analisis pembiayaan kpr take over pada bank …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/ta lia...

95
ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA PERIODE 2013-2015 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy) Disusun oleh : ESI APRILIA NIM : 201 13 016 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: vuonglien

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK

MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA

PERIODE 2013-2015

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

Disusun oleh :

ESI APRILIA

NIM : 201 13 016

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

i

ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK

MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA

PERIODE 2013-2015

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

Disusun oleh :

ESI APRILIA

NIM : 201 13 016

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 3: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Di Salatiga.

Assalamu‟alaikum wr. wb

Setelah memperoleh berbagai pengarahan, bimbingan, koreksi, dan

perbaikan, maka tugas akhir di bawah ini:

Nama : Esi Aprilia

NIM : 201 13 016

Jurusan : D III Perbankan Syariah

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul : ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA

BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG

SALATIGA PERIODE 2013-2015

Demikian layak diajukan dalam sidang munaqasah.

Demikian untuk menjadikan periksa.

Wassalamualaikum wr. wb

Salatiga, 25 Juli 2016

Pembimbing

Dr. Ahmad Mifdhol M. Lc., M.SI

NIP. 198004092008011015

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No 02 Salatiga telp. (0298) 323706, 323433

Website:www.iainsalatiga.ac.id email:[email protected]

Page 4: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

iii

PENGESAHAN

ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK

MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA

PERIODE 2013-2015

DISUSUN OLEH:

ESI APRILIA

NIM : 20113016

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada

tanggal 11 Agustus 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh

gelar Ahli Madya Ekonomi Syari‟ah

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Anton Bawono, M.Si ______________

Sekertaris Penguji : Dr. Ahmad Mifdhol M. Lc., M.SI ______________

Penguji I : Prof. Dr. M. Zulfa, M.Ag ______________

Penguji II : Fetria Eka Yudiana, S.E., M.Si ______________

Salatiga, 11 Agustus 2016

Dekan

Dr. Anton Bawono, M. Si

NIP. 197403202003121001

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No 02 Salatiga telp. (0298) 323706, 323433

Website:www.iainsalatiga.ac.id email:[email protected]

Page 5: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

iv

ABSTRAK

Aprilia, Esi. 2016. Analisis Pembiayaan KPR Take Over Pada Bank Muamalat

Indonesia Cabang Salatiga. Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Dr. Ahmad Mifdlol M. Lc., M.SI

Kata Kunci: Analisis, Pembiayaan, KPR Take Over

Dunia perbankan saat ini saling berlomba untuk memberikan fasilitas

kemudahan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Salah satunya

kebutuhan masyarakat akan perumahan yang menjadi salah satu perluang

perbankan untuk membantu pembiayaan melalui KPR. Bank Muamalat sebagai

pelopor bank syariah pertama di Indonesia juga ikut menciptakan produk untuk

membantu nasabahnya untuk mendapatkan pembiayaan rumah dengan berbagai

jenis program KPR. KPR take over merupakan salah satu program KPR yang di

tawarkan kepada calon nasabah yang sudah melakukan KPR pada bank

konvensional agar mengalihkan hutangnya ke bank syariah.

Dalam penelitian jenis penelitian kualitatif ini menggunakan metode

penelitian deskriptif dimana peneliti bertujuan untuk menyajikan informasi,

gambaran lengkap mengenai kenyataan kegiatan yang ada pada Bank Muamalat

Indonesia cabang Salatiga, khususnya KPR take over di Bank Muamalat Cabang

Salatiga. Dalam penelitian ini peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek

penelitian dan akan menggunakan pertanyaan dalam menggali informasi yang

dibutuhkan.

Hasil penelitian di Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga, bahwa

qardh dan musyarakah mutanaqisah. Akad yang digunakan oleh Bank Muamalat

Indonesia tidak sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI mengenai

pengalihan hutang. Alasan Bank Muamalat tidak menggunakan akad yang

dianjurkan oleh DSN-MUI, karena Bank Muamalat merasa fatwa yang dikelurkan

DSN-MUI kurang relevan. Perkembangan pembiayaan KPR take over pada Bank

Muamalat dari tahun 2013-2015 mengalami penurunan sekitar 30% setiap

tahunnya. Hal ini diakibatkan karena Bank Muamalat sendiri memang

menghindari kegiatan take over pada pembiayaan KPR. Bank Muamalat

menganggap bahwa kegiataan pembiayaan KPR take over memerlukan waktu

yang cukup lama.

Page 6: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

v

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:

IAIN Salatiga.

Bapak Edi Budyono, Ibu Siti Barokah, Adik saya Erida

Sapera dan Kakak saya Erwin Susanto.

Teman-teman DIII Perbankan Syariah Angkatan 2013,

serta seluruh sahabat penulis.

Page 7: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

vi

MOTTO

PANTANG MENYERAH UNTUK MENJADI MANFAAT

SEPANJANG HIDUP, KARENA KITA ADALAH KADO TERINDAH

UNTUK UMAT MANUSIA

MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA

MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR ADA CARANYA, MEMUJI

ADA ADABNYA.

Page 8: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

vii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Esi Aprilia

NIM : 201 13 016

Jurusan : D III Perbankan Syariah

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya buat untuk memenuhi persyaratan

kelulusan pada jurusan DIII Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, dengan judul :

“ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK MUAMALAT

INDONESIA CABANG SALATIGA”

Adalah hasil karya sendiri, bukan “DUPLIKASI” dari karya orang lain.

Selanjutnya apabila di kemudian hari ada “KLAIM” dari pihak lain, bukan

tanggung jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak IAIN. Tetapi menjadi

tanggung jawab saya sendiri.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan

dari siapapun.

Salatiga 25 Juli 2016

Hormat saya

Esi Aprilia

NIM: 201 13 016

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No 02 Salatiga telp. (0298) 323706, 323433

Website:www.iainsalatiga.ac.id email:[email protected]

Page 9: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah, karena atas petunjuk dan kehendak-

Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Pembiayaan

KPR Take Over Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga Periode 2013-

2015”.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW atas kemuliaan Beliau yang selalu mengajarkan kesabaran bagi umatnya.

Penyusun Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan DIII Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Suatu kebahagiaan dan kewajiban bagi penulis untuk menyampaikan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung atas

terselesaikannya Tugas Akhir ini, baik secara langsung maupun tidak langsung

terutama bagi:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi. M.Pd. selaku IAIN Salatiga beserta wakil-

wakilnya.

2. Bapak Dr. Anton Bawono M.Si. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

3. Bapak Drs. H. Alfred L, M. SI. selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah.

4. Bapak Sugeng Hernowo Selaku Kepala Cabang BMI Cabang Salatiga.

5. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol M.Lc., M.SI selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

6. Keluarga Besar Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga yang telah

membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini.

7. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan serta motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Page 10: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

ix

8. Teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan tahun 2013

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tidak ada

sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT oleh karena itu, dengan senang

hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas

Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi pembaca pada

umumnya.

Salatiga, 25 Juli 2016

Penulis

Page 11: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

MOTTO ......................................................................................................... vii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 6

D. Kajian Pustaka ...................................................................................... 7

E. Kerangka Teoritik ................................................................................ 8

F. Metode Penelitian................................................................................. 9

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Murabahah ........................................................................................... 13

B. Qardh ................................................................................................... 20

C. Al-ijarah ............................................................................................... 25

D. Syirkah al-milk ..................................................................................... 27

E. KPR Perbankan Syariah ....................................................................... 30

F. Take Over ............................................................................................. 38

Page 12: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

xi

G. Fatwa DSN-MUI .................................................................................. 43

BAB III : LAPORAN OBJEK

A. Sejarah Bank Muamalat Indonesai....................................................... 48

B. Visi dan Misi BMI ............................................................................... 50

C. Rencana dan Strategi BMI ................................................................... 52

D. Struktur Organisasi BMI ...................................................................... 54

E. Produk Penghimpunan, Pendanaan dan Jasa lainya ............................. 60

F. Lokasi dan Struktur Organisasi BMI Salatiga ..................................... 63

BAB IV : ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER

A. Prosedur dan Aplikasi Akad KPR di BMI ........................................... 65

B. Perkembangan pembiayaan KPR take over tahun 2013-2015 ............. 70

C. Kesesuain fatwa DSN-MUI dengan Praktik ........................................ 71

BAB V :

A. Kesimpulan ........................................................................................... 75

B. Saran ..................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka .................................................................................................. 78

Lampiran

Page 13: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1`: Perbedaan KPR Bank Konvensional dan Bank Syariah ................ 32

Tabel 4.1 : Perkembangan jumlah nasabah pembiayaan KPR take over ........ 71

Tabel 4.2 : Perkembangan angka pembiayaan KPR take over ........................ 71

Page 14: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Kerangka Teoritik ...................................................................... 8

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ......................... 59

Gambar 3.2 : Struktur Organisasi BMI Cabang Salatiga ................................. 64

Page 15: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

xiv

DAFTAR SINGKATAN

LKS : Lembaga Keuangan Syariah

LKK : Lembaga Keuangan Konvensional

BMI : Bank Muamalat Indonesia

SKMHT : Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan

PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah

BPN : Badan Pertanahan Nasional

KPR : Kredit Pemilikan Rumah

Page 16: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan pokok masyarakat pada umumnya ada tiga hal, yaitu

pangan, sandang dan papan. Tiga pokok kebutuhan itu merupakan

kebutuhan masyarakat yang tidak bisa ditinggalkan. Kebutuhan masyarakat

yang hidup di dunia ini tidak hanya kebutuhan akan pangan, tapi juga ada

sandang atau pakaian yang digunakan dan papan atau tempat tinggal.

Masyarakat pasti akan mempunyai keinginan untuk memiliki tempat

tinggal sendiri, terutama yang sudah memiliki sebuah keluarga. Tempat

tinggal merupakan kebutuhan yang pokok pada masyarakat, sebagai tempat

untuk beristirahat, bermain, bersantai, berlindung dan berkumpulnya

sebuah keluarga.

Dengan meningkatnya populasi penduduk di Indonesia, masalah

perumahan menjadi masalah pemerintah. Karena tingginya harga tanah,

material bahan bangunan, dan upah tenaga kerja menjadi kendala bagi

masyarakat pada umumnya. Permasalahan untuk membeli rumah secara

tunai tidak berpengaruh pada masyarakat yang cukup secara ekonomi,

sedangkan bagi masyarakat yang belum cukup ekonominya untuk membeli

rumah secara tunai masih belum terjangkau. Sehingga para pengembang

dan pemerintah memberikan sebuah alternatif yaitu dengan Kredit

Pemilikan Rumah atau yang sering disebut dengan KPR. Dengan adanya

Page 17: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

2

alternatif tersebut akan memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah

sendiri, dan juga akan membantu penataan kota yang baik. Kemakmuran

suatu negara dapat dilihat dari tingkat kepemilikan rumah sendiri dan

merupakan suatu hak warga negara dalam memenuhi kebutuhan akan

tempat tinggal. Atas dasar itulah banyak lembaga keuangan yang

mengeluarkan produk (KPR) untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

masyarakat teresebut.

Bank Syariah yaitu lembaga keuangan yang dalam operasionalnya

menggunakan sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariat Islam dan tidak

memberatkan nasabahnya. Bank dengan sistem syariah menggunakan akad

dan aspek legalitas yaitu hukum Islam dan hukum positif, lembaga

penyelesaian sengketa pada bank syariah menggunkan Badan Arbitrase

Muamalat Indonesia (BAMUI), struktur organisasi dalam bank syariah

meliputi Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Dewan Pengawas Syariah

(DPS). Invetasi dalam bank syariah harus halal dengan menggunakan

prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa tujuannya untuk memperoleh profit

secara syariah Islam dengan hubungan kemitraan dengan nasabahnya.

Bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak menggunakan bunga dalam

memberikan jasa kepada nasabahnya. Di bank syariah jasa bank yang

diberikan berupa pembiayaan yang berdasarkan bagi hasil, yang penerapan

prinsip syariahnya sesuai dengan hukum Islam.

Menurut, Muhammad (2002: 259) ada dua fungsi utama dari bank

Syariah, yaitu mengumpulkan dana dan menyalurkan dana. Penyaluran

Page 18: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

3

dana yang dilakukan bank syariah adalah menyalurkan dana kepada pihak

yang membutuhkan dana atau debitur baik untuk modal suatu usaha

ataupun untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang dijalankan oleh

lembaga keuangan Islam adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil atau

syirkah. Dalam praktiknya syirkah ini terdapat dalam dua jenis

pembiayaan, yaitu pembiayaan mudharabah (MDA) dan musyarakah

(MSA). Jenis pembiayaan lainnya terdapat dalam pembiayaan yang

berakad atau sistem jual beli yaitu murabahah (MBA), bai‟ as-salam dan

bai‟ Istishna‟.

Menurut Wahbah Zuhaili (1997), murabahah adalah jual beli sesuai

dengan harga pertama (pokok) disertakan dengan adanya keuntungan.

Dengan kata lain, penjualan barang oleh bank ke nasabah dilakukan atas

dasar Cost-Plus Profit (Sutan, 1999: 64). Dalam kegiatan murabahah

pihak perbankan yakni pihak yang memiliki modal dan dana untuk

membelikan rumah secara tunai kepada pihak penjual rumah, kemudian

oleh pihak perbankan dijual kembali secara kredit kepada debitur atau

pihak yang membutuhkan sehingga kegiatan ini disebut dengan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR). Mengenai barang yang diinginkan nasabah

maupun tambahan biaya yang akan menjadi imbalan bagi bank, ditentukan

dan dirundingkan di awal oleh bank dan nasabah yang bersangkutan.

Hukum dari kegiatan Kredit Pemilikan Rumah ini menjadi pertimbangan di

kalangan para umat Islam, karena dengan adanya Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) ini sangat rentan dengan adanya permasalahan riba. Jika tidak

Page 19: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

4

faham dan berhati-hati akan terjebak di dalamnya. Beberapa lembaga

keuangan Islam sudah banyak yang mengadakan Kredit Kepemilikan

Rumah (KPR) secara syariah, dengan adanya program KPR di perbankan

syariah maka akan membantu nasabah dalam melakukan pembelian rumah.

Karakteristik perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi

hasil memberikan keuntungan bagi masyarakat dan bank. Perkembangan

produk pembiayaan bank syariah melebarkan sayap binisnya terutama

dalam bidang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Perkembangan

KPR syariah membuat program KPR syariah semakin dikembangkan.

Salah satunya adalah take over kredit merupakan pengajuan pemutusan

kredit dari nasabah.

Kredit rumah menggunakan bank syariah lebih aman bagi nasabah

karena dalam bank syariah memiliki kepastian dalam cicilan setiap

bulannya. Meskipun suku bunga naik ataupun meninggi besaran cicilan

setiap bulannya tidak akan berubah, karena dari awal perjanjian atau akad

kredit sudah ditentukan besaran yang harus dibayar oleh nasabah dan

margin yang diambil oleh bank. Nasabah yang membeli rumah melalui

KPR syariah, hingga jangka waktu pengambilan kredit berakhir,

besarannya cicilan yang harus dibayar nasabah itu tetap.

Dalam implementasinya, upaya pengembangan perbankan syariah

memerlukan aturan-aturan syariah yang mengikat bagi perbankan syariah.

Dalam kaitan ini, fatwa yang terkait dengan perbankan syariah dikeluarkan

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), fatwa

Page 20: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

5

tersebut sangat bernilai dan berperan besar sebagai referensi utama dalam

proses penyusunan peraturan Bank Indonesia bagi perbankan syariah

(Muhammad: 2004).

Transaksi perpindahan take over pembiayaan dari bank

konvensional ke bank syariah diatur dalam fatwa No. 31/DSN-

MUI/VI/2002 tentang pengalihan hutang. Dalam fatwa ini disebutkan ada

empat alternatif akad yang dapat digunakan yaitu :

1. Qardh dan murabahah

2. Syirkah al-milk dan murabahah

3. Qardh dan ijarah

4. Qardh dan IMBT (ijarah muntahiya bit-tamlik)

Bank syariah saat ini dapat menggunakan ke 4 alternatif di atas

untuk melakukan transaksi pembiayaan pengalihan hutang (take over).

Secara teori ke-4 alternatif di atas sudah diperbolehkan, terkadang dalam

realisasinya akad tersebut dirasa kurang pas apabila digunakan dalam

transaksi pengalihan hutang. Maka dari itu, penelitian dan analisis

mengenai pembiayaan KPR take over dirasa sangat menarik untuk

dilakukan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan pengkajian lebih lanjut tentang “ANALISIS

PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK MUAMALAT

CABANG SALATIGA PERIODE 2013-2015”.

Page 21: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur dan aplikasi akad KPR Take over di Bank

Muamalat Indonesia Cabang Salatiga

2. Bagaimana analisis perkembangan KPR Take over pada Bank

Muamalat cabang Salatiga dari Tahun 2013-2015

3. Bagaimana kesesuaian akad pembiayaan KPR Take over pada Bank

Muamalat cabang Salatiga dengan fatwa DSN-MUI

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis sampaikan di atas ada

beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain:

1. Untuk mengetahui prosedur dan aplikasi akad KPR Take over di Bank

Muamalat Indonesia Cabang Salatiga

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan produk KPR Take over

pada Bank Muamalat dari Tahun 2013-2015

3. Untuk mengetahui apakah akad pembiayaan KPR Take over pada Bank

Muamalat cabang Salatiga sudah sesuai dengan fatwa DSN-MUI atau

belum.

Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian di atas adalah:

1. Secara akademik, penelitian ini menambah wawasan pengetahuan

tentang akad pembiayaan KPR Take over, Prosedur yang dilakukan

untuk melakukan Pembiayaan KPR Take over, dan mengetahui

peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh DSN-MUI untuk melakukan

Page 22: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

7

kegiatan pembiayaan KPR Take over pada Bank Syariah khususnya

pada Bank Muamalat Indonesia cabang Salatiga.

2. Secara Praktik, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada Bank

Syariah bagaimana cara untuk menarik nasabah Bank Konvensional

agar berpindah pada Bank Syariah. Dan juga memberikan informasi

kepada masyarakat bahwa melakukan pembiayaan KPR di Bank

Syariah lebih menguntungkan.

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber

kepustakaan, penulis melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini

masih kurang mendapatkan perhatian, untuk mengatakan belum pernah

diteliti.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya antara lain:

dalam penelitian Musrina pada tahun 2014 yang berjudul tentang Analisis

Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Muamalat iB Pembelian di Bank

Mualamat Indoensia cabang Pembantu Salatiga yang menjelaskan

bagaimana cara nasabah bisa mendapatkan pembiayaan KPR Muamalat iB

di Bank Muamalat Cabang Salatiga. Setelah syarat-syarat untuk

pembiayaan telah terpenuhi maka calon nasabah harus mengikuti

prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak Bank Muamalat

Indonesia, yaitu melalui beberapa tahapan antara lain prosedur pengajuan

pembiayaan, pengembalian pembiayaan dan bagaimana solusi bank

muamalat untuk mengatasi KPR yang tidak terselesaikan

Page 23: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

8

Dalam penelitian Fardah Sutarsih pada Tahun 2008 yang berjudul

Desain Akad Pembiayaan Take Over KPR Syariah di Bank Muamalat

Indonesia yang menjelaskan tentang akad akad yang digunakan dalam

pembiayaan KPR take over dalam Bank Muamalat Indonesia dan

bagaimana menggunakan akad akad yang relevan dan sesuai dengan

syariah.

Dalam penelitian Ratriningrum tahun 2009 yang berjudul

Penerapan Kredit Rumah (KPR) syariah di Indonesia menjelaskan

bagaimana penerapan pembiayaan KPR syariah yang digunakan di

perbanakan syariah di Indonesia apakah sudah sesuai dengan sistem

perekonomian Islam di Indonesia atau belum. Ratriningrum juga

menjelaskan problematika yang ada di perkotaan yang berkaitan dengan

hunian masyarakat yang belum tertata rapi.

E. Kerangka Teoritik

Sumber: Data diolah

Gambar 1.1: Kerangka Teoritik

Pembiayaan

KPR take over

Prosedur dan Aplikasi di BMI

Kesesuaian akad BMI dengan

DSN-MUI

Analisis

Perkembangan

Page 24: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

9

Penjelasan:

Pembiayaan KPR take over diakui dan diperbolehkan oleh DSN-

MUI. Bukti bahwa take over diperbolehkan maka DSN-MUI mengelurakan

fatwa yang berkenaan dengan akad-akad yang sesuai dengan Islam agar

tidak keluar dari syariah Islam. Bank muamalat Indonesia sebagai bank

yang juga menggunakan produk pembiayaan KPR take over

mengguanakan akad tersendiri, dimana akad yang digunakan tidak ada di

fatwa DSN-MUI. Perkembangan pembiayaan KPR take over pada bank

Muamalat Indonesia cabang Salatiga dari tahun 2013-2015 mengalami

penuruan sekitar 30% setiap tahunnya.

F. Jenis dan Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang

menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan infomasi dari

lembaga yang terlibat dalam objek penelitian. Penelitian deskriptif

menurut wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, penelitian

deskriptif adalah salah satu jenis penelitian tujuannya untuk

menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau

dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu

fenomena atau kenyataan sosial. Dengan jalan mendeskripsikan

sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang

diteliti antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah

memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian yang akan

Page 25: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

10

menggunakan pernyataan dalam menggali informasi yang dibutuhkan.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat

tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses

atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk

verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu

hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan

subjek penelitian menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta

untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek

penelitian.

2. Metode pengumpulan data

Agar dapat diperoleh data-data yang bisa diuji kebenaranya,

nyata dan lengkap, maka peneliti menggunakan instrumen sebagai

berikut:

a. Studi kepustakaan, yaitu membaca buku yang ada kaitannya dengan

tema dan judul penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan teori

untuk membahas permasalahan yang ada, misal teori akad-akad

syariah, produk pembiayaan syariah, dan lainnya.

b. Studi lapangan

1) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen, transkip, surat, arsip, dan lainnya.

Dalam dokumentasi yang diamati adalah benda mati, metode ini

tidak terlalu sulit karena apabila terdapat kesalahan data, data

Page 26: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

11

tersebut masih tetap. Dari dokumen-dokumen yang ada peneliti

akan memperoleh data tentang sejarah berdirinya, struktur

organisasi, job description, visi dan misi, kegiatan operasional,

serta data-data nasabah pembiayaan KPR take over dari tahun

2013-2015.

2) Wawancara

Wawancara adalah cara memperoleh data secara langsung

melalui tanya jawab kepada pihak Bank Muamalat Indonesia

Cabang Salatiga tentang Pembiayaan KPR take over yang terkait

dengan perkembangan dan akad-akad yang digunakan dalam

melakukan pembiayaan KPR take over dan data–data yang

terkait lainnya. Dalam hal ini peneliti memperoleh narasumber

dari bagian Marketing KPR, Customer Service, dan Teller.

3) Observasi

Observasi adalah pengamatan secara sistematik pada objek

penelitian menggunakan panca indra, metode observasi hasilnya

lebih akurat dan terbukti, metode ini memusatkan pada

kemampuan pengamatan dan mengingat.

G. Sistematika Penulisan

Penyusun membatasi susunan ini ke dalam lima bab. Bab pertama

adalah bab pendahuluan dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian

pustaka, keragka teoritik, metode penelitian, sistematika penulisan.

Page 27: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

12

Bab selanjutnya adalah landasan teori. Dalam bab ini diuraikan

tentang pengertian akad-akad yang digunakan dalam pembiayaan take

over, pengertian KPR, pengertian take over, fatwa DSN-MUI tentang take

over.

Bab ketiga adalah laporan objek. Dalam bab ini diuraikan tentang

sejarah objek penelitian, visi misi organisasi, kebijakan kebijakan

organisasi, dan susunan organisasi

Bab keempat adalah analisis data. Dalam bab ini membahas

mengenai tinjauan umum terhadap analisis pembiayaan KPR take over

pada Bank Muamalat Indonesia, pengelolahan dan analisis data,

pembahasan.

Bab terakhir adalah penutup. Dalam bab ini peneliti penyajikan

kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil berdasarkan pada penelitian

yang dilakukan melalui analisis data untuk mengetahui kesesuaian akad

pembiayaan KPR take over dengan fatwa DSN-MUI.

Page 28: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Murabahah

1. Pengertian murabahah

Secara bahasa murabahah berasal dari kata ribh yang bermakna

tumbuh dan berkembang dalam suatu perniagaan. Dalam istilah syariah

terdapat pengertian yang berbeda-beda menurut beberapa para ahli.

Menurut Karim (2004: 88), murabahah yang berasal dari ribhu

(Keuntungan), adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah

keuntungannya, bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah

bertindak sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari

pemasok ditambah keuntungan (margin).

Menurut Rusyd, sebagaimana yang dikutip oleh Antonio (2001:

101), Mengatakan bahwa murabahah adalah jual beli barang pada

harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam jual

beli ini, penjual harus memberitahukan harga barang yang ia beli dan

menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan.

Menurut Zulkifli (2003: 90), Perbankan Syariah panduan praktis.

Transaksi murabahah adalah skim dimana bank bertindak selaku

penjual disatu sisi, dan disisi lain bertindak selaku pembeli. Kemudian

bank akan menjual kembali kepada pembeli dengan harga beli

ditambah margin (Ribhun) yang disepakati.

13

Page 29: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

14

Dalam undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah juga memberikan definisi tentang murabahah dalam

penjelasan pasal 19 ayat (1) huruf D, yang dimaksud dengan akad

murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan

harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan

harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.

Menurut Nurhayati (2008: 176), Pengertian secara umum

murabahah adalah suatu transaksi penjualan barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh

penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan

secara tunai maupun kredit. Hal yang membedakan murabahah dengan

jual beli lainnya adalah penjual harus memberitahukan kepada pembeli

harga barang pokok yang dijualnya serta jumlah keuntungan yang

diperoleh. Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau kredit, jika

secara kredit harus dipisahkan antara keuntungan dan harga perolehan.

Keuntungan tidak boleh berubah sepanjang akad, apabila terjadi

kesulitan bayar dapat dilakukan restrukturisasi dan kalau kesulitan

bayar karena lalai dapat dikenakan denda. Denda tersebut akan

dianggap sebagai dana kebajikan. Uang muka juga dapat diterima,

tetapi harus dianggap sebagai pengurang piutang.

2. Landasan Syariah

Setelah kita mengetahui pengertian dari murabahah itu apa, mari

kita ketahui landasan hukum dari murabahah. Jual beli dengan

Page 30: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

15

menggunakan akad murabahah diperbolehkan dalam Islam. Menurut

Nurhayati (2008: 164), Hal ini berdasarkan dalil-dalil yang terdapat

dalam Al Qur‟an dan Hadist. Ada beberapa dalil yang

memperbolehkannya praktik jual beli dengan menggunakan akad

murabahah adalah firman Allah SWT :

a. Al- Qur‟an surat An-Nisa (4) ayat 29

نكم بالباطل إال أن تكون يا أي ها الذين آمنوا ال تأكلوا أموالكم ب ي

و كان بكم رحيماتارة عن ت راض منكم وال ت قت لوا أن فسكم إن الل

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di

antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu,

sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (QS. An

Nisa [4]: 29).

b. Surat Al-Baqarah (2) Ayat 275

وأحل اللو الب يع وحرم الربا

Artinya: Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba (QS. Al Baqarah [2]: 275).

Page 31: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

16

Dalam ayat ini, Allah mempertegas diperbolehkannya jual

beli secara umum serta menolak dan melarang konsep ribawi.

Berdasarkan dari ketentuan ini jual beli murabahah mendapat

pengakuan dan legalitas syariah, dan sah untuk dijalankan dalam

praktek pembiayaan bank syariah karena ia merupakan salah satu

bentuk jual beli dan tidak mengandung unsur ribawi.

c. Hadis

Selain dalil dari dalam Al Qur‟an, dalil mengenai jual beli

juga ditulis dalam sebuah hadis untuk lebih memperkuat dan

sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad juga melakukan transaksi

jual beli. Berikut ini salah satu hadist yang memperbolehkannya

transaksi jual beli.

Dari Suaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah SAW berkata,

“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara

tangguh, Muqarabah (mudharabah), dan mencampur gandum

dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual”

3. Tujuan Pembiayaan murabahah pada Bank Islam

Menurut Al Khadas (1999: 13) ada beberapa tujuan mengapa

Bank Islam menerapkan pembiayaan murabahah dalam kegiatan

perbankannya, yaitu:

a) Bank Islam mendapatkan keuntungan yang pantas dari

pembiayaan murabahah.

Page 32: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

17

b) Beberapa bank Islam memiliki pengalaman untuk membeli produk

tertentu.

c) Untuk klien, bank Islam mendanai pembelian produk kemudian

pembeli (klien) akan membayar dalam jangka waktu tertentu

sesuai dengan kesepakatan.

d) Pembiayaan murabahah memberikan alternatif jual beli bebas riba

sebagai perbandingan dalam perbankan konvensional.

4. Rukun dan Syarat murabahah

Berikut ini ada beberapa yang harus diperhatikan dalam

melakukan transaksi murabahah yaitu Rukun dan Syaratnya agar

transaksi yang dilakukan sesuai dengan yang dianjurkan dalam Islam.

a) Pengertian Rukun murabahah

Rukun adalah suatu elemen yang tidak dapat dipisahkan dari

suatu kegiatan atau lembaga, sehingga bila tidak ada salah satu

elemen tersebut maka kegiatan tersebut dinyatakan tidak sah atau

lembaga tersebut tidak eksis (Yayasan Pendidikan Pengembangan

dan LKS, 1999: 42).

Menurut Karim (2001: 94), ada 5 rukun dalam murabahah, yaitu:

1) Orang yang menjual (ba‟i)

2) Orang yang membeli (musytari)

3) Ada objek yang di jual belikan (mabi‟)

4) Harga (tsaman)

5) Akad atau ijab qabul (sighat)

Page 33: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

18

b) Syarat murabahah

Menurut Antonio (2009: 102), Selain rukun yang

diperhatikan dalam melakukan kegiatan jual beli, kita juga harus

memperhatikan syarat-syarat yang dianjurkan untuk terlaksananya

jual beli tersebut, penjual memberi tahu biaya modal kepada

nasabah, yaitu:

1) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang

diterapkan.

2) Kontrak harus bebas dari riba.

3) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat

atas barang sesudah pembelian.

4) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan

dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara

hutang.

5. Prosedur Pembiayaan murabahah

Menurut Al Khadas (1999: 11) sebelum melakukan pembiayaan

murabahah dalam bank Islam ada beberapa prosedur yang harus di

ikuti, yaitu:

a. Klien meminta bank melalui form tertulis untuk membeli produk

tertentu, dimana klien akan membeli melalui murabahah. Form

tersebut berisi tentang spesifikasi produk yang diminta persyaratan

dokumen, total nilai produk, informasi tentang klien, pembagian

laba, dan sumber penawaran produk.

Page 34: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

19

b. Bank Islam mempelajari form surat permohonan klien dari segala

aspek yang meliputi:

1) Mempelajari posisi klien, seperti jenis bisnis klien, situasi

kredit dan likuiditasnya.

2) Mempelajari produk dari segi ekonomi, gambaran situasi

umum pasar, yaitu jumlah penawaran dan permintaan produk.

3) Mempelajari metode penawaran pembelian, seperti biaya

operasi pembiayaan murabahah, jangka waktu perjanjian, laba

pembiayaan dan pembayaran angsuran pinjaman.

4) Meminta jaminan untuk melindungi hak bank dalam

mendapatkan kembali uangnya sesuai dengan waktu

perjanjian.

5) Setelah memeriksa dan mengesahkan pembiayaan murabahah,

bank meminta pembeli untuk menandatangani kontrak

perjanjian. Pada tahap ini, biaya operasi pembiayaan

murabahah dan penentuan pembagian laba didiskusikan dan

disepakati. Di samping itu bank Islam meminta pembeli untuk

membayar angsuran pertama harga murabahah. Bentuk paling

umum kontrak pembelian bank Islam di sini adalah pernyataan

oleh klien bahwa klien akan menyelesaikan perjanjian

pembeliannya ketika diberitahukan oleh bank bahwa produk

telah tersedia.

Page 35: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

20

6) Setelah bank Islam membeli produk, kemudian bank Islam dan

pembeli menandatangani kontrak penjualan murabahah. Pada

kontrak tersebut, biaya operasi yang sesungguhnya

pembiayaan murabahah dan keuntungan yang diperoleh bank

harus diketahui.

7) Pembeli menerima produk.

B. Qardh

1. Pengertian qardh

Menurut Antonio (2001: 173), qardh adalah pemberian harta

kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan

kata lain meminjami tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur

fiqh klasik, qardh dikategorikan dalam akad Tathawwui atau akad

saling membantu dan buka transaksi komersil.

Menurut Faqih (2008: 161), qardh adalah jenis pinjaman yang

tidak mempersyaratkan adanya imbalan atas dana pinjaman. Bank

hanya boleh mengenakan biaya adminitrasi. Pinjaman ini biasanya

bersifat sosial dan dikucurkan untuk keperluan yang bersifat sosial

seperti pendidikan dan kesehatan, tetapi tidak menutup kemungkinan

apabila disalurkan ke dalam sektor ekonomi seperti untuk membantu

pengusaha kecil.

Pinjaman qardh menurut PSAK 59 adalah penyediaan dana atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang

Page 36: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

21

mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu. Pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan namun

tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjian. Bank

syariah di samping memberikan pinjaman qardh, juga dapat

menyalurkan pinjaman dalam bentuk qardhul hasan. Qardhul hasan

adalah pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam untuk

menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan

mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang

disepakati. Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena

kelalaiannya, maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah

pinjaman (IAI, “Akuntansi Perbankan Syariah”, PSAK 59: 2002).

Sumber dana pinjaman qardh dapat berasal dari internal dan

eksternal bank. Dan qardh yang berasal dari eksternal dilaporkan

dalam laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan. Sumber

dana qardh yang berasal dari internal bank dilaporkan dalam neraca

bank sebagian pinjaman qardh. Pencatatan atas transaksi qardh diatur

dalam PSAK 59 paragraf 139 sampai dengan 143 dan PAPSI halaman

III. 63 sampai III. 64.

2. Landasan Syariah.

Menurut Antonio (2001: 131), Transaksi qardh diperbolehkan

oleh para ulama‟ berdasarkan hadist dan riwayat Ibnu Majah dan ijma

ulama. Sungguhpun demikian, Allah SWT mengajarkan kepada kita

agar meminjamkan sesuatu bagi “agama Allah”.

Page 37: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

22

a. Al- Qur‟an surat Al-Hadid: 11

من ذا الذي ي قرض اللو ق رضا حسنا ف يضاعفو لو ولو أجر كري

Artinya: “siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah

pinjaman yang baik, Allah akan melipatgandakan (balasan)

pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang

banyak”. (Al-Hadid: 11).

b. Hadis

Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW. Berkata

“Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim

(lainya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah”

(HR Ibu Majah no. 2421, kitab Al-Ahkam; Ibnu Hibban dan

Baihaqi).

Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah berkata, “Aku

melihat pada waktu malam di-isra‟-kan, pada pintu surga tertulis:

sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan belas kali.

Aku bertanya, „wahai jibril, mengapa qardh lebih utama dari

sedekah? Ia menjawab, „karena peminta-minta sesuatu dan ia

punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali

karena keperluan” (HR Ibnu Majah no. 2422. Kitab al-Ahkam,

dan Baihaqi).

Page 38: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

23

c. Ijma‟

Para ulama‟ telah menyepakati bahwa al-qardh boleh

dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang

tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak

ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan.

Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah menjadi satu bagian dari

kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat

memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.

3. Rukun qardh

Menurut Ascarya (2011: 48), ada beberapa rukun dan syarat

yang harus dilakukan sebelum melakukan akad qardh, di antaranya:

a. Rukun qardh :

1) Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam), pihak yang

membutuhkan dana, dan muqridh (pemberi pinjaman), pihak

yang memiliki dana.

2) Objek akad, yaitu qardh (dana).

3) Tujuan, yaitu pinjaman tanpa imbalan (pinjaman Rp. Xx di

kembalikan Rp. Xx).

4) Shighat, yaitu ijab dan qabul.

b. Syarat qardh

1) Kerelaan kedua belah pihak.

2) Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal.

3) Ketentuan Syariah qardh.

Page 39: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

24

4) Pelaku harus cakap hukum dan baligh

4. Objek qardh

Menurut Nurhayati dan Wasilah (2008: 240), ada beberapa objek

yang harus diperhatikan sebelum melakukan akad qardh, yaitu:

a. Jenis nilai pinjamannya dan waktu pelunasanya.

b. Pinjaman diwajibkan membayar pokok pinjaman pada waktu yang

telah disepakati, tidak boleh diperjanjikan akan ada penambahan

atas pokok pinjamannya. Namun peminjam boleh memberikan

sumbangan secara sukarela.

c. Apabila memang peminjam mengalami kesulitan keuangan maka

waktu peminjaman dapat diperpanjang atau menghapus sebagian

atau seluruh kewajibannya. Namun jika peminjam lalai maka dapat

dikenakan denda.

c. Ijab qabul adalah pernyatan dan ekspresi saling ridha atau rela di

antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal,

tertulis, atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.

5. Manfaat qardh

Manfaat akad al-qardh banyak sekali menurut Antonio (2001:

134), di antaranya:

a. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak

untuk mendapatkan talangan jangka pendek.

Page 40: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

25

b. Al-qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara

bank syariah dan bank konvensional yang di dalamnya terkandung

misi sosial, di samping misi komersial.

c. Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra

baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank

syariah.

C. Al-ijarah

1. Pengertian Ijarah

Menurut Antonio (2001: 117), al-ijarah atau ijarah adalah akad

pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah

sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

(Ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.

2. Landasan Syariah

a. Al-Qur‟an surat Al-Baqarah: 233

وإن أردت أن تست رضعوا أوالدكم فل جناح عليكم إذا سلمتم ما

وات قوا اللو واعلموا أن اللو با ت عملون بصري آت يتم بالمعروف

Artinya: “Dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,

tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut

yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah Allah

Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Al-Baqarah: 233).

Page 41: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

26

b. Hadis

Diriwayatkan dari ibnu Abbas bahwa Rasullulah saw

bersabda, “Berbekam lah kamu, kemudian berikanlah olehmu

upahnya kepada tukang bekam itu” (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Syarat dan rukun ijarah

Menurut jumhur ulama, rukun ijarah ada 4 yaitu:

a. Aqid (orang yang akad)

b. Shigat (akad)

c. Ujrah (upah)

d. Manfaat

Adapun Syarat ijarah terdiri dari empat macam, sebagai syarat dalam

jual beli, yaitu:

a. Syarat al-inqad (terjadi akad)

b. Syarat an-nafadz (syarat pelaksanaan akad)

c. Syarat sah

d. Syarat lazim.

4. Al-ijarah al-muntahia bit-tamlik

a. Pengertian al-ijarah al-muntahia bit-tamlik

Al-ijarah al-muntahia bit-tamlik dalam dunia financial sering

dikenal dengan istilah hire-purchase. IMBT adalah sejenis

perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya

akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si

Page 42: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

27

penyewa. Sifat pemindahan kepemilikan ini pula yang

membedakan dengan ijarah biasa.

b. Bentuk al-ijarah al-muntahia bit-tamlik

Al-ijarah al-muntahia bit-tamlik memiliki banyak bentuk,

bergantung pada apa yang disepakati kedua pihak yang berkontrak.

Misalnya, al-ijarah dan janji menjual, nilai sewa yang mereka

tentukan dalam al-ijarah, harga barang dalam transaksi jual, dan

kapan kepemilikan dipindahkan.

c. Aplikasi dalam perbankan

Bank-bank Islam yang mengoperasikan produk al-ijarah,

dapat melakukan leasing, baik dalam bentuk operating lease.

Akan tetapi, pada umumnya bank-bank tersebut lebih banyak

menggunakan al-ijarah al-muntahia bit-tamlik karena lebih.

Sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu, bank pun tidak

direpotkan untuk mengurus pemeliharaan aset, baik pada saat

leasing maupun sesungguhnya. (Antonio, 2001: 119).

D. Syirkah al-milk

1. Pengertian syirkah al-milk

Menurut Nasrun (2000: 167), syirkah al-milk menurut ulama

fiqih adalah dua orang atau lebih memiliki harta bersama tanpa melalui

atau didahului asy-syirkah (musyarakah). Status harta masing-masing

bersifat berdiri sendiri secara hukum. Apabila masing-masing ingin

bertindak hukum terhadap harta serikat itu, harus ada izin dari

Page 43: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

28

mitranya, karena seseorang tidak memiliki kekuasaan atas bagian harta

orang yang menjadi mitra serikat.

2. Landasan Syariah

Syirkah al-milk hukumnya diperbolehkan atau disyari‟atkan

berdasarkan Al-Qur‟an, Al-Hadits, dan Ijma‟ (konsensus) kaum

muslimin. Dijelaskan sebagai berikut:

a. Al- Quran surat Shaad: 24 dan An-Nisa: 12

ن اللطاء ليبغي ب عضهم على ب عض إال الذين آمنوا وإن كثريا م

ا ىم. ﴿ الات وقليل م ﴾٤٢وعملوا الص

Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

berserikat itu sebagian mereka berbuta zalim kepada sebagian

yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal yang shaleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” (QS.Shaad:

24). Dan Firman-Nya pula:

﴾٢٤فإن كان وا أكث ر من ذلك ف هم شركاء ف الث لث ﴿

Artinya: “Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu”

(QS.An-Nisa’: 12).

Kedua ayat di atas menunjukan perkenanan dan pengakuan

Allah akan adanya peserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya

Page 44: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

29

saja dalam An-Nisa‟ ayat 12 perkongsian terjadi secara otomatis

karena waris, sedangkan dalam surat Shaad ayat 24 terjadi atas

dasar akad (transaksi)

b. Hadis

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya

Allah azza wa jalla berfirman: “Aku pihak ketiga dari dua orang

yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati pihak

lainnya. Kalau salah satunya berkhianat, Aku keluar dari

keduanya.” (HR. Abu Daud no. 3383, dan Al-Hakim no. 2322).

(Mustafa Dayb al-bagha, 2013: 135).

c. Ijma‟

Ijma‟ ulama mengatakan, bahwa muslimin telah

berkonsensus akan legitimasi syirkah secara global, walaupun

perbedaan pendapat dalam beberapa elemen dari padanya. Maka

secara tegas dapat dikatakan bahwa kegiatan syirkah dalam usaha

diperbolehkan dalam Islam, sebagai dasar hukumnya telah jelas

dan tegas. (Muhammad, 2005: 32).

3. Rukun dan syarat syirkah

Rukun syirkah adalah sesuatu yang harus ada ketika syirkah itu

berlangsung. Ada perbedaan terkait dengan rukun syirkah. Menurut

ulama hanafiyah syirkah hanya ada dua yaitu ijab (ungkapan

melakukan penawaran perserikatan) dan qabul (ungkapan penerimaan

perserikatan), istilah ijab dan qabul sering disebut dengan serah

Page 45: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

30

terima. Jika ada yang menambahkan selain ijab dan qabul dalam rukun

syirkah seperti adanya kedua orang yang berakad dan objek akad

menurut hanafiyah itu bukan termasuk rukun tetapi termasuk syarat.

(Abdul Rahman, 2010: 128).

Menurut Sahrani (2011: 179), syarat yang berhubungan dengan

syirkah yaitu, sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk syirkah

baik dengan harta maupun dengan yang lainnya. Dalam hal ini terdapat

dua syarat, yaitu;

1) Berkenaan dengan benda, maka benda yang diakadkan harus dapat

diterima sebagai perwakilan

2) Berkenaan dengan keuntungan, yaitu pembagian keuntungan

harus jelas dan dapat diketahui dua pihak.

Menurut Malikiyah, yang dikutip oleh Djuwaini (2008: 217)

syarat-syarat yang bertalian dengan orang yang melakukan akad ialah:

a. Merdeka

b. Baligh

c. Pintar (rusyd)

E. KPR dalam Perbankan Syariah

1. KPR Syariah

Menurut Hardjono (2008: 25), KPR syariah merupakan salah

satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank Syariah

adalah pembiayaan rumah, atau yang sering dikenal dengan istilah

KPR Syariah. Kepanjangan dari KPR adalah Kredit Pemilikan

Page 46: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

31

Rumah. Pembiayaan KPR ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh

bank syariah untuk melayani nasabah perorangan yang khusus untuk

memenuhi kebutuhan dalam pembangunan rumah atau renovasi

rumah maupun memperbaiki rumah (tempat tinggal). KPR sendiri

muncul karena adanya kebutuhan memiliki rumah yang semakin lama

semakin meninggi, tanpa diimbangi daya beli yang memadai oleh

masyarakat. Pembiayaan KPR ini menggunakan prinsip jual beli

(murabahah) dimana pembayarannya dilakukan secara berangsur

dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar

setiap bulannya. Harga jual yang diberikan bank kepada pembeli atau

nasabah biasanya sudah ditambah dengan margin keuntungan yang

disepakati antara bank syariah dengan pembeli.

Harga jual dan angsuran yang dibayarkan pembeli setiap bulan

hingga jatuh tempo harus disepakati di awal ketika nasabah atau

pembeli menandatangani perjanjian pembiayaan KPR tersebut.

Dengan adanya kepastian angsuran setiap bulan akan mempermudah

nasabah dalam melakukan pembayaran dan juga nasabah tidak perlu

khawatir dengan naik atau turunnya suku bunga. Dengan melakukan

pembiayaan KPR di bank syariah nasabah juga diuntungkan ketika

ingin melunasi angsuran sebelum masa kontrak berakhir, karena bank

syariah tidak akan mengenakan pinalti. Bank syariah tidak

memberlakukan sistem pinalti, karena harga KPR sudah disepakati

sejak awal. Pembiayaan KPR ini bisa diperuntukkan untuk membeli

Page 47: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

32

(Rumah, Ruko, Rukan, Apartemen) baru maupun bekas, membangun

ataupun merenovasi rumah, dan untuk pengalihan pembiayaan KPR

dari bank lain yang disebut KPR take over.

Menurut informasi yang diberikan perbankan syariah dalam

sebuah artikelnya memberikan sebuah penjelasan mengenai perbedaan

antara KPR syariah dengan konvensional sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Sumber : Bank Syariah

NO KPR Bank Konvensional KPR Bank Syariah

1 Hanya menggunakan satu akad saja,

yaitu akad jual beli.

Ada beberapa jenis akad yaitu:

Akad murabahah (jual beli),

akad musyarakah mutanaqisah

(kepemilikan bertahap), akad

ijarah (sewa), akad muntahia

bit-tamlik (sewa beli).

2 Menggunakan sistem bunga. Menggunakan sistem margin.

3 Pada umumnya menggunakan bunga

yang bersifat fluktuatif atau

menyesuaikan kondisi bunga yang

berlaku. Terkadang KPR konvensional

juga memberikan cicilan tetap, namun

hanya berlaku beberapa tahun saja,

setelah itu bisa jadi cicilan menjadi

Besar angsuran akan tetap dari

awal akad ditentukan hingga

pelunasan atau masa angsuran

selesai.

Page 48: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

33

lebih mahal karena bunga acuan

menjadi lebih tinggi.

4 Pada KPR konvensional nasabah akan

dikenakan biaya pinalti apabila akan

melakukan pelunasan sebelum jangka

waktu yang telah ditentukan atau

kontrak berakhir, dan sisa bunga harus

dilunasi semuanya.

Nasabah tidak dikenakan

pinalti apabila ingin melakukan

pelunasan sebagian ataupun

keseluruhan sebelum masa

pelunasan selesai. Sisa margin

tidak harus dibayarkan kecuali

margin di bulan ketika

pelunasan akan dilakukan.

5 Keterlambatan pembayaran akan

dikenakan pinalti atau denda.

Keterlambatan tidak akan

dikenakan pinalty ataupun

biaya tambahan.

6 Pada umumnya pihak bank tidak

memberitahukan jumlah total bunga

yang dikenakan kepada nasabah ketika

akan melakukan pinjaman.

Pada saat awal melakukan

kredit, pihak bank bersikap

transparan dengan

memberitahukan margin

kepada nasabah.

2. Landasan Syariah

Landasan dari KPR Syariah banyak yang terdapat dalam hadis

yang ditulis dari sabda Nabi Muhammad SAW, dimana nabi bersabda

ketika terjadi suatu perselisihan di zaman dahulu. Berikut ini adalah

Page 49: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

34

beberapa hadis yang ditulis karena terjadinya perselisihan atau

permasalahan pada zaman dahulu.

Dari Ummul Mukminin Maimunah,

ها ان دي نا ف قال لا ب عض أىلها ال ت فعلى وأنكر ذلك علي كانت تد

عت نبي وخليلى -صلى اهلل عليو وسلم-قالت ب لى إن س

ان دي نا ي علم اللو منو أنو يريد أد ي قول اءه إال أداه ما من مسلم يد

ن يا اللو عنو ف الد

Dahulu Maimunah ingin berhutang. Lalu di antara kerabatnya

ada yang mengatakan, “Jangan kamu lakukan itu!” Sebagian

kerabatnya ini mengingkari perbuatan Maimunah tersebut. Lalu

Maimunah mengatakan, “Iya. Sesungguhnya aku mendengar Nabi dan

kekasihku shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang

muslim memiliki hutang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat

ingin melunasi hutang tersebut, maka Allah akan memudahkan

baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia” (HR. Ibnu Majah

no. 2408 dan An Nasai no. 4690. Al Hafizh Abu Thohir

mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Dari Hadits ini ada pelajaran yang sangat berharga yaitu boleh

saja kita berhutang, namun harus berniat untuk mengembalikannya.

Page 50: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

35

Selain hadis di atas juga terdapat hadis dari „Abdullah bin Ja‟far,

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda.

ائن حت ي قضى دي نو ما ل يكن فيما يكره اللو إن اللو مع الد

“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang

berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi

hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang

dilarang oleh Allah” (HR. Ibnu Majah no. 2400. Syaikh Al Albani

mengatakan bahwa hadits ini shohih).

Dari kedua hadist di atas dapat disimpulkan boleh kita berhutang

asalkan kita harus berniat untuk segera mengembalikan hutang

tersebut, selain itu kita juga selalu meminta pertolongan Allah untuk

selalu dimudahkan dalam menyelesaikan hutang-hutang kita.

3. Akad KPR Syariah di Indonesia

Menurut Anwar (2007: 68), istilah “Perjanjian” dalam hukum

Indonesia disebut “akad” dalam hukum Islam. Kata akad berasal dari

kata al-aqad, yang berarti mengikat, menyambung atau

menghubungkan (ar-rabt). Menurut Ascarya (2007: 35), dalam istilah

fikih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad seseorang

untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak seperti wakaf,

talak, sumpah, maupun yang muncul dari dua belah pihak, seperti jual

beli, sewa, wakalah, dan gadai. Secara khusus akad berarti berkaitan

Page 51: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

36

antara ijab (persyaratan penawaran atau pemindahan kepemilikan)

dalam lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu.

Menurut Deputi gubernur Bank Indonesia Maulana Ibrahim,

prinsip yang digunakan untuk KPR syariah adalah murabahah,

istishna, ijarah, dan juga musyarakah mutanaqisah.

Secara umum menurut Antonio (2001: 113) akad yang sering

digunakan dalam pembiayaan rumah ini antara lain adalah murabahah

(jual beli dengan margin profit), terutama untuk rumah yang telah

dibangun dan akad istishna, yaitu pemesanan barang (rumah) dengan

kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati serta pembayaran

dengan nilai tertentu yang disepakati. Menurut Antonio, istishna

merupakan kontrak antara penjualan antara pembeli (bank) dan

pembuat barang (pemasok). Sehingga di sini bank menjadi penengah

antar pemasok dan nasabah. Bank yang memesankan barangnya

terlebih dahulu kepada pemasok sebelum dijual kembali ke nasabah.

Selain menggunakan akad di atas bisa pula menggunakan akad

musyarakah mutanaqisah. Menurut Antonio (2001: 174), nasabah dan

bank berkongsi dalam pengadaan suatu barang (biasanya rumah

ataupun kendaraan), misalnya 30% dari nasabah dan 70% dari bank.

Untuk memiliki barang tersebut, nasabah harus membayar kepada

bank sebesar porsi yang dimiliki bank. Karena pembayarannya

dilakukan secara angsuran, penurunan porsi bank pun berkurang

secara proposional sesuai dengan besarnya angsuran. Barang yang

Page 52: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

37

telah dibeli secara kongsi tadi baru akan menjadi milik nasabah

setelah porsi nasabah 100% dan porsi bank 0%.

Ada alternatif lain selain menggunakan akad-akad di atas yaitu

ijarah. Dalam kasus ini yaitu disebut dengan ijarah muntahia bit-

tamlik. Menurut Antonio ijarah muntahia bit-tamlik yaitu menyewa

suatu barang yang pada akhir masa sewa dia membelinya. Dalam akad

ini memberi pilihan kepada nasabah untuk menyewa rumah yang pada

akhir masa sewa nasabah dapat memiliki rumah tersebut, harga sewa

ditentukan secara berkala berdasarkan kesepakatan antara bank

dengan nasabah. Umumnya akad ini digunakan untuk pembiayaan

KPR berjangka waktu panjang misalnya 15 tahun.

4. Manfaat dari KPR Syariah

Manfaat dari nasabah menggunakan KPR syariah yaitu :

a. Nasabah tidak harus menyediakan dana secara tunai untuk

membeli rumah, nasabah hanya cukup menyediakan uang muka.

b. Karena KPR memiliki jangka waktu yang cukup panjang, angsuran

yang dibayar dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan

penghasilan.

c. Skim pembiayaan adalah jual beli (murabahah), adalah akad jual

beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan

(margin) yang disepakati oleh bank dan nasabah (fixed margin)

1) Cicilan tetap dan meringankan selama jangka waktu, serta

tidak ada unsur spekulatif.

Page 53: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

38

2) Bebas pinalti untuk pelunasan sebelum jatuh tempo.

F. Take over

1. Pengertian take over

Secara bahasa Indonesia menurut Echols (2005: 578), take over

dapat diartikan sebagai mengambil alih. Menurut Ahmad Antonio

(2003: 331), take over adalah pengambilalihan atau dalam lingkup

suatu perusahan adalah perubahan kepentingan pengendalian sautu

perseroan. Sedangkan menurut Rochaety dan Tresnati (2005: 331),

take over selain mempunyai pengertian perubahan kepentingan dalam

pengendalian suatu perseroan juga memiliki pengertian lain yaitu

pengambilan sebuah perusahaan oleh perusahaan lain.

Pengertian take over di atas merupakan pengertian secara

umum, sedangkan take over yang dimaksud dalam Tugas Akhir ini

adalah take over yang berada dalam lingkup perbankan syariah yang

mengenai pembiayaan. Menurut fatwa DSN-MUI yang dimaksud

pengalihan hutang (take over) adalah pemindahan hutang nasabah dari

bank konvensional atau lembaga non syariah. Pembiayaan take over

adalah suatu proses perpindahaan kredit dari bank nonsyariah ke

pembiayaan di bank syariah (DSN-MUI, 2000: 185).

Dalam proses take over ini, bank syariah sebagai pihak yang

akan melakukan take over terhadap kredit yang dimiliki calon

nasabahnya di bank konvensional, bertindak sebagai wakil dari calon

Page 54: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

39

nasabahnya untuk melunasi sisa kredit yang terdapat di bank asal,

mengambil bukti lunas, surat asli angsuran, agunan, perizinan, polis

asuransi dan surat surat lainnya, sehingga barang (dalam hal ini rumah)

menjadi milik nasabah secara utuh. Kemudian, untuk melunasi hutang

nasabah kepada bank syariah, maka nasabah tersebut menjual kembali

rumah tersebut kepada bank syariah. Kemudian, bank syariah akan

menjual rumah tersebut lagi kepada nasabah dengan pilihan kombinasi

akad yang tertera dalam fatwa DSN-MUI No. 31/DSN-MUI /VI/2002

tentang pengalihan hutang yaitu:

a. Qardh dan murabahah

b. Syirkah al-milk dan murabahah

c. Qardh dan ijarah

d. Qardh dan IMBT (ijarah muntahiyah bit-tamlik)

2. Landasan Syariah

Mekanisme take over (pengalihan hutang) yang diperbolehkan

fatwa DSN-MUI adalah mekanisme pengalihan hutang yang

didasarkan prinsip syariah, yaitu al-qardh dan murabahah, syirkah al-

milk dan murabahah, al-qardh dan ijarah, al-qardh dan al-ijarah al-

muntahiya bit-tamlik. Menurut Arifin (2006: 29) dasar yang digunakan

meliputi dalil-dalil yang berhubungan dengan keempat alternatif akad

tersebut.

Page 55: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

40

a. Surat Al Maidah Ayat 1 أحلت لكم بيمة الن عام إال يا أي ها الذين آمنوا أوفوا بالعقود

يد وأنتم حرم لي الص ر م لى عليكم غي إن اللو يكم ما ما ي ت

يريد

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad

itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan

dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak

menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang

dikehendaki-Nya”

b. Surat Al-Maidah Ayat 2

هر الرام وال الدي لوا شعائر اللو وال الش يا أي ها الذين آمنوا ال ت

م ن رب ني الب يت الرام ي بت غون فضل م وال القلئد وال آم

منكم شنآن ق وم أن وال ير وإذا حللتم فاصطادوا ورضوانا

وكم عن المسجد الرام أن ت عتدوا وت عاونوا على الب صد

Page 56: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

41

قوى ث والعدوان والت ن إ وات قوا اللو وال ت عاونوا على ال

اللو شديد العقاب

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan

bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-

ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)

mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang

mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila

kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu.

dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum

karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,

mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-

menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat

siksa-Nya.

c. Surat Al Isra‟ Ayat 34

ه لغ أشد ي ب وال ت قربوا مال اليتيم إال بالت ىي أحسن حت

إن العهد كان مسئوال وأوفوا بالعهد

Page 57: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

42

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali

dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan

penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta

pertanggungan jawabnya”.

d. Hadis

Menurut Abu Fadli (1989: 184), dalam sebuah Hadits yang di

riwayatkan oleh Bukhari dari Abu Huraira r.a, Rasulullah SAW

bersabda.

“Dari Abu Huraira bahwa Rasulullah bersabda: “Penangguhan

yang dilakukan oleh orang kaya adalah perbuatan dzalim. Dan

apabila hutang salah seorang kamu dialihkan kepada orang kaya,

hendaklah diterima pengalihan itu” (HR.Bukhari).

Menurut Muhammad (2001: 138-139), Rasulullah juga

memberikan penjelasan hadis di atas, bahwa penangguhan

pembayaran hutang dapat dilakukan oleh orang yang kaya

merupakan suatu perbuatan dzalim. Menurut ulama, orang yang

menangguhkan pembayarn hutang bila ia sanggup membayarnya

atau melunasinya maka orang tersebut dianggap fasiq (batal).

e. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 31/DSN-MUI/VI/2002

Tentang pengalihan hutang.

3. Sebab terjadinya Take over

Take over (pengalihan hutang) kredit pemilikan rumah (KPR)

nasabah disuatu bank dapat terjadi karena hal-hal berikut:

Page 58: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

43

a. Karena suku bunga pada bank konvensional tidak menentu,

menyebabkan angsuran yang dibayarkan nasabah juga tidak

menentu.

b. Mereka ingin menghindari praktik bunga (riba) di bank

konvensional, yang mana setiap keterlambatan pembayaran

angsuran akan menambah pembayarn bunga.

c. Mereka kecewa dengan laporan pembayaran bank konvensional

yang ternyata setiap membayar angsuran KPR pada awal tahun

perjanjian KPR sebagian besar hanya untuk membayar bunganya

saja dan untuk membeyar pokoknya sedikit sekali sehinga

outstanding pokok KPR nya turunya tidak signifikasi (Alihozi,

beralih KPR syariah).

d. Apabila take over terjadi dari bank syariah ke bank syariah lain

dapat di sebabkan oleh tingkat margin antar bank. Nasabah merasa

kesulitan untuk membayar angsuran pada bank asalnya.

G. Fatwa DSN-MUI

Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia tentang

pengalihan hutang

1. Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini, yang bermaksud dengan pengalihan hutang

adalah sebagai berikut:

Page 59: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

44

a. Pengalihan hutang adalah pemindahan hutang nasabah dari bank

atau lembaga keuangan konvensional ke bank atau lembaga

keuangan syariah.

b. Al-qardh adalah akad pinjaman dari Lembaga Keuangan Syariah

LKS kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib

mengembalikan pokok pinjaman yang diterimanya kepada LKS

pada waktu dan dengan cara pengembalian yang telah disepakati.

c. Nasabah adalah (calon) nasabah LKS yang mempunyai kredit

(hutang) kepada Lembaga Keuangan Konvensional (LKK) untuk

pembelian aset, yang ingin mengalihkan hutangnya ke LKS.

d. Aset adalah aset nasabah yang dibelinya melalui kredit dari LKK

dan belum lunas pembayaran kreditnya.

2. Ketentuan Akad

Dewan Syariah Nasional juga mengeluarkan fatwa ketentuan

akad yang akan digunakan dalam pengalihan hutang pada lembaga

keuangan syariah ataupun bank syariah. Akad yang dapat dilakukan

melalui empat alternatif, yaitu:

a. Alternatif Pertama,

1) Lembaga keuangan Syariah (LKS) memberikan qardh kepada

nasabah, dengan qardh tersebut nasabah melunasi kredit

(hutang) nya. Dan dengan demikian, aset yang dibeli dengan

kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh.

Page 60: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

45

2) Nasabah menjual aset dimaksud angka 1 kepada LKS, dan

dengan hasil penjualan itu nasabah melunasi qardh-nya kepada

LKS.

3) LKS menjual secara murabahah aset yang telah menjadi

miliknya tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara

cicilan.

4) Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-qardh dan

Fatwa No. 4/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah berlaku

pula dalam pelaksaan pembiayaan pengalihan hutang

sebagaimana dimaksud alternatif ini.

b. Alternatif Kedua,

1) Lembaga Keuangan Syariah (LKS) membeli sebagian aset

nasabah, dengan seizin LKS sehingga dengan demikian,

terjadilah syirkah al-milk antara LKS dan nasabah terhadap aset

tersebut.

2) Bagian aset yang dibeli oleh LKS sebagaimana dimaksud

angka 1 adalah bagian aset yang senilai dengan hutang (sisa

cicilan) nasabah kepada Lembaga Keuangan Konvensional

(LKK).

3) LKS menjual secara murabahah bagian aset yang menjadi

miliknya tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara

cicilan.

Page 61: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

46

4) Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah

berlaku pula dalam pelaksaaan pembiayaan pengalihan hutang

sebagaimana dimaksud dalam alternatif ini.

c. Alternatif Ketiga,

1) Dalam pengurusan untuk memperoleh kepemilikan penuh atas

aset, nasabah dapat melakukan akad ijarah dengan Lembaga

Keuangan Syariah (LKS), sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No.

09/DSN-MUI/IV/2002.

2) Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi

kewajiban nasabah dengan menggunakan prinsip al-qardh

sesuai Fatwa DSN-MUI No. 19/DSN-MU/IV/2001.

3) Akad ijarah ini sebagaimana yang dimaksudkan angka 1 tidak

boleh dipersyaratkan dengan (harus terpisah dari) pemberian

talangan sebagaimana dimaksud angka 2.

4) Besar imbalan jasa ijarah sebagaimana dimaksudkan angka 1

tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan

LKS kepada nasabah sebagaimana dimasksud angka 2.

d. Alternatif Keempat,

1) Lembaga Keauangan Syariah (LKS) memberikan qardh kepada

nasabah dengan qardh tersebut nasabah melunasi kredit

(hutang)-nya dan dengan demikian aset yang dibeli dengan

kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh.

Page 62: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

47

2) Nasabah menjual aset dimaksud angka 1 kepada LKS, dan

dengan hasil penjualan itu nasabah melunasi qardh-nya kepada

LKS.

3) LKS menyewakan asetnya yang telah menjadi miliknya

tersebut kepada nasabah, dengan akad al-ijarah al-muntahiyah

bit-tamlik

4) Fatwa DSN No. 19DSN-MUI/IV/2001 tentang al-qardh dan

Fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 tentang al-ijarah al-

muntahiyah bit-tamlik berlaku pula dalam pelaksanaan

pembiayaan pengalihan hutang sebagaimana dimaksud dalam

alternatif IV.

3. Ketentuan Penutup

a. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka

penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari‟ah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

b. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di

kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan

disempurnakan sebagaimana mestinya (Fatwa Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia: 26 Juni 2002).

Page 63: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

BAB III

LAPORAN OBJEK

A. Sejarah Singkat Bank Muamalat Indonesia

Gagasan pendirian Bank Muamalat berawal dari lokakarya bunga bank

dan perbankan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia pada 18-20

Agustus 1990 di Cisarua, Bogor. Ide ini berlanjut dalam musyawarah

Nasional IV Majelis Ulama Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, pada 22-

25 Agustus 1990 yang diteruskan dengan pembentukan kelompok kerja untuk

mendirikan bank murni syariah pertama di Indonesia. Realisasinya dilakukan

pada 1 November 1991 yang ditandai dengan penandatanganan akte pendirian

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk di Hotel Sahid Jaya berdasarkan Akte

Notaris Nomor 1 Tanggal 1 November yang dibuat oleh Notaris Yudo

Paripurno, S.H. dengan Izin Menteri Kehakiman Nomor C2. 2413. T.01.01

Tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 28 April

1992 Nomor 34.

Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim

se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Islam, pendirian Bank

Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen

pembelian saham perseroan senilai Rp. 84 miliar pada saat penandatanganan

akte pendirian perseroan. Kemudian dalam acara silaturahmi pendirian di

Istana Bogor diperoleh tambahan dana dari masyarakat Jawa Barat senilai Rp

106 miliar sebagai wujud dukungan mereka. Dengan modal awal tersebut dan

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1223/ MK.

48

Page 64: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

49

013/1991 tanggal 5 November 1991 serta izin usaha yang berupa

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 430/KMK.

013/1992 Tanggal 24 April 1992, Bank Muamalat mulai beroperasi pada 1

Mei 1992 bertepatan dengan 27 Syawal 1412 H. Pada 27 Oktober 1994, Bank

Muamalat mendapat kepercayaan dari Bank Indonesia sebagai Bank Devisa.

Menurut Zainulbahar (2006: 312), Bank Muamalat merupakan bank

yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam yaitu tidak

menggunakan perangkat bunga, melainkan sistem bagi hasil. Bank Muamalat

Indonesia menghindari perangkat bunga karena masih sangat banyak kalangan

umat Islam yang percaya bahwa tata cara penggunaanya dikhawatirkan

mengandung riba.

Pada tahun 90an Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara

pernah mengalami krisis moneter yang berdampak terhadap perbankan

nasional yang menyebabkan timbulnya kredit macet pada segmen korporasi.

Bank Muamalat pun ikut terimbas dampak tersebut. Tahun 1998, angka non

performing financing (NPF) Bank Muamalat sempat mencapai lebih dari

60%. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar dan ekuitas

mencapai titik terendah hingga Rp 39,3 miliar atau kurang dari sepertiga

modal awal. Kondisi tersebut telah mengantarkan Bank Muamalat memasuki

era baru dengan keikutsertaan Islamic Development Bank (IDB), yang

berkedudukan di Jeddah Saudi Arabia, sebagai salah satu pemegang saham

luar negeri yang resmi diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) pada 21 Juni 1999.

Page 65: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

50

Dalam kurun waktu 1999-2002 Bank Muamalat terus berupaya dan

berhasil memperbaiki kinerja dari rugi menjadi laba. Hasil tersebut tidak lepas

dari upaya dan dedikasi segenap karyawan dengan dukungan kepemimpinan

yang kuat, strategi usaha yang tepat, serta kepatuhan terhadap pelaksanaan

perbankan syariah secara murni. Pada tahun 2009 Bank Muamalat memulai

proses transformasi salah satunya dengan membuka kantor cabang

internasional pertamanya di Kuala Lumpur, Malaysia dan tercatat sebagai

bank pertama dan satu-satunya dari Indonesia yang membuka jaringan bisnis

di Malaysia. Dan pada tahun 2012 tepat pada milad yang ke-20 tahun, Bank

Muamalat meluncurkan logo baru (rebranding) dengan tujuan menjadi bank

syariah yang Islamic, Modern, dan Profesional. Proses transformasi yang

dijalankan Bank Muamalat membawa hasil yang positif dan signifikan terlihat

dari aset Bank Muamalat yang tumbuh dari tahun 2008 sebesar Rp 12,6 triliun

menjadi Rp 54,6 triliun di tahun 2013. Bank Muamalat Indonesia baru

membuka cabang di Salatiga dengan berawal mengurus perijinan pada bulan

Desember 2009 dan pada bulan Januari 2010 Bank Muamalat Indonesia mulai

beroperasi pada cabang Salatiga (Buku Laporan Tahunan BMI: 2013: 10).

B. Visi Misi Bank Muamalat Indonesia

Pada awalnya, Visi Bank Muamalat Indonesia adalah “Menjadi

Bank Syariah Utama di Indonesia, Dominan di pasar Emosional dan

dikagumi di pasar Rasional”. Dengan Visi tersebut Bank Muamalat

berkomitmen untuk terus optimal dalam menggarap pasar emosional

maupun rasional. Bank Muamalat akan terus menyongsong trend

Page 66: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

51

pertumbuhan perbankan syariah yang pesat dalam beberapa tahun terakhir

dan di masa yang akan datang.

Pada tahapan awal perkembanganya, Bank Muamalat menerapkan

untuk lebih fokus menggarap pasar emosional. Namun didasari untuk dapat

tumbuh lebih cepat, sehat dan unggul juga memperhatikan tingkat

persaingan dalam industri perbankan yang semakin ketat Bank Muamalat

dirasakan perlu untuk memperluas terget pasarnya dengan masuk ke

segmen pasar rasional. Masuk ke segmen pasar yang lebih luas merupakan

pilihan yang rasional jika Bank Muamalat ingin mempertahankan

eksistensinya serta dapat bersaing dengan Bank Syariah maupun Bank

Konvensional.

Namun demikian, untuk masuk ke segmen pasar rasional, tentu

diperlukan strategi dan prasyarat yang berbeda dibandingkan dengan pasar

emosional. Bank Muamalat perlu memperbaiki aspek-aspek mendasar

untuk dapat bersaing di segmen pasar rasional tersebut. Ada setidaknya

enam elemen kunci yang perlu diperbaiki sebagai prasyarat untuk dapat

berkompetisi di segmen pasar rasional: (i) positioning, (ii) produk, (iii)

distribusi, (iv) operasional, (v) teknologi informasi, (vi) manajemen resiko.

Perbaikan pada enam elemen tersebut ditambah dengan penerapan

terhadap prinsip-prinsip syariah akan menjadi nilai tambahn bagi Bank

Muamalat untuk dapat menggarap segmen pasar rasional secara lebih

optimal.

Page 67: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

52

Seiring dengan tantangan industri yang semakin berkembang. Bank

Mualamat mulai merumuskan kembali visi dan misi yang dinilai sesuai

dengan tantangan globalisasi kedepan seperti penerapan Masyarakat

Ekonomi ASEAN di sektor finansial. Proses redefinisi visi dan misi

tersebut juga melibatkan padangan dari top management Bank Muamalat

untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai arah dan langkah

perusahaan ke depannya. Adapun proses redenifisi visi dan misi tersebut

telah menghasilkan Visi dan Misi Bank Muamalat yang baru yaitu:

Visi : “Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar

spriritual, dikagumi di pasar rasional”.

Misi : “Menjadi role mode lembaga keuangan syariah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan managemen

dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai

kepada stakeholder.

C. Rencana dan Strategi di Bank Muamalat

1. Rencana Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang dari tahapan strategis Bank Mualamat adalah

menjadi 10 Bank terbesar di Indonesia dan juga menjadi bank yang mampu

bersaing di regional Asia. Untuk itu, Bank Muamalat telah menerapkan

tahapan strategi pengembangan jangka panjang (BMI Long Term

Development Plan). Tahapan pengembangan jangka panjang tersebut

meliputi tiga tahapan yaitu Reform and infrastucture Development Outpace

the Market dan Sustain Leadership Position in Islamic Banking. Rencana

Page 68: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

53

bisnis Bank Muamalat di tahun 2015 akan menjadi Top 10 Bank di

Indonesia. Sejalan dengan itu, dalam persiapannya, untuk menghadapi

Asean economic Community di Tahun 2015, rencana bisnis Bank

Muamalat di Tahun 2015 juga merupakan langkah penting untuk menjadi

Asian Regional Player.

2. Kebijakan Strategi

Fokus utama korporasi pada periode konsolidasi di tahun 2015

ditekankan pada perbaikan portofolio investasi dan struktur penghimpunan

dana untuk mencapai kualitas neraca yang sehat, kuat, dan berkelanjutan.

Oleh karenanya, pada tahun 2015, Bank Muamalat fokus pada:

a. Peningkatan kualitas pembiayaan

b. Peningkatan produktifitas dan efisiensi biaya

c. Penerapan manajemen proses bisnis yang baik

d. Memperkuat keunggulan utama Bank Muamalat, (v) reorganisasi dan

tranformasi sumber daya manusia (vi) transformasi Risk Management.

Menurut Muarif (1999: 64), strategi yang dapat digunakan untuk

melakukan pengembangan adalah :

a. Bekerjasama dengaan baik dengan bank-bank perkreditan rakyat

(BPR) yang telah ada. Mendorong pengembangan bank-bank

perkreditan rakyat (BPR) baru di daerah potensial.

b. Bekerjasama dengan badan amil zakat, infak, dan shodaqah (BAZIZ)

mengintensifkan pengelolaan dana zakat, infak, dan shodaqah.

Page 69: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

54

c. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga

penyediaan bantuan tehnik manajemen untuk pengusaha kecil dan

menengah.

d. Merangsang tumbuh dan kembang lebih baik lembaga-lembaga

penyediaan bantuan pembianaan keterampilan akuntansi.

1) Mengembangkan peranan kelembagaan penyediaan teknologi

pasca panen.

2) Mengembangkan peranan kelembagaan pemasaran hasil produksi.

D. Struktur Organisasi Bank Muamalat

Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri yang

memberikan ciri khas organisasinya, sehingga berbeda dengan organisasi

lainnya yang sejenis. Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia terdiri dari

bagian-bagian berikut:

1. Shareholders Merketing (rapat umum pemegang saham)

Adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Muamalat Indonesia.

Tugasnya memimpin rapat pemegang saham serta mengawasi jalannya

kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat Indonesia.

2. Board of Commissioner (dewan komisaris)

Adalah wakil dari pemegang saham yang mempunyai peran sebagai

pengawas dan bersama dewan direksi merumuskan strategi jangka

panjang perusahaan. Adapun tugas dan wewenang dewan komisaris

adalah sebagai berikut:

\

Page 70: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

55

a. Mengesahkan anggaran

b. Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan

c. Menetapkan arah dan tujuan perusahaan

d. Mengawasi jalannya perusahaan

3. Dewan Pengawas Syariah (syariah supervisory board)

Di dalam pasal 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72/92

tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil, disebutkan bahwa bank

berdasarkan prinsip bagi hasil wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah

yang mempunyai tugas melakukan pengawasan atas produk perbankan

dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kepada

masyarakat agar berjalan sesuai prinsip syariah. Dewan Pengawas Syariah

dalam organisasi bank bersifat independen dan terpisah dari pengurus

bank, sehingga mempunyai akses terhadap operasional bank. Tugas dan

wewenang Dewan Pengawas Syariah adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pedoman garis-garis besar syariah.

b. Mengadakan perbaikan atas produk yang tidak sesuai dengan syariah.

c. Memberikan jawaban dalam bentuk fatwa atas permasalahan yang

dihadapi pihak eksekutif dan operasi.

d. Memeriksa buku laporan tahunan dan kesesuaian syariah disemua

produk dan operasi selama satu tahun berjalan.

e. Menerima penjelasan dari direksi dan aparat bank lainnya tentang

hal-hal yang ditanyakan

Page 71: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

56

4. Operation Director

Mempunyai wewenang dan tanggung jawab membuat kebijakan

khususnya dalam bidang operasional, melaksanakan koordinator dan

pembinaan bawahan serta pengawasan kegiatan operasional.

5. Administration Grup

a. Melakukan supervisi dan monitoring terhadap segenap kantor cabang

atas pelaksanaan atau jalannya operasional.

b. Melakukan konsolidasi terhadap pembuatan dan monitoring laporan-

laporan bulanan keuangan dan menyampaikannya pada pihak intern

dan ekstern yang berkepentingan.

c. Melakukan koordinasi dalam pelaksaan rekrutmen dan seleksi

karyawan proses terminasi atau pengunduran diri karyawan serta

memonitor dan memelihara date base kepersonalian.

d. Melakukan proses administrasi pembiayaan karyawan, pembayaran

gaji serta pembayaran jamsostek dan pajak (PPh 21) seluruh

karyawan serta pengurus bank.

e. Melakukan koordinasi dalam penyelidikan sarana logistik dalam

rangka persiapan pembukaan atau pengembangan kantor cabang

yang meliputi jaringan komunikasi dan sarana.

f. Melakukan koordinasi terhadap pengelolaan sistem komunikasi data

untuk mendukung operasional online pusat data keseluruhan cabang

Bank Muamalat Indonesia serta berkoordinasi dengan pihak ekstern.

Page 72: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

57

6. Corporate Support Group

Ruang lingkup kerja:

a. Menyiapkan dan melaksanakan legal action atas kebijakan

manajemen.

b. Memberikan masukan dalam penyusunan manual, produk, akad, dan

keputusan yang terkait dalam aspek hukum.

c. Meningkatkan pengetahuan dalam positif masyarakat tentang Bank

Muamalat Indonesia.

d. Membangun pendekatan dan citra positif Bank Muamalat Indonesia

pada emotional market.

e. Meraih dukungan moril maupun materiil dari stockholder maupun

new investor.

7. Internal Audit Group

Ruang lingkup kerja:

a. Berwenang untuk melakukan akses terhadap catatan karyawan,

sumber daya dan dana serta aset bank lainnya yang berkaitan dengan

pelaksanaan audit.

b. Memeriksa dan menilai atas kecukupan dari struktur pengendalian

intern.

8. SISOP (System Operation Prosedure) dan UAT (User Acceptance Test)

a. Merencanakan, menyusun atau membuat dan memperbaiki prosedur

peraturan dan kebijakan pribadi.

Page 73: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

58

b. Menyebarkan ketentuan pemerintah seperti SEBI, PP, Undang-undang

dan sejenisnya untuk bidang operasi bank.

c. Sosialisasi dan implementasi prosedur yang telah dibuat dan direvisi

d. Memantau dan melaksanakan supervisi terhadap layanan dan operasi

selondo, sehingga kualitas layanan operasi dapat dipenuhi.

e. Melakukan UAT atas produk atau program yang akan diluncurkan dan

disesuaikan dengan manual operasi yang dibuat

9. Financing Support Group

Ruang Lingkup Kerja:

a. Financing supervision

b. Shariah financial institution

c. Financing produsct development

10. Network and Alliance Group

Ruang Lingkup Kerja:

a. Network Alliance (POS, Da‟i Muamalat, pegadaian)

b. Shar- E Gerai Optimizing

c. Virtual banking Operation (call center and card center)

d. Memeriksa dan menilai kualitas kerja dalam melaksanakan tanggung

jawab yang telah dilakukan.

11. Business Development Group

Ruang Lingkup Kerja:

a. Membuat marketing plan dan marketing strategy sebagai guidance

bagi cabang.

Page 74: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

59

b. Bersama financing dan settlement group membuat target lending dan

revenue system dan technology.

c. Melakukan pengembangan sistem dan teknologi untuk mendukung

operasional bank

Produk development:

a. Melakukan riset dan survei dan pengembangan produk

b. Melakukan review produk dan fitur produk

c. Merumuskan tarif layanan produk

Sumber: Bank Muamalat Indonesia

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia

Page 75: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

60

E. Produk-produk Bank Muamalat

1. Produk Penghimpunan Dana

a. Tabungan IB Muamalat Wadiah

b. TabunganKu

c. Tabungan Muamalat Sahabat

d. Tabungan Muamalat Dollar

e. Tabungan Muamalat Umroh

f. Tabungan Haji Arafah

g. Tabungan Muamalat Rencana

h. Tabungan Muamalat Prima

i. Giro Wadiah

2. Produk Penyaluran Dana

a. Konsep jual beli

1) Murabahah

Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah

delama masa perjanjian.

2) Salam

Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian

hari dimana pembayaran dilakukan di muka/ tunai.

3) Istishna

Adalah jual beli barang dimana shani‟ (produsen)

ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) dari

mustashni‟ (pemesan). Istishna‟ salam dengan salam yaitu dari

segi obyek pesananya yang haru sdibuaar atau dipesan terlebih

Page 76: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

61

dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaanya hanya pada sistem

pembayaranya yaitu istishna‟ pembayaran dapat dilakukan di

awal, di tengah, atau di akhir pesanan.

b. Konsep bagi hasil

1) Musyarakah

Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

risiko akan ditanggung sesuai kesepakatan

2) Mudharabah

Adalah kerjasama antara bank dengan midharib (nasabah)

yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola

usaha. Dalam hal ini pemilik modal (shahibul maal)

menyerahkan modalnya kepada pekerja/ pedagang (mudharib)

untuk dikelolah.

c. Konsep Sewa

1) Ijarah

Adalah perjanjian antara bank (muajjir) dengan nasabah

(mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank

mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakan.

2) Ijarah Muntahia Bit-tamlik

Adalah perjanjian antara bank (muajjir) dengan nasabah

sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan membayar uang

Page 77: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

62

sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa selama

masa sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk

memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut.

3. Produk Jasa

a. Wakalah

Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat.

Secara teknis perbankan. Wakalah adalah akad pemberian

wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang (sebagai pemberi mandat)

kepada pihak lain (sebagau wakil) untuk melaksanakan urusan

dengan batas wewenang dan waktu tertentu. Segala hak dan

kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang

memberi kuasa

b. Kafalah

Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung

(kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua

atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti

mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan

berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin

c. Hiwalah

Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang

kepada orang lain yang wajib menanggung. Dalam pengertian lain,

merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang

Page 78: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

63

berhutang) menjadi tanggungan muhal „alaih atau orang yang

berkewajiban membayar hutang.

d. Rahn

Adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai

jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan

tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan

memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian

piutangnya secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau

gadai.

e. Qardh

Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat

ditagih atau diminta kembali. Menurut teknis perbankan, qardh

adalah pemberian pinjaman dari bank ke nasabah yang

dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan

dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat

konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu

tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada

tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara

angsuran ataupun sekaligus.

F. Lokasi Penelitian

Penelitiaan dilakukan di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang

Salatiga beralamatkan di Jl. Sukowati No 19 C Salatiga Tel : 0298-315937

Fax : 0298-315939

Page 79: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

64

Struktur Organisasi Bank Muamalat Cabang Salatiga:

Sumber: BMI Cabang Salatiga

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BMI Cabang Salatiga

Sub Branch Manager

Sugeng Hernowo

Marketing

Intan Kusumawati

Customer Service

Nur Setiawan

Teller

Rustam Effendi

Page 80: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

BAB IV

ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER

A. Prosedur dan Aplikasi akad KPR take over di Bank Muamalat

Respon positif dari masyarakat akan jasa keuangan syariah telah

membawa mereka pada suatu kebutuhan untuk mengalihkan dana yang

selama ini mereka simpan di lembaga keuangan konvensional ke lembaga

keuangan syariah. Bank muamalat sebagai salah satu lemabaga keuangan

syariah yang paling senior di Indonesia merespon hal tersebut dengan

menyediakan produk pembiayaan KPR take over syariah bagi nasabah

yang telah terlanjur mengajukan pembiayaan KPR-nya di bank

konvensional dan ingin memindahkan pembiayaan KPR-nya di Bank

Muamalat Indonesia.

Mekanisme pembiayaan ini menggunakan proses take over, dimana

sisa tanggungan KPR diambil alih oleh Bank Muamalat, syaratnya juga

tidak begitu rumit hanya saja prosesnya agak begitu lama.

Pada take over pembiayaan KPR Bank Muamalat menggunakan akad

al-qardh dan musyarakah muthanaqisah. Musyarakah mutanaqisah adalah

akad bagi hasil yang merupakan penyertaan modal secara terbatas dari satu

mitra usaha kepada mitra usaha lain untuk jangka waktu tertentu. Dalam

salah satu aplikasinya (seperti yang dilakukan Kuwait finance house/KFH),

akad musyarakah mutanaqisah digunakan untuk pembiayaan perumahan

dan properti. Dalam hal ini, pembiayaan dengan akad musyarakah

mutanaqisah merupakan bentuk kerja sama kemitraan ketika bank dan

65

Page 81: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

66

nasabah bersama-sama membeli rumah atau properti. Aset tersebut

kemudian disewakan kepada nasabah dengan biasa sewa bulanan. Bagian

pendapatan sewa nasabah digunakan sebagai penambahan kepemilikan,

sehingga pada waktu tertentu (saat jatuh tempo), rumah atau properti

tersebut menjadi milik nasabah sepenuhnya.

Implementasi musyarakah mutanaqisah di atas dalam operasional

perbankan syariah berbentuk kerjasama antara bank syariah dengan

nasabah untuk pengadaan atau pembelian suatu barang (benda), di mana

aset barang tersebut menjadi milik bersama. Adapun besaran kepemilikan

dapat ditentukan sesuai dengan jumlah modal atau dana yang disertakan

dalam kontrak kerjasama tersebut. Dalam pembiayaan KPR take over dari

bank konvensional ke bank syariah, nasabah memiliki persentase aset

sejumlah yang telah dibayarkan ke bank konvensional. Selanjutnya

nasabah akan membayar (mengangsur) sejumlah dana/modal yang

memiliki oleh bank syariah. Perpindahan kepemilikan dari porsi bank

syariah kepada nasabah seiring dengan bertambahnya jumlah modal

nasabah dari pertambahan angsuran yang dilakukan nasabah. Hingga

angsuran berakhir berarti kepemilikan suatu barang atau benda tersebut

sepenuhnya menjadi milik nasabah. Penurunan porsi kepemilikan bank

syariah terhadap barang atau benda berkurang secara proporsional sesuai

dengan besarnya angsuran.

Dalam musyarakah mutanaqisah harus jelas besaran angsuran dan

besaran sewa yang harus dibayar nasabah. Dan ketentuan batasan waktu

Page 82: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

67

pembayaran menjadi syarat yang harus diketahui kedua belah pihak. Besar

kecilnya harga sewa dapat berubah sesuai kesepakatan. Dalam kurun waktu

tertentu besar kecilnya sewa dapat dilakukan kesepakatan ulang.

Alasan Bank Muamalat Indonesia cabang Salatiga menggunakan

akad musyarakah mutanaqisah adalah karena bank muamalat menganggap

belum ada barang yang akan diperjual-belikan oleh bank dan nasabah,

sehingga dianggap sebagai kerjasama antara bank dan nasabah. Dengan

menggunakan akad musyarakah mutanaqisah memungkinkan pemberian

jangka waktu pembiayaan yang lebih lama daripada pembiayaan

murabahah. Meskipun semua itu kembali kepada kebijakan bank syariah

masing-masing.

Berdasarkan prinsip musyarakah mutanaqisah pada Bank Muamalat,

prosedur yang dijalankan adalah sebagai berikut :

1. Permohonan take over dari nasabah dilengkapi dokumen

2. Proses Taksasi; Proses ini dilakukan untuk menaksir ulang nilai

jaminan yang diagunkan dalam hal ini objek rumah yang akan ditake

over pembiayaan KPRnya. Tujuannya adalah mengetahui berapa nilai

pasar jaminan saat ini dan mengevaluasi kelayakan jaminan dari sisi

dokumen serta kondisinya.

3. Penilaian Calon Nasabah; Sebelum menyetujui permohonan calon

nasabah untuk men-take over, pihak Bank melakukan survey mengenai

calon debitur dengan menggunakan analisa 5C yaitu analisa mengenai

character (karakter), capacity (kapasitas), capital (modal), collateral

Page 83: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

68

(jaminan), dan condition of economics (kondisi ekonomi). Selain

survey mengenai 5C ini, pihak bank juga melakukan survey bank

checking pada bank awal dan BI checking terlebih dahulu untuk

memastikan kebenaran hutang, jaminan, dan kelancaran pembayaran

calon nasabah.

4. Proses pengajuan pinjaman

5. Akad-akad pembiayaan dilaksanakan di kantor Bank Muamalat

dengan pendampingan notaris

Adapun aturan-aturan terkait ketentuan pelaksanaannya adalah

sebagai berikut :

1. Proses pembiayaan (permohonan nasabah, mengisi formulir applikasi,

kelengkapan dokumen);

2. Asli bukti pemilikan agunan pembiayaan (sertipikat) dilakukan

verifikasi keabsahannya oleh notaris/PPAT yang merupakan rekanan

Bank dan yang disetujui oleh pihak bank asal, ke Badan Pertanahan

Nasional (BPN) setempat.

3. Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan (PK) Al musyarakah

Mutanaqisah untuk hanya dilaksanakan setelah:

a. Bank menerima cover note dari pihak Bank asal secara efektif

menerima dana take over sebesar baki debet/kewajiban calon

nasabah, maksimum dalam lima (5) hari kerja akan melepaskan

haknya atas sertifikat agunan dengan menyerahkan kepada Bank

berupa : rincian total kewajiban nasabah yang akan di take over ,

Page 84: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

69

asli bukti kepemilikan agunan (sertipikat) atas nama yang

bersangkutan, asli Sertipikat Hak Tanggungan, surat roya ke BPN,

dan bukti pelunasan pembiayaan atas nama calon nasabah; atau

b. Bank menerima copy bukti pemilikan agunan (sertipikat) yang

telah diteliti keabsahannya, dan print out baki debet (outstanding)

fasilitas KPR calon nasabah dari Bank asal;

c. Bank menerima Surat Pernyataan dari nasabah yang menyatakan;

Nasabah bersedia untuk menandatangani akta pengikatan atas

tanah agunan pembiayaan dengan Hak Tanggungan.

4. Pembayaran dana take over pembiayaan dilakukan oleh Bank secara

tunai /over booking ke rekening pinjaman atas nama nasabah yang

bersangkutan di Bank asal sebesar kewajibannya.

5. Penandatanganan Akad Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah dapat

dilaksanakan setelah Bank menerima:

a. Asli bukti kepemilikan agunan (sertifikat) a.n nasabah ybs., asli

sertifikat hak tanggungan dan surat roya ke BPN diterima oleh

bank, maka segera menyerahkan kepada notaris PPAT rekanan

bank untuk dilakukan penandatanganan akte kuasa membebankan

hak tanggungan (akte SKMHT) oleh nasabah dan bank. Dan

melakukan pengikatan dengan skema murabahah.

b. Selanjutnya notaris PPAT rekanan bank tersebut akan

melaksanakan pengurusan peroyaan, pengikatan hak tanggungan

Page 85: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

70

dan mendaftarkan sesuai ketentuan perundang undangan untuk

kepentingan bank.

c. Untuk mengamankan posisi bank, maka peroyaan dan pengikatan

agunan harus dilakukan oleh notaris rekanan bank.

B. Perkembangan dari tahun 2013-2015 pembiayaan take over pada Bank

Muamalat Cabang Salatiga.

Perkembangan pembiayaan take over pada Bank Muamalat dari

tahun 2013-2015 cenderungan menurun. Untuk mengetahui data

perkembangan jumlah nasabah pembiayaan KPR take over peneliti

melakukan wawancara dengan bagian marketing, customer service dan

teller, sehingga data yang diterima cukup akurat. Nasabah yang melakukan

kegiatan pembiayaan take over pada tahun 2013-2015 ada 10 orang, yaitu

pada tahun 2013 sebanyak 5 orang, pada tahun 2014 sebanyak 3 orang, dan

pada tahun 2015 tercatat sebanyak 2 orang. Dari segi nominal transaksi,

total pembiayaan sebesar 3-4 miliar Rupiah dengan rata-rata pembiayaan

per rumah sebesar 300-400 juta Rupiah. Menurut peneliti setelah

melakukan wawancara dengan marketing pada bulan januari 2016 alasan

Bank Muamalat lebih menghindari kegiatan pembiayaan take over

dikarenakan agak sedikit rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama

untuk mengurus persyaratan-persyaratan dalam melakukan pembiayaan

KPR take over. Dari data di atas dapat dijabarkan sbb:

Page 86: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

71

a. Tabel jumlah nasabah pembiayaan KPR take over tahun 2013-2015

Tabel 4.1 Perkembangan jumlah nasabah pembiayaan KPR take over

Sumber: Data diolah

NO TAHUN JUMLAH NASABAH PERSENTASE

1 2013 5 100 %

2 2014 3 40 %

3 2015 2 20 %

Jumlah Nasabah KPR take over, saya mendapatkan melalui wawancara

dengan marketing Bank Muamalat pada bulan Januari 2016.

b. Tabel angka pembiayaan KPR take over tahun 2013-2015

Tabel 4.2 Perkembangan angka pembiayaan KPR take over

Sumber: Data diolah

NO TAHUN JUMLAH PEMBIAYAAN PERSENTASE

1 2013 2.000.000.000 100 %

2 2014 1.200.000.000 40 %

3 2015 800.000.000 20 %

Jumlah Pembiayaan KPR take over, saya mendapatkan melalui wawancara

dengan marketing Bank Muamalat pada bulan Januari 2016.

Dari gambar tabel di atas dapat penulis simpulkan bahwa

pembiayaan KPR take over pada bank muamalat cabang salatiga

mengalami penurunan sekitar 30% setiap tahunnya.

C. Kesesuaian Fatwa DSN dengan Praktik

Setelah melakukan analisis pembiayaan KPR take over pada bank

muamalat, akad yang digunakan bank muamalat dalam melakukan

transaksi pembiayaan KPR take over belum sesuai dengan ketentuan yang

Page 87: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

72

dikeluarkan oleh fatwa DSN-MUI. DSN-MUI mengeluarkan 4 alternatif

yaitu:

1. Alternatif Pertama (qardh dan murabahah)

a. LKS memberikan qardh kepada nasabah, dengan qardh tersebut

nasabah melunasi kredit (hutang). Dan dengan demikian, aset yang

dibeli dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh.

b. Nasabah menjual aset dimaksud angka 1 kepada LKS, dan dengan

hasil penjualan itu nasabah melunasi qardh-nya kepada LKS.

c. LKS menjual secara murabahah aset yang telah menjadi miliknya

tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara cicilan.

d. Fatwa DSN No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-qardh dan Fatwa

No. 4/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah berlaku pula dalam

pelaksaan pembiayaan pengalihan hutang sebagaimana dimaksud

alternatif ini.

2. Alternatif Kedua (syirkah al milk dan muarabahah)

a. LKS membeli sebagian aset nasabah, dengan seizin LKS sehingga

dengan demikian, terjadilah syirkah al-milk antara LKS dan nasabah

terhadap aset tersebut.

b. Bagian aset yang dibeli oleh LKS sebagaimana dimaksud angka 1

adalah bagian aset yang senilai dengan hutang (sisa cicilan) nasabah

kepada LKK.

Page 88: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

73

c. LKS menjual secara murabahah bagian aset yang menjadi miliknya

tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara cicilan.

d. Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah berlaku

pula dalam pelaksanaan pembiayaan pengalihan hutang

sebagaimana dimaksud dalam alternatif ini.

3. Alternatif Ketiga (ijarah dan qardh)

a. Dalam pengurusan untuk memperoleh kepemilikan penuh atas aset,

nasabah dapat melakukan akad ijarah dengan LKS, sesuai dengan

Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2002.

b. Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi kewajiban

nasabah dengan menggunakan prinsip al-qardh sesuai Fatwa DSN-

MUI No. 19/DSN-MU/IV/2001.

c. Akad ijarah ini sebagaimana yang dimaksudkan angka 1 tidak boleh

dipersyaratkan dengan (harus terpisah dari) pemberian talangan

sebagaimana dimaksud angka 2.

d. Besar imbalan jasa ijarah sebagaimana dimaksudkan angka 1 tidak

boleh didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan LKS kepada

nasabah sebagiamana dimasksud angka 2.

4. Alternatif Keempat (qardh dan ijarah muntahiyah bit-tamlik)

a. LKS memberikan qardh kepada nasabah dengan qardh tersebut

nasabah melunasi kredit (hutang)-nya dan dengan demikian aset

yang dibeli dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara

penuh.

Page 89: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

74

b. Nasabah menjual aset dimaksud angka 1 kepada LKS, dan dengan

hasil penjualan itu nasabah melunasi qardh-nya kepada LKS.

c. LKS menyewakan asetnya yang telah menjadi miliknya tersebut

kepada nasabah, dengan akad al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik

d. Fatwa DSN No. 19DSN-MUI/IV/2001 tentang al-qardh dan Fatwa

DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 tentang al-ijarah al-muntahiyah

bit-tamlik berlaku pula dalam pelaksanaan pembiayaan pengalihan

hutang sebagaimana dimaksud dalam alternatif IV.

Dengan adanya ketentuan akad yang dikeluarkan oleh fatwa DSN-

MUI selain untuk mempermudah kegiatan transaksi pembiayaan KPR take

over, fatwa tersebut juga digunakan untuk acuan perbankan syariah agar

tidak keluar dari syariat Islam.

Setelah penulis melakukan wawancara dengan marketing KPR pada

Bank Muamalat Cabang Salatiga pada tanggal 18 januari 2016, ketentuan

tersebut belum digunakan di Bank Mualamat dikarenakan akad di atas

belum sesuai dengan apa yang di lapangan. Dalam kegiatan pembiayaan

KPR take over selama ini Bank muamalat Indonesia menggunakan akad

qardh dan musyarakah muthanaqisah. Alasan Bank Muamalat

menggunakan musyarakah mutanaqisah karena barangnya belum

diperjual-belikan dan lebih kepada kerjasama antara bank dengan nasabah.

Page 90: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai barikut:

1. Akad pembiayaan KPR take over di Bank Muamalat Indonesia

menggunakan akad qardh dan musyarakah mutanaqisah. Musyarakah

mutanaqisah adalah akad bagi hasil yang merupakan penyertaan modal

secara terbatas dari satu mitra usaha kepada mitra usaha lain untuk yang

waktu tertentu. Dalam hal ini, pembiayaan dengan akad musyarakah

mutanaqisah merupakan bentuk kerjasama kemitraan ketika bank dan

nasabah bersama-sama membeli rumah atau properti. Aset tersebut

kemudian disewakan kepada nasabah digunakan sebagai penambah

kepemilikan, sehingga pada waktu tertentu (saat jatuh tempo, rumah atau

properti tersebut menjadi milik nasabah sepenuhnya. Alasan Bank

Muamalat Indonesia menggunakan akad qardh dan musyarakah

mutanaqisah karena belum ada barang yang akan diperjual-belikan oleh

bank dan nasabah, sehingga dianggap sebagai kerjasama antara bank dan

nasabah. Dengan menggunakan akad musyarakah mutanaqisah

memungkinkan pemberian jangka waktu pembiayaan yang lebih lama

daripada pembiayaan murabahah. Meskipun semua itu kembali kebijakan

bank syariah masing-masing.

75

Page 91: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

76

2. Perkembangan pembiayaan KPR take over dari tahun 2013-2015 pada

Bank Muamalat Indonesia cabang Salatiga cenderung menurun. Menurut

wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan bagian marketing, Bank

Mualamat menghindari kegiatan pembiayaan take over karena cukup

rumit dan membutuhkan waktu yang agak lama untuk mengurus

persyaratan-persyaratan dalam melakukan pembiayaan KPR take over.

3. Akad yang digunakan Bank Muamalat memang tidak sesuai dengan DSN-

MUI. Bank Muamalat memiliki alasan mengapa tidak menggunakan akad

tersebut. Salah satu alasan Bank Muamalat adalah karena belum ada

barang yang akan diperjual belikan, dan itu lebih kepada kerja sama antara

bank dan nasabah. Bank bersama-sama dengan nasabah untuk

mengalihkan hutang yang ada di bank konvensional kepada bank syariah.

Bank syariah meminjamkan uang kepada nasabah dengan akad qardh dan

setelah properti itu berubah menjadi milik bank syariah maka nasabah

membayar sewa kepada bank syariah untuk menambah kepemilikan

nasabah atas properti tersebut sehingga pada waktu tertentu properti itu

akan menjadi milik nasabah. Walaupun akad yang digunakan Bank

Muamalat tidak sesuai dengan DSN-MUI masih bisa dimaklumi hanya

sebaiknya yang paling tepat adalah mengacu pada DSN-MUI karena akad

itu yang sudah disepakati oleh para ulama. Akad yang lebih relevan

dengan kasus di atas adalah apabila Bank Muamalat menggunakan

alternatif yang ke 4 yaitu qardh dan ijarah muntahiyah bit-tamlik yang

Page 92: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

77

ditetapkan DSN-MUI dalam fatwa No. 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang

pengalihan hutang.

B. Saran

Adapun saran yang kiranya penulis sampaikan adalah sebagai

berikut :

1. Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama kali di Indonesia

harus mejadi lebih baik lagi dalam mengelolah produk pendanaan, produk

pembiayaan, dan produk jasa lainnya. Tidak hanya produk Bank Muamalat

Indonesia harus memperhatikan akad-akad yang diberikan kepada nasabah

agar sesuai dengan DSN-MUI.

2. Selama saya melakukan penelitian di Bank Muamalat Indonesia saya

melihat hanya sedikit karyawan yang bekerja di Bank Mualamat Cabang

Salatiga. Sebaiknya Bank Muamalat Indonesia khusunya cabang Salatiga

melakukan penambahan karyawan agar tidak terjadi kerancan dalam

melakukan pekerjaan. Adanya pembagian tugas yang tumpang tindih

membuat aktifitas kerja menjadi lamban dan kurang efektif

3. Melakukan pendekatan kepada nasabah secara lebih aktif lagi, agar target

penjualan produk-produk pendaaan, pembiayaan, dan jasa lainya tercapai.

Menjaga kepercayaan nasabah, dengan lebih menjelaskan detail tentang

kegiatan operasional di Bank Mualalat Indonesia yang sudah sesuai dengan

prinsip syariah.

Page 93: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

78

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Abdullah, Ru‟fah dan Sohari Sahrani, 2011, Fikih Muamalah, Cet. I; Bogor:

Ghalia Indonesia.

Al-Asqani, Abu Fadli bin Ali Hijr, 1409/1989 M, Bulughul Maram, Bab al-

Hiwalah Wa adh-Dhamman Beerut: Daarb aal-Fikr.

Antonio, Muhammad Syafii, 2009, Bank Syariah Teori ke Praktik, Jakarta: Tazkia.

Arifin Zainul, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Syariah, cet 4, Jakarta: Pustaka

Alvabet.

Ascarya, 2011, Akad dan Produk Syariah, cet 3, Jakarta: Rajawali press.

Anwar, Syamsul, 2007, Hukum Perjanjian Syariah Studi Tentang Teori Akad

dalam Fikih Muamlaat, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bank Muamalat Indonesia, 2013, Laporan Tahunan 2013, Jakarta: Bank

Muamalat Indonesia.

Bank Muamalat Indonesia, 2014, Laporan Tahunan 2014, Jakarta: Bank

Muamalat Indonesia.

Dewan Syariah Nasional-MUI, 2000, Himpuan Fatwa DSN-MUI, Cet ke-3, edisi

revisi, Ciputat: CV.Gaung Persada.

Djuwaini, Dimyauddin, 2008, Pengantar Fiqh Muamalah, Cet. 1; Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Echols, John dan Hasan Shadily, 2005, Kamus Inggris-Indonesai,cet. XXVI,

Jakarta: PT. Gramedia Pusataka Utama.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Jakarta: 15 Rabi‟ul

Akhir 1423 H/ 26 Juni 2002 M, Artikel ini di ambil pada tanggal 23

Februari 2016.

Ghazali, Abdul Rahman, Ghufron Ihsan, Sapiudin Shidiq, 2010, Fiqh Muamalat,

Edisi. I, Cet. I; Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

78

Page 94: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

79

Hardjono, 2008, Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR, Jakarta: Pustaka Grahatama.

Haroen, Nasrun, 2000, Fiqh Muamalat, cetakan 1, Jakarta: Gaya Media Pratama.

Hasbi ash-Shidiqi, Tengku Muhammad, 2001, Koleksi Hadis dan Hukum, edisi 2,

cet 3, Semarang: PT. Pustaka Riski Putra

IAI, “Akuntansi Perbankan Syariah”, PSAK 59, 2002.

Karim A. Adiwarman, 2001, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta:

Gema Insani.

, 2004, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Lexy J, Moeloeng, 2002, Metode Kualtitatif, Banding: PT.Remaja Rosyada Karya.

Muarif, Hasan, 1999, Suplemen Eksiklopedi Islam, cet. Ke-4, Jakarta: PT Ikrar

Mandiri Abadi.

Muda K, Ahmad Antonio, 2003, Kamus Lengkap Ekonomi, Jakarat: Gitamedia

Press.

Muhammad, 2005, Konstruksi Mudharabah dalam Bisnis Syari‟ah. Edisi 1. Cet. 1.

Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta

Musthofa Dayb, 2013, Al-baghaa,. al-Tadzh b f adillah Matan al- h yah wa al-

taqr b. Cet. 1. Malang: Ma‟had Sunan Ampel al-Ali Uin Maulana Malik

Ibrahim.

Musrina, 2014, Analisis Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR) Muamalat iB

Pembelian di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga,

STAIN Salatiga.

Nabhan, Faqih, 2008, Dasar-dasar Akuntansi Syariah, Yogyakarta: Lumbung

Ilmu.

Noor, Zainulbahar, 2006, Bank Muamalat Sebuah Mimpi, Harapan, dan

Keyakinan, Jakarta: Publising.

Nuhayati Sri dan Wasila, 2008, Akuntasi Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba

Empat.

Page 95: ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/990/1/TA Lia Fix.pdf · MENEGUR BUKAN KARENA BENCI, MEMUJI TANPA MENJADIKAN LUPA DIRI, MENEGUR

80

Ratriningrum, 2009, Penerapan Kredit Rumah (KPR) Syariah di Indonesia,

STAIN Salatiga.

Rochaety, Eti dan Ratih Tresnati, 2005, Kamus Istilah Ekonomi, Jakarta: PT. Bumi

Askara.

Sutarsih, Fardah, 2008, Desain Akad Pembiayaan Take Over KPR Syariah di Bank

Muamalat Indonsia, UIN Jakarta.

Yayasan Pendidikan Pengembangan Perbankan dan LKS, 1999, Jakarta:

Muamalat institut.

Referensi Internet

Alihozi, Ayo Kita Beralih ke KPR Syaria, Artikel di akses pada 25 Februari 2016

dari http://alihozi77.blogspot.com/2008/04ayo-beralih-kpr-syariah.html.

http://koleksi-skripsi.blogspot.co.id/2008/07/gambaran-umum-bank-muamalat-

indonesia.html diunduh pada tanggal 18 Juli 2016 pukul 09:15

http://www.bankmuamalat.co.id/pembiayaan-corporate/pembiayaan-hunian-

syariah-bisnis. Diunduh pada tanggal 20 Juli 2016 pukul 19:30