bab vii prioritas pembangunan daerah
TRANSCRIPT
BAB VIIPRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Prioritas pembangunan Kota Bogor pada periode 2010 – 2014 adalah:
1) Transportasi, 2) Kemiskinan,
3) Kebersihan dan 4) Pedagang Kaki Lima.
Prioritas pembangunan tersebut merupakan lanjutan penanganan 4 (empat) prioritas pembangunan yang sama
pada periode 2004 – 2009, mengingat berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaannya dipandang perlu untuk dilanjutkan,
diperbaiki maupun ditambahkan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
7.1. TRANSPORTASI
Pelaksanaan pembangunan transportasi yang
tertuang dalam Misi 2 bertujuan mewujudkan transportasi yang aman, nyaman dan terjangkau, mempunyai sasaran
terwujudnya sarana dan prasarana transportasi yang layak dan berkualitas dan terwujudnya sistem transportasi kota
yang terpadu. Strategi Pembangunan periode 2010 – 2014 lebih diarahkan pada aspek seperti tabel 7.1 berikut.
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
a. Tahap Pertama adalah penataan infrastruktur (Jalan dan
Terminal)b. Tahap Kedua adalah traffic engineering (penataan sistem
lalu lintas).c. Tahap Ketiga adalah penataan angkutan umum
Tabel 7.1. Strategi Penataan Transportasi Tahun 2010 -
2014
Aspek 2010 2011 2012 2013 2014Sarana prasarana transportasi
Penataan Jalan
Penataan Jalan
Penataan Jalan
Penataan Jalan
Perhubungan
Penataan Terminal
Penataan Terminal
Penataan Terminal
Penataan Terminal
Penataan Angkutan Umum
Penataan Angkutan Umum
Penataan Angkutan Umum
Penataan Angkutan Umum
Penataan Angkutan Umum
Penataan Sistem Lalu LIntas
Penataan Sistem Lalu LIntas
Penataan Sistem Lalu LIntas
Penataan Sistem Lalu LIntas
Untuk Pengembangan jaringan jalan, difokuskan pada :
a. Pembangunan jalan R-3 (Seksi Vila Duta – Parungbanteng, Seksi Parungbanteng – Tajur)
b. Pembangunan inner ring road (Seksi Tajur – Jl Detur)
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-2
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
c. Peningkatan kemantapan jalan (zero pot hole)
d. Peningkatan status jalan
Untuk pengembangan terminal ke depan difokuskan
kepada terminal penumpang dan terminal barang, yakni :a. Terminal penumpang terdiri dari revitalisasi Terminal
Baranangsiang dan pembangunan terminal perbatasan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten
Bogor.b. Pembangunan terminal barang di arah Selatan dan Utara
Kota Bogor untuk dapat membatasi jenis kendaraan besar yang masuk ke pusat kota.
Untuk penataan angkutan umum, difokuskan pada : a. Shift angkutan umum
b. Gasifikasi angkutan umumc. Rerouting angkutan umum
d. Pengoperasian taksie. Pengembangan angkutan massal
Untuk manajemen rekayasa lalu lintas, difokuskan
pada pengaturan lebih lanjut 11 (sebelas) titik kemacetan dan titik lainnya serta pengembangan fasilitas pendukung
yakni : a. Penataan kawasan rawan macet
b. Pembangunan pedestrianc. Penyediaan jalur sepeda
d. Pembangunan dan pengembangan fasilitas lalulintase. Penataan dan pembangunan fasilitas parkir
f. Penerapan area traffic control system (ATCS)
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-3
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Adapun kesebelas titik kemacetan tersebut yakni :
a. Simpang Tanjakan Empangb. Simpang Lawang Saketeng
c. Simpang Gunung Batud. Jembatan Merah
e. Simpang Asemf. Sukasari (Depan Shangrila)
g. Simpang Bank Jabarh. Simpang Paledang
i. Simpang Taman Topij. Simpang Suryakencana
k. Jalan Otto IskandardinataDengan demikian kebijakan penanganan transportasi
adalah meningkatkan kualitas perencanaan, pembangunan, pemeliharaan jalan dan jembatan serta penataan lalu lintas
di kawasan rawan kemacetan. Penanganan transportasi melalui program prioritas lebih ditekankan kepada
menambah jaringan jalan lingkar dan peningkatan kualitas jalan yang diiringi dengan penataan lalu lintas dan angkutan
umum.
Adapun program prioritas pada transportasi adalah sebagai berikut:
7.1.1. Urusan Pekerjaan Umum
1. Program Pembangunan Jalan, Jembatan, dan Drainase,
dengan sasaran:
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-4
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
a. Meningkatnya ketersediaan perencanaan
pembangunan jalan, drainase dan jembatan, dengan indikasi kegiatan penyusunan FS, DED, AMDAL jalan,
drainase dan Jembatanb. Tersedianya lahan untuk pembangunan jalan,
jembatan dan drainase, dengan indikasi kegiatan pembebasan lahan untuk pembangunan jalan,
jembatan dan drainasec. Terbangunnya jalan, jembatan dan drainase, dengan
indikasi kegiatan :1) Pembangunan ruas jalan sepanjang 25,03 km :
pembangunan inner ring road (Muarasari - Wangun) panjang 2 km, ROW = 40 m;
Pembangunan lanjutan jalan R3 (Vila Duta – Tajur) panjang 5,5 km; dan Pembangunan jalan lainnya
2) Pembangunan drainase jalan sepanjang 12,5 km3) Pembangunan jembatan
4) Pembangunan trotoar, seluas 1.330 m22. Program Peningkatan Jalan, Jembatan, dan Drainase,
dengan sasaran :a. Meningkatnya ketersediaan perencanaan peningkatan
jalan, drainase dan jembatan, dengan indikasi kegiatan penyusunan DED untuk peningkatan jalan,
drainase dan jembatanb. Luas lahan yang disediakan untuk peningkatan jalan,
jembatan dan drainase, dengan indikasi kegiatan pembebasan lahan untuk peningkatan jalan, jalan
dan drainase
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-5
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
c. Meningkatnya daya dukung dan kapasitas beban
lintas jalan, drainase dan jembatan, dengan indikasi kegiatan peningkatan ruas jalan sepanjang 68,4 km :
peningkatan daya dukung beban ruas jalan, jembatan dan drainase dan pelebaran ruas jalan, jembatan dan
drainase3. Program Pemeliharaan Jalan, Jembatan, dan Drainase,
dengan sasaran :a. Meningkatnya ketersediaan perencanaan
pemeliharaan jalan, drainase dan jembatan, dengan indikasi kegiatan penyusunan DED, untuk
pemeliharaan jalan, drainase dan jembatanb. Terpeliharanya jalan, jembatan dan drainase secara
rutin dan berkala, dengan indikasi kegiatan : 1) Pemeliharaan rutin dan berkala jalan
2) Perbaikan dan pemeliharaan trotoar dan kerb3) Perbaikan dan pemeliharaan jembatan dan
gorong-gorong
7.1.2. Urusan Perhubungan
1. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, dengan sasaran :
a. Meningkatnya kualitas perencanaan perhubungan, dengan indikasi kegiatan :
1) Penyediaan Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota
2) Penyediaan dan pemutakhiran data bidang perhubungan
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-6
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
3) Perencanaan teknis sarana prasarana
perhubungan (FS, DED, AMDAL)4) Evaluasi kinerja lalu lintas dan angkutan jalan
5) Penyediaan standar pelayanan minimum perhubungan
b. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan perhubungan, dengan indikasi kegiatan :
1) Koordinasi penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan
2) Peningkatan Pengelolaan terminal, perparkiranc. Tersedianya sarana prasarana perhubungan, dengan
indikasi kegiatan :1) Pengadaan lahan untuk penyediaan sarana
prasarana perhubungan2) Penyediaan/pemeliharaan/revitalisasi terminal,
parkir, stoplet, halte, jembatan penyeberangan orang
2. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan sasaran penataan lalu lintas di lokasi rawan
kemacetan, dengan indikasi kegiatan :a. Manajemen dan rekayasa lalu lintas di zona
kemacetanb. Penyediaan dan pemeliharaan sarana pengaman lalu
lintasc. Penetapan zona selamat sekolah
d. Pengamanan lalu lintas pada hari besar3. Program peningkatan pelayanan angkutan, dengan
sasaran :
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-7
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
a. Meningkatnya kinerja pelayanan angkutan umum,
dengan indikasi kegiatan :1) Penyelenggaraan angkutan umum massal
2) Penataan rute angkutan kota3) Pengendalian perijinan angkutan umum
4) Penataan angkutan umum (taksi, minibus)b. Meningkatnya kedisiplinan pengemudi, dengan
indikasi kegiatan :1) Penegakan hukum lalu lintas
2) Pembinaan lalu lintas3) Lomba tertib lalu lintas
4) Pembinaan dan pemilihan pengemudi angkutan teladan dan SPAU
7.2. KEMISKINAN
Kemiskinan masih merupakan masalah sekaligus tantangan dalam pembangunan Kota Bogor menjadi kota
jasa yang bersih, indah, aman dan nyaman. Jumlah orang miskin di Kota Bogor sebanyak 43.749 pada tahun 2007
dengan kriteria yang dikeluarkan oleh Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Bogor untuk penetapan
keluarga miskin, yaitu :1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2/
orang.2. Lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah
/bambu /kayu murahan.
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-8
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
3. Dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari
bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar atau bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak berasal dari listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur / mata air tidak terlindungi /sungai/ air hujan.
7. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga hanya sampai Sekolah Dasar (SD) /tidak tamat SD /tidak sekolah.
8. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.
9. Tidak pernah atau hanya sekali dalam seminggu mengkonsumsi daging/susu/ayam.
10. Tidak pernah atau hanya sekali dalam setahun membeli pakaian baru untuk setiap anggota rumah tangga
11. Sekali atau dua kali dalam sehari makan untuk setiap anggota rumah tangga.
12. Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan 0,5 Ha per buruh/ tani /nelayan/
buruh bangunan /buruh perkebunan /pekerjaan lain dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000/bulan.
13. Tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual dengan nilai minimal sebesar Rp. 500.000 (seperti sepeda
motor, emas, ternak, kapal motor atau pun barang modal lainnya).
14. Tidak mampu membayar untuk berobat ke puskesmas/poliklinik.
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-9
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Model intervensi yang akan dilakukan pada periode
2010 - 2014 adalah memberikan bantuan kepada Kepala Keluarga (KK) miskin sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini
harus didukung oleh kuatnya database keluarga miskin yang harus diintervensi sesuai dengan permasalahannya.
Penanganan kemiskinan bukan hanya tanggungjawab Pemerintah saja namun tanggungjawab seluruh masyarakat
pula. Oleh sebab itu penananan yang baik dan tidak tumpang tindih antara peran SKPD dengan pemangku kepentingan
lainnya serta adanya link and macth antar pihak. Untuk itu perlu dilakukan pendataan ulang secara menyeluruh dan
akurat yang melibatkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Badan Pusat Statistik, Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Kota Bogor dan pihak Kelurahan serta Kecamatan.
Untuk kelancaran pelaksanaan penanggulangan
kemiskinan selanjutnya, peranan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Bogor yang telah disusun,
harus optimal.
Dari berbagai jenis kegiatan intervensi yang telah dilakukan pada tahun 2005 – 2009, beberapa kegiatan masih
dapat diteruskan pada periode 2010 - 2014, namun dengan fokus pendampingan dan penguatan kelembagaan serta
penguatan monitoring dan evaluasi agar menjadi lebih mandiri, dengan tahapan seperti tercantum pada tabel 7.2
berikut ini.
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-10
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Tabel 7.2. Tahapan Intervensi Penanggulangan Kemiskinan
Tahun 2010 - 2014
Aspek 2010 2011 2012 2013 2014Lembaga Perguliran Modal
Channeling Penguatan Penguatan Penguatan
Penguatan
Kegiatan Ekonomi
Pendampingan dan Modal Usaha
Pendampingan dan Modal Usaha
Pendampingan
Mandiri Mandiri
Sosial Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan BantuanSarana Prasarana
Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan
Pendukung
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi
Penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pelayanan atau
bantuan bagi orang miskin dan program pemberdayaan orang miskin. Kelompok pertama lebih bersifat charity
pembagian raskin, bantuan langsung tunai, biaya sekolah, pengobatan gratis (gakin), dan bantuan sarana/prasarana
(perumahan, jalan lingkungan, dan sebagainya). Pelaksanaan program ini diukur dari jumlah orang miskin yang dilayani
atau terintervensi dibandingkan dengan keseluruhan target yang ingin dicapai, bukan dari perubahan status orang miskin
(menjadi tidak miskin).
Program pemberdayaan sangat bervariasi mulai dari pelatihan, pendampingan sampai bantuan modal (kerja).
Hasil yang ingin dicapai adalah perbaikan kapasitas,
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-11
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
kemampuan dan pengalaman sehingga orang miskin mampu
mandiri untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Ukuran keberhasilan program adalah banyaknya orang
miskin yang menjadi tidak miskin atau paling tidak terlepas dari belenggu utama penyebab kemiskinan. Sebagian besar
program lebih menuju kepada pengembangan kapasitas sehingga tidak selalu dapat menghilangkan kemiskinan.
Program pembentukan kesempatan tidak banyak dilakukan. Pencapaian dari program ini relatif kecil. Adapun program
dan urusan yang mendukung penanggulangan kemiskinan sebagai berikut :
7.2.1. Urusan Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dengan sasaran program meningkatnya ketersediaan pangan dengan
indikasi kegiatan peningkatan distribusi, mutu, dan ketersediaan pangan masyarakat, melalui penyediaan beras
bagi masyarakat miskin (raskin).7.2.2. Urusan Pemberdayaan Masyarakat
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Kelurahan, dengan sasaran pengembangan sikap dan mental wirausaha, dengan indikasi kegiatan pelatihan dan
pembinaan LKM UEK-SP, biaya operasional dan subsidi pendamping UEK-SP, pelatihan pengelola ekonomi
masyarakat syariah, penilaian kinerja pengurus UEK-SP, Pelatihan pengelola ekonomi syariah masjid.
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-12
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
7.2.3. Urusan Perumahan Rakyat
Program Lingkungan Sehat Perumahan, dengan sasaran
tertatanya kawasan perumahan kumuh untuk peningkatan kualitas lingkungan perumahan, dengan indikasi kegiatan :
a. Perbaikan rumah tidak layak hunib. Penataan kawasan kumuh (urban renewal)
7.2.4. Urusan Pendidikan
1. Program Peningkatan Pendidikan Anak Usia Dini, dengan
sasaran meningkatnya akses layanan dan mutu pendidikan anak usia dini (pra sekolah), dengan indikasi
kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarna PAUD dan Pelatihan Tutor PAUD
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun ,dengan sasaran meningkatnya akses layanan, mutu dan
tata kelola pendidikan dasar 9 tahun, dengan indikasi kegiatan Beasiswa bagi siswa gakin tingkat
SD/MI/SMP/MTs3. Program Pendidikan Menengah, dengan sasaran
meningkatnya akses layanan, mutu dan tata kelola pendidikan menengah, dengan indikasi kegiatan beasiswa
bagi gakin tingkat SMA/MA/SMK4. Program Pendidikan Non-Formal, dengan sasaran
meningkatnya akses layanan, mutu dan tata kelola pendidikan nonformal (Paket A,Paket B, Paket C), dengan
indikasi kegiatan:a. Pelaksanaan Kejar Paket A dan Pelatihan Tutor
b. Pelaksanaan Kejar Paket B dan Pelatihan Tutor
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-13
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
c. Pelaksanaan Kejar Paket C dan Pelatihan Tutor
d. Pembentukan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar
7.2.5. Urusan Kesehatan
1. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, dengan
sasaran meningkatnya akses dan kualitas layanan kesehatan, terutama untuk masyarakat miskin, dengan
indikasi kegiatan pelayanan rujukan masyarakat miskin dan jamkesmas.
2. Program Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak, dengan sasaran:
a. Meningkatnya kunjungan ibu hamil ke sarana pelayanan kesehatan
b. Meningkatnya persalinan oleh tenaga kesehatanc. Meningkatnya kunjungan neonatal ke tenaga
kesehatand. Meningkatnya kunjungan bayi yang dibawa ke tenaga
kesehatanIndikasi kegiatan program ini yakni Pelayanan Kesehatan
Ibu dan Bayi3. Program perbaikan gizi masyarakat, dengan sasaran :
a. Meningkatnya kualitas gizi balitab. Meningkatnya cakupan Vitamin A Balita
c. Meningkatnya cakupan zat Besi pada Ibu hamild. Meningkatnya konsumsi garam beryodium
e. Meningkatnya balita yang dipantau pertumbuhannyaf. Meningkatkan perbaikan gizi siswa sekolah melalui
UKS
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-14
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Indikasi program ini yakni Peningkatan Status Gizi
Masyarakat4. Program pengembangan lingkungan sehat, dengan
sasaran :a. Meningkatnya sanitasi dasar perumahan, penyehatan
TTU dan TPM, dengan indikasi kegiatan yakni pembangunan sarana prasarana sanitasi masyarakat
b. Penyehatan TTU dan TPM, dengan indikasi kegiatan pelayanan puskesmas, jasa pelayanan, pembinaan,
manajemen dan peningkatan SDM5. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular, dengan sasaran:a. Mencegah atau menurunkan berjangkitnya penyakit
menular, dengan indikasi kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
b. Mencegah atau menanggulangi penyakit tidak menular, dengan indikasi kegiatan pengendalian
faktor risiko penyakit tidak menular
7.2.6. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan, dengan sasaran:
a. Peningkatan peran wanita menuju keluarga sehat sejahtera (P2WKSS), dengan indikasi kegiatan
peningkatan P2WKSSb. Meningkatnya keluarga sehat sejahtera di Kota Bogor,
dengan indikasi kegiatan pelatihan pemberdayaan
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-15
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
masyarakat bagi kader PKK dan pelatihan usaha PKK dan
para akseptor
7.2.7. Urusan Sosial
1. Program pemberdayaan Fakir Miskin, Penyandang
Masalah Kesejahteraan social lainnya, dengan sasaran meningkatnya pelayanan dan pemberdayaan fakir miskin
dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya indikasi kegiatan penanganan masalah kesejahteraan
sosial2. Program Pembinaan Anak Terlantar , dengan sasaran
terbinanya anak terlantar, dengan indikasi kegiatan penanganan anak terlantar dan rehab gedung PMKS serta
pembangunan rumah singgah3. Program Pembinaan Penyandang Cacat, Trauma Dan
Korban Bencana, dengan sasaran :a. Terbinanya para penyandang cacat, trauma, dan
korban bencana, dengan indikasi kegiatan Penanganan penyandang cacat, trauma dan bencana
b. Menurunnya jumlah penyandang penyakit sosial, dengan indikasi kegiatan penanganan masalah
penyakit sosial
7.3. KEBERSIHAN
Untuk meningkatkan pengelolaan sampah di Kota Bogor berdasarkan program dan kegiatan yang telah
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-16
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
dilaksanakan tahun 2005 – 2009, maka untuk tahun 2010 –
2014 disusun strategi prioritas pembangunan kebersihan di Kota Bogor pada Misi 2 yang bertujuan menjadikan
lingkungan bersih dan berkelanjutan, dengan sasaran terwujudnya pengelolaan persampahan yang terpadu.
Adapun strategi yang ditempuh adalah meningkatkan pelayanan persampahan.
Prioritas penanganan kebersihan ditekankan pada
peningkatan kapasitas pelayanan persampahan, pengoptimalan TPA Galuga dan persiapan dukungan pada
TPA Nambo, serta peningkatan sistem pengelolaan dengan konsep 3R, yakni sebagai berikut :
1. Pengurangan jumlah sampah terangkut ke TPA melalui penanganan sampah di sumber berbasis masyarakat
(3R)2. Optimalisasi TPA Galuga melalui :
a. Penanganan pasca bencanab. Penataan TPA Galuga :
1) Pengelolaan sesuai MOU2) Pengelolaan pasca penutupan
3. Penyiapan TPA skala kota (TPPAS) dan dukungan terhadap TPA Regional Nambo
4. Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah :a. Pewadahan (tong sampah, TPS, container)
b. Pengangkutan (dump truk, arm roll dan gerobak)c. Pengelolaan (transfer depo, TPA)
7.3.1. Urusan Lingkungan Hidup
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-17
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Program pengembangan kinerja pelayanan persampahan, dengan sasaran:
a. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana persampahan, dengan indikasi kegiatan :
1) Penyediaan, peremajaan, pemeliharaan sarana pengangkutan sampah (dump truk, compactor,
kontainer, gerobak sampah, armroll, motor sampah)2) Penyediaan sarana pengelolaan sampah
b. Meningkatnya kualitas pengelolaan sampah di TPA, dengan indikasi kegiatan :
1) Penambahan dan pemeliharaan sarana dan prasarana TPA Galuga
2) Perbaikan pengelolaan sampah di TPA Galuga3) Persiapan dukungan pada TPA Nambo (Stasiun
Peralihan Antara)c. Tersedianya TPPAS, dengan indikasi kegiatan :
1) Persiapan TPPAS (Penyusunan DED, Amdal, pembebasan lahan)
2) Pembangunan TPPAS (jalan akses, sarana pemrosesan pengolahan sampah, IPAL)
d. Peningkatan pengelolaan sampah 3R, dengan indikasi kegiatan :
1) Pengelolaan sampah dan penyediaan sarana prasarana sampah program 3R
2) Sosialisasi dan pembinaan masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-18
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
7.4. PEDAGANG KAKI LIMA
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bogor tumbuh dan berkembang pesat hingga menimbulkan banyak
permasalahan. Sebagaimana lazimnya, PKL menempati lapak yang peruntukannya bukan untuk berdagang seperti trotoar,
badan jalan, emperan toko, taman (ruang terbuka), dan terminal. Akibatnya, fungsi peruntukan tidak berjalan
sebagaimana mestinya sehingga tampak kesemrawutan, kemacetan, dan kekotoran. Pada gilirannya, kota jauh dari
keteraturan, kebersihan dan keindahan. Oleh karena itu, PKL harus ditata sehingga tidak menimbulkan permasalahan
tersebut.
Dalam menangani PKL akan berhadapan dengan banyak pertentangan dan perlawanan baik dari pihak PKL
maupun pihak lain (LSM) dengan dalih mulai dari kesulitan tempat berusaha sampai pada isu hak azasi manusia. Hal ini
mengisyaratkan bahwa penataan PKL harus dilakukan secara cermat, terencana dan berbasis hukum. Paradoks terjadi
dalam semua upaya, di satu sisi penegakan hukum peruntukan tempat atau lokasi berhadapan dengan
kewajiban membangun perekonomian rakyat secara luas di sisi yang lain. Prioritas perlu ditetapkan ketika dua tujuan
yang berbeda dan saling bertentangan.
Tujuan penataan PKL adalah terwujudnya Kota Bogor yang bersih, indah dan nyaman bebas dari PKL berdasarkan
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-19
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
peraturan dan perundang-undangan. Sasaran penataan PKL
adalah Kota Bogor bersih, bebas macet dan kumuh akibat PKL serta tertatanya PKL yang tidak mengganggu ketertiban
umum
Berdasarkan pengalaman tahun 2005 – 2009, secara umum strategi penataan PKL (sektor informal) adalah
mengalokasikan ruang untuk kegiatan sektor informal dengan strategi :
a. Menata ruang kegiatan sektor informal yang adab. Mengalokasikan ruang baru untuk kegiatan sektor
informalc. Melibatkan masyarakat dalam pengendalian ruang untuk
sektor informal
Sedangkan rencana penataan PKL dilaksanakan dengan melalui:
a. Menempatkan sektor informal di lokasi yang direncanakan
b. Menata kawasan yang dimanfaatkan untuk kegiatan sektor informal
c. Membatasi pemanfaatan ruang terbuka publik untuk kegiatan sektor informal dengan pembatasan area dan
pengaturan waktu berdagangd. Mengoptimalkan fungsi pasar untuk mengakomodir
kebutuhan ruang sektor informal e. Mengintegrasikan kegiatan sektor formal dan sektor
informal
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-20
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
f. Melibatkan pemangku kepentingan dalam menjaga
fasilitas publik agar tidak digunakan untuk kegiatan sektor informal
g. Mewajibkan setiap pengembang perumahan untuk mengalokasikan ruang bagi kegiatan sektor informal
Strategi yang dapat ditempuh penanganan PKL tahun 2010 - 2014 difokuskan pada :
a. Penataan Lokasi PKL1) Penegasan titik lokasi PKL, berikut dengan pengaturan
jenis komoditas, model desain berjualan, dan waktu berjualan.
2) Mewajibkan pengembang menyediakan pasar tradisional skala lingkungan di perumahan-perumahan
3) Mewajibkan pusat perbelanjaan modern menyediakan ruang untuk PKL khususnya makanan dengan insentif
yang menarik4) Meredisain pasar yang ada agar nyaman bagi penjual
dan pembeli khususnya komoditas hasil pertanian5) Pendataan registrasi PKL untuk mengendalikan jumlah
PKL, dengan memberikan tanda khusus resmi
b. Penertiban PKL 1) Penertiban PKL yang lebih tegas di luar lokasi titik PKL
(strickly forbidden area) khususnya di Jalan Arteri dan Kolektor
2) Target penertiban PKL yakni 21 titik lokasic. Pembinaan PKL
1) Pembinaan dan penyuluhan peningkatan displin PKL
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-21
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
2) Pembinaan dan pemantauan kebersihan, keamanan
dari komoditas yang dijual PKL dengan target 300 PKL3) Kelembagaan pengelolaan
• Perlu dibentuk tim kerja khusus penanganan PKL .
• Rencana kerja serta monitoring evaluasi yang
terjadwal dan terukur
• Dalam pemantauan dan penertiban PKL
dilaksanakan bekerjasama dengan seluruh elemen
masyarakat
• Perlu ada peninjauan kembali terhadap Perda
Nomor 13 Tahun 2005 khususnya mengenai kebijakan dan kriteria lokasi PKL
Dalam melaksanakan penataan PKL, melibatkan lintas urusan
yaitu sebagai berikut:
7.4.1. Urusan Perdagangan
Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan,
dengan sasaran program tertatanya dan terbinanya pedagang kaki lima, dengan indikasi kegiatan pembinaan PKL
dan penyuluhan peningkatan disiplin PKL.
7.4.2. Urusan Lingkungan Hidup
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan
sasaran Peningkatan kualitas dan kuantitas taman kota dan
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-22
BAB VII PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
taman lingkungan (termasuk lokasi eks penertiban PKL pada
17 lokasi).
7.4.3. Urusan Perhubungan
Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan sasaran penataan lalu lintas di lokasi zona PKL, dengan
indikasi kegiatan :a. Manajemen dan rekayasa lalu lintas di zona PKL
b. Penyediaan dan pemeliharaan sarana pengaman lalu lintas
7.4.4. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Program Peningkatan Keamanan Ketentraman Ketertiban Masyarakat dan Pencegahan Tindak Kriminal, dengan
sasaran menurunnya lokasi rawan PKL, dengan indikasi kegiatan penertiban PKL
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 VII-23