bab v konsep perencanaan dan...

19
99 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Pencapaian Site Gambar 5.1. Pencapaian Site 5.2. Main Entrance, Side Entrance, dan Zoning Gambar 5.2. Main dan Side Entrance; Zoning Zona publik, merupakan zoning ruang yang kurang membutuhkan ketenangan, seperti: area parkir, plaza/ hall, lapangan/ area olahraga, foodcourt, lobby, untuk keperluan service, seperti: gudang, ME, ruang satpam, kamar mandi. Site Terletak di kawasan Alam Sutera, Serpong yang tidak jauh dari perumahan dan pusat bisnis (area komersil). Site untuk menuju sekolah dapat dicapai melalui Jalan Sutera Utama. Area Alam Sutera termasuk area di Tangerang Selatan yang berkembang dengan pesat. Kawasan Serpong akan diperuntukkan dan direncanakan menjadi kawasan pendidikan oleh Kota Tangerang Selatan. 1. Side Entrance diletakkan di sebelah timur yaitu pada Jl. Sutera Boulevard dengan arus lalu lintas sedang dan memiliki lebar jalan yang cukup besar 2. Main entrance diletakan di sebelah yang menghadap ke arah utara Jl. Sutera Utama, memiliki kepadatan lalu lintas yang sedang. Untuk mengatasi kebisingan digunakan barrier di sekitar sekolah Zona Publik di Luar Ruang Zona Privat Zona Semi Publik Zona Publik di Dalam Ruang Jl. Sutera Boulevard

Upload: vuduong

Post on 03-Mar-2019

249 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

99

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1. Pencapaian Site

Gambar 5.1. Pencapaian Site

5.2. Main Entrance, Side Entrance, dan Zoning

Gambar 5.2. Main dan Side Entrance; Zoning

Zona publik, merupakan zoning ruang yang kurang membutuhkan

ketenangan, seperti: area parkir, plaza/ hall, lapangan/ area olahraga,

foodcourt, lobby, untuk keperluan service, seperti: gudang, ME, ruang

satpam, kamar mandi.

Site Terletak di kawasan Alam

Sutera, Serpong yang tidak jauh dari

perumahan dan pusat bisnis (area

komersil). Site untuk menuju sekolah

dapat dicapai melalui Jalan Sutera

Utama. Area Alam Sutera termasuk

area di Tangerang Selatan yang

berkembang dengan pesat. Kawasan

Serpong akan diperuntukkan dan

direncanakan menjadi kawasan

pendidikan oleh Kota Tangerang

Selatan.

1. Side Entrance diletakkan di sebelah

timur yaitu pada Jl. Sutera Boulevard

dengan arus lalu lintas sedang dan

memiliki lebar jalan yang cukup

besar

2. Main entrance diletakan di sebelah

yang menghadap ke arah utara Jl.

Sutera Utama, memiliki kepadatan

lalu lintas yang sedang. Untuk

mengatasi kebisingan digunakan

barrier di sekitar sekolah

Zona Publik di Luar Ruang

Zona Privat

Zona Semi Publik

Zona Publik di Dalam Ruang

Jl. Sutera

Boulevard

Page 2: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

100

Zona semi publik, merupakan zoning ruang yang memerlukan ketenangan

sedang, seperti: ruang pengelola, ruang administrasi, ruang guru, ruang

yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi.

Zona private, merupakan zoning ruang yang memerlukan ketenangan

tinggi, seperti: perpustakaan, laboratorium/ workshop, ruang-ruang kelas.

5.2.1. Tata Masa Bangunan

Tata masa bangunan disesuaikan dengan bentuk site yang ada sehingga

lahan serta view yang ada dapat digunakan semaksimal mungkin, yang

diaplikasikan melalui bentuk-bentuk dasar geometri seperti persegi, segitiga,

lingkaran dan lain-lain. Tata masa bangunan nantinya harus,

Menghargai lansekap lingkungan.

Menyesuaikan bentuk tapak dan desain terhadap penggunaan bentuk

denah, sumbu jalan dan hirarki ruang.

Memperhatikan orientasi bangunan terhadap garis edar matahari kaitannya

dengan pemecahan terhadap iklim tropis.

Pemanfaatan daerah hijau untuk memperbaiki iklim mikro di sekitar

banguan dan menjadi pelindung dari panas di daerah pedestrian dan plaza/

lapangan.

Penggunaan bentuk dasar geometri dengan variasi

curving dan penambahan bentuk diharapkan dapat

memenuhi kriteria denah dan bentuk bangunan yang

diinginkan sesuai dengan penekanan desain arsitektur

organik, dengan bentuk ini pemanfaatan energi alam

dapat maksimal dan memberi kemudahan pengaturan

sirkulasi Gambar 5.3. Iklim Mikro

Page 3: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

101

Penggunaan bentuk dasar geometri dengan penambahan bentuk

diharapkan dapat memenuhi kriteria denah dan bentuk bangunan yang diinginkan

sesuai dengan penekanan desain arsitektur organik kontemporer, serta dengan

bentuk yang seperti ini pemanfaatan energi alam dapat maksimal, selain itu

bentuk seperti ini memberikan kemudahan pengaturan sirkulasi dalam bangunan.

5.3. Konsep Bangunan

5.3.1. Program Ruang

Program ruang pada bangunan Sekolah Dasar direncanakan sebagai

berikut (makro):

Skema 5.1. Program Ruang Secara Makro

5.3.2. Kebutuhan Ruang

Jadi, jumlah keseluruhan fasilitas ruang pada Pendidikan Sekolah Dasar di

Alam Sutera adalah sebagai berikut :

Luas Unit Pengelola Yayasan 932,4

Luas Unit SD 28.927,2

Luas Unit Pelengkap Umum

o Lapangan Olahraga 6.879,6

o Ruang Umum 283,2

o Luas Unit Pelayanan Teknis Umum 1.371,6

o Luas Parkir 4.344

Jumlah 43.738

Fasilitas Eco-Smart

banyak dilakukan di

luar ruang

Page 4: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

102

Tabel 5.1. Program Ruang Pendidikan Sekolah Dasar

No. Unit Kelompok Jenis Ruang Luas Ruang(m²)

1 Pengelola Yayasan

R. Ketua 50

R. Waka Bid. Pendidikan 39

R. Waka Bid. Administrasi 35

R. Kepala Sekolah Utama 40

R. Kadiv Perencanaan dan Anggaran 36

R. Kadiv Personalia 22

R. Kadiv Humas 22

R. Kadiv Teknis 38

R. Rapat 350

R. Arsip 50

Lavatory Pria 40

Lavatory Wanita 55

Luas + Sirkulasi 20 % 777 + 20% = 932,4

No. Unit SD

1 Kegiatan Belajar R. Kelas 3.000

2 Kegiatan Penunjang

R. Perpustakaan + Audio Visual 1.500

R. Theater 1.400

Lab. Musik 350

R. Art 360

Lab. Komputer + penjaga ruang 410

Lab. Sains 380

Lab. Bahasa Inggris + Audio Visual 400

Lab. Bahasa Asing + Audio Visual 400

Lab. Workshop + Research 600

Garden + hutan mini (taman

serangga dan fauna)+ area air 8.800

Area Iptek + exhibition 2.600

Area holtikultura 600

3 Kegiatan

Administrasi

R. Kepala Sekolah 20

R. Wakil Kepsek 20

R. Administrasi 25

R. Guru 218

R. Tamu 20

Lavatory Staff 25

Gudang 60

4 Kegiatan Pelengkap

Kantin 680

Pantry Kantin 240

Hall 670

Loker 400

Koperasi 100

R. BMOG 37

Gudang 100

R. UKS + piket dokter 98

R. Bimbingan Konseling (psikolog) 38

R. Ibadah Musholla 30

R. Ibadah Multifungsi 60

Lavatory wanita 105

Page 5: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

103

Lavatory pria 110

5 Kegiatan Layanan

Teknis

R. ME Control 80

Gudang Umum 120

Luas + Sirkulasi 20 % 24.106 + 20% = 28.927,2

6

Unit Pelengkap Umum

Fasilitas Olahraga

Lapangan Basket 650

Lapangan Bola 1.000

Area Outbond Mini & Taman

Bermain + Track Sepeda 3.330

Indoor Volleyball/ Badminton 400

R. Ganti Pria 50

R. Ganti Wanita 78

Gudang 40

Lavatory Pria 80

Lavatory Wanita 105

Luas + Sirkulasi 20 % 5.733 + 20% = 6.879,6

7

Ruang Umum

BMOG Pusat

R. Ketua 38

R. Administrasi 22

R. Tamu 20

Koperasi Umum

R. Penjualan 20

R. Staff 45

R. Fotokopi 8

Gudang 18

Ruang Ibadah Musholla 25

R. Ibadah Multifungsi 40

Luas + Sirkulasi 20 % 236 + 20% = 283,2

8 Kegiatan Layanan

Teknis Umum

Pos Jaga 625

Area Daur Ulang 8

Gudang Umum 110

Lavatory Umum 200

Pantry 200

Luas + Sirkulasi 20 % 1.143 + 20% = 1.371,6

9 Parkir

Bus Sekolah 600

Mobil 2.800

Sepeda Motor 120

Mobil Operasional Sekolah 100

Luas + Sirkulasi 100 % 3.620 + 20% = 4.344

Luas Lantai Bangunan (tanpa fasilitas OR dan parkir) 31.514,4

Luas Fasilitas Olahraga dan Parkir 11.224

Luas Keseluruhan 43.738

5.3.3. Konsep Bentuk

Konsep bentuk bangunan sekolah dasar ini memiliki kriteria bangunan sebagai

berikut:

1. Menampilkan kesan bangunan pendidikan dengan bentuk multi building

Page 6: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

104

2. Menggunakan arsitektur organik kontemporer.

3. Mengutamakan persyaratan dan kenyamanan ruang-ruang, baik di dalam

maupun di luar ruangan.

Menampilkan tujuh unsur pokok dalam arsitektur, yaitu:

1) Wujud: diterapkan melalui susunan masa yang solid dengan bukaan-

bukaan agar menimbulkan kesan ringan, mengolah masa mengikuti

pola jalan atau pola bangunan sekitar, metafora terhadap hal yang

berkaitan dengan fungsi bangunan.

Wujud yang digunakan terdiri dari wujud-wujud dasar dengan

penggabungan antara persegi dan segitiga yang dimodifikasi sedemikan rupa

hingga membentuk metafora dari wujud pohon yang permukaannya tidak

merata dan berkelok-kelok.

Gambar 5.4. Konsep Bentuk Melalui Metafora

Sumber: Data Pribadi

Knowledge = Pengetahuan Pendidikan

Tree = Pohon Arsitektur organik

“Tree of Knowledge”

‘Ilmu pengetahuan terdiri dari banyak

cabang’, seperti pohon yang memiliki banyak

cabang dahan, semakin banyak pengetahuan

yang didapat maka akan semakin baik

‘Ilmu pengetahuan tidak memiliki batas,

(batasan umur dan waktu)’, seperti pohon

yang dapat bertahan hingga ratusan tahun

U

Page 7: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

105

Gambar 5.5. Gabungan Beberapa Masa yang Membentuk Bangunan

Gambar 5.6. Ruang Luar Disesuaikan Dengan Metafora Masa yang Membentuk

Bangunan

2) Dimensi

Menyesuaikan dimensi masa bangunan dengan ruang-ruang di

dalam bangunan sesuai dengan kegiatannya. Bentuk memanjang

disesuaikan dengan metafora dari wujud pohon, ada bagian yang terdiri

dari 2 lantai, 3 lantai dan ada juga yang satu lantai. Ketinggian masa dan

ceilling yang berbeda sebagai daya tarik visual. Masa juga menggunakan

void dan solid.

Bentuk Konvensional

Bentuk Modifikasi

Leaf

Branch

Trunk

Bentuk Modifikasi

Bangunan disesuaikan dengan bentuk

Kawasan dibuat seolah-olah

menyerupai bagian dari pohon

Page 8: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

106

Gambar 5.7. Dimensi Masa

3) Tekstur: kombinasi tekstur material dengan pencampuran kesan

kontemporer dan kesan alami dengan cara menggabungkan material-

material seperti kaca, beton, besi dan baja dengan menggunakan bahan

dari alam seperti kayu, batu alam, rumput.

2 Lantai di semipublik

3 Lantai di area privat

2 Lantai di area privat

Page 9: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

107

4) Warna: warna-warna yang dapat mengekspresikan suatu daya tarik di

dalamnya dengan menggabungkan warna-warna bernuansa alam dan

warna pastel atau primer.

Gambar 5.8. Warna Pada Bangunan Sekolah

Sumber: Data Pribadi

5) Posisi: bangunan posisinya relatif memanjang dengan komposisi serta

konfigurasi masa bangunan diarahkan untuk dapat menciptakan ruang-

ruang yang dibutuhkan di dalam bangunan sekolah dasar. Kemiringan

posisi bangunan ±15º, agar mendapat cross ventilation baik dari angin

maupun cahaya meminimalisir suhu yang masuk ke dalam bangunan.

Gambar 5.9. Posisi Masa dan Orientasi

6) Orientasi: orientasi bangunan mengikuti akses kota, serta orientasi

terhadap peredaran matahari sebagai sumber pencahayaan alami.

U

Barrier sebagai penghalang cahaya matahari atau suara bising dari arah jalan

Page 10: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

108

7) Inersia Visual: bentuk bangunan yang stabil ditinjau dari proporsinya

dengan bagian bangunan sebagai pendukung landscape ditampilkan

menjadi sebuah point of interest.

Gambar 5.10. Lansekap Bangunan

5.3.4. Konsep Pendukung

Konsep pendukung bangunan sekolah dasar adalah:

a. Penampilan bangunan, penampilan bangunan sekolah dasar didasari

dengan mempertimbangkan:

Karakter bangunan yang ingin ditampilkan yaitu memberikan kesan

komersil.

Memperhatikan unsur-unsur estetika, baik eksterior maupun interior.

Mampu mencerminkan aktivitas bangunan, terutama aktivitas

pembelajaran dengan unsur lingkungan dan pembelajaran yang kreatif

dan inovatif.

b. Masa Bangunan, penempatan masa bangunan sekolah dasar dapat

merespon bentuk site. Adapun pengambilan bentuk masa dari bangunan

sekolah dasar yaitu:

Atraktif, menarik bagi siswa sekolah dasar agar siswa tertarik untuk

sekolah.

Geometris, ruang menjadi efektif dan efisien sesuai dengan kriteria

arsitektur organik.

Dinamis, tidak membosankan dan memberikan sensasi ruang pada

interior maupun eksterior dengan menggunakan eco smart design.

Page 11: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

109

Gambar 5.11. Zona Pada Masa Bangunan

Gambar 5.12. Sketsa-Sketsa Masa Bangunan

Bangunan sekolah dasar didominasi

oleh ruang terbuka hijau, dan ruang

terbuka publik

Terjadi permainan ketinggian masa

Bangunan diletakan agak jauh dari

jalan utama untuk mencegah

kebisingan

Bangunan menyatu dengan lansekap

dengan adanya green roof atau

garden roof agar menciptakan ruang

terbuka hijau lebih banyak

Penggunaan double facade sebagai

aspek interior dan penghalang sinar

matahari

Didominasi dengan penggunaan

warna-warna alam

25 m

Page 12: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

110

c. Optimalisasi energi, dengan cara mengurangi luasan dinding yang terkena

paparan sinar matahari, tanpa mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke

dalam bangunan. Terdapat aspek Eco Smart Environmental Technology pada

bangunan ini melalui,

• Solar Thermal Colectors/

Photovoltaics

• Shading

• Daylighting

• Natural Ventilation

• Mix New and Recycle Materials

• Under Floor Ventilation

• Occupancy Sensors

• Cooling Plant Run on Natural Gas

• Rooftop park

• Capturing and Recycling Rainwater

• Blackwater Sewage Recycling

• Chilled Ceilings

• Recycled Timber Louvres Used to

Cool and Shade

• Radiant Slab Heating and Cooling in

The Foyer

• Planned Hydrogen Power Plant

d. Pencapaian Bangunan

Gambar 5.13. Sirkulasi Pada Tapak

Pencapaian dari area parkir ke gedung sekolah menggunakan pencapaian

secara langsung demi keamanan siswa.

Kenyamanan dan keamanan bagi pejalan kaki.

Tidak mengganggu sirkulasi kendaraan di sekitar tapak.

Kemudahan dan kejelasan entrance bagi kendaraan dan pejalan kaki.

Akses menuju bangunan melalui ruang terbuka hijau dikarenakan posisi

bangunan berada pada jarak ±25 m dari pinggir jalan utama.

AREA PARKIR

Jalur Kendaraan

Jalur Pedestrian

Lobby sekolah IN

OUT

Page 13: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

111

d. Sirkulasi Pada Tapak

Jalur utama pejalan kaki dan kendaraan dibedakan dengan batas yang

jelas, yaitu dengan adanya pedestrian path dengan tekstur yang berbeda.

Perpotongan antara pejalan kaki dan kendaraan dibuat seminimal

mungkin.

5.3.5. Konsep Sistem Ruang

Penataan ruang didasarkan pada pertimbangan kelompok kegiatan yang

ada di dalam bangunan sekolah dasar, antara lain:

a. Kelompok Ruang

Pengelompokan ruang disesuaikan dengan aktivitas yang ada yaitu

kelompok ruang kegiatan utama (pembelajaran), kelompok ruang penunjang

dan kelompok ruang servis.

b. Sistem Hirarki Ruang

Prisinp sistem hirarki ruang didasarkan pada sifat kegiatan dan bentuk

pelayanan. Hal tersebut dibagi dalam tiga ruang, yaitu ruang publik, ruang

semi publik dan ruang privat. Ruang publik terdiri dari kelompok kegiatan

servis. Ruang semi publik merupakan kelompok kegiatan yang berhubungan

dengan kelompok pengguna tertentu, yaitu kelompok kegiatan pembelajaran

serta kegiatan penunjang. Ruang privat merupakan kelompok ruang yang

melayani kelompok pengguna yang terbatas pada kepentingan yang dengan

fungsi ruang tersebut, yaitu ruang pengelola.

5.3.6. Sirkulasi Ruang

Penataan sirkulasi ruang dibedakan dan dipisahkan sesuai dengan

kepentingannya, yaitu:

Sirkulasi siswa, tuntutan yang utama adalah mampu memberikan arah yang

jelas, sehingga memudahkan siswa mengikuti alur sirkulasi.

Sirkulasi pengelola, mengutamakan kemudahan dalam pengawasan terhadap

siswa dan pemeliharaan bangunan sekolah.

Page 14: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

112

o Pola sirkulasi yang diterapkan pada ruang adalah:

→ Pola Sirkulasi Radial

Pola ini diterapkan pada area terbuka seperti

lapangan olahraga/ taman, kantin, sehingga siswa dapat

langsung menuju ke ruang lainnya dengan arah

sirkulasi radial melalui selasar.

→ Pola Sikulasi Linear/ Melalui Ruang-Ruang

Gambar 5.15. Pola Sirkulasi Linear

Pola sirkulasi ini mempunyai karakter yaitu kesatuan dari tiap-tiap ruang

dipertahankan, konfigurasi jalan yang fleksibel dan ruang-ruang perantara

dapat dipergunakan untuk menghubungkan jalan dengan ruangnya. Pola ini

menghubungkan satu area dengan area lainnya secara linear atau segaris.

5.3.7. Konsep Struktur Bangunan

Sistem struktur bangunan yang

direncanakan diterapkan pada perancangan

bangunan sekolah dasar adalah advance

structure, yang dapat memberikan citra

arsitektur organik kontemporer.

Diantaranya adalah dengan penggunaan

bahan-bahan untuk struktur yang terbaru

dan modern seperti baja, aluminium,

fiberglass dan penggunaan material alam.

Secara umum, struktur bangunan dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu base

structure (pondasi), struktur rangka bangunan (kolom-balok), dan upper structure

(struktur atap). Ketiganya harus membentuk suatu kesatuan sistem struktur yang

tertutup, kokoh, dan kaku (rigid). Dengan ketinggian ±3 lantai dengan bentang

panjang, sistem struktur yang dipakai pada bangunan ini sebatas konstruksi

rangka beton dan baja. Bahan-bahan ini juga harus bebas dari jejak karbon dengan

Gambar 5.14. Pola Radial

Gambar 5.16. Konstruksi Beton dan Baja

Sumber: Data Pribadi

Page 15: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

113

menggunakan berbagai innovative bahan melalui campuran sehingga dapat

mengurangi kadar karbon yang dihasilkan oleh bahan itu sendiri, seperti:

Penggunaan baja dengan label green yang cara pembuatannya telah

mengalami perubahan yang signifikan dengan menggunakan ban tua dan plastik

bekas dalam menciptakan proses manufaktur baja ‘hijau’ atau pengurangan porsi

semen yang digantikan dengan material cementitious sebagai aditif dengan

kualitas yang sama, sehingga tetap diperoleh beton berkinerja tinggi, aditif

tersebut adalah abu terbang, silica fume yang diolah pada silo semen dengan

teknologi beton modern dapat memperoleh penghematan energi 21,1% atau

mengggunakan Bahan Hebel atau b-panel sebagai komponen utama dinding

bangunan berupa blok dinding yang mempunyai keunggulan dari segi kekuatan

dan efisiensi waktu pada pelaksanaan pemasangan dinding, dengan material

kapur, semen, pasir silica dan air melalui teknologi penggilingan dan pemintalan

dan pencampuran di cetak dan dipotong sesuai dengan ukuran yang efisien pada

dimensi dinding, sehingga mengurang waste factor pemakaian bahan, sehingga

dapat dikategorikan bahan hemat sampah konstruksi; bpanel adalah panel beton

pracetak-prategang, merupakan system bahan bangunan hemat energi dan ramah

lingkungan yang inovatif, karena terpadu dari panel komposit beton reinforced –

expanded polystyrene (EPS) yang memiliki karakteristik insulasi thermal dan

akustik serta ketahanan terhadap gempa, disebut komponen bangunan ramah

lingkungan karena 100% recyclable dapat didaur-ulang, jangka pemakaian lama,

tidak beracun, tidak membusuk (www.b-panel.com; Inter Governmental Panel on

Climate Change ).

5.4. Konsep Utilitas

Menggunakan sistem Eco-Smart Building pada bangunan sekolah.

5.4.1. Jaringan Penerangan

1. Penerangan alami mengunakan terang langit. Pemecahan efek sinar

matahari dilakukan dengan penanaman pohon-pohon, skylight,

penggunaan kaca non glare dengan heat reflecting untuk mengatasi panas

yang ditimbulkan.

Page 16: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

114

2. Penerangan buatan dapat dipakai pada malam hari, untuk ruang-ruang

yang penerangannya tidak dapat dipenuhi dengan penerangan alami dan

untuk ruang-ruang yang membutuhkan penerangan khusus. Sistem

penerangan menggunakan lampu hemat energi otomatis.

5.4.2. Sistem Pengkondisian Udara

Sistem pengkondisian udara terbagi dua yaitu secara mekanis, alami dan

buatan. Secara mekanis adalah dengan exhaust fan dan focal fan pada ruang-ruang

seperti dapur, tangga darurat dan ruang mesin. Sistem pengkondisian udara buatan

dengan sistem AC sentral, dengan Air Handling Unit (AHU) di setiap lantai

bangunan. Sistem pengkondisian udara yang alami berupa adanya bukaan-bukaan

atau ventilasi dalam bangunan untuk memudahkan angin masuk ke dalam

bangunan apabila cuaca memungkinkan seperti di dalam kantor, hall, ruang kelas,

foodcourt, lavatory, bagian utilitas dan akses bukaan seperti lobby atau lapangan/

area olahraga.

5.4.3. Sound System dan Audio Visual

Microphone dan speaker sebagai alat pengeras suara dalam aktivitas

pameran dan pertemuan, simultaneous interpreter untuk mendengarkan suara dari

penerjemah dalam aktivitas pertemuan, CCTV sebagai alat memantau keamanan

bangunan, dan car calling untuk memanggil sopir dan mobilnya.

5.4.4. Sistem Komunikasi

Sistem telekomunikasi yang nantinya akan digunakan pada bangunan

sekolah dasar ini antara lain:

a. Sistem Interkom

b. Internet – WiFi

c. Faksimili

d. Telepon Umum

e. Pengeras Suara

5.4.5. Jaringan Listrik

Sumber utama penyediaan listrik berasal dari PLN dan untuk cadangannya

digunakan genset yang secara otomatis akan bekerja ketika aliran listrik padam

Skema 5.2. Jaringan Listrik

Page 17: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

115

atau terputus. Selain itu, menggunakan Solar Panel dan baterai sebagai jaringan

equipment (mekanikal dan elektrikal), penerangan, dan pompa. Listrik dari PLN

diterima oleh trafo untuk menstabilkan tegangan, yang diteruskan ke Main

Distribution Panel (MDP), lalu diteruskan ke Secondary Distribution Panel

(SDP) untuk kemudian diterima oleh peralatan listrik.

5.4.6. Sistem Transportasi

Sistem transportasi menggunakan tangga dengan kemiringan maksimal 40º

dengan bordes, dapat dilalui 2-3 orang (lebar 120-160 cm), antrede anak tangga

30 cm (tidak boleh kurang dari 22,5 cm) dan optrade anak tangga antara 15-19 cm

dengan tinggi tangga >2m. Selain tangga, terdapat ramps pada bangunan sekolah

dasar ini tidak boleh melebihi 7º dan panjang ramps tidak melebihi 900 cm

dengan lebar 95 cm – 136 cm dan pegangan ketinggian antara 65-80 cm.

5.4.7. Jaringan Air Bersih dan Air Kotor

Sumber air bersih untuk bangunan sekolah dasar antara lain:

1. PDAM, digunakan untuk keperluan di Foodcourt/ canteen, shower, dapur

dan untuk wastafel/ drinkable water.

2. Air Hujan, ditampung untuk mengairi lansekap, toilet flush, dan urinal.

Sistem yang digunakan adalah down feed system. Air dari PAM ditampung

di ground reservoir, kemudian oleh pompa penekan air dialirkan menuju

rooftank, dan dengan gaya gravitasi air bersih mengalir ke tiap-tiap lantai

begitu juga dengan air hujan yang ditampung.

Kotoran dari lavatory yang berbentuk padat langsung dialirkan ke

septic tank yang berhubungan dengan sumur resapan. Pembuangan air kotor

menggunakan two pipe system, yaitu limbah padat melalui soil stack,

Skema 5.3. Air Bersih

Skema 5.4. Air Hujan

Page 18: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

116

sedangkan limbah cair melalui waste stack, yang kemudian keduanya

disalurkan ke house drain, lalu ke house sewer untuk menghindarkan bau.

Sebelum disalurkan ke saluran kota, limbah diolah agar bebas dari bahaya

polutan. Jika memungkinkan air kotor atau limbah yang masih tersisa

nantinya akan dikembalikan ke dalam tanah dengan cara penggunaan

biopori atau diolah kembali menjadi kertas, pupuk, atau aneka kerajinan

yang terbuat dari sampah. Adanya pond sebagai area resapan air hujan.

5.4.8. Sistem Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran meliputi:

1. Sistem Sprikler

2. Sistem CO²

3. Sistem House Real

4. Sistem Stand Pipe

5. Fire Hydrant

Sistem pemadam kebakaran terbagi atas:

o Sistem Deteksi, sistem ini akan mendeteksi bila terjadi kebakaran

dalam bangunan dan akan mebunyikan alarm.

o Sistem Evakuasi (penyelamatan), yaitu cara yang diambil oleh

penghuni untuk segera keluar melalui pintu-pintu darurat yang tersedia,

yaitu:

Konstruksi dan bahan bangunan yang tahan api.

Sirkulasi, lorong dan pintu darurat yang memenuhi syarat.

Tangga darurat mudah dicapai dengan jarak 25-30 m (antar tangga)

dan kedap asap dan memiliki pintu tahan api yang dapat menutup

sendiri.

5.4.9. Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah menggunakan shaft sampah, agar

pembuangan menjadi lebih efisien. Selain itu juga ditempatkan tempat sampah

pada area sirkulasi siswa. Shaft sampah nantinya dibagi menjadi 3 kategori:

Sampah yang tidak bisa di daur ulang (non organik), sampah yang bisa di daur

ulang (organik), dan sampah pecah belah. Sampah yang masih bisa digunakan

untuk daur ulang dapat digunakan kembali baik dalam pembelajaran, pembuatan

prakarya, atau menjadi bahan yang untuk perjual belikan.

Page 19: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66348/potongan/S1-2013... · yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi. Zona private, merupakan zoning

117

5.4.10. Sistem Penangkal Petir

Bangunan sekolah dasar ini nantinya akan menggunakan penangkal petir

sistem Franklin atau menggunakan metode green yang dapat menangkap petir

sebagai tenaga listrik pada bangunan sekolah itu sendiri dengan cara kerja seperti

solar cell.

5.4.11. Sistem Building Automation System

Fungsi pengontrolan pada building automation system meliputi beberapa

aspek di bawah ini:

1. Untuk fasilitas tata udara, mencakup pengontrolan pemanasan,

menghidupkan dan mematikan AC, pemasukan udara bersih, jumlah kipas

angin, temperatur ruangan, dan pengontrolan operasi pemanasan.

2. Untuk pengontrolan cahaya (jadwal on/ off), terang atau silaunya cahaya

lampu, serta pengontrolan cahaya dari jendela. Untuk fasilitas listrik,

meliputi pengontrolan daya listrik pada saat jam sibuk, daya yang reaktif,

dan faktor beban daya.

3. Sensor pada lantai yang efektif dapat menghasilkan energi listrik dengan

berjalan diatasnya seperti yang dilakukan oleh Sustainable Dance Club di

Rotterdam, Belanda.

Selain itu Sistem Building Automation System juga harus kreatif untuk

menampilkan ide-ide barunya sebagai penunjang pembelajaran di sekolah

berbasis eco smart ini.