bab v penutup a. kesimpulan · 2018-11-07 · 83 bab v penutup a. kesimpulan perancangan motif...

13
83 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perancangan motif teratai membuat 12 desain motif pada hiasan tepi dengan berbagai komposisi penempatannya. Keseluruhan desain motif mengolah visual teratai dengan karakter penggayaan distorsi berupa motif utama melalui teknik batik lukis dan pengelantangan sebagai teknik pendukung pada proses pewarnaan. Perancangan motif teratai dapat dikolaborasikan dengan lurik karena memiliki kedekatan antara lurik dan teratai yang sudah memiliki kepercayaan pada agama Hindhu dan Budha, sehingga motif teratai bertujuan untuk hiasan tepi pada kain lurik dan memberi nilai lebih, serta mengembangkan lurik ATBM agar tidak monoton bisa mengikuti perkembangan global dan memberikan nilai kebaharuan sehingga peningkatan produksi lurik dan batik lukis dapat terdongkrak, kemudian pengrajin dapat berdaya secara ekonomi, Fungsi pada hasil produknya sebagai tekstil pakaian hiasan tepi dan mempertahankan lurik ATBM agar tidak punah. B. Saran Berdasarkan hasil perancangan dan pengembangan desain motif yang telah dilakukan maka ada tiga saran sebagai berikut: 1. Teknik batik lukis masih dapat dikembangkan lagi dengan teknik- teknik pendukung lain sehingga akan memberikan nilai tambah dan kebaruan pada produk lurik batik lukis.

Upload: lynhan

Post on 23-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  

83  

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perancangan motif teratai membuat 12 desain motif pada hiasan tepi dengan

berbagai komposisi penempatannya. Keseluruhan desain motif mengolah visual

teratai dengan karakter penggayaan distorsi berupa motif utama melalui teknik

batik lukis dan pengelantangan sebagai teknik pendukung pada proses pewarnaan.

Perancangan motif teratai dapat dikolaborasikan dengan lurik karena memiliki

kedekatan antara lurik dan teratai yang sudah memiliki kepercayaan pada agama

Hindhu dan Budha, sehingga motif teratai bertujuan untuk hiasan tepi pada kain

lurik dan memberi nilai lebih, serta mengembangkan lurik ATBM agar tidak

monoton bisa mengikuti perkembangan global dan memberikan nilai kebaharuan

sehingga peningkatan produksi lurik dan batik lukis dapat terdongkrak, kemudian

pengrajin dapat berdaya secara ekonomi, Fungsi pada hasil produknya sebagai

tekstil pakaian hiasan tepi dan mempertahankan lurik ATBM agar tidak punah.

B. Saran

Berdasarkan hasil perancangan dan pengembangan desain motif yang telah

dilakukan maka ada tiga saran sebagai berikut:

1. Teknik batik lukis masih dapat dikembangkan lagi dengan teknik-

teknik pendukung lain sehingga akan memberikan nilai tambah dan

kebaruan pada produk lurik batik lukis.

84  

  

2. Proses perancangan dan pengembangan desain motif ini masih dapat

dikembangkan untuk ke arah fashion, tidak hanya berhenti di tahap

pengembangan motif, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

3. Memberikan bantuan dan kesempatan pada masyarakat luas untuk

menekuni dan mengembangkan batik lukis.

  

 

85  

DAFTAR PUSTAKA

AstiMusman. 2011. Batik Warisan Adiluhur. Yogyakarta : Jalasutra

Djoemena, S. Nian. 2000. Lurik Garis- Garis Bertuah The Magig Stripes. Jakarta:

Djambatan.

Eberhard, Wolfram. 2006. A Dictionary of Chinise Symbols. London and Washington D. C : Bollingen Foundation.

Eko Punto HG. 2000. Ketika Tenun Mengubah Desa Troso. Semarang: Bendera.

Gunadi. 1984. Pengetahuan Dasar Tentang Kain, Tekstil dan Pakaian. Jakarta: UPN Veteran.

Hamzuri. 2000. Warisan Tradisional itu indah dan unik. Jakarta: Direktorat Permuseuman, Depdikbud.

Herry Lisbiajanto. 2013. Batik.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Mikke Susanto. 2002. Diksi Rupa.Yogyakarta: Kanisius.

Nanang Rizali. 2006.Tinjauan Desain Tekstil. Lembaga Pengembangan Pendidikan dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press) Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Rasjid Jufri. 1976. Teknoilogi Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan.

Bandung: Institut Teknologi Tekstil.

Siswanto. 1999. Riset: Relief Flora dan Fauna Tinggalan Masa Majapahit. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta.

Soedarso. 1998. Seni Lukis Batik Indonesia. Yogyakarta : Taman Budaya Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta IKIP.

Soedjono. 1987. Batik Lukis. Bandung: Remadja.

Sunaryo Aryo. 2009.Ornamen Nusantara.Semarang : Dahara Prize.

Teokio Sugeng, 1987. Ragam Hias Indonesia. Bandung: Angkasa.

Umi Yuliati. 2012. Lurik dan Perempuan Jawa. Diakronik, vol 2, no 2.

Willson. 2001. Arts and crafts of Indonesia. London : Thames and Hudson.

Yudaningrat. 2011. Lurik Tenun Tradisional Jawa. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Zimmer, HeinRich. 1945. Myths and Symbols in Indian Art and Civilization. Washington DC :Bollingen Foundation

Sumber Lain

86  

  

Herayati (penyunting). 1999/2000. Nuansa Ragam Hias pada Wadah dan Peralatan Rumah Tangga se-Jawa, Katalog Pameran Bersama Museum Negeri Provinsi se-Jawa. Jakarta: Depdikbud.

------,“Terarai” oleh Photographer Aditya.

------, “Relief Candi” oleh Photographer Afrinaldi.

------, “Produk TenunLurik” oleh Sumber Rejekitex.

------, “Produk Batik Motif Flora” oleh Batik Bimo Suci.

------, “Produk Batik Lukis” oleh Iwan (Lek Iwon).

  

  

LAMPIRAN

  

 

Alat Dan Bahan

` Canting dan Kuas Malam

Sumber: Foto Penulis Sumber: Foto Penulis

Kuas kompor Malam

Sumber: Foto Penulis Sumber: Foto Penulis

Pewarna Batik Sulfurit dan Sir Sumber: Foto Penulis Sumber: Foto Penulis

Dematogaph Sray Manual Sumber: Foto Penulis Sumber: Foto Penulis

  

 

Foto Proses Produksi

Proses 1: perendaman air jernih Proses 2 : Nyorek Sumber: Foto Penulis Sumber: Foto Penulis

Proses 3:Batik Lukis

Proses 4:Pengelantangan dengan spray manual. Sumber: Foto Penulis Sumber: Foto Penulis

Proses 5: Pewarnaan Proses 6 : Penglorotan Sumber: Foto Penulis Sumber: Foto Penulis

Proses 7: Pembilasan dengan air bersih Proses 8 : Hasil produk Sumber: Foto Penulis Sumber: Foto Penulis