bab v-vi ( audit responsibilities 'n objective & audit evidence )

8
BAB VI PERTANGGUNGJAWABAN DAN TUJUAN AUDIT Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAS 1, AU 110) Langkah-langkah untuk menyusun berbagai tujuan audit yaitu memahami berbagai tujuan dan tanggung jawab audit, memecahkam berbagai laporan keuangan menjadi siklus-siklus, mengetahui asersi manajemen tentang akun-akun, mengetahui berbagai tujuan audit umum atas berbagai akun dan kelas transaksi, dan mengetahui berbagai tujuan audit spesifik atas bebagai akun dan kelas transaksi. Tanggung jawab Manajemen Tanggung jawab dari manajemen adalah untuk menggunakan kebijakan akuntansi yang sehat dan sesuai, menyelenggarakan pengendalian interen yang memadai, serta membuat penyajian laporan keuangan secara wajar, oleh karena itu manajemen memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang berbagai transaksi perusahaan. Tanggung Jawab Auditor Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah bebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Auditor tidak bertanggung jawab Auditing 8

Upload: andri-juniwan

Post on 25-Jun-2015

155 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab v-VI ( Audit Responsibilities 'n Objective & Audit Evidence )

BAB VI

PERTANGGUNGJAWABAN DAN TUJUAN AUDIT

Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk

menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil

usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAS 1, AU

110)

Langkah-langkah untuk menyusun berbagai tujuan audit yaitu memahami berbagai

tujuan dan tanggung jawab audit, memecahkam berbagai laporan keuangan menjadi siklus-

siklus, mengetahui asersi manajemen tentang akun-akun, mengetahui berbagai tujuan audit

umum atas berbagai akun dan kelas transaksi, dan mengetahui berbagai tujuan audit spesifik atas

bebagai akun dan kelas transaksi.

Tanggung jawab Manajemen

Tanggung jawab dari manajemen adalah untuk menggunakan kebijakan akuntansi yang

sehat dan sesuai, menyelenggarakan pengendalian interen yang memadai, serta membuat

penyajian laporan keuangan secara wajar, oleh karena itu manajemen memiliki pengetahuan

yang lebih mendalam tentang berbagai transaksi perusahaan.

Tanggung Jawab Auditor

Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah bebas

dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.

Auditor tidak bertanggung jawab atas kesalahan penyajian yang tidak material yang dapat

dideteksi. Tanggung jawab auditor adalah untuk mendeteksi berbagai kekeliruan yang material,

mendeteksi berbagai kecurangan yang material baik yang berasal dari kecurangan pelaporan

keuangan maupun penggelapan aktiva, dan menemukan tindakan-tindakan illegal.

Siklus Laporan Keuangan

Pendekatan siklus dapat digunakan untuk melakukan audit dengan tetap

mempertahankan kedekatan dari berbagai jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun yang asling

terkait pada segmen yang sama. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan memperhatikan berbagai

siklus akuntansi yang terjadi di perusahaan.

Siklus tersebut meliputi:

a) Siklus penjualan dan penagihan

b) Siklus akuisisi dan pembayaran

Auditing5

Page 2: Bab v-VI ( Audit Responsibilities 'n Objective & Audit Evidence )

c) Siklus pembayaran upah dan personalia

d) Siklus persediaan dan pergudangan

e) Siklus akuisisi modal serta pembayaran kembali

Asersi Manajemen

Merupakan sebuah pernyataan dari manajemen tentang transaksi dan akun dalam laporan

keuangan. Asersi manajemen terdiri dari :

Keberadaan atau keterjadian

Kelengkapan

Hak dan Kewajiban

Penilaian dan Alokasi

Penyajian dan Pengungkapan

Tujuan Audit Transaksi

Tujuan audit yang terkait dengan transaksi erat kaitannya dengan manajemen. Tujuan

audit dimaksudkan sebagai kerangka kerja bagi auditor dalam mengumpulkan bahan bukti

kompeten yang cukup yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan

bahan bukti yang pantas dikumpulkan sesuai dengan penugasan .

Tujuan audit tersebut dapat dibedakan menjadi :

Tujuan audit umum transaksi. Terdiri dari eksistensi, kelengkapan, akurasi, klasifikasi,

pemilihan waktu yang tepat, pemindahbukuan, pengikhtisaran atau posting, dan perkiraan.

Tujuan audit khusus transaksi. Menerapkan tujuan umum pada kelompok transaksi /siklus.

Tujuan Audit Untuk Saldo

Tujuan audit ini mengikuti asersi manajemen serta menjadi kerangka kerja yang dapat

membantu auditor dalam pengumpulan bukti audit yang cukup kompeten

a. Tujuan umum :

Keberadaan – membahas tentang nilai atau angka-angka yang dicantumkan memang

ada ( eksis ).

Kelengkapan - angka -angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya .

Akurasi - jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.

Klasifikasi - angka yang dimasukkan di daftar klien telah diklasifikasikan dengan

tepat .

CutOff - transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat pada periode yang tepat .

Auditing5

Page 3: Bab v-VI ( Audit Responsibilities 'n Objective & Audit Evidence )

Kaitan rinci - rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar

tambahan , dijumlah kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah

dalam buku besar .

Nilai realisasi - aset dinyatakan dalam jumlah yang diestimasi dapat direalisasi.

Hak dan Kewajiban - Kewajiban harus menjadi milik suatu entitas berkaitan dengan

hutang , sedangkan hak selalu dikaitkan dengan aktiva .

Penyajian dan Pengungkapan - saldo perkiraan dan persyaratan pengungkapan yang

berkaitan telah disajikan dengan pantas dalam laporan keuangan.

b. Tujuan khusus :

Tujuan khusus bagi setiap saldo perkiraan dapat dikembangkan setelah tujuan umum

dipahami paling sedikit harus ada satu tujuan, khusus untuk setiap tujuan umum kecuali jika

auditor menganggap tujuan itu tidak relevan.

Pencapaian Tujuan Audit

Audit merupakan suatu proses dimana dalam pelaksanaanya harus mengikuti tahap-tahap sesuai

dengan standar yang berlaku. Proses Audit adalah metodologi pelaksanaan audit yang jelas

untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti pendukung yang kompeten.

Tahap-tahap dalam proses Audit:

1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien .

Memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko pengendalian intern.

2. Pengujian pengendalian dan uji substantif atas transaksi .

3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo .

4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit .

Auditing5

Page 4: Bab v-VI ( Audit Responsibilities 'n Objective & Audit Evidence )

BAB VII

BUKTI AUDIT

Dalam audit, bahan bukti merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan

apakah informasi kuantitatif yang sedang diaudit disajikan sesuai kriteria yang ditetapkan.

Perbandingan untuk membedakan bahan bukti:

Tujuan penggunaan bahan bukti

Sifat bahan bukti yang digunakan

Pihak yang mengevaluasi bahan bukti.

Kepastian dari kesimpulan berdasarkan bahan bukti

Sifat kesimpulan

Konsekuensi yang timbul akibat kesimpulan yang salah dari bahan bukti

Bahan Bukti Yang Menyimpulkan

Suatu bahan bukti dapat memberikan kesimpulan apabila :

1. Relevan, berkaitan terhadap tujuan pengujian auditor

2. Kompeten, menunjukkan tingkat dapat dipercayainya suatu bahan bukti

Kompetensi dapat diperbaiki dengan :

Independensi penyedia data

Efektifitas struktur pengendalian intern

Pengetahuan yang diperoleh sendiri oleh auditor

Kualifikasi orang yang menyediakan informasi

Tingkat objektivitas

3. Kecukupan, jumlah bahan bukti yang diperoleh dibandingkan dengan besar sampel .

4. Ketepatan waktu, saat bahan bukti dikumpulkan, sedekat mungkin dari tanggal neraca.

Jenis Bahan Bukti Audit

Bahan bukti yang digunakan oleh auditor dalam prosedur audit terdiri dari :

Pemeriksaan fisik .

Konfirmasi .

Dokumentasi .

Pengamatan .

Tanya jawab dengan klien .

Pelaksanaan Ulang (Reperformance) .

Prosedur analitis .

Auditing5

Page 5: Bab v-VI ( Audit Responsibilities 'n Objective & Audit Evidence )

Efektifitas struktur pengendalian intern klien mempunyai pengaruh yang besar pada keandalan

kebanyakan jenis bahan bukti. Jenis bahan bukti tertentu jarang mencukupi sendirian untuk

memberikan bahan bukti yang kompeten untuk memenuhi satu tujuan

Prosedur Analitis

Adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis

antara data keuangan dan non keuangan termasuk perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat

dengan ekspektasi auditor. Pelaksanaan prosedur analitis dapat dilakukan pada seluruh tahap,

baik tahap perencanaan, tahap pengujian dan tahap penyelesaian

Alasan yang terpenting penggunaan prosedur analitis :

Memahami bidang usaha klien.

Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.

Mengurangi pengujian audit yang terinci.

Saat.

Jenis Prosedur Analistis

1. Membandingkan data klien dengan industri sejenis.

2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya

Perbandingan antara saldo tahun berjalan dengan saldo tahun lalu.

Membandingakan rincian total saldo dengan rincian serupa pada tahun sebelumnya.

Membandingkan rasio dan hubungan persentase dengan tahun sebelumnya.

3. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien.

4. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor.

5. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non keuangan.

Auditing5