bab v penutup 5.i kesimpulan

23
76 BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram merupakan dua daerah yang bertetangga dan secara administratif saling berbatasan langsung. Dalam bidang penyediaan air baku, terdapat ketimpangan antara Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram. Kota Mataram membutuhkan penambahan pasokan sumber air baku dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayahnya. Di sisi lain, sebagian besar sumber air baku yang digunakan Kota Mataram saat ini dan sumbersumber air baku potensial terdapat di wilayah Kabpaten Lombok Barat. Sumber air baku khususnya yang terdapat di wilayah Kabupaten Lombok Barat yang berdekatan dengan Kota Mataram memiliki kapasitas yang cukup besar. Kapasitas air baku tersebut diperkirakan akan dapat menambah pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Mataram. Jika potensi sumber air baku yang ada di Kabupaten Lombok Barat dapat dikelola secara baik dan tepat, maka diharapkan dapat melayani pemenuhan kebutuhan air bersih wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat sebagai bentuk konsekuensi, Kabupaten Lombok Barat akan menerima manfaat kompensasi. Kerjasama antar daerah dinilai dapat mengatasi permasalahan ketimpangan sumber air baku antara Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram. Kata kunci kolaborasi menurut Gray (1989) adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

76

BAB V

PENUTUP

5.I Kesimpulan

Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram merupakan dua daerah yang

bertetangga dan secara administratif saling berbatasan langsung. Dalam bidang

penyediaan air baku, terdapat ketimpangan antara Kabupaten Lombok Barat dan

Kota Mataram. Kota Mataram membutuhkan penambahan pasokan sumber air

baku dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayahnya. Di sisi lain,

sebagian besar sumber air baku yang digunakan Kota Mataram saat ini dan

sumber–sumber air baku potensial terdapat di wilayah Kabpaten Lombok Barat.

Sumber air baku khususnya yang terdapat di wilayah Kabupaten Lombok

Barat yang berdekatan dengan Kota Mataram memiliki kapasitas yang cukup

besar. Kapasitas air baku tersebut diperkirakan akan dapat menambah pasokan air

bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Mataram. Jika potensi

sumber air baku yang ada di Kabupaten Lombok Barat dapat dikelola secara baik

dan tepat, maka diharapkan dapat melayani pemenuhan kebutuhan air bersih

wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat sebagai bentuk konsekuensi,

Kabupaten Lombok Barat akan menerima manfaat kompensasi. Kerjasama antar

daerah dinilai dapat mengatasi permasalahan ketimpangan sumber air baku antara

Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram.

Kata kunci kolaborasi menurut Gray (1989) adalah bentuk kerjasama,

interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan

Page 2: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

77

atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima

akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan

yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan

manfaat. Memperkuat pendapat tersebut dengan menekankan bahwa kerjasama

antar daerah hanya dapat terbentuk dan berjalan apabila didasarkan pada adanya

kesadaran bahwa daerah–daerah tersebut saling membutuhkan untuk mencapai

satu tujuan. Daerah Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram dalam

penyediaan air minum, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Kolaborasi yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten

Lombok barat dan Pemerintah Kota Mataram dalam

Pengelolaan sumber air dengan tujuan mendistribusikan air

bersih bagi masyarakat yang berada di wilayah Lombok

Barat dan kota Mataram.

b. Kepentingan pembagian saham antara Pemerintah

Kabupaten Lombok Barat dan Pemerintah Kota Mataram.

Dengan pembagian saham 65 % untuk Kabupaten Lombok

Barat dan 35% untuk Pemerintah Kota Mataram, dengan

berdasarkan pasal 5 Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha

Milik Daerah yang dimaksud adalah Perusahaan Perseroan

Daerah adalah yang modalnya terbagi dalam saham yang

seluruhnya atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh

1 (satu) daerah.

Page 3: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

78

c. Compromise merupakan penyelesain masalah dalam suatu

perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Giri Menang

dengan cara mencari jalan tengah antara ke dua belah pihak

yang berkonflik.

5.2 Saran

1. Untuk mewujudkan ke arah kerjasama penuh atau formal antara

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram dalam

penyediaan air baku, maka kedua daerah perlu mempertahankan hubungan

yang telah terjalin baik selama ini, serta meningkatkan :

a. Hubungan kolaborasi melalui upaya;

- Mengadakan pertemuan berkala baik level staf maupun pimpinan

daerah terkait kerjasama penyediaan air baku

- Melaksanakan kerjasama program bersama antar kedua daerah

dalam penyediaan air baku

b. Hubungan koordinasi melalui upaya;

- Meningkatkan koordinasi perencanaan penyediaan air baku antara

kedua daerah

- Meningkatkan pemahaman dan kesadaran dalam melakukan upaya

perlindungan terhadap sumber daya air dan lingkungan di daerah

masing-masing baik secara bersama maupun sendiri

Page 4: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

79

c. Meningkatkan kerjasama penuh melalui upaya;

- Menyusun program perencanaan jangka panjang bersama terkait

penyediaan dan pengelolaan air baku

- Semua program dan kegiatan yang dilaksanakan hendaknya selalu

dilandasi sikap saling percaya dan saling menghargai antar kedua

pihak yang bekerjasama

2. Pelestarian dan kualitas air baku menjadi prioritas terakhir dalam kriteria

dan aspek kolaborasi penyediaan air baku. Kondisi ini perlu menjadi

perhatian antara Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Pemerintah

Kota Mataram.

3. Aspek peran serta masyarakat merupakan salah satu aspek prioritas dalam

kerjasama antar daerah dalam penyediaan air baku. Untuk itu disarankan

kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk :

- Melakukan sosialisasi dan pelibatan secara aktif ke dua Pemda di

wilayah sumber–sumber air baku potensial antara lain pemilik lahan,

tokoh masyarakat, tokoh adat dan kelompok masyarakat pemakai

sumber air baku terkait dengan kerjasama antar daerah Kabupaten

Lombok Barat dan Kota Mataram

- Memberikan pemerataan pelayanan, yaitu pemenuhan kebutuhan air

minum penduduk Lombok Barat dan Kota Mataram dalam lingkup

kerjasama penyediaan air baku dan hak pemenuhan kebutuhan air

Page 5: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

80

minum kepada masyarakat yang berada di wilayah sekitar lokasi

sumber–sumber air baku.

4. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Pemerintah Kota Mataram

diharapkan memperdalam dan menyempurnakan data terkait sumber–

sumber air baku di wilayahnya, sehingga menjadi informasi akurat dalam

lingkup kerjasama antar daerah dalam penyediaan air baku.

Page 6: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

81

DAFTAR PUSTAKA

Agranoff, Robert and Michael Mc Guire, Collaborative Public Decision

Management: New Strategies Local Government, Washington, Georgetown

University Press, 2003.

Affandi, Hakimul Ikhwan, 2004, Akar Konflik Sepanjang Zaman, Elaborasi

Pemikiran Ibnu Khaldun, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Asdak, Chay, 2002., Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai,

Yogyakarta, UGM Press Daft Richard L., 1993 Organizational Theory And

Design, Singapore, Acces Info.

Edward, George. C. 1980. Implementing Public Police Washington D.C:

Congresional Quarterly Inc.

Gani A. Hafied dan N Darismanto,1999., Peran Kelembagaan Petani Dalam

Memperoleh hak Guna Air, Dalam Jaminan Air Bagi Petani (Water Use

Right), Bandung, Pusat Dinamika Pembangunan Universitas Padjajaran.

HR, Mulyanto,2007, Pengembangan Sumber Daya Air Terpadu, Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Huxham, Chris and Siv Vangen, 1996., Working Together: Key Themes In The

Management Of Relationship Between Public and Non Profit

Organizations, The International Jurnal Of Public Sector Management,

Public and Voluntary Organizations Vol. 9 No. 7, P. 5-17.

Page 7: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

82

Kasim, Azhar, 1989., Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi, Jakarta, PAU-

Ilmu Sosial Universitas Indonesia.

Kickert, WJM, EH Klijn and JFM Koppenjan, 1999., Introduction: A

Management Perspective On Policy Network, in Walter JM Kickert et.al.

(eds) Managing Complex Network: Strategies for the Public Sector, London,

Sage Publication.

Prefontaine, Lise, et.al, 2000, New Models of Colaboration for Public Service

Delivery: Worldwide Trends, Working paper Pivot Research Group.

Rilley, Jhon M., 2002 Stakeholder in Rural Development: Critical Colaboration in

State-NGO Partnership, London, Sage Publication.

Sabaruddin, A, 2015. Manajemen Kolaborasi dalam Pelayanan Publik: Teori,

Konsep dan Aplikasi. 1 penyunt. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Santoso, P. 2008. Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good Governance.

Bandung: PT. Refrika Aditama.

Savas, ES, 1987, Privatization: They Key to Better Government, New Jersey,

Catham House Publisher.

Shuy Yan Tang,1992., Institutions and Colective Action: Self Governance in

iiigation, San Fransisco, ICS Pres.

Subarsono, A., 2016, Kebijakan public dan Pemerintahan Kolaboratif: Isu-isu

kontemporer. 1 penyunt. Yogyakarta: Gava Media.

Page 8: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

83

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan R&D), Bandung: ALFABETA.

Tadjudin, Djuhendi, 2000., Manajemen Kolaborasi, Penerbit Latin, Bogor

Taket, Ann and Leroy White, 2000., Partnership & Participation: Decision-

Making in the Multiagency Setting, London, Jhon Willey.

REGULASI

Undang-Undang Dasar tahun 1945 Pasal 33 Ayat (3)

Undang-Undang 23 Tahun 2003 Tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Daerah Lombok Barat No. 4 Tahun 2012

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor, 54 Tahun 2017

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 37 Tahun 2018

PENELITIAN TERDAHULU

Kunarsih. Denok, dkk. Collaborative Governance Dalam Penguatan

Kelembagaan Program Sanitasi Lingkungan Berbasiss Masyarakat (SLBM)

di Kabupaten Banyumas. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Jendral Soedirman. Sosiohumaniora Volume. 19 No. 1 Maret 2017, Hal 1-7.

Loranesa, Grandy, Wahyono Hadi. Model Kelembagaan Pemanfaatan Sumber

Daya Air Muncul di Kecamatan Bayubiru Kabupaten Semarang. Fakultas

Page 9: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

84

Tekhnik Universitas di Ponegoro. Planologi Volume 13 No. 2 April 2017,

Hal 217-228.

Harmiati. Apriyanti Henny, dkk. Implementasigood Environmental Governance

Dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengkulu, Jurnal Kajian

Ilmu Pemerintahan dan Politik daerah. Volume 3 No. 2 Oktober 2018, Hal

136-148.

Alfian. Faqih, Vitaloka Dian. Strategi Kerjasama Antar Daerah Dalam

Penanganan Sumber Daya Air (Studi Kasus Sungai Ciliwung). Jurnal

Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah. Volume 3 No. 1 April 2018,

Hal 55-70.

Sari, Permata Meyka. Collaborative Governance Dalam Pengembangan objek

Wisata Harti Park Lampung di Desa Sabuh Balau Kecamatan Tanjung

Bintang kabupaten Lampung Selatan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Lampung. Political Science, Diakses dari

http://digilib.unila.ac.id/, 17 mei 2019.

Page 10: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

LAMPIRAN

Page 11: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan
Page 12: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

2

Page 13: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

3

Page 14: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan

4

Page 15: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan
Page 16: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan
Page 17: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan
Page 18: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan
Page 19: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan
Page 20: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan
Page 21: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan
Page 22: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan
Page 23: BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan