bab iv pelaksanaan, hasil penelitian, dan...

29
38 BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasan 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Panunggalan 05 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Jumlah siswa yang ada di SD Panunggalan 5 mulai dari kelas I sampai kelas VI adalah sebanyak 115 siswa. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri Panunggalan 05 sebanyak 11 Orang. 11 tenaga pendidik tersebut terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris, 2 guru agama dan 1 guru penjaskes. Penelitian ini dilakukan di kelas VI SD Negeri Panunggalan 02 Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan sebagai kelas uji coba instrumen dan kelas VI SD Negeri Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan sebagai kelas yang digunakan untuk eksperimen. Jumlah siswa di SD Negeri Panunggalan 2 Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan sebagai kelas uji coba instrumen berjumlah 27 siswa. Sedangkan jumlah siswa di SD Negeri Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan sebagai kelas eksperimen berjumlah 25 siswa. Adapun alasan yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih kelas VI SD Negeri Panunggalan 5, berdasarkan observasi pada tanggal 17 Februari 2016 pada kelas VI dalam mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan sistem tata surya, guru masih terlihat belum menerapkan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa terhadap materi yang akan dipelajari, dan didukung dengan hasil belajar siswa yang masih kurang membuat guru kelas mengusulkan pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas VI supaya mempersiapkan siswa dalam menghadapi ujian maupun tes yang lainnya. Selain observasi dengan guru peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa siswi kelas VI SD Panunggalan 5,

Upload: trinhnga

Post on 25-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

38

BAB IV

Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasan

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Panunggalan 05

Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah.

Jumlah siswa yang ada di SD Panunggalan 5 mulai dari kelas I sampai

kelas VI adalah sebanyak 115 siswa. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri

Panunggalan 05 sebanyak 11 Orang. 11 tenaga pendidik tersebut terdiri

dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris, 2 guru agama

dan 1 guru penjaskes.

Penelitian ini dilakukan di kelas VI SD Negeri Panunggalan 02

Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan sebagai kelas uji coba

instrumen dan kelas VI SD Negeri Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon,

Kabupaten Grobogan sebagai kelas yang digunakan untuk eksperimen.

Jumlah siswa di SD Negeri Panunggalan 2 Kecamatan Pulokulon,

Kabupaten Grobogan sebagai kelas uji coba instrumen berjumlah 27

siswa. Sedangkan jumlah siswa di SD Negeri Panunggalan 5 Kecamatan

Pulokulon, Kabupaten Grobogan sebagai kelas eksperimen berjumlah 25

siswa. Adapun alasan yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih

kelas VI SD Negeri Panunggalan 5, berdasarkan observasi pada tanggal 17

Februari 2016 pada kelas VI dalam mata pelajaran IPA dengan pokok

bahasan sistem tata surya, guru masih terlihat belum menerapkan metode

dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa terhadap

materi yang akan dipelajari, dan didukung dengan hasil belajar siswa yang

masih kurang membuat guru kelas mengusulkan pelaksanaan penelitian

dilaksanakan di kelas VI supaya mempersiapkan siswa dalam menghadapi

ujian maupun tes yang lainnya. Selain observasi dengan guru peneliti juga

melakukan wawancara kepada siswa siswi kelas VI SD Panunggalan 5,

Page 2: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

39

hasilnya 23 dari 25 siswa di kelas VI tersebut mengatakan bahwa mereka

kurang menyukai mata pelajaran IPA karena materinya sulit-sulit dan

dalam penyampaiannya masih membosankan. Oleh karena itu penelitian

dilakukan di kelas VI SD Negeri Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon

Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2015/2016.

Penelitian pertama kali dilakukan dengan memberikan pretest pada

kelas VI dengan jumlah 25 siswa setelah instrument soal dikatakan valid,

dan reliabel. Kemudian peneliti baru mengadakan pretest yang telah

dilakukan pada tanggal 17 Maret 2016. Dalam penelitian ini pretest

dilakukan untuk mengukur hasil belajar IPA pada ranah kognitif sebelum

diberi perlakuan berdasarkan SK: 9. Memahami matahari sebagai pusat

tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya dan KD: 9.1.

Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya.

Kemudian dilakukan dengan memberikan posttest setelah diberi perlakuan

dengan menggunakan model kooperatif tipe talking stick berbantuan

media lagu berdasarkan SK: 9. Memahami matahari sebagai pusat tata

surya dan interaksi bumi dalam tata surya dan KD: 9.1. Mendeskripsikan

sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 dan 26 Maret 2016

yang berkolaborasi dengan guru kelas VI SD Negeri Panunggalan 05 yaitu

bapak Jefri Yoga. P, S.Pd. SD dengan menggunakan model kooperatif tipe

talking stick berbantuan media lagu. Pembelajaran dilaksanakan pada jam

pertama dan kedua. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

talking stick diawali dengan apersepsi menyanyikan lagu naik-naik

kepuncak gunung yang diganti liriknya dengan materi tata surya. Judul

lagu tersebut adalah “Sistem Tata Surya” siswa-siswi terlihat antusias saat

menyanyikan lagu tersebut, setelah beberapa kali lagu tata surya

dinyanyikan beberapa siswa sudah terlihat ada yang mulai meghafal

karena lagunya cukup mudah diingat oleh siswa, setelah itu guru mulai

menyampaikan tujuan pembelajaran. Untuk mempermudah proses

pembelajaran guru membagi siswa kedalam 5 kelompok. Setiap kelompok

Page 3: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

40

memiliki 5 anggota secara acak. Guru mulai menyampaikan materi

pembelajaran dengan berpanduan pada buku paket SAINS untuk kelas VI

SD, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

materi yang kurang dipahami oleh siswa, siswa berdiskusi tentang materi

sistem tata surya secara berkelompok dan diberi waktu selama 15 menit,

setelah selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya guru

mempersilahkan siswa untuk menutup bacaan. Guru mengambil tongkat

dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu dengan diiringi

lagu “Sistem Tata Surya” tongkat digulirkan dari satu siswa ke siswa yang

lainnya. Guru memberhentikan lagu setiap saat, bersama dengan itu

tongkat berhenti dan dipegang oleh salah satu siswa. Siswa yang

beruntung akan mendapatkan sebuah pertanyaan dari guru dan mereka

harus menjawabnya secara langsung. Bersama dengan siswa guru

membahas dan membenarkan jawaban siswa yang kurang tepat.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan berpedoman pada RPP

yang disesuaikan dengan teori penggunaan model kooperatif tipe talking

stick. Pada pertemuan pertama siswa terlihat antusias saat bermain tongkat

berbicara/talking stick meskipun ada beberapa siswa yang masih melihat

papan tulis saat menyanyikan lagu “Sistem Tata Surya”. Pada pertemuan

kedua siswa diberikan materi yang sama dengan model kooperatif tipe

talking stick. Pada pertemuan kedua siswa sangat antusias saat mengikuti

pembelajaran bahkan seluruh siswa sudah menghafal lagu “Sistem Tata

Surya” dan menyanyikannya secara lantang baik saat apersepsi maupun

saat bermain talking stick. Namun begitu masih ada satu ataupun dua

siswa yang salah menjawab ketika mendapatkan soal dari guru saat

bermain talking stick. Disetiap akhir pembelajaran guru selalu melakukan

refleksi dan membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa. Setelah

pembelajaran dilakukan selama 2 kali pertemuan, pada pertemuan akhir

peneliti membagikan soal posttest. Data pretest dan posttest kemudian

dianalisis uji normalitas dan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan

uji t-test.

Page 4: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

41

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terdiri dari data deskriptif dan analisis data.

Deskriptif data meliputi data hasil observasi implementasi model

kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu dalam proses belajar

mengajar dan hasil belajar IPA sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan

(posttest). Sedangkan analisis data meliputi uji persyaratan yaitu uji

normalitas selanjutnya uji t-test dengan menggunakan paired samples test.

4.2.1 Analisis Deskriptif setiap Variabel

4.2.1.1 Variabel X (Model Kooperatif tipe talking stick berbantuan

media lagu)

Model kooperatif tipe talking stick yang merupakan variabel X atau

variabel bebas merupakan suatu model yang digunakan guru dalam

kegiatan pembelajaran supaya siswa aktif dalam pembelajaran. Dalam

penerapan model kooperatif tipe talking stick ini menggunakan langkah-

langkah pembelajaran diawali dengan kegiatan persiapan, kegiatan

pelaksanaan, dan kegiatan penutup. Kegiatan persiapan diawali dengan

menyiapkan alat dan bahan pembelajaran seperti tongkat/stick, materi dan

RPP, menyampaikan tujuan dan apersepsi. Langkah selanjutnya kegiatan

pelaksanaan dilakukan dengan pemberian materi pelajaran serta membagi

siswa dalam lima (5) kelompok, membimbing kelompok bekerja dan

belajar. Kegiatan penutup mencakup penarikan kesimpulan, pemberian

evaluasi, memberikan penghargaan bagi kelompok belajar serta tindak

lanjut.

Berdasarkan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan

model kooperatif tipe talking stick peneliti kemudian menyusun lembar

observasi, yang berfungsi sebagai alat pengumpul data penggunaan model

kooperatif tipe talking stick dalam kegiatan pembelajaran. Observasi

dilakukan untuk memantau jalannya perlakuan pembelajaran sesuai

dengan ketentuan dan teori yang digunakan. Langkah-langkah tersebut

kemudian disusun menjadi lembar observasi yang di dalamnya peneliti

Page 5: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

42

menyediakan 2 kolom. Pada kolom keterangan “ya” menunjukkan bahwa

kegiatan dilaksanakan sedangkan kolom keterangan “tidak” menunjukkan

bahwa kegiatan tidak dilaksanakan. Untuk 23 aspek yang akan diobservasi

berdasarkan langkah-langkah model talking stick observer harus mengisi

setiap pertanyaan dengan memberikan tanda centang (√) sesuai dengan

kenyataan yang dilihatnya.

Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe talking

stick 1 (satu) KD disampaikan dalam dua kali pertemuan dan setiap

pertemuan kegiatan pembelajaran diobservasi. Hasil observasi selama 2

(dua) kali pertemuan pada kelas perlakuan dengan model kooperatif tipe

talking stick dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 1

No Aspek Indikator Keterangan

ya tidak

1. Pra

pembelajaran

(Penyampaian

tujuan dan

motivasi siswa)

1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam. √ -

2. Guru memeriksa kesiapan siswa

sebelum pembelajaran dimulai. √ -

3. Guru mengadakan doa bersama. √ -

4. Guru melakukan presensi. √ -

5. Guru memberikan motivasi agar

siswa bersungguh-sungguh dalam

belajar.

√ -

2.

Kegiatan awal

6. Guru mulai melakukan apersepsi

sesuai materi yang akan diajarkan. √ -

7. Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa untuk merangsang

berfikir.

√ -

8. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran atau kompetensi yang

akan dicapai hari ini.melalui papan

tulis.

√ -

3.

Kegiatan inti

(penyajian

informasi,

pengorganisasian

ke dalam

9. Guru menyampaikan materi pokok

pembelajaran yang akan dipelajari. √ -

10. Guru memberikan kesempatan

untuk siswa bertanya tentang materi

yang belum jelas.

√ -

Page 6: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

43

kelompok

belajar)

11. Guru membagi siswa ke dalam 5

kelompok. √ -

12. Guru menyiapkan materi

pembelajaran tambahan dalam

bentuk teks untuk dibaca dan

dipelajari oleh masing-masing

kelompok.

√ -

13. Siswa berdiskusi untuk membahas

masalah yang terdapat di dalam

wacana.

√ -

14. Setelah siswa selesai membaca

materi pelajaran dan mempelajari

isinya, guru mempersilahkan siswa

untuk menutup bacaan.

√ -

15. Guru mengambil tongkat dan

memberikannya kepada salah satu

siswa, setelah itu dengan diiringi

media lagu anak-anak (berisi materi

pembelajaran) tongkat digulirkan

dari satu siswa ke siswa yang

lainnya.

√ -

16. Setelah lagu selesai dinyanyikan,

siswa yang memegang tongkat

terakhir harus menjawab pertanyaan

dari guru.

√ -

17. Demikian seterusnya sampai

sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap

pertanyaan dari guru

√ -

4. Kegiatan

Akhir

(evaluasi,

pemberian

penghargaan)

18. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang hal yang belum dipahami.

√ -

19. Guru melibatkan siswa dalam

membuat kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran.

√ -

20. Guru memberikan soal evaluasi. √ -

21. Guru melakukan refleksi

pembelajaran. √ -

22. Guru memberikan penghargaan

terhadap siswa yang aktif dalam

pembelajaran, dan memotivasi

siswa yang lainnya.

√ -

23. Guru menutup pembelajaran. √ -

Page 7: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

44

Dari hasil observasi pembelajaran yang menggunakan model

kooperatif tipe talking stick di kelas VI SD N Panunggalan 5 pada

pertemuan 1 yang dikakukan pada pada tanggal 24 Maret 2016

menunjukkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sudah

memenuhi kriteria penggunaan model kooperatif tipe talking stick. oleh

karena itu pada pertemuan 1 dapat dikatakan guru sudah menerapkan

model kooperatif tipe talking stick dengan baik sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran yang tercantum dalam RPP.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 2

No Aspek Indikator Keterangan

ya tidak

1. Pra

pembelajaran

(Penyampaian

tujuan dan

motivasi siswa)

1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam. √ -

2. Guru memeriksa kesiapan siswa

sebelum pembelajaran dimulai. √ -

3. Guru mengadakan doa bersama. √ -

4. Guru melakukan presensi. √ -

5. Guru memberikan motivasi agar

siswa bersungguh-sungguh dalam

belajar.

√ -

2.

Kegiatan awal

6. Guru mulai melakukan apersepsi

sesuai materi yang akan diajarkan. √ -

7. Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa untuk merangsang

berfikir.

√ -

8. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran atau kompetensi yang

akan dicapai hari ini.melalui papan

tulis.

√ -

3.

Kegiatan inti

(penyajian

informasi,

pengorganisasian

ke dalam

kelompok

belajar)

9. Guru menyampaikan materi pokok

pembelajaran yang akan dipelajari. √ -

10. Guru memberikan kesempatan

untuk siswa bertanya tentang materi

yang belum jelas.

√ -

11. Guru membagi siswa ke dalam 5

kelompok. √ -

12. Guru menyiapkan materi

pembelajaran tambahan dalam

bentuk teks untuk dibaca dan

√ -

Page 8: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

45

dipelajari oleh masing-masing

kelompok.

13. Siswa berdiskusi untuk membahas

masalah yang terdapat di dalam

wacana.

√ -

14. Setelah siswa selesai membaca

materi pelajaran dan mempelajari

isinya, guru mempersilahkan siswa

untuk menutup bacaan.

√ -

15. Guru mengambil tongkat dan

memberikannya kepada salah satu

siswa, setelah itu dengan diiringi

media lagu anak-anak (berisi materi

pembelajaran) tongkat digulirkan

dari satu siswa ke siswa yang

lainnya.

√ -

16. Setelah lagu selesai dinyanyikan,

siswa yang memegang tongkat

terakhir harus menjawab pertanyaan

dari guru.

√ -

17. Demikian seterusnya sampai

sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap

pertanyaan dari guru

√ -

4. Kegiatan

Akhir

(evaluasi,

pemberian

penghargaan)

18. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang hal yang belum dipahami.

√ -

19. Guru melibatkan siswa dalam

membuat kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran.

√ -

20. Guru memberikan soal evaluasi. √ -

21. Guru melakukan refleksi

pembelajaran. √ -

22. Guru memberikan penghargaan

terhadap siswa yang aktif dalam

pembelajaran, dan memotivasi

siswa yang lainnya.

√ -

23. Guru menutup pembelajaran. √ -

Dari hasil observasi pembelajaran yang menggunakan model

kooperatif tipe talking stick di kelas VI SD N Panunggalan 5 pada

pertemuan 2 yang dikakukan pada pada tanggal 26 Maret 2016

menunjukkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sudah

Page 9: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

46

memenuhi kriteria penggunaan model kooperatif tipe talking stick dengan

baik karena terlihat pada tabel 4.1 bahwa semua prosedur telah

dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu pada pertemuan 2 dapat

dikatakan guru sudah menerapkan model kooperatif tipe talking stick

dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang tercantum

dalam RPP.

Hasil observasi yang ada pada 4.1 dan 4.2 secara keseluruhan

sudah menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan model kooperatif

tipe talking stick dalam pembelajaran IPA, sudah melakukan semua

prosedur sesuai dengan model kooperatif tipe talking stick dalam proses

belajar mengajar dengan baik atau sesuai dengan pelaksanaan

pembelajaran yang tercantum dalam RPP, hal tersebut ditunjukkan dengan

pemberian tanda centang (√) pada keterangan “ya” mengandung maksud

sudah dilaksanakan.

4.2.1.2 Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)

Dalam penelitian ini pengumpulan data hasil belajar IPA siswa

kelas VI SD N Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

menggunakan teknik pretest-posttest yaitu sebelum siswa diberi perlakuan

atau treatment dengan menggunakan model kooperatif tipe talking stick

berbantuan media lagu siswa diberikan pretest terlebih dahulu untuk

mengukur kemampuan awal siswa, kemudian pemberian posttest

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mendapatkan

perlakuan (treatment). Instrument pretest dan posttest sebelumnya telah uji

coba pada kelas uji coba di kelas VI SD N Panunggalan 2 Kecamatan

Pulokulon Kabupaten Grobogan yaitu pada tanggal 14 Maret 2016

selanjutnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Skor hasil belajar pretest dan posttest yang diperoleh masih berupa

data mentah. Untuk mempermudah menarik kesimpulan dari data yang

telah diperoleh maka data mentah tersebut perlu diolah terlebih dahulu

untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Data skor

Page 10: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

47

hasil belajar pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas VI SD N

Panunggalan 5 disajikan dan dianalisis secara diskriptif. Tujuannya agar

data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkan secara mudah.

Deskriptif data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang

mudah terbaca secara lengkap. Tabel distribusi frekuensi merupakan salah

satu bentuk penyajian data yang sering ditampilkan secara visual dalam

bentuk diagram batang maupun histogram untuk menyederhanakan bentuk

dan jumlah data sehingga lebih mudah dipahami. Untuk itu sebelum

dilakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat tabel destribusi

frekuensi skor hasil belajar pretest dan posttest.

4.2.1.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Pretest

Pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar ranah

kognitif) sebelum diberi perlakuan. Jumlah soal pretest sebanyak 10 soal

pilihan ganda dan 5 soal uraian yang diambil dari soal yang valid setelah

dianalisis validitas, dan reliabilitas. Skor hasil belajar ranah kognitif dari

hasil pretest yang diperoleh masih berupa data mentah. Untuk itu perlu

diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai

data tersebut.

Berikut ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil

belajar pretest. Untuk mempermudah membuat tabel distribusi frekuensi

skor hasil belajar pretest, pertama menentukan berapa banyaknya kelas

(K), setelah itu menghitung jangkauan (Range), dan panjang interval

kelasnya (I) dengan rumusnya seperti dibawah ini Sugiyono (2011):

Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,33 log n

= 1 + 3,3 log 25

= 5,61 (dibuat menjadi 6 kelas)

Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal) + 1

= (72-36) + 1

= 37

Page 11: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

48

Interval =

=

= 6,1 (dibuat menjadi 7)

Setelah diketahui banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan

berapa jumlah jangkauan (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I),

kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya. Rangkuman distribusi

frekuensi skor pretest dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Rangkuman Distribusi Frekuensi Skor Pretest

No Interval Frekuensi Presentase

1 36-42 4 16%

2 43-49 7 28%

3 50-56 8 32%

4 57-63 3 12%

5 64-70 1 4%

6 71-77 2 8%

Jumlah 25 100%

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 36

sampai dengan 42 terdiri dari 4 siswa dengan presentase 16%, siswa yang

mendapat nilai 43 sampai dengan 49 terdiri dari 7 siswa dengan presentase

28%, siswa yang mendapat nilai 50 sampai dengan 56 terdiri dari 8 siswa

dengan presentase 32%, siswa yang mendapat nilai 57 sampai dengan 63

terdiri dari 3 siswa dengan presentase 12%, siswa yang mendapat nilai 64

sampai dengan 70 terdiri dari 1 siswa dengan presentasi 4% dan siswa

yang mendapat nilai 71 sampai dengan 77 terdiri dari 2 siswa dengan

presentase 8% dari jumlah seluruh siswa kelas VI SD N Panunggalan 5

Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Berdasarkan Kriteria

Page 12: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

49

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 63) data hasil perolehan nilai pretest

(sebelum diberikan perlakuan) dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar Pretest

Kategori Range Pretest

Frekuensi Presentase (%)

Tuntas 63-100 3 12%

Tidak tuntas 0-63 22 88%

Jumlah 25 100%

Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar pretest

dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 63) sebanyak 22 siswa atau 88% dari 25

siswa. Sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM ≥ 63) sebanyak 3 siswa atau 12% dari 25 siswa.

Distribusi selanjutnya dilakukan dilakukan analisis deskriptif. Di

bawah ini merangkum data empirik sebelum diberikan perlakuan

pembelajaran (pretest) menggunakan model kooperatif tipe talking stick

berbantuan media lagu pada pelajaran IPA siswa kelas VI SD N

Panunggalan 5 berdasarkan SK. 9. Memahami matahari sebagai pusat tata

surya dan interaksi bumi dalam tata surya, dan KD. 9.1 Mendeskripsikan

sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya telah diklasifikasikan pada

tabel 4.5 Descriptive Statistics di bawah ini dengan ukuran tendensi sentral

(Mean), pengukuran penyimpangan (Range, Standar Deviation, dan

Variance)

Page 13: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

50

Tabel 4.5

Descriptive Statistics Pretest

Tabel 4.5 menunjukkan jumlah (N) sebanyak 25 mempunyai

rentangan (range) sebesar 36 berfungsi untuk mencari panjang kelas dalam

distribusi frekuensi. Selanjutnya, skor maksimal 72 sedangkan skor

minimal sebesar 36 dengan rata-rata hitung (mean) 52,16. Kemudian

standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 10,359 yang berfungsi untuk

menunjukkan tingkat (drajat) variasi kelompok atau ukuran standar atau

penyimpangan dari reratanya. Terakhir memiliki nilai varians (variance)

sebesar 107,307 yang berfungsi untuk mengetahui tingkat penyebaran atau

variasi data.

4.2.1.2.2 Hasil Analisis Deskriptif Posttest

Penelitian ini juga terdapat posttest pada subjek penelitian. Posttest

digunakan untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar IPA pada ranah

kognitif) sesudah diberi perlakuan. Posttest dilakukan untuk mengukur

pengaruh penerapan model kooperatif tipe talking stick dalam

pembelajaran IPA siswa kelas VI SD N Panunggalan 5 Kecamatan

Pulokulon Kabupaten Grobogan. Jika ada perbedaan pretest sebelum

diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan dengan model

kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu terhadap hasil belajar

IPA, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara pembelajaran

sesudah diberi perlakuan menggunakan model kooperatif tipe talking stick

berbantuan media lagu dengan sebelum diberi perlakuan. Jumlah soal

posttest sebanyak 10 soal pilihan ganda, dan 5 uraian diambil dari soal

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance

PRETEST 25 36 36 72 52.16 10.359 107.307

Valid N (listwise) 25

Page 14: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

51

yang valid setelah analisis validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran

instrument tes. Skor hasil belajar dari hasil posttest yang diperoleh masih

berupa data mentah. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk

memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut.

Berikut ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil

belajar posttest. Untuk mempermudah membuat tabel distribusi frekuensi

skor hasil belajar posttest, pertama menentukan berapa banyaknya kelas

(K), setelah itu menghitung jangkauan (Range), dan panjang interval

kelasnya (I) dengan rumusnya seperti dibawah ini Sugiyono (2011):

Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,33 log n

= 1 + 3,3 log 25

= 5,61 (dibuat menjadi 6 kelas)

Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal) + 1

= (96-56) + 1

= 41

Interval =

=

= 6,83 (dibuat menjadi 7)

Setelah diketahui banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan

berapa jumlah jangkauan (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I),

kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya. Rangkuman distribusi

frekuensi skor posttest dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Rangkuman Distribusi Frekuensi Skor Posttest

No Interval Frekuensi Presentase

1 56-62 1 4%

Page 15: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

52

2 63-69 3 12%

3 70-76 5 20%

4 77-83 1 4%

5 84-90 3 12%

6 91-97 12 48%

Jumlah 25 100%

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 56

sampai dengan 62 terdiri dari 1 siswa dengan presentase 4%, siswa yang

mendapat nilai 63 sampai dengan 69 terdiri dari 3 siswa dengan presentase

12%, siswa yang mendapat nilai 70 sampai dengan 76 terdiri dari 5 siswa

dengan presentase 20%, siswa yang mendapat nilai 77 sampai dengan 83

terdiri dari 1 siswa dengan presentase 4%, siswa yang mendapat nilai 84

sampai dengan 90 terdiri dari 3 siswa dengan presentasi 12% dan siswa

yang mendapat nilai 91 sampai dengan 97 terdiri dari 12 siswa dengan

presentase 48% dari jumlah seluruh siswa kelas VI SD N Panunggalan 5

Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Berdasarkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 63) data hasil perolehan nilai posttest

(setelah diberikan perlakuan) dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Ketuntasan Hasil Belajar Posttest

Kategori Range Posttest

Frekuensi Presentase (%)

Tuntas 63-100 24 96%

Tidak tuntas 0-63 1 4%

Jumlah 25 100%

Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar posttest

dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 63) sebanyak 1 siswa atau 4% dari 25 siswa.

Page 16: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

53

Sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥

63) sebanyak 24 siswa atau 96% dari 25 siswa.

Distribusi selanjutnya dilakukan analisis deskriptif. Di bawah ini

merangkum data empirik setelah diberikan perlakuan pembelajaran

(posttest) menggunakan model kooperatif tipe talking stick berbantuan

media lagu pada pelajaran IPA siswa kelas VI SD N Panunggalan 5

berdasarkan SK. 9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan

interaksi bumi dalam tata surya, dan KD. 9.1 Mendeskripsikan sistem tata

surya dan posisi penyusun tata surya telah diklasifikasikan pada tabel 4.8

Descriptive Statistics di bawah ini dengan ukuran tendensi sentral (Mean),

pengukuran penyimpangan (Range, Standar Deviation, dan Variance).

Tabel 4.8

Descriptive Statistics Posttest

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance

POSTTEST 25 40 56 96 84.48 12.183 148.427

Valid N (listwise) 25

Tabel 4.8 menunjukkan jumlah (N) sebanyak 25 mempunyai

rentangan (range) sebesar 40 berfungsi untuk mencari panjang kelas dalam

distribusi frekuensi. Selanjutnya, skor maksimal 96 sedangkan skor

minimal sebesar 56 dengan rata-rata hitung (mean) 84,48. Kemudian

standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 12,183 yang berfungsi untuk

menunjukkan tingkat (drajat) variasi kelompok atau ukuran standar atau

penyimpangan dari reratanya. Terakhir memiliki nilai varians (variance)

sebesar 148,427 yang berfungsi untuk mengetahui tingkat penyebaran atau

variasi data.

4.3 Uji Prasyarat

Page 17: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

54

Sebelum dilakukan analisis Uji T-test, dilakukan uji prasyarat atau

sering disebut dengan uji asumsi terlebih dahulu. Dalam sebuah penelitian

teknik analisis yang digunakan menggunakan analisis parametrik dan

analisis nonparametrik. Menurut Slameto (2015) “ciri statistik parametrik

secara umum terletak pada jenis datanya yang berupa data interval atau

rasio, sementara distribusi datanya (populasi) mendekati normal hingga

normal”. Sedangkan ciri statistik non parametrik menurut Slameto (2015)

adalah “terletak pada jenis datanya yang berupa data nominal atau ordinal,

sementara distribusi datanya tidak diketahui atau bisa disebut tidak

normal”. Jika dalam penelitian ini digunakan analisis parametrik maka

seharunya dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah The One Grup

Pretest-Postest Desain. Dalam desain ini sampel yang digunakan hanya 1

kelas yaitu kelas VI SD N Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon

Kabupaten Grobogan yang sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu

sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi

posttest (test akhir) setelah diberi perlakuan menggunakan model

kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu. Maka uji prasyarat

yang digunakan hanya Uji Normalitas karena sampel yang digunakan

hanya 1 kelas yaitu kelas VI SD N Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon

Kabupaten Grobogan.

Uji normalitas digunakan kerena, untuk mengetahui apakah varian

memiliki distribusi normal atau tidak dengan tingkat signifikansi harus di

atas 0,05. Uji normalitas untuk kelas yang digunakan dalam eksperimen

oleh peneliti diambil dari nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) dan

posstest (setelah diberi perlakuan) dengan menggunakan model kooperatif

tipe talking stick berbantuan media lagu. Uji normalitas dilakukan sebelum

melakukan uji T-tes. Uji normalitas berdasarkan perhitungan dengan

menggunakan SPSS 16.0, hasil uji normalitas nilai pretest-posttest pada

kelas yang dilakukan eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan

Page 18: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

55

model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu dapat dilihat

pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Output Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pretestKE posttestKE gainscoreKE

N 25 25 25

Normal Parametersa Mean 52.16 84.48 32.32

Std. Deviation 10.359 12.183 13.262

Most Extreme Differences Absolute .165 .214 .119

Positive .115 .172 .110

Negative -.165 -.214 -.119

Kolmogorov-Smirnov Z .823 1.068 .594

Asymp. Sig. (2-tailed) .507 .204 .873

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa instrumen pretest dan posttest

mempunyai data pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan

tingkat signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) 0,507 untuk pretest dan

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,204 untuk posttest. Jika dirumuskan 0,507 > 0,05

(pretest) dan 0,204 > 0,05 (posttest). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kedua data pretest dan posttest dinyatakan berdistribusi normal

dengan tingkat signifikasikan > 0,05. Untuk melihat sebaran data uji

normalitas di atas, berikut ini disajikan Gambar 4.3.2 yaitu grafik

normalitas hasil belajar pretest dan Gambar 4.3.3 yaitu Grafik normalitas

hasil belajar posttest.

Page 19: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

56

Gambar 4.3.2 Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Pretest

Grafik 4.3.3 Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Posttest

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah kelas VI SD N

Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dengan satu

perlakuan menggunakan model kooperatif tipe talking stick, artinya

Page 20: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

57

sebelum diberikan posttest (diberi perlakuan) siswa terlebih dahulu

diberikan pretest (tanpa perlakuan). Untuk melakukan dan mendapatkan

hasil dari Uji T-test maka dapat menggunakan bantuan SPSS 16.0 dengan

Statistik Paired Sample T-test. Uji T-tes (Paired Sample T-test) dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

kooperatif tipe talking stick terhadap pencapaian kognitif siswa. Hasilnya

dapat dilihat juga melalui perbadaan hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe talking stick

berbantuan media lagu pada pelajaran IPA. Karena hipotesis dalam

penelitian ini hanya ada satu yaitu ada atau tidaknya pengaruh model

kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu terhadap hasil belajar

IPA, maka hasil dari uji hipotesis tersebut hanya untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh dari 2 variabel. Dari hipotesis yang sudah

dirumuskan pada bab III yaitu:

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan model kooperatif tipe

talking stick berbantuan media lagu terhadap pencapaian kognitif

materi IPA siswa kelas VI SD Negeri Panunggalan 5 Kecamatan

Pulokulon Kabupaten Grobogan, dengan nilai sig > 0,05.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model kooperatif tipe

talking stick berbantuan media lagu terhadap pencapaian kognitif

materi IPA siswa kelas VI SD Negeri Panunggalan 5 Kecamatan

Pulokulon Kabupaten Grobogan, dengan nilai sig < 0,05.

Untuk pengambilan keputusan apakah H0 ditolak atau diterima

maka menggunakan taraf signifikansi yaitu jika signifikansi > 0,05 maka

H0 diterima, jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Hasil analisis data

Uji T-test atau uji beda rata-rata (Paired Samples Statistics) menggunakan

SPSS For Windows Version 16.0 dapat dilihat pada tabel 4.10.

Page 21: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

58

Tabel 4.10

Hasil Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretestKE 52.16 25 10.359 2.072

posttestKE 84.48 25 12.183 2.437

Berdasarkan tabel 4.10 jumlah N sebanyak 25 siswa. Nilai rata-rata

hitung (mean) untuk pretest adalah 52,16, sedangkan (mean) untuk

posttest adalah 84,48 dengan simpangan baku (Std Deviation) pada pretest

sebesar 10,356, sedangkan posttest 12,183. Jadi rata-rata hasil belajar

siswa setelah diberi perlakuan menggunakan model kooperatif tipe talking

stick berbantuan media lagu lebih tinggi dari pada sebelum diberi

perlakuan. Untuk selanjutnya dilakukan Uji t-test (Paired Samples T-test)

untuk mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata nilai pretest dan

posttest. Hasil uji T-test (Paired Samples T-test) dari nilai pretest dan

posttest hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Uji T-test Pretest dan Posttest hasil belajar IPA

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pretestKE -

posttestKE -32.320 13.262 2.652 -37.794 -26.846 -12.185 24 .000

Page 22: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

59

Tabel 4.11 menunjukkan hasil t-hitung yang telah dilakukan

diperoleh dengan menggunakan Paired Samples Test. Berdasarkan hasil

analisis SPSS pada kolom Sig (2-tailed) diperoleh nilai 0,000. Jika pada

rumusan hipotesis yaitu H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

penggunaan model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu

terhadap pencapaian kognitif materi IPA Tata Surya siswa kelas VI SD N

Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, dengan nilai

sig > 0,05. H1: Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model

kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu terhadap pencapaian

kognitif materi IPA Tata Surya siswa kelas VI SD N Panunggalan 5

Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dengan nilai sig < 0,05. Maka

dari hasil output disimpulkan bahwa H1 diterima karena sig < 0,05 yaitu

0,000 < 0,05. Berarti hal ini bermakna bahwa pencapaian kognitif IPA

siswa (pretest) sebelum diberi perlakuan berbeda dengan pencapaian

kognitif IPA siswa (posttest) setelah diberi perlakuan menggunakan model

kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu. Nilai rata-rata

pembelajaran sesudah menggunakan model kooperatif tipe talking stick

berbantuan media lagu lebih tinggi dari nilai rata-rata pembelajaran

sebelum menggunakan model kooperatif tipe talking stick berbantuan

media lagu.

Hal ini diperkuat dengan informasi yang memaparkan nilai rata-

rata pembelajaran sebelum menggunakan model kooperatif tipe talking

stick berbantuan media lagu dan nilai rata-rata pembelajaran sesudah

menggunakan model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu.

Rata-rata pembelajaran sebelum menggunakan model kooperatif tipe

talking stick berbantuan media lagu yaitu sebesar 52,16 dan rata-rata

pembelajaran sesudah menggunakan model kooperatif tipe talking stick

berbantuan media lagu yaitu sebesar 84,48. Berarti rata-rata nilai siswa

sesudah menggunakan model kooperatif tipe talking stick berbantuan

media lagu dengan siswa sebelum menggunakan model kooperatif tipe

talking stick berbantuan media berbeda. Nilai posttest siswa yang

Page 23: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

60

menggunakan model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu

lebih tinggi daripada nilai pretest belajar siswa sebelum menggunakan

model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu. Dalam hal ini

diartikan terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe talking

stick berbantuan media lagu terhadap pencapaian kognitif materi IPA Tata

Surya. Jadi dapat disimpulkan: Terdapat pengaruh pencapaian kognitif

yang signifikan antara sebelum dan sesudah penggunaan model kooperatif

tipe talking stick berbantuan media lagu pada mata pelajaran IPA siswa

kelas VI SD N Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon Kabupaten

Grobogan.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas VI SD N

Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan berjumlah 25

orang yang terdiri dari 17 laki-laki dan 8 siswa perempuan. Pada waktu

peneliti melakukan observasi langsung di kelas, dalam pembelajaran terlihat

masih banyak siswa yang cenderung kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Hal itu dibuktikan masih banyak siswa yang pasif, sering diam

dan ada beberapa siswa yang asik main sendiri ketika guru sedang

menyampaikan materi. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VI

SD N Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, banyak

siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran IPA sulit dipahami. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran yang digunakan guru

dalam pembelajaran kurang sesuai dengan karakter siswa ataupun materi

yang dipelajari. Akan tetapi antusias siswa meningkat ketika guru

menerapkan model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu dalam

pembelajaran IPA. Model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu

adalah suatu model pembelajaran menggunakan bantuan tongkat/stick yang

berperan melibatkan atau mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar dimana dalam proses belajar mengajar guru meminta siswa untuk

bernyanyi lagu singkat tentang materi tata surya sambil menggulirkan

Page 24: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

61

tongkat/stick sebagai tongkat berbicara. Sebagian besar siswa berlatih untuk

aktif bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru terkait dengan materi

yang telah diajarkan sehingga siswa yang berperan aktif terhadap kegiatan

pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas terlebih dahulu guru

mempersiapkan alat dan bahan lalu guru menjelaskan tujuan yang akan

dicapai dalam pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah model

kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu kepada siswa, sehingga

siswa tidak mengalami kebingungan atau kesulitan dalam melaksanakan

pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe talking stick berbantuan

media lagu.

Desain eksperimen yang digunakan peneliti adalah The One Grup

Pretest-Postest Design. Sesuai dengan desain yang digunakan sampel terlebih

dahulu diberikan pretest sebelum diberikan posttest. Pretest dalam penelitian

ini merupakan hasil belajar ranah kognitif IPA siswa sebelum diberikan

perlakuan (model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu)

sedangkan posttest merupakan hasil belajar ranah kognitif IPA siswa setelah

diberikan perlakuan atau dalam pembelajarannya menerapkan model

kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu. Untuk hasil belajar

pretest dan posttest terdiri dari empat indikator yang dijadikan kisi-kisi

instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan uraian yaitu 1) mencari informasi

tentang planet-planet yang beredar mengelilingi matahari, 2) menentukan

posisi-posisi planet dalam tata surya, 3) mendeskripsikan peredaran planet-

planet di dalam tata surya, 4) mendiskripsikan benda-benda langit yang

mengelilingi matahari selain planet.

Berdasarkan perbandingan hasil analisis penelitian yang dilakukan

sebelumnya oleh Martiani (2014), Wahyuni (2013), dan Ulfa (2011) terdapat

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya terletak pada

penggunaan model pembelajaran talking stick (variabel bebas) dan mata

pelajaran yang terletak pada variabel terikat yaitu hasil belajar IPA, dimana

perbedaan dalam penelitian ini pembelajaran talking stick berfungsi sebagai

“model pembelajaran” sedangkan penelitian sebelumnya berfungsi sebagai

Page 25: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

62

“metode pembelajaran”. Berdasarkan persamaan dan perbedaan yang telah

dilakukan dengan penelitian sebelumnya terdapat persamaan yang telah

diyakini dapat meningkatkan hasil belajar melalui model ataupun metode

pembelajaran talking stick pada mata pelajaran IPA, dimana dalam

pembelajaran model talking stick ini dapat menimbulkan antusias belajar

siswa yang tinggi, sehingga siswa mampu terlibat secara aktif dalam proses

kegiatan pembelajaran dan hasil pembelajaran siswa mengalami peningkatan.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model kooperatif tipe

talking stick dan pencapaian kognitif IPA. Maka sesuai pengujian hipotesis

didapat pembahasan yaitu Terdapat pengaruh yang signifikan pada

pengunaan model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu

terhadap pencapaian kognitif IPA siswa kelas VI SD N Panunggalan 5

Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran

2015/2016. Hal itu terbukti dengan rata-rata nilai posttest (setelah diberikan

perlakuan) yaitu 84,48 dengan nilai terendah 56 dan nilai tertinggi 96 lebih

tinggi dibanding rata-rata nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan) yaitu

52,16 dengan nilai terendah 36 dan nilai tertinggi 96. Dilihat dari jumlah

siswa yang tuntas nilai petest sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal

(KKM ≥ 63) sebanyak 3 siswa atau 12% dari 25 siswa. Sedangkan nilai

posttest sebanyak 24 siswa atau 96% dari 25 siswa. Meskipun terdapat

peningkatan pencapaian kognitif siswa tetapi masih ada 1 siswa yang belum

tuntas. Berdasarkan analisis Uji T-test menggunakan Paired Samples Test

pada kolom Sig (2-tailed) diperoleh nilai 0,000. Jika pada rumusan hipotesis

yaitu H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model

kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu terhadap pencapaian

kognitif IPA siswa kelas VI SD N Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon

Kabupaten Grobogan, dan nilai sig > 0,05. H1: Terdapat pengaruh yang

signifikan antara penggunaan model kooperatif tipe talking stick berbantuan

media lagu terhadap pencapaian kognitif IPA siswa kelas VI SD N

Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, dan nilai sig <

0,05, maka dari hasil output disimpulkan bahwa Hα diterima karena sig <

Page 26: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

63

0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Berarti dapat diambil keputusan bahwa: “Terdapat

pengaruh yang signifikan antara penggunaan model kooperatif tipe talking

stick berbantuan media lagu terhadap pencapaian kognitif IPA siswa kelas VI

SD N Panunggalan 5 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan”. Nilai

rata-rata pembelajaran sesudah menggunakan model kooperatif tipe talking

stick berbantuan media lagu lebih tinggi dari nilai rata-rata pembelajaran

sebelum menggunakan model kooperatif tipe talking stick berbantuan media

lagu. Perbedaan pencapaian kognitif antara pretest dan posttest ini

dipengaruhi oleh penerapan model pembelajaran di dalam kelas.

Pembelajaran yang dipengaruhi pada model pembelajaran ini adalah mata

pelajaran IPA pada pokok bahasan sistem tata surya. Hal ini sesuai dengan

kelebihan model kooperatif tipe talking stick dimana dalam kegiatan

pembelajaran lebih berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator,

artinya dalam pembelajaran talking stick siswa akan lebih terlibat dan aktif

saat proses pembelajaran berlangsung, siswa diberi tanggung jawab lebih

untuk dapat memahami materi pembelajaran dan akan berlatih berbicara

mengungkapkan pendapat atau menjawab pertanyaan dari guru melalui

bantuan tongkat/stick, sehingga akan menimbulkan antusias siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian di atas dapat

diketahui bahwa pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe

talking stick berbantuan media lagu dapat melibatkan siswa aktif dan antusias

saat mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar

ranah kognitif siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Martiani (2014), Wahyuni (2013), dan Ulfa (2011) yang menyatakan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa atau hasil belajar siswa meningkat dan

melibatkan siswa aktif atau antusias saat mengikuti proses pembelajaran.

Dengan demikian pihak sekolah atau guru dapat menerapkan dan

mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Sesuai dengan

Page 27: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

64

urian pembahasan yang ada dalam penelitian ini maka dapat dipaparkan

implikasi teoritis dan praktis sebagai berikut:

a. Implikasi Teoritis

1. Pembelajaran kooperatif learning tipe talking stick menekankan pada

keaktifan siswa yang menciptakan suasana belajar siswa menarik dan

menyenangkan di kelas dengan melatih siswa untuk dapat berbicara dan

menyampaikan pendapat sambil bernyanyi gembira. Pembelajaran

menggunakan model kooperatif tipe talking stick menjadikan siswa lebih

aktif dan antusias dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran

menggunakan model kooperatif tipe talking stick siswa dituntut untuk

mampu mengungkapkan atau mengutarakan pendapat di depan kelas

misalnya dalam menjawab pertanyaan dari guru terkait dengan materi

yang telah dipelajari, sehingga seluruh siswa mempersiapkan diri atau

belajar dengan giat agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

dilontarkan oleh guru. Dalam pembelajaran menggunakan model

kooperatif tipe talking stick siswa akan dibentuk menjadi beberapa

kelompok untuk mempelajari materi secara lebih mendalam. Dengan

berkelompok akan terbentuk interaksi yang positif dan komunikasi antar

siswa serta pertukaran pengetahuan atau pengalaman yang mereka miliki

akan bertambah. Masing-masing kelompok akan mendapat materi

tambahan terkait dengan mata pelajaran yang dipelajari. Siswa diberi

waktu untuk memahami dan mempelajari materi tersebut baru kemudian

bermain dengan tongkat/talking stick. Berdasarkan hasil penelitian ini

menunjukkan model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu

memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, hal itu

terbukti rata-rata nilai posttest setelah diberikan perlakuan menggunakan

model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu lebih tinggi

dibandingkan dengan rata-rata nilai pretest sebelum diberikan perlakuan,

maka sebagai upaya sekolah dan guru dalam meningkatkan hasil belajar

siswa dapat menggunakan model kooperatif tipe talking stick berbantuan

Page 28: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

65

media lagu. Setelah membandingkan teori model kooperatif tipe talking

stick dengan penelitian hasilnya sejalan dan saling melengkapi. Setelah

pembelajaran model kooperatif tipe talking stick disesuaikan dengan

standar proses (EEK) maka model kooperatif tipe talking stick menjadi

lebih fleksibel atau mudah digunakan oleh guru dan hasilnya terbukti

bahwa model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu

berpengaruh pada hasil belajar siswa.

2. Secara signifikan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh model kooperatif

tipe talking stick berbantuan media lagu yang disesuaikan dengan

karakteristik siswa serta materi yang akan dipelajari. Dalam penelitian ini

penerapan model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu

telah melibatkan siswa aktif atau antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran sehingga siswa akan lebih memahami materi yang

dipelajari dan tentunya hasil belajar IPA siswa meningkat. Hasil ini

mendukung pendapat Martiani (2014), Wahyuni (2013), dan Ulfa (2011)

yang menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu model atau metode yang digunakan, peran guru dalam mengajarkan

materi, serta peran siswa sebagai subjek didik.

b. Implikasi Praktis

1. Implikasi praktis berhubungan dengan kontribusi penelitian bagi sekolah,

bagi guru, dan bagi siswa. Pembelajaran menggunakan model kooperatif

tipe talking stick dapat digunakan sebagai salah satu kebijakan yang

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Baik siswa

dengan karakteristik yang ulet, rajin, mandiri, memiliki kepercayaan diri

dan disiplin belajar yang tinggi atau siswa yang cepat bosan dengan

rutinitas di dalam kelas, kaku dan kurang antusias. Pembelajaran

menggunakan menggunakan model kooperatif tipe talking stick ini

menekankan pada aktifitas siswa untuk belajar dengan cara mengingat

materi pembelajaran secara berkelompok baik melalui penjelasan guru,

buku maupun lagu yang telah dinyanyikan untuk mempermudah siswa

Page 29: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13012/4/T1_292012012_BAB IV... · dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru bahasa inggris,

66

dalam menghafal materi sekaligus melatih kemampuan siswa dalam

berbicara didepan kelas. Penggunaan menggunakan model kooperatif

tipe talking stick berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar

yang diperoleh siswa setelah diberikan perlakuan atau treatment

menggunakan menggunakan model kooperatif tipe talking stick

berbantuan media lagu (posttest) mengalami peningkatan dibandingkan

hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest).

2. Pembelajaran menggunakan menggunakan model kooperatif tipe talking

stick memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan

aktifitas, kreatifitas, dan memudahkan siswa dalam mengingat materi

pembelajaran yang telah diberikan oleh guru, sehingga IPA tidak menjadi

pembelajaran yang membosankan atau sulit untuk dipelajari oleh siswa

dan hasil belajar siswa meningkat. Dengan demikian menggunakan

model kooperatif tipe talking stick berbantuan media lagu dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam mengajarkan

suatu materi terutama pada mata pelajaran IPA yang dalam proses

pembelajarannya bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa didalam

kelas.