bab iv + v + dapus

10
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan Berdasarkan data – data percobaan yang diperoleh dari praktikum, kemudian dilakukan perhitungan dengan bantuan perangkat komputer. Maka hasil percobaan kami dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 1. Data hubungan antara konsentrasi NaOH, jumlah CO 2 yang terserap, nilai kGa,Kla dan K2 Normalitas NaOH (N) kGa (1/menit) kLa (1/menit) K 2 (ml/mol.s) CO 2 terserap (mol) 0,5 651,0870 / m 3 x 1,7 x 10 -4 4,0182 3,06 0,35 417,8852 / m 3 x 2,5 x 10 5 3,26 2,381818 0,2 271,2409 / m 3 x 5,6 x 10 - 6 0,167 1,634545 T (waktu) CO 2 terserap NaOH = 0,5 N ; Q = 1,8 L/menit CO 2 terserap NaOH = 0,35 N ; Q = 1,8 L/menit CO 2 terserap NaOH = 0,2 N ; Q = 1,8 L/menit 0 2,3 2,7 2,7 1 2,8 2,67 2,67 2 2,95 2,49 2,49 3 3,21 2,52 2,52 4 3,2 2,24 2,24 5 3,17 2,21 2,21 6 3,2 2,02 2,02 7 3,24 2,4 2,4 8 3,3 2,31 2,31 9 2,94 2,32 2,32

Upload: mario-vensfisecrew

Post on 23-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IVHASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil PercobaanBerdasarkan data data percobaan yang diperoleh dari praktikum, kemudian dilakukan perhitungan dengan bantuan perangkat komputer. Maka hasil percobaan kami dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 1. Data hubungan antara konsentrasi NaOH, jumlah CO2 yang terserap, nilai kGa,Kla dan K2 Normalitas NaOH (N)kGa (1/menit)kLa (1/menit)K2 (ml/mol.s)CO2 terserap (mol)

0,51,7 x 10 -44,01823,06

0,352,5 x 10 53,262,381818

0,25,6 x 10 - 60,1671,634545

T (waktu)CO2 terserapNaOH = 0,5 N ; Q = 1,8 L/menit

CO2 terserapNaOH = 0,35 N ; Q = 1,8 L/menit

CO2 terserapNaOH = 0,2 N ; Q = 1,8 L/menit

02,32,72,7

12,82,672,67

22,952,492,49

33,212,522,52

43,22,242,24

53,172,212,21

63,22,022,02

73,242,42,4

83,32,312,31

92,942,322,32

103,352,322,32

IV.2 Pembahasan1. Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap pada berbagai waktu reaksi

Setelah melakukan percobaan dan diperoleh data data, selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap data tersebut untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap, maka hubungan konsentrasi NaOH dengan jumlah CO2 yang terserap dapat disajikan dalam grafik :

Grafik 4.1 hubungan konsentrasi NaOH (N) Vs Jumlah CO2 terserap (mol)Dari grafik 4.1 dapat dilihat semakin besar konsentrasi NaOH, maka semakin banyak pula CO2 yang terserap. Hal ini disebabkan karena kecepatan absorbsi CO2 merupakan fungsi konsentrasi NaOH. Dalam larutan yang konsentrasinya tinggi partikel NaOH dalam larutan akan semakin banyak. Dengan jumlah molekul NaOH yang banyak maka CO2 yang terserap juga semakin banyak. Semakin tinggi larutan NaOH berarti dapat kita simpulkan bahwa larutan tersebut semakin kental, penuh dengan partikel NaOH. Semakin penuh dengan NaOH, berarti jarak antar molekul NaOH semakin rapat antara partikel satu dengan partikel lainnya yang menyebabkan penyerapan CO2 ke NaOH menjadi semakin mudah. Hal ini dapat dibuktikan dengan rumus :N = valensi x M (mol / b)Molekul = mol x 6,022141. 1023 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa CB >> CA, maka CB dapat dianggap konstan (CB CB0); diasumsikan terjadi pseudo first order reaction. Reaksi Absorbsi CO2 oleh NaOH terjadi reaction zone seperti grafik diatas. Jika CB makin besar, maka kecepatan reaksi menjadi makin besar, sehingga zone reaksi akan bergeser ke arah antarmuka film. Persamaan kecepatannya:

(Levenspiel, 1972)

2. Hubungan konsentrasi NaOH terhadap nilai konstanta kecepatan reaksi (K2) dapat disajikan dalam bentuk grafik berikut :

Grafik IV.B.6. Hubungan Konsentrasi NaOH (N) vs k (ml/mol.s)Dari grafik dapat dilihat bahwa Konsentrasi NaOH dengan konstanta kecepatan reaksi berbanding lurus. Terjadi peningkatan nilai konstanta kecepatan reaksi antara NaOH dan CO2 seiring dengan kenaikan konsentrasi NaOH. Fenomena yang terjadi ini sesuai dengan persamaan Arhenius :

Semakin besar konsentrasi NaOH menandakan jumlah molekul NaOH dalam larutan semakin banyak, sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antar molekul akan lebih besar dan lebih reaktif karena jarak antar molekul yang berdekatan. Prinsipnya mirip seperti bola pingpong dalam suatu keranjang. Saat hanya ada 2 buah bola dalam keranjang, maka kemungkinan terjadinya tumbukan amat kecil jika dibandingkan dengan 100 buah bola dalam keranjang dengan ukuran yang sama, kemungkinan tumbukan yang terjadi akan lebih besar. Menurut hukum Newton III, aksi akan sebanding dengan reaksi, maka setiap tumbukan akan mengakibatkan pantulan. Kecepatan molekul NaOH dan CO2 memantul akan semakin besar bila jarak antarmolekul lebih dekat yang ditandai dengan konsentrasi yang semakin besar, hal ini mengakibatkan molekul lebih reaktif dan menyebabkan reaksi terjadi sehingga terbentuk produk dari hasil reaksi. Dengan reaksi sebagai berikut:NaOH(l) + CO2(g)NaHCO3(aq)2 NaOH(l) + CO2(g)Na2CO3(aq) + H2O(l)Reaksi NaOH dengan CO2 akan membentuk NaHCO3 dan Na2CO3. Semakin besar konsentrasi NaOH tiap waktunya, maka semakin besar pula nilai konstanta kecepatan reaksinya, hal ini disebabkan karena jumlah gas CO2 yang terserap oleh NaOH untuk membentuk NaHCO3 dan Na2CO3 akan semakin banyak. (Levenspiel, 1972)

3. Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap nilai KGa Setelah melakukan percobaan dandiperoleh data-data, selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap data tersebut untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap nilai koefisien perpindahan massa CO2 ke larutan NaOH (KGa), maka hubungan konsentrasi NaOH dan nilai koefisien perpindahan massa CO2 ke larutan NaOH (KGa) dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik hubungan konsentrasi NaOH (N) VS KGa (1/menit)Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan nilai konstanta KGa seiring dengan kenaikkan konsentrasi NaOH. Hal ini terjadi semakin besar konsentrasi NaOH, maka laju alir NaoH akan semakin besar. Hal ini didasarkan pada nilai bilangan tak berdimensi yakni Reynould yang meningkat fase gas dan cairan semakin baik dengan demikian, maka jumlah CO yang terserap.

BAB VPENUTUPA. Kesimpulan1.Semakin besar konsentrasi NaOH, maka semakin banyak pula CO2 yang terserap2.Konsentrasi NaOH dengan konstanta kecepatan reaksi berbanding lurus3.Kenaikan nilai konstanta KGa seiring dengan kenaikkan konsentrasi NaOHB. Saran1. Perlu disediakan tempat yang lebih luas untuk praktikum ini, karena di dalam praktikum ini dilakukan titrasi sebanyak 33 kali sehingga dibutuhka space yang lebih dari cukup untuk menaruh erlenmeyer2. Karet Pipet banyak yang sudah kendor, sehingga untuk mengambil sampel dengan pipet perlu usaha ekstra keras3. Seharusnya setiap satu botol reagen diberi satu pipet, dan jika mengambil reagen tersebut harus menggunakan pipet tersebut. Peraturan tersebut diberlakukan di SMA saya , Kolese Loyola sehingga reagen tetap murni dan terhindar dari kontaminasi reagen lainnya

DAFTAR PUSTAKACoulson, J.M. dan Richardson, J.F., 1996, Chemical Engineering: Volume 1: Fluid flow, heat transfer and mass transfer, 5th ed. Butterworth Heinemann, London, UK.Danckwerts, P.V. dan Kennedy, B.E., 1954, Kinetics of liquid-film process in gas absorption. Part I: Models of the absorption process, Transaction of the Institution of Chemical Engineers, 32:S49-S52. Danckwerts, P.V., 1970, Gas Liquid Reactions, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York, pp. 42-44, Franks, R.G.E., 1967, Mathematical modeling in chemical engineering. John Wiley and Sons, Inc., New York, NY, USA, pp. 4-6.Higbie, R., 1935, The rate of absorption of a pure gas into a still liquid during short period of exposure, Transaction of the Institution of Chemical Engineers, 31,365-388. Juvekar, V. A. dan Sharma, M.M., 1972, Absorption of CO, in a suspension of lime, Chemical Engineering Science, 28, 825-837.Kumoro dan Hadiyanto, 2000, Absorpsi Gas Karbondioksid dengan Larutan Soda Api dalam Unggun Tetap, Forum Teknik, 24 (2), 186-195.Levenspiel, O., 1972, Chemical reaction engineering, 2nd ed. John Wiley and Sons, Inc., New York, NY, USA, pp. 210-213, 320-326.Olutoye, M. A. dan Mohammed, A., 2006, Modelling of a Gas-Absorption Packed Column for Carbon Dioxide-Sodium Hydroxide System, African Union Journal of Technology, 10(2),132-140Rehm, T. R., Moll, A. J. and Babb, A. L., 1963, Unsteady State Absorption of Carbon Dioxide by Dilute Sodium Hydroxide Solutions, American Institute of Chemical Engineers Journal, 9(5), 760-765.Zheng, Y. and Xu, X. (1992), Study on catalytic distillation processes. Part I. Mass transfer characteristics in catalyst bed within the column, Transaction of the Institution of Chemical Engineers, (Part A) 70, 459464.