bab3

3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manfaat Program K3 Secara Terstruktur 17 BAB III MANFAAT PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SECARA TERSTRUKTUR 1. PROGRAM K3 YANG TERSTRUKTUR Program keselamatan dan kesehatan kerja disemua Perusahaan di Indonesia merupakan program yang testruktur. Secara garis besar struktur dari program K3 kita dibagi menjadi lima seksi sebagai berikut: 1. Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja & Bangunan 2. Pengamanan Peralatan Mekanis dan Elektrik serta Perlindungan Diri 3. Perlindungan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran 4. Pelaporan, Pencatatan dan Investigasi Kecelakaan. 5. Pengorganisasian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Seksi pertama adalah seksi mengenai tempat kerja. Seksi ini merupakan bagian dari program K3 Perusahaan yang difokuskan untuk memastikan tempat kerja tetap dalam kondisi aman, rapi, bersih dan sehat. Seksi kedua mengenai kondisi dan penggunaan alat-alat kerja serta ketentuan mengenai perlindungan diri. Seksi kedua ini dirancang dengan tujuan untuk menjaga supaya alat-alat atau sarana kerja tetap dalam kondisi aman dan layak untuk digunakan. Seksi ketiga mengenai upaya pencegahan kebakaran. Seksi keempat tentang pelaporan dan investigasi kecelakaan. Seksi keempat ini merupakan bagian dari program K3 yang tujuan utamanya ialah mencegah agar kecelakaan yang terjadi tidak terulang. Bagian kelima tentang pengorganisasian K3. Bagian terakhir ini dirancang dengan tujuan untuk membentuk infrastruktur atau prasarana untuk menunjang pelaksanaan program K3 secara keseluruhan. Setiap seksi dibagi menjadi beberapa bagian lebih kecil yang disebut elemen. Sebagai contoh seksi pertama (Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja dan Bangunan) terdiri dan 10 elemen, yakni; 1) kondisi bangunan, 2) penerangan, 3) ventilasi, 4) higina dan sanitasi, 5) polusi, 6) demarkasi, 7) penumpukan barang, 8) kerapian halaman dan gudang, 9) pembuangan sampah, 10) kode warna. Secara keseluruhan sistem ini terdiri dari 72 elemen. Masing-masing elemen dilengkapi dengan standar minimum atau ketentuan baku yang berkaitan dengan masing- masing elemen tersebut. Pada seksi pertama misalnya terdapat standar mengenai kondisi bangunan, standar mengenai penerangan, standar mengenai ventilasi dan seterusnya. Bila perlu satu elemen bisa dibagi lagi menjadi beberapa sub elemen disertai standar untuk sub elemen tersebut. Standar berisi ketentuan-ketentuan yang secara langsung maupun tidak langsung bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Jika semua elemen dan sub- elemen dalam sistem ini telah dilengkapi dengan standar dan standar tersebut dipenuhi maka peluang terjadinya kecelakaan akan semakin kecil bahkan semakin tertutup.

Upload: fridynaintan

Post on 16-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gduaksdys

TRANSCRIPT

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Manfaat Program K3 Secara Terstruktur 17

    BAB III MANFAAT PROGRAM

    KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SECARA TERSTRUKTUR

    1. PROGRAM K3 YANG TERSTRUKTUR Program keselamatan dan kesehatan kerja disemua Perusahaan di Indonesia merupakan program yang testruktur. Secara garis besar struktur dari program K3 kita dibagi menjadi lima seksi sebagai berikut: 1. Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja & Bangunan 2. Pengamanan Peralatan Mekanis dan Elektrik serta Perlindungan Diri 3. Perlindungan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran 4. Pelaporan, Pencatatan dan Investigasi Kecelakaan. 5. Pengorganisasian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Seksi pertama adalah seksi mengenai tempat kerja. Seksi ini merupakan bagian dari program K3 Perusahaan yang difokuskan untuk memastikan tempat kerja tetap dalam kondisi aman, rapi, bersih dan sehat. Seksi kedua mengenai kondisi dan penggunaan alat-alat kerja serta ketentuan mengenai perlindungan diri. Seksi kedua ini dirancang dengan tujuan untuk menjaga supaya alat-alat atau sarana kerja tetap dalam kondisi aman dan layak untuk digunakan. Seksi ketiga mengenai upaya pencegahan kebakaran. Seksi keempat tentang pelaporan dan investigasi kecelakaan. Seksi keempat ini merupakan bagian dari program K3 yang tujuan utamanya ialah mencegah agar kecelakaan yang terjadi tidak terulang. Bagian kelima tentang pengorganisasian K3. Bagian terakhir ini dirancang dengan tujuan untuk membentuk infrastruktur atau prasarana untuk menunjang pelaksanaan program K3 secara keseluruhan. Setiap seksi dibagi menjadi beberapa bagian lebih kecil yang disebut elemen. Sebagai contoh seksi pertama (Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja dan Bangunan) terdiri dan 10 elemen, yakni; 1) kondisi bangunan, 2) penerangan, 3) ventilasi, 4) higina dan sanitasi, 5) polusi, 6) demarkasi, 7) penumpukan barang, 8) kerapian halaman dan gudang, 9) pembuangan sampah, 10) kode warna. Secara keseluruhan sistem ini terdiri dari 72 elemen. Masing-masing elemen dilengkapi dengan standar minimum atau ketentuan baku yang berkaitan dengan masing-masing elemen tersebut. Pada seksi pertama misalnya terdapat standar mengenai kondisi bangunan, standar mengenai penerangan, standar mengenai ventilasi dan seterusnya. Bila perlu satu elemen bisa dibagi lagi menjadi beberapa sub elemen disertai standar untuk sub elemen tersebut.

    Standar berisi ketentuan-ketentuan yang secara langsung maupun tidak langsung bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Jika semua elemen dan sub-elemen dalam sistem ini telah dilengkapi dengan standar dan standar tersebut dipenuhi maka peluang terjadinya kecelakaan akan semakin kecil bahkan semakin tertutup.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Manfaat Program K3 Secara Terstruktur 18

    Partisipasi dari semua pihak akan merupakan kunci keberhasilan dari program ini. Program ini tidak bisa dijalankan hanya oleh pihak manajemen atau karyawan saja. Adapun jenis partisipasi dari setiap orang bergantung pada lingkup dan wewenang masing-masing. 2. PRINSIP ISSMEC DALAM SISTEM K3 Untuk menurunkan tingkat kecelakaan atau insiden, kita harus menerapkan prinsip yang sama untuk semua bidang resiko. Dalam sistem K3 di Indonesia prinsip ini dikenal dengan sebutan ISSMEC. Setiap orang dapat menerapkan prinsip ini di semua situasi atau area kerja.

    I (Identification) berarti mengidentifikasi segala resiko dan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja.

    S (Set standard of Procedure) berarti menetapkan prosedur dan standar pelaksanaan kerja. Ini dapat memberikan kepada kita suatu sasaran atau tujuan, yang mencakup semua elemen keselamatan dan kesehatan kerja.

    S (Set standard of accountability) berarti menyusun standar pertanggung gugatan dengan menunjuk orang-orang yang harus melaksanakan prosedur dan standar yang telah dibuat untuk memastikan agar prosedur dan standar yang telah kita tetapkan dipenuhi dan dilaksanakan dengan benar. Kemudian tindakan perbaikan yang diperlukan harus dipenuhi dan diselesaikan.

    M (Measure) berarti mengukur kinerja terhadap prosedur atau standar yang telah kita tetapkan dengan melakukan inspeksi, checklist, register, spesifikasi atau dengan cara lainnya.

    E (Evaluation) berarti melakukan evaluasi terhadap hasil pengukuran, menganalisa hasil, menetapkan tindakan apa yang harus dilaksanakan agar supaya prosedur dan standar yang telah kita tetapkan terpenuhi dan dilaksanakan dengan benar.

    C (Control) berarti mengontrol atau mengendalikan pelaksanaan prosedur dan standar serta memperbaiki penyimpangan yang ada. Ini termasuk memberikan penghargaan dan pengakuan apabila prosedur dan standar telah dipenuhi. Juga termasuk membuat penyesuaian prosedur atau standar apabila diperlukan atau membuat prosedur atau standar yang baru. 3. AUDIT SISTEM K3 Setiap elemen atau sub elemen di area kerja akan dievaluasi dan dinilai pelaksanaan standarnya oleh tim auditor. Karena tujuan dan standar secara langsung maupun tidak langsung ialah untuk mencegah kecelakaan maka semakin kita mengikuti standar semakin tinggi tingkat keselamatan yang kita dapatkan yang berarti juga semakin tinggi nilai audit yang kita peroleh.

    Tujuan akhir dan usaha pencegahan kecelakaan ialah menurunkan angka kekerapan kecelakaan (DIFR - Disabling Injury Frequency Rates). Dalam memberikan nilai akhir kinerja K3, tim auditor tidak hanya melihat nilai audit saja akan tetapi juga melihat angka kekerapan kecelakaan yang berhasil kita usahakan. Dalam sistem K3 yang kita anut sekarang ini nilai akhir kinerja K3 diwujudkan dalam penghargaan berupa Peringkat Bintang (Star Grading)

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Manfaat Program K3 Secara Terstruktur 19

    Bintang Nilai DIFR 5 = 91 1 4 = 75 2 3 = 61 3 2 = 51 4 1 = 40 5

    DIFR = Disabling Injury Frequency Rate atau Tingkat Kekerapan Kecederaan

    KerjaJamJumlahxCederaJumlah

    DIFR000.200

    =

    4. MANFAAT PENERAPAN PROGRAM K3 YANG TERSTRUKTUR

    Penanganan masalah keselamatan dan kesehatan kerja dalam sistem ini dilakukan secara sistematis dimana bidang keselamatan dan kesehatan kerja disusun rapi menjadi beberapa seksi, elemen dan sub-elemen. Dengan demikian semua bidang utama yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja akan tercakup.

    Penyusunan bidang keselamatan dan kesehatan kerja secara sistematis akan membantu dalam proses penentuan prioritas dan perencanaan oleh semua divisi atau departemen yang terkait.

    Sistem ini mengharuskan adanya standar untuk setiap elemen dan sub-elemen. Standar-standar tersebut ini akan menjadi pedoman bagi semua pihak. Penggunaan standar akan mempermudah semua orang dalam menentukan apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Ini membuat penyelesaian masalah yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dapat dipahami oleh semua pihak.