bab vi-sistem-politik-di-indonesia

95

Upload: d1345

Post on 02-Jul-2015

7.941 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 2: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Waktu: 8 x 45 MenitWaktu: 8 x 45 Menit(Keseluruhan KD)(Keseluruhan KD)

STANDAR KOMPETENSI:STANDAR KOMPETENSI:6. Menganalisis Sistem Politik di Indonesia.

KOMPETENSI DASAR :KOMPETENSI DASAR :6.1. 6.1. Mendeskripsikan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik Di Mendeskripsikan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik Di

Indonesia.Indonesia. 6.2. Mendeskripsikan Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara.6.2. Mendeskripsikan Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara.

6.3. 6.3. Menampilkan Peran Serta Dalam Sistem Politik Di Indonesia.Menampilkan Peran Serta Dalam Sistem Politik Di Indonesia.

Page 3: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Waktu : 4 x 45 MenitWaktu : 4 x 45 Menit

STANDAR STANDAR KOMPETENSI :KOMPETENSI :6. Menganalisis Sistem 6. Menganalisis Sistem

Politik di IndonesiaPolitik di IndonesiaKOMPETENSI DASAR :KOMPETENSI DASAR :

6.1. 6.1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan Infrastruktur Dan Infrastruktur Dan

Suprastruktur Politik Suprastruktur Politik Di Indonesia.Di Indonesia.

Page 4: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

(Indikator)(Indikator)Hasil Yang Diharapkan:Hasil Yang Diharapkan:

Menguraikan Pengertian Sistem Politik. Mendeskripsikan Ciri-ciri Umum, Macam-macam Sistem

Politik Dan Demokrasi Sebagai Sistem Politik. Menganalisis Infrastruktur Politik Dari Masa Ke Masa Di

Indonesia. Menganalisis Suprastruktur Politik Di Indonesia.

Page 5: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Pengertian Sistem Politik, Pengertian Sistem Politik, Fungsi dan KapabilitasFungsi dan Kapabilitas

Ciri-ciri Umum dan Macam-macam Sistem Ciri-ciri Umum dan Macam-macam Sistem PolitikPolitik

Demokrasi Sebagai Sistem PolitikDemokrasi Sebagai Sistem Politik

Rusandi S.Rusandi S. David EastonDavid Easton Robert Dahl, dll.Robert Dahl, dll.

INFRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR SUPRASTRUKTUR

POLITIK DI INDONESIAPOLITIK DI INDONESIA

Infrastruktur PolitikInfrastruktur Politik

Suprastruktur Suprastruktur PolitikPolitik

Pasca KemerdekaanPasca Kemerdekaan

Kel. KepentinganKel. Kepentingan

Kel. PenekanKel. Penekan

Media KomunikasiMedia Komunikasi

Tokoh PolitikTokoh Politik

Page 6: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

1. SISTEM POLITIK

Dalam arti umum, politik adalah “macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yang menyangkut proses menentukan dan sekaligus

melaksanakan tujuan-tujuan sistem itu”.

Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis” berarti “city state” – merupakan segala aktivitas yang dijalankan oleh Polis untuk kelestarian dan perkembangannya “politike techne” (politika).

Politik pada hakikatnya “the art and science of government” atau seni dan ilmu memerintah.

a. Pengertian Sistem Politik

Page 7: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Dalam pengertian lain, politik dapat diartikan :• Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara konstitusional maupun

nonkonstitusional.• Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan

kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).• Hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan

negara.• Merupakan kegiatan yangg diarahkan untuk mendapatkan dan

mempertahankan kekuasaan di masyarakat.• Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan

kebijakan publik.

Page 8: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ;a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme

seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng.

b. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur neg.

c. David Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.

d. Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubu-ngan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti ttg kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan.

Page 9: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Sistem TradisionalSistem Tradisional, , ada pada masyarakat pra-industrialisasi ada pada masyarakat pra-industrialisasi (Kelas (Kelas NingratNingrat = menguasai tanah dan produksi yang = menguasai tanah dan produksi yang menduduki pemerintahan; menduduki pemerintahan; TaniTani = menerima kekuasaan dari = menerima kekuasaan dari kaum ningrat; kaum ningrat; MenengahMenengah == menduduki pemerintahan, militer dan menduduki pemerintahan, militer dan agama).agama).

Sistem TotalitarianismSistem Totalitarianism, , ingin mengendalikan masyarakat secara ingin mengendalikan masyarakat secara total (agama, keluarga, olah raga, dll). Mereka memerlukan total (agama, keluarga, olah raga, dll). Mereka memerlukan teknologi dan senjata modern.teknologi dan senjata modern.

Sistem Totalitarianism Ningrat, Sistem Totalitarianism Ningrat, kelas ini memegang kekuasaan kelas ini memegang kekuasaan dengan metode totaliter dalam memerintah, buruh dan tani tidak dengan metode totaliter dalam memerintah, buruh dan tani tidak memiliki cukup kekuatan. Proses industrialisasi dan gerakan memiliki cukup kekuatan. Proses industrialisasi dan gerakan nasionalis merupakan ancaman.nasionalis merupakan ancaman.

Sistem Politik Menurut KautskySistem Politik Menurut Kautsky

Page 10: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 11: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Sistem Totaliterianism Cendekiawan, sistem ini dipimpin kaum ningrat yang didukung oleh kaum menengah/cendekiawan dan kapitalis.

Sistem Demokrasi, semua golongan mempunyai kesempatan turut serta dalam proses politik dan pemerintah, dengan ciri-ciri :a. kedaulatan ada ditangan rakyat, b. pemerintah berdsrkan persetujuan dari yang diperintah, c. kekuasaan mayoritas, d. jaminan HAM dan jaminan golongan minoritas,e. pemilu jujur dan adil, f. persamaan didepan hukum, g. pembatasan kekuasaan secara konstitusional.

Page 12: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan fungsinya (eksistensi) di lingkungan yang lebih luas.

Konversi, menggambarkan kegiatan pengolonganahan input menjadi ouput mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan komunikasi.

Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi dan rekruitmen yang bertujuan memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik.

FUNGSI SISTEM POLITIK

2 Fungsi Utama Sistem politik : Perumusan kepentingan rakyat, dan Pemilihan pemimpin serta pejabat pembuat keputusan.

Page 13: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Regulatif, merupakan penyelenggaraan pengawasan terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya.

Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM untuk mencapai tujuan dari sistem politik.

Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk didistribusikan kepada masyarakat.

Responsif, kemampuan sistem politik dalam menanggapi tekanan dari masyarakat.

Simbolik, efektivitas simbol dari sistem politik terhadap lingkungan intra dan ekstra masyarakat.

Domestik dan Internasional, suatu sistem politik berinteraksi di lingkungan domestik dan internasional.

KAPABILITAS SISTEM POLITIKKAPABILITAS SISTEM POLITIK

Page 14: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

1. Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik ke dalam maupun keluar.

2. Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan.

3. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak.

SISTEM POLITIKSISTEM POLITIK MENCAKUPMENCAKUP : :

Page 15: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

B. CIRI-CIRI UMUM SISTEM POLITIK

Mempunyai kebudayaan politik .

Menjalankan fungsi-fungsi .

Memiliki spesialisasi.

Merupakan sistem campuran.

Sistem Politik Menurut Almond,

Memiliki 4 (Empat) Ciri-ciri :

Page 16: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

CARA KERJA SISTEM POLITIK BERDASARKAN INPUT DAN OUTPUT YANG DIGAMBARKAN OLEH HOOGERWERF

SISTEM EKONOMI

MASUKAN (Input)Referensi Kebijaksanaan

sarana kekuasaan

SISTEM TEKNIS

HASIL (Output)Kebijaksanaan

pemerintah

Dampak kebijaksanaan pemerintah

Sistem Budaya Politik

Struktur Politik

Pengembangan

IntegrasiDampak kebijaksanaan pemerintah

MASUKAN (INPUT)

UMPAN BALIK

UMPAN BALIK

Page 17: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

C. MACAM-MACAM SISTEM POLITIKC. MACAM-MACAM SISTEM POLITIK

Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) kategori sistem politik Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) kategori sistem politik yakni :yakni :

Primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar istirahat).

Tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan politik yang berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”.

Modern di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda, berkembang dan mencerminkan aktivitas budaya politik “participant”.

Page 18: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Klasifikasi sistem politik menurut Klasifikasi sistem politik menurut AlfianAlfian : :• Otoriter/TotaliterOtoriter/Totaliter• AnarkiAnarki• DemokrasiDemokrasi• Demokrasi dalam transisi.Demokrasi dalam transisi.

Ramlan Surbakti Ramlan Surbakti mengklasifikasikan mengklasifikasikan sistem politik dengan kriteriasistem politik dengan kriteria : :

1.1. Otokrasi Tradisional,Otokrasi Tradisional,

2.2. Totaliter,Totaliter,

3.3. Demokrasi,Demokrasi,

4.4. Negara BerkembangNegara Berkembang

Page 19: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

MENURUT MENURUT ALMONDALMOND DAN DAN COLEMAN,COLEMAN, MACAM-MACAM SISTEM MACAM-MACAM SISTEM POLITIK YANG BANYAK BERLAKU DI NEGARA BERKEMBANGPOLITIK YANG BANYAK BERLAKU DI NEGARA BERKEMBANG::

1.1. Demokrasi Politik,Demokrasi Politik,

2.2. Demokrasi Terpimpin,Demokrasi Terpimpin,

3.3. Oligarki Pembangunan,Oligarki Pembangunan,

4.4. Oligarki Totaliter,Oligarki Totaliter,

5.5. Oligarki TradisionalOligarki Tradisional

Page 20: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

D. DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK

Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik demokrasi ditandai :• Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut

mewakili keinginan rakyatnya.

• Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk mem-peroleh legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu.

• Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemili-han (memilih/dipilih).

• Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.

• Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan berbicara, berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha untuk memperoleh dukungan.

Page 21: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

a. Infrastruktur Politik

Berdasarkan teori politik, infra struktur politik mencakup :

a. Partai politik (political party),

b. Kelompok kepentingan (interest group),

c. Kelompok penekan (pressure group),

d. Media komunikasi politik (political communication media), dan

e. Tokoh politik (political figure).

2. SUPRA STRUKTUR DAN INFRA STRUKTUR POLITIK DI INDONESIA

Page 22: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Hak dasar sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara :

• Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26), • Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)), • Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa 27 ayat 2),• Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28), • Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A)• Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)), • Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30), • Mendapat pendidikan (Pasal 31), • Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32), • Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan • Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).

Page 23: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

b.b. PARTAI POLITIK (PARTAI POLITIK (POLITICAL PARTAIPOLITICAL PARTAI) DI INDONESIA) DI INDONESIA

Eksistensi parpol merupakan

prasyarat, baik sebagai sarana

penyaluran aspirasi rakyat, maupun dalam proses

penyelenggaraan negara melalui wakil-

wakilnya di dalam badan perwakilan

rakyat.

Cara Memperoleh Kekuasaan ;

Pertama, secara legal (ikut pemilu legislatif).

Kedua, secara ilegal (melakukan subversib, revolusi atau coup d`etat).

Page 24: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

1)1) MASA PRA KEMERDEKAANMASA PRA KEMERDEKAAN

Budi Utomo (Jkt, 20 Mei 1908), merupakan organisasi modern Budi Utomo (Jkt, 20 Mei 1908), merupakan organisasi modern pertama yang melakukan perlawanan secara non fisik.pertama yang melakukan perlawanan secara non fisik.

dalam perkemba-ngannya menjadi partai-

partai politik yang didukung kaum

terpelajar dan buruh tani.

Sarekat Islam (1912), Muhammadiyah (1912), Indische Partij (1912),

PKI (1921), PNI (1927),

Partai Rakyat Indonesia (1930), Partai Indonesia (1931),

Partai Indonesia Raya (1931).

Page 25: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

2)2) MASA PASCA KEMERDEKAAN (TAHUN 1945 – 1965)MASA PASCA KEMERDEKAAN (TAHUN 1945 – 1965)

Tumbuh suburnya partai-partai politik, didasarkan pada Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945.

KLASIFIKASI PARTAI POLITIK MENURUT DASAR/ASASNYA

KETUHANAN KEBANGSAAN MARXISME NASIONALISME

Partai Masjumi, Partai Sjarikat

Indonesia, Pergerakan

Tarbiya Islamiah (Perti),

Partai Kristen Indonesia (Parkindo),

Dll.

Partai Komunis Indonesia (PKI)

Partai Sosialis Indonesia

Partai Murba

Partai Buruh

Permai

Partai Demokrat Tionghoa (PTDI)Partai Indonesia Nasional (PIN)IPKI

Partai Nasional Indonesia (PNI) Partai Indonesia Raya

(Parindra) Partai Rakyat Indonesia (PRI) Partai Demokrasi Rakyat

(Banteng) Partai Rakyat Nasional (PRN) Partai Kebangsaan Indonesia

(Parki) Dll.

Page 26: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 27: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Alfian, mengelompokkan partai politik hasil Pemilu 1955 :

1. Aliran Nasionalis (Partai Buruh, PNI, PRN, PIR Hazairin, Parindra, SKI, dan PIR-Wongsonegoro).

2. Partai Islam (Masjumi, NU, PSII, dan Perti).

3. Aliran Komunis (PKI)

4. Aliran Sosialis (PSI, dan GTI).

5. Aliran Kristen (Partai Katolik, dan Parkindo).

Page 28: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 29: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Kehidupan politik masa demokrasi liberal (1955–1959), banyak ditandai pergantian kabinet.

Persaingan antar elit partai politik besar, telah membawa negara pada instabilitas politik, sehingga mandeknya pembangunan ekonomi dan rawannya keamanan.

Akibat konflik berkepanjangan pada Badan Konstituante (merumuskan UUD yang bersifat),

mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang selanjutnya

melahirkan demokrasi terpimpin.

Page 30: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

3)3) MASA ORDE BARU (TAHUN 1966 - 1998)MASA ORDE BARU (TAHUN 1966 - 1998)

Orde Baru (1966) Orde Baru (1966) melakukan melakukan

pembenahan pembenahan institusi politik, institusi politik, karena jumlah karena jumlah parpol yang parpol yang

banyak, tidak banyak, tidak menjamin menjamin

stabilitas politikstabilitas politik

PARPOL PESERTA PEMILU 1971 :PARPOL PESERTA PEMILU 1971 :• Golongan Karya (Golkar),Golongan Karya (Golkar),• Partai Nasional Indonesia (PNI),Partai Nasional Indonesia (PNI),• Nahdatul Ulama (NU),Nahdatul Ulama (NU),• Partai Katolik,Partai Katolik,• Partai Murba,Partai Murba,• Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII),Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII),• Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia

(IPKI),(IPKI),• Partai Kristen Indonesia (Parkindo),Partai Kristen Indonesia (Parkindo),• Partai Muslimin Indonesia (Parmusi),Partai Muslimin Indonesia (Parmusi),• Partai Islam Perti (Persatuan Tarbiyah Partai Islam Perti (Persatuan Tarbiyah

Islamiyah)Islamiyah)..

Page 31: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Hasil Pemilu 1971, menunjukkan kemenangan Golongan Karya

Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1975, Pemilu 1977 dan

1982 hanya diikuti 3 (tiga) peserta : 1. PPP (ke-Islaman dan ideologi Islam)

2. Golongan Karya (kekaryaan dan keadilan sosial)3. PDI (demokrasi, kebangsaan/ nasionalisme dan

keadilan).

Terjadi penyederhanaan partai politik ; Partai berbasis Islam (NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam)

menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP); Partai berbasis sosialis dan nasionalis (Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murba dan IPKI) menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Page 32: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

No Tahun Pemilu

Partai Politik Peserta Pemilu

Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Golongan Karya (Golkar)

Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

1. 1971 14.833.942 (96) 34.348.673 (236) 5.516.849 (30)

2. 1977 18.722.138 (99) 39.313.354 (232) 5.459.987 (29)

3. 1982 20.871.880 (94) 48.334.724 (242) 5.919.702 (24)

4. 1987 13.701.428 (61) 62.783.680 (299) 9.324.708 (40)

5. 1992 16.624.647 (62) 66.599.331 (282) 14.565.556 (56)

6. 1997 25.340.028 (89) 84.187.907 (325) 3.463.225 (11)

PERBANDINGAN PEROLEHAN SUARA PARTAI PESERTA PEMILU SELAMA ORDE BARU

Page 33: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

4)4) MASA/ ERA REFORMASI (TAHUN 1999 S.D. SEKARANG)MASA/ ERA REFORMASI (TAHUN 1999 S.D. SEKARANG)

Berdasarkan UU No. 3/1999, partai-partai politik di Indonesia diberikan kesempatan hidup kembali mengikuti pemilu multi partai

NO NAMA PARTAI POLITIK NO NAMA PARTAI POLITIK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Partai Indonesia Baru (PIB)

Partai Kristen Indonesia (Krisna)

Partai Nasional Indonesia (PNI)

Partai Aliansi Demokrat Indonesia

P. Kebangkitan Muslim Indonesia

Partai Umat Islam (PUI)

Partai Kebangkitan Umat (PKU)

Partai Masyumi Baru (PMB)

P. Persatuan Pembangunan (PPP)

P. Syarikat Islam Indonesia (PSII)

P. Demokrasi Indonesia Perj (PDIP)

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

48.

Partai Kebangsaan Merdeka (PKM)

P. Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB)

Partai Amanat Nasional (PAN)

Partai Rakyat Demokrat (PRD)

P. Syarikat Islam Indonesia 1905

Partai Katolik Demokrat

Partai Pilihan Rakyat (Pilar)

Partai Rakyat Indonesia (PARI)

Partai Bulan Bintang (PBB)

................

Partai Pekerja Indonesia

Page 34: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 35: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 36: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 37: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 38: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

c.c. KELOMPOK KEPENTINGAN (KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUPINTEREST GROUP))

Jenis-jenis kelompok kepentingan : Kelompok Anomik (kelompok spontan dan tidak memiliki

nilai/norma),

Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir dan kegiatannya kadang-kadang),

Kelompok Institusional ( merupakan kelompok pendukung kepentingan institusional; seperti partai politik, korporasi bisnis, dll.),

Kelompok Assosiasonal (merupakan kelompok yang terorga-nisir yang menyatakan kepentingan dari suatu kelompok dan memiliki prosedur teratur).

Page 39: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu negara, sangat bergantung kepada sistem politik pemerintah apakah

menerapkan sistem kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih.

Pada sistem partai tunggal, kelompok kepentingan sangat dibatasi, karena

pemerintahan totaliter. Pada umumnya dianut oleh negara

komunis (Rusia, RRC, Vietnam, Korea Utara, Kuba

dll.).

Pada sistem dua partai/ lebih, kelompok

kepentingan berpeluang tumbuh dan berkembang

dengan pesat. Pada umumnya dianut oleh

negara-negara yang Demokratis.

Page 40: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

d. KELOMPOK PENEKAN (PRESSURE GROUP)

Kelompok penekan, dapat dipergunakan rakyat untuk menyalurkan aspirasinya dengan sasaran mempengaruhi atau membentuk kebijaksanaan pemerintah.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi sosial keagamaan, Organisasi Kepemudaan, Organisasi Lingkungan Hidup, Organisasi pembela Hukum dan HAM, Yayasan atau Badan hukum lainnya.

Contoh institusi

Kelompok penekan

Page 41: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

e. MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (POLITICAL COMMUNICATION MEDIA)

Media komunikasi politik, dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah

kepada masyarakat maupun sebaliknya.

Dapat memainkan peran penting terhadap penyampaian informasi

serta membentuk/mengubah pendapat umum dan sikap politik

publik.

Media komunikasi ; surat kabar, telefon,

faximile, internet, televisi, radio, film,

dan sebagainya.

Page 42: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

f.f. TOKOH POLITIK (TOKOH POLITIK (POLITICAL FIGUREPOLITICAL FIGURE))

Pengangkatan tokoh politik dilakukan melalui proses :

Transformasi dari peranan-peranan non-politis (keagamaan, kebudayaan, status sosial, dll.) untuk memainkan peranan politik yang bersifat khusus.

Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan tugas-tugas politik.

Page 43: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Legitimasi elit politik,

Masalah kekuasaan,

Representativitas elit politik, dan

Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.

Menurut Lester G. Seligman, bahwa proses pengangkatan tokoh-tokoh politik berkaitan dengan :

Page 44: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

G. SUPRASTRUKTUR POLITIK

Merupakan mesin politik resmi sebagai

penggerak politik formal. Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasai oleh

keluarga bangsawan. Raja/Ratu, berperan sebagai lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dapat dibentuk berdasarkan pemilu (tergantung tingkat pendemokrasiannya).

Pada Negara Republik, elit politik ada yang memegang kekuasaannya secara diktator. Namun juga banyak yang bersifat demokratis (tergantung Konstitusi/UUD negaranya).

Page 45: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan : Eksekutif (pelaksana undang-undang), Legislatif (pembuat undang-undang), dan Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang)

dengan sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan.

Didukung infra struktur politik (rakyat, partai politik dan ormas),

dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya.

Supra struktur politik mantap

Page 46: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan suprastruktur politik) dapat memenuhi fungsinya,

manakala Sistem Politik mampu :

1. Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur-prosedur yang berlaku).

2. Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik dan perbedaan pendapat) yang memuaskan semua pihak.

3. Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dengan perkembangan baik di dalam maupun luar negeri).

4. Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut).

5. Mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem.

Page 47: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Waktu : 4 x 45 MenitWaktu : 4 x 45 Menit

Standar Kompetensi :6. Menganalisis Sistem

Politik di Indonesia..

Kompetensi Dasar :6.2. Mendeskripsikan

Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai

Negara. 6.3. Menampilkan

Peran Serta Dalam Sistem Politik Di

Indonesia.

Page 48: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :

Mendeskripsikan Pendekatan Sistem Politik Negara.

Menganalisis Perbedaan Sistem Politik Negara (Inggris, RRC, Dan Republik Indonesia).

Menganalisis Partisipasi Politik Warga Negara.

Menganalisis Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik.

Page 49: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Pendekatan Sistem Politik Pendekatan Sistem Politik NegaraNegara

Perbedaan Sistem Politik NegaraPerbedaan Sistem Politik Negara

InggrisInggris RRCRRC IndonesiaIndonesia

Partisipasi Politik Partisipasi Politik WNWN

Faktor-faktor Faktor-faktor Pendukung Pendukung

Partisipasi Pol.Partisipasi Pol.

PERBEDAAN PERBEDAAN SISTEM POLITIK SISTEM POLITIK

DAN PERAN SERTA DAN PERAN SERTA DALAM SISTEM DALAM SISTEM

POLITIK DI POLITIK DI INDONESIAINDONESIA Bentuk PartisipasiBentuk Partisipasi

Tingkatan PartisipasiTingkatan Partisipasi

Pendidikan PolitikPendidikan Politik

Kesadaran PolitikKesadaran Politik

Sosialisasi PolitikSosialisasi Politik

Page 50: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Sejarah Sosiologis

Kultural / Budaya Psycho-Sosial (Kejiwaan masyarakat)

Filsafat Ideologi

Konstitusi dan Hukum

Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. untuk mempelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa pendekatan :

a. Pendekatan Sistem Politik Negara

3. PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA3. PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA

Page 51: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

B. PERBEDAAN SISTEM POLITIK NEGARA

a). Sistem Politik Negara Inggris

NOFAKTOR YANG

MEMPENGARUHIURAIAN / KETERANGAN

1. Latar Belakang Sejarah

Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi masyarakat industri modern. Para politisi mulai menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga dihadapkan pada masalah upaya membangun kesejahteraan warganegaranya.

2. Kondisi Sosiologis

Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu bersaing dengan negara–negara lain yang lebih dahulu merintis ke arah industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris ”bersifat kekotaan”, namun tetap menghendaki sistem monarki dengan satu raja dan banyak bangsa.

3. Kondisi Kultural/ Budaya

Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai masyarakat yang disiplin dan taat pada aturan. Nilai-nilai dan kebudayaan politik diwariskan dari generasi ke generasi melalui suatu rangkaian pengalaman dalam keluarga, di sekolah dan ditempat kerja.

Page 52: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 53: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

4. Kondisi Psycho-Sosial / Kejiwaan masyarakat

Mayoritas masyarakat sangat menghormati simbol-simbol kekuasaan negara (ratu/raja, lembaga pemerintah, dll). Mereka senantiasa menunjukkan ketaatannya kepada undang-undang politik azasi.

5. Pedoman Filsafat

Masyarakat sangat mendukung rejim yang berkuasa, manakala para penguasa juga mentaati undang-undang politik asasi, dan jika dilanggar maka akan mengahadapi perlawanan. Kejahatan sangat tercela dan dianggap melawan masyarakat.

6. Paham atau Ideologi yang diterapkan

Penerapan ideologi negara, adalah ideologi liberal. Dalam kehidupan sehari-hari, sangat menghormati kebebasan dan hak-hak asasi manusia.

7. Pedoman Konstitusi dan Hukum

Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi oleh konvensi dari pada hukum formal. Rakyat hidup dalam ketenangan dan kepastian hukum, karena pemerintah memberikan perlindungan hukum yang baik dan penghormatan terhadap hak-hak asasi warganegaranya. Aturan yang dibuat, ditaati oleh semua komponen elit politik, pemerintah maupun masyarakat demi jaminan keamanan dan kesejahteraan bersama.

Page 54: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Penyelenggaraan pemerintah, dilaksanakan oleh :

Kabinet (Perdana menteri dan dewan menteri) serta parlemen (Majelis Rendah dan Majelis Tinggi).

Parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi, karena cara kerjanya diawasi oleh kabinet.

Perdana Menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang diajukan pemerintahnya, akan disetujui dalam bentuk yang dikehendaki parlemen.

Page 55: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

NO FAKTOR YANG MEMPENGARUHI URAIAN / KETERANGAN

1. Latar Belakang Sejarah

Proses kehidupan sistem politik di China, merupakan produk revolusi menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan berabad-abad. Revolusi demi revolusi, menjadikan Partai Komunis Cina (PKC) sebagai penguasa dan membentuk pemerintahan komunis sampai dengan sekarang.

2. Kondisi Sosiologis Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga sosial yang dominan adalah keluarga. Mereka mengakui wewenang kekuasaan para pemimpinnya atas tingkah laku sosialnya. Kesetiaan harus diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada ikatan-ikatan pribadi.

3. Kondisi Kultural/ Budaya

Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah mengupayakan pendidikan sabagai salah satu alat yang paling efektif untuk mengubah sikap politik orang-orang Cina. Melalui pendidikan, masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi dan menciptakan masyarakat yang melek huruf sebagai syarat pendidikan politik dan keterlibatan politik.

b). Sistem Politik Negara RRC

Page 56: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

4. Kondisi Psycho-Sosial / Kejiwaan masyarakat

Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia. Sebelum menjadikan Partai Komunis Cina berkuasa, selalu dilanda perang saudara. Dewasa ini, mereka bangga karena memiliki kekayaan budaya tinggi yang diwariskan oleh para pendahulunya.

5. Pedoman Filsafat

Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi. Sifat-sifat antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan usaha bersama – mendapatkan nilai tinggi. Azas percaya diri sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional.

6. Paham atau Ideologi yang diterapkan

Revolusi Cina telah berlangsung selama puluhan tahun sebelum partai komunis menjadi kekuatan yang besar dalam politik Cina dan mulai menguasai pemerintahannya. Anti imperialisme merupakan unsur paling kuat dalam pembentukan ideologi komunis.

7. Pedoman Konstitusi dan Hukum

Berdasarkan Konstitusi 1954, organ wewenang negara tertinggi dan pemegang wewenang legislatif adalah ”Konggres Rakyat Nasional” (KRN). Selain KRN, adalah Dewan Negara (Perdana Menteri, Wakil-wakil Perdana Menteri dan kepala-kepala dari semua kementerian dan komisi). Selain itu juga ada Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejakasaan Rakyat Tertinggi.

Page 57: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

PENGUASA KOMUNIS CINA SELALU BERUPAYA:PENGUASA KOMUNIS CINA SELALU BERUPAYA: Mengikutsertakan warganya dalam kegiatan politik secara teratur

dan terorganisir melalui; gerakan masa, keanggotaan dalam organisasi masa, dan partisipasi dalam pengelolaan unit-unit produksi).

Dalam kaderisasi calon-calon pemimpin komunis, dilakukan; rekruitmen aktivis, kader dan anggota partai.

Masuk menjadi anggota PKC merupakan tindakan yang menentukan dalam rekruitmen politik yang akan memperoleh promosi dan kekuasaan.

Page 58: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

C). SISTEM POLITIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No Faktor Yang Mempengaruhi Uraian / Keterangan

1. Latar Belakang Sejarah

Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan bala tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para pemimpin Indonesia terlibat dalam proses politik dengan mencari format berdasarkan demokrasi Pancasila.

2. Kondisi Sosiologis

Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar Golongan telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya saling menghormati dan kerja sama dalam membangun kerukunan hidup penting untuk ditegakkan.

3. Kondisi Kultural/ Budaya

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi-sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki semangat untuk selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela berkorban untuk bangsa dan negaranya. Budaya musyawarah, toleransi, dan saling menghormati telah diwariskan kepada calon-calon pemimpin melalui jalur-jalur pendidikan formal, in-formal, maupun nor-formal.

Page 59: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

4. Kondisi Psycho-Sosial / Kejiwaan masyarakat

Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk penjajahan.

5. Pedoman Filsafat

Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan dasar dan motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945.

6. Paham atau Ideologi yang diterapkan

Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, akan selalu dikaitkan dengan proses politik dalam pengaturan penyelengga-raan pemerintahan negara yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam struktur politik, Pancasila menjadi sumber segala sumber hukum.

7. Pedoman Konstitusi dan Hukum

Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga tanggung jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri dari ; MPR, Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah Agung.

Page 60: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

DEMOKRASI DI INDONESIA DENGAN SISTEM DEMOKRASI DEMOKRASI DI INDONESIA DENGAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA DENGAN PRINSIP :PANCASILA DENGAN PRINSIP :

a. Harus berdasarkan Pancasila sebagaimana disebut di dalam Pembukaan UUD 1945, serta penjabarannya dalam Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945.

b. Menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.

c. Dalam ketatanegaraan, harus berdasar atas kelembagaan yang diharapkan segala sesuatunya dapat diselesaikan melalui saluran-saluran tertentu sesuai UUD 1945.

d. Bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dalam penjelasan UUD 1945.

Page 61: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

SISTEM POLITIK DEMOKRASI PANCASILA MENGHARGAI NILAI-NILAI MUSYAWARAH SEBAGAI BERIKUT:

1.Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat;2.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama;4.Musyawarah harus diliputi olh semangat kekeluargaan;5.Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah;6.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur;7.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan YME, menjun-jung tinggi harkat dan martabat manusia, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Page 62: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Demokrasi Pancasila Pada Hakikatnya Demokrasi Yang Bercorak Khas Indonesia, Yang Penerapannya

Dijabarkan Dalam :

Pemerintahan Berdasarkan Hukum. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah Peradilan yang Bebas dan Merdeka Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial Politik

(Orsospol) Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)

Page 63: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SESUAI DENGAN PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA:

a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,

b. Persamaan,

c. Kebebasan yang bertanggungjawab,

d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan.

ASPEK - ASPEK DEMOKRASI PANCASILA:ASPEK - ASPEK DEMOKRASI PANCASILA:a.a. Aspek formalAspek formalb.b. Aspek materiilAspek materiilc.c. Aspek normatif (Aspek normatif (kaidahkaidah))

Page 64: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Penugasan Praktik KewarganegaraanPenugasan Praktik Kewarganegaraan

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Politik di Berbagai Negara, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

1. Berikan penjelasan singkat, apa sajakah perbedaan pokok dalam menentukan cara bekerjanya sistem politik sebagai berikut :

NO CARA KERJA URAIAN SINGKAT

1. Sosial Politik ..........................................................................

2. Rekruitmen Politik ..........................................................................

3. Komunikasi Politik ..........................................................................

2. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah pola pembinaan dan proses politik pada masyarakat Inggris yang dikenal sangat patuh kepada peraturan perundangan dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari ! ..............................................................................................

Page 65: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

3. Dalam sistem politik negara Cina berdasarkan Konstitusi Tahun 1954, terdapat 3 elit politik yang sangat berpengaruh. Berikan penjelasan singkat tugas pokok elit politik tersebut !

KONGGRES RAKYAT NASIONAL

DEWAN NEGARA

MAHKAMAH RAKYAT TERTINGGI

.................................. .................................. ..................................

DEMOKRASI TERPIMPINDEMOKRASI TERPIMPIN DEMOKRASI PANCASILADEMOKRASI PANCASILA

..................................................... .......................................................

4. Tuliskan persamaan dan perbedaan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Pancasila yang pernah dipraktikkan dalam sistem politik negara Inodnesia !

Page 66: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

C. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIAC. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA

a. Partisipasi Politik Warga Negara

Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi

organisasinya, sehingga pada akhirnya :

Mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi,

Mengambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.

Page 67: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

PENGERTIAN PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIKPARTISIPASI POLITIK MENURUT MENURUT PARA AHLI :PARA AHLI :

Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui darimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung, dalam proses pembentukan kebijaksanaan umum.

Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka.

Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut serta – secara langsung atau tak langsung – dalam pembentukan kebijaksanaan umum.

Page 68: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

BENTUK-BENTUK PARTISIPASI POLITIKBENTUK-BENTUK PARTISIPASI POLITIK

KONVENSIONALKONVENSIONAL NON-KONVENSIONALNON-KONVENSIONAL

Pemberian Suara (voting)

Diskusi politik

Kegiatan kampanye

Membentuk dan bergabung

dalam kelompok Kepentingan.

Komunikasi individual dengan

pejabat politik/administratif.

Pengajuan petisi

Berdemonstrasi

Konfrontasi

Mogok

Tindak kekerasan politik terhadap

harta benda.

Tindak kekerasan politik terhadap

manusia.

Page 69: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 70: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 71: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 72: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 73: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 74: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 75: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 76: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 77: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 78: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 79: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Page 80: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

7 (TUJUH) BENTUK PARTISIPASI POLITIK INDIVIDUAL 7 (TUJUH) BENTUK PARTISIPASI POLITIK INDIVIDUAL MENURUT MILBRATH M.L. GOEL :MENURUT MILBRATH M.L. GOEL :

NO BENTUK PARTISIPASI

URAIAN / KETERANGAN

1. Aphatetic Inactives

Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah memilih.

2. Passive Supporters

Memilih secara reguler/teratur, menghadiri Parade patriotik, membayar seluruh pajak, “mencintai negara”.

3. Contact Specialist

Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi dan nasional dalam masalah-masalah tertentu.

Page 81: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

4.4. CommunicatorsCommunicators Mengikuti informasi politik, mengirim pesan Mengikuti informasi politik, mengirim pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin-dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin partai politik.pemimpin partai politik.

5.5. Party and Party and Campaign Campaign WorkersWorkers

Bekerja untuk partai politik atau kandidat, Bekerja untuk partai politik atau kandidat, meyakinkan orang lain tentang bagaimana meyakinkan orang lain tentang bagaimana memilih, bergabung dan mendukung partai memilih, bergabung dan mendukung partai politik, dipilih jadi kandidat partai politik.politik, dipilih jadi kandidat partai politik.

6.6. Community Community ActivistActivist

Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan dengan masalah-masalah lokal dan melakukan dengan masalah-masalah lokal dan melakukan kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan dengan isu-isu sosial.dengan isu-isu sosial.

7.7. ProtestersProtesters Bergabung dengan demonstrasi publik di Bergabung dengan demonstrasi publik di jalanan, melakukan protes keras bila pemerintah jalanan, melakukan protes keras bila pemerintah melakukan sesuatu yang salah.melakukan sesuatu yang salah.

Page 82: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Tingkatan atau piramida partisipasi politik menurut Tingkatan atau piramida partisipasi politik menurut David F. Roth dan Frank L. Wilson (1980).David F. Roth dan Frank L. Wilson (1980).

(Menyimpang)Pembunuh politik, teroris, pembajak

Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh waktu, pimpinan kelompok kepentingan

Petugas kampanye, aktif dalam parpol/kelompok kepentingan, aktif dalam proyek-proyek sosial

Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha meyakinkan orang, memberikan suara dalam pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada perkembangan politik.

Orang Yang apolitis

Pengamat

Partisipan

Aktivis

Page 83: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

TINGKATAN PADA PARTISIPASI POLITIK, SANGAT TERGANTUNG DARI AKIBAT YANG DISEBABKANNYA :

Menduduki jabatan politik atau administratif. Mencari jabatan politik atau administratif. Keanggotaan aktif suatu organisasi politik. Keanggotaan pasif suatu organisasi politik. Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political). Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political). Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya. Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang

politik. Voting (pemberian suara).

Page 84: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

b. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POLITIK

Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik

masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul-betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik

yang ideal yang hendak dibangun.

1) PENDIDIKAN POLITIK1) PENDIDIKAN POLITIK

Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk mewujudkan atau setidak-tidaknya menyiapkan kader-kader

yang dapat diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat luas, dalam arti yang benar-benar memahami semangat yang

terkandung di dalam perjuangan sebagai kader bangsa.

Page 85: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader anggota partai politik akan memperoleh manfaat :

1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis.

2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.

Page 86: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

2) KESADARAN POLITIK 2) KESADARAN POLITIK

Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi (hal terpenting) urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat tergantung pada latar belakang pendidikannya. Kaum elit dan kelompok menengah, nampak relatif lebih baik. Sedangkan kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah,

diperlukan pembinaan yang intensif.

Page 87: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA MASYARAKAT DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN :No Bidang Implementasi Partisipasi politik

1. Politik Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain : a. Ikut memilih dalam pemilihan umum,b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden, DPR,

Menteri, dan sebagainya,c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-lain.

2. Ekonomi Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan antara lain : a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif baik dalam

bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi, dan sebagainya.b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-

produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif daripada produk luar.

c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi kesejahteraan dan kemajuan bersama.

Page 88: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

3.3. Sosial-Sosial-BudayaBudaya

Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan a.l. : Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan a.l. : a.a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan

prestasi belajar yang tinggi.prestasi belajar yang tinggi.b.b. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum , Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum ,

seperti: tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya.seperti: tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya.c.c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan

produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional.pembangunan nasional.

4.4. HankamHankam Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan antara lain : kegiatan antara lain : a.a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan

profesinya masing-masing.profesinya masing-masing.b.b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau

lingkungan tempat tinggalnya.lingkungan tempat tinggalnya.c.c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegak Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegak

negara Republik Indonesia.negara Republik Indonesia.d.d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan

pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Page 89: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

2) SOSIALISASI POLITIK 2) SOSIALISASI POLITIK

Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik.

Sarana Dalam Sarana Dalam Sosialisasi Sosialisasi

PolitikPolitik

Keluarga (Keluarga (familyfamily))

SekolahSekolah

Partai Politik Partai Politik

Page 90: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Partisipasi Politik, Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

Penugasan Praktik KewarganegaraanPenugasan Praktik Kewarganegaraan

1. Berikan penjelasan singkat tentang bentuk-bentuk partisipasi politik sebagai berikut :

NOBENTUK

PARTISIPASIURAIAN SINGKAT

1. Passive Support

.......................................................................................................

.....................................................................................................

2. Contact Specialist

............................................................................

............................................................................

..

3. Community Activist

............................................................................

............................................................................

..

Page 91: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

Berikan 2 (dua) contoh yang anda Berikan 2 (dua) contoh yang anda ketahui : ................................................................................................................ketahui : ......................................................................................................................................

2.2. Berikan penjelasan pentingnya partisipasi politik warga negara di dalam Berikan penjelasan pentingnya partisipasi politik warga negara di dalam sistem politik negara sistem politik negara Indonesia ! ..............................................................................................................Indonesia ! ..........................................................................................................................................

3.3. Berikan tanggapan penjelasan, pentingnya pendidikan politik warga negara Berikan tanggapan penjelasan, pentingnya pendidikan politik warga negara dalam sistem politik negara Indonesia dan berikan contohnya ! dalam sistem politik negara Indonesia dan berikan contohnya ! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………............

Page 92: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

SOAL ESSAY/URAIANSOAL ESSAY/URAIANJawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !

1. Berikan penjelasan, ciri-ciri umum sistem politik menurut Almond !

2. Dalam hal penerapan, jelaskan perbedaan orientasi tujuan partai politik di Indonesia pada masa orde baru dan era reformasi !

3. Pada akhir abad 20-an, gerakan partisipasi politik di Indonesia semakin meningkat, berikan alasan penjelasannya !

4. Berikan penjelasan tentang pentingnya pendidikan politik dalam kegiatan partisipai politik di Indonesia !

5. Berikan masing-masing 2 (dua) contoh wujud sosialisasi politik di dalam keluarga, sekolah maupun melalui partai politik !

Page 93: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

STUDI KASUSSTUDI KASUS

PARTAI POLITIK ALAMI KRISIS, PARTAI POLITIK ALAMI KRISIS,

DAYA ARTIKULASI MENURUNDAYA ARTIKULASI MENURUN

Setelah pemilu (2004), daya artikulasi partai politik menurun. Tidak heran jika sekarang kekuatan di luar negara muncul dengan kekuatan yang lebih kentara. Kondisi ini memperlihatkan betapa partai politik sekarang mengalami krisis. Hal ini disampaikan oleh pengamat Fachry Ali dalam diskusi tentang sikap partai politik terhadap masalah diplomasi pertahanan dan keamanan nasional yang diselenggarakan Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Kamis 4 Mei 2006.Menurut Fachry, partai politik memang sudah bisa menerima hasil pemilu. Namun, pemerintah yang terpilih tidak mampu membuatg koalisi nasional secara besar-besaran. “Problemnya, presiden terpilih yang berasal dari partai kecil akan bermasalah ketika berhadapan dengan parlemen. Untungnya ada Jusuf Kalla, yang berhasil menguasai Golkar sehingga bisa membuat stabilitas politik lebih kuat di parlemen,” ujarnya.Sayangnya, partai seperti PPP hampir tidak bersuara pada kebijakan pemerintah dan rakyat. Bahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang sudah menempatkan diri sebagai oposisi, tidak punya kepandaian menangkap esensi persoalan. Mereka tidak punya kemampuan meluncurkan persoalan pada saat yang tepat. “Jadinya, fungsi oposisi hampir tidak berjalan, dan yang dilakukan hanya hal-hal kecil. Padahal, PDIP potensial tampil berhadapan dengan pemerintah, ujarnya.

Sumber : Harian Kompas, 5/5/2006

Page 94: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

TAGIHAN TUGAS :

1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali apa telah ditulis sesuai dengan persepsi yang ada dibenak anda !

2. Berikan beberapa penjelasan indikasi tentang terjadinya “krisis” dan “menurunnya daya artikulasi” partai politik di Indonesia pasca pemilu 2004 !

3. Tentukan langkah-langkah konkrit upaya-upaya dalam membangun artikulasi partai politik guna meningkatkan kinerja di parlemen !

4. Sebagai pelajar, apa yang harus dilakukan sebagai bentuk partisipasi ploitik?

5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan guna meningkatkan kinerja pemerintah dengan mitra kerjanya parlemen : a. Sebagai salah satu kelompok kepentingan !b. Sebagai ketua suatu partai politik !c. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat !d. Sebagai Presiden Republik Indonesia !

Page 95: Bab vi-sistem-politik-di-indonesia

INQUIRI

Carilah referensi dari berbagai sumber untuk mengkaji ulang tentang rumusan dan penerapan sistem politik demokrasi Pancasila (berikut gambar-gambar pendukungnya) yang berkaitan dengan tata cara pengambilan keputusan !

1. Pahami kembali tentang rumusan “demokrasi Pancasila ”, dan buatlah skenario (simulasi atau role play) wujud demokrasi Pancasila dalam pengambilan keputusan di sekolah !

2. Carilah topik-topik dari berbagai sumber (mass media cetak atau elektronik) sekitar pelaksanaan sistem politik demokrasi Pancasila (cara pengambilan keputusan),

3. Kemudian lakukan demonstrasi dalam bentuk simulasi atau role play di dalam kelas !