bab iv pembahasan dan hasil a. gambaran umum lokasi...
TRANSCRIPT
36
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di jalan P. Kalengkongan No. 31 Kota Gorontalo.
Pada Tahun 1960 Kepolisian di kedua wilayah Gorontalo yaitu Kotamadya
Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo, hanya ada satu kantor yang berkedudukan di
Kota Gorontalo tepatnya di Kelurahan Tenda yang sekarang digunakan sebagai
kantor Sat Lantas (Pengurusan SIM).Kemudian pada tahun 1978 Kantor Polisi
Gorontalo dibagi dalam dua wilayah yaitu Kantor Polisi Kabupaten Gorontalo
dengan istilah Komres 1906 Gorontalo dan kantor Polisi Kota Gorontalo dengan
istilah Komres 1905 Gorontalo.
Komres 1905 Gorontalo dipimpin oleh seorang Danres (Komandan
Resort) An. Letkol Pol. Sam Parrangan dari Tahun 1978 S/d 1981, dengan
membawahi 3 ( Tiga ) Sektor masing - masing sebagai berikut :
1) Komsek 1905-01 Kota Utara
2) Komsek 1905-02 Kota Selatan
3) Komsek 1905-03 Kota Barat
Pada tahun 1982 nama Komres 1905 Gorontalo diganti dengan nama
Koresta 1505 Gorontalo (Komando Resort Kota 1505 Gorontalo). Dipimpin oleh
Letkol Pol. Bintoro Masduchy dari Tahun 1981 s/d 1984.Pada tahun 1984 istilah
Koresta 1505 Gorontalo diganti dengan nama Polresta Gorontalo (Kepolisian
Resort Kota Gorontalo) dipimpin oleh Letkol Pol. Ali Hanafiah (bertugas 6
bulan). Terakhir nama Polresta Gorontalo diganti dengan nama Polres Gorontalo
37
dan berdasarkan Keputusan Kapolda Gorontalo nomor : Kep/203/VIII/2012
tanggal 31 Agustus 2012 Polres Gorontalo menjadi Polres Gorontalo Kota, serta
membawahi 7 Polsek masing – masing 3 (tiga) Polsek Defenitif (Type Rural)
yakni :
1) Polsek Kota Utara;
2) Polsek Kota Selatan;
3) Polsek Kota Barat.
4 Polsek Persiapan (Type PraRural) yakni :
1) Polsek Kota Timur;
2) Polsek Kota Tengah;
3) Polsek Dungingi;
4) Polsek KawasanPelabuhanGorontalo.
Nama-namam Pejabat KaPolres Gorontalo Kota sebelumpisah dengan
TNI adalahm sebagai berikut :
1) Mayor Pol. R. Ibnu Setiardjo 1960 – 1964
2) Letkol Pol. Casdy 1964 – 1967
3) Letkol Pol. Badik Muda 1967 – 1970
4) Letkol Pol. Sonny Sumarsono 1970 – 1974
5) Letkol Pol. A.M. Hasanudin 1974 – 1978
6) Letkol Pol. Sam parrangan 1978 – 1981
7) Letkol Pol. Bintoro Masducy 1981 – 1984
8) Letkol Pol. Drs. Ali hanafiah 1984 (4 Bulan)
9) Letkol Pol. Tonny Purba 1984 – 1986
38
10) Letkol Pol. A. Suyuti Mappasiata Bsc 1986 – 1987
11) Letkol Pol. Drs. M. Silalahi 1987 – 1989
12) Letkol Pol. Drs. Sukarji 1989 – 1991
13) Letkol Pol. Harnowo Santosa,Smik 1991 – 1994
14) Letkol Pol. Drs. Suharyono Kamino 1994 – 1996
15) Letkol Pol. Moh. S. Arsyad, Smik 1996 - 1997
16) Letkol Pol. Drs. I. Ketut Kadiana 1997 – 1999
Nama – nama Pejabat Kapolres Gorontalo Kota setelah pisah dengan
TNI adalah sebagai berikut :
1) AKBP Drs. Wilmar Marpaung, SH 1999 – 2001
2) AKBP Drs. H. Eldi Azwar, SH 2001 – 2002
3) AKBP Drs.Ahzanur Rozimi 2002 – 2005
4) AKBP Drs. Arizon Hendra 2005 – 2006
5) AKBP Drs. H. Herwan Chaidir 2006 – 2007
6) AKBP Drs. M. Asrul Azis 2007 – 2008
7) AKBP Drs. K. Budi Yuwono 2008 – 2009
8) AKBP Drs. Yozal Zaen 2009 - 2011
9) AKBP Dudi Hadiwijaya, SIK 2011 - 2012
10) AKBP Andry Triaspoetra, SIK 2012 s/d
sekarang
39
Kantor Polres Gorontalo Kota merupakan instansi yang berperan aktif
dalam administrasi pemerintahan, pembangunan dan pemasyarakat yang
khususnya melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat. Kantor Polres
Gorontalo terdiri atas beberapa bagian, satuan fungsi dan seksi yaitu : Bag Ops,
Bag Ren, Bag Sumda, Sat Intelkam, Sat Reskrim, Sat Sabhara, Sat Lantas, Sat
Binmas, Sat Tahti dan bagian lain sepertiSium , Sikeur, Sipropam, Sitipol, serta 7
Polsek sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas sehari-hari.62
B. Peraturan Disiplin POLRI
Dalam melakasanakan fungsi kepolisian anggota POLRI terikat dengan
hukum disiplin yang harus dilaksanakan, dimana disiplin lahir dari kesadaran
untuk mematuhi norma atau kaidah yang mengatur tentang bagaimana seharusnya
sikap yang dilakukan sebagai seorang anggota POLRI. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa disiplin adalah kehormatan, artinya suatu perbuatan yang
memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan mulia, yang mengandung unsur
atau nilai kredibilitas dan komitmen63
, sebagaiman diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI
khususnya Pasal 4, yakni:
62
Lihat dari data sejarah Polres Gorontalo Kota 63
Sadjijono, op.cit, h. 199
40
Pasal 4
Dalam pelaksanaan tugas, anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia wajib:
a. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-
baiknya kepada masyarakat;
b. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya laporan
dan/atau pengaduan masyarakat;
c. Menaati sumpah atau janji anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
serta sumpah atau janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
d. Melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa
tanggung jawab;
e. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan
kesatuan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
f. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan
yang berlaku;
g. Bertindak dan bersikap tegas serta berlaku adil dan bijaksana terhadap
bawahannya;
h. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas;
i. Memberikan contoh dan teladan yang baik terhadap bawahannya;
j. Mendorong semangat bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja;
41
k. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
karier;
l. Menaati perintah kedinasan yang sah dari atasan yang berwenang;
m. Menaati ketentuan jam kerja;
n. Menggunakan dan memelihara barang milik dinas dengan sebaik-baiknya;
o. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.64
Kaidah-kaidah yang termuat dalam peraturan disiplin POLRI cukup luas
dimana mencakup perilaku anggota POLRI baik yang terkait dengan kedinasan
maupun dalam kehidupannya dimasyarakat, sehingga kaidah dan norma yang
dimaksud menjadi pedoman berperilaku. Jika anggota mematuhi dan menaati
kaidah atau norma yang ada dalam peraturan disiplin serta tidak melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan norma tersebut, maka anggota POLRI
memiliki kriteria “disiplin” tetapi apabila sebaliknya maka memiliki kriteria
“kurang disiplin” atau tidak disiplin”. Disiplin POLRI sebagai salah satu unsur
kepercayaan masyarakat memberi tugas dan wewenang pada POLRI untuk
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan menegakkan hukum. Tanpa
dasar disiplin, maka hanya kemungkinan kecil masyarakat memberikan
kepercayaan kepada POLRI.65
Berdasarkan penjelasan mengenai Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI, peneliti akan membahas
pelaksanaan atau implementasi dan faktor yang mendasari pelanggaran disiplin
64
Lihat dalam Peraturan Pemerinta Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI
65Sadjijono, op.cit, h. 202
42
berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan
Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota khususnya poin a dan d yakni,
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya
kepada masyarakat serta melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh
kesadaran dan rasa tanggung jawab.
C. Implementasi Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota
1) Pelaksanaan Pasal 4 PP No. 2 Tahun 2003
Berdasarkan hasil wawamcara tanggal 4 November 2013 dengan
Wakapolres Gorontalo Kota bahwa pelaksanaan disiplin anggota POLRI di Polres
Gorontalo Kota khusunya Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003
tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota terutama
poin a dan d yakni, memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat serta melaksanakan tugas sebaik-
baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab belum terlaksana
secara optimal meski pemberian sanksi terhadap anggota yang melakukan
pelangggaran sebagai efek jera bagi anggota lain. Hal ini dibuktikan dengan masih
adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh anggota yang tidak
melaksanakan tugasnya dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab,
bahkan ada yang tidak melaksanakan tugas selama tiga puluh hari berturut-turut,
sehingga kewajiban anggota POLRI untuk memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat tidak
terwujud dengan baik. Berdasarakan data Propam yakni dalam selang tahun 2011-
2013 tejadi 35 kasus pelanggaran disiplin dan 14 kasus diantaranya merupakan
43
pelanggaran berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang
Peraturan Disiplin Anggota POLRI khusunya poin a dan d dan hanya satu kasus
yang masih dalam proses. 66
Lebih lanjut dalam usaha menegakan disiplin di Polres Gorontalo Kota,
Wakapolres menyatakan agar anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota dapat
melaksanakan tugas dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga
dapat memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-
baiknya kepada masyarakat mengalami kendala yang mengakibatkan belum
optimalnya pelaksanaan disiplin anggota POLRI yakni sumber daya manusia,
dimana setiap anggota POLRI memiliki pendidikan, tempat pendidikan kepolisian
dan lingakungan tempat tinggal yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi
karakter dari masing-masing anggota POLRI.67
Hal ini didukung oleh data dari
Propam Polres Gorontalo Kota dalam bentuk tabel sebagai berikut dimana rata-
rata anggota POLRI yang melakukan pelanggaran mengikuti pendidikan perwira
yakni Brigadir Polisi dan pendidikan saat masuk perwira adalah SMA serta tidak
tinggal di asrama polisi Polres Gorontalo Kota, karena berdasarkan penjelasan
baur provos Polres Gorontalo Kota bahwa anggota POLRI yang tinggal di asrama
mendapat pengawasan.
66
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013. 67
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013.
44
No Kasus
Pendidikan
Tinggal
Perwira
Saat Masuk
Perwira
1 LP/69/II/2011/PGTLO/RES-
GTLO Tanggal 1 Februari
2011
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal dirumah
orang tua
2 LP/4/II/2011/PGTLO/RES-
GTLO Tanggal 22 Februari
2011
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
keluarga
3 LP/5/III/2011/Sipropam
Tanggal 15 Maret 2011
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
orang tua
4 LP/7/IV/2011/SBRA Tanggal
14 Februari 2011
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
orang tua
5 LP/10/VIII/2011/Sipropam
Tanggal 22 Agustus 2011
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
keluarga
6 LP/12/XI/2011/Yanduan
Sipropam Tanggal 21
November 2011
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
keluarga
7 LP/2/III/2012/Yanduan
Sipropam Tanggal 14 Maret
2012
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
orang tua
45
No Kasus
Pendidikan
Tinggal
Perwira
Saat Masuk
Perwira
8 LP/4/VII/2012Yanduan
Sipropam Tanggal 30 Juli
2012
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal dirumah
orang tua
9 LP/7/VIII/2012/Yanduan
Sipropam Tanggal 17
Agustus 2012
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal dirumah
orang tua
10 LP/1/II/2013/Yanduan
Sipropam Tanggal 8 Februari
2013
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
keluarga
11 LP/3/III/2013/Yanduan
Sipropam Tanggal 30 Maret
2013
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
keluarga
12 LP/4/III/2013/Yanduan
Sipropam Tanggal30 Maret
2013
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
keluarga
13 LP/5/III/2013/Yanduan
Sipropam Tanggal 31 Maret
2013
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal bersama
keluarga
46
No Kasus
Pendidikan
Tinggal
Perwira
Saat Masuk
Perwira
14 LP/53/VIII/2011/Subbag
Yanduan Tanggal 26
Agusutus 2011
Brigadir
Polisi
SMA Tinggal dirumah
orang tua
Sumber Data: Propam Polres Gorontalo Kota Tahun 2011-2013
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin anggota POLRI di
Polres Gorontalo Kota masih dalam proses perbaikan dengan melakukan upaya-
upaya agar pelanggaran disiplin oleh anggota dapat diminimalisir, karena memang
seharusnya sebagai anggota POLRI harus memberi contoh teladan yang baik
dengan cara menaati seluruh aturan perundang-undangan yang ada.
2) Upaya Penanggulangan
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 4 November 2013 dengan
Wakapolres Grontalo Kota bahwa Polres Gorontalo Kota berusaha untuk
meminimalisir pelanggaran disiplin khususnya Pasal 4 Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres
Gorontalo Kota terutama poin a dan d, dalam hal ini adalah agar anggota dapat
melakasanakan tugasnya dengan baik dan dengan penuh rasa tanggung jawab agar
dapat memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-
baiknya kepada masyarakat, yakni dengan melakukan controlling, dimana
mengontrol keberadaan dari anggota dengan cara memperlengkap sarana dan
prasarana, seperti penggunaan CCTV dipolres dan wajib apel bagi seluruh
47
anggota setiap pukul 07.00 agar dapat mengevaluasi setiap anggota, yang apabila
melakukan pelanggaran yang ringan maka akan dilakukan tindakan fisik dan
untuk pelanggaran disiplin maka akan dilakukan tindakan disiplin yakni melalui
sidang disiplin.68
Dalam meningkatkan pengawasan, Wakapolres Gorontalo Kota
menjelaskan bahwa Polres Gorontalo Kota memulainya melalui tingkat yang
paling bawah yakni polsek melalui kapolsek dimana sebagai pemimpin ditingkat
paling bawah harus bertanggung jawab atas anggotanya. Menurut Wakapolres
Gorontalo Kota, Bapak S. Bagus Santoso ada beberapa hal dikepolisian yang
harus diperhatikan dalam upaya penanggulangan pelanggaran disiplin berdasarkan
Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan
Disiplin Anggota POLRI, yakni:
1) Man
Man berarti berbicara masalah sumber daya manusianya, dimana karakter,
pola fikir dan pendidikan dari masing-masing anggota harus diperhatikan dan
dalam menempatkan seorang anggota dalam suatu jabatan atau tugas dan
kewajibannya dengan tepat.
2) Metode
Metode merupakan cara atau prosedur yang dilakukan agar dapat
ditegakannya disiplin anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota.
68
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013.
48
3) Money
Money merupakan pendanaan baik itu dana untuk tugas anggota agar
dalam pelaksanaannya anggota dapat melaksanakan tugasnya dengan semangat
dan baik, serta untuk pembangunan di Polres Gorontalo Kota.
4) Materil
Materil merupakan pelengkapan sarana dan prasarana yang dapat
memanksimalkan tugas anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota, serta dapat
menegakan disiplin bagi anggota.69
Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan disiplin di Polres Gorontalo Kota
khusnya mengenai melakasanakan tugasnya dengan baik dan dengan penuh rasa
tanggung jawab agar dapat memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakatkan dapat terwujud apabila
keempat unsur diatas dapat diperhatikan dengan baik dan maksimal.
Oleh karena itu untuk mendapatkan personil pada suatu jabatan yang
sesuai dengan kemampuannya sehingga tercipta profesionalisme, maka perlu
dilakukan optimalisasi terhadap pelaksanaan melekat yang meliputi :
a. Edukasi dan Pelatihan untuk Perwira POLRI :
1) Pendidikan pembentukan untuk perwira, dimana untuk Akpol dan Secapa
dapat diberikan pengetahuan tentang Pengawasan Melekat dalam kapasitas
sebagai Low Manager atau first line superviser yang membawahi
beberapa anggota, sehingga dalam pelaksanaan tugas berdasarkan batas
69
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 4 November 2013.
49
kewenangannya dapat menerapkan pengawasan untuk mencapai visi
Polres yang telah ditetapkan. Pengetahuan pengawasan melekat yang
diberikan adalah untuk diimplementasikan kepada anggota secara
langsung.
2) Untuk Lanjutan (PTIK, Selapa dan Sespim) dan Kejuruan Perwira
Lanjutan, dapat diberikan pengetahuan tentang Pengawasan Melekat
dalam kapasitasnya sebagai Middle manager dan Top Manager dalam
Polres dibawah Kapolres sebagai Top Manager. Pengetahuan tentang
Pengawasan Melekat yang diberikan adalah untuk diimplementasikan
kepada Perwira Pertama (first line superviser) dan kepada anggota secara
langsung. Disertai dengan teknik dan taktik dan berbagai cara melakukan
pengawasan melekat secara mendalam.
3) Dalam bentuk coaching clinic atau sarasehan atau seminar tentang
pengetahuan pengawasan melekat baik dari internal Kepolisian maupun
diberikan kesempatan untuk mengikuti yang dari eksternal kepolisian.
4) Pelatihan khusus tentang pengawasan melekat, yaitu untuk
mengimplementasikan pengawasan melekat, langsung dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari. Pelatihan ini termasuk membuat modul atau check list
sebagai sarana bantu untuk melakukan penilaian terhadap anggota.70
70
Materi Dari Karya Tulis S. Bagus Santoso, SIK., MH, Optimalisasi Pengawasan Melekat Terhadap Proses Mutasi
Personil Di Tingkat Kod Guna Meningkatkan Kinerja Organisasi Dalam Rangka Mewujudkan Profesionalisme POLRI.
50
b. Sosialisasi Pengawasan Melekat
Sosialisasi Pengawasan Melekat bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang tepat tentang pengertian dan cara pelaksanaan Pengawasan Melekat tanpa
mengurangi pemahaman pentingnya pengawasan pimpinan kepada staf karena
Pengawasan Melekat merupakan sistem pengendalian yang melekat pada seluruh
kegiatan organisasi. Sosialisasi dilakukan secara berjenjang dan bertahap kepada
seluruh pimpinan dan pegawai di lingkungan polres. Sosialisasi dapat dilakukan
dengan memberikan pengetahuan tentang waskat dan aturan-aturan yang
mengatur tentang waskat, dengan harapan setelah dilakukan sosialisasi ini,
pimpinan baik, mengerti dan dapat menjalankan pengawasan dengan benar
sehingga tercapai apa yang menjadi tujuan polres.71
71
Materi Dari Karya Tulis S. Bagus Santoso, SIK., MH, optimalisasi pengawasan melekat Guna penempatan personil
sesuai kemampuan Dalam rangka terwujudnya profesionalisme.
51
No Kasus
Pelanggaran
Sanksi
Jenis Pasal
1 LP/69/II/2011/PG
TLO/RES-GTLO
Tanggal 1
Februari 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal 6
huruf (c) PP RI
No 2 tahun
2003
Teguran tertulis
Penundaan
mengikuti
pendidikan selama
satu tahun
2 LP/4/II/2011/PGT
LO/RES-GTLO
Tanggal 22
Februari 2011
Meninggalkan tugasnya
secara tidak sah dalam
waktu lebih dari 30 hari
kerja secara berturut-
turut
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal 6
huruf (c) PP RI
No 2 tahun
2003
Dilimpahkan ke
Polda
3 LP/5/III/2011/Sip
ropam Tanggal 15
Maret 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal 6
huruf (c) PP RI
No 2 tahun
2003
Penundaan
kenaikan pangkat
selama satu
periode
Penempatan dalam
tempat khusus
selama tujuh hari
52
No Kasus
Pelanggaran Sanksi
Jenis Pasal
4
LP/7/IV/2011/SB
RA Tanggal 14
Februari 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal 6
huruf (c) PP RI
No 2 tahun
2003
Penempatan dalam
tempat khusus
selama empat belas
hari
5
LP/10/VIII/2011/
Sipropam
Tanggal 22
Agustus 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal 6
huruf (c) PP RI
No 2 tahun
2003
Teguran tertulis
Penundaaan
mengikuti
pendidikan selama
satu tahun
6 LP/12/XI/2011/Y
anduan Sipropam
Tanggal 21
November 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal 6
huruf (c) PP RI
No 2 tahun
2003
Teguran tertulis
Penundaan
mengikuti
pendidikan selama
satu tahun
Penempatan dalam
tempat khusus
selama 14 hari
53
No Kasus
Pelanggaran
Sanksi
Jenis Pasal
7
LP/2/III/2012/Ya
nduan Sipropam
Tanggal 14 Maret
2012
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf (d)
dan Pasal 6 huruf
(c) PP RI No 2
tahun 2003
Penenmpatan
dalam tempat
khusus selama 1
hari
Penundaan
mengikuti
pendidikan
selama enam
bulan
8 LP/4/VII/2012Ya
nduan Sipropam
Tanggal 30 Juli
2012
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf (d)
dan Pasal 6 huruf
(c) PP RI No 2
tahun 2003
Teguran tertulis
Penenmpatan
dalam tempat
khusus selama
tujuh hari
9 LP/7/VIII/2012/Y
anduan Sipropam
Tanggal 17
Agustus 2012
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
Pasal 4 huruf (d)
dan Pasal 6 huruf
(c) PP RI No 2
tahun 2003
Penempatan
dalam tempat
khusus selama
14 hari
54
No Kasus
Pelanggaran Sanksi
Jenis Pasal
10 LP/1/II/2013/Yan
duan Sipropam
Tanggal 8
Februari 2013
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf (d)
dan Pasal 6 huruf
(c) PP RI No 2
tahun 2003
Penenmpatan
dalam tempat
khusus selama
14 hari
Penundaan
pendidikan
selama satu
periode
11 LP/3/III/2013/Ya
nduan Sipropam
Tanggal 30 Maret
2013
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
Pasal 4 huruf (d)
dan Pasal 6 huruf
(c) PP RI No 2
tahun 2003
Penundaan
kenaikan
pangkat selama
satu periode
12 LP/4/III/2013/Ya
nduan Sipropam
Tanggal30 Maret
2013
tanggung jawab dinas
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf (d)
dan Pasal 6 huruf
(c) PP RI No 2
tahun
Teguran tertulis
Penundaan
mengikuti
pendidikan
selama satu
periode
55
No Kasus
Pelanggaran Sanksi
Jenis Pasal
13
LP/5/III/2013/Y
anduan
Sipropam
Tanggal 31
Maret 2013
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf (d)
dan Pasal 6 huruf
(c) PP RI No 2
tahun 2003
Teguran tertulis
Penundaan
kenaikan gaji
berkala selama
satu periode
14 LP/53/VIII/2011
/Subbag
Yanduan
Tanggal 26
Agusutus 2011
Tidak memberikan
perlindungan, pngayoman
dan pelayanan dengan
sebaik-baiknya kepada
masyarakat, tidak menaati
segala peraturan
perundang-undangan dan
peraturan ksedinasan yang
berlaku dan melakukan
hal-hal yang dapat
menurunkan kehormatan
dan martabat Polri
Pasal 4 huruf (a)
dan (f) Pasal 5
huruf (a) PP RI
No 2 tahun 2003
Dalam proses
Sumber Data: Propam Polres Gorontalo Kota Tahun 2011-2013
56
3) Sanksi dan Dampak Sosial
Sanksi merupakan tindakan hukum untuk memaksa orang untuk menaanti
hukum, atau merupakan suatu hukuman72
. Hal ini menunjukan bahwa sanksi
dapat dijatuhkan kepada siapapun tanpa memandang harta, maupun jabatan
asalkan seseorang tersebut melanggar suatu peraturan yang telah ada, sanksi
dijatuhkan untuk menimbulkan efek jera bagi pelaku pelanggaran dan menjadi
contoh bagi orang lain agar tidak melanggar hukum. Namun pada kenyataannya
sanksi yang dibuat bagi pelanggar hukum tidak sepenuhnya dapat menimbulkan
efek jera bagi pelaku termasuk para penegak hukum yakni anggota POLRI.
Anggota POLRI yang melakukan pelanggaran disiplin berupa tidak
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya
kepada masyarakat dan tidak melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh
kesadaran dan rasa tanggung jawab juga tidak luput dari sanksi, karena
beradasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan
Disiplin Anggota POLRI dua poin diatas adalah tugas wajib dari anggota POLRI.
Berdasarkan tabel dari pelanggaran disiplin dari Propam Polres Gorontalo Kota
sanksi yang diberikan berdasarkan sidang tindak disiplin yang telah diputuskan
anggota yang melakukan pelanggaran disiplin berupa:
1) Teguran tertulis
2) Penundaan mengikuti pendidikan selama eman bulan, satu tahun, maupun
satu periode
3) Penundaan kenaikan pangkat selama satu periode
72
Pius Abdillah P dan M.Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Arkola, Surabaya, h. 551
57
4) Penempatan dalam tempat khusus selama tujuh hari dan empat belas hari
dan
5) Penundaan kenaikan gaji berkala selama satu periode
Beberapa sanksi diatas jelas merugikan anggota POLRI yang melakukan
pelanggaran disiplin berupa tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan
tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung. Tidak hanya itu,
dampak yang lebih besar akan didapatkan oleh Kepolisian Negara Republik
Indonesia, dimana kepercayaan masyarakat terhadap POLRI sebagai penegak
hukum akan berukurang.
Dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada April 2013,
sebesar 56,0 persen publik menyatakan tidak puas dengan penegakan hukum
ditanah air, demikian pula Survei Indonesia Network Elections Survei (INES)
pada Maret 2013 menunjukan 72,3 persen masyarakat mengaku tidak puas
terhadap kinerja penegakan hukum.73
POLRI sebagai penegak hukum mendapat
imbas dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap penegak hukum tersebut,
karena POLRI merupakan salah satu lembaga penegakan hukum ditanah air.
Khusus di Kota Gorontalo hal ini dapat dikarenakan adanya anggota POLRI yang
tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-
baiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan
penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab. Sehingga masyarakat memandang
anggota POLRI sebagai penegak hukum yang menjadi panutan dalam
73
Metrotvnews, 11 September 2013, Jaksa Agung Akui Kepercayaan Masyarakat Pada Hukum Rendah (Online),
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/09/11/1/180954/Jaksa-Agung-Akui-Kepercayaan-Masyarakat-pada-Hukum-Rendah, diakses 6 November 2013
58
menjalankan aturan saja masih melanggar aturan yang dibuat dan akibatnya
menurunya kepercayaan masyarakat terhadap POLRI.
D. Faktor Yang Mendasari Pelanggaran Disiplin Anggota POLRI di Polres
Gontalo Kota
1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin
Menurut Priyodarminto faktor yang dapat mempengaruhi disiplin adalah
motivasi kerja, kepemimpinan, komunikasi, lingkungan kerja
a. Motivasi Kerja
Pentingnya kerja karena motivasi kerja adalah hal yang menyebakan
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal.
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan sangatlah berperan menentukan kedisiplinan karena
pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.74
Berdasarkan
wawancara dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013,
kepemimpinan di Polres Gorontalo Kota dilaksanakan dengan pemimpin harus
menjadi tauladan bagi anggotanya, dimana harus memberikan contoh
pelaksanaan kerja yang baik agar dapat dicontoh oleh anggota, hal ini dilakukan
agar anggota tidak melakukan pelanggaran disiplin pada umum.75
74Rudi Hartono, Sik, Mh. M.Si, 22 Oktober 2010, Disiplin Kerja Di POLRI
(Online)Http://Masroed.Wordpress.Com/2010/10/22/Disiplin-Kerja-Di-POLRI/, Diakses 25 September 201
75Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013
59
c. Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan untuk saling memberikan keterangan dan
ide secara timbal balik, yang diperlukan dalam setiap usaha kerjasama manusia
untuk menapai tujuan tertentu.76
Berdasarkan wawancara dengan Wakapolres
Gorontalo Kota, 28 November 2013, untuk mewujudkan komunikasi yang baik di
Polres Gorontalo Kota antara pimpinan dan anggota dilaksanakan dengan adanya
jam pimpinan dimana pimpinan memberikan arahan dan anggota dapat
memberikan masukan selama untuk kebaikan organisasi kepolisian, khusunya
Polres Gorontalo Kota. Untuk komunikasi dikesehariannya dilakukan tanpa
membedakan pangkat dan jabatan. 77
d. Lingkungan Kerja
Dengan lingkungan kerja yang baik dan aman maka dapat meningkatkan
produktifitas kerja para pegawai.78
Berdasarkan wawancara dengan Wakapolres
Gorontalo Kota, 28 November 2013, lingkungan kerja yang dibangun adalah yang
harmonis dengan kerjasama antara pimpinan dengan anggota, serta anggota dan
anggota serta anggota diberikan kebebasan untuk mengapresiasikan kemampuan
ataupun keahliannya untuk kemajuan organisasi.79
Empat faktor diatas merupakan hal yang mendasari pelanggaran disiplin
secara umum, secara tidak langsung empat faktor diatas juga mempengaruhi
disiplin anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota, oleh karena itu dari keempat
76
Rudi Hartono, Sik, Mh. M.Si, 22 Oktober 2010, Disiplin Kerja Di POLRI
(Online)Http://Masroed.Wordpress.Com/2010/10/22/Disiplin-Kerja-Di-POLRI/, Diakses 25 September 2013 77
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 201 78
Rudi Hartono, Sik, Mh. M.Si, 22 Oktober 2010, Disiplin Kerja Di POLRI
(Online)Http://Masroed.Wordpress.Com/2010/10/22/Disiplin-Kerja-Di-POLRI/, Diakses 25 September 2013 79
Berdasarkan Wawancara Dengan Wakapolres Gorontalo Kota, 28 November 2013
60
faktor diatas peneliti akan menjawab faktor yang mendasari pelanggaran disiplin
di Polres Gorontalo Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003
tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota khusunya
anggota POLRI yang tidak memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan tidak melaksanakan
tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.
61
Sumber Data: Propam Polres Gorontalo Kota Tahun 2011-2013
No Kasus
Pelanggaran
Alasan
Jenis Pasal
1 LP/69/II/2011/PG
TLO/RES-GTLO
Tanggal 1
Februari 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Malas
melaksanakan tugas
yang telah
diperintahkan
Pengaruh
lingkungan dan
belum menikah atau
berkeluarga
2 LP/4/II/2011/PGT
LO/RES-GTLO
Tanggal 22
Februari 2011
Meninggalkan tugasnya
secara tidak sah dalam
waktu lebih dari 30 hari
kerja secara berturut-
turut
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Malas
melaksanakan tugas
Pengaruh
lingkungan
Ekonomi keluarga
3 LP/5/III/2011/Sip
ropam Tanggal 15
Maret 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Merasa malu karena
mengalami
kecelakaan lalu
lintas
Mengalami cacat
permanen
62
No Kasus
Pelanggaran
Alasan
Jenis Pasal
4 LP/7/IV/2011/SB
RA Tanggal 14
Februari 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Pengaruh
lingkungan dan
pergaulan serta
belum menikah
5 LP/10/VIII/2011/
Sipropam
Tanggal 22
Agustus 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Faktor ekonomi
dalam keluarga
6 LP/12/XI/2011/Y
anduan Sipropam
Tanggal 21
November 2011
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Malas
melaksanakan tugas
Pengaruh
lingkungan
Ekonomi keluarga
63
No Kasus
Pelanggaran
Alasan
Jenis Pasal
7 LP/2/III/2012/Ya
nduan Sipropam
Tanggal 14 Maret
2012
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Malas
melaksanakan tugas
Pengaruh
lingkungan dan
belum menikah
8 LP/4/VII/2012Ya
nduan Sipropam
Tanggal 30 Juli
2012
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Malas
melaksanakan tugas
dan pengaruh
lingkungan dan
belum berkeluarga
9 LP/7/VIII/2012/Y
anduan Sipropam
Tanggal 17
Agustus 2012
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Lalai dalam
melaksanakan tugas
Tidak
melaksanakan
prosedur dalam
penjagaan
64
No Kasus
Pelanggaran
Alasan
Jenis Pasal
10 LP/1/II/2013/Yan
duan Sipropam
Tanggal 8
Februari 2013
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Kurang
harmonisnya dalam
lingkungan keluarga
11 LP/3/III/2013/Ya
nduan Sipropam
Tanggal 30 Maret
2013
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Ketidak harmonisan
dalam keluarga
yang berpengaruh
pada tanggung
jawab tugas
12 LP/4/III/2013/Ya
nduan Sipropam
Tanggal30 Maret
2013
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Masalah internal
dalam keluarga
65
No Kasus
Pelanggaran
Alasan
Jenis Pasal
13
LP/5/III/2013/Ya
nduan Sipropam
Tanggal 31 Maret
2013
Tidak melaksanaknakan
tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab
dan menghindarkan
tanggung jawab dinas
Pasal 4 huruf
(d) dan Pasal
6 huruf (c)
PP RI No 2
tahun 2003
Kurang
harmonisnya
rumah tangga
14 LP/53/VIII/2011/
Subbag Yanduan
Tanggal 26
Agusutus 2011
Tidak memberikan
perlindungan,
pngayoman dan
pelayanan dengan
sebaik-baiknya kepada
masyarakat, tidak
menaati segala peraturan
perundang-undangan dan
peraturan ksedinasan
yang berlaku dan
melakukan hal-hal yang
dapat menurunkan
kehormatan dan martabat
Polri
Pasal 4 huruf
(a) dan (f)
Pasal 5 huruf
(a) PP RI No
2 tahun 2003
66
2) Faktor Yang Mendasari Pelanggaran Disiplin Pasal 4 PP No. 2 Tahun
2003
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hal yang mendasari terjadi
pelanggaran disiplin Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun
2003 berupa memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan
sebaik-baiknya kepada masyarakat dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya
dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab di Polres Gorontalo Kota
adalah kurangnya motivasi kerja yang diakibatkan oleh masalah pribadi yang
dihadapi oleh masing-anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota seperti malas
melaksanakan tugas yang telah diperintahkan, pengaruh lingkungan, berdasarkan
wawancara dengan Baur Provos tanggal 26 November 2013 bahwa malasnya
anggota POLRI di Polres Gorontalo Kota adalah karena sering terlambatnya
anggota dan saat akan melaksanakan tugas agak sulit karena harus dicari terlebih
dahulu oknum yang melakasanakan tugas tersebut, hal ini seiring dengan
pengaruh lingkunagn dimana pergaulan oknum anggota Polres Gorontalo Kota
yang sering bergadang sampai larut malam dengan teman-teman dilingkungan
tempat tinggalnya sehingga berpengaruh pada tugas badan tanggung jawabnya
sebagai anggota POLRI80
, dan alasan belum menikah atau berkeluarga, faktor
ekonomi kelurga, dan masalah internal didalam keluarga masing-masing anggota
POLRI di Polres Gorontalo Kota, dalam hal ini pola pikir dan karakter dari
masing-masing anggota POLRI yang mencampur baurkan masalah pribadi
kedalam tugas dan tanggung jawab yang diemban menandakan sifat tidak
80
Berdasarkan Wawancara Dengan Baur Provos Polres Gorontalo Kota, 26 November 2013.
67
professional dari anggota POLRI yang berpengaruh dalam membangun disiplin
di Gorontalo Kota. Perbedaan pola fikir dan karakter tadi dapat diakibatkan oleh
latar belakang pendidikan pembentukan kepolisian yang berbeda antara lain:
1) Brigadir Polisi
Pembentukan anggota Polri berpangkat Brigadir yang dilaksanakan di
27 Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda selama 7 Bulan dengan kelulusan
berpangkat Brigadir Dua Polisi (Bripda Pol).
2) SAG Perwira
Pendidikan yang ditujukan untuk anggota Polri berpangkat Brigadir
yang telah memenuhi syarat untuk Alih Golongan kepangkat Perwira, masa
pendidikan dilaksanakan selama 1 bulan dengan kelulusan berpangkat
Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).
3) Setukpa (Secapa)
Pendidikan Pembentukan bagi anggota Polri berpangkat Brigadir ke
jenjang golongan Perwira yang dilaksanakan di Sekolah Pembentukan Perwira
(SETUKPA POLRI) Sukabumi selama 7 Bulan dengan kelulusan berpangkat
Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).
4) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS)
Pendidikan Pembentukan Perwira Poliisi yang berasal dari lulusan
Sarjana (S1) yang dilaksanakan di Akademi Kepolisian (AKPOL) Semarang
selama 7 bulan dengan kelulusan berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).
68
5) Akademi Kepolisian (AKPOL)
Pendidikan Pembentukan Perwira Polri yang berasal dari lulusan SMU
sederajat yang telah memenuhi persyaratan baik administrasi, kesehatan,
jasmani, intelektual dan psikologi. Pendidikan dilaksanakan di Akademi
Kepolisian Jl. Sultan Agung Candi Baru Semarang selama 3 Tahun dengan
kelulusan berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda Pol).81
Pendidikan pembentukan kepolisian diatas yang berbeda-beda yakni ada
yang 1 bulan, 7 bulan dan 3 tahun dapat menyebabkan perbedaan pola fikir dari
masing-masing anggota POLRI, apalagi ini merupakan pendidikan pembetukan
kepolisian yang harusnya dapat dilakukan dengan maksimal, selain itu latar
belakang pendidikan saat penerimaan anggota juga dapat berpengaruh disiplin
Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003, dimana saat
penerimaan ada calon anggota SMA, DIII dan SI, hal ini sangat berpengaruh
kerhadap karakater dari anggota Polri kedepannnya, sebagaimana teori
pendidikan dari Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin),
pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya”82
, sehingga dapat dikatan bahwa pandidikan sangat berpengaruh
terhadap profesionalisme anggota Polri dalam melaksanakan kewajibannya
berdasarkan Pasal 4 poin a dan d Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003
81
LEMDIKPOL, 8 Nopember 2013, Lembaga Pendidikan Polri (online),http://lemdik.polri.go.id/home.html,Diakses 6
November 2013
82Pusat Ilmu Pendidikan, Tahun 2013,Teori-teori Pendidikan Menurut Para Ahli (Online), http://pendidikan-
info.blogspot.com/2010/03/teori-teori-pendidikan-menurut-para.html, Diakses 6 November 2013