bab v hasil penelitian 5.1 hasil penaeprints.umm.ac.id/42288/6/bab v.pdfcuka apel kombinasi manalagi...

13
42 a b c Keterangan : Produk Olahan Sari Apel Manalagi a : Blanko b : Uji Bate-Smith dan Metcalf c : Uji Wilstater a b c a Keterangan : Apel Manalagi Segar a : Blanko b : Uji Bate Smith dan Metcalf c : Uji Wilstater BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penapisan Fitokimia Apel Segar Manalagi dan Sari Apel Manalagi 5.1.1 Hasil Uji Warna Golongan Senyawa 5.1.1.1 Hasil Uji Golongan Flavonoid Pada uji Bate-Smith dan Metcalf dengan penambahan HCl pekat pada larutan apel segar Manalagi, produk olahan sari apel Manalagi dan ekstrak jambu biji tidak menimbulkan perubahan warna menjadi merah terang atau ungu. Sedangkan pada uji Wilstater dengan penambahan HCl pekat dan serbuk Magnesium, larutan apel segar Manalagi dan larutan sari apel Manalagi tidak menunjukkan perubahan warna, tetapi ekstrak jambu biji menunjukkan adanya warna merah pucat. Dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan Tabel V.1. Gambar 5.1 Hasil Identifikasi Golongan Senyawa Flavonoid Dengan Uji Warn

Upload: others

Post on 07-Jan-2020

18 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

42

a b c

Keterangan :

Produk Olahan Sari Apel

Manalagi

a : Blanko

b : Uji Bate-Smith

dan Metcalf

c : Uji Wilstater

a b

c a

Keterangan :

Apel Manalagi Segar

a : Blanko

b : Uji Bate Smith dan

Metcalf

c : Uji Wilstater

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penapisan Fitokimia Apel Segar Manalagi dan Sari Apel

Manalagi

5.1.1 Hasil Uji Warna Golongan Senyawa

5.1.1.1 Hasil Uji Golongan Flavonoid

Pada uji Bate-Smith dan Metcalf dengan penambahan HCl pekat pada

larutan apel segar Manalagi, produk olahan sari apel Manalagi dan ekstrak jambu

biji tidak menimbulkan perubahan warna menjadi merah terang atau ungu.

Sedangkan pada uji Wilstater dengan penambahan HCl pekat dan serbuk

Magnesium, larutan apel segar Manalagi dan larutan sari apel Manalagi tidak

menunjukkan perubahan warna, tetapi ekstrak jambu biji menunjukkan adanya

warna merah pucat. Dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan Tabel V.1.

Gambar 5.1 Hasil Identifikasi Golongan Senyawa Flavonoid Dengan Uji Warn

42

Gambar 5.1 Hasil Identifikasi Golongan Senyawa Flavonoid

Dengan Uji Warna

5.1.1.2 Hasil Uji Golongan Polifenol dan Tanin

Pada produk olahan sari apel Manalagi saat penambahan gelatin dan

larutan FeCl3 tidak menunjukkan adanya endapan putih maupun perubahan warna

menjadi hijau kehitaman. Namun, pada apel Manalagi dan ekstrak jambu biji saat

penambahan gelatin menunjukkan adanya endapan putih dan saat penambahan

larutan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi hijau kehitaman, dapat dilihat pada

Gambar 5.2 dan Tabel V.1.

a b c

c a a b

Keterangan : Ekstrak Jambu Biji (Kontrol Positif)

a : Blanko

b : Uji Bate Smith dan Metcalf

c : Uji Wilstater

Keterangan :

Produk Olahan Sari Apel

Manalagi

a : Blanko

b : Uji Gelatin

c : Uji Ferri Klorida

Keterangan :

Apel Manalagi

a : Blanko

b : Uji Gelatin

c : Uji Ferri Klorida

a b b a

43

Gambar 5.2 Hasil Identifikasi Golongan Senyawa Polifenol dan Tanin

Dengan Uji Warna

Tabel V.1 Hasil Penapisan Fitokimia dengan Uji Warna

No Senyawa Pereaksi

Hasil

Apel segar

Manalagi

Sari Apel

Manalagi

Ekstrak

Jambu Biji

1 Polifenol

dan Tanin

Fe

Tidak

menunjukkan

perubahan warna

menjadi hijau

kehitaman

Menunjukkan

perubahan

warna menjadi

hijau kehitaman

Menunjukkan

perubahan

warna

menjadi hijau

kehitaman

Gelatin, NaCl Tidak menunjukkan adanya endapan

putih

Menunjukkan

adanya

endapan

putih

2 Flavonoid

HCl pekat,

serbuk Mg,

Butanol

Tidak menunjukkan adanya warna

merah pucat

Menunjukkan

adanya warna

merah pucat

HCl Pekat Tidak menimbulkan perubahan warna menjadi merah

terang atau ungu.

5.1.2 Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis

5.1.2.1 Hasil Uji KLT pada Golongan Senyawa Flavonoid

Dari hasil uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang dilakukan terhadap

larutan apel Manalagi segar, produk olahan sari apel Manalagi, dan ekstrak jambu

biji menggunakan fase diam kiesel gel 254, fase gerak kloroform : aseton : asam

Keterangan : Ekstrak Jambu Biji (Kontrol Positif)

a : Blanko

b : Uji Gelatin

c : Uji Ferri Klorida

a b a c

44

formiat (7 ml : 7 ml : 2 tetes) dan penampak noda yang digunakan asam sulfat

10% dalam aquades. Pada ekstrak jambu biji memberikan noda berwarna kuning

intensif, sedangkan untuk larutan yang lainnya tidak memberikan noda kuning

intesnsif, dapat di lihat pada Gambar 5.3.

Penampak Keterangan

Sinar UV 254 nm Sinar UV 354 nm

(1)Larutan Apel

Segar Manalagi;

(2) Larutan Apel

Segar

Romebeauty;

(3)Larutan Apel

Segar Kombinasi

Apel Manalagi dan

Romebeauty (1:1)

(1) Dodol Apel;

(2) Keripik Apel;

(3) Sari Apel

Romebeauty; (4)

Sari Apel

Manalagi; (5) Cuka

Apel Manalagi; (6)

Cuka Apel

Kombinasi

Manalagi dan

Romebautydan (7)

Ekstrak Jambu Biji

Gambar 5.3 Hasil Identifikasi Golongan Senyawa Flavonoid Dengan

Kromatogarfi Lapis Tipis

5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol

Dari hasil uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang dilakukan terhadap

larutan apel Manalagi segar, produk olahan sari apel Manalagi dan ekstak jambu

biji menggunakan fase diam kiesel gel 254, fase gerak kloroform - etil asetat -

asam formiat (1 ml : 18 ml : 1 ml) dan penampak noda yang digunakan yaitu

1 2 3 1 2 3

1 2 7 6 4 3 5 1 2 3 4 5 6 7

45

46

5.2 Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Menggunakan

Spektrofotometer UV-Vis dengan Larutan Pereaksi ABTS

5.2.1 Hasil Pengukuran Maksimum Larutan Peraksi ABTS

Pada pengukuran maksimum diukur larutan pereaksi ABTS dengan

menggunakan blanko yaitu aquades dan etanol teknis (1 : 1) ditambahkan 100 µl

aquades. Pengukuran dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis yang

mana maksimum yang digunakan yaitu 737 nm sebagai pengukuran absorbansi

larutan uji dan larutan kontrol positif. Diukur dengan larutan ABTS dengan

konsentrasi 7mM.

Gambar 5.5 Grafik Pengukuran Maksimum Larutan Pereaksi ABTS

Tabel V.3 Pengukuran Maksimum Larutan Pereaksi ABTS

47

5.2.2 Hasil Pengukuran Operating Time Vitamin C Menggunakan

Spektrofotometer UV-Vis dengan Larutan Pereaksi ABTS.

Hasil pengujian operating time vitamin C dengan ABTS sebagai radikal

bebas pada maksimum 737 nm yang di ukur absorbansinya tiap 1 menit dan

waktu dihitung sejak penambahan ABTS dengan menggunakan spektrofotometer

UV-Vis selama 64 menit (Lampiran 6).

Tabel V.4 Hasil Pengukuran Operating Time Vitamin C dengan Larutan Pereaksi

ABTS pada Panjang Gelombang Maksimum 737 nm.

waktu

(menit)

Absrobansi waktu

(menit)

Absrobansi

Konsentrasi (ppm) Konsentrasi (ppm)

0,1 60 120 0,1 60 120

2 0,641 0,480 0,318 23 0,627 0,474 0,315

3 0,641 0,479 0,317 24 0,626 0,473 0,314

4 0,640 0,479 0,318 25 0,625 0,473 0,314

5 0,640 0,478 0,317 26 0,625 0,473 0,314

6 0,639 0,478 0,317 27 0,624 0,472 0,314

7 0,638 0,478 0,317 28 0,624 0,472 0,314

8 0,637 0,477 0,316 29 0,623 0,471 0,313

9 0,637 0,477 0,316 30 0,622 0,471 0,313

10 0,635 0,477 0,316 31 0,621 0,471 0,313

11 0,635 0,476 0,316 32 0,621 0,471 0,313

12 0,634 0,476 0,316 33 0,620 0,471 0,313

13 0,633 0,476 0,316 34 0,620 0,471 0,313

14 0,633 0,476 0,316 35 0,619 0,470 0,313

15 0,632 0,475 0,316 36 0,618 0,470 0,313

16 0,631 0,475 0,315 37 0,618 0,470 0,313

17 0,630 0,475 0,315 38 0,617 0,470 0,313

18 0,630 0,474 0,315 39 0,617 0,469 0,312

19 0,629 0,474 0,315 40 0,616 0,469 0,312

20 0,628 0,474 0,315 41 0,616 0,469 0,312

21 0,628 0,474 0,315 42 0,615 0,469 0,312

22 0,628 0,474 0,315 43 0,615 0,469 0,312

48

5.2.3 Hasil Pengukuran Absorbansi Menggunakan Spektrofotometer UV-

Vis dengan Pereaksi ABTS.

5.2.3.1 Hasil Pengukuran Absrobansi Larutan Pereaksi ABTS.

Pengukuran absorbansi larutan pereaksi ABTS dengan menggunakan

blanko yaitu aquades dan etanol teknis (1 : 1) ditambahkan 100 µl aquades.

Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali replikasi pada maksimum 737 nm

(Lampiran 5). Rata-rata absorbansi yang didapatkan digunakan sebagai

penentuan aktivitas antioksidan pada larutan uji dan kontrol positif.

Tabel V.5 Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Perekasi ABTS

Larutan Pereaksi

ABTS

737 nm

Absorbansi Rata-Rata

Absorbansi 1 2 3

0,627 0,631 0,638 0,632

5.2.3.2 Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Uji Sari Apel Manalagi (L.U

SA)

Larutan uji sari apel (L.U SA) dengan konsentrasi antara 25.750 ppm

sampai dengan 824.000 ppm diukur nilai absorbansinya dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis dengan maksimum 737 nm pada menit ke 60, setelah

waktu

(menit)

Absrobansi Waktu

(menit)

Absrobansi

Konsentrasi (ppm) Konsentrasi (ppm)

0,1 60 120 0,1 60 120

44 0,614 0,469 0,312 55 0,608 0,466 0,311

45 0,613 0,468 0,312 56 0,608 0,466 0,311

46 0,613 0,468 0,312 57 0,607 0,466 0,311

47 0,613 0,468 0,312 58 0,606 0,465 0,311

48 0,612 0,467 0,311 59 0,606 0,465 0,311

49 0,611 0,467 0,311 60 0,605 0,465 0,311

50 0,611 0,467 0,311 61 0,605 0,465 0,311

51 0,610 0,467 0,311 62 0,604 0,464 0,310

52 0,610 0,467 0,311 63 0,604 0,464 0,311

53 0,609 0,466 0,311 64 0,603 0,464 0,310

54 0,608 0,466 0,311 65 0,603 0,464 0,311

49

penambahan pereaksi ABTS. Adapun konversi dari volume larutan uji sari apel

Manalagi ke ppm terdapat pada Lampiran 4.

Tabel V.6 Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Uji Sari Apel

Larutan Kadar

(ppm)

Absorbansi Rata-Rata

Absorbansi 1 2 3

Larutan Uji

Sari Apel

Manalagi

(L.U SA)

25.750 0,566 0,526 0,528 0,540

51.500 0,565 0,525 0,518 0,536

103.000 0,564 0,524 0,513 0,534

206.000 0,557 0,518 0,511 0,529

412.000 0,544 0,510 0,481 0,512

824.000 0,510 0,481 0,455 0,482

5.2.3.2 Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Uji Apel Manalagi (L.U M)

Larutan uji apel Manalagi (L.U M) dengan konsentrasi antara 260 ppm

sampai dengan 52.000 ppm di ukur nilai absorbansinya dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis dengan maksimum 737 nm pada menit ke 60, setelah

penambahan pereaksi ABTS. Adapun konversi dari volume larutan uji apel

Manalagi ke ppm terdapat pada Lampiran 4.

Tabel V.7 Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Apel Manalagi

Larutan Kadar

(ppm)

Absorbansi Rata-Rata

Absorbansi 1 2 3

Larutan Uji

Apel

Manalagi

(L.U M)

260 0,545 0,523 0,508 0,525

520 0,543 0,521 0,506 0,523

5.200 0,513 0,479 0,468 0,487

15.600 0,460 0,423 0,403 0,429

20.800 0,433 0,386 0,372 0,397

26.000 0,398 0,361 0,342 0,367

52.000 0,249 0,253 0,223 0,242

5.2.3.3 Hasil Pengukuran Absorbansi Vitamin C Sebagai Kontrol Positif

(K.P)

Kontrol positif dengan konsentrasi antara 0,3 ppm sampai dengan 125

ppm di ukur nilai absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis

dengan maksimum 737 nm pada menit ke 60, setelah penambahan pereaksi

ABTS (Lampiran 7).

50

Tabel V.8 Hasil Pengukuran Absorbansi Vitamin C

Larutan Kadar

(ppm)

Absorbansi Rata-Rata

Absorbansi 1 2 3

Larutan Uji

Sari Apel

Manalagi

(L.U SA)

0,3 0,579 0,559 0,535 0,558

3 0,558 0,542 0,53 0,543

15 0,527 0,521 0,502 0,517

30 0,491 0,481 0,459 0,477

60 0,416 0,406 0,387 0,403

90 0,309 0,330 0,299 0,313

120 0,268 0,249 0,208 0,242

5.2.4 Perhitungan Persen Penghambatan

Persen penghambatan diperoleh dari data pengukuran absorbsi sampel

yaitu konsentrasi larutan uji dan vitamin C sebagai kontrol positif dengan

absorbansi larutan pereaksi ABTS dengan rumus sebagai berikut :

Persen penghambatan L.U S.A =

×100%

Persen penghambatan L.U M =

×100%

Persen penghambatan K.P =

×100%

Tabel V.9 Hasil Perhitungan Persen Penghambatan Larutan Uji dan Kontrol

Positif pada maksimum 737 nm

Larutan Kadar

(ppm)

Rata-Rata

Absorbansi

Absorbansi

Pereaksi

ABTS

%

penghambatan

(%)

Larutan Uji

Sari Apel

Manalagi

(L.U SA)

25.750 0,540

0,632

14,6

51.500 0,536 15,2

103.000 0,534 15,6

206.000 0,529 16,4

51

14.56%

15.19%

15.56%

16.35%

19.04%

23.73%

0

5

10

15

20

25

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000

% P

eng

ha

mb

ata

n

Konsentrasi Larutan Uji Sari Apel

% penghambatan(y)

Linear (% penghambatan(y))

y = 1,1342x10-5x + 14,3383

r = 0,9984

Larutan Kadar

(ppm)

Rata-Rata

Absorbansi

Absorbansi

Pereaksi

ABTS

%

penghambatan

(%)

Larutan Uji

Sari Apel

Manalagi

(L.U SA)

824.000 0,482

0,632

23,7

Larutan Uji

Apel

Manalagi

(L.U M)

260 0,525 16,9

520 0,523 17,2

5.200 0,487 23,00

15.600 0,429 32,2

20.800 0,397 37,2

26.000 0,367 41,9

52.000 0,242 61,8

Larutan

Vitamin C

(K.P)

0,31 0,558 11,8

3,14 0,543 14,0

15,65 0,517 18,3

31,39 0,477 24,5

62,78 0,403 36,2

94,17 0,313 50,5

125,55 0,242 61,8

Gambar 5.6 Lineritas Larutan Uji Sari Apel Manalagi Manalagi

52

11.76%

14.03% 18.25%

24.53%

36.23%

50.53%

61.76%

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00

% P

eng

ha

mb

ata

n

Konsentrasi Kontrol Positif

% penghambatan

Linear (% penghambatan )

y = 0,3982x + 12,0719

r = 0,9995

5.2.5 Perhitungan IC50 Pada Larutan Uji dan Kontrol Positif

Nilai merupakan konsentrasi yang diperoleh dari perhitungan pada

saat nilai persen penghambatan sebesar 50 dari persamaan regresi linier y = bx+a .

Nilai dari x pada persamaan tersebut menunjukkan konsentrasi yang akan dicari

atau yang diperlukan untuk merendam 50% radikal bebas ABTS, sedangkan nilai

y pada persamaan ini adalah persen penghambatan.

16.9%

17.2%

23%

32.2% 37.2%

41.9%

61.8%

0

10

20

30

40

50

60

70

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000

% P

eng

ha

mb

ata

n

Konsetrasi Larutan Uji Apel Manalagi

% penghambatan

Linear (% penghambatan)

y = 8,7088x10-4x + 17,9091

r = 0,9971

Gambar 5.7 Lineritas Larutan Uji Apel Manalagi Manalagi

Gambar 5.8 Lineritas Larutan Viltamin C Sebagai Kontrol Positif

53

Tabel V.8 Perhitungan IC50

Larutan

Konsen-

trasi

( x)

%

Pengham-

batan

( y )

Persamaan

Regresi

r tabel

(1%)

IC50

(ppm)

Larutan Uji

Sari Apel

Manalagi

(L.U SA)

25.750 14,6

y = 1,1342x10-5

x+

14,3383

r = 0,9984

0,917

(n=6) 3.144.161,3

51.500 15,2

103.000 15,6

206.000 16,4

412.000 19,0

824.000 23,7

Larutan Uji

Apel

Manalagi

(L.U M)

260 16,9

y = 8,7088x10-4x+

17,9091

r = 0,9971

0,874

(n=7) 36.848,9

520 17,2

5.200 23,0

15.600 32,2

20.800 37,2

26.000 41,9

52.000 61,8

Larutan

Vitamin C

(K.P)

0,31 11,8

y = 0,3982x +

12,0719

r = 0,9995

0,874

(n=7) 95,3

3,14 14,0

15,65 18,3

31,39 24,5

62,78 36,2

94,17 50,5

125,55 61,8