bab v analisis dan pembahasan -...

48
141 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini dilakukan analisis data-data dari hasil pengolahan data keseluruhan, yang meliputi : analisis faktor kunci internal dan eksternal, analisis matriks IFE, EFE, analisis matriks IE, dan analisis matriks SWOT, kemudian dilakukan penentuan prioritas strategi dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Tahap selanjutnya melakukan penerimaan dan pemberian kekuatan hukum agar kebijakan yang dipilih memiliki legitimasi dan melakukan analisis implikasi terhadap lembaga yang dianalisis dengan menggunakan kerangka kerja 7-S Mckinsey. 5.1. Analisis Faktor Kunci Internal dan Eksternal 5.1.1. Analisis Kekuatan-kekuatan Internal a. Lokasi atau tempat berdirinya pasar tradisional Lokasi atau tempat berdirinya pasar tradisional dianggap sebagai kekuatan oleh para stakeholder, karena memang letak pasar tradisional di Kabupaten Cirebon khususnya pasar Pemda yang jumlahnya ada 8 (delapan) pasar berada pada posisi yang strategis. Utami pada tahun 2006 menyebutkan bahwa lokasi atau tempat berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing yang tidak dengan mudah ditiru. Ada beberapa faktor dalam penelitian ini yang dijadikan aspek penilaian lokasi pasartradisional, yaitu lalu lintas kendaraan, fasilitas parkir, transportasi umum atau akses transportasi, komposisi pasar, letak berdirinya pasar, dan syarat dan ketentuan pemakian ruang. Berdasarkan hasil kuesioner lokasi atau tempat berdirinya pasar tradisional memperoleh bobot kepentingan terbesar ke-2 (dua) untuk kekuatan lingkungan internal dan peringkat ke-3(tiga) secara keseluruhan dalam lingkungan internal dengan bobot 0,149. Lokasi atau tempat berdirinya pasar tradisional dinilai sebagai kekuatan yang dimiliki oleh pasar tradisional lebih cenderung lokasinya yang strategis yaitu berada pada pusat perekonomian di wilayah Kabupaten Cirebon, dan ditunjang pula dengan akses transportasi yang mudah dijangkau.

Upload: doannguyet

Post on 05-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

141

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada tahap ini dilakukan analisis data-data dari hasil pengolahan data

keseluruhan, yang meliputi : analisis faktor kunci internal dan eksternal, analisis

matriks IFE, EFE, analisis matriks IE, dan analisis matriks SWOT, kemudian

dilakukan penentuan prioritas strategi dengan menggunakan Analytical Hierarchy

Process (AHP). Tahap selanjutnya melakukan penerimaan dan pemberian kekuatan

hukum agar kebijakan yang dipilih memiliki legitimasi dan melakukan analisis

implikasi terhadap lembaga yang dianalisis dengan menggunakan kerangka kerja 7-S

Mckinsey.

5.1. Analisis Faktor Kunci Internal dan Eksternal

5.1.1. Analisis Kekuatan-kekuatan Internal

a. Lokasi atau tempat berdirinya pasar tradisional

Lokasi atau tempat berdirinya pasar tradisional dianggap sebagai kekuatan

oleh para stakeholder, karena memang letak pasar tradisional di Kabupaten Cirebon

khususnya pasar Pemda yang jumlahnya ada 8 (delapan) pasar berada pada posisi

yang strategis. Utami pada tahun 2006 menyebutkan bahwa lokasi atau tempat

berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing yang tidak

dengan mudah ditiru. Ada beberapa faktor dalam penelitian ini yang dijadikan aspek

penilaian lokasi pasartradisional, yaitu lalu lintas kendaraan, fasilitas parkir,

transportasi umum atau akses transportasi, komposisi pasar, letak berdirinya pasar,

dan syarat dan ketentuan pemakian ruang.

Berdasarkan hasil kuesioner lokasi atau tempat berdirinya pasar tradisional

memperoleh bobot kepentingan terbesar ke-2 (dua) untuk kekuatan lingkungan

internal dan peringkat ke-3(tiga) secara keseluruhan dalam lingkungan internal

dengan bobot 0,149. Lokasi atau tempat berdirinya pasar tradisional dinilai sebagai

kekuatan yang dimiliki oleh pasar tradisional lebih cenderung lokasinya yang

strategis yaitu berada pada pusat perekonomian di wilayah Kabupaten Cirebon, dan

ditunjang pula dengan akses transportasi yang mudah dijangkau.

Page 2: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

142

Pasar pemda di Kabupaten Cirebon menjadi pusat perekonomian dikarenakan

kondisi masyarakat Kabupaten Cirebon yang mayoritas profesinya sebagai pedagang

dan petani, dan mereka masih menyukai berbelanja di pasar-pasar tradisional.

Kondisi ini didukung pula karena belum banyak pusat perbelanjaan modern seperti

supermarket dan hypermarket di Kabupaten Cirebon yang secara langsung

menjadikan pasar pemda di Kabupaten Cirebon menjadi daya tarik bagi para

pedagang-pedagang seperti pedagang bakso, VCD, pakaian, dan sebagainya untuk

berjualan di sekitar pasar pemda. Kondisi-kondisi itu yang membuat pasar pemda di

Kabupaten Cirebon menjadi pusat perekonomian di Kabupaten Cirebon, dimana

konsumen datang ke pasar bukan hanya berbelanja kebutuhan sehari-hari tetapi juga

mereka datang untuk jalan-jalan atau refreshing.

b. Harga jual di pasar tradisional

Menurut penelitian dari Departemen Perdagangan Republik Indonesia tahun

2007, menempatkan harga pada urutan pertama alasan konsumen memilih berbelanja

di pasar tradisional. Harga jual dianggap kekuatan sebagai faktor kekuatan dari pasar

tradisional karena memang harga yang ditawarkan oleh para pedagang pasar

terbilang lebih murah terutama untuk barang-barang fresh food seperti sayuran,

ikan, daging, dan buah-buahan. Harga yang ditawarkan oleh pedagang sangat

fleksibel dan bisa ditawar, biasanya bila ada konsumen yang membeli dalam jumlah

yang banyak atau konsumen yang sudah berlangganan akan mendapatkan potongan

harga atau discount.

Harga jual mendapatkan bobot kepentingan paling tinggi untuk lingkungan

internal dengan bobot 0,196. Harga menjadi faktor yang paling penting dikarenakan

konsumen pasar tradisional yang kebanyakan merupakan pemilik warung, restoran

dan para pedagang keliling, dimana mereka akan menjual kembali barang yang

dibelinya. Oleh karena itu harga menjadi faktor utama para konsumen berbelanja di

pasar tradisional. Selain karena faktor konsumen yang kebanyakan adalah para

pedagang, harga menjadi sesuatu yang sangat sensitif bagi konsumen di Kabupaten

Cirebon, karena bila ada kenaikan atau penurunan harga jual itu sangat berpengaruh

dalam penentuan keputusan konsumen berbelanja. Adanya perbedaan selisih harga

sedikit saja akan membuat konsumen berpindah toko atau pasar.

Page 3: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

143

c. Potensi pasar tradisional di Kabupaten Cirebon

Berdasarkan data Dinas Perinduatrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon

tercatat sekitar 8824 pedagang yang berjualan di 8 (delapan) pasar pemda dan 22

pasar desa. Jumlah ini bisa lebih banyak lagi bila ditambah dengan para pedagang

tidak tetap disekitar pasar tradisional yang jumlahnya bisa lebih banyak daripada

jumlah pedagang yang ada di dalam pasar tradisional. Berdasarkan data dari BPS

Kabupaten Cirebon tahun 2008 sekitar 29,99% atau sekitar 261.684 orang yang

menggantungkan hidupnya pada sektor perdagangan dan sebagian besar adalah para

pedagang pasar tradisional.

Potensi yang sangat besar yang dimiliki pasar tradisional menempatkannya

sebagai suatu kekuatan dari pasar tradisional baik dari segi akses terhadap konsumen

dan juga sebagai sumber mata pencaharian penduduk Kabupaten Cirebon. Kondisi

ini menjadi bergaining position pasar tradisional menjadi lebih kuat di mata

pemerintah untuk dapat memproteksi dan mengembangkan pasar tradisional di

Kabupaten Cirebon, karena bagaimanapun sektor pasar tradisional ini menampung

banyak pekerja bagi masyarakat Kabupaten Cirebon.

d. Struktur organisasi Disperindag Kabupaten Cirebon khususnya bidang

pengelolaan pasar

Perubahan struktur organisasi dan tupoksi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaen Cirebon pada tahun 2008 dengan dikeluarkannya Peraturan

Bupati Nomor 60 tahun 2008 tentang rincian tugas, fungsi, dan tata Dinas

Perindustrian dan Perdagangan. Dikeluarkannya Perbub nomor 60 tahun 2008 ini

memberikan wewenang yang lebih luas kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Cirebon melalui bidang pengelolaan pasar untuk dapat mengembangkan

pasar tradisional yang berada di Kabupaten Cirebon.

Perubahan struktur dan fungsi organisasi ini memungkinkan sektor pasar

tradisional yang dinaungi oleh bidang pengelolaan pasar untuk dapat mengajukkan

anggaran yang diperuntukan untuk pengembangan pasar tradisional dan

mengelolanya. Sebelumnya pasar tradisional atau pasar pemda dikelola oleh UPTD

pasar yang dibagi menjadi 4 (empat) wilayah. Tugas UPTD pasar pada saat itu hanya

diberikan wewenang untuk menarik retribusi dan menjalankan program yang telah

Page 4: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

144

ada, jadi dengan perubahan struktur dan fungsi organisasi ini memungkinkan bidang

pengelolaan pasar yang terdiri dari seksi pengelolaan pendapatan pasar, seksi

pembinaan dan pengembangan pasar, dan seksi sarana dan prasarana untuk membuat

program atau kegiatan, anggaran dan usulan regulasi sendiri sesuai dengan

kebutuhan untuk pengembangan pasar tradisional.

5.1.2. Analisis Kelemahan-kelemahan Internal

a. Kemampuan pedagang pasar tradisional dalam melakukan pelayanan dan

pengadaan barang

Indikator pelayanan, merchandising, dan pedagang atau pelayan toko dibuat

menjadi satu indikator kunci lingkungangan internal karena pada pasar tradisional

mulai dari pemilik, orang yang melayani dan orang yang mengatur persediaan barang

adalah orang yang sama atau toko dijalankan oleh pemilik tokonya sendiri. Berbeda

dengan pasar modern seperti minimarket atau supermarket yang memiliki bagian-

bagian tersendiri untuk pelayanan dan manajemen pengadaan barang, sehinngga

karena faktor inilah ketiga indikator internal ini di satukan dalam satu indikator

lingkungan internal.

Indikator kemampuan pasar tradisional dalam melakukan pelayanan dan

pengadaan barang dinilai sebagai kelemahan oleh para responden karena pelayanan

yang diberikan di pasar tradisional mulai dari sebelum transaksi, pada saat transaksi,

dan sesudah transaksi kurang baik. Dari aspek pelayanan, umumnya para pedagang

pasar tradisional menggunakan pola pelayanan pribadi dengan menngunakan

pendekatan informal dan penggunaan bahasa daerah dalam berinteraksi dengan para

pembeli, kondisi ini sebenarnya menjadi suatu keunggulan tersendiri bagi pasar

tradisional dan hal ini merupakan diferensiasi pasar tradisional dengan pasar modern.

Pada indikator ini yang membuat posisinya lemah adalah tata cara manajemen toko

yang masih konvensional, mulai dari pembelian barang dagangan yang kurang

memperhatikan kuntitas dan kualitas barang yang akan dijual, sampai dengan

kemampuan para pedagang dalam mengelola toko baik itu masalah pencatatan dan

pembukuan, tata letak dan penempatan barang dagangan di toko, menjaga kebersihan

toko dan barang dagangannya, dan saat melakukan timbangan dan pembukusan

barang yang dianggap kurang baik.

Page 5: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

145

b. Suasana di dalam pasar tradisional

Suasana di dalam pasar tradisional merupakan indikator yang paling

dikeluhkan oleh para konsumen dan dinilai paling rendah oleh para responden.

Suasana pasar tradisional yang buruk ini merupakan salah satu alasan kenapa pasar

tradisional mulai ditinggalkan oleh konsumennya, terutama konsumen dari rumah

tangga. Berdasarkan penelitian dari Tambunan et.al. tahun 2004 menunjukkan

sebanyak 66% alasan kelemahan pasar tradisional karena dianggap kotor dan tidak

nyaman.

Dilihat dari kondisi eksteriornya beberapa pasar pemda di Kabupaten Cirebon

tidak dalam keadaan baik, seperti pada pasar Cipeujeuh, Babakan, dan Pasalaran.

Bangunan ketiga pasar tersebut dinilai kurang layak, dan bila dalam kondisi hujan

pasar akan sangat becek, kotor dan membuat para pedagang tidak dapat berjualan.

Dilihat dari kondisi interior dan tata letaknya, seperti kebanyakan pasar di Indonesia

pasar di Kabupaten Cirebon sangat tidak tertata dan kotor. Banyak sekali para

pedagang memanfaatkan jalan atau lorong di dalam pasar sebagai tempat

penyimpanan barang dagangannya, hal ini membuat jalan-jalan di dalam pasar

menjadi sempit. Kondisi interior pasar yang kurang tertata membuat pasar sangat

gelap walaupun pada siang hari, kondisi ini membuat konsumen yang berada di

dalam pasar merasa kurang nyaman dan aman.

c. Kegiatan promosi yang dilakukan

Kegiatan promosi lazimnya dilakukan oleh pasar modern sering dilakukan

dalam berbagai bentuk, seperti membuat Point of Purchase (POP), demonstrasi,

menyelenggarakan kontes atau perlombaan dengan sponsor para distributor,

memberikan hadiah langsung dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan promosi yang dapat

menarik konsumen tidak pernah dilakukan oleh pasar-pasar tradisional di Kabupaten

Cirebon. Para pedagang pasar tradisional hanya melakukan kegiatan promosi secara

langsung, yaitu dengan cara menawarkan barang dagangan kepada konsumen yang

melewati tokonya dan memberikan penawaran harga yang lebih murah dengan toko

lain. Bisa dikatakan metode promosi seperti ini hanya menarik konsumen yang

berada di dalam pasar tradisional saja, tetapi konsumen yang berada di luar pasar

Page 6: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

146

tidak terjangkau atau tidak terkomunikasikan sehingga tidak adanya ketertarikan

konsumen yang berada di luar untuk masuk kedalam pasar.

Kegiatan promosi yang jarang dilakukan ini dinilai terkecil bobot

kepentingannya, yaitu sebesar 0,037. Hal ini dikarenakan masing jarangnya pasar

modern dengan klasifikasi besar seperti supermarket dan hypermarket. Di Kabupaten

Cirebon baru ada 2 (dua) unit supermarket, yaitu toserba Griya di daerah Jamblang

dan Toserba Surya di daerah Sumber. Sehingga persaingan saat ini berasal dari

minimarket-minimarket yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon.

Minimarket dianggap memiliki barang dagangan yang berbeda dengan pasar

tradisional, dimana minimarket tidak menjual barang-barang fresh food yang

memang salah satu komoditas utama pasar tradisional, walaupun ada beberapa

produk yang menjadi jualan utama pasar tradisional juga dijual di minimarket seperti

mie instan, telor, dan sebagainya. Jadi kurangnya kegiatan promosi yang dilakukan

oleh para pedagang pasar tradisional walaupun menjadi kelemahan tidak menjadi

faktor yang paling mempengaruhi ketertarikan konsumen untuk mengunjungi pasar

tradisional.

d. Kegiatan atau program Disperindag Kabupaten Cirebon dalam mendukung

pasar tradisional

Kegiatan atau program Dinas Perindustrian dan Perdagangan khususnya

dalam pengembangan pasar tradisional dinilai kurang oleh para responden. Kegiatan

yang dilakukan sebatas melakukan perawatan atau maintenance fasilitas pasar

tradisional, operasi pasar, dan melakukan penyuluhan dan pembinaan terhadap

pedagang pasar tradisional. Kurangnya kegiatan atau program dalam pengembangan

pasar tradisional lebih banyak disebabkan oleh kecilnya anggaran yang dimiliki

Disperindag Kabupaten Cirebon khususnya alokasi pada bidang pengelolaan pasar.

Selain jumlah anggaran yang kecil, kurangnya kegiatan atau program

pengembangan pasar tradisional dikarenakan fungsi dan struktur organisasi

Disperindag yang lama, dimana berdasarkan PP Kabupaten Cirebon Nomor 24 tahun

2004 pengelolan pasar tradisional dikelola oleh UPTD pasar dengan dipimpin

setingkat pejabat eselon 4 (empat). Status UPTD tidak memungkinkan para

pengelola pasar untuk dapat mengajukan program dan anggaran sendiri, pada saat itu

Page 7: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

147

penyusunan program dan anggaran digabungkan dengan kebutuhan umum

Disperindag Kabupaten Cirebon yang dikelola oleh bagian tata usaha. Maka dengan

dikeluarkannya Peraturan Bupati Nomor 60 tahun 2008 tentang rincian tugas, fungsi,

dan tata Dinas Perindustrian dan Perdagangan, yang merubah status pengelolaan

pasar tradisional dari UPTD menjadi bidang pengelolaan pasar yang dipimpin oleh

pejabat setingkat eselon 3 (tiga), memungkinkan bidang pengelolaan pasar untuk

dapat mengajukan program dan anggaran sendiri, walaupun pada prakteknya pada

tahun anggaran 2009 ini belum terlihat hasil dan perubahannya.

e. Kondisi keuangan dan anggaran Disperindag Kabupaten Cirebon dalam

pendanaan pasar tradisional

Kondisi keuangan dan anggaran Disperindag Kabupaten Cirebon dalam

pendanaan program-program pengembangan pasar tradisional dinilai menjadi

kelemahan oleh para responden dan indikator ini merupakan indikator yang memiliki

bobot kepentingan yang paling besar untuk kelemahan lingkungan internal yaitu

sebesar 0,169. Mulai dari tahun 2006 anggaran untuk pengelolaan pasar trasional

terus mengalami kenaikan, kenaikan tertinggi terjadi pada anggaran tahun 2007 yaitu

sebesar 46,68% dan tahun berikutnya yaitu tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar

29,20%, tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan drastis sebesar 73,25%, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.31.

Penurunan jumlah anggaran ini disebabkan karena adanya penurunan

anggaran pada program atau kegiatan penyuluhan peningkatan disiplin pedagang

kaki lima, dimana sebagian besar anggaran untuk kegiatan tersebut dialokasikan

untuk membayar tenaga honorer atau pegawai tidak tetap yang terdiri dari pemungut

retribusi, petugas keamanan pasar, dan pegawai administrasi pasar. Penurunan

anggaran untuk program ini dikarenakan pada tahun 2007 dan 2008 banyak Tenaga

Kerja Kontak (TKK) yang dianggkat penjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil),

maka secara langsung hal ini mengurangi alokasi biaya gaji gaji tenaga kerja kontrak.

Jadi bila melihat dari struktur anggaran yang ada, sekitar 70% anggaran untuk

pengembangan pasar tradisional dikeluarkan untuk pos gaji tenaga kerja kontrak, hal

ini jelas menunjukkan bahwa alokasi anggaran yang dialokasikan untuk

pengembangan pasar tradisonal sangat kecil jumlahnya.

Page 8: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

148

f. Sumber Daya Manusia Disperindag Kabupaten Cirebon (Khususnya

bidang pasar)

Jumlah Sumber Daya Manusia bidang pengelolaan pasar sampai akhir tahun

2008 sebanyak 101 orang yang terdiri dari 50 orang pegawai negeri dan 51 orang

tenaga kerja kontrak. Berdasarkan pengalaman kerja para pegawai bidang pengelola

pasar rata-rata telah bekerja selama 5 (lima) tahun, terutama untuk para tenaga kerja

kontrak lapangan masa kerja mereka ada yang lebih dari 10 tahun dalam pengelolaan

pasar tradisional. Jika melihat dari jumlah pegawai dan lamanya pengalaman bekerja,

SDM bidang pengelolaan pasar bisa dikatakan sudah cukup, tetapi jika dilihat dari

golongan dan tingkat pendidikan (Tabel 4.35 dan Gambar 4.19) tergolong masih

rendah. Data menunjukkan untuk golongan mayoritas PNS adalah golongan II (dua),

dan untuk tingkat pendidikan PNS dan TKK mayoritas adalah lulusan SLTA yaitu

sebanyak 42 orang atau sebesar 41%.

Bobot yang didapat untuk indikator SDM ini sebesar 0,043, yang berarti

derajat kepentingannya tidak terlalu besar. Bobot yang kecil dikarenakan para

responden menilai tingkat pendidikan tidak terlalu penting untuk pegawai pegelolaan

pasar tradisional, karena memang beban pekerjaan yang dituntut tidak membutuhkan

tingkat pendidikan yang tinggi. Kebanyakan para pegawai bekerja sebagai pemungut

retribusi dan petugas keamanan di pasar tradisional yang klasifikasi pendidikannya

tidak perlu tinggi. Adanya perubahan fungsi dan struktur organisasi yang baru pada

bidang pengelolaan pasar menuntut adanya peningkatan SDM dari segi pendidikan,

karena dengan perubahan ini dibutuhkan orang-orang yang dapat melakukan suatu

pekerjaan yang lebih banyak melakukan analisis untuk penyusunan program dan

anggaran dan pekerjaan administratif untuk menyusun laporan pertanggung jawaban.

5.1.3. Analisis Peluang-peluang Eksternal

a. Peraturan dan Undang-Undang tingkat pusat dan daerah

Diterbitkannya Perpres Nomor 112 tahun 2007 dan ditindaklanjuti dengan

Permen Nomor 53/M-DAG/PER/2008 yang merupakan petunjuk pelaksanaan dari

Perpres no. 112, cukup memberikan proteksi pasar tradisional dari persaingan pasar

modern. Isi dari Permen Nomor 53/M-DAG/PER/2008 antara lain mengatur

ketentuan cara pendirian pasar modern yang harus sesuai dengan Rencana Tata

Page 9: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

149

Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, yang di Kabupaten Cirebon diatur dengan

Peraturan Bupati No 36 Tahun 2006 tentang pedoman pendirian toko modern dan

minimarket di Kabupaten Cirebon, dimana berdasarkan Perbub tersebut diatur jarak

toko modern dan pasar tradisional minimal sejauh 500 meter dan jarak antar

minimarket adalah sejauh 100 meter. Selain mengatur ketentuan tentang tata cara

pendirian pasar modern Permen ini menyoroti tentang hubungan ditributor dengan

pasar modern, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya monopoli dan

hubungan yang tidak berkeadilan antara pemasok dan pasar modern. Dalam Kepmen

itu pun diatur mengenai kemitraan antara pelaku pasar modern dan UMKM dengan

cara kerjasama dalam bentuk pemasaran dan penyediaan lokasi usaha.

Berdasarkan Permen Nomor 53/M-DAG/PER/2008, menunjukkan peran dari

pemerintah pusat dan daerah, dalam Permen disebutkan bahwa pemerintah pusat

melalui menteri perdagangan menugaskan kepada direktorat perdagangan dalam

negeri untuk mengkoordinasikan dengan kepala daerah Gubernur/Walikota/Bupati

dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pasar tradisional, pusat perbelanjaan,

dan toko modern. Pembinaan dan pengawasan yang dimaksud adalah berupa

penciptaan sistem manajemen pengelolaan pasar, pelatihan terhadap sumberdaya

manusia, konsultasi, fasilitasi kerjasama, pembangunan dan perbaikan sarana

maupun prasarana pasar.

Menindaklanjuti arahan dari Permen Nomor 53/M-DAG/PER/2008,

pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

telah mencanangkan program GEMPITA (Gerakan Pengembangan dan Perlindungan

Pasar Tradisional). Pada program ini direncanakan pemerintah Provinsi Jawa Barat

akan memberikan aloksi dana sebesar 84 miliar untuk pengembangan pasar

tradisional pada masing-masing daerah di Jawa Barat. Adanya program GEMPITA

yang di gagas oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Permen Nomor 53/M-

DAG/PER/2008 menjadi peluang bagi pemerintah Kabupaten Cirebon untuk dapat

melakukan kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam

pengembangan pasar tradisional di Kabupaten Cirebon untuk mensiasati kecilnya

anggaran yang dimiliki untuk pengembangan pasar tradisional.

Page 10: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

150

b. Keadaan sosial dan budaya masyarakat Kabupaten Cirebon

Kondisi sosial Kabupaten Cirebon dianggap sebagai peluang dalam

pengembangan pasar tradisional oleh para responden, karena potensi luas wilayah

dan penduduk yang besar yang dimiliki Kabupaten Cirebon. Tercatat berdasarkan

data BPS tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Cirebon sebanyak 2.192.429,

dengan luas wilayah administratif sebesar 990,36 Km2, jumlah kepadatan rata-rata

sebesar 2.213,77 jiwa/Km2. Berdasarkan bidang lapangan pekerjaan berdasarkan data

BPS tahun 2008 sebanyak 29,99% berprofesi pada bidang perdagangan, dan

sebagian besar merupakan pedagang pasar tradisional. Kondisi ini membuat

bargaining position pasar tradisional kuat di mata pemerintah, karena bagaimanapun

pasar tradisional di Kabupaten Cirebon menyerap banyak tenaga kerja sehingga perlu

ada perhatian khusus dari pemerintah untuk mengembangkan pasar tradisional agar

tidak tersingkir dengan keberadaan pasar modern.

Tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Cirebon mayoritas masih berada

pada tingkat menengah ke bawah, hal ini ditunjukkan pada Tabel 4.3 dimana

persentase terbesar tingkat kesejahteraan keluarga berada pada keluarga dengan

kategori KS II (Keluarga Sejahtera II) dengan persentase sebesar 36,1%.

Berdasarkan besarnya tingkat pendapatan dilihat dari besarnya Upah Minimum

Regional (UMR) Kabupaten tahun 2008 sebesar Rp. 661.000,- , UMR ini dinilai

kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para pekerja di Kabupaten Cirebon.

Tingkat perekonomian masyarakat Kabupaten Ciebon yang mayoritas adalah

menengah kebawah sangat menguntungkan bagi pasar tradisional, karena

berdasarkan penelitian dari Tambunan et.al. tahun 2004 bahwa segmentasi dari pasar

tradisional adalah masyarakat dengan golongan ekonomi menengah kebawah, lebih

jelasnya dijelaskan pada Bab II (dua) dan posisi segmentasi pasar tradisional

digambarkan pada Gambar 2.2. Mayoritas penduduk yang masih berada pada

golongan menengah kebawah ini menjadi suatu keunggulan bagi pasar tradisional,

karena bidikan potensi pembeli yang begitu besar.

c. Kondisi konsumen pasar tradisional

Berdasarkan penelitian dari Suryadarma et.al. pada tahun 2007 menunjukkan

bahwa sebanyak 59,4% para pembeli pasar tradisional berasal toko/warung, restoran,

Page 11: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

151

dan pedagang keliling. Konsumen seperti toko/warung, restoran, dan pedagang

keliling ini biasanya membeli barang dalam jumlah yang besar/banyak dan pada

umumnya mereka adalah para pelanggan tetap. Selain dari segi jumlah Konsumen

seperti toko/warung, restoran, dan pedagang keliling memberikan kontribusi nilai

pembelian yang tinggi yaitu sekitar 65,7%, jadi dapat dikatakan bahwa keuntungan

terbesar para pedagang pasar tradisional berasal dari konsumen ini.

Pasar tradisional dalam hal ini lebih mempunyai keunggulan dari pada pasar

modern, karena mulai dari jam buka toko atau pasar dimana pasar tradisional sudah

mulai beroperasi sejak pukuk 12 malam, sehingga memungkinkan para pedagang,

pemilik warung, dan restauran berbelanja lebih awal. Harga pun menjadi salah alasan

para konsumen ini untuk memilih pasar tradisional, harga yang ditawarkan relatif

lebih murah dan bila membeli dalam jumlah banyak akan mendapatkan potongan

harga, hal ini berbeda dengan pasar modern yang menerapkan sistem fix price.

Kondisi ini yang membuat para responden memberikan bobot kepentingan tertinggi

untuk kondisi lingkungan eksternal dengan bobot 0,197.

d. Akses kredit atau pinjaman

Tidak banyaknya para pedagang pasar tradisional yang memanfaatkan

fasilitas kredit yang diberikan oleh bank membuat bobot kepentingan dari indikator

ini kecil, yaitu sebesar 0,058. Pemerintah saat ini banyak melakukan inovasi-inovasi

untuk memberikan kemudahan akses kredit bagi para pengusaha kecil dan menegah,

salah satunya adalah program KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang diperuntukkan

sebagai kredit modal kerja dan kredit investasi.

Kurangnya sosialisasi dari pemerintah menjadi salah sebab program ini

kurang banyak diketahui dan dipahami oleh para pedagang pasar tradisional,

ditambah dengan sistem dan prosedur yang sedikit rumit terutama untuk pinjaman

diatas 5 (lima) juta dimana salah satu syarat perizinannya harus mengurus SIUP,

TDP dan SITU atau surat keterangan dari Lurah atau Kepala Desa. Selain faktor

sistem dan prosedur yang dianggap masih rumit, keterlibatan bank dalam penyaluran

kredit dinilai kurang populer dimata pedagang. Para pedagang pasar tradisional

kebanyakan merasa kurang nyaman harus berurusan dengan bank, untuk sekedar

masuk ke dalam bank saja mereka merasa sungkan. Kebanyakan para pedagang lebih

Page 12: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

152

memilih meminjam uang kepada rentenir/tukang kredit keliling dan koperasi-

koperasi yang berada di sekitar pasar tradisional.

5.1.4. Analisis Ancaman-ancaman Eksternal

a. Keadaan perekonomian Indonesia dan Kabupaten Cirebon

Keadaan perekonomian dunia atau global yang sedang mengalami krisis,

sangat mempengaruhi perekonimian Indonesia, terutama pada sektor industri yang

berorientasi ekspor. Kondisi ini dinilai kurang menguntungkan khususnya bagi

perekonomian Kabupaten Cirebon yang mempunyai komoditi ekspor rotan

tersebesar di Indonesia. Berdasarkan data dari www.okezone.com terjadi penurunan

ekspor sebesar 50% dari indutri rotan di Kabupaten Cirebon, hal ini dikarenakan

karena salah satu negara tujuan ekspor yaitu Amerika mengalami krisis financial

yang mengakibatkan menurunnya daya beli. Penurunan jumlah ekspor sebanyak 50%

tentunya akan membuat para penguasaha rotan untuk melakukan efisiensi dan salah

satunya melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Berdasarkan data dari Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kabupaten Cirebon jumlah PHK yang terjadi

pada industri rotan jumlahnya tidak terhitung dan jumlahnya bisa mencapai belasan

ribu yang kebanyakan diantara mereka adalah buruh rotan outsourching. Banyaknya

buruh yang di PHK akan membuat daftar pencari pekerja menjadi lebih banyak.

Berdasarkan hasil survey dan wawancara kebanyakan para buruh industri rotan yang

terkena PHK beralih profesi menjadi pedagang, baik berjualan di pasar tradisional

ataupun berjualan secara keliling. Kondisi ini tentunya menjadi suatu ancaman bagi

para pedagang pasar tradisional yang telah ada.

Berdasarkan data indikator ekonomi tahun 2006 sampai dengan 2008, yaitu

data pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, dan suku bunga bank Indonesia

menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil, dengan pertumbuhan rata-

rata 5,5% per tahun, tetapi pertumbuhan ekonomi ini diperkirakan akan turun pada

tahun 2009 karena dampak dari krisis global. Berdasarkan laju inflasi Indonesia

terbilang masing tinggi, dalam 3 (tiga) tahun terdapat 2 (dua) kali inflasi sampai 2

(dua) digit. Suku bunga bank Indonesia dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami

naik-turun, dan pada tahun 2008 suku bunga rata-ratanya mencapai 9,90% tentunya

Page 13: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

153

tingginya suku bunga ini akan mempengaruhi tingkat ketertarikan para pedagang

pasar tradisional untuk mengambil fasilitas kredit ke bank.

b. Lingkungan teknologi bisnis ritel

Perkembangan teknologi dalam bisnis ritel berkembang sangat pesat sejak

tahun 1990an, dimana pada saat itu sistem franchise atau waralaba mulai dipakai

oleh para para pelaku pasar modern dengan ditandai dengan berdirinya seven eleven,

salah satu franchise minimarket terkenal. Pada tahun 1997 indomaret melakukan

pola kemitraan dengan membuka peluang bagi masyarakat luas untuk turut serta

memiliki dan mengelola sendiri gerai indomaret. Sistem franchise atau waralaba ini

membuat perkembangan minimarket di Indonesia mengalami peningkatan yang

cukup signifikan, tidak terkecuali di Kabupaten Cirebon. Saat ini di Kabupaten

Cirebon terdapat banyak sekali minimarket bermunculan, diantaranya yang

mendominasi adalah Indomaret, Alfamart, dan Yomart. Sistem franchise ini

membuat ancaman bagi para pedagang pasar tradisional, dimana sistem ini

menghadirkan tingkat persaingan yang ketat dalam dunia bisnis ritel.

Sistem franchise yang dipakai untuk menjalankan bisnis minimarket

memunculkan suatu sistem baru dalam hal rantai distribusi barang dagangan. Sistem

ini membuat rantai pasok atau distribusi barang dari pabrik ke toko atau minimarket

bisa diperpendek, seperti yang dilakukan oleh Alfamart, yaitu dengan mendirikan

Alfa Distribution Centre. Adanya pemusatan distribusi barang membuat rantai pasok

barang lebih pendek dan tentunnya membuat harga jual barang dagangan menjadi

lebih murah. Pada posisi ini pasar tradisional tidak dapat menyaingi harga yang

diberlakukan oleh toko modern, terutama untuk produk-produk dari pabrik besar.

Teknologi pengawetan barang dagangan dengan cara penggunaan lemari

pendingin dan pembungkusan dengan menggunakan plastik wrap. Teknologi ini saat

ini belum dapat dipakai oleh sebagian pasar tradisional di Indonesia dan di

Kabupaten Cirebon. Padahal dengan penggunaan teknologi ini barang dagangan

yang di jual di pasar tradisional dapat lebih awet dan segar, karena pada saat ini

kondisi barang dagangan yang dijual di pasar tradisional bila sudah sekitar pukul 8

atau 9 pagi sudah mulai layu dan tidak segar. Kondisi ini dapat merugikan para

pedagang karena akan banyaknya barang dagangan yang terbuang atau tidak laku.

Page 14: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

154

Metode promosi yang sangat variasi yang digunakan dalam bisnis ritel

memicu persaingan dalam bisnis ini semakin ketat. Minimarket-minimarket

berlomba-lomba melakukan kegiatan promosi dengan berbagai cara mulai dari

pemasangan Point of Purchase (POP), pemberian kupon berhadiah, sampai

menyelenggarakan acara-acara khusus dengan menghadirkan acara-acara hiburan.

Metode-metode promosi yang gencar dilakukan oleh pasar modern banyak membuat

para konsumen mengalihkan perhatiannya dari pasar tradisional ke pasar modern,

dan hal ini harus segera diantisipasi sebelum konsumen benar-benar berpaling pada

pasar modern.

c. Potensi masuknya pendatang baru pedagang pasar tradisional

Potensi masuknya pendatang baru atau pedagang baru di pasar tradisional

banyak bermunculan dikarenakan beberapa faktor, pertama adalah penambahan

jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon yang setiap tahunnya mengalami kenaiakan.

Berdasarkan data dari BPS, sejak tahun 2004 sampai 2008 penduduk Kabupaten

Cirebon mengalami kenaikan rata-rata sebesar 2%. Pada tahun 2008 berdasarkan

data BPS persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang akan mencari pekerjan

sebesar 13,64% atau sebanyak 299.055 jiwa penduduk Kabupaten Cirebon.

Banyaknya angkatan kerja yang akan mencari pekerjaan di Kabupaten

Cirebon tidak didukung dengan daya serap tenaga kerja yang ada. Menurunnya

sektor industri rotan di Kabupaten Cirebon menjadi salah satu alasan, kondisi ini

ditambah dengan banyaknya PHK yang terjadi pada sektor ini. Adanya PHK secara

besar-besaran pada industri rotan ditambah jumlah angkatan kerja yang semakin

meningkat, hal ini menjadi potensi masuknya pendatang baru pedagang pasar

tradisional semakin banyak.

d. Persaingan antara pedagang pasar tradisional saat ini

Berdasarkan penelitian dari Suryadarma et.al. tahun 2007 penyebab kelesuan

usaha di pasar tradisional salah satunya adalah meningkatnya persaingan dengan

pedagang lain dalam pasar tradisional. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Cirebon tahun 2008 tercatat sebanyak 9228 pedagang

Page 15: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

155

tersebar di 8 pasar Pemda, 22 pasar desa, dan PTT. Jumlah ini bisa semakin banyak,

karena jumlah PTT yang sebenarnya bisa lebih banyak dari yang tercatat.

Para PTT inilah yang banyak dikeluhkan oleh para pedagang tradisional,

karena mereka umumnya berjualan di depan pasar sehingga para konsumen menjadi

enggan masuk kedalam pasar dan lebih memilih membeli pada pedagang tidak tetap

yang berada diluar pasar dengan alasan mudah dan praktis. Selain kemudahan akses

yang ditawarkan oleh para PTT, harga yang ditawarkan relatif lebih murah, karena

para PTT ini tidak punya beban sewa toko atau kios seperti para pedagang di dalam

pasar, para PTT ini hanya dibebankan biaya retribusi karcis harian, keamanan dan

kebersihan.

e. Tekanan dari pasar modern

Tekanan dari pasar modern merupakan indikator yang paling berpengaruh

dalam faktor eksternal pengembangan pasar tradisional, dengan nilai bobot 0,2.

Perkembangan pasar modern khususnya minimarket di Kabupaten Cirebon dalam 3

(tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah yang signifikan. Tercatat sampai

tahun 2008 sekitar 82 minimarket didirikan di Kabupaten Cirebon, jumlah ini

melonjak lebih dari 2 (dua) kali lipat dari tahun 2006 dimana minimarket sebanyak

32 unit.

Peningkatan yang signifikan dari minimarket ini menjadikan tingkat

persaingan dalam bisnis ritel semakin ketat. Persaingan dimulai dari harga, promosi

sampai dengan layanan yang diberikan, untuk produk-produk tertentu minimarket

menawarkan harga yang lebih murah terutama produk-produk yang berasal dari

pabrik besar. Pelayanan dan suasana yang diberikan oleh minimarket menjadikan

suatu daya tarik baru konsumen untuk berpindah belanja ke pasar modern atau

minimarket. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pedagang di pasar

tradisional, selain barang-barang yang berasal dari pabrik besar ternyata untuk

barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari seperti telor, minyak goreng, gula, dan

mie instan mengalami penurunan penjualan yang signifikan dikarenakan berdirinya

minimarket-minimarket di sekitar pasar tradisional.

Kondisi ini sebenarnya sangat menguntungkan untuk konsumen, dimana

konsumen mendapatkan barang dengan kualitas, layanan, dan harga yang lebih baik,

Page 16: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

156

tetapi jika dilihat dari sudut pandang berbeda kondisi ini akan mematikan pasar

tradisional yang imbasnya bertambahnya pengangguran. Maka pemerintah dalam hal

ini harus dapat memberikan solusi tepat, dengan tanpa menghambat arus investasi

masuk tapi harus pula memperhatikan implikasi yang akan terjadi akibat masuknya

investasi.

f. Hubungan pasar tradisional dengan pemasok

Pemasok pasar tradisional di Kabupaten Cirebon bisa dikategorikan menjadi

2 (dua) jenis pemasok, yang pertama adalah pemasok barang-barang non pabrik dan

yang kedua adalah pemasok barang-barang dari pabrik besar. Pasokan barang

dagangan yang berasal dari non pabrik memiliki rantai pasok yang relatif lebih

pendek daripada pasokan dari pabrik-pabrik besar. Kondisi ini membuat harga-harga

komoditi barang yang berasal dari pabrik-pabrik besar menjadi lebih mahal, sehingga

untuk produk-produk ini kurang dapat bersaing dengan pasar modern dalam soal

harga.

Berdasarkan penelitian dari Suryadarma et.al. tahun 2007 menunjukkan

bahwa 86,5% para pedagang pasar tradisional membeli barang dagangannya secara

tunai. Berdeda dengan pasar modern yang kebanyakan barang dagangannya di beli

dengan cara di kredit dengan jangka waktu tertentu. Pembayaran dengan cara kredit

ini menjadi salah satu cara yang membuat pasar modern dapat menjual barang

dagangannya dengan tingkat margin yang kecil, karena mereka menjual barang tidak

dengan modal mereka, hal ini berbeda dengan pasar tradisional yang harus

menanggung resiko bila barang dagangan mereka tidak laku atau modal dagang

mereka tersendat.

5.2. Analisis Tahap Penyusunan Strategi

5.2.1. Analisis Penyusunan Strategi Tahap I (Input Stage)

5.2.1.1. Analisis Matriks IFE

Total nilai untuk Matriks Internal Factor Evalution (IFE) diperoleh dengan

mengalikan bobot yang diperoleh dengan rating yang diperoleh dari hasil kuesioner

untuk mendapatkan skor total internal dari pasar tradisional di Kabupaten Cirebon.

Rentang nilai untuk total skor terbobot matriks IFE berselang dari yang terendah 1

Page 17: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

157

(satu) sampai tertinggi 4 (empat) dengan nilai rata-rata adalah 2,5. Jika total nilai

berada dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal kondisi pasar tradisional di

Kabupaten Cirebon adalah lemah, sedangkan jika total nilai berada diatas 2,5

menunjukkan posisi internal yang kuat.

Total skor dari Matriks IFE diperoleh sebesar 2,659. Angka ini menunjukkan

bahwa posisi pasar tradisional di Kabupaten Cirebon berada pada posisi yang cukup

kuat, karena nilai tersebut berada di atas rata-rata, dengan kata lain pasar tradisional

di Kabupaten Cirebon cukup mampu untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang

dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada. Posisi ini diharapkan

bahwa kelemahan-kelemahan yang dimiliki pasar tradisional di Kabupaten Cirebon

dapat berkurang dan mampu memberikan dampak yang baik.

5.2.1.2. Analisis Matriks EFE

Sebagaimana halnya Matriks Internal Factor Evalution (IFE) total skor pada

matriks External Factor Evalution (EFE) merupakan penilaian bagi pasar tradisional

di Kabupaten Cirebon untuk menilai daya tarik lingkungan eksternal. Total skor yang

terbobot pada matriks EFE sebesar 1,00 yang menunjukkan bahwa pasar tradisional

di Kabupaten Cirebon tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak

menghindari ancaman-ancaman eksternalnya. Sementara untuk total skor total

sebesar 4,00 mengindikasikan bahwa pasar tradisional di Kabupaten Cirebon dapat

merespon dengan cara yang baik terhadap peluang-peluang yang ada dan

menghindari ancaman-ancaman pada dunia bisnis ritel ini.

Dari matriks EFE diperoleh total skor sebesar 2,561. Posisi ini menunjukkan

bahwa pasar tradisional di Kabupaten Cirebon berada pada kondisi diatas rata-rata.

dimana pada posisi ini pasar tradisional di Kabupaten Cirebon telah memiliki strategi

yang baik dalam usaha memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan menghindari

ancaman-ancaman yang ada.

5.2.2. Analisis Penyusunan strategi Tahap II (Matching Stage)

Pada tahap kedua ini yaitu tahap penyesuaian (Matching Stage). Matriks yang

digunakan adalah matriks IE, dan matriks SWOT.

Page 18: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

158

5.2.2.1. Analisis Matriks Internal-External (IE)

Matriks internal-external (IE) merupakan tahap II dari penyusunan strategi

utama dari David, yang disebut sebagai tahap penyesuaian (Matching Stage). Matriks

Internal-External (IE) untuk memposisikan kondisi pasar tradisional di Kabupaten

Cirebon kedalam matriks yang terdiri dari 9 sel.

Analisis pada Matriks internal-external (IE) ini didasarkan pada informasi

yang didasarkan pada informasi yang didapat pada tahap sebelumnya, yaitu tahap 1

(Input Stage) dengan menggunakan hasil evaluasi dari Matriks Internal Factor

Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor Evaluation (EFE). Sumbu horizontal

pada matriks IE ini adalah total skor dari matriks IFE, sedangkan untuk sumbu

vertikalnya adalah total skor dari matriks EFE.

Dari perhitungan nilai terbobot yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya,

didapatkan bahwa nilai skor dari IFE dalah sebesar 2,659 dan nilai total skor dari

EFE adalah 2,561. Selanjutnya nilai-nilai tersebut diplotkan pada matriks IE,

sehingga diketahui bahwa posisi pasar tradisional di Kabupaten Cirebon berada pada

sel V (Gambar 4.23). Posisi ini menunjukkan bahwa kondisi internal dan eksternal

dari pasar tradisional di Kabupaten Cirebon berada pada posisi rata-rata. Sehingga

dengan posisi pada sel V dari matriks IE ini, maka strategi yang cocok dan paling

baik bagi pengembangan pasar tradisional di Kabupaten Cirebon ini adalah

dikendalikan dengan strategi-strategi Hold dan Maintain. Strategi-strategi yang

umum dipakai yaitu strategi Market Penetration, dan Product development. Strategi

Hold dan Maintain lebih cenderung kepada pendekatan menjaga pangsa pasar yang

telah ada dan sedikit demi sedikit menaikkan pangsa pasar dengan melakukan

berbagai penetrasi-penetrasi, seperti melakukan promosi, mengembangkan produk

atau layanan agar lebih baik dan lain sebagainya.

5.2.2.2. Analisis Matriks SWOT

Dari kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari pasar

tradisional di Kabupaten Cirebon dapat dipetakan untuk dapat dijadikan suatu acuan

bagi Disperindag Kabupaten Cirebon untuk dapat mengembangkan pasar tradisional

agar dapat tetap bertahan dan bersaing dengan pasar modern.

Page 19: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

159

a. Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Pada strategi ini adalah memanfaatkan peluang dan dengan mendayagunakan

kekuatan, diantaranya yaitu :

a. Penambahan jumlah pasar tradisional (pasar Pemda)

Penambahan jumlah pasar tradisional khususnya pasar Pemda dilakukan

untuk dapat menampung semakin meningkatknya para pedagang pasar tradisional.

Pembangunan pasar baru dapat dilakukan dengan mempertimbangkan adanya

peluang yaitu luas geografis Kabupaten Cirebon yang luas dan jumlah penduduk

yang begitu banyak, dari segi dukungan pemerintah pusat dengan dikeluarkannya

Permen Nomor 53/M-DAG/PER/2008 memungkinkan pemerintah daerah untuk

berkerjasama dengan pemerintah pusat untuk membangun pasar tradisional baru

dengan nuansa yang lebih modern. Selain dukungan dengan adanya Permen, peluang

bagi para pedagang untuk memperoleh akses kredit dengan adanya program KUR

dari pemerintah dapat menjadi sebuah dukungan untuk dapat membeli atau menyewa

toko yang akan dibangun. Pembangunan pasar baru ini diharapkan dapat dilakukan

di wilayah timur Kabupaten Cirebon, dimana pada wilayah itu pembangunan

infrastruktur belum begitu baik, sehingga dengan dibangunnya pasar tradisional di

wilayah itu dapat menggerakkan roda perekonimian wilayah timur dari Kabupaten

Cirebon.

b. Menjaga hubungan konsumen yang telah ada

Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh pasar tradisional di Kabupaten

Cirebon adalah konsumen yang telah ada saat ini, dimana konsumen terbesarnya

merupakan pembeli tetap (langganan). Menjaga atau memelihara konsumen yang

telah ada bisa dilakukan dengan cara menintegrasikan dengan strategi-strategi

lainnya, seperti menjaga stabilitas harga dan menjaga stok barang dagangan yang

dapat dilakukan dengan memperbaiki jaringan distribusi, melakukan operasi pasar,

dan peningkatkan pelayanan. Membentuk loyalitas konsumen merupakan suatu cara

untuk dapat mempertahankan usaha dalam jangka panjang, karena keberadaan pasar

tradisional di Indonesia khususnya di Kabupaten Cirebon dapat bertahan sampai

sampai saat ini tidak terlepas adanya para pembeli tetap yang berasal dari

pedagang/warung, restoran, dan pedagang keliling.

Page 20: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

160

c. Melakukan penetrasi pasar (mencari pembeli potensial lainnya) dengan cara

optimalisasi waktu operasi

Penetrasi pasar dalam hal ini lebih mengoptimalkan waktu operasi pasar

tradisional. Seperti kebanyakan pasar di Indonesia pasar tradisional di Kabupaten

Cirebon memiliki waktu operasional pasar yang belum optimal, pasar mulai sepi

pengunjung saat memasuki pukul 8 (delapan) pagi. Kondisi ini banyak disebabkan

karena kondisi barang dagangan yang jumlahnya mulai sedikit dan kualitasnya yang

menurun (busuk dan layu). Penetrasi pasar bisa dilakukan dengan cara menambah

variasi barang jualan, penggunaan teknologi untuk mempertahankan kondisi barang

dagangan, dan pemberlakuan sistem shift untuk para pedagang dengan karakteristik

barang jualan yang berbeda. Optimalisasi waktu berjualan pasar diharapkan dapat

meningkatkan keuntungan para pedagang dan juga dapat mengakomodir para

pegadang yang tidak dapat tertampung sekaligus menghindari persaingan antara para

pedagang.

d. Meningkatan jenis dan kualitas barang dagangan

Strategi meningkatkan jenis dan kualitas barang dagangan terintegrasi dengan

strategi lainnya, seperti strategi penetrasi pasar. Peningkatan jenis dan kualitas

barang dagangan dimaksudkan untuk memeilihara konsumen yang telah ada dan

mencari potensi pembeli baru. Strategi ini dapat dilakukan dengan menambah jenis

jualan yang sebelumnya belum pernah di jual di pasar, dan peningkatan kualitas

dilakukan dengan lebih selektif dalam pembelian barang dagangan dan dapat

mempertahankan kualitas barang dagangan dengan penggunaan teknologi.

Penggunaan teknologi dapat diterapkan dengan mengkelompokkan pedagang atau

ada suatu badan yang menaungi para pedagang seperti koperasi yang menyediakan

tempat penyimpanan barang dagangan pada lemari pendingin dan penggunaan platik

wrap untuk mempertahankan kesegaran barang dagangan yang dipajang.

e. Penataan lahan parkir

Lahan parkir yang tersedia pada pasar tradisional selama ini tidak digunakan

secara optimal sebagai mana fungsinya. Kebanyakan lahan parkir dipergunakan

untuk tempat berjualan para pedagang tidak tetap dan tempat mangkalnya becak dan

Page 21: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

161

angkutan umum. Penataan lahan parkir dapat mendukung strategi penetrasi pasar,

yaitu memungkinkan menarik konsumen-konsumen baru dari kalangan menengah-

atas yang biasanya menggunakan kendaraan roda empat untuk dapat mengunjungi

pasar tradisional, karena salah satu alasan konsumen dari golongan menengah-atas

enggan untuk berbelanja di pasar tradisional adalah tidak tersedianya lahan parkir

dan tingkat keamanan yang rendah.

b. Strategi ST (Strengths-Threats)

Strategi ini adalah strategi untuk menghadapi atau menghindari ancaman

yang dihadapi pasar tradisional melalui pendayagunaan kekuatan pasar tradisional

diantaranya yaitu :

a. Melakukan advokasi terhadap pedagang pasar tradisional

Kegiatan advokasi terhadap para pedagang pasar tradisional dilakukan untuk

melindungi para pedagang dari kegiatan-kegiatan yang merugikan para pedagang

pasar tradisional, seperti persaingan dengan pasar modern yang tidak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku (jarak pasar modern dengan tradisional), adanya praktek

monopoli yang dilakukan pasar modern dan distributor, penggusuran dan

pembongkaran pasar yang tidak sesuai dengan prosedur. Bantuan ini bisa dilakukan

oleh pemerintah ataupun melibatkan organisasi-organisasi dari luar dan LSM,

dengan cara memberikan pendampingan atau bantuan hukum dalam menindaklanjuti

masalah-masalah hukum yang merugikan para pedagang pasar tradisional.

b. Memperbaiki jaringan distribusi pedagang pasar tradisional

Memperbaiki jaringan distribusi dimaksudkan untuk dapat lebih

mengendalikan kestabilan harga dan stok barang dagangan. Selama ini pasokan

barang dagangan ke pasar tradisional khususnya untuk barang-barang dari pabrik

besar dianggap terlalu panjang jalur distribusinya. Panjangnya jalur distribusi ini

lebih banyak diakibatkan oleh pesanan yang terlalu sedikit, sehingga para distributor

besar enggan untuk mensuplai langsung ke pasar tradisional. Barang-barang yang

berasal dari pabrik besar biasanya disuplai oleh para sales yang berasal dari sub

distributor.

Page 22: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

162

Perbaikan jaringan distribusi bisa dilakukan dengan membentuk suatu

penampungan berupa badan, organisasi, atau koperasi yang berfungsi

mendistribusikan barang dagangan kepada para pedagang. Sehingga dengan sistem

ini pasar tradisional mempunyai distribution centre sendiri, adanya distribution

centre dapat meningkatkan tawar menawar pedagang dengan para distributor besar

dengan mendapat harga yang lebih murah karena pembelian yang lebih banyak dan

juga dapat menjaga keberadaan stok barang bila distributor ada masalah pengiriman.

c. Penertiban pedagang yang melanggar peraturan

Persaingan tidak hanya datang dari pasar modern tapi juga datang dari para

pedagang sendiri, terutama para pedagang tidak tetap yang berjualan di sekitar pasar

tradisional. Penertiban para pedagang dilakukan bagi para pedagang yang berjualan

pada tempat-tempat yang bukan peruntukannya, seperti pada lahan parkir, trotoar,

dan pada badan jalan. Penertiban yang dilakukan selain akan mengurangi tingkat

persaingan pada pasar tradisional tapi juga akan menertibkan tata ruang kota, karena

keberadaan pedagang tidak tetap ini kerap menimbulkan kemacetan karena berjualan

di badan jalan.

d. Optimalisasi pemanfaatan lahan

Optimalisasi pemanfaatan lahan dilakukan untuk mensiasati banyaknya para

pedagang baru yang berjualan di pasar tradisional dan keterbatasan lahan yang

tersedia. Strategi ini mirip dengan strategi pengoptimalan waktu opersi pasar

(penetrasi pasar), hanya pada strategi ini lebih menitik beratkan pada penataan tata

ruang yang lebih optimal. Banyak toko atau kios-kios di pasar tradisional yang tidak

aktif berjualan karena sudah tidak menguntungkan atau pedagang lebih memilih

berjulan diluar pasar karena dianggap lebih ramai pengunjung. Penerapan strategi ini

tentunya terintegrasi dengan strategi lain yaitu penertiban pedagang, diharapkan

dengan optimalisasi pemanfaatan lahan, pasar tradisional lebih tertata.

e. Pengaturan zoning pasar tradisional dan modern

Pengaturan zoning pasar tradisional dan modern di Kabupaten Cirebon telah

diakomodir oleh Peraturan Bupati Nomor 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian

Page 23: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

163

Toko Modern atau Mini Market di Kabupaten Cirebon. Peraturan ini mengatur

bahwa jarak minimal antara pasar tradisional dengan pasar modern yang mempunyai

luas antara 75 m2 sampai dengan 200 m2 adalah sejauh 500 meter dan jarak antar

minimarket adalah minimal sejauh 100 meter. Pada implementasinya aturan ini

banyak dilanggar mulai dari jarak antara pasar tradisional dengan modern dan jarak

antar pasar modern. Maka strategi ini dapat diintegrasikan dengan strategi pemberian

advokasi kepada para pedagang. Banyaknya pelanggaran yang terjadi dikarenakan

status hukum yang belum kuat, peraturan berupa Perbub dinilai kurang kuat karena

sifatnya hanya sebatas himbauan dan bila ada pelanggaran hanya dikenai sangsi

administratif. Maka untuk lebih memperkuat aturan yang ada perlu dibuatkan suatu

Perda yang mengatur pedoman pendirian pasar tradisional dan pasar modern, agar

statusnya lebih lebih kuat di mata hukum.

f. Kredit lunak pembangunan pasar

Pemberian kredit lunak untuk para pedagang pasar tradisional sudah di

fasilitasi oleh pemerintah pusat dengan dikeluarkannya program KUR (Kredit Usaha

Rakyat). Setelah di perkenalkan pada tahun 2007, program KUR belum banyak

diketahui dan di pahami oleh para pedagang pasar tradisional, hal ini dikarenakan

minimnya sosialisasi yang dilakukan. Penerapan strategi ini dapat dilakukan dengan

cara melanjutkan program pemerintah yang telah ada, yaitu memberikan sosialisasi

kepada para pedagang manfaat, prosedur dan persyaratan yang harus ditempuh untuk

memperoleh kredit. Selain melakukan sosialiasasi, pemerintah daerah Kabupaten

Cirebon melalui Dinas Perindustrian Kabupaten Cirebon dapat mengusulkan sedikit

perubahan persyaratan yang dinilai masih rumit, dan juga mengusulkan program

KUR ini dapat disalurkan ke koperasi-koperasi agar lebih mudak di akses oleh para

pedagang pasar tradisional.

g. Melakukan operasi pasar

Dilaksanakannya kegiatan operasi pasar bertujuan untuk menjaga kestabilan

stabilan harga, ketersediaan barang khususnya sembako, dan memantau kualitas

barang dagangan. Kegiatan ini dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu, misalnya

adanya kenaikan harga yang drastis karena faktor ekonomi, langkanya pasokan

Page 24: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

164

sembako ke pasar tradisional, dan bila ada isu-isu negatif seputar barang dagangan di

pasar tradisional seperti menjual barang kadaluarsa, menjual makanan dengan

kandungan bahan tidak halal dan sebagainya. Strategi ini sangat efektif untuk

meyakinkan para konsumen pasar tradisional bahwa barang-barang yang di jual pada

pasar tradisional mempunyai tingkat harga yang lebih murah, jaminan stok

barang/sembako yang memadai, dan barang yang dijual mempunyai kualitas yang

baik.

h. Pemberlakuan pajak bagi pasar modern

Persaingan antara pasar modern dan tradisional sudah tidak bisa lagi

dihindari, walaupun para pelaku pasar modern mengklaim bahwa konsumen yang

mereka bidik (segmentasi) berbeda dengan pasar tradisional. Kenyataannya di

lapangan, pasar modern pun membidik pangsa pasar tradisional yaitu konsumen

dengan tingkat perekonomian menengah-kebawah. Terjaringnya konsumen pasar

tradisional karena pasar modern menawarkan harga jual barang yang lebih murah

dari pada pasar tradisional dengan kelebihan fasilitas dan layanan yang lebih baik.

Kondisi ini tentu bertolak belakang dengan pernyataan para pelaku pasar tradisional

yang mengklaim bahwa pasar modern mempunyai segmen yang berbeda.

Banyak pedagang pasar tradisional mengeluhkan penurunan omset penjulan

untuk barang-barang seperti telur, mie instan, gula, minyak goreng dan sebagainya,

karena pada pasar modern menawarkan harga dan kualitas lebih baik. Pemberlakuan

pajak bagi pasar modern diharapkan dapat meningkatkan harga jual pasar modern

sehingga konsumen lebih memilih belanja di pasar tradisional karena harga yang

lebih murah. Pendapatan dari hasil pajak bisa digunakan untuk pembangunan dan

pengembangan pasar tradisional.

c. Strategi WO (Weakness-Opportunities)

Strategi ini adalah untuk memperbaiki kelemahan yang ada dengan cara

memanfaatkan peluang eksternal, diantaranya yaitu :

a. Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi (pasar wisata)

Pengembangan konsep pasar sebagai pasar wisata merupakan usulan dari

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, yang memberikan

Page 25: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

165

konsep pasar menjadi salah satu tujuan wisata. Dicontohkan dalam salah satu konsep

pasar wisata adalah pasar Malioboro di Yogyakarta, pasar Kuin di Banjarmasin,

pasar Klewer di Solo, dan pasar seni Sukawati di Bali. Sumua contoh pasar tersebut

menawarkan keunikan baik dari segi barang yang di jual ataupun tempat yang unik,

seperti pasar Malioboro yang pada pagi hari menawarkan cindera mata khas

Yogyakarta dengan harga yang terjangkau dan pada malam hari menyuguhkan

sebuah kawasan yang menawarkan berbagai macam jenis makanan dan minuman

dengan pelayanan khas Yogyakarta (lesehan), ataupun pasar Kuin yang menawarkan

keunikan berberbelanja diatas perahu sampan, pasar kuin ini lebih dikenal dengan

nama pasar apung (floating market).

Strategi ini cukup efektif diterapkan untuk mengembangkan pasar tradisional,

mengingat kondisi keuangan atau anggaran yang dimiliki tidak mencukupi untuk

membangun pasar yang bernuansa modern. Pemerintah dapat mengkoordinasikan

dengan para pedagang untuk membuat pasar menjadi suatu tujuan wisata dan

membantu mengenalkan dan mempromosikannya. Menjadikan pasar menjadi tempat

tujuan wisata telah dilakukan di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Cirebon

dengan menjadikan kawasan Trusmi sebagai pusat penjualan batik khas Cirebon dan

pasar Kue Weru yang dikunjungi oleh para konsumen seluruh Indonesia, karena

memang di pasar Kue Weru menjual produk-produk yang spesifik seperti chiki,

pemen dan jajanan-jajanan warung lainnya. Pasar Kue Weru ini merupakan salah

satu pasar terbesar di Indonesia yang menjual khusus barang jajanan warung.

b. Penataan ulang dan renovasi pasar tradisional

Penataan ulang dan renovasi pasar di Kabupaten Cirebon harus segera

dilakukan, karena beberapa pasar tradisional dalam kondisi yang memprihatinkan,

seperti pasar pasar Cipeujeuh, pasar Babakan, dan pasar pasalaran. Bebepara pasar

lainnya hanya perlu penataan ulang untuk lebih merapihkan kondisi pasar. Strategi

ini dilakukan untuk mensiasati kurangnya anggaran yang dimiliki oleh pemerintah

khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk dapat mengembangkan pasar

tradisional.

Page 26: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

166

c. Melakukan kegiatan promosi

Strategi ini terintegrasi dengan strategi-strategi lainnya. Kegiatan ini dapat

dilakukan dengan membuat pasar menjadi suatu tujuan wisata dan membantu

mempromosikan baik melalui media masa ataupun bekerjasama dengan Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata untuk mensosialisasikan pasar menjadi salah satu tujuan

wisata di Kabupaten Cirebon. Promosi bisa dilakukan dengan cara mengadakan event

atau acara-acara khusus seperti menjual sembako murah, atau mengadakan kontes

atau perlombaan dengan suguhan hiburan menarik.

Cara promosi seperti ini dinilai cukup efektif untuk menarik masyarakat

untuk berkunjung ke pasar tradisional, seperti yang telah dilakukan di Kabupaten

Cirebon, yaitu acara tahunan “pesta tebu” yang digelar setiap tahun untuk merayakan

panen para petani tebu. Acara ini sangat menarik minat masyarakat untuk datang,

sehingga pada saat acara tersebut berlangsung akan berimbas pada sepinya pasar

tradisional. Acara-acara serupa bisa dilakukan di pasar tradisional untuk dapat

menarik dan mempromosikan pasar tradisional ke masyarakat.

d. Program pendampingan pasar

Program pendampingan pasar telah tercantum dalam dalam tupoksi (tugas

pokok dan fungsi) dalam bidang pengelolaan pasar, yaitu merupakan tugas dari Seksi

Pembinaan dan Pengembangan Pasar. Tugas pendampingan pasar yaitu dengan

melaksanakan pembinaan, monitoring, pengawasan, evaluasi kegiatan pasar dan

informasi terakhir harga di pasar daerah, pasar desa, pasar swasta, dan pasar hewan.

Pendampingan pasar ini bertujuan untuk dapat menyerap aspirasi dari keinginan para

pedagang tradisional dan juga segala keluhan yang dihadapi para pedagang baik itu

dengan pemasok ataupun pasar modern.

e. Melakukan kerjasama dengan pemerintah pusat

Melakukan kerjasama dengan pemerintah pusat adalah salah satu cara

mensiasati kurangnya anggaran yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Menjalin

kerjasama dengan pemerintah pusat atau provinsi bisa dilakukan dengan

mengkoordinasikan program-program yang ada di daerah dengan pusat. Pemerintah

Provinsi Jawa Barat telah menggagas program GEMPITA untuk dapat

Page 27: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

167

mengembangkan dan memberdayakan pasar tradisional di Jawa Barat. Pemerintah

Kabupaten Cirebon yang diwakili Dinas Perindustrian dan Perdagangan dapat

mengkoordinasikan dengan pemerintah provinsi untuk menjadikan Kabupaten

Cirebon menjadi salah satu pilot project program ini. Strategi ini merupakan solusi

yang tepat untuk mensiasati kelemahan yang dialami Pemerintah Kabupaten Cirebon

dalam hal pendanaan pengembangan pasar tradisional.

f. Peningkatan kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia

Meningkatkan kompetensi SDM baik itu para pedagang pasar ataupun para

pegawai pengelola pasar perlu dilakukan untuk merubah pola pikir para pelaku pasar

tradisional untuk dapat mengembangkan usaha mereka lebih baik. Pengembangan

pasar tradisional tidak bisa mengandalkan peran pemerintah saja, tapi diperlukan

kontribusi besar dari para pedagang untuk ikut tumbuh dan mengembangkan

usahanya agar dapat bertahan di tengah persaingan yang begitu ketat.

Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM bisa dilakukan dengan melakukan

pembinaan dan penyuluhan, ataupun mengadakan diklat-diklat seperti manajemen

pengelolaan ritel, manajemen keuangan dan sebagainya. Diselenggarakannya diklat

atau pelatihan baik bagi para pedagang atau pegawai pengelola pasar diharapkan

meningkatkan kompetensi dan pemahaman konsep bisnis ritel dengan baik.

d. Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi ini adalah untuk mengatasi kelemahan yang ada dengan cara

menghindari ancaman eksternal, diantaranya yaitu :

a. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan pasar tradisional

Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam hal pembangunan dan

pengelolaan pasar tradisional merupakan salah satu langkah yang efektif dan efisien.

Mengundang pihak swasta sebagai investor untuk mengatasi kelemahan kuangan

pemerintah Kabupaten Cirebon juga sebagai salah satu solusi untuk menampung para

pedagang yang tidak tertampung dan mengantisipasi banyaknya para pendatang baru

karena meningkatnya angatan pencari kerja dan PHK besar-besaran yang terjadi di

Kabupaten Cirebon.

Page 28: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

168

Strategi ini perlu diintegrasikan dengan dengan strategi lain, karena dengan

pembangunan dan pengelolaan oleh swasta akibatnya adalah mahalnya harga sewa

dan retribusi yang akan di pungut. Strategi yang dimaksud adalah pemberian akses

kredit yang mudah dan bunga yang ringan kepada para pedagang, untuk memberikan

kekuatan modal sehingga mereka mampu untuk menyewa dan membayar retribusi.

b. Pembinaan dan penyuluhan pedagang pasar tradisional

Melakukan pembinaan dan penyuluhan pada pasar tradisional merupakan

kegiatan yang setiap tahun diadakan, apalagi dengan dikeluarkannya peraturan

Bupati Nomor 60 tahun 2008 tentang rincian tugas, fungsi, dan tata Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, dimana kegiatan ini merupakan tupoksi dari seksi

pembinaan dan pengembangan pasar. Strategi ini merupakan salah satu strategi

defensif yang diterapkan oleh Disperindag Kabupaten Cirebon dalam

mengembangkan pasar tradisional, karena strategi ini memanfaatkan tupoksi yang

ada dan tidak membutuhkan anggaran yang besar untuk melaksanakannya.

c. Kompetisi pasar bersih/penghargaan dan sertifikasi

Mengadakan kompetisi pasar bersih atau memberikan penghargaan atau

sertifikasi kepada pasar tradisional yang dapat menjaga kebersihan dan keindahan

pasar. Strategi ini sangat efektif dan efisien dilaksanakan, karena untuk menjalankan

strategi ini peran dan keterlibatan para pedagang pasar tradisional sangat besar.

Pemerintah Kabupaten Cirebon yang diwakili oleh Disperindag cukup menfasilitasi

dalam hal penyediaan tim penilai dan menyediakan hadiah atau penghargaan berupa

piala atau trofi dari Bupati. Mengimplementasian strategi ini secara tidak langsung

mendidik para pengelola dan pedagang pasar untuk lebih menjaga dan

memperhatikan kebersihan pasar.

d. Penguatan status paguyuban pedagang menjadi koperasi

Penguatan status paguyuban atau ikatan asosiasi pedagang pasar tradisional

menjadi suatu lembaga seperti koperasi upaya untuk mendukung strategi sebelumnya

yaitu perbaikan jaringan distribusi. Pelaksanaan strategi ini harus dikoordinasikan

dengan badan atau dinas lain yang terkait, seperti Dinas Koperasi dan KUKM dan

Page 29: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

169

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu untuk memudahkan proses mengalihan atau

peningkatan status asosiasi pedagang.

e. Pemberdayaan petugas teknis pengelolaan pasar

Strategi ini dilakukan untuk lebih memberdayakan petugas teknis pengelola

pasar agar lebih optimal. Selama ini para petugas teknis lapangan hanya ditugaskan

untuk memungut retribusi harian dan keamanan saja. Pemberdayaan petugas teknis

lapangan bisa dilakukan dengan cara memberikan variasi pekerjaan lain, seperti

melakukan penyuluhan dan pelatihan atau bahkan menjadi seorang pengawas

dilapangan yang bertugas mengawasi keadaan lingkungan pasar dan barang

dagangan yang di jual oleh para pedagang. Adanya pemberdayaan petugas teknis ini

diharapkan lebih mengoptimalkan lagi peran para petugas di lapangan dan juga

sebagai langkah efesiensi anggaran sehingga dapat dialokasikan untuk kegiatan-

kegitan lainnya.

f. Mengurangi pengeluaran dengan efesiensi tenaga kerja pengelola pasar

Mengurangi pengeluaran dengan cara efesiensi tenaga kerja pengelola pasar

merupakan strategi yang kurang populer menurut para responden. Strategi ini akan

membawa dampak sosial yang memberikan dampak negatif. Strategi ini merupakan

pilihan terakhir yang akan dilakukan bila tidak ada alternatif lain. Penerapan strategi

ini yang lebih aman adalah penghentian perekrutan tenaga kerja kontrak baru bila

ada tenaga kerja kontrak diangkat menjadi PNS.

g. Kerjasama dengan pihak swasta (distributor) melakukan event/acara promosi

Kerjasama dengan pihak swasta (distributor) melakukan event/acara promosi

merupakan strategi yang efektif dan efisien dalam melakukan promosi. Kegiatan ini

biasa dilakukan oleh pasar modern, yaitu dengan berkerja sama dengan para

distributor untuk mengadakan acara atau event seperti jumpa fans dengan artis

(biasanya bintang iklan produk yang dijual), mengadakan lomba menggambar untuk

anak-anak, perlombaan atau kontes musik dan lain sebagainya. Kerjasama ini bisa

dilakukan bila posisi tawar-menawar pasar tradisional kuat dengan para distributor,

Page 30: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

170

maka untuk itu perlu adanya integrasi dengan strategi lain seperti penguatan status

asosiasi pedagang menjadi suatu badan atau koperasi.

5.2.3. Analisis Penyusunan Strategi Tahap III (Decision Stage)

Pada tahap ini dilakukan pengambilan prioritas strategi yang berdasarkan

pada kebutuhan pengembangan pasar tradisional yang disesuaikan dengan

kemampuan Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Perindustrian dan

Perdagangan. Pengambilan prioritas strategi dilakukan dengan menggunakan

Analytical Hierarchy Process (AHP), berdasarkan masukan dari tahap 1 dan tahap 2

dari matriks IE, dan Matriks SWOT, dapat dihasilkan beberapa alternatif strategi

yang tercermin didalam matrik-matrik. Pemetaan dari matrik IE dan SWOT

dikelompokkan menjadi 6 (enam) strategi besar berdasarkan kesamaan fungsi dan

karakteristik strategi. Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan

alternatif strategi yang paling menarik dan mungkin untuk dilakukan berdasarkan

urutan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan kerja sama dan menjaga hubungan baik dengan pihak pemerintah

(provinsi dan pusat), swasta (distributor dan pengelola), dan pembeli atau

konsumen, dengan bobot 0,350.

2. Melakukan kegiatan promosi dan optimalisasi potensi pasar tradisional, dengan

bobot 0,194.

3. Peningkatan sarana dan prasarana pasar tradisional, dengan bobot 0,148.

4. Peningkatan dan optimalisasi program pengembangan pasar tradisional yang

telah ada, dengan bobot 0,117.

5. Peningkatan dan optimalisasi Sumber Daya Manusia dan produk pasar

tradisional, dengan bobot 0,113

6. Peningkatan dan optimalisasi Sumber Daya Manusia dan produk pasar

tradisional, dengan bobot 0,077.

Kelompok strategi yang paling menarik adalah Melakukan kerja sama dan

menjaga hubungan baik dengan pihak pemerintah (provinsi dan pusat), swasta

(distributor dan pengelola), dan pembeli atau konsumen. Kelompok strategi ini

terdiri dari strategi-strategi sebagai berikut :

Page 31: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

171

1. Melakukan kerja sama dengan pemerintah pusat yaitu provinsi dan pusat dalam

melakukan pengembangan pasar tradisional

2. Menjaga atau memelihara para pembeli potensial yang telah ada

3. Memperbaiki jaringan distribusi / pasokan barang ke pasar tradisional

4. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan pasar tradisional

Kelompok strategi ini banyak dipilih dan paling menarik menurut para

responden, karena dalam kelompok strategi ini mencakup pemeliharaan pembeli

yang telah ada, menjaga kestabilan harga dan strategi-strategi yang termasuk dalam

kelompok ini tidak banyak membutuhkan anggaran yang besar. Inikator pembeli dan

harga ini merupakan indikator dengan bobot yang paling berpengaruh, dan alasan

utama bertahannya pasar tradisional sampai saat ini. Berdasarkan urutan prioritas

kelompok strategi ini prioritas pertama adalah melakukan kerja sama dengan

pemerintah pusat dalam pengembangan pasar tradisional. Alasan para responden

memilih strategi ini menjadi prioritas utama karena pemerintah Kabupaten Cirebon

melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan ingin memanfaatkan secara maksimal

peluang yang ada yang diberikan oleh pemerintah pusat dengan dikeluarkannya

Permen Nomor 53/M-DAG/PER/2008 dan pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan

di canangkannya program pasar GEMPITA untuk dapat mengembangkan pasar

tradisional yang ada di Kabupaten Cirebon.

5.3. Adopsi Usulan Strategi Kebijakan

Strategi dan kebijakan untuk pengembangan pasar tradisional dapat

dijalankan apabila mendapatkan legitimasi hukum, baik itu berupa aturan atau

kebijakan yang berasal dari pemerintah daerah maupun pusat. Berikut ini adalah

aturan dan kebijakan yang menaungi usulan perencanaan implementasi strategi dan

kebijakan pengembangan pasar tradisional :

1. UUD 1945 pasal 33, yang menyebutkan perekonomian nasional berdasarkan

demokrasi ekonomi yang berpihak pada rakyat.

2. GBHN tahun 1999 tentang arah kebikajan ekonomi butir ke II, yang

menyebutkan “mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta

menghindarkan terjadinya struktur pasar monopolistik dan berbagai struktur

pasar yang distortif, yang merugikan masyarakat”.

Page 32: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

172

3. Undang-Undang No. 9 Tahun 1999 tentang anti monopoli dan persaingan tidak

sehat.

4. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, menyebutkan bahwa

tanggung jawab yang paling utama dan pertama di era otonomi dalam

mensejahterakan masyarakat berada dipundak pemerintah daerah.

5. Keputusan Presiden (Kepres) No.118/2000 tentang Perubahan dari Kepres

No.96/2000 mengenai Sektor Usaha yang Terbuka dan Tertutup dengan

Beberapa Syarat untuk Investasi Asing Langsung.

6. Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No12/M-DAG/PER/3/2006

tentang Ketentuan dan Tata Cara Penertiban Surat Tanda Pendaftaran Usaha

Waralaba.

7. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Perindustrian dan Perdagangan dan

Menteri Dalam Negeri No.57 dan 145/MPP/Kep/1997 tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar dan Pertokoan.

8. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.420/MPP/Kep/10/1997

tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan.

9. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.107/MPP/Kep/2/1998

tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pasar Modern.

10. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/M-

DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda

Daftar Usaha Waralaba

11. Perpres No. 112 Tahun 2007 tentang pedoman penataan dan pembinaan pasar

tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.

12. Permen No. 53/M-DAG/PER/2008 tentang penataan dan pembinaan pasar

tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern, dll.

13. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 02 tahun 2000 tentang Izin Lokasi

14. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 04 tahun 2005 tentang Rencana

Tata Ruang Kabupaten Cirebon

15. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 09 tahun 2005 tentang Izin

Gangguan

16. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 11 tahun 2002 tentang Retribusi

Izin Usaha Perdagangan

Page 33: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

173

17. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian

Toko Modern atau Mini Market di Kabupaten Cirebon.

18. Misi Pemerintah Kabupaten Cirebon mengenai pengembangan ekonomi rakyat,

dan meningkatkan fungsi kelembagaan

19. Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon mengenai

Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan dengan memperhatikan aspek ekonomi daerah/ lokal,

membina persaingan usaha yang sehat serta perlindungan konsumen, dan

Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan investasi dengan memprioritaskan

ekonomi berbasis kerakyatan.

20. Rencana pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenai program GEMPITA

(Gerakan Pengembangan dan Perlindungan Pasar Tradisional).

5.4. Rencana Usulan Program Implementasi Strategi Kebijakan

Rencana pengembangan pasar tradisional di Kabupaten Cirebon berdasarkan

urutan prioritas strategi dan integrasi strategi yang terkait terbagi menjadi jangka

pendek (0-2 tahun), jangka menengah (2-5 tahun), dan jangka panjang (5-10 tahun).

Usulan rencana pengembangan pasar tradisional tersebut, beserta lembaganya

tercantum pada Tabel 5.1 berikut.

Page 34: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

174

Tabel 5.1. Rencana Implementasi Strategi Kebijakan Pengembangan Pasar Tradisional di Kabupaten Cirebon

No Rekomendasi Strategi Rencana Aksi Jangka Waktu

Dinas / Badan Terkait Pendek

(0-2 tahun) Menengah (2-5 tahun)

Panjang (5-10 tahun)

1 Koordinasi dengan pemerintah pusat

• Pengajuan proposal kerjasama pengembagan pasar tradisional ke pemerintah Provinsi Jawa Barat.

• Koordinasi dengan Departemen Perdagangan RI perihal pengembangan pasar tradisional

• Disperindag • Bapeda

2 Menjaga dan memelihara pembeli yang telah ada

• Menjaga stabilitas harga dan keberadaan barang dengan cara perbaikan jalur distribusi, operasi pasar, dan penguatan status asosiasi pedagang

• Disperindag • Dinas Koperasi

dan KUMK • BPPT

3 Memperbaiki jaringan distribusi

• Penguatan status asosiasi pedagang pasar tradisional

• Evaluasi dan penyelidikan terhadap jalur distribusi

• Disperindag • Dinas Koperasi

dan KUMK • BPPT

4 Kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan pasar

• Mengundang para investor untuk kerjasama pembangunan dan pengelola pasar

• Disperindag

5 Pengembangan konsep pasar wisata

• Koordinasi dengan pedagang pasar tradisional

• Koordinasi dengan Dinas parawisata • Promosi pasar wisata

• Disperindag • Dinas

Parawisata dan Kebudayaan

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √

√ √

Page 35: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

175

Tabel 5.1. Rencana Implementasi Strategi Pengembangan Pasar Tradisional di Kabupaten Cirebon (Lanjutan)

No Rekomendasi Strategi Rencana Aksi Jangka Waktu Dinas / Badan

Terkait Pendek (0-2 tahun)

Menengah (2-5 tahun)

Panjang (5-10 tahun)

6 Melakukan promosi pasar tradisional

• Promosi di media masa • Koordinasi dengan Dinas parawisata

menggelar event atau acara kebudayaan

• Disperindag • Dinas

Parawisata dan Kebudayaan

7 Kompetisi pasar bersih • Mengadakan kompetisi pasar bersih antar pasar tradisional di Kabupaten Cirebon

• Disperindag

8 Kerjasama dengan distributor dalam menjalankan event

• Penguatan status asosiasi pedagang pasar tradisional

• Disperindag

9 Penetrasi pasar (optimalisasi waktu operasi)

• Pemberlakuan sistem shift bagi para pedagang

• Penguatan status asosiasi pedagang pasar tradisional

• Pemberian bantuan teknologi (lemari pendingin dan plastik wrap)

• Disperindag

10 Penambahan jumlah (pembangunan baru) pasar tradisional

• Mengajukan bantuan dana ke pemerintah pusat

• Membangun pasar bernuasa modern

• Disperindag

11 Penataan ulang dan renovasi pasar tradisional

• Renovasi pasar tradisional • Penataan ulang pasar tradisional

• Disperindag

12 Penambahan dan optimalisasi lahan parkir

• Penertiban pedagang, tukang becak dan angkutan umum

• Penambahan area parkir

• Disperindag • Dinas Satpol PP

√ √

√ √ √

√ √

√ √

√ √

Page 36: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

176

Tabel 5.1. Rencana Implementasi Strategi Pengembangan Pasar Tradisional di Kabupaten Cirebon (Lanjutan)

No Rekomendasi Strategi Rencana Aksi Jangka Waktu Dinas / Badan

Terkait Pendek (0-2 tahun)

Menengah (2-5 tahun)

Panjang (5-10 tahun)

13 Peningkatan optimalisasi lahan pasar

• Penertiban pedagang • Disperindag • Dinas Satpol PP

14 Pendampingan pasar • Menjalankan tupoksi yang telah ada • Disperindag

15 Pembinaan dan penyuluhan pedagang pasar tradisional

• Menjalankan tupoksi yang telah ada • Disperindag

16 Penertiban pedagang yang melanggar aturan

• Koordinasi dengan Dinas Satpol PP untuk menertibkan pedagang yang melanggar aturan

• Disperindag • Dinas Satpol PP

17 Operasi pasar • Operasi pasar untuk stabilitas harga • Operasi pasar kelangkaan sembako • Operasi pasar karena adanya isu-isu

negatif mengenai barang jualan

• Disperindag

18 Peningkatan SDM pedagang dan pengelola pasar tradisional

• Penyelenggaraan diklat • Penyuluhan pasar tradisional

• Disperindag

19 Pemberdayaan petugas teknis pengelola pasar

• Menambah job description para petugas teknis pengelola pasar

• Disperindag

20 Efesiensi tenaga pengelola pasar

• Tidak merekrut tenaga kerja kontrak baru

• Disperindag

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √

√ √ √ √ √

√ √

Page 37: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

177

Tabel 5.1. Rencana Implementasi Strategi Pengembangan Pasar Tradisional di Kabupaten Cirebon (Lanjutan)

No Rekomendasi Strategi Rencana Aksi Jangka Waktu Dinas / Badan

Terkait Pendek (0-2 tahun)

Menengah (2-5 tahun)

Panjang (5-10 tahun)

21 Peningkatan jenis dan kualitas barang dagangan

• Pemberian kredit lunak • Penguatan status asosiasi pedagang

pasar tradisional • Pemberian bantuan teknologi (lemari

pendingin dan plastik wrap)

• Disperindag • Dinas Koperasi

dan KUMK

22 Pemberlakuan zoning • Evaluasi penerbitan perizinan • Pengkajian dan pembuatan Perda

zoning

• Disperindag • BPPT • Bagian Hukum

Kabuten Cirebon

23 Penguatan status asosiasi pedagang pasar

• Sosialisasi kepada para pedagang • Koordinasi dengan para pedagang

dan dinas-dinas lain yang terkait

• Disperindag • Dinas Koperasi

dan KUMK • BPPT

24 Pemberian kredit lunak • Sosialisasi KUR • Koordinasi dengan pemerintah pusat

mengenai syarat dan prosedur KUR

• Disperindag • Dinas Koperasi

dan KUMK

√ √

√ √

√ √ √

√ √ √

Page 38: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

178

Tabel 5.1. Rencana Implementasi Strategi Pengembangan Pasar Tradisional di Kabupaten Cirebon (Lanjutan)

No Rekomendasi Strategi Rencana Aksi Jangka Waktu Dinas / Badan

Terkait Pendek (0-2 tahun)

Menengah (2-5 tahun)

Panjang (5-10 tahun)

25 Melakukan advokasi • Koordinasi dengan LSM dan lembaga masyarakat

• Sosialiasi peraturan mengenai tata cara pengelolaan pasar tradisional dan modern

• Pembentukan struktrur organisasi baru untuk menangani penanganan hukum perlindungan pedagang pasar tradisional

• Disperindag • Bagian

Organisasi Pemerintah Kabupaten Cirebon

26 Pemberlakukan pajak bagi pasar modern

• Pengkajian dan analisis hukum dan peraturan yang berlaku

• Koordinasi dengan bagian hukum pemerintah Kabupaten Cirebon

• Disperindag • Bagian Hukum

Pemerintah Kabupaten Cirebon

Page 39: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

179

5.5. Analisis Persiapan Organisasi Pelaksana Strategi Kebijakan

Elemen-elemen yang ada pada sebuah organisasi akan saling berkaitan satu

dengan yang lainnya dalam melaksanakan operasi kegiatannya. Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Cirebon merupakan lembaga yang menangani

implementasi strategi dan kebijakan pengembangan pasar tradisional di Kabupaten

Cirebon. Keterkaitan elemen-elemen pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan ini,

dalam hubungannya dengan implementasi strategi yang telah dirumuskan akan

dibahas dengan menggunakan kerangka kerja 7-S McKinsey, untuk mencapai

penyelarasan atas elemen-elemen organisasi dengan strategi tersebut. Elemen-elemen

ini harus dipersiapkan dengan baik, untuk dapat menjamin implementasi dari strategi

yang telah dirumuskan.

a. Strategy

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon saat ini mempunyai

strategi dan program-program untuk pengembangan pasar tradisional. Program-

program itu adalah sebagai berikut :

1. Program peningkatan efesiensi perdagangan dalam negeri

Program ini bertujuan untuk mengembangkan pasar dengan cara mengawasi

jalur distribusi barang penting dan strategis serta sembako, dimana output yang

diharapkan salah satunya adalah adanya data dan penyebarluasan informasi

harga barang penting dan strategis serta sembako.

2. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan kepada para

pedagang kaki lima dan asongan, dari kegiatan ini diharapkan para pedagang

kaki lima dapat mengerti dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku

dan dapat lebih mendisiplinkan para pedagang kaki lima dan asongan.

3. Program pengawasan mutu dagangan pedagang pedagang kaki lima dan asongan

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengawasi peredaran barang yang di jual

pada pasar tradisional, dari kegiatan ini diharapkan kualitas barang yang di jual

di pasar tradisional dapat terjaga kualitasnya.

4. Program penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima dan asongan

Kegiatan ini terfokuskan pada penataan dan perawatan pasar tradisional, pada

kegiatan ini saluran drainase menjadi objek utama perbaikan.

Page 40: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

180

Program-program yang ada saat ini terlalu umum dan bersifat menjaga/maintenance

kondisi pasar tradisional yang ada sekarang. Strategi dan program yang ada sekarang

sebaiknya dilanjutkan dengan beberapa evaluasi harus dilakukan agar menerapannya

lebih efektif dan tepat sasaran.

Strategi dan kebijakan yang diusulkan untuk pengembangan pasar tradisional

di Kabupaten Cirebon diarahkan dengan melihat kondisi internal dan eksternal yang

di hadapi, sehingga diharapkan strategi yang dirumuskan sesuai untuk di

implementasikan di Kabupaten Cirebon. Prioritas strategi yang diusulkan adalah

melakukan kerja sama dan menjaga hubungan baik dengan pihak pemerintah

(provinsi dan pusat), swasta (distributor dan pengelola), dan pembeli atau konsumen,

yang terdiri dari :

1. Kerjasama dengan pemerintah pusat yaitu provinsi dan pusat dalam melakukan

pengembangan pasar tradisional

2. Menjaga atau memelihara para pembeli potensial yang telah ada

3. Memperbaiki jaringan distribusi / pasokan barang ke pasar tradisional

4. Kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan pasar tradisional

Strategi-strategi ini akan berjalan dengan baik bila diintegrasikan dengan strategi-

strategi lain dari hasil formulasi strategi, karena dalam pengimplementasiannya

adanya suatu keterikatan antara strategi-strategi yang ada.

b. Structure

Analisis terhadap struktur organisasi dilakukan untuk melihat apakah struktur

organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon yang sekarang

ini dapat mendukung strategi yang akan dilaksanakan, atau sebaliknya malah

menjadi penghalang. Struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Cirebon yang ada sekarang ini terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat

Membawahi 3 (tiga) Subbagian (Subbagian Umum, Subbagian Keuangan,

Subbagian Program).

Page 41: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

181

3. Bidang Industri

Membawahi 3 (tiga) Seksi (Seksi Industri Agro dan Kimia, Seksi Industri

Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka).

4. Bidang Perdagangan dan Promosi

Membawahi 3 (tiga) Seksi (Seksi Perdagangan Dalam Negeri, Seksi

Perdagangan Luar Negeri, Seksi Promosi Hasil Industri dan Perdagangan).

5. Bidang Perlindungan Konsumen

Membawahi 2 (dua) Seksi (Seksi Bimbingan, Konsultasi, dan Mediasi, Seksi

Pengawasan, Standarisasi, dan Mutu Produk).

6. Bidang Pengelolaan Pasar

Membawahi 3 (tiga) Seksi (Seksi Pengelolaan Pendapatan Pasar, Seksi

Pembinaan dan Pengembangan Pasar, Seksi Sarana dan Prasarana pasar)

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Bagan struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Cirebon dapat dilihat pada Gambar 4.21. Susunan dari struktur organisasi ini

mengikuti jenis struktur organisasi divisional, dimana kepala dinas membawahi

beberapa bidang, dan bidang membawahi beberapa seksi. Penggunaan struktur

organisasi yang sekarang memungkinkan pengelolaan pasar tradisional akan lebih

maksimal dengan adalanya bidang khusus pengelolaan pasar.

Kaitannya dengan strategi yang telah dirumuskan, struktur organisasi Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon sudah cukup mendukung

pelaksanaan strategi tersebut. Bidang pengelolaan pasar yang baru terbentuk ini

dengan beberapa seksi yang ada telah mencakup hampir semua aspek yang ingin

dibenahi dalam strategi tersebut, tapi ada satu masukan agar pada bidang pasar

dibentuk suatu seksi yang mengurusi masalah perlindungan bagi para pedagang pasar

tradisional (advokasi). Penerapan fungsi ini bisa juga dilakukan dengan

menambahkan tupoksi pada seksi bimbingan, konsultasi dan mediasi pada bidang

perlindungan konsumen, sehingga dengan adanya tupoksi ini dapat mengakomodir

beberapa strategi yang membutuhkan fungsi ini seperti pemberian advokasi kepada

para pedagang pasar tradisional dan juga pengawasan persaingan tidak sehat dan

monopoli.

Page 42: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

182

c. System

Dinas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon dalam

usahanya mengembangkan pasar tradisional berupa pelaksanaan beberapa program

seperti operasi pasar, penyuluhan dan pembinaan dan sebagainya, sering menghadapi

beberapa hambatan karena sistem yang ada sekarang, diantaranya yang selalu

menjadi sorotan adalah sebagai berikut :

1. Masalah pembayaran honor tenaga kerja kontrak yang sering terlambat

Masalah pembayaran honor tenaga kerja kontrak sering kali terlambat

dibayarkan dikarenakan beberapa alasan, yaitu terlambat disahkannya disahkannya

DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) oleh DPRD Kabupaten Cirebon

mengakibatkan pada awal tahun honor tidak dibayarkan, biasanya honor akan di

rapel setelah DPA disahkan atau sekitar 2 (dua) sampai 3 (bulan). Alasan kedua

karena honor TKK pengelola pasar di masukkan kedalam satu kegiatan atau

program, sehingga pembayarannya selalu dilakukan per 3 (tiga) bulan, kerana syarat

pencairan dana harus menunggu LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) kegiatan

selesai dikerjakan. Keterlambatan pembayaran honor para TKK pengelola pasar ini

sering membuat para TKK kecewa dan membuat kinerja dilapangan kurang

maksimal dan memungkinkan terjadinya penyimpangan pendapatan retribusi pasar.

Perbaikan sistem pemberian honor para TKK ini harus segera diperbaiki, karena

honor atau gaji merupakan hak dari para TKK yang harus diberikan. Perbaikan

sistem pemberian honor ini diharapkan akan meningkatkan kinerja dari para TKK

pengelola pasar secara optimal.

2. Sistem karir para pegawai pengelola pasar

Sistem karir para pegawai pengelola pasar tradisional bermasalah

dikarenakan banyaknya pengangkatan TKK menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil).

Sebelumnya sebuah pasar pemda dipimpin oleh satu orang mandor yang berstatus

sebagai PNS, dan mandor pasar ini memiliki beberapa anak buah yang terdiri dari

pemungut retribusi, petugas keamanan, dan pegawai administrasi yang statusnya

adalah TKK.

Masalah timbul saat para pegawai TKK dianggkat menjadi PNS, bagi para

TKK yang mempunyai pendidikan setingkat Diploma atau sarjana S-1 saat diangkat

otomatis akan memiliki golongan minimal II-C. Masalah timbul saat TKK yang

Page 43: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

183

diangkat tersebut mempunyai golongan yang lebih tinggi dari kepala pasar atau

mandor pasar, dimana kebanyakan mandor pasar memiliki golongan yang rendah (II-

C kebawah). Kondisi seperti ini perlu cepat diselesaikan secepatnya karena

bagaimanapun akan mempengaruhi kinerja dan koordinasi dalam organisasi. Salah

satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menetapkan persyaratan

minimal golongan III-A bagi PNS yang akan menjadi mandor atau kepala pasar.

3. Sistem dan prosedur pengajuan renovasi pasar

Sering kali para mandor atau kepala pasar mendapat kesulitan dalam

pengajuan renovasi bangunan pasar. Sistem dan prosedur yang ada sekarang tidak

memungkinkan untuk mengajukan perbaikan atau renovasi bila sebelumnya belum

dianggarkan pada awal tahun. Renovasi bisa dilakukan bila telah dilakukan

perubahan pada saat perubahan anggaran, biasanya perubahan anggaran ini

dilakukan pada akhir tahun, jadi dengan sistem yang sekarang bila ada kebutuhan

renovasi pasar yang mendesak dan sebelumnya tidak dianggarkan atau diprogramkan

maka renovasi tidak dapat dilakukan. Solusi untuk permasalahan ini adalah para

kepala pasar harus lebih selektif dan menentukan prioritas program apa yang akan

diajukan pada awal tahun, sehingga segala kemungkinan yang akan terjadi dapat

direalisasikan secepatnya.

d. Style

Style atau gaya sangat penting peranannya dalam suatu organisasi. Gaya

dapat mempengaruhi prestasi kerja dari para pegawai. Gaya manajemen yang baik

akan membawa dampak yang baik pula bagi organisasinya.

Gaya manajemen yang saat ini diterapkan pada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Cirebon masih merupakan hubungan yang kaku antar

pegawai. Keputusan yang diambil masih dengan pendekatan top-down dimana

keputusan ditentukan oleh manajemen puncak saja dan bawahan tinggal

melaksanakannya. Untuk manajemen lebih baik, dapat menerapkan manajemen

partisipatif, dimana bawahan ikut dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan tidak

merasa takut untuk memberikan saran dan pendapat, sehingga kerjasama yang

terjalin dan hasil yang dicapai menjadi lebih baik.

Page 44: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

184

Gaya manajemen yang dipakai sebaiknya besifat fleksibel namun tetap tegas

dalam mengambil keputusan. Komunikasi yang baik antar pegawai dapat

mengembangkan kepribadian pegawai sehingga dapat mendukung aktivitas lembaga

dalam menjalankan tugasnya. Kerjasama sangat diperlukan dalam pelaksanaan

aktivitas lembaga. Pengambilan keputusan dapat dilakukan bersama-sama secara

partisipatif.

Parsitifatif dalam bentuk keterlibatan para pegawai dalam mengambil

keputusan akan menghasilkan komitmen yang lebih besar. Komitmen yang besar

akan memberikan dukungan dan rasa memiliki dari para pegawai dapat diperoleh.

Selain itu, untuk menjamin pelaksanaan tugas dengan baik pengarahan-pengarahan

dapat dilakukan kepada para pegawai agar pelaksanaan aktivitas dapat dilaksanakan

dengan dengan baik.

e. Staff

Jumlah pegawai bidang pengelolaan pasar Dinas Perindustrian Kabupaten

Cirebon berjumlah 101 orang yang terdiri dari 50 orang PNS dan 51 orang TKK.

Berdasarkan jenis pekerjaan jumlah ini terbagi atas pegawai teknis sebanyak 85

orang dan pegawai administrasi sebanyak 16 orang. Berdasarkan analisis dilapangan

jumlah ini dirasa terlalu banyak, terutama untuk pegawai teknis lapangan seperti

pemungut retribusi dan petugas keamanan. Jumlah pegawai yang terlalu banyak ini

mengakibatkan tidak efektif dan efisiennya kinerja para pegawai, seringkali terjadi

satu pekerjaan yang bisa dilakukan oleh satu orang tapi dikerjakan oleh beberapa

orang. Banyaknya pegawai dan kurang efisiennya pekerjaan yang dilakukan

mengakibatkan rendahnya produktivitas dan motivasi para pegawai, hal ini

dikarenakan kurang variatifnya pekerjaan dan juga rendahnya kesejahteraan.

Solusi untuk masalah ini adalah melakukan rotasi dan penciutan pegawai

pengelola pasar, dengan adanya rotasi dan penciutan pegawai diharapkan

menimbulkan suasana dan motivasi baru dari para pegawai untuk bekerja. Jumlah

pegawai yang sesuai kebutuhan memungkinkan adanya peningkatan kesejahteraan

bagi para pegawai, dan juga tentunya pendelegasian dan pemberian wewenang yang

lebih besar bagi para pegawai agar variasi kerja mereka lebih banyak dan tidak

Page 45: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

185

monoton. Adanya penambahan kesejahteraan dan variasi pekerjaan diharapkan dapat

meningkatkan motivasi dan produktivitas para pegawai pengelola pasar.

f. Skill

Gambaran tentang kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon khususnya bidang pengelolaan

pasardapat ditunjukkan oleh tingkat pendidikannya. Seperti yang disajikan pada

Gambar 4.20, tingkat pendidikan para pegawai sebagian besar adalah setingkat

SLTA (41%), SLTP (35%), SD (14%), S-1/Diploma (8%), dan S-2 (2%).

Mayoritas pegawai perpendidikan yang mayoritas masih setingkat SLTA

menggambarkan bahwa kualitas SDM yang masih rendah, untuk itu perlu adanya

peningkatan kemampuan sumber daya manusia agar dapat melaksanakan dan

mengkoordinasikan strategi dan kebijakan dengan baik. Dalam melaksanakan

strategi dan kebijakan yang telah dirumuskan, para pelaksana yang terdiri dari

seluruh pegawai bidang pengelolaan pasar diharapkan dapat mengerti apa yang harus

mereka lakukan dan dapat mempelajari hal-hal yang harus mereka kuasai. Mengatasi

kondisi tersebut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon perlu

mengadakan pelatihan-pelatihan atau mengikutsertakan dalam seminar-seminar atau

kursus untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada sekarang ini.

Selain mengikut sertakan para pegawai dalam pelatihan atau seminar, para

pemimpin sebaiknya mampu untuk melakukan pendekatan serta mengatur

pegawainya dalam mengimplementasikan strategi tersebut. Maka untuk

melaksanakan hal tersebut untuk para pemimpin dalam bidang pengelolaan pasar

harus memiliki kemampuan manajerial yang baik. Pada jajaran pimpinan bidang

pengelolaan pasaryang terdiri dari 1 (satu) orang kepala bidang, dan 3 (tiga) orang

kepala seksi, semuanya memiliki tingkat pendidikan minimal sarjana (S1 dan S2).

Tingkat pendidikan ini gambaran yang cukup baik mengenai kemampuan para

pimpinan di bidang pengelola pasar. Pengembangkan kemampuan manajerial bukan

hanya diperlukan bekal kemampuan akademis saja, tetapi juga kemampuan untuk

melakukan konsultasi dan komunikasi terhadap bawahannya, sehingga tujuan

pelaksanaan dapat dimengerti dengan baik.

Page 46: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

186

g. Share Values

Share value atau nilai yang dianut bersama merupakan kepercayaan yang

dominan yang dianut organisasi sebagai dasar dari budaya organisasi. Pencapaian

hasil yang memuaskan memerlukan kerjasama yang kuat antar pegawai untuk

menunjang tercapainya kegiatan-kegiatan pengembangan pasar tradisional yang

terkoordinasi dengan baik. Rasa kebersamaan antar individu juga perlu digalang agar

pelaksanaan kegiatan-kegiatan berjalan dengan lancar dan tidak kaku.

Budaya yang berkembang saat ini di Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Cirebon adalah cenderung santai. Masih terlihat kurangnya motivasi para

pegawai untuk melakukan aktivitas pekerjaan dengan penuh semangat. Kondisi ini

banyak disebabkan oleh kebiasaan lama para pegawai bidang pengelola pasar,

dimana sebelumnya pengelolaan pasar ditangani oleh lembaga setingkat UPTD yang

tolak ukur keberhasilan pekerjaan hanya dilihat pada tercapainya target retribusi

pasar saja. Keluarnya Peraturan Bupati Nomor 60 tahun 2008 tentang rincian tugas,

fungsi, dan tata Dinas Perindustrian dan Perdagangan, tentunya budaya santai

diharapkan dapat dirubah, karena tanggungjawab bidang pengelolaan pasar bukan

hanya pencapaian target retribusi saja, tapi kemampuan untuk merumuskan program

dan anggaran pengembangan pasar tradisional menjadi aspek penilaian juga.

Pegawai harus memiliki rasa aman dalam pelaksanaan pekerjaannya tanpa

harus takut pekerjaan yang dilakukan tidak mendapatkan penghargaan yang layak,

untuk itu perlu ditanamkan rasa percaya pegawai terhadap organisasi. Rasa percaya

terhadap organisasi dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan-penghargaan

yang diberikan bagi para pegawai yang berprestasi. Kegiatan ini dapat mendorong

motivasi pegawai untuk berprestasi lebih tinggi lagi, sehingga hal ini akan membuat

pengembangan pasar tradisional dapat berjalan dengan baik.

Page 47: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

187

Tabel 5.2. Kerangka kerja 7-S McKinsey untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon untuk saat ini dan yang diinginkan

Elemen

Organisasi

Kondisi Saat ini Kondisi yang Diinginkan

STRATEGY • Strategi yang diterapkan terlalu umum

• Berorientasi pada pencapaian retribusi

• Strategi kebijakan sesuai dengan kondisi pasar tradional di Kabupaten Cirebon

• Tidak hanya berfokus pada pencapaian PAD, tetapi juga pengembangan pasar tradisional

STRUCTURE • Belum ada bidang yang bertanggung jawab terhadap masalah perlindungan bagi para pedagang pasar tradisional (advokasi)

• Penambahan tupoksi pada bidang perlindungan konsumen

SYSTEM • Masalah pembayaran honor tenaga kerja kontrak yang sering terlambat

• Sistem karir para pegawai pengelola pasar

• Sistem dan prosedur pengajuan renovasi pasar

• Pembayaran honor dibayarkan rutin tiap bulan

• Adanya aturan mengenai syarat golongan bagi kepala pasar

• Selektif dan penentuan prioritas pengajuan program.

STYLE • Hubungan yang kaku antar pegawai

• Pengambilan keputusan dilakukan pemimpin

• Kerjasama yang lebih baik dalam organisasi

• Gaya manajemen partisipatif

STAFF • Jumlah pegawai pengelola pasar terlalu banyak

• Rendahnya produktivitas pegawai

• Motivasi pegawai rendah

• Perampingan pegawai, dengan cara rotasi dan mutasi

• pendelegasian dan pemberian wewenang yang lebih besar bagi para pegawai (penambahan variasi perkerjaan)

• Peningkatan kesejahteraan SKILL • Tingkat pendidikan mayoritas

SLTA • Kurangnya pelatihan pegawai

pngelola pasar

• Peningkatan kualitas atau kemempuan pegawai

• Lebih sering diadakan pelatihan dan pendekatan dari para pimpinan

SHARED VALUE

• Budaya kerja yang cenderung santai

• Tidak jelasnya reward and punishment terhadap pegawai yang berprestasi dan yang tidak

• Evaluasi pegawai untuk mengisi posisi yang sesuai dengan struktur organisasi yang baru.

• Adanya reward and punishment yang jelas

Page 48: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/685/jbptitbpp-gdl-firmandesa-34223-6... · berdirinya sebuah toko/pasar merupakan suatu keunggulan bersaing

188