bab v pengembangan kerangka...

18
92 Bab V Pengembangan Kerangka Model Model ini merupakan pengembangan dari kerangka model yang merupakan hasil studi sebelumnya. Kerangka tersebut disusun dan dikembangkan menjadi Model Proses Produksi Rumah Sederhana Massal Untuk Mempercepat Rekostruksi Pasca Bencana di Indonesia, melalui proses membangun rumah sederhana dengan industrialisasi bangunan pada pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana yang melibatkan masyarakat. Pengembangan model bertujuan untuk memperbaiki sistem yang sedang berjalan. Diharapkan dengan model proses membangun yang dikembangkan ini, maka produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas, produktifitas, serta efisiensi yang lebih baik. Inti dari model ini adalah merencanakan seluruh proses membangun sejak awal, dengan memprediksi hal- hal yang berpengaruh pada saat konstruksi di lapangan. V.1 Pengembangan Model Berikut ini akan dikembangkan himpunan pilihan struktur yang layak agar fungsi- fungsi yang telah dirumuskan sebelumnya dapat menjadi solusi untuk menciptakan kondisi yang diinginkan. V.1.1 Fungsi Kualitas Intervensi yang harus dilakukan adalah adanya kontrol terhadap kualitas yang terencana sejak awal, yaitu sejak tahap penyiapan input bagi proses konstruksi, disamping pada saat proses konstruksi itu sendiri. Input yang harus dikontrol antara lain kualitas SDM, material, alat yang tersedia, serta organisasi membangun yang kesemuanya harus baik atau sesuai dengan standar. Pada saat proses konstruksi, kontrol dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan teknis dari ahli, serta adanya panduan teknis (guidelines). Dengan kontrol yang dilakukan sejak awal, maka kontrol di lapangan akan dapat berkurang tingkat kepentingannya. Selain itu, hasil proses pun diharapkan kualitasnya menjadi lebih baik. Gambaran mengenai uraian di atas dapat dilihat pada skema fungsi kualitas di bawah ini.

Upload: duongkhanh

Post on 22-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

92

Bab V Pengembangan Kerangka Model

Model ini merupakan pengembangan dari kerangka model yang merupakan hasil

studi sebelumnya. Kerangka tersebut disusun dan dikembangkan menjadi Model

Proses Produksi Rumah Sederhana Massal Untuk Mempercepat Rekostruksi

Pasca Bencana di Indonesia, melalui proses membangun rumah sederhana dengan

industrialisasi bangunan pada pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana yang

melibatkan masyarakat. Pengembangan model bertujuan untuk memperbaiki

sistem yang sedang berjalan. Diharapkan dengan model proses membangun yang

dikembangkan ini, maka produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas,

produktifitas, serta efisiensi yang lebih baik. Inti dari model ini adalah

merencanakan seluruh proses membangun sejak awal, dengan memprediksi hal-

hal yang berpengaruh pada saat konstruksi di lapangan.

V.1 Pengembangan Model

Berikut ini akan dikembangkan himpunan pilihan struktur yang layak agar fungsi-

fungsi yang telah dirumuskan sebelumnya dapat menjadi solusi untuk

menciptakan kondisi yang diinginkan.

V.1.1 Fungsi Kualitas

Intervensi yang harus dilakukan adalah adanya kontrol terhadap kualitas

yang terencana sejak awal, yaitu sejak tahap penyiapan input bagi proses

konstruksi, disamping pada saat proses konstruksi itu sendiri. Input yang

harus dikontrol antara lain kualitas SDM, material, alat yang tersedia,

serta organisasi membangun yang kesemuanya harus baik atau sesuai

dengan standar. Pada saat proses konstruksi, kontrol dapat dilakukan

dengan memberikan bimbingan teknis dari ahli, serta adanya panduan

teknis (guidelines). Dengan kontrol yang dilakukan sejak awal, maka

kontrol di lapangan akan dapat berkurang tingkat kepentingannya. Selain

itu, hasil proses pun diharapkan kualitasnya menjadi lebih baik.

Gambaran mengenai uraian di atas dapat dilihat pada skema fungsi

kualitas di bawah ini.

Page 2: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

Gambar V.1 Model Planned Control (kontrol yang direncanakan) sebagai pengembangan model proses membangun rumah sederhana dengan pelibatan masyarakat, berkaitan dengan fungsi kualitas

DESAIN (PRODUK)

DESAIN (PERENCANAAN)

PROSES

PROSES KONSTRUKSI

RUMAH TERBANGUN

Per

syar

atan

Fu

ngsi

ona

l

Mat

eria

l

Tena

ga

Kerja

Alat

Cua

ca

KUALITAS

KARAKTER

KARAKTER OUTPUT YANG

DIIN GINKANINPUT

PROSES OUTPUT

KUALITAS

KETERANGAN:

Org

anis

asi

Mat

eria

l

Tena

ga

Ker

ja

Alat

Cua

ca

Org

anis

asi

Bim

bing

an

Ahl

i

Pilih

an

Des

ain

(Bas

is

Dat

a)

Pand

uan

/ G

uide

lines

Bim

bing

an

Tekn

is

KONDISI REALKONDISI YANG M ENJADI DASAR PERENCANAAN (PREDIKSI)KONDISI TAPAK

KONDISI TAPAK YANG MENJADI DASAR

KONDISI TAPAK YANG MENJADI DASAR

KO NTRO LKO NTRO L

KO NTRO L

PRO

CU

REM

EN

T

93

Page 3: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

94

Mekanisme kontrol sejak awal ini dapat dipenuhi dengan sistem

produksi industrialisasi. Dengan sistem ini, kontrol dilakukan sejak

produksi komponen di pabrik. Kontrol terpusat ini lebih mudah

dilaksanakan. Dengan kontrol yang baik di pabrik, maka pelaksanaan

pekerjaan di lapangan dapat dilakukan dengan kontrol rendah, atau

bahkan tanpa kontrol. Dengan demikian, diharapkan fungsi kualitas

dapat tercapai.

V.1.2 Fungsi Efisiensi

Untuk mencapai efisiensi, diperlukan intervensi untuk mempercepat

masa konstruksi dan meminimalkan material terbuang (waste).

Intervensi tersebut dilakukan dengan memperkenalkan metode

pembangunan rumah secara masal, melalui teknik komponenisasi.

Gambaran mengenai intervensi yang dilakukan dapat dilihat pada skema

fungsi efisiensi (gambar V.2) di bawah ini.

Perencanaan komponenisasi dimulai dari tahapan desain. Desain rumah

dengan teknik ini tentunya harus disesuaikan dengan modul bahan yang

tersedia di lokasi. Basis data mengenai material tersedia dan teknik

komponenisasi yang mungkin dilakukan dapat membantu masyarakat

dalam menentukan pilihan. Pengadaan material sesuai dengan potensi

yang tersedia (tahap procurement) akan mengurangi waktu tunggu

pengadaan bahan, dengan kata lain dapat mempercepat masa konstuksi.

Desain yang disesuaikan dengan modul bahan yang tersedia dapat

mengurangi material terbuang (waste).

Dari segi penggunaan alat (mis: cetakan komponen, bekisting beton),

dengan metode pembangunan masal, alat dapat digunakan secara

bersama-sama di satu tempat dan berkali-kali, sehingga menjadi lebih

hemat dan mengurangi material (bekisting) yang biasanya hanya

digunakan untuk satu kali pakai.

Page 4: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

D E S A IN (P R O D U K )

D E S A IN (P E R E N C A N A A N )

P R O S E S

P R O S E S K O N S T R U K S I

R U M A H T E R B A N G U N

Mod

ul K

ompo

nen

(ses

uai m

odul

ba

han)

Pem

akai

an

Ber

ulan

g

Pela

tihan

Spes

ialis

asi

Peke

rjaan

Prod

uctio

n Li

ne

Was

te <

Per

syar

atan

Fu

ngsi

onal

Mat

eria

l

Tena

ga

Kerja

Alat

Cua

ca

E F IS IE N S IE F IS IE N S I

Org

anis

asi

Mat

eria

l

Tena

ga

Kerja

Alat

Cua

ca

Org

anis

asi

Pilih

an

Des

ain

(Bas

is D

ata)

K O N D IS I R E A LK O N D IS I Y A N G M E N J A D I D A S A R P E R E N C A N A A N (P R E D IK S I)

K O N D IS I T A P A K

K O N D IS I T A P A K Y A N G M E N J A D I D A S A R

K O N D IS I T A P A K Y A N G M E N J A D I D A S A R

K o m p o n e n is a s i M a s s a l P ro d u k In d u s tr i

K A R A K T E R

K A R A K T E R O U T P U T Y A N G D IIN G IN K A N

IN P U T

P R O S E S O U T P U T

K E T E R A N G A N :

PRO

CU

RE

ME

NT

Gambar V.2 Pengembangan model proses membangun rumah sederhana dengan pelibatan masyarakat, berkaitan dengan fungsi efisiensi

95

Page 5: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

96

Metode pembangunan masal akan mempengaruhi tahapan konstruksi.

Organisasi membangun dengan alur kerja (production line) pada

pembangunan masal akan membagi pekerja sesuai dengan

kemampuannya. Selain itu, spesialisasi pekerjaan pun akan melatih

keahlian dan keterampilan pekerja, sehingga mempercepat pelaksanaan

pekerjaan konstruksi.

Dengan langkah-langkah di atas, maka masa konstruksi akan menjadi

lebih cepat dan material terbuang (waste) dapat dikurangi, untuk

mencapai efisiensi. Namun tentu saja teknik tersebut terlebih dahulu

harus dapat diinformasikan melalui petunjuk teknis maupun pelatihan.

Dengan informasi tersebut, pengetahuan masyarakat akan bertambah dan

fungsi efisiensi dapat terpenuhi.

V.1.3 Fungsi Produktifitas

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan beberapa intervensi untuk

meningkatkan keterampilan SDM, mengurangi kompleksitas pekerjaan,

mengurangi beban pengangkatan, serta mengurangi pengaruh faktor

cuaca. Intervensi tersebut dapat dilakukan melalui adaptasi proses

fabrikasi dalam sistem produksi industrialisasi. Sistem ini memiliki

pembagian pekerjaan (production line) yang jelas, sehingga setiap orang

dapat memanfaatkan kemampuannya di bidang yang mereka kuasai.

Gambaran mengenai intervensi tersebut dapat dilihat pada skema fungsi

produktifitas (gambar V.3) di bawah ini.

Pengulangan-pengulangan pekerjaan dalam produksi yang masal, akan

menciptakan spesialisasi pekerjaan, sekaligus sebagai pelatihan untuk

meningkatkan keterampilan SDM. Komponenisasi yang menjadi bagian

dari sistem produksi industrialisasi pun dengan teknologi terbaru dapat

menciptakan komponen-komponen yang ringan sehingga pekerjaan

handling tidak akan dapat dikurangi waktunya.

Page 6: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

D E S A IN (P R O D U K )

D E S A IN (P E R E N C A N A A N )

P R O S E S

P R O S E S K O N S T R U K S I

R U M A H T E R B A N G U N

Beb

an K

ompo

nen

Rin

gan

Kom

plek

sita

s Pe

kerja

an

Pela

tihan

Spes

ialis

asi

Peke

rjaan

Prod

uctio

n Li

ne

Peng

aruh

cua

ca

Pers

yara

tan

Fung

sion

al

Mat

eria

l

Tena

ga

Kerja

Alat

Cua

ca

P R O D U K T IF IT A SP R O D U K T IF IT A S

Org

anis

asi

Mat

eria

l

Tena

ga

Kerja

Alat

Cua

ca

Org

anis

asi

Pilih

an

Des

ain

(Bas

is D

ata)

K O N D IS I R E A LK O N D IS I Y A N G M E N J A D I D A S A R P E R E N C A N A A N (P R E D IK S I)

K o m p o n e n is a s i P ro d u k In d u s tr i P re -fa b r ik a s i

K O N D IS I T A P A K

K O N D IS I T A P A K Y A N G M E N J A D I D A S A R

K O N D IS I T A P A K Y A N G M E N J A D I D A S A R

K A R A K T E R

K A R A K T E R O U T P U T Y A N G D IIN G IN K A N

IN P U T

P R O S E S O U T P U T

K E T E R A N G A N :

PRO

CU

REM

ENT

Gambar V.3 Pengembangan model proses membangun rumah sederhana dengan pelibatan masyarakat, berkaitan dengan fungsi Produktifitas

97

Page 7: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

98

Dengan pekerjaan produksi komponen yang dipusatkan di workshop,

maka pekerjaan di lapangan akan berkurang kompleksitasnya. Selain itu,

proses fabrikasi untuk komponen yang dilakukan di satu tempat terpusat

(workshop) akan mengurangi pengaruh cuaca terhadap pekerjaan di

lapangan.

Intervensi-intervensi di atas diharapkan dapat mempercapat proses

pekerjaan, dan menghasilkan produk yang banyak, sehingga fungsi

produktifitas dapat tercapai.

V.2 Proses Membangun Rumah Sederhana Dengan Industrialisasi

Bangunan Pada Pelaksanaan Rekonstruksi Pasca Bencana Yang

Melibatkan Masyarakat

Dari kerangka model-model yang merupakan struktur terpilih dari fungsi untuk

menciptakan kondisi yang diinginkan di atas, disusun suatu pengembangan model

secara utuh menjadi sebuah Model Proses Produksi Rumah Sederhana Massal

Untuk Mempercepat Rekostruksi Pasca Bencana di Indonesia, melalui proses

membangun rumah sederhana dengan industrialisasi bangunan pada pelaksanaan

rekonstruksi pasca bencana yang melibatkan masyarakat.

Diharapkan dengan model proses membangun yang dikembangkan ini, maka

produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas, produktifitas, serta efisiensi yang

lebih baik. Dengan perencanaan yang baik, kualitas, produktifitas, serta efisiensi

sudah dapat diprediksikan sejak awal perencanaan.

Hal-hal yang akan mempengaruhi pelaksanaan konstruksi di lapangan sejak awal

diperhitungkan. Pada tahap pemilihan desain dan perencanaan proses yang

berlangsung secara timbal balik, prediksi-prediksi tersebut menjadi bahan

pertimbangan utama, sehingga hasil perencanaan merupakan suatu hasil

pengambilan keputusan yang matang. Selain itu, hasil perencanaan yang menjadi

panduan / guidelines pekerjaan konstruksi tersebut juga akan menjadi panduan

yang unik, berbeda untuk setiap daerah bahkan untuk setiap individu (custom

design).

Page 8: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

99

DESAIN (PRODUK)

DESAIN (PERENCANAAN)

PROSES

PROSES KONSTRUKSI

RUMAH TERBANGUN

Beb

an K

ompo

nen

Rin

gan

Kom

plek

sita

s Pe

kerja

an

Mod

ul K

ompo

nen

(ses

uai m

odul

ba

han)

Pem

akai

an

Ber

ulan

g

Pela

tihan

Spes

ialis

asi

Peke

rjaan

Prod

uctio

n Li

ne

Was

te <

Peng

aruh

cua

ca

Persyaratan Fungsional

Mat

eria

l

Tena

ga

Ker

ja

Alat

Cua

ca

KUALITAS PRODUKTIFITASEFISIENSI

KARAKTER

KARAKTER OUTPUT YANG DIINGINKAN

INPUT

PROSES

OUTPUT

EFISIENSIPRODUKTIFITAS KUALITAS

KETERANGAN:

Org

anis

asi

Mat

eria

l

Tena

ga

Ker

ja

Alat

Cua

ca

Org

anis

asi

Bim

bing

an

Ahl

i

Pili

han

Des

ain

(Bas

is D

ata)

Pand

uan

/ G

uide

lines

Bim

bing

an

Tekn

is

KONDISI REALKONDISI YANG MENJADI DASAR PERENCANAAN (PREDIKSI)

KONDISI TAPAK

KONDISI TAPAK YANG MENJADI DASAR

KONDISI TAPAK YANG MENJADI DASAR

KONTROLKONTROL

Komponenisasi Massal Produk Industri Pre-fabrikasi

KONTROL

PR

OC

UR

EM

ENT

Gambar V.4 Proses membangun rumah sederhana dengan industrialisasi bangunan pada pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana yang melibatkan masyarakat

Page 9: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

100

Inti dari model ini adalah merencanakan seluruh proses membangun sejak awal,

dengan memprediksi hal-hal yang berpengaruh pada saat konstruksi di lapangan,

yang dipengaruhi oleh kondisi tapak.

Oleh karena itu, ketepatan prediksi sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dicapai

melalui evaluasi dan pengumpulan data awal yang cepat dan juga tepat.

V.3 Prinsip Desain Proses Produksi Rumah Sederhana Massal Untuk

Mempercepat Rekonstruksi Pasca Bencana di Indonesia

Model Proses Produksi Rumah Sederhana Massal untuk Mempercepat

Rekonstruksi Pasca Bencana di atas, merupakan perbaikan atas model sistem

pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana yang melibatkan masyarakat, dengan

mengadaptasi sistem industrialisasi bangunan dalam proses membangun rumah

sederhana. Dengan mengadaptasi sistem industrialisasi bangunan, diharapkan

permasalahan dalam proses membangun rumah sederhana yang ada di masyarakat

saat ini dapat diatasi. Sehingga diharapkan pelaksanaan rekonstruksi akan

menghasilkan rumah bagi korban bencana yang berkualitas, melalui suatu proses

yang produktif dan efisien.

Dari model tersebut, dapat kita tarik beberapa prinsip desain yang harus dipenuhi

agar sistem industrialisasi dapat diterapkan pada pembangunan rumah yang

melibatkan masyarakat.

V.3.1 Sumber daya manusia

Model ini berusaha meningkatkan pelibatan dan pemberdayaan

masyarakat di setiap tahapannya, agar rasa kepemilikan masyarakat

terhadap rumah yang dibangunnya juga meningkat.

Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan adalah:

Page 10: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

101

Sumber daya manusia di daerah pasca bencana biasanya berbeda-

beda. Tingkat kerumitan dari proses yang dipilih harus

disesuaikan dengan keterampilan dan keahlian sumber daya

manusia, sehingga kualitas produk yang dipilih menjadi

maksimal.

Keterampilan SDM dapat disesuaikan dengan porsi pekerjaan

yang mereka lakukan, melalui production line yang jelas.

Dengan production line ini, maka seorang pekerja akan

melakukan pekerja yang sama secara berulang-ulang, sehingga

spesialisasi pekerjaan dengan sendirinya akan terbentuk.

Untuk pekerjaan-pekerjaan dengan teknik baru, harus diberikan

pelatihan terlebih dahulu bagi para pekerjanya.

Spesialisasi pekerjaan melalui production line ini akan menjadi

pelatihan tersendiri bagi pekerja, sehingga keterampilan dan

keahlian pekerja (SDM) akan meningkat.

V.3.2 Material

Hal yang terpenting dari sisi material adalah bagaimana agar

waste dari penggunaan material dapat dikurangi.

Pengurangan waste tersebut dapat diusahakan melalui desain

komponen yang sesuai dengan modul material

Dengan material yang terkontrol baik, serta waste yang minimal,

diharapkan dengan biaya yang tersedia kualitas produk akan

maksimal, sehingga efisiensi akan meningkat.

V.3.3 Alat (equipment)

Penggunaan material yang berulang pada pembangunan rumah

secara massal juga akan mengurangi waste, sehingga diharapkan

efisiensi juga akan meningkat.

Page 11: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

102

Pemerintah dapat pula memberi bantuan berupa alat (equipment)

yang dapat digunakan secara bersama oleh masyarakat, terutama

dalam pengerjaan penyiapan komponen di pabrik / workshop

(pre-fabrikasi) beserta distribusinya ke lapangan.

V.3.4 Desain (produk)

Harus disediakan basis data berupa tipologi bangunan rumah

sederhana yang spesifik. Basis data ini meliputi:

- Pilihan desain arsitektur,

- Pilihan desain struktur,

- Pilihan material,

- Pilihan komponenisasi

- Desain proses (panduan metode membangun baik di

workshop maupun di lapangan).

Komponenisasi itu sendiri memiliki beberapa kriteria, yaitu:

- dimensi komponen yang relatif kecil (small panel untuk

sistem bangunan 2D),

- mudah dalam pengangkatan,

- mudah dalam pengangkutan ke lapangan,

- mudah dirakit (sistem sambungan sederhana),

- sesuai modul material yang tersedia.

Basis data ini digunakan sebagai panduan yang fleksibel dalam

memilih desain yang sesuai dengan potensi dan kondisi lokal

setempat, sehingga desain memenuhi standar keamanan,

kenyamanan, dan kesehatan.

Dengan basis data ini diharapkan proses membangun akan

menghasilkan produk dengan kualitas yang optimal, sehingga

masyarakat puas dan mau menghuni rumahnya.

Page 12: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

103

Selain prinsip-prinsip yang disebutkan di atas, desain yang dipilih harus

mempertimbangkan kemampuan desain tersebut untuk mengantisipasi

pengembangan di kemudian hari (fleksibel), sebagai pemenuhan

kebutuhan untuk mengekspresikan jati diri para penghuninya.

V.3.5 Desain proses

Desain proses harus dilakukan pada tahap awal, bersamaan

dengan tahap desain (produk).

Desain proses ini harus memperhatikan semua potensi input,

meliputi sumber daya manusia (pekerja), material, serta alat

(equipment) yang menjadi potensi lokal setempat, selain juga

memperhatikan desain produknya itu sendiri.

Secara garis besar, proses akan dilakukan di 2 tempat, yaitu di

pabrik (proses penyiapan komponen) dan site (proses perakitan).

Tahapannya antara lain:

a) Proses Pre-fabrikasi (Penyiapan Material dan Komponenenisasi)

Setelah melakukan asesmen/ penilaian terhadap potensi

lokal, maka tahap berikutnya adalah mengeliminasi

material yang mungkin dimanfaatkan dalam metode

prefabrikasi komponen, berdasarkan material yang telah

diidentifikasi sebagai potensi lokal (dalam basis data).

Material-material tersebut dikumpulkan di satu tempat

(workshop), kemudian dilakukan penyiapan material untuk

komponenisasi. Proses ini akan memakan waktu T1x (a, b,

c = komponen). Tahap selanjutnya adalah penentuan tipe

komponenisasi sesuai dengan desain terpilih yang dipilih

dari basis data.

Page 13: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

104

b) Proses di site (Perakitan)

Setelah tahap komponenisasi, kemudian dilakukan proses

perakitan di lapangan. Hal yang termasuk proses perakitan

dan mempengaruhi waktu yang diperlukan adalah proses

transportation, handling, dan assembling. Oleh karena itu,

tipe komponenisasi akan dipengaruhi oleh material yang

mungkin, serta keberadaan sumber daya manusia,

transportasi, dan peralatan. Material akan menentukan

sistem bangunan dan tipe konstruksi. Sumber daya akan

menentukan ukuran komponen dilihat dari proses handling.

Alat serta transportasi juga akan berpengaruh terhadap

dimensi komponen, dilihat dari proses transportation ke

site dan assembling. Tahapan proses produksi di workshop

dan di lapangan tersebut dapat dilihat pada diagram di

bawah ini, yang juga menggambarkan perbandingan antara

metode konvensional (eksisting) dan metode non

konvensional yang diusulkan.

M A N (s u m b e r d a y a

m a n u s ia , o ra n g , te n a g a k e r ja )

M A C H IN E(p e ra la ta n , m e s in )

T id a k te r la t ihS e k ita r 3 -4 o ra n g /ru m a hM e n d a ta n g k an d a r i lu a r k o ta

B u d a y a M e m b a n g u n (g o to n g -ro y o n g )

M A T E R IA L(b a h a n -b a h a n )

M E T H O D(m e to d e ,

t r a n s p o r ta t io n , h a n d lin g ,

a s s e m b lin g )

M a te r ia l lo k a l y a n g te rs e d iaL ih a t ta b e l.

K o n v e n s io n a lP e r lu b a n tu a n p ih a k lu a r

X a b c

Y

MATERIAL

MATERIAL

KOMPONENISASI

T1x

PENYIAPANKOMPONEN

Ty

PEMBANGUNAN KONVENSIONAL

Metode non Konvensional

Metode Konvensional

T2x

PERAKITAN

1D2D

TransportHandlingAssembling

TransportHandlingAssembling

Gambar V.5 Proses produksi, perbedaan antara metode konvensional (eksisting) dan metode non-konvensional (dengan adaptasi industrialisasi produk)

Page 14: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

105

Kontrol yang tinggi terutama sangat diperlukan saat pekerjaan

penyiapan komponen di pabrik. Hal ini dikarenakan kualitas

produk, produktifitas, serta efisiensi yang baik pada proses ini

sangat bergantung pada tingkat kedisiplinan produksi dan akurasi

cetakan komponen di pabrik. Dengan pekerjaan yang sebagian

besar dilakukan di pabrik, maka kendala cuaca pun akan

berkurang pengaruhnya terhadap kualitas produk, produktifitas,

serta efisiensi pekerjaan. Contoh pekerjaan penyiapan komponen

di pabrik dapa dilihat pada simulasi cyclone di bawah ini.

transport

Normal(work task)

Besi 1 Besi 2

Mencetak Komponen 1, 2, 3

(pengecoran & pemadatan)

Mengeringkan

Combi (combination processor)

Membuka cetakan

Pengadukan

Perakitan tulangan

Queue node

Pasir

Semen

KerikilAir

Zat Aditif

Tulangan

Cetakan 1, 2, 3

Campuran Beton

Tenaga Kerja

Komponen 1, 2, 3

Gambar V.6 Contoh simulasi pembuatan komponen (T1x) Sumber: diolah dari sistem RISHA

Proses didesain agar kompleksitas pekerjaan di lapangan

berkurang, sehingga pekerja tidak terlatih (unskilled labor) pun

Page 15: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

106

dapat melakukan pekerjaan perakitan di lapangan tersebut walau

dengan kontrol yang rendah, dengan spesialisasi pekerjaan sesuai

kemampuan masing-masing. Contoh pekerjaan penyiapan

komponen di pabrik dapa dilihat pada simulasi cyclone di bawah

ini.

Pembersihan lahan

Galian pondasi

Rangka atap

Combi (combination processor)

Perakitan Sloof

Queue node

Galian pondasi

Perakitan Kolom Perakitan balok

Komponen 1

Tenaga Kerja

Komponen 2

Komponen 3 Joint

Struktur Rumah Sederhana

Gambar V.7 Contoh simulasi konstruksi di site (T2x) Sumber: diolah dari sistem RISHA

V.4 Model Sistem Perencanaan / Perancangan

Agar model proses membangun beserta prinsip-prinsip desain yang telah

dirumuskan pada uraian sebelumnya dapat diaplikasikan pada masyarakat, maka

di bawah ini ditampilkan sebuah model sistem perencanaan / perancangan rumah

sederhana. Model sistem perencanaan / perancangan ini merupakan merupakan

suatu sistem perencanaan dan perancangan (pengambilan keputusan) untuk

pengadaan rumah pasca bencana. Dengan model ini, masyarakat dapat dilibatkan

sejak tahap awal perencanaan, tentunya dengan pembimbingan dari tenaga ahli.

Model ini juga telah mengadaptasi sistem industrialisasi melalui prefabrikasi

komponen maupun metode kerja dengan production line, dan harus dilengkapi

dengan basis data.

Page 16: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

107

STARTLOKASI:________

PEMILIHAN MATERIAL

Sesuai material yang tersedia?

PEMILIHAN SISTEM

STRUKTUR

YA

Sesuai kemampuan

SDM?

YA

PEMILIHAN KOMPONENISASI

(desain) Basis Data Komponenisasi

Sesuai modul material &

ketersediaan alat?

YA

PEMBUATAN KOMPONEN & PERAKITAN

DOKUMEN PANDUAN DESAIN DAN KONSTRUKSI

Basis Data Desain Arsitektur

Basis Data Sistem Struktur

(berdasarkan material)

EVALUASI & ANALISIS CEPAT: BENCANA & KONDISI EKSISTING

SERTA TIPOLOGI RUMAH

Cek keseluruhan,

sesuai dengan SDM, material,

alat?

YA

Basis Data Metode Membangun

PELAKSANAAN PEMBUATAN KOMPONEN

& PERAKITAN DI LAPANGAN OLEH

MASYARAKAT

MULAI

PROSESBASIS DATA

INPUT/OUTPUT

Potensi Lokal

Setempat

OUTPUT

DECISION

Bantuan Teknis

(fasilitator tenaga ahli)

Pelatihan SDM /

mendatangkan pekerja

Pengadaan / Bantuan

Alat

Bantuan Pengawasan

(kontrol)

KETERANGAN:

Basis Data Tipologi RsS

Gambar V.8 Kerangka Model Sistem Perencanaan Rumah Sederhana

Page 17: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

108

Adapun uraian dari model sistem perencanaan rumah sederhana pada kondisi

pasca bencana di atas adalah sebagai berikut:

1. Dimulai dengan menentukan lokasi

2. Evaluasi dan analisis cepat mengenai bencana yang terjadi serta data awal

kondisi eksisting. Data awal kondisi eksisting meliputi potensi lokal,

sumber daya, budaya lokal, kondisi alam, dll. Dari sini bisa ditentukan

bentuk rumah seperti apa yang mungkin dibangun di tempat tersebut.

3. Pemilihan material, berdasarkan material yang tersedia ataupun material

yang mungkin didatangkan ke tempat tersebut.

4. Setelah material yang dipilih sesuai dengan material yang tersedia, maka

tahapan selanjutnya adalah pemilihan struktur yang mungkin digunakan.

Sistem sruktur yang dipilih harus ‘dikenali’ oleh masyarakat. Jika belum,

maka mungkin diperlukan pelatihan sumber daya manusia (pekerja, dalam

hal ini masyarakat), atau mendatangkan tenaga kerja khusus. Jika kedua

hal tersebut masih tidak memungkinkan, maka harus dipilih sistem

struktur lain yang lebih sesuai dengan tingkat keahlian dan keterampilan

masyarakat.

5. Selanjutnya adalah pemilihan komponenisasi. Modul komponen yang

dipilih harus sesuai dengan modul material yang dipilih sebelumnya serta

alat yang tersedia. Tahap ini mulai memasukkan produk (rumah) ke dalam

site. Untuk itu perlu ditentukan bantuan teknis dari fasilitator/ tenaga ahli

serta bantuan alat yang harus diberikan.

6. Tahap selanjutnya adalah tahap perencanaan pelaksanaan pembuatan

komponen di pabrik, dan perakitan di lapangan (metode membangun

dengan produstion line). Setelah itu dilakukan cek ulang secara

keseluruhan , apakah sesuai dengan potensi SDM, alat, dan material.

7. Sistem perencanaan ini akan menghasilkan dokumen panduan desain dan

konstruksi yang berikutnya akan diinformasikan dan menjadi panduan

bagi pemilik rumah dan masyarakat untuk membangun rumahnya.

Page 18: Bab V Pengembangan Kerangka Modeldigilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-kikizakiya-33340-6... · material tenaga kerja alat cuaca efisiensi kualitas produktifitas karakter

109

8. Sistem perencanaan ini hanya akan berjalan dengan pendampingan yang

baik bagi masyarakat, sejak tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan.

Untuk lebih jelasnya, tahapan-tahapan sistem perencanaan dapat kita lihat dalam

tabel V.1 di bawah ini.

Tabel V.1 Penjelasan Sistem Perencanaan Rumah Sederhana Pasca bencana

No Tahap Uraian Keperluan Basis Data

Pelaksana

1 Mulai Menentukan lokasi Master plan dari pemerintah, dengan kriteria aman terhadap resiko bencana susulan

Pemerintah, Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat

2 Evaluasi dan analisis cepat

Evaluasi dan analisis cepat mengenai bencana yang terjadi serta data awal kondisi eksisting. Data awal kondisi eksisting meliputi potensi lokal, sumber daya, budaya lokal, kondisi alam, dll. Untuk menentukan bentuk rumah seperti apa yang mungkin dibangun di tempat tersebut.

Basis data tipologi rumah sederhana sehat

Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat

3 Pemilihan material

Berdasarkan material yang tersedia ataupun material yang mungkin didatangkan ke tempat tersebut.

Informasi material tersedia (potensi lokal setempat, hasil eveluasi dan analisis cepat pada tahap no.2)

Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat, pemilik rumah

4 Pemilihan struktur

Sistem sruktur yang dipilih harus ‘dikenali’ oleh masyarakat. Jika belum, maka diperlukan pelatihan sumber daya manusia (pekerja, dalam hal ini masyarakat), atau dipilih sistem struktur lain yang lebih sesuai dengan tingkat keahlian dan keterampilan masyarakat, atau mungkin perlu mendatangkan pekerja dari tempat lain.

Basis data sistem struktur berdasarkan material

Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat, pemilik rumah

5 Pemilihan komponenisasi

Komponenisasi yang dipilih harus sesuai dengan modul material yang dipilih sebelumnya serta alat yang tersedia. Tahap ini mulai memasukkan produk (rumah) ke dalam site.

Basis data komponenisasi berdasarkan sistem struktur & basis data desain arsitektur berdasarkan tapak

Konsultan pendamping masyarakat, pemilik rumah, pemerintah (bantuan alat)

6 Perencanaan pembuatan komponen & perakitan

Perencanaan pelaksanaan konstruksi (metode membangun dengan production line) baik di pabrik maupun di lapangan.

Basis data Metode Membangun berdasarkan komponenisasi

Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat, pemilik rumah

7 Dokumen panduan desain dan konstruksi

Diinformasikan kepada pemilik rumah dan dan pekerja, sebagai panduan pembuatan komponen & perakitan di lapangan

Hasil dari analisis berdasarkan model yang tersedia

Konsultan pendamping masyarakat, wakil masyarakat, pemilik rumah

8 Pembuatan komponen & perakitan di lapangan

Execution Execution Konsultan pendamping masyarakat, masyarakat