bab-vi-sistem-politik-di-ind

79

Upload: andhika-lungguh-perceka

Post on 27-Jun-2015

2.111 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab-vi-sistem-politik-di-ind
Page 2: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Standar Kompetens

i :6.

Menganalisis Sistem Politik di Indonesia.

Kompetensi Dasar :6.1. Mendeskripsikan

infrastruktur dan suprastruktur politik di Indonesia.

6.2. Mendeskripsikan perbedaan sistem politik di berbagai negara.

6.3. Menampilkan peran serta dalam sistem politik di Indonesia.

Page 3: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Waktu : 4 x 45 Menit

Standar Kompetensi :6.

Menganalisis Sistem Politik di Indonesia..

Kompetensi Dasar :

6.1. Mendeskripsikan infrastruktur dan suprastruk-tur politik di Indonesia.

Page 4: bab-vi-sistem-politik-di-ind

(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian sistem politik.

Mendeskripsikan ciri-ciri umum, macam-macam sistem politik dan demokrasi sebagai sistem politik.

Menganalisis infrastruktur politik dari masa ke masa di Indonesia.

Menganalisis suprastruktur politik di Indonesia.

Page 5: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Pengertian Sistem Politik, Fungsi dan Kapabilitas

Ciri-ciri Umum dan Macam-macam Sistem Politik

Demokrasi Sebagai Sistem Politik

Rusandi S. David Easton Robert Dahl, dll.

INFRASTRUKTUR DAN

SUPRASTRUKTUR POLITIK

DI INDONESIA

Infrastruktur Politik

Suprastruktur Politik

Pasca Kemerdekaan

Kel. Kepentingan

Kel. Penekan

Media Komunikasi

Tokoh Politik

Page 6: bab-vi-sistem-politik-di-ind

1. Sistem Politik

Dalam arti umum, politik adalah “macam-macam kgt dalam suatu sistem

politik/negara yg menyangkut proses menentukan & sekaligus melaksanakan

tujuan-tujuan sistem itu”.

Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis” berarti “city state” – mrp segala aktivitas yg dijalankan oleh Polis untuk kelestarian dan perkem-bangannya “politike techne” (politika).

Politik pada hakikatnya “the art and science of government” atau seni dan ilmu

memerintah.

a. Pengertian Sistem Politik

Page 7: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Dalam pengertian lain, politik dapat diartikan :

• Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara konstitusio-nal maupun nonkonstitusional.

• Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujud-kan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).

• Hal yang berkaitan dng penyelenggaraan pemerinta-han dan negara.

• Merupakan kegiatan yg diarahkan untuk mendapat-kan & mempertahankan kekuasaan di masyarakat.

• Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelak-sanaan kebijakan publik.

Page 8: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ;

a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng.

b.Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur neg.

c.David Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sbg interaksi yg diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.

d.Robert Dahl, sistem politik mrp pola yg tetap dari hubu-ngan antara manusia serta melibatkan sesuatu yg luas & berarti ttg kekuasaan, aturan-aturan, & kewenangan.

Page 9: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Sistem Tradisional, ada pada masyarakat pra-industrialisasi (Kelas Ningrat = menguasai tanah dan produksi yg menduduki pemerintahan; Tani = mene-rima kekuasaan dari kaum ningrat; Menengah = men-duduki pemerintahan, militer dan agama).

Sistem Totalitarianism, ingin mengendalikan masya-rakat secara total (agama, keluarga, olah raga, dll). Mereka memerlukan teknologi dan senjata modern.

Sistem Totalitarianism Ningrat, kelas ini memegang kekuasaan dengan metode totaliter dlm memerintah, buruh & tani tidak memiliki cukup kekuatan. Proses industrialisasi dan gerakan nasionalis mrp ancaman.

Lanjutan ...........

Sistem Politik Menurut Kautsky

Page 10: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Sistem Totaliterianism Cendekiawan, sistem ini dipimpin kaum ningrat yang didukung oleh kaum menengah/cendekiawan dan kapitalis.

Sistem Demokrasi, semua gol mempunyai kesem-patan turut serta dlm proses politik dan pemerintah, dengan ciri-ciri :a. kedaulatan ada ditangan rakyat, b. pemerintah berdsrkan persetujuan dari yang

diperintah, c. kekuasaan mayoritas, d. jaminan HAM dan jaminan golongan minoritas,e. pemilu jujur dan adil, f. persamaan didepan hukum, g. pembatasan kekuasaan secara konstitusional.

Lanjutan ...........

Page 11: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan fungsinya (eksistensi) di lingkungan yang lebih luas.

Konversi, menggambarkan kegiatan pengolahan input menjadi ouput mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan komunikasi.

Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi & rekruitmen yg bertujuan memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik.

Fungsi Sistem Politik

2 Fungsi Utama Sispol : Perumusan kepentingan rakyat, & Pemilihan pemimpin

serta pejabat pembuat kep.

Page 12: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Regulatif, merupakan penyelenggaraan pengawa-san terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya.

Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM untuk mencapai tujuan dari sistem politik.

Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk didistri-busikan kepada masyarakat.

Responsif, kemampuan sistem politik dlm menang-gapi tekanan dari masyarakat.

Simbolik, efektivitas simbol dari sistem politik ter-hadap lingkungan intra dan ekstra masyarakat.

Domestik dan Internasional, suatu sistem politik berinteraksi di lingkungan domestik dan interna-sional.

Kapabilitas Sistem Politik

Page 13: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

1. Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik ke dalam maupun keluar.

2. Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan.

3. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak.

SISTEM POLITIK

MENCAKUP :

Page 14: bab-vi-sistem-politik-di-ind

b. Ciri-ciri Umum Sistem Politik

Mempunyai kebudayaan politik .

Menjalankan fungsi-fungsi .

Memiliki spesialisasi.

Merupakan sistem campuran.

Sistem Politik Menurut Almond, Memiliki 4 (Empat) Ciri-ciri :

Page 15: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan .........

Cara kerja sistem politik berdasarkan input dan output yg digambarkan oleh Hoogerwerf

SISTEM EKONOMI

MASUKAN (Input)Referensi

Kebijaksanaan sarana kekuasaan

SISTEM TEKNIS

HASIL (Output)

Kebijaksanaan pemerintah

Dampak kebijaksanaan pemerintahSistem Budaya

Politik

Struktur Politik

Politik

Pengem-bangan

Integ-rasi

Dampak kebijaksanaan pemerintah

MASUKAN (INPUT)

UMPAN BALIK

UMPAN BALIK

Page 16: bab-vi-sistem-politik-di-ind

c. Macam-macam Sistem Politik

Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) katagori sistem politik yakni :

o Primitif yang intermittent (bekerja dng sebentar-sebentar istirahat).

o Tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan politik yang berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”.

o Modern di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda, berkembang dan mencerminkan aktivitas budaya politik “participant”.

Page 17: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan .........

Klasifikasi sistem politik menurut Alfian :

• Otoriter/Totaliter• Anarki• Demokrasi• Demokrasi dalam transisi.

Ramlan Surbakti mengklasifikasikan

sistem politik dengan kriteria :1.Otokrasi Tradisional,2.Totaliter,3.Demokrasi,4.Negara Berkembang

Page 18: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan .........

Menurut Almond dan Coleman, macam-macam sistem politik yg banyak berlaku di negara berkembang :

1. Demokrasi Politik,

2. Demokrasi Terpimpin,

3. Oligarki Pembangunan,

4. Oligarki Totaliter,

5. Oligarki Tradisional

SISTEM POLITIK

Page 19: bab-vi-sistem-politik-di-ind

d. Demokrasi Sebagai Sistem Politik

Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik

demokrasi ditandai :• Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa

pemerin-tah tersebut mewakili keinginan rakyatnya. • Pengaturan yg mengorganisasikan perundingan

untuk mem-peroleh legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu.

• Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemili-han (memilih/dipilih).

• Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.

• Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebe-basan berbicara, berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha untuk memperoleh dukungan.

Page 20: bab-vi-sistem-politik-di-ind

1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 4 – 5 orang.

2. Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pembelejaran.

3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.

4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.

5. Buatlah kesimpulan bersama.6. Penutup.

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Infra Struktur Politik dan Supra Struktur Politik, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis :

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

2

Page 21: bab-vi-sistem-politik-di-ind

a. Infrastruktur Politik

Berdasarkan teori politik, infra strukturpolitik mencakup : a. Partai politik (political party), b. Kelompok kepentingan (interest group), c. Kelompok penekan (pressure group), d. Media komunikasi politik (political

communication media), dan e. Tokoh politik (political figure).

2. Supra Struktur & Infra Struktur Politik di Indonesia

Page 22: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Hak dasar sebagai bangsa yg merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara :• Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26), • Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan

(Pasal 27 ayat (1)), • Memperoleh pekerjaan & penghidupan yg layak (Pasa 27

ayat 2),• Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan

tulisan (Pasal 28), • Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal

28A)• Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)), • Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30), • Mendapat pendidikan (Pasal 31), • Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32), • Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan • Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).

Lanjutan ...........

Page 23: bab-vi-sistem-politik-di-ind

b. Partai Politik (Political Partai) di Indonesia

Eksistensi parpol mrp prasyarat, baik sbg sarana

penyaluran aspi-rasi

rakyat, mau-pun dalam

proses penyelenggar

aan negara melalui wakil-

wakilnya di dalam badan perwakilan

rakyat.

Cara Memperoleh Kekuasaan ;

Pertama, secara legal (ikut pemilu legislatif).

Kedua, secara ilegal (melakukan subversib, revolusi atau coup d`etat).

Page 24: bab-vi-sistem-politik-di-ind

1) Masa Pra Kemerdekaan

Budi Utomo (Jkt, 20 Mei 1908), mrp organisasi modern pertama yg melakukan perlawanan scr

non fisik.

Dlm perkemba-ngannya menjadi

partai-partai politik yang

didukung kaum

terpelajar dan buruh

tani.

Sarekat Islam (1912), Muhammadiyah (1912), Indische Partij (1912), PKI (1921), PNI (1927), Partai Rakyat Indonesia

(1930), Partai Indonesia (1931), Partai Indonesia Raya

(1931).

Page 25: bab-vi-sistem-politik-di-ind

2) Masa Pasca Kemerdekaan (Tahun 1945 – 1965)

Tumbuh suburnya partai-partai politik, didasarkan pada Maklumat Pemerintah tgl. 3

Nov 1945.KLASIFIKASI PARTAI POLITIK MENURUT DASAR/ASASNYA

Ketuhanan Kebangsaan Marxisme Nasionalisme

Partai Masjumi, Partai Sjarikat

Indonesia, Pergerakan

Tarbiyan Islamiah (Perti),

Partai Kristen Indonesia (Parkindo),

Dll.

Partai Komunis Indonesia (PKI)

Partai Sosialis Indonesia

Partai Murba

Partai Buruh

Permai

Partai Demokrat Tionghoa (PTDI)Partai Indonesia Nasional (PIN)IPKI

Partai Nasional Indonesia (PNI) Partai Indonesia Raya

(Parindra) Partai Rakyat Indonesia (PRI) Partai Demokrasi Rakyat

(Banteng) Partai Rakyat Nasional (PRN) Partai Kebangsaan Indonesia

(Parki) Dll.

Page 26: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Alfian, mengelompokkan partai politik hasil

Pemilu 1955 :1. Aliran Nasionalis (Partai Buruh, PNI, PRN,

PIR Hazairin, Parindra, SKI, dan PIR-Wongsonegoro).

2. Partai Islam (Masjumi, NU, PSII, dan Perti).

3. Aliran Komunis (PKI, SOBSI dan BTI).

4. Aliran Sosialis (PSI, dan GTI).

5. Aliran Kristen (Partai Katolik, dan Parkindo).

Lanjutan ...........

Page 27: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Kehidupan politik masa demokrasi liberal (1955 – 1959), banyak ditandai pergantian kabinet.

Persaingan antar elit partai politik besar, telah mem-bawa negara pada instabilitas politik, sehingga mandeknya pemb ekonomi & rawannya keamanan.

Lanjutan ...........

Akibat konflik berkepanjangan pada Badan Konstituante

(merumuskan UUD yang bersifat), mendorong Presiden Soekarno

mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang selanjutnya

melahirkan demokrasi terpimpin.

Page 28: bab-vi-sistem-politik-di-ind

3) Masa Orde Baru (Tahun 1966 - 1998)

Orde Baru (1966)

melakukan pembenahan institusi

politik, karena jumlah

parpol yang banyak,

tidak menjamin stabilitas politik

Parpol Peserta Pemilu 1971 :

• Golongan Karya (Golkar),• Partai Nasional Indonesia

(PNI),• Nahdatul Ulama (NU),• Partai Katolik,• Partai Murba,• Partai Syarikat Islam Indonesia

(PSII),• Ikatan Pendukung

Kemerdekaan Indonesia (IPKI),• Partai Kristen Indonesia

(Parkindo),• Partai Muslimin Indonesia

(Parmusi),• Partai Islam Perti (Persatuan

Tarbiyah Islamiyah).

Page 29: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Hasil Pemilu 1971, menunjukkan kemenangan Golkar.

Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1975, Pemilu 1977 & 1982 hanya

diikuti 3 (tiga)

peserta :

PPP (ke-Islaman & ideologi Islam)

Golkar (kekaryaan dan keadilan sosial)

PDI (demokrasi, kebangsaan/ nasionalisme dan keadilan).

Terjadi penyederhanaan partai politik ; Partai berbasis Islam (NU, Parmusi, PSII,

dan Partai Islam) menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP);

Partai berbasis sosialis dan nasionalis (Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murba dan IPKI) menjadi Partai Demokrasi Indonesia

(PDI).

Page 30: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Perbandingan Perolehan Suara Partai Peserta Pemilu Selama Orde Baru

NoTahun Pemil

u

Partai Politik Peserta Pemilu

Partai Persatuan

Pembangunan (PPP)

Golongan Karya (Golkar)

Partai Demokrasi Indonesia

(PDI)

1. 1971 14.833.942 (96) 34.348.673 (236)

5.516.849 (30)

2. 1977 18.722.138 (99) 39.313.354 (232)

5.459.987 (29)

3. 1982 20.871.880 (94) 48.334.724 (242)

5.919.702 (24)

4. 1987 13.701.428 (61) 62.783.680 (299)

9.324.708 (40)

5. 1992 16.624.647 (62) 66.599.331 (282)

14.565.556 (56)

6. 1997 25.340.028 (89) 84.187.907 (325)

3.463.225 (11)

Page 31: bab-vi-sistem-politik-di-ind

4) Masa/ Era Reformasi (Tahun 1999 s.d. Sekarang)

Berdasarkan UU No. 3/1999, partai-partai politik di Indonesia diberikan kesempatan

hidup kembali mengikuti pemilu multi partai (diikuti 48 parpol).

No

Nama Partai Politik No

Nama Partai Politik

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

Partai Indonesia Baru (PIB)Partai Kristen Indonesia (Krisna)Partai Nasional Indonesia (PNI)Partai Aliansi Demokrat IndonesiaP. Kebangkitan Muslim Indonesia Partai Umat Islam (PUI)Partai Kebangkitan Umat (PKU)Partai Masyumi Baru (PMB)P. Persatuan Pembangunan (PPP)P. Syarikat Islam Indonesia (PSII)P. Demokrasi Indonesia Perj (PDIP)

12.13.14.15.16.17.18.19.20.48.

Partai Kebangsaan Merdeka (PKM)P. Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB)Partai Amanat Nasional (PAN)Partai Rakyat Demokrat (PRD)P. Syarikat Islam Indonesia 1905Partai Katolik DemokratPartai Pilihan Rakyat (Pilar)Partai Rakyat Indonesia (PARI)Partai Bulan Bintang (PBB)Partai Pekerja Indonesia

Page 32: bab-vi-sistem-politik-di-ind

c. Kelompok Kepentingan (Interest Group)

Jenis-jenis kelompok kepentingan : Kelompok Anomik (kelompok spontan &

tidak memiliki nilai/norma), Kelompok Asosiasional (biasanya jarang

terorganisir dan kegiatannya kadang-kadang),

Kelompok Institusional ( mrp kelompok pendukung kepentingan institusional ; seperti partai politik, korporasi bisnis, dll.),

Kelompok Assosiasonal (mrp kelompok yg terorga-nisir yg menyatakan kepentingan dari suatu kelompok dan memiliki prosedur teratur).

Page 33: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu negara, sangat bergantung kepada sistem politik pemerintah apakah menerapkan sistem kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih.

Lanjutan ...........

Pada sistem partai tunggal, kelompok

kepentingan sangat dibatasi, karena pemerintahan totaliter. Pada

umumnya dianut oleh negara

komunis (Rusia, RRC, Vietnam,

Korea Utara, Kuba dll.).

Pada sistem dua partai/ lebih,

kelompok kepentingan berpeluang tumbuh dan berkembang

dengan pesat. Pada umumnya

dianut oleh negara-negara

yang Demokratis.

Page 34: bab-vi-sistem-politik-di-ind

d. Kelompok Penekan (Pressure Group)

Kelompok penekan, dpt dipergunakan rakyat untuk menyalurkan aspirasinya dgn sasaran mempengaruhi atau membentuk kebijaksanaan pemerintah. Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM), Organisasi sosial

keagamaan, Organisasi Kepemudaan, Organisasi Lingkungan

Hidup, Organisasi pembela

Hukum dan HAM, Yayasan atau Badan

hukum lainnya.

Contoh institusi

Kelompok penekan

Page 35: bab-vi-sistem-politik-di-ind

e. Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)

Media komunikasi politik, dpt berfungsi utk menyam-paikan informasi dan persuasi

mengenai politik baik dari pemerintah kpd masyarakat maupun sebaliknya.

Dapat memainkan peran penting thd

penyampaian informasi serta pembentukan

/mengubah pendapat umum dan sikap politik

publik.

Media komunikasi ; surat kabar,

telefon, faximile, internet,

televisi, radio, film, dan

sebagainya.

Page 36: bab-vi-sistem-politik-di-ind

f. Tokoh Politik (Political Figure)

Pengangkatan tokoh politik dilakukan melalui proses :

Transformasi dari peranan-peranan non-politis (keagamaan, kebudayaan, status sosial, dll.) untuk memainkan peranan politik yang bersifat khusus.

Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan tugas-tugas politik.

Page 37: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Legitimati elit politik, Masalah kekuasaan, Representativitas elit politik,

dan Hubungan antara pengang-

katan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.

Menurut Lester G. Seligman, bahwa proses pengangkatan tokoh-tokoh politik berkaitan dgn :

Lanjutan ...........

Page 38: bab-vi-sistem-politik-di-ind

g. Suprastruktur Politik

Merupakan mesin

politik resmi sebagai

penggerak politik

formal.

Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasi oleh keluarga bangsawan. Raja/Ratu, berperan sebagai lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dpt dibentuk berdasarkan pemilu (tergan- tung tkt pendemokrasiannya). Pada Negara Republik, elit politik ada yang memegang kekuasaannya secara diktator. Namun juga banyak yang bersifat demokratis (tergantung Konstitusi/UUD negaranya).

Page 39: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya

elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan :

Eksekutif (pelaksana undang-undang), Legislatif (pembuat undang-undang), dan Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-

undang) Dgn sistem pembagian atau pemisahan

kekuasaan.

Didukung infra struktur politik (rakyat, partai

politik & ormas), dlm pemerintahan

melalui wakil-wakilnya.

Supra struktur politik

mantap

HARUS

Page 40: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan suprastruktur politik) dapat memenuhi fungsinya, manakala Sistem Politik mampu :

1.Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur-prosedur yang berlaku).

2.Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik & perbedaan pendapat) yg memuaskan semua pihak.

3.Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dgn perkembangan baik di dalam maupun luar negeri).

4.Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut).

5.Mengintegrasikan & menjamin keutuhan seluruh sistem.

Page 41: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

2

Langkah-langkah :• Bentuk kelompok dgn anggota antara 3 – 4

orang.• Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan

topik pembelejaran.• Setiap kelompok bekerja sama saling

membacakan dan menemukan ide pokok serta memberi tanggapan thd wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.

• Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.

• Buatlah kesimpulan bersama.• Penutup.

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Pewarganegaraan di Indonesia dan Hilangnya kewarganegaraan di Indonesia, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.

Page 42: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Waktu : 4 x 45 Menit

Standar Kompetensi :6.

Menganalisis Sistem Politik di Indonesia..

Kompetensi Dasar :6.2.

Mendeskripsikan

perbedaan sistem

politik di berbagai

negara. 6.3. Menampilkan peran serta

dalam sistem politik

di Indonesia.

Page 43: bab-vi-sistem-politik-di-ind

(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :

Mendeskripsikan pendekatan sistem politik negara.

Menganalisis perbedaan sistem politik negara (Inggris, RRC, dan Republik Indonesia).

Menganalisis partisipasi politik warga negara.

Menganalisis faktor-faktor pendukung partisipasi politik.

Page 44: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Pendekatan Sistem Politik Negara

Perbedaan Sistem Politik Negara

Inggris RRC Indonesia

Partisipasi Politik WN

Faktor-faktor Pendukung

Partisipasi Pol.

PERBEDAAN SISTEM POLITIK

DAN PERAN SERTA DALAM

SISTEM POLITIK DI INDONESIA

Bentuk Partisipasi

Tingkatan Partisipasi

Pendidikan Politik

Kesadaran Politik

Sosialisasi Politik

Page 45: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Sejarah Sosiologis Kultural / Budaya Psycho-Sosial

(Kejiwaan masyarakat) Filsafat Ideologi Konstitusi dan Hukum

Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. Utk mempelajari proses politik suatu negara diper-lukan beberapa pendekatan :

a. Pendekatan Sistem Politik Negara

PENDEKATAN YANG

DILAKUKAN DIDASARKAN

PADA :

3. Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara

Page 46: bab-vi-sistem-politik-di-ind

b. Perbedaan Sistem Politik Negara

a). Sistem Politik Negara Inggris

NoFaktor Yang Mempengar

uhiUraian / Keterangan

1. Latar Belakang Sejarah

Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi masyarakat industri modern. Para politisi mulai menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga dihadapkan pada masalah upaya memba-ngun kesejahteraan warganegaranya.

2. Kondisi Sosiologis

Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu bersaing dengan negara–negara lain yang lebih dahulu merintis ke arah industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris ”bersifat kekotaan”, namun tetap menghendaki sistem monarki dengan satu raja dan banyak bangsa.

3. Kondisi Kultural/ Budaya

Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai masyarakat yang disiplin dan taat pada aturan. Nilai-nilai dan kebudayaan politik diwariskan dari generasi ke generasi melalui suatu rangkaian pengalaman dalam keluarga, di sekolah dan ditempat kerja.

Page 47: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

4. Kondisi Psycho-Sosial / Kejiwaan masyarakat

Mayoritas masyarakat sangat menghormati simbol-simbol kekuasaan negara (ratu/raja, lembaga pemerintah, dll). Mereka senantiasa menunjukkan ketaatannya kepada undang-undang politik azasi.

5. Pedoman Filsafat

Masyarakat sangat mendukung rejim yang berkuasa, manakala para penguasa juga mentaati undang-undang politik asasi, dan jika dilanggar maka akan mengahadapi perlawanan. Kejahatan sangat tercela dan dianggap melawan masyarakat.

6. Paham atau Ideologi yang diterapkan

Penerapan ideologi negara, adalah ideologi liberal. Dalam kehidupan sehari-hari, sangat menghormati kebebasan dan hak-hak asasi manusia.

7. Pedoman Konstitusi dan Hukum

Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi oleh konvensi dari pada hukum formal. Rakyat hidup dalam ketenangan dan kepastian hukum, karena pemerintah memberikan perlindungan hukum yang baik dan penghormatan terhadap hak-hak asasi warganegaranya. Aturan yang dibuat, ditaati oleh semua komponen elit politik, pemerintah maupun masyarakat demi jaminan keamanan dan kesejahteraan bersama.

Page 48: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Penyelenggaraan pemerintah, dilaksanakan oleh : Kabinet (Perdana menteri dan dewan menteri) serta

parlemen (Majelis Rendah dan Majelis Tinggi).

Parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi, karena cara kerjanya diawasi oleh kabinet.

Perdana Menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang diajukan pemerintahnya, akan disetujui dalam bentuk yang dikehendaki parlemen.

Page 49: bab-vi-sistem-politik-di-ind

NoFaktor Yang

Mempengaruhi

Uraian / Keterangan

1. Latar Belakang Sejarah

Proses kehidupan sistem politik di China, merupakan produk revolusi menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan berabad-abad. Revolusi demi revolusi, menjadikan Partai Komunis Cina (PKC) sebagai penguasa dan membentuk pemerintahan komunis sampai dengan sekarang.

2. Kondisi Sosiologis

Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga sosial yang dominan adalah keluarga. Mereka mengakui wewenang kekuasaan para pemimpinnya atas tingkah laku sosialnya. Kesetiaan harus diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada ikatan-ikatan pribadi.

3. Kondisi Kultural/ Budaya

Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah mengupayakan pendidikan sabagai salah satu alat yang paling efektif untuk mengubah sikap politik orang-orang Cina. Melalui pendidikan, masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi dan menciptakan masyarakat yang melek huruf sebagai syarat pendidikan politik dan keterlibatan politik.

b). Sistem Politik Negara RRC

Page 50: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........4. Kondisi

Psycho-Sosial / Kejiwaan masyarakat

Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia. Sebelum menjadikan Partai Komunis Cina berkuasa, selalu dilanda perang saudara. Dewasa ini, mereka bangga karena memiliki kekayaan budaya tinggi yang diwariskan oleh para pendahulunya.

5. Pedoman Filsafat

Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi. Sifat-sifat antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan usaha bersama – mendapatkan nilai tinggi. Azas percaya diri sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional.

6. Paham atau

Ideologi yang diterapka

n

Revolusi Cina telah berlangsung selama puluhan tahun sebelum partai komunis menjadi kekuatan yang besar dalam politik Cina dan mulai menguasai pemerintahannya. Anti imperialisme merupakan unsur paling kuat dalam pembentukan ideologi komunis.

7. Pedoman Konstitusi dan Hukum

Berdasarkan Konstitusi 1954, organ wewenang negara tertinggi dan pemegang wewenang legislatif adalah ”Konggres Rakyat Nasional” (KRN). Selain KRN, adalah Dewan Negara (Perdana Menteri, Wakil-wakil Perdana Menteri dan kepala-kepala dari semua kementerian dan komisi). Selain itu juga ada Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejakasaan Rakyat Tertinggi.

Page 51: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Penguasa Komunis Cina selalu berupaya :

Mengikutsertakan warganya dalam kegiatan politik secara teratur dan terorganisir melalui ; gerakan masa, keanggotaan dalam organisasi masa, dan partisipasi dalam pengelolaan unit-unit produksi).

Dalam kaderisasi calon-calon pemimpin komunis, dilakukan ; rekruitmen aktivis, kader dan anggota partai.

Masuk menjadi anggota PKC merupakan tindakan yang menentukan dalam rekruitmen politik yang akan memperoleh promosi dan kekuasaan.

Page 52: bab-vi-sistem-politik-di-ind

c). Sistem Politik Negara Republik Indonesia

NoFaktor Yang Mempengar

uhiUraian / Keterangan

1. Latar Belakang Sejarah

Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan bala tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para pemimpin Indonesia terlibat dalam proses politik dengan mencari format berdasarkan demokrasi Pancasila.

2. Kondisi Sosiologis

Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar golongan telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya saling menghormati dan kerja sama dalam membangun kerukunan hidup penting untuk ditegakkan.

3. Kondisi Kultural/ Budaya

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi-sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki semangat untuk selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela berkorban untuk bangsa dan negaranya. Budaya musyawarah, toleransi, dan saling menghormati telah diwariskan kepada calon-calon pemimpin melalui jalur-jalur pendidikan formal, in-formal, maupun nor-formal.

Page 53: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

4. Kondisi Psycho-Sosial / Kejiwaan masyarakat

Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk penjajahan.

5. Pedoman Filsafat

Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan dasar dan motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945.

6. Paham atau Ideologi yang diterapkan

Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, akan selalu dikaitkan dengan proses politik dalam pengaturan penyelengga-raan pemerintahan negara yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam struktur politik, Pancasila menjadi sumber segala sumber hukum.

7. Pedoman Konstitusi dan Hukum

Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga tanggung jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri dari ; MPR, Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah Agung.

Page 54: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Demokrasi di Indonesia dgn sistem demokrasi

Pancasila dengan prinsip :a. Harus berdasarkan Pancasila sebagaimana

disebut di dalam Pembukaan UUD 1945, serta penjabaran-nya dalam Batang Tubuh & Penjelasan UUD 1945.

b.Menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.

c.Dalam ketatanegaraan, harus berdasar atas kelem-bagaan yang diharapkan segala sesuatunya dapat diselesaikan melalui saluran-saluran tertentu sesuai UUD 1945.

d.Bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dlm penjelasan UUD 1945.

Lanjutan ...........

Page 55: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........Sistem politik Demokrasi Pancasila

menghargai nilai-nilai musyawarah sebagai berikut:1.Mengutamakan kepentingan negara dan

masyarakat;2.Tidak memaksakan kehendak kepada orang

lain;3.Mengutamakan musyawarah dalam

mengambil keputusan untuk kepentingan bersama;

4.Musyawarah harus diliputi olh semangat kekeluargaan;

5.Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah;

6.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur;

7.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan YME, menjun-jung tinggi harkat & martabat manusia, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Page 56: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Demokrasi Pancasila pada hakikatnya demokrasi

yang bercorak khas Indonesia, yang penerapannya

dijabarkan dalam : Pemerintahan Berdasarkan Hukum. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah Peradilan yang Bebas dan Merdeka Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial

Politik (Orsospol) Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)

Page 57: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Pengambilan keputusan sesuai dengan prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila :

a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,

b. Persamaan,

c. Kebebasan yang bertanggungjawab,

d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan.

Lanjutan ...........

Aspek - aspek Demokrasi Pancasila :a. Aspek formalb. Aspek materiilc. Aspek normatif (kaidah)

Page 58: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

3

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Politik di Berbagai Negara, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

1. Berikan penjelasan singkat, apa sajakah perbedaan pokok dlm menen-tukan cara bekerjanya sistem politik sebagai berikut :

No Cara Kerja Uraian Singkat

1. Sosial Politik..................................................................

........

2. Rekruitmen Politik

..........................................................................

3. Komunikasi Politik

..........................................................................

2. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah pola pembinaan dan proses politik pada masyarakat Inggris yang dikenal sangat patuh kepada peraturan perundangan dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari ! ..............................................................................................

Page 59: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........3. Dalam sistem politik negara Cina berdasarkan Konstitusi Tahun 1954,

terdapat 3 elit politik yang sangat berpengaruh. Berikan penjelasan singkat tugas pokok elit politik tersebut !

Konggres Rakyat Nasional

Dewan Negara

Mahkamah Rakyat Tertinggi

..................................

..................................

..................................

4. Tuliskan persamaan dan perbedaan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Pancasila yang pernah dipraktikkan dalam sistem politik negara Inodnesia !

Demokrasi Terpimpin Demokrasi Pancasila

.....................................................

.......................................................

Page 60: bab-vi-sistem-politik-di-ind

c. Peran Serta Dalam Sistem Politik di Indonesia

a.Partisipasi Politik Warga Negara

Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya :

Mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi,

Ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.

Page 61: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Pengertian Partisipasi Politik menurut para ahli :

Lanjutan ...........

Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengam-bil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung, dlm proses pembentukan kebijaksanaan umum.

Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka.

Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana seseorang turut serta dalam proses pemi-lihan pemimpin-pemimpin politik dan turut serta – secara langsung atau tak langsung – dalam pembentukan kebijaksanaan umum.

Page 62: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Bentuk-bentuk Partisipasi Politik

Lanjutan ...........

KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL Pemberian Suara

(voting) Diskusi politik Kegiatan kampanye Membentuk dan

bergabung dalam kelompok Kepentingan.

Komunikasi individual dengan pejabat politik/administratif.

Pengajuan petisi Berdemonstrasi Konfrontasi Mogok Tindak kekerasan politik

terhadap harta benda. Tindak kekerasan politik

terhadap manusia.

Page 63: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Milbrath M.L. Goel mengidentifikasi 7 (tujuh) bentuk partisipasi politik individual:

Lanjutan ...........

No

Bentuk Partisipasi

Uraian / Keterangan

1. Aphatetic Inactives

Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah

memilih.

2. Passive Supporters

Memilih secara reguler/teratur, menghadiri Parade patriotik,membayarseluruh pajak, “mencintai negara”.

3. Contact Specialist

Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi

dan nasional dalam maslaah-masalah tertentu.

Page 64: bab-vi-sistem-politik-di-ind

4. Communicators

Mengikuti informasi politik, mengirim pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin partai politik.

5. Party and Campaign Workers

Bekerja untuk partai politik atau kandidat, meyakinkan orang lain tentang bagaimana memilih, bergabung dan mendukung partai politik, dipilih jadi kandidat partai politik.

6. Community Activist

Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan dengan masalah-masalah lokal dan melakukan kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan dengan isu-isu sosial.

7. Protesters Bergabung dengan demonstrasi publik di jalanan, melakukan protes keras bila pemerintah melakukan sesuatu yang salah.

Lanjutan ...........

Page 65: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Tingkatan atau piramida partisipasi politik dari David F. Roth dan Frank L. Wilson (1980).

(Menyimpang)Pembunuh politik, teroris,

pembajak

Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh waktu, pimpinan kelompok

kepentingan

Petugas kampanye, aktif dalam parpol/kelompok kepentingan, aktif dalam

proyek-proyek sosial

Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha meyakinkan orang, memberikan suara dalam pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada

perkembangan politik.

Orang Yang apolitis

Pengamat

Partisipan

Aktivis

Page 66: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Tingkatan pada parisipasi politik, sangat tergantung dari akibat yang disebabkannya :

Lanjutan ...........

Menduduki jabatan politik atau administratif. Mencari jabatan politik atau administratif. Keanggotaan aktif suatu organisasi politik. Keanggotaan pasif suatu organisasi politik. Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik

(quasi-political). Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik

(quasi-political). Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan

sebagainya. Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam

bidang politik. Voting (pemberian suara).

Page 67: bab-vi-sistem-politik-di-ind

b.Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik

Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk mengubah

proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul-betul

nilai-nilai yang terkandung dlm suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.

1) Pendidikan Politik

Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk mewujudkan atau setidak-tidaknya menyiapkan

kader-kader yang dapat diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat luas, dalam arti yang benar-benar memahami semangat yang terkandung di dalam perjuangan sebagai kader

bangsa.

Page 68: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader anggota partai politik akan memperoleh manfaat :

1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis.

2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.

Page 69: bab-vi-sistem-politik-di-ind

2) Kesadaran Politik

Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi (hal terpenting) urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat tergantung pada latar belakang

pendidikannya. Kaum elit dan kelompok menengah, nampak relatif lebih baik. Sedangkan

kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah, diperlukan pembinaan yang intensif.

Page 70: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........Partisipasi politik anggota masyarakat dapat dilaksana-kan dengan :

No Bidang Implementasi Partisipasi politik

1. Politik Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak

langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain : a. Ikut memilih dalam pemilihan umum,b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden, DPR,

Menteri, dan sebagainya,c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-

lain.

2. Ekonomi

Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-

kegiatan antara lain : a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif baik

dalam bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi, dan sebagainya.

b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetititf dari pada produk luar.

c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi kesejahteeraan dan kemajuan bersama.

Page 71: bab-vi-sistem-politik-di-ind

3. Sosial-Budaya

Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan antara lain :

a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan prestasi belajar yang tinggi.

b. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum , seperti : tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya.

c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional.

4. Hankam

Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-

kegiatan antara lain : a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan

dan profesinya masing-masing.b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah

atau lingkungan tempat tinggalnya.c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap

tegak negara republik Indonesia.d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar

pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Lanjutan ...........

Page 72: bab-vi-sistem-politik-di-ind

2) Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dengan

jalan mana orang belajar tentang politik & mengembangkan orientasi pada politik.

SARANA DALAM

SOSIALISASI POLITIK

Keluarga (family)

Sekolah Partai Politik

Page 73: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Partisipasi Politik, Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

4

1. Berikan penjelasan singkat tentang bentuk-bentuk partisipasi politik sebagai berikut :

NoBentuk

Partisipasi

Uraian Singkat

1. Passive Support

............................................................................

........................................................

2. Contact Specialist

.................................................................

.................................................................

..

3. Community Activist

.................................................................

.................................................................

..

Page 74: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Lanjutan ...........

Berikan 2 (dua) contoh yang anda ketahui : .....................................................................................................................

2. Berikan penjelasan pentingnya partisipasi politik warga negara di dalam sistem politik negara Indonesia ! ......................................................................................................................

3. Berikan tanggapan penjelasan, pentingnya pendidikan politik warga negara dalam sistem politik negara Indonesia & berikan contohnya ! …………………………………………………………………………………......

Page 75: bab-vi-sistem-politik-di-ind

SOAL ESSAY/URAIANJawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !

1. Berikan penjelasan, ciri-ciri umum sistem politik menurut Almond !

2. Dalam hal penerapan, jelaskan perbedaan orientasi tujuan partai politik di Indonesia pada masa orde baru dan era reforamsi !

3. Pada akhir abad 20-an, gerakan partisipasi politik di Indonesia semakin meningkat, berikan alasan penjelasannya !

4. Berikan penjelasan tentang pentingnya “pendidikan politik ! dalam kegiatan partisipai politik di Indonesia !

5. Berikan masing-maing 2 (dua) contoh wujud sosialisasi politik di dalam keluarga, sekolah maupun melalui partai politik !

Page 76: bab-vi-sistem-politik-di-ind

STUDI KASUSPARTAI POLITIK ALAMI KRISIS, DAYA ARTIKULASI MENURUN

Setelah pemilu (2004), daya artikulasi partai politik menurun. Tidak heran jika sekarang kekuatan di luar negara muncul dengan kekuatan yang lebih kentara. Kondisi ini memperlihatkan betapa partai politik sekarang mengalami krisis. Hal ini disampaikan oleh pengamat Fachry Ali dalam diskusi tentang sikap partai politik terhadap masalah diplomasi pertahanan dan keamanan nasional yg diselenggarakan Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Kamis 4 Mei 2006.Menurut Fachry, partai politik memang sudah bisa menerima hasil pemilu. Namun, pemerintah yang terpilih tidak mampu membuatg koalisi nasional secara besar-besaran. “Problemnya, presiden terpilih yang berasal dari partai kecil akan bermasalah ketika berhadapan dengan parlemen. Untungnya ada Jusuf Kalla, yang berhasil menguasai Golkar sehingga bisa membuat stabilitas politik lebih kuat di parlemen,” ujarnya.Sayangnya, partai seperti PPP hampir tidak bersuara pada kebijakan pemerintah dan rakyat. Bahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang sudah menempatkan diri sebagai oposisi, tidak punya kepandaian menangkap esensi persoalan. Mereka tidak punya kemampuan meluncurkan persoalan pada saat yang tepat. “Jadinya, fungsi oposisi hampir tidak berjalan, dan yang dilakukan hanya hal-hal kecil. Padahal, PDIP potensial tampil berhadapan dengan pemerintah, ujarnya.

Sumber : Harian Kompas, 5/5/2006

Page 77: bab-vi-sistem-politik-di-ind

Tagihan Tugas :1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali apa

telah ditulis sesuai dengan persepsi yang ada dibenak anda !

2. Berikan beberapa penjelasan indikasi tentang terjadinya “krisis” dan “menurunnya daya artikulasi” partai politik di Indonesia pasca pemilu 2004 !

3. Jelaskan dengan memberi alasan, mengapa partai politik sebesar PPP dan PDIP kurang mampu menangkap esensi persoalan bangsa dan negara dalam memberi usulan-usalan konstruktif kepada pemerintah !

4. Tentukan langkah-langkah konkrit upaya-upaya dalam membangun artikulasi partai politik guna meningkatkan kinerja di parlemen !

5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan guna meningkatkan kinerja pemerintah dengan mitra kerjanya parlemen : a. Sebagai salah satu kelompok kepentingan !b. Sebagai ketua suatu partai politik !c. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat !d. Sebagai Presiden Republik Indonesia !

Page 78: bab-vi-sistem-politik-di-ind

INQUIRI

Carilah referensi dari berbagai sumber untuk mengkaji ulang tentang rumusan dan penerapan sistem politik demokrasi Pancasila (berikut gambar-gambar pendukungnya) yang berkaitan dengan tata cara pengambilan keputusan !1. Pahami kembali tentang rumusan “demokrasi Pancasila ”,

dan buatlah skenario (simulasi atau role play) wujud demokrasi Pancasila dalam pengambilan keputusan di sekolah !

2. Carilah topik-topik dari berbagai sumber (mass media cetak atau elektronik) sekitar pelaksanaan sistem politik demokrasi Pancasila (cara pengambilan keputusan),

3. Kemudian lakukan demonstrasi dalam bentuk simulasi atau role play di dalam kelas !

Page 79: bab-vi-sistem-politik-di-ind