bab3 -update2 - copy

26
BAB III Hasil Pelaksanaan Program Magang 3.1 Deskripsi Pelaksanaan Program Magang Program magang kali ini dilaksanakan di CV. Diginet Media Ringroad Utara, Mraen No. 108, RT.04/RW.10, Sendangadi, Mlati, Sleman Yogyakarta yang dimulai pada tanggal 19 Agustus 2013 hingga 23 Agustus 2013. Praktek magang ini memiliki jumlah hari kerja yaitu sebanyak 6 hari dalam 1 minggu yaitu hari senin sampai sabtu. Sedangkan untuk jam kerja dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Pada kesempatan magang kali ini, kegiatan yang dilakukan salah satunya adalah memasang perangkat WiFi dalam proyek Indonesia WiFi yang dimiliki oleh PT. Telkom yang bekerjasama dengan CV. Diginet Media. Perangkat WiFi ini dipasang pada sebagian besar Sekolah Dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum melakukan kegiatan pemasangan ini, akan dijelaskan oleh pihak perusahaan mengenai detail pelaksanaan proyek pemasangan WiFi ini serta pengenalan dengan alat-alat yang akan digunakan nantinya. 3.2 Hasil Pelaksanaan Program Magang Sebelum memulai kegiatan pemasangan WiFi dalam proyek Indonesia WiFi ini terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai gambaran umum proyek Indonesia WiFi 3.2.1 Penjelasan Proyek Indonesia WiFi Proyek Indonesia WiFi ini merupakan proyek dari PT.Telkom yang menyediakan layanan publik internet bagi masyarakat Indonesia yang berbasis teknologi WiFi/hotspot sehingga masyarakat Indonesia bisa menikmati layanan internet dimana saja. Target dari proyek Indonesia WiFi ini adalah pemasangan satu juta WiFi di seluruh Indonesia dan untuk saat ini CV. Diginet Media mendapat kesempatan kontrak

Upload: ade-p-handis

Post on 21-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab3 -Update2 - Copy

BAB III

Hasil Pelaksanaan Program Magang

3.1 Deskripsi Pelaksanaan Program Magang

Program magang kali ini dilaksanakan di CV. Diginet Media Ringroad

Utara, Mraen No. 108, RT.04/RW.10, Sendangadi, Mlati, Sleman Yogyakarta

yang dimulai pada tanggal 19 Agustus 2013 hingga 23 Agustus 2013. Praktek

magang ini memiliki jumlah hari kerja yaitu sebanyak 6 hari dalam 1 minggu

yaitu hari senin sampai sabtu. Sedangkan untuk jam kerja dimulai pada pukul

08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB.

Pada kesempatan magang kali ini, kegiatan yang dilakukan salah satunya

adalah memasang perangkat WiFi dalam proyek Indonesia WiFi yang dimiliki

oleh PT. Telkom yang bekerjasama dengan CV. Diginet Media. Perangkat WiFi

ini dipasang pada sebagian besar Sekolah Dasar di Daerah Istimewa

Yogyakarta. Sebelum melakukan kegiatan pemasangan ini, akan dijelaskan

oleh pihak perusahaan mengenai detail pelaksanaan proyek pemasangan WiFi

ini serta pengenalan dengan alat-alat yang akan digunakan nantinya.

3.2 Hasil Pelaksanaan Program Magang

Sebelum memulai kegiatan pemasangan WiFi dalam proyek Indonesia WiFi

ini terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai gambaran umum proyek Indonesia

WiFi

3.2.1 Penjelasan Proyek Indonesia WiFi

Proyek Indonesia WiFi ini merupakan proyek dari PT.Telkom yang

menyediakan layanan publik internet bagi masyarakat Indonesia yang

berbasis teknologi WiFi/hotspot sehingga masyarakat Indonesia bisa

menikmati layanan internet dimana saja. Target dari proyek Indonesia

WiFi ini adalah pemasangan satu juta WiFi di seluruh Indonesia dan

untuk saat ini CV. Diginet Media mendapat kesempatan kontrak

Page 2: Bab3 -Update2 - Copy

2

pemasangan WiFi untuk daerah Yogyakarta. Dalam proyek pemasangan

WiFi ini akan dibagi beberapa tim yang masing-masing mempunyai tugas

agar proses pemasangan bisa berhasil.

3.2.1.1 Site Acqusition (SITAC)

Tim ini bertugas dalam mengurusi segala macam

administrasi perijinan dan surat perjanjian atau nota

kesepakatan (NOKES) untuk melakukan instalasi. Ketika

semua administrasi telah dilengkapi maka tim selanjutnya akan

bekerja lebih mudah. Beberapa surat perijinan yang dibutuhkan

dalam urusan ini adalah :

- Surat Perijinan dari Telkom Pusat

- Surat Tugas dari Telkom Pusat

- Surat Perijinan dari Pemilik Setempat

- Surat Perijinan dari Satuan Security Pusat

- Nota Kesepakatan antara PT. Telkom dengan instansi

tempat pemasangan WiFi.

Bagi tempat-tempat fasilitas umum yang akan dipasangi WiFi

maka akan disertakan beberapa surat tambahan agar

pemasangan bisa berjalan dengan lancar.

3.2.1.2 Site Survey

Ketika tim SITAC sudah selesai dalam mengurusi hal-hal

yang berhubungan dengan administrasi maka tim Site Survey

akan bekerja dengan menlakukan survey ke lokasi tempat

instalasi. Survey ini digunakan untuk menentukan jumlah WiFi

yang dibutuhkan, posisi WiFi, jalur kabel jaringan WiFi serta

peralatan yang akan digunakan dalam instalasi nantinya.

Selain itu, tim ini juga harus bisa menentukan jenis access

point yang akan digunakan, apakah menggunakan access point

Page 3: Bab3 -Update2 - Copy

3

jenis indoor atau outdoor. Jenis access point harus ditentukan

berdasarkan lokasi yang nantinya akan dipasang WiFi.

Selain menentukan jenis access point yang akan digunakan,

tim ini juga harus menghitung panjang kabel serta posisi kabel

yang tepat. Kabel ini nanti menghubungkan antara modem

Speedy dari PT.Telkom dengan access point yang akan

dipasang nantinya. Syarat utama dalam hal pengkabelan ini

adalah tidak boleh ada kabel yang terlihat dari luar sehingga

kabel harus disusun secara rapi dan diusahakan tersembunyi

dari pandangan luar. Panjang kabel yang akan dipasang tidak

boleh lebih dari 70 meter, jika lebih dari itu akan

mengakibatkan atenuasi / rugi-rugi yang disebabkan oleh

pelemahan sinyal.

Selain memperhatikan panjang kabel, tim Site Survey juga

harus memperkirakan jangkauan sinyal WiFi nantinya. Pada

access point ini jangkauan sinyalnya berbentuk melingkar dan

hanya mencapai 30 meter saja. Maka dari itu tim Site Survey

harus bisa memperkirakan letak access point yang tepat

sehingga bisa menjangkau ke ruangan secara maksimal

Beberapa hal lain yang harus diperhatikan adalah mengenai

keamanan akan sinyal radio dari WiFi. Beberapa alat

kedokteran atau alat komunikasi yang menggunakan

gelombang radio sangat sensitif akan adanya gelombang radio

lain. Hal ini dapat menyebabkan adanya interfrensi gelombang

yang mengakibatkan malfunction pada alat tersebut. Maka dari

itu, perlu adanya note pada instansi yang terdapat alat-alat

tersebut.

Page 4: Bab3 -Update2 - Copy

4

3.2.1.3 Configure

Tim Configure ini bertugas untuk mengkonfigurasi access

point yang akan dipasang nantinya. Beberapa konfigurasi yang

harus dilakukan adalah mengenai konfigurasi IP dan

konfigurasi pancaran sinyalnya, sehingga nanti perangkat WiFi

itu berfungsi dengan baik dan efisien. Pengaturan IP untuk

WiFi ini berfungsi untuk memudahkan manajemen perangkat

tersebut semisal jika ada kerusakan maka akan secara mudah

mendeteksi kerusakan tersebut.

3.2.1.4 Instalasi

Setelah mendapatkan data dari tim SITAC, tim Site Survey

dan tim Configure maka tim Instalasi bisa mulai dengan

pekerjaannya. Tim ini bertugas memasang access point pada

tempat yang sudah ditentukan dan tim ini juga yang sangat

banyak menguras fisik karena tim ini membawa peralatan

instalasi yang cukup banyak dan harus berkeliling sesuai

dengan jadwal pemasangan instalasi yang diterima pada hari

itu.

Perangkat access point harus dipasang sesuai dengan

ketentuan dari data Site Survey. Jika posisi pemasangan access

point dirasa tidak mungkin dan dirasa sulit untuk melakukan

pemasangan, maka tim ini dapat melakukan improvisasi setelah

melakukan konfirmasi dengan pihak PT. Telkom serta pihak

yang bersangkutan.

Setelah pemasangan access point selesai maka tim Instalasi

bertugas untuk pengetesan kembali / teskom. Teskom adalah

menguji perangkat access point tersebut apakah berjalan

dengan baik atau tidak. Selain itu, teskom juga berfungsi untuk

mengetahui kuat sinyal tiap 5 meter dari posisi access point.

Page 5: Bab3 -Update2 - Copy

5

Jika kuat sinyal tidak memenuhi batas minimum yang

ditetapkan oleh PT.Telkom maka akan dilakukan survey ulang

agar kuat sinyal sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh

PT.Telkom.

3.2.1.5 Uji Terima

Tim Uji Terima bertugas menguji perangkat tersebut

sebelum perangkat tersebut siap digunakan oleh masyarakat

umum. Setiap pengujian perangkat harus mempunyai standar

nilai sesuai yang diberikan oleh PT.Telkom. Jika tidak

memenuhi standar maka harus dilakukan perbaikan ulang

sesuai dengan standar yang diberikan oleh PT.Telkom.

3.2.2 Perangkat Yang Digunakan

Ada beberapa alat yang digunakan dalam proses instalasi WiFi dalam

proyek Indonesia WiFi. Peralatannya adalah sebagai berikut :

3.2.2.1 Tangga Lipat

Tangga lipat ini berfungsi untuk membantu pemasangan

access point apabila access point tersebut dipasang di atas

plafon atau dipasang pada tempat yang tinggi.

Tangga ini mempunyai kelebihan yaitu lebih ringkas ketika

dibawa kemana saja.

Gambar 3.1 Tangga Lipat

Page 6: Bab3 -Update2 - Copy

6

3.2.2.2 Toolbox

Toolbox berfungsi sebagai menyimpan alat-alat yang akan

digunakan dalam instalasi nanti. Biasanya terdapat palu, obeng,

klem, paku, mur dan lain-lain. Dengan adanya toolbox ini

membawa peralatan menjadi lebih ringkas dan mudah.

3.2.2.3 Bor Listrik

Alat ini berfungsi untuk mengebor dinding/plafon ketika

hendak memasang access point. Bor pun memiliki beberapa

macam mata bor, ada yang dipakai untuk mengebor kayu dan

ada juga yang digunakan untuk mengebor beton. Jangan sampai

salah menggunakan mata bor yang tidak sesuai peruntukannya,

hal ini dapat mengakibatkan patahnya mata bor.

Gambar 3.2 Toolbox

Gambar 3.3 Bor Listrik

Page 7: Bab3 -Update2 - Copy

7

3.2.2.4 Kabel UTP Cat-5E

Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan suatu

jenis kabel yang dibuat dari tembaga. Dalam satu buah kabel

ini terdapat 8 macam kode warna yang saling berlilitan. Kabel

ini digunakan sebagai kabel jaringan komputer. Pada proyek

Indonesia WiFi ini kabel UTP yang digunakan adalah tipe Cat-

5E, kabel ini mempunyai kecepatan dalam mentransfer data

hingga 100 Mbps. Kabel ini juga banyak digunakan pada

jaringan-jaringan komputer masa kini.

3.2.2.5 Tang Krimping

Tang ini berbeda dengan tang pada umumnya, tang ini

cenderung digunakan untuk memasang kabel UTP dengan

konektor RJ-45. Selain untuk itu, digunakan untuk memotong

kabel UTP dan memasang colokan kabel RJ-11 dengan kabel

telpon.

Gambar 3.4 Kabel UTP Cat-5E

Gambar 3.5 Tang Krimping

Page 8: Bab3 -Update2 - Copy

8

3.2.2.6 RJ-45

Register Jack 45 atau RJ-45 merupakan suatu konektor yang

digunakan untuk menyambungkan kabel UTP dengan interface

pada Network Interface Card. Konektor ini hanya digunakan

untuk kabel jaringan UTP, tidak cocok digunakan untuk kabel

telpon maupun kabel jaringan lainya.

3.2.2.7 Access Point Cisco 3500 series

Pada proyek Indonesia WiFi ini, access point yang

digunakan adalah merek Cisco 3500 series. Cisco 3500 series

mempunyai 2 tipe yaitu Cisco 3500i yaitu access point internal

yang dipasang didalam gedung, kantor dan sekolah. Sedangkan

Cisco 3500e yaitu access point eksternal yang dipasang di luar

gedung.

Gambar 3.7 Cisco 3500e dan Cisco 3500i

Gambar 3.6 RJ-45

Page 9: Bab3 -Update2 - Copy

9

Berikut adalah table perbandingan antara Cisco 3500e dan

Cisco 3500i

No

Access Point

Cisco 3500e Cisco 3500i

1 Mempunyai antenna

eksternal sehingga arah

penyebaran dapat diatur

Antena sudah include

didalam perangkat access

point tersebut.

2 Terdapat 6 buah antenna

yang bisa diatur arah

penyerbarannya sehingga

jangkauan sinyal lebih

luas

Hanya memilik 2 antena

statis sehingga jangkauan

sinyal lebih sempit.

3 Penempatan untuk

pemasangan access point

lebih fleksibel, bisa

ditempatkan didalam

atau diluar ruangan

Penempatan access point

lebih cocok diletakan di

ceiling atau duct. Tidak

disarakan untuk memasang

diluar ruangan.

4 Penampilan tidak elegan

dan kompleks

Lebih elegan dan simpel

5 Resiko patah pada antena

access point

Antena lebih aman karena

sudah include didalam

perangkat

6 Butuh tempat yang cukup

luas untuk pemasangan

access point ini

Tidak membutuhkan

ruangan/space yang luas

untuk access point ini.

Tabel 3.1 Tabel Perbandingan Cisco 3500e dan Cisco 3500i

Page 10: Bab3 -Update2 - Copy

10

Pada perangkat ini sudah terdapat teknologi aironet dimana

teknologi ini dapat mendeteksi bug atau kerusakan yang dapat

mempengaruhi kualitas sinyal wireless yang dipancarkan.

Seperti contoh, bisa mendeteksi dan meminimalisir interfrensi

sinyal di lingkungan sekitar.

Beberapa kelebihan yang dimiliki access point ini adalah

sebagai berikut :

Cisco 3500 series Access point biasa

Menggunakan teknologi

aironet

Masih jarang access point yg

menggunakan teknologi

aironet

Sudah menggunakan antena

omni

Kebanyakan access point

masih menggunakan antena

grid, meskipun sekarang juga

sudah banyak yg beralih ke

antena omni

Menggunakan antena yang

berbeda frekuensinya.

2,4 GHz dan 5 GHz

*(untuk 3500e)

Masih banyak access point

yang masih menggunakan 1

frekuensi saja yaitu 2,4 GHz

Jangkauan bisa mencapai 20

– 30 meter dari titik pusat

access point

Jangkauan masih terbilang

kecil hanya 10 – 20 meter

dari titik pusat access point

Tabel 3.2 Tabel Perbandingan Cisco 3500 series dengan access

point biasa

Page 11: Bab3 -Update2 - Copy

11

Pada Cisco 3500 series ini juga terdapat beberapa perangkat

pendukungnya seperti berikut ini :

- Antena (3500e)

Antena ini hanya terdapat pada Cisco 3500e . access

point ini memiliki 6 buah antena eksternal dengan 2 jenis

frekuensi yang berbeda. 3 buah antena memancarkan

sinyal di frekuensi 2,4 GHz dan 3 buah lainya di frekuensi

5 GHz. Dengan adanya 2 frekuensi yang berbeda ini maka

perangkat-perangkat wireless bisa terkoneksi secara

sempurna dan bisa memilih apakah memakai frekuensi

2,4GHz atau 5 GHz.

Jenis antena yang dipakai pada Cisco 3500e adalah jenis

omni. Cara penyebaran sinyalnya adalah melingkar dalam

radius tertentu.

Gambar 3.8 Antena Eksternal Cisco 3500e

Gambar 3.9 Pola penyebaran sinyal antena 2,4 GHz

Page 12: Bab3 -Update2 - Copy

12

- Bracket

Bracket merupakan suatu kait yang berguna untuk

memasangkan access point pada dinding atau ceiling

sehingga access point terpasang dengan erat.

Pada bracket terdapat beberapa lubang yang memiliki

fungsi sendiri-sendiri. Contohnya keempat lubang dipojok

bracket berfungsi sebagai pengait bracket dengan access

point. Lubang disebelahnya berfungsi mengaitkan bracket

dengan dinding. Lubang-lubang kecil membentuk pola

segitiga berfungsi mengaitkan bracket dengan ceiling.

Sedangkan lubang yang lainya berfungsi mengaitkan

bracket dengan air aptrail.

Gambar 3.10 Pola penyebaran sinyal antena 5 GHz

Gambar 3.11 Bracket untuk Cisco 3500 series

Page 13: Bab3 -Update2 - Copy

13

- Air Aptrail

Air aptrail ini berfungsi untuk mengaitkan bracket

dengan ceiling. Dengan adanya air aptrail pemasangan

access point pada ceiling bisa dilakukan tanpa merusak

ceiling tersebut.

- Power over Ethernet (PoE)

PoE merupakan sebuah alat yang berguna untuk

mengalirkan listrik serta sinyal data secara simultan ke

access point. PoE ini memiliki 2 buah soket RJ-45, soket

pertama terkoneksi dengan access point dan soket kedua

terkoneksi dengan sumber data atau terhubung dengan

jaringan LAN.

Gambar 3.12 Air aptrail untuk Cisco 3500 series

Gambar 3.13 PoE untuk Cisco 3500 series

Page 14: Bab3 -Update2 - Copy

14

3.2.2.8 Kamera

Digunakan untuk mendokumentasikan hasil pekerjaan yang

nantinya akan dilampirkan dalam laporan instalasi.

3.2.3 Proses Pengerjaan

Pada bagian ini akan dijabarkan proses pengerjaan dalam proyek

Indonesia WiFi. Ada beberapa proses yang dikerjakan oleh masing-

masing tim. Berikut penjelasannya.

3.2.3.1 Tim SITAC

Proses awal pengerjaan proyek Indonesia WiFi adalah

melakukan kontrak kerjasama. Kontrak ini dibuat dalam bentuk

Nota Kesepakatan (NOKES). Dengan adanya NOKES ini maka

pihak pemasang access point dengan pihak pemilik gedung,

sekolah atau kantor telah setuju mengenai pemasangan WiFi

ini. Setelah melakukan perjanjian didalam NOKES maka

langkah selanjutnya adalah mengisi dokumen SITAC.

Dokumen SITAC ini berisi mengenai lokasi pemasangan serta

ketersediaan jaringan komunikasi dan listrik.

Gambar 3.14 Kamera Digital

Page 15: Bab3 -Update2 - Copy

15

Gambar 3.15 Nota Kesepakatan

Page 16: Bab3 -Update2 - Copy

16

3.2.3.2 Tim Site Survey

Pada tahap proses Site Survey, tim akan melakukan survey

lokasi dan menetapkan rencana dari pemasang access point.

Selain itu, tim ini juga menetukan jumlah access point yang

akan dipasang, titik lokasi access point serta jalur kabel yang

diperlukan.

Tim Site Survey ini dibekali 2 buah jenis surat. Surat

pertama adalah surat ijin dan surat kedua adalah surat tugas.

Adapun dokumen yang harus dibawa adalah dokumen survey.

Dokumen ini berisi detail serta informasi tempat yang akan

diinstal oleh tim instalasi nantinya. Semua data yang terdapat

Gambar 3.16 Dokumen SITAC

Page 17: Bab3 -Update2 - Copy

17

pada dokumen survey wajib diisi karena ini berhubungan

dengan jumlah access point yang akan dipasang, konfigurasi

access point, keselamatan tim instalasi ketika pemasangan serta

kenyamanan masyarakat sekitar ketika sudah terpasang access

point tersebut.

Beberapa data yang perlu diperhatikan di dokumen ini

antara lain :

- No. Dokumen

- Nama Site/ Nama Tempat Instalasi

- Tipe bisnis, jenis tempat site yang akan diinstalasi

- Tipe fasilitas, fasilitas yang terdapat pada site tersebut

- Denah site

- Peralatan yang dibutuhkan

- Lokasi serta alamat site

- Tinggi dan lebar site yang akan dipasang

- Tinggi ceiling/duct

Gambar 3.17 Dokumen survey

Page 18: Bab3 -Update2 - Copy

18

- Letak koordinat site

- Ketersediaan power outlet / sambungan daya listrik

- Panjang kabel UTP yang dibutuhkan

- Jumlah user dan jumlah access point yang dibutuhkan

- Jarak access point dengan source dari PT.Telkom seperti

modem Speedy.

- Topologi jaringan, jenis jaringan yang dipakai dari

PT.Telkom ke site.

- Pertimbangan khusus serta informasi tambahan.

Setelah mengisikan data-data diatas, langkah selanjutnya

adalah membuat denah letak access point beserta jalur

kabelnya.

3.2.3.3 Tim Instalasi

Setelah tim survey selesai, maka tim instalasi bisa

mengerjakan pemasangan access point untuk proyek Indonesia

WiFi. Tim ini harus mengetahui bagaimana pemasangan access

point di dinding maupun di ceiling.

Sebelum pemasangan access point, tim instalasi harus

mengetahui standarisasi instalasi posisi access point serta

standarisasi instalasi keamanan access point.

Standarisasi instalasi posisi access point mempunyai arti

bahwa posisi access point harus pada dinding atau ceiling yang

jauh dari jangkauan orang sekitar. Selain itu, tempatkan access

point pada tempat yang tinggi sehingga tidak semua orang bisa

mejangkau access point ini agar terhindar dari pencurian.

Selain penempatan access point, perhatikan juga penyebaran

sinyal access point tersebut. Pola pancaran sinyalnya adalah

secara radial dari titik pusat access point. Jarak penyebaranya

berkisar antara 20 meter hingga 30 meter. Kekuatan sinyal

Page 19: Bab3 -Update2 - Copy

19

juga akan melemah ketika sinyal tersebut menabrak penghalang

yang tebal dan keras seperti tembok. Maka dari itu, hindari

pemasangan pada ruangan yang bersekat-sekat. Hal itu dapat

melemahkan sinyal WiFI itu sendiri.

Standarisasi lainya adalah standarisasi instalasi keamanan

access point. Standarisasi ini wajib diperhatikan jika access

point dipasang di tempat umum. Mengingat access point buatan

Cisco ini masih jarang ditemui di Indonesia dan harganya

masih cukup mahal, maka access point ini rentan sekali

terhadap pencurian. Oleh karena itu, pemasangan access point

ini harus berada di tempat yang tinggi dan sukar dijangkau oleh

orang lain. Untuk access point eksternal bisa ditambahkan

safety box agar aman ketika dipasang di luar ruangan. Selain

itu, perhatikan juga keamanan sinyal frekuensi di lingkungan

sekitar, apakah sinyal frekuensi access point ini dapat

menganggu peralatan-peralatan elektronik lainya seperti

microwave atau peralatan kesehatan. Jika tidak dicermati

dengan baik maka bisa berdampak buruk bagi peralatan-

peralatan tersebut, terlebih pada peralatan kedokteran.

Setelah mencermati standarisasi yang ditetapkan untuk

pemasangan access point, maka tim instalasi bisa memulai

untuk pemasangan access point tersebut. Berikut ini adalah

langkah-langkah pemasangan access point di dinding:

- Menetapkan posisi pemasang access point.

- Dengan menggunakan bracket dan pensil, tandai letak

lubang untuk fisher pada dinding.

- Mengebor dinding sesuai tanda yang telah dibuat

sebelumnya. Gunakan mata bor yang cocok yaitu mata bor

untuk beton serta perhatikan diameter mata bor tersebut.

Page 20: Bab3 -Update2 - Copy

20

Diameter mata bor harus sesuai dengan diameter lubang

fisher.

- Memasang fisher pada lubang di dinding yang telah dibor.

- Mengaitkan bracket pada dinding menggunakan mur dari

fisher.

- Mengaitkan access point dengan bracket.

Untuk pemasangan pada ceiling, langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut :

- Menetapkan posisi pemasang access point.

- Memasang air aptrail pada ceiling.

- Memasang bracket pada air aptrail menggunakan mur yang

sesuai.

- Mengaitkan access point pada bracket.

Gambar 3.18 Pemasangan access point pada tembok

beton

Page 21: Bab3 -Update2 - Copy

21

Setelah memasang access point pada tempatnya, langkah

selanjutnya adalah penarikan kabel dari access point hingga

source yang disediakan oleh PT. Telkom seperti modem

Speedy. Kabel yang digunakan adalah kabel UTP Cat-5e.

Dalam penarikan kabel, ada beberapa syarat yang harus

diperhatikan. Syaratnya adalah sebagai berikut :

- Panjang kabel maksimal hanya 70 meter.

- Usahakan kabel tidak terlihat oleh orang lain, jika

dimungkinkan kabel harus melewati plafon/eternity agar

tersembunyi.

- Jika tidak dimungkinkan, penarikan kabel harus rapi dan

diklem sesuai dengan ukuran kabel.

Gambar 3.19 Pemasangan access point pada ceiling

Page 22: Bab3 -Update2 - Copy

22

Langkah selanjutnya adalah memasang PoE untuk access

point nya. Usahakan pemasangan PoE ini dekat dengan sumber

listrik. Selain itu, PoE ini harus hidup selama 24 jam, hal ini

berguna jika ada gangguan teknis dimalam hari, tim

maintenance bisa langsung membenarkan saat itu juga dan di

keesokan harinya access point bisa digunakan lagi.

Gambar 3.20 Penarikan kabel untuk access point

Gambar 3.21 Pemasangan PoE dekat dengan modem Speedy

Page 23: Bab3 -Update2 - Copy

23

Setelah pemasangan PoE selesai pemasangan PoE maka

langkah selanjutnya adalah mengisi berita acara pemasangan

serta melengkapi data-data tersebut.

Langkah selanjutnya adalah teskom. Teskom ini berfungsi

untuk mengetahui apakah access point yang dipasang tadi telah

Gambar 3.22 Dokumen Berita Acara Instalasi

Page 24: Bab3 -Update2 - Copy

24

berfungsi dengan baik. Teskom dilakukan setelah adanya

aktivasi dari pihak PT. Telkom. Didalam teskom ini terdapat

dokumen teskom yang harus dibuat setelah instalasi selesai. Isi

dari dokumen ini adalah sebagai berikut :

- As Plan Drawing

Berisikan gambar teknis mengenai jangkauan sinyal WiFi

yang dipasang tadi, apakah sudah sesuai dengan ketentuan

dari PT. Telkom serta tim teknis sebelumnya.

Gambar 3.21 Data As Plan Drawing

Page 25: Bab3 -Update2 - Copy

25

- As Build Drawing

Data selanjutnya adalah As Build Drawing, data ini

berfungsi untuk mengetahui jalur kabel dari access point

menuju modem.

- Topology

Data topology menggambarkan topologi jalur kabel yang

terkoneksi antara access point dengan modem.

Gambar 3.22 Data As Build Drawing

Gambar 3.23 Data Topology

Page 26: Bab3 -Update2 - Copy

26

- AP Check

AP Check berfungsi untuk mengetahui apakah access

point sudah aktif atau belum.

- Intregration Test

Intregration Test berfungsi untuk mengkonfigurasi

access point.

Setelah semua selesai dibuat dan dikumpulkan dalam

dokumen teskom maka kegiatan tim instalasi selesai sampai

disini. Untuk Konfigurasi dan Uji Terima merupakan

kewenangan dari pihak PT. Telkom.

Gambar 3.24 AP Check

Gambar 3.25 Intregration Test