bab vi industri panel(2)
TRANSCRIPT
BAB 612 LANGKAH MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN
DASAR
6.1 Identifikasi Masalah
Pada kesempatan ini kami selaku dokter muda yang
melaksanakan kegiatan kepaniteraan di Puskesmas Industri
Kabupaten Gresik, dengan pembimbing operasional dari Kepala
Bidang Kesga akan mencoba membahas masalah di Puskesmas
Industri.
Masalah yang dihadapi Puskesmas Industri selama tahun 2011
di bidang Kesehatan Keluarga berdasarkan hasil penilaian kinerja
puskesmas (tabel 4.1) adalah belum tercapainya asi eksklusif yang
baru mencapai 68,14 % masih jauh dari yang dari yang ditargetkan
80 %. Adapun beberapa masalah lain yang dihadapi di Puskesmas
Industri berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Puskesmas tahun 2011
sesuai dengan program Kesehatan keluarga adalah :
1. Belum tercapainya target ASI Eksklusif , yaitu 68,14%
dari target 80%
2. Belum tercapainya target balita gizi buruk mendapat
perawatan, yaitu 50 % dari target 100 %.
3. Belum tercapainya pemberian PMT Pemulihan balita gizi
buruk, yaitu 38,89 % dari target 55%
4. Belum tercapainya Desa bebas rawan gizi yaitu 66,67 %
dari target 80 %.
56
6.2 Penentuan Prioritas Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah dapat menggunakan
beberapa kriteria
Kriteria yang dipakai berdasarkan :
1. Aspek dampak pelayanan : MCUA (Muliple Criteria Utility
Assesment).
2. Aspek pemecahan solusi : CARL kemudahan, biaya, waktu,
komitmen dan kejelasan.
Dalam laporan ini kelompok kami menggunakan metode
MCUA dalam menentukan prioritas masalah. Untuk menentukan
prioritas masalah dengan metode MCUA yaitu dengan menentukan
kriteria terlebih dahulu untuk menyaring beberapa masalah dan
diberikan bobot pada tiap kriteria tersebut. Langkah selanjutnya
yaitu dengan skoring terhadap alternatif masalah yang didasarkan
kesepakatan bersama. Kemudian skor dikalikan dengan bobot dan
diambil hasil perkalian terbesar sebagai prioritas masalah.
Kriteria yang digunakan:
1. Dampak terhadap kesehatan
2. Ketersedianya sarana dan petugas
3. Dampak sosial ekonomi
4. Kemudahan penerimaan masyarakat
Bobot yang disepakati terdiri dari :
o Bobot 1 : Kurang bermasalah
o Bobot 2 : Sedikit bermasalah
o Bobot 3 : Cukup bermasalah
o Bobot 4 : Bermasalah
o Bobot 5 : Sangat bermasalah
Skor yang disepakati terdiri dari :
o Nilai 1 : Tidak
57
o Nilai 2 : Sedikit
o Nilai 3 : Cukup
o Nilai 4 : Banyak
o Nilai 5 : Sangat banyak
58
1
Tabel 6.2 Penentuan prioritas masalah
No
Masalah Bobot
Kriteria
∑ BS
Ranking
Dampak terhadap
kesehatan
Kemudahan Diterima
Masyarakat
Ketersedianya sarana
dan petugas
Dampak Sosial
Ekonomi
S BS S BS S BS S BS
1 ASI eksklusif 5 4 20 3 15 4 20 4 20 75 1
2Balita gizi buruk mendapat perawatan
4 4 12 3 12 3 12 3 12 48 2
3Pemberian PMT Pemulihan Balita Gizi Buruk
3 4 12 4 12 3 9 3 9 42 3
4 Desa Bebas Rawan Gizi 2 4 8 2 4 3 6 4 8 26 459
59
Dari penilaian yang diberikan berdasarkan kriteria MCUA,
maka didapatkan urutan prioritas masalah sebagai berikut :
1. Belum tercapainya target pemberian ASI eksklusif, yaitu
68,14% dari target 80%
2. Belum tercapainya target balita gizi buruk mendapat perawatan,
yaitu 50 % dari target 100 %.
3. Belum tercapainya pemberian PMT Pemulihan Balita Gizi
Buruk , yaitu 38,89 % dari target 55 %
4. Belum tercapainya target Desa Bebas Rawan Gizi, yaitu 66,67
% dari target 80 %
Dalam hasil rekapitulasi tiap desa yang termasuk wilayah
kecamatan Gresik (Tabel 4.3) ditemukan bahwa Desa Ngipik adalah desa
dengan target pencapaian paling rendah dalam indikator pemberian ASI
eksklusif yang hanya mencapai 62, 5 % dimana dari jumlah bayi yang ada
di desa Ngipik adalah sebanyak 25 anak, dan yang mendapatkan ASI
ekslusif hanya 15 anak.
6.3 Pernyataan Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diinginkan
dengan kenyataan yang dicapai berdasarkan indikator yang ada.
Masalah dapat dilihat dari unsur efektifitas, efisiensi, kompetensi
teknis, kenyamanan, keamanan, akses, informasi dan kepuasan
pasien. Maka berdasarkan penilaian MCUA didapatkan masalah
utama, yaitu : “Tidak tercapainya target pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Industri 80% yang baru tercapai 68,14% pada tahun
2011”. (tabel 4.1).
6.4 Memahami Proses dimana Lokasi Masalah
Memahami proses dimana lokasi masalah dengan memakai
diagram alur (Flow Chart). Ditemukan bahwa belum tercapainya ASI
eksklusif di Puskesmas Industri tahun 2011, khususnya di desa
61
Ngipik, kecamatan Gresik dikarenakan kemauan dan pengetahuan
penduduk yang masih rendah tentang ASI eksklusif.
Flow chart
Pengetahuan Ibu
Inisiasi Menyusui Dini
Motivasi dari ibu menyusuiPengaruh dukungan
keluarga
Pemberian ASI
eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan
Bayi uisa 0-6 bulan
yang mendapat ASI
eksklusif
61
= masalah
6.5 Penentuan Penyebab Masalah
Penentuan penyebab masalah dapat dilakukan dengan metode
curah pendapat yang tidak menyimpang dari masalah. Kemungkinan
penyebab masalah digali dengan diagram Tulang Ikan (Fish Bone) /
Ishikawa / Cause Effect.
Proses pembuatan diagram Fish Bone adalah sebagai berikut :
1. Tuliskan masalah pada kepala ikan (bagian kanan / efek).
2. Tentukan kategori untuk duri-duri utama : manusia, metode,
sarana, lingkungan dan lain-lain.
3. Lakukan curah pendapat pada salah satu duri utama untuk mengisi
duri-duri lanjutannya / cabangnya.
4. Lanjutkan pada duri utama lainnya.
Belum tercapainya target pemberian ASI eksklusif sebagai di
Desa Ngipik , Kecamatan Gresik dapat disebabkan oleh beberapa
masalah yang dapat dilihat di diagram Fishbone Ishikawa di bawah
ini:
61
Kurangnya kesempatan pemberian ASI eksklusif pad ibu-ibu pekerja
Kurangnya penyuluhan ASI eksklusif pada ibu-ibu PKK Kurang penyuluhan ASI eksklusif pada penolong persalinanKurangnya penyuluhan ASI Eksklusif pada bapak-bapak
Penemuan ASI Eksklusif di puskesmas Industri Tahun 2011 belum mencapai target 62,5% dari target 80%.
MONEY
ENVIRONMENT
Dukungan suami dan keluarga kurang maksimal dalam pemberian ASI EksklusifBesarnya pengaruh pemberian MP ASI Dini
Besarnya pengaruh promosi susu formula pada bayi
→hj
Kurangnya fasilitas di tempat kerja untuk ibu menyusui
Metode penyuluhan ASI Eksklusif kurang maksimal
METHODE MAN
MARKET SPACE
Kurangnya motivasi dari ibu menyusui
Metode Inisiasi Menyusui Dini kurang berkembang luas di masyarakatMotivasi ASI Eksklusif sejak ANC
Kurangnya kepedulian pemilik perusahaan terhadap pekerja yang menyusui
Pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif kurang
Kurangnya dana untuk penyuluhan dalam mendukung ASI EksklusifPemicuan perbandingan antara pengeluaran dana untuk susu formula dengan ASI Eksklusif
TIME
62
73
6.6Pengumpulan Data tentang Penyebab Masalah
Dari diagram tulang ikan semua penyebab potensial yang
tidak relevan dan di luar jangkauan puskesmas dihilangkan dan
setiap penyebab potensial yang dapat dibuktikan dengan data
digunakan (dapat digunakan data matrik), bertujuan memilih
penyebab yang paling mungkin dan dinyatakan dalam pertanyaan
pembuktian, tetapi tidak ada kesempatan untuk melakukan
penelitian.
Tabel 6.4 Pengumpulan Data Tentang Penyebab Masalah
No Penyebab potensialPertanyaan pembuktian
Sumber data
Metodologi
1
Pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI eksklusif masih kurang
Berapa banyak informasi tentang tentang ASI eksklusif yang ibu ketahui?
Data primer
Wawancara
2
Kurang waktu menyusui bagi ibu pekerja
Berapa banyak ibu menyusui yang tidak menjalankan ASI Eksklusif?
Data primer
Wawancara
3Motivasi kurangdari ibu menyusui
Apakah setelah melahirkan ibu ingin menyusui bayi?
Data primer
Wawancara
4
Besarnya pengaruh promosi susu formula
Berapa besar pengaruh promosi susu formula bagi ibu untuk memutuskan pemberian susu bagi bayinya?
Data primer
Wawancara
5
Belum maksimalnya penyuluhan ASI ekslusif
Berapa kali dalam setahun mengadakan penyuluhan khusus tentang Asi Eksklusif?
Data sekunder
Melihat data
6
Kurangnya dana untuk penyuluhan dalam mendukung ASI
Eksklusif
Berapa jumlah anggaran yang tersedia di puskesmas untuk penyuluhan ASI eksklusif?
Data sekunder
Melihat data
7 Besarnya pengaruh Usia berapa bayi Data Wawancara
63
pemberian MP Asi dini mulai diberikan MP ASI ?
primer
8
Kurangnya keperdulian pemimpin perusahaan terhadap pekerja yang menyusui
Apakah setiap perusahaan menyediakan fasiitas untuk ibu menyusui
Data primer
Wawancara
9
Belum adanya penyuluhan khusus tentang ASI Ekslusif pada ibu-ibu PKK, penolong persalinan, dan bapak-bapak
Apakah sudah dilakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di balai desa, perusahaan-perusahaan ?
Data sekunder
Melihat data
10
Metode Inisiasi Menyusui Dinikurang berkembang
luas di masyarakat
Apakah program Inisiasi Menyusui Dini digalakkan puskesmas?
Data primer
Wawancara
11
Dukungan suami dan keluarga kurang maksimal dalam pemberian ASI eksklusif
Apakah di tempat kerja tersedia sarana untuk ibu menyusui?
Data primer
Wawancara
6.7 Menentukan Prioritas Penyebab Masalah
Penyusun menggunakan kriteria USG untuk menentukan
prioritas penyebab masalah. Penyebab masalah ditulis secara vertikal
dan diberikan bobot yang memiliki range 1 – 8. Sedangkan kriteria
USG ditulis secara horizontal dengan skor antara 1 – 5. Pemberian
bobot atau skor berdasarkan kesepakatan.
64
Tabel 6.5. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah dengan Metode
USG
No
Masalah
Bobot
Kriteria
∑ BS
Ranking
U (Urgency)
S (Seriousness)
G (Growth)
SBS S BS S
BS
1
Pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI eksklusif masih kurang 8 5 40 5 40 4 40
120 1
2
Kurang waktu menyusui bagi ibu pekerja 8 4 32 5 40 4 32 98 2
3
Motivasi kurang dari ibu menyusui 7 5 35 4 28 4 28 91 3
4
Besarnya pengaruh promosi susu formula pada bayi
7 4 28 4 28 4 28 84 4
5
Belum maksimalnya penyuluhan Asi ekslusif
6 4 24 5 30 3 18 72 56 Kurangnya 6 4 24 4 24 3 18 66 6
65
dana untuk penyuluhan dalam mendukung ASI Eksklusif
7
Besarnya pengaruh pemberian MP Asi dini
5 4 20 4 20 4 20 60 7
8
Kurangnya keperdulian pemimpin perusahaan terhadap pekerja yang menyusui
4 5 20 4 16 4 16 52 8
9
Belum adanya penyuluhan khusus tentang ASI Ekslusif pada ibu-ibu PKK, penolong persalinan, dan bapak-bapak
4 3 12 4 16 3 12 30 9
10
Metode Inisiasi Menyusui Dinikurang 3 3 9 4 12 2 6 27 10
66
berkembang luas di masyarakat
11
Dukungan suami dan keluarga kurang maksimal dalam pemberian ASI eksklusif.
2 3 9 3 9 2 4 22 11Dari penilaian yang diberikan berdasarkan kriteria USG
(Urgency [mendesak], Seriousness [kegawatan], Growth [meluas]),
maka didapatkan urutan prioritas masalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI eksklusif
masih kurang.
2. Kurang waktu menyusui bagi ibu pekerja
3. Motivasi kurang dari ibu menyusui.
4. Besarnya pengaruh promosi susu formula pada bayi
5. Belum maksimalnya penyuluhan ASI Eksklusif
6. Kurangnya dana untuk penyuluhan dalam mendukung ASI Eksklusif
7. Besarnya pengaruh pemberian MP Asi dini.
8. Kurangnya keperdulian pimpinan perusahaan terhadap pekerja yang menyusui
9. Belum adanya penyuluhan khusus ASI Eksklusif pada ibu-ibu PKK, penolong persalinan, bapak-bapak
10.Metode Inisiasi Menyusui Dinikurang berkembang luas di masyarakat.
11.Dukungan suami dan keluarga kurang maksimal dalam pemberian ASI Eksklusif
67
6.8 Penentuan Alternatif Pemecahan masalah
Dalam menentukan alternatif pemecahan masalah, melalui
proses-proses sebagai berikut:
1. Tulislah penyebab masalah yang sudah dipilih. Penyebab dari
masalah adalahkurangnya kegiatan untuk meningkatkan
motivasi.
2. Menggunakan metode curah pendapat untuk menggali alternatif
pemecahan masalah dengan mencoba untuk melihatnya dari
sudut pandang pasien,
pimpinan pemerintah
daerah, tokoh
masyarakat, dan
provide
68
Alternatif Pemecahan Maalah:
1. Penyuluhan tentang pentingnya ASI
Eksklusif bagi Ibu
2. Kurang waktu menyusui bagi ibu pekerja
3. Pemicuan tentang pentingnya ASI Eksklusif
bagi ibu menyusuidan bayi.
4. Meningkatkan pemicuan tentang
penggunaan susu formula yang tepat sesuai
usia dan perbedaannya dengan ASI
Eksklusif.
5. Menggunakan berbagai media dalam
melaksanakan penyuluhan (TV, koran,
majalah, spanduk).
6. Kerjasama lintas sektor dalam menyediakan
dana untuk penyuluhan ASI esklusif.
7. Menjelaskan efek samping pemberian MP-
ASI terlalu dini.
8. Penyediaan fasilitas untuk ibu menyusui di
tempat kerja.
9. Penyuluhan di balai desa dan perusahaan
10.Pelatihan dan pembinaan petugas
kesehatan mengenai metode Inisiasi
Menyusui Dini.
11.Penyuluhan kepada suami dan keluarga
tentang pentingnya peran suami dan
kelurga dalam pemberian ASI eksklusif.
Masalah:
Rendahnya pencapaian ASI Eksklusif usia
0-6 bulan , yaitu 68,17 dari target 80 %
di puskesmas Industri , khususnya desa
Ngipik sebanyak 62,5 %
6.9 Penetapan Pemecahan Masalah
Dalam menetapkan pemecahan masalah digunakan kriteria CARL,
yaitu :
1. Capability
2. Accessibility
3. Readiness
4. Leverage
Alternatif pemecahan masalah ditulis pada kolom vertikal,
kemudian diberikan bobot pada alternatif pemecahan masalah dan
diberi range 1-10. Kriteria CARL ditulis pada kolom horizontal,
kemudian diberi skor yang memiliki range 1-5. Bobot dan skor
ditentukan berdasarkan kesepakatan. Bobot dan skor dikalikan
kemudianhasil perkalian tersebut dijumlahkan. Nilai yang terbesar
ditetapkan sebagai pemecahan masalah.
Tabel 6.6 Pemecahan Masalah dengan Metode CARL
NO
Masalah
Bobot
Kriteria
∑ BS
Ranking
Capability
Accessibility
Readiness
Leverage
S BS S BS S BS S BS
1 Penyuluhan
tentang
pentingnya
ASI eksklusif
bagi Ibu
8 4 32 5 32 5 32 4 32 146 1
69
2 Penyuluhan
tentang cara
penyimpanan
ASI
8 4 32 5 40 5 32 4 24 136 2
3 Pemicuan
tentang
pentingnya
ASI Eksklusif
bagi ibu
menyusuidan
bayi.
7 5 28 5 35 5 28 4 21 115 3
4 Meningkatkan pemicuan tentang penggunaan susu formula yang tepat sesuai usia dan perbedaannya dengan ASI eksklusif.
7 5 35 5 35 4 32 4 32 108 4
5 Menggunakan berbagai media dalam melaksanakan penyuluhan (Koran,majalah,spanduk,TV)
6 4 24 3 18 3 18 4 24 84 6
5 Menggunakan berbagai media dalam melaksanakan penyuluhan (Koran, majalah,
7 3 21 4 32 3 21 4 28 92 5
70
spanduk)
6 Kerjasama
lintas sektoral
dalam
menyediakan
dana untuk
penyuluhan
ASI ekslusif
6 3 18 4 24 3 18 4 24 82 6
7 Menjelaskan efek samping pemberian MP-ASI terlalu dini
5 4 20 4 20 3 15 4 20 75 7
8 Penyediaan
fasilitas untuk
ibu menyusui
di tempat
kerja
5 3 15 4 20 3 15 2 10 60 8
9 Penyuluhan di
balai desa,
dan
perusahaan.
3 4 12 4 16 3 12 4 16 56 9
10 Pembinaan dan pelatihan
tenaga kesehatan mengenai metode Inisiasi
Menyusui Dini
3 4 12 4 12 4 12 3 9 45 10
11 Penyuluhan tentang
pentingnya peran suami dan keluarga
3 3 9 3 9 3 9 3 9 36 11
71
dalam pemberian ASI ekslusif
Pemecahan masalah yang dipilih adalah:
1. Penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif bagi Ibu
2. Penyuluhan tentang cara menyimpan ASI di rumah
3. Memberi informasi tentang pentingnya ASI ekslusif bagi ibu
menyusuidan bayi
4. Meningkatkan pemicuan tentang penggunaan susu formula
yang tepat sesuai usia dan perbedaannya dengan ASI
eksklusif.
5. Menggunakan berbagai media dalam melaksanakan
penyuluhan (TV, koran, majalah, spanduk)
6.10 Pembentukan Tim Pemecahan Masalah
Penanggung jawab:Kepala UPT Puskesmas Industri
Tim pelaksana yang dibentuk antara lain :
1. Dokter Puskesmas
2. Petugas Gizi Puskesmas Industri
3. Bidan Koordinator Puskesmas dan Bidan Desa
4. Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
5. Kader Posyandu
6. Pamong Desa
6.11 Penyusunan Rencana Penerapan Pemecahan Masalah
Tujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan kesadaran masyarakat akan
pentingnya ASI eksklusif
2. Masyarakat ber-KESGA
72
3. Terselesainya masalah lain yang bersumber dari manusia,
metode, dana, sarana, lingkungan, dan market
Kegiatan :
1. Rapat internal Puskesmas
2. Mempersiapkan pelatihan bagi petugas penyuluh
3. Pelatihan bagi petugas penyuluh
4. Pelaksanaan penyuluhan
5. Monitoring dan Evaluasi
Sumber dana :
1. APBD
2. BOK (Biaya Operasional Kesehatan)
3. Anggaran dana desa
4. Mitra kerja / CSR
Batas waktu :
1. Rapat guna menyamakan persepsi pada minggu pertama bulan
April 2012
2. Mempersiapkan pelatihan bagi petugas penyuluh pada minggu
kedua bulan April 2012
3. Membuat leaflet mengenai ASI Ekslusif pada minggu kedua April
2012
4. Pelatihan bagi petugas penyuluh, kader posyandu dan bidan
desa di puskesmas minggu ketiga bulan April 2012
5. Pelaksanaan penyuluhan oleh kader dan bidan di balai desa dan
posyandu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada
bayi usia 0-6 bulan pada minggu keempat bulan April 2012 dan
minggu ketiga bulan Mei 2012
6. Penyuluhan melalui pemasangan spanduk,dan penyebaran
brosur tentang pentingnya ASI eksklusif ditempat- tempat umum
dan tempat – tempat pelayanan kesehatan pada bulan Mei 2012.
7. Evaluasi pelaksanaan dan efektifitas penyuluhan pada minggu
keempatbulan Mei 2012.
73
Indikator :
1. Pelaksanaan rapat
2. Jumlah kehadiran
3. Kesiapan sarana dan prasarana penyuluhan
4. kehadiran dan kesiapan petugas
6.12Monitoring dan Evaluasi
Ada 2 segi pemantauan
1. Apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah sudah
diterapakan dengan baik?
2. Apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan
Masalah berhasil dipecahkan bila pemberian ASI Eksklusif pada
balita usia 0-6 bulan mencapai 80 %
74
Tabel 6.7. Pemantauan Pemecahan Masalah Gantt Chart
NO.
URAIAN KEGIAT
AN
NAMA PETUGAS
PENANGGUNG JAWAB
SASARAN TARGET LOKASI ANGGARAN DANA
INDIKATOR
BATAS WAKTUMARET
2012APRIL2012
MEI 2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Rapat
internal Puskesmas
Penanggung jawab : kepala puskesmas
Peserta : Dokter
Puskesmas Petugas Gizi Bidan
Petugas kesehata
n Puskesm
as
100% petugas kesehatan memiliki persepsi yang sama
Puskesmas Industri
BOK Jumlah kehadian
Kesiapan pelakssnaan kegiatan
Pelaksanaan rap
V
74
at2. Mempe
rsiapkan pelatihan bagi petugas penyuluh + pembuatan leaflet
Penanggung gugat : kepala puskesmas
Penanggung jawab : Petugas Gizi
Pelaksana : Dokter
Puskesmas Bidan
Petugas Kesehatan Puskesmas
Persiapan materi, narasumber / pelatih, sarana dan prasarana pelatihan bagi petugas penyuluh
Puskesmas
Industri
BOK Kesiapan materi
Kesiapan sarana dan prasarana
Kesiapan sumber
V
3. Pelatihan bagi petugas penyuluh
Penanggung gugat : kepala puskesmas Penanggung
jawab : Petugas Gizi
Pelaksana :
Petugas dan kader kesehatan
100% petugas penyuluh meningkat pengeta
Puskesmas
Industri
BOK Jumlah kehadiran
Kesi
V
75
Dokter Puskesmas
Bidan Kader
kesehatan
huan dan ketrampilan
apan nara sumber
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas peny
76
uluh
4. Pelaksanaan penyuluhan
Penanggung gugat : kepala puskesmas Penanggung
jawab : Petugas Gizi
Pelaksana : Dokter
Puskesmas Bidan Kader
kesehatan
TOMA Pamon
g desa Ibu
hamil Ibu
nifas BUS
100% peserta meningkat pengetahuannya tentang ASI eksklusif
TOMA, pamong desa menyebarluaskan informasi tentang pentingnya ASI ekslusi
balai desa, posyandu, puskesmas
BOK Jumlah kehadiran
Kesiapan petugas penyuluh
Meningkatnya pengetahuan
V V
77
f masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif
5. Penyuluhan melalui pemasangan spanduk, penyebaran brosur
Penanggung
gugat : Kepala
Puskesmas
Penanggung jawab : petugas promkes
Masyarakat
Meningkatnya pengetahuannya tentang ASI eksklusif
Tempat-tempat umum (jalan raya, pasar dsb)Tempat-
BOK Adanya perhatian dari masy
V V V V
78
tempat pelayanan kesehatan
arakat
6. Monitoring dan Evaluasi
Penanggung gugat :kepala puskesmas Penanggung
jawab : Petugas gizi
Pelaksana : Dokter
Puskesmas Bidan
Ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan
100% desa mempunyai data cakupan bayi ASI eksklusif
Balai desa setempat, posyandu, puskesmas
BOK CSRAnggara
n dana desa
80% bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif
V
79