bab tiga prosedur penelitian -...

16
111 BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN Pendekatan Penelitian Untuk memahami dan mendapat pengetahuan yang tepat dalam penelitian disertasi ini, peneliti membahas atau mengelaborasi beberapa perspektif teori tentang komunitas pengusaha IKBK sebagai aktor, serta bagaimana konteks ranah filosofi Gus-ji-gang sebagai keutamaan dagang masyarakat Kabupaten Kudus yang di dalamnya mengandung akulturasi nilai-nilai agama dengan moral budaya Jawa atau budaya lokal yang menurut pandangan Max Weber (1958) sebagai ”tranformasi struktural” sekaligus juga ”lintas struktural” antara dua bidang yaitu agama dan ekonomi, yang pada dasarnya sebagai habitus atau dasar kekuatan pembentukan social capital dalam kegiatan bisnis keluarga masyarakat Kudus. Pada titik ini pula kita melihat bagaimana pergeseran dan perubahan perspektif nilai-nilai Agama Jawa atau sering disebut Islam Jawa dalam tanggapan-tanggapan baik berupa pemikiran maupun cara bertindak yang sesuai sebagai kedalaman nilai-nilai moral Gus-ji-gang baik sebagai habitus yang melandasi social capital, terutama perspektif teoritik Boudieu sebagai bangunan kerangka analitis, sehingga peneliti tidak saja memahami dinamika perspektif (pergeseran paradigma) dalam menganalisis komunitas pengusaha IKBK tetapi juga diharapkan hasil penelitian ini menjadi acuan tentang bagaimana penetrapan filosofi Gus-ji-gang sebagai ”Habitus” dasar kekuatan social capital atas bisnis keluarga yang mengembangkan ekonomi lokal di Kabupaten Kudus dan tujuannya adalah bukan -to learn about the people, akan tetapi – to learn from the people - tentang gambaran menyeluruh yang holistik dan koherensi mengenai realitas sosial di lingkungan IKBK bordir yang sebenarnya.

Upload: duongnhu

Post on 06-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

111

BAB TIGA

PROSEDUR PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Untuk memahami dan mendapat pengetahuan yang tepat dalam

penelitian disertasi ini, peneliti membahas atau mengelaborasi

beberapa perspektif teori tentang komunitas pengusaha IKBK sebagai

aktor, serta bagaimana konteks ranah filosofi Gus-ji-gang sebagai

keutamaan dagang masyarakat Kabupaten Kudus yang di dalamnya

mengandung akulturasi nilai-nilai agama dengan moral budaya Jawa

atau budaya lokal yang menurut pandangan Max Weber (1958) sebagai

”tranformasi struktural” sekaligus juga ”lintas struktural” antara dua

bidang yaitu agama dan ekonomi, yang pada dasarnya sebagai habitus atau dasar kekuatan pembentukan social capital dalam kegiatan bisnis

keluarga masyarakat Kudus.

Pada titik ini pula kita melihat bagaimana pergeseran dan

perubahan perspektif nilai-nilai Agama Jawa atau sering disebut Islam

Jawa dalam tanggapan-tanggapan baik berupa pemikiran maupun cara

bertindak yang sesuai sebagai kedalaman nilai-nilai moral Gus-ji-gang

baik sebagai habitus yang melandasi social capital, terutama perspektif

teoritik Boudieu sebagai bangunan kerangka analitis, sehingga peneliti

tidak saja memahami dinamika perspektif (pergeseran paradigma)

dalam menganalisis komunitas pengusaha IKBK tetapi juga diharapkan

hasil penelitian ini menjadi acuan tentang bagaimana penetrapan

filosofi Gus-ji-gang sebagai ”Habitus” dasar kekuatan social capital atas

bisnis keluarga yang mengembangkan ekonomi lokal di Kabupaten

Kudus dan tujuannya adalah bukan -to learn about the people, akan

tetapi – to learn from the people - tentang gambaran menyeluruh yang

holistik dan koherensi mengenai realitas sosial di lingkungan IKBK

bordir yang sebenarnya.

Page 2: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

“GUS-JI-GANG” DALAM PRAKTIK BISNIS: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

112

Berdasarkan isu tersebut di atas, maka dalam studi ini dapat

didekati dengan berbagai disiplin ilmu dan pendekatan penelitian

kualitatif1 yang paling tepat dengan menggunakan sistem

kompleksitas2. Lebih jauh sistem kompleksitas merupakan sistem yang

berusaha melihat secara holistik dan koherensi. Melihat kegiatan

ekonomi sebagai sistem sosial yang dianggap sebagai sistem yang

kompleks berarti melihat sistem sosial dalam dinamikanya secara

evolusioner dan sifat-sifat tidak linier, dimana hubungan makro atau

kolektivisme - mikro atau individualisme dalam level-level hierarkis

masyarakat tersebut. Hal itu sangat wajar karena teori sosial terasa

sangat individualistik secara ontologis3 atau individualistik

metodologis4, sementara ada yang terasa sangat makro atau bersifat

kolektif yang mengobservasi dalam terminologi struktur masyarakat

dan sistem sosial itu sendiri (Situngkir, 2003).

Pendekatan kompleksitas ini dipilih karena kehidupan

pengusaha IKBK bordir sebagai individu yang berdialektika dengan

kehidupan masyarakat sebagai sistem sosial, melekat dua macam

karakter perilaku bisnis IKBK bordir yaitu di satu sisi mengajarkan agar

manusia hidup “pasrah” dan “rela” menerima apapun pemberian dari

Tuhan sebagai etika hidup sak titahe dan rejeki paringane Gusti Allah

yang sesuai dengan konsep ”gus” dan “ji” dalam Gus-ji-gang dan itu

merupakan kekuatan “spiritual” yang dilakukan masyarakat Kudus

dalam menjaga kehidupannya. Sebaliknya di sisi lain kata “gang” yaitu

dagang dalam Gus-ji-gang sebagai kegiatan bidang ekonomi yang

identik dengan tindakan-tindakan rasional yang memiliki parameter

yang terukur. Kedua karakter tersebut melekat pada diri masyarakat

Kudus yaitu religius yang memiliki etos kerja yang ulet, hemat dan

kuat. Namun akibat perkembangan teknologi informasi serta

meningkatnya mobilitas sosial turut mempengaruhi kehidupan sosial

(tekanan kapitalisme global) sehingga pergeseran sosial tidak bisa

terbendung dan selalu terjadi, namun di sisi lain memiliki semangat

untuk mempertahankan local asset dan local value.

Penelitian kualitatif dipilih, menurut Sugiyono (2007)

menjelaskan bahwa pada umumnya alasan yang dipakai ketika peneliti

Page 3: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

Prosedur Penelitian

113

menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu karena permasalahan

belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga

tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dan

dikumpulkan dengan metode lainnya dan peneliti memiliki tujuan

untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola,

hipotesis, dan teori. Karakter utama pendekatan kualitatif ini

mengedepankan makna, konteks dan perspektif emic5, sehingga

kedalaman informasi lebih penting daripada cakupan penelitian.

Berarti pendekatan emic berdasarkan pada penyikapan pada konsep

yang digunakan untuk menegaskan difinitif tentang fenomena yang

dikaji tidak lain dan seharusnya adalah fenomena yang menjadi

persepsi subyek pelaku (pengusaha IKBK bordir). Sehingga informasi

emic (pandangan informan) tidak dapat dipisahkan dari informasi etic (pandangan peneliti). Informasi emic yang disampaikan oleh informan

akan kita terima, kemudian akan mengolah, menafsirkan, dan

menganalisisnya menurut metode, teori, teknik, dan pandangan kita.

Selanjutnya penelitian kita hasilnya pada suatu saat nanti juga

merupakan hasil pemikiran peneliti, jadi bersifat etic.

Sementara itu, Bogdan dan Taylor (1993:30-31) meng-

ungkapkan bahwa, dasar pertimbangan yang bisa dijadikan argumen

untuk menggunakan penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: (a)

Masalah yang diteliti mengarah kepada keadaan-keadaan dari

individu/aktor secara holistik (utuh). Jadi pokok kajiannya tidak akan

diredusir (disederhanakan) kepada variabel yang telah ditata atau

sebuah hipotesis yang telah direncanakan sebelumnya, namun akan

dilihat sebagai bagian dari sesuatu yang utuh, (b) Penelitian bertujuan

untuk memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka

sebagaimana mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya,

dan membuat dan menyusun konsep-konsep yang hakiki. Demikian

juga Miles dan Huberman (1994) menjelaskan, dengan pendekatan

kualitatif yang menggunakan data kualitatif dapat mengikuti dan

memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dari

lingkup orang setempat bahkan dapat membimbing untuk menemukan

kerangka teori baru yang tidak terduga sebelumnya.

Page 4: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

“GUS-JI-GANG” DALAM PRAKTIK BISNIS: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

114

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan sitem kompleksitas, yang diharapkan dapat mengungkap

keunikan, proses-proses subyektif dan memahami makna-makna

dengan paradigma “fenomenologi”6. Fenomenologi secara etimologis,

berasal dari kata kerja bahasa Yunani, yaitu phanomai yang artinya

menunjukkan atau menampakkan diri sendiri6 dan logos artinya kata,

ucapan, rasio, pertimbangan, dan bentuk jamaknya adalah phenomena,

atau “gejala” yang diartikan sebagai tampilan suatu object, peristiwa

kejadian ataupun kondisi-konsisi menurut persepsi (Littlejohn,2002);

esensinya adalah pendekatan kualitatif terhadap gejala dan atau realita

yang diteliti. Penelitian kulitatif dalam paradigma phenomenology

berusaha memahami arti (mencari makna) dari peristiwa dan kaitan-

kaitannya dengan orang-orang, bisa dalam situasi tertentu. Menurut

Maleong (2005) ada beberapa ciri pokok phenomenology yaitu:1)

phenomenologi cenderung mempertentangkannya dengan

“naturalism” yaitu yang disebut objektivisme dan positivisme, yang

telah berkembang sejak jaman renaisans dalam ilmu pengetahuan

modern dan teknologi; 2) secara pasti, phenomenologis cenderung

memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang dinamakan oleh

Husserl sebagai “Evidenz” yang dalam hal ini merupakan kesadaran

tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang

lainnya, dan mencakupi untuk sesuatu dari segi itu, dan 3)

phenomenologi cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda

yang ada dalam dunia alam dan budaya.

Metode kualitatif pendekatan phenomenology (Leksono, 2013),

mengacu pada tingkah laku, tindakan, perbuatan, pelaksanaan

kegiatan, melalui hubungan timbal balik antar sesama manusia, antar

peran-peran yang diambilnya dalam komunitas-komunitas dalam

organisasi dan up & down usaha bordir. Peneliti masuk dalam social setting dan terlibat dalam proses interaksi secara intens, namun tidak

lebih superior daripada subyek pelaku di IKBK bordir. Fenomena

ekonomi dalam kegiatan IKBK bordir memuat berbagai perspektif

antar-disiplin, lintas-disiplin, karena menyentuh persoalan-persoalan

subject pelaku ekonomi yang sikap tindak ekonominya dibekali oleh

Page 5: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

Prosedur Penelitian

115

segala macam latar belakang mindset, profesi, keahlian, kepentingan,

harapan, dan tujuan. Tindakan ekonomi, juga merupakan bagian dari

tindakan sosial.

Weber (Ritzer,2011)6 mengedepankan ”tindakan sosial itu

adalah tindakan yang memiliki arti”, yaitu tindakan seseorang yang

mengandung makna subjective bagi diri orang itu yang ditujukan

kepada orang lain. Untuk tindakan ekonomi yang ditujukan kepada

pihak lain maka itu adalah tindakan sosial sekaligus sebagai tindakan

ekonomi.

Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, gejala bersifat holistik atau

menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan demikian, menurut

Sugiyono (2007), dalam menetapkan penelitian secara keseluruhan

situasi sosial yang diteliti, meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergi. Namun, karena

terlalu luasnya masalah, maka perlu dibatasi. Pembatasan masalah

inilah yang kemudian dalam penelitian kualitatif disebut fokus

penelitian dan fokus berhubungan dengan konteks. Dalam penelitian

ini, konteks tidak hanya mencakup tempat dan waktu, tetapi, bahkan

peristiwa penting yang menjadi setting penelitian ini.

Bertumpu pada ontology, epistemoloy dan axiology penelitian

yang didalami, berkenaan dengan identifikasi fenomena yang dikaji,

maka masalah penelitian dengan menunjuk pada pertanyaan penelitian

(research questions) adalah bagaimana sebetulnya filosofi Gus-ji-gang

dapat dimanfaatkan sebagai keutamaan dagang masyarakat Kabupaten

Kudus (khususnya pengusaha IKBK bordir) yang di dalamnya

terkandung nilai-nilai akulturasi budaya Jawa dan agama Islam,

sebagai simbol hubungan sosialnya yang pada dasarnya searah dengan

habitus dalam pemikiran Bourdieu sebagai pembentukan social capital guna meningkatkan kinerja ekonomi.

Page 6: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

“GUS-JI-GANG” DALAM PRAKTIK BISNIS: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

116

Untuk menuntun penelitian ini, maka dapat dipahami analisis,

statement di atas dalam proses penelitian diformulasi atas 3 fokus

kajian:

1. Pengusaha IKBK bordir dalam melakukan kegiatan bisnis (proses

produksi, transaksi, distribusi dan resiprositas) yang berinteraksi

dengan berbagai pihak dalam memelihara kinerja ekonomi

(mendapatkan keuntungan/kerugian dan memperluas skala

usahanya) yang dilandasi keutamaan Gus-ji-gang sebagai etos kerja

yang terkandung nilai-nilai moral budaya Jawa dan agama Islam.

2. Mekanisme kerja dan kebijakan pemegang otoritas (lembaga

terkait) dalam menjalankan regulasi dan pembinaan IKBK bordir

di Kabupaten Kudus.

3. Proses hubungan sosialnya pada dasarnya searah dengan habitus dalam pemikiran Bourdieu sebagai dasar kekuatan social capital bagi perilaku pengusaha IKBK bordir dalam menjalankan

bisnisnya guna meningkatkan kinerja ekonomi.

Dengan menetapkan fokus penelitian ini, segala sesuatu

peristiwa di IKBK bordir, diperlukan pula fokus keterlibatannya

dengan lingkungannya, dengan masa lalunya dan bahkan masa

depannya usaha IKBK bordir, karena fenomena yang terjadi tidaklah

bermakna secara sendiri, sekurang-kurangnya menemukan makna

subyek pengusaha IKBK bordir dalam berinteraksi dengan subyek-

subyek pengusaha lainnya.

Informan Penelitian

Dengan kehadiran berbagai pelaku kelembagaan yaitu

komunitas IKBK bordir, dan otoritas pemerintah daerah yang

bersentuhan dengan pengusaha IKBK bordir sebagai pelaku ekonomi,

pelaku sosial dan pelaku budaya maka penelitian ini menempatkan

individu pengusaha IKBK bordir sebagai Unit Analisis sekaligus sebagai

sumber informasi.

Page 7: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

Prosedur Penelitian

117

Dalam penelitian kualitatif yang lebih mengarahkan penelitian

pada pengutamaan proses daripada produk, yang lebih mementingkan

informasi dari pada keterwakilan populasi, maka untuk teknik

penentuan informan menggunakan purposive dan snowball. Pengusaha

IKBK bordir yang dijadikan informan dalam penelitian ini diseleksi

dengan cara purposive (Creswell, 2007: 125) artinya informan yang

dipilih adalah informan sebagai pelaku yang mengetahui, memahami,

melakukan serta memiliki data penting yang dibutuhkan peneliti

untuk menjawab persoalan-persoalan penelitian dan peranannya yang

relevan dengan penelitian ini. Dengan menggunakan teknik ini, maka

akan diperoleh peluang sepenuhnya pemahaman teori yang

berkembang di lapangan yakni dengan sangat memperhatikan keadaan

dan situasi setempat khususnya nilai-nilai Gus-ji-gang.

Dalam memilih responden atau informan yang dianggap paling

tahu mengenai masalah penelitian dengan cara snowball (Creswell

2012; Sugiyono, 2011). Teknik snowball ini merupakan teknik

pengambilan informan yang awalnya sedikit, tetapi lama-kelamaan

bertambah banyak, tergantung pada sejauh mana informasi dan data

yang diperoleh dari sumber pertama, kedua, dan seterusnya dapat

diperoleh. Teknik ini, peneliti awalnya mengambil 2 orang sebagai

informan kunci (Ibu Hj. Sri Murni‟ah dan Bapak H. Moch Anshori)

terutama digunakan untuk menentukan pengusaha IKBK bordir

lainnya yang dianggap tahu banyak tentang kehidupan IKBK bordir

dan permasalahan yang dihadapi kaitannya dengan kebijakan

Pemerintah Kabupaten Kudus serta diminta untuk menunjukkan orang

lain untuk memberikan informasi, dan kemudian informan tersebut

diminta pula menunjukkan orang lain dan seterusnya, sampai pada

taraf ketuntasan dan jenuh, artinya informasi sudah dianggap cukup

terhadap informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan

penelitian.

Adapun sumber informasi yang dapat digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Page 8: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

“GUS-JI-GANG” DALAM PRAKTIK BISNIS: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

118

a. Sumber data primer, yang dikelompokkan dalam 4 kategori

yaitu: Pertama, kelompok akademisi, sumber informasi dari

kelompok akademisi, peneliti menentukan dua informan

(Dr.Abdul Jalil.M.Ei dan Nur Said.S.Ag,.M.Ag) staf pengajar

STAIN Kudus yang memiliki kapabilitas keilmuan yang tidak

diragukan serta pemahaman budaya, sosial maupun nilai-nilai

agama yang ada keterkaitanya dengan Gus-ji-gang. Kedua,

kelompok pengusaha bordir, dalam mendapatkan Informan

sekaligus sebagai subyek pelaku utama pengusaha Bordir di

antara pengusaha bordir di Desa Padurenan, Kecamatan

Gebog-Kabupaten Kudus ditentukan sebagai informan kunci,

kemudian keterwakilan sumber informasi yaitu Ibu H.Sri

Murni‟ah dan Bapak H.Moch Anshori, dipilih sebagai informan

kunci sekaligus pelaku utama yang menjadi objek studi, sebagai

seorang pengusaha komunitas IKBK bordir. Namun, bila dari

informasi yang diperoleh belum memberikan jawaban yang

diperoleh atau belum menunjukkan kejenuhan dan masih

diperlukan informasi lebih mendalam, maka informan kunci

tersebut diminta menunjukkan informan lain yang bisa

memberikan informasi lebih jelas dan menjawab pertanyaan

penelitian seperti individu lain yang menjadi rekan dan partner

usaha (termasuk anggota keluarga), pihak lain yang terkait

dengan jaringan bisnis keluarga yaitu pemasok faktor produksi

dan atau pemasaran hasil produksinya. Dalam upaya

memperdalam dan mempertajam informasi dalam konteks

penelitian ini, maka unit analisis selain aktor tunggal

(pengusaha bordir) juga akan melibatkan co-actors dalam

upaya memenuhi keabsahan data yaitu anggota keluarga (suami

atau isteri dan anak), sesama pengusaha bordir yang

dikenalnya. Ketiga, kelompok aparat daerah sebagai pemangku

kepentingan yang memegang otoritas wilayah maupun

pembina komunitas pengusaha bordir di Kecamatan Gebog

seperti Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah, Kecamatan Gebog dan Kelurahan Padurenan –

Kecamatan Gebog maupun pengurus Koperasi Padurenan Jaya.

Page 9: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

Prosedur Penelitian

119

Keempat, kelompok masyarakat yang diminta sebagai nara

sumber adalah tokoh masyarakat Desa Padurenan-Kecamatan

Gebog dan Pengelola Yayasan Masjid dan Makam Sunan Kudus

antara lain Bapak KH.Najib Hasan dan Denny Nur Hakim.

b. Sumber data sekunder dihimpun melalui berbagai sumber

antara lain; hasil penelitian, review literatur, data statistik,

dokumen lainnya yang relevan seperti informasi dari media

massa, dokumentasi internet, arsip, foto, transkrip wawancara,

dan sumber data sekunder lainnya yang relevan menangani

filosofi Gus-ji-gang dan kegiatan industri kecil bordir di

Kabupaten Kudus.

Bilamana terdapat informasi dan persepsi dari pihak lain

(pengusaha, konsumen, pemasok bahan baku dan pelanggan) atau

pihak-pihak lain yang bukan aktor bila dipandang relevan sebagai

sumber data untuk diungkap, maka dimungkinkan dapat dijadikan

bagian kajian pembahasan lebih lanjut, sepanjang terdapat keterkaitan

dengan interaksi kegiatan pengusaha IKBK bordir yang menjadi aktor

penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi stándar data

yang ditetapkan.

Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan explorasi

(penelusuran) melalui informan kunci dengan menggunakan

wawancara dengan teknik snow-balling dan porposive. Informan yang

dihubungi pertama kali, peneliti dengan diantar saudara yang pernah

bekerja di Pemerinteah Kabupaten Kudus kemudian diantar ke

Kecamatan Gebog untuk bertemu Camat Gebog Ibu Djati Sholekhah,

kemudian oleh Ibu Djati Sholekhah peneliti diajak berkunjung ke Desa

Page 10: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

“GUS-JI-GANG” DALAM PRAKTIK BISNIS: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

120

Padurenan dan dipertemukan dengan tokoh masyarakat yaitu Bapak

Arif Chuzaimahtum (Kepala Desa Padurenan dan Ketua KSU

Padurenan Jaya) dan Bapak H.Gufron, tokoh masyarakat Desa

Padurenan.

Kemudian berdasarkan pertemuan tersebut dan wawancara

secara mendalam, peneliti mendapat petunjuk untuk menemui sdr.Izan

An Imi. S.Ag, seorang pengurus KSU Padurenan Jaya, setelah

dipertemukan dan dilakukan wawancara dan diskusi yang mendalam,

peneliti ditunjukkan dan diperkenalkan dengan informan kunci

pengusaha bordir yang mengetahui dan memahami pertanyaan

penelitian yaitu Bapak H.Moch Anshori dan Ibu Hj.Sri Murni‟ah. Dari

2 informan kunci tersebut diminta untuk menunjuk orang lain untuk

memberikan informasi, dan kemudian informan tersebut diminta pula

menunjukkan orang lain dan seterusnya sampai peneliti mendapatkan

jawaban atas pertanyaan penelitian artinya sudah dianggap cukup

terhadap informasi yang diperlukan.

Selama peneliti mengumpulkan informasi, mengamati dan ikut

dalam kegiatan usaha bordir, peneliti diberikan kesempatan menginap

berhari-hari dan diberikan fasilitas tidur di lantai 2 kantor KSU

Padurenan Jasa, sedangkan di lantai 1 disamping untuk kantor

administrasi, toko yang menyediakan bahan-bahan kebutuhan bordir

dan konfeksi dan di belakang kantor ada bengkel bordir yang tersedia

mesin bordir komputer 12 kepala sebanyak 3 unit, yang setiap hari

menerima jasa bordir 24 jam bekerja.

Metode wawancara dilakukan secara mendalam dan cara

penelusuran informasi dengan pertanyaan yang sama ditanyakan

kepada informan yang telah ditetapkan lebih dari satu. Dalam

wawancara peneliti menggunakan alat bantu catatan dan tape recorder,

setelah wawancara selesai, data dikumpulkan, direduksi dan diolah

menjadi suatu tulisan dalam bentuk metrik sebagai transkrip yang

memasukkan semua catatan dan hasil rekaman yang kemudian

dilakukan analisis tanpa harus menunggu semua proses pengumpulan

data di lapangan selesai (Sugiyono, 2011). Setelah itu, ada beberapa

Page 11: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

Prosedur Penelitian

121

informasi yang belum jelas, tidak lengkap maka dilakukan wawancara

kembali dengan informan yang sama atau informan yang berbeda

untuk melakukan klarifikasi data atau informasi yang telah diberikan,

bahkan kadang-kadang mendapatkan informasi baru. Setiap

mendapatkan hasil wawancara dengan satu sumber informan

dipergunakan sebagai hipotesis sementara yang kemudian

dikonfirmasikan pada sumber kedua dan seterusnya sampai sumber

datanya jenuh dan terjadi generalisasi keseluruhan (Damin, 2002).

Metode observasi merupakan kegiatan memperhatikan secara

akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan

hubungan antara beberapa aspek dalam suatu fenomena, agar

mendapatkan pengamatan yang mendalam peneliti tinggal sementara

untuk beberapa minggu di kawasan penelitian. Observasi ini sangat

penting untuk dapat menggambarkan secara mendalam dan baik

perilaku dan pemikiran para pegusaha bordir, yang akhirnya

diiluminasi pula oleh teori-teori sosial yang ada ketika menyusun

sintesa. Dengan demikian, sintesa yang disusun merupakan hasil

kedekatan hubungan peneliti secara partisipatif dengan para pengusaha

bordir dan stake holder yang diteliti sehingga muncul teori baru yang

kontesktual. Setiap informasi yang diperoleh dirasakan sudah cukup,

peneliti kemudian pulang untuk menata informasi yang telah didapat

dan kembali lagi ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang

masih perlu diklarifikasi kembali. Observasi dihentikan pada saat

terjadi kejenuhan informasi, yaitu setelah tidak ada penambahan

informasi baru pada fenomena yang diamati. Sepulang dari lokasi

penelitian, terkadang para informan masih mengontak peneliti, atau

sebaliknya untuk memberikan berbagai informasi di lapangan bila

dirasa masih ada data yang tertinggal.

Dokumen dan berbagai referensi dicari di perpustakaan umum,

berbagai dokumen dan arsip pemerintah maupun Yayasan Masjid dan

Makam Sunan Kudus. Selain itu juga dokumen atau arsip yang

berhubungan dengan adat istiadat, sejarah berdirinya Kota kudus,

riwayat Sunan Kudus. Studi literatur dari berbagai buku dan jurnal-

Page 12: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

“GUS-JI-GANG” DALAM PRAKTIK BISNIS: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

122

jurnal ilmiah yang ada kaitannya dengan topik penelitian tetap pula

dilanjutkan selama penelitian berlangsung.

Validitas dan Reliabilitas Data

Validasi data (Miles dan Herman, 1999) dapat dilakukan bila

informan yang ditetapkan dalam kondisi sendiri dan di tempat yang

lain, ketika menjawab atau memberikan informasi yang sama kepada

peneliti. Keyakinan peneliti terhadap kebenaran jawaban dari

informan yang diwawancarai, juga merupakan bentuk validasi dan

reliabilitas data dalam pendekatan penelitian kualitatif yang bersumber

dari realita sosial yang diamati. Demikian juga untuk mendapatakan

data yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi dapat

digunakan triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan

data yang bersifat penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan

data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2007). Sedangkan,

Andi Prastowo (2011) meminjam istilah Cohen dan Manion (1994)

menyatakan bahwa triangulasi bisa dimaknai sebagai suatu teknik yang

menggunakan dua atau lebih metode pengumpulan data dalam

penelitian terhadap berbagai aspek perilaku manusia.

Tringulasi ini digunakan tidak hanya pada saat pengumpulan

data, tetapi juga pada waktu memeriksa hasil analisis kualitatif.

Penggunaan triangulasi ini bermanfaat untuk memecahkan persoalan

potensial mengenai validasi konstruk (Yin,1984). Untuk keperluan

itulah, jenis triangulasi yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini

adalah: (a) tringulasi data, yaitu dengan cara mengumpulkan data dari

waktu ke waktu dan dari orang atau sumber berbeda, baik di lokasi

penelitian Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, (b)

triangulasi peneliti, dengan cara meminta peneliti lain yang pernah

mengkaji tema serupa untuk memeriksa hasil analisis pengumpulan

data (c) triangulasi metode, dengan cara menggunakan metode

pengumpulan data yang berbeda dalam kaitannya dengan unit analisis

atau fokus penelitian yang sama.

Page 13: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

Prosedur Penelitian

123

Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan aturan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti disarankan oleh Maleong (2006). Secara umum, langkah-

langkah pengolahan data analisis data dalam penelitian kualitatif

menurut Pohan (2007) adalah sebagai berikut:

Proses Pengolahan Data

Setiap selesai kunjungan untuk mendapatkan informasi dalam

bentuk catatan, rekaman maupun gambar, kemudian langsung dibuat

transkrip wawancara, mentransfer dokumentasi suara dan gambar,

serta memformulasikan konsep-konsep yang muncul di lapangan,

kemudian segera disusun dalam berbagai model tampilan informasi

dalam bentuk matrik sehingga mempermudah peneliti untuk

memahami. Apabila ada jawaban informan yang tidak dipahami dan

diperlukan konfirmasi dan verifikasi terhadap beberapa yang tidak jelas

ketika dilakukan wawancara maka peneliti akan berkunjung kembali

untuk menanyakan kembali. Dari matrik yang telah dibuat kemudian

diedit. Konsekuensi pendekatan kualitatif dalam mengumpulkan data

pasti terkumpul sangat banyak dibandingkan dengan data yang benar-

benar digunakan untuk membuat laporan dan analisis. Oleh karena itu

analisis data dilakukan selama dan secara bersamaan dengan saat

mengumpulkan data selesai saat itu juga.

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kembali terhadap

jawaban-jawaban informan, hasil observasi, dokumen-dokumen,

memilih foto, dan catatan-catatan lainnya. Tujuannya adalah untuk

menghaluskan data dan selanjutnya adalah perbaikan kalimat dan kata,

memberi keterangan tambahan, membuang keterangan yang berulang-

ulang atau tidak penting, menerjemahkan ungkapan bahasa setempat

ke bahasa Indonesia.

Pada tahap ini menggolong-golongkan jawaban dan data

lainnya menurut kelompok variabelnya. Selanjutnya, diklasifikasikan

Page 14: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

“GUS-JI-GANG” DALAM PRAKTIK BISNIS: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

124

lagi menurut indikator tertentu seperti yang ditetapkan sebelumnya.

Pengelompokan ini sama dengan menumpuk-numpuk data sehingga

akan mendapatkan tempat dalam kerangka (outline) laporan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Analisis Data

Pada tahap ini, data yang sudah diberi kode kemudian diberi

penafsiran. Hasilnya adalah pemaparan gambar tentang situasi dan

gejala dalam bentuk pemaparan naratif. Dengan demikian, apa yang

ditemukan pada data adalah konsep-konsep, hukum, dan teori yang

dibangun dan dikembangkan dari data lapangan, bukan dari teori yang

sudah ada. Prosesnya dimulai dari bawah, yaitu dari lapangan atau dari

data yang tidak menyatu kemudian merumuskan konsep dari teori

umum (induksi).

Analisis data menurut Milles dan Huberman (1999) dilakukan

dengan reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi

data adalah memilih hal-hal pokok temuan, dan selanjutnya

dikembangkan sajian datanya secara naratif yang sesuai dengan fokus

penelitian. Sajian data, dalam hal ini proses pengumpulan data

dilajutkan, dan pembuatan data deskripsi, refleksi, reduksi data, dan

sajiannya, sehingga data yang dibutuhkan dirasakan cukup lengkap.

Reduksi data dan sajian data adalah dua komponen analisis yang

dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Dengan

menggunakan langkah ini, peneliti akan mampu menyusun analisis

yang logis yang sesuai dengan arahan pokok permasalahan penelitian.

Dalam penelitian ini permasalahan pokok adalah: “Bagaimana filosofi

Gus-ji-gang dapat dimanfaatkan sebagai keutamaan dagang masyarakat

Kabupaten Kudus yang di dalamnya terkandung akulturasi agama

dengan nilai-nilai moral budaya Jawa yang merupakan habitus sebagai

landasan social capital guna meningkatkan kinerja ekonomi komunitas

IKBK bordir”.

Sedangkan proses analisis yaitu proses menarik kesimpulan

verifikasi, dilaksanakan aktivitasnya pada saat pengumpulan data sudah

cukup bahkan sudah selesai. Kesimpulan adalah tahapan yang

Page 15: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

Prosedur Penelitian

125

dilakukan peneliti untuk mencari pola, model, hubungan dan/atau

persamaan dari hal-hal yang sering muncul di lapangan. Apabila

kesimpulan dirasakan masih kurang memadai, peneliti kembali ke

lapangan untuk melakukan klarifikasi kembali di lapangan guna

mengumpulkan data dengan sasaran yang sudah terfokus. Dengan

demikian, kegiatan menganalisis data penelitian merupakan proses

interaksi antara ketiga langkah analisis data tersebut, dan merupakan

siklus sampai kegiatan penelitian selesai.

CATATAN-CATATAN KAKI

1 Metode penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu obyek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dari fenomena yang diamati Andi Prastowo.”Metode Penelitian Kualitatif:dalam perspektif Rancangan Penelitian.” (Jogyakarta: Ar-Ruzza Media, 2012,hlm.24).

2 Kompleksitas merupakan kajian atau studi terhadap sistem kompleks, kata „kompleksitas‟ berasal dari kata latin compleexius yang artinya ”totalitas” atau “keseluruhan, sebuah ilmu yang mengkaji totalitas sistem dinamik secara keseluruhan, Selanjutnya dibaca Dimintrov,Vladimir, 2003. ”A New Kind of Social Science: Study of Selft-Organization in Human Dynamics”, Springer-Verlag, Berlin-Heidelberg. Sistem dikatakan kompleks jika sistem itu terdiri dari banyak komponen atau sub-unit yang saling berinteraksi dan mempunyai perilaku yang menarik, namun, pada saat yang bersamaan, tidak kelihatan terlalu jelas jika dilihat sebagai hasil interaksi antar sub-unit yang diketahui. Purwani,Rajesh, (2003). ”Complexity, publikasi on-line”, URL.http:/ /staff. scirncr. nus.edu.sg/-parwani. Diakses 10 Nopember 2014.

3 Individualisme ontologis merupakan landasan epistemologis teori sosiologi yang mendasarkan diri pada individu manusia sebagai manusia sebagai pusat yang ada, sifat-sifat dan objek sosial masyarakat hanyalah bentuk kombinasi dari partisipasi individual di dalamnya.

4 Individualisme metodelogis merupakan landasan epistemologis yang berpendapat bahwa setiap kejadian sosiologis dapat diterangkan secara individual dan setiap hukum-hukum sosial dapat diterangkan dalam terminologi individual.

5 Memahami dan memaknai sesuatu teori, sesuatu fenomena ekonomi, sesuatu masalah ekonomi menurut perpektif persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subyek pelaku ekonomi; bukan menurut perpektif peneliti. Berarti emik lebih memandang sesuatu fenomena dan makna ekonomi lebih aspiratif. Andi Prastowo, “Metode

Page 16: BAB TIGA PROSEDUR PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7062/3/D_902012109_BAB III.pdf · Tuhan sebagai etika hidup . sak titahe. dan. rejeki paringane

“GUS-JI-GANG” DALAM PRAKTIK BISNIS: Studi Kasus Komunitas Usaha Bordir Keluarga di Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus

126

Penelitian Kualitatif: dalam Perspektif Rancangan Penelitian”. (Jogyakarta:Ar-Ruzz Meia,2012.hlm.218-219).

6 G.Ritzer, ”Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda”.(Jakarta:PT RajaGrfindo Persada,2010),Cet.Ke-8