bab pendahuluan i - disnakbun.banjarkab.go.id · terhadap sumber permodalan, teknologi dan...
TRANSCRIPT
LkjIP Distanbunak 2016 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Banjar mempunyai letak dan kedudukan yang sangat
strategis selain dengat dengan pusat pemerintahan, juga merupakan jalur
trans Kalimantan serta sebagai penyangga kota Banjarmasin. Disamping
itu bila dilihat dari potensi sumberdaya alam Kabupaten Banjar merupakan
daerah pertanian yang potensial. Sebagian penduduknya tinggal di
pedesaan dengan mengandalkan pertanian sebagai mata pencahariannya.
Dengan keunggulan komparatif sebagai daerah agraris penghasil tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, maka pembangunan
pertanian perlu diletakkan sebagai prioritas dalam rangka memacu
pertumbuhan ekonomi karena konstribusinya dalam penyediaan bahan
pangan, penyumbang PDRB dan devisa, menopang ekonomi rumah tangga
petani, dan penyerapan tenaga kerja di pedesaan.
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar
diharapkan lebih proaktif, kreatif dan inovatif dalam melakukan
pembangunan pertanian sesuai potensinya untuk menjadikan keunggulan
komparatif menjadi keunggulan kompetitif melalui penerapan prinsif-prinsif
agribisnis.
Upaya pemenuhan bahan pangan pokok terutama beras merupakan
tantangan yang cukup berat mengingat pertumbuhan penduduk yang terus
meningkat setiap tahunnya. Tantangan berat lainnya antara lain perubahan
iklim global, terbatasnya infrastruktur, sarana prasarana, akses petani
terhadap sumber permodalan, teknologi dan informasi, masih lemahnya
kapasitas kelembagaan petani, serta koordinasi dan sinergitas antar
sektor/sub sektor yang terkait pembangunan pertanian masih belum
optimal.
BAB I
LkjIP Distanbunak 2016 2
Meskipun demikian, tersedia potensi dan peluang untuk mendorong
peningkatan produksi antara lain melalui penyebarluasan pemanfaatan
teknologi baru yang lebih unggul, optimalisasi pemanfaatan lahan melalui
peningkatan IP, menurunkan tingkat kehilangan hasil dan peningkatan
kualitas melalui penanganan panen dan pasca panen, mengendalikan
gangguan OPT dan menekan dampak DPI, penguatan kelembagaan dan
meningkatkan SDM pertanian.
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan sesuai dengan tupoksi
telah menetapkan visi, misi, sasaran strategis, tujuan serta arah kebijakan
dengan mempertimbangkan permasalahan serta potensi dan peluang yang
tersedia.
1.2. Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kemampuan pencapaian visi dan misi serta tujuan
dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar
sebagai salah satu Satuan Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Banjar dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini juga bertujuan
untuk mendata dan mengevaluasi hasil kerja dari Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar selama 1 tahun, guna
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program kerja tahun
berikutnya, sehingga Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan dapat
meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi kepada optimalisasi
hasil yang akan dicapai demi kesejahteraan masyarakat.
1.3. Organisasi
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 03 Tahun 2012 Tanggal 26 Januari
2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjar
Nomor 09 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
LkjIP Distanbunak 2016 3
Perangkat Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjar (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2012 Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjar Nomor 3).
Kedudukan Kedudukan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
adalah sebagai salah satu unsur pelaksana otonomi daerah Kabupaten Banjar
dibidang prasarana dan sarana pertanian, tanaman pangan dan hortikultura,
perkebunan serta peternakan dan kesehatan hewan yang bertanggung jawab
kepada Bupati Banjar melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar
mempunyai tugas pokok : melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pertanian yang
meliputi prasarana dan sarana pertanian, tanaman pangan dan hortikultura,
perkebunan serta peternakan dan kesehatan hewan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok diatas, Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang pertanian, sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan Bupati ;
b. pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan
pengelolaan prasarana dan sarana pertanian, perkebunan dan peternakan ;
c. pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang
tanaman pangan dan hortikultura;
d. pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang
perkebunan;
e. pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang
peternakan dan kesehatan hewan;
f. pemberian pelayanan umum di bidang pertanian, perkebunan dan
peternakan;
g. penyelenggaraan urusan kesekretariatan ;
h. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis ;
LkjIP Distanbunak 2016 4
i. pembinaan terhadap Kelompok Jabatan Fungsional
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 03 Tahun 2012
Tanggal 26 Januari 2012, susunan organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan terdiri dari :
a. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
b. Sekretariat , terdiri dari :
- Sub Bagian Program ;
- Sub Bagian Keuangan ;
- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Perkebunan dan Peternakan,
terdiri dari :
- Seksi Perluasan Areal, Pengolahan Lahan dan Air;
- Seksi Pembiayaan dan Sarana Produksi;
- Seksi Alat dan Mesin Pertanian.
d. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, terdiri dari :
- Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura ;
- Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura;
- Seksi Pasca Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura.
e. Bidang Perkebunan, terdiri dari :
- Seksi Produksi Perkebunan ;
- Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan ;
- Seksi Pasca Panen Perkebunan.
f. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, terdiri dari :
- Seksi Produksi Peternakan ;
- Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner ;
- Seksi Pasca Panen Peternakan.
g. Unit Pelaksana Teknis.
- UPT Balai Benih
- UPT Rumah Potong Hewan (RPH)
h. Kelompok Jabatan Fungsional .
LkjIP Distanbunak 2016 5
Selanjutnya tugas pokok dari masing-masing susunan organisasi diatas
diuraikan lagi dengan Peraturan Bupati Banjar Nomor 44 Tahun 2012, Tentang
Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Kabupaten Banjar (terlampir)
Bagan susunan organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
dapat dilihat sebagai berikut :
LkjIP Distanbunak 2016 6
1.4. Dasar Hukum
Dasar hukum Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
c. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinera Instansi Pemerintah;
e. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerj Instasi Pemerintah;
f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah;
g. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi RI Nomor 12 Tahun 2015 tentang pedoman Evaluasi Atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
LkjIP Distanbunak 2016 7
PERENCANAAN & PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Pembangunan pertanian di Kabupaten Banjar dalam lima
tahun ke depan berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banjar (2016-2021).
Mengacu pada RPJMD Kabupaten Banjar 2016 – 2021dan sesuai
dengan urusan dan kewenangannya Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan Kabupaten Banjar melaksanakan misi 3 yaitu “Meningkatkan
pengelolaan sumberdaya alam berbasis pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan komoditas unggulan daerah lainnya
dengan pendekatan bisnis dan industri berwawasan lingkungan
secara berkelanjutan”
Salah satu tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan
pendapatan petani melalui peningkatan produksi hasil pertanian,
perkebunan dan peternakan serta meningkat nilai tambah produk pertanian,
perkebunan dan peternakan.
Terkait dengan visi dan misi RPJMD Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan Kabupaten Banjar telah menetapkan tujuan sebagai berikut :
a. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan
peternakan
b. Peningkatan mutu, nilai tambah dan daya saing serta pemasaran produk
pertanian, perkebunan dan peternakan unggulan daerah.
c. Peningkatan akuntabilitas kinerja pelayanan dan sumberdaya
aparatur pertanian, perkebunan dan peternakan.
BAB II
LkjIP Distanbunak 2016 8
Untuk mencapai tujuan tersebut, Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan Kabupaten Banjar telah menetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan
hortikultura.
b. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
c. Meningkatkan populasi dan produksi peternakan
d. Menurunkan tingkat serangan OPT tanaman pangan, perkebunan dan
serangan penyakit ternak.
e. Peningkatan prasarana, sarana produksi, dan teknologi pra/pasca panen
pertanian, perkebunan dan peternakan
f. Meningkatkan mutu komoditas produk pertanian, perkebunan dan
peternakan unggulan daerah yang bernilai tambah dan berdaya saing
g. Meningkatkan kualitas kinerja pelayanan dan sumberdaya aparatur
pertanian, perkebunan dan peternakan.
Tabel 2.1. Keterkaitan antara Misi, Tujuan dan Sasaran sebagai berikut
Misi 3 RPJMD Tujuan Sasaran
Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan komoditas unggulan daerah lainnya dengan pendekatan bisnis dan industri berwawasan lingkungan secara berkelanjutan
Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman Pangan dan hortikultura
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas Perkebunan
3. Meningkatkan populasi dan produktivitas peternakan
4. Menurunkan tingkat serangan OPT Tanaman pangan, Perkebunan dan serangan penyakit ternak
Peningkatan mutu, nilai
tambah dan daya saing serta pemasaran produk pertanian, perkebunan dan peternakan unggulan daerah
Peningkatan prasarana, sarana
produksi, dan teknologi pra/pasca panen pertanian, perkebunan dan peternakan
Meningkatkan mutu komoditas produk pertanian, perkebunan dan peternakan unggulan daerah yang bernilai tambah dan berdaya saing
Peningkatan akuntabilitas kinerja pelayanan dan
Meningkatkan kualitas kinerja pelayanan dan sumberdaya
LkjIP Distanbunak 2016 9
sumberdaya aparatur pertanian, perkebunan dan peternakan
aparatur pertanian, perkebunan dan peternakan
Tabel 2.2. Indikator Tujuan dan Sasaran SKPD
Tujuan Indikator
Tujuan Sasaran strategis Indikator Sasaran
Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan
Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman Pangan dan hortikultura
- Produksi padi sawah 238.537 ton
- Produksi padi ladang 28.583 ton
- Produksi jagung 8.015 ton
- Produksi Kedelai 6.380 ton
- Produksi jeruk 7.652 pohon
- Produksi pisang 6.704 rumpun
- Produktivitas padi sawah 39,02 kw/ha
- Produktivitas padi ladang 28,16 kw/ha
- Produktivitas jagung 47,31 kw/ha
- Produktivitas kedelai 12,08 kw/ha
- Produktivitas jeruk 0,35 kw/pohon
- Produktivitas pisang 0,37 kw/rumpun
Meningkatkan produksi dan produktivitas Perkebunan
- Produksi karet 16.317.000 kg
- Produksi kopi 593.200 kg
- Produksi kelapa dalam 2.500.000 kg
- Produksi atsiri 40.000 kg
- Produktivitas karet 925 kg/ha
- Produktivitas kopi 741 kg/ha
- Produktivitas kelapa dalam 1.000 kg/ha
- Produktivitas atsiri 880 kg/ha
Meningkatkan populasi dan produksi ternak
- Populasi ternak sapi 16.800 ekor
- Populasi ternak kerbau 3.235 ekor
- Populasi ternak kambing domba 11.166 ekor
- Populasi ayam ras pedaging 15.504.800 ekor
- Populasi ayam ras petelur 398.790 ekor
- Populasi ayam buras 1.050.400 ekor
- Populasi itik 362.746 ekor
- Produksi daging sapi/kerbau 1.034 ton
- Produksi daging kambing domba 90 ton
- Produksi daging ayam pedaging 5.340.000 ton
- Produksi daging ayam petelur afkir 124.000 ton
LkjIP Distanbunak 2016 10
Tujuan Indikator
Tujuan Sasaran strategis Indikator Sasaran
- Produksi daging ayam buras 960 ton
- Produksi daging itik 346 ton
- Produksi telur ayam ras 4.174.770 kg
- Produksi telur ayam buras 858.554 kg
- Produksi telur itik 2.800.000 kg
- Produksi susu sapi 169.00 liter
- Produksi susu kambing 450 liter
Menurunkan tingkat serangan OPT Tanaman pangan, Perkebunan dan penyakit terna
- Persentase penurunan serangan OPT tanaman pangan 5 %
- Persentase penurunan serangan OPT tanaman pangan 5 %
- Angka Kematian ternak besar
- Angka kematian ternak kecil
Peningkatan mutu, nilai tambah dan daya saing serta pemasaran produk pertanian, perkebunan
dan peternakan unggulan daerah
Peningkatan prasarana, sarana produksi, dan teknologi pra/pasca panen pertanian, perkebunan dan peternakan
- Peningkatan infrastuktur lahan 7.000 km
- Penambahan sarana prasarana air 17 unit/tahun
- Penambahan Jumlah alsin pra panen pertanian 385 unit
- Penambahan Jumlah alsin pasca panen pertanian 503 unit
- Penambahan Jumlah sarana pengolahan hasil perkebunan per tahun Gudang asap/TPH 3 buah
- Jumlah kebutuhan pupuk bersubsidi (Urea, ZA, SP36, NPK, OrganiK) Ton
- Penambahan sarana prasarana RPH, RPU 8 unit
- Penambahan sarana prasarana peternakan (ULIB, Pos IB, Perbibitan, Poskeswan,) 2 buah
- Persentase penerapan teknologi pertanian
Meningkatkan mutu komoditas produk pertanian, perkebunan
dan peternakan unggulan daerah yang bernilai tambah dan berdaya saing
- Diversifikasi produk pengolahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura 5 jenis olahan
- Diversifikasi Hasil Olahan Perkebunan karet 3 jenis
- Peningkatan Persentase KKK Bokar 48%
- Jumlah kerjasama kemitraan dengan inti plasma 1.200 KK
- Jumlah usaha agribisnis peternakan 152 (kelompok)
- Jumlah usaha pengolahan hasil peternakan 10 (pelaku usaha)
LkjIP Distanbunak 2016 11
Tujuan Indikator
Tujuan Sasaran strategis Indikator Sasaran
Peningkatan akuntabilitas kinerja pelayanan dan sumberdaya aparatur pertanian, perkebunan dan peternakan
Meningkatkan kualitas kinerja pelayanan dan sumberdaya aparatur pertanian, perkebunan dan peternakan
- Persentase disiplin kerja 100%
- Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek teknis dan administrasi 7 (orang/thn)
- Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan 100%
- Peningkatan sarana prasarana aparatur dan perkantoran 80%
2.2. Strategi dan Arah kebijakan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang
selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta program prioritas dalam
RPJMD, maka Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan telah
menetapkan strategi :
1) Mengembangkan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian komoditas padi,
jagung, kedele, jeruk dan pisang
2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas lahan pertanian, perkebunan dan
peternakan.
3) Meningkatkan rasio kepemilikan lahan dan kemampuan petani dalam
mengolah lahan pertanian, perkebunan dan peternakan.
4) Penguatan permodalan dan pembiayaan
5) Mengembangkan teknologi produksi, teknologi pasca panen dan
pengolahan produk pertanian, perkebunan dan peternakan
6) Mengendalikan OPT, Gangguan Usaha Perkebunan (GUP)
7) Meningkatkan pembinaan dan penilaian usaha bagi perusahaan perkebunan
8) Peningkatan populasi ternak
9) Peningkatan produksi pakan ternak
10) Peningkatan penanganan kesehatan hewan
11) Pemanfaatkan daya dukung lahan yang potensial untuk pengembangan
peternakan
12) Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), pasca panen
13) Peningkatan sarana prasarana pengelolaan lahan dan air
14) Peningkatan sarana teknologi pra dan pasca panen
15) Peningkatan sarana produksi (saprotan/sapronak)
LkjIP Distanbunak 2016 12
16) Menumbuh kembangkan usaha-usaha industri pengolahan dan diversifikasi
produk olahan pertanian, perkebunan dan peternakan
17) Meningkatkan keamanan produk pangan asal ternak
18) Meningkatkan promosi dan jaringan pemasasaran
19) Dukungan Regulasi Pemerintah
20) Peningkatan sumberdaya pertanian, perkebunan dan peternakan
21) Peningkatan disiplin Aparatur
22) Peningkatan kualitas sumberdaya aparatur
23) Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran sesuai kebutuhan
Arah kebijakan yang dijalankan Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan sebagai berikut :
1) Pengembangan perbibitan dan perbenihan (varietas unggul dan bermutu/
VUB);
2) Penyediaan sarana produksi (pupuk, benih, obat-obatan) pertanian;
3) Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan dampak
perubahan iklim (DPI);
4) Pengunaan mekanisasi pertanian;
5) Penerapan pola tanam yang direkomendasikan;
6) Pengembangan teknologi produksi, panen, pasca panen dan
Penyediaan dan pengembangan alat mesin pertanian (Alsintan) pra
panen dan pasca panen
7) Pengembangan intercropping dan multicropping;
8) Penegakan Perda RTRW, tertibkan perijinan secara konsekwen dan
konsisten untuk mengendalikan alih fungsi lahan pertanian;
9) Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP);
10) Pembinaan kelompok penangkar;
11) Peningkatan peran dan fungsi Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar
(UPPB) dan Koperasi Perkebunan
12) Penyediaan sarana produksi (saprotan/sapronak) dan alsintan
13) Revitalisasi lahan perkebunan non produktif
14) Konservasi lahan marginal
LkjIP Distanbunak 2016 13
15) Perlindungan tanaman perkebunan (penanganan kebakaran lahan
dan kebun, bencana alam), Pengendalian pengendalian OPT
tanaman perkebunan dan Pengendalian gangguan/konflik usaha
perkebunan
16) Melaksanakan monitoring perkembangan usaha perkebunan serta
pembinaan, pengawasan, evaluasi usaha perkebunan
17) Pemberian Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Petani
kewenangan ≤ 20 ha
18) Rekomendasi teknis usaha perkebunan > 20 ha
19) Rancangan Perda dan atau Perbup tentang usaha pertanian,
perkebunan dan peternakan;
20) Pelatihan/bimbingan teknis pertanian, perkebunan dan peternakan;
21) Optimalisasi inseminasi buatan, sinkronisasi dan teknologi
reproduksi ternak lainnya;
22) Pendistribusian ternak pada lokasi potensial peternakan;
23) Meningkatkan ketersediaan bibit ternak dan sertifikasi bibit ternak;
24) Pengembangan fasilitas perbibitan dan sentra-sentra Peternakan
Rakyat (SPR);
25) Pengendalian pemotongan ternak betina produktif;
26) Pengembangan hijauan pakan ternak (HPT); Pengembangan pakan
alternatif dan pakan olahan;
27) Penanggulangan gangguan penyakit reproduksi ternak;
Pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan
menular, strategis dan zoonosis (PHMSZ);
28) Pembangunan dan pengembangan pusat kesehatan hewan dengan
pendekatan partisipatif petugas dan peternak.
29) Peningkatan sarana prasarana, pengawasan dan penanganan
penyakit hewan
30) Peningkatan kapasitas tampung lahan dan skala usaha peternakan
31) Pengembangan integrasi dengan sub sektor lainnya.
32) Diversifikasi usaha di lahan peternakan
33) Pengembangan dan penguatan RPH dan RPU
LkjIP Distanbunak 2016 14
34) Jaminan keamanan produk pangan asal hewan melalui Penerapan
produk ternak (PAH) yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)
35) Pembinaan, pengawasan dan penanganan gangguan lingkungan
usaha peternakan
36) Fasilitasi sarana prasarana panen dan pasca panen
37) Rekomendasi teknis usaha Peternakan
38) Rancangan Perda dan atau Perbup tentang usaha Peternakan
39) Pembangunan jalan pertanian
40) Perluasan areal tanam (cetak sawah, optimalisiasi, optimasi dan
rehabilitasi lahan)
41) Pembangunan dan perbaikan pengelolaan air (embung, tabat, irigasi
air permukaan, air dalam, air tanah, saluran tersier dan kuarter,
pipanisasi)
42) Penyediaan alat dan mesin pertanian, perkebunan dan peternakan
43) Penyediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil
44) Mendorong terbentuknya klaster-klaster industri pengolahan hasil
pertanian, perkebunan dan peternakan ramah lingkungan.
45) Memperluas akses permodalan
46) Fasilitasi hubungan kemitraan dalam bidang usaha pertanian,
perkebunan dan peternakan
47) Peningkatan pengawasan produk pangan asal ternak ditingkat
konsumen
48) Optimalisasi fungsi rumah pemotongan hewan (RPH Ruminansia
dan RPU)
49) Mengikutsertakan produk-produk olahan unggulan pada pameran dan
even-even promosi lainnya
50) Perda retribusi RPH/RPU/ternak
51) Pemberian Tanda Daftar Usaha Peternakan Rakyat
52) Penerapan Perda RTRW dan LP2B
53) Peraturan Bupati tentang pupuk bersubsidi
54) Penerapan Peraturan Kepegawaian
55) Pelatihan/Bimbingan teknis aparatur
56) Identifikasi kebutuhan barang dan jasa
LkjIP Distanbunak 2016 15
Tabel 2.3. Strategi dan Arah Kebijakan
Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Banjar yang Sejahtera dan Barokah
Misi 3 : : Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan komoditas unggulan daerah lainnya dengan pendekatan bisnis dan industri berwawasan lingkungan secara berkelanjutan.
Sasaran Strategi Kebijakan
Tercapainya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan
1. Peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan dan hortikultura
1. Mengembangkan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian komoditas padi, jagung, kedele, jeruk dan pisang
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas lahan pertanian
3. Meningkatkan rasio kepemilikan lahan dan kemampuan petani dalam mengolah lahan
4. Penguatan permodalan dan pembiayaan
1. Pengembangan perbibitan dan perbenihan (varietas unggul dan bermutu/VUB)
2. Penyediaan sarana produksi (pupuk, benih, obat-obatan) pertanian
3. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan dampak perubahan iklim (DPI)
4. Pengunaan mekanisasi pertanian
5. Penerapan pola tanam yang direkomendasikan
6. Penyediaan dan pengembangan alat mesin pertanian (Alsintan) pra panen dan pasca panen
7. Pengembangan intercropping dan multicropping
8. Penggunaan teknologi pasca panen untuk mengurangi kehilangan produksi
9. Penegakan Perda RTRW, tertibkan perijinan secara konsekwen dan konsisten untuk mengendalikan alih fungsi lahan pertanian
10. Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)
2. Meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman
1. Mengembangkan teknologi produksi, teknologi pasca panen dan pengolahan produk perkebunan.
1. Pembinaan kelompok penangkar.
2. Pengembangan teknologi produksi, panen dan pasca panen
LkjIP Distanbunak 2016 16
Sasaran Strategi Kebijakan
perkebunan
3. Peningkatan peran dan fungsi Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) dan Koperasi Perkebunan
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas lahan
1. Penyediaan sarana produksi dan alsintan
2. Revitalisasi lahan perkebunan non produktif
3. Konservasi lahan marginal
3. Mengendalikan Gangguan
Usaha Perkebunan (GUP)
1. Perlindungan tanaman perkebunan
(penanganan kebakaran lahan dan kebun,
bencana alam)
2. Pengendalian pengendalian OPT tanaman
perkebunan
3. Pengendalian gangguan/konflik usaha
perkebunan
4. Meningkatkan pembinaan dan penilaian usaha bagi perusahaan perkebunan
1. Melaksanakan monitoring perkembangan usaha perkebunan
2. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, evaluasi usaha perkebunan
5. Regulasi pemerintah
1. Pemberian Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Petani kewenangan ≤ 20 ha
2. Rekomendasi teknis usaha perkebunan > 20 ha
3. Rancangan Perda dan atau Perbup tentang usaha perkebunan
Peningkatan sumberdaya perkebunan
1. Pelatihan/bimbingan teknis perkebunan
Peningkatan produksi dan produktivitas ternak
1. Peningkatan populasi ternak
1. Optimalisasi inseminasi buatan, sinkronisasi dan teknologi reproduksi ternak lainnya
2. Pendistribusian ternak pada lokasi potensial peternakan
3. Meningkatkan ketersediaan bibit ternak dan sertifikasi bibit ternak
LkjIP Distanbunak 2016 17
Sasaran Strategi Kebijakan
4. Pengembangan fasilitas perbibitan dan sentra-sentra Peternakan Rakyat (SPR)
5. Pengendalian pemotongan ternak betina produktif
Peningkatan produksi pakan ternak
1. Pengembangan hijauan pakan ternak (HPT)
2. Pengembangan pakan alternatif dan pakan olahan
Peningkatan penanganan kesehatan hewan
1. Penanggulangan gangguan penyakit reproduksi ternak
2. Pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan menular, strategis dan zoonosis (PHMSZ)
3. Pembangunan dan pengembangan pusat kesehatan hewan dengan pendekatan partisipatif petugas dan peternak.
4. Peningkatan sarana prasarana, pengawasan dan penanganan penyakit hewan
Pemanfaatkan daya dukung lahan yang potensial untuk pengembangan peternakan
1. Peningkatan kapasitas tampung lahan dan skala usaha peternakan
2. Pengembangan integrasi dengan sub sektor lainnya.
3. Diversifikasi usaha di lahan peternakan
Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), pasca panen
1. Pengembangan dan penguatan RPH dan RPU
2. Jaminan keamanan produk pangan asal hewan melalui Penerapan produk ternak (PAH) yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)
3. Pembinaan, pengawasan dan penanganan gangguan lingkungan usaha peternakan
4. Fasilitasi sarana prasarana panen dan pasca panen
Dukungan Regulasi pemerintah
1. Perda retribusi RPH/RPU/ternak
2. Pemberian Tanda Daftar Usaha
LkjIP Distanbunak 2016 18
Sasaran Strategi Kebijakan
Peternakan Rakyat
3. Rekomendasi teknis usaha Peternakan
4. Rancangan Perda dan atau Perbup tentang usaha Peternakan
Peningkatan sumberdaya
2. Pelatihan/bimbingan teknis peternakan
.’ Peningkatan infrastruktur dan sarana teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan.’
Peningkatan sarana prasarana pengelolaan lahan dan air
1. Pembangunan jalan pertanian
2. Perluasan areal tanam (cetak sawah, optimalisiasi, optimasi dan rehabilitasi lahan)
3. Pembangunan dan perbaikan pengelolaan air (embung, tabat, irigasi air permukaan, air dalam, air tanah, saluran tersier dan kuarter, pipanisasi)
Peningkatan sarana teknologi pra dan pasca panen
Penyediaan alat dan mesin pertanian, perkebunan dan peternakan
Peningkatan sarana produksi
Penyediaan bibit, pupuk dan obat-obatan
Dukungan regulasi Pemerintah
1. Penerapan Perda RTRW dan LP2B
2. Peraturan Bupati tentang pupuk bersubsidi
Tercapainya Peningkatan mutu, nilai tambah dan daya saing produk pertanian, perkebunan dan peternakan serta pemasarannya
Meningkatkan mutu komoditas hasil pertanian, perkebunan dan peternakan yang berdaya saing dan bernilai tambah
1. Meningkatkan mutu dan kualitas hasil olahan pertanian, perkebunan dan peternakan
Penyediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil
2. Menumbuh kembangkan usaha-usaha industri pengolahan dan diversifikasi produk olahan pertanian, perkebunan dan peternakan
1. Mendorong terbentuknya klaster-klaster industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan peternakan ramah lingkungan.
2. Memperluas akses permodalan
3. Fasilitasi hubungan kemitraan dalam bidang usaha pertanian, perkebunan dan peternakan
1. Meningkatkan keamanan produk pangan asal ternak
1. Peningkatan pengawasan produk pangan asal ternak ditingkat konsumen
2. Optimalisasi fungsi rumah pemotongan hewan (RPH
LkjIP Distanbunak 2016 19
Sasaran Strategi Kebijakan
Ruminansia dan RPU)
3. Meningkatkan promosi dan jaringan pemasasaran
Mengikutsertakan produk-produk olahan unggulan pada pameran dan even-even promosi lainnya
Peningkatan akuntabilitas kinerja pelayanan dan sumberdaya aparatur pertanian, perkebunan dan peternaan
Peningkatan Kinerja dan sumberdaya aparatur
1. Peningkatan disiplin Aparatur
Penerapan Peraturan Kepegawaian
2. Peningkatan kualitas sumberdaya aparatur
Pelatihan/Bimbingan teknis aparatur
Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran
Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran sesuai kebutuhan
Identifikasi kebutuhan barang dan jasa
a. Program Prioritas
Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar diarahkan pencapaian
sasaran sebagai berikut :
1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan
pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap
sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan
perlindungan terhadap petani. Sasaran yang ingin dicapai yaitu :
(a) meningkatnya kapasitas dan posisi tawar petani;
(b) semakin kokohnya kelembagaan petani;
(c) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif;
(d) meningkatnya pendapatan petani.
Pelaksanaan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani diwujudkan
melalui Kegiatan :
a. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribinis
b. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
c. Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan
LkjIP Distanbunak 2016 20
2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan),
Program ini bertujuan memfasilitasi terjaminnya masyarakat untuk
memperoleh pangan setiap saat yang cukup menurut jumlah maupun
kualitasnya, dengan sasaran :
a)Tercapainya ketersediaan pangan daerah dan rumah tangga yang
cukup dan aman; b) Meningkatnya keragaman produksi dan
konsumsi pangan masyarakat; c) Meningkatnya kemampuan
masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan.
Pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan) diwujudkan melalui kegiatan :
a. Penyusunan data base potensi produksi pangan
b. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil Pertanian
c. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija
d. Pengembangan Diversifikasi Tanaman
e. Pengembangan pertanian pada lahan kering
f. Pengembangan perbenihan/perbibitan
g. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk
h. Pengelolaan Lahan dan Air
3) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan,
Program ini untuk memfasilitasi pemasaran hasil pertanian dengan
sasaran :
a) Memperkenalkan produk local unggulan yang dapat merangsang
berkembangnya komoditi; b) Meningkatnya hubungan antara
petani dengan pengusaha sehingga mempermudah akses
pemasaran komoditi.
Pelaksanaan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan diwujudkan melalui kegiatan :
a. Fasilitasi kerjasama regional/nasional/internasional penyediaaan hasil
produksi pertanian/perkebunan komplementer
b. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah
LkjIP Distanbunak 2016 21
c. Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian
4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan,
Program ini untuk memfasilitasi berkembangnya usaha pertanian
agar produktif dan efisien dengan sasaran :
a) Menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai
tambah dan daya saing yang tinggi di pasaran;
b) Meningkatnya kontribusi sector pertanian dalam perekonomian
daerah.
Pelaksanaan Program ini diwujudkan melalui kegiatan :
a. Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan
4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak,
a. Pemeliharaan kesehatan dan Pencegahan penyakit menular
b. Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik
5. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan,
a. Pembibitan dan Perawatan Ternak
b. Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat
c. Pengembangan Agribisnis Peternakan
6. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.
a. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar produksi hasil
peternakan
b. Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja
Penetapan kinerja merupakan kontrak kerja antara Kepala Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar dengan Bupati
Banjar untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung program pemerintah
daerah pada sektor pertanian. Adapun Penetapan Kinerja yang ditetapkan
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar adalah
sebagai berikut :
LkjIP Distanbunak 2016 22
Tabel 2.4. Penetapan Kinerja Tahun 2016.
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura
- Produksi padi sawah 238.537 Ton - Produksi padi ladang 28.583 Ton - Produksi jagung 8.015 Ton - Produksi kedelai 6.380 Ton - Produksi jeruk 7.652 Ton
- Produksi pisang 6.704 Ton
- Produktivitas padi sawah 39,02 Kw/ha - Produktivitas padi ladang 28,16 Kw/ha - Produktivitas jagung 47,31 Kw/ha - Produktivitas kedelai 12,08 Kw/ha - Produktivitas jeruk 0,35 Kw/phn - Produktivitas pisang 0,37 Kw/rmpn
2
Meningkatnya Produksi dan produktivitas Perkebunan
- Jumlah Produksi Tanaman Karet 16.472.000 Kg
- Jumlah Produksi Tanaman Kopi 73.000 Kg
- Jumlah Produksi Kelapa Dalam 3.000.000 Kg
- Jumlah Produksi Astri 1.000 Kg
3
Meningkatnya Produktivitas Perkebunan
- Produktivitas Karet Per Ha 972 Kg
- Produktivitas Kopi Per Ha 700 Kg
- Produktivitras Kelapa Dalam Per Ha
900 Kg
- Produktivitas Atsiri Per Ha 600 Kg
4
Meningkatnya Populasi Ternak
- Populasi Ternak Sapi 16.950 Ekor
- Populasi Ternak Kerbau 3.255 Ekor
- Populasi Ternak Kambing, Domba 11.125 Ekor
- Populasi Ternak Ayam Pedaging 15.504.000 Ekor
- Populasi Ternak Ayam Petelur 400.380 Ekor
- Populasi Ternak Ayam Buras 1.051.400 Ekor
- Populasi Ternak Itik 363.470 Ekor
5
Meningkatnya Produksi Ternak
- Produksi daging sapi/kerbau 1.050 Ton
- Produksi daging kambing 91 Ton
- Produksi ayam pedaging 5.441 Ton
- Produksi daging ayam petelur afkir
125 Ton
- Produksi daging ayam buras 969 Ton
- Produksi daging itik 348 Ton
- Produksi telur ayam ras 4.183.120 Kg
- Produksi telur ayam buras 860.271 Kg
- Produksi telur itik 2.850.000 Kg
- Produksi susu sapi 169.000 Liter
- Produksi susu kambing 500 Liter
6. Menurunkan Tingkat serangan OPT tanaman pangan,
- Persentase penurunan serangan OPT tanaman pangan 5 %
5 %
- Persentase penurunan serangan OPT 5 %
LkjIP Distanbunak 2016 23
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
perkebunan dan serangan penyakit Ternak
tanaman perkebunan 5 %
- Angka Kematian ternak besar 0,34 %
- Angka kematian ternak kecil 6,40 %
7. Peningkatan prasarana, sarana produksi, dan teknologi pra/pasca panen pertanian, perkebunan dan peternakan
- Peningkatan infrastuktur lahan 7.000 km
- Penambahan sarana prasarana air unit/tahun
17 unit
- Penambahan Jumlah alsin pra panen pertanian 385 unit
385 unit
- Penambahan Jumlah alsin pasca panen pertanian 503 unit
503 unit
- Penambahan Jumlah sarana
pengolahan hasil perkebunan per tahun (Gudang asap/TPH buah)
2 unit
- Jumlah kebutuhan pupuk bersubsidi (Urea, ZA, SP36, NPK, OrganiK) Ton
- Penambahan sarana prasarana RPH, RPU (unit)
8 Unit
- Penambahan sarana prasarana peternakan (ULIB, Pos IB, Perbibitan, Poskeswan,) buah
2 Unit
8. Meningkatkan mutu komoditas produk pertanian, perkebunan dan peternakan unggulan daerah yang bernilai tambah dan berdaya saing
- Diversifikasi produk pengolahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura 5 jenis olahan
5 Jenis
- Diversifikasi Hasil Olahan Perkebunan sebanyak 7 jenis olahan
7 Jenis
- Peningkatan Persentase Bokar bersih
40% 40 %
- Jumlah kerjasama kemitraan dengan inti plasma 1.200 KK
1.200 KK
- Jumlah usaha agribisnis peternakan 152 (kelompok)
152 Kel
- Jumlah usaha pengolahan hasil peternakan 10 (pelaku usaha)
10 Pu
9. Meningkatkan kualitas kinerja pelayanan dan sumberdaya aparatur pertanian, perkebunan dan peternakan
- Persentase disiplin kerja 100 %
- Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek teknis dan administrasi (orang/thn)
7 Org
- Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan
100 %
- Peningkatan sarana prasarana
aparatur dan perkantoran 80 %
LkjIP Distanbunak 2016 24
AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara menggunakan format
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Pengukuran dilakukan dengan memanfaatkan sumber data kinerja yang
diperoleh dari data internal instansi dan data eksternal yang berasal dari
luar instansi baik berupa data primer maupun sekunder.
Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan menggunakan
perbandingan capaian kinerja sasaran strategis, antara target yang
ditetapkan pada Rencana Kinerja Tahunan atau Penetapan Kinerja,
dibandingkan dengan hasil realisasi semua kegiatan setelah dilaksanakan
selama satu tahun berjalan. Kriteria ukuran keberhasilan Pencapaian
sasaran dinilai berdasarkan metode scooring. Selain itu pengukuran
pencapaian kinerja juga dilakukan dengan menggunakan perbandingan
capaian kinerja sasaran strategis, antara realisasi tahun berjalan dengan
realisasi tahun yang lalu.
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Dalam rangka mengetahui kinerja instansi Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar melakukan penilaian
kinerja 2016 melalui realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
yang telah ditetapkan. IKU tersebut telah tercantum didalam Perjanjian
Kinerja Tahun 2016 yang berisi target capaian kinerja beserta anggaran
yang diperlukan untuk pencapaiannya.
BAB III
LkjIP Distanbunak 2016 25
Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016
SASARAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN
KONDISI
AWAL
2016 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2016 thd 2021
(%) Target Realisiasi
% Realisa
Peningkatan
produksi dan
produktifitas
tangan
pangan dan
hortikultura
Produksi :
- Padi sawah (Ton) 235.504 238.537 248.960 104,37 293.256 84,90
- padi ladang (Ton) 25.755 28.583 34.939 122,24 36.657 95,31
- Jagung (Ton) 1.971 8.015 9.316 116,23 9.949 93,64
- Kedelai (Ton) 1.377 6.380 3.868 60,63 1.553 249,07
- Jeruk (pohon) 7.494 7.652 29.063 37,98 8.856 32,81
- Pisang (rumpun) 6.502 6.704 77.669 115,84 7.831 99,17
Produktivitas
- Padi sawah (kw/ha) 38,60 39,02 39,04 100,05 44,17 88,39
- Padi ladang (kw/ha) 26,67 28,16 33,50 118,96 37,51 89,31
- Jagung (kw/ha) 39,89 47,31 51,47 108,79 22,87 225,05
- Kedelai (kw/ha) 11,83 12,08 14,79 122,43 12,48 118,51
- Jeruk (kw/pohon) 0,34 0,35 0,163 46,57 0,39 41,79
- Pisang (kw/rumpun) 0,36 0,37 0,492 132,97 0,41 120,00
Peningkatan
produksi dan
produktifitas
tanaman
perkebunan
Produksi :
- karet (kg) 16.012.850 16.317.000 16.317.300 100,00 17.200.000 94,87
- Kopi (kg) 593.000 593.200 593.205 100,00 672.000 88,27
- kelapa dalam (kg) 2.497.640 2.500.000 2.500.650 100,03 4.250.000 58,84
- Atsiri (kg) 30.000 40.000 40.000 100,00 70.000 57,14
Produktifitas :
- Karet (kg/ha) 852,8 925 930 100,54 1.065 87,32 - Kopi (kg/ha) 861,1 741 743 100,27 768 96,74 - Kelapa dalam
(kg/ha)
970,5 1.000 985 98,50 1.200 82,08
- Atsiri (kg/ha) 858,2 880 800 90,91 1.000 80,00 Luas peremajaan
tanaman karet (ha)
200 250 100 40,00 525
19,05
Luas pengembangan
tanaman kelapa (ha). 100 200 40 20,00 260 15,38
Peningkatan
populasi dan
produksi
peternakan
Populasi :
- sapi (ekor) 16.700 16.800 16.950 100,89 18.120 93,54
- kerbau (ekor) 3.231 3.235 3.255 100,62 3.328 97,81
- kambing/domba 11.135 11.166 11.125 99,63 11.410 97,50
- Ay.pedaging (ekor 15.499.990 15.504.800 15.520.500 100,10 15.602.100 99,48
- Ay. petelur (ekor) 397.206 398.790 400.380 100,40 406.730 98,44
- Ayam buras (ekor) 1.049.350 1.050.400 1.051.500 100,10 1.055.640 99,61
- Itik (ekor) 362.022 362.746 363.470 100,20 366.366 99,21
Produksi daging :
- Sapi/kerbau(kg) 1.034.00 1.034.000 1.034.656 100,06 1.125.000 91,97
- Kambing/domba (kg) 89,494 90.000 89.494 99,44 99.000 90,40
- Ay. pedaging (ton) 5.340.000 5.340.000 5.340.00 100,00 5.336.000 100,07
- Ay.petelur afkir (ton) 123.478 124.000 123.478 99,58 128.000 96,47
- Ay.buras (kg) 960 960 960 100,00 993 96,68
- Itik (kg) 346.000 346.000 346.710 100,21 357.00
0
97,12
Produksi telur :
- Ayam Ras (kg) 4.170.800 4.174.770 4.170.600 99,90 4.208.269 99,10
- Ayam buras (kg) 856.841 858.554 856.816 99,80 865.442 99,00
- Itik (kg) 2.782.286 2.800.000 2.482.286 88,65 3.000.000 82,74
Produksi Susu :
LkjIP Distanbunak 2016 26
SASARAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN
KONDISI
AWAL
2016 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2016 thd 2021
(%) Target Realisiasi
% Realisa
- Susu Sapi (liter) 168.849 169.000 16.800 9,94 175.000 9,60 - Susu kambing (liter) 450 450 500 186,67 600 140,00
Menurunkan
tingkat
serangan OPT
tanaman
pangan,
perkebunan
dan serangan
penyakit
ternak
Persentase
penurunan serangan
OPT TPH
10 9 5 55,56 7 71,43
Persentase
penurunan serangan
OPT perkebunan
10 9 5 55,56 7 71,43
Persentase Angka
Kematian Ternak
Besar
0,34 0,34 0,33 97,06 0,33 100,00
Persentase Angka
Kematian Ternak
Kecil
7,00 6,50 1,70 26,15 5,00 34,00
Peningkatan
infrastruktur,
sarana
prasarana
produksi dan
penerapan
teknologi
pertanian,
perkebunan
dan
peternakan
Peningkatan
infrastruktur lahan
(JUT) m
6.000 7.000 0 0,00 12.000
0,00
Penambahan sarpras
air /thn (unit)
84 17 101 594,12
23
439,13
Penambahan Jumlah
alsin pra panen
pertanian (unit)
521 385 4.620 1.200,00 425 1087,06
Penambahan Jumlah
alsin pasca panen
pertanian (unit)
44 503 256 50,89 265 96,60
Penambahan Jumlah
sarana pengolahan
hasil perkebunan per
tahun (Gudang
asap/TPH buah)
12 3 0 0,00 2 0,00
Jumlah kebutuhan
pupuk bersubsidi
(Urea, ZA, SP36,
NPK, OrganiK) Ton
7.525 6.704 6.972 0,00
Pengembangan
benih/bibit unggul
(komoditas)
4 3 3 100,00 5 60,00
Peningkatan sarana
prasarana Balai Benih
3 3 3 100,00 3 100,00
Penambahan sarana
prasarana RPH, RPU
(unit)
2 8 1 12,50 1 100,00
Penambahan sarana
prasarana i
peternakan (ULIB,
Pos IB, Perbibitan,
Poskeswan,) buah
9 2 0 0,00 5 0,00
Peningkatan
kualitas
produk
pertanian,
perkebunan
Diversifikasi produk
pengolahan pertanian
tanaman pangan dan
hortikultura (Jenis)
5 5 5 100,00 5 100,00
Diversifikasi Hasil 3 3 3 100,00 7 42,86
LkjIP Distanbunak 2016 27
SASARAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN
KONDISI
AWAL
2016 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2016 thd 2021
(%) Target Realisiasi
% Realisa
dan
peternakan
yang bernilai
tambah dan
berdaya saing
Olahan Perkebunan
(Jenis)
Persentase KKK
Bokar
46 48 50 104,17 65 76,92
Jumlah kerjasama
kemitraan dengan inti
plasma (KK)
800 1.200 1.200 100,00 5.200 23,08
Jumlah perusahaan
perkebunan yang
menjalin kerjasama
(perusahaan)
4 4 2 50,00 4 50,00
Jumlah perusahaan
peternakan yang
menjalin kerjasama
(perusahaan)
11 12 11 91,67 14 78,57
Jumlah usaha
agribisnis peternakan
(kelompok)
149 152 180 118,42 170 105,88
Jumlah usaha
pengolahan hasil
peternakan (pelaku
usaha)
8 10 10 100,00 14 71,43
Peningkatan
Kinerja dan
sumberdaya
aparatur
Persentase disiplin
kerja
100 100 100 100,00 100 100,00
Jumlah Aparatur
yang mengikuti
pelatihan/Bimtek
teknis dan
administrasi
(orang/thn)
7 7 4 57,14 7 57,14
Peningkatan
Ketepatan waktu
penyusunan dan
penyampaian laporan
100 100 100 100,00 100 100,00
Peningkatan
sarana dan
prasarana
perkantoran
Persentase
ketersediaan sarana
dan prasarana
perkantoran (%)
80 100 80 88,89 100 80,00
3.2. Evaluasi Atas Capaian Kinerja Sasaran
3.2.1. Sasaran Peningkatan Produksi dan Produktifitas Tanaman
Pangan
LkjIP Distanbunak 2016 28
3.2.1.1 Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Berdasarkan angka sementara angka produksi padi sawah dan ladang
sampai Desember 2016 sebesar 283.899 ton. Apabila dibandingkan
dengan capaian tahun 2015 sebesar 261.259 ton, maka produksi padi
mengalami kenaikan sebesar 22.640 ton (6,67% ).
Untuk komoditas palawija, capaian produksi jagung sampai Desember
2016 sebesar 9.316 ton, dibandingkan dengan capaian 2015 sebesar target
8.015 ton, maka terjadi maka terjadi kenaikan sebesar 16,23 %.
Meningkatnya produksi jagung terkait dengan adanya Program nasional
Pajale.
Capaian produksi hortikultura khususnya jeruk mengalami penurunan
61,22%, namun untuk pisang mengalami kenaikan sebesar 19,49%.
Tabel 3.2. Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun
2016
KOMODITAS TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Padi sawah (Ton) 238.537 248.960 104,37 Sangat berhasil
Padi ladang (Ton) 28.583 34.939 122,24 Sangat berhasil
Jagung (Ton) 8.015 9.316 116,23 Sangat berhasil
Kedelai (Ton) 6.380 3.868 60,63 Sangat berhasil
Jeruk (pohon) 7.652 2.906 37,29 Tidak berhasil
Pisang (rumpun) 6.704 7.766 115,84 Sangat berhasil
RATA-RATA 92,77 Sangat berhasil
Bidang TPH *) Angka Sementara
Tabel 3.3. Perbandingan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura 2015-2016
KOMODITAS 2015 2016 PERTUMBUHAN (%)
KET
Padi sawah (Ton) 235.504 248.960 5,71 Naik
Padi ladang (Ton) 25.755 34.939 35,66 Naik
Jagung (Ton) 1.971 9.316 372,65 Naik
Kedelai (Ton) 1.377 3.868 180,90 Naik
Jeruk (pohon) 7.494 2.906 -61,22 Turun
Pisang (rumpun) 6.502 7.769 19,49 Naik
3.2.1.2. Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura
LkjIP Distanbunak 2016 29
Berdasarkan angka sementara produktivitas padi sawah sampai
Desember 2016 sebesar 39,04 kw/ha. Apabila dibandingkan dengan
capaian tahun 2015 sebesar 38,60 kw/ha, maka produtivitas mengalami
kenaikan sebesar 1.14 %.
Untuk komoditas palawija, capaian produktivitas jagung sampai
Desember 2016 sebesar 51,47 kw/ha, dibandingkan dengan capaian 2015
sebesar 39,89 kw/ha, maka terjadi kenaikan 29,03.
Capaian produktivitas hortikultura khususnya jeruk mengalami
penurunan sebesar 52,06 kw/rumpun, namun pisang mengalami kenaikan
yang signifikasi yaitu sebesar 36,67%
Tabel 3.4. Capaian Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura 2016
KOMODITAS TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Padi sawah (kw/ha) 39,02 39,04 100,05 Sangat berhasil
Padi ladang (kw/ha) 28,16 33,50 118,96 Sangat berhasil
Jagung (kw/ha) 47,31 51,47 108,79 Sangat berhasil
Kedelai (kw/ha) 12,08 14,79 122,43 Sangat berhasil
Jeruk (kw/ha) 0,35 0,163 46,57 Tidak berhasil
Pisang (kw/ha) 0,37 0,492 132,97 Sangat Berhasil
RATA-RATA 104,96 Sangat Berhasil
Sumber : Bidang TPH *) Angka Sementara
Tabel 3.5. Perbandingan Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura
2015-2016
KOMODITAS 2015 2016 PERTUMBUHAN
(%) KET.
Padi sawah (kw/ha) 38,60 39,04 1,14 Naik
Padi ladang (kw/ha) 26,67 33,50 25,61 Naik
Jagung (kw/ha) 39,89 51,47 29,03 Naik
Kedelai (kw/ha) 11,83 14,79 25,02 Naik
Jeruk (kw/ha) 0,34 0,163 -52,06 Turun
Pisang (kw/ha) 0,36 0,492 36,67 Naik
Sumber : Bidang TPH *) Angka Sementara
LkjIP Distanbunak 2016 30
Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk Pencapaian target
antara lain melalui kegiatan penyediaan infrastruktur dasar pertanian
(pembangunan irigasi air tanah, air permukaan, embung, tabat/dam parit,
pompa/sumur bor), intensifikasi padi, GP-PTT padi dan palawija, penyediaan
sarana dan prasarana produksi pertanian, penyediaan bibit, penyaluran
pupuk bersubsidi, fasilitasi akses pembiayaan/permodalan. Selain itu juga
dalam rangka peningkatan produk hasil pertanian telah dilakukan berbagai
upaya antara lain pengembangan agro industri di pedesaaan untuk semua
subsektor, peningkatan inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan,
peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian melalui optimalisasi
dan modernisasi sarana pengolahan dan memberdayakan SDM pengolahan
dan penguatan lembaga usaha pengolahan hasil di tingkat petani. Dari
upaya-upaya tersebut diharapkan produk olahan pertanian yang
diperdagangkan terutama yang diekspor dapat meningkat.
3.2.2. Capaian Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan
Kabupaten Banjar merupakan salah satu daerah potensial untuk
pengembangan komoditas perkebunan yang ada di Kalimantan Selatan.
Hal ini dapat dilihat dari luasnya areal perkebunan rakyat yang ada, yaitu
mencapai 23.859 Ha (68%) dan perkebunan besar yang dikelola BUMN
(PBN) 10.227,50 Ha (29%) maupun swasta (PBS) seluas 842,53 (2,4%),
terdiri dari berbagai komoditas perkebunan, yang meliputi tanaman karet,
kelapa sawit, kopi, kelapa dalam, cengkeh lada dan lainnya (14 komoditas
perkebunan).
Dimana Produksi dan produktivitas Perkebunan Karet Rakyat di
Kabupaten Banjar Dari Tanaman Menghasilkan (TM) seluas 15.299 Ha
tercatat menghasilkan 12.942.954 kg (846kg ) per Ha pertahun, Dibanding
Perkebunan Besar Negara Produktivitas rata-rata per Ha mencapai 1,3 Ton
KK/Ha/Thn, sedang perkebunan besar swasta mencapai 1,5 ton
KK/Ha/Thn (intensip), Kondisi pertanaman perkebunan rakyat beragam
(unggul okulasi + 70 %, lokal dan campuran + 30 %) dan tidak terpelihara
secara optimal. Perusahaan besar/swasta di Kabupaten Banjar (PTPN XIII
Danau Salak dan PT. Balimas) memiliki luasan 11.370 Ha. Dengan
Kelembagaan petani karet yang terdapat di Kabupaten Banjar Sekarang,
LkjIP Distanbunak 2016 31
Dengan melihat potret potensi dan peluang komoditas karet diatas
lalu Dari hasil kajian dan telaahan bersama antara institusi Daerah Provinsi
dan Bapenas telah melakukan kajian terhadap produk daerah untuk
dijadikan unggulan daerah yang mampu dijadikan sebagai pengembangan
ekonomi wilayah secara berkelanjutan di Kabupaten Banjar, sehingga
menetapkan komoditas karet sebagai produk unggulan rakyat.
Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah (PELD) ialah terjalinnya kerja
sama kolektif antara steakholder pemerintah, dunia usaha, serta sektor
non-pemerintah dan masyarakat untuk memanfaatkan secara optimal
sumber daya yang dimiliki dalam upaya menciptakan perekonomian lokal
yang kuat, meningkatkan nilai tambah, mandiri dan berkelanjutan
khususnya sektor perkebunan yaitu karet, dengan melakukan suatu
spesialisasi produk-produk unggulan karet, yaitu barang dan jasa yang
diproduksi secara lebih efisien.
Adapun permasalahan pada karet masih kental yang dihadapi
antara lain masih pada mutu olah dan kuatnya peranan pedagang
perantara serta belum adanya perbedaan harga antara kulaitas yang baik
dengan yang kurang baik. Sementara produk karet dalam bentuk sit asap
RSS mengalami penurunan kualitas karena belum adanya pasar khusus
dan produk ini tetap sebagai bahan campuran proses pembuatan SIR 20 di
pabrikan Crumb Rubber, juga Permasalahan di Perkebunan Rakyat antara
lain kualitas mutu kebun, bibit, pengelolaan kebun tidak optimal, intensitas
sadap yang cukup tinggi, tehnologi pengolahan yang sederhana, kualitas
mutu olah karet yang rendah (terkontaminasi dengan bahan lain),
panjangnya mata rantai pemasaran, tidak transfaransi harga yang berlaku
antara standart dengan yang tidak standart dan penentuan kadar karet
kering di pabrikan tidak signifikan untuk menetapkan harga, Standart
Nasional Indonesia (SNI) Bokar No. 06-2047 2002 serta bilamana dapat
ditingkatkan dan dioptimalkan akan mampu mengatasi tantangan
pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Banjar ke depan.
Hal ini tentunya diperlukan daya dukung seara terpadu oleh seluruh
stake holder, Pemerintah, kelembagaan dan pelaku usaha lainnya yang
terkait dengan jaringan agribisnis karet namun disadari permasalahan
pengembangan PELD karet di Kabupaten Banjar adalah belum terpadunya
program antara sub sistem produksi keterkaitannya dengan sub sistem
LkjIP Distanbunak 2016 32
hulu/ pengolahan, belum terbukanya jaringan usaha dan terbatasnya sub
sistem pendukung lainnya. Sedangkan faktor utama keadaan sekarang ini
yaitu rendahnya daya saing dalam perekonomian daerah khusus iklim
usaha, rendahnya kemampuan SDM dan kelembagaan serta belum
optimalnya kemitraan antara Pemerintah dengan dunia usaha dan
kerjasama antar daerah disamping itu belum optimalnya pendampingan
dan fasilitasi menuju kemandirian dan pengelolaan berkelanjutan. Kondisi
ini sudah menjadi hal yang klasik di Agribisnis karet rakyat dari mana
memulai gerakan BOKAR bersih ini. Sehingga tekad pembangunan di
kabupaten banjar menuju taraf hidaup dan kesejahteraan masyarakat
yang lebih baik dengan keterbatasan pendanaan yang tersedia menjadi
pemicu bagi pemerintah daerah agar bangkit dan mandiri yaitu salah
satunya dengan pelaksanaan program ekonomi local daerah (PELD)
dengan komoditas nya yaitu karet dengan bermodalkan sumber daya alam
sumber daya buatan dan sumber daya manusia, serta modal usaha yang
diharakan mampu memberikan nilai tambah dan daya saing masyarakat
sehingga tercipta perekonomian local masyarakat yang kuat dan
berkelanjutan khususnya pada sector perkebunan dengan melakukan
spesialisasi produk-produk unggulan karet khusus nya produk unggulan
Rubber Smoke Sheet atau Sit Asap atau Brown Creep,
Pengembangan PELD Karet di Kabupaten Banjar, wilayah
Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah sendiri ditujukan di 3 Kecamatan
yaitu Kecamatan Karang Intan, Kecamatan Mataraman dan Kecamatan
Simpang Empat, yang berada di Desa Mandikapau Timur,Desa Sungai
Alang, Desa Sungai Besar dan Desa Biih Kec.Karang Intan, Desa Simpang
Tiga Kec. Mataram dan Desa Batu Balian Kec. Simpang Empat. Maka untuk
meningkatkan produktifitas karet Pemerintah Kabupaten Banjar
bekerjasama dengan instansi terkait merencanakan bantuan fasilitas
(peralatan), Sekolah Lapang atau sosialisasi; dan Permodalan.
Berdasarkan data dari Bidang Perkebunan, target angka produksi
karet tahun 2016 tercapai 100% yaitu sebesar 16.317.300 kg. Apabila
dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 16.012.850 kg, maka
produksi karet mengalami peningkatan sebesar 304.450 kg (1,90% ).
LkjIP Distanbunak 2016 33
Peningkatan ini antara lain disebabkan oleh faktor iklim yang
mendukung, penanganan OPT yang baik dan penggunaan pupuk sesuai
rekomendasi.
Tabel 3.7. Capaian Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2016
KOMODITAS TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Kg
Karet 16.317.000 16.317.300 100 Sangat Berhasil
Kopi 593.200 593.205 100 Sangat Berhasil
Kelapa dalam 2.500.000 2.500.650 100 Sangat Berhasil
Atsiri 40.000 40.000 100 Sangat Berhasil
RATA-RATA 100 Sangat Berhasil
Sumber : Bidang Perkebunan
Tabel 3.8. Perbandingan Realisasi Capaian Produksi Perkebunan Tahun 2015-
2016
KOMODITAS 2015 2016 PERTUMBUHAN
(%) KET Kg
Karet 16.012.850 16.317.300 1,90 Naik
Kopi 593.000 593.205 0,03 Naik
Kelapa dalam 2.497.640 2.500.650 0,12 Naik
Atsiri 30.000 40.000 33,33 Naik
Sumber : Bidang Perkebunan
Tabel 3.9. Capaian Produktivitas Tanaman Perkebunan Tahun 2016
KOMODITAS TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Kg/ha
Karet 925 930 100,54 Sangat Berhasil
Kopi 741 743 100,27 Sangat Berhasil
Kelapa dalam 1.000 985 98,50 Sangat Berhasil
Atsiri 880 800 90,91 Sangat Berhasil
RATA-RATA 97,25 Sangat Berhasil
Sumber : Bidang Perkebunan
LkjIP Distanbunak 2016 34
Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Capaian Produktivitas Perkebunan 2015-
2016
KOMODITAS 2015 2016 PERTUMBUHAN
(%) KET Kg
Karet 852,8 930 9,05 Naik
Kopi 861,1 743 -13,72 Turun
Kelapa dalam 970,5 985 1,49 Naik
Atsiri 858,2 800 -6,78 Turun
Sumber : Bidang Perkebunan
Untuk komoditas perkebunan dalam rangka memperluas areal
tanaman karet baik untuk pengembangan maupun peremajaan diperlukan
bibit karet kualitas unggul sehingga mampu mencapai peningkatan produksi
yang tinggi.
Tabel 3.11. Capaian Perluasan Peremajaan dan Pengembangan Karet 2016
URAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Ha
Luas peremajaan tanaman karet
250 100 40,00 Tidak Berhasil
Luas pengembangan tanaman kelapa
200 40 20,00 Tidak Berhasil
RATA-RATA 30,00 Tidak Berhasil
Sumber : Bidang Perkebunan
Capaian perluasan areal peremajaan dan pengembangan karet tidak
memenuhi target. Hal ini terkait dengan adanya Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang Bantuan/Hibah kepada badan,
lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum,
menyebabkan kegiatan tidak bisa dilaksanakan, mengingat hampir semua
kelompok tani belum berbadan hukum. Hal ini tentunya berpengaruh pada
capaian target yang telah ditetapkan.
LkjIP Distanbunak 2016 35
3.2.3. Capaian Populasi dan Produksi Peternakan
Berdasarkan data dari Bidang Peternakan, sebagian besar indikator
capaian tidak memenuhi target yang ditetapkan. Populasi ternak sapi
sampai dengan Desember 2016 sebesar 16.700 ekor. Jika dibandingkan
dengan target 16.800 ekor, maka terjadi penurunan sebesar 0,60%.
Demikian juga dengan populasi kerbau, kambing/domba, ayam dan itik,
rata-rata mengalami penurunan meskipun tidak signifikan.
Penurunan populasi ternak disebabkan masih tingginya angka
pemotongan ternak, pemasukan ternak ke Kabupaten Banjar masih rendah
dan kelahiran ternak belum optimal. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlunya peanambahan jumlah induk produktif, meningkatkan
jumlah kelahiran melalui Inseminasi Buatan, Intensifikasi kawin alam,
memberikan insentif terhadap peternak sapi yang ternaknya mengalami
kebuntingan atau bisa melahirkan pedet baru.
Untuk Produksi daging dan telur relatif stabil dan tidak mengalami
perubahan yang berarti dibanding tahun sebelumnya.
Untuk produksi susu sapi mengalami penurunan yang signifikan, hal
ini dikarenakan kondisi sapi perah yang sudah tua dan sangat berkurangnya
induk yang laktasi serta tidak adanya penambahan populasi sapi perah.
Namun untuk produksi susu kambing mengalami kenaikan yang signifikan
yaitu sebesar 86,67%. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya
budidaya ternak kambing perah terutama di Kelompok Tani Lebah Madu di
Desa Pematang Danau.
Tabel 3.12. Capaian Populasi Ternak 2016
KOMODITAS TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Ekor
Sapi 16.800 16.700 99,40 Sangat berhasil
Kerbau 3.235 3.231 99,88 Sangat berhasil
Kambing/domba 11.166 11.124 99,62 Sangat berhasil
Ayam pedaging 15.504.800 15.504.800 100,00 Sangat berhasil
Ayam petelur 398.790 397.200 99,60 Sangat berhasil
Ayam buras 1.050.400 1.047.220 99,70 Sangat berhasil
LkjIP Distanbunak 2016 36
Itik 362.746 362.000 99,79 Sangat berhasil
RATA-RATA 99,71 Sangat berhasil
Tabel 3.13. Perbandingan Realisasi Capaian Populasi Ternak 2015-2016
KOMODITAS 2015 2016 PERTUMBUHAN
(%) KET Ekor
Sapi 16.700 16.700 0,00 Tetap
Kerbau 3.231 3.231 0,00 Tetap
Kambing/domba 11.135 11.124 0,00 Tetap
Ayam pedaging 15.499.990 15.504.800 -0,10 Turun
Ayam petelur 397.206 397.200 0,03 Naik
Ayam buras 1.049.350 1.047.220 -0,20 Turun
Itik 362.022 362.000 -0,01 Turun
Sumber : Bidang Peternakan
Tabel 3.14. Capaian Produksi Daging, Telur dan Susu Tahun 2016
KOMODITAS TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) Kriteria
Produksi daging: Kg
- Sapi/kerbau 1.034.000 1.034.656 100,06 Sangat berhasil
- Kambing/domba 90.000 89.494 99,44 Sangat berhasil
- Ayam pedaging 5.340.000 5.340.000 100,00 Sangat berhasil
- Ayam petelur afkir 124.000 123.478 99,58 Sangat berhasil
- Ayam buras 960 960 100,00 Sangat berhasil
- Itik 346.000 346.710 100,21 Sangat berhasil
RATA-RATA 99,88 Sangat berhasil
Produksi telur : Kg
- Ayam petelur 4.174.770 4.170.600 99,90 Sangat berhasil
- Ayam buras 858.554 856.816 99,80 Sangat berhasil
- Itik 2.800.000 2.482.286 88,65 Sangat berhasil
RATA-RATA 96,12 Sangat berhasil
Produksi susu : Liter
- Susu sapi 169.000 16.800 9,94 Sangat berhasil
- Susu kambing 450 840 186,67 Sangat berhasil
RATA-RATA 98,30 Sangat berhasil
Sumber : Bidang Peternakan
LkjIP Distanbunak 2016 37
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Capaian Produksi Daging, Telur dan Susu
KOMODITAS 2015 2016 PERTUMBUHAN
(%) K
Produksi daging: Kg
- Sapi/kerbau 1.034.000 1.034.656 0,06 Naik
- Kambing/domba 89.400 89.494 0,11 Tetap
- Ayam pedaging 5.340.000 5.340.000 0,00 Tetap
- Ayam petelur afkir 123.478 123.478 0,00 Tetap
- Ayam buras 960 960 0,00 Tetap
- Itik 346.000 346.710 0,21 Naik
Produksi telur : Kg
- Ayam petelur 4.170.800 4.170.600 0,00 Tetap
- Ayam buras 856.841 856.816 0,00 Tetap
- Itik 2.782.286 2.482.286 -10,78 Turun
Produksi susu : Liter
- Susu sapi 168.849 16.800 -90,05 Turun
- Susu kambing 450 840 86,67 Naik
Sumber : Bidang Peternakan
3.2.4. Sasaran Menurunkan Tingkat Serangan OPT Tanaman
Pangan, Perkebunan dan Serangan penyakit ternak.
Budidaya tanaman dihadapkan oleh adanya beberapa factor
pembatas/hambatan untuk mencapai produksi dan produktivitas secara
maksimal. Salah satu factor pembatas/hambatan tersebut adalah adanya
gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Dengan tingginya Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),
Gangguan Usaha Perkebunan (GUP) dan Penyakit Hewan Menular Strategik
Zoonosis (PHMSZ) sudah barang tentu akan menghambat pencapaian
produksi dan produktivitas komoditas pertanian, perkebunan dan
peternakan serta dapat menimbulkan kerugian bagi petani
LkjIP Distanbunak 2016 38
Tabel 3.16. Capaian Kinerja Menurunkan Tingkat Serangan OPT Tanaman
Pangan, Perkebunan dan Serangan penyakit ternak 2016
NO. INDIKATOR TARGET REALISA
SI CAPAIAN
(%) KRITERIA
1 Persentase penurunan serangan OPT Tanaman Pangan
9 % 5 % 55,56 Tidak Berhasil
2 Persentase penurunan serangan OPT Perkebunan
9 % 8 % 55,56 Tidak Berhasil
3 Persentase angka kematian ternak besar
0,34 % 0,33 % 97,06 Sangat Berhasil
4 Persentase angka kematian ternak kecil
7,00 % 1,32 % 26,15 Tidak Berhasil
RATA-RATA 58,58 Tidak Berhasil
Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran kinerja antara lain :
1) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Perkebunan, Produk Pertanian.
➢ Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura telah
melaksanakan 1) Bimbingan Teknis Pengendalian OPT Padi yang
dilaksanakan pada Bulan Oktober di Desa Tatah Jeruji Kec. Tatah
Makmur dengan jumlah peserta pertemuan berjumlah 50 orang
dengan tujuan dalam rangka meningkatkan pengetahuan petani
tentang pengendalian OPT Padi khususnya Hama Tikus yang
bersifat ramah lingkungan karena memanfaatkan bahan-bahan
organik atau alami, ekonomis karena rendah biaya serta secara
teknis mudah dilaksanakan, 2) Melaksanakan Bimtek pengendalian
OPT tanaman Pisang di Kelompok tani Suka Makmur Desa Kupang
Rejo Kec. Sungai Pinang; dan 3) Melaksanakan Bimtek
pengendalian OPT tanaman Jeruk di Kelompok tani Serasi Desa
Surian Kec. Mataraman.
LkjIP Distanbunak 2016 39
2) Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan telah dilaksanakan upaya
pegendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) perkebunan
melalui Sosialisasi Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
pada tanaman karet dalam rangka mendukung Produktivitas dan mutu
hasil produksi tanaman karet yang berlokasi di Kecamatan Mataraman;
3) Kegiatan Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular
Ternak melalui Seksi Kesehatan Hewan telah dilaksanakan :
▪ Pengadaan obat, vaksin, bahan kimia untuk ternak dalam rangka
menunjang pelayanan kegiatan kesehatan hewan.
▪ Pelayanan Keswan sebanyak 200 ekor di Desa Madurejo, Gunung
Baru, Baliangin, Bawahan Selan, Baru, Sungai Pinang, Rantau Bakula,
Mangkauk, Pasar Baru, Cabi, Penyiuran, Loktamu, Sungai Lurus,
Pakutik, Kertak Empat, Batang Banyu, Sungai Arfat dan Loktanah
pada Bulan Agustus, September, Oktober dan Nopember 2016.
▪ Melaksanakan pelayanan puskeswan di Desa Baru, Bawahan Selan,
Mangkauk dan Gununng Batu sebanyak 20 ekor pada Bulan Juni dan
September 2016 dan sebanyak 100 ekor di Desa Gunung Batu,
Batang Banyu, Sungai Arfat, Kertak Empat, Cabi, Penyiuran, Rantau
Bakula, Sungai Pinang, Baliangin, Baru, Sungai Lurus, Mangkauk,
Gunung Ulin, Bawahan Selan, Loktanah, Pasar Baru, Madurejo,
Loktamu dan Keraton pada bulan Nopember 2016.
▪ Melaksanakan vaksinasi Jembrana pada sapi untuk mencegah ternak
agar tidak terjangkit penyakit Jembrana. Kegiatan vaksinasi
Jembrana dilaksanakan di Desa Lok Tamu, Bawahan Selan,
Penyiuran, Sunga Pinang, Gunung Batu, Baru dan Batang Banyu
sebanyak 500 ekor dilaksanakan pada Bulan Agustus, September dan
Oktober 2016.
▪ Penanggulangan Gangrep. Dilaksanakan di Desa Rantau Bakula,
Baliangin, Mangkauk, Sungai Pinang, Penyiuran, Baru, Gunung Batu
dan Batang Banyu sebanyak 150 ekor, dilaksanakan pada Bulan
Agustus, September dan Oktober 2016.
LkjIP Distanbunak 2016 40
▪ Penanganan Gangrep. Dilaksanakan di Desa Rantau Bakula,
Baliangin, Mangkauk, Sungai Pinang, Penyiuran, Baru, Gunung Batu
dan Batang Banyu sebanyak 129 ekor, dilaksanakan pada Bulan
Agustus, September, Oktober dan Nopember 2016.
▪ Pengambilan sampel parasit (sebelum pengobatan) sebanyak 10
sampel dilaksanakan di Desa Sungai Lurus dan Mangkauk pada Bulan
Juni 2016.
▪ Pengobatan parasit internal sebanyak 40 ekor dilaksanakan di Desa
Sungai Lurus dan Mangkauk.
▪ Pengambilan sampel parasit (sesudah pengobatan) sebanyak 40
sampel dilaksanakan di Desa Sungai Lurus dan Mangkauk pada Bulan
Agustus 2016.
▪ Pengambilan sampel darah unggas sebanyak 50 sampel dilaksanakan
di Desa Mangkauk pada Bulan September 2016.
▪ Pengambilan sampel brucella sebanyak 10 sampel dilaksanakan di
Desa Sungai Lurus pada Bulan Juni 2016.
▪ Pengambilan serum anjing sebanyak 10 sampel dilaksanakan di Desa
Gunung Ulin pada Bulan September 2016.
▪ Pengambilan sampel Jembrana sebanyak 25 sampel dilaksanakan di
Desa Bawahan Selan pada Bulan September 2016.
4) Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik. Seksi
kesehatan Hewan telah melaksanakan upaya-upaya pengendalian dan
pemberantasan penyakit ternak antara lain :
• Melaksanakan vaksinasi Rabies sebanyak 200 ekor di Kelurahan
Keraton, Gunung Ulin, Baru, Keraton (booster), Mangkauk dan
Rantau Bakula pada Bulan Juni, Juli, September dan Nopember 2016.
▪ Melaksanakan kegiatan pemeriksaan/pemantauan Hewan Qurban
terhadap hewan-hewan qurban sebelum dan sesudah di potong guna
engetahui kondisi dan kesehatan hewan yang akan desembelih antara
lain sapi, kerbau dan kambing pada lokasi Kec. Martapura Kota,
Martapura Barat, Martapura Timur, karang Intan, Pengaron,
Sambung Makmur, Simpang Empat, Astambul, Mataraman, Kertak
Hanyar, Aranio, Sungai Pinang dan Gambut.
LkjIP Distanbunak 2016 41
Kendala yang dihadapi Seksi Kesehatan Hewan dalam upaya pencapaian
sasaran antara lain : keterbatasan tenaga ahli, lokasi kejadian kasus
berjauhan dan besaran pagu tidak diatur dalam peraturan Bupati.
3.2.5. Sasaran Peningkatan infrastruktur, sarana prasarana
produksi dan penerapan teknologi pertanian, perkebunan
dan peternakan
Prasarana dan sarana memiliki peranan yang penting sebagai
penggerak pembangunan pertanian. Komponen prasarana dan
sarana yang meliputi lahan, air/irigasi, bibit/benih, pupuk, pestisida,
alsintan, investasi dan pembiayaan merupakan elemen penting
dalam proses produksi dan sebagai pendukung utama kegiatan
usahatani dan usaha lanjutannya. Melalui anggaran pembangunan
yang ada, telah dilakukan berbagai inisiatif awal untuk peningkatan
kapasitas prasarana dan sarana yang aKondisi sarana dan prasarana
pertanian di Kabupaten Banjar dihadapkan pada berbagai perubahan dan
perkembangan lingkungan yang dinamis. Permasalahan dalam
pengembangan infrastruktur sarapa prasarana produksi yang ada saat ini
sangat berpengaruh terhadap capaian produksi pertanian, perkebunan dan
peternakan.
Peningkatan infrastruktur diarahkan pada
peningkatan/pengembangan jalan usaha tani dan penyediaan sarana
prasarana air berupa tabat, embung, pompanisasi/pipanisasi untuk
memenuhi kebutuhan air bagi petani.
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 298
Ayat 5 tentang Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga dan organisasi
kemasyarakatan yang berbadan hukum, menyebabkan kegiatan tidak bisa
dilaksanakan, mengingat hampir semua kelompok tani belum berbadan
hukum. Hal ini tentunya berpengaruh pada capaian target renstra yang
telah ditetapkan. Demikian juga dengan sarana produksi baik benih, obat-
obatan maupun pupuk juga terkendala dengan aturan tersebut.
LkjIP Distanbunak 2016 42
Penyediaan sarana prasarana pertanian, perkebunan dan peternakan
tahun 2016 diperoleh dari bantuan APBD Provinsi Kalimantan Selatan serta
dana dekons melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Selatan, berupa power thresher, hand traktor.
Permasalahan sa rana p roduks i saa t in i adalah ketersediaan
benih/bibit unggul bermutu, pakan, pupuk, pestisida, obat-obatan, alat
dan mesin pertanian hingga ke tingkat usahatani.
Benih merupakan sarana penting bagi usaha di bidang pertanian,
apabila benih/bibit yang tersedia tidak baik maka hasil yang didapat
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan penelitian dan
praktek di lapangan, penggunaan benih/bibit unggul diakui telah
menjadi satu faktor kunci keberhasilan peningkatan produksi. D i
dae rah Pu lau Jawa, Swasembada beras, jagung dan gula yang
telah dicapai, utamanya dikarenakan penggunaan benih/bibit unggul.
Kond is i saat in i , ben ih unggu l t idak beg i tu d iminat i
pe tan i . Pe tan i mas ih banyak menggunakan ben ih loka l
dengan po la tanam satu ka l i se tahun, ha l in i d ikarenakan
budaya dan po la konsums i masyarakat k i ta yang leb ih
menyuka i beras loka l . Masih rendahnya kesadaran petani untuk
penggunaan benih padi unggul menyebabkan capaian produksi dan
produktivitas pertanian masih rendah.
Di Bidang peternakan mengenai perbibitan ternak j uga
menga lam i be rbaga i pe rmasa lahan an ta ra l a in kuantitas dan
kualitas bibit ternak yang belum terpenuhi, pelaku usaha dibidang
perbibitan masih kurang serta masih adanya pemotongan ternak
betina roduktif.
LkjIP Distanbunak 2016 43
Tabel.3.17. Capaian Sasaran Peningkatan infrastruktur, sarana prasarana
produksi dan penerapan teknologi pertanian, perkebunan dan
peternakan
INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Peningkatan infrastruktur lahan (JUT) Km
7.000 0 0,00 Tidak Berhasil
Penambahan infrastruktur air /thn (unit)
17 101 594,12 Sangat Berhasil
Penambahan Jumlah alsin pra panen pertanian (unit)
385 4.620 1.200,00 Sangat Berhasil
Penambahan Jumlah alsin pasca panen pertanian (unit)
503 256 50,89 Tidak Berhasil
Penambahan Jumlah sarana pengolahan hasil perkebunan per tahun (Gudang asap/TPH buah)
3 0 0,00 Tidak Berhasil
Jumlah kebutuhan pupuk bersubsidi (Urea, ZA, SP36, NPK, OrganiK) Ton
6.704
Pengembangan benih/bibit unggul (komoditas)
3 3 100,00 Sangat Berhasil
Peningkatan sarana prasarana Balai Benih
3 3 100,00 Sangat Berhasil
Penambahan sarana prasarana RPH, RPU (unit)
8 1 12,50 Tidak Berhasil
Penambahan sarana prasarana peternakan (ULIB, Pos IB, Perbibitan, Poskeswan,) buah
2 0 0,00 Tidak Berhasil
RATA-RATA 228,61 Sangat Berhasil
- Indikator Sasaran peningkatan infrastruktur lahan yang bersumber dari
dana APBD Kabupaten Banjar dan Indikator sasaran penambahan
infrastruktur air air berupa tabat, embung, irigasi air tanah tidak
terealisasi karena Adanya UU No.23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5
tentang Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga dan organisasi
kemasyarakatan yang berbadan hukum. Sedangka Kelompok Tani yang
ada belum ada yang berbadan hukum yang secara otomatis bantuan
obat-obatan tidak dapat direalisasikan.
LkjIP Distanbunak 2016 44
- Indikator sasaran penambahan alsin pra panen bersumber dari dana
APBN Satker Pusat, APBD Satker Provinsi, APBD Provinsi kalimantan
Selatan dan dana aspirasi dengan jumlah total sebanyak 4.620 unit.
Tabel 3.18. Rincian Bantuan Alsin Pra Panen Tahun 2016
JENIS ALSINTAN JUMLAH (Unit) KET LOKASI PENERIMA
Hand Traktor type Rotary 109 APBN Satker Pusat, APBN Satker Prov,
APBD Prov dan dana aspirasi
Hand Traktor Type Bajak 250
Rice Transplenter 31
Traktor Roda 4 4
Hand sprayer 275
Pompa air 101
Seeding tray 3.850
4.620
Indikator sasaran penambahan alsin pasca panen bersumber dari
dana APBN Satker Pusat, APBD Satker Provinsi, APBD Provinsi kalimantan
Selatan dan dana aspirasi dengan jumlah total sebanyak... unit.
Tabel 3.19. Rincian Bantuan Alsin Pra Panen Tahun 2016
JENIS ALSINTAN JUMLAH
(Unit) Lokasi Penerima
KET LOKASI
PENERIMA
Combine Harvester (sedang) 6 S.tabuk 2, Mataraman 1, Beruntung Baru 1, Gambut 1, Cintapuri 1
APBN Satker Pusat, APBN Satker Prov,
APBD Prov dan dana aspirasi
Combine Harvester (Kecil) 22 Mtp Barat 3 unit, S.tabuk 1, K.Intan 4, Beruntung Baru 3, Tatah Makmur 2, Pengaron 2, Martapura Timur 1, Astambul 2, Sambung Makmur 1, Simp.Empat 1,
Combine Harvester (Besar) 1 Paramasan 1,
Corn Combine Harvester 1
Power Tresher 22 Aranio 1 unit, Beruntung Baru 2, Aluh-aluh 1
Power Tresher Multiguna 161
Aranio 10 unit, Martapura
Barat 15 unit, S.tabuk 27, S.Pinang 12, K.Intan 43, Mataraman 6, Beruntung Baru 5, Tatah Makmur 1, Pengaron 3, Aluh-aluh 8, Martapura Timur 9, Astambul 8, Sambung Makmur 9, Mtp.Kota 3, Paramasan 1, Cintapuri 1
Kendaraan Roda Tiga 3 Martapura Barat 2 unit, K.Intan 1.
LkjIP Distanbunak 2016 45
JENIS ALSINTAN JUMLAH (Unit)
Lokasi Penerima KET LOKASI PENERIMA
Corn Sheller 20 Aranio 5, S.Pinang 1, K.Intan 4, Mataraman 1, Astambul 3, Sambung Makmur 2, Paramasan 3, Cintapuri 1
Poddy Mower 20
Jumlah 256
3.2.5. Sasaran Peningkatan kualitas produk pertanian, perkebunan
dan peternakan yang bernilai tambah dan berdaya saing
Masalah utama yang muncul berkaitan dengan mutu produk
pertanian adalah bagaimana memproduksi produk pertanian yang
memenuhi tuntutan konsumen secara global sebagai berikut: (1.) Produk
pertanian harus benar – benar aman, bebas dari cemaran, racun, pestisida,
& mikroba berbahaya bagi kesehatan. (2.) Produk pertanian juga dituntut
mempunyai nilai gizi tinggi dan mengandung zat berkhasiat untuk
kesehatan. (3.) Produk pertanian juga harus mempunyai mutu tinggi, tidak
sekedar enak. (4.) Produk pertanian harus diproduksi dengan cara yang
tidak menurunkan mutu lingkungan. (5.) Produk pertanian juga harus
diproduksi dengan memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan petani
dan pekerja. (6.) Produk pertanian harus tersedia dalam waktu yang tepat.
(7.) Harga jual produk pertanian harus kompetitif.
Tabel 3.20 Capaian Kinerja Sasaran Peningkatan kualitas produk pertanian,
perkebunan dan peternakan yang bernilai tambah dan berdaya saing
INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Diversifikasi produk pengolahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura (Jenis)
5 5 100,00 Sangat berhasil
Diversifikasi Hasil Olahan Perkebunan (Jenis)
3 3 100,00 Sangat berhasil
Persentase KKK Bokar 48 50 104,17 Sangat Berhasil
Jumlah kerjasama kemitraan dengan inti plasma (KK)
1200 1200 100,00 Sangat berhasil
Jumlah perusahaan perkebunan yang menjalin
4 2 50,00 Tidak berhasil
LkjIP Distanbunak 2016 46
INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
kerjasama (perusahaan)
Jumlah perusahaan peternakan yang menjalin kerjasama (perusahaan)
12 11 91,67 Sangat berhasil
Jumlah usaha agribisnis peternakan (kelompok)
152 180 118,42 Sangat berhasil
Jumlah usaha pengolahan hasil peternakan (pelaku usaha)
10 10 100,00 Sangat berhasil
RATA-RATA 95,53 Sangat berhasil
3.2.6. Sasaran Peningkatan Kinerja dan sumberdaya aparatur
Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan tatanan
pengelolaan manajemen yang ditandai dengan penerapan prinsip-
prinsip tertentu, antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan
efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan partisipasi.
Penerapan tatakelola pemerintahan yang baik secara
konsisten dan berkelanjutan mempunyai peranan yang sangat
penting bagi tercapainya sasaran pembangunan sehingga dapat
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi secara efektif dan
efisien.
Indikator Penerapan tata kelola pemerintahan tercermin dari
peningkatan kinerja dan sumberdaya aparatur pemerintahan yang baik.
Tabel 3.21. Capaian Kinerja Sasaran Kinerja dan Sumberdaya Aparatur
INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Persentase disiplin kerja 100 100 100,00 Sangat Berhasil
Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek teknis dan administrasi (orang/thn)
7 4 100,00 Sangat Berhasil
Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan
100 100 90,00 Sangat Berhasil
RATA-RATA 96,67 Sangat berhasil
LkjIP Distanbunak 2016 47
3.2.7. Sasaran Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran
Tabel 3.22. Capaian Kinerja Sasaran Peningkatan Saaran dan Prasarana
Perkantoran Tahun 2016
INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) KRITERIA
Persentase ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran (%)
100 80 80,00 Sangat Berhasil
RATA-RATA
LkjIP Distanbunak 2016 48
3.3. Akuntabilitas Keuangan
3.3.1. Realisasi Pendapatan
Sumber-sumber PAD yang dikelola Dinas Pertanian, perkebunan dan
Peternakan Kabupaten Banjar terutama disumbangkan dari Pendapatan
hasil retribusi RPH Martapura. Capaian Pendapatan selama tahun 2016
disajikan pada tabel 3.14.
Tabel 3. 25. Realisasi Pendapatan
URAIAN TARGET (Rp.) REALISASI
%
PENDAPATAN :
Hasil Retribusi Daerah 105.000.000 71.424.000 68,02
- Rumah Potong Hewan 55.448.000
- Penjualan Produksi 15.976.000
Target PAD tahun 2016 tidak terpenuhi , hal ini disebabkan antara lain :
- Harga ternak cenderung tinggi, sehingga kemampuan jagal untuk
membeli sapi/kerbau menjadi terbatas bahkan banyak para jagal yang
tidak lagi memotong.
- Daya beli masyarakat menurun karena harga daging yang relatif tinggi,
untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat nampaknya memilih
alternatif lain seperti daging ayam, ikan, telor dan lain-lain.
- Jumlah jagal yang terdaftar hingga tahun 2014 sebanyak 21 orang,
namun pada tahun 2016 jumlah yang aktif hanya berjumlah 11 orang.
- Berdasarkan pengamatan petugas, para pedagang pentol yang biasanya
menggunakan daging sapi sebagai bahan utama, sekarang beralih
menggunakan daging ayam.
- Biaya retribusi UPTD RPH Kabupaten Banjar seyogyanya harus dinaikkan
untuk mencapai target PAD. Saat ini biaya retribusi hanya Rp.
16.000/ekor.
Untuk perbandingan: RPH Pelaihari : Rp. 30.000/ekor
RPH Banjarmasin : Rp. 35.000/ekor
LkjIP Distanbunak 2016 49
- Kondisi penurunan jumlah pemotongan di RPH terjadi jamak di berbagai
tempat, RPH Banjarmasin biasanya memotong 35-40 ekor saat ini
hanya memotong 14 ekor/hari. Demikian juga RPH Pelaihari, biasanya
memotong 7-8 ekor/hari saat ini hanya berkisar 3-4 ekor/hari.
3.3.2. Realisasi Belanja
Dana pembangunan pertanian yang dikelola Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar bersumber dari APBD, DAK
dan TP-APBN. Secara umum semua program dan kegiatan dapat
terlaksana dengan baik, hal ini terihat dari realisasi keuangan dan fisik telah
dicapai. Anggaran untuk Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Kabupaten Banjar yang bersumber dari dana APBD/PAD dan DAK pada
Tahun 2016 terjadi pemangkasan pagu yaitu dari anggaran semula sebesar
Rp. 11.307.413.650,- menjadi Rp. 7.916.463.650,-. Realisasi keuangan
sampai Desember 2016 sebesar Rp. 6.510.943.806,- (82,25%) Sedangkan
realisasi fisiknya mencapai 88,10 %.
Anggaran TP-APBN yang bersumber dari Ditjen Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian RI melalui dari Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas Dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada
Berkelanjutan mengalami beberapa kali revisi dan pemangkasan, yaitu dari
Pagu DIPA sebesar Rp. 12.419.093.000,- diblokir senilai Rp.
10.617.597.000,- sehingga total akhir dana yang dialokasikan di Kabupaten
Banjar hanya senilai Rp. 1.801.442.000,-. Dari anggaran sebesar.
1.801.442.000,-, terserap sebesar Rp. 1.742.664.387,- (96,74%).
Tabel 3.26 Anggaran dan Realisasi Berdasarkan Sumber Dana
NO URAIAN ANGGARAN
SETELAH PERUBAHAN (RP)
REALISASI (RP.) %
1. APBD 6.455.452.298 5.071.157.179 78,56
2. DAK + LUNCURAN DAK 1.461.011.352 1.439.786.627 98,55
Jumlah 7.916.463.650 6.510.943.806 82,25
1. TP-APBN 1.801.442.000 1.742.664.387 96,74
2. DEKONS 11.677.270.000 9.811.023.875 84,02
Jumlah 13.478.712.000 11.553.688.262 85,72
LkjIP Distanbunak 2016 50
3.3.2.1. Realisasi Belanja APBD Kabupaten Banjar
Anggaran Belanja untuk Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan Kabupaten Banjar yang bersumber dari dana APBD/PAD dan
DAK pada Tahun 2016 terjadi pemangkasan pagu yaitu dari anggaran
semula sebesar Rp. 11.307.413.650,- menjadi Rp. 7.916.463.650,-.
Realisasi keuangan sampai Desember 2016 sebesar Rp. 6.510.943.806,-
(82,25%) Sedangkan realisasi fisiknya mencapai 88,10 %.
Tabel 3.27 Realisasi Anggaran APBD 2016 Berdasarkan Jenis
Belanja
NO. URAIAN ANGGARAN
SETELAH PERUBAHAN (Rp.)
REALISASI (Rp.)
%
1. Belanja Pegawai 1.437.785.800 1.155.764.600 80,39
2. Belanja Barang dan Jasa
4.020.417.498 3.094.188.541 76,96
3. Belanja Modal 2,458.260.352 2.260.990.665 91,98
Jumlah 7.916.463.650 6.510.943.806 82,25
Secara rinci realisasi anggaran Tahun 2016 berdasarkan jenis
kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.28.
Tabel 3.28. Realisasi Anggaran 2016 Berdasarkan Program
PROGRAM ANGGARAN REALISASI KEUANGAN FISIK
(%) Rp. %
'Peningkatan Kesejahteraan Petani
418.887.900 254.577.230 60,77 72,23
Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
2.445.255.200 1.828.699.429 74,79 78,20
Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
130.450.500 91.724.904 55,49 63,86
Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebuna
171.182.600 142.710.446 83,37 95,00
LkjIP Distanbunak 2016 51
PROGRAM ANGGARAN REALISASI KEUANGAN FISIK
(%) Rp. %
Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Ternak
1.489.871.900 1.435.460.760 96,35 100.00
Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
820.323.800 707.472.880 86,24 95,21
'Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
392.693.487 310.613.546 79,10 89,70
'Pelayanan Administrasi Perkantoran
1.836.081.963 1.580.556.825 86,08 94,57
Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
138.700.000 134.325.000 96,85 100,00
Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
40.000.000 27.348.850 68,37 75,00
Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
33.016.300 16.786.750 50,84 100,00
Jumlah 7.916.463.650 6.510.943.806 82,25 88,10
Tabel 3.29. Anggaran dan Realisasi Berdasarkan Jenis Kegiatan
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
FISIK Rp. %
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
235.340.000 169.862.719 72,18
90,00
Penyediaan alat tulis kantor 28.914.050 19.008.800 65,84
75,00
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
172.264.965 91.724.904 53,25
65,00
Rapat-rapat koordinasi dan kosultasi ke luar daerah
631.458.648 591.081.602 93,61
100,00
Penyediaan pendukung administrasi/telnis perkantoran
768.104.300 708.851.800 92,29
100,00
Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis
49.400.000 37.200.000 75,30 100
Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
209.837.700 138.429.320 65,97 75
Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
159.650.200 78.947.960 49,45 62
Penyusunan Database Potensi Produksi Pangan
378.014.800 233.215.941 61,69 67,20
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian
154.094.800 112.693.920 73,13 88,12
LkjIP Distanbunak 2016 52
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
FISIK Rp. %
Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija
122.231.600 83.227.420 68.09 75,23
Pengembangan Diversifikasi Tanaman
80.187.500 68.354.000 85,24 93,00
Pengembangan Pertanian pada Lahan kering
50.717.700 45.605.960 89,92 100,00
Pengembangan Perbenihan/Perbibitan
645.320.200 537.322.320 83,26 90,00
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan, Produk Pertanian
253.369.600 212.571.760 83,90 93,00
Pengelolaan Lahan dan Air 761.319.000 535.708.108 70,37 76,40
Fasilitas Kerjasama Regional/Nasional/Internasional Penyediaan Hasil Produksi/Perkebunan Komplementer
37.175.000 20.702.000 55,69 62,00
Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah
35.304.600 5.000.000 14,16 25,00
Pengolahan Informasi Permintaan Pasar Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Masyarakat
57.970.900 46.690.090 80,54 91,00
Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak
236.237.200 204.930.000 86,75 95,00
Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik
72.433.400 64.927.860 89,64 100,00
Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular
Ternak (DAK Reguler)
879.931.300 867.238.000 98,56 100,00
Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak (Luncuran DAK)
267.000.000 264.904.545 99,22 100,00
Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak (Pendamping Luncuran DAK)
34.270.000 33.460.455 97,64 100,00
Pembibitan dan Perawatan Ternak 168.804.400 111.437.950 66,02 85
Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat
322.584.100 285.525.420 88,51 90
Pengembangan Agribisnis Peternakan
125.664.600 109.183.510 86.88 88
Pembibitan dan Perawatan Ternak (DAK)
203.270.700 201.326.000 99,04 100
Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar produksi
Peternakan
269.553.200 203.913.436 71,57 85
Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar produksi Peternakan (Luncuran DAK)
110.809.352 106.318.182 95,95 100
Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar produksi Peternakan (Pendamping Luncuran DAK)
12.330.935 11.381.818 92,30 100
LkjIP Distanbunak 2016 53
Jika dilihat dari efektivitas pemanfaatan keuangan daerah tidak
semua anggaran terserap (82,25%), namun secara fisik, capaian
pelaksanaan kegiatan mencapai 88,10%.
Rincian realisasi pelaksanaan program dan kegiatan sebagai berikut
:
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Realisasi kinerja keuangan Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 1.580.529.825 atau 86,1%
dari anggarannya sebesar Rp 1.836.081.963,-
Realisasi keuangan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tahun 2016 tersebut merupakan realisasi belanja pegawai, belanja
barang/jasa dan belanja modal diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
Tabel 3.30 Realisasi Keuangan Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
FISIK Rp. %
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
235.340.000 169.862.719 72,18 90,00
Penyediaan alat tulis kantor 28.914.050 19.008.800 65,84 75,00
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
172.264.965 91.724.904 53,25 65,00
Rapat-rapat koordinasi dan kosultasi ke luar daerah
631.458.648 591.081.602 93,61 100,00
Penyediaan pendukung administrasi/telnis perkantoran
768.104.300 708.851.800 92,29 100,00
1.836.081.963 1.580.529.825 86,08 94,57
- Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan
Kendaraan. Pagu dana untuk kegiatan ini sebesar Rp. 235.340.000,-
dengan serapan keuangan sebesar Rp. 169.862.719,- (72,18%) dan
fisik 90%. Output kegiatan adalah tersedianya Bahan bakar minyak/
Gas dan pelumas, service dan STNK. Outcome kegiatan Meningkatnya
kelancaran operasional kegiatan.
LkjIP Distanbunak 2016 54
- Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor. Pagu dana untuk kegiatan
ini sebesar Rp. 28.914.0050,- dengan serapan keuangan sebesar Rp.
19.008.800,- (65,84%) dan fisik 75%. Output kegiatan adalah
tersedianya dokumen lelang dan dokumen pengadaan barang dan jasa
dan tersedianya ATK. Outcome kegiatan Terlaksananya Administrasi
Perkantoran secara baik
- Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor. Pagu
dana untuk kegiatan ini sebesar Rp. 235.340.000,- dengan serapan
keuangan sebesar Rp. 169.862.719,- (72,18%) dan fisik 90%. Output
kegiatan adalah penyediaan listrik, air, telepon, internet, peralatan dan
bahan kebersihan, pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kantor,
pengadaan lemari besi dan filing kabinet, mesin absensi, laptop dan
printer untuk menunjang kegiatan administrasi perkantoran. Outcome
kegiatan Meningkatnya kelancaran perkantoran dan terlaksananya
kegiatan pelayanan perkantor dalam mendukung kegiatan perkantoran
- Kegiatan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.
Pagu dana untuk kegiatan ini sebesar Rp. 631.458.648,- dengan
serapan keuangan sebesar Rp. 591.081.602,- (93,61%) dan fisik
100%. Output kegiatan adalah perjalanan dinas aparatur ke luar
daerah dan kegiatan Mantri tani, pengolah data dan kesekretariatan ke
luar daerah sebanyak 110 op. Outcome kegiatan Terikuti nya rapat--
rapat koordinasi, teknis, apresiasi, regional, sosialisasi, peningkatan
SDM dan konsultasi ke luar daerah.
- Kegiatan Penyedia pendukung administrasi/teknis perkantoran.
Pagu dana untuk kegiatan ini sebesar Rp. 631.458.648,- dengan
serapan keuangan sebesar Rp. 591.081.602,- (93,61%) dan fisik
100%. Output kegiatan adalah tersedianya pendukung administrasi dan
teknis perkantoran sebanyak 132 OB. Outcome kegiatan meningkatnya
pelayanan adminsitrasi dan teknis perkantoran.
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Realisasi kinerja keuangan Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 134.325.000 atau
96,8% dari anggarannya sebesar Rp. 138.700.000
LkjIP Distanbunak 2016 55
Realisasi keuangan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Tahun 2016 tersebut merupakan realisasi belanja pemeliharaan yang
diwujudkan dalam satu kegiatan yaitu Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor
Output kegiatan adalah rehab ruang kepala dinas.
3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Realisasi kinerja keuangan Program Peningkatan Sumber Daya
Aparatur Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 27.348.850 atau 68,3% dari
anggarannya sebesar Rp. 40.000.000
Realisasi keuangan Peningkatan Sumber Daya Aparatur Tahun 2016
tersebut merupakan realisasi belanja barang/jasa yang diwujudkan dalam
satu kegiatan yaitu:
- Pendidikan dan Pelatihan Formal. Pagu dana untuk kegiatan ini
sebesar Rp. 40.000.000,- dengan serapan keuangan sebesar
Rp. 27.348.850,0 (68,3%) dan fisik 75%. Output kegiatan adalah
terikutinya Bimtek sebanyak 4 orang. Outcome kegiatan meningkatnya
kemampuan dan keterampilan teknis aparatur.
3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
capaian Kinerja dan Keuangan
Realisasi kinerja keuangan Program Peningkatan Pengembangan
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tahun 2016 adalah sebesar Rp.
16.786.750 atau 50,8% dari anggarannya sebesar Rp. 33.016.300,-.
merupakan realisasi belanja barang/jasa diwujudkan dalam satu kegiatan
sebagai berikut:
- Penyusunan pelaporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD. Pagu Alokasi dana untuk kegiatan ini sebesar Rp.
33.016.300,- dengans erapan keuangan sebesar Rp. 16.786.750,- (50,8
%). Output kegiatan adalah tersusunnya laporan akuntabilitas kinerja,
LKPJ, LPPD, RKT, Renstra, RKA dan DPA, laporan keuangan semester
LkjIP Distanbunak 2016 56
dan laporan keuangan tahunan CaLK). Outcome kegiatan tertibnya
pelaporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.
4). Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Realisasi kinerja keuangan Program Peningkatan Kesejahteraan
Petani Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 254.577.280 atau 60,8% dari
anggarannya sebesar Rp. 418.887.900
Realisasi keuangan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Tahun
2016 tersebut merupakan realisasi belanja pegawai, belanja barang/jasa
dan belanja modal yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
Tabel 3.31. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
FISIK RP. %
Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis
49.400.000 37.200.000 75,30 100
Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
209.837.700 138.429.320 65,97 75
Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
159.650.200 78.947.960 49,45 62
Jumlah 418.887.900 254.577.230 60,77 72,23
- Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk mendukung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
(PELD) berupa pelatihan bagi petani dan pelaku agribisnis perkebunan.
Output kegiatan berupa terlaksananya Bimbingan Teknis petgas dan
pelaku agribisnis perkebunan PELD dan Temu Usaha sebanyak 2 kali.
Outcome berupa meningkatnya sumberdaya petugas dan pelaku
agribisnis perkebunan karet sebanyak 60 orang. Pagu dana sebesar
Rp. 49.400.000,-, dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 37.199.950,-
(75,30 %) dan fisik sebesar 100%.
- Kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani. Kegiatan ini
merupakan dukungan kegiatan PUAP dan LM3. Alokasi dana sebesar
LkjIP Distanbunak 2016 57
Rp. 209.837.700,- dengan realisasi keuangan sebesar
Rp. 138.429.320,- (65,97%) dengan realisasi fisik 75%. Output
kegiatan berupa honorarium Penyelia Mantri Tani, penyusunan juknis
PUAP dan RDKK, Rakor dan evaluasi PUAP, monev kios penyaluran
pupuk, penyusunan database PUAP dan penyerapan pupuk. Outcome
berupa Meningkatnya kemampuan dan kemandirian kelembagaan petani
PUAP di Kabupaten Banjar.
- Kegiatan Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Dari pagu anggaran sebesar Rp. 159.650.200,- terserap
sebesar Rp. 78.947.960,- (49,45%) dengan realisasi fisik 62%.
Output kegiatan berupa terlaksananya lomba tanaman hias dan kontes
durian. Outcome kegiatan berkembangnya agribisnis tanaman hias dan
hortikultura.
5). Program Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan)
Program ini dilaksanakan melalui 8 kegiatan dengan total alokasi
dana sebesar Rp. 2.445.255.200,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
1.828.699.429,- (74,79 %) dan realisasi fisik 78,20%.
Realisasi keuangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan) Tahun 2016 tersebut merupakan realisasi belanja
pegawai, belanja barang/jasa dan belanja modal yang diwujudkan dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.32 Realisasi Anggaran program Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan)
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
FISIK Rp. %
Penyusunan Database Potensi Produksi Pangan
378.014.800 233.215.941 61,69 67,20
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian
154.094.800 112.693.920 73,13 88,12
Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija
122.231.600 83.227.420 68.09 75,23
Pengembangan Diversifikasi Tanaman
80.187.500 68.354.000 85,24 93,00
Pengembangan Pertanian pada Lahan kering
50.717.700 45.605.960 89,92 100,00
LkjIP Distanbunak 2016 58
Pengembangan Perbenihan/Perbibitan
645.320.200 537.322.320 83,26 90,00
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan, Produk Pertanian
253.369.600 212.571.760 83,90 93,00
Pengelolaan Lahan dan Air 761.319.000 535.708.108 70,37 76,40
2.445.255.200 1.828.699.429 74,79 78,20
- Kegiatan Penyusunan Database Potensi Produksi Pangan. Untuk
dapat merumuskan kebijakan yang tepat, perlu didukung oleh data
yang tepat/ akurat, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Output
kegiatan berupa tersusunnya angka sasaran dan realisasi tanam, panen,
produksi dan produktivitas dan statistik pertanian Kabupaten Banjar
(20 kecamatan). Outcome tersedianya buku angka sasaran dan
realisasi tanam, panen, produksi dan produktivitas dan statistik
pertanian. Pagu dana sebesar Rp. 378.014.800,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp. 233.215.941,- (61,69%) dan
realisasi fisik 67%.
- Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Pertanian. Pagu dana sebesar Rp. 154.094.800,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp. 112.693.920,- (73,13%) dan realisasi fisik 90%.
Output kegiatan Pembinaan penanganan pasca panen dan pengolahan
hasil pangan dan hortikultura serta Bimbingan teknis pembuatan gula
aren. Outcome berupa meningkatnya penanganan pasca panen gula
aren.
- Kegiatan Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija.
Kegiatan ini merupakan dukungan kegiatan GP-PTT Padi dan Palawija
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan
untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan (APBN).
Pagu dana sebesar Rp. 122.231.600,- dengan realisasi keuangan
sebesar Rp. 83.227.420- (68,09%) dan realisasi fisik 80%. Output
kegiatan berupa fasilitasi terlaksananya sosialisasi GP-PTT padi dan
palawija di BPP, panen raya, hari lapang tani (field day), pembinaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan. Outcome kegiatan meningkatnya
produksi padi dan palawija.
LkjIP Distanbunak 2016 59
- Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman. Kegiatan
Pengembangan diversifikasi pangan merupakan kegiatan untuk
mendukung pencapaian sasaran program nasional yaitu Program
Peningkatan Diversifikasi Pangan. Peningkatan diversifikasi pangan di
masyarakat akan berdampak pada pergeseran pola makan yang
menjadi lebih beragam dan mengurangi ketergantungan pada konsumsi
beras dengan dibarengi peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan
hewani, sayuran dan buah-buahan. Selain itu juga diharapkan terjadi
penurunan ketergantungan terhadap gandum dengan memanfaatkan
tepung lokal. Alokasi dana sebesar Rp. 80.187.500,- dengan serapan
sebesar Rp. 68.354.000,- (85,24 %) dan realisasi fisik 85,24%. Output
kegiatan berupa pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan Outcome
kegiatan meningkatnya diversifikasi pangan.
- Kegiatan Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering. Kegiatan
Pengembangan Pertanian pada lahan kering diarahkan pada
pengembangan tanaman perkebunan. Pagu dana sebesar Rp.
50.717.700,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 45.605.960-
(89,92%) dan realisasi fisik 100%. Output kegiatan pembinaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan perkebunan. Outcome
kegiatan meningkatnya produksi tanaman perkebunan.
- Kegiatan Pengembangan Perbenihan/perbibitan. Kegiatan
pengembangan perbenihan/perbibitan dilaksanakan oleh UPT Balai
Benih. Pagu dana sebesar Rp. 645.320.200,- dengan realisasi keuangan
sebesar Rp. 537.322.320,- (83,26%) dan realisasi fisik 80%. Output
kegiatan berupa terlaksananya kegiatan perbenihan/perbibitan jeruk
dan terlaksananya operasional Balai Benih. Outcome kegiatan berupa
tersedianya 15.000 MT bibit jeruk bersertifikasi dan buah-buahan lokal
2013 batang
- Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Perkebunan, Produk Pertanian. Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan, Produk Pertanian
diimplementasikan dalam bentuk kegiatan pengendalian OPT padi dan
obat-obatan serta OPT tanaman perkebunan. Pagu dana sebesar
LkjIP Distanbunak 2016 60
Rp. 253.369.600,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
212.571.760,- (83,90%) dan realisasi fisik 93%. Output kegiatan
berupa terlaksananya kegiatan pengendalian OPT pisang dan SLPHT
padi, OPT perkebunan berupa Pelatihan Pengendalian OPT perkebunan
bagi petani, tersedianya obat penyakit kering alur sadap karet dan obat
penyakit jamur akar putih, tersebarnya leaflet pengendalian OPT
perkebunan dan buku petunjuk teknis pegendalian OPT perkebunan
serta insentif petugas kebakaran dan Gangguan Usaha perkebunan
(GUP). Outcome kegiatan terkendalinya serangan OPT perkebunan >
5%.
- Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air. Pagu dana sebesar
Rp. 253.369.600,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
212.571.760,- (83,90%) dan realisasi fisik 93%. Output kegiatan
berupa terlaksananya pendampingan non fisik kegiatan dana alokasi
khusus berupa sosialisasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan
PLA serta perencanaan kegiatan PLA. Outcome kegiatan terpenuhinya
kebutuhan sapras PLA.
6). Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/
Perkebunan
Realisasi kinerja keuangan Program Peningkatan Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian/Perkebunan Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 72.392.091
atau 55,5% dari anggarannya sebesar Rp. 130.450.500
Realisasi keuangan Program Produksi Pertanian/Perkebunan Tahun
2016 tersebut merupakan realisasi belanja pegawai, belanja barang/jasa
dan belanja modal yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
Tabel 3.33. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian/ Perkebunan
KEGIATAN ANGGARAN
REALISASI KEUANGAN FISIK
Rp. %
Fasilitas Kerjasama
Regional/Nasional/Internasional
Penyediaan Hasil
Produksi/Perkebunan
Komplementer
37.175.000 20.702.000 55,69 62,00
LkjIP Distanbunak 2016 61
Promosi Atas Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan Unggulan
Daerah
35.304.600 5.000.000 14,16 25,00
Pengolahan Informasi Permintaan
Pasar Atas Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan Masyarakat
57.970.900 46.690.090 80,54 91,00
130.450.500 72.392.090 55,49 63,86
- Fasilitasi Kerjasama Regional/Nasional/Internasional
Penyediaan Hasil Produksi pertanian/Perkebunan
Komplementer. Pagu dana untuk kegiatan ini sebesar Rp.
37.175.000,- dengan serapan keuangan Rp. 20.702.000,- (55,69%)
dan fisik 62%. Output kegiatan berupa terlaksananya pembinaan
fasilitasi kemitraan agribisnis kelompok dan kerjasama pelaku
agribisnis, pertemuan Tim pembina Pengembangan Perkebunan.
Outcome kegiatan berupa terjalinnya kerjasama perusahaan
perkebunan dan poktan dan meningkatnya usaha perkebunan rakyat.
- Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan
Daerah. Pagu dana sebesar Rp. 35.304.600,-. Realiasasi
keuangan Rp. 5.000.000,- (14,16%) dan fisik 25% Rendahnya
serapan dana, karena kegiatan mengikuti jadwal kegiatan Pusat
berupa Pameran dan Expo produk unggulan di luar daerah.
- Pengolahan Informasi Permintaan Pasar Atas Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan Masyarakat. Pagu dana untuk kegiatan ini
sebesar Rp. 57.970.900,- terealisasi sebesar Rp. 46.690.090,- atau
55,49 %. Output kegiatan berupa terlaksananya monitoring dan
pendataan harga pasar produk pertanian/ perkebunan. Outcome
kegiatan berupa tersedianya informasi harga produksi pertanian yang
akurat
7). Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Realisasi kinerja keuangan Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 142.710.446 atau
83,4% dari anggarannya sebesar Rp. 171.182.600
LkjIP Distanbunak 2016 62
Realisasi keuangan Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan Tahun 2016 tersebut merupakan realisasi belanja
pegawai, belanja barang/jasa dan belanja modal yang diwujudkan dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan. Pagu
dana untuk kegiatan ini sebesar Rp. 171.182.600,- terealisasi sebesar
Rp. 142.710.446,- (83,37%) dan fisik 90%. Output kegiatan adalah
pengumpulan database alsintan, pembinaan dan verifikasi
poktan/Gapoktan/UPJA.
8). Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Pagu dana Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Ternak Tahun 2016 sebesar Rp. 1.489.872.100,-. Serapan anggaran
sebesar Rp. 1.435.460.860,- (96,5%) dan fisik mencapai 100%.
Realisasi keuangan Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Ternak Tahun 2016 tersebut merupakan realisasi belanja pegawai,
belanja barang/jasa dan belanja modal yang diwujudkan dalam kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.34. Realisasi Anggaran Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Ternak
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
FISIK Rp. %
Pemeliharaan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit Menular
Ternak
236.237.200 204.930.000 86,75 95,00
Pemusnahan Ternak yang
Terjangkit Penyakit Endemik 72.433.400 64.927.860 89,64 100,00
Pemeliharaan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit Menular
Ternak (DAK Reguler)
879.931.300 867.238.000 98,56 100,00
Pemeliharaan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit Menular
Ternak (Luncuran DAK)
267.000.000 264.904.545 99,22 100,00
Pemeliharaan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit Menular
Ternak (Pendamping Luncuran
DAK)
34.270.000 33.460.455 97,64 100,00
1.489.871.900 1.435.460.860 96,35 99,21
LkjIP Distanbunak 2016 63
- Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular
Ternak. Salah satu indikator keberhasilan kegiatan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak adalah
menurunnya angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan
(morbiditas) ternak serta meningkatnya status kesehatan ternak. Pagu
dana untuk kegiatan ini sebesar Rp. 236.237.200,-. Serapan keuangan
sebesar Rp. 204.930.000,- (86,75 %) dan fisik
95%. Output kegiatan adalah Pengobatan darurat, pengobatan
massal,vaksinasi SE, Jembrana dan Rabies sebanyak 900 ekor.
Outcome kegiatan berupa Terkendalinya penyakit SE, Jembrana, Rabies
dan Penyakit ternak lainnya.
- Pemusnahan Ternak yang terjangkit endemik. Pagu dana untuk
kegiatan ini sebesar Rp. 72.433.400,-. Serapan keuangan sebesar
Rp. 64.927.860,- (89,64%) dan fisik 95%. Output kegiatan adalah
terlaksananya eliminasi HPR sebanyak 50 ekor, Pemeriksaan
pemantauan hewan qurban 800 ekor, Pemeriksaan sampel uji residu
antibiotik dan cemaran mikroba 20 sampel, Pemeriksaan uji PCR 5
sampel. Strchnine dan desinfektan. Outcome kegiatan adalah
Terkendalinya penyakit hewan menular Startegik dan penyakit Zoonosis
(PHMSZ).
- Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular
Ternak (DAK Reguler). Pagu dana untuk kegiatan ini sebesar Rp.
879.931.300,-. Serapan keuangan sebesar Rp. 867.237.900,- (98,56
%) dan fisik 100%. Output kegiatan adalah Pembangunan tempat
parkir rest area ternak siap potong, Pembangunan pagar dan pintu
gerbang RPU, Pembangunan sumur, tower air/bak penampungan dan
instalasi, Pembangunan Instalasi Pengolahan Air LImbah RPU. Outcome
kegiatan Tersedianya sarana prasarana pemotongan ternak di RPU.
- Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular
Ternak (DAK Luncuran dan Pendamping. Pagu dana DAK untuk
kegiatan ini sebesar Rp. 267.000.000,-. Serapan keuangan sebesar Rp.
LkjIP Distanbunak 2016 64
264.904.545,- (99,22 %) dan Pagu pendampingan sebesar Rp.
34.270.000,- dengan serapan Rp. 33.460.455,-. Realisasi fisik tercapai
100%. Output kegiatan adalah Mesin Pencabut Bulu Tegak, Box
Keranjang ayam hidup, Burner bahan bakar solar, Perpanjangan
Conusyer RPU, Pembangunan Kandang istirahata/Penampungan.
Outcome kegiatan Tersedianya sarana prasarana pemotongan ternak di
RPU.
9). Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Realisasi kinerja keuangan Program Peningkatan Produksi Hasil
Peternakan Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 707.472.880 atau 86,2% dari
anggarannya sebesar Rp. 820.323.800
Realisasi keuangan Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Tahun
2016 tersebut merupakan realisasi belanja pegawai, belanja barang/jasa
dan belanja modal yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
Tabel 3.35. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Produksi Hasil
Peternakan
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
FISIK Rp. %
Pembibitan dan Perawatan Ternak
168.804.400 111.437.950 66,02 85
Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat
322.584.100 285.525.420 88,51 90
Pengembangan Agribisnis Peternakan
125.664.600 109.183.510 86.88 88
Pembibitan dan Perawatan Ternak (DAK)
203.270.700 201.326.000 99,04 100
820.323.800 707.472.880 79,10 89,70
- Pembibitan dan Perawatan Ternak. Alokasi dana untuk kegiatan ini
sebesar Rp. 168.804.400,- terealisasi sebesar Rp. 111.437.950,- atau
66,02 %. Output kegiatan adalah inseminasi buatan sebanyak 2.000
dosis dan Pengadaan pompa air, konstruksi jaringan air bersih untuk
kandang perbibitan. Outcome kegiatan berupa kelahiran anak hasil IB.
1.200 ekor
LkjIP Distanbunak 2016 65
- Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat. Pagu dana
untuk kegiatan ini sebesar Rp. 322.584.300,-. Serapan anggaran
Rp. 285.525.420,- (88,51%) terealisasi sebesar Rp. 125.896.000,-
atau 81,23 %. Output kegiatan adalah pembinaan, monitoring, evaluasi
ternak pemerintah, penyediaan sarana prasarana kandang perbibitan.
Outcome kegiatan berupa Meningkatnya populasi ternak.
- Pengembangan agribisnis peternakan. Pagu anggaran untuk
kegiatan ini sebesar Rp. 125.664.600,- terealisasi sebesar
Rp. 109.183.510,- atau 86,88 %. Output kegiatan adalah terlaksananya
pembinaan usaha agribisnis peternakan, bimbingan teknis pengolahan
hasil peternakan dan pengadaan alat pengolahan hasil peternakan.
Outcome kegiatan berupa berkembangnya usaha agribisnis dan nilai
tambah hasil peternakan di pedesaan.
10). Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Pagu Anggaran Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 392.693.487,-. Serapan
anggaran sebesar Rp. 707.472.880,- (86,24%). Realisasi fisik 89,70%.
Realisasi keuangan Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Tahun 2016 tersebut merupakan realisasi belanja pegawai, belanja
barang/jasa dan belanja modal yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
Tabel 3.36. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Pemasaran Hasil
Produksi Peternakan
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
FISIK Rp. %
▪ Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar produksi Peternakan
269.553.200 203.913.436 71,57 85
▪ Pemeliharaan Rutin/Berkala
Sarana dan Prasarana Pasar produksi Peternakan (Luncuran DAK)
110.809.352 106.318.182 95,95 100
▪ Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar produksi Peternakan (Pendamping Luncuran DAK)
12.330.935 11.381.818 92,30 100
392.693.487 310.613.546 79,10 89,70
LkjIP Distanbunak 2016 66
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar
produksi Peternakan. Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.
269.553.200,-. Serapan anggaran sebesar Rp. 192.913.546,- (71,57%)
dan fisik 85 %. Output kegiatan adalah operasional RPH Martapura.
Outcome kegiatan berupa Pemotongan ternak 3.650 ekor/tahun.
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar
produksi Peternakan(Luncuran DAK dan pendamping).
Pagu anggaran Luncuran DAK sebesar Rp.110.809.352,-. Serapan
anggaran sebesar Rp. 106.318.182,-. Pagu dana Pendamping Luncuran
DAK Rp. 12.330.935,- dengan serapan Rp. 11.381.818,-. Realiasi
keuangan sebesar 95,95% dan fisik 100%. Output kegiatan berupa
Pembangunan Pintu Gerbang RPH, Pintu Bangunan RPH dan pengadaan
Incenerator. Outcome kegiatan berupa Meningkatnya keamanan dan
kenyamanan RPH Martapura.
3.3.3. Realisasi Anggaran APBN/Dekons/Prov
Selain melaksanakan kegiatan yang bersumber dari APBD Kabupaten
Banjar, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar
juga menerima alokasi dana Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi.
Tabel 3.38 Anggaran Dana Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi
SUMBER DANA PAGU ANGGARAN REALISASI
KEUANGAN %
TP-APBN TPH 1.801.442.000 1.742.664.387 96,74
Dekons- Prastan
11.677.270.000 9.811.023.875 84,02
Jumlah 13.478.712.000 11.553.688.262 85,72
3.3.3.1. Tugas Pembantuan (TP-APBN) Tanaman Pangan dan
Hortikultura
1) Dasar Hukum : DIPA No. SP DIPA-018.03.4.159070/2016
2) Instansi pemberi Tugas Pembantuan : Ditjen Tanaman Pangan
kementerian Pertanian RI.
3) Program dan Kegiatan
LkjIP Distanbunak 2016 67
❖ Program Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu
Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada Berkelanjutan
Pada Ditjen Tanaman Pangan mengalami beberapa kali revisi
dan pemangkasan, yaitu dari Pagu DIPA sebesar Rp.
12.419.093.000,- diblokir senilai Rp. 10.617.597.000,-
sehingga total akhir dana yang dialokasikan di Kabupaten
Banjar hanya senilai Rp. 1.801.442.000,-. Dari anggaran
sebesar Rp. 1.801.442.000,-, terserap
sebesar Rp. 1.742.664.387,- (96,74%).
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pengelolaan Produksi
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Pengelolaan Produksi
Tanaman Serealia, Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih
Tanaman Pangan, serta Dukungan Manajemen Dan Teknis
Lainnya.
3.3.3.2. Dana Dekonsentrasi
1) Dasar Hukum : DIPA No. SP DIPA-018.03.4.159070/2016
2) Instansi pemberi Tugas Pembantuan : Ditjen Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian RI.
3) Program dan Kegiatan
a) Pengembangan sumber air mendukung tanaman pangan :
- Pengembangan irigasi perpipaan/irigasi perpompaan
b) Pengembangan embung pertanian mendukung tanaman
pangan :
- Pengembangan embung pertanian
c) Operasional pembinaan kegiatan perluasan areal:
- Pelaksanaan Kegiatan perluasan sawah
- Operasional Pembinaan kegiatan perluasan sawah
- Operasional Pembinaan kegiatan perluasan sawah dokumen
lingkungan
- Pengawasan kegiatan perluasan areal
- Bantuan saprodi mendukung kegiatan perluasan area
- Bantuan traktor roda dua
- Bantuan Pompa air
- Bantuan Rice Transplenter
4) Realisasi Program dan Kegiatan
LkjIP Distanbunak 2016 68
Pagu anggaran sebesar Rp. 11.677.270.000,-. Serapan dana
sebesar Rp. 9.811.023.875,- (84,02%).
3.3.3.3. APBD Provinsi Kalimantan Selatan
Dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman
karet rakyat di Kabupaten Banjar, Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan Kabupaten Banjar tahun 2016 menerima bantuan dari Provinsi
Kalimantan Selatan dalam hal ini Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan
Selatan melalui kegiatan Peningkatan Produktivitas Tanaman Karet Rakyat
berupa bantuan herbisida dan pupuk NPK kepada Kelompok Tani yang
diperuntukan pada tanaman karet yang sudah menghasilkan (TM) sebanyak
50 hektar dan tanaman karet baru tanam atau yang belum menghasilkan
(TBM) seluas 50 hektar.
Kelompok Tani penerima bantuan sebagai berikut :
1. Tanaman Karet Menghasilkan (TM), yaitu :
- Kelompok Tani Padang Bersatu Desa Sungai Alang
Kecamatan Karang Intan seluas 34,5 hektar.
- Kelompok Tani Sinar Surya Desa Sungai Alang Kecamatan
Karang Intan seluas 15,5 hektar
2. Tanaman Karet yang belum menghasilkan (TM), yaitu :
- Kelompok Tani Berkat Bersama Desa Lok Tunggul
Kecamatan Pengaron seluas 25 hektar.
- Kelompok Tani Bina Usaha Desa Lok Tunggul Kecamatan
Pengaron seluas 25 hektar.
Jenis bantuan yang diberikan berupa :
1. Tanaman Karet Menghasilkan (TM)
- Pupuk NPK sebanyak 250 kg/hektar.
- Herbisida sebanyak 5 liter/hektar.
3. Tanaman Karet yang belum menghasilkan (TM), yaitu :
- Herbisida sebanyak 4 liter/hektar
3.4. PERMASALAHAN DAN SOLUSI
LkjIP Distanbunak 2016 69
Secara umum pencapaian target keuangan dan kinerja APBD sudah
baik, namun demikian masih terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi
dalam pencapaian target kinerja keuangan pada Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar antara lain:
3.4.1. Permasalahan dan Solusi Program.
a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Permasalahan :
Kurangnya kecintaan masyarakat terhadap tanaman spesifik
(anggrek)
Kegiatan pelatihan dapat terlaksana namun sub kegiatan
berupa kunjungan dan magang ke industri/pabrikan tidak
dapat terlaksana karena pabrikan/industri tidak dapat
menerima kunjungan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Solusi :
- Diadakannya kegiatan lomba tanaman hias/anggrek, nantinya
dapat menambah kecintaan masyarakat terhadap tanaman
anggrek serta ikut melestarikannya
- Dilakukan pendampingan Petugas Lapangan secara intensif
dan terjadwal dan melakukan uji terap di lapangan.
b. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Permasalahan :
Menurunnya minat generasi muda untuk mengelola usaha tani
Pada saat musim kemarau masih terbatasnya persediaan/
sumber air
Banyaknya alih fungsi lahan pertanian
Organisasi P3A belum berjalan optimal
Dari hasil Musrembanng tiap-tiap Kecamatan, para Kepala
Desa/ Pembakal mengusulkan bantuan alat pasca panen
kurang berkoordinasi dengan petugas Kecamatan (Mantri
Tani, PPL dan BP3K)
Penanganan Pasca Panen Perkebunan berkaitan dengan
banyaknya kelompok yang belum tertangani sehingga perlu
LkjIP Distanbunak 2016 70
sosialisasi terhadap mutu hasil olah dan mata rantai
pemasaran
Solusi :
- Penyelenggaraan pelatihan/ kursus
- Pembangunan irigasi air tanah dan air permukaan
- Optimalisasi sleeping land/ lahan tidur dan cetak sawah baru
- Pembinaan yang intensif untuk menumbuh kembangkan
fungsi dan peran P3A (Pelatihan/ Kursus/ Pembekalan/
Study Banding)
- Hendaknya setiap usulan alat pasca panen di rembukkan
dengan para petugas Kecamatan tersebut agar usulan
menyebutkan calon penerima Kelompok Tani
- Pembinaan dan pendanaan perlu ditingkatkan serta
keterkaitan dengan penyuluh di lapangan perlu koordinasi
dengan instansi terkait (Disperindag)
c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
Permasalahan :
- Kegiatan pameran produk unggulan Kabupaten Banjar
terkendala dengan jadwal pameran produk unggulan secara
nasional.
- Fasilitasi kemitraan usaha perkebunan memerlukan
kesiapan kelembagaan (organisasi & management)
kelompok melalui koperasi, serta jenis usaha serta lahan
yang jelas
Solusi :
- Pelaksanaan event promosi produk unggulan Kabupaten
Banjar agar disesuaikan dengan musim/ pendanaannya.
- Pembinaan organisasi kelompok perlu ditingkatkan, serta
pengembangan usaha kelompok secara berkelanjutan
d. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Permasalahan
LkjIP Distanbunak 2016 71
- Belum optimalnya pemanfaatan peralatan (sarana pengolah
hasil)
Solusi:
- Pembinaan bimbingan penanganan Pengolahan Hasil serta
perlu pengujian dan analisis berkelanjutan
e. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Permasalahan
- Perlunya pengawasan terhadap paket bantuan saprodi agar
termanfaatkan dengan baik
Solusi
- Pembinaan para penyuluh agar dioptimalkan
f. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Permasalahan :
- Luas jangkauan wilayah cukup tinggi
- Terbatasnya tenaga medik dan paramedik
Solusi :
- Penambahan tenaga medik dan paramedik
- Peningkatan kualitas SDM
g. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Permasalahan :
- Jangkauan wilayah IB yang sangat jauh dan terpencar-
pencat
- Terbatasnya tenaga teknis di lapangan
Solusi :
- Menambah tenaga baru untuk wilayah yang belum
terjangkau
- Peningkatan usulan anggaran
h. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Permasalahan :
LkjIP Distanbunak 2016 72
- Harga hewan sapi/ kerbau naik, maka harga daging juga
ikut naik sekarang Rp. 120.000,-/ kg. Para jagal yang
biasanya memotong 2-3 ekor/ hari, sekarang hanya
memotong ± 1-2 ekor/ hari bahkan sebagian jagal tidak
memotong dan alih profesi
- Dengan naiknya harga tersebut daya beli masyarakat
berkurang
- Pengamatan pihak RPH di lapangan penjual pentol bakso
yang biasanya menggunakan daging sapi sekarang ada yang
beralih menggunakan daging ayam kombinasi daging sapi,
ayam dan ikan.
Solusi :
- Dilaksanakannya pelatihan teknis bagi petugas Kesmavet
tentang pengawasan produk peternakan yang Aman, Sehat,
Utuh dan Halal
- Melaksanakan fasilitasi peralatan Rumah Potong Hewan,
yang secara bertahap untuk meningkatkan sarana dan
prasarana RPH
- Melaksanakan fasilitasi kios daging
i. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Permasalahan:
- Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang berstatus PNS
sehingga pelayanan belum maksimal
Solusi :
- Saat ini kam sudah menempatkan tenaga kontrak sebanyak
2 orang
j. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Permasalahan :
- Terbatasnya ruang kerja dikarenakan adanya penggabungan
3 Dinas menjadi 1 Dinas
Solusi :
LkjIP Distanbunak 2016 73
- Menambah ruang kerja untuk terciptanya sarana kerja yang
nyaman di perlukan ruang kerja yang memadai
(Representatif).
k. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Permasalahan:
- Terbatasnya SDM yang mempunyai kompetensi yang
berlatar belakang teknis, contoh ; hampir 90% Mantri Tani
merangkap sebagai penyuluh
Solusi :
- Saat ini sudah merekrut THL Pusat, Penyuluh di tunjuk
sebagai Mantri Tani
l. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
capaian Kinerja dan Keuangan
Permasalahan:
- Kurangnya wawasan SDM Bagian Keuangan dalam
Penyusunan dan Pembuatan Laporan
- Alokasi dana kegiatan Bimbingan teknis dan ruangan kantor
yang kurang memadai
Solusi :
- Perlunya dilakukan Bimtek Keuangan
- Penambahan dana kegiatan dan penambahan ruangan
kantor khususnya dalam penyimpanan Arsip keuangan.
3.4.2. Hambatan dan Kendala Per Seksi
LkjIP Distanbunak 2016 74
a. Bidang Pertanian TPH:
1). Seksi Pasca Panen TPH
Pada kegiatan pengadaan Power Thresher terdapat kendala
saat mengusulkan dalam Musrenbang Tingkat Desa, tidak
mencantumkan Kelompok Taninya. Hendaknya setiap
usulan harus berkoordinasi dengan Petugas Teknis
Lapangan (PPL, Mantri Tani atau Kepala BPP setempat).
Pada kegiatan kontes tanaman hias dan durian terdapat
kendala kurangnya minat peserta dalam kegiatan tersebut
disebabkan musim.
2) Seksi Produksi TPH
Dalam pelaksanaan monitoring kelapangan terkendala oleh
terbatasnya alat transportasi berupa Mobil untuk
operasional semua kegiatan yang sudah dijadwalkan sesuai
dengan DPA yang ada.
b. Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan.
1) Seksi Pengelolaan Lahan dan Air (PLA)
Kurangnya tenaga/staf PLA
Kurangnya sarana transportasi baik roda 2 atau roda 4
Kelengkapan untuk menunjang pekerjaan sangat kurang
seperti GPS, meteran roda dan alat ukur lainnya.
SDM Kelompok Tani/Gapoktan masih rendah.
Legalitas Kelompok Tani/Gapoktan masih perlu dibenahi
2) Seksi Peralatan dan Mesin Pertanian (Alsintan)
Perubahan sistem pengadaan di Seksi Alat dan Mesin
Pertanian (Alsintan) yaitu melewati e-catalog/e-purchasing.
Penganggaran pengadaan yang berada di Triwulan III
sehingga terlalu mepet waktunya untuk kegiatan pengadaan
.
LkjIP Distanbunak 2016 75
Dari pihak luar yang menjadi kendala adalah distributor lebih
mengutamakan pengadaan dari Kementrian Pusat.
c. Bidang Perkebunan
1) Seksi Pasca Panen Perkebunan
Terbatasnya tenaga penilai perusahaan yang bersertifikasi.
Banyak jumlah kelompok tani karet, semakin berminat
namun dana sangat terbatas.
Perlu dukungan sarana lanjutan berupa tempat pengeringan
hasil olah (Rumah Asap) sehingga produk akan lebih baik
dan disimpan lebih lama.
2) Seksi Produksi Perkebunan
Jumlah alokasi bantuan herbisida yang sangat minim karena
idealnya dengan luasan 1 Ha memerlukan minimal 150 kg
pupuk NPK.
3) Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan
Adanya UU No.23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang
Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga dan organisasi
kemasyarakatan yang berbadan hukum. Sedangka
Kelompok Tani yang ada belum ada yang berbadan hukum
yang secara otomatis bantuan obat-obatan tidak dapat
direalisasikan.
Belum semua petani karet menguasai ilmu dan teori tentang
budidaya menanam karet yang baik dan benar.
Kurangnya SDM yang menguasai Teknis tentang
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Perkebunan.
Kurang tersediannya sarana prasarana safety (K3) pada saat
petugas lapangan melakukan kegiatan di lapangan.
Kurangnya koordinasi dan komunikasi Petugas Penyuluh
Lapangan (PPL) dengan pihak Dinas Pertanian, Perkebunan
LkjIP Distanbunak 2016 76
dan Peternakan.
d. Bidang Peternakan:
- Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner
Rakor kesehatan hewan tidak terserap karena tidak ada
undangan ke luar daerah, kegiatan dilaksanakan di Kalsel
Keterbatasan SDM yang sesuai kompetensinya.
LkjIP Distanbunak 2016 77
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar Tahun 2016, sebagai berikut :
- Secara umum Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan telah
dapat melaksanakan program dan kegiatan dengan baik, hal ini
terlihat dari capaian kenerja sasaran yang mencapai sebesar 104,76
% (Sangat berhasil).
- Kinerja serapan anggaran secara keseluruhan dapat dikategorikan
berhasil. Realisasi keuangan sampai Desember 2016 sebesar
Rp. 6.510.943.806,- (82,25%) Sedangkan realisasi fisiknya
mencapai 88,10 %. yang berarti penggunaan sumber daya keuangan
secara umum terserap dengan cukup baik dan efisien.
- Berdasarkan evaluasi terhadap capaian kinerja SKPD yang telah
dilaksanakan sampai saat ini, permasalahan yang masih dihadapi
sektor pertanian mencakup 1) aspek eksternal seperti:
lingkungan dan perubahan iklim, infrastruktur, sarana prasarana,
lahan dan air; kepemilikan lahan; sistem perbenihan dan
perbibitan (distribusi benih dan bibit); distribusi pupuk, akses
petani terhadap permodalan. 2) aspek internal seperti
keterbatasan sumberdaya aparatur, struktur organisasi yang
ramping akibat pengabungan tiga dinas, sinergitas antar bidang
dan subsektor serta kinerja pelayanan pertanian.
BAB IV
LkjIP Distanbunak 2016 78
4.2. Saran/tindak lanjut
Hal-hal yang disarankan untuk meningkatkan pencapaian sasaran
strategis Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar di
tahun mendatang antara lain :
➢ Mengoptimalkan koordinasi dan sinergitas lintas bidang agar program
kegiatan bisa berjalan dengan baik sesuai target.
➢ Mengoptimalkan sistem pengendalian untuk dapat menidentifikasi
permasalahan dan solusinya sejak awal
➢ Memperbaiki sistem pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
➢ Meningkatkan pembinaan kepada pelaksana kegiatan untuk memahami
pedoman teknis sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan dengan
baik secara teknis dan administrasi.
➢ Meningkatkan pemahaman tentang penetapan sasaran, indikator dan target
kinerja.
Martapura, Januari 2017
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar, Ir. H. Dondit Bekti A. Pembina Utama Muda NIP. 19620818 198203 1 006