bab v-vi ( audit responsibilities 'n objective & audit evidence )
TRANSCRIPT
BAB VI
PERTANGGUNGJAWABAN DAN TUJUAN AUDIT
Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAS 1, AU
110)
Langkah-langkah untuk menyusun berbagai tujuan audit yaitu memahami berbagai
tujuan dan tanggung jawab audit, memecahkam berbagai laporan keuangan menjadi siklus-
siklus, mengetahui asersi manajemen tentang akun-akun, mengetahui berbagai tujuan audit
umum atas berbagai akun dan kelas transaksi, dan mengetahui berbagai tujuan audit spesifik atas
bebagai akun dan kelas transaksi.
Tanggung jawab Manajemen
Tanggung jawab dari manajemen adalah untuk menggunakan kebijakan akuntansi yang
sehat dan sesuai, menyelenggarakan pengendalian interen yang memadai, serta membuat
penyajian laporan keuangan secara wajar, oleh karena itu manajemen memiliki pengetahuan
yang lebih mendalam tentang berbagai transaksi perusahaan.
Tanggung Jawab Auditor
Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah bebas
dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.
Auditor tidak bertanggung jawab atas kesalahan penyajian yang tidak material yang dapat
dideteksi. Tanggung jawab auditor adalah untuk mendeteksi berbagai kekeliruan yang material,
mendeteksi berbagai kecurangan yang material baik yang berasal dari kecurangan pelaporan
keuangan maupun penggelapan aktiva, dan menemukan tindakan-tindakan illegal.
Siklus Laporan Keuangan
Pendekatan siklus dapat digunakan untuk melakukan audit dengan tetap
mempertahankan kedekatan dari berbagai jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun yang asling
terkait pada segmen yang sama. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan memperhatikan berbagai
siklus akuntansi yang terjadi di perusahaan.
Siklus tersebut meliputi:
a) Siklus penjualan dan penagihan
b) Siklus akuisisi dan pembayaran
Auditing5
c) Siklus pembayaran upah dan personalia
d) Siklus persediaan dan pergudangan
e) Siklus akuisisi modal serta pembayaran kembali
Asersi Manajemen
Merupakan sebuah pernyataan dari manajemen tentang transaksi dan akun dalam laporan
keuangan. Asersi manajemen terdiri dari :
Keberadaan atau keterjadian
Kelengkapan
Hak dan Kewajiban
Penilaian dan Alokasi
Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan Audit Transaksi
Tujuan audit yang terkait dengan transaksi erat kaitannya dengan manajemen. Tujuan
audit dimaksudkan sebagai kerangka kerja bagi auditor dalam mengumpulkan bahan bukti
kompeten yang cukup yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan
bahan bukti yang pantas dikumpulkan sesuai dengan penugasan .
Tujuan audit tersebut dapat dibedakan menjadi :
Tujuan audit umum transaksi. Terdiri dari eksistensi, kelengkapan, akurasi, klasifikasi,
pemilihan waktu yang tepat, pemindahbukuan, pengikhtisaran atau posting, dan perkiraan.
Tujuan audit khusus transaksi. Menerapkan tujuan umum pada kelompok transaksi /siklus.
Tujuan Audit Untuk Saldo
Tujuan audit ini mengikuti asersi manajemen serta menjadi kerangka kerja yang dapat
membantu auditor dalam pengumpulan bukti audit yang cukup kompeten
a. Tujuan umum :
Keberadaan – membahas tentang nilai atau angka-angka yang dicantumkan memang
ada ( eksis ).
Kelengkapan - angka -angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya .
Akurasi - jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
Klasifikasi - angka yang dimasukkan di daftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat .
CutOff - transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat pada periode yang tepat .
Auditing5
Kaitan rinci - rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar
tambahan , dijumlah kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah
dalam buku besar .
Nilai realisasi - aset dinyatakan dalam jumlah yang diestimasi dapat direalisasi.
Hak dan Kewajiban - Kewajiban harus menjadi milik suatu entitas berkaitan dengan
hutang , sedangkan hak selalu dikaitkan dengan aktiva .
Penyajian dan Pengungkapan - saldo perkiraan dan persyaratan pengungkapan yang
berkaitan telah disajikan dengan pantas dalam laporan keuangan.
b. Tujuan khusus :
Tujuan khusus bagi setiap saldo perkiraan dapat dikembangkan setelah tujuan umum
dipahami paling sedikit harus ada satu tujuan, khusus untuk setiap tujuan umum kecuali jika
auditor menganggap tujuan itu tidak relevan.
Pencapaian Tujuan Audit
Audit merupakan suatu proses dimana dalam pelaksanaanya harus mengikuti tahap-tahap sesuai
dengan standar yang berlaku. Proses Audit adalah metodologi pelaksanaan audit yang jelas
untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti pendukung yang kompeten.
Tahap-tahap dalam proses Audit:
1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien .
Memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko pengendalian intern.
2. Pengujian pengendalian dan uji substantif atas transaksi .
3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo .
4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit .
Auditing5
BAB VII
BUKTI AUDIT
Dalam audit, bahan bukti merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan
apakah informasi kuantitatif yang sedang diaudit disajikan sesuai kriteria yang ditetapkan.
Perbandingan untuk membedakan bahan bukti:
Tujuan penggunaan bahan bukti
Sifat bahan bukti yang digunakan
Pihak yang mengevaluasi bahan bukti.
Kepastian dari kesimpulan berdasarkan bahan bukti
Sifat kesimpulan
Konsekuensi yang timbul akibat kesimpulan yang salah dari bahan bukti
Bahan Bukti Yang Menyimpulkan
Suatu bahan bukti dapat memberikan kesimpulan apabila :
1. Relevan, berkaitan terhadap tujuan pengujian auditor
2. Kompeten, menunjukkan tingkat dapat dipercayainya suatu bahan bukti
Kompetensi dapat diperbaiki dengan :
Independensi penyedia data
Efektifitas struktur pengendalian intern
Pengetahuan yang diperoleh sendiri oleh auditor
Kualifikasi orang yang menyediakan informasi
Tingkat objektivitas
3. Kecukupan, jumlah bahan bukti yang diperoleh dibandingkan dengan besar sampel .
4. Ketepatan waktu, saat bahan bukti dikumpulkan, sedekat mungkin dari tanggal neraca.
Jenis Bahan Bukti Audit
Bahan bukti yang digunakan oleh auditor dalam prosedur audit terdiri dari :
Pemeriksaan fisik .
Konfirmasi .
Dokumentasi .
Pengamatan .
Tanya jawab dengan klien .
Pelaksanaan Ulang (Reperformance) .
Prosedur analitis .
Auditing5
Efektifitas struktur pengendalian intern klien mempunyai pengaruh yang besar pada keandalan
kebanyakan jenis bahan bukti. Jenis bahan bukti tertentu jarang mencukupi sendirian untuk
memberikan bahan bukti yang kompeten untuk memenuhi satu tujuan
Prosedur Analitis
Adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis
antara data keuangan dan non keuangan termasuk perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat
dengan ekspektasi auditor. Pelaksanaan prosedur analitis dapat dilakukan pada seluruh tahap,
baik tahap perencanaan, tahap pengujian dan tahap penyelesaian
Alasan yang terpenting penggunaan prosedur analitis :
Memahami bidang usaha klien.
Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.
Mengurangi pengujian audit yang terinci.
Saat.
Jenis Prosedur Analistis
1. Membandingkan data klien dengan industri sejenis.
2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya
Perbandingan antara saldo tahun berjalan dengan saldo tahun lalu.
Membandingakan rincian total saldo dengan rincian serupa pada tahun sebelumnya.
Membandingkan rasio dan hubungan persentase dengan tahun sebelumnya.
3. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien.
4. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor.
5. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non keuangan.
Auditing5