bab v hasil dan pembahasan 5.1 karakteristik responden 5… · 5.2.5 keanekaragaman tumbuhan obat...

24
17 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur responden Wawancara dilakukan terhadap 30 orang di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor. Karakteristik masyarakat yang menjadi responden wawancara terdiri dari laki-laki dan perempuan yang dikelompokan berdasarkan kelas umur sebagaimana tersaji pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik kelas umur responden No Kelompok umur (tahun) Jumlah responden Persentase (%) 1. 16-25 2 6,7 2. 26-35 8 26,7 3. 36-45 9 30 4. 46-55 3 10 5. 56-65 6 20 6. > 66 2 6,7 Jumlah 30 100 Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak secara keseluruhan memiliki kelompok umur antara 36-45 tahun, yaitu sebanyak 9 responden (30%). Hal ini menunjukan bahwa kelompok umur responden masih termasuk dalam usia produktif (usia kerja). Semakin tua usia semakin menurun produktifitasnya. 5.1.2 Tingkat pendidikan responden Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tingkat pendidikan responden adalah pendidikan terakhir yang pernah atau telah ditempuh oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor yang menjadi responden. Sebagian besar masyarakat yang menjadi responden di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor hanya tamatan sekolah dasar (SD), namun ada pula sebagian responden yang tamatan SLTP dan SMA/SMK/STM (Gambar 2).

Upload: dangdieu

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

17

17

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

5.1.1 Umur responden

Wawancara dilakukan terhadap 30 orang di Kampung Babakan-Cengal

Desa Karacak Bogor. Karakteristik masyarakat yang menjadi responden

wawancara terdiri dari laki-laki dan perempuan yang dikelompokan berdasarkan

kelas umur sebagaimana tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6 Karakteristik kelas umur responden No Kelompok umur (tahun) Jumlah responden Persentase (%)

1. 16-25 2 6,7

2. 26-35 8 26,7

3. 36-45 9 30

4. 46-55 3 10

5. 56-65 6 20

6. > 66 2 6,7

Jumlah 30 100

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak secara

keseluruhan memiliki kelompok umur antara 36-45 tahun, yaitu sebanyak 9

responden (30%). Hal ini menunjukan bahwa kelompok umur responden masih

termasuk dalam usia produktif (usia kerja). Semakin tua usia semakin menurun

produktifitasnya.

5.1.2 Tingkat pendidikan responden

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tingkat pendidikan responden

adalah pendidikan terakhir yang pernah atau telah ditempuh oleh masyarakat

Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor yang menjadi responden.

Sebagian besar masyarakat yang menjadi responden di Kampung Babakan-Cengal

Desa Karacak Bogor hanya tamatan sekolah dasar (SD), namun ada pula sebagian

responden yang tamatan SLTP dan SMA/SMK/STM (Gambar 2).

Page 2: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

18

18

Gambar 2 Tingkat pendidikan responden.

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa responden dengan latar belakang

pendidikan tamatan SD memiliki jumlah terbanyak, yaitu sebesar 22 responden

(73,33%). Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menunjang

kualitas manusia. Menurut Alikodra (1985) diacu dalam Rosmiati (2010) latar

belakang pendidikan yang rendah dari masyarakat merupakan salah satu faktor

penting terjadinya interaksi dalam masyarakat sekitar dengan sumberdaya yang

terdapat di alam, karena latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap pola

pikir dan pola hidup seseorang. Hal ini akan berpengaruh pula pada pandangan

dan pengetahuan responden mengenai tumbuhan obat dan kesehatan keluarga.

5.1.3 Mata pencaharian responden

Mata pencaharian masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak

Bogor yang menjadi responden terdiri dari petani, wiraswasta yang merupakan

gabungan dari pedagang, buruh, dan pengrajin, dukun/tabib serta ada pula

beberapa responden tidak bekerja yang kebanyakan ibu rumah tangga (Tabel 7).

Tabel 7 Mata pencaharian responden No Mata pencaharian Jumlah responden Persentase (%)

1. Petani 12 40

2. Wiraswasta 6 20

3. Ibu rumah tangga 10 33,33

4. Dukun/tabib 2 6,67

Jumlah 30 100

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

bermata pencaharian sebagai seorang petani, yaitu sebesar 12 orang responden

(40%). Hal ini dikarenakan bagi sebagian besar masyarakat Kampung Babakan-

SD

73%

SLTP

17%

SMA/SMK

10%

Tingkat Pendidikan responden

Page 3: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

19

19

Cengal Desa Karacak Bogor bertani merupakan kebutuhan hidup. Dari 30

responden tersebut, dua diantaranya juga berprofesi sebagai dukun/tabib yang

dipercaya oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal memiliki kemampuan

untuk mengobati orang sakit.

5.1.4 Pendapatan responden

Pendapatan responden merupakan rata-rata pendapatan keseluruhan dari

mata pencahariannya selama sebulan. Pendapatan seluruh responden berkisar

antara Rp.500.000,00 sampai Rp.2.500.000,00 (Tabel 8).

Tabel 8 Pendapatan total responden

No Pendapatan responden (Rp/Bulan) Jumlah

responden Persentase (%)

1. 500.000-1.000.000 19 63,33

2. 1.000.001-1.500.000 6 20

3. 1.500.001-2.000.000 3 10

4. 2.000.001-2.500.000 2 6,67

Jumlah 30 100

Pada Tabel 8 terlihat bahwa rata-rata pendapatan responden Kampung

Babakan-Cengal, Desa Karacak Bogor yaitu berkisar Rp.500.000,00 -

Rp.1.000.000,00. Pendapatan tersebut sebagian besar didapat oleh masyarakat

Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak dari hasil bertaninya. Selain

mengandalkan hasil panen dari sawah, masyarakat pun sebagian besar

mengandalkan hasil panen dari tanaman yang memiliki nilai jual tinggi seperti

kapulaga.

5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Obat Kampung Babakan-Cengal, Desa

Karacak

Berdasarkan pengamatan lapang ditemukan 88 spesies tumbuhan obat dari

41 famili yang tersebar di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak. Tumbuhan

obat tersebut ditemukan di setiap Rukun Tetangga (RT) yaitu RT 01, RT 02 dan

RT 03. Jumlah seluruh spesies RT 01 yaitu sebanyak 53 spesies, RT 02 yaitu

sebanyak 74 spesies, dan RT 03 yaitu sebanyak 54 spesies. Dari setiap RT

terdapat spesies tumbuhan yang sama dengan RT lainnya, untuk lebih jelas dapat

dilihat pada Gambar 3.

Page 4: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

20

20

Gambar 3 Jumlah tumbuhan obat di setiap RT.

Rukun Tetangga (RT) yang memiliki jumlah spesies terbanyak yaitu RT

02, hal ini dikarenakan masih banyaknya kebun di RT 02 dan masih banyaknya

masyarakat RT 02 yang membudidaya dan memelihara tumbuhan obat di

pekarangan rumahnya. Daftar potensi tumbuhan obat yang terdapat di Kampung

Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor secara rinci disajikan pada Lampiran 3.

5.2.1 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan famili

Berdasarkan kelompok familinya, spesies tumbuhan obat keluarga yang ada

di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak dikelompokan ke dalam 41 famili.

Dari semua spesies tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal, spesies yang

paling mendominasi adalah spesies dari famili Zingiberaceae sebanyak 9 spesies

(10,23%), kemudian Asteraceae dan Solanaceae sebanyak 6 spesies (6,82%)

(Gambar 4). Hal tersebut menunjukan bahwa famili Zingiberaceae, Asteraceae,

dan Solanaceae memiliki keanekaragaman spesies tertinggi dibandingkan dengan

famili lainnya.

RT 01

4 spesies

RT 03

7 spesies

RT 02

23 spesies

7 spesies 3 spesies

5 spesies

39 spesies

Page 5: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

21

21

Gambar 4 Jumlah 10 famili tumbuhan obat terbanyak di Kampung Babakan-

Cengal.

Banyaknya spesies dari famili Zingiberaceae seperti jahe (Zingiber

officinale), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), kapulaga

((Amomum cardamomum), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), temulawak

(Curcuma xanthorrhiza), pacing (Costus speciosus), dan temukunci

(Boesenbergia pandurata) selain dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat tapi

juga dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan rempah-rempah, selain itu

spesies ini juga paling mudah dibudidayakan karena tidak memerlukan perawatan

dan pemeliharaan khusus, cara pengolahannya pun secara umum sudah diketahui

masyarakat. Sehingga masyarakat banyak menanam tumbuhan dari famili

Zingiberaceae di kebun maupun pekarangan rumah mereka. Contoh tumbuhan

dari famili Zingiberaceae yang ditanam masyarakat di pekarangan maupun kebun

disajikan pada Gambar 5.

9

6

6

5

5

4

3

3

2

2

0 2 4 6 8 10

Zingiberaceae

Asteraceae

Solanaceae

Myrtaceae

Euphorbiaceae

Rubiaceae

Liliaceae

Poaceae

Lamiaceae

Acanthaceae

Page 6: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

22

22

(A) (B)

Gambar 5 Tumbuhan obat anggota Zingiberaceae: A) Kapulaga (Amomum

cardamomum) B) Buah kapulaga.

Selain itu famili Asteraceae juga banyak ditemukan di kampung Babakan-

Cengal, famili Asteraceae banyak tersebar di pinggir jalan, kebun, maupun sawah.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pudjowati (2006) bahwa famili Asteraceae

merupakan spesies tumbuhan yang mudah untuk dipelihara dan tersebar di

berbagai daerah, serta tumbuh liar di halaman, kebun dan tepi jalan.

5.2.2 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan habitus

Berdasarkan habitusnya, tumbuhan obat keluarga yang ditemukan di

Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak terdiri atas 5 macam habitus, yaitu

pohon, perdu, herba, semak, dan liana (Gambar 6).

Gambar 6 Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan habitus.

Gambar 6 menunjukan bahwa jumlah habitus tumbuhan yang mendominasi

adalah herba, yaitu sebanyak 36 spesies (40,91%), kemudian perdu sebanyak 18

spesies (20.45%), pohon sebanyak 16 spesies (18,18%), semak sebanyak 17

spesies (19,32%), dan liana sebanyak 1 spesies (1,14%). Banyaknya habitus herba

di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak dikarenakan herba merupakan

tumbuhan yang sering dijumpai dan banyak terdapat di lingkungan masyarakat,

16

18

36

17

1

0 10 20 30 40

Pohon

Perdu

Herba

Semak

Liana

Jumlah spesies

Hab

itus

Page 7: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

23

23

pada umumnya tumbuhan berhabitus herba juga merupakan tumbuhan hasil

budidaya, selain itu penanaman dan perawatannya pun tidak sulit. Selain herba,

tumbuhan berhabitus perdu juga banyak dijumpai di Kampung Babakan-Cengal,

hal ini dikarenakan kondisi lingkungan masyarakat sekitar yang mendukung,

dimana hampir di setiap pekarangan atau kebun banyak ditanami perdu yang

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Adanya keanekaragaman bentuk hidup tumbuhan di Kampung Babakan-Cengal

menunjukan kealamian dan mendukung kelestarian plasma nutfah sumberdaya

yang terkandung didalamnya.

5.2.3 Keanekaragaman tumbuhan obat keluarga berdasarkan bagian yang

digunakan

Bagian dari tumbuhan mempunyai peranan masing-masing dalam

menyembuhkan penyakit, ada spesies tertentu yang seluruh bagiannya dapat

digunakan, namun ada juga yang hanya bagian tertentu yang dapat

menyembuhkan. Bagian tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal Desa

Karacak yang digunakan untuk pengobatan terdiri atas 15 macam bagian, yaitu

daun, akar, buah, kulit batang, batang, biji, seluruh bagian tumbuhan (herba),

bunga, tunas, kulit buah, bonggol, umbi, rimpang dan tangkai (Gambar 7).

Gambar 7 Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan bagian yang

digunakan.

4626

19

9

410

16

8

1

3

1

39

11

0 20 40 60

Daun

Akar

buah

Kulit batang

Batang

Biji

Seluruh bagian tumbuhan

Bunga

Tunas

Kulit buah

Bonggol

Umbi

Rimpang

Bokol bunga

Tangkai

jumlah spesies

Bag

ian y

ang d

igunak

an

Page 8: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

24

24

Penggunaan bagian tumbuhan obat keluarga untuk setiap spesies tumbuhan

tidak sama, ada yang hanya menggunakan bagian tertentu saja seperti daun,

batang, rimpang dan lain lain tapi adapula yang menggunakan seluruh bagian

tumbuhan (herba), hal ini dikarenakan kandungan zat-zat pada tiap bagian

tumbuhan berbeda sehingga manfaatnya pun berbeda. Pada Gambar 7 dapat

dilihat bahwa daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat, yaitu sebanyak 52 spesies (30,77%). Menurut

Zuhud dan Haryanto (1994) pemanfaatan daun, buah, cabang, dan ranting sebagai

bahan mentah dalam pengobatan tradisional tidak menimbulkan gangguan yang

serius terhadap kehidupan tumbuhan, tetapi bila akar, kulit kayu atau seluruh

bagian yang digunakan maka hal tersebut sudah merupakan ancaman bagi

keberadaan spesies tersebut. Menurut Fakhrozi (2009) daun memiliki regenerasi

yang tinggi untuk kembali bertunas dan tidak memberi pengaruh yang besar

terhadap pertumbuhan suatu tumbuhan meskipun daun merupakan tempat

fotosintesis.

Selain daun, bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

yaitu akar sebanyak 26 spesies ( 15,38%). Pemanfaatan bagian tumbuhan secara

terus menerus terutama pada bagian akar dan batang akan berdampak terhadap

keberadaan spesies tumbuhan tersebut, karena akar dan batang merupakan bagian

yang paling penting bagi tumbuhan untuk bertahan hidup. Untuk menjaga

kelestarian suatu spesies tumbuhan obat maka pemanfaatan tumbuhan obat

tersebut harus diimbangi dengan adanya upaya budidaya atau perbanyakan

tumbuhan-tumbuhan obat tersebut.

5.2.4 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat

Berdasarkan tipologi habitat potensi tumbuhan obat di Kampung Babakan-

Cengal Desa Karacak dikelompokan ke dalam 5 tipologi habitat yaitu pekarangan,

kebun, pinggir jalan, pinggir sungai dan sawah. Sebagaimana tersaji pada Gambar

8.

Page 9: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

25

25

Gambar 8 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat.

Berdasarkan pengelompokan tipologi habitat, tumbuhan obat keluarga

paling banyak dijumpai di pekarangan, yaitu sebanyak 50 spesies (43,1%).

Sedangkan kebun hanya ditemukan 33 spesies (28,45%), pinggir jalan sebanyak

19 spesies (16,38%), pinggir sungai sebanyak 8 spesies (6,9%), dan sawah

sebanyak 6 spesies (5,17%). Spesies tumbuhan obat yang terdapat di pekarangan

dan juga kebun sebagian besar merupakan spesies yang sering dimanfaatkan

masyarakat. Banyaknya tumbuhan obat yang dijumpai di pekarangan rumah

maupun di kebun milik masyarakat menunjukan bahwa masih adanya minat

masyarakat untuk membudidayakan tumbuhan obat keluarga. Beberapa contoh

tumbuhan obat yang terdapat di pekarangan diantaranya alpukat (Persea

gratissima), bratawali (Tinospora crispa), Cengkeh (Syzygium aromaticum), daun

sendok (Plantago major), jambu biji (Psidium guajava), jeruk nipis (Citrus

aurantifolia), kumis kucing (Orthosiphon stamineus), kacapiring (Gardenia

augusta), lidah buaya (Aloe vera), mangkokan (Nothopanax scutellarium),

mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), pacar air (Impatiens balsamina).

5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit

Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal dibagi ke

dalam 13 kelompok penyakit dan macam penyakitnya didasarkan Nawaningrum

(2004). Kelompok penyakit yang paling banyak dapat diobati oleh tumbuhan obat

keluarga di Kampung Babakan-Cengal adalah penyakit saluran pencernaan,

sebanyak 64 spesies. Spesies tumbuhan yang dapat menyembuhkan penyakit

saluran pencernaan banyak ditemukan karena beberapa masyarakat banyak

menanam spesies tumbuhan tersebut baik dipekarangan maupun dikebun untuk

50

33

19

8

6

0 10 20 30 40 50 60

Pekarangan

Kebun

Pinggir jalan

Pinggir sungai

Sawah

Page 10: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

26

26

mengobati penyakit dideritanya. Banyaknya tumbuhan obat yang dapat

menyembuhkan penyakit saluran pencernaan itu sesuai dengan penyakit yang

banyak diderita oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal, yaitu penyakit

gangguan pencernaan. Salah satu penyakit pencernaan yang banyak diderita

masyarakat adalah maag. Penyakit maag banyak diderita masyarakat kampung

Babakan-Cengal karena kurang teraturnya pola makan masyarakat. Spesies lain

yang banyak ditemukan di Kampung Babakan-Cengal yaitu spesies tumbuhan

yang dapat menyembuhkan penyakit saluran pembuangan sebanyak 50 spesies.

Klasifikasi kelompok penyakit terbanyak yang bisa diobati berdasarkan jumlah

spesies tumbuhan obat terbanyak disajikan dalam Gambar 9 dan secara rinci

disajikan pada Lampiran 6.

Gambar 9 Kelompok penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang

digunakan di Kampung Babakan-Cengal.

Salah satu spesies yang dapat meyembuhkan penyakit saluran pencernaan

disajikan pada Gambar 10 sedangkan contoh spesies yang dapat menyembuhkan

penyakit saluran pembuangan disajikan pada Gambar 11.

64

50

42

38

27

34

41

37

25

20

21

17

6

48

0 10 20 30 40 50 60 70

Penyakit saluran pencernaan

Penyakit saluran pembuangan

Penyakit kulit

Penyakit saluran pernapasan

Penyakit mulut

Penyakit jantung dan pembuluh/peredaran …

Penyakit kepala, demam, dan influenza

Penyakit tulang, otot, sendi dan saraf

Penyakit khusus wanita

Perawatan kehamilan dan persalinan

Pengobatan luka, gigitan ular

Penyakit ginjal, hati

Penyakit mata

Penyakit lainnya

Jumlah spesies

Page 11: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

27

27

Gambar 10 Daun kentut Gambar 11 Kumis kucing

(Paederia scandens). (Orthosiphon stamineus).

Pada umumnya setiap spesies tumbuhan obat mempunyai kegunaan untuk

menyembuhkan lebih dari satu macam penyakit atau kelompok penyakit, namun

ada juga beberapa spesies yang berkhasiat hanya untuk satu macam penyakit atau

kelompok penyakit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan

tumbuhan untuk digunakan sebagai obat, yaitu bagian tumbuhan, cara pemanenan,

cara pengolahan, dan aturan pemakaian (dosis) (Arafah 2005). Bagian dari

tumbuhan mempunyai peranan masing-masing dalam menyembuhkan penyakit,

ada spesies yang seluruh bagiannya dapat digunakan untuk menyembuhkan suatu

penyakit, namun adapula yang hanya bagian tertentu yang dapat menyembuhkan

penyakit. Cara pengolahan yang tepat berpengaruh terhadap keefektifan

penggunaan tumbuhan mengobati penyakit. Cara pemanenan perlu diperhatikan

agar mendapatkan bagian yang bermanfaat dalam keadaan baik atau tidak rusak.

Beberapa spesies yang mempunyai banyak kegunaan untuk obat diantaranya

alpukat (Persea gratissima), bawang putih (Allium sativum), daun kentut

(Paederia scandens), kencur (Kaemferia galanga), keladi tikus (Typhonium

divaricatum), lidah mertua (Sansivieria trifasciata), meniran (Phylanthus

urinaria), pulutan (Urena lobata), pepaya (Carica papaya), pisang (Musa

paradisiaca), pegagan (Centella asiatica), sembung (Blumea balsamifera), sirih

(Piper betle), sengugu (Clerodendron serrature), selasih (Ocimum basilicum),

takokak (Solanum torvum) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Spesies-

spesies tumbuhan obat tersebut potensial sebagai bahan obat karena selain banyak

berkhasiat untuk bermacam-macam penyakit, tapi juga hampir seluruh bagiannya

Page 12: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

28

28

dapat digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit. Contoh spesies tumbuhan

yang banyak berkhasiat untuk obat disajikan pada Gambar 12.

Gambar 12 Pulutan (Urena lobata).

Pulutan (Urena lobata) merupakan tumbuhan liar dari family Marvaceae

yang mempunyai khasiat sebagai obat. Pulutan (Urena lobata) ini merupakan

salah satu tumbuhan obat yang memiliki banyak khasiat diantaranya akar

digunakan untuk menyembuhkan penyakit Panas, influenza, radang tonsil,

malaria, rematik, keputihan, kencing keruh, disentri, diare, gangguan pencernaan,

bengkak, muntah darah, kesukaran melahirkan, gondok, bisul, luka berdarah,

tulang patah (frakture), payudara bengka dan gigitan ular sedangkan batangnya

digunakan untuk menyembuhkan penyakit bisul, luka berdarah, gigitan ular dan

bengkak (Hariana 2007). Menurut Hariana (2010) pulutan (Urena lobata)

mengandung bahan kimia seperti zat lendir pada batang dan 13-14% lemak pada

biji. Tumbuhan ini mempunyai rasa manis, tawar dan bersifat sejuk. Bagian yang

sering digunakan adalah akar dan seluruh bagian tumbuhan (herba).

5.2.6 Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat

Potensi tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak

berdasarkan frekuensi perjumpaan disajikan pada Tabel 9 dan secara rinci

disajikan pada Lampiran 4.

Page 13: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

29

29

Tabel 9 Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat keluarga

No Klasifikasi Nama Tumbuhan Obat 𝐬𝐩𝐞𝐬𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐎 Persentase (%)

1. Jarang (1 RT) Bratawali, bawang

putih,cengkeh, daun dewa,

dadap, daun sendok, daun

kentut, jawer kotok, jambu

biji, jarak pagar, jamblang,

jotang, keji beling,

34 38,64

2. Sering (2-3 RT) Alpukat, alang-alang,

beluntas, bandotan, belimbing

manis, bawang merah, cabai

rawit, ciplukan, cabai merah,

harendong, jahe, jeruk nipis,

kumis kucing,

54 61,36

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 88 spesies tumbuhan obat ada

sebanyak 54 spesies (61,36%) yang sering ditemukan, spesies tersebut ditemukan

di 2-3 RT yang terdapat di Kampung Babakan-Cengal, sedangkan sisanya

sebanyak 34 spesies (38,64%) merupakan spesies yang jarang ditemukan, spesies-

spesies tumbuhan obat tersebut hanya ditemukan di 1 RT saja. Spesies-spesies

yang sering ditemukan sebagian besar merupakan spesies tumbuhan yang sering

digunakan oleh masyarakat baik sebagai obat maupun bumbu dapur.

5.3 Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat

Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal terhadap tumbuhan

obat masih tinggi, hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat Kampung

Babakan-Cengal yang masih menggunakan tumbuhan obat yang ada di sekitarnya

untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Pengetahuan masyarakat Kampung

Babakan-Cengal mengenai tumbuhan obat diperoleh secara turun menurun.

Dalam penggunaan tumbuhan obat masyarakat Kampung Babakan-Cengal yang

menjadi reponden sebanyak 60% menyatakan bahwa tumbuhan obat berkhasiat

manjur dalam menyembuhkan suatu penyakit. Pandangan masyarakat terhadap

tumbuhan obat keluarga pun positif hampir keseluruhan responden yang

diwawancara berpendapat bahwa penggunaan tumbuhan obat lebih manjur dan

tidak menimbulkan efek samping yang besar, aman dikonsumsi, murah dan

mudah diperoleh, lebih praktis karna tidak perlu beli hanya tinggal mengambil di

sekitar lingkungan rumahnya, dan sangat berguna untuk penanggulangan dini

penyakit yang diderita. Ringannya efek samping dari tumbuhan obat dikarenakan

Page 14: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

30

30

tubuh manusia relatif lebih gampang menerima obat dari bahan tumbuh-tumbuhan

dibandingkan dengan obat kimiawi (Muhlisah 1999). Namun tidak semua

masyarakat yang menjadi responden menggunakan tumbuhan obat keluarga

sebagai pengobatan dan pemeliharaan kesehatan, ada 40% masyarakat yang

menjadi responden menyatakan bahwa penggunaan tumbuhan obat kurang manjur

untuk menyembuhkan penyakit karena efek dan khasiat tumbuhan obat belum

dirasakan, sehingga beberapa masyarakat tersebut lebih memilih menggunakan

obat-obatan modern dengan alasan lebih cepat efek dan khasiatnya dirasakan,

lebih praktis, tidak repot harus meramu seperti obat tradisonal, dan sudah jelas

dosisnya. Tindakan berobat yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Babakan-

Cengal yang menjadi responden disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Tindakan masyarakat Kampung Babakan-Cengal ketika sakit No Tindakan pengobatan Jumlah responden Persentase (%)

1. Membuat obat sendiri secara tradisional dari

tumbuhan obat di sekitar (meramu sendiri) 18 60

2. Membeli obat warung 9 30

3. Berobat ke puskesmas/klinik/dokter 3 10

Jumlah 30 100

Sebanyak 60% masyarakat yang menjadi responden masih membuat obat

sendiri secara tradisional dari tumbuhan obat yang ada di sekitar lingkungan

rumah mereka seperti pekarangan, kebun, pinggir jalan, dan pinggir sungai untuk

menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Masyarakat dengan usia berkisar

antara 60-70 tahun paling sering menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati

penyakit yang dideritanya, mereka lebih percaya bahwa dengan menggunakan

tumbuhan obat penyakit yang mereka derita bisa cepat sembuh dan tidak ada efek

sampingnya. Beberapa responden juga menyatakan bahwa pemeliharan dan

pengobatan alami menggunakan tumbuhan obat sudah biasa dilakukan untuk

menyembuhkan penyakit-penyakit yang tergolong ringan seperti pusing, pegal-

pegal, maag, batuk, sakit gigi dan penyakit ringan lainnya. Untuk penyakit yang

tergolong berat biasanya masyarakat menggunakan tumbuhan obat untuk

pengobatan awal sebelum pergi ke puskesmas atau dokter. Disamping

penggunaan obat tradisional sebanyak 30% masyarakat Kampung Babakan-

Cengal yang menjadi responden masih menggunakan obat warung dalam

mengobati penyakit yang dideritanya. Berdasarkan hasil wawancara ada 15

Page 15: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

31

31

penyakit yang pernah dan sering diderita oleh masyarakat yang menjadi

responden, sebagian besar dai 15 penyakit tersebut diobati menggunakan obat

tradisional. Penyakit yang pernah dan sering diderita oleh masyarakat yang

menjadi responden yang sering diobati dengan tumbuhan obat disajikan pada

Tabel 11 dan secara rinci disajikan pada Lampiran 7.

Tabel 11 Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung

Babakan-Cengal, Desa Karacak

Kelompok

penyakit Nama penyakit

Tumbuhan obat

yang sering

digunakan

Ramuan

Jumlah

responden yang

menyatakan

manjur

Gangguan sistem

atau saluran

pernapasan

Batuk - Akar alang-

alang

Rebus akar

alang-alang yang

masih segar kira-

kira 30-60 g, lalu

minum airnya

1

- Jeruk nipis 1 buah jeruk

nipis diperas

untuk diambil

airnya,lalu airnya

diminum secara

teratur 1 kali

sehari

3

Paru-paru - Ciplukan 9-15 gr seluruh

bagian tunbuhan

direbus dengan 3

gelas air lalu

diminum airnya

1

Asma - Sidaguri 6 gr akar sidagori

dipotong tipis,

ditambah gula,

lalu direbus,

disaring

kemudian

diminum airnya

2

Penyakit jantung

dan peredaran

darah

Tekanan darah

tinggi

(hipertensi)

- Kumis kucing

- Daun sendok

Rebus seluruh

bagian kumis

kucing, 3-4

lembar daun

sendok, rumput

lidah ular dan

minum airnya

2

Penyakit kepala,

demam, dan

influenza

Sakit kepala - Alpukat 3 lembar daun

alpukat direbus,

diminum airnya

10

Demam - Kumis kucing 6 gr akar kumis

kucing direbus

lalu disaring dan

diminum airnya

2

Penyakit mulut Sakit gigi - Putri malu Segenggam putri

malu direbus lalu

airnya dikumur

5

Page 16: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

32

32

Tabel 11 Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung

Babakan-Cengal, Desa Karacak (lanjutan)

Kelompok

penyakit Nama penyakit

Tumbuhan obat

yang sering

digunakan

Ramuan

Jumlah

responden yang

menyatakan

manjur

Sariawan - Jambu biji 2-3 lembar daun

dan kulit

batangnya

direbus,

diminum airnya

2

- Sirih

1-2 lembar sirih

dikunyah lalu

dibiarkan

sebentar didalam

mulut

4

Penyakit saluran

pembuangan

Diabetes militus

(kencing manis)

- Kacapiring 12 lembar daun

kacapiring

direbus dengan 2

gelas air lalu

diminum airnya

1

Penyakit saluran

pencernaan

Diare - Jambu biji 5 lembar daun

jambu biji

direbus dengan

1,5 liter air lalu

diminum

4

Maag - Bandotan Segenggam

bandotan

direbus lalu

diminum airnya

13

Penyakit otot,

tulang, sendi dan

saraf

Rematik - Jahe 1-2 rimpang jahe

dihaluskan lalu

dicampur cuka

kemudian

dioleskan

6

Sakit pinggang - Sidaguri 5 akar sidaguri

direbus lalu

diminum airnya

4

Pegal-pegal - Jahe 1-2 rimpang jahe

dihaluskan lalu

dioles

3

Kesemutan - Salam

- Sidaguri

- Jahe

2-3 lembar daun

salam dicampur

dengan daun

sidaguri, dan

jahe direbus lalu

airnya diminum

1

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa penyakit yang banyak dan sering diderita

oleh masyarakat yang menjadi responden adalah penyakit maag dan sakit kepala,

masing-masing sebanyak 13 responden dan 10 responden. Terdapat 9 spesies

tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit

Page 17: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

33

33

maag dan 1 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan masyarakat untuk

mengobati sakit kepala. Masing-masing spesies tumbuhan obat yang digunakan

oleh masyarakat tersebut mengalami proses pengolahan yang berbeda, tergantung

dari jenis dan penyakit yang diobati. Tabel 11 juga membuktikan jika penyakit

bisa disembuhkan dengan tumbuhan obat dan kemandirian masyarakat dapat

dilakukan.

Dari 9 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan masyarakat untuk

menyembuhkan penyakit maag, bandotan (Ageratum conyzoides) merupakan

tumbuhan obat yang paling banyak digunakan dan paling dianggap manjur oleh

masyarakat atau responden Kampung Babakan-Cengal. Bandotan (Ageratum

conyzoides) merupakan tumbuhan dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini

merupakan herba dengan ketinggian 30-80 cm dan mempunyai daya adaptasi

yang tinggi sehingga mudah tumbuh dimana-mana dan sering menjadi gulma

yang merugikan petani, namun dibalik itu bandotan (Ageratum conyzoides) dapat

digunakan juga sebagai obat, pestisida dan herbisida bahkan untuk pupuk dapat

meningkatkan hasil produksi tanaman (Sukamto 2007).

Selain penyakit-penyakit yang tercantum pada Tabel 11, biasanya

masyarakat yang berusia lanjut sering menderita penyakit lemah syahwat.

Penyakit lemah syahwat tersebut biasanya diobati dengan menggunakan ramuan

dari berbagai macam spesies tumbuhan obat yaitu satu batang kayu manis, tiga

biji cengkeh, tiga sampai empat lembar daun sirsak, daun kumis kucing, satu buah

kapulaga, bagian ujung alang-alang, akar pepaya, akar buah aren, meniran, dan

akar pinang. Cara penggunaan semua spesies tersebut yaitu semua spesies tersebut

direbus kemudian diambil airnya dan diminum. Selain untuk mengobati lemah

syahwat, menurut salah satu responden ramuan ini juga dapat digunakan untuk

mengobati berbagai macam jenis penyakit seperti darah tinggi, ginjal, panas, dan

lain-lain. Gambar ramuan disajikan pada Gambar 13.

Page 18: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

34

34

Gambar 13 Ramuan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit lemah syahwat,

darah tinggi, ginjal, panas dan lain-lain.

Pemanfaatan tumbuhan obat tidak hanya terbatas pada bagian tumbuhan

yang masih segar, beberapa masyarakat juga menyimpannya dalam bentuk

kering/simplisia. Salah satu simplisia yang disimpan oleh beberapa masyarakat

yaitu simplisia yang berasal dari campuran spesies-spesies tumbuhan seperti

kencur, jahe, temu kunci, lempuyang, temulawak dan temugiri. Simplisia tersebut

biasanya digunakan masyarakat untuk wanita yang baru saja melahirkan. Cara

penggunaan simplisia yaitu simplisia dicampur dengan beberapa spesies

tumbuhan obat yang masih segar seperti meniran, jawer kotok, jamblang, rane dan

sidagori yang sudah ditumbuk kemudian campuran tersebut ditumbuk kembali

lalu hasil tumbukannya dimakan. Gambar simplisia di sajikan pada Gambar 14.

Gambar 14 Contoh simplisia.

Page 19: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

35

35

5.4 Budidaya Tumbuhan Obat

Budidaya tumbuhan adalah mengelola pertumbuhan tumbuhan dari mulai

tanam hingga panen serta memenuhi persyaratan tumbuh tanaman yang dikelola

tersebut (MTIC 2002). Budidaya merupakan salah satu upaya penting dalam

menjaga kelestarian manfaat dari suatu spesies tumbuhan obat, dengan demikian

spesies tumbuhan obat yang dibudidayakan dan banyak dimanfaatkan akan tetap

terjaga kelestariannya. Kegiatan budidaya terhadap tumbuhan obat juga menjadi

salah satu kegiatan beberapa masyarakat Kampung Babakan Cengal. Kegiatan

budidaya dianggap efektif oleh beberapa masyarakat, karena menurut mereka

dengan membudidayakan tumbuhan obat keluarga dapat melestarikan dan

memudahkan masyarakat dalam pemanfaatannya. Masyarakat biasanya

membudidayakan tumbuhan-tumbuhan obat tersebut di pekarangan rumah

maupun kebun milik mereka.

Tumbuhan obat yang berada di Kampung Babakan-Cengal berdasarkan

status budidaya dibagi kedalam 2 klasifikasi yaitu tumbuhan obat yang dibudidaya

dan tumbuhan obat yang belum dibudidaya atau liar. Tumbuhan yang dibudidaya

oleh masyarakat merupakan tumbuhan yang sering digunakan. Lahan pekarangan

dan kebun menjadi tempat yang digunakan masyarakat untuk membudidayakan

tumbuhan obat. Di Kampung Babakan-Cengal tumbuhan obat liar paling banyak

ditemukan yaitu sebanyak 57,95% dan sisanya sebanyak 42,05% adalah

tumbuhan obat yang dibudidayakan (Gambar 15).

Gambar 15 Status budidaya tumbuhan obat.

Tumbuhan obat yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat Kampung

Babakan-Cengal Desa karacak yaitu tumbuhan obat yang juga bermanfaat sebagai

penghasil bumbu dapur dan penghasil buah-buahan, seperti kapulaga (Amomum

Budidaya

42,05%Liar;

57,95%

Page 20: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

36

36

cardamomum), kencur (Kaempferia galanga), jahe (Zingiber officinale), kunyit

(Curcuma domestica), bawang merah (Allium cepa), bawang putih (Allium

sativum), alpukat (Persea gratissima), cabai rawit (Capsicum frutescens), cabai

merah (Capsicum annum), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), pepaya (Carica

papaya), pisang (Musa Paradisiaca), dan lain-lain. Dari semua tumbuhan obat

yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat, kapulaga (Amomum cardamomum)

merupakan tumbuhan obat yang paling banyak dibudidayakan. Beberapa

masyarakat membudidayakan kapulaga tersebut di kebun milik mereka, hal ini

sesuai dengan penyataan Syukur dan Hernani (2002) bahwa lokasi yang baik

untuk penanaman kapulaga antara lain di bawah tegakan hutan atau di tempat

terbuka.

Kapulaga (Amomum cardamomum) banyak dibudidayakan masyarakat

karena selain memiliki banyak manfaat, kapulaga (Amomum cardamomum) juga

mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berprospek cerah, selain itu pemeliharaan

tumbuhan ini tidak sulit. Menurut Santoso (1989) salah satu keunggulan lain dari

budidaya kapulaga (Amomum cardamomum) adalah siklus hidup tumbuhan yang

panjang dan dalam setahun dapat dipanen berulang kali. Kapulaga (Amomum

cardamomum) dengan sistem tanam tumpangsari pada populasi 1.400 tanaman

per hektar, akan mampu berproduksi sekitar 2,8 sampai dengan 3 ton buah basah

per tahun. Kapulaga (Amomum cardamomum) sudah mampu berproduksi pada

umur 1,5 tahun setelah tanam dengan bibit anakan yang baik hari. Waktu panen

kapulaga (Amomum cardamomum) di Kampung Babakan-Cengal yaitu setiap 40

hari sekali, hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (1989) bahwa waktu panen

kapulaga (Amomum cardamomum) dapat dilakukan setiap 35-45 hari sekali.

Masyarakat Kampung Babakan-Cengal biasanya memanfaatkan biji

kapulaga untuk dikeringkan lalu dimanfaatkan sebagai rempah dan obat serta

memanfaatkan buah kapulaga untuk diambil minyak atsirinya yang kemudian bisa

digunakan sebagai penyedap atau pengharum makanan. Minyak atsiri tersebut

terdiri dari senyawa sineol, terpen dan terpinol (Syukur dan Hernani 2002). Selain

dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, biji yang sudah dikeringkan dan minyak

atsiri dari ekstrak buah kapulaga pun biasanya dijual oleh masyarakat untuk

Page 21: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

37

37

memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat biasanya menjual biji kapulaga

kering ke pedagang dengan harga Rp 20.000,- per kg.

Dalam perdagangan internasional, kapulaga (Amomum cardamomum)

dikenal dengan nama false cardamon. Menurut Indo (1989) ekspor kapulaga

(Amomum cardamomum) dari Indonesia hanya dari buah kapulaga. Ekspor

kapulaga (Amomum cardamomum) di Indonesia umumnya ke Singapura dan Cina.

5.5 Sintesis Pengembangan Tumbuhan Obat Keluarga

Dalam pengembangan TOGA dibutuhkan stimulus atau dorongan untuk

membentuk sikap dan prilaku pro konservasi. Sikap dan prilaku pro konservasi ini

diwujudkan dalam 3 kelompok stimulus AMAR (Alamiah, Manfaat, dan Rela).

Ketiga stimulus AMAR digunakan dalam pemilihan spesies TOGA yang akan

menjadi unggulan dalam pengembangan TOGA di Kampung Babakan-Cengal

yang diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan dan budidaya oleh masyarakat

(Gambar 16).

Gambar 16 Strategi pengembangan TOGA.

(Sumber : Modifikasi Zuhud 2007)

1. Stimulus Alamiah

Stimulus alamiah merupakan stimulus yang dipahami oleh masyarakat

tentang bagaimana sifat-sifat alamiah dari tumbuhan dan lingkungan yang ada

disekitarnya. Sebagian besar masyarakat Kampung Babakan-Cengal sudah bisa

membedakan sifat-sifat ekologis tumbuhan, hal tersebut terlihat dari tumbuhan

yang tedapat dilingkungan sekitar. Lahan pekarangan dimanfaatkan masyarakat

untuk ditanami tumbuhan berukuran kecil, tumbuhan tersebut ditanam langsung

Stimulus

Alamiah

Stimulus

Manfaat Prilaku Sikap

Stimulus

Rela

Stimulus

Alamiah

Page 22: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

38

38

dipekarangan atau melalui pot-pot plastik sebagai media tempat tumbuhnya.

Tumbuhan yang terdapat di pekarangan rata-rata tumbuhan yang dapat digunakan

juga untuk keperluan bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabai

rawit, cabai merah, jeruk nipis, kencur, dan lain-lain. Sedangkan tumbuhan yang

berukuran besar, masyarakat menanamnya dilahan perkebunan.

2. Stimulus manfaat

Stimulus manfaat merupakan dorongan yang paling diminati masyarakat.

Hal ini dikarenakan masyarakat merasakan langsung manfaat dari tumbuhan

tersebut. Selain manfaat kesehatan yang menjadi manfaat utama dari TOGA untuk

masyarakat, TOGA juga memiliki nilai ekonomi. Tumbuhan obat yang memiliki

nilai manfaat ekonomi tinggi diantaranya kapulaga, pisang, alpukat, kelapa, dan

cengkeh. Sedangkan tumbuhan obat yang memiliki nilai manfaat tinggi yaitu

tumbuhan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit

yang dideritanya.

3. Stimulus rela

Stimulus rela adalah stimulus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebaikan,

terutama ganjaran dari sang pencipta alam, nilai spiritual, nilai agama yang

universal, pahala, kebahagiaan, kearifan, budaya dan tradisional, kepuasan batin,

dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kerelaan dalam melakukan sesuatu

(Zuhud 2007). Stimulus rela merupakan stimulus utama dan paling mendasar

yang memiliki nilai paling tinggi. Stimulus rela didorong juga dengan adanya

kepastian akses dalam pemanfaatan TOGA bagi masyarakat. Stimulus kerelaan ini

sudah terbangun pada masyarakat Kampung Babakan-Cengal karena masyarakat

sudah memiliki lahan sendiri sehingga masyarakat memiliki kepastian akses

dalam pemanfaatan tumbuhan obat yang mereka tanam sendiri.

Berdasarkan strategi pengembangan TOGA, TOGA yang merupakan

potensi Kampung Babakan-Cengal (stimulus alamiah), memiliki nilai manfaat

yang penting (stimulus manfaat), dan sudah dibudidayakan dan digunakan

(stimulus rela) yang harus menjadi prioritas dalam pengembangan dan budidaya

diantaranya kapulaga (Amomum cardamomum), jeruk nipis (Citrus aurantifolia),

jahe (Zingiber officinale), alpukat (Persea gratissima), jambu biji (Psidium

guajava), kunyit (Curcuma domestica), bawang merah (Allium cepa).

Page 23: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

39

39

Selain tiga stimulus itu dimiliki oleh masyarakat, partisipasi aktif seluruh

elemen masyarakat, sistem pembangunan yang terencana dan terintegrasi

memungkinkan pencapaian tujuan pengembangan tumbuhan obat secara

maksimal. Keterlibatan antar insitusi seperti dinas kesehatan, pendidikan,

kehutanan, pertanian, dan perguruan tinggi sangat diperlukan. Dalam konteks

implementasi praktis, masyarakat dapat mengembangkan spesies tumbuhan obat

dengan membudidayakan tumbuhan obat keluarga (TOGA) secara mandiri dan

memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam

pengobatan keluarga.

Program yang dapat membantu masyarakat dalam upaya pengembangan

tumbuhan obat agar potensi yang ada bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin yaitu

dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Penyuluhan mengenai pengenalan spesies tumbuhan obat keluarga (TOGA)

serta memberikan pelatihan tumbuhan obat. Pelatihan tumbuhan obat yang

diberikan meliputi pengenalan tumbuhan obat dan pemanfaatannya, membahas

beberapa kasus penyakit dan cara pengobatannya, dan memberikan pelatihan

(demo) cara meracik ramuan tumbuhan obat yang sederhana (skala rumah

tangga)

2. Pembinaan kader TOGA yang nantinya dapat menjadi wadah informasi bagi

masyarakat lainnya untuk berbagi wawasan dan keterampilan yang

berhubungan dengan TOGA.

3. Kunjungan kader TOGA ke kebun percontohan tumbuhan obat yang sudah

maju. Mengenal spesies tumbuhan obat dengan buku panduan didampingi oleh

para pemandu yang berpengalaman di bidangnya. Program kunjungan

tumbuhan obat adalah melihat, memetik, dan belajar menanam aneka

tumbuhan obat pada lahan pekarangan, yang diharapkan masyarakat akan

termotivasi untuk mengembangkan TOGA di pekarangan maupun kebun yang

nantinya selain kesehatan masyarakat meningkat, masyarakat juga dapat

memperoleh nilai ekonomi dari usahanya.

4. Sosialisasi mengenai TOGA melalui pembuatan poster atau iklan-iklan

layanan masyarakat yang berkaitan dengan TOGA dan pemeliharaan kesehatan

Page 24: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5… · 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal

40

40

secara alami serta memberikan buku lengkap tentang tumbuhan obat yang

berkhasiat agar dapat dipelajari.

5. Diskusi masalah kesehatan dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan

masyarakat. Selain memberikan solusi kesehatan, dengan adanya diskusi ini

pengetahuan masyarakat bertambah dalam hal tindakan yang harus dilakukan

sebelum mereka sakit (preventif).

Dalam pengembangan nilai ekonomi, pengembangan tumbuhan obat yang

dipilih untuk diterapkan di masyarakat adalah pengembangan tumbuhan obat yang

sederhana. Fokus pengembangan tumbuhan obat dengan skala home industry

diharapkan dapat dilakukan dan berkelanjutan, yang akhirnya dari kegiatan ini

dapat memberikan manfaat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

masyarakat sekitar dan berdampak pada kesejahteraan hidup yang lebih baik.

Program yang akan dilaksanakan diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap program menjadi lebih tinggi.