bab v konsep perencanaan dan...

19
87 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. KONSEP MAKRO Perancangan shopping mall merupakan upaya untuk mendukung perkembangan kota Semarang sebagai kota tujuan investasi. Sementara perancangan apartemen bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Semarang akan tempat tinggal sementara dan tempat tinggal yang dekat dengan pusat kota, area perkantoran, maupun fasilitas umum lainnya. Integrasi antara kedua fungsi bangunan ini sendiri maupun integrasi antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya dapat meningkatkan nilai investasi dan kualitas hunian. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan, sesuai dengan harapan pemerintah kota Semarang. 5.2. KONSEP MESSO Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031, pemerintah kota Semarang akan mengembangkan CBD (Central Bussiness District) baru yang menghubungkan tiga titik penting di kota ini, yaitu Peterongan, Tawang, dan Siliwangi. Site yang terpilih untuk bangunan mixed-use ini terletak di dalam area CBD baru, tepatnya di kecamatan Semarang Selatan sebagai upaya untuk mengembangkan area CBD baru ini. Letak site dekat dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima dan beberapa fasilitas lainnya, seperti area perkantoran, fasilitas pendidikan, dan rumah sakit. Perancangan bangunan mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan pada kawasan CBD baru, dimana ketersediaan tanah pada kawasan ini semakin terbatas dan harganya pun semakin tinggi. 5.3. KONSEP MIKRO 5.3.1. Konsep Pencapaian Pencapaian site difokuskan melalui Jalan Jenderal Ahmad Yani yang menghubungkan site dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima. Sementara Jalan Erlangga Timur dan Jalan Atmodirono I dimanfaatkan sebagai sirkulasi servis dan karyawan.

Upload: trinhnhan

Post on 19-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 87!

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1. KONSEP MAKRO

Perancangan shopping mall merupakan upaya untuk mendukung perkembangan

kota Semarang sebagai kota tujuan investasi. Sementara perancangan apartemen

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Semarang akan tempat tinggal

sementara dan tempat tinggal yang dekat dengan pusat kota, area perkantoran,

maupun fasilitas umum lainnya. Integrasi antara kedua fungsi bangunan ini

sendiri maupun integrasi antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya dapat

meningkatkan nilai investasi dan kualitas hunian. Hal ini merupakan upaya untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan, sesuai dengan

harapan pemerintah kota Semarang.

5.2. KONSEP MESSO

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031,

pemerintah kota Semarang akan mengembangkan CBD (Central Bussiness

District) baru yang menghubungkan tiga titik penting di kota ini, yaitu

Peterongan, Tawang, dan Siliwangi. Site yang terpilih untuk bangunan mixed-use

ini terletak di dalam area CBD baru, tepatnya di kecamatan Semarang Selatan

sebagai upaya untuk mengembangkan area CBD baru ini. Letak site dekat dengan

pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima dan beberapa fasilitas lainnya, seperti

area perkantoran, fasilitas pendidikan, dan rumah sakit. Perancangan bangunan

mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan pada

kawasan CBD baru, dimana ketersediaan tanah pada kawasan ini semakin

terbatas dan harganya pun semakin tinggi.

5.3. KONSEP MIKRO

5.3.1. Konsep Pencapaian

Pencapaian site difokuskan melalui Jalan Jenderal Ahmad Yani yang

menghubungkan site dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima.

Sementara Jalan Erlangga Timur dan Jalan Atmodirono I dimanfaatkan

sebagai sirkulasi servis dan karyawan.

Page 2: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 88!

5.3.2. Konsep Perancangan Site Tabel 5.1. Konsep Perancangan Site

No Gambar Keterangan

1

Site memiliki luas 16.150 m2

dengan panjang 170 meter dan

lebar 95 meter. Area biru muda

merupakan area yang dapat

dibangun setelah dikurangi

sempadan selebar 29 meter di sisi

timur laut serta 17 meter di sisi

barat laut dan barat daya.

2

Di sekeliling site dibuat jalur

pedestrian selebar 1,5 meter dan

jalur keselamatan selebar 5 meter

yang dibatasi oleh jalur hijau

selebar 1 meter di sisi kanan dan

kirinya. Jalur ini dibuat untuk

penghijauan, akses pemadam

kebakaran, dan evakuasi.

3

Karena site terletak di sudut jalan

maka massa bangunan dipotong

miring pada salah satu ujungnya.

Hal ini dilakukan demi keamanan

jalur lalu lintas. Area yang

terpotong ini akan dimanfaatkan

sebagai ruang terbuka hijau.

4

Massa apartemen berupa dua buah

tower diletakkan di atas massa

shopping mall. Salah satu tower

diputar mengikuti kemiringan

massa shopping mall.

Sumber : Analisis Pribadi

Page 3: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 89!

5.3.3. Konfigurasi Massa

Gambar 5.1. Konfigurasi Massa

Sumber : Analisis Pribadi

Massa bangunan mixed-use menggunakan konsep multitowered

megastructures tipe 2 dimana terdapat dua menara yang berdiri di atas

sebuah podium dasar yang luas. Kedua menara mewadahi fungsi unit

hunian apartemen sementara podium dasar terdiri atas beberapa lantai

yang mewadahi fungsi shopping mall, entrance dan fasilitas apartemen,

area pengelola, servis, parkir, serta loading dock.

Massa podium disusun dari bentuk balok yang dipotong miring

pada salah satu ujungnya karena site terletak di sudut jalan. Salah satu

massa hunian apartemen diputar mengikuti kemiringan massa podium.

5.3.4. Zonasi

Gambar 5.2. Zonasi

Sumber : Analisis Pribadi

shopping mall

lobby apartemenPARKIR

area pengelola area SERVIS

unit hunian apartemenunit hunian apartemen

fasilitas apartemen

AREA PARKIRRUANG TERBUKA HIJAU

AREA SHOPPING MALLlobby

AREASERVIS

AREAPENGELOLA

AREA HUNIAN

fasilitas apartemen

Page 4: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 90!

Zonasi pada bangunan ini dibagi menjadi empat. Zona publik

terdiri atas shopping mall dan lobby apartemen. Zona semi publik terdiri

atas area pengelola dan fasilitas apartemen. Zona privat terdiri atas unit

hunian. Zona servis terdiri atas parkir, utilitas, gudang, laundry, dan

loading dock. Bangunan terdiri atas 15 lantai (ground floor + lantai 1-14),

1 semi basement, dan 2 basement.

Gambar 5.3. Potongan Skematik

Sumber : Analisis Pribadi

5.3.5. Tata Ruang Luar

a. Parkir Luar

Parkir luar hanya terdapat pada sisi timur laut site dan dibagi

menjadi dua. Sebagian digunakan untuk taksi dan sebagian lainnya

digunakan untuk pengunjung. Untuk memberikan ruang bagi parkir

luar, maka jalur keselamatan pada sisi timur laut digeser ke dalam

sejauh 8,48 meter.

Gambar 5.4. Area Parkir Luar

Sumber : Analisis Pribadi

LOADING DOCK SHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALL

SHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALL

FASILITAS APARTEMEN

lobby + FASILITASAPARTEMEN

PARKIRPARKIR

PARKIRPARKIRPARKIR

FASILITAS APARTEMENSERVIS

PENGELOLA

HUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIAN

HUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIAN

area parkir taksi

area parkir pengunjung

Page 5: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 91!

b. Ruang Terbuka Hijau

Menurut Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan

Ruang Terbuka Hijau Pasal 165, Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada

site adalah 20%. Maka luas area hijau yang diperlukan adalah :

20% x 16.150 m2 = 3.230 m2

Penataan ruang terbuka hijau dibagi menjadi dua, yaitu pada site di

sekitar bangunan dan pada lantai 4 dimana terdapat fasilitas-fasilitas

apartemen.

5.3.6. Tata Ruang Dalam Tabel 5.2. Tata Ruang Dalam

No Gambar Keterangan

1

Basement 2 − Parkir

pengunjung shopping mall

− Parkir staf dan karyawan

− Area servis 2

Basement 1 − Parkir

pengunjung shopping mall

− Parkir penghuni apartemen

− Area servis 3

Semi basement − Parkir

penghuni apartemen

− Anchor tenant (supermarket)

− ATM − Mushola − Loading dock

area parkir pengunjung shopping mall

AREA PARKIR STAF DAN KARYAWAN

AREA SERVIS

area parkir pengunjung shopping mall

AREA PARKIR PENGHUNI APARTEMEN

AREA SERVIS

ANCHOR TENANT

RETAIL

LOADING DOCK

ATRIUM

KORIDOR

area parkir penghuni apartemen

Page 6: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 92!

4

Ground floor − Lobby

apartemen (tinggi plafon setinggi 2 lantai)

− Fasilitas apartemen

− Entrance shopping mall

− Atrium − Anchor tenant − Mini anchor − Retail

(termasuk kafe)

5

Lantai 1 − Anchor tenant − Mini anchor − Retail − Fasilitas

apartemen

6

Lantai 2 − Anchor tenant − Mini anchor − Retail − Area pengelola

7

Lantai 3 − Foodcourt − Restoran − Bioskop − Area servis

ANCHOR TENANT

MINI ANCHOR

RETAIL

lobby dan fasilitas apartemen

AREA SERVIS

ATRIUM

KORIDOR

ANCHOR TENANT

MINI ANCHOR

RETAIL

FASILITAS APARTEMEN

KORIDOR

ANCHOR TENANT

MINI ANCHOR

RETAIL

AREA PENGELOLA

KORIDOR

FOODCOURT

BIOSKOP

RETAIL

AREA SERVIS

KORIDOR

Page 7: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 93!

8

Lantai 4 − Restoran − Coffee shop − Salon dan spa − Fitness center − Lobby 2 − Drug store − Area hijau dan

playground Mezanin − Kolam renang

9

Lantai 5-7 − Hunian tipe 1

kamar tidur − Hunian tipe 2

kamar tidur − Area servis

11

Lantai 8-14 − Hunian tipe 2

kamar tidur − Hunian tipe 3

kamar tidur − Area servis

12

Lantai 15 − Hunian tipe

penthouse − Area servis

Sumber : Analisis Pribadi

5.3.7. Sirkulasi di Luar Bangunan

Gambar 5.5. Potongan Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan

Sumber : Analisis Pribadi

KOLAM RENANG

RESTORAN DAN coffee shop

SALON dan spa

fitness center

FASILITAS LAIN

LOBBY

AREA SERVIS

ruang terbuka hijau

hunian TIPE 1 KAMAR TIDUR

HUNIAN TIPE 2 KAMAR TIDUR

area servis dan sirkulasi vertikal

hunian TIPE 3 KAMAR TIDUR

HUNIAN TIPE 2 KAMAR TIDUR

area servis dan sirkulasi vertikal

hunian tipe penthouse

area servis dan sirkulasi vertikal

A B C D E F G H I J K

Page 8: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 94!

Keterangan :

A : Jalur hijau

B : Jalur pedestrian

C : Jalur hijau

D : Area parkir

E : Jalur sirkulasi

kendaraan

F : Drop off

G : Bangunan

H : Jalur sirkulasi

kendaraan

I : Jalur hijau

J : Jalur pedestrian

K : Jalur hijau

Gambar 5.6. Denah Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan

Sumber : Analisis Pribadi

Garis hitam menunjukkan sirkulasi kendaraan umum tanpa

melalui drop off. Garis merah menunjukkan sirkulasi kendaraan umum

melalui drop off. Garis biru menunjukkan sirkulasi kendaraan servis.

Sementara garis hijau menunjukkan sirkulasi manusia.

Site terletak dekat dengan lampu lalu lintas, maka jalur masuk

dan keluar kendaraan harus dibuat jauh dari lampu lalu lintas untuk

menghindari kemacetan. Sirkulasi kendaraan servis dan karyawan hampir

sama dengan sirkulasi kendaraan umum, tetapi akses masuk dan

keluarnya terdapat pada bagian belakang site, yaitu dari Jalan Atmodirono

I.

Page 9: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 95!

5.3.8. Sirkulasi di Dalam Bangunan

Garis biru menunjukkan jalur sirkulasi

kendaraan penghuni.

Garis orange menunjukkan jalur

sirkulasi kendaraan pengunjung.

Gambar 5.7. Jalur Sirkulasi Kendaraan Penghuni

dan Pengunjung.

Sumber : Analisis Pribadi

Garis merah menunjukkan jalur sirkulasi

kendaraan servis (loading dock).

Garis hijau menujukkan jalur sirkulasi

kendaraan karyawan.

Gambar 5.8. Jalur Sirkulasi Kendaraan Servis

dan Karyawan.

Sumber : Analisis Pribadi

5.3.9. Konsep Integrasi Ruang

a. Integrasi antara Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Site dengan

Lingkungan Sekitar

Integrasi antara ruang dalam dengan

lingkungan sekitar merupakan integrasi yang

saling mengunci. Bagian yang terintegrasi

merupakan ruang luar yang dikembangkan

menjadi ruang terbuka publik dan menjadi

penghubung antara site dengan lingkungan

sekitar. Ruang terbuka publik bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Semarang yang senang berkumpul.

Gambar 5.9. Integrasi

antara Ruang Dalam dan

Ruang Luar pada Site

dengan Lingkungan

Sekitar

Sumber : Analisis Pribadi

RUANG DALAM

RUANG LUAR

LINGKUNGAN SEKITAR

Page 10: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 96!

Gambar 5.10. Contoh Ruang Terbuka Publik

Sumber : http://indobeta.com/pengertian-dan-manfaat-ruang-terbuka-hijau-

kota/10146/ dan http://buildingindonesia.biz/2011/03/02/indonesia-sudah-mendesak-

menata-kota-secara-komprehensif/

b. Integrasi antar Ruang dalam Shopping Mall

Seperti yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya, terdapat empat

zona dalam shopping mall dimana

setiap zona menginterpretasikan

elemen-elemen kota Semarang.

Keempat zona dihubungkan oleh

sebuah ruang bersama yang

fungsinya dikembangkan menjadi

atrium. Keempat zona tersebut

adalah :

i. Kota Metropolitan (Kawasan CBD)

Kawasan CBD merupakan area terpenting dan menjadi jantung

bagi kota metropolitan ini. Dalam shopping mall ini area kota

metropolitan mewadahi kelompok retail utama, yaitu retail

kelompok fashion pada ground floor dan lantai 1.

Gambar 5.11. Integrasi antar

Ruang dalam Shopping Mall

Sumber : Analisis Pribadi

zona cbd

zona pelabuhandan pantai

atriumzonapecinan

zonakota lama

Page 11: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 97!

ii. Kawasan Kota Lama

Gambar 5.12. Kawasan Kota Lama Semarang

Sumber : http://wisatalternatif.blogspot.com/ dan

http://seputarsemarang.com/

Kawasan kota lama merupakan tujuan wisata dan kawasan

heritage di kota Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan

kota lama mewadahi tenant dengan kategori lifestyle, home

appliance, dan entertainment pada lantai 2.

Gambar 5.13. Contoh Penerapan Konsep Kota Lama pada Shopping Mall

Sumber : http://upload.wikimedia.org/ dan http://radjaketjil.blogspot.com/

iii. Kawasan Pecinan

Gambar 5.14. Kawasan Pecinan Semarang

Sumber : http://img607.imageshack.us/img607/3861/semawis.jpg dan

http://kuliner.panduanwisata.com/files/2012/10/pasar.jpg

Page 12: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 98!

Kawasan Pecinan merupakan salah satu destinasi wisata kuliner

di Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan Pecinan

mewadahi retail dengan kategori food dan restaurant di lantai 3.

Gambar 5.15. Contoh Penerapan Konsep Pecinan pada Shopping Mall

Sumber : http://www.labelscar.com/ dan http://www.bakerymagazine.com/

iv. Kawasan Pelabuhan dan Pantai

Gambar 5.16. Kawasan Pelabuhan (kiri) dan Pantai (kanan) Semarang

Sumber : http://seputarsemarang.com

Kawasan pelabuhan merupakan pintu perdagangan bagi kota

Semarang. Sementara kawasan pantai menjadi salah satu

destinasi wisata di kota ini. Dalam shopping mall ini kawasan

pelabuhan dan pantai menjadi konsep untuk area terbuka hijau.

Gambar 5.17. Contoh Penerapan Konsep Pelabuhan dan Pantai pada

Shopping Mall

Sumber : http://farm8.staticflickr.com/ dan

http://rickdortmund.wordpress.com/

Page 13: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 99!

Tabel 5.3. Penerapan Ciri Khas Masing-masing Kawasan pada Shopping Mall No Kawasan Ciri Khas Penerapan

1 CBD (Central

Bussiness

District)

− Arsitektur modern

− Penggunaan

elemen kaca pada

fasad

Retail dengan konsep

modern serta

penggunaan material

kaca pada fasad retail

dan area display

produk.

2 Kota Lama − Pintu dan jendela

besar dengan

kesan megah

− Detil elemen

bergaya art deco

− Penggunaan

mozaik dari kaca

berwarna

Detil berbentuk

lengkung dan

penggunaan warna

putih pada fasad

retail (jendela dan

pintu), kolom,

railing, dan elemen-

elemen mall lainnya

sebagai ciri khas

arsitektur art deco.

3 Pecinan − Rumah dua lantai

− Teras di depan

− Pintu dan jendela

besar

− Ukiran kayu

Detil menyerupai

ukiran kayu dan

penggunaan warna

merah pada fasad

retail serta elemen-

elemen mall seperti

signage, railing, dan

lain-lain.

4 Pelabuhan dan

Pantai

− Elemen air

− Ruang terbuka

publik

Penggunaan elemen

air pada ruang

terbuka hijau.

Sumber : Analisis Pribadi

Page 14: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 100!

5.3.10. Konsep Integrasi Fungsi

a. Integrasi Fungsi Apartemen dan Shopping Mall

Integrasi antara apartemen dan shopping mall

menggunakan konsep integrasi antara dua

fungsi yang saling mengunci. Bagian yang

terintegrasi dapat digunakan bersama oleh

kedua fungsi dan dimanfaatkan sebagai

sirkulasi vertikal. Area ini dapat diakses dari

apartemen maupun shopping mall.

Integrasi antara apartemen dan shopping mall terletak pada ground

floor. Selain itu lift pada apartemen tower 2 dibuat menerus sampai ke

lantai teratas area shopping mall sehingga penghuni apartemen dapat

mengakses shopping mall secara langsung.

b. Integrasi Fungsi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana

Transportasi Umum

Gambar 5.19. Integrasi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum

Sumber : Analisis Pribadi

Integrasi antara bangunan mixed-use dengan sarana transportasi umum

merupakan integrasi dua fungsi yang dihubungkan oleh ruang bersama.

Ruang bersama ini berbentuk linier serta merupakan ruang perantara

JALUR PEDESTRIAN

JALUR PEDESTRIAN

APARTEMEN

HALTE TRANSSEMARANG

SHOPPING MALL

Gambar 5.18. Integrasi

Fungsi Apartemen dan

Shopping Mall

Sumber : Analisis Pribadi

apartemen

shopping mall

sirkulasivertikal

Page 15: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 101!

antara fungsi apartemen dan shopping mall dengan halte trans

Semarang. Ruang perantara ini dikembangkan sebagai jalur pedestrian.

Terdapat dua jalur pedestrian :

− Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang

dengan area shopping mall.

− Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang

dengan lantai fasilitas apartemen. Jalur ini menggunakan teknologi

untuk membatasi akses menuju apartemen (hanya dapat diakses

oleh penghuni apartemen).

Gambar 5.20. Jalur Pedestrian sebagai Ruang Perantara antara Bangunan Mixed-Use

dengan Sarana Transportasi Umum

Sumber : Analisis Pribadi

Halte pada site melayani jalur trans Semarang koridor 1 ke arah barat.

Sementara halte untuk koridor 1 arah timur berada di seberang jalan

(eksisting) dan akan dihubungkan dengan site melalui jembatan

penyeberangan.

5.3.11. Struktur dan Utilitas

a. Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem core,

kolom, dan balok dengan material beton bertulang.

Page 16: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 102!

b. Sistem Jaringan Air Bersih dan Air Panas

Jaringan air bersih menggunakan

sistem down feed dengan spillback

tank. Air dari ground tank dipompa

ke upper tank kemudian

didistribusikan ke bawah dengan

memanfaatkan gaya gravitasi. Sistem

ini dilengkapi dengan spillback tank

untuk mencegah pipa pecah akibat

tingginya tekanan air. Sementara

pada sistem jaringan air panas, air

melalui boiler terlebih dahulu

sebelum dialirkan ke kamar-kamar.

c. Sistem Jaringan Air Kotor

Sistem jaringan air kotor pada

bangunan ini menggunakan single

stack system. Pada sistem ini air tinja

dan air kotor atau air sabun dialirkan

melalu pipa mendatar yang berbeda,

namun pipa vertikalnya menjadi

satu.

d. Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transportasi vertikal pada area shopping mall menggunakan

eskalator, lift, dan tangga darurat. Sementara pada apartemen sistem

transportasi vertikal menggunakan lift dan tangga darurat. Lift pada

Gambar 5.21. Sistem Down Feed

dengan Spillback Tank

Sumber : Materi Kuliah Utilitas

2012

!

Gambar 5.22. Sistem Single Stack

Sumber : Materi Kuliah Utilitas

2012

!

Page 17: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 103!

shopping mall berbeda dengan lift pada apartemen untuk menjaga privasi

penghuni apartemen.

e. Sistem Pengolahan Limbah

Limbah cair pada bangunan ini diolah menggunakan Rotating Biological

Contractor (RBC). Air lemak dari dapur diolah melalui bak pengangkap

lemak terlebih dahulu sebelum dialirkan menuju RBC. Hasil pengolahan

limbah ini diolah lagi menggunakan filter kemudian sebagian digunakan

untuk menyiram tanaman dan sisanya dibuang ke riol kota.

Gambar 5.23. Rotating Biological Contractor (RBC)

Sumber : http://www.seprotech.com/am_cms_media/rbc-line-drawing.jpg

Limbah padat didistribusikan melalui shaft sampah menuju ke bak

penampungan sampah yang kemudian akan diangkut ke luar bangunan.

f. Sistem Penghawaan Buatan

Sistem penghawaan buatan digunakan pada area atrium dan tenant

shopping mall, lobby apartemen, fasilitas umum pada apartemen, dan

unit hunian apartemen. Sistem yang digunakan adalah AC central dengan

horizontal ducting system. Sementara pada area parkir dan koridor

apartemen menggunakan sistem penghawaan alami.

Page 18: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 104!

g. Sistem Jaringan Listrik

Terdapat dua macam sumber listrik, yaitu PLN sebagai sumber listrik

utama dan genset sebagai sumber listrik cadangan. Listrik dialirkan

melalui MDP (Main Distribution Panel) menuju ke SDP (Sub

Distribution Panel) lalu dialirkan menuju PP (Panel Pembagi). Listrik

pada area shopping mall dan apartemen berasal dari sumber listrik yang

sama, namun masing-masing memiliki panel kontrol yang berbeda.

h. Sistem Pencahayaan Buatan

Secara umum terdapat empat teknik pencahayaan buatan pada ruangan :

− Ambient lighting, yaitu pencahayaan umum yang menyebar ke

seluruh ruangan.

− Wall washer, yaitu pencahayaan untuk menyinari bagian dinding

tertentu.

− Task lighting, yaitu pencahayaan untuk menerangi aktivitas

tertentu seperti pada meja kerja atau di atas cermin rias.

− Accent lighting, yaitu pencahayaan untuk menonjolkan detil.

Tabel 5.4. Sistem Pencahayaan Buatan

No Nama Ruang Teknik Pencahayaan Buatan

1 Atrium shopping mall Ambient lighting, wall washer.

2 Koridor shopping mall Ambient lighting, wall washer.

3 Retail shopping mall Ambient lighting, accent lighting.

4 Toilet umum Ambient lighting, task lighting.

5 Lobby apartemen Ambient lighting, wall washer, accent

lighting.

6 Koridor apartemen Ambient lighting.

7 Unit hunian apartemen Ambient lighting, task lighting,

accent lighting.

8 Fasilitas apartemen Ambient lighting, wall washer, accent

lighting.

Page 19: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74959/potongan/S1-2014... · mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan

! 105!

9 Ruang pengelola Ambient lighting, task lighting.

10 Area servis Ambient lighting. Sumber : Analisis Pribadi

i. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Untuk sistem pencegahan dan penanggulan kebakaran, setiap lantai

dilengkapi dengan fire alarm, sprinkler, heat detector, smoke detector,

fire hydrant, dan kamera CCTV. Sementara dalam setiap unit apartemen

terdapat heat detector, smoke detector, dan sprinkler. Sprinkler dan fire

hydrant dilengkapi dengan water supply system. Selain itu terdapat

tangga darurat yang terbuat dari material tahan api untuk evakuasi jika

terjadi kebakaran.

j. Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir menggunakan sistem Faraday. Sistem ini terdiri atas

komponen alat penerima berupa kawat tembaga mendatar dan kawat

penyalur yang dipasang sampai pada bagian tanah yang basah. Sistem ini

memiliki jangkauan yang lebih luas daripada sistem konvensional.

k. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan pada bangunan ini adalah intercom,

telepon, faxilimile, dan jaringan internet. Setiap unit hunian apartemen

dilengkapi dengan telepon dan jaringan internet.

l. Sistem Keamanan

Sistem keamanan pada apartemen maupun shopping mall menggunakan

kamera CCTV. Kamera CCTV diletakkan di setiap unit retail shopping

mall, koridor shopping mall, dan koridor apartemen.