bab iv perancangan dan analisiskc.umn.ac.id/11888/1/14120210228 luqyana_laporan tugas akhir.pdf ·...
TRANSCRIPT
46
BAB IV
PERANCANGAN DAN ANALISIS
4.1. Perancangan
4.1.1. Insight
Dari hasil pencarian data yang dilakukan, yaitu wawancara dengan lima
narasumber dan kuesioner yang diisi oleh orang tua, penulis membuat insight
yang berisi ringkasan informasi yang didapat dari masing-masing narasumber.
Kemudian, penulis mencari korelasi dari berbagai informasi tersebut untuk
mendapat satu kesimpulan besar. Untuk pendalaman masalah, penulis
menggunakan informasi dari wawancara terhadap siswa, guru dan orang tua
melalui kuesioner. Kemudian wawancara bimbingan konseling, psikolog anak dan
pengamat pendidikan untuk pencarian solusi lebih dalam.
Gambar 4. 1 Insight
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
47
Kesimpulan yang didapat adalah, mengenai tindak pendisplinan, menurut
guru tindakan seperti menjewer atau memukul jika tidak meninggalkan bekas luka
masih dianggap lumrah dan guru ingin orang tua mengerti karena guru juga
manusia, yang terkadang ‘khilaf’. Begitu pula dengan pernyataan siswa bahwa
mereka menerima jika harus dipukul atau dijewer jika konteksnya sambil
bercanda atau selama kedua pihak setuju dan tidak menggunakan emosi. Namun
hasil kuesioner menyatakan bahwa >50% orang tua memilih ‘sangat tidak setuju’
jika anaknya dihukum seperti itu, mereka masih menerima jika hukumannya
berupa kegiatan fisik, seperti lari atau push-up. Dari permasalahan tersebut, solusi
yang dapat disimpulkan adalah, setiap aturan dan sanksi yang diberikan harus
dapat memotivasi anak berubah menjadi lebih baik dari dirinya sendiri, karena
sejatinya anak sangat mudah dididik jika ada contoh. Menurut bimbingan
konseling, kesalahan yang dilakukan anak merupakan penyadaran bagi guru
sebagai pendidik untuk lebih memahami cara menghadapi anak tersebut.
Komunikasi dan hubungan yang baik antara siswa dengan guru, juga sekolah
dengan orang tua dapat mencegah kemungkinan terjadinya permasalahan tersebut.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
48
4.1.2. Mind Map
Gambar 4. 2 Mind map
Dari hasil insight, penulis membuat mind map yang dengan ide utama tindak
kekerasan di sekolah. Dari ide tersebut, penulis menjabarkan enam poin yaitu
jenis-jenis, waktu kejadian, kriteria pelaku dalam konflik, penyebab, lembaga
yang terlibat dan solusi. Hasil dari mind map akan berguna dalam proses
perancangan berikutnya yaitu menentukan pesan yang ingin disampaikan.
4.1.3. Pesan
Gambar 4. 3 Pesan
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
49
Dari penjabaran hasil insight dan mind map yang telah dibuat, penulis membuat
alur kemungkinan kejadian dalam tindak pendisiplinan siswa. Dapat diketahui
bahwa yang menjadi konflik pertama adalah ketika siswa tidak terima dengan
tindakan yang dilakukan oleh guru kepadanya. Bukan di poin ketika anak tersebut
terindikasi melakukan kesalahan, karena jika anak tersebut salah tapi
penyampaian gurunya bisa diterima oleh siswa, tidak akan terjadi konflik.
Kemudian, dengan target audien yang sudah mengetahui dan paham bahwa
menghukum dengan kekerasan tidak akan mempan, oleh karena itu, pesan yang
dibuat bukanlah bersifat memberi tahu target bahwa tindakan tersebut salah, tetapi
mundur satu langkah ke belakang yaitu sebagai berikut:
“Hindari konflik ketika mendisiplinkan siswa dengan memahami lebih dalam
individu siswa yang berbeda-beda.”
4.1.4. Big Idea
Dari pesan yang sudah dibuat diatas, penulis menjabarkan cara memahami
karakter siswa yang berbeda-beda. Salah satunya, mendengarkan pendapat, ramah
atau humble, dan membangun koneksi dengan siswa. Dari ketiga cara ini, penulis
menemukan kata kunci koneksi.
Gambar 4. 4 Big Idea
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
50
Dengan begitu, didapatilah big idea friendly teacher dan fun learning. Yang pada
akhirnya penulis memilih ide guru yang bersahabat, karena fun learning dirasa
dapat menjadi bagian dari karakteristik guru yang bersahabat juga.
4.1.5. AIDA
Dalam penyusunan strategi komunikasi, penulis menggunakan model AIDA
(Attention, Interest, Desire & Action). Adapun strategi yang penulis rancang
berdasar tahapan respon audien adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 1 AIDA
TAHAPAN OBYEKTIF PESAN COPY MEDIA
Attention
Menarik perhatian target
audience tentang
maraknya berita kasus
kekerasan di dunia
pendidikan. Salah
satunya menggunakan
sarana pembelajaran
untuk menghukumnya,
seperti penghapus papan
tulis, dll.
Maraknya kasus
kekerasan yang
melanda dunia
pendidikan, salah
satunya ada pada
upaya
mendisiplinkan
siswa dari
beberapa ‘oknum’
pelaku
pendidikan. Mari
kembalikan citra
dunia pendidikan
yang sebenarnya.
Kegiatan belajar
mengajar bukan
untuk ‘memberi
pelajaran’
Poster
(Tiga
varian)
Interest
&Desire
Target audience
mengetahui bagaimana
pengaruh sebuah
hukuman pada siswa.
Sebagian besar jenis
hukuman, tidak dapat
diterima siswa karena
mereka tidak tahu
manfaat/alasannya.
Bagaimana
pendapat siswa
atas hukuman jika
dibalikkan pada
gurunya?
Jika dengan saling
menghormati,
Sebuah aturan
akan terasa lebih
bermanfaat dan
indah.
Video
kampanye
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
51
Action
Mengarahkan target
audience untuk
menghindari konflik
ketika ingin
mendisiplinkan siswa,
dengan mengingat
kembali kode etik target
audience sebagai
pendidik.
Ketika
menghadapi anak
yang terindikasi
melakukan salah,
langsung
mengingat untuk
tidak membiarkan
emosinya keluar,
hadapi dengan
pikiran jernih dan
bijak.
Gurubersahabat
Mendengarkan,
menginspirasi,
lebih dekat.
Video
kampanye,
Suvenir
yang
diberikan
saat on-site
workshop
dari LSM.
4.1.6. Narasi
Pertama kali anak-anak masuk sekolah, mereka memiliki semangat dan rasa
keingintahuan yang tinggi. Mereka tidak sabar untuk mengetahui teman-teman
baru, guru-guru yang terlihat menyenangkan, dan lain-lain. Seiring waktu
berjalan, pelajaran demi pelajaran, pergaulan demi pergaulan, beberapa anak ada
yang masuk ke dalam organisasi yang positif, namun banyak juga anak yang
terkena pengaruh negatif pergaulan buruk. Semisal bolos sekolah bersama
temannya, dan lain-lain. Pergaulan yang salah ini berdampak dengan kegiatan
menimba ilmu di sekolah yang seharusnya menjadi prioritas utama anak tersebut
bersekolah.
Guru di sisi lain, selain rutinitas mengajarnya, setiap hari terus berhadapan
dengan bermacam anak, mempelajari kepribadian anak yang berbeda-beda dan
cara menghadapinya. Namun, ada kalanya guru ini capek dan jenuh dengan
rutinitasnya, didukung oleh beragam masalah pribadi dan kondisi. Jika dalam
kondisi seperti ini, siswa melakukan sesuatu yang tidak seperti diharapkan,
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
52
apalagi sampai menyakiti hati guru, mereka bisa khilaf dan menindak siswa
tersebut dengan umpatan dan buruknya, kekerasan. Disaat tersebut, seakan guru
sebagai orang yang lebih dewasa memiliki dua opsi, antara ego atau logika dia
sebagai guru sefitrahnya. Ketika ego yang menang, terjadilah kasus-kasus seperti
yang ramai diberitakan sekarang, anak dipukul dengan buku, ditampar, dan lain-
lain. Lain halnya jika dia memutuskan untuk sabar, kemudian membawa anak
tersebut ke pihak ketiga yaitu bimbingan konseling. Sesampainya disana, ternyata
anak tersebut bisa redam emosinya dan menyadari dirinya salah ketika dihimbau
oleh guru bimbingan konseling, jika ini terjadi seakan guru tersebut tersadar,
untung saja tadi emosi dia tidak lepas, ternyata anak tersebut ada penyebabnya
berbicara atau melakukan keonaran seperti itu, ternyata jauh di lubuk hatinya,
mereka dapat dengan mudah diberi tahu dan berkembang menjadi pribadi yang
lebih baik lagi.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
53
4.1.7. Moodboard
Sebagai arahan visual, penulis membuat sebuah moodboard yang mewakili tone
and manner untuk pengerjaan visualisasi perancangan ini. Dengan adanya
moodboard, memudahkan penulis untuk fokus dan memastikan keseluruhan
visual dari berbagai media tetap menjadi satu kesatuan dan berkorelasi dengan
pesan yang ingin disampaikan.
Gambar 4. 5 Moodboard
Dari moodboard di atas, dihasilkan tone and manner eksekusi visual yang
approachable, apa adanya, bright, fun dengan pemilihan ilustrasi yang clear atau
jelas tanpa ada noise efek atau elemen lain yang mengurangi intensitas kejelasan
elemen untuk dimengerti target audien. Dalam hal ini, eksekusi yang sesuai
adalah fotografi, dengan tipografi pada copy yang menggunakan satu warna, tidak
menggunakan tekstur, shadow atau yang lainnya.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
54
4.1.8. Perancangan Visual
1. Image
Pada perancangan kampanye sosial ini, penulis memvisualisasikan pesan
yang ingin disampaikan melalui image. Proses visualisasi dilakukan
berdasarkan data yang telah didapat yaitu mind map dan penentuan big
idea. Selain itu, karakteristik target audience juga turut menjadi
pertimbangan. Image divisualisasikan menurut moodboard dan color
palette yang telah penulis tentukan.
Key Visual
Pada perancangan key visual yang akan diaplikasikan pada poster,
tujuan pesannya adalah menarik perhatian target audience tentang
maraknya berita kasus kekerasan di dunia pendidikan. Dari mind
map, penulis menggunakan poin ‘kegiatan belajar mengajar
(KBM)’, ‘benda di dalam kelas’ dan ‘penegak hukum’. Didapatilah
keputusan untuk memvisualisasikan fenomena ini menjadi alat tulis
sebagai barang bukti yang disita oleh penegak hukum atau polisi
karena terlibat dalam kasus kekerasan.
Gambar 4. 6 Referensi Visualisasi
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
55
Walaupun kebanyakan kasus kekerasan dilakukan dengan
tangan kosong, penulis merasa alat tulis dapat mengidentifikasikan
bahwa kasus ini mengenai pendidikan dan kejadiannya berada di
sekolah. Alat tulis yang dijadikan objek diantaranya adalah
penghapus papan tulis, buku pelajaran dan spidol papan tulis.
Benda-benda tersebut dipilih karena dirasa berada dalam
jangkauan yang dekat dengan guru ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Kemudian, penulis melakukan pencarian referensi
objek visualisasi tersebut.
Penulis memilih teknik fotografi untuk memvisualisasikan
image karena menyesuaikan target audience yang notabene orang
dewasa sehingga dapat lebih mudah diidentifikasi dibanding vector
image atau hand-drawn illustration. Penulis melakukan foto secara
pribadi menggunakan satu lighting source, berikut adalah hasil
image dari sketsa, pengambilan foto hingga melalui proses digital
imaging. Walaupun biru muda merupakan warna primer
kampanye, dipilih warna kuning sebagai latar belakang atau
background key visual. Hal ini dikarenakan, fenomena yang
disampaikan poster adalah hal yang menyedihkan, sehingga warna
kuning dapat mewujudkan feel poster ini menjadi pesan yang
intens, karena memang fenomena tersebut membutuhkan perhatian
dan simpati.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
56
Gambar 4. 7 Sketsa Key Visual
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
57
Gambar 4. 8 Proses Pengambilan Image
Dari percobaan angle pengambilan image di atas, jika arah
pengambilan gambar dari front view, pantulan cahaya yang
dipantulkan oleh lampu terlalu banyak pada bagian permukaan
objek, sementara itu, objek menjadi tidak mudah diidentifikasi
sebagai penghapus papan tulis, angle rear view lebih tepat
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
58
digunakan karena pantulan yang ada di permukaan objek tidak
terkena banyak cahaya, sementara bentuk objek lebih mudah
diidentifikasi. Sementara untuk peletakan kertas warna merah
muda sebagai label barang bukti, awalnya penulis melakukan
percobaan jika label difoto bersama dengan objek, namun selain
antara objek satu sama lain dapat ada perbedaan letak, angle rear
view membuat hirarki objek utama, yaitu penghapus papan tulis
menjadi terkalahkan oleh label merah muda tersebut. Selain itu,
untuk memudahkan pengaturan tulisan body text pada label yang
belum ditentukan, penulis memutuskan untuk mengambil image
label secara individu kemudian melalui proses digital imaging
digabungkan dengan objek utama. Hal tersebut juga dapat
mempertahankan keselarasan image label pada ketiga varian poster
lainnya.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
59
Gambar 4. 9 Proses Digital Imaging
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
60
Supergraphic
Dalam mendukung visualisasi kampanye Gurubersahabat, karena
key visual yang menggunakan teknik fotografi dirasa tidak dapat
diturunkan pada aplikasi desain lain, penulis merancang
supergraphic untuk digunakan pada turunan desain lain seperti
gimmick atau media promosi kampanye.
Gambar 4. 10 Eksplorasi Supergraphic
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
61
Elemen supergraphic dirancang berdasarkan kriteria
Gurubersahabat seperti pesan pada tahapan action, yaitu, mau
mendengarkan pendapat/alasan siswa jika melanggar,
menginspirasi dengan memberikan contoh sikap yang bijak dalam
menghadapi masalah dan lebih dekat dengan siswa. Penulis pun
mencari referensi ilustrasi, ikon ataupun simbol yang relevan untuk
memvisualisasikan ketiga kategori tersebut.
Gambar 4. 11 Perancangan Supergraphic
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
62
2. Tipografi
Dalam perancangan kampanye sosial Gurubersahabat ini, penulis
menggunakan diantaranya typeface Bodoni 72 Oldstyle, DIN dan Gotham.
Kombinasi typeface Bodoni 72 Oldstyle dan DIN digunakan pada
perancangan logo kampanye sebagai berikut:
Gambar 4. 12 Logo Gurubersahabat
Sebelumnya, penulis melakukan eksplorasi logo dengan berbagai
jenis typeface, baik penggabungan dua jenis typeface, satu jenis dengan
perbedaan weight serta eksplorasi apabila warna kedua kata berbeda. Baik
berbeda warna maupun monokrom. Pada akhirnya, setelah
mempertimbangan readibility, kekuatan masing-masing typeface untuk
merepresentasikan kampanye, analisis target audien dan asistensi dengan
dosen spesialis tipografi, dipilihlah logo Gurubersahabat dengan dua jenis
typeface yaitu Bodoni 72 Oldstyle pada kata ‘guru’ dan DIN pada kata
‘bersahabat’ dengan satu warna, karena jenis typeface yang berbeda sudah
dapat membedakan identifikasi antara kata ‘guru’ dan ‘bersahabat’
walaupun tidak berjarak.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
63
Gambar 4. 13 Proses Perancangan Logo
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
64
Typeface jenis serif dipilih pada kata ‘guru’ karena dapat
merepresentasikan profesi guru yaitu sebagai sosok yang dipandang. Dari
sekian banyak typeface jenis serif, Bodoni 72 Oldstyle dipilih karena
memiliki kriteria yang cocok untuk merepresentasikan Gurubersahabat.
Walaupun formal sebagai serif, tebal tipis batangnya tidak terlalu kontras
sehingga tidak mengintimidasi. Kemudian, lekukan unik anatomi bracket
dan shoulder yang dimiliki Bodoni menunjukkan kesan kasual dan
reliable atau dapat diandalkan dari sosok guru yang bersahabat ini.
Gambar 4. 14 Typeface Bodoni dan DIN
Disisi lain, beralih pada kata ‘bersahabat’, penulis memutuskan
untuk menggunakan DIN yang merupakan jenis typeface sans serif karena
secara visual sans serif menunjukkan kesan sederhana dan edgy atau
kontemporer. Kesan tersebut menunjukkan keinginan para Gurubersahabat
untuk menyesuaikan dirinya dengan anak didiknya yang notabene jauh
lebih muda.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
65
Gambar 4. 15 Typeface Gotham
Sementara untuk body copy, penulis menggunakan typeface
Gotham yang merupakan typeface jenis sans serif. Gotham dinilai sesuai
untuk body copy karena memiliki tingkat readability yang tinggi walaupun
dari jarak jauh. Selain itu, karakteristik typeface Gotham yang lebar
memudahkan target audience membaca dalam ritme yang teratur dan
tempo yang sedikit lambat, sehingga target audience akan memiliki waktu
untuk lebih mencerna isi teksnya. Body copy tersebut diaplikasikan baik
pada poster, video, media pendukung website sampai media sosial
kampanye sosial Gurubersahabat.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
66
3. Copywriting
Copywriting menurut Landa (2010) bekerja secara sinergis dengan visual
dalam membuat suatu iklan yang kuat. Beberapa pendapat profesional
meyakini bahwa keduanya tidak dapat menjadi elemen yang terkuat secara
bersamaan, salah satunya pasti menjadi elemen pendukung . Namun
begitu, keduanya harus saling melengkapi satu sama lain membentuk
sebuah pesan dengan tujuan yang sama (hlm. 95).
Maka dari itu, sebagai salah satu elemen penyampai pesan dalam
kampanye ini, penulis membuat copywriting untuk headline key visual,
body copy key visual, narasi dan tagline pada video kampanye.
Pertama, key visual memiliki tujuan untuk menarik perhatian target
audien tentang maraknya berita kasus kekerasan di dunia pendidikan yang
salah satunya menggunakan sarana pembelajaran untuk menghukumnya.
Ilustrasi penghapus papan tulis menjadi barang bukti kepolisian sudah
menggambarkan bahwa benda-benda tersebut digunakan dalam tindak
kriminal atau dalam kasus ini kekerasan. Penulis pada awalnya membuat
headline dengan kata kunci: alat tulis; sarana pembelajaran; gerak refleks;
senjata; penggunaan benda yang salah.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
67
Gambar 4. 16 Perancangan Copywriting Key Visual
Namun, karena dirasa belum sesuai dan approach-nya yang kurang
persuasif – cenderung ke menyalahkan, penulis pun membuat opsi tata
kata lain dengan kata kunci yang mengacu pada alasan yang menyebabkan
para ‘oknum’ sampai tega melakukan kekerasan selain respon reflek.
Terpilihlah kata-kata ‘memberi pelajaran’ yang ramah di telinga
masyarakat Indonesia sebagai ungkapan ketika melakukan sesuatu untuk
membuat orang lain tersadar – biasanya perilaku negatif, atau agar orang
tersebut memperoleh ‘pelajaran berharga’ dibalik kejadian tersebut.
Perlakuan kekerasan ini dianggap jika diterapkan, siswa akan sadar dan
introspeksi akan kesalahannya, namun kenyataan pada siswa jaman
sekarang tidak seperti itu. Sehingga susunan copy untuk headline key
visual setelah melakukan diskusi dan asistensi adalah:
“ Kegiatan Belajar Mengajar Bukan untuk ‘Memberi Pelajaran’ ”
Kemudian, sebuah headline tentunya sudah mewakili pesan utama
yang ingin target audien ketahui. Namun, karena menggunakan jenis
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
68
copywriting yang tidak bermakna secara literal, dibutuhkan body copy
untuk memberi penjelasan lebih lengkap dari pesan tersebut. Menurut
Landa (2010) body copy biasanya berbentuk paragraf, kolom atau caption.
Berisi tulisan yang mendukung pesan utamanya (hlm. 211). Disini, penulis
memaparkan isu dari fakta yang ada ke dalam body copy dari headline
yang telah dibuat. Terdapat perubahan body copy dalam perancangannya,
pesan yang ingin disampaikannya adalah, membangun kesadaran target
audien terhadap isu ini dan kalimat persuasif untuk secara sadar saling
mengingatkan orang lain dan diri sendiri bahwa mereka bisa merubah citra
guru dan dunia pendidikan yan tercoreng karena pemberitaan-pemberitaan
tersebut.
Gambar 4. 17 Perancangan Body Copy Key Visual
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
69
Terakhir, pada video kampanye, penulis membuat copywriting
untuk tagline yang akan ditampilkan pada bagian akhir video. Untuk
tahapan action, pesan yang ingin disampaikan adalah mengarahkan target
audien untuk menghindari konflik ketika akan mendisiplinkan siswa,
dengan mengingat kembali kode etik mereka sebagai pendidik. Dengan
menjadi Gurubersahabat, target audien diharapkan dapat menghadapi
siswa dengan tanpa emosi dan bijak, sehingga konflik pertama dalam
rangkaian pendisiplinan yang dibahas pada perancangan pesan dapat
dicegah. Untuk itu, sebagai tahapan untuk mengenal lebih dalam masing-
masing siswa dan sebagai pengingat ketika berhadapan dengannya,
diperoleh copy sebagai berikut:
“Mendengarkan, menginspirasi dan lebih dekat.”
Mendengarkan, merepresentasikan guru yang bertanya dan
mengetahui alasan siswa tersebut berbuat demikian jika terindikasi
melanggar, kemudian menginspirasi siswanya dengan merespon dengan
bijak dan dewasa – tidak terbawa emosi, sehingga siswa melihat guru
sebagai sosok yang dicontoh. Kemudian lebih dekat, dengan adanya
keterbukaan dari siswa ke guru begitu juga sebaliknya, dapat mencegah
miskomunikasi dan membuat nyaman para siswa untuk melakukan proses
pembelajarannya di sekolah.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
70
4. Layout
Layout menurut Artson (2012) merupakan teknik menyeimbangkan
beragam elemen visual pada sebuah desain (hlm. 110). Dalam
perancangan layout key visual, penulis mengaplikasikan salah satu format
layout dari page areas in harmonious proportion yang terdapat pada
Gambar 2.2. sebagai berikut:
Gambar 4. 18 Layout Key Visual
Keseimbangan tidak hanya diperoleh dari tata letak ruang elemen
pada sebuah desain, Arntson (2012) menyatakan bahwa kontras pada
ukuran, bentuk, value dan tekstur dapat memberi kesan dinamis dan
unpredictable energy yang akan menarik perhatian pembacanya (hlm.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
71
112). Hal ini diaplikasikan seperti pada contohnya, objek utama pada
poster ini adalah spidol yang cenderung kecil, namun karena ukuran
plastik yang membungkus spidol tersebut lebih besar, sehingga jika objek
lebih dibesarkan lagi, image plastik akan terpotong. Oleh karena itu, untuk
tetap membuat image spidol mengisi ruang dengan penuh – tidak terlalu
banyak white space diantaranya dan body copy, diberilah tambahan
lighting yang kontras agar tercipta ilusi ukuran image spidol yang lebih
besar dari aslinya.
Kemudian, penataan tata letak image dan body copy melalui
banyak alternatif, dari mulai rata kiri, tengah, kanan hingga akhirnya
terciptalah pengaturan layout walaupun dengan body copy yang tidak
banyak, tetap membuat keseluruhan desain seimbang.
Gambar 4. 19 Alternatif Perancangan Layout Poster
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
72
5. Warna
Menurut Landa (2014), warna adalah elemen yang sangat kuat dalam
sebuah desain. Dalam perancangan warna pada kampanye Gurubersahabat
ini dilakukan dengan cara studi eksistensi antara target audience dengan
topik sosialnya yaitu pendidikan. Untuk warna primer, penulis memilih
warna biru. Menurut Arntson (2012) warna biru diasosiasikan dengan
authority atau orang yang berwenang, honesty atau kejujuran dan
cleanliness atau kebersihan. Warna biru memiliki kesan sejuk dan tenang
jika dipandang, walau dengan intensitas warna sekuat apapun, warna biru
tetap mempertahankan kualitas classy but calm (hlm. 138).
Tidak sembarang warna biru, penulis menggunakan warna biru
muda yang sesuai dengan yang ada pada logo Kementerian Pendidikan
Nasional Indonesia. Namun untuk menyelaraskan harmoni dengan warna
lainnya, dilakukan modifikasi pada skala hue, saturation dan lightness-nya
namun tetap senada dengan biru muda pada logo Kemendiknas tersebut.
Gambar 4. 20 Logo Kemendiknas
Penulis menggunakan kombinasi warna dingin sebagai lawan dari
isu kekerasan yang dalam warna direpresentasikan oleh warna hangat.
Dalam kombinasi warna sekunder selain biru muda, penulis menggunakan
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
73
warna merah dan kuning pula namun dengan saturation dan hue yang
rendah, menjadikan kombinasi warna tersebut berkomplemen menjadi
warna dingin dengan warna primernya yaitu biru muda.
Gambar 4. 21 Colour Palette Gurubersahabat
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
74
4.1.9. Aplikasi Media dan Penempatan
1. Poster
Aplikasi visual pada media poster merupakan tahapan awal kampanye
Gurubersahabat, yaitu attention. Poster digunakan penulis untuk menarik
perhatian target audience tentang isu kekerasan di dunia pendidikan benar
dan masih terus terjadi, hingga maraknya pada beberapa waktu belakangan
ini. Selain itu, sesuai dengan pesan yang sudah penulis tentukan yaitu
untuk menghindari konflik, penulis memaparkan kemungkinan konflik
pertama seperti pada Gambar 3.3. yang dapat memicu pemberontakan
subjek lain setelahnya. Yaitu ketika tindakan pendisiplinan guru tidak
diterima siswa. Poster dicetak dalam ukuran A2 (420mm X 594mm ) agar
cukup efektif untuk terlihat dari jarak jauh sekalipun, karena informasi
yang terdapat pada body copy memiliki tingkat hirarki rendah. Poster
ditempatkan di mading atau papan informasi yang terdapat di dalam ruang
guru tiap sekolah.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
75
Gambar 4. 22 Poster Varian Buku Cetak
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
76
Gambar 4. 23 Poster Varian Penghapus Papan Tulis
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
77
Gambar 4. 24 Poster Varian Spidol
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
78
2. Video
Dalam perancangan tahapan selanjutnya yaitu interest dan desire, penulis
merancang pesan ke dalam bentuk video pendek. Video berdurasi 1 menit
36 detik ini memiliki konten opini, yaitu dimana subjek yang diambil
gambarnya direkam reaksinya terhadap pertanyaan tertentu. Video opini
tersebut tidak memiliki dialog rekayasa, semua reaksi subjek akan
didokumentasikan menjadi kesatuan video yang utuh. Dalam video ini,
tujuan yang ingin dicapai adalah target audience mengetahui pengaruh
sebuah hukuman kepada siswa. Karena sebagian besar jenis hukuman,
tidak dapat diterima siswa jika mereka tidak tahu manfaat atau alasannya.
Penulis mengumpulkan 5 anak dari target 5 sampai 10 anak dari
berbagai umur dan tingkat pendidikan, narasi pertanyaan yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Gambar 4. 25 Eksplorasi Narasi
Proses shooting dilakukan pada tanggal 16 Mei 2018 pada dua
anak, 25 Mei 2018 pada satu anak, dan dua anak lainnya pada tanggal 26
Mei 2018. Shooting dilakukan dirumah anak masing-masing, yang penulis
datangi. Penulis menggunakan kamera camcorder jenis SONY Nex VG
900, perangkat bantuan lainnya adalah microphone clip-on 3.5mm, tripod
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
79
kamera dan voice recorder pada handphone sebagai back-up perekam
suara selain microphone jika suara yang dihasilkan microphone tidak
sesuai yang diinginkan.
Gambar 4. 26 Proses Shooting Video
Setelahnya, penulis melakukan proses editing menggunakan
perangkat lunak Adobe After Effect, terdapat beberapa kendala dalam
proses tersebut, yaitu format file yang dihasilkan kamera camcorder Sony
memiliki format .MTS, yang sound-nya tidak dapat dibaca oleh Adobe
After Effect. Sehingga masing-masing video dirubah menggunakan
softwae video converter ke dalam format .mp3 (Moving Picture Experts
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
80
Group Layer-3 Audio). Setelah itu, menggunakan Adobe Audition, penulis
memhilangkan audio noise yang ada pada file, dan pemotongan bagian-
bagian yang tidak diperlukan.
Gambar 4. 27 Potongan Scene Video Kampanye
Beberapa scene yang menampilkan tipografi dan logo kampanye,
dibuat menggunakan Adobe Illustrator. Setelah masing-masing elemen
video seperti sound, image, logo overlay dan potongan video subjek
wawancara sudah rampung, penulis menyatukan semuanya pada Adobe
After Effect. Dihasilkan video akhir berdurasi 1 menit 36 detik dengan alur
scene sebagai berikut:
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
81
Gambar 4. 28 Scene Breakdown
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
82
Video pendek tersebut akan diunggah dan dipublikasikan pada
website IndonesiaBermutu. Dari situ, video akan di-share ke media sosial
Facebook IndonesiaBermutu. Nantinya, IndonesiaBermutu akan bekerja
sama dengan organisasi atau asosiasi di bidang pendidikan dan tenaga
pengajar lainnya, seperti Kementerian Pendidikan Nasional
(Kemendiknas), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Federasi
Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Ikatan Guru Indonesia (IGI) untuk
membantu menyebarkan kampanye Gurubersahabat lewat akun media
sosial masing-masing. dengan ikut me-repost konten video yang akan
mengarah ke website IndonesiaBermutu. Pada halaman website, selain
video pendek, terdapat konten lengkap mengenai informasi kampanye,
kegiatan organisasi, dan lain-lain.
3. Souvenir
Sebagai tahapan action, yaitu tahapan terakhir kampanye Gurubersahabat,
penulis merancang sebuah souvenir yang akan dapat dipakai target audien
sebagai bentuk partisipasi target audien sebagai Gurubersahabat. Sebagai
perwujudan ikatan persahabatan, penulis mencari referensi benda-benda
yang identik dengan isu tersebut.
Penulis pun memilih gelang sebagai salah satu simbol
persahabatan, bahwa guru yang mengenakannya tau dan akan terus
memotivasi dirinya menjadi Gurubersahabat. Tidak hanya gelang biasa,
penulis memilih jenis gelang yang fungsional dan dapat dibawa selalu oleh
target audience, hingga ditemukanlah jenis usb cable multifungsi
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
83
berbentuk gelang yang dapat digunakan oleh target audien pada
aktivitasnya sehari-hari.
Gambar 4. 29 Gelang USB
Gambar 4. 30 Kemasan Gelang USB
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
84
4. Stationary
Dalam kunjungan organisasi IndonesiaBermutu ke beberapa
sekolah dari SD hingga SMA di daerah Jabodetabek, untuk mendukung
kampanye Gurubersahabat, organisasi akan memberikan layanan seminar
atau workshop kepada guru-guru di sekolah tersebut dengan konten yang
sesuai dengan Gurubersahabat, seperti seputar peningkatan mutu pendidik
yang berkaitan dengan hubungan guru dan siswa dan cara menangani
siswa-siswa zaman sekarang. Dalam acara workshop tersebut, peserta atau
para guru akan mendapatkan buah tangan selain souvenir sebagai sarana
workshop. Yaitu folder berukuran letter yang didalamnya terdapat hand-
out materi workshop, folder tersebut nantinya dapat digunakan kembali
dalam keseharian para guru. Folder memiliki tiga varian desain yang
diadaptasidari komposisi desain supergraphic dan logo Gurubersahabat.
Gambar 4. 31 Document Folder Gurubersahabat
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
85
5. Website
Organisasi IndonesiaBermutu memiliki website dengan alamat
www.indonesiabermutu.org yang berisi segala informasi mengenai
layanan yang diberikan IndonesiaBermutu sampai liputan kegiatan terkini.
Dalam mendukung kampanye sosial Gurubersahabat, website
IndonesiaBermutu akan digunakan menjadi salah satu media informasi dan
publikasi kampanye. Penulis merancang ulang desain website
IndonesiaBermutu untuk disesuaikan dengan visual kampanye. Pada
halaman utamanya terdapat informasi utama kampanye dan video pendek
yang telah dibuat pada tahap interest and desire. Penulis mengaplikasikan
desain sesuai moodboard, pemilihan warna dan tone and manner yang
sudah ditentukan untuk menjaga selarasnya keseluruhan kampanye.
Aplikasi supergraphic ‘mendengarkan, menginspirasi, lebih dekat’ juga
diterapkan pada desainnya.
Dalam periode tiga minggu pertama kampanye berjalan, bersamaan
dengan pemasangan poster, penulis merancang desain website dengan
konten turunan key visual dengan info yang lebih lengkap. Setelah itu, di
minggu keempat, halaman utama website akan digantikan dengan tampilan
video kampanye, yang nantinya akan menjadi konten yang akan diunggah
lewat media sosial Facebook.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
86
Gambar 4. 32 Tampilan Website Periode Pertama
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
87
6. Media Sosial
Penggunaan media sosial sebagai media periklanan di era modern ini
merupakan hal yang menguntungkan. Karena biayanya yang murah atau
tidak menggunakan biaya sama sekali. Oleh karenanya, kampanye
Gurubersahabat juga turut menggunakan media sosial sebagai pendukung
kelancaran kampanye. Media sosial yang digunakan diantara lain adalah
Facebook. Berdasarkan pengamatan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa
media sosial yang rutin diakses oleh orang dewasa usia 30-50 tahun adalah
Facebook. Selain itu, jumlah anggota yang tergabung dalam facebook
group organisasi seperti FSGI dan PGRI yang mencapai lebih dari 1000
orang, membuktikan bahwa para guru kerap menggunakan wadah media
sosial untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan profesinya.
Dalam proses berjalannya kampanye, bersamaan dengan
disebarkannya poster tahapan attention ke beberapa sekolah di
Jabodetabek, penulis membuat beberapa konten yang merupakan turunan
dari key visual yang telah dibuat. Konten tersebut menggunakan fitur
‘carousel post’ dari media sosial Facebook, sehingga elemen-elemennya
dapat ditata ulang untuk penyampaian pesan yang lebih bercerita. Masing-
masing foto dihubungkan dengan website www.indonesiabermutu.org,
sehingga ketika di-klik audien akan melihat informasi lebih lengkap
mengenai kampanye Gurubersahabat periode tahapan attention.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
88
Gambar 4. 33 Aplikasi Carousel Post pada Facebook
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
89
Setelah itu, bertepatan dengan Hari Guru Nasional pada tanggal 25
November 2018, video yang telah diunggah ke halaman website
indonesiabermutu.org, akan di-share kembali lewat halaman Facebook
organisasi. Tidak hanya itu, organisasi, lembaga dan asosiasi lain yang
telah bekerja sama untuk mendukung kampanye ini, seperti Kemendiknas,
PGRI, FSGI dan IGI juga akan membagikan video yang dibuat oleh
IndonesiaBermutu ke halaman media sosial masing-masing.
Gambar 4. 34 Aplikasi Video pada Facebook
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
90
4.2. Analisis
4.2.1. Analisis Poster
Perancangan kampanye sosial Gurubersahabat yang telah penulis buat merupakan
hasil implementasi data dan teori yang penulis dapat di Bab III dan Bab II. Jika
mengacu pada klasifikasi target audience, pesan yang ingin disampaikan
kampanye Gurubersahabat dirasa akan diterima dengan baik. Hal ini dikarenakan
penggunaan visualisasi dengan teknik fotografi. Walaupun fotonya bersifat
explanatory, dimana gambar yang disajikan adalah benar sebagai barang sitaan
kepolisian, ada makna intrepretive atau simbolik dibaliknya, yang dapat dengan
mudah dicerna.
Gambar 4. 35 Image Varian Poster
Jika dianalisa berdasar prinsip desain, menurut Landa (2014) prinsip
desain adalah pemahaman tentang gabungan ilmu visual, tipografi dan elemen-
elemen lain yang digunakan dalam pembuatan suatu desain, tercapainya
keseimbangan dalam prinsip-prinsip desain dapat mempermudah dan
mempercepat penyampaian pesan kepada audien. Pertama, komposisi poster
memiliki jenis balance atau keseimbangan yang asimetris. Yaitu pendistribusian
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
91
elemen visual yang tidak sama berat di kedua sisinya, namun tata letak antara
objek ke label, label ke headline dan body copy, saling mengisi sehingga tetap
tercipta kesan komposisi yang seimbang.
Kemudian, menurut Landa (2014) hirarki visual adalah ilmu yang
digunakan untuk mengarahkan pembaca menerima pesan dari yang utama, kedua
dan seterusnya. Dalam poster tersebut, emphasis lewat ukuran objek utama di tiap
poster, yaitu penghapus, spidol dan buku, menjadikannya pesan pertama yang
dilihat oleh audien, selain berukuran besar, posisi objek berada di bagian tengah
kiri, karena mata manusia cenderung melihat dari kiri ke kanan. Setelah objek
utama, gambar label yang terletak disamping objek, dengan ukurannya yang lebih
kecil menjadi pesan kedua yang dilihat audien. Hal ini menunjukkan penerapan
emphasis melalui ukuran dan tata letak yang diterapkan pada image, menciptakan
arah baca audien sesuai yang urutan pesan yang ingin disampaikan.
Sama halnya dengan musik, irama atau rhythm menurut Landa (2014)
dapat tercipta pula dalam sebuah desain. Pada poster tersebut, interval jarak dan
ruang kosong antara tepi poster ke objek utama dan objek utama ke body copy,
menciptakan jeda pada tempo membaca audien.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
92
Gambar 4. 36 Varian Poster Gurubersahabat
Kemudian, prinsip desain yang terakhir adalah unity atau kesatuan. Unity
merupakan gabungan seluruh elemen grafis yang berbeda namun menciptakan
satu kesatuan yang utuh. Prinsip gestalt hadir karena otak manusia yang
cenderung mengelompokkan apapun yang dilihatnya. Berikut aplikasi prinsip
kesatuan yang terdapat pada poster kampanye Gurubersahabat:
1. Similarity
Penggunaan warna kuning sebagai latar belakang, letak label dan komposisi teks
menjadikan ketiga varian poster dapat diidentifikasi sebagai satu kesatuan media
kampanye Gurubersahabat.
2. Proximity
Kumpulan elemen yang bedekatan dengan satu sama lain dapat dipersepsikan
sebagai satu kesatuan, hal tersebut diterapkan pada image label yang berada dekat
dengan image objek utama masing-masing poster. Sehingga dapat
diidentifikasikan bahwa label berwarna merah muda tersebut merupakan milik
objek utama.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
93
4.2.2. Analisis Video
Screen-based media menurut Landa (2014) merupakan komposisi dari berbagai
jenis media seperti image, sound, dan frame. Untuk membangun koneksi dengan
penonton, dibutuhkan sebuah rhytmic relationships, bagaimana komposisi scene
berjalan dari satu frame ke frame lainnya dapat dimengerti penonton sebagai satu
kesatuan video yang utuh (hlm. 218). Rhytmic relationship dalam perancangan
video kampanye ini, dapat ditemui pada frame tiap pertanyaan yang diajukan pada
anak-anak dengan sama-sama berwarna biru dengan text putih. Sehingga, setiap
muncul tampilan teks berwarna biru, penonton dapat mengidentifikasi bahwa ini
adalah pertanyaan selanjutnya yang diajukan oleh penulis selaku pembuat video.
Terdapat faktor ungulan dari screen-based media, yaitu media tersebut
memiliki narasi atau storyline untuk diceritakan. Lain halnya dengan print media
yang memvisualisasikan narasinya, lewat video, storyline dapat disampaikan
lewat montage, scene-to-scene, musik dan visual digabung menjadi satu. Disini,
cerita dari tujuan yang diinginkan disampaikan lewat ekspresi dan jawaban
masing-masing anak yang penulis tanya, dengan bahasa yang berbeda-beda,
penulis simpulkan diakhir video, sehingga storyline menjadi utuh disatukan
menjadi pesan yang sama.
4.2.3. Analisis Media Pendukung
Perancangan visual Gurubersahabat, tentunya juga diaplikasikan pada media-
media pendukung yang dibawa oleh organisasi IndonesiaBermutu ketika
mengadakan workshop ke sekolah-sekolah dalam tahapan action. Benda-benda
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
94
tersebut diantaranya adalah souvenir dan stationary berupa document folder dan
notes besar dan kecil.
Ilustrasi dikembangankan dari perancangan supergraphic yang sudah
dibuat. Yaitu ketiga poin menjadi Gurubersahabat, diantaranya mendengarkan,
menginspirasi dan lebih dekat. Disini, penggunaan warna lebih dieskplor dari
colour palette yang sudah dibuat, untuk menampilkan fleksibilitas dan tidak
membuat bosan target audien jika hanya menampilkan logo dan warna latar
belakang yang sudah mereka ketahui. Penggunaan elemen lain selain
supergraphic dalam perancangan document folder masih dianggap sesuai dengan
tone and manner dan tidak mendominasi supergraphic, karena gaya visual dan
tarikan garisnya senada.
Gambar 4. 37 Analisis Media Pendukung Stationary
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
95
4.3. Jadwal dan Durasi Kampanye
Kampanye akan berjalan selama 5 bulan, dimulai dari bulan Agustus sampai
Desember 2018. Tiga bulan pertama merupakan penyebaran poster ke sekolah-
sekolah di Jabodetabek, tiap bulannya berganti varian poster. Disaat yang
bersamaan website www.indonesiabermutu.org sudah dapat diakses dengan
konten kampanye yang sama dengan pesan yang disampaikan di dalam poster,
serta carousel ad pada Facebook yang juga di-share oleh beberapa
organisasi/asosiasi yang mendukung kampanye ini sebagai tahapan attention.
Puncak kampanye sosial Gurubersahabat adalah ketika penayangan video
kampanye pada website dan media sosial di bulan November 2018, bulan
November dipilih karena tanggal 25 November bertepatan dengan hari besar Hari
Guru Nasional. Disaat yang bersamaan, konten halaman utama website
www.indonesiabermutu.org juga akan menampilkan video kampanye, dan
penyebaran menggunakan fitur promoted melalui media sosial Facebook juga
berjalan.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
96
Tabel 4. 2 Jadwal dan Durasi Kampanye
MEDIA
2018
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Poster Varian I
Poster Varian II
Poster Varian III
Video Kampanye
Website
Konten kampanye
Video kampanye
Media Sosial
Stationary & Souvenir
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
97
4.4. Budgeting
Tabel 4. 3 Budgeting Kampanye
No Media Spesifikasi Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
Total Harga
(Rp)
1 Poster A2 (420x594mm) 3x93
=279 20,000 5,580,000
2 Document
Folder
Ukuran: Letter
(215.9x279.4mm)
Bahan: plastik
kancing amplop
Full-colour printing
40x93
=3,720 8,000 29,760,000
3 Souvenir
USB cable bracelet
berbahan karet
*kunjungan ke 93
sekolah
40x93
=3,720 7,000 26,040,000
4 Kemasan
Souvenir
Ukuran:
100x100x27mm
Bahan: Single wall
corrugated carboard
Full-colour printing
40x93
=3,720 5,000 18,600,000
5
Promoted
Post
Penaikan kiriman/post
7 hari dalam minggu
pertama tiap bulan
5 70,000 350,000
7 Fee Designer 10,000,000 10,000,000
TOTAL 73,590,000
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
98
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pencegahan terjadinya kekerasan diantara guru, siswa dan orang tua siswa
dapat dimulai dari guru. Bagaimana supaya siswa tersebut terima dengan
peringatan atau hukuman yang diberikan kepadanya secara sadar dan membentuk
siswa tersebut menjadi pribadi yang lebih baik seperti halnya tujuan dari sebuah
peraturan. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah pemberontakan dari siswa
apalagi sampai orang tua yang ikut bertindak. Dari hasil pendalaman masalah
yang penulis lakukan melalui berbagai wawancara, didapati bahwa hanya
beberapa ‘oknum’ pendidik yang sampai tega menerapkan kekerasan dalam
pendisiplinannya. Oleh karena itu, penulis merancang sebuah kampanye sosial
bukan untuk memperingatkan untuk tidak menggunakan kekerasan, namun
dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya konflik ketika
berhadapan dengan siswa.
Dari data yang diperoleh, penulis membuat insight, mind map, dan big
idea untuk gagasan besar keseluruhan kampanye. Diperoleh pesan yaitu ‘hindari
konflik ketika mendisiplinkan siswa dengan memahami lebih dalam individu
siswa yang berbeda-beda’. Untuk memahami siswa, penulis menemukan kata
kunci koneksi yang berkembang menjadi friendly teacher sebagai salah satu cara
membangun koneksi. Pada akhirnya, didapatilah big idea Gurubersahabat yang
sekaligus menjadi nama kampanye sosial yang dirancang oleh penulis. Media
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
99
yang digunakan dalam rangkaian kampanye meliputi video, poster, media sosial
dan website. Untuk tahapan pertama, poster akan disebar ke sekolah-sekolah
dengan pesan pemaparan isu dan penyebab salah satunya yaitu pendisiplinan
siswa yang menggunakan sarana pembelajaran seperti alat tulis. Kemudian,
bertepatan dengan Hari Guru Nasional, kampanye meluncurkan sebuah video
yang memiliki konten testimonial siswa apakah mereka setuju atau tidak jika
hukuman diberlakukan sebaliknya, kepada guru mereka. Video tersebut memiliki
tujuan untuk mengedukasi target audien bahwa tindak pendisiplinan bisa tidak
diterima siswa jika mereka tidak tahu manfaat atau alasan dibaliknya. Yang
terakhir, sebagai tahapan action, kampanye Gurubersahabat memiliki tagline yang
berbunyi ‘mendengarkan, menginspirasi dan lebih dekat’. Pernyataan tersebut
memiliki tujuan untuk selalu diingat target audien ketika mereka berhadapan
dengan siswa dan mencegah terjadinya konflik.
Dengan ini, perancangan kampanye sosial Gurubersahabat telah selesai
dan dapat mencegah terjadinya kekerasan diantara guru, siswa dan orang tua
siswa. Namun, penelitian yang dilakukan penulis belum sempurna sehingga
memungkinkan adanya penelitian dan perancangan selanjutnya di kemudian hari.
5.2. Saran
Dengan selesainya perancangan kampanye sosial Gurubersahabat telah
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Namun, penulis menyadari bahwa
penelitian yang dilakukan tidaklah sempurna. Oleh karena itu, penulis
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
100
menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat lebih dalam dan spesifik
untuk mengetahui permasalahan tentang kekerasan di dunia pendidikan, dan
upaya apa yang dapat dilakukan baik target audien maupun jika melibatkan peran
lain untuk dapat merancang pesan dan strategi komunikasi yang efektif.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Landa, R. (2014). Graphic Design Solution. Canada: Nelson Education, Ltd.
Lidwell, W., Holden, K., & Butler, J. (2010). Universal Principles of Design.
Singapore: Rockport Publishers, Inc.
Plomin, R., DeFries, J.C., & Fulker, D. W. (2006). Nature and Nuture during
Infancy and Early Childhood. USA: Cambridge University Press
Pudjiastuti, W. (2016). Social Marketinng: Strategi Jitu Mengatasi Masalah
Sosial di Indonesia. Jakarta: Buku Obor.
Santrock, J. W. (2010). Educational Psychology. New York: McGraw Hill.
UNICEF. (2006). Pedoman Pelatihan untuk Guru tentang Pencegahan Kekerasan
Terhadap Anak di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
Republik Indonesia.
Venus, A. (2010). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.
Sumber lain:
Bona, M. (2016, 11 Agustus). Kasus Orangtua Aniaya Guru, PGRI: Jika Tidak
Percaya Guru, Silakan Didik Sendiri. Diambil dari
http://www.beritasatu.com/pendidikan/379305-kasus-orangtua-aniaya-
guru-pgri-jika-tidak-percaya-guru-silakan-didik-sendiri.html
Febrianto, S. (2018, 3 Maret). Orangtua Murid di Kalbar Aniaya Guru Wanita.
Diambil dari
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xviii
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2018/03/03/orangtua-murid-di-
kalbar-aniaya-guru-wanita
FSGI. (2017, 26 Desember). Catatan Akhir Tahun (CATAHU) Pendidikan
Sepanjang 2017. Diambil dari
http://www.fsgi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=6
3:catatan-akhir-tahun-catahu-pendidikan-sepanjang-
2017&catid=2&Itemid=108
Gembong, M. (2015, 7 Oktober). Catatan Akhir Tahun (CATAHU) Pendidikan
Sepanjang 2017. Diambil dari https://metro.tempo.co/read/707350/siswa-
bacok-guru-kepsek-anaknya-pendiam-tidak-nakal
Isnanto, B. (2017, 16 Mei). Mendikbud soal Video Penamparan 4 Siswi di Kelas:
Guru Harus Sabar. Diambil dari https://news.detik.com/berita/d-
3502816/mendikbud-soal-video-penamparan-4-siswi-di-kelas-guru-harus-
sabar.
Karundeng, M. (2018, 14 Februari). Naik Pitam, Orang Tua Siswa Hantan Kepala
Ibu Kepsek dengan Meja. Diambil dari
http://www.tribunnews.com/regional/2018/02/14/naik-pitam-orang-tua-
siswa-hantam-kepala-kepsek-dengan-meja
Movanita, A. (2017, 6 November). Kasus Guru Pukul Siswa di Pangkal Pinang
Berujung Damai. Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2017/11/06/16500581/kasus-guru-
pukul-siswa-di-pangkal-pinang-berujung-damai
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xix
Taufiqurrahman. (2018, 3 Februari). Penganiayaan Guru oleh Siswa di Sampang,
Begini Kronologinya. Diambil dari
http://regional.kompas.com/read/2018/02/03/10041991/penganiayaan-
guru-oleh-siswa-di-sampang-begini-kronologinya
TEMPO. (2015, 4 Maret). ICRW: 84% of School-Aged Indonesian Children
Experineces Violence. Diambil dari
https://en.tempo.co/read/news/2015/03/04/074647110/ICRW-84-of-
School-Aged-Indonesian-Children-Experiences-Violence
Warsono. (2015, 3 September). Guru Pukul Siswa, KPAI Tegur Sekolah.
Diambil dari
https://metro.tempo.co/read/697465/guru-pukul-siswa-kpai-tegur-sekolah
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xiv
LAMPIRAN A: Transkrip Wawancara Zulfikri Anas
1. Pertanyaan : Bagaimana respon Bapak mengenai isu tersebut? Kalau kita lihat
kan lingkungan sekitar kita semisal Jakarta atau Tangerang belum terdengar
kasus-kasus seperti diatas. Menurut Bapak bagaimana tingkat urgensi dampak
kasus tersebut terhadap daerah-daerah lain?
Jawaban : Sesuatu yg terjadi di muara, pasti ada rangkaian penyebabnya,
dan tidak ada yang tiba-tiba. Apalagi perbuatan yang mengalahkan logika, itu
sebenarnya tidak mungkin terjadi di seorang manusia jika proses pendidikan dari
awalnya itu bener. Jadi sebenarnya, kita tidak bisa melihat bahwa di satu wilayah
belum terjadi kemudian tidak urgent, ya kebetulan saja mungkin di wilayah
tersebut belum terjadi. Intinya, potensi itu masih ada, anak itu dalam kondisi
tertekan. Lihat saja tatap saja wajah anak2 itu kalau sekolah, tidak ada yang
happy, nah itu dosa dunia pendidikan itu.
2. Pertanyaan : Sementara, bagaimana pendapat Bapak mengenai kasus orang tua
siswa yang menganiaya guru sebagai pendidik anaknya di sekolah?
Jawaban : Yang menjadi penyebab adalah tidak adanya slaing komunikasi
dan kepercayaan dari orang tua kepada pihak guru. Semua itu berawal dari
‘awamnya’ guru terhadap pendidikan. Tetap saja itu berawal dari dunia
pendidikan yang tidak mampu membangun komunikasi secara baik dengan orang
tua. Mengapa kita tidak bisa menyalahkan orang tua pada awalnya, karena mereka
tidak dididik khusus sebagai pendidik. Hukuman bagi anak dalam bentuk apapun
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xv
akan semakin membuat anak bebal. Nah, kekerasan dari orang tua terhadap guru
pertanda kegagalan sistem pendidikan.
3. Pertanyaan : Apa sebenarnya yang bisa tertanam dalam pikiran seorang siswa
sehingga perbuatan diluar logika seperti sampai dilakukan?
Jawaban : Ada sebuah fenomena yang terjadi di anak-anak kita itu,
semacam frustasi secara sistematis. Frustasi nya itu mulai dari keluarga,
masyarakat kemudian masuk ke sekolah, anak itu seolah-olah harus jadi pengikut
ketentuan2 yg sangat saklek dr ortu,sekolah hampir tidak ada ruang bagi dia untuk
mengekspresikan keunikan dia, potensi dia, kesukaan dia. Karena sebetulnya kan
setiap anak itu unik.
4. Pertanyaan : Seperti yang kita tahu, banyak yang mengatakan bahwa anak
zaman sekarang berbeda dengan dulu. Bagaimana pendapat Bapak mengenai hal
tersebut dan apa korelasi nya dengan pendidikan anak?
Jawaban : Kalau dulu masalahnya zaman angkatan saya karena referensi
kita sangat terbatas. Paling zaman dulu hanya ada TV, pesannya juga normatif
tidak banyak. Stasiun sama, semua info yang diterima sama. Anak-anak sekarang
tidak bisa, karena referensi nya begitu banyak, begitu terbuka. Jadi kalau kita
bicara tentang sesuatu kepada anak, dia sebenarnya sudah tau lebih banyak
tentang hal2 itu. Yang sebenarnya diperlukan adalah kerelaan kita sebagai orang
dewasa untuk memberikan ruang, kesabaran, kepada dia untuk mengekspresikan
dirinya supaya gak tertahan dalam hatinya.
Kemudian, dulu pendekatan pendidikan knowledge based, berbasis teori,
mengerti dulu. nanti penerapan nya itu pendukung. Tapi kalau sekarang karena
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xvi
kita competency based, nanti siswa akan meramu sendiri. Sistem tersebut sudah
mulai dijalani sejak 2002, tetapi sampai sekarang pemahamannya di dunia
pendidikan tidak berubah, tetap sama. Jadi pemahamannya tidak utuh sementara
caranya juga tetep knowledge based. Jadi yang kurang mengerti penerapan
competency-based ini tidak hanya sekolah saja yang kurang bisa
mengaplikasikan, tapi dari pemerintahannya juga.
5. Pertanyaan : Kalau begitu bagaimana dengan keterlibatan sikap atau akhlak
anak? Seperti yang kita tahu, anak kalau dibaiki takutnya melunjak atau
sebagainya?
Jawaban : Jadi dalam pendisiplinan siswa harus berganti cara, yaitu dengan
kesadaran. Karena sebenarnya begini, untuk berbuat baik dan berdisiplin, itu
sudah fitrahnya manusia, sudah ada didalam dirinya. Cuma karena sesuatu yang
ada itu dianggap tidak ada oleh orang dewasa, dia akan sakit hati, seolah-olah dia
itu kalo tidak disuruh tidak akan melakukan hal yang baik, salah, dia punya, kok
keinginan begitu, cuma pengkondisian itu yang penting.
6. Pertanyaan : Saya tertarik dengan kata-kata ‘frustasi secara sistematis’ yang
tadi Bapak utarakan, bagaimana sebenarnya proses frustasi tersebut bisa
bertumbuh?
Jawaban : Nah, kalau misalnya tertahan itu seperti ini, dia datang ke
sekolah, belajar duduk diam, dia harus mengerjakan semua yang diperintahkan,
tidak ada ruang bahwa saya itu manusia, loh saya mem unyai kreasi loh saya
punya keunikan. Malah kalau semakin unik semakin salah dimata dunia sistem
ini. Nah, si anak kalau semua serba salah dan dia harus mengikuti garisan yang
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xvii
sangat kaku itu yang membuat dia mengalami tekanan terus menerus. Nah, rasa
frustasi itulah yang muncul.
Kita kan tidak tahu kasus yang terjadi di Madura itu. Nah itu bisa jadi
terjadi di mana mana, jadi tunggu meledaknya saja. Jadi kalau yang saya lihat di
kasus di Madura, anak tersebut mau mengorbankan dirinya, mewakili generasi
muda seusia dia dengan melakukan itu, sehingga menjatuhkan dirinya sendiri.
Dan itu sebagai petunjuk, artinya dia korbankan dirinya untuk menyelamatkan
teman-temannya. Kenapa anak itu kok, tidak di hukum, ketika anak yang terlibat
kasus, HAM berbicara. Kalau mau bicara ham harus total, jangan sepihak-pihak.
Anak itu lebih parah sebenarnya, kenapa? Dia sampai mengalahkan logikanya
untuk melakukan kejahatan itu, kenapa? Karena dia tidak mendapatkan hak
pendidikan. Dia itu meminta hak nya sebenarnya, tapi karena dia sudah frustasi
duluan, cara memintanya itu ya sudah, habisi aja. Nah coba kalau kita hukum mati
dia? Berarti kita dengan sengaja menghilangkan jiwa yang anak itu sebetulnya
justru menunjukkan kalau dia itu sedang butuh hak nya, dan itu tidak akan
mengatasi masalah. Tidak akan mencegah persoalan lainnya, bukan soal kapok
dan tidak kapok, takut atau tidak takut, dia sendiri sudah tidak bisa mengendalikan
dirinya, frustasinya. Jadi, ya kita tidak melihatnya dari satu sisi ‘oh gurunya
padahal baik, blablabla’ ibarat sungai itu kita tidak bisa lihat muaranya saja, harus
telusuri dari hulu apa yang terjadi.
Nah disini yang diperlukan adalah introspeksi bagi seluruh orang dewasa,
baik sistem pendidikan kita di keluarga maupun di sekolah untuk memahami betul
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xviii
anak itu adalah manusia yang punya tanggung jawab sendiri kepada Allah, yang
punya potensi sendiri yang unik, dan itu yang harus dikembangkan.
7. Pertanyaan : Kemarin saya baca dari buku UNICEF, didalamnya terdapat
diagram siklus sistemik yang mempengaruhi perilaku anak, apakah Bapak setuju
dan apa keterkaitannya di dunia pendidikan lebih tepatnya?
Jawaban : Benar, jadi anak-anak itu sebetulnya mudah dididik. Anak-anak
paling mudah asal ada contoh. Sekarang bagaimana mau baik, gurunya semisal
bicara ‘kalian harus jadi anak baik, tidak boleh ini itu’ sementara cara ngomong
guru saja udah kasar. Itu otomatis, yang harus sopan itu sekarang harus guru
kepada muridnya, udah gak musim lagi guru killer. Orang tua pada anak, karena
anak meniru sifatnya. Pandangan kuno kan anak nanti ngelunjak kalau dibaiki.
Saya tertarik pada satu ungkapan, kalau kita ingin melihat siapa diri kita, lihatlah
anak kita, apa yg diperbuat oleh anak kita, nah itulah pribadi kita. Karena anak
tidak mendapat hak pendidikannya, kalau anaknya sikapnya begitu pasti ada
sesuatu dari orang tua nya. Sesalah-salahnya anak, itu pasti berawal dari orang
tua, sistem. Kita menuntut anak itu hormat kepada sesama dan kepada guru,
seberapa jauh kita hormat pada anak? Paling yang kita hargai itu berapa anak?
Anak yang patuh, nurut atau pintar. Lalu anak yang lain, kita jadikan bahan
perbandingan, jangan seperti dia, dia, dia. Jangan seperti dia itu berbahaya. Kata-
kata itu sebenarnya akan mengkristal di dirinya, rasa frustasi dan itulah yang
mendorong dia untuk meledak.
8. Pertanyaan : Bagaimana kondisi kondusif dunia pendidikan menurut Bapak?
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xix
Jawaban : Terjadi proses kolaborasi antar anak yang berbeda potensi,
kemudian kolaborasi antar sesama guru. Guru mana ada yang berkolaborasi
diantara mereka? Guru matematika merasa tidak perlu saya berkolaborasi sama
guru seni, seni itu ilmu apa, matematik ilmu hebat. Masing-masing harus
dicairkan egonya. Karena sesungguhnya ilmu itu harus di mix ketika masuk ke
anak. Harus suka semua seharusnya dengan kadar yang beda-beda. Anak harus
meramu ilmu yang didapat, ketika dia belajar dipisah, dikotak-kotakan itu
namanya ‘mutilasi’. Jadi, akhirnya kita tau pelajaran mana yang saya dominan,
kalau selama ini kan, pelajaran semua harus sama nilainya, inilah yang keliru, jadi
anak yang hebat adalah 15 mata pelajaran itu nilainya 10, itu sangat tidak
manusiawi. Zaman sekarang ini harus mendobrak sistem.
Kita sekarang sudah dalam kondisi darurat pendidikan, karena banyak
orang yg terlalu baik, anak anak itu terlalu baik mau diatur, nurut, padahal
terjebak dia kalau sampai potensinya tidak maksimal. Kesadaran itu sudah
mendunia seperti contoh ilustrasi yang viral di internet menggambarkan gajah,
monyet, semua binatang kumpul untuk manjat sebuah pohon. Jadi disini potensi si
gajah yang harusnya bisa ngangkat beban jadi tidak ada daya lagi karena
energinya malah disuruh manjat itu. Cuma di Indonesia ini sangat lambat
kesadarannya, keegoisan dunia pendidikan masih ada, bahwa kita yang lebih tua
yang lebih tau.
9. Pertanyaan : Sejak tadi, bapak kerap menyinggung bahwa sistem harus
berubah, jadi tepatnya siapa ya Pak, yang memegang kendali atas sistem ini?
Apakah yang dimaksud para birokrat?
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xx
Jawaban : Perubahan sistem tidak bisa mengandalkan satu misal sekolah
saja. Harus integrasi antar tripusat pendidikan, kata ki hajar dewantara. Yaitu
orang tua, masyarakat dan guru untuk pendidikan anak. Kalau dalam dunia
pendidikan, ilmu yang paling banyak itu ya ada di anak itu. Perilaku anak itu tuh
ilmu dunia pendidikan, apa yg dia tunjukan apa yg dia minati itulah ilmunya.
Anak-anak yang bermasalah ini kan sebagai penyumbang perkembangan ilmu
pendidikan loh, nah sementara sekarang anak datang sama kita, anak malah diusir,
anaknya diusir ilmunya dicari, justru yg diterima anak yg baik-baik saja, ya tidak
dapat apa apa dia. Tripusat pendidikan tidak bisa dipisah. Kalau diambil satu saja,
tidak imbang. Supaya semua sadar si tripusat itu.
10. Pertanyaaan : Kalau begitu, bagaimana cara yang tepat untuk memaksimalkan
proses pendidikan anak? Mengingat dari segi tujuan tidak mungkin ada yang
bertujuan buruk baik dari guru maupun orang tua?
Jawaban : Ada sesuatu yang harus dilakukan perubahan mendasar, dan
semua orang sadar sesadar-sadarnya bahwa setiap anak itu unik, tidak dapat
dibanding-bandingkan apalagi di-ranking, itu berbahaya. Jadi, itu kalau sistem
ranking yg mutung lebih banyak dari yang untung, nah, itu sudah gak zamannya
sekarang. Apalagi kategori sekolah unggulan, sekolah tidak unggulan itu semua
merusak itu. Termasuk NEM, kenapa justru sebetulnya kalau semakin lemah anak
itu semakin perlu dia mendapatkan pendidikan yang lebih bagus, seharusnya.
Coba misalnya kalau anak-anak yang terjerumuskan narkoba, kriminal
atau segala macam, itu kan pelarian dia. Dia ga punya, mau kemana dia pergi, ke
sekolah? Tidak ada tempat, cobalah dirasakan kita-kita yang punya hobi dunia
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxi
desain grafis misalnya, adakah tempat disekolah? Tidak ada. Nah yang akan
menyelamatkan kita siapa coba? Ya yang kita punya ini, sementara yang
diberikan oleh dunia pendidikan itu belum tentu. Bagaimana kalau itu terus
dipaksakan? Kenali potensi anak, mereka punya potensi sendiri, dan berikan
ruang seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan keunikannya dari sejak
dini, dan pengendalian dirinya pun otomatis akan kuat.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxii
LAMPIRAN B: Transkrip Wawancara Lia Karlijanti
1. Pertanyaan : Bagaimana respon Ibu mengenai isu tersebut? Kalau kita lihat kan
lingkungan sekitar kita semisal Jakarta atau Tangerang belum terdengar kasus-
kasus seperti diatas. Menurut Ibu bagaimana tingkat urgensi dampak kasus
tersebut terhadap daerah-daerah lain atau sekitar lingkungan kita?
Jawaban : Mungkin kasus-kasus tersebut termasuk bullying ya, guru tidak
dihargai murid adalah bullying. Guru pun kalau membuat anak tertekan, juga
termasuk bullying. Sebenarnya penyebab terjadinya hal itu karena karakter si
pelaku masing-masing, kita tidak bisa menggeneralisir semua anak indonesia
karakter nya negatif. Tapi, kalau kita lihat lebih luas, hal-hal seperti ini
memungkinkan terjadi karena kondisi kehidupan kita saat ini. Kalau ditelusuri
lebih jauh, semisal si anak melakukan hal negatif, apa yang membentuk
karakternya menjadi seperti ini? Apakah kurang perhatian dari orang tuanya,
apakah dia juga dapat perlakuan seperi itu, jadi dia menyontoh.
Lalu, kehidupan sekarang kan semuanya serba sulit ya, misalnya semua harga
mahal, tidak mudah memenuhi kebutuhan, hal tersebut kan bisa menimbulkan
stres bagi orang dewasa. Kalau orang tua stres tentunya akan berpengaruh pada
cara mereka mendidik anak-anaknya. Jadi tidak sabar mendengar cerita atau
mengeluh, sehingga timbul kebiasaan kekerasan seperti itu. Kemudian, anak yang
tidak ada tempat bercerita, tidak didengarkan, guru tidak mau tahu, pokoknya
harus ngumpulin tugas. Jadi menurut saya, di lingkungan manapun sangat
mungkin terjadi tindakan-tindakan seperti itu, baik dari anak maupun orang
dewasa.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxiii
2. Pertanyaan : Jadi, seperti apa dampak stres pada orang dewasa lebih tepatnya
dalam pengajaran anak?
Jawaban : Kalau menurut saya, tidak hanya anak, tapi orang tua juga perlu
belajar pengendalian diri ya. Karena ketika dia jengkel atau sedih padahal anak
ingin mengeluh atau bercerita, jadinya malah cuek atau marah. Kalau begini, kan
komunikasi nya jadi tidak baik.
3. Pertanyaan : Kalau begitu, menurut Ibu, siapa yang perlu menjaga komunikasi
terlebih dahulu, apakah dari guru ke orang tua atau sebaliknya?
Jawaban : Menurut saya, kalau di beberapa sekolah organisasi perkumpulan
orang tua siswa itu sangat berguna ya untuk media informasi tentang sekolah.
Tapi yang sekarang saya lihat seperti ini, di grup orang tua siswa itu seringkali
perbincangannya bukan tentang anak-anak, tetapi malah menggosipkan sesuatu
yang tidak berhubungan dengan proses belajar anak.
Kemudian, orang tua harus peduli pada perkembangan anaknya sendiri,
seperti contoh sering datang ke sekolah, bertanya bagaimana anaknya jika di
lingkungan belajar, karena kalau kemampuan kompetensi kan bisa dilihat dari
rapor, namun anak dalam pergaulannya baik-baik saja atau tidak.
Kemudian, guru kan juga menghadapi sekian puluh siswa, tapi ketika ada
satu siswa yang bermasalah, harus segera dikomunikasikan dengan orang tuanya.
Karena anak kan berkembang di dua lingkungan, yaitu rumah dan sekolah. Jadi
komunikasi dua peran ini harus berjalan terus. Semisal contoh, siswa tidak
mengerjakan PR, langsung komunikasikan dengan orang tuanya bisa jadi
masalahnya ada pada lingkungan rumah. Atau ternyata si siswa memang tidak
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxiv
mengerti pelajarannya, dia mengeluh pada orang tuanya, sehingga solusi terbaik
pun bisa dicari tanpa membuat malu atau merugikan siswa itu sendiri. Kalau
menurut saya, keduanya harus bersikap proaktif, tidak guru yang menunggu orang
tua, atau orang tua yang menunggu kabar dari guru.
Jadi, menurut saya, orang tua itu harus menjaga komunikasi dan relasi
terhadap semua pihak yang berperan di pendidikan anaknya, baik dari keluarga
inti, keluarga besar, lingkungan masyarakat, sekolah, baik guru, teman-temannya.
4. Pertanyaan : Adakah contoh kasus yang pernah ibu ketahui di lingkungan
sekolah ini terkait komunikasi orang tua dan guru yang tidak berjalan baik?
Jawaban : Pernah, jadi ada siswa yang dia memiliki masalah begitu, PR
tidak mengerjakan, tidak membawa buku dan keseulitan menerima pelajaran.
Ketika guru komunikasikan dengan orang tua siswa tersebut, mereka malah tidak
terima, ‘kok Bapak selalu melaporkan yang jelek-jeleknya, sih, memangnya anak
saya tidak ada bagusnya?’. Kalau respon orang tua negatif seperti itu, guru kan
jadi bingung harus mengkomunikasikan hal ini kepada siapa, padahal demi
kebaikan si siswa itu sendiri.
5. Pertanyaan : Menurut ibu, sehubungan dengan UU perlindungan anak,
bagaimana pendapat ibu tentang cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan?
Jawaban : Jadi, sebenarnya begini. Anak sampai usia remaja memang belum
bisa mengendalikan diri dengan bagus, jadi kebutuhan mereka akan aturan itu
besar. Aturan itu kan rambu-rambu yang mengarahkan mereka menjadi lebih baik,
mentaati aturan kalau menurut saya bagus. Memang mungkin, yang harus
bijaksana adalah hukuman bagi anak yang melanggar. Hukuman itu bukan jadi
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxv
membuat anak tertekan, tapi harus membuat anak termotivasi menjadi lebih baik.
Sementara, hukuman yang salah hanya akan membuat dia berontak, di dalam
proses penerapan pendisiplinan tersebut harus tetap dikomunikasikan sebab akibat
dan manfaat dari sanksi tersebut. Bahwa hal tersbeut untuk kepentingan dirinya
sendiri. Kalau anak yang di dalam dirinya punya jiwa berontak, kan dihukum
malah menjadi sarana untuk dia mengekspos diri. Jadi, yang harus
dikomunikasikana adalah bahwa siswa jika melanggar, berarti belum bisa
mengendalikan diri sendiri dengan baik.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxvi
LAMPIRAN C:
TRANSKRIP WAWANCARA MUNA EKA SARI
1. Pertanyaan : Melihat pemaparan fenomena barusan, bagaimana pendapat Ibu
mengenai tingkat urgensi isu tersebut?
Jawaban : Menurut saya, murid pada zaman sekarang memang miris pada
kasus kemarin dikabarkan bahwa murid menyerang balik kepala sekolahnya yang
hampir meninggal. Padahal pada zaman pendidikan yang dulu, saat itu murid
yang diserang oleh guru. Kasus-kasus guru pada zaman sekarang yang diserang
balik oleh muridnya memang sudah sangat di luar logika dan berakibat fatal,
karena kita sebagai guru tentunya tidak pernah berniat untuk menjerumuskan
anak-anak murid ke hal-hal yang tidak baik.
2. Pertanyaan : Sebagai guru BK, Ibu adalah sosok yang dekat dan paham
dengan karakteristik siswa, menurut Ibu apa yang menyebabkan seorang siswa
sampai tega berbuat hal tidak baik seperti isu diatas? Apakah hal tersebut
sebenarnya dirasakan oleh semua siswa?
Jawaban : Mungkin karena anak-anak zaman sekarang mudah untuk
menerima berita-berita yang tersebar di luar sana sehingga informasi-informasi
yang kurang tepat itu terserap. Budaya kekerasan juga sangat mudah untuk
diakses oleh semua orang tanpa batasan umur karena pengaruh globalisasi.
Mudahnya mengakses tindakan-tindakan kekerasan oleh anak yang
mengakibatkan perubahan pandangan tentang tindakan tersebut adalah kejahatan
dan lama kelamaan menjadi hal yang lumrah. Hal ini terjadi juga bisa disebabkan
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxvii
oleh faktor kurangnya pengawasan anak oleh guru dan orang tua. Tindakan-
tindakan kekerasan yang dipertontonkan pada film dan video games kepada anak
juga menjadi faktor.
3. Pertanyaan : Kalau di lingkungan sekolah ini sendiri, seperti apa penanaman
pembelajaran sikap dan budi pekerti kepada anak?
Jawaban : Pendidikan pada pengembangan karakter bukanlah proses yang
dapat dilakukan selama satu atau dua hari, di sekolah ini kami membudayakan
akhlak dan aqidah dengan mengaji setiap hari juga kebiasaan sholat berjamaah
nya sebelum proses KBM, dalam pembentukan karakternya.
4. Pertanyaan : Menurut Ibu/Bpk, faktor apakah yang menyebabkan hubungan
seorang siswa dan guru menjadi tidak ‘harmonis’, seperti contoh, faktor rentang
usia yang jauh atau sistem pengajaran yang sulit, atau sebagainya?
Jawaban : Faktor lain yakni ketika zaman dulu murid selalu mematuhi
perintah dari guru, namun pada zaman modern sekarang ini murid memiliki hak
untuk berpendapat dan menyanggah guru dengan alasan pribadinya yang logis.
Guru harus meng-update diri dalam mengajar terutama cara komunikasinya.
Untuk guru, mendidik jangan sampai melukai dan kekerasan, di luar
alasan karena latar belakang murid/guru, pengaruh perasaan, dsb. Guru yang
sudah sampai menganiaya siswa merupakan guru yang sudah di luar kaidah dalam
mengajar, jangan sampai proses transfer ilmu yang semestinya sebuah keberkahan
malah menjadi senjata guru itu sendiri (dalam menyerang murid).
5. Pertanyan : Menurut ibu, adakah keterkatitan faktor lain diluar guru dan
siswa, seperti pembuat sistem pendidikan itu sendiri?
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxviii
Jawaban : Saya sih, setuju saja dengan apa yang ditetapkan pembuat sistem.
Karena mereka membuat kurikulum seperti itu kan pasti berdasar riset dan
tujuannya baik. Namun, ketidak maksimalannya sistem tersebut berjalan mungkin
karena ketidaksiapan guru di lapangannya, tidak mudah menerapkan sistem
tersebut sehingga hasilnya tetap sama saja seperti dulu metodenya. Sehingga
menurut saya perlunya persiapan dan pelatihan yang matang pada guru sehingga
akan menghasilkan guru yang telaten, agar implementasi pengajaran guru kepada
murid juga berhasil dan murid tidak merasa tertekan dan terbebani.
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxix
LAMPIRAN D: KARTU KONSULTASI
BIMBINGAN TUGAS AKHIR
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxx
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxxi
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxxii
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018
xxxiii
Perancangan Kampanye Sosial..., Luqyana Rifa Mufida, FSD UMN, 2018