bab v dan vii

Upload: eka-pratiwi-lusman

Post on 16-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB VGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. GeografiKotamadya Daerah Tingkat II Makassar secara administratif merupakan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yang terletak di pantai barat Pulau Sulawesi, dan merupakan kota pesisir yang keadaan wilayahnya datar dan hanya sebagian kecil dataran tinggi. Batas Wilayah Kotamadya Makassar meliputi :1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Maros3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa4. Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar.

B. Keadaan Rumah Sakit yang DitelitiRSIA Pertiwi merupakan rumah sakit Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan yang mempunyai misi untuk menjadikan rumah sakit ibu dan anak terbaik pelayanannya tahun 2013 di Sulawesi Selatan.RSIA Pertiwi terletak di Jalan Jendral Sudirman No. 14 Kelurahan Mangkura Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar 90113 dengan batas-batas :1. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Chairil Anwar2. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Jendral Sudirman3. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Sawerigading4. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan dr. SutomoSarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah sakit ibu dan anak ini adalah:I. Fasilitas Pelayanan1. Jumlah tempat tidurTempat Tidur Pemeriksaana.KIA:4b.Keluarga Berencana:2c.Kamar Bersalin:15d.Poli Kandungan:1e.Ruang Pemulihan:3f.Kamar Operasi:2

Tabel 5.1. Jumlah Tempat Tidur Rawat Inap di RSIA Siti Fatimah MakassarURAIANVIPKELASJUMLAH

IIIIII

Obs. GinBayi 337711937395858

JUMLAH6142076116

Sumber : Data Sekunder Tempat tidur pelatihan:12

2. Rawat jalana. Poli Ibu dan Anak (ANC)b. Poli Anakc. Poli Gigid. Poli Pemeriksaan dan pelayanan Penyakit Kandungane. Poli Keluarga Berencanaf. Kamar Bersaling. Ruang Pemulihanh. Ruang Bayi Bermasalah

3. Ruang Instalasia. Instalasi Radiologib. Instalasi IRDc. Instalasi Bedah Sentrald. Instalasi Perawatan Intensif : ICU-NICUe. Instalasi Farmasif. Instalasi Laboratoriumg. Instalasi Gizih. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

4. Ruang Iain-laina. Ruang Direkturb. Ruang Administrasic. Ruang Pelatihand. Ruang Pencatatan Medike. Ruang Sholatf. Ruang Jahitg. Ruang Laundry5. Sarana dan Prasarana Rumah Sakita. Air P A Mb. Sumur Bor: 23 buahc. Fasilitas Listrik:105 KVAd. Kendaraan Dinas:- Direktur 1 buah - Operational 1 buah - Ambulance 1 buah

6. Rawat Inapa. VIP: Kamar berukuran 4 x 6 mFasilitas :1. AC2. Televisi3. Kamar mandi/WC dalam kamar4.Kursi tamu5. Lemari pakaian6. Lampu tidur7. Peralatan makan / minumb. Kelas I: Kamar berukuran 4 x 6 mFasilitas:1. Kamar mandi / WC dalam kamar2. Kipas Angin3. Lemari kecilc. Kelas II : Kamar berukuran 3 x 4 mFasilitas :1. Lemari Kecil2. Kamar mandi / WC dalam kamard. Kelas III: Ruangan terdiri dari 4-6 tempat tidurFasilitas :1. Lemari kecil untuk setiap pasien2. Kamar mandi / WC dalam kamar7. Kamar bedah Obstetri dan Ginekologi8. Instalasi Farmasi terbuka selama 24 jam9. Penunjang Diagnostik

II. Fasilitas TenagaTabel 6.5. Distribusi Pengetahuan Tentang Manfaat ASI EksklusifNOJENIS TENAGAPNSKONTRAKJUMLAH

1.Medis DokterSpesialis :a. Obs.Ginb. Anak Dokter umumDokter gigi3132

0

9

2.Keperawatan Perawat SKP/SPRBidan Bidan D3Perawat Gigi21371721

72

3.Kefarmasian Apoteker Ass. Apoteker 235

4.Kesehatan Masyarakat S2 Kes. MasyS1 Kes. MasyD3 SanitarianAnalisis Kes.3117

12

5.Tenaga GisiAkademi Gizi55

6.Anestesi Akademi / D311

7.Non Kesehatan Adm. D3S1 Adm.SMASMPSD / SR16557

24

Sumber : Data SekunderBAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIANTabel 6.1. Distribusi Pengetahuan Pasien Rawat InapPasien Rawat Inap di RSIA Pertiwi MakassarPeriode November 2013

PengetahuanJumlah (orang)Persen (%)

BaikCukupKurangTidak Tahu40421084042108

Total100100

Sumber : Data Primer

Dari tabel di atas, diperoleh hasil bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 40 orang (40%), cukup 42 (42%), kurang 10 orang (10%), dan yang tidak tahu sebanyak 8 orang (8%).

Tabel 6.2. Distribusi Pengetahuan Tentang Cara Pemberian ASI EksklusifPasien Rawat Inap di RSIA Pertiwi MakassarPeriode November 2013

Cara pemberian ASI EksklusifJumlah (orang)Persen (%)

TahuTidak Tahu49514151

Total100100

Sumber : Data Primer

Dari tabel 6.2. diperoleh data responden yang mengetahui tentang cara pemberian ASI Eksklusif sebanyak 49 orang (49%), dan yang tidak tahu sebanyak 51 orang (51%).Tabel 6.3. Distribusi Pengetahuan Tentang KolostrumPasien Rawat Inap di RSIA Pertiwi MakassarPeriode November 2013

Cara pemberian ASI EksklusifJumlah (orang)Persen (%)

TahuTidak Tahu59415941

Total100100

Sumber : Data Primer

Pada tabel 6.3, responden yang tahu tentang kolostrum berjumlah 59 orang (59%), sedangkan 41 orang (41%) tidak tahu mengenai kolostrum.

Tabel 6.4. Distribusi Pengetahuan Tentang Kandungan ASIPasien Rawat Inap di RSIA Pertiwi MakassarPeriode November 2013

Cara pemberian ASI EksklusifJumlah (orang)Persen (%)

TahuTidak Tahu62386238

Total100100

Sumber : Data Primer

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ibu-ibu yang mengetahui kandungan ASI adalah 62 orang (62%), dan yang tidak tahu kandungan ASI berjumlah 38 orang (38%).

Tabel 6.5. Distribusi Pengetahuan Tentang Manfaat ASI EksklusifPasien Rawat Inap di RSIA Pertiwi MakassarPeriode November 2013

Manfaat ASI EksklusifJumlah (orang)Persen (%)

Tahu Tidak tahu71 2971 29

Total100100

Sumber: Data Primer

Pada tabel 6.5 dapat dilihat bahwa 71 orang (71%) dari seluruh responden mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif, sedangkan 29 orang (29%) dari responden tidak tahu.

B. PEMBAHASANPengetahuan pada dasarnya adalah pemahaman tentang hal ihwal kehidupan yang diperoleh dari pendidikan formal atau informal. Pengetahuan sangat penting peranannya dalam memberikan wawasan terhadap terbentuknya sikap dan selanjutnya akan diikuti dcngan tindakan, termasuk dalam hal pelaksanaan pemberian ASI.Soekidjo Notoatmodjo berpendapat bahwa pengetahuan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Hasil penelitian yang ditampilkan pada tabel 6.1 yaitu distribusi pengetahuan mengenai ASI Eksklusif pada pasien rawat inap di RSIA Pertiwi Makassar periode November 2013 menunjukan bahwa dari 100 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 40 responden (40%), berpengetahuan cukup sebanyak 42 responden (42%), berpengetahuan kurang sebanyak 10 responden (10%) dan yang tidak memiliki pengetahuan sama sekali 8 responden (8%).Hasil penelitian tentang pengetahuan cara pemberian ASI Eksklusif (pada tabel 6.2) diperoleh data responden yang mengetahui tentang cara pemberian ASI Eksklusif sebanyak 49 orang (49%) dan yang tidak tahu sebanyak 51 orang (51%). Dari hasil penelitian yang kami lakukan, sebagian ibu-ibu beranggapan bahwa ASI cuma mencukupi kebutuhan bayi hingga berusia 3-4 bulan yang menyebabkan pemberian makanan tambahan yang lebih cepat. Seharusnya bayi yang sehat tidak memerlukan makanan tambahan sampai usia enam bulan. Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI Eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi.Pada tabel 6.3 yang menunjukan sejauh mana pengetahuan tentang kolostrum yaitu, responden yang tahu tentang kolostrum berjumlah 59 orang (59%), sedangkan 41 orang (41%) tidak tahu mengenai kolostrum. Kebiasaan turun menurun yang tidak rasional misalnya keengganan ibu memberikan kolostrum pada bayinya seharusnya dapat diatasi dengan memberikan informasi kepada para ibu khususnya yang sedang mengandung. Selain itu, ASI yang keluar pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan ini biasanya sedikit yang membuat ibu menambahkan dengan susu formula. Padahal, meskipun volume kolostrum sedikit menurut ukuran kita, tetapi volumenya mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari.Dari tabel 6.4 di atas didapatkan bahwa ibu-ibu yang mengetahui kandungan ASI adalah 62 orang (62%), dan yang tidak tahu kandungan ASI berjumlah 38 orang (38%).Data yang diperoleh dari penelitian yang kami lakukan, pengetahuan para ibutentang kandungan ASI cukup baik, meskipun pengetahuan ibu-ibu tentang ASI Eksklusif secara umum belum begitu baik.Serta pada tabel 6.5 dapat dilihat bahwa 71 orang (71%) dari seluruh responden mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif, sedangkan 29 orang (29%) dari responden tidak tahu. Hasil dari jawaban kuesioner yang kami dapatkan, pada umumnya para ibu mengetahui manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi bayi, tetapi sama sekali tidak mengetahui manfaat memberikan ASI Eksklusif bagi seorang ibu. Bagi ibu, menyusui akan meningkatkan kadar oksitosin yang membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil dan mengurangi resiko terjadinya perdarahan setelah melahirkan yang dapat menyebabkan anemia, bahkan kematian sang ibu. Selain itu, memberikan ASI Eksklusif juga membantu ibu untuk menjarangkan kehamilan. Apabila para ibu mengetahui manfaat dari pemberian ASI Eksklusif bagi dirinya, pasti ibu-ibu akan lebih termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif.Dari penelitian yang kami lakukan ini, tingkat pengetahuan ibu-ibu di RSIA Pertiwi Makassar tahun 2013 masih sangat kurang dari yang diharapkan bila dibandingkan dengan penelitian terhadap 900 ibu di sekitar Jabotabek (2000), diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%. Padahal ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif.Begitu pula dengan penelitian oleh Nur Elvayanie dan Sri Sumarmi di wilayah kerja Puskesmas Turak Kalimantan Selatan pada tahun 2003. Hasil penelitiannya menunjukkan, cuma 31,4 % responden yang memberikan ASI Eksklusif dan 68,6 % tidak memberikan ASI Eksklusif, dimana tingkat pengetahuan responden sebagian besar cukup (42,9 %), dan tingkat pengetahuan responden yang tergolong baik 27,1 %, dan hasil analisis uji statistik Chi Square pada penelitiannya mendapatkan adanya hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan tingkat pengetahuan ibu-ibu.Berbeda dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Nani Asnina Miskad dan Siti Dusfirah di Puskesmas Kaluku Bodoa Makassar tahun 2007, yang menunjukkan dari keseluruhan responden, 21,4% memiliki pengetahuan yang kurang sedangkan 78,6% memiliki pengetahuan yang baik. Demikian halnya dengan penelitian oleh Nurwahida dan Hendra Saputra Hamka di Puskesmas Sudiang Raya Makassar pada tahun 2007, dimana dari 31 responden yang berpengetahuan baik 65%, dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 35%. Padahal sejak tahun 1990 telah dikeluarkan kesepakatan global berupa Deklarasi Innocenti (Italia) tentang perlindungan, prornosi, dan dukungan terhadap penggunaan ASI, dan disepakati pula untuk pencapaian pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Selain itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menargetkan, pada tahun 2005 sebesar 80% para ibu-ibu sudah memberikan ASI Eksklusif serta mengetahui apa itu ASI Eksklusif, bagaimana cara pemberiannya, manfaat serta apa saja kandungannya sehingga para ibu akan lebih termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif pada anaknya.Banyaknya ibu-ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu yang masih kurang dan kurangnya informasi/promosi ASI Eksklusif yang diperolehnya, sedangkan promosi susu formula begitu gencar bagi para ibu melalui berbagai media massa, bahkan langsung kepada ibu. Dengan demikian, promosi ASI Eksklusif bagi ibu-ibu perlu ditingkatkan.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULANDari penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2013 mengenai sejauh mana pengetahuan ibu-ibu tentang ASI Eksklusif maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :1. Secara umum pasien di RSIA Pertiwi Makassar masih kurang tingkat pengetahuannya tentang ASI Eksklusif2. Sebagian responden belum mengetahui dengan benar cara pemberian ASI Eksklusif.3. Sebagian besar ibu-ibu sudah cukup tahu mengenai kolostrum, serta kandungan ASI.4. Sebagian responden mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif bagi bayi mereka yang ditandai dengan tingkat pengetahuan mereka sebanyak 71% tetapi manfaat ASI Eksklusif bagi diri ibu sendiri sama sekali tidak diketahui.

B. SARANDari kesimpulan diatas dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Perlunya peningkatan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif dan menghindari pemberian makanan pendamping ASI sebelum waktunya dengan mengadakan penyuluhan atau diskusi kelompok, memanfaatkan peluang tatap muka waktu ANC baik di puskesmas maupun posyandu.2. Perlu adanya informasi atau promosi ASI yang intensif tentang ASI Eksklusif, yang meliputi tentang pemberian kolostrum dan pemberian ASI secara Eksklusif dengan menggunakan sarana atau media yang ada di daerah baik cetak maupun elektronik.3. Perlunya diadakan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif

DAFTAR PUSTAKA

1. Roesli, Utami. Mengenal ASI Eksklusif Seri I. Jakarta : Trubus Agriwidya, 2000. 2. Salmiah, Hamsir S.N. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Pengunjung Puskesmas Sudiang, Makassar Tahun 2002. Skripsi FK UNHAS, 2003.3. Shulhana dan Karman. Pengetahuan dan Praktek Ibu dan Anak Balita Tentang Pemberian ASI diPuskesmas Tamamaung Kecamatan Panakkukang Makassar 2001. Skripsi FK UMI, 2001.4. Ngatimin, M.Rusli. Ilmu Perilaku Kesehatan. Makassar : Yayasan "PK-3", 2003.5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan AnakJilid 1. Jakarta : Infomedika, 1998.6. ElvayanieNur,SumarmiSri. Faktor Karakteristik Ibu Yang BerhubunganDengan Pola Inisiasi ASI dan Pemberian ASI Eksklusif. [serial online] 2003 [cited 2007 Oct 23rd]. Available from URL :http://www.journal.unair.acid/login/jurnal/filet/PH-1-l-04.pdf7. Muchtadi, Deddy. Gizi Untuk Bayi : ASI, Susu Formula Dan Makanan Tambahan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1996.8. UNICEF, WHO, IDAI. Rekomendasi Tentang Pemberian Makan Bayi Pada Situasi Darurat, Pernyataan Bersama UNICEF WHO IDAI Jakarta-Indonesia 7 Januari 2005.[serial online] 2007 Feb 15th [cited 2007 Oct 23rd]. Available from : URL : http://www.who.or.id/ind/contents/aceh/pemberian%20makan%20bayi%20pada%20situasi%20bencana.pdf9. Machfoedz, Ircham. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan. Ed.3. Jogjakarta : Fitra Maya, 2007.10. Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran : Sebuah Pengantar. Jakarta : EGC, 2003.11. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta,2003.

12. Marzuki, Nanis Sacharina. ASI Eksklusif. [serial online] 2007 Feb 15th [cited 2007 Oct23rd. Available fromURL: http://www.koalisi.org/dokumen/dokumen3893.pdf13. Miskad N.A, Dusfirah S. Gambaran Pola Menyusui dan Faktor-Faktor Terkait Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu-Ibu di Puskesmas Kaluku Bodoa 2007. Skripsi FK UNHAS, 2007.14. Nurwahida, Hamka H.S. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Ibu Menyusui Mengenai ASI Eksklusif di Puskesmas Sudiang Raya Makassar. Skripsi FK UNHAS, 2007.30