bab v pendampingan pastoral mitoni · tenang melalui slametan mitoni. ia meyakini melalui slametan...

13
BAB V PENDAMPINGAN PASTORAL MITONI Mitoni tidak hanya berfungsi sebagai upacara ritual, sosial dan pelestarian budaya lokal saja. Lebih lanjut, mitoni memiliki fungsi sebagai pendekatan pendampingan bagi masyarakat Jawa. Hal ini dikarenakan makna yang terdapat pada setiap tahapan mitoni memiliki fungsi yang sejalan dengan fungsi pendampingan. Bagian ini akan menganalisis makna mitoni dan keterkaitannya dengan fungsi pendampingan. 1. Desain Pendekatan Pendampingan Mitoni. Sesuai dengan landasan filosofis dan nilai spiritual yang telah dibahas dibagian sebelumnya, bagian ini menyajikan desain pendampingan mitoni. Bagan 1: Desain Pendekatan Pendampingan Mitoni

Upload: others

Post on 26-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB V PENDAMPINGAN PASTORAL MITONI

    Mitoni tidak hanya berfungsi sebagai upacara ritual, sosial dan pelestarian budaya lokal

    saja. Lebih lanjut, mitoni memiliki fungsi sebagai pendekatan pendampingan bagi masyarakat

    Jawa. Hal ini dikarenakan makna yang terdapat pada setiap tahapan mitoni memiliki fungsi yang

    sejalan dengan fungsi pendampingan. Bagian ini akan menganalisis makna mitoni dan

    keterkaitannya dengan fungsi pendampingan.

    1. Desain Pendekatan Pendampingan Mitoni.

    Sesuai dengan landasan filosofis dan nilai spiritual yang telah dibahas dibagian

    sebelumnya, bagian ini menyajikan desain pendampingan mitoni.

    Bagan 1: Desain Pendekatan Pendampingan Mitoni

  • Sumber: Dikembangkan oleh penulis.

    Berikut penjelasan langkah pendampingan pastoral mitoni orang Jawa yang meliputi

    teknik pendekatan ritus Siraman, Busanan, Brojolan dan Kenduri.

    1). Teknik Pendekatan Siraman.

    Kegiatan pendampingan bertujuan untuk menolong orang lain yang mengalami berbagai

    krisis. Krisis yang dialami sebelumnya telah mencabik hidupnya. Orang tersebut perlu

    didamping agar mengalami kehidupan yang utuh.1Ibu hamil merasa cemas kalau anak yang

    dilahirkan mengalami ‘kemalangan’ atau sukertasehingga dilahirkan cacat. Ia merasa lebih

    1Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 9.

    DESAIN PENDEKATAN PENDAMPINGAN MITONI

    RITUAL MITONI

    Dasar Filosofis

    Selamatan

    Nilai spiritual

    Ngruwat Sukerta,

    Ngrumat bumi.

    Cecawis, Pitulungan,

    Sembada.

    Panampi.

    Wilujeng, Pitutur, Rukun,

    Teknik

    pendekatan

    Siraman

    Busanan

    Brojolan

    Kenduri

    Krisis daur hidup

    Sukerta

    Ketidaksiapan mental

    Kekuatiran

    Keterasingan

    Tujuan dan Sasaran

    Karuwat

    Kesiapan mental

    Kelegaan

    Harmoni sosial

    Dasar Teoritis

    Pitulungan

  • tenang melalui slametan mitoni. Ia meyakini melalui slametan mitoni dapat terbebas dari

    ‘kemalangan’ atau sukerta.2 Pada saat mitoni calon ibu dimandikan sebanyak tujuh kali

    menggunakan air dari tujuh sumber dicampur dengan bunga yang disebut kembang setaman.

    Ritual ini disebut siraman. Makna ritual siramanialah ibu hamil karuwat saking sukerta atau

    ‘menjadi bersih dari segala kekotoran jiwa.’3

    Tujuan siraman adalah membersihkan diri dari segala pengaruh dan pikiran buruk.

    Rahmat Tuhan datang pada diri ibu hamil dan bayi yang masih dikandungannya. Siraman

    menggunakan air kembang tujuh rupa dan duduk diatas tujuh macam alas. Ibu kandung adalah

    orang yang pertama sekali melakukan siraman dilanjutkan oleh ibu-ibu yang diharapkan

    merestui dan yang terakhir adalah ibu mertua. Setelah tujuh orang ibu selesai “menyirami”

    ditutup dengan acara mecah kendhi dilakukan oleh ibu mertua di dekat tempat siraman.4

    Ditinjau dari sisi pendekatan pendampingan, tahapan siraman berfungsi untuk

    membimbing ibu hamil agar siap secara batin untuk menghadapi persalinan. Bimbingan

    diberikan secara non verbal melalui tindakan simbolis siraman. Kesiapan batin ibu hamil akan

    berdampak baik, sehingga pikiran menjadi tenang, hati menjadi damai dan tidak merasa

    terbeban. Ibu hamil mencapai pertumbuhan spiritual yang utuh melalui siraman. Hal ini

    berdampak pada bayi yang juga akan bertumbuh dengan baik.

    Teknik pendekatan siraman merupakan fungsi bimbingan yang dilakukan secara non

    verbal. Sesungguhnya Tuhan yang menghindarkan ibu hamil dan suaminya dari segala

    kemalangan atau sukerta. Pertolongan yang didapat ibu hamil sesungguhnya bukan dari air tuk

    2 Wawancara dengan warga desa Tuntang, 21 September 2018. 3 Wawancara dengan warga desa Tuntang , 16 September 2017. 4 Hermanto Bratasiswara, 2000, 800.

  • pitu atau air tujuh sumber, tetapi dari Tuhan. Oleh sebab itu, ia tidak perlu merasa takut

    persalinannya tidak lancar.

    Lirik lagu Kidung Pasamuwan Jawi menyebutkan, “Gusti ingkang Mahatresna, mugi

    ngruwat kawula.”5Artinya,‘Tuhan Yang Maha Kasih, kiranya meruwat atau menyucikan dari

    kemalangan atau sukerta.’ Bahkan dalam lirik Kidung Pasamuwan Lami disebutkanAllah yang

    melakukanruwatan atau penyucian atas dosa manusia. Berikut kutipan liriknya:

    “Dhuh Allah kawula, Mugi Tuwan aksama. Sagung duraka kawula, Mugi Tuwan

    ruwata,badan amba kang reged, Tuwan dusi kang nemen.”6

    Artinya: ‘Ya Allah-ku, semoga Engkau mengampuni seluruh kejahatan ku. Semoga

    Engkau sucikan seluruh tubuh yang kotor, Tuhan berkenan memandikan.’

    Dengan demikian melalui teknik pendekatan siraman membimbing orang Jawa menyadari

    hanya Tuhan Yang Maha Kuasa, yang dapat melakukan ruwatan. Benda-benda yang dipakai saat

    siraman seperti air, bunga dan sesaji lainnya tidak dapat membersihkan manusia dari kekotoran

    jiwa atau sukerta. Benda-benda itu merupakan simbol agar manusia tertuju kepada Tuhan. Tujuh

    sumber air, tujuh orang yang memandikan, merupakan lambang pitulungan atau pertolongan

    Tuhan. Pertolongan Tuhan yang menyucikan ibu hamil, suamidan bayi agar dihindarkan dari

    kemalangan. Dalam pengertian demikian, makna mistis yang terdapat pada ritual siraman

    menjadi hilang. Ritual siraman sejalan dengan fungsi pendampingan yaitu membimbing. Ibu

    hamil dan keluarganyadibimbing agar tidak merasa cemas, akan tetapi senantiasa berharap dan

    percaya kepada pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa.Nilai-nilai spiritual pada tahapan siraman

    yaitu:ngruwat sukerta dan ngrumat bumi,bertujuan untuk menyucikan ibu hamil dari sukerta. Ibu

    hamil disucikan atau karuwatmelalui siraman.

    5BMGJ, Kidung Pasamuwan Jawi, ed. oleh Tim KPJ BMGJ (Yogjakarta: Kanisius, 2014), 49. 6TPK, Kidung (Yogjakarta: Taman Pustaka Kristen, 1952), 15.

  • 2. Teknik Pendekatan Busanan.

    Ibu hamil berganti pakaian sebanyak tujuh kali, mengenakan tujuh lembar kain dan tujuh

    kemben yang berbeda-beda secara bergantian. Dukun tingkeb meminta pendapat kepada tamu

    setiap kali ibu hamil mengenakan kain dan kemben. Apakah dandanannya sudah pantas atau

    belum. Para tamu menjawab:‘durung patut atau belum pantas.’Setelah ibu hamil mengenakan

    kain kemben yang ketujuh, para tamu menjawab:’wis patut, wis patut yaiku panganggo sing

    sakbenere,’ (sudah pantas, inilah pakaian yang sebenarnya).7Ritualbusananmemiliki makna ibu

    hamil belum siap secara mental dalam menghadapi persalinan yang rumit.Melalui teknik ini,

    kondisi psikologis orang tua dipersiapkan supaya betanggung jawab atau sembada. Dengan

    demikian, oleh pertolongan Tuhan, ibu hamil menjadi siap dan pantas menjadi seorang ibu.8

    Sembada artinya memiliki karakter mulia dan dapat bertanggung jawab, sebagaimana

    makna yang terdapat pada tujuh motif kain yang dipakai. Abdullah menjelaskan bahwa tujuh

    motif kain dalam tahap busanan merupakan simbol harapan anak yang dilahirkan dapat menjadi

    orang yang memiliki karakter mulia, benar, dan mewarisi semua kebaikan orang tua. Lebih

    lanjut, anak diharapkan memiliki sifat baik, mampu menjunjung tinggi citra dan martabat orang

    tua. Secara sosial, anak diharapkan dikasihi banyak orang dan menyenangkan bagi orang

    disekitarnya. Anak diharapkan dapat bekerja sama dan bersosialisasi secara baik dengan orang

    lain.Secara spiritual, anak diharapkan hidupnya selalu takut akan Tuhan Yang Mahakuasa. 9

    Masyarakat desa Tuntang, khususnya generasi muda tidak memahami makna yang ada pada

    motif jarik tersebut. Meskipun demikian, generasi tua masih memahami makna jarik yang

    digunakan walaupun secara tidak lengkap.

    7 Hermanto Bratasiswara, 2000, 801. 8 Wawancara dengan warga desa Tuntang , 15 Oktober 2018. 9Abdullah, 355.

  • Teknik pendampingan busanan bertujuan untuk menolong ibu hamil dan keluarganya

    agar memiliki kesiapan mental dalam menghadapi persalinannya. Teknik ini sejalan dengan

    salah satu fungsi pendampingan yaitu mengasuh. Fungsi mengasuh menekankan pada upaya

    menolong seseorang agar dapat mengembangkan potensi dirinya.Perkembangan yang dialami

    seseorang meliputi aspek emosional, cara berpikir, motivasi, kemauan, tingkah laku dan

    kehidupan rohani. Seseorang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi

    hingga dewasa. Pengasuhan diperlukan supaya terjadi pertumbuhan.10Ibu hamil juga diharapkan

    memiliki perkembangan yang utuh baik sisi sosial, spiritual dan kepribadian, sebagaimana

    disimbolkan dalam tujuh motif kain.

    Ibu hamil dalam menghadapi persalinan pertama merasa tidak siap secara emosi,

    pemikiran, motivasi, tingkah laku dan kehidupan rohani. Oleh sebab itu ia belum patut untuk

    menjadi seorang ibu dikarenakan mentalnya belum siap. Teknik pendekatan ganti busana

    menolong ibu hamil untuk menghadapi proses dengan kesiapan mental. Pemimpin mitoni

    menjelaskan kepada ibu hamil dan keluarganya makna simbolis motif kain yang dipakai.

    Penjelasan tersebut semakin membuat ibu hamil lebih siap secara mental.Jadi, teknik

    pendampingan busanan bertujuan mempersiapkan mental ibu hamil supaya bersiap diri menjadi

    seorang ibu yang sembada. Pada awalnya memang tidak patut, akan tetapi setelah melalui

    pendampingan dari orang lain kemudian menjadi patut. Itulah sebabnya mengapa tamu undangan

    dilibatkan dalam tahapan ini. Ibu hamil dan suaminya didampingi supaya mengalami

    keseimbangan pribadi secara total dan menemukan makna hidup. Hal ini senada dengan Engel,

    10 Aart Van Beek, 2012, 13-17.

  • bahwa tujuan pendampingan adalah diperolehnya nilai spiritual untuk mengatasi masalah

    kehidupannya dalam menemukan makna hidup.11

    Sikap bertanggungjawab merupakan hal yang positif sehingga membuat keluarga

    termotivasi untuk berjuang sehingga mengalami keadaan yang serba kecukupan. Sikap

    inimampu menyelesaikan tugas dan pekerjaannya dengan baik, dapat dipercayadan memiliki

    mental yangkuat.Seperti dijelaskan oleh Syuropati, kata sembada secara harfiah memiliki makna

    serba cukup, lengkap, dan kuat. Orang yang sembada bertindak sesuai dengan kemampuan,

    perkataan, serba cukup, sesuai dengan kenyataan dan selalu mengambil keputusan dengan tidak

    merepotkan orang lain. Bertanggung jawab dan mampu mencukupi apa yang dibutuhkan.12

    Kesiapan mental ibu hamil menyebabkan ia merasa tenteram. Menurut Ki Ageng

    Suryomentaram rasa damai dan tenteram itu bisa tercapai bila seseorang menerima segala

    sesuatu dengan rasa enak, tidak gelisah dan tidak terlalu ambisius. Segala sesuatu dipenuhi

    sesuai dengan kebutuhan bukan berdasar keinginan. Apa yang dilakukan seseorang memang

    menjadi keperluannya, bukan dicari-cari. Barang yang dibutuhkan dan dilakukan tidak lebih dan

    tidak kurang, jadi dapat pas atau cocok menurut jumlah dan kualitas yang diperlukan.

    Semestinya, yakni menurut aturan yang ditetapkan, jadi tidak melanggar aturan yang berlaku.

    Sebenarnya, segala tindakan itu dilakukan secara benar, tidak salah. Dengan demikian orang

    dapat merasakan hidup yang sebenarnya yaitu baik suka ataupun duka.13 Suka dan duka

    kehidupan yang datang silih berganti didalam mendidik anak, digambarkan dalam tujuh motif

    11 J.D. Engel, Model Logo Konseling untuk Memperbaiki Low Spiritual Self-Esteem (Yogyakarta:Kanisius,

    2014), 83-85. 12Mohammad A, 2015, 218. 13 Ki Fudyartanto, Psikologi Kepribadian Timur (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003), 122-123.

  • kain yang digunakan ibu hamil. Setiap motif memiliki makna tersendiri. Motif terakhir yang

    dipandang patut atau pantas yaitu motif sidomukti, yang berarti menjadi mulia.

    Teknik pendampingan pastoral tahap ganti busana menggunakan simbol tujuh macam

    kain dengan tujuh corak yang berbeda.Teknik ini melibatkan peran kolektif dari pemimpin

    mitoni dan undangan yang hadir. Sebagaimana dijelaskan Bratasiswara dalam tahap ini ibu hamil

    berganti pakaian sebanyak tujuh kali, mengenakan tujuh lembar kain dan tujuh kemben yang

    berbeda-beda secara bergantian.14 Pakaian yang sebenarnya menggambarkan sikap yang benar,

    yaitu sikap yang sembada. Hal ini berbeda dengan teknik pendampingan pastoral Barat yang

    bersifat individual.

    3). Teknik PendekatanBrojolan

    Teknik pendekatan brojolan berfungsi untuk menopang ibu hamil dan keluarganya yang

    sedang mengalami kekuatiran persalinannya gagal. Sebagaimana ditunjukkan dalam hasil

    wawancara, ibu hamil dan suami mengalami kekuatiran persalinannya tidak lancar. Setelah

    diadakan ritual, orang tua merasa lega.15Teknik pendekatan brojolanditujukan untuk ibu hamil.

    Ia menantikan dan berharap agar persalinannya lancar. Teknik pendampingan ini memberikan

    penopangan, sehinggaibu hamil merasa lega.

    Beban psikologisnya telah lepas dalam bahasa Jawa disebut brojol.Teknik pendekatan

    ritus brojolan bertujuan untuk menopang psikologis ibu hamil supaya lebih tenang dan lebih

    siap.Fungsi penopangan dilakukan secara non verbal, yaitu melalui tindakan simbolis. Simbol

    yag digunakan ialah cengkir gading atau kelapa muda yang digambari tokoh wayang Kamajaya

    14Hermanto Bratasiswara, Bauwarna Adat Tata Cara Jawa Buku 2 N-Z (Jakarta: Yayasan Suryasumirat,

    2000), 800. 15 Wawancara dengan warga Tuntang, 28 Februari 2018.

  • dan Kamaratih. Tokoh tersebut melambangkan kesetiaan dan cinta kasih suami istri.Tindakan

    simbol tersebut membuat ibu hamil merasa lega. Sebagaimana penjelasan ketika wawancara,

    kedua tokoh wayang tersebut melambangkan kesetiaan cinta suami istri. Simbol wayang ini

    digunakan untuk mengingatkan agar suami istri semakin saling mengasihi seperti Kamajaya dan

    Kamaratih.16

    Tahapan ritus brojolan memiliki makna panampi atau menerima. Orang Jawa terkenal

    memiliki toleransi ataupun penerimaan yang baik terhadap perbedaan. Orang tua bersedia

    menerima kehadiran anak laki-laki ataupun perempuan. Orang tua belajar menyiapkan hati

    sehingga dengan lapang untuk melepaskan segala ambisi untuk menentukan kehendaknya

    sendiri. Hal ini sesuai dengan ungkapan Jawa manah jembar kados samudra, yaitu hati yang

    lapang seluas samudera, sehingga dapat menampung berbagai macam hal. Penerimaan diri

    sangat penting dan mendapat perhatian. Seseorang yang dapat menerima diri sendiri apa adanya

    akan dapat memulai hidup baru dengan kemungkinan-kemungkinan baru. Bahkan dengan

    mengembangkan penerimaan diri dapat mencapai tujuan dan menjalani kehidupan, lebih kaya

    dan lebih berharga.17Penerimaan orang tua kepada anaknya sejak dalam kandungan berdampak

    baik, sehingga dimasa depan anak tersebut akan memiliki hidup yang bahagia.

    4). Teknik PendekatanKenduri

    Perlengkapan utama yang digunakan saat kenduri ialah tumpeng atau bucu. Tumpeng

    terbuat dari nasi yang dibentuk mengerucut ke atas. Jumlah tumpeng sebanyak tujuh buah,

    dilengkapi dengan sega gudangan, yaitu sayur-sayuran disertai dengan lauk-pauk, ikan teri dan

    sambal. Tumpeng tujuh melambangkan usia kehamilan yang sudah menginjak tujuh bulan.

    16 Wawancara dengan warga desa Tuntang , 28 Februari 2018. 17 J.D. Engel, Model Logo Konseling untuk Memperbaiki Low Spiritual Self-Esteem (Yogyakarta:Kanisius,

    2014), 58.

  • Tumpeng bentuknya mengerucut ke atas melambangkan permohonan dan harapan yang tertuju

    kepada Tuhan Sang Pencipta. Isi permohonannya ialah agar orang tua, anak dan tetangga diberi

    keselamatan. Keselamatan dalam bahasa Jawa disebut kawilujengan. Suami dan istri berharap

    agar semua proses persalinan dapat selamat.18Ritual kenduri juga memiliki makna bahwa orang

    Jawa menghargai persaudaraan atau kekerabatan.19 Kenduri sebagai wujud syukur kepada

    Tuhan, sedangkan dalam masyarakat Jawa yang beragama Kristen kenduri ini disebut dengan

    istilah bidston.20 Secara sosial, melalui kenduri mitoni kerukunan ditengah masyarakat dapat

    terbangun.21

    Teknik pendekatan kenduri sejalan dengan fungsi mendamaikan atau memperbaiki

    hubungan. Fungsi ini menekankan pada kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial. Manusia

    memiliki kebutuhan akan rasa aman dan hubungan yang baik dengan sesama baik dengan suami-

    istri, anak-anak, menantu-mertua maupun dengan orang banyak, seperti kelompok sebaya dan

    masyarakat.22 Fungsi ini membantu konseli memperbaiki kembali hubungan yang rusak antara

    dirinya dengan orang lain.23

    Kenduri mitoni merupakan upacara makan bersama yang lebih menekankan pada

    hubungan sosial masyarakat desa Tuntang. Hal ini sesuai dengan cita-cita hidup orang Jawa yaitu

    hidup rukun. Nasihat atau pitutur supaya hidup rukun disampaikan secara non verbal, yaitu

    melalui tindakan simbolis. Tindakan simbolis yang ada dalam ritual kenduri bertujuan

    membangun kehidupan sosial yang damai di tengah lingkungan masyarakat. Nasihat supaya

    rukun diwujudkan dalam tindakan simbolis menyajikan hidangan ikan teri. Menurut Achmad,

    18 Wawancara dengan warga desa Tuntang, 8 Oktober 2018. 19 Wawancara dengan warga desa Tuntang,18 Juli 2018. 20 Wawancara dengan warga desaTuntang, 13 November 2019. 21 Wawancara dengan warga desaTuntang, 13 November 2019. 22 Aart Van Beek, 2012, 13-17. 23Engel, Pastoral dan Kebutuhan Dasar Konseling., 2016, 8.

  • ikan teri yang disajikan dalam kenduri melambangkan kehidupan ideal manusia yang semestinya

    selalu rukun dan tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sama seperti prilaku ikan

    teri yang senantiasa hidup bergerombol di laut. Oleh sebab itu, ikan ini digunakan sebagai

    lambang hidup kebersamaan dan kerukunan.24

    Teknik pendekatan kenduribertujuan untuk memelihara kebersamaan masyarakat Jawa

    dan sebagai pengikat sosial emosi masyarakat. Kenduri memiliki nilai kesetaraan, disimbolkan

    ketika kenduri tidak ada jarak antara pendengar dan pembicara, keduanya dalam posisi duduk

    lesehan yang sama.Pendengar dan pembicara mendapatkan makanan yang sama. Komunitas

    Jawa itu menekankan pada kerukunan persaudaraan. Yesus Kristus juga memiliki konsep

    pengajaran semacam itu. Gereja merupakan satu keluarga besar yang hidupnya meneladani

    Kristus, sehingga hidupnya menekankan pada semangat persekutuan dan persaudaraan, bahkan

    barangsiapa ingin menjadi terkemuka, ia harus melayani. Konsep ini sebenarnya dekat sekali

    dengan ilmu Jawa.

    Pemberitaan Injil dari Barat telah membuat orang Jawa tercabut dari akar budayanya.

    Bangsa Eropa yang membuat jarak, melalui pemberitaan Injil dari Barat. Pembicara dibuatkan

    mimbar yang tinggi, sementara pendengarnya di bawah. Lalu digereja memakai sepatu, padahal

    hal ini tidak tepat kalau diterapkan di Jawa. Itulah sebabnya orang Jawa merasa asing dengan

    kekristenan dan lebihdekat ke Islam.Hal senada disampaikan Sastrokasmojo, Zending

    Gereformeerd mengabarkan Injil mengembangkan agama Kristen di kalangan masyarakat Jawa.

    Orang-orang Jawa yang masuk Kristen dibatasi dalam pergaulan, tidak diperkenankan mengikuti

    pola kehidupan masyarakat di lingkungannya. Gereja membatasi kehidupan orang Kristen

    dengan banyak larangan yang ditetapkan.Sebagai orang Kristen mereka diharuskan hidup sesuai

    24Achmad, 182.

  • dengan iman Kristen yang dipahami oleh orang Belanda. Orang-orang Jawa yang sudah

    menganut agama Kristen dibatasi dengan larangan-larangan beberapa diantaranya ialah:tidak

    boleh sunat, dilarang mengikuti kenduri atau slametan, dilarang memainkan gamelan, dilarang

    nonton wayang dandilarang membakar kemenyan.Pelanggaran terhadap larangan akan

    dikenakan sangsi, yaitu tidak diperkenankan mengikuti perjamuan kudus sebelum mengaku dosa

    di hadapan jemaat. Akibatnya orang Kristen menjadi berbeda dengan masyarakat. Ketika ada

    masyarakat yang mengadakan slametan dan mengundang kenduri, orang Kristen tidak berani

    datang apalagi ikut ngepung tumpeng(berkumpul di sekitar tumpeng).Jika ketahuan mengikuti

    kenduri maka akan dijatuhi sangsi oleh majelis gereja. Orang-orang Jawa yang telah menjadi

    Kristen, dicabut dari akar budayanya.25

    Nilai-nilai spiritual yang terdapat dalam kenduri ditransmutasikan ke dalam teknik

    pendekatan pendampingan untuk masyarakat Jawa. Nilai budaya yang mengandung unsur mistik

    tidak dipakai dan selanjutnya diberi makna baru. Orang Jawa yang menjadi Kristen tidak

    tercabut dari budayanya sendiri. Mereka tidak akan terasing di tengah pergaulan sosial

    masyarakat.Kenduri tidak memiliki makna mistik, bukan pula penyembahan berhala. Nilai yang

    adadalam kendurisejalan dengan fungsi mendamaikan atau memperbaiki hubungan, yaitu

    menekankan pada kebutuhan manusia akan rasa aman dan hubungan yang baik dengan sesama.

    Nilai-nilai tersebut dapat dipakai sebagai pendekatan pendampingan bagi masyarakat Jawa.

    Kesimpulan

    Mitoni tidak hanya berfungsi secara ritual, sosial dan pelestarian budaya saja, akan tetapi

    juga sebagai pendekatan pendampingan bagi masyarakat Jawa. Desain pendekatan

    25Padmono Sastrokasmojo, Gendhing Gerejawi Perjumpaan Kekristenan dengan Agama islam dan Budaya

    Jawa, ed. oleh Padmono Sastrokasmojo (Yogjakarta: Duta Wacana University Press, 2017), 147.

  • pendampingan terdiri dari teknik pendampingan siraman, busanan, brojolan dan kenduri. Teknik

    tersebut digunakan untuk mendampingi ibu hamil dan keluarga yang sedang mengalami krisis

    dalam kehidupannya. Krisis yang dialami ialah bagaiman mengatasi permasalahan sukerta,

    ketidaksiapan mental,kekuatiran dan keterasingan ditengah sosial masyarakat.Teknik pendekatan

    pendampingan mitoni bertujuan untuk memberikan bimbingan secara non verbal agar keluarga

    lebih siap secara mental dan secara sosial tidak terasing di tengah kehidupan masyarakat.

    Secara filosofis, teknik pendekatan pendampingan mitoni merupakan teologi kejawen

    orang Jawa untuk mencapai keselamatan bagi keturunannya. Keselamatan itu diperoleh melalui

    pertolongan Tuhan, bukan dari benda-benda, sesaji-sesaji yang digunakan ketika mitoni. Simbol-

    simbol ritual yang ada hanyalah sebatas bimbingan atau pitutur non verbal supaya manusia

    berpusat kepada pertolongan Tuhan. Teknik pendekatan pendampingan mitoni

    mentranmutasikan nilai-nilai budaya mitoni yang bersifat mistis ke dalam nilai-nilai spiritual

    pendekatan pendampingan, sehingga dapat digunakan oleh masyarakat tanpa harus tercabut dari

    akar budayanya sendiri.

    Teknik pendekatan siraman berfungsi membimbing secara non verbal melalui tindakan simbolis

    menyiramkan air dari tujuh sumber. Tuhan yang menjadi sumber pertolongan sehingga segala

    dosa manusia disucikan.Teknik pendampingan busanan bertujuan untuk mendampingi keluarga

    agar siap secara mental dalam mengasuh bayinya. Teknik pendekatan brojolan memiliki makna

    menerima atau nampi sehingga keluarga dapat mencapai penerimaan diri dan menemukan

    potensi dirinya. Teknik pendampingan kenduri berfungsi untuk mendamaikan hubungan

    keluarga dengan masyarakat, alam semesta dan harmoni dengan Tuhan.

    BAB V PENDAMPINGAN PASTORAL MITONIMitoni tidak hanya berfungsi sebagai upacara ritual, sosial dan pelestarian budaya lokal saja. Lebih lanjut, mitoni memiliki fungsi sebagai pendekatan pendampingan bagi masyarakat Jawa. Hal ini dikarenakan makna yang terdapat pada setiap tahapan miton...1. Desain Pendekatan Pendampingan Mitoni.1). Teknik Pendekatan Siraman.2. Teknik Pendekatan Busanan.3). Teknik PendekatanBrojolan4). Teknik PendekatanKenduri