bab v aspek keuangan a. metode pencatatan akuntansi

16
61 BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi Dalam sebuah perusahaan untung melangsungkan bisnisnya terdapat bagian yang khusus untuk mencatat mengenai keuangan, yang disebut dengan akuntansi. Sistem pencatatan keuangan memiliki tujuan agar memudahkan perusahaan untuk melakukan pengeluaran dan pemasukan atau dengan kata lain memudahkan dalam proses penjualan maupun pembelian. Dalam pencatatan akuntansi terdapat dua metode yaitu cash basis dan accrual basis. Cash basis merupakan proses pencatatan transaksi akuntansi, dimana transaksi dicatat pada saat menerima kas atau pada saat mengeluarkan kas. Sedangkan accrual basis adalah proses pencatatan akuntansi dimana transaksi dicatat pada saat sedang terjadi, meskipun belum menerima ataupun mengeluarkan kas. Lalu penulis menggunakan metode accrual basis yaitu suatu metode pencatatan akuntansi yang memiliki mekanisme pencatatan saat terjadinya transaksi bukan hanya pada saat pendapatan dan pengeluaran diterima dan lebih sesuia dengan bisnis Katharo Laundry and Café. Pengertian accrual basis menurut Arif Rahman (2013:70), Acrrual bassis adalah jika transaksi penjualan atau biaya sudah terjadi, sekalipun uang tunai belum dikeluarkan atau diterima, sudah bisa dicatat sebagai pendapatan”. Metode yang digunakan di accrual basis bersifat lebih jelas dan memberi

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

61

BAB V

ASPEK KEUANGAN

A. Metode Pencatatan Akuntansi

Dalam sebuah perusahaan untung melangsungkan bisnisnya terdapat

bagian yang khusus untuk mencatat mengenai keuangan, yang disebut dengan

akuntansi. Sistem pencatatan keuangan memiliki tujuan agar memudahkan

perusahaan untuk melakukan pengeluaran dan pemasukan atau dengan kata lain

memudahkan dalam proses penjualan maupun pembelian. Dalam pencatatan

akuntansi terdapat dua metode yaitu cash basis dan accrual basis. Cash basis

merupakan proses pencatatan transaksi akuntansi, dimana transaksi dicatat pada

saat menerima kas atau pada saat mengeluarkan kas. Sedangkan accrual basis

adalah proses pencatatan akuntansi dimana transaksi dicatat pada saat sedang

terjadi, meskipun belum menerima ataupun mengeluarkan kas. Lalu penulis

menggunakan metode accrual basis yaitu suatu metode pencatatan akuntansi

yang memiliki mekanisme pencatatan saat terjadinya transaksi bukan hanya pada

saat pendapatan dan pengeluaran diterima dan lebih sesuia dengan bisnis

Katharo Laundry and Café.

Pengertian accrual basis menurut Arif Rahman (2013:70), “Acrrual

bassis adalah jika transaksi penjualan atau biaya sudah terjadi, sekalipun uang

tunai belum dikeluarkan atau diterima, sudah bisa dicatat sebagai pendapatan”.

Metode yang digunakan di accrual basis bersifat lebih jelas dan memberi

Page 2: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

62

gambaran terhadap transaksi keuangan perusahaan dikarenakan selain mencatat

pemasukkan yang sudah ada pencatatan accrual basis juga mencatat mengenai

uang yang belum dikeluarkan atau diterima dalam artian piutang dan utang

perusahaan tersebut jika memang ada.

B. Project Income Statement

Project Income Statement adalah suatu laporan keuangan dalam suatu

perusahakan yang beriskan mengenai laporan laba rugi yang dapat dilihat

seberapa besar tepatnya pendapatan serta beban yang ditanggung perusahaan

dalam periode waktu tertentu.

Menurut Short, Libby dan Libby (2007:10), “Laporan laba rugi adalah suatu

laporan utama akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu usaha, yaitu

pendapatan dikurangi dengan biayabiaya selama periode akuntansi tertentu”.

Lalu pada laporan income statement pada jangka waktu tertentu akan

menunjukan hasil laba atau keuntungan dari hasil penjualan. Project Income

Statement menurut Prastowo (2010: 18) adalah laporan yang menampilkan data

keuangan perusahaan dalam menghasilkan kinerja (laba) selama periode tertentu.

Menentukan project Income Statement ada beberapa hal yang harus diperhatikan,

yaitu Gross Profit dan Net Income dalam suatu aspek yang terdapat dalam

Project Income Statement.

1. Gross Profit

Page 3: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

63

Gross Profit menurut Munawir (2010:99), “adalah sebuah rasio atau

pertimbangan antara laba kotor (gross profit) yang didapat perushaaan dengan

tingkat penjualan yang diraih pada periode yang sama”.

2. Net Income

Net Income menurut Kamsir (2011:303), “merupakan laba yang telah

dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu

periode tertentu termasuk pajak”.

Berdasarkan dengan apa yang sudah dijelaskan diatas bahwa perusahaan

harus menghitung data laporan keuangan agar perusahaan dapat mengetahui

seberapa besar laba atau keuntungan yang diproleh oleh perusahaan, dengan

tujuan agar keuntungan dapat menjadi pemicu untuk terus jalannya perusahaan,

selain itu untuk mengetahui jika ada kekurangan dalam pemasukan ked ala

perusahaan. Katharo Laundry and Café sudah memperhitungkan keuntungan

dari setiap tahunnya sesuai dengan penjelasan diatas, berikut adalah

penghitungan Project Income Statement Katharo Laundry:

Page 4: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

64

TABEL 5.1

KATHARO LAUNDRY AND CAFÉ INCOME STATEMENT

Rev

enu

e

Sal

es R

even

ue

Am

mou

nt

(Rp)

%A

mm

oun

t (R

p)%

Am

mou

nt

(Rp)

%A

mm

oun

t (R

p)%

Am

mou

nt

(Rp)

%

Lau

ndr

y R

even

ue

81

4.6

80

.00

08

96

.13

0.0

00

97

7.6

10

.00

01

.05

9.0

60

.00

01

.14

0.5

40

.00

0

F&

B R

even

ue

19

4.4

00

.00

02

13

.84

0.0

00

24

6.2

40

.00

02

78

.64

0.0

00

31

1.0

40

.00

0

Tot

al R

even

ue

1.0

09

.08

0.0

00

10

0%

1.1

09

.97

0.0

00

10

0%

1.2

23

.85

0.0

00

10

0%

1.3

37

.70

0.0

00

10

0%

1.4

51

.58

0.0

00

10

0%

Ch

emic

al6

1.5

60

.00

06

%6

5.2

53

.60

06

%6

9.1

68

.81

67

%7

3.3

18

.94

55

%7

7.7

18

.08

25

%

Su

ppli

es

73

.02

0.0

00

7%

77

.40

1.2

00

7%

82

.04

5.2

72

7%

86

.96

7.9

88

7%

92

.18

6.0

68

6%

F&

B C

ost

27

.67

9.4

00

3%

29

.34

0.1

64

3%

31

.10

0.5

74

3%

32

.96

6.6

08

2%

34

.94

4.6

05

2%

En

erg

y C

ost

(Air

Lis

trik

Gas

)2

3.7

60

.00

02

,4%

25

.18

5.6

00

2,3

%2

6.6

96

.73

62

,2%

28

.29

8.5

40

2,1

%2

9.9

96

.45

32

,1%

Tot

al D

istr

ibu

ted

Exp

ense

s1

86

.01

9.4

00

18

%1

97

.18

0.5

64

18

%2

09

.01

1.3

98

17

%2

21

.55

2.0

82

17

%2

34

.84

5.2

07

16

%

Pay

roll

& R

elat

ed E

xpen

ses

29

0.4

00

.00

02

9%

29

0.4

00

.00

02

6%

29

0.4

00

.00

02

4%

29

0.4

00

.00

02

2%

29

0.4

00

.00

02

0%

Rea

para

si M

esin

27

.00

0.0

00

3%

27

.00

0.0

00

2%

27

.00

0.0

00

2%

27

.00

0.0

00

2%

27

.00

0.0

00

2%

Adm

inis

tras

i3

.60

0.0

00

0,4

%3

.60

0.0

00

0,3

%3

.60

0.0

00

0,3

%3

.60

0.0

00

0,3

%3

.60

0.0

00

0,2

%

Mar

ket

ing

9.0

00

.00

01

%9

.00

0.0

00

1%

9.0

00

.00

01

%9

.00

0.0

00

1%

9.0

00

.00

01

%

Tot

al U

ndi

stri

bute

d E

xpen

ses

33

0.0

00

.00

03

3%

33

0.0

00

.00

03

0%

33

0.0

00

.00

02

7%

33

0.0

00

.00

02

5%

33

0.0

00

.00

02

3%

Tot

al E

xpen

ses

51

6.0

19

.40

05

1%

52

7.1

80

.56

44

7%

53

9.0

11

.39

84

4%

55

1.5

52

.08

24

1%

56

4.8

45

.20

73

9%

GO

P4

93

.06

0.6

00

49

%5

82

.78

9.4

36

53

%6

84

.83

8.6

02

56

%7

86

.14

7.9

18

59

%8

86

.73

4.7

93

61

%

Ren

t1

50

.00

0.0

00

15

%1

50

.00

0.0

00

14

%1

50

.00

0.0

00

12

%1

50

.00

0.0

00

11

%1

50

.00

0.0

00

10

%

Dep

resi

asi

62

.35

8.6

25

6%

62

.35

8.6

25

6%

62

.35

8.6

25

5%

62

.35

8.6

25

5%

62

.35

8.6

25

4%

Tot

al F

ixed

Cos

t2

12

.35

8.6

25

21

%2

12

.35

8.6

25

19

%2

12

.35

8.6

25

17

%2

12

.35

8.6

25

16

%2

12

.35

8.6

25

15

%

Tot

al P

rofi

t2

80

.70

1.9

75

28

%3

70

.43

0.8

11

33

%4

72

.47

9.9

77

39

%5

73

.78

9.2

93

43

%6

74

.37

6.1

68

46

%

Tax

Pro

fit

14

.03

5.0

99

1%

18

.52

1.5

41

2%

23

.62

3.9

99

2

%2

8.6

89

.46

5

2%

33

.71

8.8

08

2%

Net

Pro

fit

26

6.6

66

.87

6

26

%3

51

.90

9.2

70

3

2%

44

8.8

55

.97

8

3

7%

54

5.0

99

.82

9

4

1%

64

0.6

57

.36

0

4

4%

EX

PE

NS

ES

Dis

trib

ute

d E

xpen

sen

ses

Un

dist

ribu

ted

Exp

ense

nse

s

Fix

ed C

har

ges

Pro

ject

In

com

e S

tate

men

t K

ath

aro

La

un

dry

an

d C

afe

Tah

un

ke-

1T

ahu

n k

e-2

Tah

un

ke-

3T

ahu

n k

e-4

Tah

un

ke-

5

Page 5: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

65

Sumber : Olahan Penulis 2019

Sesuai dengan keuangan yang sudah dihitung pada Katharo Laundry

diatas bahwa Net Income atau Net Profit yang didapatkan perusahaan pada tahun

pertama adalah sebesar 41% yaitu senilai Rp. 336.685.954 dimana dapat dilihat

bahwa mengalami peningkatan hingga 5% ditahun pertama.

Sesuai dengan keuangan yang sudah dihitung pada Katharo Cafe diatas

bahwa Net Income atau Net Profit yang didapatkan perusahaan pada tahun

pertama adalah sebesar 3% yaitu senilai Rp. 4.952.065 dimana dapat dilihat

bahwa pada tahun pertama mengalami peningkatan hingga 7%.

C. Investasi

Investasi merupakan suatu usaha penanaman modal atau penanaman

sejumlah uang pada perusahaan, tujuan investasi adalah agar mendapatkan

keuntungan karena investasi untuk menambah penghasilan suatu perusahaan,

investasi juga merupakan suatu pengeluaran modal atau uang untuk membeli

suatu barang atau aset fisik perusahaan sepert, mesin, peralatan perusahaan

dan juga property lainnya yang dibutuhkan dalam mendirikan sebuah

perusahaan.

Pengertian investasi menurut Tandelilin (2010:2), “Investasi adalah

komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang”.

Page 6: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

66

TABEL 5.2

DAFTAR INVESTASI KATHARO LAUNDRY AND CAFE

Nama Unit Harga (Rp) Total Harga (Rp)

Machine Laundry

Coin 5 - 330.000.000

Setrika 6 249.000 1.494.000

Handphone 1 1.590.000 1.590.000

Gas LPG 12Kg 5 139.000 695.000

Meja & Kursi kasir 1 550.000 550.000

Kursi Tempat Tunggu 5 100.000 500.000

Meja Folding 5 270.000 1.350.000

Meja stainless 5 500.000 2.500.000

Mesin Penukaran koin 1 5.600.000 5.600.000

Printing Set 1 5.999.000 5.999.000

Komputer 1 4.700.000 4.700.000

Lemari & Rak

Laundry 1 560.000 560.000

Timbangan Digital

30Kg 1 505.000 505.000

Air Conditioner 2 2.110.000 4.220.000

Exhaust Fan 4 380.000 1.520.000

Koin 400 1000 400.000

Gelas Takar 5 27.000 135.000

Botol Spray 10 5000 50.000

Keranjang Laundry 10 25.000 250.000

TV 32 Inch 1 1.998.000 1.998.000

Seragam Karyawan 4 50.000 200.000

Sikat Pembersih Noda 10 5000 50.000

Page 7: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

67

Telepon Kabel 1 75.000 75.000

Kelengkapan Kantor 1 300.000 300.000

Speaker 1 1.870.000 1.870.000

Ponsel 1 1.590.000 1.590.000

Printer Kasir (MOKA) 1 5.900.000 5.900.000

Gelas 20 22.000 660.000

Kursi Sofa 12 620.000 7.440.000

Kursi Kayu 6 400.000 2.400.000

Meja Kayu 3 150.000 450.000

Meja sudut 1 1.993.000 1.993.000

Meja untuk sofa 3 350.000 1.050.000

Nomor Meja 15 12.500 187.500

Blender 1 18.000.000 18.000.000

Kulkas 1 1.700.000 1.700.000

Seragam Karyawan 2 50.000 100.000

AC 1 2.110.000 2.110.000

Kelengkapan Kantor 1 3.000.000 3.000.000

Mesin Cup Sealer 1 850.000 850.000

TOTAL 414.541.500

Sumber : Olahan Penulis 2019

Investasi tersebut akan mengalami masa penyusutan dengan masa

ekonomis kelompok 1 dan kelompok 2 sesuai dengan pedoman perpajakan, dan

penulis menggunakan metode garis lurus seperti tabel di bawah ini :

Page 8: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

68

TABEL 5.3

TABEL TARIF DAN MASA MANFAAT PENYUSUTAN FISKAL

Kelompok Harta

Berwujud Masa Manfaat

Tarif Metode

Garis Lurus

Tarif Metode

Saldo Menurun

Kelompok 1 4 tahun 25% 50%

Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%

Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%

Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

Sumber : Buku Dasar-dasar Akuntansi

Pengertian penyusutan menurut Martani (2012:313), “penyusutan adalah

metode pengalokasian biaya tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis

selama periode manfaat dari aset tersebut”.

TABEL 5.4

DAFTAR DEPRESIASI INVESTASI KATHARO LAUNDRY AND CAFE

Nama Barang Harga

Barang

Nilai

Ekonomis

(Tahun)

Tarif

Depresiasi

Depresiasi

Pertahun

Machine

Laundry

Coin

330.000.000

8 12,5%

41.250.000

Gas LPG 12Kg 695.000

4 25%

173.750

Meja & Kursi

kasir 550.000

4 25%

137.500

Kursi Tempat

Tunggu 500.000

4 25%

125.000

Meja Folding 1.350.000

4 25%

337.500

Meja stainless 2.500.000

4 25%

625.000

Mesin

Penukaran

koin

5.600.000

4 25%

1.400.000

Page 9: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

69

Printing Set 5.999.000

4 25%

1.499.750

Komputer 4.700.000

4 25%

1.175.000

Lemari & Rak

Laundry 560.000

4 25%

140.000

Timbangan

Digital 30Kg 505.000

4 25%

126.250

Air Conditioner 4.220.000 4 25% 1.055.000

Exhaust Fan 1.520.000

4 25%

380.000

Koin 1000

4 25%

250

Gelas Takar 27.000

4 25%

6.750

Botol Spray 50.000

4 25%

12.500

Keranjang

Laundry 250.000

4 25%

62.500

TV 32 Inch 1.998.000

4 25%

499.500

Setriika 1.494.000

4 25%

373.500

Handphone 1.590.000

4 25%

397.500

Seragam

Karyawan 200.000

4 25%

50.000

Sikat Pembersih

Noda 50.000

4 25%

12.500

Telepon Kabel 75.000

4 25%

18.750

Kelengkapan

Kantor 300.000

4 25%

75.000

Koin 400.000

4 25%

100.000

Speaker 1.870.000 4 25%

467.500

Ponsel 1.590.000 4 25%

397.500

Printer Kasir 5.900.000 4 25%

1.475.000

Gelas 66.0000 4 25%

165.000

Page 10: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

70

Kursi 7.440.000 4 25%

1.860.000

Kursi 240.0000 4 25%

600.000

Meja Kayu 45.0000 4 25%

112.500

Meja sudut 199.000 4 25%

498.250

Meja untuk sofa 1.050.000 4 25%

262.500

Nomor Meja 187.500 4 25%

46.875

Blender 18.000.000 4 25%

4.500.000

Kulkas 1.700.000 4 25%

425.000

Seragam

Karyawan 100.000

4 25%

25.000

AC 2.110.000 4 25%

527.500

Kelengkapan

Kantor 3000.000

4 25%

750.000

Mesin Cup

Sealer 85.0000

4 25%

212.500

Total Depresiasi

62.358.625

Sumber : Olahan Penulis 2019

D. Penentuan Titik Impas dan Laba yang Diharapkan

Didalam mendirikan suatu perusahaan ketika dimulai dari perencanaan

memilki suatu tujuan yaitu untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mendpatkan

sebuah keuntungan tersebut perusahaan harus membuat suatu analisa dalam

memperkirakan laba rugi dalam periode yang telah ditentukan sehingga akan

mendapatkan suatu proyeksi titik impas yang diharapkan oleh perusahaan.

Page 11: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

71

Untuk menentukan titik impas dalam suatu perusahaan, ada beberapa

data yang harus dibuat yaitu Break Event Point dan Return of Investment.

1. Break Event Point

Break Event Point atau BEP dalah suatu titik tertentu dimana

pengeluaran/ biaya dan pendapatan berada pada posisi yang seimbang (titik

impas) sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan. Pengertian Break

Event Point menurut S. Munawir (2015:162) “BEP adalah situasi dimana

perusahaan tidak menghasilkan laba dan tidak menderita kerugian (total

pendapatan = total biaya)”.

Didalam Break Event Point terdapat beberapa komponen didalamnya, yaitu

sebagai berikut :

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya konstan jika perusahaan melakukan kegiatan

produksi atau tidak melakukan produksi maka biayanya akan tetap.

Contohnya : gaji tenaga kerja, biaya depresiasi mesin, biaya peralatan dan

sebagainya.

Biaya Variabel

Anggaran variable adalah biaya unit dimana mereka dinamis tergantung

pada aksi volume produksi, jika produksi yang direncanakan meningkat

maka biaya variabel pun akan meningkat.

Harga Penjualan (Selling Price)

Page 12: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

72

Harga penjualan merupakan harga jual yang telah ditetapkan per unit barang

atau jasa yang telah diproduksi oleh perusahaan.

Berikut ini adalah Fix Cost, Varaiable Cost dan Selling Price di Katharo

Laundry and Café dalam menentukan titik impasnya :

TABEL 5.5

DAFTAR FIX COST DAN VARIABEL COST

KATHARO LAUNDRY AND CAFE

Nama Jumlah

Variable Cost

Chemical Rp. 61.560.000

Supplies Rp. 73.020.000

F&B Cost Rp. 27.679.400

Energy Cost(Air, Listrik. Gas) Rp. 23.760.000

Total Rp. 186.019.400

Fix Cost

Gaji & Employee Benefit Rp. 290.400.000

Biaya Administrasi (ATK) Rp. 3.600.000

Promosi Rp. 9000.000

Reaparasi Mesin Rp. 27.000.000

Sewa Bangunan Rp. 150.000.000

Asuransi Rp. 10.944.000

Depresiasi Rp. 62.358.625

Page 13: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

73

Total Rp. 553.302.625

Sumber : Olahan Penulis 2019

TABEL 5.6

DAFTAR HARGA PENJUALAN KATHARO LAUNDRY

Proyeksi Penjualan Katharo Laundry dalam 5 Tahun

Tahun Target Penjualan/ 5Kg Harga(Rp)/5Kg

2020 27156 30.000

2021 29871 30.000

2022 32587 30.000

2023 35302 30.000

2024 38018 30.000

Total 162934

150.000

Sumber : Olahan Penulis 2019

TABEL 5.7

DAFTAR HARGA PENJUALAN KATHARO CAFE

Proyeksi Penjualan Katharo Café dalam 5 Tahun

Tahun Target Penjualan/ Gelas Harga(Rp)/Gelas

2020 6480 30.000

2021 7128 30.000

2022 8208 30.000

2023 9288 30.000

2024 10368 30.000

Total 41472

150.000

Sumber : Olahan Penulis 2019

Page 14: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

74

Berdasarkan tabel diatas, untuk penentuan Break Event Point perusahaan

Katharo Laundry menggunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan rumus diatas, berikut ini penghitungan Break Event Point Katharo

Laundry and Café :

Berdasarkan hasil perhitungan diatas untuk mendapatkan titik impas suatu

perusahaan dalam satu tahun harus mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 84.

247,445.

2. Return Of Investment (ROI)

Return of Investment merupakan mengukur keuntungan atau kerugian

yang dihasilkan dari investasi terhadap jumlah uang yang diinvestasikan.

merupakan pengembalian modal investasi yang dikeluarkan perusahaan dalam

periode berapa tahun. Menurut Sutrisno (2012:223), “ ROI adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang

digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan”.

Break Event Point = Fix Cost

1 – Variable Cost

Selling Price

Break Event Point = Rp. 553.302.625

1 – Rp. 186.019.400

Rp. 30.000

= Rp. 84.247,445

Page 15: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

75

Berikut ini adalah Return Of Investment Katharo Laundry :

Berdasarkan perhitungan diatas, untuk pengembalian modal investasi

yang dikeluarkan oleh perusahaan Katharo Laundry sebesar 64% ditahun

pertama. Dengan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan akan balik modal

selama 1 tahun 5 bulan, hal ini diperoleh dari 100 dibagi 64 yang menghasilkan

1,5.

3. Payback Period

Pengertian Payback Period menurut Dian Widayanto (2012:247),

“adalah jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui

keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan”. Jadi

Payaback Period merupakan perhitungan jangka waktu berapa lama suatu bisnis

atau perusahaan bisa mendapatkan balik modal. Berikut ini payback period

Katharo Laundry and Café :

ROI = Pendapatan Investasi ( Net Income) x 100%

Biaya Investasi

= 266.666.874 x 100%

414.541.500

= 64%

Payback Period = Nilai Investasi

Kas Masuk Bersih

= 414.541.500

266.541.500

= 1,5

Page 16: BAB V ASPEK KEUANGAN A. Metode Pencatatan Akuntansi

76

dengan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan akan balik modal selama 1 tahun

5 bulan. Hal ini diperoleh dari hasil perhitungan Payback Period di atas yang

menghasilkan 1,5.