bab v kerjasama di sektor pendidikan

19
55 BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN 5.1. Kondisi Pendidikan sebelum Kemerdekaan Pembangunan pendidikan di Timor Leste sangat terbatas pada zaman pemeritahan Portugis. Selama periode pemerintahan Indonesia, sekitar tahun 1985, pembangunan sekolah-sekolah dasar sudah menjangkau hampir semu desa. Proporsi anak muda yang menghabiskan waktunya di sekolah meningkat tinggi. Namun, peningkatan ini tidaklah memadai bagi Timor Leste untuk mampu mengejar provinsi- provinsi lainnya di Indonesia. Selain itu, rasio pendaftaran sekolah untuk anak-anak Timor Leste masih tetap rendah disbanding dengan anak-anak pendatang yang pindah ke provinsi itu sebagai pejabat pemerintah, militer maupun pedagang. Tingkat buta huruf tetap sangat tinggi khususnya untuk yang berusia di atas 40 tahun dan kaum perempuan. Pada tahun 1990, dalam keluarga yang kepala rumah tangganya lahir di Timor Leste, tingkat buta huruf menurun di bawah 50 persen hanya untuk kelompok umur 15-24 tahun (Jones 2000:48). Kesediaan pendidikan dasar penduduk Timor Leste merupakan sumber kebanggaan terbesar Indonesia karena banyak usaha dihabiskan di bidang itu. Jumlah sekolah di Timor Leste meningkat sehingga pada tahun 1985, ada sekolah dasar di setiap desa. Sensus Penduduk dari 1995 menyatakan perbaikan yang cepat terjadi dalam hal melek huruf, pendaftaran sekolah dan hasil yang dicapai karena ada 33 persen penduduk dewasa (umurnya +15) yang menyelesaikan Sekolah Dasar. Namun, jumlah ini masih dibawah segala Indonesia pada waktu itu yang berjumlah 65 persen (Jones 2003: 42-43). Pada tahun 1992, Universitas Timor Timur (UNTIM) didirikan. Mutu pendidikan yang ditawarkan oleh universitas tersebut sangat diragukan dan mahasiswa yang daftar hanya berjumlah beberapa ratus. Karena itu, banyak orang Timor Leste memilih untuk berkuliah di daerah lain yaitu di Indonesia (Jones 2003: 46).

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

55

BAB V

KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

5.1. Kondisi Pendidikan sebelum Kemerdekaan

Pembangunan pendidikan di Timor Leste sangat terbatas pada zaman

pemeritahan Portugis. Selama periode pemerintahan Indonesia, sekitar tahun 1985,

pembangunan sekolah-sekolah dasar sudah menjangkau hampir semu desa. Proporsi

anak muda yang menghabiskan waktunya di sekolah meningkat tinggi. Namun,

peningkatan ini tidaklah memadai bagi Timor Leste untuk mampu mengejar provinsi-

provinsi lainnya di Indonesia. Selain itu, rasio pendaftaran sekolah untuk anak-anak

Timor Leste masih tetap rendah disbanding dengan anak-anak pendatang yang pindah

ke provinsi itu sebagai pejabat pemerintah, militer maupun pedagang. Tingkat buta

huruf tetap sangat tinggi khususnya untuk yang berusia di atas 40 tahun dan kaum

perempuan. Pada tahun 1990, dalam keluarga yang kepala rumah tangganya lahir di

Timor Leste, tingkat buta huruf menurun di bawah 50 persen hanya untuk kelompok

umur 15-24 tahun (Jones 2000:48). Kesediaan pendidikan dasar penduduk Timor

Leste merupakan sumber kebanggaan terbesar Indonesia karena banyak usaha

dihabiskan di bidang itu. Jumlah sekolah di Timor Leste meningkat sehingga pada

tahun 1985, ada sekolah dasar di setiap desa.

Sensus Penduduk dari 1995 menyatakan perbaikan yang cepat terjadi dalam hal

melek huruf, pendaftaran sekolah dan hasil yang dicapai karena ada 33 persen

penduduk dewasa (umurnya +15) yang menyelesaikan Sekolah Dasar. Namun,

jumlah ini masih dibawah segala Indonesia pada waktu itu yang berjumlah 65 persen

(Jones 2003: 42-43).

Pada tahun 1992, Universitas Timor Timur (UNTIM) didirikan. Mutu

pendidikan yang ditawarkan oleh universitas tersebut sangat diragukan dan

mahasiswa yang daftar hanya berjumlah beberapa ratus. Karena itu, banyak orang

Timor Leste memilih untuk berkuliah di daerah lain yaitu di Indonesia (Jones 2003:

46).

Page 2: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

56

Untuk melakukan pembangunan pendidikan yang cepat, Indonesia mendapatkan

guru dari luar Timor Leste. Bahkan ada kecenderungan seluruh kekuasaannya untuk

menggaji orang yang berasal dari wilayah lain sebagai pegawai pemerintah dan sesaat

sebelum referendum pada tahun 1999, hanya 2 persen pengajar di tingkat SMP dan

SMA di Timor Leste adalah orang Timor Leste (Kompas, 1999). Ada pengaduan oleh

orang Timor Leste bahwa pengajar ini tidak memahami penduduk setempat, tidak

berbicara bahasa lokal, dan kekurangan kehalusan perasaan budaya (Jones, 2003:50).

Guru-guru juga mengadukan bahwa murid-muridnya tidak bisa berkonsentrasi,

sering terlambat, tidak memakai seragam, bersifat tidak tunduk atau berdisiplin,

meninggalkan kelas dan hanya ingin berbicara tentang kemerdekaan Timor Timur

(Beazley, 1999:49).

Akibatnya ketegangan ini, ada beberapa kasus di mana pengajar diancam oleh

mahasiswa kalau tidak diberikan angka yang memuaskan dan kadang-kadang guru

khawatir akan keselamatan jiwanya.

Pada dasarnya masyarakat Timor-Leste telah mengalami tiga periode

proses pendidikan, yakni periode pertama, sistem pendidikan yang diterapkan oleh

pemerintah Portugis selama 450 tahun, periode kedua, sistem pendidikan yang

diterapkan oleh pemerintah Indonesia selama 24 tahun, dan periode ketiga,

sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah Timor-Leste. Pada masa 450

tahun pemerintahan Portugis, pembangunan di sektor pendidikan di Timor-Leste

sangat terbatas, karena hanya ada beberapa Sekolah Dasar (Escola Primaria) dan

Sekolah Menengah Pertama (Escola Pre secundaria) di beberapa wilayah Timor-

Leste seperti di Soibada, Dare, Dili, Ossu dan satu Sekolah Menengah Atas (Escola

Secundaria) di Kota Dili.

Page 3: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

57

5.2. Kondisi Pendidikan Setelah Kemerdekaan

Setelah kemeredekaan tercapai pada 20 mei 2002, Sebagai sebuah negara yang

usianya masih muda, Timor-Leste harus berjuang keras untuk meningkatkan

kualitas masyarakatnya melalui pembangunan di segala bidang. Seperti di latar

belakang sudah dijelaskan bahwa dalam mengukur sebuah negara maju atau tidaknya

dilihat dari Indeks Pembanganunan Manusianya. Disini penulis memilih pada sector

pendidikan dimana Pendidikan merupakan salah satu indikator dari indek

pembangunan manusia (IPM), dan pendidikan merupakan salah satu indikator yang

dapat membangun karakter negara, apalagi untuk negara yang baru saja merdeka.

IPM digunakan untuk mengklasifikasi apakah sebuah negara adalah negara maju,

negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari

kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Oleh karena itu pendidikan menjadi

salah satu indikator terpenting dalam pembangunan suatu negara yang baru merdeka,

salah satunya adalah Timor-Leste, namun pada kenyataanya setelah mencapai

kemerdekaan, sektor pendidikan Timor-Leste menghadapi berbagai masalah baru

yang tidak mudah ditanggulangi.

Masalah pendidikan yang ada di negara Timor Leste saat ini (hall

hill,2007;138) :

1. Tidak memiliki biaya/Kemiskinan

Martinha da Costa Pereira Neto salah satu masyarakat Timor-Leste yang

berhasil lulus dari sekolah yayasan christal di Dilli. sebagai anak sulung dari tujuh

bersaudara, ia harus bekerja daripada mengejar pendidikan di universitas karena

keluarganya membutuhkan uang tambahan. Sehingga Martinha lebih memilih bekerja

dibandingkan berpikir untuk kuliah. Masalah lainya adalah ketika Martinha

bergabung dengan sebuah LSM lokal. Dan ia dipromosikan ke posisi manajemen

Page 4: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

58

namun karena kemampuanya terbatas dan akhirnya Martinha memilih untuk tidak

bekerja.

2. Kebutuhan dasar

Sebagian kecil dari masalah dalam sistem pendidikan di negara mayoritas

Katolik itu adalah kebutuhan dasar. Tiga belas tahun setelah merdeka, sistem

pendidikan Timor Leste masih berjuang dengan kebutuhan dasar dan perlu untuk

diperbaiki. Kemiskinan, infrastruktur yang buruk dan kekurangan guru berkualitas

merupakan tantangan utama. Sebuah gedung sekolah tua di Dili, ibukota Timor

Leste, yang ditinggalkan dan membutuhkan renovasi. Yang paling penting dalam

mengatasi masalah pendidikan di Timor_leste adalah infrastruktur sekolah, kualitas

guru dan fasilitas mengajar. kenaikan jumlah pendaftaran harus diimbangi dengan

perbaikan infrastruktur yang tersedia dan layanan bagi siswa. Tiga belas tahun setelah

kemerdekaan, sektor pendidikan kami masih berjuang dengan masalah dasar seperti

infrastruktur lama dan usang, metode pengajaran, dan fasilitas sekolah. Pada

kunjungan terakhir ke beberapa sekolah di desa terpencil, masih bnayak para siswa

SD belajar di bawah pohon. Beberapa gedung sekolah rusak; kekurangan meja atau

kursi. Tapi, masalah ini tidak terjadi hanya di daerah-daerah terpencil. Bahkan di Dili,

sejumlah sekolah sudah tua dan membutuhkan renovasi.

3. Bahasa

Komunikasi dasar juga telah menjadi masalah. Misalnya, bahasa resmi Timor

Leste adalah Tetum dan Portugis. Namun, banyak guru terlatih dalam bahasa

Indonesia.. Kebanyakan guru dilatih dalam bahasa Indonesia, mereka benar-benar

tidak memiliki pengetahuan dalam bahasa Portugis. Kini negara ini bercita-cita

menjadi bagian dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), guru dan

siswa juga dituntut belajar bahasa Inggris. Koalisi Pendidikan Timor Leste

berkampanye bahasa Inggris untuk digunakan di sekolah-sekolah, selain bahasa

Page 5: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

59

resmi. Sehingga pada negara Timor-Leste terdapa empat bahasa yang berbeda yang

digunakan untuk keseharianya. Hal tersebut yang menjadi problematika di Timor-

leste dimana para pengajar mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

4. Anggaran

Masalah yang paling fatal pada sektor pendidikan adalah pada anggaran.

Apabila dilihat pada latar belakang permasalahanya terdapat pada Indeks

pembangunan Manusia (IPM), dari tahun 2002 sampai 2009 Timor-Leste mengalami

tingkat kesulitan untuk memenuhi kualitas sumber daya manusianya sehingga Timor-

Leste tidak mengalami peningkatan IPM pada hal tersebut dikarenakan presiden

xanana gusmao memiliki kebijakan di sektor pendidikan tapi tidak memiliki uu

mengenai anggaran pengelolaan keuangan Timor-Leste untuk sektor pendidikan.

Uang sebesar 1 milyar dolar AS yang diperoleh Timor-Leste dari minyak

seharusnya digunakan untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan, bukan

disimpan di sebuah bank di AS. Uang tersebut tidak dipergunakan di Timor-Leste,

namun hanya disimpan di bank AS ketika rakyat Timor-Leste mederita. Hal

tersebutlah yang menjadikan kepemimpinan xanan gusmao dianggap gagal dan tidak

bisa untuk mensejahterkan rakyatnya. Timor-Leste memiliki sumber daya manusia

namun tidak seimbang dengan masalah keuangan yang berguna untuk memperbaiki

pendidikan di Timor-Leste menjadi lebih berkualitas (La’o hamutuk: 2004).

Pada tahun 2010 ketika itu Timor-Leste dipimpin oleh Jaso Ramos Horta,

pada tahun tersebutlah Timor-Leste memiliki UU mengenai pengelolaan anggaran

keuangan Timor-Leste, adanya UU tersebut membawa peningkatan yang pada Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). pada UU tersebut dikatakan mengenai Pembangunan

sarana dan prasarana pendidikan dasar di Timor-Leste telah diatur dengan kebijakan

pendidikan dasar yaitu Decreto-Lei n° 7/2010 tertanggal 19 Mei, tentang Sistem

Hukum dan Pengelolaan Pendidikan Dasar (Pacheco et al, 2009). Pasal 17 dalam

Page 6: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

60

kebijakan tersebut diatur tentang pengelolaan pembangunan sarana dan prasarana

pendidikan dasar sebagai berikut:

“bahwa sarana dan prasarana pendidikan dasar merupakan bagian dari

tanggungjawab dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan, untuk: (a)

menjamin pemenuhan kebutuhan sekolah secara fungsional dalam

menyelenggarakan proses belajar mengajar di sekolah, (b) menjamin

pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, (c)

melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan terkait pembangunan atau

rehabilitasi sekolah, (d) memastikan pengelolaan dan distribusi peralatan

sekolah ke setiap satuan pendidikan”.

Salah satu penyebab buruknya sarana dan prasarana fisik pendidikan

dasar di Timor-Leste adalah minimnya anggaran pendidikan.

Berikut tabel yang menunjukan beberapa kegiatan pembangunan sarana

dan prasarana pendidikan dasar yang tidak dapat dilaksanakan di tahun 2012.

Table 5.1

Data Kegiatan Pembangunan yang di re-program di tahun 2013

Sektor Pendidikan Dasar Kegiatan/Proyek Distrito Sub-Distrito Total Anggaran

SD Perola Gedung Baru Dili Atauro $. 140.000-,

SD Manleuana Gedung Baru Dili Dom Alexio $. 140.000-,

SD Fatumeta Gedung Baru Dili Dom Alexio $. 140.000-,

SD Kulu-Hun Rehab Dili Cristo-Rei $. 120.000-,

SD Kamp. Baru Gedung Baru Dili Dom Alexio $. 140.000-,

SD Maquili Rehab Dili Atauro $. 120.000-,

SD Metiaut Rehab Dili Cristo-Rei $. 120.000-,

SD Bidau Massau Gedung Baru Dili Cristo-Rei $. 120.000-,

$. 1.040.000-Total Anggaram yamg do re-programkan di tahun 2013

Sumber: Komisi pembangunan daerah Distrito dili, 2013.

Dengan melihat kenyataan pada tabel 5.1 di atas, maka hal ini cukup

mengundang pertanyaan tentang perencanaan anggaran pembangunan yang

Page 7: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

61

dilakukan oleh Komisi Pembangunan Daerah Distrito Dili, terutama terkait

pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar, dimana setelah

direncanakan dan telah disetujui anggaran pembiayaan prioritas kegiatannya

ternyata sebagian program tidak dapat dikerjakan.

5.3. Kerjasama di sektor Pendidikan Era SBY

Negara-negara diseluruh dunia saling melakukan hubungan di berbagai bidang

dalam bentuk kerjasama bilateral ataupun trilateral. Hubungan kerjasama antara

berbagai negara dalam Ilmu Hubungan Internasional, dapat diwujudkaan dengan

berbagai cara salah satunya dengan diplomasi kebudayaan melalui sarana pendidikan

terutama bagi negara yang baru merdeka pada 20 Mei 2002, Timor Leste dihadapkan

dengan berbagai permasalahan, dan tantangan terbesar adalah meningkatkan kualitas

SDM di berbagai bidang agar Timor Leste tidak lagi menjadi negara yang masuk

golongan memiliki IPM terendah di Asia. Salah satu indikator yang dapat

meningkatakan SDM Timor Leste adalah di sektor Pendidikan, dimana pendidikan

merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam membangun suatu bangsa, dan

pendidikan juga merupakan hal yang dapat menghadapi persaingan di era globalisasi

ini. Negara yang menjadi tujuan kerjasama di sektor pendidikan dalam upaya

peningkatan kualitas pendidikan di Timor Leste adalah Indonesia, dimana Indonesia

merupakan salah satu negara yang kaya dan telah banyak menberikan kontribusi

untuk pembangunan berbagai sektor di Timor Leste, salah satunya adalah menberikan

kesempatan bagi warga Timor Leste untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia.

Indonesia juga merupakan tujuan utama belajar yang sangat diminati oleh penuntut

ilmu-ilmu sosial-politk, teknik, ekonomi dan lainnya dari seluruh dunia sdan salah

satunya adalah Timor Leste. Dan Indonesia sejauh ini juga telah menjaga hubungan

kerjasama yang baik dengan Timor Leste, khususnya dalam hal ini adalah hubungan

kejasama dalam bidang pendidikan.

Page 8: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

62

Hubungan antara Timor Leste dengan Indonesia semakin terlihat erat dan mulai

mengalami pemulihan bagi Timor Leste dimana pada saat Indonesia di pimpin oleh

SBY. Pada tahun 2004 SBY terpilih menjadi presiden RI ke-6. Hubungan Timor

Leste dan Indonesia mulai terjalin semenjak dibukanya hubungan diplomatik kedua

negara pada tahun 2002. Dalam menjalin hubungan yang erat, SBY sering menjalani

kunjungan ke Timor Leste, kunjungan terkait pembahasan hubungan kerjasaa di

bidang pendidikan. Pada kunjungan keempat kalinya ke Timor Leste yang dilakukan

pada 19 Mei 2012, beberapa kebijakan yang dilakuakan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono untuk menjalanin hubungan kerjasama dibidang pendidikan dengan

Timor Leste:

1. Pembangunan Pusat Budaya Indonesia, kegiatan-kegiatan yang telah

dilaksanakan di PBI antara lain berupa perpustakaan, pelatihan bahasa

Indonesia, pelatihan komputer dan pemutaran film-film Indonesia.

Pengunjung perpustakaan PBI setiap harinya tercatat mencapai sekitar 50

orang. Harapan ke depan, sejalan dengan rencana pengembangan PBI,

kegiatan-kegiatan di PBI terus dapat dikembangkan dan ditambah lagi

dengan berbagai kegiatan lain yang bermanfaat.

2. Pemerintah Indonesia menyediakan bea siswa bagi siswa atau mahasiswa

Timor Leste untuk belajar di Indonesia.

Hasil dari kebijakan dan kinerja SBY terhadap kerjasama dengan Timor Leste

di sektor pendidikan sesuai dengan kebijakan yang telah dijelaskan sebelumnya

adalah terjadi peningkatan pada jumlah mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan

studi mereka di Indonesia, yang dijelaskan pada tabel berikut:

Page 9: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

63

Tabel 5.2

Data Sarjana Mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan pendidikan di

Indonesia, 2001-2017

Tahun 2001-2003 2004-2009 2009-2014 2015-2017

Jumlah

Pelajar awal

1600

mahasiswa

4000

Mahasiswa

6000

mahasiswa

6585

mahasiswa

Jumlah

Sarjana

1100

mahasiswa

2300

mahasiswa

3000

mahasiswa

mahasiswa

Sumber: komisi perencanaan,Timor leste 2002

Data di atas sebagai bukti pencapaian kerjasama Timor Leste dengan Indonesia

di sektor pendidikan pada masa kepemeimpinan SBY. dimana hal tersebut mulai

terlihat sangat jelas sekali saat hubungan diplomatik kedua negara Timor Leste-

Indonesia resmi dibuka pada tanggal 2002-2009. Semenjak dibukanya hubungan

bilateral antara Timor Leste dengan Indonesia mulai terlihat pada awal tahun 2003

lalu, jumlah mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan studinya ke Indonesia lebih

banyak dibandingkan sebelum Timor Leste merdeka. Dan sebagai perbandingan

bahwa telah ada peningkatan yang sangat jelas dari jumlah mahasiswa tersebut diawal

tahun 2003, bahwa ketika tahun 2001 sampai 2002 mahasiswa Timor Leste yang

sedang belajar di Indonesia berjumlah sekitar 200 orang, dan kemudian jumlah

tersebut mengalami peningkatan yang drastis di tahun 2003 dimana tercatat 1500

mahasiswa Timor Leste yang sedang belajar di Indonesia. Kemudian penigkatan dari

jumlah mahasiswa Timor Leste di Indonesia semakin meningkat pada tahun 2004

sampai 2006 yaitu hingga 2950 orang. Kemudian juga dilihat dari Juni-Agustus 2007

yang lalu telah tercatat mahasiswa Timor Leste yang belajar di Indonesia yaitu

berjumlah 3800 orang Sedangkan dari periode 2008-2009 jumlah mahasiswa Timor

Leste terus bertambah mencapai 5200 orang. Semakin meningkatnya minat

mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan pendidikan di Indonesia dari tahun 2009-

Page 10: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

64

2017, menurut data yang peneliti dapatkan bahwasanya angka setiap tahunnya rata-

rata 500 hingga 1000 orang yang melanjutkan studi mereka di Indonesia. Dengan

semakin banyak antusias warga Timor Leste untuk belajar keIndonesia maka

Pemerintah Timor Leste akan manargetkan sedikitnya 5.000 mahasiswa Timor

Leste yang akan melanjutkan pendidikan tinggi di seluruh Indonesia (Lucia,

2013: 7).

Data tersebut dapat dilihat bahwa tidak sedikit mahasiswa yang berminat dan

ingin menggali ilmu pengetahuan di negara Indonesia. Kerjasama Timor Leste dan

Indonesia dibidang pendidikan memberikan peluang yang sangat besar masyarakat

Timor Leste untuk melanjutkan pendidikan di Indoneseia. semakin banyak antusias

warga Timor Leste yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke Indonesia

maka Pemerintah Timor Leste manargetkan sedikitnya 5000 mahasiswa Timor Leste

yang akan melanjutkan pendidikan tinggi di seluruh wilayah Indonesia. Dengan

jumlah tersebut pemerintah Timor Leste berharap mahasiswa yang melanjutkan

pendidikan di Indonesia dapat menbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan

setelah lulus akan kembali ke Timor Leste untuk membangun Timor Leste. Sehingga

dari sinipun juga dapat terlihat kerjasama Timor Leste dan Indonesia dalam bidang

pendidikan ini memang terjalin cukup baik.

Kerjasama tersebut membawa nama Indonesia di mata Internasional. Negara

Indonesia sudah dikenal sebagai negara yang tingkat intelektualnya tinggi dan

menpunyai budaya yang kuat. Sehingga banyak warga asing yang datang untuk

menuntut ilmu di negara ini. Dengan adanya tingkat antusiasme yang besar dari para

pelajar dan mahasiswa Timor Leste yang melanjutkan program belajar mereka di

Indonesia, maka tidaklah mengherankan jika Indonesia mendapatkan julukan sebagai

sebuah negara yang memiliki intelektual dan budaya yang baik.

Page 11: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

65

Pada Teori liberal klasik dijelaskan bahwa setiap orang memiliki hak untuk

hidup, merdeka dan memiliki sesuatu, namun karena kebutuhan hidup yang semakin

kompleks, manusia pada akhirnya menyadari betapa pentingnya membentuk suatu

badan pemerintah yang akan menjamin hak-hak mereka. Untuk dapat merealisasikan

teori tersebut, dalam hal ini Timor Leste membutuhkan sebuah badan untuk menjalin

hubungan antar pemerintah guna mendapatkan kesejahteraan. Kesejahteraan disini

adalah peningkatan kuaitas SDM pada pendidkan di Timor Leste.

Kebijakan yang ditekankan SBY, membawa Timor Leste mengalami

peningkatan IPM, di tahun 2002-2003 adalah 0,485-0,483 tidak terlihat peningkatan

pada angka IPM tersebut, namun pada saat Timor Leste menjalin kerjasama dengan

Indonesia, SBY memberikan kontribus bagi peningkatan IPM Timor Leste. IPM

adalah salah satu pengukur apakah Timor Leste sudah berhasil membangun

negaranya lebih baik lagi atau tidak, terlihat dari 3 indikator IPM yakni pendidikan,

kesehatan dan standar hidup yang layak. Sehingga dapat dikatakan SBY berhasil

menjalin kerjasama di sektor pendidikan dengan Timor Leste dengan konstruktif. di

era kepemimpinan Presiden SBY yang berjalan selama 10 tahun, persahabatan dan

persaudaraan sangat dirasakan oleh masyarakat Timor Leste dan Kepemerintahan di

Timor Leste.

Pada hubungan kerjasama antara Timor Leste dan Indonesia, presiden SBY

memaparkan beberapa aspek dalam kerjasama ini, salah satunya adalah Terkait

dengan keterlibatan berbagai stakeholders dalam memperkokoh hubungan bilateral

kedua negara1. Hubungan antar aktor non negara seperti kalangan pebisnis,

akademisi, media massa dan bahkan kalangan profesi lainnya akan semakin

memperkuat jejaring kerjasama antar kedua negara. Sebagaimana diungkapkan

1Stakeholders: suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu manusia yang memiliki

hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan.

Page 12: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

66

Presiden Yudhoyono, hubungan bilateral yang semakin matang akan juga ditentukan

oleh interaksi langsung antarmasyarakat Indonesia dan Timor Leste. Paparan yang

dikeluarkan SBY memiliki kesamaan dengan penjelasan kaum liberal bahwa kaum

liberal percaya untuk memebentuk kesejahteraan tidak harus pada pemeritah namun

juga dapat dibantu dan ditentukan oleh Individu. Kerjasama yang terjalin guna untuk

memperkuat tali persahabatan antar negara, terlepas dari masa lalu yang begitu pahit.

Kerjasama tersebut juga diyakini dapat mencapai kesejahteraan bagi kedua negara

termaksud negara yang membutuhkan kerjasama, dalam kasus ini adalah Timor

Leste. Pada di bab sebelumnya dijelaskan mengenai teori liberal klasik, teori tersebut

berhasil menggambarkan penjelasan pada penulisan skripsi ini, dimana bahwa dalam

bekerjasama terutama di bidang pendidikan adalah Setiap individu memiliki hak

untuk mendapatkan pendidikan yang layak, untuk kesejahteraan setiap Individu, Pada

dasarnya suatu negara tidak dapat menghindar dari hubungan dengan negara-negara

lain., Bentuk kerjasama dalam bidang pendidikan merupakan salah satu aspek penting

bagi negara dalam pengembangan sumber daya manusianya.

5.4. Kerjasama Pendidikan Era Jokowi

Masa kepemimpinan presiden SBY telah berakhir, digantikan oleh presiden

terpilih Jokowi dan wakilnya Jusuf kalla. Pergantian kepemimpinan ini tidak

menutup hubungan kerjasama yang sudah terjalin selama ini di berbagai sektor dan

salah satunya pada sektor pendidikan. SBY berharap masa pemerintahan Jokowi-

Jusuf Kalla terus menjalin hubungan yang telah berlangsung harmonis selama ini

(suara merdeka, 2018). Disamping itu terkait bentuk kerjasama yang dilakukan SBY

dulu diharapkan Jokowi menindak lanjuti seperti salah satunya pada program

beasiswa. Dimana beasiswa tersebut merupakan salah satu bentuk kerjasama di

bidang pendidikan yang tercapai selama ini. Ditambah lagi dengan minat masyarakat

Timor Leste yang besar ingin melanjutkan pendidikan di Indonesia.

Page 13: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

67

Pada hasil wawancara media viva pada tahun 2015 dengan Menlu Guterres,

bahwa Timor Leste mengharapkan agar siapapun yang menjadi pemimpin Indonesia

dapat terus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan Timor Leste.

Menlu Guterres : Memang di era kepemimpinan mantan Presiden SBY yang

berjalan selama 10 tahun, persahabatan dan persaudaraan sangat terasa. Namun, kami

yakin Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Menlu Retno LP Marsudi,

Menteri lainnya dan parlemen, akan melakukan yang terbaik untuk meningkatkan

persahabatan di antara kedua negara.

Jokowi menyambut baik untuk masyarakat Timor Leste yang ingin melanjutkan

pendidikan di Indonesia. Dibawah ini beberapa bentuk kerjasama yang dilakukan

Timor Leste dengan Indonesia di bidang pendidikan pada masa Jokowi:

1. Memberikan beasiswa kepada anak-anak Timor Leste yang mau melanjutkan

pendidikan di Indonesia. jumlah mahasiswa Timor-Leste yang menempuh

pendidikan di Indonesia berjumlah sekitar 6000 orang yang tersebar di

beberapa provinsi di Indonesia.

2. Pemerintah Indonesia dapat menyediakan pelatihan bahasa indonesia sebagai

salah satu cara di dalam memudahkan proses pembelajaran para calon

mahasiswa Timor-Leste kedepannya apabila sudah tiba di Indonesia.

3. Memberikan mekanisme pembelajaran bahasa Indonesia dalam rangka

mendukung aktivitas mahasiswa Timor-Leste di Indonesia, menyarankan

untuk memberikan pre-departure program sebelum calon mahasiswa Timor-

Leste melanjutkan kuliahnya di Indonesia dimana pembekalan bahasa

Indonesia dapat diberikan. Mohammad Nasir menambahkan bahwa calon

mahasiswa dapat mengakses melalui website forlap.ristekdikti.go.id untuk

memperoleh informasi mengenai universitas-universitas dan institusi

pendidikan yang ada di Indonesia.

4. Peningkatan Hubungan Kerjasama Di Bidang Pendidikan Indonesia Dan

Timor-Leste dengan Penguatan Organisasi Manajemen Pendidikan.

Page 14: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

68

5. Mengembangkan aplikasi Penerbitan Izin Belajar berbasis daring, Dengan

aplikasi Penerbitan Izin Belajar berbasis Daring, layanan penerbitan Izin

Belajar Mahasiswa Asing akan lebih efektif, tidak menyita waktu, akuntabel

dan efisien. Sistem ini merupakan salah satu upaya kementerian dalam

mendukung perguruan tinggi Indonesia dalam penyelenggaraan program

Internasionalisasi

Sehubungan dengan program beasiswa yang ada di Indonesia dan diperuntukan

untuk para calon mahasiswa Timor-Leste. Timor-Leste berharap terdapat program

beasiswa berkelanjutan dan kemungkinan pembahasan aplikasi training bagi Timor-

Leste di institusi-instusi penelitian di Indonesia seperti di BPPT. Salah satu insititusi

pendidikan di Indonesia yang menarik perhatian pemerintahan Timor-Leste adalah

Politeknik Kapal Perikanan. Melalui sistem dan materi pembelajaran yang terdapat di

Politeknik Kapal Perikanan, diharapkan mahasiswa Timor-Leste yang menempuh

pendidikan pada institusi tersebut dapat mendukung salah satu keunggulan dari

negara Timor-Leste yaitu pada sektor perikanan dan kelautan.

Semasa kepemimpinanya, Jokowi berhasil menjalankan kerjasama yang baik

dengan Timor Leste, kerjasama yang ditindak lanjuti dari masa SBY ini semakin

terbukti dengan hubungan yang kian harmonis, bentuk keharmonisan tersebut terlihat

dari berbagai kerja sama kedua negara di sejumlah sektor, termasuk sektor

perdagangan, pendidikan, kebudayaan dan pertahanan (CNN Indonesia, 2015).

kerjasama pendidikan dan pendidikan tinggi antara kedua negara memberikan

manfaat secara optimal bagi pembangunan sumber daya manusia Timor-Leste dan

juga pembangunan bidang pendidikan di Indonesia.

Sesuai dengan data dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

(Kemristekdikti, Mei 2017) tercatat 2,107 total mahasiswa dari Timor-Leste yang

sementara melanjutkan pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan

Page 15: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

69

apabila dipersenkan sejumlah 36.7%. Jumlah mahasiswa dari Timor-Leste ini

menduduki peringkat pertama dari sepuluh besar total mahasiswa asing (5,746 orang)

yang sementara mengikuti pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan peningkatan minat

mahasiswa yang mengambil pendidikan di Indonesia terbukti bahwa kerjasama di

bidang pendidikan era jokowi dengan baik.

Tabel 5.3

Data jumlah dan persentase Mahasiswa asing yang menjalani pendidikan

di Indonesia,2017

No Negara asal Jumlah Persentase

1 Timor Leste 2,107 36,67

2 Malaysia 1,217 21,2

3 Thailand 669 11,5

4 Korea selatan 524 9,1

5 China 456 7,9

6 Jepang 217 3,8

7 Jerman 156 2,7

8 Belanda 139 2,4

9 Perancis 136 2,4

10 Australia 135 2,3

Sumber: Kemristekdikti, 2017

Dari data di atas, menunjukan bahwa hubungan di sektor pendidikan

Indonesia dengan negara Timor Leste lebih terlihat besar dibandingkan dengan

negara Asia lainnya. Data itu membuktikan bahwa Timor Leste menaruh harapan

besar bagi pembangunan negaranya dengan Indonesia. data tersebut menunjukan

Total: 5746 100,0%

Page 16: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

70

jumlah mahasiswa Timor-Leste yang sementara melanjutkan pendidikan di perguruan

tinggi di Indonesia melebihi jumlah diatas. Oleh karena itu perlu dilakukan tertib

administrasi melalui penetapan mekanisme di bidang pendidikan, pendidikan tinggi

dan keimigrasian antara kedua negara. Upaya ini perlu dilakukan dengan baik

sehingga mampu mengeliminir kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan

sejak dini akibat dari lemahnya fungsi pengawasan terhadap mahasiswa asing. Selain

itu, meningkatnya fungsi pengawasan tentu saja akan mampu meningkatkan kualitas

pelayanan terhadap para mahasiswa asing yang pada akhirnya dapat mendorong

ketepatan waktu belajar.

Kerjasama pendidikan ini juga dapat menunjukan bahwa pada era Jokowi,

kerjasama dapat tercapai dengan baik, dibuktikan dengan IPM Timor Leste yang

stabil. Meningkat sedikit demi sedikit di tahun 2014 adalah 0,603 sedangkan ditahun

2015-2016 adalah 0,606. Pada zaman Jokowi sekarang ini dinilai bahwa Timor Leste

tetap mempercayai Indonesia sebagai Tujuan untuk menentut ilmu. Alasan Timor

Leste tetap terus menjalin kerjasama dengan Indonesia pada masa kepemimpinan

Jokowi antara lain;

1. Kebanyakan warga masyarakat Timor-Leste mampu berbahasa Indonesia,

sekalipun perlu mendapat penguatan dibandingkan dengan mengikuti

pendidikan di negara lain yang mengharuskan mereka harus belajar dari

nol seperti mempelajari Bahasa Inggris dan Portugis.

2. Pendidikan di Indonesia masih relatif lebih murah dibandingkan

mengikuti pendidikan di negara-negara seperti eropa, Amerika dan

Australia.

3. Masyarakat Timor-Leste memiliki banyak kesamaan budaya dengan

Indonesia jika dibandingkan dengan masyarakat negara-negara seperti di

eropa, Amerika dan Australia. Hal ini membuat mahasiswa yang berasal

dari Timor-Leste jauh lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan dan

Page 17: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

71

masyarakat Indonesia serta menghindari cultural shock yang sering kali

menyebabkan motivasi belajar para mahasiswa asing menurun.

4. Secara geografis, Indonesia jauh lebih dekat dengan Timor-Leste sehingga

memudahkan mobilisasi logistik pada saat dibutuhkan misalnya

memanfaatkan waktu liburan semester dan sebagainya.

Tindak lanjut kerjasama pendidikan Timor leste dengan Indonesia yang

dilakukan Jokowi menggambarkan upaya peningkatan lebih lagi kerjasama Timor

Leste dengan Indonesia di bidang pendidikan yang menjadikan mitra terpercaya bagi

pembangunan di Timor Leste. Berikut pernyataan Jokowi terkait kerjasama yang

dilakukan Timor Leste dengan Indonesia.

“Saya yakin hubungan kita akan semakin kokoh dan Indonesia berkomitmen

tinggi untuk terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dan tetap

menjadi mitra terpercaya bagi pembangunan di Timor Leste Timor Leste yang

damai, stabil dan maju yang merupakan harapan kita bersama," Jokowi

kepada salah satu media nasional,2018

"Saya juga ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan Timor Leste bagi

pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB

2019-2020. Berkat dukungan tersebut, Alhamdulillah Indonesia telah terpilih

pada pemilihan tanggal 8 Juni 2018 di Markas Besar PBB New York,"

Pernyataan Jokowi tersebut dapat menggambarkan bahwa dalam kerjasama dapat

memberikan pengaruh yang besar bagi kedua negara. Kerjasama yang dilakukan

sangat memberikan pengaruh besar bagi negara Timor Leste terkait kualitas

pendidikan di Timor Leste. Dengan adanya kerjasama tidak hanya menciptakan

perdamaian namun juga menjadikan masyarakat lebih sejahtera. Hak-hak yang belum

terpenuhi dapat terpenuhi, sehingga masyarkat mempunyai hak yang sama untuk

pendidikan. Kerjasama di sektor pendidikan ini dibutuhkan untuk menjelaskan teori

libealklasik mengenai persamaan hak, kebebasan individu dan kesejahteraan. Bahwa

setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, untuk

kesejahteraan setiap Individu dan Bentuk kerjasama dalam bidang pendidikan

Page 18: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

72

merupakan salah satu aspek penting bagi negara dalam pengembangan sumber daya

manusianya dan juga kerjasama pendidikan merupakan salah satu hal penunjang

untuk semakin meningkatkan kerjasama di bidang lain.

Kerjasama Pendidikan dengan Timor Leste ini terus terjain semakin baik karena

Indonesia ingin membawa citra bangsa Indonesia kemata Internasional. Dan bukan

hanya untuk membawa citra Indonesia karena Melihat 3 faktor:

1. Faktor Ekonomi

Dimana Kerjasama Pendidikan Tersebut dapat membantu mengembangkan

dan menerapkan teknologi-teknologi baru guna mendorong pertumbuhan.

untuk menjadi lebih produktif, lebih inovatif dan lebih mampu

mempertahankan tingkat pertumbuhan di suatu lingkungan global yang

kompetitif.

2. Faktor Sosial dan Sejarah

Kerja sama yang sudah terjalin semenjak dibukanya hubungan diplomatic

pada oktober 2002, apabila dilihat dari sejarah yang pahit pada saat Timor

Leste masih bergabung dengan Indonesia, Indonesia dituding oleh dunia

Internasional melakukan pelanggaran HAM, namun tidak membuat mereka

berlama bermusuhan. Disini Indonesia ingin menunjukan kepada mata

Internasional bahwa konflik masa lalu tidak menutup sebuah negara untuk

melakukan kerja sama. Kerja sama tersebut guna untuk tetap menjalin

persahabatan. Juga agar menjaga konflik di perbatasan.

3. Faktor Geopolitik

Pada faktor ini, dimana Indonesia mau menjelaskan tentang kemampuannya

untuk menunjukkan kepada negara ASEAN yang lain, bahwa pendidikan di

Indonesia juga berkualitas, sehingga menjadikan refensi untuk negara

ASEAN lain menempuh pendidikan di Indonesia.

Page 19: BAB V KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN

73

Kerja sama antara Timor Leste dan Indonesia juga sebagai tindak lanjut dari

rekomendasi kkp yang dinilai menguntungkan kedua belah pihak. Hal tersebut

kemudian disampaikan oleh Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri

RI, Duta Besar Hasan Kleib, pada pembukaan pertemuan konsultasi wakil-wakil

kedua pemerintah dengan para mantan Komisioner Komisi Kebenaran dan

Persahabatan (KKP) Indonesia dan Timor Leste, yang berlangsung di Bali pada

tanggal 30 Agustus 2016. Bahwa Semangat persahabatan dan melihat masa depan

dari Komisi Kebenaran dan Persahabatan Indonesia dan Timor Leste telah menjadi

inspirasi bagi hubungan bilateral yang saat ini terus menguat. Lebih lanjut Dubes

Hasan Kleib menyampaikan bahwa hasil kerja KKP tidak hanya berkontribusi pada

hubungan kedua negara yang semakin menguat, tetapi juga telah berkontribusi bagi

negara lain dan masyarakat internasional yang bisa gunakan KKP Indonesia dan

Timor Leste sebagai model penyelesaian konflik.