bab vi industri panel(2)

34
BAB 6 12 LANGKAH MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN DASAR 6.1 Identifikasi Masalah Pada kesempatan ini kami selaku dokter muda yang melaksanakan kegiatan kepaniteraan di Puskesmas Industri Kabupaten Gresik, dengan pembimbing operasional dari Kepala Bidang Kesga akan mencoba membahas masalah di Puskesmas Industri. Masalah yang dihadapi Puskesmas Industri selama tahun 2011 di bidang Kesehatan Keluarga berdasarkan hasil penilaian kinerja puskesmas (tabel 4.1) adalah belum tercapainya asi eksklusif yang baru mencapai 68,14 % masih jauh dari yang dari yang ditargetkan 80 %. Adapun beberapa masalah lain yang dihadapi di Puskesmas Industri berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Puskesmas tahun 2011 sesuai dengan program Kesehatan keluarga adalah : 1. Belum tercapainya target ASI Eksklusif , yaitu 68,14% dari target 80% 2. Belum tercapainya target balita gizi buruk mendapat perawatan, yaitu 50 % dari target 100 %. 3. Belum tercapainya pemberian PMT Pemulihan balita gizi buruk, yaitu 38,89 % dari target 55% 56

Upload: felicia-hendra-wibowo

Post on 24-Jul-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab VI Industri Panel(2)

BAB 612 LANGKAH MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN

DASAR

6.1 Identifikasi Masalah

Pada kesempatan ini kami selaku dokter muda yang

melaksanakan kegiatan kepaniteraan di Puskesmas Industri

Kabupaten Gresik, dengan pembimbing operasional dari Kepala

Bidang Kesga akan mencoba membahas masalah di Puskesmas

Industri.

Masalah yang dihadapi Puskesmas Industri selama tahun 2011

di bidang Kesehatan Keluarga berdasarkan hasil penilaian kinerja

puskesmas (tabel 4.1) adalah belum tercapainya asi eksklusif yang

baru mencapai 68,14 % masih jauh dari yang dari yang ditargetkan

80 %. Adapun beberapa masalah lain yang dihadapi di Puskesmas

Industri berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Puskesmas tahun 2011

sesuai dengan program Kesehatan keluarga adalah :

1. Belum tercapainya target ASI Eksklusif , yaitu 68,14%

dari target 80%

2. Belum tercapainya target balita gizi buruk mendapat

perawatan, yaitu 50 % dari target 100 %.

3. Belum tercapainya pemberian PMT Pemulihan balita gizi

buruk, yaitu 38,89 % dari target 55%

4. Belum tercapainya Desa bebas rawan gizi yaitu 66,67 %

dari target 80 %.

56

Page 2: Bab VI Industri Panel(2)

6.2 Penentuan Prioritas Masalah

Untuk menentukan prioritas masalah dapat menggunakan

beberapa kriteria

Kriteria yang dipakai berdasarkan :

1. Aspek dampak pelayanan : MCUA (Muliple Criteria Utility

Assesment).

2. Aspek pemecahan solusi : CARL kemudahan, biaya, waktu,

komitmen dan kejelasan.

Dalam laporan ini kelompok kami menggunakan metode

MCUA dalam menentukan prioritas masalah. Untuk menentukan

prioritas masalah dengan metode MCUA yaitu dengan menentukan

kriteria terlebih dahulu untuk menyaring beberapa masalah dan

diberikan bobot pada tiap kriteria tersebut. Langkah selanjutnya

yaitu dengan skoring terhadap alternatif masalah yang didasarkan

kesepakatan bersama. Kemudian skor dikalikan dengan bobot dan

diambil hasil perkalian terbesar sebagai prioritas masalah.

Kriteria yang digunakan:

1. Dampak terhadap kesehatan

2. Ketersedianya sarana dan petugas

3. Dampak sosial ekonomi

4. Kemudahan penerimaan masyarakat

Bobot yang disepakati terdiri dari :

o Bobot 1 : Kurang bermasalah

o Bobot 2 : Sedikit bermasalah

o Bobot 3 : Cukup bermasalah

o Bobot 4 : Bermasalah

o Bobot 5 : Sangat bermasalah

Skor yang disepakati terdiri dari :

o Nilai 1 : Tidak

57

Page 3: Bab VI Industri Panel(2)

o Nilai 2 : Sedikit

o Nilai 3 : Cukup

o Nilai 4 : Banyak

o Nilai 5 : Sangat banyak

58

Page 4: Bab VI Industri Panel(2)

1

Page 5: Bab VI Industri Panel(2)

Tabel 6.2 Penentuan prioritas masalah

No

Masalah Bobot

Kriteria

∑ BS

Ranking

Dampak terhadap

kesehatan

Kemudahan Diterima

Masyarakat

Ketersedianya sarana

dan petugas

Dampak Sosial

Ekonomi

S BS S BS S BS S BS

1 ASI eksklusif 5 4 20 3 15 4 20 4 20 75 1

2Balita gizi buruk mendapat perawatan

4 4 12 3 12 3 12 3 12 48 2

3Pemberian PMT Pemulihan Balita Gizi Buruk

3 4 12 4 12 3 9 3 9 42 3

4 Desa Bebas Rawan Gizi 2 4 8 2 4 3 6 4 8 26 459

59

Page 6: Bab VI Industri Panel(2)

Dari penilaian yang diberikan berdasarkan kriteria MCUA,

maka didapatkan urutan prioritas masalah sebagai berikut :

1. Belum tercapainya target pemberian ASI eksklusif, yaitu

68,14% dari target 80%

2. Belum tercapainya target balita gizi buruk mendapat perawatan,

yaitu 50 % dari target 100 %.

3. Belum tercapainya pemberian PMT Pemulihan Balita Gizi

Buruk , yaitu 38,89 % dari target 55 %

4. Belum tercapainya target Desa Bebas Rawan Gizi, yaitu 66,67

% dari target 80 %

Dalam hasil rekapitulasi tiap desa yang termasuk wilayah

kecamatan Gresik (Tabel 4.3) ditemukan bahwa Desa Ngipik adalah desa

dengan target pencapaian paling rendah dalam indikator pemberian ASI

eksklusif yang hanya mencapai 62, 5 % dimana dari jumlah bayi yang ada

di desa Ngipik adalah sebanyak 25 anak, dan yang mendapatkan ASI

ekslusif hanya 15 anak.

6.3 Pernyataan Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diinginkan

dengan kenyataan yang dicapai berdasarkan indikator yang ada.

Masalah dapat dilihat dari unsur efektifitas, efisiensi, kompetensi

teknis, kenyamanan, keamanan, akses, informasi dan kepuasan

pasien. Maka berdasarkan penilaian MCUA didapatkan masalah

utama, yaitu : “Tidak tercapainya target pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Industri 80% yang baru tercapai 68,14% pada tahun

2011”. (tabel 4.1).

6.4 Memahami Proses dimana Lokasi Masalah

Memahami proses dimana lokasi masalah dengan memakai

diagram alur (Flow Chart). Ditemukan bahwa belum tercapainya ASI

eksklusif di Puskesmas Industri tahun 2011, khususnya di desa

61

Page 7: Bab VI Industri Panel(2)

Ngipik, kecamatan Gresik dikarenakan kemauan dan pengetahuan

penduduk yang masih rendah tentang ASI eksklusif.

Flow chart

Pengetahuan Ibu

Inisiasi Menyusui Dini

Motivasi dari ibu menyusuiPengaruh dukungan

keluarga

Pemberian ASI

eksklusif pada bayi

usia 0-6 bulan

Bayi uisa 0-6 bulan

yang mendapat ASI

eksklusif

61

Page 8: Bab VI Industri Panel(2)

= masalah

6.5 Penentuan Penyebab Masalah

Penentuan penyebab masalah dapat dilakukan dengan metode

curah pendapat yang tidak menyimpang dari masalah. Kemungkinan

penyebab masalah digali dengan diagram Tulang Ikan (Fish Bone) /

Ishikawa / Cause Effect.

Proses pembuatan diagram Fish Bone adalah sebagai berikut :

1. Tuliskan masalah pada kepala ikan (bagian kanan / efek).

2. Tentukan kategori untuk duri-duri utama : manusia, metode,

sarana, lingkungan dan lain-lain.

3. Lakukan curah pendapat pada salah satu duri utama untuk mengisi

duri-duri lanjutannya / cabangnya.

4. Lanjutkan pada duri utama lainnya.

Belum tercapainya target pemberian ASI eksklusif sebagai di

Desa Ngipik , Kecamatan Gresik dapat disebabkan oleh beberapa

masalah yang dapat dilihat di diagram Fishbone Ishikawa di bawah

ini:

61

Page 9: Bab VI Industri Panel(2)

Kurangnya kesempatan pemberian ASI eksklusif pad ibu-ibu pekerja

Kurangnya penyuluhan ASI eksklusif pada ibu-ibu PKK Kurang penyuluhan ASI eksklusif pada penolong persalinanKurangnya penyuluhan ASI Eksklusif pada bapak-bapak

Penemuan ASI Eksklusif di puskesmas Industri Tahun 2011 belum mencapai target 62,5% dari target 80%.

MONEY

ENVIRONMENT

Dukungan suami dan keluarga kurang maksimal dalam pemberian ASI EksklusifBesarnya pengaruh pemberian MP ASI Dini

Besarnya pengaruh promosi susu formula pada bayi

→hj

Kurangnya fasilitas di tempat kerja untuk ibu menyusui

Metode penyuluhan ASI Eksklusif kurang maksimal

METHODE MAN

MARKET SPACE

Kurangnya motivasi dari ibu menyusui

Metode Inisiasi Menyusui Dini kurang berkembang luas di masyarakatMotivasi ASI Eksklusif sejak ANC

Kurangnya kepedulian pemilik perusahaan terhadap pekerja yang menyusui

Pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif kurang

Kurangnya dana untuk penyuluhan dalam mendukung ASI EksklusifPemicuan perbandingan antara pengeluaran dana untuk susu formula dengan ASI Eksklusif

TIME

62

73

Page 10: Bab VI Industri Panel(2)

6.6Pengumpulan Data tentang Penyebab Masalah

Dari diagram tulang ikan semua penyebab potensial yang

tidak relevan dan di luar jangkauan puskesmas dihilangkan dan

setiap penyebab potensial yang dapat dibuktikan dengan data

digunakan (dapat digunakan data matrik), bertujuan memilih

penyebab yang paling mungkin dan dinyatakan dalam pertanyaan

pembuktian, tetapi tidak ada kesempatan untuk melakukan

penelitian.

Tabel 6.4 Pengumpulan Data Tentang Penyebab Masalah

No Penyebab potensialPertanyaan pembuktian

Sumber data

Metodologi

1

Pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI eksklusif masih kurang

Berapa banyak informasi tentang tentang ASI eksklusif yang ibu ketahui?

Data primer

Wawancara

2

Kurang waktu menyusui bagi ibu pekerja

Berapa banyak ibu menyusui yang tidak menjalankan ASI Eksklusif?

Data primer

Wawancara

3Motivasi kurangdari ibu menyusui

Apakah setelah melahirkan ibu ingin menyusui bayi?

Data primer

Wawancara

4

Besarnya pengaruh promosi susu formula

Berapa besar pengaruh promosi susu formula bagi ibu untuk memutuskan pemberian susu bagi bayinya?

Data primer

Wawancara

5

Belum maksimalnya penyuluhan ASI ekslusif

Berapa kali dalam setahun mengadakan penyuluhan khusus tentang Asi Eksklusif?

Data sekunder

Melihat data

6

Kurangnya dana untuk penyuluhan dalam mendukung ASI

Eksklusif

Berapa jumlah anggaran yang tersedia di puskesmas untuk penyuluhan ASI eksklusif?

Data sekunder

Melihat data

7 Besarnya pengaruh Usia berapa bayi Data Wawancara

63

Page 11: Bab VI Industri Panel(2)

pemberian MP Asi dini mulai diberikan MP ASI ?

primer

8

Kurangnya keperdulian pemimpin perusahaan terhadap pekerja yang menyusui

Apakah setiap perusahaan menyediakan fasiitas untuk ibu menyusui

Data primer

Wawancara

9

Belum adanya penyuluhan khusus tentang ASI Ekslusif pada ibu-ibu PKK, penolong persalinan, dan bapak-bapak

Apakah sudah dilakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di balai desa, perusahaan-perusahaan ?

Data sekunder

Melihat data

10

Metode Inisiasi Menyusui Dinikurang berkembang

luas di masyarakat

Apakah program Inisiasi Menyusui Dini digalakkan puskesmas?

Data primer

Wawancara

11

Dukungan suami dan keluarga kurang maksimal dalam pemberian ASI eksklusif

Apakah di tempat kerja tersedia sarana untuk ibu menyusui?

Data primer

Wawancara

6.7 Menentukan Prioritas Penyebab Masalah

Penyusun menggunakan kriteria USG untuk menentukan

prioritas penyebab masalah. Penyebab masalah ditulis secara vertikal

dan diberikan bobot yang memiliki range 1 – 8. Sedangkan kriteria

USG ditulis secara horizontal dengan skor antara 1 – 5. Pemberian

bobot atau skor berdasarkan kesepakatan.

64

Page 12: Bab VI Industri Panel(2)

Tabel 6.5. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah dengan Metode

USG

No

Masalah

Bobot

Kriteria

∑ BS

Ranking

U (Urgency)

S (Seriousness)

G (Growth)

SBS S BS S

BS

1

Pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI eksklusif masih kurang 8 5 40 5 40 4 40

120 1

2

Kurang waktu menyusui bagi ibu pekerja 8 4 32 5 40 4 32 98 2

3

Motivasi kurang dari ibu menyusui 7 5 35 4 28 4 28 91 3

4

Besarnya pengaruh promosi susu formula pada bayi

7 4 28 4 28 4 28 84 4

5

Belum maksimalnya penyuluhan Asi ekslusif

6 4 24 5 30 3 18 72 56 Kurangnya 6 4 24 4 24 3 18 66 6

65

Page 13: Bab VI Industri Panel(2)

dana untuk penyuluhan dalam mendukung ASI Eksklusif

7

Besarnya pengaruh pemberian MP Asi dini

5 4 20 4 20 4 20 60 7

8

Kurangnya keperdulian pemimpin perusahaan terhadap pekerja yang menyusui

4 5 20 4 16 4 16 52 8

9

Belum adanya penyuluhan khusus tentang ASI Ekslusif pada ibu-ibu PKK, penolong persalinan, dan bapak-bapak

4 3 12 4 16 3 12 30 9

10

Metode Inisiasi Menyusui Dinikurang 3 3 9 4 12 2 6 27 10

66

Page 14: Bab VI Industri Panel(2)

berkembang luas di masyarakat

11

Dukungan suami dan keluarga kurang maksimal dalam pemberian ASI eksklusif.

2 3 9 3 9 2 4 22 11Dari penilaian yang diberikan berdasarkan kriteria USG

(Urgency [mendesak], Seriousness [kegawatan], Growth [meluas]),

maka didapatkan urutan prioritas masalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI eksklusif

masih kurang.

2. Kurang waktu menyusui bagi ibu pekerja

3. Motivasi kurang dari ibu menyusui.

4. Besarnya pengaruh promosi susu formula pada bayi

5. Belum maksimalnya penyuluhan ASI Eksklusif

6. Kurangnya dana untuk penyuluhan dalam mendukung ASI Eksklusif

7. Besarnya pengaruh pemberian MP Asi dini.

8. Kurangnya keperdulian pimpinan perusahaan terhadap pekerja yang menyusui

9. Belum adanya penyuluhan khusus ASI Eksklusif pada ibu-ibu PKK, penolong persalinan, bapak-bapak

10.Metode Inisiasi Menyusui Dinikurang berkembang luas di masyarakat.

11.Dukungan suami dan keluarga kurang maksimal dalam pemberian ASI Eksklusif

67

Page 15: Bab VI Industri Panel(2)

6.8 Penentuan Alternatif Pemecahan masalah

Dalam menentukan alternatif pemecahan masalah, melalui

proses-proses sebagai berikut:

1. Tulislah penyebab masalah yang sudah dipilih. Penyebab dari

masalah adalahkurangnya kegiatan untuk meningkatkan

motivasi.

2. Menggunakan metode curah pendapat untuk menggali alternatif

pemecahan masalah dengan mencoba untuk melihatnya dari

sudut pandang pasien,

pimpinan pemerintah

daerah, tokoh

masyarakat, dan

provide

68

Alternatif Pemecahan Maalah:

1. Penyuluhan tentang pentingnya ASI

Eksklusif bagi Ibu

2. Kurang waktu menyusui bagi ibu pekerja

3. Pemicuan tentang pentingnya ASI Eksklusif

bagi ibu menyusuidan bayi.

4. Meningkatkan pemicuan tentang

penggunaan susu formula yang tepat sesuai

usia dan perbedaannya dengan ASI

Eksklusif.

5. Menggunakan berbagai media dalam

melaksanakan penyuluhan (TV, koran,

majalah, spanduk).

6. Kerjasama lintas sektor dalam menyediakan

dana untuk penyuluhan ASI esklusif.

7. Menjelaskan efek samping pemberian MP-

ASI terlalu dini.

8. Penyediaan fasilitas untuk ibu menyusui di

tempat kerja.

9. Penyuluhan di balai desa dan perusahaan

10.Pelatihan dan pembinaan petugas

kesehatan mengenai metode Inisiasi

Menyusui Dini.

11.Penyuluhan kepada suami dan keluarga

tentang pentingnya peran suami dan

kelurga dalam pemberian ASI eksklusif.

Masalah:

Rendahnya pencapaian ASI Eksklusif usia

0-6 bulan , yaitu 68,17 dari target 80 %

di puskesmas Industri , khususnya desa

Ngipik sebanyak 62,5 %

Page 16: Bab VI Industri Panel(2)

6.9 Penetapan Pemecahan Masalah

Dalam menetapkan pemecahan masalah digunakan kriteria CARL,

yaitu :

1. Capability

2. Accessibility

3. Readiness

4. Leverage

Alternatif pemecahan masalah ditulis pada kolom vertikal,

kemudian diberikan bobot pada alternatif pemecahan masalah dan

diberi range 1-10. Kriteria CARL ditulis pada kolom horizontal,

kemudian diberi skor yang memiliki range 1-5. Bobot dan skor

ditentukan berdasarkan kesepakatan. Bobot dan skor dikalikan

kemudianhasil perkalian tersebut dijumlahkan. Nilai yang terbesar

ditetapkan sebagai pemecahan masalah.

Tabel 6.6 Pemecahan Masalah dengan Metode CARL

NO

Masalah

Bobot

Kriteria

∑ BS

Ranking

Capability

Accessibility

Readiness

Leverage

S BS S BS S BS S BS

1 Penyuluhan

tentang

pentingnya

ASI eksklusif

bagi Ibu

8 4 32 5 32 5 32 4 32 146 1

69

Page 17: Bab VI Industri Panel(2)

2 Penyuluhan

tentang cara

penyimpanan

ASI

8 4 32 5 40 5 32 4 24 136 2

3 Pemicuan

tentang

pentingnya

ASI Eksklusif

bagi ibu

menyusuidan

bayi.

7 5 28 5 35 5 28 4 21 115 3

4 Meningkatkan pemicuan tentang penggunaan susu formula yang tepat sesuai usia dan perbedaannya dengan ASI eksklusif.

7 5 35 5 35 4 32 4 32 108 4

5 Menggunakan berbagai media dalam melaksanakan penyuluhan (Koran,majalah,spanduk,TV)

6 4 24 3 18 3 18 4 24 84 6

5 Menggunakan berbagai media dalam melaksanakan penyuluhan (Koran, majalah,

7 3 21 4 32 3 21 4 28 92 5

70

Page 18: Bab VI Industri Panel(2)

spanduk)

6 Kerjasama

lintas sektoral

dalam

menyediakan

dana untuk

penyuluhan

ASI ekslusif

6 3 18 4 24 3 18 4 24 82 6

7 Menjelaskan efek samping pemberian MP-ASI terlalu dini

5 4 20 4 20 3 15 4 20 75 7

8 Penyediaan

fasilitas untuk

ibu menyusui

di tempat

kerja

5 3 15 4 20 3 15 2 10 60 8

9 Penyuluhan di

balai desa,

dan

perusahaan.

3 4 12 4 16 3 12 4 16 56 9

10 Pembinaan dan pelatihan

tenaga kesehatan mengenai metode Inisiasi

Menyusui Dini

3 4 12 4 12 4 12 3 9 45 10

11 Penyuluhan tentang

pentingnya peran suami dan keluarga

3 3 9 3 9 3 9 3 9 36 11

71

Page 19: Bab VI Industri Panel(2)

dalam pemberian ASI ekslusif

Pemecahan masalah yang dipilih adalah:

1. Penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif bagi Ibu

2. Penyuluhan tentang cara menyimpan ASI di rumah

3. Memberi informasi tentang pentingnya ASI ekslusif bagi ibu

menyusuidan bayi

4. Meningkatkan pemicuan tentang penggunaan susu formula

yang tepat sesuai usia dan perbedaannya dengan ASI

eksklusif.

5. Menggunakan berbagai media dalam melaksanakan

penyuluhan (TV, koran, majalah, spanduk)

6.10 Pembentukan Tim Pemecahan Masalah

Penanggung jawab:Kepala UPT Puskesmas Industri

Tim pelaksana yang dibentuk antara lain :

1. Dokter Puskesmas

2. Petugas Gizi Puskesmas Industri

3. Bidan Koordinator Puskesmas dan Bidan Desa

4. Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama

5. Kader Posyandu

6. Pamong Desa

6.11 Penyusunan Rencana Penerapan Pemecahan Masalah

Tujuan :

1. Meningkatkan pengetahuan kesadaran masyarakat akan

pentingnya ASI eksklusif

2. Masyarakat ber-KESGA

72

Page 20: Bab VI Industri Panel(2)

3. Terselesainya masalah lain yang bersumber dari manusia,

metode, dana, sarana, lingkungan, dan market

Kegiatan :

1. Rapat internal Puskesmas

2. Mempersiapkan pelatihan bagi petugas penyuluh

3. Pelatihan bagi petugas penyuluh

4. Pelaksanaan penyuluhan

5. Monitoring dan Evaluasi

Sumber dana :

1. APBD

2. BOK (Biaya Operasional Kesehatan)

3. Anggaran dana desa

4. Mitra kerja / CSR

Batas waktu :

1. Rapat guna menyamakan persepsi pada minggu pertama bulan

April 2012

2. Mempersiapkan pelatihan bagi petugas penyuluh pada minggu

kedua bulan April 2012

3. Membuat leaflet mengenai ASI Ekslusif pada minggu kedua April

2012

4. Pelatihan bagi petugas penyuluh, kader posyandu dan bidan

desa di puskesmas minggu ketiga bulan April 2012

5. Pelaksanaan penyuluhan oleh kader dan bidan di balai desa dan

posyandu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada

bayi usia 0-6 bulan pada minggu keempat bulan April 2012 dan

minggu ketiga bulan Mei 2012

6. Penyuluhan melalui pemasangan spanduk,dan penyebaran

brosur tentang pentingnya ASI eksklusif ditempat- tempat umum

dan tempat – tempat pelayanan kesehatan pada bulan Mei 2012.

7. Evaluasi pelaksanaan dan efektifitas penyuluhan pada minggu

keempatbulan Mei 2012.

73

Page 21: Bab VI Industri Panel(2)

Indikator :

1. Pelaksanaan rapat

2. Jumlah kehadiran

3. Kesiapan sarana dan prasarana penyuluhan

4. kehadiran dan kesiapan petugas

6.12Monitoring dan Evaluasi

Ada 2 segi pemantauan

1. Apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah sudah

diterapakan dengan baik?

2. Apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan

Masalah berhasil dipecahkan bila pemberian ASI Eksklusif pada

balita usia 0-6 bulan mencapai 80 %

74

Page 22: Bab VI Industri Panel(2)

Tabel 6.7. Pemantauan Pemecahan Masalah Gantt Chart

NO.

URAIAN KEGIAT

AN

NAMA PETUGAS

PENANGGUNG JAWAB

SASARAN TARGET LOKASI ANGGARAN DANA

INDIKATOR

BATAS WAKTUMARET

2012APRIL2012

MEI 2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Rapat

internal Puskesmas

Penanggung jawab : kepala puskesmas

Peserta : Dokter

Puskesmas Petugas Gizi Bidan

Petugas kesehata

n Puskesm

as

100% petugas kesehatan memiliki persepsi yang sama

Puskesmas Industri

BOK Jumlah kehadian

Kesiapan pelakssnaan kegiatan

Pelaksanaan rap

V

74

Page 23: Bab VI Industri Panel(2)

at2. Mempe

rsiapkan pelatihan bagi petugas penyuluh + pembuatan leaflet

Penanggung gugat : kepala puskesmas

Penanggung jawab : Petugas Gizi

Pelaksana : Dokter

Puskesmas Bidan

Petugas Kesehatan Puskesmas

Persiapan materi, narasumber / pelatih, sarana dan prasarana pelatihan bagi petugas penyuluh

Puskesmas

Industri

BOK Kesiapan materi

Kesiapan sarana dan prasarana

Kesiapan sumber

V

3. Pelatihan bagi petugas penyuluh

Penanggung gugat : kepala puskesmas Penanggung

jawab : Petugas Gizi

Pelaksana :

Petugas dan kader kesehatan

100% petugas penyuluh meningkat pengeta

Puskesmas

Industri

BOK Jumlah kehadiran

Kesi

V

75

Page 24: Bab VI Industri Panel(2)

Dokter Puskesmas

Bidan Kader

kesehatan

huan dan ketrampilan

apan nara sumber

Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas peny

76

Page 25: Bab VI Industri Panel(2)

uluh

4. Pelaksanaan penyuluhan

Penanggung gugat : kepala puskesmas Penanggung

jawab : Petugas Gizi

Pelaksana : Dokter

Puskesmas Bidan Kader

kesehatan

TOMA Pamon

g desa Ibu

hamil Ibu

nifas BUS

100% peserta meningkat pengetahuannya tentang ASI eksklusif

TOMA, pamong desa menyebarluaskan informasi tentang pentingnya ASI ekslusi

balai desa, posyandu, puskesmas

BOK Jumlah kehadiran

Kesiapan petugas penyuluh

Meningkatnya pengetahuan

V V

77

Page 26: Bab VI Industri Panel(2)

f masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif

5. Penyuluhan melalui pemasangan spanduk, penyebaran brosur

Penanggung

gugat : Kepala

Puskesmas

Penanggung jawab : petugas promkes

Masyarakat

Meningkatnya pengetahuannya tentang ASI eksklusif

Tempat-tempat umum (jalan raya, pasar dsb)Tempat-

BOK Adanya perhatian dari masy

V V V V

78

Page 27: Bab VI Industri Panel(2)

tempat pelayanan kesehatan

arakat

6. Monitoring dan Evaluasi

Penanggung gugat :kepala puskesmas Penanggung

jawab : Petugas gizi

Pelaksana : Dokter

Puskesmas Bidan

Ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan

100% desa mempunyai data cakupan bayi ASI eksklusif

Balai desa setempat, posyandu, puskesmas

BOK CSRAnggara

n dana desa

80% bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif

V

79