bab v analisis apbd -...
TRANSCRIPT
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 162
“Kaltara Sejahtera”
BAB V
ANALISIS APBD
5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU
5.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait
penyelenggaraan pemerintahan yang dapat dinilai dengan uang. Penyelenggaraan fungsi
pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila diikuti dengan pemberian
sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa ruang lingkup keuangan
daerah meliputi:
1. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta
melakukan pinjaman
2. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga
3. Penerimaan daerah
4. Pengeluaran daerah
5. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah
6. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintahan daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum
Pengelolaan keuangan daerah dituangkan dalam APBD dan laporan keuangan
daerah pada umumnya. APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan
daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Oleh karena itu dalam menganalisis
pengelolaan keuangan daerah, diperlukan pemahaman mengenai jenis obyek
pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Analisis pengelolaan
keuangan daerah nantinya akan digunakan untuk menggambarkan kemampuan
keuangan daerah dalam mendanai semua yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pembangunan daerah. Kemampuan atau kapasitas keuangan daerah pada dasarnya
adalah sejauh mana daerah mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan
daerah.
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 163
“Kaltara Sejahtera”
A. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang
melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan
hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.
Sumber pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan,
dan Kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari kelompok pajak daerah, retribusi daerah,
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah. Dana perimbangan meliputi Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Sedangkan Kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah meliputi pendapatan hibah dan dana penyesuaian otonomi khusus. Analisis pendapatan
daerah termasuk pertumbuhan didalamnya akan menunjukkan kemampuan pemerintah
daerah dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan Pendapatan Daerah, sekaligus
digunakan sebagai salah satu dasar dalam merencanakan Pendapatan Daerah di masa yang
akan datang.
Sebagai daerah pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kondisi
keuangan daerah Provinsi Kaltara tergolong belum stabil terutama pada tahun 2013.
Sumber pendapatan daerah ditopang oleh hibah dari pemerintah Provinsi Kaltim hampir
sebesar 390 milyar rupiah. Pada tahun 2014, Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara
berkembang pesat, menjadi 1,5 triliun rupiah. Sumber terbesar adalah dari Bagi hasil
Pajak dan Bukan Pajak yang mencapai 1,2 triliun rupiah. Pada tahun 2015, terjadi sedikit
penurunan total pendapatan daerah menjadi 1,4 triliun rupiah. Namun, sumber
pendapatan daerah semakin bervariasi. Provinsi Kaltara telah menerima pendapatan dari
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, serta meningkatnya Dana Alokasi Umum maupun Dana
Alokasi Khusus.
Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran 2013-2015
Sumber: Hasil Olahan, 2016
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 164
“Kaltara Sejahtera”
Perkembangan jenis-jenis sumber pendapatan daerah menunjukkan kecenderungan
yang berbeda-beda. Dari grafik di bawah dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah
memiliki kecenderungan meningkat positif. Pendapatan Asli Daerah tahun 2013 dan 2014
masih bersumber dari lain-lain PAD yang sah. Penerimaan pajak dan retribusi baru
terealisasi pada tahun 2015.
Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi untuk kedua sumber penerimaan yang lain,
yaitu Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pada tahun 2013,
Provinsi Kaltara belum menerima pendapatan daerah dari Dana Perimbangan. Penerimaan
dari Dana Bagi Hasil baik Pajak maupun Bukan Pajak baru diterima pada tahun 2014 hingga
2015. Begitu pula dengan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.
Sedangkan untuk Hibah dari Provinsi Kaltim masih diterima hingga tahun 2015,
namun jumlahnya semakin menurun. Penurunan hibah Provinsi Kaltara tidak
mempengaruhi keuangan daerah, karena penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah dan
Dana Perimbangan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Kaltara
telah memiliki kemandirian Pendapatan Daerah meski belum sepenuhnya stabil.
Grafik 5.2. Sumber Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran 2013-2015
Sumber: Hasil Olahan, 2016
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 165
“Kaltara Sejahtera”
B. Belanja Daerah
Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Analisis belanja
daerah digunakan untuk melihat realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya. Analisis ini kemudian dapat
digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran
pembiayaan dimasa yang akan datang.
Selama periode tahun 2013 hingga 2015, realisasi belanja daerah Provinsi Kaltara
memiliki kecenderungan meningkat, baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung.
Pada tahun 2014, realisasi belanja langsung meningkat tajam dari tahun sebelumnya,
yakni dari 6,3 milyar rupiah menjadi 141 milyar rupiah. Hal ini disebabkan adanya realisasi
belanja hibah dan kenaikan signifikan pada realisasi belanja pegawai (Tabel 5.2).
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 166
“Kaltara Sejahtera”
Tabel 5.2 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Provinsi Kaltara TA 2013-2015
No Uraian 2013 2014 2015
A Belanja Tidak Langsung 6.309.831.000,00 141.231.908.498,00 792.020.755.313,88
1 Belanja Pegawai 6.309.831.000,00 46.206.963.498,00 109.938.425.365,00
2 Belanja Bunga - - -
3 Belanja Subsidi - - -
4 Belanja Hibah - 94.624.945.000,00 248.342.542.745,81
5 Belanja Bantuan Sosial - - -
6 Belanja Bagi Hasil - - 83.619.643.705,33
7 Belanja Bantuan Keuangan - - -
8 Belanja Tidak Terduga 0,00 400.000.000,00 500.000.000,00
9 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa - - 83.619.643.705,33
10
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemrintah Desa - - 266.010.999.792,41
B Belanja Langsung 71.585.618.583,60 501.133.395.549,00 1.185.190.026.898,17
1 Belanja Pegawai 5.897.172.600,00 35.906.166.100,00 92.731.228.875,00
2 Belanja Barang dan Jasa 33.086.715.718,60 240.588.071.819,00 423.849.112.920,00
3 Belanja Modal 32.601.730.265,00 224.639.157.630,00 668.609.685.103,17
Total Belanja 77.895.449.583,60 642.365.304.047,00 1.977.210.782.212,05 Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
Realisasi belanja daerah kembali naik hingga tiga kali lipat di tahun 2015 hingga
mencapai 1,97 triliun rupiah. Hal ini disebabkan semakin banyaknya kebutuhan
penyelenggaran pemerintahan yang harus dipenuhi. Baik Belanja Langsung maupun Belanja
Tidak Langsung, memiliki kecenderungan meningkat, meski Belanja Langsung tetap lebih
besar dibandingkan Belanja Tidak Langsung. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor teknis
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan juga faktor kondisi perekonomian baik lokal,
nasional maupun global (Gambar 5.3).
Grafik 5.3. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran 2013-2015
Sumber: Hasil Olahan, 2016
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 167
“Kaltara Sejahtera”
C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang besangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Seperti halnya kegunaan analisis Pendapatan
dan Belanja Daerah, analisis Pembiayaan Daerah juga digunakan untuk memperoleh
gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran
sebelumnya terhadap surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan
kebijakan pembiayaan di masa yang akan datang. Pembiayaan Daerah Provinsi Kaltara
baru dimulai tahun 2014. Sumber Pembiayaan Daerah hingga tahun 2015 hanya berasal
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumya (Tabel 5.3).
Tabel 5.3
Pembiayaan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran 2013-2015 No Uraian 2013 2014 2015
1 Penerimaan Pembiayaan - 313.461.401.449,21 1.182.847.668.356,69
1.1 Penggunaan SiLPA - 331.461.401.449,21 1.182.847.668.356,69
1.2 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - -
2 Pengeluaran Pembiayaan - - -
2.1 Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah - - -
3 Pembiayaan Netto - 313.461.401.449,21 1.182.847.668.356,69 Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
5.1.2. Neraca Daerah
Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan
Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio aktivitas
serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Rasio
likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio
aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan
Pemerintah Daerah (Tabel 5.4).
Tabel 5.4 Neraca Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran 2013-2015
No Uraian 2013 2014 2015
1 ASET
1.1 Aset Lancar 314.016.703.290,98 1.187.219.649.247,69 737.142.875.002,37
Kas di Kas Daerah 313.461.401.449,31 1.182.847.668.356,69 -
Kas di Kas Bendahara Penerimaan - - -
Kas di Bendahara Pengeluaran - 1.615.909.254,00 -
Kas di Badan Layanan Umum Daerah - - -
Investasi Jangka Pendek - - 50.000.000.000,00
Piutang - - 4.361.670.672,58
Persediaan 37.524.050,00 2.429.505.241,00 4.963.335.809,17
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 168
“Kaltara Sejahtera”
No Uraian 2013 2014 2015
Biaya dibayar Dimuka 517.777.791,67 326.566.396,00 1.510.650.894,00
1.2 Investasi Jangka Panjang 0,00 0,00
Investasi Non Permanen - - -
Investasi Permanen - - 300.000.000.000,00
1.3 Aset Tetap 33.712.047.670,00 252.951.389.101,00 555.021.582.998,30
Tanah - 11.465.819.500,00 82.473.448.200,00
Peralatan dan Mesin 30.599.659.140,00 161.979.641.765,00 92.025.540.309,98
Gedung dan Bangunan - 4.021.496.400,00 3.726.397.807,99
Jalan, Jaringan, dan Instalasi - - 122.829.696.439,00
Aset tetap Lainnya 1.721.061.530,00 2.385.523.280,00 55.870.669.816,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 1.391.327.000,00 73.098.908.156,00 251.629.284.066,00
Akumulasi Penyusutan - - -53.533.453.640,67
1.4 Dana Cadangan 0,00 0,00
1.5 Aset Lainnya 0,00 15.294.398.700,00 18.955.213.805,01
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran - - -
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian - - -
Kemitran dengan Pihak Ketiga - - -
Aset Tidak Berwujud - 12.182.092.900,00 18.946.919.805,01
Aset Lain-lain - 3.112.305.800,00 8.294.000,00
JUMLAH ASET 344.616.362.430,98 1.455.465.437.048,69 1.371.955.329.181,43
- - -
2 KEWAJIBAN - - -
2.1 Kewajiban jangka Pendek 0,00 14.602.095,00 -
Utang Perhitungan Pihak Ketiga - 1.464.595,00 -
Utang Bunga - - -
Utang Pajak - 13.137.500,00 -
Pendapatan Diterima Dimuka - - -
Utang Jangka Pendek Lainnya - - -
2.2 Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00 -
Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan - - -
Utang Dalam Negeri-Obligasi - - -
Utang Pemerintah Pusat - - -
Utang Pemerintah Provinsi - - -
Utang Pemerintah Kabupaten/Kota - - -
Utang Luar Negeri-Sektor Perbankan - - -
JUMLAH KEWAJIBAN 0,00 14.602.095,00 -
- - -
3 EKUITAS DANA - - -
3.1 Ekuitas Dana Lancar 314.016.703.290,98 1.187.205.047.152,69 -
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 313.461.401.449,31
1.184.448.975.515,69 -
Cadangan Untuk Piutang 517.777.791,67 326.566.396,00 -
Cadangan Untuk Persediaan 37.524.050,00 2.429.505.241,00 -
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek - - -
Pendapatan yang Ditangguhkan - - -
3.2 Ekuitas Dana Investasi 33.712.047.670,00 268.245.787.801,00 -
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang - - -
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 33.712.047.670,00 252.951.389.101,00 -
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) - 15.294.398.700,00 -
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang - - -
3.3 Ekuitas Dana Cadangan 0,00 0,00 -
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan - - -
JUMLAH EKUITAS DANA 347.728.750.960,98 1.455.450.834.953,69 - Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 169
“Kaltara Sejahtera”
Berdasarkan Tabel 5.4 , dapat diketahui jabaran rasio keuangan Provinsi Kaltara
tahun 2013-2015 sebagai disajikan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Rasio Keuangan Daerah Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
Uraian 2013 2014 2015
Rasio Lancar (Rp) - 81.304,75 -
Rasio Quick (Rp) - 81.138,37 -
Rasio total hutang terhadap total aset (%) 0 0,001 -
Rasio hutang terhadap modal (%) 0 0,001 -
Rata-rata Umur Piutang (hari) * * -
Rata-rata Umur Persediaan (hari) - - - Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
Keterangan:
Belum ada piutang
5.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Analisis terkait kebijakan pengelolaan keuangan menjadi penting untuk mengetahui
gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
pada periode tahun anggaran sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan adanya dasar bahwa
keuangan daerah digunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan penyelenggaran
pemerintah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Pendanaan penyelenggaraan
pemerintahan diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut
dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial, fasilitas umum yang layak, serta pengembangan jaminan sosial.
Mengetahui kebijakan pengelolaan keuangan pada periode sebelumnya digunakan
untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa yang
akan datang dalam rangka mengefektifkan dan mengefisiensikan alokasi dana
pembangunan daerah. Analisis kebijakan pengelolaan keuangan kemudian dilakukan
dengan analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur, analisis sumber
penutup defisit riil, analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, dan analisis Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran.
5.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Penggunaan anggaran keuangan daerah antara lain untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur dan pembangunan. Analisis terkait proporsi penggunaan anggaran untuk
kebutuhan aparatur menjadi dasar untuk menentukan kebijakan efisiensi anggaran
aparatur selama periode yang direncanakan (Tabel 5.6).
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 170
“Kaltara Sejahtera”
Tabel 5.6 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No Uraian 2013 2014 2015
A Belanja Tidak Langsung 6.309.831.000,00 46.206.963.498,00 109.938.425.365,00
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 610.831.000,00 14.406.719.294,00 48.689.826.624,00
2 Belanja Tambahan Penghasilan**) 5.549.000.000,00 31.650.244.204,00 52.427.103.132,00
3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH 150.000.000,00 150.000.000,00 3.090.966.100,00
4 Belanja pemungutan Pajak Daerah**) 5.730.529.509,00
B Belanja Langsung 40.321.242.998,00 358.790.220.499,00 893.218.944.783,17
1 Belanja Honorarium PNS**) 5.378.050.000,00 28.232.072.500,00 67.972.772.250,00
2 Belanja Uang Lembur**) - - -
3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - 82.400.000,00
4 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS**) 1.822.340.142,00 4.710.582.576,00 10.782.096.126,00
5 Belanja premi asuransi kesehatan - - -
6 Belanja makanan dan minuman pegawai***) - 334.015.100,00 394.490.300,00
7 Belanja pakaian dinas dan atributnya**) 614.907.700,00 805.908.900,00 3.330.802.210,00
8 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu*) 17.479.000,00 985.504.336,00 2.439.730.400,00
9 Belanja perjalanan dinas**) 17.924.277.179,00 92.214.794.757,00 114.931.567.769,00
10 Belanja perjalanan pindah tugas - - -
11 Belanja Pemulangan Pegawai - - -
12 Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll) 32.601.730.256,00 224.639.157.630,00 668.609.685.103,17
13 Belanja Honorarium Non PNS 519.122.600,00 7.336.255.000,00 20.820.010.625,00
Belanja Honorarium Pengelola Dana BOS - - 202.500.000,00
Uang yang akan diberikan kepada Pihak Ketiga - 337.838.600,00 3.735.290.000,00
TOTAL 46.631.073.998,00 404.997.183.997,00 1.003.157.370.148,17
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016
Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur, dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan, baik Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung.
Peningkatan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain bertambahnya
jumlah aparatur dan jenis kebutuhan yang lebih kompleks.
Tabel 5.7 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No Uraian Total belanja untuk
pemenuhan kebutuhan aparatur
Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan
Pengeluaran) Prosentase
1 Tahun anggaran 2013 46.631.073.998,00 77.895.449.583,00 59,86
2 Tahun anggaran 2014 404.997.183.997,00 642.365.304.047,00 63,05
3 Tahun anggaran 2015 1.003.157.370.148,17 1.977.210.782.212,05 50,74 Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
Persentase belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dibandingkan dengan
total pengeluaran daerah relatif menurun dari waktu ke waktu. Pada tahun 2013,
persentase belanja kebutuhan aparatur adalah sebesar 59,86%. Angka ini naik menjadi
63,05% di tahun 2014 hingga kembali menurun mencapai 50,74% pada tahun 2015. Dari
persentase belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total pengeluaran, dapat
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 171
“Kaltara Sejahtera”
disimpulkan bahwa belanja untuk pembangunan lebih besar proporsinya terhadap APBD
dibandingkan dengan belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Tabel 5.7).
5.2.2. Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh
kebijakan pembiayaan daerah tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit
belanja daerah. Hal ini dimaksudkan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan
pembiayaan di tahun yang akan datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah. Analisis pembiayaan daerah dilakukan dengan terlebih dahulu
mencari besarnya defisit riil anggaran, sekaligus mencari penutup defisit riil anggaran
tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis realisasi Sisa Lebih Perhitungan dan Pembiayaan
Daerah untuk mengukur kinerja APBD.
A. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil
Tabel 5.8 menginformasikan analisis sumber penutup defisit riil dilakukan untuk
memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil
anggaran Pemerintah Daerah. Langkah yang dilakukan adalah dengan mencari nilai defisit
riil anggaran terlebih dahulu dan melihat apakah ada penerimaan pembiayaan yang
digunakan untuk menutup defisit riil sehingga diperoleh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran.
Tabel 5.8 Penutup Defisit Riil Anggaran Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
NO Uraian 2013 2014 2015
1. Realisasi Pendapatan Daerah 391.356.851.032, 91 1.513.352.878.113, 48 1.444.525.012.092, 50
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah 77.895.449.583, 60 642.365.304.047, 00 1.893597.163.506, 72
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah - - -
A Defisit riil
313.461.401.449
870.987.574.066
(449.072.151.414)
Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:
4. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya - 313.461.401.449,21 1.184.448.975.515,69
5. Pencairan Dana Cadangan - - -
6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan - - -
7. Penerimaan Pinjaman Daerah - - -
8. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - -
9. Penerimaan Piutang Daerah - - -
B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah - 313.461.401.449,21 1.184.448.975.515,69
A-B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan 313.461.401.449,21 1.184.448.975.515,69 735.376.824.101,47
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 172
“Kaltara Sejahtera”
Komposisi penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit riil anggaran adalah
seperti pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No Uraian 2013 2014 2015
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
- 313.461.401.449,21 1.184.448.975.515,69
2. Pencairan Dana Cadangan - - -
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan
- - -
4. Penerimaan Pinjaman Daerah - - -
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
- - -
6. Penerimaan Piutang Daerah - - -
7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
313.461.401.449,21 1.184.448.975.515,69 735.376.824.101,47
Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
B. Analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Tabel 5.10 menjelaskan analisis sisa lebih perhitungan anggaran dilakukan untuk
memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan
mengetahui SiLPA periode sebelumnya, dapat diketahui kinerja APDB yang lebih rasional
dan terukur pada tahun tersebut. Melalui analisis ini, juga dapat diketahui dari mana
sumber perolehan SiLPA, dan seberapa besar kontribusi yang diberikan.
Tabel 5.10 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No. Uraian
2013 2014 2015 Rata-rata Petumbuhan
Rp % dari SiLPA
Rp % dari SiLPA
Rp % dari SiLPA
1. Jumlah SiLPA 313.461.401.449 1.184.448.975.515 735.376.824.101
2. Pelampauan penerimaan PAD
1.356.851.032 0,43 11.833.885.267 0,99 61.983.136.016 8,42 -
3. Pelampauan penerimaan dana perimbangan
- - - - - - -
4.
Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah
35.000.000.000 11,16 250.008.160.000 21,11 48.904.098.000 6,65 -
5. Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya
- - - - - - -
6.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
- - - - - - -
7. Kegiatan lanjutan - - - - - - - Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kalimantan Utara, 2016
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 173
“Kaltara Sejahtera”
C. Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
Untuk memperoleh gambaran secara riil sisa` lebih pembiayaan anggaran,
dilakukan analisis terkait Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran. Analisis ini merupakan
penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Tabel 5.11 Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No. Uraian 2013 2014 2015
1. Saldo kas neraca daerah 313.461.401.449,21 1.184.448.975.515,69 735.376.824.101,47
Dikurangi: - - -
2. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan - - -
3. Kegiatan lanjutan - - -
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 313.461.401.449,21 1.184.448.975.515,69 735.376.824.101,47 Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016
D. Analisis Proyeksi Pembiayaan Daerah
Tabel 5.12 menjelaskan analisis proyeksi pembiayaan daerah dilakukan untuk
memperoleh gambaran sisa lebih riil perhitungan anggaran. Hasil analisis dapat digunakan
untuk menghitung kapasitas penerimaan pembiayaan daerah dengan proyeksi hingga lima
tahun ke depan. Analisis proyeksi pembiayaan daerah dilakukan berdasarkan data dan
informasi yang dapat mempengaruhi besarnya sisa lebih riil perhitungan anggaran di masa
yang akan datang, antara lain:
1) Angka rata-rata pertumbuhan saldo kas neraca daerah dan rata-rata pertumbuhan
kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan serta
kegiatan lanjutan
2) Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/Laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, dll)
3) Kebijakan penyelesaian kewajiban daerah, dan
4) Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan pendapatan
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 174
“Kaltara Sejahtera”
Tabel 5.12
Proyeksi Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Provinsi Kaltara Tahun 2016-2021
No Uraian
Proyeksi
2016* 2017** 2018** 2019** 2020** 2021**
1. Saldo kas neraca daerah - - - - - -
Dikurangi: - - - - - -
1.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
- - - - - -
2. Kegiatan lanjutan
- - - - - -
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
735.376.824.101 735.234.472.847 700.000.000.000 700.000.000.000 700.000.000.000 700.000.000.000
Sumber: * Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016 ** BAPPEDA Provinsi Kaltara, 2016
5.3. Kerangka Pendanaan
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah
daerah selama lima tahun ke depan. Kapasitas riil keuangan daerah merupakan total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan
pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Kapasitas riil
keuangan daerah membutuhkan proyeksi penerimaan dan belanja serta pengeluaran
pembiayaan daerah, yang masing-masing telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut
kapasitas riil keuangan daerah untuk mendanai pembangunan daerah di Provinsi Kaltara.
5.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Selain analisis belanja kebutuhan aparatur, perlu dilihat juga analisis dari belanja
periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk menghitung
kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari
atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran.
Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran wajib dibayar serta
tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Daerah
seperti gaji, tunjangan pegawai, sewa kantor atau belanja sejenis lainnya. Sedangkan
belanja periodik rirotas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh
Pemerintah Daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 175
“Kaltara Sejahtera”
Daerah yaitu pelayanan yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan, contohnya
honorarium guru, tenaga medis, atau belanja sejenis lainnya.
Tabel 5.13 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Provinsi Kaltara Tahun 2013-2015
No Uraian 2013 2014 2015 Rata-rata
Pertumbuhan
A Belanja Tidak Langsung 6.309.831.000,00 46.206.963.498,00 107.945.172.364,00 -
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 610.831.000,00 14.406.719.294,00 52.427.103.132,00 -
2
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH 150.000.000,00 150.000.000,00 3.090.966.100,00 -
3 Belanja Bunga - - -
4 Belanja bagi hasil - - 83.619.643.705,00 -
5 Tambahan Penghasilan PNS 5.549.000.000,00 31.650.244.204,00 52.427.103.132,00 -
B Belanja Langsung 584.666.500,00 63.478.446.850,00 86.502.504.532,00 -
1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis. - - - -
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - 82.400.000,00 -
3
Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya ) - 55.924.430.905,00 75.283.535.149,00 -
4
Belanja sewa gedung kantor( yang telah ada kontrak jangka panjangnya) 584.666.500,00 6.076.458.945,00 7.906.478.183,00 -
5
Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) - 1.477.557.000,00 3.312.491.200,00 -
C Pembiayaan Pengeluaran
1 Pembentukan Dana Cadangan - - - -
2 Pembayaran pokok utang - - - -
TOTAL (A+B+C) 6.894.497.500,00 109.685.410.348,00 103.149.720.601,00 - Sumber: Biro Keuangan dan Aset Provinsi Kaltara, 2016
5.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu
A. Proyeksi Pendapatan
Tabel 5.14 s/d 5.16 merupakan proyeksi pendapatan daerah dari tahun 2016 hingga
tahun 2021. Pendapatan daerah terbesar berasal dari dana perimbangan yang bersumber
dari dana alokasi umum. Dana alokasi umum merupakan dana yang berasal dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN, yang
alokasinya ditujukan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Sedangkan
pendapatan asli daerah terbesar bersumber dari pajak daerah.
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 176
“Kaltara Sejahtera”
B. Proyeksi Belanja
Proyeksi belanja daerah Provinsi Kaltara dari tahun 2016 sampai ke tahun 2021 terus
meningkat sebagaimana disajikan pada Tabel 5.15.
Begitu juga proyeksi pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Provinsi
Kaltara dari tahun 2016 sampai ke tahun 2021 i terus meningkat sebagaimana disajikan
pada Tabel 5.16.
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 177
“Kaltara Sejahtera”
5.3.3. Perhitungan Kerangka Pendanaan
Berdasarkan Tabel 5.17 tersebut, diperoleh proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah yang kemudian akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan anggaran
Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung yang belum dialokasikan, dengan proyeksi
seperti digambarkan pada Tabel 5.18 berikut.
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 178
“Kaltara Sejahtera”
Dari total dana, kemudian dialokasikan ke berbagai program/kegiatan sesuai urutan
prioritas. Prioritas program/kegiatan dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas II, dan
prioritas III sebagaimana disajikan pada Tabel 5.19. Prioritas I akan mendapatkan prioritas
pertama sebelum prioritas II. Prioritas III akan mendapatkan kesempatan setelah prioritas I
dan II terpenuhi kebutuhan dananya.
Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program
unggulan Kepala Daerah. Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan
kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan
nilai manfaat yang tinggi, serta memberikan dampak luas pada masyarakat. Di samping itu,
prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan
penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan
program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing
segementasi masyarakat yang dilayani. Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan
untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung. Pengalokasian dana pada prioritas III harus
memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu
untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.
tinggi, serta memberikan dampak luas pada masyarakat. Di samping itu, prioritas I
juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan
penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan
program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 179
“Kaltara Sejahtera”
segementasi masyarakat yang dilayani. Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan
untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung. Pengalokasian dana pada prioritas III harus
memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu
untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar
Berikut merupakan persentasi poporsi belanja prioritas I, II, dan III terhadap total
belanja keseluruhan:
Tabel 5.20 Persentase Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah Provinsi Kaltara
Tahun 2016-2021 No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Prioritas I (Belanja Wajib Mengikat)
12,38% 16% 16,33% 16,04% 16,33% 16,58%
2 Prioritas II (Belanja Langsung dikurangi dengan belanja air, listrik, telepon, internet)
57,92% 65,36% 65,17% 66,28% 66,15% 66,10%
3 Prioritas III 29,70% 18,65% 18,50% 17,68% 17,52% 17,32% Sumber: Hasil olahan, 2016
Berdasarkan Tabel 5.20 di atas, dapat diketahui bahwa belanja prioritas I
ditargetkan naik hinga 116,58% pada tahun 2021. Hal ini diharapkan dapat mendukung
jalannya pemerintah dan pelayanan pemerintah terhadap masyarakat. Tidak berbeda
dengan prioritas I, belanja prioritas II juga ditargetkan naik dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2016, proprosi belanja prioritas II mencapai 57,92% dan diperkirakan naik hingga
66,10% di tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa Povinsi Kaltara bertekad untuk
mengoptimalkan penyerapan anggaran. Sedangkan belanja prioritas III ditargetkan
menurun dari 29,70% pada tahun 2016 menjadi 17,32% pada tahun 2021.
Pemerintah Provinsi Kaltara 2016
SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 180
“Kaltara Sejahtera”
5.3.4. Pinjaman Daerah
Apabila kemampuan daerah belum mampu membiayai belanja program
pembangunan daerah, maka daerah diperbolehkan untuk melakukan pinjaman daerah
melalui lembaga keuangan bank maupun non bank, serta melalui sumber-sumber
pembiayaan lainnya. Langkah-langkah tersebut harus ditopang dengan kebijakan keuangan
daerah yang efektif. Keterbatasan pembiayaan pembangunan oleh anggaran daerah
menimbulkan kebutuhan investasi dari pihak swasta yang harus ditunjang oleh fasilitas-
fasilitas yang menarik. Kehadiran investasi pihak swasta baik melalui PMDN maupun PMA
tentunya juga harus menunjukkan keberpihakan terhadap sumberdaya lokal di Provinsi
Kaltara.