5% di 2011. Peningkatan tersebut tidak

terlepas dari peran swasta yaiu porsi investor asing cukup besar dalam

peningkatan ekonomi Indonesia. Peran swasta mencapai 70% dari total

pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan investasi di Indonesia dibandingkan

dengan peran investor dalam negeri yaitu secara kumulatif mencapai 30%.

Konsep Produk Domestik Bruto (PDB) adalah perhitungan akan pendapatan

nasional yang paling penting dikarenakan menggambarkan pendapatan nasional

dalam negara. Tingginya pendapatan nasional akan mempengaruhi pendapatan

masyarakat sehingga menimbulkan peningkatan permintaan terhadap barang dan

jasa, hal tersebut akan mendorong keuntungan perusahaan dan mendorong

mereka untuk dilakukannya lebih banyak investasi. Artinya PDB berpengaruh

positif terhadap Penanaman Modal Asing (PMA), dimana meningkatnya PDB

dikarenakan meningkatnya PMA, dan sebaliknya apabila PDB turun juga akan

menurunkan nilai PMA. Diduga peran Tax Holiday dapat memberikan dampak

berupa pencapaian pertumbuhan ekonomi hingga 7.7% di 2014 melalui

peningkatan PDB.

Peran investor asing dinilai lebih signifikan dibandingkan peran investor

dalam negeri, dikarenakan investor asing memiliki “nilai jual lebih” seperti

kemampuan secara modal, kematangan berinvestasi, dan inovasi dalam

81

Page 17: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

diferensiasi perusahaan. Dalam mendapatkan dana asing tersebut, Indonesia juga

harus bersaing dengan negara-negara sekitar yang memiliki kepentingan sama.

Bahkan saat ini, banyak diantara negara-negara tetangga tersebut telah siap

secara infrastruktur, kemudahan perijinan, kesederhanaan regulasi, sampai

dengan penyediaan fasilitas-fasilitas fiskal untuk menarik investor dalam

menanamkan investasinya di negara tersebut. Keberadaan fenomena preferensi

investor asing dan ketatnya kompetisi dengan negara sekitar tersebut tentunya

merupakan kondisi yang mempersulit Indonesia dalam menarik investasi jangka

panjang berupa PMA ke Indonesia, sehingga untuk mencapai pertumbuhan

perekonomian negara yang diharapkan, kedua hal tersebut merupakan tantangan

yang harus dapat disikapi dengan baik oleh Indonesia. Oleh karena itu, dengan

mempertimbangkan seluruh aspek tersebut dan setelah melalui proses perumusan

yang panjang maka diterbitkanlah PMK Tax Holiday.

Memang kenyataan nya fasilitas “pemanis” invstasi tersebut tidak

diberikan kepada semua sektor industri di Indonesia. Hal itu ditujukan agar tidak

terjadi penyalahgunaan atas penerapan fasilitas tersebut dan telah disesuaikan

dengan kebutuhan dalam meningkatkan keberlangsungan stabilitas

perekonomian Indonesia. Diperuntukkan kepada bidang usaha tertentu dimana

sektor kegiatan ekonomi nya mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional dan

untuk lokasi investasi diprioritaskan pada daerah luar pulau jawa yang secara

ekonomis mempunyai potensi yang layak dikembangkan. Tujuan pemilihan

lokasi adalah untuk meratakan pembangunan bidang usaha dan industri di

Indonesia, agar pada daerah-daerah terpencil mengalami kemajuan dalam segi

82

Page 18: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

infrastruktur, sumber daya manusia, teknologi, dan menciptakan lapangan

pekerjaan yang luas sehingga bisa meningkatkan pendapatan penduduk pada

daerah tersebut. Industri pionir memang berorientasi untuk mendorong

pertumbuhan perekonomian dengan menyerap tenaga kerja yang banyak,

kawasan sekitar daerah industri akan cepat tumbuh dan berkembang karena efek

beruntun mengeliatkan ekonomi di kawasan tersebut.

Tabel IV.1

Penyerapan tenaga kerja di Indonesia

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal

Tujuan diberlakukannya Tax Holiday secara tidak langsung

menggambarkan dampak yang berarti kemungkinan yang akan terjadi pada

Indonesia di masa depan. Dengan melihat tabel diatas, penyerapan tenaga kerja

di Indonesia pada periode triwulan 1 2012 sebanyak 358.385 orang, meningkat

82% dari triwulan 1 2011. Penyerapan tertinggi diraih penanaman modal asing

(PMA) sebanyak 102.4%. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa peran

Tax Holiday dapat memberikan dampak yang signifikan dengan memberikan

efek ganda (multiplier effect) terhadap penyerapan tenaga kerja secara tidak

83

Page 19: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

langsung, yaitu sebesar empat kali dari triwulan I 2012. Jumlah tersebut

merupakan target penyerapan tenaga kerja di Indonesia pada 2012.

c. Rasionalisasi Justifikasi

Pemberian Tax Holiday tentunya memberikan penilaian dan reaksi yang

berbeda dari sudut pandang banyak pihak, khususnya pemerintah dan investor

yang terlibat dalam fasilitas ini. Terdapat pihak yang mendukung dan tidak

mendukung atas penerapan dan pelaksanaan Tax Holiday. Perbedaan tersebut

muncul dikarenakan timbulnya harapan dan tujuan masing-masing pihak dari

dua arah. Perbedaan dua arah tersebut merupakan latar belakang terdapatnya

justifikasi dalam pendekatan hukum dan ekonomi pada pembahasan diatas.

Berikut penulis jabarkan bentuk dukungan dan kontra atas penerapan

kebijakan Tax Holiday :

1. Penjelasan-penjelasan yang mendukung Tax Holiday

a. Pada aspek keekonomian, keberlangsungan perekonomian suatu negara

tidak lepas dari peran negara asing. Dikarenakan tidak semua kebutuhan

masyarakatnya dapat dipenuhi oleh komoditi yang dihasilkan dalam

negeri, diperlukannya proses alih teknologi, dan perlunya pembinaan

persahabatan dan kepentingan-kepentingan politik lainnya terhadap

negara asing.

b. Ketika dikaji lebih lanjut ternyata kebijakan Tax holiday merupakan

bentuk pertahanan terhadap tahap penurunan kinerja ekspor dan mampu

memberi dampak bagi keadaan makro ekonomi Indonesia. Dengan makin

84

Page 20: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

bertambahnya investasi luar negeri yang masuk ke Indonesia akan

menggairahkan sektor industri nasional yang notabene merupakan sektor

industri pionir. Implikasi dari keringanan pajak mengakibatkan

penurunan beban produksi sehingga harga barang di pasar cenderung

akan menurun dan otomatis harga yang tercipta lebih kompetitif. Jika

sektor industri pionir tersebut sukses menggenjot Gross Domestic Bruto

(GDP) Indonesia maka kegiatan ekspor Indonesia akan menjadi lebih

baik dan meningkat, dengan begitu niscaya sektor-sektor lain akan

menjadi sasaran selanjutnya dalam kebijakan Tax Holiday.

c. Iklim ekonomi Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan. Indonesia

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya 6,5% tahun 2011 menjadi

6,7% di tahun 2012 yang sebagian besar ditopang dari peningkatan

kegiatan investasi dan peningkatan ekspor. Keadaan tersebut memastikan

akan berdampak meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan

karena potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Atas dasar

estimasi tersebut, Tax Holiday memang perlu diberlakukan di Indonesia

dalam menarik minat investor luar negeri.

d. Di lain sisi, fasilitas perpajakan atau insentif fiskal merupakan sebuah

keniscayaan sebagai upaya untuk menggenjot sektor-sektor tertentu dan

menciptakan iklim usaha yang kondusif. Insentif fiskal bisa dijadikan

sebagai instrumen penentu daya saing perekonomian sebuah negara.

Terlebih lagi dalam kompetisi yang kiat ketat dalam perebutan arus

investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) di tingkat

85

Page 21: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

global, insentif fiskal akan menjadikan daya tarik khusus. Demikian pula

ketika krisis ekonomi melanda dunia, khususnya negara-negara maju

yang selama ini menjadi sumber utama FDI. Negara-negara lain pun

berlomba menawarkan iming-iming insentif guna merayu investasi

masuk.

e. Terdapat dua faktor mengapa Tax Holiday diberlakukan di Indonesia.

Pertama, Indonesia membutuhkan dukungan kebijakan fiskal untuk

menarik investasi asing langsung dan yang kedua adalah faktor

persaingan tingkat regional dalam menarik investasi. Dan di masa

sekarang, Indonsia memiliki empat faktor yang mendukung

keberlangsungan investasi asing untuk menanamkan modalnya di

Indonesia. Keempat faktor tersebut adalah jumlah penduduk yang sangat

besar, biaya tenaga kerja yang relatif murah, ketersediaan lahan yang

lebih luas, dan masih memiliki sumber daya alam yang banyak. Maka

kebijakan Tax Holiday dapat menjadi harapan dalam rangka menarik

investasi asing langsung.

f. Kebijakan ini disambut positif oleh pelaku industri, karena diyakini

merupakan salah satu pintu masuk untuk mengajak investor melirik

sektor-sektor yang prospektif di Indonesia dan bisa ditujukan pada

investor yang bergerak di bidang industri yang memberikan nilai tambah,

salah satunya industri di bidang terbarukan, seperti industri berbasis agro.

Sektor lain pun terbilang potensial untuk dikembangkan. Diantaranya,

industri padat karya dan industri yang memberikan dampak lapangan

86

Page 22: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

kerja yang luas. Kebijakan ini sangat baik bagi dunia usaha karena

selama ini pajak juga menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi

pebisnis pemula atau investor yang ingin membuka usaha baru.

g. Hal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu

ketersediannya lapangan pekerjaan karena bertambahnya perusahaan

manufaktur yang mendapatkan fasilitas Tax Holiday, yaitu industri

pionir, meningkatnya perekonomian masyarakat, orientasi ekspor, dan

multiplier effect atau efek domino (efek beruntun), pertumbuhan di sektor

manufaktur besar dan menengah akan menimbulkan efek domino pada

sektor industri kecil dan mikro, penambahan pembayaran pajak

pendapatan, dan memberikan pekerjaan kepada para kontraktor yang

pada gilirannya menopang pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dan

kawasan sekitar daerah industri akan cepat tumbuh dan berkembang

karena ikut terkena efek bola salju yang mengeliatkan ekonomi di

kawasan tersebut. Pertumbuhan sektor manufaktur inilah yang menjadi

salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini

pula yang telah memberikan dampak positif bagi angka pengangguran.

h. Hasil positif kinerja sektor industri pengolahan non migas mencapai

6,98% pada tahun 2011 jauh lebih tinggi dari tahun 2010 yang hanya

5.09%. Peningkatan cukup signifikan dapat dicapai karena adanya sinergi

nasional yang positif, yaitu melalui kebijakan-kebijakan yang telah

dilaksanakan oleh pemerintah dan didukung oleh para pelaku usaha dan

masyarakat dalam rangka pengembangan dan peningkatan daya saing

87

Page 23: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

industri nasional. Setelah pertumbuhan sektor manufaktur yang melaju

kencang, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

makin berkualitas tak menipis di tengah krisis yang mendera Amerika

Serikat dan Eropa. Usaha Indonesia dalam keberlangsungan peningkatan

ekonomi ditunjukkan dalam bentuk peran pemerintah menyiapkan menu

insentif untuk menarik lebih bayak investasi. Menu insentif yang diyakini

akan memperkokoh industry led growth, yang salah satunya berharap

pada Tax Holiday. Usaha tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan

ekonomi Indonesia sudah tidak lagi hanya didukung sumber daya alam,

tetapi juga didorong oleh sektor manufaktur.

i. Justifikasi pembenaran atas kebijakan Tax Holiday untuk diterapkan

karena Indonesia memiliki kemampuan dalam meningkatkan kualitas

kompetensi yang terdapat di dalamnya terhadap negara tetangga lainnya.

Sebagai negara ASEAN, terutama yang memiliki kondisi geografis mirip

Indonesia, juga telah menerapkan pemberian fasilitas Tax Holiday

dengan bentuk dan jenis yang hampir sama. Seperti Malaysia

memberikan dalam bentuk insentif pajak penghasilan, Vietnam sebagai

negara tujuan investasi paling diminati sekarang juga memberikan Tax

Holiday dalam bentuk pembebasan atau pengurangan tariff PPh untuk

daerah tertentu, begitu juga dengan Thailand yang menerapkan kebijakan

dengan fasilitas yang sama. Mereka telah mulai lebih dulu menerapkan

kebijakan Tax Holiday dan berhasil menaikan pertumbuhan ekonomi

mereka melalui peran investor asing untuk berinvestasi di negaranya.

88

Page 24: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Keadaan ini merupakan motivator bagi Indonesia agar bisa ikut bersaing

dan tidak mau kalah dalam menarik investasi asing langsung. Dengan

demikian, sudah sangat wajar Indonesia juga memberikan fasilitas Tax

Holiday agar mampu bersaing dengan negara tetangga lainnya.

2. Pihak-pihak yang kontra terhadap Tax Holiday

a. Dinilai secara jangka pendek Tax Holiday sebenarnya akan berdampak

menurunkan pendapatan pajak. Sebab, investasi yang baru masuk dan

industri baru yang baru dibangun dan ditanamkan di Indonesia akan

dibebaskan dari pajak penghasilannya. Pernyataan tersebut dinilai

sebagai bentuk kontra, dikarenakan bersanding terbalik dengan kegiatan

sensus pajak nasional yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pajak

(DJP) yang memiliki harapan untuk meningkatkan penerimaan pajak

yang selama ini tidak sepadan dengan potensi pajak yang dimiliki

Indonesia. Harapan tersebut mematok angka penerimaan pajak tahun

2012 sebesar Rp 951,5 triliun. Sehingga bagi sebagian pihak tujuan Tax

Holiday bertolak belakang dengan tujuan sensus pajak nasional.

b. Dari sudut pandang investasi, Tax Holiday yang diberlakukan pemerintah

tidak terlalu menstimulus investor akibat pembebasan pembayaran pajak,

dikarenakan investor memiliki pemahaman yang ruang lingkupnya luas

pada bisnis di bidang usaha tertentu, yaitu pada umumnya meliputi masa

pengembalian investasi yang cukup panjang, dengan estimasi waktu 5-10

tahun. Dalam kurun waktu tersebut, perusahaan akan menderita kerugian

yang tentunya membuat investor tidak akan membayar pajak sehingga

89

Page 25: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

fasilitas Tax Holiday tidak terlalu dibutuhkan.

c. Dikarenakan fasilitas pajak bukan faktor utama, namun sebagai salah satu

dari bagian faktor-faktor yang menentukan pilihan berinvestasi, Tax

Holiday bukan magnet yang kuat sekali untuk menarik investor

menanamkan uangnya di Indonesia atau bila diibaratkan fasilitas pajak

hanya sebagai tambahan dan pemanis untuk menarik investasi. Dalam

memilih tempat berinvestasi, investor memiliki banyak pertimbangan.

Pertimbangan tersebut terdiri dari faktor yang lebih dominan dalam

menentukan investasi, yaitu daya beli pasar lokal, kepastian berusaha,

kepastian hukum, stabilitas politik, keamanan, kemudahan perizinan,

mentalitas birokrat, persoalan perburuhan. Faktor-faktor tersebut menjadi

kalkulasi penting untuk para investor sebelum menanamkan uangnya di

Tanah Air.

d. Tidak hanya dari sisi pemberi fasilitas saja yang menimbulkan pendapat

kontra. Namun terdapat lima kekhawatiran yang dilontarkan oleh

investor asing berkenaan dengan isu kebijakan ini. Pertama kebijakan

yang berubah-ubah karena tidak adanya kepastian dan kejelasan

kebijakan serta peraturan pemerintah. Kedua, tidak adanya jaminan

keamanan. Ketiga, menyangkut supremasi dan penegakkan hukum.

Keempat, kondisi perburuhan di Indonesia yang selalu bergejolak dan

kelima, menyangkut implementasi undang-undang otonomi daerah.

Kelima hal tersebut dianggap sebagai tantangan yang perlu ditanggapi

dan ditangani secara nyata dan langsung oleh semua pihak di Indonesia

90

Page 26: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

baik pemerintah, swasta, dan masyarakat umum.

e. Catatan kritis Tax Holiday tak banyak berpengaruh terhadap investasi

jangka panjang. Tax Holiday malah lebih banyak mendorong industri

begitu mudah pindah setelah periode Tax Holiday berakhir (footloose

industries) sehingga urgensi Tax Holiday menjadi pertanyaan paling

penting. Tekanan internasional diduga menjadi faktor urgensi tersebut.

Dikarenakan negara tetangga yang telah melaksanakan kebijakan Tax

Holiday terlebih dahulu membuat Indonesia begitu termotivasi dari

manfaat yang telah mereka dapatkan. Kebijakan Tax Holiday dapat saja

dipermasalahkan oleh negara lain, terutama oleh negara pesaing yang

tidak memberikan fasilitas tersebut karena menganggap tidak sejalan

dengan ketentuan World Trade Organizations (WTO). Mereka

berpendapat pemberian Tax Holiday kepada industri berorientasi ekspor

adalah salah satu bentuk praktek dumping.

f. Tax Holiday ternyata dapat menimbulkan kecemburuan bagi investor

yang telah lama menanamkan modalnya tetapi tidak menerima insentif

jika dibandingkan investor baru. Fakta tersebut akan menciptakan moral

hazard.

g. Dari sisi dunia usaha, dinilai fasilitas ini tak lagi menarik investor untuk

menanamkan modalnya di Tanah Air karena persyaratan yang harus

dipenuhi untuk mendapatkannya terlalu rumit dan tidak sesuai harapan.

Persyaratan yang dimaksud adalah investor diharuskan untuk

merealisasikan seluruh rencana penanaman modal dan telah berproduksi

91

Page 27: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

secara komersial dulu agar bisa memperoleh fasilitas tersebut. Kedua

persyaratan tersebut dinilai terlalu berlebihan dan bertolak belakang

dengan tujuan awal Tax Holiday untuk merangsang investasi. Kedua

persyaratan tersebut justru akan memberatkan pemodal masuk karena

kewajiban pajak yang harus dibayar sejak awal pengembangan usaha,

yang baru direstitusi kemudian. Apabila menggunakan mekanisme

restitusi, maka Tax Holiday tak lagi menarik karena justru mempersulit

investor. Peraturannya dinilai menjadi terlalu rigid karena banyak

restriksi. Dengan demikian pemahaman calon investor adalah fasilitas

pajak diberikan sejak awal selama jangka waktu tertentu sesuai dengan

persetujuan Menteri Keuangan yang jika pada pelaksanaannya keluar

bisa ditagihkan pajak ke belakang.

h. Tax Holiday dinilai tidak akan mampu menjadi satu-satunya motor

penggerak transformasi ekonomi yang dicita-citakan Indonesia.

Keberadaannya pada prinsipnya merupakan pelengkap bagi kebijakan

menarik investasi permanen lainnya yang secara bersama-sama ditujukan

untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia. Dikarenakan seharusnya

Indonesia terlebih dahulu memperbaiki reformasi kebijakan di bidang

infrastruktur agar keefektifan penggunaan Tax Holiday lebih terlihat

dalam jangka waktu yang pendek dan tidak hanya sebagai “pemanis”

investasi saja.

IV.2.2. Keterkaitan Fasilitas Tax Holiday Dengan Penanaman Modal Asing

IV.2.2.1. Faktor-Faktor Yang Menentukan Arus Masuk Penanaman Modal Asing

92

Page 28: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan penulis, terdapat beberapa elemen

penting yang menetukan arus masuk PMA di Indonesia. Faktanya adalah pilihan untuk

menanamkan modal di suatu negara bagi investor asing sangat dipengaruhi oleh

pertimbangan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan (profit), yaitu agar

mendapatkan sumber bahan baku dan faktor produksi lain termasuk tenaga kerja yang

lebih baik atau lebih murah, penetrasi pasar dan mengurangi resiko hambatan tarif

perdagangan serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Namun

faktor pertimbangan ekonomi bukanlah satu-satunya yang menentukan.

Keputusan berinvestasi oleh investor asing di Indonesia memang terdiri dari

banyak faktor-faktor dominan. Namun peringkat pertama dari faktor itu sendiri adalah

persepsi investor terhadap iklim investasi yang kondusif suatu negara yang didalamnya

terdapat faktor-faktor dominan dalam menentukan tingginya arus masuk Penanaman

Modal Asing di Indonesia. Selain iklim investasi yang kondusif, investor asing juga

mempertimbangkan investasi dalam hal prospek pengembangan di negara pemodal.

Faktor-faktor dominan tersebut dikelompokkan kedalam 3 faktor utama yang

mempengaruhi arus masuk Penanaman Modal Asing di Indonesia, penjabarannya

sebagai berikut:

a. Economic Determinant, yaitu faktor-faktor berdasarkan tingkat perkembangan

ekonomi di negara penerima modal, yang terdiri atas:

1. Ukuran (pangsa) pasar yang berpotensi menguntungkan dan memiliki

efisiensi yang tinggi serta pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang

direfleksikan produk domestik brutonya

2. Kualitas sumber daya, dalam hal ini cakupannya adalah jumlah dan daya beli

93

Page 29: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

penduduk sebagai calon konsumennya, dan adanya tenaga buruh yang

terjangkau untuk produksi

3. Ketersediaan aset, yaitu tanah dan tempat usaha (lokasi yang memadai),

adanya bahan mentah atau penunjang untuk digunakan dalam pembuatan

hasil produksi.

b. Policy Framework, faktor-faktor dominan tersebut meliputi:

1. Stabilitas ekonomi, politik, dan sosial yang memadai

2. Aturan yang mendukung masuk dan beroperasinya suatu usaha

3. Standar kesepakatan nasional, sebagai contoh seperti Perjanjian

Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

4. Kebijakan dalam memfungsikan dan struktur pasar

5. Persetujuan internasional mengenai Penanaman Modal Asing (PMA)

6. Kebijakan privatisasi

7. Kebijakan perdagangan dan perpajakan dan kebijakan industri yang didasari

oleh “payung” dan kepastian hukum yang kuat serta implementasi otonomi

daerah yang harus sudah jelas.

c. Business Facilitation, yaitu faktor-faktor berdasarkan tersedianya sarana dan

prasarana yang diperlukan investor, meliputi:

1. Insentif atau fasilitas kemudahan seperti yang diberikan pada sisi perpajakan

dimana tidak terjadi beban pajak yang berlebihan. Contoh: Tax Holiday dan

Tax Allowance

2. Kapital sosial

3. Perlindungan kepemilikan seperti pemberian jaminan berupa perlindungan

94

Page 30: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

investasi kepada investor

4. Kualitas infrastruktur yang diharapkan telah layak dan memadai dan

kecepatan pembangunan infrastruktur.

IV.2.2.2. Faktor-Faktor Implementasi Tax Holiday Kembali Diberlakukan

IV.2.2.2.1. Iklim Ekonomi

Dari penjabaran faktor-faktor arus masuk PMA, dapat diketahui bahwa Tax

Holiday yang sedang diberlakukan di Indonesia bukan sebagai alasan utama bagi

investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Namun merupakan elemen

pelengkap demi memaksimalkan arus masuk investasi seperti yang diharapkan.

Pemberian Tax Holiday yang dibuat pemerintah sebenarnya adalah pemanis untuk

investor asing meningkatkan investasinya di Indonesia. Dapat dijelaskan bahwa saat ini

Indonesia masih membutuhkan investasi yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Pemerintah menilai, laju pertumbuhan ekonomi perlu dijaga di tengah keadaan

ekonomi dunia yang kurang baik saat ini. Besarnya jumlah penduduk dan terus

meningkatnya pendapatan per kapita, dapat menjadi daya tarik bagi investor.

Tax Holiday sendiri telah telah resmi diberlakukan sejak Agustus 2011,

namun dinilai belum memberikan dampak besar pada masuknya investasi ke Indonesia.

Mengingat kebijakan tersebut baru satu tahun yang lalu diberlakukan, sehingga dampak

signifikannya belum bisa dianalisis secara komprehensif dalam bentuk angka. Tax

Holiday dirancang untuk strategi ekonomi dan investasi jangka panjang, bukan untuk

jangka pendek. Sehingga untuk melihat perjalanan signifikansi manfaat dari kebijakan

tersebut membutuhkan waktu dan proses yang tidak instan. Rasa optimistis dengan

diterbitkannya aturan pelaksanaan Tax Holiday dapat membuat prospek penanaman

95

Page 31: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

modal dan pembangunan industri semakin baik. Hal tersebut dapat berjalan sesuai

dengan ekspektasi apabila dibarengi dengan pembenahan infrastruktur Indonesia menuju

yang lebih baik juga. Apabila kedua hal tersebut saling tumpang tindih dan tidak

seimbang, maka tujuan utama dari fasilitas ini tidak akan membuahkan hasil, meski

telah melewati jangka waktu yang cukup lama.

Selain itu, target Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya

6,5 % tahun 2011 menjadi 6,7 % tahun 2012 diyakini sebagian besar ditopang dari

peningkatan kegiatan investasi dan peningkatan ekspor. Target realisasi investasi

penanaman modal juga melatar belakangi pelaksanaan Tax Holiday. Pada tahun lalu

yaitu 2011, angka realisasi investasi sekitar Rp 250 triliun target ditahun 2012 ini adalah

meningkat sebesar 18%, yaitu Rp 283.5 triliun, kemudian di 2013 Rp 390.3 triliun dan

pada 2014 target dibuat ambisius, yaitu mencapai angka Rp 500 triliun. Pembuktian

kecil dapat dilihat pada realisasi penanaman modal di kuartal 1 2011 dan 2012. Dimana

pada 2012 realisasi yang terjadi mengalami peningkatan sebesar 32.8% dibanding tahun

2011. Meskipun terkesan ambisius namun yakin bisa diwujudkan karena langkah-

langkah kecil yang telah Indonesia jalani.

Grafik IV.3

Realisasi dan target investasi tahun 2010-2014

96

Page 32: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Sumber: Rencana Umum Penanaman Modal BKPMGrafik IV.4

Perbandingan realisasi investasi K1 2011-2012

Sumber: Rencana Umum Penanaman Modal BKPM

IV.2.2.2.2. Persaingan Ekonomi

Tax Holiday merupakan wujud dari langkah kecil demi mewujudkan

penanaman modal yang berkelanjutan dan diyakini merupakan salah satu variabel yang

97

Page 33: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

sifatnya memberi kemudahan dalam mencapai target tersebut. Apabila menilik kedalam

peringkat negara berstatus tujuan utama investasi asing, dalam survei di tahun 2010-

2012, Indonesia menduduki peringkat ke-9 dari 193 negara, mengalahkan Jerman,

Thailand, Jepang, dan Malaysia. Dari segi persaingan ekonomi, status Indonesia

memiliki nilai yang semakin positif, oleh karenanya pemberian Tax Holiday seharusnya

bisa menambah semangat dan potensi investor terhadap Indonesia. Meski Tax Holiday

berpotensi memangkas penerimaan negara dalam jangka pendek, dalam jangka panjang

instrumen ini diyakini tetap menguntungkan perkonomian dan memberikan dampak

berantai yang luas. Selain dari sisi ekonomi, pemberian insentif fiskal, yaitu Tax

Holiday dianggap sebagai daya tarik khusus dalam kompetisi yang kian ketat dalam

perebutan arus investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di tingkat

global. Sebagai contoh negara tetangga seperti negara berkembang, yaitu Thailand dan

Malaysia telah menerapkan kebijakan ini lebih dahulu, dan mereka telah berhasil

menjadi motivator bagi Indonesia karena mereka berpendapat pemberian kebijakan

tersebut merupakan upaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Tabel IV.2

Perbandingan fasilitas Tax Holiday di beberapa negara

Negara Tax Holiday Tarif Pajak Objek Pajak Jangka Waktu

Tahun Penetapan

Insentif

Malaysia

Pembebasan Pajak Penghasilan Badan

25%

Industri Pionir (Industri manufaktur, Industri Pengolahan Makanan, Industri Pertanian,Industri Sumber Daya Terbarukan, dan Industri Pariwisata)

5-10 Tahun 2007

Thailand Pembebasan 30% Industri Pionir (Industri 8 tahun 2010

98

Page 34: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Pajak Penghasilan Badan

Teknologi Tinggi dan Industri di kegiatan Konversi Energi dan Energi Alternatif)

Indonesia

Pembebasan Pajak Penghasilan Badan

25%

Industri Pionir (Industri Logam Dasar, Industri Pengilangan Minyak Bumi/Kimia Dasar Organik, Industri Permesinan, Industri Sumber Daya Terbarukan)

5-10 tahun 2011

Sumber: PWC Tax Booklet, PMK Tax Holiday

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa konsep kebijakan yang diberikan oleh

Malaysia dan Thailand hampir serupa dengan kebijakan yang diberlakukan di Indonesia.

Malaysia yang lebih dulu menerapkan kebijakan tersebut dapat membuktikan dengan

pertumbuhan ekonomi yang mereka capai dapat melebihi target, yaitu 7.2 % dari 6.0%.

Malaysia mampu membuktikan tingginya tingkat pemasukan investasi luar negeri (FDI)

sebesar 18.4% dari sektor industri pariwisata. Meskipun pertumbuhan tersebut tidak

sepenuhnya dari peran Tax Holiday yang memberikan implikasi berupa keberhasilan

dalam memberi keyakinan kepada para investor bahwa Malaysia merupakan tujuan

investasi yang tepat, namun fasilitas tersebut merupakan salah satu variabel dalam

pencapaian pemulihan ekonomi yang semakin mapan di tengah kemelut ekonomi yang

melanda mereka pada saat itu. Dari hal tersebut Indonesia dapat meningkatkan rasa

optimisnya terhadap peran Tax Holiday yang dapat memberikan dampak positif

terhadap ekonomi melalui peran peningkatan investasi di Indonesia.

IV.2.2.2.3. Ekspansi Industri

Bentuk dukungan investasi luar negeri yang masuk ke Indonesia akan

menggairahkan sektor industri nasional. Kenyataannya hal tersebut tidak sekedar

keinginan saja melainkan merupakan kebutuhan primer Tanah Air.

99

Page 35: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Badan Koordinasi Penanaman Modal kini tengah mencoba mengembangkan

pada fase ketiga yang disebut klasifikasi industrialisasi dengan skala yang besar.

Dimana banyak sekali orang berbicara tentang industrialisasi, tapi terkadang mereka

lupa dari jawaban pada what is the mother of all industries? Ibunya seluruh industri itu

adalah baja. Negara tidak bisa membangun kapal, mobil, pesawat atau apapun kalau

tidak ada kecukupan baja. Ketika dikupas lebih dalam lagi, dari sisi konsumsi baja per

kapita Indonesia per tahun hanya 30 kg. Hitungannya sederhana sekali, konsumsi

Indonesia setiap tahun 7,2 ton dibagi 240 juta penduduk maka hasilnya kurang lebih 30

kg per kapita per tahun. Tapi kalau dilihat, index modernisasi untuk satu negara dan

bangsa menjadi modern, konsumsi baja harus sekitar 500 kg per kapita per tahun.

Pertanyaan tentunya terlontar tentang bagaimana Indonesia bisa meningkatkan dari 30

kg ke 500 kg per kapita per tahun konsumsi baja? Karena faktanya Indonesia

memerlukan kapasitas tambahan 120 juta ton. Untuk membangun 1 juta ton kapasitas

baja saja membutuhkan 1 sampai 1,5 miliar dollar. Jadi Indonesia perlu dana 120 miliar

dollar untuk membangun kapasitas produksi baja agar Indonesia bisa beraspirasi

menjadi negara yang modern. Indonesia diestimasikan memerlukan waktu 20 tahun

untuk mencapai hal tersebut. Namun untuk mendapatkan 120 miliar itu tidak gampang.

Kalau Indonesia tidak memikirkan bagaimana negara ini bisa mengindustrialisasi

dirinya sendiri, target akan sulit untuk dicapai. Atas dasar hal tersebut, Tax Holiday lagi-

lagi dianggap sebagai salah satu cara mewujudkan fase tersebut, oleh karenanya

kebijakan tersebut diberlakukan kepada sektor indutri pionir yang salah satunya adalah

industri logam dasar. Ketika Indonesia tengah melakukan fase tersebut, Indonesia baru

bisa maju ke fase keempat, yaitu Indonesia sedang memposisikan diri menjadi negara

100

Page 36: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

berpengatahuan. Meski langkah ini merupakan langkah kecil yang sedang dijalani,

namun dengan tidak menunda untuk melakukannya Indonesia diyakini bisa mencapai

fase maksimal dalam mewujudkan industrialisasi dengan skala yang besar.

Penjelasan lebih lanjut mengenai fase dalam implemantasi penananaman

modal yang tertuang dalam Rencana Umum Penanaman Modal oleh Badan Koordinasi

Penanaman Modal Indonesia (BKPM) adalah sebagai berikut:

1. Roadmap Implementasi Penanaman Modal terbagi dalam empat fase:

Fase yang berlangsung pada 2010:

a. PDB ~ USD 700 billion

b. PDB perkapita US $ 3.000

c. Terbesar ke-17 di dunia

Mendorong kelompok industri yang cepat menghasilkan bahan baku/setengah jadi bagi

industri lainnya, penunjang infrastruktur.

Fokus pada percepatan dan pembangunan infrastruktur

fisik, diversifikasi dan konversi energi serta

peningkatan kualitas SDM yang dibutuhkan.

101

FASE I

Quick Wins and Low Hanging

Fruits

FASE II

Infrastruktur dan Energi

Page 37: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Pengembangan industri skala besar yang terintegrasi

( upstream >>downstream)

*PMK Tax Holiday diterapkan dalam fase ini

Target pada 2025:

a. PDB~USD 4.0-4.5 Trilion

b. Proyeksi PDB perkapita (high income country)

Pengembangan investasi berteknologi maupun inovasi teknologi tinggi. Fase ini baru

bisa dicapai apabila Indonesia telah melakukan fase ketiga, yaitu industrialisasi dalam

skala besar, apabila telah melewatinya, Indonesia baru bisa maju ke fase keempat yaitu

bagaimana memposisikan negara kita menjadi negara berpengetahuan.

Faktor lain yang melatarbelakangi diberlakukannya Tax Holiday adalah karena

ditetapkannya Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM). RUPM tersebut di publish

oleh Deputi Bidang Perencanaan Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Tax Holiday merupakan contoh dari pemberian fasilitas/insentif, dimana pemberian

fasilitas tersebut merupakan bagian dari tujuh elemen utama arah kebijakan penanaman

102

FASE III

Industrialisasi Skala Besar

FASE IV

Knowledge Based

Economy

Page 38: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

modal.

Berikut penulis jabarkan secara garis besar mengenai Rencana Umun

Penanaman Modal (RUPM):

a. Dasar dan kedudukan RUPM dan pokok-pokok penting RUPM

1. Pemerintah menetapkan RUPM untuk mendorong terciptanya iklim usaha

nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing

perekonomian nasional dan mempercepat peningkatan penanaman modal.

2. RUPM adalah dokumen perencanaan jangka panjang (sampai dengan 2025)

yang bersifat komplementer terhadap perencanaan sektoral.

3. Pemerintah menetapkan RUPM melalui Peraturan Presiden No.16 Tahun

2012.

b. Tujuh elemen utama kebijakan penanaman modal

1. Perbaikan iklim penanaman modal

2. Mendorong persebaran penanaman modal

3. Fokus pengembangan pangan, infrastruktur, dan energi

a. Ketiga bidang tersebut merupakan isu strategis dalam pengembangan

kualitas dan kuantitas penanaman modal.

b. Ketiga bidang tersebut harus selaras dengan upaya pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan, mandiri, serta mendukung kedaulatan

Indonesia dalam pelaksanaannya.

4. Penanaman modal yang berwawasan lingkungan (green investment)

a. Pengembangan sektor-sektor prioritas dan teknologi ramah lingkungan,

serta pemanfaatan potensi sumber energi baru dan terbarukan.

103

Page 39: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

b. Peningkatan penggunaan teknologi dan proses produksi yang ramah

lingkungan secara lebih terintegrasi, dari aspek hulu hingga aspek hilir.

5. Pemberdayaan UMKMK

Kebijakan dasar penanaman modal diarahkan pada pemberdayaan dan

perlindungan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK).

6. Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif

a. Pemberian insentif diberikan untuk mendorong daya saing dan

mempromosikan kegiatan penanaman modal yang strategis dan

berkualitas, dengan menekankan pada peningkatan nilai tambah,

peningkatan penanaman modal di sektor prioritas dan pengembangan

wilayah.

b. Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal

diberikan pada industri pionir dan prioritas tinggi.

c. Fasilitas dari pusat diberikan berupa:

1. Fasilitas fiskal berupa Tax Allowance;

2. Tax Holiday;

3. Pembebasan bea masuk atas impor;

4. Pelayanan terpadu satu pintu di bidang penanaman modal;

5. Sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik.

7. Promosi penanaman modal

a. Promosi penanaman modal melalui penyebarluasan informasi potensi dan

peluang penanaman modal secara terfokus, terintegrasi, dan

berkelanjutan

104

Page 40: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

b. Penguatan image building sebagai negara tujuan penanaman modal

c. Pengembangan strategi promosi yang lebih fokus, terarah, dan inovatif

IV.2.2.3. Evaluasi Pelaksanaan Tax Holiday Terhadap PMA di Indonesia

IV.2.2.3.1. Pengajuan Fasilitas Oleh Perusahaan

a. Tujuh proposal atas pengajuan fasilitas Tax Holiday

Setelah hampir setahun Tax Holiday diberlakukan sejak Agustus

2011 lalu, kenyataannya memang belum ada perusahaan yang secara

resmi mendapatkan fasilitas kebijakan tersebut. Meski belum ada, namun

kenyataannya Tax Holiday mampu menarik antusias investor dimana

hingga saat ini sebanyak 85 perusahaan telah mengajukan fasilitas

pembebasan pajak atau Tax Holiday melalui Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM). Angka tersebut bisa bertambah, mengingat

ada perusahaan yang mengajukan Tax Holiday melalui Kementerian

Perindustrian. Meski angka tersebut telah menunjukkan angka yang

cukup besar, namun hingga saat ini hasilnya belum ada yang diputuskan,

apakah mereka layak menerima fasilitas tersebut.

Pengajuan Tax Holiday dapat melalui dua pintu, yaitu

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM). Di kemenperin sendiri, ada tiga direktorat

jenderal yang menangani pengajuan Tax Holiday, yakni Ditjen Industri

Unggulan Berbasis Teknologi tinggi (IUBTT), Ditjen Industri Agro, dan

Ditjen Basis Industri Manufaktur (BIM).

Setidaknya wajib pajak badan harus memenuhi dua syarat untuk

105

Page 41: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

dapat memanfaatkan fasilitas pembebasan pajak penghasilan untuk

jangka waktu tertentu. Bagi investor baru, yakni telah merealisasikan

seluruh rencana penanaman modal dan telah melakukan penjualan hasil

produksinya ke pasaran. Ha ini sesuai peraturan Dirjen pajak Nomor

PER-45/PJ/2011. Tidak hanya itu, wajib pajak juga harus menyampaikan

laporan penggunaan dana secara triwulan dan laporan realisasi

penanaman modal yang telah diaudit secara tahunan. Keduanya harus

disampaikan kepada Ditjen Pajak dan Komite Verifikasi Pemberian Tax

Holiday. Setiap penanam modal yang berniat mendapatkan fasilitas Tax

Holiday harus memastikan lolos dari seleksi yang dilakukan Komite

Verifikasi yang telah dibentuk oleh Menteri Keuangan.

Sejak pendaftaran dibuka awal Desember ini, dari 85 perusahaan

yang telah mengajukan untuk mendapatkan fasilitas Tax Holiday,

dilaporkan sudah ada 7 perusahaan per Desemberr 2011 yang

mengajukan proposal untuk memperoleh Tax Holiday. Mereka

merupakan perusahaan yang sejak lama direkomendasikan untuk

mendapat Tax Holiday. Menteri Perindustrian, MS Hidayat,

mengungkapkan bahwa salah satu perusahaan yang telah meminta

perolehan fasilitas itu adalah PT Krakatau Posco. Perusahaan yang

merupakan patungan antara PT Krakatau Steel Tbk dan Pohang Iron and

Steel Co (Posco) itu mengajukan Tax Holiday lantaran menyerap banyak

tenaga kerja, yaitu kurang lebih minimal 100.000 tenaga kerja. Proyek

investasi yang ditanamkan kurang lebih senilai US$ 6 miliar, hal tersebut

106

Page 42: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

dianggap akan memberikan dampak positif bagi industri lainnya.

Setidaknya akan ada 40 jenis industri yang akan ikut berkembang dengan

kehadiran Krakatau Posco.

Sedangkan 6 perusahaan lainnya yang mengajukan Tax Holiday

adalah PT Indorama Synthetics Tbk dengan nilai investasi US$ 265 juta,

perusahaan Amerika Serikat (AS) Caterpillar Inc senilai US$ 500 juta,

dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk senilai US$ 150 juta. Di

samping itu, ada pula investasi pabrik serat ban asal Jerman senilai US$

350 juta, Kuwait Petroleum Corp dengan investasi US$ 8 miliar, dan

pabrik petrokimia Honam Petrochemical senilai US$ 5 miliar.

Tabel IV.3

Pengajuan proposal Tax Holiday per Desember 2011

Nama Perusahaan Nilai Investasi (US$)

PT Krakatau Posco 6 miliar

PT Indorama Synthetics Tbk 265 juta

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk 150 juta

Kuwait Petroleum Corp 8 miliar

Caterpillar Inc 500 juta

Honam Petrochemical 5 miliar

Sumber: Kontan, 15 Desember 2011

Selain tujuh perusahaan tersebut, terdapat perusahaan lain yang

tengah mempersiapkan pendaftaran Tax Holiday. Beberapa perusahaan

tersebut sudah berkonsultasi dengan Kemenperin, di antaranya

107

Page 43: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

perusahaan di bidang permesinan alat berat dan perusahaan hilir Crude

Palm Oil (CPO). Diperkirakan perusahaan tersebut akan mengajukan

aplikasinya tahun depan.

Dari ketujuh perusahaan yang telah mengajukan proposal,

ternyata yang dikaji lebih lanjut hanyalah proyek pabrik butadiene milik

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Kementerian Perindustrian masih

mengkaji tentang pemberian fasilitas Tax Holiday (pembebasan pajak)

untuk perusahaan tersebut. Proposal Tax Holiday yang diajukan

perusahaan petrokimia itu terkait dengan penyamaan persepsi terhadap

beberapa aspek. Berkas proposal yang diserahkan emiten petrokomia

berkode PTIA tersebut perlu dipelajari dan didiskusikan antara kedua

belah pihak. Dikarenakan Kemenperin tidak mau mengajukan

permohonan yang masih mentah, lalu ditolak pada saat diajukan oleh

Menteri Perindustrian kepada Kementerian Keuangan.

Sejumlah syarat untuk mendapatkan Tax Holiday bisa

menimbulkan multiinterpretasi dari sejumlah pihak, baik pemerintah

maupun industri. Oleh karena itu dari pihak pemerintah perlu duduk

bersama lagi dan membicarakan sejumlah pengajuan dari PT Chandra

Asri. Perusahaan telah memenuhi syarat sebagai industri pionir di dalam

negeri, dari sisi kebaruan teknologi, pembangunan pabrik butadiene

merupakan industri yang pertama di Indonesia. Pembahasan mengenai

dampak kepada sektor lain dari investasi tersebut masih dalam

pembahasan. Sebelum diajukan oleh perusahaan melalui Kementerian

108

Page 44: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

teknis Pembina, proposal pengajuan tersebut harus melalui klarifikasi

terlebih dahulu. Jika memenuhi syarat, Menperin mengajukan usulan

insentif kepada Kemenkeu untuk dikaji. Setelah itu, proposal dibahas

oleh Komite Verifikasi mengenai kelayakan proyek untuk mendapatkan

insentif tersebut.

Akan tetapi dokumen proposal yang diajukan oleh PT Chandra

Asri Petrochemical Tbk ternyata belum lengkap, mulai dari angka

investasi, forward dan backward linkage nya, hingga data teknis.

Sehingga belum bisa melakukan pengajuan lebih lanjut sampai dengan

tembus pada Kementerian Keuangan. Mereka memang sudah cantumkan,

tetapi secara fisik dan dokumen harus dikonfirmasi lebih lanjut untuk di

elaborasi dari berbagai aspek oleh pihak pemerintahan.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menyepakati sejumlah revisi

dokumen investasi dokumen terkait pengajuan Tax Holiday yang

diserahkan kepada Kemenperin. Salah satu komponen yang harus direvisi

adalah mengenai besaran nilai investasi pabrik butadiena. Yaitu, besaran

investasinya diyakinkan nanti setelah selesai proyeknya yang harus lebih

dari Rp 1 triliun, mereka akan revisi sedikit dan batas ketentuan

investasinya bisa dipenuhi.

Oleh karena revisi yang masih harus dilakukan, pihak

Kemenperin mengembalikan proposal yang diajukan oleh PT Chandra

Asri Petrochemical untuk membangun pabril butadiene. Hal tersebut

menunjukkan bahwa proses pemberian Tax Holiday tidak mudah.

109

Page 45: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Pemberian insentif tidak bisa asal diberikan kepada wajib pajak badan,

meski wajib pajak (perusahaan) tersebut telah memenuhi syarat awal.

Persyaratan yang diharus dipenuhi cukup banyak dan cukup ketat serta

pertimbangan yang dilakukan sangat teliti.

b. Potensi Unilever terhadap perolehan fasilitas

PT Unilever Oleochemical Indonesia Tbk berpeluang menjadi

perusahaan pertama yang akan menerima fasilitas Tax Holiday. Saat ini

Tim Teknis Kementerian Perindustrian sudah memfasilitasi pembahasan

dengan mengajukan rekomendasi pemberian Tax Holiday bagi produsen

peralatan konsumsi tersebut. Apabila Menteri Perindustrian setuju

dengan rekomendasi tim teknis, selanjutnya mereka akan menyurati

menteri keuangan. Proposal permintaan pemberlakuan Tax Holiday atas

Unilever yang diajukan sekitar Maret 2012 telah mengalami perubahan

dari kondisi awal. Hal tersebut terkait kondisi infrastruktur di lokasi

investasi Unilever di Sei Mangke, Simalungun, Sumatera Utara. Rencana

investasi oleh perseroan akan menghadapi tantangan yang berat karena

belum tersedianya infrastruktur yang memadai seperti jalan dan

pelabuhan. Kondisi yang belum memadai tersebut diperkirakan

menimbulkan biaya tambahan bagi Unilever, serta memengaruhi Return

of Investment (ROI) yang dijadwalkan. Unilever akan membangun pabrik

pengolahan fatty alcohol dan surfaktan berkapasitas total 165 ribu ton per

tahun di Sei Mangkei. Pembangunan pabrik tersebut diperkirakan

menelan dana Rp 1,2 triliun.

110

Page 46: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Rekomendasi rencana investasi senilai Rp 1,2 triliun tersebut

akan menjadi usulan pemberian insentif Tax Holiday pertama yang resmi

diajukan ke tim verifikasi di Kementerian Keuangan. Tim teknis

Kementerian Perindustrian sepakat investasi unilever tersebut pantas

mendapatkan Tax Holiday. Pertimbangan fasilitasi pengajuan

rekomendasi Tax Holiday bagi perseroan didasari oleh dampak ekonomi

dan pemenuhan syarat sebagai investasi industri pionir. Pertimbangan

apakah fasilitas Tax Holiday diberikan untuk enam atau 10 tahun, tentu

berdasarkan pertimbangan dari Return of Investment (ROI) juga.

Tabel 1V.4

Rencana investasi PT Unilever

Sumber: Harian umum Bandung Ekspres, 3 Juli 2012

Apabila proses pengajuan fasilitas lancar , pembangunan pabrik

akan rampung dan mulai produksi kuartal III-2012. Diharapkan

pemberian fasilitas pajak pada proyek oleokimia Unilever akan membuat

investasi dalam industri hilir produk pertanian di Sei Mangkei semakin

menarik bagi perusahaan-perusahaan lain serta semakin banyak investor

yang akan melirik dan masuk ke Sei Mangkei. Dengan adanya proyek

Unilever yang menambah investasinya di kawasan tersebut. Rencana ini

pun menjadi indikasi positif karena sampai saat ini belum ada investor

Nama Perusahaan Nilai Investasi (Rp) Nama Proyek

PT Unilever

Oleochemical Tbk

1.2 triliun Pabrik Oleokimia

111

Page 47: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

dari luar negeri yang merealisasikan investasinya di Sei Mangkei.

c. Permohonan perolehan fasilitas terhambat

Namun meski sudah lebih dari setengah jalan, nyatanya sampai

saat ini keputusan oleh Menteri Keuangan untuk pemberian secara resmi

kepada PT Unilever Oleochemical Tbk belum juga keluar sehingga status

perusahaan tersebut masih belum jeleas mengenai perolehan fasilitas Tax

Holiday. Unilever mengajukan proposal melalui Menteri Perindustrian

sekitar Maret 2012 lalu. Namun belum ada perkembangan, karena kalau

sudah dipastikan akan dibahas lanjut oleh Komite Verifikasi.

Setelah disampaikan ke Menkeu, pengajuan proposal akan

dibahas Tim Teknis Kemenkeu dan Komite Verifikasi untuk dievaluasi.

Setelah itu Menkeu akan menyampaikan ke Menko Perekonomian,

dibahas, dan akan diajukan ke Presiden. Saat ini proposal unilever belum

mendapatkan proses lebih lanjut dari Tim Teknis Kemenkeu, sementara

berdasarkan aturannya, Tim Teknis dijadwalkan hanya sekitar 30 hari.

Tim Teknis Kementerian Perindustrian merasa malu karena telah

mendorong perusahaan mengajukan perrmohonan pemberian fasilitas

tersebut. Namun prosedur yang diimplemantasikan justru tidak sesuai

peraturan. Prosedur selanjutnya dalam menanggapi proses yang

terhambat, Tim Teknis Kemenperin akan menyurati Kemenkeu untuk

menanyakan penyebab proses pengajuan yang terhambat.

Melihat kondisi tersebut terdapat perbaikan dan pembenahan yang

harus diterapkan oleh pemerintah dalam pelaksanaan pemberian fasilitas

112

Page 48: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Tax Holiday. Yaitu, mulai dari penerapan, jangka waktu pembahasan

yang sesuai dengan peraturan, dan pemberian keputusan yang reliable

sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang terjadi. Karena berhasilnya

pemberian fasilitas yang tergolong baru ini tidak hanya dibantu lewat

pembenahan infrastruktur negara dan usaha penciptaan lingkungan

ekonomi yang kondusif saja namun juga pembenahan dari segi regulasi

yang penerapan dan implementasinya diharuskan sesuai dengan peraturan

yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila hal tersebut tidak ditindak

lebih lanjut, tidak menutup kemungkinan usaha pemerintah lewat

pemberian fasilitas ini tidak akan berhasil dikarenakan minat investor

yang justru malah memudar untuk berinvestasi di Indonesia.

IV.2.2.3.2 Realisasi PMA Sektor Industri Pionir

Penanaman modal atau investasi terutama dibutuhkan untuk membangun

dan memperbaiki infrastruktur negara. Pemerintah tak mampu menyediakan seluruh

dana pembangunan infrastruktur. Oleh karenanya pemerintah memerlukan peran pihak

luar, yaitu orang asing dalam menyediakan modal tambahan. Peran sektor industri pionir

terhadap pembangunan ekonomi negara memiliki porsi yang cukup besar. Menilik

kepada definisi industri pionir adalah industri yang memiliki keterkaitan yang luas,

memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru,

serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional. Sektor industri ini juga

memiliki dampak kepada perkembangan sumber daya manusia melalui alih teknologi

yang disalurkan lewat ekspansi sektor industri ini. Pengaruh signifikan lainnya adalah

dapat meningkatkan kegiatan ekspor sebagai akibat meningkatnya kegiatan produksi

113

Page 49: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

dalam negeri. Pengaruh tersebut membantu pemerintah untuk dapat menekan kegiatan

menghutang kepada luar negeri sehingga dapat meringankan beban bunga atas pinjaman

dana yang diberikan.

Berikut penulis jabarkan perkembangan realisasi nilai investasi

penananaman modal asing sektor industri pionir dari tahun 2009 sampai dengan kuartal

1 2012.

a. Tabel realisasi penanaman modal asing di Indonesia menurut sektor tahun 2009-

kuarta l 2012

1. Realisasi penanaman modal asing bedasarkan sektor industri yang termasuk

dalam kategori industri pionir, yaitu:

a. Industri pengilangan minyak bumi/kimia dasar organik yang bersumber

dari minyak bumi dan gas alam

b. Industri logam dasar

c. Industri permesinan

d. Industri peralatan komunikasi

b. Nilai realisasi diperoleh BKPM berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman

Modal (LKPM) yang dilaporkan setiap per 3-6 bulan. LKPM berisikan progress

atas nilai investasi, kegiatan produksi, dan nilai realisasi modal.

1. Tabel IV.5 Realisasi PMATahun 2009

114

Page 50: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

22. Tabel IV.6 Realisasi PMA Tahun 2010

Industri Pionir Kode Sektor

Nilai Investasi

(US$ ribu)

Total Investasi

(US$ ribu)Persentase

Industri Pengilangan Minyak Bumi/Kimia Dasar Organik

1921 164,869.2 421,527.7 39%

1929 - 421,527.7 0%

Industri Logam Dasar2431 - 421,527.7 0%2432 5,971.2 421,527.7 1%2410 91,832.1 421,527.7 22%

Industri Pionir Kode Sektor

Nilai Investasi

(US$ ribu)

Total Investasi

(US$ ribu)Persentase

Industri Pengilangan Minyak Bumi/Kimia Dasar Organik

1921 - 239,885.9 0%

1929 - 239,885.9 0%

Industri Logam Dasar

2431 17,289.9 239,885.9 7%2432 - 239,885.9 0%2410 77,328.6 239,885.9 32%2420 55,745.1 239,885.9 23%

Industri Permesinan

2513 - 239,885.9 0%2612 - 239,885.9 0%2611 73,881.9 239,885.9 31%2813 3,210.0 239,885.9 1%2811 10,270.4 239,885.9 4%2812 - 239,885.9 0%

Industri Peralatan Komunikasi 2639 2,160.0 239,885.9 1%

115

Page 51: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

2420 19,237.3 421,527.7 5%

Industri Permesinan

2513 43,507.3 421,527.7 10%2612 1,285.0 421,527.7 0.03%2611 69,288.9 421,527.7 16%2813 1,344.2 421,527.7 0.03%2811 17,972.1 421,527.7 4%2812 - 421,527.7 0%

Industri Peralatan Komunikasi 2639 6,220.4 421,527.7 1%

3. Tabel IV.7 Realisasi PMA Tahun 2011

Industri Pionir Kode Sektor

Nilai Investasi

(US$ ribu)

Total Investasi

(US$ ribu)Persentase

Industri Pengilangan Minyak Bumi/Kimia Dasar Organik

1921 432,388.1 1,474,046.2 29%

1929 - 1,474,046.2 0%

Industri Logam Dasar

2431 4,767.2 1,474,046.2 0.32%2432 4,261.3 1,474,046.2 0.29%2410 792,049.2 1,474,046.2 54%2420 28,566.4 1,474,046.2 2%

Industri Permesinan

2513 - 1,474,046.2 0%2612 23,975.5 1,474,046.2 2%2611 131,858.1 1,474,046.2 9%2813 227.3 1,474,046.2 0.02%2811 39,144.7 1,474,046.2 3%2812 - 1,474,046.2 0%

Industri Peralatan Komunikasi 2639 16,808.4 1,474,046.2 1%

Catatan :

b. Sumber: Data realisasi investasi dari BKPM yang telah diolah

c. Penulis tidak dapat mendapatkan data sektor industri sumber daya terbarukan

dikarenakan kriteria data yang dimaksud kurang spesifik

Tabel IV.8

Keterangan Tabel PMA

116

Page 52: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Kode Sektor Industri Pionir Nama Industri Keterangan

1921Industri Pengilangan Minyak Bumi/Kimia Dasar Organik

BBHPMBIndustri Bahan Bakar Hasil Pengilangan Minyak Bumi Termasuk Lpg

1929 PMB lainnyaIndustri Produk Pengilangan Minyak Bumi Lainnya

2431

Industri Logam Dasar

PBB Industri Pengecoran Besi Dan Baja

2432 PLIndustri Pengecoran Logam Bukan Besi Dan Baja

2410 LDBB Industri Logam Dasar Besi Dan Baja

2420 LDMIndustri Logam Dasar Mulia Dan Logam Dasar Bukan Besi Lainnya

2513

Industri Permesinan

GU Industri Generator Uap, Bukan Ketel Pemanas

2611 TEKE Industri Tabung Elektron Dan Konektor Elektronik

2612 SKLIndustri Semi Konduktor Dan Komponen Elektronik Lainnya

2813 PKKIndustri Pompa Lainnya, Kompresor, Kran Dan Klep/Katup

2811 MTIndustri Mesin Dan Turbin, Bukan Mesin Pesawat Terbang Dan Kendaraan Bermotor

2812 PTZCG Industri Peralatan Tenaga Zat Cair Dan Gas

2639 Industri Peralatan Komunikasi PKL Industri Peralatan Komunikasi Lainnya

Grafik IV.5

Grafik realisasi industri pionir periode tahun 2009-2011

117

Page 53: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Sumber: BKPM (Data telah diolah)

Keterangan grafik:

a. IPMB: Industri pengilangan minyak bumi/kimia dasar organik

b. ILD : Industri logam dasar

c. IP : Industri permesinan

d. IPK : Industri Peralatan Komunikasi

c. Analisis data realisasi investasi PMA 2009-2011

1. Industri Logam Dasar

Berdasarkan tabel dan grafik realisasi penanaman modal asing pada

sektor industri pionir yang ditampilkan, selanjutnya penulis mencoba

menjelaskan kondisi yang terjadi pada periode tersebut. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkembangan

dan penurunan PMA di Indonesia.

Naiknya impor baja dalam beberapa tahun terakhir menumbuhkan

industri baja dalam negeri. Penurunan realisasi investasi logam dasar

118

Page 54: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

khususnya pada industri logam dasar besi dan baja pada tahun 2010 adalah

sebesar 10%, hal ini dikarenakan ketergantungan pada pasokan impor bahan

baku industri besi dan baja berupa besi tua (scrap). Sedangkan, pertumbuhan

yang signifikan pada industri logam dan baja di 2011 dikarenakan

meningkatnya permintaan baja secara nasional dan pembangunan sektor

infrastruktur dan properti yang menjadi penyokong terbesar penyerap

industri baja. Peningkatan tersebut didasari oleh meningkatnya konsumsi

baja selama tahun 2011, yaitu mencapai 8.3 juta ton. Pada 2012 pemerintah

mematok pertumbuhan investasi sebesar 15% dikarenakan pertumbuhan

industri logam dasar akan menjadi penopang pertumbuhan industri

manufaktur. Meski konsumsi produk logam, besi, dan baja cenderung

meningkat namun masih terdapat celah yang besar antara konsumsi dan

produksi. Seharusnya celah kedua hal itu mendorong industri untuk

meningkatkan kapasitas produksinya melalui ekspansi atau investasi pabrik

baru. Kegiatan impor masih kerap terjadi lantaran produksi dalam negeri

belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan domestik. Celah tersebut

merupakan tempat yang “hangat” bagi fasilitas Tax Holiday sebagai faktor

penunjang peningkatan di sektor industri ini melalui peran investor asing

dalam kegiatan ekspansi industri sehingga dapat menekan nilai impor dan

target realisasi di 2012 dapat terwujud.

2. Industri Permesinan

Porsi persentase industri permesinan terhadap nilai investasi setiap

119

Page 55: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

tahunnya meningkat. Pemerintah terus mengharapkan industri tersebut

meningkatkan produktivitas serta penurunan biaya produksi melalui

pemanfaatan teknologi yang efisien. Pertumbuhan sektori industri

permesinan ditergetkan bisa meningkat di atas 10% pada tiga tahun kedepan.

Porsi impor dikuasai barang modal dan bahan baku penolong. Sebenarnya

nilai ekspor industri juga meningkat, mengindikasi semakin banyak produk

dalam negeri yang mampu memenuhi mutu standar internasional dengan

harga bersaing.

Mesin-mesin dibutuhkan terutama pada saat musim ekspansi usaha.

Harga mesin spesifikasi khusus saat ekspansi bisa mencapai tiga kali lipat

dari harga standar. Nilai produksi mesin domestik hanya sekitar 600-700

miliar pertahun, sedangkan kebutuhan mesin mencapai 6 triliun rupiah

pertahun sehingga sisanya harus ekspor. Oleh karena itu pembenahan lebih

lanjut untuk memacu investasi di sektor barang modal terutama permesinan

sangat diperlukan. Diperkirakan insentif investasi melalui kebijakan Tax

Holiday dapat menggenjot pertumbuhan industri permesinan nasional

melalui nilai peningkatan investasi pada industri ini sehingga terjadi

peningkatan produk domestik yang dapat menekan nilai impor mesin.

3. Industri Pengilangan Minyak Bumi/Kimia Dasar Organik yang bersumber

dari Miyak Bumi dan Gas Alam

Terjadi pertumbuhan yang signifikan pada penanaman modal asing di

sektor ini. Keadaan tersebut diduga karena meningkatnya kebutuhan gas,

yang merupakan bagian dari produk bahan bakar hasil pengilangan minyak

120

Page 56: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

bumi berikut turunannya, bagi industri manufakur dalam negeri. Kebutuhan

meningkat karena defisit pasokan gas untuk sektor industri seiring adanya

alokasi tambahan. Keadaan tersebut merupakan peluang bagi pemodal asing

untuk melakukan ekspansi industri di Indonesia. Peluang tersebut juga

dilandasi oleh kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) dipastikan

meningkat di beberapa tahun mendatang dan target pencapaian pertumbuhan

realisasi investasi mencapai 7% di 2012 .

Selain karena meningkatnya kebutuhan pasokan, pertumbuhan nilai

investasi yang terjadi di 2011 dikarenakan sejumlah faktor, seperti pemberian

fasilitas penurunan bea masuk impor bahan baku dari 15% menjadi 10%

yang berhasil menarik minat investor dan peningkatan produksi bahan baku

di dalam negeri. Keadaan ini memberikan peluang pada fasilitas Tax Holiday

berhasil untuk memberikan dampak yang positif pada restrukturisasi industri

di Indonesia sesuai dengan tujuan pemerintah.

4. Industri Peralatan Komunikasi

Pertumbuhan industri peralatan komunikasi yang cenderung stabil

yaitu sekitar 1% sebagai akibat berkembangnya industri komunikasi dengan

kolaborasi enterprise di seluruh asia pasifik dan diprediksi akan berkembang

sangat positif pada tahun 2012, yaitu mencapai 8%. Berdasarkan penelitian

lebih lanjut perusahaan di bidang jasa keuangan dan asuransi sebagai salah

satu dari dua sektor vertikal utama yang mendorong pertumbuhan tertinggi.

Pertumbuhan pada industri ini dilandasi oleh Rencana Strategis Kementerian

Komunikasi dan Informatika, yaitu untuk mencapai ketersediaan

121

Page 57: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

infrastruktur informasi yang memadai, baik jumlah akses, kualitas, maupun

jangkauan, merupakan persyaratan utama dan harus dimanfaatkan secara

optimal sebagai alat yang menghasilkan peluang ekonomi dan kesejahteraan.

d. Perbandingan realisasi investasi PMA industri pionir kuartal 1 2009-2012

Dikarenakan tahun 2012 masih dalam periode tahun berjalan, maka data

realisasi investasi PMA yang penulis dapatkan sampai dengan kuartal 1 2012,

yaitu periode tiga bulan pertama di tahun 2012. Berikut secara kamulatif penulis

jabarkan perbandingan persentase realisasi penanaman modal asing industri

pionir kuartal 1 periode tahun 2009-2012.

Tabel IV.9

Realisasi PMA kuaratal 1 2009-2012 (US$ Ribu)

Industri

Pionir

Tahun Nilai Investasi

Total Investasi Persentase

2009 59,971.48 986,261.36 6.08%

2010 105,381.93 986,261.36 10.68%

2011 368,511.55 986,261.36 37.36%

2012 452,396.40 986,261.36 45.87% Sumber : BKPM (Data telah diolah)

Pada periode awal 2012 pertumbuhan sektor industri pionir di Indonesia

memberikan angka yang cukup memuaskan karena peningkatan yang terjadi dari

periode sebelumnya. Keadaan tersebut tidak hanya dipicu oleh konsentrasi

terhadap peningkatan industri hulu (bahan mentah) namun juga dipicu oleh tahun

penghiliran yang merupakan fokus Kemenperin saat ini. Terdapat urgensi, yaitu

untuk menciptakan produk jadi yang memiliki nilai tambah melalui sektor

tersebut dan mencegah terjadinya penyususutan industri (deindustrialisasi).

Urgensi tersebut mendorong agar kegiatan ekspor Indonesia mendapat nilai

122

Page 58: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

tambah di dalam negeri sebelum diekspor. Penghiliran dilakukan dengan konsep

kegiatan peningkatan ekspor dalam bentuk barang jadi bukan bahan mentah saja.

Namun kebijakan industri yang bernilai tambah ini butuh insentif untuk memikat

investor, khususnya investor asing dalam untuk mengembangkan industri

pengolahan di dalam negeri. Peluang tersebut dapat tercapai melalui pemberian

Tax Holiday yang baru ditetapkan. Sehingga secara agregat industrialisasi skala

besar yang sedang dilakukan Indonesia dapat tercapai sesuai terget, salah

satunya lewat peran sektor industri pionir yang ditargetkan mencapai

pertumbuhan sebesar 22,76% dibanding tahun 2011. Dengan ekspansi industri

yang mungkin tercapai, dampak positif yang dapat dirasakan Indonesia adalah

berhasil menjadikan investasi sebagai pilar pokok pertumbuhan ekonomi.

e. Nilai realisasi penanaman modal asing dan kaitannya dengan penerapan Tax

Holiday

Dari penjabaran nilai realisasi penanaman modal asing sektor industri

pionir diatas dapat ditarik kesimpulan secara kumulatif dan keseluruhan, bahwa

rata-rata terjadi peningkatan realisasi nilai investasi pada industri tersebut. Hal

tersebut dapat dilihat pada peningkatan atas total nilai investasi seluruh sektor

industri dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut menandakan bahwa tingkat

kebutuhan masyarakat Indonesia semakin berkembang. Perkembangan

dikarenakan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun, sehingga tingkat

konsumsi atau daya kemampuan pembeli di Indonesia memiliki penambahan

volume. Dengan kata lain Indonesia memiliki pangsa pasar yang memiliki

peluang semakin bagus dan besar, hal tersebut merupakan salah satu faktor yang

123

Page 59: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

menarik investor asing mau berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu pemberian

Tax Holiday yang diberlakukan sejak Agusus 2011 diharapkan mampu sebagai

“senjata” dalam meningkatkan pertumbuhan investasi dan pengembangan

industri nasional sebagai tujuan awal.

Berikut penulis jabarkan penjelasan diikuti kesimpulan :

1. Kekuatan ekonomi nasional Indonesia yang sedang bangkit dapat dillihat

dari peningkatan nilai investasi sektor industri pionir yang mewakili dari

kumpulan sektor-sektor industri lainnya. Saaat ini Indonesia merupakan

salah satu emerging market dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup

baik. Perekonomian Indonesia tahun lalu yaitu 2011 tumbuh sebesar

6.5%, inflasi 3.79% dan rasio hutang terhadap PDB (Product Domestic

Bruto) tercatat 24,5% dibandingkan dengan rasio utang negara lain, yaitu

Yunani di 165%, Jepang 200%, serta Amerika Serikat 100%. Tidak

menutup kemungkinan pada 2012 dan di tahun-tahun berikutnya rasio

utang terhadap PDB Indonesia kemungkinan besar akan dibawah 20%

sebagai akibat dari penerapan Tax Holiday. Karena semakin sedikit

hutang yang dimiliki akan semakin leluasa Indonesia bergerak untuk

tumbuh dan berkembang.

2. Peningkatan investasi yang terjadi di tiga tahun belakangan ini juga

didukung oleh faktor demografi Indonesia yang sangat muda yang

dianggap sebagai salah satu kekuatan pasar Indonesia dan merupakan

salah satu potensi pasar yang besar. Dengan potensi yang besar ini,

Indonesia harus dapat mewarnai percaturan global dengan hasil produksi

124

Page 60: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

yang mengandung nilai tambah. Atas dasar tersebut pemberian fasilitas

pajak berupa Tax Holiday terhadap industri pionir diyakini akan

meningkatkan nilai investasi dan pendapatan nasional. Pemberian

fasilitas terhadap industri pionir dianggap perlu dikarenakan pada industri

tersebut memiliki kriteria yang salah satunya adalah “memiliki

keterkaitan yang luas” dalam definisi industri pionir tersebut, dapat

diartikan bahwa kebijakan industri nasional telah mempertimbangkan

faktor-faktor keterkaitan antar sektor, walaupun bukan satu-satunya

faktor yang menentukan untuk dapat memperoleh fasilitas. Keterkaitan

tersebut akan memberikan efek berantai terhadap industri lainnya yaitu

berupa pembangunan dan ekspansi industri yang saling berkaitan dan

membutuhkan. Dari pertumbuhan industri secara berkaitan maka secara

otomatis terjadi peningkatan produksi dan pendapatan nasional yang

kaitannya terhadap nilai investasi dan ekonomi di Indonesia adalah

positif.

3. Melihat pada peningkatan nilai investasi, moneter, dan demografik

Indonesia memiliki prospek yang luar biasa. Namun terdapat tantangan di

masa depan yang menguji kesiapan Indonesia untuk menghadapi

perubahan dinamika kerja sama internasional karena kompleksitas dari

global value chain yang kedepannya akan lebih menggarisbawahi

kualitas di bidang jasa. Tentunya harus diupayakan agar kedepannya

Indonesia bisa berhasil melakukan industrialisasi agar bisa lebih piawai.

Indutrialisasi dan hilirisasi juga merupakan kunci penting bagi Indonesia

125

Page 61: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

di masa yang akan datang. Pengelolaan sumber daya alam Indonesia

harus dapat merangkak naik di rantai nilai. Artinya, Indonesia sudah

harus siap mengekspor produk-produk yang bernilai tambah. Hilirisasi

ini akan berdampak positif terhadap peningkatan angka tenaga kerja,

peningkatan nilai ekspor, dan pada akhirnya kesejahteraan rakyat dan

negara.

4. Keadaan berupa peningkatan nilai investasi, pangsa pasar yang besar, dan

prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik memberi keyakinan bahwa

fasilitas Tax Holiday yang barus saja diberikan Agustus 2011 lalu dapat

memberikan hasil sesuai tujuan yaitu meningkatkan nilai investasi dan

ekspansi industri dan pengaruh berantai lainnya menuju keberlangsungan

ekonomi Indonesia yang lebih baik. Pemberian fasilitas tersebut dapat

menjadi pemanis bagi investor karena pembebasan pembayaran pajak

penghasilan badan dalam jangka waktu minimal yang diberikan selama 5

tahun dan paling lama 10 tahun. Dalam jangka waktu tersebut diyakini

pertumbuhan investasi akan terus meningkat sesuai dengan target rencana

umum penanaman modal. Tidak hanya karena dari segi pemberian

fasilitas berupa pembebasan pajak saja yang menjadi dasar keyakinan

namun karena lingkungan ekonomi Indonesia yang sedikit demi sedikit

menuju kondusif.

5. Penjabaran nilai realisasi investasi oleh penulis adalah dari periode 2009-

kuartal1 2012. Periode sampai dengan tahun 2011 merupakan keadaan

126

Page 62: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

pemberlakuan Tax Holiday belum dijalankan. Dalam keadaan belum

diberlakukan, kondisi yang terjadi adalah peningkatan nilai investasi

yang cukup signifikan. Oleh karena itu meski angka realisasi investasi

tahun berjalan setelah penerapan insentif pajak tersebut belum ada namun

dapat diyakini bahwa peningkatan nilai investasi di masa mendatang

akan lebih baik melihat dari perbandingan persentase kuartal 1 yang

meningkat secara signifikan dari 2009 sampai dengan 2012. Peningkatan

pada kuartal 1 2012 menunjukkan bahwa antusiasme investor asing

terhadap Indonesia sangat besar. Keadaan tersebut tentunya memberi

dukungan kepada Tax Holiday bahwa perannya dalam pertumbuhan

ekonomi di Indonesia di 2014 dapat mencapai target, yaitu meningkat

sampai dengan 7.7% dan dalam menigkatkan investasi Indonesia

memiliki potensi tinggi, yaitu mencapai Rp 506.9 triliun. Diharapkan

dengan pemberian kebijakan tersebut dalam beberapa tahun kedepan

target realisasi investasi pemerintah dapat tercapai melalui peran insentif

pajak ini.

IV.2.3. Keterkaitan Tax Holiday Dengan Pajak di Indonesia

Kenyataannya sampai saat ini pemberian fasilitas Tax Holiday kepada wajib

pajak badan baru sampai proses pemberian keputusan dan belum ada wajib pajak badan

(perusahaan) yang secara resmi mendapatkan fasilitas tersebut sehingga belum ada nilai

real realisasi penanaman modal asing dan angka penerimaan pajak di Indoenesia yang

menunjukkan implikasi dari penerapan kebijakan tersebut. Oleh karenanya penulis

mencoba menjelaskan secara deskriptif berdasarkan literatur terkait mengenai dampak

127

Page 63: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

penerapan Tax Holiday terhadap penerimaan pajak di Indonesia.

Berdasarkan studi dokumenter yang dilakukan penulis dan yang dikemukakan

dalam pembahasan literatur terkait, keberadaan Tax Holiday memang selalu melibatkan

trade-off antara potensi penerimaan negara yang dapat dihasilkan dengan biaya yang

harus dikeluarkan oleh negara. Meskipun dalam jangka pendek biaya merupakan satu

hal yang sudah pasti bagi negara, namun seiring dengan meningkatnya volume investasi

asing di Indonesia yang dapat dijaring, disertai lapangan kerja yang mampu

diciptakannya, maka pemberian fasilitas Tax Holiday ini diyakini dapat menunjang

pertumbuhan perekonomian jangka panjang di Indonesia.

IV.2.3.1 Menimbang Urgensi Tax Holiday Dari Sisi Pajak

Ketika menganalisis peran Tax Holiday dari sisi investasi khususnya pada

penanaman modal asing, menurut penulis, langkah pemerintah dalam memberikan Tax

Holiday kepada Indonesia merupakan langkah yang tepat dan mutlak meskipun Tax

Holiday bukan sebagai faktor utama penyebab yang meningkatkan nilai investasi.

Dari sisi pajak penyediaan insentif pajak berupa Tax Holiday diyakini tidak

akan menurunkan target pajak karena Tax Holiday berpotensi memberikan dampak

berganda bagi dunia usaha. Dengan demikian, penerimaan pajak justru akan melonjak

dalam jangka panjang. Para ekonom percaya bahwa ada hubungan antara tarif pajak

dengan produktivitas masyarakat. Namun harus diakui sektor perpajakan memang

menjadi salah satu faktor yang masih menghambat masuknya investasi ke Indonesia.

Pengakuan tersebut didukung oleh fakta jumlah wajib pajak hanya sekitar 13 juta orang

dari total penduduk sebesar 230 juta. Hal tersebut merupakan bukti betapa pemerintah

mengalami keterbatasan untuk bisa bergerak fleksibel. Namun hal tersebut bukan

128

Page 64: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

merupakan suatu halangan bagi pemerintah untuk tetap bersikap optimis mengenai

pemberian Tax Holiday dalam rangka menaikkan nilai investasi di Indonesia.

Sebenarnya masih ada waktu bagi pemerintah untuk menghitung ulang dampak positif

penerapan Tax Holiday.

Dikarenakan kebijakan tersebut masih baru dan belum ada implikasi yang dapat

ditunjukkan melalui angka real. Secara hitungan sederhana, dalam jangka pendek

pemerintah memang akan kehilangan penerimaan pajak. Namun dalam jangka panjang

penerimaan negara justru akan melonjak secara berkesinambungan karena dunia usaha

bergairah mengembangka usahanya. Dunia usaha yang bergairah akan menghasilkan

kinerja yang lebih baik sehingga setoran pajak pun akan meningkat signifikan. Sejatinya

pemerintah juga tidak bisa berbuat apa-apa tanpa dukungan dunia usaha swasta yang

tengah merindukan hadirnya kemudahan dari sisi pajak untuk mendukung

pengembangan usaha mereka.

Penulis mencoba menjabarkan potensi kehilangan dan sisi positif yang didapat

dari sisi penerimaan pajak secara deskriptif atas penerapan Tax Holiday di Indonesia.

Penjelasannya sebagai berikut:

a. Potensi kehilangan pajak

Bila dihitung secara sederhana dan secara mikro ekonomi potensi

kehilangan atas penerimaan pajak hanya pada ruang lingkup yang kecil yaitu

pembebasan pembayaran Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) atas

penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak badan sesuai dengan pernyataan

pada PMK No.130/PMK0.11/2011 Tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan

atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Pasal 2 ayat (1). Tarif Pajak

129

Page 65: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Tarif PPh Badan

25%

Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)

dalam Pasal 17 ayat (2) adalah 25% (dua puluh lima persen) dari penghasilan

kena pajak yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010. Selain itu penulis

berpendapat potensi kehilangan pajak penghasilan ini tidak menimbulkan efek

domino kepada penerimaan negara. Dikarenakan pemberian fasilitas pajak ini

tidaklah permanen, melainkan temporary dimana pengajuan pemberian fasilitas

hanya sampai tahun 2014 dan waktu maksimal yang diberikan kepada wajib

pajak badan terhadap fasilitas ini adalah 10 tahun. Oleh karena itu, melihat porsi

dari jangka waktu seharusnya potensi kehilangan pajak dapat tertutupi oleh

potensi penerimaan pajak dalam jangka panjang.

Gambar IV.3

Skema perhitungan pajak Penghasilan badan

X =

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak

Namun apabila mengukur potensi kehilangan pajak akibat

diberlakukannya Tax Holiday kepada sejumlah industri sulit diestimasi

mengingat kebijakan ini bersifat makro. Dikarenakan pertimbangan pemberian

Tax Holiday ini lebih ke makro ekonomi, penilaian pemberlakuan kebijakan ini

tidak bisa dilihat sepotong-potong, bahwa negara kehilangan penerimaan pajak.

b. Sisi positif penerimaan pajak

Ketika menganalisis dari sisi makro ekonomi, kebijakan ini berdampak

130

Penghasilan Kena Pajak

Pajak Penghasilan Badan

(potensi kehilangan penerimaan)

Page 66: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

positif bagi penerimaan pajak. Penulis berpendapat pernyataan tersebut dapat

diterima meskipun baru secara teoritis, yaitu berdasarkan analisis Points of Tax

Impact ini Circular Flow (dikemukakan oleh Musgrave’s), yang menjelaskan

bahwa kebijakan pembebasan atau penurunan tarif pajak dalam jangka panjang

tidak akan menurunkan penerimaan negara secara aggregate, bahkan sebaliknya

akan meningkatkan penerimaan negara dari jenis-jenis pajak lainnya. Karena

dengan banyaknya investasi, penerimaan pegawai atau tenaga kerja juga besar

sehingga penerimaan pajak bertambah seiring dengan jumlah tenaga kerja yang

di rekrut. Selain itu pembebasan pajak penghasilan yang diterapkan kepada

perusahaan dapat menjadi saving bagi mereka, maka penerimaan negara dari

pajak atas capital market akan meningkat. Selain sebagai saving, dana tersebut

dapat mereka manfaatkan untuk ekspansi perusahaan mereka sehingga secara

tidak langsung pertumbuhan produksi Indonesia juga akan meningkat. Ini berarti

peluang akan adanya kesempatan kerja yang baru. Dengan meningkatnya

kesempatan kerja maka jumlah atau tingkat pengangguran akan menurun. Oleh

karena itu, jumlah masyarakat yang mempunyai penghasilan di atas batas

penghasilan kena pajak kemungkinan juga akan naik. Secara teoritis, jumlah

wajib pajak juga akan meningkat. Oleh karenanya penerimaan negara dari tax on

employment income yang pada semula turun, perlahan-lahan akan kembali

meningkat.

Secara jangka pendek negara kehilangan penerimaan pajak, namun di

sisi lain pertumbuhan ekonomi akan mendorong multiplier effect dalam jangka

waktu menengah diikuti dengan pertumbuhan penerimaan pajak dalam jangka

131

Page 67: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

panjang. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Dikaji dari sudut pandang tenaga yang menimbulkan peningkatan,

tentunya menimbulkan peluang peningkatan pendapatan masyarakat

khususnya para buruh maupun tenaga terampil di bidang terkait dengan

pembangunan itu, jika demikian tentunya disisi lain pajak penghasilan

orang pribadi akan meningkat pula, yaitu pengenaan pajak penghasilan

pasal 21 terhadap wajib pajak orang oribadi.

2. Pada bidang perbankan, dengan masuknya investor asing tentunya

sangat besar pengaruhnya karena rata-rata mereka membawa dana atau

modal usaha yang besar dan disimpan di bank. Dengan demikian

tentunya sisi pasiva bank akan semakin meningkat karena tabungan atau

deposito bertambah. Dengan meningkatnya sisi pasiva suatu bank maka

tentunya kinerja bank dalam lalu-lintas pembayaran semakin lancar.

Dari sisi pasiva dana tersebut akan dialirkan melalui sisi aktiva berupa

kredit maupun pembiayaan lainnya kepada masyarakat maupun negara.

Dampak dari hal tersebut bagi masyarakat yakni bahwa penyaluran

kredit usaha kepada masyarakat akan semakin meningkat, masyarakat

akan semakin terpacu untuk berwirausaha. Pada penempatan dana di

bank berupa deposito atau tabungan lainnya dikenakan Pajak

Penghasilan Pasal 4 ayat (2) atau sebutan lainnya PPh Final sebesar

20% dari jumlah bruto, begitu juga dengan kegiatan wirausaha dan

ekspansi perusahaan yang meningkatkan produksi nasional sehingga

meningkatkan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan tarif

132

Page 68: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

10% dari dasar pengenaan pajak (DPP). Dampak lainnya adalah

menimbulkan kegiatan pembelian saham dalam menjalin kerjasama

terhadap perusahaan lain, sebagai akibat dari kegiatan tersebut maka

akan timbul pendapatan berupa penerimaan dividen, yang merupakan

objek penghasilan dari Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dikenakan

sebesar 15% dari jumlah bruto. Dengan peluang wirausaha tersebut

tentunya pendapatan masyarakat akan semakin meningkat dan dengan

demikian pemasukan bagi negara lewat sektor pajak semakin meningkat

juga. Bagi pemerintah tentunya bahwa dengan meningkatnya struktur

permodalan perbankan maka aktivitas pemerintah maupun program-

program pemerintah yang dananya diperoleh dari bank akan semakin

lancar baik program kredit usaha rakyat maupun program-program

pembangunan yang dibiayai oleh perbankan.

3. Dalam membangun usaha tentunya diperlukan aset tetap seperti lahan

(tanah) sebagai tempat berlangsungnya kegiatan perusahaan, seperti

pembangunan pabrik, gedung, dan tempat penyimpanan produksi

seperti gudang. Dari aset tetap tersebut dapat dikenakan berupa Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu pajak yang dipungut atas tanah dan

bangunan karena adanya keuntungan dan kedudukan sosial ekonomi.

Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Besarnya

PBB terutang diperoleh dari perkalian tarif sebesar 0.5% dari NJKP.

4. Sesuai dengan peraturan Tax Holiday PMK No.130/PMK.011/2011

Pasal 3 Ayat (1) C disebutkan bahwa wajib pajak yang mendapat

133

Page 69: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

fasilitas tersebut apabila telah menempatkan dana di perbankan di

Indonesia paling sedikit 10% dari total rencana penanaman modal. Dari

penempatan dana pada bank tersebut maka timbul pemungutan Pajak

Penghasilan Final atas bunga deposito yang diterima dari penempatan

modal berupa dana terhadap wajib pajak. Tarif sebesar 20% dari jumlah

bruto bunga.

5. Telah disebutkan bahwa pemberian fasilitas pembebasan atau

pengurangan pajak penghasilan diberikan kepada investor apabila telah

merealisasikan seluruh penanaman modal dan telah berproduksi secara

komersial. Hal tersebut tertuang pada PMK No.130/PMK.011/2011

Pasal 3 Ayat (4) dan Peraturan Dirjen Pajak Nomor : PER-45/PJ/2011.

Jadi apabila wajib pajak badan tersebut masih dalam rangka

pembangunan pabrik usaha dan belum melakukan kegiatan penjualan

produksi mereka ke pasaran, mereka belum diluluskan oleh Menkeu

dan belum memenuhi peraturan yang ditetapkan. Sehingga fasilitas Tax

Holiday belum dapat mereka peroleh dan pembayaran pajak

penghasilan badan dan pajak penghasilan dalam bentuk lainnya tetap

harus mereka penuhi pembayarannya.

Gambar IV.4

Bagan potensi kehilangan dan penerimaan Pajak

134

Pajak Penghasilan Badan

n

Page 70: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Potensi kehilangan pajak

Potensi penerimaan pajak

Dari hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap pelaksanaan Tax Holiday di

Indonesia dapat disimpulkan bahwa dampak yang terjadi atas pelaksanaan Tax Holiday

terhadap penerimaan pajak dari segi makro ekonomi tidak akan merugikan pendapatan

pajak negara. Melihat dari penjabaran sisi positif penerimaan yang lebih banyak

daripada potensi kehilangan pajak, hal tersebut memberikan gambaran mengenai

manfaat yang akan diperoleh oleh pemerintah dan masyarakat dari sisi perpajakan dalam

jangka waktu yang panjang. Meskipun dalam jangka pendek yaitu, paling sedikit dalam

lima tahun negara berpotensi kehilangan penerimaan pajak penghasilan, namun hal

tersebut dapat ditutupi dan terbantu oleh penerimaan pajak penghasilan dalam bentuk

lain.

Dari segi penanaman modal atau investasi dapat dijelaskan bahwa kegiatan

tersebut merupakan faktor yang tergolong primer dalam latar belakang diberlakukannya

kembali Tax Holiday di Indonesia. Dampak yang mungkin terjadi dari penerapan

kebijakan tersebut adalah meningkatnya nilai investasi, khususnya investor asing di

Indonesia yang berguna untuk perbaikan infrastruktur dan keberlangsungan ekonomi di

135

PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 4 (2), PPN, PBB dan PPh Badan.

Page 71: thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00407-AK Bab4001.doc  · Web viewHal lain yang merupakan keuntungan atas penerapan kebijakan ini, yaitu ketersediannya lapangan

Indonesia serta menciptakan industrialisasi yang tangguh untuk menghadapi ketatnya

persaingan global. Peran investor asing dalam penanaman modal asing di Indonesia

begitu penting dikarenakan ketidaksanggupan pemenuhan dana dari dalam negeri untuk

meningkatkan produksi nasional. Daya pikat untuk investor asing tersebut diberikan

lewat pemberlakuan Tax Holiday di Indonesia yang diberlakukan sejak Agustus 2011

lalu. Faktor-faktor lain yang menyebabkan implementasi Tax Holiday kembali

diberlakukan di Indonesia adalah karena Indonesia memiliki potensi peningkatan

ekonomi yang tinggi terhadap negara-negara berkembang lainnya dan sedang dalam

tahap industrialisasi skala besar yang pada hal ini dikhususkan pada pengembangan

infrastruktur dan energi. Meskipun kenyataannya implikasi dari pelaksanaan Tax

Holiday belum terlihat, penulis berpendapat bahwa tidak menutup kemungkinan

kebijakan yang diberikan pemerintah ini akan berhasil sesuai rencana pengembangan

penanaman modal dan keberlangsungan ekonomi yang lebih baik di Indonesia di masa

mendatang, hal tersebut diperkuat dengan penjabaran faktor-faktor yang mempengaruhi

implementasi Tax Holiday dan kondisi perkembangan penanaman modal asing pada

periode lalu yang memberikan peluang besar bagi fasilitas ini dalam mencapai target

pemerintah terhadap perekonomian Indonesia.

136