bab v penutup a. simpulan - fh.unsoed.ac.idfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/bab...
TRANSCRIPT
83
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Atas dasar pembahasan dari hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan
dari hasil pembahasan sebagai berikut :
1. Penerapan unsur-unsur tindak pidana tanpa hak menguasai narkotika
Golongan I dalam putusan Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto perkara
Nomor : 114/Pid.Sus/2010/PN.Pwt
Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan diketahui
bahwa semua unsur-unsur telah terpenuhi. Pada putusan perkara Nomor :
114/Pid.Sus/2010/PN.Pwt, hakim Pengadilan Negeri Purwokerto telah
menerapkan unsur-unsur dalam Pasal 111 ayat (2) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dalam perkara ini yaitu
tindak pidana tanpa hak menguasai narkotika Golongan I dalam bentuk
tanaman yang beratnya melebihi 1 (satu) kilogram.
Sehubungan dengan telah terpenuhinya semua unsur tindak pidana
tanpa hak menguasai narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman yang
beratnya melebihi 1 (satu) kilogram sebagaimana dirumuskan dalam Pasal
111 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, sehingga terdakwa telah terbukti secara sah dan
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan
oleh Jaksa Penuntut Umum yaitu unsur tindak pidana tanpa hak menguasai
narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman yang beratnya melebihi 1 (satu)
kilogram.
84
2. Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Negeri
Purwokerto dalam menjatuhkan putusan pidana pada perkara Nomor :
114/Pid.Sus/2010/PN.Pwt
Pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto dalam
menjatuhkan putusan pidana terhadap terdakwa adalah dengan mendasarkan
pada hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya pembuktian sebagaimana diatur dalam Pasal 184 ayat (1)
KUHAP, pembuktian berdasarkan alat-alat bukti yang sah dan telah
terbukti dipersidangan yang meliputi : keterangan para saksi, barang bukti
dan keterangan terdakwa.
b. Adanya fakta yang memenuhi unsur-unsur Pasal 111 ayat (2) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
semua fakta yuridis yang terungkap di persidangan telah membuat
keyakinan majelis hakim sebagai dasar dalam memutus perkara, serta
syarat-syarat pemidanaan.
c. Adanya hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan terdakwa
B. Saran
Untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkotika dan
mencegah peredaran gelap narkotika, serta mengingat besarnya bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh adanya tindak pidana narkotika dan sudah banyak
menimbulkan korban, terutama di kalangan generasi muda, maka hakim
hendaknya dalam menjatuh pidana terhadap terdakwa kasus narkotika harus
mempunyai keberanian tidak perlu ada rasa takut terhadap siapapun yang terlibat
dalam kasus tindak pidana narkotika dengan pidana yang seberat-beratnya.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal, 2005. Pemidanaan, Pidana dan Tindakan dalam Rancangan KUHP. ELSAM, Jakarta.
Arief, Barda Nawawi, 2003. Kapita Selekta Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Atmasasmita, Romli, 1995. Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi. Mandar Maju, Bandung.
--------------- 1996. Sistem Peradilan Pidana. Binacipta, Bandung.
Baraza, Luthfi, Tanpa tahun, Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Narkotika. Makalah disampaikan dalam Seminar Narkotika di SMK IPTEK, Jakarta.
Bonger, 1982. Pengantar Tentang Kriminologi. PT. Pembangunan, Jakarta.
Elhols John M. dan Hasal Sadili, 1996. Kamus Inggris – Indonesia, Gramedia, Jakarta.
Hamzah, Andi dan RM Surahman, 1994. Kejahatan Narkotika dan Psikotropika. Sinar Grafika, Jakarta.
Hamzah, Andi, 1983. Suatu Tinjauan Ringkas Sistem Pemidanaan di Indonesia. Akademika Pressindo, Jakarta.
Hawari, Dadang, 1997. Al-Quran, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Dana Bakti Primayasa, Yogyakarta.
Huda, Chairul 2006. Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan. Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. Kencana Prenada Media, Jakarta.
Joewana, Satya 1986. Gangguan Penggunaan Zat Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif Lainnya. Karisma Indonesia, Jakarta.
Lamintang, P.A.F., 1984. Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Sinar Baru, Bandung.
Ma’sum, Sumarno, 1987. Penanggulangan Bahaya Narkotika dan Ketergantungan Obat. CV. Mas Agung, Jakarta.
Mardani, 2008. Penyalaghunaan Narkotika dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Muladi & Barda Nawawi Arief, 2005. Teori-teori dan Kebijakan Pidana. Alumni, Bandung.
86
Muladi, 1992. Bunga Rampai Hukum Pidana. Alumni, Bandung.
---------------, 1995. Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana. Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Prakoso, Djoko, dan Agus Imunarso, 1987. Hak Asasi Tersangka dan Peranan Psikologi dalam Konteks KUHAP. Bina Aksara, Jakarta.
Soemitro, Ronny Hanitijo, 1988. Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Sapardjaja, Komariah E., 2002. Ajaran Melawan Hukum Materiil dalam Hukum Pidana Indonesia; Studi Kasus tentang Penerapan dan Perkembangannya dalam Yurisprudensi. Alumni, Bandung.
Simandjuntak, B., 1981. Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial. Tarsito, Bandung.
Sudarto, 1986. Kapita Selekta Hukum Pidana. Alumni, Bandung.
---------------, 1990. Hukum Pidana I, Cetakan ke 2. Yayasan Sudarto, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang.
Sunarso, Siswanto, 2004. Penegakan Hukum Psikotropika. Raja Grafindo, Jakarta.
Supramono, Gatot, 2004. Hukum Narkoba Indonesia. Djembatan, Jakarta.
Utrecht, E., 1986. Hukum Pidana I . Pustaka Tinta Mas, Surabaya.
Yatim, Danny I., 1989. Kepribadian Keluarga, dan Narkotika, Tinjauan Sosial-Psikologis. Arcen, Jakarta.
Undang-Undang Nomor : 35 Tahun 2009 tentang Narkotika