bab v sistem penomoran dan routing

Upload: reksa-ruzika

Post on 17-Jul-2015

209 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Sistem penomoran dan Routing

Pendahuluan Pokok bahasan pada materi Sistem Penomoran dan Routing meliputi pengertian, konsep dasar, struktur penomoran dan routing pada sistem telekomunikasi.

Penomoran Sistem penomoran diperlukan sebagai identitas dari perangkat dan merupakan alamat yang digunakan sebagai petunjuk untuk membangun jalur koneksi dalam proses pembanguna hubungan antara dua terminal Tujuan perencanaan penomoran nasional adalah menetapkan sebuah nomor ke setiap terminal yang dihubungkan ke jaringan telepon. Perencanaan penomoran nasional menentukan prosedur pemutaran angka yang harus diikuti oleh pelanggan untuk mencapai pelayanan yang berbeda apakah lokal, interlokal, SLI, atau layanan khusus.

Penomoran Pada prinsipnya penomoran sama seperti pemberian alamat pada sebuah lokasi. Hanya saja pemberian alamat dengan penomoran bukan memberitahukan nama kota, jalan, RT/RW dan sebagainya, tetapi ada aturan baku yang dipakai oleh penyedia jasa untuk memberi identitas yang khusus kepada pelanggannya Misalnya pada pelanggan yang diberi identitas dengan nomor (022) 7533308. Terdiri dari: (022) , disebut prefix, nomor yang menunjukkan diwilayah mana pelanggan tersebut berdomisili, dalam contoh nomor di atas, menunjukkan bahwa pelanggan tersebut berdomisili di Bandung.

Penomoran 7533308 : tiga digit pertama menunjukkan kode sentral dimana pelanggan tersebut terdaftar dan sisa digit merupakan identitas nomor pelanggan. Dengan nomor identitas tersebut, pelanggan dapat dihubungi oleh pelanggan lainnya dengan mengacu pada alamat tersebut dan pelanggan dapat meminta layanan dengan memberikan identitas tersebut ke sentral. Untuk membangun satu hubungan melalui suatu jaringan, pusat penyambungan tentunya memerlukan informasi dari pemanggil mengenai alamat pelanggan yang dipanggil yang disebut dengan nomor directory pelanggan dan identitas nomor si pemanggil untuk legalitas layanan.

Penomoran Informasi ini akan menentukan jalur lintasan yang akan dibangun (routing) panggilan dan tentunya akan berpengaruh pada pentarifan. Oleh karena itu, rencana penomoran disyaratkan untuk mengalokasikan suatu nomor yang unik untuk masing-masing pelanggan. Hal ini penting karena tidak boleh ada satu nomor yang digunakan oleh lebih dari satu pelanggan. Nomor direktori pelanggan mungkin bisa sama, tetapi identitas prefik dan kode sentralnya tentunya harus berbeda.

Penomoran CCITT merekomendasikan (14) bahwa nomor panggil internasional maksimum 11 digit. Nomor panggil nasional maksimum 11-N digit, dimana N adalah digit/nomor kode negara dalam penomoran dunia. Pada umumnya nomor nasional berisi tiga bagian : Kode wilayah. Kode sentral. Nomor pelanggan suatu sentral lokal.

Penomoran Untuk suatu panggilan lokal, hanya kode sentral dan nomor pelanggan yang didial, tetapi untuk panggilan jarak jauh diperlukan nomor nasional lengkap. Supaya sentral lokal originating dapat membedakan diantara mereka prefiks trunk didial sebelum nomor nasional. Penambahan prefiks (mengikuti prefiks trunk) menandakan suatu panggilan internasional dan rute panggilan ini dari sentral trunk ke sentral gateway internasional.

Penomoran Prefiks intrenasional diikuti oleh kode internasional untuk negara yang disyaratkan dan nomor nasional pelanggan yang dipanggil pada suatu negara. Pola penomoran untuk Inggris, sekarang dibagi oleh persaingan operator jaringan. Sebagian besar mengunakan kode wilayah tiga digit dan aturan penomoran link 6 digit di wilayah tersebut. Masing-masing wilayah ini diidentifikasi oleh 2 digit kode wilayah. Jumlah digit yang didial, termasuk prefiks trunk adalah 9.

Penomoran Ini sesuai dengan rekomendasi CCITT untuk nomor nasional (untuk Inggris, kode negara adalah 44 dan 11-2=9). Prefiks trunk adalah 0 dan prefiks internasional adalah 010. Kapasitas dari pola penomoran nasional dikurangi untuk mencegah kesalahan, karena diperlukan untuk menghindari digunakannya prefiks trunk seperti digit awal kode sentral lokal, seperti prefiks internasional bagian awal tida harus kode wilayah. Ini juga diperlukan untuk kode cadangan untuk pengaksesan berbagai layanan, contoh di Inggris kode 999 digunakan untuk layanan darurat, 100 untuk mendapatkan bantuan operator, 192 untuk meminta keterangan langsung, dan sebaginya.

Penomoran Digit 0, 1 dan 9 tidak dapat digunakan sebagai digit awal untuk nomor lokal. Nomor lokal seorang pelanggan terdiri dari nomor sentral (exchange prefik) dan nomor stasiun dalam sentral tersebut. Contoh seorang pelanggan di Bandung mempunyai nomor 7533308 berarti pesawat pelanggan tersebut dihubungkan ke sentral lokal dengan nomor sentral 753 sedangkan pesawat pelanggannya sendiri mempunyai nomor 3308. Sebuah nomor pelanggan sendiri bisa terdiri dari 4, 5, 6, 7 digit, tergantung kebutuhan di sebuah negara yang tentunya disesuaikan dengan kapasitas sentral yang bersangkutan.

Penomoran Sesuai dengan perencanaan penomoran, sebuah negara dibagi menjadi beberapa wilayah kode trunk. Kode trunk dapat terdiri dari satu, dua, atau tiga digit. Di indonesia kode wilayah terdiri dari dua digit untuk beberapa wilayah dan tiga digit untuk wilayah lainnya. Penomoran wilayah ini diperlukan agar pelanggan yang tidak berada pada daerah penomoran yang sama dapat saling berkomunikasi. Untuk melakukan hubungan telepon dari suatu daerah penomoran ke daerah penomoran lainnya, terlebih dahulu harus memutar dulu nomor trunk-nya sebagai identitas wilayah yang dituju (trunk perfix).

Penomoran Trunk prefix (toll access code) adalah angka atau kombinasi angka yang harus diputar oleh pelanggan yang akan melakukan panggilan telepon dengan pelanggan yang berada pada daerah penomoran yang bebeda teapi masih dalam wilayah satu negara. Biasanya angka 0 adalah awalan trunk yang sering digunakan. Di Indonesia juga menggunakan 0 sebagai trunk prefix. Jadi jika ada pelanggan yang mendial angka nol (0) diawal nomor yang dituju, peralatan sentral sudah memastikan bahwa panggilan bukanlah lokal melainkan inter lokal.

Penomoran Struktur penomoran dibuat atas dasar nomor yang pendek, yaitu yang disebut dengan nomor pelanggan. Di depan nomor pelanggan ini ditambahkan angka-angka lain untuk membentuk penomoran nasional serta internasional. Jadi syarat terpenting yang harus dipenuhi dalam perencanaan sistem penomoran adalah (sasaran penomoran): Tidak ada duanya dalam suatu area (harus unik). Dengan prefiks kode area tidak ada duanya di seluruh negara. Dengan prefiks kode negara dan kode area tidak ada duanya di seluruh dunia. Harus dibuat sependek mungkin. Mudah dalam routing, akan tetapi tidak tergantung dari routingnya. Perubahan sedapat mungkin tidak dilakukan

Penomoran Kapasitas Penomoran Nasional : Jangka waktu perencanaan sampai 30 tahun mendatang. Toleransi perluasan. Menampung semua sentral existing. Perkembangan yang tak terduga. Kemampuan akses ke pelayanan darurat dan khusus. Akses ke jaringan komunikasi data.

Penomoran Prinsip Umum Penomoran : Penggunaan angka dan huruf. Komposisi nomor telepon Internasional dan ISDN yang harus dipilih. Pembuatan sejumlah angka yang harus dipilih pelanggan. Kapasitas angka bagi register yang melayani lalu lintas internasional.

Penomoran Nomor Nasional ditambah dengan kode negara disebut nomor internasional. Penomoran internasioanal memungkinkan pelanggan disuatu negara dapat memanggil pelanggan lainnya di negara lain. Diperlukan awalan internasional (international prefix) yang merupakan angka atau kombinasi angka yang harus diputar oleh pemanggil untuk mendapatkan akses ke peralatan internasional di negara yang bersangkutan. Standarisasi untuk awalan internasional tidak mungkin dilakukan karena variasi perencanaan penomoran sudah ada.

Penomoran Setiap negara dapat menentukan sendiri awalan internasional yang diinginkan Misalnya australia menggunakan kode 0011 . Hanya saja untuk dua digit pertama bisanya kombinasi 00 sering digunakan. Di indonesia contonya menggunakan 001, 008, dan lain sebagainya Selain awalan internasional diperlukan juga kode negara. Untuk keperluan ini dunia dibagi menjadi sembilan zona dan berdasarkan zona dimana sebuah negara berada, sebuah country code di berikan sebagai identitas negara yang bersangkutan untuk akses ke jaringan internasional.

Penomoran Pembagian zona tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut :

Penomoran Kode negara untuk Indonesia adalah 62. Jadi kalau ada pelanggan dari Australia akan memanggil pelanggan lainnya di Indonesia dengan nomor pelanggan 7533308 yang berlokasi di Bandung . Maka pelanggan Australia akan memutar nomor : 0011-62-227533308

Routing Proses pembangunan hubungan antara pelanggan dalam satu sentral atau ke pelanggan sentral lainnya melalui suatu mekasisme pembangunan dan pencarian jalur lintasan yang terdekat dan bebas sehingga koneksi bisa terbentuk disebut routing Antar pelanggan atau antar sentral, biasanya terdapat beberapa jalur (route) baik yang langsung (direct route) atau yang melalui sentral transit. Dari sejumlah route-ruote yang ada akan ditentukan pilihan pilihan utama berdasarkan jarak dan cost yang harus dikeluarkan.

Routing Biasanya route terpendek dan tentunya dengan cost yang rendah akan menjadi pilihan pertama, sementra beberapa route lainnya akan menjadi alternatif jika route pertama sudah ada yang menduduki. Setidaknya berdasarkan cara pencarian lintasan dalam membangun hubungan, ada tiga metoda routing yang bisa digunakan yaitu: fixed routing dan alternative routing.

Routing : Fixed Routing Fixed routing merupakan metoda untuk memastikan hanya satu jalur antara originating dan terminating exchange. Pada metode ini jalur lintasan yang harus dilalui oleh signalling dari pelanggan sudah ditentukan dan jadinya kurang fleksibel. Metoda ini, bagaimanapun juga terbatas pada pemilihan jalur. Karena sifatnya yang kaku, maka metoda ini jarang sekali digunakan pada saat ini.

Routing : Alternative Routing Pada metode routing jenis ini disediakan beberapa jalur lintadsan untuk menuju ke sentral tujuan. Jika alternatif pertama gagal, maka akan dipilih jalur alternatif ke-2, ke-3 dan seterusnya sampai last choise route atau route memutar sebagai pilihan terakhir. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut :

Routing : Alternative Routing Dimana pada saat semua jalur pertama/direct route sibuk (jalur A E) maka akan dipilih jalur kedua (jalur A B E). Jika jalur kedua juga sibuk, maka akan dipilih jalur ketiga (jalur A B C E), dan jika jalur ketiga sibuk, maka jalur terakhir adalah jalur ke-empat (jalur A B C D E). Proses tersebut terus berulang sampai ditemukan jalur yang tersedia, atau sampai jalur yang terakhir dilacak masih sibuk dan panggilan tersebut akan gagal.