bab iv laporan hasil penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/t1... ·...

61
38 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran UmumDaerah Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografi dan Monografi 4.1.1.1 Letak Geografi Kabupaten Maluku Tenggara Desa Wab adalah suatu Desa yang merupakan bagian dari Kepulauan Key, Kabupaten Maluku Tenggara. Sebelum penulis memaparkan tentang keadaan Desa Wab maka penulis akan memaparkan secara singkat letak geografi Kabupaten Maluku Tenggara atau Kepulauan Kei yang mana Desa Wab merupakan bagian didalamnya. a. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten maluku tenggara (BAPPEDA Kabupaten Maluku Tenggara 2012) menurut Astronomi terletak antara : 5° sampai 6,5° lintang Selatan dan 131° sampai 131.5° Bujur Timur. Adapun letaknya menurut Geografi dibatasi antara lain oleh : Sebelah Selatan : Laut Arafuru Sebelah Utara : Irian Jaya Bagian Selatan Sebelah Timur : Kabupaten Aru Sebelah Barat : Kota Tual, Laut Banda dan Bagian Utara Kepulauan Tanimbar. b. Luas Wilayah

Upload: letu

Post on 05-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

38

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran UmumDaerah Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografi dan Monografi

4.1.1.1 Letak Geografi Kabupaten Maluku Tenggara

Desa Wab adalah suatu Desa yang merupakan bagian dari Kepulauan

Key, Kabupaten Maluku Tenggara. Sebelum penulis memaparkan tentang

keadaan Desa Wab maka penulis akan memaparkan secara singkat letak

geografi Kabupaten Maluku Tenggara atau Kepulauan Kei yang mana Desa

Wab merupakan bagian didalamnya.

a. Letak dan Batas Wilayah

Kabupaten maluku tenggara (BAPPEDA Kabupaten Maluku Tenggara

2012) menurut Astronomi terletak antara : 5° sampai 6,5° lintang Selatan

dan 131° sampai 131.5° Bujur Timur.

Adapun letaknya menurut Geografi dibatasi antara lain oleh :

Sebelah Selatan : Laut Arafuru

Sebelah Utara : Irian Jaya Bagian Selatan

Sebelah Timur : Kabupaten Aru

Sebelah Barat : Kota Tual, Laut Banda dan Bagian Utara

Kepulauan Tanimbar.

b. Luas Wilayah

Page 2: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

39

Luas Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara 4.197,47Km2, dengan luas

daratan 1.010,74Km2 dan luas perairannya 3.186,73Km

2

c. Iklim

Iklim dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafuru dan Samudera

Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Irian Bagian Timur dan Benua

Australia di bagian Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan.

Kabupaten Maluku Tenggara merupakan bagian dari kepulauan Kei

yang mana terdiri dari puluhan pulau-pulau kecil, sedang dan besar.Dua

buah pulau yang besar yaitu Pulau Kei-Kecil (Nuhu Roa), dan Pulau Kei

Besar (Nuhu Yuut).Pulau Kei Besar tanahnya bergunung-gunung, lebih

panjang dari Kei-Kecil, dan hanya mempunyai beberapa buah pulau saja.

Sedangkan pulau Kei-Kecil meliputi pulau Induk (Nuhu Ten) dan pulau

kecil (Nuhu Yanat), sebanyak kurang lebih 30 buah pulau. Nuhu Roa atau

Kei Kecil biasa juga disebut dengan “Nuhu Evav”, Nuhu arinya Pulau dan

Evav berasal dari Kata “e’ artinya “Tanah” sedangkan vav artinya “Bawah”.

Jadi Evav artinya tanah dibawah atau tanah di selatan.

4.1.1.2Gambaran Umum Desa Wab

Profil dari desa Wab sebagai lokasi penelitian digambarkan sebagai

berikut :

1. Kedudukan Desa Wab

Desa Wab memiliki batas-batas wilayah yaitu :

Batas Tanah Wab dengan daratannya seluas 240.00 M2.

Page 3: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

40

Sebelah utara berbatasan dengan petuanan Ohoi Tetoat membujur

arah barat timur sepanjang kurang lebih 3 Km dari Faralang hingga

Watlawar pada tepi barat sungai Sorbai.

Batas sebelah selatan membujur arah barat timur kurung lebih 2

Km mulai dari Hoar Mun - Yabran – Yabar lenen – Wat tang Meta

hingga Waer Kokot En di tepi sungai Sorbai.

Sebelah timur berbatasan dengan sungai Sorbai membujur arah

utara selatan sepanjang kurang lebih 9 Km mulai dari Wat lawar

hingga Waer Kokot En.

Sebelah barat berbatasan dengan Nam Ngil Wowo (Laut Wab)

membujur arah utara selatan sepanjang kurang lebih 10 Km mulai

dari Faralang hingga Hoar Mun.

2. Kondisi Demogarfi

Jumlah penduduk berdasarkan dataStatistik Kantor Desa Wab adalah

1848 jiwa. Hal ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah Masyarakat berdasarkan Jenis Kelamin

Laki – laki Perempuan Jumlah Jiwa

938 910 1848

Sumber data: Kecamatan Kei Kecil Tahun 2013

Sesuai dengan tabel 4.1 di atas jumlah jiwa pada Tahun 2013 yang

paling banyak adalah laki-laki yang mencapai angka 938 jiwa

Page 4: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

41

sedangkan perempuan berjumlah 910 jiwa, jadi jumlah masyarakat di

desa Wab adalah 1848 jiwa.

Tabel 4.2

Jumlah Masyarakat sesuai Agama

No Agama Jumlah Jiwa

1 Islam 256

2 Kristen katolik 129

3 Kristen Protestan 1463

Jumlah keseluruhan 1848

Sumber data: Kecamatan Kei Kecil Tahun 2013

Di desa Wab terdapat 3 agama yaitu Islam dengan jumlah jiwa

sebesar 256 jiwa, Kristen Katolik jumlah jiwa 129 jiwa, dan Kristen

Protestan 1463 jiwa jadi jumlah keseluruhan adalah 1848 jiwa.

3. Keadaan Sosial Budaya

Desa Wab dengan pusat Ohoinya Woma Elnare. Letak Desa Wab

berderet-deret dengan arah utara-selatan, pada pesisir barat Kecamatan

Kei-Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Tanahnya datar tak

bergunung di tambahi berjenis-jenis pohon kayu serta rumput-

rumputan, letaknya menghadap ke jurusan matahari terbenan di apit

Wab Laer (Tanjung Wab dan wat silo). Sepanjang pesisir tampaklah

deretan pohon nyiur melambai-lambai di umbus angin, sejauh

pandangan mata, lautannya yang tenang namun sering bergelorah silih

berganti beriaskan tanaman laut yang indah.

Di depannya terbentang gugusan pulau lima (nuhu enlim) serta

beberapa pulau lainnya dan sepanjang pantainya terhampar pasir putih

yang berkilauan di sinari sang surya, menambah gaiarah hidup

Page 5: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

42

penduduknya, memberikan harapan, semangat dan daya juang yang

pantang menyerah untuk mempertahankan dan menlanjutkan

kehidupannya, membangun Ohoi dan masyarakat Indonesia.

Gambaran tentang sosial budaya pada masyarakat adat Kepulauan

Kei Desa Wab Maluku Tenggara adalah berkisar pada keadaan

Agama dan Kepercayaan Kepada Roh Para Leluhur. Agama yang

dianut masyarakat Desa Wab yaitu Agama Islam, Kristen Protestan,

dan Kristen Katolik.

Kehidupan masyarakat Wab sangat menampakkan kehidupan

sebagai masyarakat adat yang sangat kuat.Menurut Bapak Yon Elmas

/ tua adat (wawancara tanggal 03-07-2013) Pola kehidupan seperti ini

dilatar belakangi oleh budaya “ Ain ni Ain” (satu untuk semua) atau

juga dengan istilah “Ain ni Fangnan Ain “ (satu sayang satu), dimana

nampak dalam kebiasaan ber “YELIM” (memberikan sumbangan

sesama dalam bentuk apa saja) dan “MAREN” (gotong royong, kerja

sama) baik dalam kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama.

Selain adat yang masih berlaku dan terus dipelihara ialah adat

perkawinan, sasi laut dan darat (Hawear “sasi” yang dibuat dari janur

kelapa), dan apabila ada pelanggaraan yang dilakuakn oleh

masyarakat maka hukumannya adalah denda adat berupa sad-sad.

Dasar persekutuan di Desa Wab sama halnya dengan seluruh

masyarakat Kepulauan Kei dalam hidup bermasyarakat adalah

kekeluargaan, kepercayaan dan ekonomi. Menurut bapak Frans

Page 6: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

43

Hanoutubun (tua adat) karena pengaruh aspek-aspek tersebut maka

rasa bersatu dan solidaritas antar para anggota masyarakat sangat

besar. Tiap-tiap individu sangat terikat oleh adat kebiasaan. Solidaritas

masyarakat Wab selalu dipupuk dengan semboyan yang ada dalam

tubuh masyarakat Kei yaitu “Ain ni Ain” (satu untuk semua) dan juga

istilah “Ain ni Fangnan Ain” (satu sayang Satu), tetapi juga dengan

semboyan yang berbunyi : “ It besa wu-ut ain meheni ngifun, manut

ain meheni tilur “, yang artinya : “ kami adalah telur-telur ikan yang

berasal dari seekor induk ikan, atau telur-telur ayam yang berasal dari

seekor induk ayam. Adapun makna dari ungkapan tersebut ialah

bahwa seluruh penduduk atau masyarakat setempat merupakan suatu

keluarga besar yang adalah anak cucu dari seorang Ayah dan Ibu “.

Semboyan ini mau mengatakan bahwa setiap orang Kei harus hidup

bersatu, tolong-menolong dan bergotong-royong dalam menghadapi

kesulitan dan tentangan, baik dari dalam maupun dari luar, malah

bersama-sama berusaha untuk menghindari adanya perpecahan atau

keretakan yang timbul diantara mereka.

Rasa kekeluargaan, juga terlihat dalam semangat “Maren” yaitu

tolong-menolong, dan gotong-royong.Contohnya :

Pada sistem perkawinan, harta kawin menjadi tanggung jawab

bersama yang dibebankan kepada setiap anggota kepala keluarga

dari mata rumah atau marga yang bersangkutan. Jadi tidak

dibebankan kepada orang tua atau sanak-saudara kandung laki-laki

Page 7: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

44

saja tetapi pada satu marga yang dipikul oleh laki-laki tersebut,

dengan demikian maka beban harta kawin yang besar jumlahnya

akan terasa ringan. Sebaliknya harta kawin yang diterima oleh

pihak perempuan disimpan sebagai modal untuk menjaga

kemungkinan-kemungkinan yang bertalian dengan masalah atau

kesulitan-kesulitan lainnya yang dihadapi mata rumah atau marga

tersebut.

Suatu cara berburu binatang yang disebut Ste-e dimana masyarakat

setempat membentuk kelompok-kelompok atau rombongan

berburu yang terdiri dari laki-laki dewasa dalam jumlah yang besar,

pemburuan dibantu dengan kawanan anjing berburu. Hasil berburu

ini diberikan untuk membantu masalah atau acara-acara besar Desa

yang menyangkut kepentingan umum dan dibagikan pula kepada

rombongan berburu, besarnya hasil berburu disesuaikan dengan

jasa. Misalnya seorang penembak seekor babi atau rusa ,

kepadanya diberikan kaki kanan bagian depan yang disebut Wis-

ngar. Pemilik anjing berburu mendapat leher yang disebut Un.

Selain pembagian khusus ini, mereka juga memperoleh bagian

yang sama dengan pembantu-pembantu yang lain. Perbuatan diatas

selalu dihubungkan dengan kepercayaan atau religi dimana orang

harus memenuhinya, karena itu diberlakukan sejak dari leluhur.

Tolong-menolong dalam waktu mendirikan rumah, membuat

kebun, membuat jembatan, serta memungut hasil panen. Baik laki-

Page 8: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

45

laki maupun perempuan memiliki peran yang sama dimana mereka

harus saling bahu-membahu dalam melakukan suatu pekerjaan.

4.2 Gambaran Umum Hukum Adat

4.2.1 Hukum Adat Kei

Hukum adat sebagai pencerminan falsafah hidup masyarakat Kei

yang pada awalnya mulai muncul dalam perjalanan sejarah yang panjang

secara lisan. Dalam perkembangan selanjutnya hukum adat ini telah

dibukukan, berdasarkan pada penuturan – penuturan para tokoh – tokoh

adat, sebagai bagian dari sistem formil dan tersusun secara juridis. Hukum

adat Larwul Ngabal menurut hasil wawancara tanggal 03-07-2013 dengan

Bapak Yon Elmas (Tua Adat) dipandang sebagai perintah dan dilakukan

sesuai adat - istiadat yang ada di Kepulauan Kei sejak Nenek Moyang

dengan peraturan – perturan yang telah ditetapkan oleh leluhur dalam

bentuk hukum adat. Hukum adat ini diakui oleh daerah setempat secara

lisan maupun tulisan.

Hukum adat Larwul Ngabal adalah perpaduan dari hukum –

hukum adat yang telah dianut oleh masyarakat Kei sejak dahulu antara lain

: (a) Hukum Nevnev, (b). Hukum Hanilit, (c). Hukum Balwirin.

a. Hukum Nevnevadalah hukum yang mengatur pelanggaraan terhadap

tindakan kejahatan, masalah kriminalitas. Pada hukum ini terdapat 7

larangan, yang dikenal dengan sebutan: Sasa Sorfit Hukum Nevnev,

yakni:

Page 9: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

46

1) Mu’ur nar-Hebang haung: larangan membicarakan kekurangan dan

kelebihan orang lain tidak dihadapannya, serta merencanakan

kejahatan terhadap orang lain.

2) Skut fngahir-suban med: larangan membenci dan memcemburui

orang lain serta menyumpai orang lain.

3) Rasung smu-Rudang dad: meracuni sesama dengan racun dan

dilarang membunuh sesama dengan menggunakan sihir.

4) Kev bangil: larangan memukul sesama

5) Tev ahai, fan-sung: tavat, melempar, menombak, memanah,

menusuk, menikam sesama.

6) Fedan na-Tetat vanga: larangan membunuh, memotong dan

memancung kepala orang lain.

7) Tivak, Luduk fo vavain: larangan menguburkan, menenggelamkan

orang lain secara hidup-hidup.

b. Hukum Hanilit, yaitu hukum yang mengatur tata krama pergaulan

antara pria dan wanita. Hukum ini memberikan perhatian pada segi

moralitas dan etika. Ada 7 larangan pada hukum ini, yang disebut

“Sasa Sorfit Hukum Hanilit”, yaitu :

1) Sis, af, larangan bersiul: mendesis dan melambaikan tangan kepada

wanita.

2) Kifuk mat ko: larangan bermain mata dengan wanita.

3) Kis kafir, Temar U: larangan mencubit, mengorek wanita dan

mengayun busur bila berjalan dengan wanita.

Page 10: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

47

4) A lebak, humka voan: larangan memeluk dan mencium wanita.

5) Tod es: menarik wanita secara paksa dan memperkosa.

6) Marvuan fa ivun: menghalimi wanita di luar nikah.

7) Man’u marai: larangan melaksanakan kawin lari serta merampas

isteri orang.

c. Hukum Hawear Balwirin, adalah hukum adat yang mengatur hak

pemilikan seseorang atau kelompok. Pada hukum ini terdapat 7

larangan, yang disebut dengan Sarsit Hawear Balwirin.

1) Varyatad sa: larangan mengingini barang orang lain.

2) Tafbor: larangan mencuri.

3) It kulik afa Borbor: larangan menyimpan barang curian.

4) It ba maren, it dad afa waid: larangan hadir dalam kegiatan orang

lain tanpa ikut kerja.

5) It leik hira ni afa, tef en tna il: Menemukan milik orang lain dan

tidak mau mengembalikanya.

6) It lavur hira ni afa: larangan merusak hak milik orang lain.

7) Taha kuuk umat lian rir welmat: Kita menahan dan tidak mau

memberikan upah orang lain dengan adil dan benar.

Dasar hukum ini adalah Hukum Larwul Ngabal, kemudian

dipadukan dengan Hukum Nevnev, Hukum Hanilit, Hukum Hawear

Balwirin. Menurut Ter Haar, hukum adat Larwul Ngabal dikelompokan

kedalam rumpun hukum adat di Ambon dan Maluku Selatan (Seram,

Banda, Aru dan Tanimbar).

Page 11: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

48

Hukum adat Larvul Ngabal (Lar = darah, wul = merah, jadi Larwul

Ngabal adalah darah merah; Nga = tombak, Bal = bali, jadi Ngabal adalah

tombak dari bali) terdiri dari 7 pasal yaitu :

1. Uud entauk na atvunad: Kepala kita bertumpu pada tengkuk kita

2. Lelad ain fo mahaling: Leher dan keselamatan manusia harus

dijunjung tinggi.

3. Uil nit envil rumud: Kulit membungkus tubuh kita.

4. Lar nakmod na rumud: darah tertutup dalam tubuh.

5. Rek fo kilmutun: perkawinan hendaklah pada tempatnya agar tetap

suci dan murni.

6. Marfuan fo mahiling: tempat untuk perempuan dihormati dan

diluhurkan.

7. Hira ni fo ini, it did fo it did: milik orang tetap milik mereka, milik

kita tetap milik kita.

Didalam pasal lima dan enam yang mengatur mengenai

perkawinan dan tempat bagi perempuan disucikan. Ini merupakan aturan –

aturan untuk menjaga dan menjamin kesusilaan, kehormatan dan kemulian

pergaulan umat manusia dengan menempatkan kaum perempuan sebagai

pihak yang sangat dihoramati dan dihargai. Maka dari hukum adat yang

telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa perkawinan antara dua

manusia yang mana secara hukum adat pun diatur. Terutama untuk

larangan – larangan perkawinan yang memang melanggar hukum adat itu

Page 12: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

49

sendiri salah satunya kawin Lari, maka akan diberikan sanksi –sanksi yang

diputuskan dalam sidang adat.

Hukum ini masih dianut sampai saat ini dan dijadikan sebagai

landasan berpijak oleh seluruh masyarakat Kei. Sebagai wujud

mengabadikan hukum ini, guna dipelihara dan dipatuhi oleh masyarakat,

maka oleh pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara dibangun

gedung pertemuan yang dinamakan “Larwul Ngabal” sedangkan Maluku

Tenggara dinamakan juga sebagai Kota Beradat.

4.2.2 Sistem kekerabatan pada masyarakat Kei

Sistem kekerabatan yang ada di masyarakat Kei menganut sistem

patrilineal (kebapaan), maka menurut hasil wawancara tanggal 10-07-2013

dengan bapak Frans Hanoatubun (tua adat) menyebutkan ada sistem

kekeluargaan atau kekerabatan dalam masyarakat Kei itu sendiri yang masih

ada dan diberlakukan oleh tiap-tiap desa yaitu sebagai berikut :

4.2.2.1 Yan Te

Istilah bahasa Kei “ Yan Te “ adalah kependekaan dari yanyanat dan

teten. Yanyanat berarti anak – anak dan Teten berarti orang tua. Jadi

istilah Yan Te lebih menunjukkan kepada satu persatuan yang terdiri atas

suami – isteri dan anak – anak yang disatukan dalam suatu perkawinan.

Keluarga di Kei di bentuk menurut prinsip Patrilinineal, yang artinya

setiap keluarga dilihat berdasarkan garis keturunan bapa. Jadi semua

anak mengambil nama marga dari bapaknya. Sistem kekerabatan yan te

Page 13: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

50

ini juga masih dipraktekan di Desa Wab, dimana semua anak

menggunakan keturunan dari bapak. Budaya patriarki yang dianut oleh

masyarakat ini juga berlangsung dalam seluruh akrtivitas budaya mereka.

4.2.2.2 Fam

Dalam bahasa Kei fam dipahami sebagai mata rumah yang

merupakan satu kelompok kerabat, bersifat universal dan berdasarkan

prinsip – prinsip patrilineal serta partilokal. Bentuk kekerabatan ini

berdasarkan adanya pertalian darah atau keturunan yang luas.

Satu fam dicirikan oleh satu nama yang umum, yang diambil alih

oleh wanita yang kawin kedalamnya dan oleh budak- budak yang

menjadi anggota dari fam itu. Seorang wanita yang meninggalkan

famnya pada waktu perkawinan, sama seperti seorang laki – laki yang

kawin tanpa membayar harta kawin (Vilin), dan sama seperti budak yang

bergantian majikannya. Mereka mengambil nama dari keturunan yang

dimasukinnya.

Setiap fam atau marga pasti memiliki “mata rumah”, serta peran

dan fungsinya masing – masing, contohnya di Desa Wab (Lokasi

Penelitian) memiliki 11 mata rumah yaitu :

a. Jamngangun nama mata rumah Rahan Dengil.

b. Efruan nama mata rumah khotib atau ohortib.

Page 14: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

51

c. Rahakratat, Hanoatubun, Raubun, Sablohoubun, dan Lakesubun ke 5

marga tersebut mempunyai nama satu mata rumah yaitu Ubvan atau

Felaw.

d. Inuhan nama mata rumah Yarmas.

e. Jamlean nama mata rumah Hernar.

f. Lowaer nama mata rumah Sarwe.

g. Kadmaerubun nama mata rumah Korbib.

h. Kadtabalubun nama mata rumah Korbib.

i. Elmas nama mata rumah Yaan.

j. Warbal nama mata rumah Tukyar.

4.2.2.3 Rahanyam Dan Yanur Mangohoi

Fungsi dan peran dari rahanyam dan yanur mangohoi akan terlihat

dalam urusan perkawinan. Kata rahanyam yang merupakan kependekan

dari kata rahan yang artinya rumah dan yaman artinya bapa. Jadi secara

harafiah rahanyam berarti rumah bapa (kelompok keturunan sedarah dari

bapa).

Istilah yanur mangohoi terdiri dari dua kata yakni mang yang

berarti orang dan ohoi yang berarti kampung. Jadi mangohoi berarti

orang kampung. Istilah yanur mangohoi merupakan kependekan dari kata

yanan yang berarti anak – anak dan uran yang berarti saudara perempuan.

Istilah ini menunjukkan pada anak perempuan yang telah kawin keluar

kampung. Sistem kekerabatan rahanyam dan yanur mangohoi sampai

Page 15: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

52

saat ini masih dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat Kei, khususnya

di Desa Wab. Contohnya yang penulis temukan pada saat penelitian yaitu

perkawinan dari seorang anak perempuan dari keluarga Hanoatubun yang

mana sebelum perkawinan ini dilakukan maka dikumpulkan keluarga

rahanyam dan yanur mangohoi dalam suatu pertemuan adat untuk

membicarakan perkawinan tersebut, baik menyangkut mas kawin

(mahar) dan penentuan tanggal perkawinan.

4.2.2.4 Koi Maduan

Kekerabatan yang masih dipertahankan di Kei dan hampir sama

dengan hubungan antara yanur dan mangohoi, ialah sistem kekerabatan

Koi Maduan. Secara harafiah maduan berarti tuan atau pemilik. Jadi

orang yang disebut maduan yaitu pihak yang memberikan bantuan,

sedangkan pihak penerima bantuan disebut koi atau mardu, yang secara

harafiah berarti bawaan atau abdi. Koi Maduan terjalin dalam satu fam

atau marga, dalam hal ini fam atau marga yanur (bapak). Kepala fam atau

marga sebagai maduan terhadap semua anggota fam atau marganya,

fungsi dan tanggung jawab maduan terhadap anggota marganya dalam

menyelesaikan suatu persoalan. Contohnya ada salah satu kasus patah

pena yaitu seorang lelaki menghamili seorang perempuan yang statusnya

masih bersekolah dan untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka

maduanlah yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan dalam sidang

adat. Pihak laki – laki yang diwakili maduan akan menyerahkan harta.

Page 16: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

53

Tipe hubungan koi maduan yang terjalin antara seorang budak dan

majikan keduanya mempunyai kesamaan, yakni bahwa maduan berkuasa

mutlak atas bahawannya dan sebaliknya bawahannya harus taat secara

mutlak kepada maduannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekerabatan

ini mengandung dua komponen yaitu atasan dan bawahan dan tipe

hubungan antara dua komponen ini adalah, dari dua pihak atasan

menguasai, mengatur, menuntut hak dan tanggung jawab atas

kepentingan bawahannya. Sedangkan bawahan tunduk dan taat,

mempercayakan diri kepada atasannya, melayani kebutuhan atasannya.

Tetapi ini di berlakukan di Kei Besar yang masih memakai kasta dalam

kehidupan mereka.

4.2.2.5 Pela

Bentuk dari kekerabatan tradisional di Kei ialah pela atau biasa

disebut juga dengan Pela darah, Pela makanan. Kekerabatan ini semata –

mata suatu perjanjian persahabatan antar satu kampung dengan satu atau

beberapa kampung lainnya. Keistimewaan dari bentuk kekerabatan ini

adalah bahwa kedua belah pihak dalam perjanjian ini mempunyai hak

yang sama untuk memberi dan mengambil barang milik patnernya,

dengan begitu tipe relasi “tuan – budak” atau “atasan – bawahan” tidak

terdapat dalam kekerabatan pela. Dalam sistem kekerabatan pela ini,

perkawinan dilarang antar kampung yang menjalin hubungan pela darah

(contohnya antara Wab – Taar). Karena sistem kekerabatan pela ini

Page 17: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

54

dianggap sebagai hubungan persaudaraan, oleh karena itu maka ada

kesepakatan untuk tidak saling mengawini.

Sedangkan pela makanan contohnya Wab dan Watran mengadakan

perjanjian pela, adapun wujud bentuk kekerabatan Desa yang berpela

bisa mengambil barang milik Desa pelanya. Misalnya : jika warga Wab

pergi ke Desa Watran maka bisa pergi mengambil Ayam, Babi,

Kambing, Anjing, Kelapa, Pisang. tanpa meminta izin pemiliknya,

karena jika dilarang dampaknya atau kepercayaannya adalah orang

tersebut akan terkena penyakit dan babi akan memakan semua hasil

dikebun.

4.2.3 Penerapan Hukum Adat Larwul Ngabal dalam kehidupan

Masyarakat Kei.

Adapun aturan – aturan didalam hukum adat Larwul Ngabal, dan

penerapan hukum adat Larwul Ngabal tersebut berlaku dan diterapkan untuk

semua masyarakat Kei. Salah satunya yang penulis angkat sebagai contoh

nyata yaitu perkawinan di masyarakat Kei. Sesuai dengan perkembangan

zaman dan tuntunan globalisasi, tetapi adat perkawinan yang masih ada di

kehidupan masyarakat Kei sampai sekarang penerapannya berlaku untuk

masyarakat Kei.

Berdasarkan wawancara penulis pada tanggal 11-07-2013 dengan

Bapak A Hanoatubun (Tua Adat) bahwa perkawinan menurut hukum adat

Larwul Ngabal, memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

Page 18: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

55

masyarakat. Karena perkawinan yang dilakukan berdasarkan adat Larwul

Ngabal sehingga perkawinan yang diberlangsungkan antara dua insan yang

saling mencintai selalu memiliki pandangan yang baik di tengah masyarakat

khususnya masyarakat Kei. Adapun pandangan menurut Bapak Yali Yalmaf

Tokoh Masyarakat (wawancara pada tanggal 04-07-2013) bahwa

perkawinan menurut hukum adat Larwul Ngabal memiliki nilai tersendiri

terlebih khusus pada kebahagiaan kedua pasangan. Sedangkan menurut

pandangan berdasarkan wawancara tanggal 12-07-2013 dengan Bapak Piter

Efruan (Tua Adat) bahwa perkawinan menurut hukum adat Larwul Ngabal

adalah bagian yang tidak dapat dilepas pisahkan dari kehidupan mereka,

mengapa ia mengatakan demikian karena masyarakat Kei sudah terlahir

dengan budaya serta hukum adat yang ada sehingga perkawinan

berdasarkan hukum adat Larwul Ngabal merupakan bagian yang penting

ketika seseorang akan menikah.

Hal ini disebabkan karena perkawinan tidak menyangkut suami dan

istri tetapi juga hubungan dengan keluarga, masyarakat umum dan orang-

orang yang telah meninggal. Perkawinan dalam perikatan adat ialah

perkawinan yang mempunyai akibat hukum terhadap hukum adat yang

bersangkutan. Akibat hukum itu telah ada sejak sebelum perkawinan terjadi,

yaitu misalnya dengan adanya pelamaran sebelum perkawinan. Setelah

terjadi perkawinan maka timbul hak-hak dan kewajiban-kewajiban orang

tua (termasuk anggota keluarga/kerabat) menurut hukum adat setempat,

yaitu dalam pelaksanaan upacara adat dan selanjutnya dalam peran serta

Page 19: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

56

membina dan memelihara kerukunan, keutuhan dan kelanggengan dari

kehidupan anak-anak mereka yang terikat dalam perkawinan. Dengan

demikian, maka suatu perkawinan tanggung jawabnya berat sebab suami

dan isteri selain bertanggung jawab terhadap kelangsungan keluarganya,

juga terhadap orang banyak (masyarakat) dan Tuhan.

Menurut penuturan Bapak Frans Hanotubun / Tua Adat (tanggal 10-

07-2013) Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sakral, luhur dan suci di

mana mempertemukan dua manusia yang sudah saling mengenal atau pun

belum saling mengenal dalam membentuk keluarga. Sedangkan menurut

bapak Yon Elmas (Tua Adat, tanggal 03-07-2013)dalam perkawinan

masyarakat Kei tujuannya untuk mencari keturunan dan memperbanyak

kerabat atau marga dalam suatu keluarga karena masyarakat Kei memiliki

sistem kebapaan yang mana anak akan meneruskan garis marga dari

bapaknya.

Sahnya suatu perkawinan menurut masyarakat Kei, perkawinan itu

sah apabila adanya persetujuan dari kedua orang tua pihak pria dan pihak

wanita, sah apabila hukum adat dalam perkawinan itu telah selesai

dilaksankan dan sah perkawinan menurut penganut agamanya masing-

masing.

Menurut hukum adat masyarakat Kei syarat perkawinan walaupun

sudah dewasa seorang pria dan seorang wanita tidak bisa menyatakan

kehendaknya untuk melakukan perkawinan tanpa persetujuan orang tua

masing-masing kedua belah pihak. Sedangkan perkawinan dalam

Page 20: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

57

masyarakat Kei ada larangan-larangan yang mengantur suatu perkawinan

yaitu sebagai berikut :

1. Di larang menikah dengan satu garis keturunan ke bawah yaitu saudara

sekandung.

2. Di larang menikah dengan saudara dari 1 keturunan Ayah, yaitu saudara-

saudara dari ayah yang baik itu anak dari saudara perempuan dari ayah.

Contohnya melarang untuk kawin antara Saudara sepupu yang pihak

ayah beradik kakak, Saudara sepupu yang pihak ibu beradik kakak.

3. Di larang menikah dengan paman atau bibi, atau sudah berpangkat

contohnya saudara ayah atau ibu atau pun saudara dari kakek dan nenek

yang mana uda garis keturunannya satu.

4. Di larang menikah dengan sesama clan atau kerabat marga (satu marga).

5. Ada juga Larangan perkawinan Beda Kasta Perkawinan yang mana

terjadi di kalangan masyarakat Kei khususnya perkawinan antara Mel-

Ren, Mel-Ri, Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dari kelas Mel-

Mel (orang bangsawan) dengan wanita dari kelas Ren (orang kalangan

menengah) atau Ri (orang kalangan bawah atau budak) dan sebaliknya di

larang. Walaupun hidup orang Kei merupakan sistem kekerabatan tetapi

di dalam kehidupan ketika perkawinan beda kasta maka tidak direstui

atau dilarang karena melanggar tatanan budaya yang ada pada

masyarakat Kei.

Page 21: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

58

Macam-macam perkawinan masyarakat Kei menurut bapak Yon

Elmas (Tua Adat, tanggal 03-07-2017) yang mana sering terjadi di kalangan

masyarakat Kei yaitu :

1. Meminang. Dudung ngail (meminta, memohon secara terhormat), hab

sol vel taan(meminang secara terhormat dengan menyandang tempat

tuak/arak dan talam yang berisi harta), lenan reet fid (meminang secara

hormat dengan melalui tangga atau pintu rumah).

2. Marfuan Fo ivun (menghamili di luar nikah). Perkawinan yang terjadi

atau hamil di luar nikah, yang mana perkawinan ini bisa juga di lepas

setelah pria tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Dan

perbuatan itu cukup di ganti dengan pembayaran harta buang terhadap

wanita yang dihamilinya.

3. Manu Marai “Kawin Lari” (lari bersama). Perkawinan kawin lari atau lari

bersama, perkawinan yang dilakukan atas dasar cinta dan kemauan

bersama antara pria dan wanita biasanya terjadi ketika tidak ada

persetujuan dari masing-masing orang tua kedua belah pihak atau

keduanya telah melakukan kesalahan, wanita sudah terlanjur hamil dan

takut memberitahukan kepada orang tua akhirnya mereka mengambil

jalan pintas dengan cara kawin lari tersebut.

4. Beda Kasta. Perkawinan yang terjadi antara kasta tinggi (mel-mel), kasta

sedang (ren), dan juga kasta bawah (ri atau ariri).

Page 22: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

59

4.2.4 Perkawinan Kawin Lari di Daerah Penelitian

Berdasarkan wawancara pada tanggal 04-07-3013, Penulis dengan

Bapak Jhon Rahakratat (Tokoh pemerintah) bahwa suatu perkawinan lari

dilakukan berdasarkan pada suatu susunan, atau cara untuk melakukan

pelarian, pertama adalah waktu yang ditetapkan secara bersama, biasanya

pada waktu malam. Pada saat yang ditentukan, perempuan biasanya

memberikan alasan ingin berkunjung ke rumah teman atau tetangganya dari

situlah pria tersebut telah menunggunya ditempat yang telah ditentukan atau

disepakiti bersama. Wanita yang dibawa pergi biasanya diamankan

kerumah saudara dari pihak pria yang menyetujui jalinan cinta mereka.

Menurut Bapak Wenan Raubun (Tua Adat, tanggal 05-07-2013) yang

mana mengemukakan kawin lari adalah perkawinan yang terlarang dan

sangat bertentangan dengan Hukum Adat Larwul Ngabal, dan dilakukan

tanpa jalur meminang.

Bentuk perkawinan kawin lari menurut bapak Yon Elmas (Tua Adat,

tanggal 03-07-2013), merupakan cara yang lazim dan umum di kalangan

masyarakat adat kepulauan Kei Maluku Tenggara khususnya Desa Wab,

untuk memperoleh seorang istri. Kawin lari dipandang oleh masyarakat

sebagai kurang terhormat, atau melanggar adat karena sahnya perkawinan

harus sesuai dengan syarat, kriteria, dan aturan adat yang berlaku (melalui

masuk minta atau meminang). Kawin Lari dikalangan masyarakat desa Wab

pada umumnya dikenal dengan dua bentuk perkawinan lari, yaitu sebagai

berikut :

Page 23: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

60

1. Kawin lari bujang dan bujang (Manu)

Rencana untuk kawin lari antar bujang dan bujang, diatur secara

diam – diam dan atas dasar kemauan dari pihak pria dan wanita yang

status hubungan mereka berpacaran, ini dilakukan karena orang tua dari

pihak perempuan atau pun orang tua dari pihak pria belum mengizinkan

untuk kawin. Kecenderungan lain, karena orang tua keluarga wanita

menolak lamaran keluarga pria, atau keduannya telah melakukan suatu

tindakan yang bertentangan dengan norma – norma adat.

Maka bujang pria mencari jalan terobosan dengan persetujuan dari

bujang wanita, yaitu melalui kawin lari. Cara untuk melakukan pelarian,

pertama adalah waktu yang ditetapkan secara bersama, biasanya pada

waktu malam. Pada saat yang ditentukan, perempuan biasanya

memberikan alasan ingin berkunjung ke rumah teman atau tetangganya

dari situlah pria tersebut telah menunggunya di tempat yang telah

ditentukan atau disepakiti bersama. Wanita yang dibawa pergi biasanya

diamankan kerumah saudara dari pihak pria yang menyetujui jalinan

cinta mereka.

Usaha mencari wanita tersebut, sasaran utama adalah rumah

keluarga pria dan dengan cara yang cukup kasar, sambil melakukan

pertengkaran dan kata – kata ejekan atau makian untuk mampu

mempermalukan pihak keluarga pria. Hal ini dilakukan sebagai bukti

tidak menyetujui cara yang dilakukan pihak pria, sebab dianggap telah

mempermalukan keluarga perempuan dan walaupun kawin lari tersebut

Page 24: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

61

ada kesepakatan dari perempuan. Tindakan yang emosional itu,

seringkali terjadi pada saat dilaksanakan upacara perkawinan dengan

melalui tindakan fisik.

Kawin lari mengandung konsekuensi yang sangat besar, seperti

melipat gandakan permintaan mas kawin, mendapat sanksi adat, atau

orang tua akan memutuskan hubungan kekeluargaan sebagai orang tua

dan anak. Dalam situasi demikian peran kepala marga sangat diharapkan

untuk mencari jalan penyelesaian atau solusi untuk kesepakatan dan

perdamaian.

2. Kawin lari bujang pria dan isteri orang (Marai)

Perkawinan kawin lari yang dilakukan oleh bujang pria dan istri

orang, dimana perkawinan inilah yang paling banyak menimbulkan

masalah, karena sudah melakukan kesalahan yang sangat bertentangan

dengan adat. Walaupun wanita atau istri orang tersebut melakukan

tindakan kawin lari dengan pria bujang atas alasan – alasan yang kuat,

contohnya : suaminya sering memukulinya, suaminya berselingkuh

dengan perempuan lain atau bahkan kebutuhan ekonomi yang tidak

terpenuhi dalam keluarganya. Maka perempuan tersebut lebih memilih

seorang bujang pria sebab lelaki tersebut punya jabatan atau mampu

secara material.

Kawin lari tipe ini, maksudnya bukan untuk mempermudah urusan

pihak yang berkepentingan tetapi akan menimbulkan penekanan didalam

kehidupan pihak-pihak tertentu seperti keluarga. Dimana hal tersebut

Page 25: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

62

akan menjadi malapeta bila ketentuan – ketentuan penyelesaian tidak

berjalan dengan baik dan syarat – syarat pembayaran, mas kawin

sebagai kewajiban pihak keluarga pria harus dilipat gandakan. Bahkan

dengan pertimbangan untuk memberatkan pihak pria dalam penyelesaian.

Harta kawin adalah sejumlah harta benda yang diberikan oleh

keluarga pria untuk keluarga wanita, besar kecilnya mas kawin berbeda –

beda, sering ditetapkan sesuai perkara yang dihadapi dan ditetapkan

sesuai kedudukan, kepandaian.

4.3 Hasil Penelitian terhadap 8 kasus pasangan Kawin Lari

Melalui penelitian ini, diperoleh data bahwa dalam periode tahun 2007-

2013 terdapat 8 pasangan yang telah melakukan perkawinan kawin lari.

Tabel 4.3

Profil Umum Pasangan Kawin Lari

No Nama Pasangan

Kawin lari

Usia Agama Pendidikan Pekerjaan

Nama

Suami

Nama

Istri

1 Ri In 37/32 Islam / Kristen Protestan SMA / SMA Petani

2 Fn Nn 40/38 Kristen Protestan/ Kristen

Katolik

S1/ SMA PNS / IRT

3 Nk Sn 30/26

Kristen Protestan/ Kristen

Protestan

SMA / SMA Petani

4 Ed My 26/14 Kristen Protestan/ Kristen

Protestan

SMP / SD Petani

5 Jh Ah 18/17 Kristen Protestan/ Kristen

Protestan

SMA / SMA Petani

6 Tn Sk 30/28 Kristen Katolik / Kristen

Protestan

SMA / SMA BB / IRT

7 Ck Ds 21/18 Kristen Protestan /Kristen

Protestan

SMA / SMA Petani / IRT

8 Yr Rt 18/ 17 Kristen Protestan/ Kristen

Protestan

SMA / SMA Petani / IRT

Pada penelitian ini jumlah responden yang diteliti berjumlah 8

pasangan. Dimana setiap pasangan kawin lari memiliki umur yang berkisar

Page 26: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

63

dari 17 – 40 tahun, sedangkan agama yang diyakini yaitu agama Islam 1

orang, Kristen Katolik 2 orang, dan Kristen Protestan 13 orang. Tingkat

pendidikan subjek penelitian adalah SD sebanyak 1 orang, SMP 1 orang,

SMA 13 orang, dan S1 1 orang. Pekerjaan dari para responden pasangan

kawin lari adalah petani, PNS, buruh bangunan (BB), dan ibu rumah tangga.

4.3.1 Penyebab atau alasan melakukan kawin lari.

a. Pasangan Suami Istri Ri – In

Ri berumur 37 Tahun, beragama Islam, pendidikan Ri adalah SMA

dan bekerja sebagai petani. Sedangkan In berumur 32 Tahun, beragama

Kristen Protestan, pendidikan terakhir In adalah SMA, ia juga seorang ibu

rumah tangga. In merupakan istri dari Ls tetapi pada saat In berkunjung ke

Desa tetangga untuk melakukan silaturahmi dan dari situlah mereka

bertemu dan menjalin hubungan sekitar 3 bulan.

Dengan kondisi rumah tangga Ls dan In yang sering di tinggal

pergi oleh Ls, sehingga In sangat tersiksa baik lahir maupun batin. In juga

selalu meluangkan waktu untuk bertemu dengan Ri, oleh karenanya In

tidak sanggup lagi untuk melanjutkan kehidupan rumah tangganya dengan

Ls, akhirnya Ri dan In bersepakat untuk melakukan perkawinan kawin lari

pada Tahun 2007. Dengan alasan bahwa Ri ingin cepat berumah tangga

dan takut kehilangan In, maka atas dasar saling mencintai dan mau

membina rumah tangga yang lebih baik lagi dari perkawinan In dan Ls

suaminya. Sedangkan penyebab yang lebih konkrit lagi bahwa In masih

Page 27: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

64

berstatus istri orang, tidak bisa diceraikan sesuai Hukum Adat dan Agama,

takut pada keluarga maka tindakan kawin lari ditempuh oleh Ri dan In.

b. Pasangan Suami Istri Fn – Nn

Fn adalah seorang lulusan program studi Fisika S1 dan bekerja

sebagai PNS, umur Fn 40 Tahun, beragama Kristen Protestan. Sementara

itu Nn berumur 38, beragama Kristen Katolik, pendidikan Nn adalah SMA

dan belum berkerja. Mereka bertemu pada waktu Fn pindah dan bertugas

kembali di Kota Tual, dan Fn sering pulang ke Desa Wab sebagai

kampung halamannya. Fn dan Nn merupakan saudara sepupu dengan

kedekatan itulah mereka menjalin hubungan.

Menurut pengakuan Fn, semula hubungan mereka akan baik – baik

saja, tetapi lama kelamaan saling jatuh cinta. Fn dan Nn dipanggil dari

mata rumah atau saniri untuk memutuskan hubungan mereka, karena

diantara mereka ada ikatan persaudaraan yang terlalu dekat yaitu

merupakan satu klaim atau marga. Fn terus berusaha menyakinan

keluarganya tetapi usahanya hanya sia – sia, dan akhirnya Fn dan Nn tetap

melanjutkan hubungan mereka dengan melakukan kawin lari pada tahun

2007, walaupun keluarga besar atau marga Hanoutubun tidak menyetujui.

c. Pasangan Suami istri Nk – Sn

Nk berumur 30 Tahun, beragama Kristen Protestan, pendidikan Nk

adalah SMA. Nk tidak memiliki pekerjaan tetap, sedangkan Sn berumur

26 Tahun, beragama Kristen Protestan, pendidikan akhir adalah SMA, Sn

belum bekerja. Nk dan Sn bertemu dalam Organisasi Gereja yaitu

Page 28: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

65

Angkatan Muda. Semula Nk dan Sn hanyalah teman biasa dalam

organisasi tersebut tetapi ada dorongan – dorongan untuk cepat berumah

tangga dari pihak teman dan juga keluarga Nk. Pada saat itulah Nk berani

mengungkapkan perasaannya dan ingin berumah tangga tetapi hal tersebut

mendapat tantangan dari keluarga Sn karena Nk bukanlah tipe idaman

anak mantu mereka karena Nk tidak memiliki pekerjaan tetap.

Dari pengakuan Nk, bahwa Sn juga tidak mempermasalahkan

statusnya dan tetap menjalin hubungan dengan Nk walaupun Sn sudah

dimarahi oleh keluarganya. Akhirnya pada Tahun 2008 dengan banyak

pertimbangan Nk, dan juga atas persetujuan keluarga dari Ayahnya Nk

dan Sn lalu sepakat untuk kawin lari.

d. Pasangan Suami Istri Ed – My

Ed berumur 26 Tahun, sedangkan My berumur 14 Tahun, mereka

sama – sama beragama Kristen Protestan. Pendidikan Ed hanya SMP dan

My berijasahkan pendidikan SD. Ed dan My menjalin hubungan

percintaan pada saat Ed bertempat tinggal dirumah My sebagai anak piara

dari orang tua My.

Dari pengakuan Ed, pada waktu itu My masih duduk di bangku

sekolah Menengah kelas VIII dan belum melewati ujian akhir. Ed mulai

jatuh cinta dan berusaha menjadi sosok pria yang baik dimata orang tua

My tetapi hubungan mereka di tentang oleh orang tua My. Sedangkan My

juga akan melanjutkan studinya di Kota Sorong Papua Barat dan pada saat

itu Ed sudah ingin berumah tangga dan takut kehilangan My. Ed meminta

Page 29: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

66

pada My untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan dan

atas kemauan bersama serta persetujuan dari My. Akhirnya pada Tahun

2008, Ed dan My melarikan diri yaitu melakukan kawin lari tersebut.

e. Pasangan Suami Istri Jh – An

Jh berumur 18 Tahun sedangkan An berumur 17 Tahun, Agama

kedua pasangan adalah Kristen Protestan. Pendidikan dari kedua pasangan

tersebut adalah SMA. Jh merupakan tetangga kampung atau Desa An, Jh

bertemu An saat ada acara pesta di kampung An.

Jh mengakui bahwa An dan dirinya sudah saling mengenal dan

mencintai waktu SMA, tetapi orang tua dari An tidak menyetujui

hubungan mereka karena An ingin melanjutkan studi di suatu perguruan

tinggi setelah mendengar hasil ujian SMA. Alasan tersebut membuat Jh

dan An merasa mereka akan dipisahkan, maka atas kesepakatan bersama

pada tahun 2009 akhirnya mereka melakukan kawin lari.

f. Pasangan Suami Istri Tn – Sk

Tn berumur 30 Tahun, beragama Kristen Katolik, pendidikan Tn

adalah SMA, Tn bekerja sebagai buruh bangunan. Sedangkan Sk berumur

28 Tahun, beragama Kristen protestan, Sk berpendidikan SMA dan belum

bekerja. Sk hanya membantu orang tuanya mengurusi pekerjaan rumah.

Pengakuan Tn, mereka hanya bertemu dua kali dan akhirnya

sepakat untuk menjalin hubungan ke jenjang pernikahan. Tetapi semua itu

terhalang karena Sk sudah di jodohkan dengan orang lain pilihan orang

tuanya, sedangkan Tn tetap ingin berumah tangga dengan Sk. Terhadap

Page 30: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

67

alasan Tn tersebut sebenarnya juga ragu apakah Sk lebih memilih pilihan

orang tuanya, Tn menanyakan hal tersebut ke pada Sk. keputusan Sk tetap

ingin menjalin hubungan dengan Tn karena orang tua tetap tidak setuju,

maka akhirnya mereka sepakat untuk kawin lari pada Tahun 2010.

g. Pasangan Suami Istri Ck – Ds

Ck berumur 21 Tahun, sedangkan Ds berumur 18 Tahun, kedua

pasangan tersebut memeluk agama Kristen protestan, tingkat pendidikan

mereka adalah SMA,tetapi belum memiliki pekerjaan.

Dari pengakuan Ck, mereka bertemu pada saat pisah Dian

(kegiatan Gereja Protestan Maluku yaitu temu Angkatan Muda) dan

menjalin hubungan karena Ds sering berkunjung atau jalan – jalan ke desa

Ck. Dari situlah hubungan sebagai sepasang kekasih mereka di bangun,

semula Ck cuma menjalin hubungan dengan niat hanya sebatas hubungan

tanpa harus kejenjang keseriusan atau pernikahan tetapi karena hubungan

tersebut telah melampaui batas sehingga mengakibatkan Ds hamil. Ck dan

Ds takut melaporkan hal tersebut kepada orang tuanya masing – masing

dan akhirnya keputusan mereka pada Tahun 2012 adalah melakukan

perkawinan kawin lari.

h. Pasangan Suami Istri Yr – Rt

Yr berumur 18 Tahun, beragama Kristen Protestan, pendidikan

akhir Yr adalah SMA, Yr bekerja sebagai tukang ojek. Sedangkan Rt

berumur 17 Tahun, beragama kristen Protestan, Rt adalah siswa yang baru

tamat sekolah di bangku pendidikan SMA.

Page 31: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

68

Yr mengakui bahwa ia sangat mencintai Rt, hubungan terjalin

cukup lama semenjak sama – sama masih duduk di bangku SMP. Dari

hubungan yang mereka jalani Yr dan Rt telah melakukan kesalahan

dengan kehamilan Rt di luar nikah, maka Yr dan Rt takut hal tersebut di

ketahui orang tua mereka masing –masing, akhirnya mereka sepakat untuk

melakukan perkawinan kawin lari di Tahun 2013.

Dari apa yang sudah tertulis diatas bahwa penyebab atau alasan

perkawinan kawin lari periode tahun 2007 -2013, dapat penulis simpulkan

sebagai berikut :

a) Tidak disetujui oleh orangtua

b) Ingin cepat berumah tangga

c) Takut kehilangan si gadis

d) Si Gadis yang telah hamil

Adapun alasan terjadinya perkawinan kawin lari di daerah

penelitian tersebut didasarkan pada beberapa sebab atau alasan tersendiri

dari Pelaku Kawin Lari. Mereka mengaku kalau hubungan mereka

disetujui oleh pihak keluarga masing – masing maka hal tersebut tidak

akan terjadi. Dimana persetujuan keluargalah yang sangat penting dalam

rumah tangga mereka kelak. Mereka menggangap bahwa memang benar

apa yang mereka lakukan salah di mata hukum adat dan juga masyarakat

setempat, untuk mempertahankan hubungan mereka salah satu jalan yang

harus mereka tempuh adalah kawin lari. Mereka juga menggangap dari

bentuk ketidakpahaman satu sama lain baik sifat dan karakater orang tua

Page 32: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

69

walaupun sulit untuk menerima hubungan mereka, tetapi lama kelamaan

benih – benih cinta untuk menerima mereka sebagai sepasang suami - istri

pasti akan tumbuh dari orang tua dan keluarga besar.

Tabel 4.4

Penyebab atau Alasan Kawin Lari

No Nama Pasangan

Kawin

Peristiwa

terjadi

(Tahun)

Penyebab dan alasan

Suami Istri

1. Ri In 2007 Ingin cepat berumah tanggga, Takut kehilangan si

gadis,

2. Fn Nn 2007 Tidak disetujui oleh orang tua karena masih ada

hubungan kerabat

3. Nk Sn 2008 Tidak disetujui oleh orang tua karena si pria bukan

tipe idaman calon mantu bagi orangtua pihak

wanita, takut kehilangan si gadis

4. Ed My 2008 Tidak disetujui oleh orang tua My, karena My harus

melanjutkan studi ( takut kehilangan si gadis).

5. Jh An 2009 Tidak disetujui oleh orang tua Ah, karena Ah masih

melanjutkan studi

6. Tn Sk 2010 Tidak disetujui orangtua Sk, karena Sk sudah

dijodohkan dengan orang lain

7. Ck Ds 2012 Orangtua tidak menyutujui, Si Gadis yang telah

hamil

8 Yr Rt 2013 Si Gadis yang telah hamil

Dari tabel diatas penyebab atau alasan perkawinan kawin lari

disebabkan oleh berbagai alasan, diantaranya karena pihak orangtua

wanita tidak menyetujui perkawinan dengan pilihan anaknya,anak harus

melanjutkan studi, sering ditinggal pasangan (suami), sudah ada

perjodohan dari orangtua, dan si gadis yang telah hamil di luar nikah.

Jadi kesimpulan dari 8 pasangan kawin lari adalah pihak keluarga

wanita yang tidak menyetujuinya hubungan mereka sebagai salah satu

faktor yang utama. Peristiwa terjadinya kawin lari berkisar dari periode

2007 – 2013 sesuai dengan hasil penelitian penulis.

Page 33: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

70

4.3.2 Akibat ketika melakukan perkawinan kawin lari

a. Pasangan Suami Istri Ri – In

Perkawinan yang dilakukan oleh kedua pasangan ini tidak berjalan

dengan baik, ada akibat yang timbul dari kasus kawin lari tersebut.

Menurut Ri, akibatnya orang tua dari pihak keluarga In tidak

menerima mereka berdua sebagai sepasang suami istri. Walaupun

masalah kawin lari itu terselesaikan pada bulan Mei Tahun 2007.

Mereka menganggap bahwa In telah mencemarkan nama baik

keluarga besar mereka, dan tidak menghormati suaminya yang

terdahulu.

b. Pasangan Suami Istri Fn – Nn

Akibat yang timbul dari pilihan untuk melakukan kawin lari

tersebut, menurut Fn – Nn tidak berbuah baik. Pasalnya mereka

dipisahkan karena sudah melanggar adat, tetapi In tetap tidak mau dan

kembali lagi pada Fn. Akhirnya tua – tua adat dari mata rumah/marga

kami, melepas tangan dalam mengurus persoalan kawin lari yang

kami hadapi. Fn mengungkapkan bahwa dirinya dan juga In tidak bisa

mengikuti kegiatan adat dalam marga/fam, tidak mengikuti kegiatan

yang ada dalam masyarakat, mereka dilarang pulang di desa dan

bertempat tinggal di kota.

c. Pasangan Suami Istri Nk – Sn

Page 34: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

71

Dalam menjalani hidup harus ada orang yang menopang dan yang

pertama kali adalah orang tua, menurut Nk penyesalan biasanya datang

dari belakang. Nk – Sn telah bertindak tanpa harus berpikir bahwa dari

perkawinan kawin lari tersebut, menyebabkan orang tua dari pihak

keluarga yang dulu akrab akhirnya bermusuhan. Nk juga

mengungkapkan bahwa pada saat itu ia dan In, tidak diperbolehkan

mengikuti kegiatan organisasi baik dalam lingkup agama dan

kemasyarakatan sampai masalah mereka terselesaikan.

d. Pasangan Suami Istri Ed – My

Menurut Ed perkawinan yang ia jalani berdasarkan pada cinta, dan

tanpa berpikir panjang, kasus yang terjadi menyebabkan My putus

sekolah di bangku kelas VIII SMP. Orang tua dari pihak keluarga

istri/My tidak menerima Ed sebagai anak mantu dari keluarga mereka

serta lingkungan masyarakat juga tidak menerima mereka pada saat itu.

e. Pasangan Suami Istri Jh – An

Jh mengatakan bahwa perkawinan kawin lari yang mereka lakukan

menyebabkan orang tua dari pihak istri/An marah, keluarga Jh juga

sempat tidak menerima An. Sedangkan Jh – An di larang mengikuti

kegiatan apapun yang ada karena masyarakat juga tidak menerima

mereka sampai masalah tersebut di selesaikan.

f. Pasangan Suami Istri Tn – Sk

Perkawinan yang dilakukan menurut Tn menyebabkan orang tua

dari Sk tidak menyetujui dengan berbagai alasan, serta masyarakat

Page 35: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

72

setempat menganggap itu merupakan aib atau melanggar hukum adat.

walaupun adat telah di selesaikan tetapi ada masyarakat yang masih

tetap mengklaim perkawinan mereka.

g. Pasangan Suami Istri Ck – Ds

Menurut Ck perkawinan kawin lari menyebabkan orang tua dari

pihak keluarganya dan juga keluarga Ds sangat malu, dan marah

karena Ds hamil di luar nikah. Begitu juga lingkungan masyarakat

belum menerima mereka semestinya. Menurut Ds, ia di jauhi oleh

teman-temannya.

h. Pasangan Suami Istri Yr – Rt

Yr mengatakan mereka telah melakukan kesalahan, dan apapun

resiko yang mereka hadapi sekarang mereka terima. Rt juga

mengatakan walaupun telah selesai melakukan adat perkawinan kawin

lari tersebut tetapi Rt tetap tidak diterima oleh orang tuanya karena ada

alasan – alasan tertentu.

Maka dari penjelasan pasangan atau responden yang penulis

paparkan di atas dapat dipahami, bahwa perkawinan bukan hanya

menyangkut diri pribadi pasangan itu sendiri tetapi juga menyangkut

keluarga besar masing-masing pasangan, bahkan lingkungan masyarakat.

Sebagai manusia yang beradat dan hidup dalam satu lingkungan

kebudayaan yang kuat, maka bertindak sesuka hati dan menyimpang dari

hukum adat tanpa memperhatikan pandangan orang tua, dan masyarakat.

Salah satuakibat yang paling umum dari kejadian kawin lari yang di

Page 36: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

73

hadapi oleh 8 pasangan kawin lari adalah pihak orangtua wanita yang

tidak menyetujui pernikahan. Perkawinan lari tersebut mengakibatkan

mereka harus menghadapi resiko yang buruk seperti masyarakat yang

memojokkan mereka.

4.3.3 Langkah – langkah Pelaksanaan Acara Adat Kasus Pasangan Kawin

Lari.

a. Pasangan Suami Istri Ri – In

Dari perkawinan yang telah terjadi, Ri mengungkapakan bahwa

mereka melakukan penyelesaian perkawinan kawin lari sesuai hukum

adat yaitu penyelesaian Marai,Kawin lari yang mana In masih

berstatus istri orang. Pernyataan Ri adalah suami pertama In tidak

mempertahankan rumah tangganya lagi, maka Ri yang telah

melakukan kawin lari dengan istri orang/In tersebut akan membayar

denda 2X lipat, yaitu mengembalikan harta yang diberikan oleh suami

pertama dan diberikan kepada mata rumah dari suami pertama dan

penyelesaian tersebut dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober 2007.

Langka-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

a) Adat pencarian yang dilakukan keluarga mereka, baik pihak

keluarga Ri dan In dan sekalian menentukan tanggal untuk

pembayaran harta yang telah ditetapkan oleh sidang adat saat itu

juga.

Page 37: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

74

b) Duduk adat yang mana pihak keluarga harus melakukan

pembayaran denda adat yang akan di bayar oleh Ri pada saat itu

adalah harta hutan yaitu 550 harta yang berupa sad-sad, terhitung

550 jadi berapa sad-sad yang diminta pihak suami pertama

terhitung 500. Sedangkan untuk mata rumah rumah berapa sad-sad

atau mas yang diminta terhitung 50. Jadi 550 Harta tersebut bukan

terhitung dalam jumlah uang atau barang lainnya. Sedangkan

khusus Istri/In mengatakan Ia wajib membayar mas hoan yanan

(berupa 1 sd-sad), mas pengganti dirinya sebagai istri dan ibu

untuk anak-anak yang telah di tinggalkannnya.

c) Kemudian diikuti dengan acara Sablor (permohonan pengampunan

masal), caranya daun kelapa putuh yaitu pucuk daun kelapa muda,

dipotong lalu diambil terus diberikan kepada suami pertama dan Ri

sambil memegang ujung dari daun kelapa tersebut dan mereka

berlari untuk memutuskan daun tersebut. Satu ke utara dan satunya

ke selatan, setelah daunnya terlepas maka dendam yang ada telah

terputus dan daun tersebut dibuang ke laut agar sewaktu – waktu

masalah yang terjadi tidak boleh di ungkit-ungkit kembali. Setelah

itu tua – tua adat memercikkan air ketubuh keduanya dan orang –

orang yang hadir, maksudnya membersihkan dosa dan disucikan

oleh air itu. Terhindar dari wabah penyakit yang telah dipercayai

oleh turun – temurun.

Page 38: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

75

Makna dari proses yang telah dijelaskan di atas, agar segala akibat

yang bertentangan dengan perkawinan antara Ri dan In tersebut bisa

terselesaikan tanpa harus dibebani untuk keluarga dan juga anak-anak

mereka nantinya.In lalu diceraikan suami pertamanya, supaya In bisa

dinikahkan kembali dengan Ri. Setelah itu lewat dari 3 bulan Ri dan In

mengungkapkan barulah mereka diberikan kesempatan untuk menikah

secara agama, In akhirnya berpindah agama dari Kristen Protestan ke

Islam dan menikah dengan Ri pada tanggal 11 Januari 2008 secara

agama islam dan sekaligus dipencatatan sipil sesuai dengan Undang-

Undang perkawinan agar pernikahan mereka sah dimata hukum adat,

agama dan juga negara.

b. Pasangan Suami Istri Fn – Nn

Fn mengungkapkan bahwa mereka melakukan adat untuk

menyelesaikan masalah kawin lari berdasarkan hukum adat, tapi

karena pada saat itu Nn sudah diambil pulang dan mereka sudah

dipisahkan sesuai dengan hukum adat yaitu acara pengambilan kembali

anak perempuan dan hanya membayar denda adat. Denda adat yang di

bayar Fn adalah 1 sad-sad, mas, dan juga kain. Fn juga mengatakan

walaupun pada akhirnya istri/Nn kembali lagi padanya, keluarga dari

pihak mereka melepas tangan dan tidak mengurus lagi masalah

mereka. Menurut tua – tua adat itu merupakan dosa dan biarlah mereka

menanggung sendiri akibat – akibat yang telah dipercayai (wabah

penyakit, rumah tangga mereka tidak akan bahagia).

Page 39: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

76

Sesuai dengan penjelsan di atas, dan pengakuan Fn dan Nn bahwa

sampai sekarang mereka belum menikah secara adat, tetapi secara

agama dan negara sudah mereka lakukan, itupun Fn lakukan secara

diam-diam agar status Nn dan anak mereka jelas dimata agama dan

negara.

c. Pasangan Suami Istri Nk – Sn

Menurut Nk hukum adat Larwul Ngabal adalah aturan yang ada di

masyarakat Kei, jadi ia harus mengikuti setiap aturan yang telah ada.

Maka dari itu adat penyelesaian perkawinan kawin lari yang dilakukan

oleh mereka juga diselesaikan secara adat pada tanggal 22 April 2008

yang mana langkah –langkahnya penyelesaiannya sebagai berikut :

a) Laporan orang tua atau keluarga Nk kepada tua adat

Orang tua dari pihak pria/Nk harus melapor kepada ketua

adat atau mata rumah dari marga pria/Nk untuk memberitahukan

bahwa anak dari keluarga wanita telah melakukan pelarian dengan

anak mereka.

Maksud dan tujuan orang tua dari pihak pria melaporkan agar

ketua adat atau mata rumah dari kedua pihak dapat membuat

perundingan atau kesepakatan untuk melakukan tahap – tahap

penyelesaian adat sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat

misalnya tanggal pencarian.

b) Adat pencarian keluarga wanita terhadap anaknya yang melakukan

kawin lari

Page 40: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

77

Adat ini dilakukan setelah ada laporan dari ketua adat atau

mata rumah pria/Nk kepada ketua adat atau mata rumah dari pihak

keluarga wanita/Sn sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan

oleh kedua pihak tersebut dalam tahap pemberitahuan. Disaat

pencarian itu dilakukan pihak keluarga pria/Nk sudah

mempersiapkan harta kawin yang akan dibayar nantinya sesuai

dengan keputusan duduk adat atau sidang adat. Sesampainya

didalam pembicaraan adat, tua adat dari pihak wanita/Sn

menyampaikan maksud dan tujuan mereka yaitu harta kawin yang

akan dibayar. Harta kawin pada saat pencarian dan yang akan

dibayar oleh pihak pria/Nk kepada pihak wanita sesuai dengan

denda adat yaitu :

1) 1 sad-sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas aryaf , mas

dengan tujuan untuk memadamkan amarah dari pihak

keluarga wanita/Sn yang mencari anak gadisnya.

2) 1 sad–sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas duan tu bre,

mas dengan tujuan diberikan kepada orang tua wanita/Sn atas

susah dan jerih payahnya membesarkan anak gadisnya.

3) Mas tiga tail mas yang akan diberikan kepada saudara laki-laki

dari ibu Sn dan juga kepada mata rumahnya.

4) Setelah itu kembali lagi ke orang tua wanita, karena orang tua

wanita/Sn wajib meminta bagiannya baik itu berupa mas atau

pun uang atau yang bisa disebut juga dengan Air susu Ibu.

Page 41: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

78

Tetapi Nk mengungkapkan ibu dari Sn tidak meminta lagi

harta sesuai dengan pembayaran air susu Ibu.

c) Nikah adat

Setelah selesai pembayaran harta, maka dilanjutkan dengan

nikah adat, yang dipimpin oleh tua adat. Nk - Sn dimasukan dalam

satu kain lalu tua adat mengangkat piring yang berisisiri–

pinang/sesajian, diatas mereka dan sambil berbicara kepada leluhur

sesuai kepercayaan yang ada sejak turun temurun.

d). Nikah agama dan negara

Kesepakatan adalah hal yang sangat penting, Nk – Sn

barulah menikah setelah ada persetujuan dari keluarga untuk

mengizinkan mereka untuk dinikahkan. Akhirnya pada tanggal

28Desember 2008, Nk dan Sn menikahyaitu nikah masal bersama-

sama dengan pasangan-pasangan lain yang menikah pada saat itu.

Pernikahan mereka berlangsung di gereja secara agama dan

pencatatan sipil yang mana mereka lakukan agar pernikahan

mereka sah juga dimata agama dan negara.

d. Pasangan Suami Istri Ed – My

Ed lewat dari 2 bulan barulah keluarga dari pihaknya melakukan

penyelesaian pada tanggal 17 Januari 2009, Ed mengatakan langkah –

langkah penyelesaian perkawinan kawin lari mereka adalah sebagai

berikut :

Page 42: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

79

a) Laporan orang tua atau keluarga Ed kepada tua adat

Orang tua dari pihak Ed harus melapor kepada ketua adat

atau mata rumah dari marga Ed untuk memberitahukan bahwa anak

dari keluarga wanita telah melakukan pelarian dengan anak

mereka.

Maksud dan tujuan orang tua dari pihak pria melaporkan

agar ketua adat atau mata rumah dari kedua pihak dapat membuat

perundingan atau kesepakatan untuk melakukan tahap – tahap

penyelesaian adat sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat

misalnya tanggal pencarian.

b) Adat pencarian keluarga wanita terhadap anaknya yang melakukan

kawin lari

Adat ini dilakukan setelah ada laporan dari ketua adat atau

mata rumah Ed kepada ketua adat atau mata rumah dari pihak

keluarga My sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan oleh

kedua pihak tersebut dalam tahap pemberitahuan. Disaat pencarian

itu dilakukan pihak keluarga Ed sudah mempersiapkan harta kawin

yang akan dibayar nantinya sesuai dengan keputusan duduk adat

atau sidang adat. Sesampainya didalam pembicaraan adat, tua adat

dari pihak My menyampaikan maksud dan tujuan mereka yaitu mas

kawin yang akan dibayar. Harta kawin pada saat pencarian dan

yang akan dibayar oleh pihak Ed kepada pihak wanita sesuai

dengan denda adat yaitu :

Page 43: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

80

(a) 1 sad-sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas aryaf , mas

dengan tujuan untuk memadamkan amarah dari pihak keluarga

My yang mencari anak gadisnya.

(b) 1 sad–sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas duan tu bre,

mas dengan tujuan diberikan kepada orang tua My atas susah

dan jerih payahnya membesarkan anak gadisnya.

(c) Mas tiga tail mas yang akan diberikan kepada saudara laki-laki

dari ibu My dan juga kepada mata rumahnya.

(d) Setelah itu kembali lagi ke orang tua wanita, karena orang tua

ibu My wajib meminta bagiannya baik itu berupa mas atau pun

uang atau yang bisa disebut juga dengan Air susu Ibu.

Ed mengatakan ia harus membayar sejumlah uang sebagai

uang air susu ibu dan uang Patah Pena yang mana uang tersebut untuk

penganti jerih payah orang tua dalam membesarkan dan

menyekolahkan My sampai ke tingkat pendidikan.

c) Nikah adat

Setelah selesai pembayaran harta, maka dilanjutkan dengan

nikah adat, yang dipimpin oleh tua adat. Ed - My dimasukan dalam

satu kain lalu tua adat mengangkat piring yang berisisiri–

pinang/sesajian, diatas mereka dan sambil berbicara kepada leluhur

sesuai kepercayaan yang ada sejak turun temurun.

d). Nikah agama dan negara

Page 44: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

81

Ed mengungkapkan sambil menunggu adanya persiapan

yang baik untuk membiaya pernikahan merekadengan adanya

persetujuan dari keluarga. Mereka memilih untuk nikah masal

pada tanggal 28 Desember 2009,dan akhirnya mereka dinikahkan

secara agama dan pencatatan sipil sesuai dengan peraturan yang

ada agar pernikahan mereka sah baik juga dimata agama dan

negara bukan dimata adat saja.

e. Pasangan Suami Istri Jh – An

Langkah – langkah penyelesaian yang dilakukan pada tanggal 10 Juni

2009, untuk menyelesaikan masalah kawin lari Jh adalah :

a) Laporan orang tua atau keluarga Jh kepada tua adat

Orang tua dari pihak Jh harus melapor kepada ketua adat

atau mata rumah dari marga Jh untuk memberitahukan bahwa anak

dari keluarga wanita telah melakukan pelarian dengan anak

mereka.

Maksud dan tujuan orang tua dari pihak pria melaporkan

agar ketua adat atau mata rumah dari kedua pihak mereka dapat

membuat perundingan atau kesepakatan untuk melakukan tahap –

tahap penyelesaian adat sesuai dengan kesepakatan yang telah

dibuat misalnya tanggal pencarian.

b) Adat pencarian keluarga wanita terhadap anaknya yang melakukan

kawin lari

Page 45: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

82

Adat ini dilakukan setelah ada laporan dari ketua adat atau

mata rumah Jh kepada ketua adat atau mata rumah dari pihak

keluarga An, sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan oleh

kedua pihak tersebut dalam tahap pemberitahuan. Saat itu juga Jh

sudah mempersiapkan harta kawin yang akan dibayar nantinya

sesuai dengan keputusan duduk adat atau sidang adat. Harta kawin

pada saat pencarian dan yang akan dibayar oleh pihak Jh kepada

pihak An sesuai dengan denda adat yaitu :

(a) 1 sad-sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas aryaf , mas

dengan tujuan untuk memadamkan amarah dari pihak keluarga

An yang mencari anak gadisnya.

(b) 1 sad–sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas duan tu bre,

mas dengan tujuan diberikan kepada orang tua An atas susah

dan jerih payahnya membesarkan anak gadisnya.

(c) Mas tiga tail mas yang akan diberikan kepada saudara laki-laki

dari ibu An dan juga kepada mata rumahnya.

(d) Jh mengatakan bahwa ia membayar air susu ibu sesuai dengan

permintaan sang ibu An yaitu sejumlah uang.

c) Nikah adat

Setelah selesai pembayaran harta, maka dilanjutkan dengan

nikah adat, yang dipimpin oleh tua adat. Jh - An dimasukan dalam

satu kain lalu tua adat mengangkat piring yang berisisiri–

Page 46: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

83

pinang/sesajian, diatas mereka dan sambil berbicara kepada leluhur

sesuai kepercayaan yang ada sejak turun temurun.

d). Nikah agama dan negara

Agar sah pernikahan dan kesepakatan kedua keluarga

mereka maka Jh – An mengatakan mereka juga harus mengikuti

setiap aturan yang ada baik secara adat, agama, dan juga negara.

Dimana mereka dinikahkan pada tanggal 01 Desember 2009 secara

agama dan pencatatan sipil.

f. Pasangan Suami Istri Tn – Sk

Langkah-langkah penyelesaian yang dilakukan Tn pada tanggal 29

Febuari2010, penyelesaikan kawin lari mereka adalah :

a) Laporan orang tua atau keluarga Tn kepada tua adat

Maksud dan tujuan orang tua dari pihak Tn melaporkan

agar ketua adat atau mata rumah dari kedua pihak dapat membuat

perundingan atau kesepakatan untuk melakukan tahap – tahap

penyelesaian adat sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat

misalnya tanggal pencarian.

b) Adat pencarian keluarga wanita terhadap anaknya yang melakukan

kawin lari

Adat ini dilakukan setelah ada laporan dari ketua adat

dan sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan, pihak keluarga Tn

sudah mempersiapkan harta kawin yang akan dibayar nantinya

sesuai dengan keputusan duduk adat atau sidang adat. Sesampainya

Page 47: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

84

didalam pembicaraan adat, tua adat dari pihak Sk menyampaikan

maksud dan tujuan mereka yaitu mas kawin yang akan dibayar.

mas kawin pada saat pencarian dan yang akan dibayar oleh pihak

Tn kepada pihak keluarga Sk sesuai dengan denda adat yaitu :

(a) 1 sad-sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas aryaf , mas

dengan tujuan untuk memadamkan amarah dari pihak keluarga

Sk yang mencari anak gadisnya.

(b) 1 sad–sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas duan tu bre,

mas dengan tujuan diberikan kepada orang tua Sk atas susah

dan jerih payahnya membesarkan anak gadisnya.

(c) Mas tiga tail mas yang akan diberikan kepada saudara laki-laki

dari ibu Sk dan juga kepada mata rumahnya.

(d) Uang yang wajib dibayar sebagai Air susu Ibu.

c) Nikah adat

Setelah selesai pembayaran harta, maka dilanjutkan dengan

nikah adat, yang dipimpin oleh tua adat. Tn – Sk dimasukan dalam

satu kain lalu tua adat mengangkat piring yang berisisiri–

pinang/sesajian, diatas mereka dan sambil berbicara kepada leluhur

sesuai kepercayaan yang ada sejak turun temurun.

d). Nikah agama dan Negara

Tn mengatakan walaupun berbeda agama akhirnya Tn

berpindah agama dari kristen katolik ke kristen protestan dan

mereka dinikahkan secara agama dan pencatatan sipil sesuai

Page 48: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

85

dengan peraturan gereja dan negara, pada tanggal 28 Desember

2010 dimana sudah ada persetujuan dari kedua pihak keluarga.

g. Pasangan Suami Istri Ck – Ds

Ck mengatakan bahwa pada tanggal 13 Juni 2013 barulah

penyelesaikan perkawina itu dilaksanakan.

Langkah-langkah penyelesaian kawin lari Ck – Ds adalah :

a) Laporan orang tua atau keluarga Ck kepada tua adat

Maksud dan tujuan orang tua dari pihak Ck melaporkan

agar ketua adat atau mata rumah dari kedua pihak dapat membuat

perundingan atau kesepakatan untuk melakukan tahap – tahap

penyelesaian adat sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat

misalnya tanggal pencarian.

b) Adat pencarian keluarga wanita terhadap anaknya yang melakukan

kawin lari

Sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan oleh kedua

pihak tersebut dalam tahap pemberitahuan. Disaat pencarian itu

pihak keluarga pria/Ck sudah mempersiapkan harta kawin yang

akan dibayar nantinya sesuai dengan keputusan duduk adat atau

sidang adat. Sesampainya didalam pembicaraan adat, harta kawin

yang akan dibayar oleh pihak pria/Ck kepada pihak wanita sesuai

dengan denda adat yaitu :

Page 49: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

86

a. 1 sad-sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas aryaf , mas

dengan tujuan untuk memadamkan amarah dari pihak keluarga

wanita/Ds yang mencari anak gadisnya.

b. 1 sad–sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas duan tu bre,

mas dengan tujuan diberikan kepada orang tua wanita/Ds atas

susah dan jerih payahnya membesarkan anak gadisnya.

c. Mas tiga tail mas yang akan diberikan kepada saudara laki-laki

dari ibu Ds dan juga kepada mata rumahnya.

d. Membayaran uang Air susu Ibu yang wajib dibayar sesuai

dengan permintaan sang ibu.

c) Nikah adat

Setelah selesai pembayaran harta, maka dilanjutkan dengan

nikah adat, yang dipimpin oleh tua adat. Ck - Ds dimasukkan

dalam satu kain lalu tua adat mengangkat piring yang berisisiri–

pinang/sesajian, diatas mereka dan sambil berbicara kepada leluhur

sesuai kepercayaan yang ada sejak turun temurun.

d). Nikah agama dan negara

Setelah ada kesepakatan dari keluarga maka Ck – Ds

mengungkapkan bahwa 6 bulan yaitu tanggal 28 Desember 2013

sesuai dengan kesepakatan antara kedua pihak keluarga mereka

masing-masing. Akhirnya mereka dinikahkan di gereja sesuai

dengan ketentuan-ketentuan gereja dan dilanjutkan dengan

pencatatan sipil.

Page 50: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

87

h. Pasangan Suami Istri Yr – Rt

Penyelesaian yang dilakukan oleh Yr dan Rt dilaksanakan pada tanggal

05 Juli 2013.

Langkah-langkah penyelesaian kawin lari Yr - Rt adalah :

a) Laporan orang tua atau keluarga Yr kepada tua adat

Maksud dan tujuan orang tua dari pihak Yr melaporkan

agar ketua adat atau mata rumah dari kedua pihak dapat membuat

perundingan atau kesepakatan untuk melakukan tahap – tahap

penyelesaian adat sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat

misalnya tanggal pencarian.

b) Adat pencarian keluarga wanita terhadap anaknya yang melakukan

kawin lari

Sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan oleh kedua

pihak tersebut dalam tahap pemberitahuan. Disaat pencarian itu

dilakukan pihak keluarga pria/Yr sudah mempersiapkan harta

kawin yang akan dibayar nantinya sesuai dengan keputusan duduk

adat atau sidang adat. Sesampainya didalam pembicaraan adat,

harta kawin yang akan dibayar oleh pihak pria/Yr kepada pihak

wanita sesuai dengan denda adat yaitu :

(a) 1 sad-sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas aryaf , mas

dengan tujuan untuk memadamkan amarah dari pihak keluarga

wanita/Rt yang mencari anak gadisnya.

Page 51: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

88

(b) 1 sad–sad “lela” dimana mas itu diberi nama mas duan tu bre,

mas dengan tujuan diberikan kepada orang tua wanita/Rt atas

susah dan jerih payahnya membesarkan anak gadisnya.

(c) Mas tiga tail mas yang akan diberikan kepada saudara laki-laki

dari ibu Rt dan juga kepada mata rumahnya.

(d) Membayaran uang Air susu Ibu yang wajib dibayar sesuai

dengan permintaan sang ibu.

c) Nikah adat

Setelah selesai pembayaran harta, maka dilanjutkan dengan

nikah adat, yang dipimpin oleh tua adat. Yr – Rt dimasukkan dalam

satu kain lalu tua adat mengangkat piring yang berisisiri–

pinang/sesajian, diatas mereka dan sambil berbicara kepada leluhur

sesuai kepercayaan yang ada sejak turun temurun.

d). Nikah agama dan negara

Yr – Rt belum menikah secara agama dan negara karena

belum ada kesepakatan dari keluarga mereka.

Perkawinan kawin lari bisa dikatakan bahwa penyelesaiannya

cukup berat, yang sudah penulis paparkan di atas. Jadi penulis ingin

membandingkan dengan perkawinan meminang di Kei, secara tidak

langsung perkawinan ini adalah perkawinan yang sangat terhormat yang

mana seorang laki-laki dan keluarga besarnya hanya datang dan masuk

rumah wanita lewat pintu depan dengan membawa mas kawin berupa 1

Page 52: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

89

sad-sad, mas, dan sejumlah uang sesuai kemampuan pihak laki-laki tanpa

harus menunggu permintaan dari keluarga pihak wanita.

Dari hasil penelitian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

langkah – langkah untuk menyelesaikan perkawinan kawin lari yang di

lakukan oleh pasangan kawin lari yaitu sesuai dengan hukum adat yang

ada 6 pasangan diantaranya menyelesaikannya dengan adat penyelesaian

Manu, 1 pasangan dengan adat Marai, 1 pasangan tidak melakukan adat

selanjutnya hanya pembayaran harta biasa. Perkawinan yang dilakukan

oleh 8 pasangan kawin lari, setelah selesai melakukan penyelesaian kawin

lari tersebut mereka juga dinikahkan secara adat dan sebagai warga negara

yang baik, maka mereka wajib menikah secara agama dan negara

(Pencatatan Sipil) agar pernikahan mereka sah dimata agama dan negara.

Dalam 8 pasangan kawin lari, ada 1 pasangan yang belum menikah secara

agama dan negara karena belum ada persetujuan dari keluarga si gadis.

Penyelesaian akibat yang terjadi di dalam kasus kawin lari yang di

hadapi oleh 8 pasangan, terselesaikan apabila pelaksanaan kawin lari

secara adat sudah dilaksanakan oleh para tua-tua adat, orang tua dan juga

klaim atau marga dari kedua pihak pasangan kawin lari tersebut. Kasus

kawin lari yang tadinya mendapat banyak masalah baik dari pihak

keluarga dan masyarakat bisa terselesaikan dengan adat, dimana adatlah

yang berbicara dalam kehidupan masyarakat Kei. Ketika adat sudah di

laksanakan mau tidak mau masalah pun juga ikut terselesaikan, pasangan

Page 53: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

90

kawin lari akan di terima lagi baik itu di lingkungan keluarga (orangtua,

sanak-saudara), dan lingkungan masyarakat.

Adat yang menyelesaikan semua masalah yang terjadi, adat sangat

berperan penting di dalam kehidupan masyarakat setempat, apa lagi

masyarakat Kei sebagai Kota Beradat. Menjunjung nilai – nilai luhur serta

menaati setiap hukum adat yang berlaku sejak turun – temurun.

4.4 Pembahasan

4.4 1 Penyebab atau alasan timbulnya kawin lari di Desa Wab pada Tahun

2007 – 2013.

Pada dasarnya perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara

seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (Rumah Tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa. Perkawinan yang diatur dalam hukum adat juga adalah

salah satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat kita

sebab perkawinan itu tidak hanya menyangkut wanita dan pria bakal

mempelai saja tetapi juga orang tua kedua belah pihak, saudara-saudaranya

bahkan keluarga-keluarga mereka masing-masing. Sedangkan dalam

kenyataannya pasangan yang melakukan perkawinan ada yang memilih

untuk melakukan perkawinan dengan cara kawin lari, dari 8 kasus pasangan

kawin lari yang sudah penulis paparkan diatas.

Pernyataan bahwa kawin lari timbul karena adanya penyebab atau

alasan tersendiri dari pasangan kawin lari, walaupun kawin lari merupakan

Page 54: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

91

perkawinan yang terlarang dalam hukum adat tidak di benarkan, tetapi

karena kedua pasangan tersebut sudah sepakat maka kawin lari dapat terjadi.

Hasil penelitian penulis tentang penyebab atau alasan timbulnya

kawin lari atas 8 pasangan kawin lari di Desa Wab periode 2007 – 2013. Hal

ini sejalan dengan pendapat Ter Haar (1953 : 159 – 164) bahwa maksud dari

perkawinan lari bersama atau sama-sama melarikan diri adalah untuk

menghindarkan diri dari berbagaai keharusan sebagai akibat dari

perkawinan pinang, dari pihak orangtua dan saudara-saudara atau keluarga.

Untuk memperjelas hal tersebut dapat di lihat dalam tabel 4.5 :

Tabel 4. 5

Penyebab atau alasan timbulnya kawin lari periode 2007 – 2013

No Penyebab atau alasan

timbulnya kawin lari

Pasangan Suami – Istri

RI-

IN

FN-

NN

NK-

SN

ED-

MY

JN-

AN

TN-

SK

CK-

DS

YR-

RT

1 Orangtua pihak wanita tidak

menyetujui

V

V

V

V

V

V

2 Ingin cepat berumah tangga

karena usia.

V

V

V

V

3 Takut kehilangan si gadis V V V V

4 Perbuatan yang melampui

batas dari sepasang kekasih,

yaitu si gadis yang telah

hamil.

V

V

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penyebab kawin lari bagi

pasangan kawin lari di Desa Wab tahun 2007-2013 adalah karena orang tua

pihak wanita tidak menyetujui hubungan pasangan tersebut, hasil penelitian

penulis juga menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kawin lari pada 8

pasangan pelaku kawin lari karena ingin cepat berumah tangga, takut

Page 55: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

92

kehilangan si gadis dengan berbagai macam alasan salah satunya si gadis

akan melanjutkan studi dan keluarga dari desa bahkan si gadis telah di

jodohkan dengan pilihan orang tuanya, ada juga yang telah melakukan

perzinahan dalam masa pacaran dan mengakibatkan si gadis telah hamil

yang mana itu atas dasar persetujuan dari kedua pasangan tersebut atau pada

si gadis. Sejalan dengan pendapat Hilman Hadikusuma (2003 : 183-190)

yaitu perkawinan lari bersamaan adalah perbuatan belarian untuk

melaksanakan perkawinan atas persetujuan si gadis (wanita), cara

melakukan belarian tersebut ialah bujang gadis sepakat melakukan kawin

lari dan pada waktu yang sudah di tentukan melakukan lari bersama.

Selanjutnya penulis juga menemukan fakta bahwa alasan melakukan

kawin lari atas dasar cinta dan ada kecocokan satu sama lain, tanpa

memikirkan resiko atau akibat yang akan di hadapi nantinya.

4.4.2 Akibat yang dihadapi pasangan kawin lari ketika melakukan kawin

lari pada Tahun 2007-2013.

Dari hasil penelitian penulis, akibat yang dialami 8 (delapan)

pasangan kawin lari yang melakukan kawin lari di Desa Wab Tahun 2007-

2013 tidak jauh berbeda antara satu pasangan dengan pasangan yang

lainnya. Pihak keluarga yaitu orangtua pihak wanita tidak menerima dan

akhirnya memutuskan hubungan kekeluargaan dengan anak mereka sendiri,

lingkungan masyarakat pun menutup diri serta menjalin hubungan yang

terbatas. Dilihat dari kenyataannya bahwa kawin lari dapat menimbulkan

Page 56: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

93

permusuhan dalam keluarga, bertentangan dengan hukum adat dan norma

masyarakat yang dapat mengakibatkan sulitnya mencapai keluarga yang

bahagia dan kekal sesuai dengan pasal 1 Undang – Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang tujuan perkawinan.

Tujuan perkawinan bagi masyarakat dalam hukum adat adalah

bersifat kekerabatan guna mempertahankan dan meneruskan keturunan garis

bapak, nilai-nilai budaya, kedamaian dan mempertahankan kewarisan.

Penulis menemukan fakta bahwa pasangan kawin lari Fn dan Nn yang sama

sekali belum mendapat restu dari pihak keluarga dan di asingkan dalam

keluarga besar klaim atau marga, karena hubungan perkawinan yang terjalin

adalah hubungan terlarang dalam hukum adat dan hubungan kekerabatan

melarang terjadinya perkawinan seorang pria dan wanita yang masih satu

keturunan “marga”. Larangan perkawinan diatur dalam Pasal 8 Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 yaitu perkawinan yang dilarang ialah antara

dua orang yang : Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah

ataupun keatas.

Sampai sekarang pasangan tersebut belum menikah baik itu secara

adat, agama, dan juga negara. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau

syarat-syarat untuk menikah belum terpenuhi, yang mana Menurut hukum

adat yang walaupun sudah dewasa tidak bebas menyatakan kehendaknya

untuk melakukan perkawinan, tanpa persetujuan orang tua atau kerabatnya.

Maka persetujuan para pihaklah yang sangat berperan. Hukum adat pada

Page 57: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

94

umumnya tidak mengatur tentang batas usia untuk melangsungkan

perkawinan (Hilman Hadikusuma, 1990 : 46).

Sedangkan dalam Undang-Undang Perkawinan bahwa syarat-syarat

untuk melangsungkan perkawinan seperti yang tertera dalam Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 salah satunya adalah pasal 6 yang berbunyi

sebagai berikut : Adanya persetujuaan kedua mempelai (pasal 6 ayat 1).

Ada juga pasangan yang akibatnya sangat fatal dalam hidupnya

harus kehilangan pendidiknya dan mengakhiri sekolah di bangku SMP. Jadi

akibat kawin lari terhadap hubungan keluarga dan masyarakat

sertapergaulan terhadap keluarga, teman-teman dan masyarakat tidak

berjalan baik, adapun mas kawin pada kawin lari lebih besar dari mas kawin

pada perkawinan melalui jalur meminang (masu minta). Sedangkan menurut

pendapat Hilman Hadikusuma (1990 : 63) dimana segala sesuatu yang dapat

menjadi sebab perkawinan tidak dapat dilakukan, atau jika dilakukan maka

keseimbangan masyarakat akan terganggu.

4.4.3 Proses atau langkah-langkah penyelesaian pasangan kawin lari secara

adat pada Tahun 2007-2013.

Penyelesaian masalah adalah hal yang terpenting dalam kehidupan

kelompok masyarakat, karena dengan adanya penyelesaian masalah maka

kehidupan dalam kelompok masyarakat tersebut semakin erat, sehingga

tercapai suatu kehidupan yang harmonis dalam kelompok masyarakat.

Proses penyelesaian kasus 8 pasangan kawin lari dilakukan dalam bentuk

Page 58: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

95

pertemuan dirumah kepala marga atau “saniri’ dengan tujuan harapan

pertemuan tersebut bisa memecahkan mengenai gejala yang terjadi seperti

kawin lari.

Berdasarkan hukum adat perkawinan adalah salah satu peristiwa

yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat kita sebab perkawinan itu

tidak hanya menyangkut wanita dan pria bakal mempelai saja, tetapi juga

orang tua kedua belah pihak, saudara-saudaranya bahkan keluarga-keluarga

mereka masing-masing.

Dari beberapa 8 kasus pasangan kawin lari yang sudah penulis

paparkan tersebut diatas, dapat dilihat bahwa kawin lari diselesaikan oleh

adat dengan ketentuan-ketentuan adat yang berlaku atau dalam hal ini

sangat jelas bahwa adat yang mengambil alih untuk menyelesaikan kasus

kawin lari tersebut. Setelah penulis membuat penelitian ternyata dalam

peraturan adat di Kei, sudah diatur langkah-langkah proses penyelesaian

kasus kawin lari. Apabila terjadi kawin lari dan walaupun kawin lari

bermasalah tetapi dapat diterima sebagai perkawinan yang sah setelah

mendapat denda adat.

Menurut Hilman Hadikusuma (1990:27), sah atau tidaknya suatu

bentuk perkawinan adat apabila dilaksanakan oleh anggota masyarakat

entah itu masyarakat tradisional ataupun masyarakat moderen apabila

pelaksanaan perkawinan tersebut sah menurut pandangan mereka

berdasarkan hukum adat. Demikian juga masyarakat Kei pada umumnya

berkeyakinan perkawinan dinyatakan sah apabila dilaksanakan sesuai

Page 59: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

96

perkawinan adat masing-masing. Selain itu hal ini diperkuat dengan bunyi

dari pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan bahwa

perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

agamanya dan kepercayaannya itu. Pasal 2 ayat (1) ini secara tidak langsung

mengakui bahwa perkawinan yang dilaksanakan secara adat atau sesuai

kepercayaan masyarakatnya adalah sah. Maka mengacu pada hal tersebut

upaya hukum yang akan dikenakan bagi setiap masyarakat yang melanggar

ketentuan hukum adat yang berlaku akan dikenakan denda adat yaitu

dikucilkan dari pertemuan-pertemuan adat. Sebagaimana juga kita ketahui

bersama bahwa kawin lari merupakan suatu bentuk perkawinan adat yang

melanggar hukum adat perkawinan.

Perkawinan adat dengan cara kawin lari pada dasarnya dirahasiakan

terutama terhadap pihak orangtua dan keluarga wanita yang tidak

menyetujui perkawinan anaknya, yang melalui kawin lari karena dianggap

melanggar ketentuan dari perkawinan adat yang sesungguhnya atau

perkawinan adat secara resmi atau meminang. Hal ini sejalan dengan adanya

larangan hukum adat yaitu menurut Hilman Hadikusuma (1990 : 63) dimana

Segala sesuatu yang dapat menjadi sebab perkawinan tidak dapat dilakukan,

atau jika dilakukan maka keseimbangan masyarakat akan terganggu. Maka

dari situlah ada larangan perkawinan bagi hukum adat Karena hubungan

kekerabatan dimana melarang terjadinya perkawinan antara pria dan wanita

yang mana satu keturunan “marga”, dan seorang pria dilarang melakukan

perkawinan dengan anak saudara lelaki ibunya, atau larangan antara pria

Page 60: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

97

dan wanita yang besaudara kandung ayahnya, begitu pula dilarang jika

bersaudara misan.

Sedangkan dalam larangan perkawinan diatur dalam Pasal 8 Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu perkawinan yang dilarang ialah antara

dua orang yang :Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah

ataupun keatas.Berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping

yaitu antara saudara, antara seorang dengan saudara orang tua dan antara

seorang dengan saudara neneknya. Berhubungan semenda, yaitu mertua,

anak tiri, menantu dan ibu/bapak tiri. Hubungan susuan, yaitu orang tua

susuan, anak susuan, saudara susuan, dan bibi/paman susuan, dan

berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari

isteri, dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang.

Dalam kasus kawin lari di Desa Wab Kepulauan Kei, sesuai analisis

penulis bahwa setiap pasangan yang melaksanakan perkawinan dengan

diawali kawin lari, pada akhirnya perkawinannya tetap dilaksanakan,

walaupun prosesnya berbelit-belit dan memerlukan penanganannya yang

lebih bijaksana, namun selama perempuan dan laki-laki telah memenuhi

syarat yang sah berdasarkan ketentuan agama dan Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang perkawinan, maka perkawinannya akan dinyatakan sah.

Hal di atas diperkuat dengan adanya syarat-syarat suatu perkawinan

yaitu Menurut hukum adat yang walaupun sudah dewasa tidak bebas

menyatakan kehendaknya untuk melakukan perkawinan, tanpa persetujuan

orang tua atau kerabatnya. Maka persetujuan para pihaklah yang sangat

Page 61: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4927/5/T1... · berganti beriaskan tanaman laut yang indah. ... Man’u marai: larangan melaksanakan

98

berperan. Hukum adat pada umumnya tidak mengatur tentang batas usia

untuk melangsungkan perkawinan (Hilman Hadikusuma, 1990 : 46 ).

Sedangkan menurut Iman Sudiyat, (1981 : 1) mengemukakan syarat

perkawinan apabila wanita sudah menstruasi dan pria sudah kuat gawe,

pemberian mas kawin dari pihak pria serta bersedia membantu orang tua.

Adapun syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan seperti yang

tertera dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, pasal 6 sampai pasal 11

adalah sebagai berikut :Adanya persetujuaan kedua mempelai ( pasal 6 ayat 1

).Adanya izin kedua orang tua/wali bagi calon mempelai yang belum berusia

21 tahun ( pasal 6 ayat 2 ).Adanya calon mempelai pria sudah mencapai usia

19 tahun dan calon mempelai wanita sudah mencapai 16 tahun ( pasal 7 ayat

1 ).Antara calon mempelai pria dan calon mempelai wanita yang akan kawin

tidak boleh ada hubungan darah ( pasal 8 huruf a-f ).

Hasil penelitian penulis mengenai proses penyelesaian secara adat di

tempuh oleh pasangan kawin lari dan akhirnya disetujui oleh pihak keluarga,

sehingga kawin lari tersebut menjadi sah karena pernikahan tersebut

dilaksanakan sesuai ketentuan Adat, agama dan negara dan walaupun ada

pihak keluarga yang belum mengizinkan agar pasangan tersebut menikah

secara agama tetapi sesuai hukum adat telah sah dan cuma menunggu

persetujuan agar pernikahan mereka juga sah secara agama dan negara.