bab iv pembahasan dan hasil a. gambaran umum lokasi...

34
36 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di jalan P. Kalengkongan No. 31 Kota Gorontalo. Pada Tahun 1960 Kepolisian di kedua wilayah Gorontalo yaitu Kotamadya Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo, hanya ada satu kantor yang berkedudukan di Kota Gorontalo tepatnya di Kelurahan Tenda yang sekarang digunakan sebagai kantor Sat Lantas (Pengurusan SIM).Kemudian pada tahun 1978 Kantor Polisi Gorontalo dibagi dalam dua wilayah yaitu Kantor Polisi Kabupaten Gorontalo dengan istilah Komres 1906 Gorontalo dan kantor Polisi Kota Gorontalo dengan istilah Komres 1905 Gorontalo. Komres 1905 Gorontalo dipimpin oleh seorang Danres (Komandan Resort) An. Letkol Pol. Sam Parrangan dari Tahun 1978 S/d 1981, dengan membawahi 3 ( Tiga ) Sektor masing - masing sebagai berikut : 1) Komsek 1905-01 Kota Utara 2) Komsek 1905-02 Kota Selatan 3) Komsek 1905-03 Kota Barat Pada tahun 1982 nama Komres 1905 Gorontalo diganti dengan nama Koresta 1505 Gorontalo (Komando Resort Kota 1505 Gorontalo). Dipimpin oleh Letkol Pol. Bintoro Masduchy dari Tahun 1981 s/d 1984.Pada tahun 1984 istilah Koresta 1505 Gorontalo diganti dengan nama Polresta Gorontalo (Kepolisian Resort Kota Gorontalo) dipimpin oleh Letkol Pol. Ali Hanafiah (bertugas 6 bulan). Terakhir nama Polresta Gorontalo diganti dengan nama Polres Gorontalo

Upload: buixuyen

Post on 11-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

36

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di jalan P. Kalengkongan No. 31 Kota Gorontalo.

Pada Tahun 1960 Kepolisian di kedua wilayah Gorontalo yaitu Kotamadya

Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo, hanya ada satu kantor yang berkedudukan di

Kota Gorontalo tepatnya di Kelurahan Tenda yang sekarang digunakan sebagai

kantor Sat Lantas (Pengurusan SIM).Kemudian pada tahun 1978 Kantor Polisi

Gorontalo dibagi dalam dua wilayah yaitu Kantor Polisi Kabupaten Gorontalo

dengan istilah Komres 1906 Gorontalo dan kantor Polisi Kota Gorontalo dengan

istilah Komres 1905 Gorontalo.

Komres 1905 Gorontalo dipimpin oleh seorang Danres (Komandan

Resort) An. Letkol Pol. Sam Parrangan dari Tahun 1978 S/d 1981, dengan

membawahi 3 ( Tiga ) Sektor masing - masing sebagai berikut :

1) Komsek 1905-01 Kota Utara

2) Komsek 1905-02 Kota Selatan

3) Komsek 1905-03 Kota Barat

Pada tahun 1982 nama Komres 1905 Gorontalo diganti dengan nama

Koresta 1505 Gorontalo (Komando Resort Kota 1505 Gorontalo). Dipimpin oleh

Letkol Pol. Bintoro Masduchy dari Tahun 1981 s/d 1984.Pada tahun 1984 istilah

Koresta 1505 Gorontalo diganti dengan nama Polresta Gorontalo (Kepolisian

Resort Kota Gorontalo) dipimpin oleh Letkol Pol. Ali Hanafiah (bertugas 6

bulan). Terakhir nama Polresta Gorontalo diganti dengan nama Polres Gorontalo

37

dan berdasarkan Keputusan Kapolda Gorontalo nomor : Kep/203/VIII/2012

tanggal 31 Agustus 2012 Polres Gorontalo menjadi Polres Gorontalo Kota, serta

membawahi 7 Polsek masing – masing 3 (tiga) Polsek Defenitif (Type Rural)

yakni :

1) Polsek Kota Utara;

2) Polsek Kota Selatan;

3) Polsek Kota Barat.

4 Polsek Persiapan (Type PraRural) yakni :

1) Polsek Kota Timur;

2) Polsek Kota Tengah;

3) Polsek Dungingi;

4) Polsek KawasanPelabuhanGorontalo.

Nama-namam Pejabat KaPolres Gorontalo Kota sebelumpisah dengan

TNI adalahm sebagai berikut :

1) Mayor Pol. R. Ibnu Setiardjo 1960 – 1964

2) Letkol Pol. Casdy 1964 – 1967

3) Letkol Pol. Badik Muda 1967 – 1970

4) Letkol Pol. Sonny Sumarsono 1970 – 1974

5) Letkol Pol. A.M. Hasanudin 1974 – 1978

6) Letkol Pol. Sam parrangan 1978 – 1981

7) Letkol Pol. Bintoro Masducy 1981 – 1984

8) Letkol Pol. Drs. Ali hanafiah 1984 (4 Bulan)

9) Letkol Pol. Tonny Purba 1984 – 1986

38

10) Letkol Pol. A. Suyuti Mappasiata Bsc 1986 – 1987

11) Letkol Pol. Drs. M. Silalahi 1987 – 1989

12) Letkol Pol. Drs. Sukarji 1989 – 1991

13) Letkol Pol. Harnowo Santosa,Smik 1991 – 1994

14) Letkol Pol. Drs. Suharyono Kamino 1994 – 1996

15) Letkol Pol. Moh. S. Arsyad, Smik 1996 - 1997

16) Letkol Pol. Drs. I. Ketut Kadiana 1997 – 1999

Nama – nama Pejabat Kapolres Gorontalo Kota setelah pisah dengan

TNI adalah sebagai berikut :

1) AKBP Drs. Wilmar Marpaung, SH 1999 – 2001

2) AKBP Drs. H. Eldi Azwar, SH 2001 – 2002

3) AKBP Drs.Ahzanur Rozimi 2002 – 2005

4) AKBP Drs. Arizon Hendra 2005 – 2006

5) AKBP Drs. H. Herwan Chaidir 2006 – 2007

6) AKBP Drs. M. Asrul Azis 2007 – 2008

7) AKBP Drs. K. Budi Yuwono 2008 – 2009

8) AKBP Drs. Yozal Zaen 2009 - 2011

9) AKBP Dudi Hadiwijaya, SIK 2011 - 2012

10) AKBP Andry Triaspoetra, SIK 2012 s/d

sekarang

39

Kantor Polres Gorontalo Kota merupakan instansi yang berperan aktif

dalam administrasi pemerintahan, pembangunan dan pemasyarakat yang

khususnya melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat. Kantor Polres

Gorontalo terdiri atas beberapa bagian, satuan fungsi dan seksi yaitu : Bag Ops,

Bag Ren, Bag Sumda, Sat Intelkam, Sat Reskrim, Sat Sabhara, Sat Lantas, Sat

Binmas, Sat Tahti dan bagian lain sepertiSium , Sikeur, Sipropam, Sitipol, serta 7

Polsek sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas sehari-hari.62

B. Peraturan Disiplin POLRI

Dalam melakasanakan fungsi kepolisian anggota POLRI terikat dengan

hukum disiplin yang harus dilaksanakan, dimana disiplin lahir dari kesadaran

untuk mematuhi norma atau kaidah yang mengatur tentang bagaimana seharusnya

sikap yang dilakukan sebagai seorang anggota POLRI. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa disiplin adalah kehormatan, artinya suatu perbuatan yang

memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan mulia, yang mengandung unsur

atau nilai kredibilitas dan komitmen63

, sebagaiman diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI

khususnya Pasal 4, yakni:

62

Lihat dari data sejarah Polres Gorontalo Kota 63

Sadjijono, op.cit, h. 199

40

Pasal 4

Dalam pelaksanaan tugas, anggota Kepolisian Negara Republik

Indonesia wajib:

a. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-

baiknya kepada masyarakat;

b. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya laporan

dan/atau pengaduan masyarakat;

c. Menaati sumpah atau janji anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta sumpah atau janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

d. Melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa

tanggung jawab;

e. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan

kesatuan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

f. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan

yang berlaku;

g. Bertindak dan bersikap tegas serta berlaku adil dan bijaksana terhadap

bawahannya;

h. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas;

i. Memberikan contoh dan teladan yang baik terhadap bawahannya;

j. Mendorong semangat bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja;

41

k. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan

karier;

l. Menaati perintah kedinasan yang sah dari atasan yang berwenang;

m. Menaati ketentuan jam kerja;

n. Menggunakan dan memelihara barang milik dinas dengan sebaik-baiknya;

o. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.64

Kaidah-kaidah yang termuat dalam peraturan disiplin POLRI cukup luas

dimana mencakup perilaku anggota POLRI baik yang terkait dengan kedinasan

maupun dalam kehidupannya dimasyarakat, sehingga kaidah dan norma yang

dimaksud menjadi pedoman berperilaku. Jika anggota mematuhi dan menaati

kaidah atau norma yang ada dalam peraturan disiplin serta tidak melakukan

perbuatan yang bertentangan dengan norma tersebut, maka anggota POLRI

memiliki kriteria “disiplin” tetapi apabila sebaliknya maka memiliki kriteria

“kurang disiplin” atau tidak disiplin”. Disiplin POLRI sebagai salah satu unsur

kepercayaan masyarakat memberi tugas dan wewenang pada POLRI untuk

menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan menegakkan hukum. Tanpa

dasar disiplin, maka hanya kemungkinan kecil masyarakat memberikan

kepercayaan kepada POLRI.65

Berdasarkan penjelasan mengenai Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2

Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI, peneliti akan membahas

pelaksanaan atau implementasi dan faktor yang mendasari pelanggaran disiplin

64

Lihat dalam Peraturan Pemerinta Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI

65Sadjijono, op.cit, h. 202

42

berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan

Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota khususnya poin a dan d yakni,

memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya

kepada masyarakat serta melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh

kesadaran dan rasa tanggung jawab.

C. Implementasi Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota

1) Pelaksanaan Pasal 4 PP No. 2 Tahun 2003

Berdasarkan hasil wawamcara tanggal 4 November 2013 dengan

Wakapolres Gorontalo Kota bahwa pelaksanaan disiplin anggota POLRI di Polres

Gorontalo Kota khusunya Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003

tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota terutama

poin a dan d yakni, memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat serta melaksanakan tugas sebaik-

baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab belum terlaksana

secara optimal meski pemberian sanksi terhadap anggota yang melakukan

pelangggaran sebagai efek jera bagi anggota lain. Hal ini dibuktikan dengan masih

adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh anggota yang tidak

melaksanakan tugasnya dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab,

bahkan ada yang tidak melaksanakan tugas selama tiga puluh hari berturut-turut,

sehingga kewajiban anggota POLRI untuk memberikan perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat tidak

terwujud dengan baik. Berdasarakan data Propam yakni dalam selang tahun 2011-

2013 tejadi 35 kasus pelanggaran disiplin dan 14 kasus diantaranya merupakan

43

pelanggaran berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang

Peraturan Disiplin Anggota POLRI khusunya poin a dan d dan hanya satu kasus

yang masih dalam proses. 66

Lebih lanjut dalam usaha menegakan disiplin di Polres Gorontalo Kota,

Wakapolres menyatakan agar anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota dapat

melaksanakan tugas dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga

dapat memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-

baiknya kepada masyarakat mengalami kendala yang mengakibatkan belum

optimalnya pelaksanaan disiplin anggota POLRI yakni sumber daya manusia,

dimana setiap anggota POLRI memiliki pendidikan, tempat pendidikan kepolisian

dan lingakungan tempat tinggal yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi

karakter dari masing-masing anggota POLRI.67

Hal ini didukung oleh data dari

Propam Polres Gorontalo Kota dalam bentuk tabel sebagai berikut dimana rata-

rata anggota POLRI yang melakukan pelanggaran mengikuti pendidikan perwira

yakni Brigadir Polisi dan pendidikan saat masuk perwira adalah SMA serta tidak

tinggal di asrama polisi Polres Gorontalo Kota, karena berdasarkan penjelasan

baur provos Polres Gorontalo Kota bahwa anggota POLRI yang tinggal di asrama

mendapat pengawasan.

66

Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013. 67

Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013.

44

No Kasus

Pendidikan

Tinggal

Perwira

Saat Masuk

Perwira

1 LP/69/II/2011/PGTLO/RES-

GTLO Tanggal 1 Februari

2011

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal dirumah

orang tua

2 LP/4/II/2011/PGTLO/RES-

GTLO Tanggal 22 Februari

2011

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

keluarga

3 LP/5/III/2011/Sipropam

Tanggal 15 Maret 2011

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

orang tua

4 LP/7/IV/2011/SBRA Tanggal

14 Februari 2011

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

orang tua

5 LP/10/VIII/2011/Sipropam

Tanggal 22 Agustus 2011

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

keluarga

6 LP/12/XI/2011/Yanduan

Sipropam Tanggal 21

November 2011

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

keluarga

7 LP/2/III/2012/Yanduan

Sipropam Tanggal 14 Maret

2012

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

orang tua

45

No Kasus

Pendidikan

Tinggal

Perwira

Saat Masuk

Perwira

8 LP/4/VII/2012Yanduan

Sipropam Tanggal 30 Juli

2012

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal dirumah

orang tua

9 LP/7/VIII/2012/Yanduan

Sipropam Tanggal 17

Agustus 2012

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal dirumah

orang tua

10 LP/1/II/2013/Yanduan

Sipropam Tanggal 8 Februari

2013

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

keluarga

11 LP/3/III/2013/Yanduan

Sipropam Tanggal 30 Maret

2013

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

keluarga

12 LP/4/III/2013/Yanduan

Sipropam Tanggal30 Maret

2013

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

keluarga

13 LP/5/III/2013/Yanduan

Sipropam Tanggal 31 Maret

2013

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal bersama

keluarga

46

No Kasus

Pendidikan

Tinggal

Perwira

Saat Masuk

Perwira

14 LP/53/VIII/2011/Subbag

Yanduan Tanggal 26

Agusutus 2011

Brigadir

Polisi

SMA Tinggal dirumah

orang tua

Sumber Data: Propam Polres Gorontalo Kota Tahun 2011-2013

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin anggota POLRI di

Polres Gorontalo Kota masih dalam proses perbaikan dengan melakukan upaya-

upaya agar pelanggaran disiplin oleh anggota dapat diminimalisir, karena memang

seharusnya sebagai anggota POLRI harus memberi contoh teladan yang baik

dengan cara menaati seluruh aturan perundang-undangan yang ada.

2) Upaya Penanggulangan

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 4 November 2013 dengan

Wakapolres Grontalo Kota bahwa Polres Gorontalo Kota berusaha untuk

meminimalisir pelanggaran disiplin khususnya Pasal 4 Peraturan Pemerintah

Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres

Gorontalo Kota terutama poin a dan d, dalam hal ini adalah agar anggota dapat

melakasanakan tugasnya dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab agar

dapat memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-

baiknya kepada masyarakat, yakni dengan melakukan controlling, dimana

mengontrol keberadaan dari anggota dengan cara memperlengkap sarana dan

prasarana, seperti penggunaan CCTV dipolres dan wajib apel bagi seluruh

47

anggota setiap pukul 07.00 agar dapat mengevaluasi setiap anggota, yang apabila

melakukan pelanggaran yang ringan maka akan dilakukan tindakan fisik dan

untuk pelanggaran disiplin maka akan dilakukan tindakan disiplin yakni melalui

sidang disiplin.68

Dalam meningkatkan pengawasan, Wakapolres Gorontalo Kota

menjelaskan bahwa Polres Gorontalo Kota memulainya melalui tingkat yang

paling bawah yakni polsek melalui kapolsek dimana sebagai pemimpin ditingkat

paling bawah harus bertanggung jawab atas anggotanya. Menurut Wakapolres

Gorontalo Kota, Bapak S. Bagus Santoso ada beberapa hal dikepolisian yang

harus diperhatikan dalam upaya penanggulangan pelanggaran disiplin berdasarkan

Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan

Disiplin Anggota POLRI, yakni:

1) Man

Man berarti berbicara masalah sumber daya manusianya, dimana karakter,

pola fikir dan pendidikan dari masing-masing anggota harus diperhatikan dan

dalam menempatkan seorang anggota dalam suatu jabatan atau tugas dan

kewajibannya dengan tepat.

2) Metode

Metode merupakan cara atau prosedur yang dilakukan agar dapat

ditegakannya disiplin anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota.

68

Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013.

48

3) Money

Money merupakan pendanaan baik itu dana untuk tugas anggota agar

dalam pelaksanaannya anggota dapat melaksanakan tugasnya dengan semangat

dan baik, serta untuk pembangunan di Polres Gorontalo Kota.

4) Materil

Materil merupakan pelengkapan sarana dan prasarana yang dapat

memanksimalkan tugas anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota, serta dapat

menegakan disiplin bagi anggota.69

Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan disiplin di Polres Gorontalo Kota

khusnya mengenai melakasanakan tugasnya dengan baik dan dengan penuh rasa

tanggung jawab agar dapat memberikan perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakatkan dapat terwujud apabila

keempat unsur diatas dapat diperhatikan dengan baik dan maksimal.

Oleh karena itu untuk mendapatkan personil pada suatu jabatan yang

sesuai dengan kemampuannya sehingga tercipta profesionalisme, maka perlu

dilakukan optimalisasi terhadap pelaksanaan melekat yang meliputi :

a. Edukasi dan Pelatihan untuk Perwira POLRI :

1) Pendidikan pembentukan untuk perwira, dimana untuk Akpol dan Secapa

dapat diberikan pengetahuan tentang Pengawasan Melekat dalam kapasitas

sebagai Low Manager atau first line superviser yang membawahi

beberapa anggota, sehingga dalam pelaksanaan tugas berdasarkan batas

69

Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013.

49

kewenangannya dapat menerapkan pengawasan untuk mencapai visi

Polres yang telah ditetapkan. Pengetahuan pengawasan melekat yang

diberikan adalah untuk diimplementasikan kepada anggota secara

langsung.

2) Untuk Lanjutan (PTIK, Selapa dan Sespim) dan Kejuruan Perwira

Lanjutan, dapat diberikan pengetahuan tentang Pengawasan Melekat

dalam kapasitasnya sebagai Middle manager dan Top Manager dalam

Polres dibawah Kapolres sebagai Top Manager. Pengetahuan tentang

Pengawasan Melekat yang diberikan adalah untuk diimplementasikan

kepada Perwira Pertama (first line superviser) dan kepada anggota secara

langsung. Disertai dengan teknik dan taktik dan berbagai cara melakukan

pengawasan melekat secara mendalam.

3) Dalam bentuk coaching clinic atau sarasehan atau seminar tentang

pengetahuan pengawasan melekat baik dari internal Kepolisian maupun

diberikan kesempatan untuk mengikuti yang dari eksternal kepolisian.

4) Pelatihan khusus tentang pengawasan melekat, yaitu untuk

mengimplementasikan pengawasan melekat, langsung dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari. Pelatihan ini termasuk membuat modul atau check list

sebagai sarana bantu untuk melakukan penilaian terhadap anggota.70

70

Materi Dari Karya Tulis S. Bagus Santoso, SIK., MH, Optimalisasi Pengawasan Melekat Terhadap Proses Mutasi

Personil Di Tingkat Kod Guna Meningkatkan Kinerja Organisasi Dalam Rangka Mewujudkan Profesionalisme POLRI.

50

b. Sosialisasi Pengawasan Melekat

Sosialisasi Pengawasan Melekat bertujuan untuk memberikan pemahaman

yang tepat tentang pengertian dan cara pelaksanaan Pengawasan Melekat tanpa

mengurangi pemahaman pentingnya pengawasan pimpinan kepada staf karena

Pengawasan Melekat merupakan sistem pengendalian yang melekat pada seluruh

kegiatan organisasi. Sosialisasi dilakukan secara berjenjang dan bertahap kepada

seluruh pimpinan dan pegawai di lingkungan polres. Sosialisasi dapat dilakukan

dengan memberikan pengetahuan tentang waskat dan aturan-aturan yang

mengatur tentang waskat, dengan harapan setelah dilakukan sosialisasi ini,

pimpinan baik, mengerti dan dapat menjalankan pengawasan dengan benar

sehingga tercapai apa yang menjadi tujuan polres.71

71

Materi Dari Karya Tulis S. Bagus Santoso, SIK., MH, optimalisasi pengawasan melekat Guna penempatan personil

sesuai kemampuan Dalam rangka terwujudnya profesionalisme.

51

No Kasus

Pelanggaran

Sanksi

Jenis Pasal

1 LP/69/II/2011/PG

TLO/RES-GTLO

Tanggal 1

Februari 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal 6

huruf (c) PP RI

No 2 tahun

2003

Teguran tertulis

Penundaan

mengikuti

pendidikan selama

satu tahun

2 LP/4/II/2011/PGT

LO/RES-GTLO

Tanggal 22

Februari 2011

Meninggalkan tugasnya

secara tidak sah dalam

waktu lebih dari 30 hari

kerja secara berturut-

turut

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal 6

huruf (c) PP RI

No 2 tahun

2003

Dilimpahkan ke

Polda

3 LP/5/III/2011/Sip

ropam Tanggal 15

Maret 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal 6

huruf (c) PP RI

No 2 tahun

2003

Penundaan

kenaikan pangkat

selama satu

periode

Penempatan dalam

tempat khusus

selama tujuh hari

52

No Kasus

Pelanggaran Sanksi

Jenis Pasal

4

LP/7/IV/2011/SB

RA Tanggal 14

Februari 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal 6

huruf (c) PP RI

No 2 tahun

2003

Penempatan dalam

tempat khusus

selama empat belas

hari

5

LP/10/VIII/2011/

Sipropam

Tanggal 22

Agustus 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal 6

huruf (c) PP RI

No 2 tahun

2003

Teguran tertulis

Penundaaan

mengikuti

pendidikan selama

satu tahun

6 LP/12/XI/2011/Y

anduan Sipropam

Tanggal 21

November 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal 6

huruf (c) PP RI

No 2 tahun

2003

Teguran tertulis

Penundaan

mengikuti

pendidikan selama

satu tahun

Penempatan dalam

tempat khusus

selama 14 hari

53

No Kasus

Pelanggaran

Sanksi

Jenis Pasal

7

LP/2/III/2012/Ya

nduan Sipropam

Tanggal 14 Maret

2012

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf (d)

dan Pasal 6 huruf

(c) PP RI No 2

tahun 2003

Penenmpatan

dalam tempat

khusus selama 1

hari

Penundaan

mengikuti

pendidikan

selama enam

bulan

8 LP/4/VII/2012Ya

nduan Sipropam

Tanggal 30 Juli

2012

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf (d)

dan Pasal 6 huruf

(c) PP RI No 2

tahun 2003

Teguran tertulis

Penenmpatan

dalam tempat

khusus selama

tujuh hari

9 LP/7/VIII/2012/Y

anduan Sipropam

Tanggal 17

Agustus 2012

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

Pasal 4 huruf (d)

dan Pasal 6 huruf

(c) PP RI No 2

tahun 2003

Penempatan

dalam tempat

khusus selama

14 hari

54

No Kasus

Pelanggaran Sanksi

Jenis Pasal

10 LP/1/II/2013/Yan

duan Sipropam

Tanggal 8

Februari 2013

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf (d)

dan Pasal 6 huruf

(c) PP RI No 2

tahun 2003

Penenmpatan

dalam tempat

khusus selama

14 hari

Penundaan

pendidikan

selama satu

periode

11 LP/3/III/2013/Ya

nduan Sipropam

Tanggal 30 Maret

2013

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

Pasal 4 huruf (d)

dan Pasal 6 huruf

(c) PP RI No 2

tahun 2003

Penundaan

kenaikan

pangkat selama

satu periode

12 LP/4/III/2013/Ya

nduan Sipropam

Tanggal30 Maret

2013

tanggung jawab dinas

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf (d)

dan Pasal 6 huruf

(c) PP RI No 2

tahun

Teguran tertulis

Penundaan

mengikuti

pendidikan

selama satu

periode

55

No Kasus

Pelanggaran Sanksi

Jenis Pasal

13

LP/5/III/2013/Y

anduan

Sipropam

Tanggal 31

Maret 2013

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf (d)

dan Pasal 6 huruf

(c) PP RI No 2

tahun 2003

Teguran tertulis

Penundaan

kenaikan gaji

berkala selama

satu periode

14 LP/53/VIII/2011

/Subbag

Yanduan

Tanggal 26

Agusutus 2011

Tidak memberikan

perlindungan, pngayoman

dan pelayanan dengan

sebaik-baiknya kepada

masyarakat, tidak menaati

segala peraturan

perundang-undangan dan

peraturan ksedinasan yang

berlaku dan melakukan

hal-hal yang dapat

menurunkan kehormatan

dan martabat Polri

Pasal 4 huruf (a)

dan (f) Pasal 5

huruf (a) PP RI

No 2 tahun 2003

Dalam proses

Sumber Data: Propam Polres Gorontalo Kota Tahun 2011-2013

56

3) Sanksi dan Dampak Sosial

Sanksi merupakan tindakan hukum untuk memaksa orang untuk menaanti

hukum, atau merupakan suatu hukuman72

. Hal ini menunjukan bahwa sanksi

dapat dijatuhkan kepada siapapun tanpa memandang harta, maupun jabatan

asalkan seseorang tersebut melanggar suatu peraturan yang telah ada, sanksi

dijatuhkan untuk menimbulkan efek jera bagi pelaku pelanggaran dan menjadi

contoh bagi orang lain agar tidak melanggar hukum. Namun pada kenyataannya

sanksi yang dibuat bagi pelanggar hukum tidak sepenuhnya dapat menimbulkan

efek jera bagi pelaku termasuk para penegak hukum yakni anggota POLRI.

Anggota POLRI yang melakukan pelanggaran disiplin berupa tidak

memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya

kepada masyarakat dan tidak melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh

kesadaran dan rasa tanggung jawab juga tidak luput dari sanksi, karena

beradasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan

Disiplin Anggota POLRI dua poin diatas adalah tugas wajib dari anggota POLRI.

Berdasarkan tabel dari pelanggaran disiplin dari Propam Polres Gorontalo Kota

sanksi yang diberikan berdasarkan sidang tindak disiplin yang telah diputuskan

anggota yang melakukan pelanggaran disiplin berupa:

1) Teguran tertulis

2) Penundaan mengikuti pendidikan selama eman bulan, satu tahun, maupun

satu periode

3) Penundaan kenaikan pangkat selama satu periode

72

Pius Abdillah P dan M.Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Arkola, Surabaya, h. 551

57

4) Penempatan dalam tempat khusus selama tujuh hari dan empat belas hari

dan

5) Penundaan kenaikan gaji berkala selama satu periode

Beberapa sanksi diatas jelas merugikan anggota POLRI yang melakukan

pelanggaran disiplin berupa tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan

tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung. Tidak hanya itu,

dampak yang lebih besar akan didapatkan oleh Kepolisian Negara Republik

Indonesia, dimana kepercayaan masyarakat terhadap POLRI sebagai penegak

hukum akan berukurang.

Dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada April 2013,

sebesar 56,0 persen publik menyatakan tidak puas dengan penegakan hukum

ditanah air, demikian pula Survei Indonesia Network Elections Survei (INES)

pada Maret 2013 menunjukan 72,3 persen masyarakat mengaku tidak puas

terhadap kinerja penegakan hukum.73

POLRI sebagai penegak hukum mendapat

imbas dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap penegak hukum tersebut,

karena POLRI merupakan salah satu lembaga penegakan hukum ditanah air.

Khusus di Kota Gorontalo hal ini dapat dikarenakan adanya anggota POLRI yang

tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-

baiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan

penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab. Sehingga masyarakat memandang

anggota POLRI sebagai penegak hukum yang menjadi panutan dalam

73

Metrotvnews, 11 September 2013, Jaksa Agung Akui Kepercayaan Masyarakat Pada Hukum Rendah (Online),

http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/09/11/1/180954/Jaksa-Agung-Akui-Kepercayaan-Masyarakat-pada-Hukum-Rendah, diakses 6 November 2013

58

menjalankan aturan saja masih melanggar aturan yang dibuat dan akibatnya

menurunya kepercayaan masyarakat terhadap POLRI.

D. Faktor Yang Mendasari Pelanggaran Disiplin Anggota POLRI di Polres

Gontalo Kota

1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin

Menurut Priyodarminto faktor yang dapat mempengaruhi disiplin adalah

motivasi kerja, kepemimpinan, komunikasi, lingkungan kerja

a. Motivasi Kerja

Pentingnya kerja karena motivasi kerja adalah hal yang menyebakan

menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan

antusias mencapai hasil yang optimal.

b. Kepemimpinan

Kepemimpinan sangatlah berperan menentukan kedisiplinan karena

pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.74

Berdasarkan

wawancara dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013,

kepemimpinan di Polres Gorontalo Kota dilaksanakan dengan pemimpin harus

menjadi tauladan bagi anggotanya, dimana harus memberikan contoh

pelaksanaan kerja yang baik agar dapat dicontoh oleh anggota, hal ini dilakukan

agar anggota tidak melakukan pelanggaran disiplin pada umum.75

74Rudi Hartono, Sik, Mh. M.Si, 22 Oktober 2010, Disiplin Kerja Di POLRI

(Online)Http://Masroed.Wordpress.Com/2010/10/22/Disiplin-Kerja-Di-POLRI/, Diakses 25 September 201

75Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013

59

c. Komunikasi

Komunikasi merupakan kegiatan untuk saling memberikan keterangan dan

ide secara timbal balik, yang diperlukan dalam setiap usaha kerjasama manusia

untuk menapai tujuan tertentu.76

Berdasarkan wawancara dengan Wakapolres

Gorontalo Kota, 28 November 2013, untuk mewujudkan komunikasi yang baik di

Polres Gorontalo Kota antara pimpinan dan anggota dilaksanakan dengan adanya

jam pimpinan dimana pimpinan memberikan arahan dan anggota dapat

memberikan masukan selama untuk kebaikan organisasi kepolisian, khusunya

Polres Gorontalo Kota. Untuk komunikasi dikesehariannya dilakukan tanpa

membedakan pangkat dan jabatan. 77

d. Lingkungan Kerja

Dengan lingkungan kerja yang baik dan aman maka dapat meningkatkan

produktifitas kerja para pegawai.78

Berdasarkan wawancara dengan Wakapolres

Gorontalo Kota, 28 November 2013, lingkungan kerja yang dibangun adalah yang

harmonis dengan kerjasama antara pimpinan dengan anggota, serta anggota dan

anggota serta anggota diberikan kebebasan untuk mengapresiasikan kemampuan

ataupun keahliannya untuk kemajuan organisasi.79

Empat faktor diatas merupakan hal yang mendasari pelanggaran disiplin

secara umum, secara tidak langsung empat faktor diatas juga mempengaruhi

disiplin anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota, oleh karena itu dari keempat

76

Rudi Hartono, Sik, Mh. M.Si, 22 Oktober 2010, Disiplin Kerja Di POLRI

(Online)Http://Masroed.Wordpress.Com/2010/10/22/Disiplin-Kerja-Di-POLRI/, Diakses 25 September 2013 77

Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 201 78

Rudi Hartono, Sik, Mh. M.Si, 22 Oktober 2010, Disiplin Kerja Di POLRI

(Online)Http://Masroed.Wordpress.Com/2010/10/22/Disiplin-Kerja-Di-POLRI/, Diakses 25 September 2013 79

Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013

60

faktor diatas peneliti akan menjawab faktor yang mendasari pelanggaran disiplin

di Polres Gorontalo Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003

tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota khusunya

anggota POLRI yang tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan

tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.

61

Sumber Data: Propam Polres Gorontalo Kota Tahun 2011-2013

No Kasus

Pelanggaran

Alasan

Jenis Pasal

1 LP/69/II/2011/PG

TLO/RES-GTLO

Tanggal 1

Februari 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Malas

melaksanakan tugas

yang telah

diperintahkan

Pengaruh

lingkungan dan

belum menikah atau

berkeluarga

2 LP/4/II/2011/PGT

LO/RES-GTLO

Tanggal 22

Februari 2011

Meninggalkan tugasnya

secara tidak sah dalam

waktu lebih dari 30 hari

kerja secara berturut-

turut

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Malas

melaksanakan tugas

Pengaruh

lingkungan

Ekonomi keluarga

3 LP/5/III/2011/Sip

ropam Tanggal 15

Maret 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Merasa malu karena

mengalami

kecelakaan lalu

lintas

Mengalami cacat

permanen

62

No Kasus

Pelanggaran

Alasan

Jenis Pasal

4 LP/7/IV/2011/SB

RA Tanggal 14

Februari 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Pengaruh

lingkungan dan

pergaulan serta

belum menikah

5 LP/10/VIII/2011/

Sipropam

Tanggal 22

Agustus 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Faktor ekonomi

dalam keluarga

6 LP/12/XI/2011/Y

anduan Sipropam

Tanggal 21

November 2011

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Malas

melaksanakan tugas

Pengaruh

lingkungan

Ekonomi keluarga

63

No Kasus

Pelanggaran

Alasan

Jenis Pasal

7 LP/2/III/2012/Ya

nduan Sipropam

Tanggal 14 Maret

2012

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Malas

melaksanakan tugas

Pengaruh

lingkungan dan

belum menikah

8 LP/4/VII/2012Ya

nduan Sipropam

Tanggal 30 Juli

2012

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Malas

melaksanakan tugas

dan pengaruh

lingkungan dan

belum berkeluarga

9 LP/7/VIII/2012/Y

anduan Sipropam

Tanggal 17

Agustus 2012

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Lalai dalam

melaksanakan tugas

Tidak

melaksanakan

prosedur dalam

penjagaan

64

No Kasus

Pelanggaran

Alasan

Jenis Pasal

10 LP/1/II/2013/Yan

duan Sipropam

Tanggal 8

Februari 2013

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Kurang

harmonisnya dalam

lingkungan keluarga

11 LP/3/III/2013/Ya

nduan Sipropam

Tanggal 30 Maret

2013

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Ketidak harmonisan

dalam keluarga

yang berpengaruh

pada tanggung

jawab tugas

12 LP/4/III/2013/Ya

nduan Sipropam

Tanggal30 Maret

2013

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Masalah internal

dalam keluarga

65

No Kasus

Pelanggaran

Alasan

Jenis Pasal

13

LP/5/III/2013/Ya

nduan Sipropam

Tanggal 31 Maret

2013

Tidak melaksanaknakan

tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran

dan rasa tanggung jawab

dan menghindarkan

tanggung jawab dinas

Pasal 4 huruf

(d) dan Pasal

6 huruf (c)

PP RI No 2

tahun 2003

Kurang

harmonisnya

rumah tangga

14 LP/53/VIII/2011/

Subbag Yanduan

Tanggal 26

Agusutus 2011

Tidak memberikan

perlindungan,

pngayoman dan

pelayanan dengan

sebaik-baiknya kepada

masyarakat, tidak

menaati segala peraturan

perundang-undangan dan

peraturan ksedinasan

yang berlaku dan

melakukan hal-hal yang

dapat menurunkan

kehormatan dan martabat

Polri

Pasal 4 huruf

(a) dan (f)

Pasal 5 huruf

(a) PP RI No

2 tahun 2003

66

2) Faktor Yang Mendasari Pelanggaran Disiplin Pasal 4 PP No. 2 Tahun

2003

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hal yang mendasari terjadi

pelanggaran disiplin Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun

2003 berupa memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan

sebaik-baiknya kepada masyarakat dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya

dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab di Polres Gorontalo Kota

adalah kurangnya motivasi kerja yang diakibatkan oleh masalah pribadi yang

dihadapi oleh masing-anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota seperti malas

melaksanakan tugas yang telah diperintahkan, pengaruh lingkungan, berdasarkan

wawancara dengan Baur Provos tanggal 26 November 2013 bahwa malasnya

anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota adalah karena sering terlambatnya

anggota dan saat akan melaksanakan tugas agak sulit karena harus dicari terlebih

dahulu oknum yang melakasanakan tugas tersebut, hal ini seiring dengan

pengaruh lingkunagn dimana pergaulan oknum anggota Polres Gorontalo Kota

yang sering bergadang sampai larut malam dengan teman-teman dilingkungan

tempat tinggalnya sehingga berpengaruh pada tugas badan tanggung jawabnya

sebagai anggota POLRI80

, dan alasan belum menikah atau berkeluarga, faktor

ekonomi kelurga, dan masalah internal didalam keluarga masing-masing anggota

POLRI di Polres Gorontalo Kota, dalam hal ini pola pikir dan karakter dari

masing-masing anggota POLRI yang mencampur baurkan masalah pribadi

kedalam tugas dan tanggung jawab yang diemban menandakan sifat tidak

80

Berdasarkan Wawancara Dengan Baur Provos Polres Gorontalo Kota, 26 November 2013.

67

professional dari anggota POLRI yang berpengaruh dalam membangun disiplin

di Gorontalo Kota. Perbedaan pola fikir dan karakter tadi dapat diakibatkan oleh

latar belakang pendidikan pembentukan kepolisian yang berbeda antara lain:

1) Brigadir Polisi

Pembentukan anggota Polri berpangkat Brigadir yang dilaksanakan di

27 Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda selama 7 Bulan dengan kelulusan

berpangkat Brigadir Dua Polisi (Bripda Pol).

2) SAG Perwira

Pendidikan yang ditujukan untuk anggota Polri berpangkat Brigadir

yang telah memenuhi syarat untuk Alih Golongan kepangkat Perwira, masa

pendidikan dilaksanakan selama 1 bulan dengan kelulusan berpangkat

Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).

3) Setukpa (Secapa)

Pendidikan Pembentukan bagi anggota Polri berpangkat Brigadir ke

jenjang golongan Perwira yang dilaksanakan di Sekolah Pembentukan Perwira

(SETUKPA POLRI) Sukabumi selama 7 Bulan dengan kelulusan berpangkat

Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).

4) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS)

Pendidikan Pembentukan Perwira Poliisi yang berasal dari lulusan

Sarjana (S1) yang dilaksanakan di Akademi Kepolisian (AKPOL) Semarang

selama 7 bulan dengan kelulusan berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).

68

5) Akademi Kepolisian (AKPOL)

Pendidikan Pembentukan Perwira Polri yang berasal dari lulusan SMU

sederajat yang telah memenuhi persyaratan baik administrasi, kesehatan,

jasmani, intelektual dan psikologi. Pendidikan dilaksanakan di Akademi

Kepolisian Jl. Sultan Agung Candi Baru Semarang selama 3 Tahun dengan

kelulusan berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).81

Pendidikan pembentukan kepolisian diatas yang berbeda-beda yakni ada

yang 1 bulan, 7 bulan dan 3 tahun dapat menyebabkan perbedaan pola fikir dari

masing-masing anggota POLRI, apalagi ini merupakan pendidikan pembetukan

kepolisian yang harusnya dapat dilakukan dengan maksimal, selain itu latar

belakang pendidikan saat penerimaan anggota juga dapat berpengaruh disiplin

Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003, dimana saat

penerimaan ada calon anggota SMA, DIII dan SI, hal ini sangat berpengaruh

kerhadap karakater dari anggota Polri kedepannnya, sebagaimana teori

pendidikan dari Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)

merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan umumnya

berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin),

pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan

masyarakatnya”82

, sehingga dapat dikatan bahwa pandidikan sangat berpengaruh

terhadap profesionalisme anggota Polri dalam melaksanakan kewajibannya

berdasarkan Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003

81

LEMDIKPOL, 8 Nopember 2013, Lembaga Pendidikan Polri (online),http://lemdik.polri.go.id/home.html,Diakses 6

November 2013

82Pusat Ilmu Pendidikan, Tahun 2013,Teori-teori Pendidikan Menurut Para Ahli (Online), http://pendidikan-

info.blogspot.com/2010/03/teori-teori-pendidikan-menurut-para.html, Diakses 6 November 2013

69

berupa memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-

baiknya kepada masyarakat dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan

penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.