bab vii metode pelaksanaan

30
BAB VII PELAKSANAAN PEKERJAAN A. Pendahuluan Pelaksanaan pekerjaan merupakan wujud nyata dari rangkaian sebelumnya, yaitu perancangan dan perencanaan. Pada tahap ini terjadi pergerakan pendirian bangunan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia. Manajeman pelaksanaan sangat dibutuhkan pada tahap ini karena menyangkut sumber daya manusia yang mengerjakan. Keberhasilan proyek tersebut tergantung pada ketersediaan kualitas sumber daya dan alokasi dana. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya berpedoman pada pasal-pasal rencana kerja dan syarat- syarat sesuai dengan gambar kerja, berita acara penjelasan pekerjaan menurut syarat-syarat teknis sampai pekerjaan selesai seluruhnya di laksanakan dengan baik. Selain itu pelaksana proyek juga harus 60

Upload: amelia-amel

Post on 30-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Vii Metode Pelaksanaan

BAB VII

PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Pendahuluan

Pelaksanaan pekerjaan merupakan wujud nyata dari rangkaian

sebelumnya, yaitu perancangan dan perencanaan. Pada tahap ini terjadi

pergerakan pendirian bangunan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.

Manajeman pelaksanaan sangat dibutuhkan pada tahap ini karena menyangkut

sumber daya manusia yang mengerjakan. Keberhasilan proyek tersebut tergantung

pada ketersediaan kualitas sumber daya dan alokasi dana.

Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya berpedoman pada pasal-

pasal rencana kerja dan syarat-syarat sesuai dengan gambar kerja, berita acara

penjelasan pekerjaan menurut syarat-syarat teknis sampai pekerjaan selesai

seluruhnya di laksanakan dengan baik. Selain itu pelaksana proyek juga harus

berpedoman pada petunjuk pengawas, peraturan pemerintah terkait dan peraturan-

peraturan lain yang mendukung.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan merupakan tahap-tahap pekerjaan proyek yang

diikuti oleh penyusun selama melaksanakan kerja praktek pada pembangunan

hotel mendut yogyakarta.

60

Page 2: Bab Vii Metode Pelaksanaan

Pengamatan yang dilakukan selama kerja praktek berlangsung meliputi :

a. Pemasangan tulangan kolom

b. Pemasangan bekisting

c. Pengecoran kolom

d. Pembukaan bekisting kolom

e. Pemasangan skafolding

f. Penulangan balok

g. Pemasangan bekisting balok dan plat

h. Perakitan tulangan plat

i. Pengecoran balok dan plat

j. Pembukaan bekisting balok dan plat

Berikut ini adalah penjelasan pelaksanaan pekerjaan yang diamati pada

saat berlangsungnya kerja praktek :

a. Penulangan Kolom

Penulangan kolom dilaksanakan sebelum penulangan balok.

Langkah-langkah penulangan kolom , yaitu :

1) Menentukan as-as kolom.

Penentuan as-as kolom harus dilakukan secara cermat dan teliti

untuk menghasikan kolom yang tegak lurus dengan plat dibawahnya.

2) Perakitan tulangan kolom

61

Page 3: Bab Vii Metode Pelaksanaan

Perakitan tulangan kolom di lakukan langsung pada tempatnya.

Penulangan dilakukan terlebih dahulu terhadap arah memanjang, kemudian

begel-begel dimasukkan ke tulangan sebanyak jumlah yang dibutuhkan, lalu

begelnya diatur dan diikat dengan jarak yang telah ditentukan dalam gambar

rencana. Ikatan antar tulangan pokok dengan begel menggunakan kawat bendrat,

yaitu kawat lunak yang mudah ditekuk dan mudah mengikat.

Pada proyek ini tulangan kolom menggunakan tulangan deform dengan

diameter 22 mm dan sengkang dengan diameter 10 mm. Tulangan dipasang

sesuai dengan gambar rencana dengan penempatan sengkang yang sesuai pula.

Sebelum bekisting dipasang, pada sisi kolom dipasang tahu beton dengan tujuan

agar tulangan tidak menempel pada bekisting sehingga dapat diperoleh selimut

beton yang sesuai. Setelah tulangan utama, sengkang dan tahu beton terpasang

dengan baik, barulah bekisting kolom dapat dipasang. Penulangan kolom dapat

dilihat pada Gambar 7.1 dan 7.2

62

Page 4: Bab Vii Metode Pelaksanaan

63

Gambar 7.1 Penulangan Kolom

Gambar 7.2 Penulangan Kolom

Page 5: Bab Vii Metode Pelaksanaan

b. Pemasangan bekisting

Bekisting kolom terbuat dari papan kayu dengan ukuran yang telah

ditentukan dan multiplek kayu dengan tebal 12mm. Pertemuan antara sisi

yang satu dengan yang lainnya diikat sedemikian rupa sehinngga dapat

saling bertemu dengan maksud mencegah keluarnya adukan beton.

Adapun syarat-syarat yang diperlukan pada bahan bekisting sebagai

berikut :

1. Bekisting harus kokoh, kaku dan tidak boleh melentur akibat memikul

beton basah dan berat pekerja.

2. Struktur bekisting dibuat sederhana hal ini mungkin untuk mempercepat

pembuatan bekisting dan menghemat biaya.

3. Bekisting harus mudah dibongkar dan tidak merusak beton.

Pekerjaan Bekisting kolom

Untuk membuat bekisting kolom bahan-bahan yang diperlukan

adalah kayu. Adapun tahap-tahap pembuatan bekisting yaitu :

a. Susun papan kayu sehingga membuat suatu plat kayu dengan panjang

dan lebar sesuai dengan yang dikehendaki.

b. Paku susunan papan kayu tersebut dengan kayu ukuran 50/70

c. Rangkaikan susunan plat kayu tersebut menjadi suatu bekisting dengan

bentuk yang dikehendaki, tidak lupa bekisting tersebut diberi

perkuatan agar bentuk bekisting tidak berubah.

Pemasangan bekisting dapat dilihat pada Gambar 7.3 dan 7.4

64

Page 6: Bab Vii Metode Pelaksanaan

Gambar 7.3 Bekisting Kolom

65

Gambar 7.4 Pemasangan Bekisting Kolom

Page 7: Bab Vii Metode Pelaksanaan

c. Pengecoran kolom

Setelah bekisting kolom terpasang dan di stell dengan sempurna

sesuai rencana, dan dibersihkan dari segala macam kotoran, pengecoran baru

dapat dilaksanakan. Sebelum pengecoran dilakukan, terlebih dahulu

dilakukan uji slump pada adukan beton yang siap dituangkan. Jika nilai slump

dari adukan beton tersebut telah memenuhi nilai slump yang disyaratkan,

dilanjutkan dengan pembuatan sampel pengujian kuat tekan beton dan

pekerjaan pengecoran.

Pekerjaan pengecoran ini tidak lagi menggunakan concrete pump

truck mengingat lokasi proyek yang tinggi. Adukan beton dari concrete mixer

truck dibawa keatas dengan menggunakan lift bucket yang diangkat dengan

crane, lalu dengan menggunakan pipa tremi adukan tadi dituangkan kedalam

bekisting/acuan kolom. Setelah adukan beton dituangkan kedalam acuan,

dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator),

kemudian ditusuk-tusuk dengan batang pipa besi dan dengan cara memukul

mukul bagian smping acuan dengan palu karet. Setelah mencapai tinggi yang

telah ditentukan dan adukan beton dirasa cukup padat dan tidak terdapat lagi

rongga-rongga udara, pengecoran dihentikan dan dilanjutkan dengan kolom-

kolom yang lainya. Setelah semua bagian kolom yang akan dicor telah tercor

dengan sempurna, adukan beton tersebut dibiarkan sampai beton tersebut

mengeras. Pekerjaan pengecoran kolom dapat dilihat pada Gambar 7.5 dan

76

66

Page 8: Bab Vii Metode Pelaksanaan

67

Gambar 7.5 Pengecoran Kolom

Gambar 7.6 Pengecoran Kolom

Page 9: Bab Vii Metode Pelaksanaan

d. Pembongkaran bekisting kolom

Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom dilakukan apabila beton

telah cukup keras. Pekerjaan ini harus dilakukan hati-hati agar beton yang

telah terbentuk tidak rusak. Jika pada saat pembongkaran terdapat bagian

beton yang rusak akibat pembongkaran atau keropos, maka bagian tersebut

harus segera ditutup dengan menggunakan adukan pasta semen. Pada proyek

ini pekerjaan pembongkaran bekisting mulai dilakukan 1 hari setelah selesai

pengecoran. Setelah itu dilakukan pekerjaan curring beton dengan

menyiramnya dengan menggunakan curring compoun.

e. Pemasangan skafolding

Alat yang terbuat dari besi yang digunakan untuk menyangga

bekisting supaya bekisting tidak goyah pada saat dilakukan pengecoran

dan memudahkan pekerja dalam melaksanakan pembesian pada lantai

selanjutnya. Pada proyek pembangunan hotel mendut ini menggunakan

perancah dari pipa baja. Gambar Pemasangan skafolding dapat dilihat pada

Gambar 7.7

68

Page 10: Bab Vii Metode Pelaksanaan

f. Penulangan Balok

Sebelum penulangan balok dimulai, maka scafolding sudah

terlebih dahulu dipasang, hal ini dilakukan karena penulangan balok

dilakukan dimana balok dipasang. Tulangan yang dipakai untuk balok

adalah tulangan deform diameter 22, 19,16 mm sebagai tulangan pokok

dan tulangan polos diameter 8 mm sebagai sengkang.

Untuk penulangan balok tepi dilakukan dengan memasukkan

tulangan pokok yang ditata sedemikian rupa sehingga rapi dan kuat,

kemudian sejumlah begel yang dibutuhkan diikat dengan kawat bendrat

pada tulangan pokoknya.

69

Gambar 7.7 Pemasangan skafolding

Page 11: Bab Vii Metode Pelaksanaan

Panjang tulangan pokok disesuaikan dengan jarak antar kolom,

namun ada kalanya dilakukan penyambungankarena tulangan yang

tersedia panjangnya tidak mencukupi. Penyambungan tulangan balok

sedapat mungkin harus berselang seling dan harus dihindari penempatan

sambungan di tempat-tempat terjadinya momen maksimum.

Penyambungan yang berselang seling ini diperkirakan harus bisa

meloloskan agregat pada waktu pengecoran. Detail penulangan balok

dapat dilihat pada lampiran 5, sedangkan gambar penulangan balok dapat

dilihat pada Gambar 7.8 dan 7.9

70

Gambar 7.8 Penulangan Balok

Page 12: Bab Vii Metode Pelaksanaan

g. Pemasangan bekisting balok dan plat

Pada proyek pembangunan hotel mendut menggunakan bekisting

untuk balok dan plat lantainya dari kayu lapis/multiplek (playwood) dengan

ketebalan 9 mm, sedangkan untuk penguat (klem) dan penyokong samping

(sekur) di pakai pipa besi serta perancah scaffolding.

Urutan pemasangan bekisting balok adalah sebagai berikut:

a. scaffolding dirangkai terlebih dahulu dengan jarak yang

disesuaikan dengan perhitungan bekisting balok, dimana pada

kaki bawahnya di beri alas berupa balok kayu ukuran 8/12 sebagai

dasar pijakan pekerja,

b. dipasang batang penyangga dari kayu pada arah memanjang balok

dengan kayu ukuran 8/12, sambungan balok penyangga didukung

oleh u- head jack yang terdapat pada ujung atas dari scaffolding,

71

Gambar 7.9 Penulangan Balok

Page 13: Bab Vii Metode Pelaksanaan

c. dipasang batang penyangga dari kayu pada arah melintang balok

(suri-suri) dengan ukuran 6/12 dengan jarak 50 cm,

d. kemudian dipasang bekisting balok bagian bawah yang telah

terangkai antara playwood dan kaso 5/7

Pekerjaan balok dan plat lantai dirancang sebagai satu

kesatuan yang monolit. Pemasangan bekisting balok dan penulangan

baloknya dikerjakan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan

pekerjaan bekisting plat lantai dan penulangan plat lantainya. Cara

pemasangan bekisting balok dapat ditunjukan seperti pada Gambar

7.10

72

Gambar 7.10 Pemasangan Bekisting Balok

Page 14: Bab Vii Metode Pelaksanaan

h. Pengecoran balok

Sebelum dilakukan pengecoran beton pada balok, terlebih dahulu

dilakukan pembersihan lokasi yang akan di cor dari segala macam

kotoran termasuk sisa-sisa kawat pengikat (bendrat). Kemudian

dilanjutkan dengan penyiraman air pada bekisting untuk membersihkan

kotoran yang masih menempel.

Pengecoran balok dan plat lantai dilaksanakan secara bersamaan.

Dalam pelaksanaanya, pengecoran balok dan plat lantai dibantu oleh alat

berupa pipa/tremi yang merupakan sambungan dari ready mix concrete

mixer truck sehingga beton segar yang berada di ready mix concrete

mixer truck dapat disalurkan ketempat yang sulit dijangkau.

Pengecoran dilakukan secara berurutan supaya mendapat hasil

yang baik. Selanjutya dipadatkan dengan vibrator. Pemadatan dengan

vibrator dilakukan dengan kemiringan kurang lebih 450 terhadap lapisan

beton. Penyiraman bekisting dan Pengecoran balok dapat dilihat pada

Gambar 7.11 dan Gambar 7.12

73

Page 15: Bab Vii Metode Pelaksanaan

74

Gambar 7.11 penyiraman air pada bekisting

Gambar 7.12 Pengecoran Balok

Page 16: Bab Vii Metode Pelaksanaan

d. Perawatan dan perbaikan balok

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi lembab

beton yang telah dicor agar proses hidrasi semen berlangsung dengan

sempurna. Pelaksanaan pekerjaan ini selama 7 hari berturut-turut setelah

pengecoran dilakukan dengan cara penyemprotan air pada permukaan beton.

Perbaikan beton yang belum sempurna dapat diaci dengan semen supaya

permukaan menjadi lebih baik.

a.Pembongkaran bekisting balok

Setelah umur beton mencapai 14 hari sejak saat pengecoran,

bekisting balok dan plat lantai dapat dibongkar, sehingga dapat menjamin

keselamatan penuh atas struktur hasil cetakan balok dan plat lantai sesuai

dengan gambar bestek. Secara garis besar persyaratan pembongkaran

bekisting balok dan plat lantai yakni bagian struktur beton yang disangga

dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai

kekuatan yang minimal untuk penyangga beratnya sendiri dan beban-beban

pelaksanaannya dan atau beton tersebut.

75

Page 17: Bab Vii Metode Pelaksanaan

3. Pekerjaan Plat lantai

1. pemasangan bekisting plat lantai

bekisting plat lantai harus diperhitungkan kuat mendukung lantai,

harus memperhittungkan kemungkinan terjadinya lendutan pada beban

beton dan beban tukang diatasnya. Urutan pemasangan bekisting plat lantai

adalah sebagai berikut:

i. dipasang perancah (scaffolding) pada setiap jarak 50 cm.

Perancah dirangkai satu dengan yang lain dengan cross brace agar

diperoleh kesatuan yang kuat dengan ketinggian yang sama,

ii. dipasang balok kayu dengan ukuran 6/12 cm memanjang

pada sisi tertinggi perancah. Balok-balok memanjang tersebut

dipasang untuk seluruh bentang yang akan dicor pada satu arah,

iii. diatas balok memanjang dipasang papan multiplek pada

arah melintang balok memanjang yang kemudian dipaku.

Pemasangan harus diatur sedemikian rupa agar sambungan antar

papan kuat dan rapat,

iv. agar tidak terjadi kebocoran saat pengecoran, pada

sambungan bekisting di pasang perekat berupa selotip.

Pekerjaan pemasangan bekisting plat dapat di tunjukan pada

Gambar 7.13 berikut.

76

Page 18: Bab Vii Metode Pelaksanaan

2. Penulangan plat lantai

Plat lantai menggunakan tulangan lentur dua arah (two way slab).

Plat lantai terbagi menjadi panel-panel dengan berbagai segi (berbagai

bentuk dan ukuran). Tulangan terdiri dari tulangan atas dan tulangan

bawah, yang masing-masing dipasang menerus. Pekerjaan penulangan

dimulai pemasangan tulangan lapis bawah dengan jarak sesuai dengan

hasil rencana. Setelah itu baru dipasang tulangan atas.

Untuk menjaga jarak antar tulangan atas dan tulangan bawah,

dipasang tulangan penahan yang disebut “cakar ayam” pada tulangan arah

memanjang dan arah melintang yang diikat satu sama lain dengan kawat

bendrat. Untuk mendapatkan ketebalan selimut beton sesuai dengan yang

77

Gambar 7.13 Pemasangan Bekisting Plat

Page 19: Bab Vii Metode Pelaksanaan

direncanakan , dipasang tahu-tahu beton diantara bekisting dan tulangan

terluar. Pekerjaan pemasangan tulangan plat dapat ditunjukan seperti pada

Gambar 7.14 berikut :

3. Pengecoran plat

Sebelum dilakukan pengecoran beton pada plat, terlebih dahulu

dilakukan pembersihan lokasi yang akan di cor dari segala macam

kotoran termasuk sisa-sisa kawat pengikat (bendrat). Kemudian

dilanjutkan dengan penyiraman air pada bekisting sehingga menjadi

jenuh.

Pengecoran balok dan plat lantai dilaksanakan secara bersamaan.

Dalam pelaksanaanya, pengecoran balok dan plat lantai dibantu oleh alat

78

Gambar 7.9 Penulangan Plat Lantai

Page 20: Bab Vii Metode Pelaksanaan

berupa pipa/tremi yang merupakan sambungan dari concrete pump

sehingga beton segar yang berada di concrete pump dapat disalurkan

ketempat yang sulit dijangkau.

Pengecoran dilakukan secara berurutan supaya mendapat hasil

yang baik. Selanjutya dipadatkan dengan vibrator. Pemadatan dengan

vibrator dilakukan dengan kemiringan kurang lebih 450 terhadap lapisan

beton.

Bagian yang selesai dicor diratakan dengan alat perata agar

permukaan plat rata. Untuk mencegah pemanasan berlebih pada bagian

luar beton, dilakukan perawatan beton berupa penyiraman air atau

pemasangan karung basah pada permukaan beton Gambar 7.10 berikut

menunjukkan pekerjaan pengecoran plat lantai.

79

Gambar 7.10 Pengecoran Plat Lantai

Page 21: Bab Vii Metode Pelaksanaan

d. Pekerjaan perawatan dan perbaikan plat lantai

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi lembab

beton yang telah dicor agar proses hidrasi semen berlangsung dengan

sempurna. Pelaksanaan pekerjaan ini selama 7 hari berturut-turut setelah

pengecoran dilakukan dengan cara penyemprotan air pada permukaan beton.

Perbaikan beton yang belum sempurna dapat diaci dengan semen supaya

permukaan menjadi lebih baik.

e. Pembongkaran bekisting plat lantai

Setelah umur beton mencapai 14 hari sejak saat pengecoran,

bekisting balok dan plat lantai dapat dibongkar, sehingga dapat menjamin

keselamatan penuh atas struktur hasil cetakan balok dan plat lantai sesuai

dengan gambar bestek. Secara garis besar persyaratan pembongkaran

bekisting balok dan plat lantai yakni bagian struktur beton yang disangga

dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai

kekuatan yang minimal untuk penyangga beratnya sendiri dan beban-beban

pelaksanaannya dan atau beton tersebut.

80