pdrb 2013 kerjasama -...

72

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN
Page 2: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KOTA PALU 2011 GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT BY INDUSTRIAL ORIGIN OF PALU CITY 2011

No. Katalog/ Catalogue Number : 930203.7271 ISBN :

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA

KOTA PALU

GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT BY SECTORS OF PALU CITY

2 0 1 3

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

& Penanaman Modal Kota Palu Dengan

Badan Pusat Statistik Kota Palu

Page 3: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KOTA PALU 2013 Gross Regional Domestict Product By Sectors of Palu City 2013

Ukuran Buku/ Book Size : 22 cm x 15 cm Jumlah Halaman/ Total Pages : 64 + viii Naskah/ Manuscipt : Tim Penyusun Publikasi Kota Palu Penyunting/ Editor : Tim Penyusun Publikasi Kota Palu Gambar/ Figures : Kantor Walikota, Tambang Emas,Jembatan,Pasar,Uang dan Sawah Diterbitkan oleh/ Published by : Tim Penyusun Publikasi Kota Palu Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya May be cited with reference to the source

Page 4: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

SAMBUTAN

WALIKOTA PALU

Data Statistik Pendapatan Regional tetap mempunyai arti dan peranan yang sangat penting terutama dalam mengukur tingkat keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini. Oleh karena itu saya menyambut gembira dengan terbitnya Publikasi "Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Palu Tahun 2013".

Dari data Pendapatan Regional yang disajikan secara series ini berdasarkan Tahun Dasar 2000, sehingga relevan memberikan gambaran makro perekonomian Kota Palu saat ini, baik mengenai struktur perekonomiannya maupun tingkat pertumbuhan serta perkiraan pendapatan perkapita penduduk. Walaupun perekonomian kita masih terpengaruh akibat krisis, namun demikian saya masih optimis, bahwa dengan diarahkannya seluruh potensi sektor-sektor kegiatan ekonomi melalui program Pembangunan yang tertuang dalam RPJM Kota Palu Tahun 2010-2015, diharapkan akan mampu memacu laju pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Palu di masa yang akan datang.

Kepada Kepala Badan Pusat Statistik Kota Palu beserta stafnya yang telah berupaya menyajikan data ini saya ucapkan terima kasih.

Selamat bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi petunjuk dan memberkati kita semua.

Palu, Juni 2013 WALIKOTA PALU

RUSDI MASTURA

Page 5: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA & PENANAMAN MODAL

KOTA PALU Penyelenggaraan fungsi perencanaan tidak terlepas dari dukungan data statistik yang lengkap, terpercaya dan tepat waktu. Oleh karena itu dengan terbitnya publikasi "PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KOTA PALU TAHUN 2012", yang penghitungannya berdasarkan tahun dasar 2000, merupakan wujud usaha yang telah dilakukan dalam menyiapkan data yang lengkap sebagai bahan evaluasi dan perencanaan pembangunan yang telah kita laksanakan dan yang akan kita dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.

Data statistik yang telah diterbitkan secara berkala setiap tahunnya, tentunya dapat memperkokoh landasan, guna meletakkan dasar-dasar kebijakan publik yang dituangkan dalam program-program pembangunan Kota Palu.

Kepada Kepala Badan Pusat Statistik Kota Palu beserta staf, yang telah berupaya mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data Pendapatan Regional Kota Palu tahun 2012 ini, diucapkan banyak terima kasih, dan mudah-mudahan kerja sama yang telah dibina selama ini bermanfaat untuk iklim investasi dan peningkatan perekonomian, serta kesejahteraan masyarakat luas.

Terima kasih.

Palu, Juni 2013

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN

MODAL KOTA PALU

Ir. DHARMA GUNAWAN, M. M.Si NIP. 19591125 198903 1 007

Page 6: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

KATA PENGANTAR Publikasi "PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KOTA PALU TAHUN 2013" dilakukan dengan Tahun Dasar Baru, yakni Tahun Dasar 2000, sehingga penilaian perekonomian makro menjadi relevan sesuai dengan kondisi saat ini, publikasi ini diolah dan disajikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Palu, bekerjasama dengan Bapeda Kota Palu.

Data Pendapatan Regional yang disajikan dengan series Tahun Dasar 2000 ini dapat memberikan gambaran tentang kondisi perekonomian Kota Palu saat ini yang mencakup produk seluruh kegiatan nilai tambah bruto, struktur dan tingkat pertumbuhan ekonomi serta pendapatan perkapita penduduk di wilayah ini.

Angka-angka yang disajikan masih bersifat sangat sementara, namun sudah dapat memberikan gambaran tentang kondisi perekonomian di daerah ini terhadap hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.

Disadari bahwa sajian ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan penerbitan yang akan datang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam membantu penyusunan publikasi ini saya ucapkan terima kasih.

Palu, April 2013 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

KOTA PALU

Ir. ARFANDI, M.Si NIP.196508011991031003

Page 7: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013

iv

D A F T A R I S I Halaman

Kata Pengantar ...................................................................... iii Daftar Isi ................................................................................. iv Daftar Tabel Pokok ................................................................ vi I. PENDAHULUAN...……......................….………………… 2 I.1 PERUBAHAN TAHUN DASAR ....................................... 2 I.2 TUJUAN DAN KEGUNAAN ............................................ 3 I.3 KONSEP DAN DEFINISI ................................................. 4 I.4 METODE PENGHITUNGAN ........................................... 9 I.5 PENGHITUNGAN PDRB ATAS DASAR HARGA

KONSTAN ....................................................................... 11 I.6 SUMBER DAN CARA PENGUMPULAN DATA .............. 13 I.7 PENGGUNAAN TAHUN DASAR .................................... 14 II. URAIAN SEKTORAL ...................................................... 15 II.1 SEKTOR PERTANIAN .................................................... 15 II.2 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN ......... 18 II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ............................. 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN AIR BERSIH ............................. 19 II.5 SEKTOR BANGUNAN .................................................... 21 II.6 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN . 21 II.7 SEKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI .................... 23 II.8 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN &

JASAPERUSAHAAN ..................................................... 26 II.9 SEKTOR JASA-JASA ..................................................... 28 III. TINJAUAN EKONOMI KOTA PALU TAHUN 2011 ....... 31 III.1 PERANANDAN LAJUPERTUMBUHANSEKTORAL ...... 33 III.2 PENDAPATAN PERKAPITA ........................................... 35 VI. TABEL-TABEL POKOK ................................................... 37

Page 8: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013

v

KETERANGAN / FOOT NOTE

Kode : *) dan **) yang terdapat pada sajian tabel-tabel maksudnya:

*) = Angka Sementara **) = Angka Sangat Sementara

Page 9: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013

vi

DAFTAR TABEL POKOK Halaman

1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga yang Berlaku menurut Lapangan Usaha …….…………… 38

2. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha ……………………… 40

3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga yang Berlaku menurut Lapangan Usaha ..…42

4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha … 44 5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas

Dasar Harga yang Berlaku menurut Lapangan Usaha ………… 46

6. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha ……… 48

7. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha ……… 50 8. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha … 52

9. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha .……………………………………………………54

10. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto menurut

Lapangan Usaha .…………………………………………………….56 11. Pendapatan Regional dan Angka-angka Perkapita ………… 58 12. Indeks Perkembangan Pendapatan Regional dan

Angka-angka Perkapita menurut Lapangan Usaha ………… 59 13. Indeks Berantai Pendapatan Regional dan

Angka-angka Perkapita menurut Lapangan Usaha ……………… 60 14. Indeks Implisit Pendapatan Regional dan

Angka-angka Perkapita menurut Lapangan Usaha …………… 61

Page 10: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 1

PENJELASAN

TEKNIS

Page 11: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 2

I. P E N D A H U L U A N

I.1. PERUBAHAN TAHUN DASAR Perencanaan Pembangunan Ekonomi suatu daerah

memerlukan bermacam data Statistik sebagai dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan, agar sasaran Pembangunan dapat dicapai dengan tepat.Strategi dan kebijaksanaan Pembangunan yang telah diambil pada masa-masa yang lalu perlu dipantau dan dilihat hasilnya. Berbagai data Statistik yang merupakan ukuran kuantitatif mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa ini, serta sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.

Pada umumnya struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang cukup signifikan.Hal ini terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Perubahan struktur ekonomi yang signifikan akan merubah base/dasar sektor yang dianggap tulang punggung ekonomi.

Pergeseran tahun dasar dari tahun dasar harga konstan 1993 ke tahun dasar 2000 dilandasi dua alasan pokok sebagai berikut:

1. Struktur ekonomi selama sepuluh tahun telah berubah dengan drastis sehingga kurang relevan jika prestasi dan perkembangan ekonomi masih dihitung berdasarkan cerminan struktur yang lama. Perubahan struktur ini ditandai dengan perubahan dominasi, yang sebelumnya didominasi oleh sektor pertanian kemudian berubah ke sektor industri (nasional).

2. Beberapa sektor mengalami perubahan data-data dasar, misalnya lingkup komoditi, rasio biaya antara, dan metode penghitungan.

Berbagai alasan pemilihan tahun 2000 sebagai tahun dasar antara lain:

a. Tahun 2000 merupakan tahun dasar yang direkomendasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

Page 12: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 3

(PBB), karena pada tahun yang bersamaan telah dikeluarkan “ System of National Accounts (SNA) “ yang baru.

b. Interval 10 tahun merupakan kurun waktu yang secara umum juga digunakan negara lain.

c. Kondisi sosial ekonomi Indonesia tahun 2000 menunjukkan keadaan yang relatif stabil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah berkepentingan mengetahui hasil Pembangunan Ekonomi dengan segala aspeknya, pihak swasta mengetahui sejauh mana peranan dalam perekonomian regional, dengan dampaknya. Hal ini semua dapat digambarkan dengan penyajian Statistik Pendapatan Regional.

Dalam memenuhi Statistik Pendapatan Regional Kota Palu, maka Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Pemerintah Daerah melalui Bappeda Kota Palu mencoba menyusun dan menghitung untuk Pendapatan Regional Kota Palu. PDRB Kota Palu ini disajikan dengan menggunakan tahun dasar 2000.

I.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN

Di dalam perencanaan ekonomi suatu daerah pada umumnya mempermasalahkan dua hal pokok, yaitu:

1. Bagaimana mengusahakan agar pembangunan ekonomi dapat menghasilkan pendapatan masyarakat secara mantap.

2. Bagaimana menggunakan agar pendapatan yang timbul tersebut dapat diterima dan dibagi secara merata oleh masyarakat.

Untuk mengetahui hal tersebut diatas secara kuantitatif, maka diperlukan data Statistik antara lain data Statistik Pendapatan Regional yang merupakan ukuran dan landasan untuk mencapai sasaran dalam perencanaan

Page 13: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 4

ekonomi. Dengan tersedianya Statistik Pendapatan Regional secara berkala dapat diketahui antara lain:

1. Dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi regional maupun sektoral.

2. Dapat memberikan gambaran mengenai struktur ekonomi suatu daerah berdasarkan sasaran sumbangan dan peranan masing-masing sektor terhadap jumlah pendapatan secara keseluruhan.

3. Dapat memberikan tingkat kemakmuran suatu daerah, yang dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan penduduk. Sebab pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum menjamin kemakmuran yang tinggi bagi masyarakat, apabila dibarengi dengan perkembangan penduduk yang tinggi.

4. Dapat memberikan gambaran mengenai perubahan harga secara agregatif tertimbang, sehingga tercermin tingkat inflasi.

Dengan demikian Statistik Pendapatan Regional merupakan gambaran dari perekonomian suatu daerah dan akan berguna bagi para ahli yang bergerak di bidang perencanaan dan pengambilan keputusan baik yang berhubungan dengan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, pembelanjaan secara regional, perumusan perpajakan, keuangan, tenaga kerja sektoral dan kebijaksanaan ekonomi oleh Pemerintah dan Swasta.

I.3. KONSEP DAN DEFINISI Istilah pendapatan daerah (Produk Domestik) dengan

pendapatan regional (Produk Regional) seringkali dalam pengertiannya dianggap sama. Untuk sekedar memberikan gambaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pendapatan daerah adalah semua barang dan jasa sebagai hasil produksi dari kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah Domestik (keseluruhan penerimaan pemerintah daerah) tanpa memperhatikan apakah faktor

Page 14: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 5

produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk wilayah yang bersangkutan.

Pendapatan Regional adalah pendapatan semua golongan dan lapisan masyarakat/ produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk dalam suatu daerah dari seluruh kegiatan ekonomi yang meliputi sektor Pertanian sampai dengan sektor Jasa-jasa. Jelas bahwa ruang lingkup pendapatan regional lebih luas cakupannya dari pada pendapatan daerah. Konsep yang digunakan untuk pendapatan regional masih dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan penjelasan dari seluruh nilai tambah (produk) yang ditimbulkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu daerah (regional) tanpa memperhatikan pemilikan oleh faktor produksi.

Jelas PDRB secara agregatif, menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan atau balas jasa kepada faktor-faktor produksi yang ikut serta berpartisipasi dalam proses produksi di suatu daerah dan karena itu merupakan gambaran dan Production Originated.

Beberapa konsep dan definisi yang penting untuk diketahui dalam penghitungan Produk Domestik Regional Bruto adalah sebagai berikut:

I.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar

Angka Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (GrossValue Added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah yang bersangkutan.Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah Nilai Produksi (Output) dikurangi biaya antara (Input antara).Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen pendapatan faktor (Upah, gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan) penyusutan dan pajak tak langsung netto.

Page 15: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 6

Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto dan masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dan masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi akan diperoleh Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar.

I.3.2. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar

Perbedaan antara konsep neto disini dan konsep bruto diatas, ialah karena pada konsep bruto diatas penyusutan masih termasuk di dalamnya sedangkan pada konsep neto ini komponen penyusutan telah dikeluarkan.

Jadi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi Penyusutan akan memperoleh Produk Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar. Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai susutnya (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang-barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi jika nilai susutnya barang-barang dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan penyusutan yang dimaksud diatas.

I.3.3. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor

Pajak tidak langsung disini meliputi pajak penjualan, bea ekspor dan impor, cukai dan lain-lain pajak. Kecuali pajak pendapatan dan pajak perseorangan.Pajak tak langsung dari unit-unit produksi dibebankan kepada biaya produksi atau pada pembeli hingga langsung berakibat menaikkan harga barang.Berlainan dengan pajak tak langsung yang berakibat menaikkan harga tadi ialah subsidi yang diberikan Pemerintah kepada unit-unit produksi, yang bisa mengakibatkan penurunan harga.

Jadi pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga-harga dimana yang satu berpengaruh menaikkan harga, sedang yang lain menurunkan harga sehingga pajak tidak langsung dikurangi subsidi akan

Page 16: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 7

diperoleh pajak tidak langsung neto.Kalau Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi dengan pajak tak langsung neto, maka hasilnya adalah Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor.

I.3.4. Pendapatan Regional Dari konsep-konsep yang diterangkan diatas dapat

diketahui bahwa PDRN Atas Dasar Biaya Faktor itu sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor, merupakan jumlah pendapatan yang berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan yang timbul atau merupakan pendapatan yang besar dari daerah tersebut. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tadi tidak seluruhnya menjadi pendapatan penduduk daerah itu, sebab ada sebagian pendapatan yang diterima oleh penduduk daerah lain, misalnya suatu perusahaan yang modalnya dimiliki orang luar, tetapi perusahaan tadi beroperasi di daerah tersebut, maka dengan sendirinya keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar yaitu milik orang yang mempunyai modal tadi.

Sebaliknya kalau ada penduduk region ini yang menanamkan modalnya diluar region maka sebagian keuntungan perusahaan tadi akan mengalir ke dalam daerah tersebut dan menjadi pendapatan dari pemilik modal tadi.

Kalau Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor dikurangi dengan pendapatan yang keluar tadi ditambah dengan pendapatan yang masuk, maka hasilnya merupakan Produk Domestik Regional Neto yaitu merupakan jumlah pendapatan yang benar-benar diterima (Income Receipt) oleh seluruh penduduk yang tinggal di region yang dimaksud. Produk Regional Neto inilah yang merupakan Pendapatan Regional.

Akan tetapi transfer In dan transfer Out ini (yang secara Nasional dapat diperoleh dari Neraca Pembayaran Luar Negeri) masih sangat sukar pada sekarang ini, sehingga untuk sementara dalam perhitungan ini Produk Domestik Regional Neto dianggap sebagai Pendapatan Regional. Bila pendapatan

Page 17: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 8

Regional ini dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di region itu, maka akan dihasilkan suatu Pendapatan Per Kapita.

I.3.5. Pendapatan Orang Seorang (Personal Income) dan

Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (Disposible Income)

Dari uraian di atas, maka konsep-konsep yang dipakai dalam Pendapatan Regional dapat diuraikan sebagai berikut:

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (GRDP at Market Prices) dikurangi penyusutan akan sama dengan;

Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Harga Pasar (NRDP at Market Prices) dikurangi pajak tak langsung akan sama dengan;

Produk Domestik Regional Atas Dasar Biaya Faktor (NRDP at Factor Cost) ditambah Pendapatan Neto yang mengalir dari/ ke daerah akan sama dengan;

Pendapatan Regional (Regional Income) dikurangi pajak pendapatan perusahaan (Coorporate Income Taxes), keuntungan yang tidak dibagikan (Industry Budget Profit), Iuran Kesejahteraan Sosial (Social Security Contribution) ditambah transfer yang diterima rumah tangga, bunga neto atas bunga Pemerintah, akan sama dengan;

Pendapatan orang seorang (Personal Income) dikurangi pajak rumah tangga akan sama dengan;

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposible Income)

Dari susunan tersebut terlihat bahwa pendapatan orang seorang merupakan pendapatan yang diterima rumahtangga, ternyata tidak seluruh pendapatan regional diterima oleh rumah tangga.

Hal ini disebabkan karena sebagian tidak dibayar kepada rumah tangga akan tetapi pajak pendapatan perusahaan diterima oleh pemerintah, keuntungan yang tidak dibagi ditahan oleh perusahaan dan dana jaminan sosial dibayarkan kepada instansi yang berwenang.

Page 18: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 9

Tetapi sebaliknya, rumah tangga masih menerima tambahan yang merupakan tramsfer baik dari pemerintah maupun dari perusahaan dan bunga neto atas hutang pemerintah. Bila pendapatan orang seorang ini dikurangi dengan pajak yang langsung dibebankan kepada rumah tangga dan hibah yang diberikan oleh rumah tangga maka hasilnya merupakan yang siap dibelanjakan (Disposible Income).

I.3.6. Pendapatan Region Atas Dasar Harga Berlaku dan

Atas Dasar Harga Konstan Seperti telah diuraikan di atas, angka-angka pendapatan

regional antara lain dapat dipakai untuk mengukur kenaikan tingkat pendapatan yang disebabkan oleh dua faktor:

1. Kenaikan pendapatan yang betul-betul dapat menaikkan daya beli penduduk (kenaikan riil)

2. Kenaikan pendapatan yang disebabkan karena adanya inflasi (merosotnya nilai uang ) kenaikan pendapatan ini tidak menaikkan daya beli penduduk dan kenaikan semacam ini merupakan kenaikan semu.

Oleh karena itu untuk mengetahui pendapatan yang sebenarnya (riil), faktor inflasi ini terlebih dahulu dikeluarkan. Pendapatan regional dengan faktor inflasi yang masih ada di dalamnya merupakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku, sedangkan pendapatan regional dengan faktor inflasi yang sudah ditiadakan merupakan pendapatan regional atas dasar harga konstan. Dengan hal tersebut di atas, maka pendapatan regional disajikan dalam dua bentuk yaitu Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku dan Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Konstan.

I.4. METODE PENGHITUNGAN Produk Domestik Regional Bruto dapat dihitung melalui

dua metode yaitu: Metode Langsung dan Tidak Langsung.

Page 19: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 10

1.4.1. Metode Langsung Yang dimaksud dengan metode langsung adalah

metode penghitungan dengan menggunakan data daerah tingkat II yang sama sekali terpisah dari data propinsi, sehingga hasil yang penghitungannya mencakup seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian metode ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yang berbeda:

a) Pendekatan produksi

b) Pendekatan pendapatan

c) Pendekatan pengeluaran

a. Pendekatan Produksi Produk Domestik Regional Bruto merupakan nilai

tambah bruto produksi barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam suatu wilayah atau region dalam suatu periode tertentu yang biasanya dalam satu tahun.Sedangkan nilai tambah bruto adalah nilai produksi bruto barang-barang dan jasa yang dihasilkan dikurangi dengan seluruh biaya antara yang dikeluarkan.

b. Pendekatan Pendapatan PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh

faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah/ region dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, maka nilai tambah bruto adalah merupakan jumlah dari upah dan gaji, pendapatan dari usaha sendiri, keuntungan, sewa tanah, bunga modal, penyusutandan pajak tidak langsung neto.

c. Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang

dilakukan untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga sosial swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan ekspor neto di dalam suatu wilayah atau region dalam suatu periode tertentu biasanya dalam satu tahun. Dengan metode

Page 20: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 11

ini, penghitungan nilai tambah bertitik tolak pada penggunaan akhir barang dan jasa yang diproduksi.

I.4.2. Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung adalah mengalokasikan PDRB Propinsi ke Kabupaten/ Kota ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi dengan menggunakan alokator tertentu.Alokator yang dapat digunakan dapat didasarkan atas:

a. Nilai produk bruto/neto

b. Jumlah produksi fisik

c. Tenaga kerja

d. Penduduk dan

e. Alokator lainnya

Dengan menggunakan salah satu alokator atau kombinasi dari alokator tersebut dapat diperhitungkan persentase Kota.

I.5. PENGHITUNGAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat harganya. Oleh karena itu untuk dapat mengukur perubahan volume produksi atau perkembangan produktivitas secara nyata faktor pengaruh atas perubahan harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRB atas dasar harga konstan.

Penghitungan atas dasar harga konstan ini berguna antara lain dalam perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral bila dikaitkan dengan data mengenai tenaga kerja dan

Page 21: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 12

barang modal yang dipakai dalam produksi dapat memberikan gambaran tentang tingkat produktivitas dan kapasitas produksi dari masing-masing lapangan usaha dan untuk menggambarkan perubahan tingkat kemakmuran ekonomi (struktur ekonomi) dari tahun ke tahun.

I.5.1. Revaluasi Dilakukan dengan cara mengalikan kuantum atau

produksi pada tahun yang berjalan dengan tahun dasar 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan cara selisih antara Output dan Biaya Antara atas dasar harga konstan.

I.5.2. Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun dasar harga

konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah tahun dasar 2000 dengan Indeks Produksi. Indeks Produksi sebagai Ekstrapolator dapat merupakan Indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun Indeks dari berbagai Indikator Produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan. Ektrapolasi dapat juga dilakukan terhadap Output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan ratio tetap nilai tambah terhadap Output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.

I.5.3. Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh

dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan Indeks Harga. Indeks Harga yang digunakan sebagai Deflatornya biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Perdagangan Besar, dan lain sebagainya tergantung mana yang lebih cocok. Indeks Harga diatas dapat juga dipakai sebagai Inflator dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan Indeks Harga tersebut.

Page 22: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 13

I.5.4. Deflasi Berganda Dalam Deflasi Berganda ini, yang dideflasikan adalah

ouput dan biaya antara, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antar output dan biaya antara hasil Deflasi tersebut. Indeks Harga yang digunakan sebagai Deflator untuk penghitungan Output atas dasar harga konstan biasanya merupakan Indeks Harga Produsen atau Indeks Harga Perdagangan Besar sesuai dengan cakupan komoditasnya, sedangkan Indeks Harga dari komponen Input terbesar. Kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena Indeks Harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan harga konstan, Deflasi Berganda ini belum banyak digunakan.

I.6. SUMBER DAN CARA PENGUMPULAN DATA Untuk penyusunan/ penghitungan Produk Domestik

Regional Bruto Kota Palu, data dikumpulkan dari berbagai sumber baik yangberada di tingkat II maupun di tingkat .

Untuk mengumpulkan data yang digunakan sebagai kerangka estimasi digunakan bermacam cara antara lain:

1. Dengan formulir Survei Pendapatan Regional (SPR) yaitu untuk mendapatkan keterangan mengenai jumlah usaha atau perusahaan (Establisment), sumber pada Mantri Statistik dengan cara mengumpulkan keterangan dari tiap Desa.

2. Dengan formulir SPR Kota, yaitu untuk mendapatkan indikator-indikator yang sangat diperlukan dalam Estimasi PDRB secara sektoral. Sumber datanya adalah Badan Pusat Statistik Kota Palu dengan cara mengumpulkan keterangan dari tiap instansi yang mengenai kegiatan sektoral baik instansi Pemerintah, Perusahaan dan Swasta.

Page 23: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 14

3. Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) yang dilakukan oleh Mantri Statistik di tingkat dan staf Badan Pusat Statistik Kota Palu yang meliputi Ibukota Kota dan sekitarnya. Pengumpulan dimaksud untuk mendapatkan data mengenai Output dan Input antara serta Input Primer dari berbagai lapangan usaha/ kegiatan.

1.7. PENGGUNAAN TAHUN DASAR Untuk keseragaman tahun dasar dalam penghitungan

Pendapatan Nasional, Pendapatan Regional baik Propinsi maupun Kota, sesuai anjuran Badan Pusat Statistik Jakarta yang dipilih sebagai tahun dasar adalah tahun 2000.

Pemilihan tahun dasar 2000 sebagai tahun dasar menurut pengamatan bahwa perekonomian tahun 2000 pada skala Nasional cukup normal dan memadai walaupun dampak resesi ekonomi masih dirasakan pada tahun tersebut.

Page 24: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 15

URAIAN SEKTORAL

Uraian sektoral yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup, definisi, cara panghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 dan sumber yang digunakan untuk masing-masing sektor dan sub sektor.

II.1. SEKTOR PERTANIAN Yang dicakup dalam sektor Pertanian adalah : Sub Sektor

Tanaman Bahan Makanan, Tanaman Perkebunan, Peternakan dan hasil-hasilnya, Kehutanan dan Perikanan.

II.1.1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Sub Sektor ini meliputi seluruh jenis komoditi yang

dihasilkan dan digunakan sebagai bahan makanan seperti Padi, Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Tanah, Kacang Kedele, Kacang Hijau, Kentang, Sayur-sayuran dan Buah-buahan termasuk pula hasil dari pengolahan secara sederhana seperti Beras Tumbuk, Gaplek dan Sagu.

Data produksi diperoleh dari BPS Kota Palu, dan data harga diperoleh dari survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, seperti harga untuk komoditas Palawija. Sayur-sayuran dan Buah-buahan pada tingkat harga pasar Pedesaan (HP-1), harga untuk komoditi pada tingkat loko gudang petani (HP-2) dikumpulkan secara berkala oleh BPS Kota Palu. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi sedang nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara Revaluasi.

II.1.2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Page 25: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 16

Sub sektor ini mencakup segala jenis tanaman perkebunan yang diusahakan baik oleh rakyat (tidak berbadan hukum) maupun yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan yang mempunyai badan hukum dan dikerjakan secara profesional, menghasilkan komoditi seperti: Karet, Kopra, Lada, Kopi, Kayu Manis, Jarak, Kapas dan lain sebagainya. Termasuk pula hasil pengolahan secara sederhana seperti Teh olahan, Kopi olahan dan Tembakau olahan.

Data produksi, harga dan NPB/ Output industri diperkirakan dari hasil survei industri oleh Badan Pusat Statistik dan dilengkapi pula survei-survei lainnya Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku untuk masing-masing komoditi diperoleh melalui pendekatan produksi, yaitu Nilai Produksi Bruto/ Output dikurangi dengan jumlah biaya antara.

Nilai tambah atas dasar harga Konstan 2000 masing-masing komoditi diperoleh dengan mengurangi NPB/ Output dengan jumlah biaya antara yang dinilai dengan harga tahun 2000.

II.1.3. Sub Sektor Peternakan dan hasil-hasilnya Sub Sektor ini mencakup kegiatan pemeliharaan segala

macam jenis Ternak (ternak besar dan ternak kecil) dan unggas dengan tujuan untuk dikembang-biakkan, dibesarkan, dipotong dan diambil hasilnya baik yang dilakukan oleh rakyat maupun perusahaan Peternakan, seperti Sapi, Kerbau, Kuda, Babi, Kambing, Domba, Ayam, Itik, Burung dan lain sebagainya. Produksi yang dicakup meliputi Ternak lahit, pertambahan berat badan, hasil-hasil pemotongan, seperti daging jeroan, kulit, tulang dan hasil-hasil ternak lainnya (susu, Telur, Madu dan lain-lain).

Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, Populasi ternak, Produksi susu dan telur dan data mengenai harga ternak serta pemotongan dan hasil-hasil ternak diperoleh dari BPS Kota Palu.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi yaitu NPB/ Output dikurangi dengan biaya antara dimana diperoleh dari hasil SKPR.

Page 26: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 17

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan mengurangkan NPB/ Output dengna jumlah biaya antara yang telah dinilai dengan harga tahun dasar 2000.

II.1.4. Sub Sektor Kehutanan Sub Sektor ini meliputi kegiatan yang dilaksanakan di

areal hutan oleh perorangan atau badan usaha, yang mencakup usaha penanaman, pemeliharaan, penanaman kembali dan penebangan kayu, serta pengambilan getah-getahan dan akar-akaran.

Produksi yang dihasilkan meliputi kayu belahan/ potongan (kayu pertukangan), kayu bakar, bambu, rotan, damar dan sebagainya. Hasil olahan sederhana yang pada umumnya dilakukan di areal hutan, seperti pembuatan arang dan sebagainya.

Data produksi diperoleh dari dinas kehutanan dan Kantor Statistik Kota Palu, sedangkan harga untuk masing-masing komoditi digunakan beberapa macam seperti, Harga Perdagangan Besar, Harga Produsen dan Harga Konsumen yang dikumpulkan secara berkala oleh BPS Kota Palu.

Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dilakukan melalui pendekatan produksi, (output dikurangi biaya-biaya) dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan secara revaluasi.

II.1.5. Sub Sektor Perikanan

Sub sektor ini meliputi kegiatan penangkapan dan pemeliharaan segala jenis ikan dan binatang air (kerang, siput, dan udang) baik di air tawar maupun di air asin. Termasuk juga disini kegiatan pengambilan hasil-hasil binatang air seperti telur ikan, telur penyu, sirip ikan dan bibit ikan, termasuk pula pengolahan secara sederhana seperti pengeringan dan penggaraman ikan.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi yaitu NPB/ Output dikurangi

Page 27: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 18

dengan jumlah biaya antara. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan mengurangkan NPB/ Output dengan jumlah biaya antara yang telah dinilai dengan harga tahun dasar.

II. 2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Sektor ini mencakup kegiatan penambangan,

penggalian, pemeliharaan dan pengambilan/ pemanfaatan segala macam benda Non Biologis baik yang berupa benda padat, benda cair maupun benda gas. Produksi yang dihasilkan meliputi:

a. Pertambangan : Emas

b. Penggalian : Batu-batuan, tanah liat, pasir, kerikil, dan lain sebagainya

c. Penggaraman : Pembuatan garam dengan produksi berupa garam kasar.

Sifat dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari suatu barang tambang dan galian tersebut sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual, atau diproses lebih lanjut

Data produksi dan harga barang galian diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional BPS Kota Palu.

Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku masing-masing komoditi diperoleh melalui pendekatan produksi yaitu NPB/ Output dikurangi total biaya antara. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan masing-masing komoditi diperoleh melalui pendekatan revaluasi.

II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Yang dimaksud dengan industri adalah kegiatan untuk

merubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi mutunya, dimana proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat di dalam sebuah pabrik

Page 28: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 19

atau rumah tangga termasuk pula perakitan mobil dan alat-alat elektronika.

Pada prinsipnya cakupan industri pengolahan meliputi industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKR) serta kegiatan industri besar/ sedang. Perbedaannya adalah jumlah tenaga kerja yang dilibatkan, untuk industri besar jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang antara 20 sampai 99 orang, industri kecil antara 5 sampai 19 orang, sedangkan perusahaan yang tergolong dalam industri kerajinan rumahtangga kurang dari 5 orang.

Dalam proses penghitungannya sektor industri pengolahan kegiatannya dikelompokkan menjadi 8 kelompok komoditas, yaitu:

3.1. Makanan. Minuman dan tembakau

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas kaki

3.3. Kayu dan hasil hutan lainnya

3.4. Kertas dan barang cetakan

3.5. Pupuk, Kimia dan barang dari karet

3.6. Semen dan Bahan galian bukan logam

3.7. Alat angkutan, mesin dan peralatannya

3.8. Barang lainnya

Nilai tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung melalui pendekatan produksi yaitu NPB/ Output dikurangi total biaya antara. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi, yaitu membagi perkiraan Nilai Tambah Bruto atas dasar harga berlaku dengan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang industri.

Data produksi, harga dan NPB/ Output industri diperkirakan dari hasil survei industri oleh Badan Pusat Statistik dan dilengkapi pula survei-survei lainnya yang dilaksanakan oleh Kanwil Perindustrian Sulawesi Tengah dan Badan Pusat Statistik Kota Palu.

Page 29: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 20

II.4 SEKTOR LISTRIK DAN AIR BERSIH Sektor ini mencakup sub sektor Listrik dan Air Bersih,

sedangkan sub sektor Gas khusus di Kota Palu belum ada.

II. 4.1. Sub Sektor Listrik Sub sektor ini mencakup kegiatan pembangkitan dan

penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan umum listrik negara (PLN) maupun oleh perusahaan Non PLN.

Data produksi, harga dan struktur Input diperoleh dari cabang PLN Palu yang membawahi wilayah operasionalnya pada unit PLN yang tersebar di beberapa dan PLN Wilayah Tujuh Palu. Untuk penghitungan nilai tambah brutonya dilakukan survei pelengkap lainnya (SKPR) oleh BPS Kota Palu.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung melalui pendekatan produksi, yaitu dengan mengurangi NPB/ Output dengan total biaya antara. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Ekstrapolasi, dengan menggunakan Indeks Produksi sebagai Ekstrapolatornya atau dengan cara revaluasi dimana harus tersedia rata-rata Indikator Harga/ tarif pada tahun dasar.

II.4.2. Sub Sektor Air Bersih

Sub sektor ini meliputi kegiatan penampungan, penjernihan, dan pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit, dan penggunaan komersial lainnya yang diusahakan oleh perusahaan air minum.

Data produksi, harga dan struktur input diperoleh dari hasil SKPR yang dilaksanakan oleh BPS Kota Palu dan hasil survei tahunan Perusahaan Air Minum yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Palu setiap tahun.

Page 30: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 21

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung melalui pendekatan produksi yaitu NPB/ Output dikurangi dengan total biaya antara. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 yang umumnya digunakan untuk sektor ini adalah revaluasi dan ekstrapolasi dengan menggunakan data produksi/ indikator produksi yang tersedia.

II.5 SEKTOR BANGUNAN

Sektor Bangunan mencakup semua kegiatan pembangunan fisik konstruksi yang berupa pembuatan, pembangunan , pemasangan dan perbaikan (berat maupun ringan) seperti: Bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, pelabuhan (laut dan udara), terminal, monumen dan instalasi jaringan listrik, gas, air dan jaringan komunikasi serta bangunan lainnya.

Data sektor bangunan diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum SulawesiTengah dan Dinas Pekerjaan Umum Daerah Palu, dilengkapi dengan Survei Khusus Pendapatan Regional

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari NPB/ Output dikurangi dengan jumlah biaya antara atau dihitung langsung NTB-nya melalui pendekatan pendapatan.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Deflasi dengan mempergunakan IHPB bahan bangunan atau Konstruksi sebagai Deflatornya, atau dengan cara Ekstrapolasi dengan menggunakan Indeks Kuantum yang tersedia di sektor Bangunan sebagai Ekstrapolatornya.

II.6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor yaitu:

1. Sub sektor Perdagangan

2. Sub sektor Hotel

3. Sub sektor Restoran

Page 31: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 22

II.6.1. Sub Sektor Perdagangan Penghitungan nilai tambah bruto sub sektor Perdagangan

dilakukan dengan melalui pendekatan arus barang yaitu dengan cara menghitung nilai margin barang-barang yang diperdagangkan. Margin perdagangan adalah selisih antara nilai jual dan nilai beli, yang merupakan NPB/ Output sub sektor Perdagangan. Barang-barang yang diperdagangkan disini mencakup komoditi yang dihasilkan oleh sektor pertanian, pertambangan/ penggalian dan industri yang dihasilkan oleh negeri ini ditambah dengan barang-barang yang berasal dari impor dan antar pulau masuk.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari NPB/ Output dikurangi jumlah biaya antara, sedangkan NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara yang sama.

II.6.2. Sub Sektor Hotel Sub sektor ini mencakup semua jenis hotel, baik yang

berbintang maupun yang tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya seperti losmen, motel, hostel dan sebagainya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi yaitu NPB/ Output dikurangi jumlah biaya antara. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah kamar, jumlah tempat tidur, jumlah tamu menginap, atau jumlah malam tamu yang bersumber dari Survei Tingkat Penghunian Kamar yang dilakukan oleh BPS.Untuk indikator harga digunakan rata-rata ouput per unit indikator produksi berdasarkan hasil SKPR.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Ekstrapolasi yaitu dengan menggunakan Indeks Indikator Produksi yang sesuai sebagai Ekstrapolatornya.

Page 32: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 23

II.6.3. Sub Sektor Restoran Sub sektor ini mencakup kegiatan penyediaan makanan

dan minuman, jadi yang langsung dikonsumsi/ dihidangkan di tempat penjualan, baik dengan tempat tetap maupun tidak tetap/ berpindah-pindah disajikan secara berkala dimana kegiatan tersebut antara lain meliputi usaha warung, restoran, kedai, kantin, bakso keliling, dan sejenisnya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi yaitu NPB/ Output dikurangi jumlah biaya antara. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Ekstrapolasi yaitu dengan menggunakan Indeks Indikator Produksi yang sesuai sebagai Ekstrapolatornya.

II.7. SEKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI II.7.1. Sub Sektor Angkutan II.7.1.1. Angkutan Jalan Raya

Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini adalah kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor maupun tidak bermotor seperti Bis, Truk, Bemo, Dokar, Becak dan lain sebagainya.

Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada data-data jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang wajib uji yang diperoleh dari Kantor Statistik Kota Palu, rata-rata Output dan Ratio biaya antara menurut jenis kendaraan yang diperoleh dari hasil survei-survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Palu (SKPR).

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Ekstrapolasi dengan menggunakan Indeks Produksi masing-masing jenis angkutan jalan raya.

II.7.1.2. Angkutan Laut

Page 33: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 24

Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini adalah kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan kendaraan/ kapal laut milik perusahaan Nasional, perusahaan pelayaran rakyat dan lokal yang beroperasi didalam daerah maupun diluar daerah ataupun pengangkutan yang dilakukan dari dalam keluar daerah dan sebaliknya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperkirakan dengan pendekatan produksi yakni dengan menggunakan Indikator jumlah barang dan penumpang yang diangkut. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan Indeks gabungan tertimbang jumlah Ton barang dan penumpang yang diangkut.

II. 7.1.3. Angkutan Udara Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini adalah

kegiatan pengangkutan penumpang, barang dan kegiatan lainnya dengan menggunakan kapal/pesawat terbang milik perusahaan Nasional. Penggolongan jenis kegiatan ini dirinci menurut penerbangan domestik (dalam negeri).

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti penghitungan pada sub sektor sebelumnya. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah barang yang dimuat (ton) dan jumlah penumpang yang berangkat (orang) dirinci menurut tujuan yang datanya diperoleh dari laporan perusahaan penerbangan dan pelabuhan udara setempat, sebagai indikator harga digunakan rata-rata Output per unit indikator produksi yang diperoleh dari SKPR.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Ekstrapolasi dimana Indeks Produksi sebagai Ekstrapolatornya.

II. 7.1.4. Jasa Penumpang Angkutan

Page 34: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 25

Sub sektor ini mencakup kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal, parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat, penyimpanan dan penggudangan serta jasa penunjang lainnya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti penghitungan pada sub sektor sebelumnya. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah barang atau penumpang yang dilayani.Datanya bersumber dari hasil pengolahan SKPR. Untuk Indikator harga digunakan rata-rata Output per unit indikator produksi. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Ekstrapolasi dimana Indeks Indikator Produksi yang sesuai sebagai Ekstrapolatornya

II.7.2. Sub Sektor Komunikasi Sub sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa pos

dan telekomunikasi yang diusahakan oleh perusahaan umum Pos dan Giro dan perusahaan umum Telekomunikasi (Perumtel)

a. Pos dan Giro Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti

pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada data produksi dan struktur biaya yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan Pos dan Giro Palu.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Ekstrapolasi dimana indeks gabungan produksi tertimbang dari pelayanan Pos, wesel, paket, dan Giro sebagai Ekstrapolatornya.

b. Telekomunikasi Kegiatan ini mencakup pemberian jasa dalam hal

pemakaian hubungan telepon, telegram, dan telex. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan

Page 35: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 26

data yang bersumber dari perusahaan umum telepon Kota Palu.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan Indeks Produksi gabungan tertimbang yang meliputi jumlah pulsa automat, menit interlokal, jumlah menit radio telepon, banyaknya kata telegram dan lain sebagainya.

II.8 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN II.8.1 dan II.8.2. Sub Sektor Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank

Sub sektor ini meliputi kegiatan bank, asuransi, koperasi simpan pinjam dan lembaga keuangan lainnya. Jasa bank meliputi jasa perbankan yang dilakukan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia, bank Devisa, bank tabungan dan bank pembangunan, usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga, membeli dan menjual surat-surat berharga, mengedarkan uang, menerima dan membayar rekening koran, pemindahan cadangan dan sebagainya.

Kegiatan asuransi meliputi usaha segala jenis perasuransian, seperti asuransi jiwa, asuransi sosial, asuransi kecelakaan, jasa penanggung perasuransian (reasuransi) konsultan/ agen perasuransian dan dana pensiun. Sedangkan kegiatan jasa keuangan lainnya meliputi usaha bank pasar, bank desa, lumbung desa, koperasi simpan pinjam dan lain sebagainya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi sama dengan penghitungan pada sub sektor sebelumnya, NPB/ Output dan struktur biaya antara atas dasar harga berlaku untuk kegiatan bank diperoleh dari laporan keuangan tahunan seluruh bank yang dikumpulkan melalui Bank Indonesia Propinsi Sulawesi Tengah, sedangkan

Page 36: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 27

untuk kegiatan asuransi dan jasa keuangan lainnya melalui SKPR.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi, yaitu membagi NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK kelompok umum, ekstrapolasi dengan menggunakan ekstrapolator jumlah nasabah, penabung, pemegang polis, dan kredit yang disalurkan.

II.8.3. Sub Sektor Sewa Bangunan Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa atas penggunaan

rumah/ bangunan sebagai tempat tinggal oleh rumah tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu untuk sendiri atau rumah yang disewa.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung melalui pendekatan pendapatan yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran pemerintah untuk belanja rutin maupun pembangunan ditambah dengan perkiraan nilai penyusutan.

Data belanja pegawai bersumber dari Kantor Perbendaharaan Negara (KPN) yang merupakan realisasi pengeluaran pemerintah di setiap daerah ditambah dengan data Statistik Keuangan Pemerintah Daerah yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahun melalui BPS Propinsi dengan daftar isian K-1 (unit Pemerintah Daerah Tingkat I), BPS Kota dengan daftar K-2 (Unit Pemerintah Tingkat II) dan K-3 (untuk Pemerintah Desa).

Sedangkan data belanja pegawai Hankam diperoleh langsung dari masing-masing kesatuan yang berada di wilayah Kota Palu yaitu Kodim, Kores, dan Kompi Raksatama 711 Palu.

Nilai tambah bruto atas dasar harga Konstan 2000 dihitung dengan cara Ekstrapolasi dengan menggunakan Indeks Kuantum Indikator Produksi yang ditimbang dengan besarnya Indikator Upah/ Gaji menurut golongan kepangkatan sebagai Ekstrapolatornya.

Page 37: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 28

II. 8.4. Sub Sektor Jasa Perusahaan Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa atas hukum

(advokat & notaris), jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan, arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan peralatan.

Output atas dasar harga konstan 2000 dihitung berdasarkan pendekatan produksi yaitu perkalian antara indikator produksi (jumlah tenaga kerja dengan indikator-indikator harga/ rata-rata output/ tenaga kerja).

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian NTB dengan output, kemudian output dan NTB harga konstan diperkirakan sejalan pertumbuhan seb sektor industri pengolahan

II.9. SEKTOR JASA-JASA Sektor jasa-jasa meliputi:

- Sub Sektor pemerintahan umum

- Sub Sektor swasta

II.9.1. Sub Sektor Pemerintahan Umum

Sumbangan sektor Pemerintahan terhadap PDRB terdiri dari upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan daerah, perkiraan komponen upah dan belanja pembangunan ditambah dengan perkiraan penyusutan sebesar 5 persen.

Lembaga pemerintahan yang dicakup:

a. Pemerintah pusat: Departemen, Lembaga Non Departemen, LembagaTinggi Negara dan Lembaga Pemerintah lainnya baik yang berada di pusat maupun unit-unit vertikal didaerah

b. Pemerintah Daerah : Pemerintah Daerah Tingkat I, Pemerintah Daerah Tingkat II serta Pemerintah Desa.

II.9.2. SubSektor Swasta

Page 38: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 29

II.9.2.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan Mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan serta jasa

kemasyarakatan lainnya, seperti jasa penelitian, jasa palang merah, panti asuhan, panti wredha dan sebagainya, terbatas yang dikelola oleh swasta saja.

a. Jasa Pendidikan

Data yang digunakan untuk memperkirakan nilai tambah adalah jumlah murid sekolah swasta menurut jenjang pendidikan yang diperoleh dari Departemen Pendidikan dan kebudayaan.Data output per murid dan ratio nilai tambah diperoleh dari SKPR.

b. Jasa Kesehatan

Mencakup jasa Rumah Sakit, Dokter Praktek, dan jasa Kesehatan lainnya dikelola oleh pihak swasta. Perkiraan output untuk masing-masing kegiatan didasarkan pada rata-rata output untuk masing-msing kegiatan diatas yang diperoleh melalui Survei Khusus.

Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Ekstrapolasi, dimana Ekstrapolatornya adalah Indeks Gabungan Tertimbang dari masing-masing kegiatan tersebut.

c. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Lainnya

Sub sektor ini mencakup kegiatan penyelenggaraan jasa sosial dan kemasyarakatan yang diusahakan oleh pihak swasta seperti jasa Pendidikan, lembaga Sosial, perhimpunan dan organisasi usaha profesi baru, lembaga penelitian dan lainnya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti perhitungan sub sektor sebelumnya. Penggunaan indikator produksi maupun harga disesuaikan dengan masing-masing jenis kegiatan dan bersumber dari hasil registrasi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Palu melalui SKPR.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengn acara Deflasi, dimana Indeks Harga atau

Page 39: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 30

Indeks Kuantum yang sesuai sebagai Deflatornya atau Ekstrapolatornya.

II.9.2.2. Jasa Hiburan dan Rekreasi Sub sektor ini mencakup penyelenggaraan hiburan dan

rekreasi untuk masyarakat baik secara langsung maupun melalui suatu media tertentu yang diusahakan oleh pihak swasta, seperti: pemutaran film, pemancar radio, pagelaran seni, juru kamera, seniman, perpustakaan dan tempat rekreasi serta tempat-tempat hiburan lainnya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti perhitungan sub sektor sebelumnya. NPB/ Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara indikator produksi maupun hanya disamakan dengan masing-masing jenis kegiatan dan bersumber dari hasil SKPR.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara Deflasi, dengan menggunakan IHK yang sesuai atau sama dengan Ekstrapolasi dimana Indeks Kuantum sebagai Ekstrapolatornya.

II.9.2.3. Jasa Perorangan dan Rumah tangga Sub sektor ini mencakup kegiatan jasa yang pada

umumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga atau perseorangan, yang meliputi reparasi/ perbaikan segala macam alat-alat (termasuk kendaraan), bengkel, jasa binatu dan pencelupan, jasa rumah tangga seperti juru masak, tukang cuci, tukang kebun, pengurus rumah tangga dan sejenisnya, foto studio dan sebagainya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti perhitungan sub sektor sebelumnya. Penggunaan indikator produksi disesuaikan dengan masing-masing jenis kegiatan dari hasil SKPR.

Page 40: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 31

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan caraekstrapolasi dimana Indeks Kuantum yang sesuai sebagai Ekstrapolatornya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi sama dengan penghitungan pada sub sektor sebelumnya, NPB/ Output dan struktur biaya antara atas dasar harga berlaku dihitung melalui pendekatan pengeluaran yaitu mengalikan jumlah penduduk pada pertengahan tahun dengan rata-rata pengeluaran sewa rumah per kapita. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi, yaitu membagi NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK kelompok perumahan atau dengan ekstrapolasi yaitu mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks jumlah penduduk sebagai ekstrapolatornya.

III. TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA PALU 2012

Pada era otonomi daerah saat ini, pembangunan perekonomian daerah merupakan hal yang penting dalam mendukung upaya peningkatan taraf hidup masyarakat di daerah, upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja, peningkatan investasi, pemerataan pendapatan masyarakat, serta berbagai upaya peningkatan hubungan ekonomi regional akan memberikan upaya terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan sektor tersier.

Pada posisi lainnya arah dan pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat dengan tingkat pemerataan sebaik mungkin.

Pembangunan perekonomian di Kota Palu sampai saat ini telah berhasil menunjukan peningkatan secara signifikan, baik melalui pembangunan sarana dan prasarana fisik, infrastruktur, perbaikan perekonomian masyarakat, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan ekspor dan investasi serta berbagai kegiatan menunjang perekonomian

Page 41: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 32

ekonomi seperti pembangunan sarana jalan, jembatan, PLTU, pembangunan terminal induk, serta sarana penunjang perekonomian lainnya.

Keadaan perekonomian Kota Palu dalam kurun waktu (periode 2008-2012) dengan penilaian tahun dasar 2000, masih menunjukkan peningkatan signifikan dengan pertumbuhan ekonomi 9,61 persen pada tahun 2012. Kondisi ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 9,44 persen. Hal ini diakibatkan meningkatnya PDRB pada sektor JasaPemerintah dan sektor bangunan, dimana dalam jangka waktu satu tahun terakhir ini di Kota Palu terdapat peningkatan pembangunan baik yang diperuntukkan untuk kegiatan usaha maupun perumahan.

Tabel 1. PDRB Kota Palu Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun 2011 dan 2012

S e k t o r PDRB harga Berlaku PDRB harga Konstan

2011 2012 2011 2012 1 2 3 4 5

1. Pertanian 161.376 179.032 83.879 90.261 2. Penggalian 298.418 334.983 136.139 144.147 3. Industri Pengolahan 834.774 929.678 367.686 384.561

4. Listrik dan Air Bersih 204.004 229.682 68.173 72.598

5. Bangunan 760.470 922.965 288.886 325.086 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 981.690 1.114.347 396.958 432.586

7. Angkutan dan Komunikasi 913.593 1.045.391 391.958 425.114

Page 42: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 33

8. Keu, Persewaan & Js.Perusahaan

826.649 935.377 370.755 403.369

9. Jasa-jasa 2.150.174 2.592.165 911.703 1.028.236 PDRB 7.131.148 8.283.620 3.016.139 3.305.959

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku masih menunjukan peningkatan dari 7.131.148 juta rupiah tahun 2011 meningkat menjadi8.283.620 juta rupiah tahun 2012. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mengalami peningkatan yaitu dari 3.016.139 juta rupiah menjadi 3.305.959 juta rupiah. Indikator ini memperlihatkan bahwa masih terjadi perbaikan ekonomi seperti arah kebijakan ekonomi yang digariskan Pemerintah Daerah Kota Palu untuk meningkatkan kinerja sektor-sektor ekonomi masih menunjukkan hasil positif dalam pembangunan perekonomian di Kota Palu.

Grafik 1. PDRB Kota Palu Atas Dasar Harga Berlakudan

Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Tahun 2008 - 2012

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

2008 2009 2010 2011 2012

PDRB ADHK

PDRB ADHB

Page 43: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 34

3.1 Peranan Dan Laju Pertumbuhan Sektoral Pertumbuhan ekonomi Kota Palu terus mengalami

peningkatan hingga mencapai 9,44 pada tahun 2011meningkat menjadi 9,61 pada tahun 2012(Grafik 2). Kondisi perekonomian membaik karena didukung oleh kinerja konsumsi pemerintah dan swasta, demikian pula kinerja pada sektor bangunan serta kebijakan pemerintah Kota Palu dalam mempermudah izin penanaman modal dan perdagangan sehingga masih mendukung optimalisasi faktor-faktor produksi kearah yang positif dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi pada saat ini .

Grafik 2.Laju Pertumbuhan PDRB Kota Palu Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

2008 2009 2010 2011 2012

PertumbuhanEkonomi

Page 44: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 35

Struktur perekonomian Kota Palu selama ini ditunjang oleh 9 (sembilan) sektor pembentuk PDRB.Adanya perbedaan pertumbuhan yang dialami oleh masing-masing sektor ekonomi menyebabkan berubahnya struktur perekonomian. Berdasarkan harga konstan, diketahui bahwa sektor ekonomi yang paling berperan adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 31,10 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 13,09 persen,angkutan dan komunikasi 12,86 persen, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 12,20 persen, untuk sektor industri pengolahan sebesar 11,63 persen, sektor bangunan 9,83persen, sektor penggalian 4,36 persen lalu sector pertanian dan sektor listrik dan air bersih dengan kontribusi masing-masing sebesar 2,73 dan 2,20 persen. Berdasarkan peranan dari masing-masing sektor tersebut, jelas terlihat bahwa perekonomian Kota Palu telah didominasi oleh sektor tersier (sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan) dengan peranan sebesar 69,25 persen terhadap total pendapatan regional Kota Palu.

Grafik 3.Peranan Sektor-sektor Ekonomi terhadap PDRB Kota Palu Tahun 2012

Page 45: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 36

3.2 Perkembangan PDRB Perkapita

Indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat berdasarkan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita. Akibat naiknya aktivitas ekonomi riil Kota Palu yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi berpengaruh langsung terhadap pendapatan perkapita masyarakat.

Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2011 mencapai 20.805.441rupiah mengalami kenaikan pada tahun 2012 yaitu sebesar23.813.359 rupiah.

Perkembangan PDRB Perkapita harga konstan 2000 juga meningkat dari tahun 2011 sebesar 8.799.718meningkat pada tahun 2012menjadi 9.503.814 rupiah. Peningkatan pertumbuhan PDRB Perkapita 8,001 persen diatas pertumbuhan penduduk 1,48 persen menunjukan adanya perbaikan tingkat kesejahteraan penduduk Kota Palu.

3%  4% 12% 

2% 

10% 

13% 13% 

12% 

31% 

1. Pertanian

2. Penggalian

3. IndustriPengolahan4. Listrik dan AirBersih5. Bangunan

6. Perdagangan,Hotel & Restoran7. Angkutan danKomunikasi8. Keu, Persewaan& Js.Perusahaan9. Jasa‐jasa

Page 46: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 37

Tabel 2. PDRB Perkapita Kota Palu atas dasar Harga berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012

Tahun

PDRB Perkapita

Harga Berlaku

(Rp)

PDRB Perkapita

Harga Konstan

(Rp)

Perkembangan PDRB Perkapita

(%) Harga

BerlakuHarga

Konstan1 2 3 4 5

2008 14.256.952 7.248.305 19,834 5,511 2009 16.074.337 7.675.345 12,747 5,892 2010 18.133.245 8.170.792 12,809 6,455 2011 20.805.441 8.799.718 14,736 7,697 2012 23.813.359 9.503.814 14,457 8,001

Page 47: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 38

TABEL-TABEL

POKOK

Page 48: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 39

TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012 ( JUTA RUPIAH )

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 109.351 126.375 143.285 161.376 179.032 a. Tanaman Bahan Makanan 18.258 21.295 24.549 27.895 30.828 b. Tanaman Perkebunan 6.095 7.195 8.046 8.643 9.206 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 63.218 71.866 80.241 89.999 98.947 d. Kehutanan 0 0 0 0 0 e. Perikanan 21.779 26.018 30.448 34.839 40.051

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 192.619 230.641 264.384 298.418 334.983 a. Minyak dan Gas Bumi 0 0 0 0 0 b. Pertambangan tanpa Migas 0 2.288 2.547 2.871 3.153 c. Penggalian 192.619 228.353 261.837 295.548 331.830

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 610.189 672.287 754.724 834.774 929.678 a. Industri Migas 0 0 0 0 0 1. Pengilangan Minyak Bumi 0 0 0 0 0 2. Gas Alam Cair 0 0 0 0 0

b. Industri Tanpa Migas **) 610.189 672.287 754.724 834.774 929.678 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 230.792 263.812 295.594 325.147 361.528 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 5.197 5.764 6.491 7.157 7.925 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 307.344 330.028 369.429 409.781 458.340 4. Kertas dan Barang Cetakan 19.759 21.505 25.116 27.847 31.149 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 2.741 3.122 3.507 3.813 4.166 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 42.180 45.698 51.938 58.042 63.230 7. Logam Dasar Besi & Baja 0 0 0 0 0 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 1.528 1.642 1.845 2.095 2.366 9. Barang lainnya 648 717 804 892 974

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 138.424 161.542 179.349 204.004 229.682 a. Listrik 130.321 151.924 168.273 191.541 215.665 b. Gas 0 0 0 0 c. Air Bersih 8.103 9.618 11.076 12.463 14.017

5. BANGUNAN 467.454 545.992 629.193 760.470 922.965

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 639.713 738.597 861.427 981.690 1.114.347

a. Perdagangan Besar & Eceran 556.622 644.086 752.471 857.013 975.642 b. Hotel 34.821 38.960 44.960 51.132 57.137 c. Restoran 48.270 55.551 63.996 73.545 81.567

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 49: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 40

Lanjutan Tabel 1

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 605.895 690.497 793.069 913.593 1.045.391

a. Pengangkutan 511.578 569.865 650.445 745.449 850.617 1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0 2. Angkutan Jalan Raya 324.149 361.575 410.556 465.500 528.671 3. Angkutan Laut 60.413 65.331 74.437 87.652 99.861 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. 0 0 0 0 0 5. Angkutan Udara 91.362 103.601 121.907 141.214 162.949 6. Jasa Penunjang Angkutan 35.654 39.359 43.545 51.083 59.136

b. Komunikasi 94.317 120.632 142.624 168.144 194.774 1. Pos dan Telekomunikasi 94.317 120.632 142.624 168.144 194.774 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0 0 0 0 0

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN 558.004 627.206 722.361 826.649 935.377

a. Bank 260.835 297.633 342.357 394.643 447.830 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 76.325 85.886 100.130 111.428 124.594 c. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0 d. Sewa Bangunan 101.411 113.850 130.814 151.473 170.464 e. Jasa Perusahaan 119.433 129.837 149.060 169.105 192.490

9. JASA-JASA 1.333.5011.539.540 1.797.682 2.150.174 2.592.165 a. Pemerintahan Umum 859.678 996.053 1.178.442 1.444.322 1.798.457 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 859.678 996.053 1.178.442 1.444.322 1.798.457 2. Jasa Pemerintah lainnya 0 0 0 0 0

b. Swasta 473.823 543.487 619.240 705.853 793.708 1. Sosial Kemasyarakatan 73.531 84.778 98.694 112.914 125.670 2. Hiburan & Rekreasi 9.608 10.596 12.395 14.483 16.739 3. Perorangan & Rumahtangga 390.684 448.113 508.151 578.455 651.299

PDRB DENGAN MIGAS 4.655.152 5.332.677 6.145.475 7.131.148 8.283.620

PDRB TANPA MIGAS 4.655.152 5.332.677 6.145.475 7.131.148 8.283.620

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 50: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 41

TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012 ( JUTA RUPIAH )

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 68.823 72.328 78.018 83.879 90.261 a. Tanaman Bahan Makanan 11.593 12.245 13.680 15.427 17.148 b. Tanaman Perkebunan 3.309 3.433 3.522 3.653 3.949 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 37.726 39.243 41.750 44.321 46.981 d. Kehutanan 0 0 0 0 0 e. Perikanan 16.195 17.407 19.065 20.478 22.183

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 103.152 114.659 124.925 136.139 144.147 a. Minyak dan Gas Bumi 0 0 0 0 0 b. Pertambangan tanpa Migas 0 1.022 1.102 1.164 1.202 c. Penggalian 103.152 113.637 123.823 134.975 142.946

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 308.882 326.228 346.849 367.686 384.561 a. Industri Migas 0 0 0 0 0 1. Pengilangan Minyak Bumi 0 0 0 0 0 2. Gas Alam Cair 0 0 0 0 0

b. Industri Tanpa Migas **) 308.882 326.228 346.849 367.686 384.561 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 129.347 140.443 148.339 158.477 165.419 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 2.327 2.429 2.613 2.761 2.948 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 140.980 145.496 155.498 163.737 171.060 4. Kertas dan Barang Cetakan 8.816 9.279 10.015 10.545 11.264 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 1.525 1.649 1.782 1.890 2.006 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 24.810 25.800 27.410 29.020 30.535 7. Logam Dasar Besi & Baja 0 0 0 0 0 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 751 788 831 869 919 9. Barang lainnya 326 344 362 386 409

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 55.171 59.433 62.952 68.173 72.598 a. Listrik 50.896 54.716 57.870 62.727 66.802 b. Gas 0 0 0 0 0 c. Air Bersih 4.275 4.718 5.082 5.447 5.796

5. BANGUNAN 217.772 235.420 258.268 288.886 325.086

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 315.969 338.214 364.236 396.958 432.586

a. Perdagangan Besar & Eceran 267.646 285.743 308.137 336.848 367.127 b. Hotel 20.333 21.793 23.437 25.322 27.725 c. Restoran 27.990 30.677 32.662 34.789 37.734

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 51: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 42

Lanjutan Tabel 2

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 306.091 332.277 360.029 391.958 425.114

a. Pengangkutan 269.927 290.603 314.100 340.824 368.447 1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0 2. Angkutan Jalan Raya 155.267 166.714 178.817 193.867 209.490 3. Angkutan Laut 37.079 39.284 42.710 46.021 50.790 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. 0 0 0 0 0 5. Angkutan Udara 56.353 62.101 68.205 74.655 80.248 6. Jasa Penunjang Angkutan 21.228 22.505 24.369 26.281 27.918

b. Komunikasi 36.164 41.674 45.928 51.134 56.667 1. Pos dan Telekomunikasi 36.164 41.674 45.928 51.134 56.667 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0 0 0 0 0

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN

297.371 318.761 347.098 370.755 403.369

a. Bank 107.987 116.718 126.464 135.602 146.159 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 50.562 53.938 58.462 62.165 67.878 c. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0 d. Sewa Bangunan 61.939 66.414 73.253 80.467 89.157 e. Jasa Perusahaan 76.883 81.692 88.919 92.521 100.175

9. JASA-JASA 693.471 748.982 813.556 911.703 1.028.236 a. Pemerintahan Umum 493.416 531.260 581.306 663.344 760.755 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 493.416 531.260 581.306 663.344 760.755 2. Jasa Pemerintah lainnya 0 0 0 0 0

b. Swasta 200.055 217.722 232.250 248.360 267.481 1. Sosial Kemasyarakatan 30.763 33.539 35.843 37.545 40.457 2. Hiburan & Rekreasi 5.198 5.498 5.839 6.260 6.772 3. Perorangan & Rumahtangga 164.094 178.686 190.568 204.554 220.251

PDRB DENGAN MIGAS 2.366.702 2.546.303 2.755.931 3.016.139 3.305.959

PDRB TANPA MIGAS 2.366.702 2.546.303 2.755.931 3.016.139 3.305.959

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 52: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 43

TABEL 3. DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU

ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 2,35 2,37 2,33 2,26 2,16 a. Tanaman Bahan Makanan 0,39 0,40 0,40 0,39 0,37 b. Tanaman Perkebunan 0,13 0,13 0,13 0,12 0,11 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,36 1,35 1,31 1,26 1,19 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 0,47 0,49 0,50 0,49 0,48

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4,14 4,33 4,30 4,18 4,04 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,04 0,04 0,04 0,04 c. Penggalian 4,14 4,28 4,26 4,14 4,01

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 13,11 12,61 12,28 11,71 11,22 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas **) 13,11 12,61 12,28 11,71 11,22 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 4,96 4,95 4,81 4,56 4,36 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 0,11 0,11 0,11 0,10 0,10 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 6,60 6,19 6,01 5,75 5,53 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,42 0,40 0,41 0,39 0,38 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 0,06 0,06 0,06 0,05 0,05 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 0,91 0,86 0,85 0,81 0,76 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 9. Barang lainnya 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 2,97 3,03 2,92 2,86 2,77 a. Listrik 2,80 2,85 2,74 2,69 2,60 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,17 0,18 0,18 0,17 0,17

5. BANGUNAN 10,04 10,24 10,24 10,66 11,14

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 13,74 13,85 14,02 13,77 13,45

a. Perdagangan Besar & Eceran 11,96 12,08 12,24 12,02 11,78 b. Hotel 0,75 0,73 0,73 0,72 0,69 c. Restoran 1,04 1,04 1,04 1,03 0,98

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 53: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 44

Lanjutan Tabel 3

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 13,02 12,95 12,90 12,81 12,62

a. Pengangkutan 10,99 10,69 10,58 10,45 10,27 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 6,96 6,78 6,68 6,53 6,38 3. Angkutan Laut 1,30 1,23 1,21 1,23 1,21 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 1,96 1,94 1,98 1,98 1,97 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,77 0,74 0,71 0,72 0,71

b. Komunikasi 2,03 2,26 2,32 2,36 2,35 1. Pos dan Telekomunikasi 2,03 2,26 2,32 2,36 2,35 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN 11,99 11,76 11,75 11,59 11,29

a. Bank 5,60 5,58 5,57 5,53 5,41 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1,64 1,61 1,63 1,56 1,50 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 2,18 2,13 2,13 2,12 2,06 e. Jasa Perusahaan 2,57 2,43 2,43 2,37 2,32

9. JASA-JASA 28,65 28,87 29,25 30,15 31,29 a. Pemerintahan Umum 18,47 18,68 19,18 20,25 21,71 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 18,47 18,68 19,18 20,25 21,71 2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Swasta 10,18 10,19 10,08 9,90 9,58 1. Sosial Kemasyarakatan 1,58 1,59 1,61 1,58 1,52 2. Hiburan & Rekreasi 0,21 0,20 0,20 0,20 0,20 3. Perorangan & Rumahtangga 8,39 8,40 8,27 8,11 7,86

PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB TANPA MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 54: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 45

TABEL 4. DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 2,91 2,84 2,83 2,78 2,73 a. Tanaman Bahan Makanan 0,49 0,48 0,50 0,51 0,52 b. Tanaman Perkebunan 0,14 0,13 0,13 0,12 0,12 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,59 1,54 1,51 1,47 1,42 d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 e. Perikanan 0,68 0,68 0,69 0,68 0,67

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4,36 4,50 4,53 4,51 4,36 a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,04 0,04 0,04 0,04 c. Penggalian 4,36 4,46 4,49 4,48 4,32

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 13,05 12,81 12,59 12,19 11,63 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas **) 13,05 12,81 12,59 12,19 11,63 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 5,47 5,52 5,38 5,25 5,00 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 0,10 0,10 0,09 0,09 0,09 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 5,96 5,71 5,64 5,43 5,17 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,37 0,36 0,36 0,35 0,34 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 1,05 1,01 0,99 0,96 0,92 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 9. Barang lainnya 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 2,33 2,33 2,28 2,26 2,20 a. Listrik 2,15 2,15 2,10 2,08 2,02 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Air Bersih 0,18 0,19 0,18 0,18 0,18

5. BANGUNAN 9,20 9,25 9,37 9,58 9,83

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 13,35 13,28 13,22 13,16 13,09

a. Perdagangan Besar & Eceran 11,31 11,22 11,18 11,17 11,11 b. Hotel 0,86 0,86 0,85 0,84 0,84 c. Restoran 1,18 1,20 1,19 1,15 1,14

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 55: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 46

Lanjutan Tabel 4

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 12,93 13,05 13,06 13,00 12,86

a. Pengangkutan 11,41 11,41 11,40 11,30 11,14 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 6,56 6,55 6,49 6,43 6,34 3. Angkutan Laut 1,57 1,54 1,55 1,53 1,54 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 2,38 2,44 2,47 2,48 2,43 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,90 0,88 0,88 0,87 0,84

b. Komunikasi 1,53 1,64 1,67 1,70 1,71 1. Pos dan Telekomunikasi 1,53 1,64 1,67 1,70 1,71 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN 12,56 12,52 12,59 12,29 12,20

a. Bank 4,56 4,58 4,59 4,50 4,42 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 2,14 2,12 2,12 2,06 2,05 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 2,62 2,61 2,66 2,67 2,70 e. Jasa Perusahaan 3,25 3,21 3,23 3,07 3,03

9. JASA-JASA 29,30 29,41 29,52 30,23 31,10 a. Pemerintahan Umum 20,85 20,86 21,09 21,99 23,01 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 20,85 20,86 21,09 21,99 23,01 2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Swasta 8,45 8,55 8,43 8,23 8,09 1. Sosial Kemasyarakatan 1,30 1,32 1,30 1,24 1,22 2. Hiburan & Rekreasi 0,22 0,22 0,21 0,21 0,20 3. Perorangan & Rumahtangga 6,93 7,02 6,91 6,78 6,66

PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB TANPA MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 56: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 47

TABEL 5. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU ATAS DASAR HARGA BERLAKU

MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012 (TAHUN 2000 = 100)

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 239,85 277,18 314,27 353,95 392,68 a. Tanaman Bahan Makanan 245,40 286,22 329,96 374,93 414,35 b. Tanaman Perkebunan 367,83 434,21 485,57 521,57 555,55 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 210,31 239,08 266,95 299,41 329,18 d. Kehutanan - - - - - e. Perikanan 338,39 404,24 473,07 541,29 622,27

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 329,24 394,23 451,91 510,08 572,58 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - - c. Penggalian 329,24 390,32 447,55 505,18 567,19

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 331,84 365,61 410,44 453,97 505,58 a. Industri Migas - - - - - 1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2. Gas Alam Cair - - - - -

b. Industri Tanpa Migas **) 331,84 365,61 410,44 453,97 505,58 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 376,78 430,69 482,58 530,82 590,22 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 372,86 413,52 465,68 513,43 568,51 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 306,47 329,09 368,38 408,62 457,04 4. Kertas dan Barang Cetakan 367,94 400,45 467,70 518,55 580,04 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 310,40 353,52 397,14 431,81 471,85 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 301,12 326,23 370,78 414,36 451,40 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 310,11 333,21 374,33 425,14 480,10 9. Barang lainnya 328,38 363,36 407,28 451,75 493,65

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 437,47 510,53 566,81 644,72 725,87 a. Listrik 441,85 515,10 570,53 649,42 731,21 b. Gas - - - - - c. Air Bersih 377,28 447,81 515,67 580,27 652,61

5. BANGUNAN 334,90 391,16 450,77 544,82 661,24

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 343,52 396,62 462,58 527,16 598,39

a. Perdagangan Besar & Eceran 347,94 402,62 470,37 535,71 609,87 b. Hotel 266,02 297,65 343,48 390,64 436,51 c. Restoran 366,84 422,17 486,35 558,92 619,89

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 57: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 48

Lanjutan Tabel 5

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 359,17 409,32 470,13 541,57 619,70

a. Pengangkutan 337,73 376,21 429,40 492,12 561,55 1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 343,44 383,10 434,99 493,21 560,14 3. Angkutan Laut 329,71 356,55 406,25 478,37 545,00 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. - - - - - 5. Angkutan Udara 348,29 394,95 464,74 538,34 621,20 6. Jasa Penunjang Angkutan 284,33 313,87 347,25 407,37 471,58

b. Komunikasi 547,85 700,70 828,44 976,67 1,131,36 1. Pos dan Telekomunikasi 547,85 700,70 828,44 976,67 1,131,36 2. Jasa Penunjang Komunikasi - - - - -

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN 313,85 352,77 406,29 464,95 526,10

a. Bank 425,81 485,88 558,89 644,25 731,08 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 236,85 266,53 310,73 345,79 386,65 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - d. Sewa Bangunan 278,15 312,27 358,79 415,46 467,54 e. Jasa Perusahaan 249,57 271,31 311,48 353,37 402,24

9. JASA-JASA 314,91 363,57 424,53 507,77 612,15 a. Pemerintahan Umum 270,78 313,73 371,18 454,92 566,46 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 270,78 313,73 371,18 454,92 566,46 2. Jasa Pemerintah lainnya - - - - -

b. Swasta 447,15 512,89 584,38 666,11 749,02 1. Sosial Kemasyarakatan 451,59 520,67 606,13 693,46 771,81 2. Hiburan & Rekreasi 333,89 368,22 430,75 503,31 581,70 3. Perorangan & Rumahtangga 450,07 516,22 585,39 666,38 750,29

PDRB DENGAN MIGAS 328,90 376,77 434,20 503,84 585,26

PDRB TANPA MIGAS 328,90 376,77 434,20 503,84 585,26

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 58: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 49

TABEL 6. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012 (TAHUN 2000 = 100)

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 150,95 158,64 171,12 183,98 197,97 a. Tanaman Bahan Makanan 155,82 164,58 183,88 207,36 230,48 b. Tanaman Perkebunan 199,68 207,17 212,53 220,42 238,28 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 125,51 130,55 138,89 147,45 156,30 d. Kehutanan - - - - - e. Perikanan 251,62 270,45 296,21 318,17 344,66

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 176,32 195,99 213,53 232,70 246,39 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - - c. Penggalian 176,32 194,24 211,65 230,71 244,33

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 167,98 177,41 188,63 199,96 209,13 a. Industri Migas - - - - - 1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2. Gas Alam Cair - - - - -

b. Industri Tanpa Migas **) 167,98 177,41 188,63 199,96 209,13 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 211,17 229,28 242,17 258,72 270,06 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 166,94 174,25 187,44 198,09 211,50 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 140,58 145,08 155,06 163,27 170,57 4. Kertas dan Barang Cetakan 164,17 172,79 186,50 196,37 209,76 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 172,70 186,80 201,80 214,00 227,20 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 177,12 184,18 195,68 207,17 217,99 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 152,40 159,87 168,58 176,44 186,39 9. Barang lainnya 165,19 174,07 183,42 195,68 207,33

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 174,36 187,83 198,95 215,45 229,44 a. Listrik 172,56 185,51 196,21 212,67 226,49 b. Gas - - - - - c. Air Bersih 199,05 219,65 236,62 253,60 269,86

5. BANGUNAN 156,02 168,66 185,03 206,97 232,90

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 169,67 181,62 195,59 213,16 232,29

a. Perdagangan Besar & Eceran 167,30 178,62 192,62 210,56 229,49 b. Hotel 155,34 166,50 179,05 193,45 211,81 c. Restoran 212,72 233,14 248,22 264,39 286,77

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 59: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 50

Lanjutan Tabel 6

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 181,45 196,97 213,42 232,35 252,01

a. Pengangkutan 178,20 191,85 207,36 225,00 243,24 1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 164,51 176,64 189,46 205,41 221,96 3. Angkutan Laut 202,36 214,40 233,09 251,16 277,19 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. - - - - - 5. Angkutan Udara 214,83 236,74 260,01 284,60 305,92 6. Jasa Penunjang Angkutan 169,28 179,47 194,33 209,58 222,64

b. Komunikasi 210,06 242,07 266,78 297,01 329,16 1. Pos dan Telekomunikasi 210,06 242,07 266,78 297,01 329,16 2. Jasa Penunjang Komunikasi - - - - -

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN 167,26 179,29 195,22 208,53 226,87

a. Bank 176,29 190,54 206,45 221,37 238,60 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 156,91 167,38 181,42 192,91 210,64 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - d. Sewa Bangunan 169,88 182,16 200,92 220,70 244,54 e. Jasa Perusahaan 160,66 170,71 185,81 193,34 209,33

9. JASA-JASA 163,77 176,87 192,12 215,30 242,82 a. Pemerintahan Umum 155,41 167,33 183,10 208,94 239,62 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 155,41 167,33 183,10 208,94 239,62 2. Jasa Pemerintah lainnya - - - - -

b. Swasta 188,79 205,46 219,17 234,38 252,42 1. Sosial Kemasyarakatan 188,93 205,98 220,13 230,59 248,47 2. Hiburan & Rekreasi 180,64 191,05 202,90 217,53 235,35 3. Perorangan & Rumahtangga 189,04 205,85 219,53 235,65 253,73

PDRB DENGAN MIGAS 167,21 179,90 194,71 213,10 233,58

PDRB TANPA MIGAS 167,21 179,90 194,71 213,10 233,58

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 60: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 51

TABEL 7. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU ATAS DASAR HARGA BERLAKU

MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012 (TAHUN 2000 = 100)

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 119,05 115,57 113,38 112,63 110,94 a. Tanaman Bahan Makanan 118,04 116,63 115,28 113,63 110,51 b. Tanaman Perkebunan 119,41 118,05 111,83 107,41 106,52 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 116,76 113,68 111,65 112,16 109,94 d. Kehutanan - - - - - e. Perikanan 127,11 119,46 117,03 114,42 114,96

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 121,29 119,74 114,63 112,87 112,25 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - 111,31 112,71 109,83 c. Penggalian 121,29 118,55 114,66 112,87 112,28

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 112,42 110,18 112,26 110,61 111,37 a. Industri Migas - - - - - 1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2. Gas Alam Cair - - - - -

b. Industri Tanpa Migas **) 112,42 110,18 112,26 110,61 111,37 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 116,61 114,31 112,05 110,00 111,19 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 114,33 110,90 112,61 110,25 110,73 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 109,54 107,38 111,94 110,92 111,85 4. Kertas dan Barang Cetakan 114,56 108,83 116,79 110,87 111,86 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 112,54 113,89 112,34 108,73 109,27 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 110,55 108,34 113,66 111,75 108,94 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 111,92 107,45 112,34 113,57 112,93 9. Barang lainnya 114,07 110,65 112,09 110,92 109,28

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 117,01 116,70 111,02 113,75 112,59 a. Listrik 116,81 116,58 110,76 113,83 112,59 b. Gas - - - - - c. Air Bersih 120,38 118,69 115,15 112,53 112,47

5. BANGUNAN 129,74 116,80 115,24 120,86 121,37

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 121,07 115,46 116,63 113,96 113,51

a. Perdagangan Besar & Eceran 121,33 115,71 116,83 113,89 113,84 b. Hotel 114,64 111,89 115,40 113,73 111,74 c. Restoran 122,99 115,08 115,20 114,92 110,91

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 61: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 52

Lanjutan Tabel 7

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 121,89 113,96 114,85 115,20 114,43

a. Pengangkutan 119,30 111,39 114,14 114,61 114,11 1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 119,91 111,55 113,55 113,38 113,57 3. Angkutan Laut 108,36 108,14 113,94 117,75 113,93 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. - - - - - 5. Angkutan Udara 125,49 113,40 117,67 115,84 115,39 6. Jasa Penunjang Angkutan 119,08 110,39 110,64 117,31 115,76

b. Komunikasi 138,15 127,90 118,23 117,89 115,84 1. Pos dan Telekomunikasi 138,15 127,90 118,23 117,89 115,84 2. Jasa Penunjang Komunikasi - - - - -

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN 119,22 112,40 115,17 114,44 113,15

a. Bank 122,50 114,11 115,03 115,27 113,48 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 116,00 112,53 116,59 111,28 111,82 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - d. Sewa Bangunan 115,74 112,27 114,90 115,79 112,54 e. Jasa Perusahaan 117,45 108,71 114,81 113,45 113,83

9. JASA-JASA 126,19 115,45 116,77 119,61 120,56 a. Pemerintahan Umum 124,58 115,86 118,31 122,56 124,52 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 124,58 115,86 118,31 122,56 124,52 2. Jasa Pemerintah lainnya - - - - -

b. Swasta 129,23 114,70 113,94 113,99 112,45 1. Sosial Kemasyarakatan 132,69 115,30 116,41 114,41 111,30 2. Hiburan & Rekreasi 122,19 110,28 116,98 116,84 115,58 3. Perorangan & Rumahtangga 128,77 114,70 113,40 113,84 112,59

PDRB DENGAN MIGAS 121,79 114,55 115,24 116,04 116,16

PDRB TANPA MIGAS 121,79 114,55 115,24 116,04 116,16

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 62: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 53

TABEL 8. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012 (TAHUN 2000 = 100)

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 107,92 105,09 107,87 107,51 107,61 a. Tanaman Bahan Makanan 107,02 105,62 111,72 112,77 111,15 b. Tanaman Perkebunan 108,70 103,75 102,59 103,71 108,10 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 103,89 104,02 106,39 106,16 106,00 d. Kehutanan - - - - - e. Perikanan 119,27 107,48 109,53 107,41 108,33

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 107,92 111,16 108,95 108,98 105,88 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - 107,81 105,62 103,28 c. Penggalian 107,92 110,16 108,96 109,01 105,90

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 104,41 105,62 106,32 106,01 104,59 a. Industri Migas - - - - - 1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2. Gas Alam Cair - - - - -

b. Industri Tanpa Migas **) 104,41 105,62 106,32 106,01 104,59 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 108,56 108,58 105,62 106,83 104,38 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 103,32 104,38 107,57 105,68 106,77 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 100,88 103,20 106,87 105,30 104,47 4. Kertas dan Barang Cetakan 105,14 105,25 107,93 105,29 106,82 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 108,04 108,16 108,03 106,05 106,17 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 103,98 103,99 106,24 105,87 105,22 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 104,78 104,90 105,45 104,66 105,64 9. Barang lainnya 105,26 105,38 105,37 106,69 105,95

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 107,60 107,73 105,92 108,29 106,49 a. Listrik 107,39 107,51 105,76 108,39 106,50 b. Gas - - - - - c. Air Bersih 110,22 110,34 107,73 107,18 106,41

5. BANGUNAN 107,35 108,10 109,71 111,85 112,53

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 107,18 107,04 107,69 108,98 108,98

a. Perdagangan Besar & Eceran 106,63 106,76 107,84 109,32 108,99 b. Hotel 107,05 107,18 107,54 108,04 109,49 c. Restoran 112,89 109,60 106,47 106,51 108,46

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 63: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 54

Lanjutan Tabel 8

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 108,25 108,56 108,35 108,87 108,46

a. Pengangkutan 107,73 107,66 108,09 108,51 108,10 1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 108,57 107,37 107,26 108,42 108,06 3. Angkutan Laut 102,75 105,95 108,72 107,75 110,36 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. - - - - - 5. Angkutan Udara 109,64 110,20 109,83 109,46 107,49 6. Jasa Penunjang Angkutan 105,90 106,02 108,28 107,85 106,23

b. Komunikasi 112,27 115,24 110,21 111,33 110,82 1. Pos dan Telekomunikasi 112,27 115,24 110,21 111,33 110,82 2. Jasa Penunjang Komunikasi - - - - -

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN 108,81 107,19 108,89 106,82 108,80

a. Bank 113,75 108,09 108,35 107,23 107,79 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 106,56 106,68 108,39 106,33 109,19 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - d. Sewa Bangunan 107,12 107,22 110,30 109,85 110,80 e. Jasa Perusahaan 105,19 106,25 108,85 104,05 108,27

9. JASA-JASA 107,20 108,00 108,62 112,06 112,78 a. Pemerintahan Umum 106,58 107,67 109,42 114,11 114,68 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 106,58 107,67 109,42 114,11 114,68 2. Jasa Pemerintah lainnya - - - - -

b. Swasta 108,75 108,83 106,67 106,94 107,70 1. Sosial Kemasyarakatan 108,99 109,02 106,87 104,75 107,76 2. Hiburan & Rekreasi 105,65 105,77 106,20 107,21 108,19 3. Perorangan & Rumahtangga 108,80 108,89 106,65 107,34 107,67

PDRB DENGAN MIGAS 107,23 107,59 108,23 109,44 109,61

PDRB TANPA MIGAS 107,23 107,59 108,23 109,44 109,61

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 64: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 55

TABEL 9. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 7,92 5,09 7,87 7,51 7,61 a. Tanaman Bahan Makanan 7,02 5,62 11,72 12,77 11,15 b. Tanaman Perkebunan 8,70 3,75 2,59 3,71 8,10 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3,89 4,02 6,39 6,16 6,00 d. Kehutanan - - - - - e. Perikanan 19,27 7,48 9,53 7,41 8,33

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 7,92 11,16 8,95 8,98 5,88 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - 7,81 5,62 3,28 c. Penggalian 7,92 10,16 8,96 9,01 5,90

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4,41 5,62 6,32 6,01 4,59 a. Industri Migas - - - - - 1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2. Gas Alam Cair - - - - -

b. Industri Tanpa Migas **) 4,41 5,62 6,32 6,01 4,59 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 8,56 8,58 5,62 6,83 4,38 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 3,32 4,38 7,57 5,68 6,77 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,88 3,20 6,87 5,30 4,47 4. Kertas dan Barang Cetakan 5,14 5,25 7,93 5,29 6,82 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 8,04 8,16 8,03 6,05 6,17 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 3,98 3,99 6,24 5,87 5,22 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 4,78 4,90 5,45 4,66 5,64 9. Barang lainnya 5,26 5,38 5,37 6,69 5,95

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 7,60 7,73 5,92 8,29 6,49 a. Listrik 7,39 7,51 5,76 8,39 6,50 b. Gas - - - - - c. Air Bersih 10,22 10,34 7,73 7,18 6,41

5. BANGUNAN 7,35 8,10 9,71 11,85 12,53

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 7,18 7,04 7,69 8,98 8,98

a. Perdagangan Besar & Eceran 6,63 6,76 7,84 9,32 8,99 b. Hotel 7,05 7,18 7,54 8,04 9,49 c. Restoran 12,89 9,60 6,47 6,51 8,46

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 65: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 56

Lanjutan Tabel 9

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8,25 8,56 8,35 8,87 8,46

a. Pengangkutan 7,73 7,66 8,09 8,51 8,10 1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 8,57 7,37 7,26 8,42 8,06 3. Angkutan Laut 2,75 5,95 8,72 7,75 10,36 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. - - - - - 5. Angkutan Udara 9,64 10,20 9,83 9,46 7,49 6. Jasa Penunjang Angkutan 5,90 6,02 8,28 7,85 6,23

b. Komunikasi 12,27 15,24 10,21 11,33 10,82 1. Pos dan Telekomunikasi 12,27 15,24 10,21 11,33 10,82 2. Jasa Penunjang Komunikasi - - - - -

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN 8,81 7,19 8,89 6,82 8,80

a. Bank 13,75 8,09 8,35 7,23 7,79 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 6,56 6,68 8,39 6,33 9,19 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - d. Sewa Bangunan 7,12 7,22 10,30 9,85 10,80 e. Jasa Perusahaan 5,19 6,25 8,85 4,05 8,27

9. JASA-JASA 7,20 8,00 8,62 12,06 12,78 a. Pemerintahan Umum 6,58 7,67 9,42 14,11 14,68 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 6,58 7,67 9,42 14,11 14,68 2. Jasa Pemerintah lainnya - - - - -

b. Swasta 8,75 8,83 6,67 6,94 7,70 1. Sosial Kemasyarakatan 8,99 9,02 6,87 4,75 7,76 2. Hiburan & Rekreasi 5,65 5,77 6,20 7,21 8,19 3. Perorangan & Rumahtangga 8,80 8,89 6,65 7,34 7,67

PDRB DENGAN MIGAS 7,23 7,59 8,23 9,44 9,61

PDRB TANPA MIGAS 7,23 7,59 8,23 9,44 9,61

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 66: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 57

TABEL 10. INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PALU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000 - 2012

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 158,89 174,72 183,66 192,39 198,35 a. Tanaman Bahan Makanan 157,49 173,91 179,45 180,81 179,77 b. Tanaman Perkebunan 184,20 209,59 228,47 236,62 233,16 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 167,57 183,13 192,19 203,06 210,61 d. Kehutanan - - - - - e. Perikanan 134,48 149,47 159,71 170,13 180,55

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 186,73 201,15 211,63 219,20 232,39 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - 223,87 231,15 246,66 262,31 c. Penggalian 186,73 200,95 211,46 218,96 232,14

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 197,55 206,08 217,59 227,03 241,75 a. Industri Migas - - - - - 1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - 2. Gas Alam Cair - - - - -

b. Industri Tanpa Migas **) 197,55 206,08 217,59 227,03 241,75 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 178,43 187,84 199,27 205,17 218,55 2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 223,36 237,32 248,44 259,19 268,79 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 218,01 226,83 237,58 250,27 267,94 4. Kertas dan Barang Cetakan 224,13 231,75 250,77 264,07 276,53 5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 179,73 189,25 196,80 201,78 207,68 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 170,01 177,13 189,49 200,01 207,07 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - 8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 203,48 208,43 222,05 240,95 257,58 9. Barang lainnya 198,79 208,74 222,05 230,86 238,11

4. LISTRIK. GAS & AIR BERSIH 250,90 271,80 284,90 299,24 316,37 a. Listrik 256,05 277,66 290,78 305,36 322,84 b. Gas - - - - - c. Air Bersih 189,54 203,88 217,93 228,81 241,83

5. BANGUNAN 214,65 231,92 243,62 263,24 283,91

6. PERDAG.. HOTEL & RESTORAN 202,46 218,38 236,50 247,30 257,60

a. Perdagangan Besar & Eceran 207,97 225,41 244,20 254,42 265,75 b. Hotel 171,25 178,77 191,84 201,93 206,09 c. Restoran 172,45 181,08 195,93 211,40 216,16

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 67: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 58

Lanjutan Tabel 10

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 197,95 207,81 220,28 233,08 245,91

a. Pengangkutan 189,52 196,10 207,08 218,72 230,87 1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 208,77 216,88 229,60 240,11 252,36 3. Angkutan Laut 162,93 166,30 174,29 190,46 196,61 4. Angk. Sungai. Danau & Penyebr. - - - - - 5. Angkutan Udara 162,12 166,83 178,74 189,15 203,06 6. Jasa Penunjang Angkutan 167,96 174,89 178,69 194,37 211,82

b. Komunikasi 260,80 289,47 310,54 328,83 343,71 1. Pos dan Telekomunikasi 260,80 289,47 310,54 328,83 343,71 2. Jasa Penunjang Komunikasi - - - - -

8. KEU. PERSEWAAN.& JASA PERUSAHAAN 187,65 196,76 208,11 222,96 231,89

a. Bank 241,54 255,00 270,71 291,03 306,40 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 150,95 159,23 171,27 179,25 183,56 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - d. Sewa Bangunan 163,73 171,43 178,58 188,24 191,19 e. Jasa Perusahaan 155,34 158,94 167,64 182,77 192,15

9. JASA-JASA 192,29 205,55 220,97 235,84 252,10 a. Pemerintahan Umum 174,23 187,49 202,72 217,73 236,40 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 174,23 187,49 202,72 217,73 236,40 2. Jasa Pemerintah lainnya - - - - -

b. Swasta 236,85 249,62 266,63 284,21 296,73 1. Sosial Kemasyarakatan 239,02 252,78 275,35 300,74 310,62 2. Hiburan & Rekreasi 184,84 192,73 212,30 231,37 247,16 3. Perorangan & Rumahtangga 238,09 250,78 266,65 282,79 295,71

PDRB DENGAN MIGAS 196,69 209,43 222,99 236,43 250,57

PDRB TANPA MIGAS 196,69 209,43 222,99 236,43 250,57

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 68: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 59

TABEL 11. PENDAPATAN REGIONAL DAN ANGKA-ANGKA PERKAPITA TAHUN 2008 – 2012

RINCIAN 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1. Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Pasar (Jutaan Rupiah) 4.655.152 5.332.677 6.102.417 7.131.148 8.283.620

2. Penyusutan Barang-barang Modal(Jutaan Rupiah) 230.361 263.931 301.979 352.942 409.917

3. Produk Domestik Regional Netto 4.424.790 5.068.747 5.800.438 6.778.206 7.873.703 Atas Dasar Harga Pasar(Jutaan

Rupiah) 4. Pajak Tak Langsung Netto

(Jutaan Rupiah) 43.964 50.371 57.633 67.358 78.232 5. Produk Domestik Regional Netto 4.380.826 5.018.376 5.742.805 6.710.848 7.795.471 Atas Dasar Biaya Faktor(Jutaan

Rupiah) 6. Jumlah Penduduk Pertengahan

Tahun (Jiwa) 326.518 331.751 336.532 342.754 347.856 7. Produk Domestik Regional Bruto

Per Kapita (Rupiah) 14.256.952 16.074.337 18.133.245 20.805.441 23.813.359 8. Pendapatan Regional

Perkapita(Rupiah) 13.416.798 15.126.936 17.064.663 19.579.196 22.410.052

ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 1. Produk Domestik Regional

BrutoAtas Dasar Harga Pasar(Jutaan Rupiah) 2.366.702 2.546.303 2.749.733 3.016.139 3.305.959

2. Penyusutan Barang-barang Modal(Jutaan Rupiah) 117.152 126.042 136.112 149.299 163.645

3. Produk Domestik Regional NettoAtas Dasar Harga Pasar(Jutaan Rupiah) 2.249.550 2.420.261 2.613.621 2.866.840 3.142.314

4. Pajak Tak Langsung Netto (Jutaan Rupiah) 22.358 24.055 25.977 28.494 31.232

5. Produk Domestik Regional NettoAtas Dasar Biaya Faktor(Jutaan Rupiah) 2.227.192 2.396.206 2.587.644 2.838.346 3.111.082

6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 326.518 331.751 336.532 342.754 347.856

7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) 7.248.305 7.675.345 8.170.792 8.799.718 9.503.814

8. Pendapatan Regional Perkapita(Rupiah) 6.821.039 7.222.906 7.689.147 8.281.000 8.943.592

Ket: *) angka sementara

Page 69: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 60

**) angka sangat sementara

TABEL 12. INDEKS PERKEMBANGAN PENDAPATAN REGIONAL DAN ANGKA-ANGKA PERKAPITA

TAHUN 2008 – 2012

RINCIAN 2008 2009 2010 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1. Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Pasar (Jutaan Rupiah) 121,79 114,55 114,43 116,86 116,16

2. Penyusutan Barang-barang Modal(Jutaan Rupiah) 121,77 114,57 114,42 116,88 116,14

3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar(Jutaan

Rupiah) 121,79 114,55 114,44 116,86 116,16 4. Pajak Tak Langsung Netto

(Jutaan Rupiah) 121,77 114,57 114,42 116,88 116,14 5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor(Jutaan

Rupiah) 121,79 114,55 114,44 116,86 116,16 6. Jumlah Penduduk Pertengahan

Tahun (Jiwa) 101,63 101,60 101,44 101,85 101,49 7. Produk Domestik Regional Bruto

Per Kapita (Rupiah) 119,83 112,75 112,81 114,74 114,46 8. Pendapatan Regional

Perkapita(Rupiah) 119,84 112,75 112,81 114,74 114,46

ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 1. Produk Domestik Regional

BrutoAtas Dasar Harga Pasar(Jutaan Rupiah) 107,23 107,59 107,99 109,69 109,61

2. Penyusutan Barang-barang Modal(Jutaan Rupiah) 107,23 107,59 107,99 109,69 109,61

3. Produk Domestik Regional NettoAtas Dasar Harga Pasar(Jutaan Rupiah) 107,23 107,59 107,99 109,69 109,61

4. Pajak Tak Langsung Netto (Jutaan Rupiah) 107,23 107,59 107,99 109,69 109,61

5. Produk Domestik Regional NettoAtas Dasar Biaya Faktor(Jutaan Rupiah) 107,23 107,59 107,99 109,69 109,61

6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 101,63 101,60 101,44 101,85 101,49

7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) 105,51 105,89 106,46 107,70 108,00

8. Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 105,51 105,89 106,46 107,70 108,00

Page 70: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 61

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

TABEL 13. INDEKS BERANTAI PENDAPATAN REGIONAL DAN ANGKA-ANGKA PERKAPITA TAHUN 2008 – 2012

RINCIAN 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1. Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Pasar (Jutaan Rupiah) 121,79 114,55 114,43 116,86 116,16

2. Penyusutan Barang-barang Modal(Jutaan Rupiah) 121,77 114,57 114,42 116,88 116,14

3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar(Jutaan

Rupiah) 121,79 114,55 114,44 116,86 116,16 4. Pajak Tak Langsung Netto

(Jutaan Rupiah) 121,77 114,57 114,42 116,88 116,14 5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor(Jutaan

Rupiah) 121,79 114,55 114,44 116,86 116,16 6. Jumlah Penduduk Pertengahan

Tahun (Jiwa) 101,63 101,60 101,44 101,85 101,49 7. Produk Domestik Regional Bruto

Per Kapita (Rupiah) 119,83 112,75 112,81 114,74 114,46 8. Pendapatan Regional

Perkapita(Rupiah) 119,84 112,75 112,81 114,74 114,46

ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 1. Produk Domestik Regional

BrutoAtas Dasar Harga Pasar(Jutaan Rupiah) 99,77 100,33 100,37 101,57 99,93

2. Penyusutan Barang-barang Modal(Jutaan Rupiah) 99,77 100,33 100,37 101,57 99,93

3. Produk Domestik Regional NettoAtas Dasar Harga Pasar(Jutaan Rupiah) 99,77 100,33 100,37 101,57 99,93

4. Pajak Tak Langsung Netto (Jutaan Rupiah) 99,77 100,33 100,37 101,57 99,93

5. Produk Domestik Regional NettoAtas Dasar Biaya Faktor(Jutaan Rupiah) 99,77 100,33 100,37 101,57 99,93

6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 99,97 99,97 99,84 100,40 99,65

7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) 99,80 100,36 100,53 101,17 100,28

8. Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 99,80 100,36 100,53 101,17 100,28

Page 71: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN

PDRB / GRDP by Sectors

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palu 2013 62

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

TABEL 14. INDEKS IMPLISIT PENDAPATAN REGIONAL DAN ANGKA-ANGKA PERKAPITA

TAHUN 2008 – 2012

RINCIAN 2008 2009 2010 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1. Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Pasar (Jutaan Rupiah) 196,69 209,43 221,93 236,43 250,57

2. Penyusutan Barang-barang Modal(Jutaan Rupiah) 196,63 209,40 221,86 236,40 250,49

3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar(Jutaan

Rupiah) 196,70 209,43 221,93 236,43 250,57 4. Pajak Tak Langsung Netto

(Jutaan Rupiah) 196,63 209,40 221,86 236,40 250,49 5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor(Jutaan

Rupiah) 196,70 209,43 221,93 236,44 250,57 6. Jumlah Penduduk Pertengahan

Tahun (Jiwa) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 7. Produk Domestik Regional Bruto

Per Kapita (Rupiah) 196,69 209,43 221,93 236,43 250,57 8. Pendapatan Regional

Perkapita(Rupiah) 196,70 209,43 221,93 236,44 250,57

Ket: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Page 72: PDRB 2013 kerjasama - bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/02/PDRB-2013.pdf · II.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..... 18 II.4 SEKTOR LISTRIK DAN