bab v penutup a. kesimpulan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/5378/8/bab 5.pdf · ia terus...

6
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka penulis menyimpulkan sebagi berikut: 1. Masa pemrintahan di tahun 1955-1965 yang diawali dengan pemilihan umum pertama kali hingga pemberontakan G 30 S PKI, menunjukkan bahwa Indonesia saat itu mengalami berbagai ketegangan dalam pembentukan demokrasi Indonesia. Gagasan yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno tidak begitu berhasil, malah timbul berbagai konflik di berbagai pihak. Mulai dari konfliknya dengan Mohammada Hatta selaku Dwitunggal, dengan partai-partai, dan dengan tentaranya sendiri. 2. Konflik yang dialami Mohammad Hatta selama dalam pemerintahan maupun saat sudah keluar dari pemerintahan, menunjukkan bahwa Hatta memang sosok yang sangat tegas dan kukuh dalam pendirihannya kalau mengenai soal kesejahteraan rakyat. Konfliknya dengan Soekarno yang akhirnya membuat Dwitunggal terpecah, protesnya terhadap kelakuan aparatur pemerintahan yang sudah membudidayakan korupsi, sekaligus gerakan PKI yang semakin merajalelah meski sudah dibasmi. Ketidaksigapan Soekarno dan ideologinya mengenai demokrasi terpimpin ini pun ditolaknya mentah-mentah. Pada tanggal 1 Desember 1965, akhirnya beliau mengundurkan diri, karena ketidakkuasahannya dan ketidakberdayaannya untuk mengatasi problematika itu, tetapi ia tetap dengan gayanya yang mengkritik dan teguran-teguran dalam penanya, ia

Upload: dinhdiep

Post on 17-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/5378/8/Bab 5.pdf · ia terus melakukan apa yang ia bisa mengkritik dan menegur dalam karya ... Adab IAIN Sunan

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka penulis

menyimpulkan sebagi berikut:

1. Masa pemrintahan di tahun 1955-1965 yang diawali dengan pemilihan

umum pertama kali hingga pemberontakan G 30 S PKI, menunjukkan

bahwa Indonesia saat itu mengalami berbagai ketegangan dalam

pembentukan demokrasi Indonesia. Gagasan yang dicanangkan oleh

Presiden Soekarno tidak begitu berhasil, malah timbul berbagai konflik di

berbagai pihak. Mulai dari konfliknya dengan Mohammada Hatta selaku

Dwitunggal, dengan partai-partai, dan dengan tentaranya sendiri.

2. Konflik yang dialami Mohammad Hatta selama dalam pemerintahan

maupun saat sudah keluar dari pemerintahan, menunjukkan bahwa Hatta

memang sosok yang sangat tegas dan kukuh dalam pendirihannya kalau

mengenai soal kesejahteraan rakyat. Konfliknya dengan Soekarno yang

akhirnya membuat Dwitunggal terpecah, protesnya terhadap kelakuan

aparatur pemerintahan yang sudah membudidayakan korupsi, sekaligus

gerakan PKI yang semakin merajalelah meski sudah dibasmi.

Ketidaksigapan Soekarno dan ideologinya mengenai demokrasi terpimpin

ini pun ditolaknya mentah-mentah. Pada tanggal 1 Desember 1965,

akhirnya beliau mengundurkan diri, karena ketidakkuasahannya dan

ketidakberdayaannya untuk mengatasi problematika itu, tetapi ia tetap

dengan gayanya yang mengkritik dan teguran-teguran dalam penanya, ia

Page 2: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/5378/8/Bab 5.pdf · ia terus melakukan apa yang ia bisa mengkritik dan menegur dalam karya ... Adab IAIN Sunan

95

tuangkan untuk setidaknya ini sebagai penegtuk hati mereka akan

perbuatan pemerintah masa itu.

3. Peran Mohammad Hatta pada tahun 1955-1965. Terpilihnya ia menjadi

wakil presidan RI, pengagas pemebentukan RIS, sebagai perdana menteri

dan pedana menteri luar negeri, dan lain sebagainya. Ia lakukan demi

bangsanya untuk bisa berkembang hingga sampai dengan konfliknya

dengan Soekarno akan pembuatan Demokrasi terpimpin. Dari 1955-1965

ia terus melakukan apa yang ia bisa mengkritik dan menegur dalam karya

maupun surat kabar ia lakoni. Hingg ia mendapatkan banyak gelar dari

berbagai universitas dan menjadi tokoh bapak koperasi. Sungguh perannya

dalam politik maupun masyarakat sosial tidak tergantikan dengan gaya,

sifat, tabiat, dan watak beliau yang memang sebagian orang melihatnya

orang yang kaku, tapi ide dan gagasannya bagi negerinya sangat diacungi

jempol. Inilah pemimpin bangsa yang bagi peneliti belum ada yang

menandingi kepemimpinannya.

B. Saran-saran

1. Kajian mengenai Mohammad Hatta memang sudah cukup banyak, tetapi

dalam segi karangan buku masih sangat minim. Mungkin lebih di

perbanyak atau direvisi kembali hasil karya buku-buku terdahulu

mengenai Mohammad Hatta, agar lebih varian lagi bagi seorang peneliti

yang akan meneliti kembali seorang Mohammad Hatta dari segi yang

berbeda.

Page 3: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/5378/8/Bab 5.pdf · ia terus melakukan apa yang ia bisa mengkritik dan menegur dalam karya ... Adab IAIN Sunan

96

2. Mohammad Hatta memang sosok yang terkenal kaku dan pendiam (tidak

bayak bicara), tapi selalu menuangkan idenya kedalam kertas. Langkah-

langkahnya untuk memajukan bangsa memang sangat bagus, namun akan

posisinya yang tidak menentu dalam pemerintahan membuatnya mundur

dari impiannya dalam membangun bangsa. Lewat pena dan kertaslah ia

tuangkan semua apa yang menjadi keinginannya bahwa bahwa harus

seperti ini dan pemimpin harus sepert itu dan sebagainya. Semoga

penikmat dan pembacanya semakin berkobar untuk bisa meneruskan apa

yang menjadi keinginan Hatta dan generasi pemuda sekarang bisa menjadi

pemimpin yang setidaknya menyerupai Hatta dalam segi visi dan misi,

karena tidak ada selama ini pemimpin yang seperti Mohammad Hatta

hanya dia seorang, belum ada lagi.

Page 4: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/5378/8/Bab 5.pdf · ia terus melakukan apa yang ia bisa mengkritik dan menegur dalam karya ... Adab IAIN Sunan

97

DAFTAR PUSTAKA

Arsip Nasional. Surat Pengunduran Diri sebagai Wakil Presiden RI Pada 20 Juli

1956. Jakarta, 1956.

. Surat Pengunduran Diri sebagai Wakil Presiden RI Pada 23

November 1956. Jakarta, 1956.

Alfarizi, Salman. Mohammad Hatta Biografi Singkat 1902-1980. Jogjakarta:

Grasi House of Book, 2013.

Anwar, Rosihan. Soekarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara

Politik 1961-1965. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007.

Dahm, Bernhard. Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan. Jakarta: LP3ES, 1987.

Feith, Herbert. Sukarno Dan Militer Dalam Demokrasi Terpimpin. Jakarta:

Sinar Harapan, 2001.

Green, Marshall. Dari Soekarno Ke Soeharto I. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti,

1995.

Hatta, Mohammad; Agung, Anak. Surat Menyurat Hatta Dan Anak Agung.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987.

. Tantangan Masa Kepada Ilmu-Ilmu Sosial. Djakarta: FASCO,

1958.

. Demokrasi Kita. Djakarta: Pandji Masjarakat, 1960.

. Bung Hatta Berpidato Bung Hatta Menulis. Jakarta:

Mutiara, 1979.

. Rasionalisme. Jakarta: Mutiara, !979.

. Islam Masyarakat Demokrasi dan Perdamaian. Jakarta:

Tintamas, 1957.

. Islam Masyarakat Demokrasi dan Perdamaian. Jakarta:

Tintamas,1957

. Bung Hatta Menjawab. Jakarta: Gunung Agung, tanpa tahun.

Hugiono; Poerwantana. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Page 5: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/5378/8/Bab 5.pdf · ia terus melakukan apa yang ia bisa mengkritik dan menegur dalam karya ... Adab IAIN Sunan

98

Hartanto, Hadi. Skripsi Sejarah Pertentangan Soekarno-Hatta dan Pengaruhnya

Terhadap Kebijakan Politik Indonesia 1956-1965. Semarang: UNNES,

2005.

Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Kartasasmita, Ginandjar. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960. Jakarta: PT.

Tira Pustaka, 1981.

. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1960-1975. Jakarta: Sekretariat

Negara, 1995.

Moedjanto. Indonesia Abad ke-20: Dari Perang Kemerdekaan Sampai PELITA

III. Yogyakarta: Kanisius, 1988.

M, Victor. Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Studi Tentang Konspirasi. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2007.

Noer, Deliar. Moh Hatta Biografi Politik. Jakarta: LP3ES, 1990.

Pujomartono, Sujatmiko. Surat kabar “Simponi” oleh. Soekarno-Hatta Antara

Mitos Dan Realitas. Suarabya: Simponi, Minggu 4 Mei 1980.

Rose, Malvis. Indonesia Merdeka: Biografi Politik Mohammad Hatta. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Tulisan surat kabar Mohammad Hatta tahun 1957.

Zulaicha, Lilik. Laporan Penelitihan: Metodologi Sejarah I. Surabaya: Fakultas

Adab IAIN Sunan Ampel Surabya, 2005,

Departement Pemerintahan RI, Gerakan 30 September Pemberontakan Partai

Komunis Indonesia. Jakarta: Sekertariat Negara Republik Indonesia,

1994.

Yuliawan Singgit. Skripsi Pemikiran Mohammad Hatta Dalam Pembangunan

Sistem Perekonomian Di Indonesia Tahun 1921-1956. Jember: Universitas

Jember, 2008.

Mufahir, Abul. “Teori Peran Dan Definisi Peran Menurut Para Ahli”, dalam

file:///C:/Users/HP/Downloads/DOKUMENT/Bisikan%20Hati%20Kecilk

u%20%20Teori%20Peran%20dan%20definisi%20peran%20menurut%20

para%20ahli.htm (15 November 2015).

Purba, Rinaldhie. “Pengertian Konflik Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi”,

dalamfile:///C:/Users/HP/Downloads/DOKUMENT/pengertian%20konflik

Page 6: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/5378/8/Bab 5.pdf · ia terus melakukan apa yang ia bisa mengkritik dan menegur dalam karya ... Adab IAIN Sunan

99

%20sosial%20menurut%20para%20ahli%20sosiologi%20_%20akuntansi.

htm (15 November 2015).

Wikipedia.“Teori Kepemimpinan”, dalam file:///C:/Users/HP/Downloads/DOKU

MENT/Teori%20Kepemimpinan% 20 %20EkoIFUnjani.htm

(15 November 2015).

Wikipedia, “Partai Komunis Indonesia”, dalam file:///C:/Users/HP/Downloads/D

OKUMENT/PartaiKomunisIndonesiaWikipedia bahasa Indonesia,

ensiklopediabebas.htm (10 November 2015).