bab iv konsep desain -...

45
40 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1. Konsep Egrang Dalam pengaplikasian hasil eksperimen pada egrang, penulis menerapkan penggabungan konsep egrang dan konsep bunyi yang bertujuan menggabungkan suatu mainan egrang kedalam sebuah nada (bunyi) dengan pendekatan tradisional. Penulis akan memaparkan ketiga konsep ini dalam konsep desain, sebagai berikut : Gambar 4.1. Skema Konsep Egrang. Analisis : 1. Adjustable – egrang bisa di setting (diatur) pada bagian step. 2. Simple – mudah dimainkan dan tidak rumit. 3. Attractive – Mainan terlihat menarik perhatian. 4. Knock Down – egrang dapat dibongkar pasang. 5. Sound – egrang memiliki bunyi – bunyian pada saat dimainkan. SOUND ADJUSTABLE ATTRACTIVE SIMPLE KNOCK DOWN KONSEP EGRANG

Upload: hanhan

Post on 07-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

40

BAB IV

KONSEP DESAIN

IV.1. Konsep Egrang

Dalam pengaplikasian hasil eksperimen pada egrang, penulis menerapkan penggabungan konsep

egrang dan konsep bunyi yang bertujuan menggabungkan suatu mainan egrang kedalam sebuah

nada (bunyi) dengan pendekatan tradisional.

Penulis akan memaparkan ketiga konsep ini dalam konsep desain, sebagai berikut :

Gambar 4.1. Skema Konsep Egrang.

Analisis :

1. Adjustable – egrang bisa di setting (diatur) pada bagian step.

2. Simple – mudah dimainkan dan tidak rumit.

3. Attractive – Mainan terlihat menarik perhatian.

4. Knock Down – egrang dapat dibongkar pasang.

5. Sound – egrang memiliki bunyi – bunyian pada saat dimainkan.

SOUND

ADJUSTABLE ATTRACTIVE

SIMPLE

KNOCK

DOWN

KONSEP

EGRANG

Page 2: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

41

IV.1.1. Karakter Permainan

Gambar 4.2. Skema Konsep Bermain.

Analisis :

1. Gotong Royong – masyarakat Sunda selalu hidup saling tolong menolong dilingkungan.

2. Kerjasama – pada sistem kekerabatan keluarga Sunda, selalu saling kerjasama membantu

keluarganya dalam kesusahan.

3. Kompak – orang Sunda selalu menjaga kekompakan satu sama lain, karena masyarakat Sunda

saling berbagi masalah dan diselesaikan besama – sama.

4.Sosialisasi – masyarakat Sunda mempunyai rasa sosialisasi yang tinggi, sehingga

masyarakatnya rukun dan tentram serta mudah beradaptasi satu sama lain.

5. Olah Raga – Permainan ini dapat menyehatkan tubuh karena melatih ketahanan kaki, tangan

dan keseimbangan badan.

Kerjasama

Gotong

Royong

Kompak

Olah

Raga

Sosialisasi

KONSEP

BERMAIN

Page 3: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

42

IV.1.2. Bunyi

Konsep bunyi dalam egrang nantinya sebagai berikut :

1. Bunyi menimbulkan efek alami dimana untuk mendekatkan orang Sunda pada alam.

Masyarakat Sunda merasa hidupnya dekat dengan lingkungan alam, bagi mereka alam

merupakan keluarga yang harus dicintai serta cermin hidup yang harus dijaga dan

dipelihara.2

2. Menurut bapak Muhamad Zaini Alif mengatakan bahwa mainan dengan unsur suara yang

dominan dapat menjadi sebuah media bermain dan rekreasi. Suara adalah media yang

menyenangkan dan dapat mengisi waktu dikala senggang. Suara dapat menemani masyarakat

Sunda pada saat berada diladang atau sawah yang sepi dan hening3. Kemudian ada pula

permainan yang berunsur gerak,yang bisa dimainkan sendiri dengan berbagai macam cara

mulai dari dipukul, ditiup, digoyangkan, dibanting, diputar, atau menggunakan media lain

seperti angin, air, udara.

Masyarakat Sunda yang tinggal dipedesaan pola hidupnya berdasarkan mata pencaharian

bertani. Sebagai petani yang sehari-hari berada di sawah dan ladang, orang tua selalu

membawa anak-anaknya pergi ke sawah. Namun bila dikaitkan dengan budaya tersebut,

anak-anak umumnya mencari sebuah kegiatan lain yang dapat memeriahkan suasana dan

menghibur diri.

IV.2. Estetika

IV.2.1. Aspek Bentuk

Berdasarkan pemahaman estetika, bahwa bentuk tradisional yang memiliki konsep dasar estetika.

Dalam mencari bentuk yang mendekati tradisi Sunda, antara lain :

1. Kuda, kuda dulu biasa digunakan sebagai sarana transportasi yang sebut delman bagi

masyarakat Sunda. Sekarang kuda digunakan untuk tradisi kuda ronggeng, dimana biasanya

untuk membawa peserta sunatan massal dan dibawa keliling kampung4. Disamping itu kuda

dalam cerita rakyat ditunggani oleh Arjuna yang berperang di medan perang dengan

menunggangi kereta perangnya.

2Sumardjo,Jakob,”Simbol – simbol Artefak Budaya Sunda”2003.h.138 3Wawancara dengan Bapak Muhamad Zaini Alif tanggal 23 November 2006 4 Kurnia, G dan Nalan, S.A, (2003), Deskripsi Kesenian Jawa Barat, Jawa Barat, Penerbit Dinas Kebudaayaan dan Pariwisata Jawa Barat

Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD. h.5

Page 4: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

43

Tradisi kuda lumping juga menggunakan image kuda yang dianyam mirip dengan kuda yang

sudah menjadi bagian tradisi Sunda. Dalam kosmologi Sunda “Kuda” di anggap azas Dunia

Atas5. Kuda adalah lambang Dunia atas (rohani) yang berarti alam rohani yang baik.

Gambar 4.3. Kuda dan kuda dalam tokoh wayang arjuna di Museum Sribaduga

(Sumber : Dokumen pribadi)

2. Gajah, dalam cerita pantun Sunda, gajah yang digunakan gajah putih sebagai tunggangan

Dewa Wisnu. Gajah merupakan lambang dari Dunia Atas.6

Gambar 4.4. Gajah (Sumber Gambar : Elephant, www.enchiklopedhia.com)

5Sumardjo,Jakob,”Simbol – simbol Artefak Budaya Sunda”2003.h.155 6Sumardjo,Jakob,”Simbol – simbol Artefak Budaya Sunda”2003.h.106

Page 5: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

44

3. Burung Merak, sering dijadikan sebagai motif dalam batik pada masyarakat Sunda.

Penggunaan motif burung dalam budaya Sunda akibat dari pengaruh budaya Hindu yang

masuk ke tanah Pasundan, Merak merupakan seorang dewa dalam agama Hindu (mitos

Hindu). Dalam mitos Hindu, Merak digambarkan sebagai pengangkut atau kendaraan dari

Kantikeya, bagi Dewi Saraswati dan Dewi Mahamayuri dari Jainism.7

Gambar 4.5. Merak dan Motif Merak ngibing dalam batik Garut.

(Sumber: Peacock, www.enchiklopedhia.com dan Dokumen pribadi

di Museum Sri Baduga).

4. Singa, dalam konsep kerakyatan, Singa menjadi sebuah perlambang raja binatang karena

kegagahan, keangkeran dan kekuatannya. Singa juga dianggap sebagai sebuah lambang

untuk mengusir kejahatan dan pemberi perlindungan. Dalam budaya Sunda, Singa

melambangkan pertalian bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajah. Dalam tradisi kesenian

sisingaan di masyarakat Sunda, terdapat makna spiritual yang dipercaya dapat memberikan

keselamatan atau sebagai media mewujudkan rasa syukur.8

Dalam mitos Hindu, Singa

merupakan hewan tunggangan dewi Durga., sebagai lambang kebangkitan dari kebenaran

dan kemurnian. 9

7Peacock, www.enchiklopedhia.com 8 Kurnia, G dan Nalan, S.A, (2003), Deskripsi Kesenian Jawa Barat, Jawa Barat, Penerbit Dinas Kebudaayaan dan Pariwisata Jawa Barat

Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD. Halm.12 9People and Lion, www.enchiklopedhia.com

Page 6: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

45

Gambar 4.6. Kesenian Sisingaan dan Singa.

(Sumber : Koran Pikiran Rakyat dan www.enchiklopedhia.com).

Informasi penting bagi pemetaan kosmologi Sunda di zaman Hindu-Budha dalam

pantun ini adalah kerbau lambang Dunia Bawah yang berazas lelaki sedangkan banteng lambang

Dunia Atas. Dalam Kosmologi Sunda yang menjadi lambang Dunia Atas adalah Burung, Kuda,

Gajah.10

Metafor banyak digunakan dalam bidang linguistic. Proyek desain ini akan menggunakan

konsep methapor sebagai pendekatan pada budaya yang berkembang di masyarakat. Dalam

perancangan proyek desain ini penulis akan mengambil tema – tema tertentu yang sesuai dengan

budaya Sunda, melalui penerapan metafor fauna.

Dalam buku “The representasi as Product as referring through the resemblance of form

to another object in spite of different materials, constructions and pragmatic. Such a

metaphorical reference can connect two similar forms which differ in other respects. A metaphor

functions like a substitute which apperars, for example, as a person looks at an aeroplane in the

sky and is suddenly reminded of something, maybe a bird or an insect. This experience can be

described by words like look a bird-like plane, a nose-like a bill, sharp-pointed like a stinger.”11

Dari pemahaman diatas maka dapat tergambarkan betapa mudahnya sebuah proses

metafora dapat dikenali dan dilakukan. Sehingga metafora dalam produk menjadi lebih mudah

dikenali melalui analogi yang memanfaatkan penggunaan material, konstruksi, dan sifat-sifat

sebagai perwujudannya.

10Sumardjo,Jakob,”Simbol – simbol Artefak Budaya Sunda”2003.h.155 11Vihma, S, (1995), Product As Representations, UIAH, Helsinki.h.95

Page 7: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

46

Proyek desain egrang ini akan mengacu pada metafor fauna dimana yang dikenali oleh

masyarakat Sunda, antara lain :

a. Gajah, gajah merupakan hewan daratan terbesar di dunia, yang telah di gunakan manusia

semenjak zaman dahulu. Sebagai contoh sebanyak 80 ekor Gajah telah digunakan oleh

Hannibal ketika bertempur dengan tentara Roma pada pertempuran. Gajah juga disembah

sebagai dewa Ganesha di India, sementara Gajah putih dipuja dalam cerita pantun Sunda

sebagai tunggangan Dewa Wisnu.

b. Kuda, hewan ini telah lama menjadi salah satu hewan ternak yang penting secara ekonomis,

Kuda juga memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan

tahun. Pada beberapa daerah, Kuda juga digunakan sebagai sumber makanan. Walaupun

peternakan Kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan

Kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM.

c. Burung Merak. Budaya Sunda yang dipengaruhi oleh budaya Hindu, Merak dianggap sebagai

dewa.

Gambar 4.7. Kereta Keraton Paksi Naga Liman

kombinasi metafor gajah,naga,burung. ( Sumber : Dokumen pribadi di Museum Sri

Baduga)

d. Naga, makhluk mitos yang biasa digambarkan sebagai ular (atau reptilia lain) yang besar,

berkuasa, dan mempunyai kuasa sakti. Makhluk mitos yang memiliki sebahagian ciri-ciri naga

dapat dijumpai dalam kebanyakan budaya di dunia.12

e. Singa, singa merupakan lambang pertalian bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajah. Dalam

tradisi kesenian disebut Sisingaan.

12Enchiklopedhia tentang Naga, www. Google.com

Page 8: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

47

Gambar 4.8. Traidisi Sisingaan.(Sumber Gambar : Koran Pikiran Rakyat)

Dalam konsep kerakyatannya dipercaya oleh masyarakat Sunda bahwa simbol Singa mempunyai

kekuatan membawa keselamatan 13

.

IV.2.2. Ornamen

Dalam ukiran dan hiasan yang terdapat di lingkungan Sunda sebagian besar banyak dipengaruhi

oleh zaman Hindu-Budha, kemudian ke zaman Islam. Budaya Islam sudah tertanam dalam

lingkungan masyarakat Sunda, sehingga ragam hiasnya lebih menyesuaikan dengan kondisi yang

di alami saat ini. Hal teresebut dapat dilihat pada ukiran – ukiran Keraton Kasepuhan Cirebon,

yang terdapat pada tiang dan pintu – pintu. Dewasa ini motif – motif tersebut sudah beralih pada

batik-batik Cirebon dan motif yang terdapat pada kereta Kencana, dengan hiasan

menggambarkan flora dan fauna.

Di bawah ini arti motif fauna yang terdapat pada budaya Sunda :

a. Gajah berarti lambang kekuatan darat.

b. Naga berarti lambang kekuatan laut.

c. Garuda berarti lambang kekuatan udara.

d.Singa barong (binatang dalam mitos Hindu)

Empat ekor hewan diatas terdapat dalam motif kereta Kencana, jenis motif ini terdapat pada

motif Paksi Naga. Bentuk Paksi Naga Liman merupakan sebuah kereta Keraton hasil stilasi dari

bentuk Garuda, Naga serta Gajah.(lihat Gambar 4.7).

13Kurnia, G dan Nalan, S.A,”Deskripsi Kesenian Jawa Barat” 2003.h. 12.

Page 9: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

48

Gambar 4.9. Motif Singa Barong dalam batik.

(Sumber : Dokumen pribadi di Museum Sri Baduga)

Penyebaran agama Islam yang tidak terkendali mematikan kebudayaan lama yang hidup

dan tumbuh sebelumnya. Sehingga motif – motif ukiran tradisional Jawa Barat secara filosofis

banyak terdapat pada corak-corak yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, Islam serta Cina.14

Gambar 4.10. Jenis burung angsa (mastaka atau momoko untuk hiasan atap mesjid), Burung

Merak Ngibing (motif batik), burung garuda (ukiran).

(Sumber : Dokumen pribadi di Museum Sribaduga)

Dapat kita lihat adanya motif flora dan fauna, pola wadasan dan awan serta warna –

warna yang digunakan pada beberapa motif dari Cina dan pengaruh Hindu, sedangkan corak

Islam tampak pada bentukan-bentukan pola pembubuhan tema-tema motif huruf-huruf Arab.

(Lihat Gambar 4.8)

14Soeryaman, “Pengetahuan Dasar Kebudayaan Sunda” (1984).h.28

Page 10: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

49

IV.3. Material

Penggunaan material dalam produk mainan egrang ini mempertimbangkan bahan bambu tali dan

bambu hitam, secara ilmiah bambu ini mempunyai buluh 10-20 meter, berwarna hijau terang

sampai kekuning-kuningan, dan berwarna coklat kehitam – hitaman. Umumnya tumbuh

didataran rendah sampai ketinggian 1000 meter. Banyak diusahakan untuk bahan baku kerajinan

tangan, alat rumah tangga, alat musik. Pemilihan jenis bambu tali di karenakan sifatnya yang

kuat, ringan dan tahan matahari. Sedangkan karakter bambu hitam (Gigantochloa Verticillata)

memiliki jarak ruas panjang seperti pada bambu tali/apus, akan tetapi tebalnya sampai 20 mm

dan tidak liat (getas, bergaris kuning muda). Garis tengah bambu ini 40 – 100 mm, panjang

batang 7 – 18 m.15

IV.4. Citra

Natural – alamiah, mendasar.

Di dalam perancangan produk kali ini, perancangan mengambil citra atau kesan natural/alami

pada produknya dengan menonjolkan karakter dan warna asli dari bambu untuk tetap

diperlihatkan dan menjadi dominan pada keseluruhan desain.

IV.5. Fungsi

Fungsi dari egrang dapat dilihat dari konsep pengaplikasian egrang dalam budaya masyarakat

Sunda, sebagai:

1. Identitas dari tradisi masyarakat Sunda yang dapat dikenali karakter dan sifat serta status

sosialnya.

2.Mengingatkan kita pada tradisi lama yang diangkat kembali dalam rangka mempertahankannya

sampai sekarang.

3. Mainan ketangkasan yang dapat menyehatkan badan dan berfungsi sebagai sarana edukasi

pengenalan permainan tradisional.

4. Sarana pelengkap dalam acara arak – arakan (helaran).

5.Untuk memprasaranai para pemain egrang untuk dapat lebih mengeksplorasi teknik

permainannya dengan tambahan nada yang lebih luas dan sarana pendidikan konservasi.

15 Frick. H, (2004), Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, Soegijapranata University Press. h. 15

Page 11: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

50

IV.6. Tujuan

Merancang dan mengembangkan sebuah mainan egrang rakyat dengan memanfaatkan unsur

bunyi dari bambu – bambu kecil, yang nantinya diharapkan akan menghasilkan suatu produk

mainan egrang baru yang mempunyai bunyi – bunyian sebagai alternatif.

IV.7. Warna

Warna pada desain egrang akan menyesuaikan dengan warna-warna tradisional yang dekat

dengan tradisi Sunda dan juga akan menggunakan warna alami yang sesuai dengan warna

bambu.

IV.8. Sasaran

Menghasilkan mainan baru yaitu egrang dengan mempunyai nada yang luas, dan diharapkan

para pemain egrang yang dapat mengeksplorasi nada dan teknik permainan baru.

IV.9. Pengguna :

a. Pria – egrang untuk pria khusus didesain pada bentuk – bentuk maskulin. Pada bagian atas

menggunakan kepala Singa, untuk melambangkan kegagahan dan kekuatan.

b. Wanita – egrang untuk wanita menggunakan kepala Merak untuk melambangkan keindahan

burung dan penggunanya.

IV.10. Lokasi : Tidak dibatasi.

IV.11. Sketsa Desain

IV.11.1. Sketsa Ide Desain

Proses awal perancangan di mulai dengan perubahan beberapa sketsa. Sketsa – sketsa yang

dibuat umumnya mengacu kepada alternatif pemilihan bentuk.

Page 12: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

51

1. Sketsa Awal Mainan Egrang

Gambar 4.11. Sketsa egrang 1 dan 2. (Sumber : Dokumen pribadi)

Gambar 4.12. Sketsa egrang 3 dan 4. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 13: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

52

Gambar 4.13. Sketsa egrang 5 dan 6. (Sumber : Dokumen pribadi)

2. Sketsa Step

Gambar 4.14. Sketsa Step 1. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 14: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

53

Gambar 4.15. Sketsa Step 2. (Sumber : Dokumen pribadi)

Gambar 4.16. Sketsa Step 3. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 15: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

54

Gambar 4.17. Sketsa Step 4. (Sumber : Dokumen pribadi)

3. Sketsa Kuncian

Gambar 4.18. Sketsa Kuncian 1. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 16: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

55

Gambar 4.19. Sketsa Kuncian 2 (Sumber : Dokumen pribadi)

Gambar 4.20. Sketsa Kuncian 3. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 17: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

56

4. Sketsa Kepala

Gambar 4.21. Sketsa Kepala 1 dan 2. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 18: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

57

Gambar 4.22. Sketsa Kepala 3 dan 4. (Sumber : Dokumen pribadi)

IV.11.2. Sketsa Alternatife

1. Sketsa alternatife pilihan-1 dan 2

Gambar 4.23. Sketsa Alternatif 1 dan 2. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 19: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

58

2. Sketsa alternatife pilihan-3 dan 4

Gambar 4.24. Sketsa Alternatif 3 dan 4. (Sumber : Dokumen pribadi)

3. Sketsa Motif

Gambar 4.25. Sketsa Motif 1 dan 2. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 20: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

59

Gambar 4.26. Sketsa Motif 3 dan 4. (Sumber : Dokumen pribadi)

IV.12. Sketsa Final

Pada awal proses perancangan, rancangan terdiri dari beberapa sketsa, Sketsa – sketsa yang

dibuat umumnya mengacu kepada alternatif pemilihan bentuk. Sketsa Final merupakan akhir dari

proses pengembangan bentuk sebelumnya. Pertimbangan yang diambil dalam membuat alternatif

ini adalah :

1. Bentuk lebih diarahkan kepada metaphora hewan yaitu singa, merak, kuda dan angsa.

Kemudian mempertimbangkan pengoperasian produk yang diganti dengan bentuk – bentuk

sederhana. Tambahan lain berupa handgrip dirasa perlu untuk kepentingan operasional.

2. Mempertimbangkan untuk kepentingan keamanan dan perawatan. Agar air dan udara tidak

membuat bambu cepat lapuk, sehingga jangka waktu pemakaian produk akan semakin lama

dan tidak mudah rusak.

Page 21: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

60

a. Sketsa Final 1 dan 2

Gambar 4.27. Sketsa Final 1,2,3 dan 4. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 22: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

61

IV.13. Studi Model

Gambar 4.28. Studi Model . (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 23: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

62

IV.14. Proses Pembuatan Egrang

IV.14.1. Proses Pembuatan Stick Egrang

1 2 3 4 5 6

7

Gambar 4.29. Proses Pembuatan Stick Egrang . (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahap – tahap pembuatan egrang sebagi berikut :

1) Pengukuran dan pemotongan bambu sesuai ukuran. 2) Pembuatan

purus berganda. Tujuan purus berganda adalah sebagai sambungan

egrang. 3) Pemasangan kayu bulat untuk sambungan pada sisi atas

stick dengan ukuran 26 cm yang berdiameter 3 cm, kayu bulat

dimasukan kedalam bambu sepanjang 13 cm. Kemudian gunakan

sumpit bambu sebagai pasak dengan cara ditanam ke dalam bambu,

supaya kayu bulat menjadi kuat dan tidak goyang apabila

disambungkan dengan bambu nantinya. 4) Tahap empat dan lima,

kayu bulat diukur untuk membuat lubang pasak yang berdiameter 18

mm. 5) Tahap enam dan tujuh, pembuatan lubang stelan (adjusting)

pada step. Bagian sisi bawah stick dilubangi sebanyak empat lubang

yang berdiameter 3 cm, antara lain : jarak lubang pertama berukuran

30 cm, jarak lubang kedua berukuran 50 cm, jarak lubang ketiga

berukuran 70 cm, jarak lubang keempat berukuran 100 cm dari sisi

bawah stick. Finishing.

Page 24: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

63

IV.14.2. Proses Pembuatan Kaki-Kaki (Step) Egrang

1 2 3 4

5 6 7 8

Gambar 4.30. Proses Pembuatan Kaki – kaki (Step). (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahapan perbuatan kaki – kaki (step) : 1) Pemotongan bambu sepanjang

35 cm. kemudian belah menjadi 2 bagian. Bambu ini akan menjadi alas

kaki untuk egrang. 2) Tahap satu dan dua, pemotongan bambu hitam

empat bagian, yang berukuran masing-masingnya sepanjang 25 cm, 22

cm, 20 cm, 18 cm. Kemudian gunakan pisau raut untuk mengiris bagian

tengahnya dan bagian pangkalnya sampai menyerupai bentuk angklung. 3)

Tahap tiga dan empat, bambu-bambu hitam yang sudah dipotong-potong

dan diiris tadi di bor sesuai diameter kayu bulat yang berukuran 18 mm.

Kemudian hubungkan keempat batang bambu dengan menggunakan kayu

bulat untuk menghubungkannya. 4) Tahap kelima, lubangi bagian bawah

pada alas kaki sebanyak empat buah dimana untuk memasukan keempat

batang bambu tadi sebagai konstuksi dan selain itu penghias pada step

egrang. 5) Tahap keenam, hubungkan ujung kayu bulat pada bambu yang

terdapat di bagian alas kaki egrang. Kemudian paten dengan menggunakan

sumpit bambu. 6) Tahap ketujuh dan kedelapan, potong sisa-sisa sumpit

bambu dan kayu bulat hingga ukurannya tepat dengan bambu. Finishing.

Page 25: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

64

IV.14.3. Proses Pembuatan Dudukan Egrang

1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12

13

Gambar 4.31. Proses Pembuatan Dudukan Egrang. (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan dudukan sebagai berikut:

1) Pemotongan bambu sesuai ukuran. Kemudian lakukan

pembentukan bambu dengan cara menoreh atau diiris. 2) Tahap

ketiga, lubangi bambu untuk menghubungkan potongan-potongan

bambu yang sudah diiris tadi ke dalam kayu bulat yang berdiameter

18 mm. 3) Tahap empat dan lima, proses pemboran kaki-kaki pada

dudukan bambu. 4) Tahap enam dan tujuh, proses melubangi cincin

untuk dudukan egrang dan pemasangan cincin dudukan egrang. 5)

Tahap delapan dan sembilan, setelah pemasangan sudah jadi maka

pasak dengan menggunakan sumpit bambu.

6) Tahap sepuluh dan sebelas, setelah pemasangan pasak sumpit

bambu maka dilanjutkan dengan melubangi bambu untuk tiang

penyangga sebanyak empat buah lubang. Perakitan dudukan yang

sudah terpasang. 7) Tahap duabelas dan tigabelas, pemasangan alas

pada dudukan. Finishing.

Page 26: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

65

IV.15. Proses Pembuatan Bagian Kepala Egrang Singa

IV.15.1. Proses Pembuatan Bagian Kepala Egrang Singa dengan Kayu Albasiah

1 2

3 4

5 6

Gambar 4.32. Proses Permodelan Kayu Albasiah . (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahap – tahap dalam pembuatan model dengan kayu Albasiah sebagai

berikut : 1) Pembentukan kepala Singa secara umum. 2) Tampak samping

pada kepala Singa. 3) Pembentukan kepala secara detail. Kemudian

kepala Singa diberi dempul kayu, untuk menutupi pori – pori permukaan

kayu. 4) Setelah bagian kepala didempul, maka permukaan kayu diamplas

sampai merata dan licin. Sehingga pada saat melakukan pengecatan warna

dapat menghasilkan warna yang bagus. 5) Hasil yang sudah didempul dan

di amplas.Finishing.

Page 27: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

66

IV.15.2. Proses Pewarnaan Bagian Kepala Egrang Singa

1 2 3 4

5 6 7

Gambar 4.33. Proses Pewarnaan Kepala Singa. (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahapan-tahapan proses pewarnaan kepala : 1) Dalam proses

pewarnaan ini menggunakan cat minyak yaitu sejenis cat “AVIAN”.

Pada bagian kepala dicat dasar yang lebih muda dengan warna coklat

muda. Supaya memudahkan dalam proses pewarnaan khususnya

membuat gradasi. 2) Kemudian kepala dilapis dengan warna yang agak

lebih tua. 3) Setelah permukaan kepala kering maka warna yang lebih

tua dilapis pada warna sebelumnya. Warna disesuaikan dengan warna

hewan yang aslinya. Proses pewarnaan dilakukan secara bertahap –

tahap. 4) Tahap lima, enam dan tujuh adalah hasil pewarnaan pada

kepala Singa yang sudah jadi.

IV.15.3. Proses Pemasangan Bagian Rambut Egrang Singa

1 2 3 4

5 6

Gambar 4.34. Proses Pemasangan Rambut Singa. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 28: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

67

Tahap – tahap dalam pemasangan rambut Singa sebagai berikut :

1) Pemotongan bambu-bambu kecil sepanjang 2 cm dengan diameter lebih

kurang 10 mm sampai dengan 12 mm. 2) Potongan-potongan bambu kecil

tadi sebagian dililitkan dengan menggunakan rotan cacing. 3) Kemudian

potongan-potongan bambu dimasukan satu per satu pada ujung rotan yang

berdiameter 2,7 sampai dengan 3 mm. 4) Sebelum rambut Singa dipasang

maka kepala Singa di bor terlebih dahulu. Setelah itu masukan ujung rotan

ke dalam lubang dengan menggunakan lem kayu supaya rambut Singa

tidak terlepas pada saat dimainkan. 5) Kemudian pasang leher Singa yang

sudah diberi pegas (per) dengan cara memasukan pada pin kayu yang

sudah disediakan di sisi atas bambu. 6) Finishing.

IV.15.4. Proses Pemasangan Bunyi-bunyian Egrang Singa

1 2 3

Gambar 4.35. Proses Memasang Bunyi – bunyian. (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahapan proses pemasangan bunyi – bunyian sebagai berikut :

1) Masukan sumpit bambu pada tabung-tabung bambu satu persatu.

Kemudian masukan tabung-tabung bambu pada lubang dudukan. 2)

Pemasangan dilakukan dengan cara yang sama. Setelah itu tutup tabung

tersebut pada potongan-potongan bambu yang sudah dibuat bulat-bulat.

Tabung-tabung bunyi diberi lem “superglue” supaya tidak terlepas dari

dari dudukannya. 3) Finishing.

Page 29: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

68

IV.15.5. Proses Pemasangan Bagian Ekor Egrang Singa

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

11 12 13

Gambar 4.36. Proses Pemasangan Ekor Singa . (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahapan – tahapan proses pemasangan ekor Singa sebagi berikut:

1) Pepmotongan bambu kecil sepanjang 3 cm sebanyak 10 buah. 2)

Hasil potongan. Kemudian masukan kawat kedalam lubang dudukan

bunyi-bunyian yang sudah dilubangi sebelumnya. 3) Kawat dipilin

sampai membentuk sampul. Setelah itu bambu dimasukan satu persatu

sampai membentuk ekor. 4) Tahap enam dan tujuh, hasil bambu–

bambu kecil yang sudah disusun kedalam kawat. Supaya kawat tidak

terlihat maka dibungkus dengan rotan cacing sampai menutupi dan

membungkus kawat. 5) Hasil kawat yang sudah dibungkus dengan

rotan cacing. 6) Kemudian pembungkusan pada pangkal ekor. Rotan

dipotong kecil-kecil dan ditempel pada pangkal ekor dengan

menggunakan isolasi kertas supaya tidak lepas pada saat dipilin dengan

rotan. 7) Rotan cacing melilit dan sekalian membungkus ekor yang

sudah di lem dengan isolasi kertas. 8) Hasil jadi dari lilitan pada ekor

yang menyerupai ekor Singa. Lilitan rotan cacing pada bagian ekor

yang sudah jadi. 9) Tahap ketigabelas, hasil akhir pada pembuatan ekor

Singa. Finishing.

Page 30: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

69

IV.16. Proses Pembuatan Bagian Kepala Egrang Merak

IV.16.1. Proses Anyaman Rotan Bagian Kepala Egrang Merak

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

16 17 18 19

Gambar 4.37. Proses Anyaman Kepala Merak (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahap – tahap dalam proses anyaman kepala Merak sebagai berikut :

1) Tahap pertama sampai dengan ketiga, rotan di silang menjadi 4

(empat) tangkai, kemudian di anyam. 2) Tahap keempat, bentuk rotan

menyerupai bentuk paruh, dengan anyaman zig zag. 3) Tahap kelima,

buat paruh 2 (dua) buah dengan ukuran dengan bentuk yang sama. 4)

Tahap keenam, satukan paruh tersebut dengan cara diikat menggunakan

rotan. 7) Tahap ketujuh, lanjutkan proses anyaman dengan membentuk

kepala. 8) Tahap kedelapan sampai dengan keduabelas, proses anyaman

batok kepala Merak. 9) Tahap ketigabelas sampai dengan kelimabelas,

proses anyaman leher Merak. 10) Tahap keenambelas, setelah proses

penganyaman selesai, lalu rapikan sisa-sisa rotan dengan cara di

potong. 11) Tahap ketujuhbelas sampai dengan kedelapanbelas, kepala

Merak setelah di rapikan. 12) Tahap kesembilanbelas, Finishing.

Page 31: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

70

IV.16.2. Proses Anyaman Rotan Bagian Ekor Egrang Merak

1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24

Gambar 4.38. Proses Anyaman Ekor Merak. (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahapan – tahapan dalam proses anyaman ekor Merak :

1) Tahap pertama, rotan di ukur sesuai yang diinginkan. 2) Tahap

kedua sampai keenam, rotan di potong-potong dan dijejerkan, yang

bertujuan untuk membuat tulang ekor merak. 3) Tahap ketujuh sampai

kedelapan, lanjutkan dengan proses anyaman bentuk pertama. 4)

Tahap kesembilan sampai kesebelas, proses anyaman bentuk kedua. 5)

Tahap keduabelas sampai ketigabelas, proses anyaman bentuk yang

ketiga. 6) Tahap keempatbelas sampai dengan kelimabelas, hasil

anyaman yang sudah jadi dan sisa rotan dirapikan dengan cara

dipotong. 7) Tahap keenambelas sampai dengan kesembilanbelas,

proses anyaman bentuk keempat. 8) Tahap keduapuluh sampai dengan

keduapuluhtiga, proses anyaman bentuk kelima. 9) Tahap

keduapuluhempat, Finishing.

Page 32: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

71

IV.16.3. Proses Pemasangan Bunyi-bunyian Egrang Merak

1 2 3 4

5

Gambar 4.39. Proses Memasang Bunyi - bunyian Egrang Merak.

(Sumber : Dokumen pribadi)

Tahapan-tahapan dalam proses memasang bunyi–bunyian egrang

Merak : 1) Masukan rotan cacing pada lubang yang sudah

disediakan untuk membuat gantungan tabung bunyi-bunyian. 2)

Tahap kedua dan ketiga, rotan dililitkan pada batang bambu

sampai menyerupai cincin yang terbuat dari rotan. 3) Lem pada

bagian pangkal rotan yang sudah dililitkan di bambu. 4) Tahap

kelima, hasil tabung bunyi-bunyian yang sudah terpasang. 5)

Finishing.

Page 33: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

72

IV.17. Proses Finishing

IV.17.1. Proses Pembuatan Motif pada Bambu

1 2 3 4

5 6

Gambar 4.40. Proses Pembuatan Motif pada Bambu. (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahapan proses pembuatan motif pada bambu sebagai berikut: 1)

Menyediakan gambar motif. 2) Kemudian motif digambar pada

permukaan bambu dengan menggunakan karbon. 3) Setelah dimotif

dengan pensil maka mulai tahap memotif dengan menggunakan alat

sejenis solder dengan suhu panas 25 Volt. 4) Selesai memotif, permukaan

bambu yang sudah dimotif lakukan pengamplasan secara merata sebelum

melakukan tahap vernis. 5) Pastikan permukaan sudah bersih. Kemudian

lakukan tahap vernis dengan cara merata. 6) Hasil motif yang sudah di

vernis. Finishing.

Page 34: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

73

IV.17.2. Proses Penganyaman pada Handle (pegangan)

1 2

3 4

Gambar 4.41. Proses Menganyam Handle. (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahap – tahapan dalam proses menganyam pada bagian Handle

(pegangan) sebagai berikut : 1) Rotan dipotong sepanjang 15 cm.

kemudian potongan – potongan itu disusun satu persatu sebanyak 12

buah pada permukaan bambu. Supaya rotan – rotan tersebut bisa

nempel pada bambu maka gunakan dobletip atau isolasi kertas untuk

membantu menempelkan pada permukaan bambu dan mempermudah

pada saat menganyam. 2) Rotan mulai dianyam dan proses dalam

menganyam. 3) Anyaman diselang seling sehingga menyerupai

seperti tikar. 4) Finishing.

Page 35: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

74

IV.17.3. Proses Pembuatan Tutup Pasak

1 2

3 4

Gambar 4.42. Proses Pembuatan Tutup Pasak. (Sumber : Dokumen pribadi)

Tahap-tahap pembuatan tutup pasak sebagai berikut :

1) Pemotongan bambu kecil sepanjang 3 cm dengan diameter rongga

bambu lebih kurang 18 mm sebanyak satu pasang. 2) Potong kayu bulat

berdiameter 18 mm sepanjang 10 cm. Setelah itu, masukan kayu bulat ke

dalam potongan kecil bambu sampai ke ujung bambu. Kemudian tanam

dengan sumpit bambu. 3) Potongan bambu yang satunya lagi sebagai

tutup pasak. Lilitkan atau bungkus kedua bambu tersebut dengan

menggunakan rotan cacing. Masukan ujung rotan cacing diantara

anyaman pada tutup pasak supaya tidak terlepas dari pasaknya. 4)

Finishing.

Page 36: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

75

IV.18. Gambar Detail Prototipe Desain Egrang Merak

Gambar 4.43. Gambar Detail Prototipe Desain Egrang Merak (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 37: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

76

Gambar 4.44. Gambar Prototipe Final Egrang Merak (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 38: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

77

IV.19. Gambar Detail Prototipe Desain Egrang Singa

Gambar 4.45. Gambar Detail Prototipe Desain Egrang Singa. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 39: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

78

Gambar 4.46. Gambar Prototipe Final Egrang Singa. (Sumber : Dokumen pribadi)

Page 40: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

79

IV.20. Analisa Tanggapan Masyarakat terhadap Desain Egrang

Dari angket yang disebarkan sebanyak 30 lembar ke masyarakat Sunda yang melihat pertunjukan

egrang di Saung Udjo maka penulis menganalisa angket tersebut dengan memasukan beberapa

aspek, diantaranya meliputi aspek estetika, aspek bunyi, aspek budaya dan aspek interaksi

permainan egrang dengan pertimbangan penilaian sebagi berikut:

1. Aspek Estetika : bahwa produk memiliki keindahan dan keunikan.

2. Aspek Bunyi : bahwa produk berunsur bunyi -bunyian yang berasal dari benturan-benturan.

3.Aspek Budaya : bahwa produk disesuaikan dengan tradisi permainan di lingkungan masyarakat

Sunda.

4. Aspek Interaksi permainan Egrang : bahwa produk dapat membuat permainan menjadi meriah

dan menarik bagi penonton.

Selain aspek-aspek yang terdapat di atas maka penulis juga memberi pertanyaan kedalam

kuisioner dimana untuk memperoleh data tentang umur responden, tentang pengenalan egrang,

tentang image egrang yang menarik peratian penonton dan tanggapan masyarakat terhadap

desain egrang yang sekarang.

Dibawah ini adalah tabel penjabaran perolehan data dan penilaian aspek-aspek sudut

pandang masyarakat terhadap desain egrang sekarang sebagai tradisi permainan masyarakat

Sunda. Penjabaran data tersebut berdasarkan pada jawaban yang diberikan responden dari

pertanyaan-pertanyaan di lembar kuisioner. (Lihat tabel 4.1).

Page 41: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

81

Ketentuan dari tabel penjabaran perolehan data dan penilaian aspek-aspek sudut pandang

dari tanggapan masyarakat, adalah sebagai berikut:

1. Data umur responden digambarkan secara simbolik pada pilihan jawaban dari A sampai E

dengan rincian :

A = Di bawah 15 tahun

B = 15 sampai 20 tahun

C = 20 sampai 25 tahun

D = 25 sampai 30 tahun

E = Besar 30 tahun

2. Data tentang egrang yang sudah pernah dilihat oleh responden yang digambarkan secara

simbolik dari A sampai B dengan rincian :

A = Ya, sudah pernah dilihat.

B = Tidak, belum pernah dilihat sebelumnya.

3. Data tentang faktor yang menarik peratian responden dari pertunjukan egrang yang

digambarkan secara simbolik dari A sampai E sebagai berikut :

A = Kemeriahan, egrang dimainkan membuat suasana meriah.

B = Kebudayaan, adanya unsur budaya pada egrang

C = Permainan, egrang dijadikan sebuah mainan yang mengasikan.

D = Ketangkasan, egrang termasuk kedalam olah raga ketangkasan.

E = Keunikan egrang, egrang memiliki anyaman, motif dan knock down

4. Penilaian terhadap aspek estetika (keindahan), aspek bunyi, aspek atraksi egrang, aspek

budaya dan aspek interaksi permainan egrang digambarkan secara simbolik A sampai E :

A = Sangat Buruk D = Baik

B = Buruk E = Sangat Baik

C = Cukup

Page 42: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

82

Dari analisa data yang diperoleh dari masyarakat dan penilaian aspek dari pandang

masyarakat maka dihasilkan analisa tanggapan masyarakat terhadap desain egrang yang

dipertunjukan, sebagai berikut :

1. Analisa umur responden

Tabel 4.2. Analisa Umur responden

Di ketahui bahwa responden yang berusia 20-25 tahun sebanyak 34 % responden, sedangkan

yang berusia 15-20 tahun sebanyak 27 % responden, responden yang berusia di bawah 15 tahun

sebanyak 23 % responden, dan yang berusia di atas 30 tahun sebanyak 13 % responden. (Lihat

tabel 4.2)

2. Analisa data pengenalan egrang kepada masyarakat

Tabel 4.3. Pengenalan Egrang.

Di ketahui bahwa jumlah responden yang belum pernah melihat egrang yang dipertunjukan

sebanyak 77 % responden, sedangkan yang pernah melihat egrang yang dipertunjukan sebanyak

23 % responden. (Lihat tabel 4.3)

Page 43: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

83

3. Analisa image egrang yang menarik perhatian responden.

Tabel 4.4. Image menarik perhatian responden

Di ketahui bahwa responden yang menarik perhatian dalam pertunjukan egrang sebanyak 40 %

responden memilih keunikan egrang, sedangkan 23 % responden memilih kebudayaan,

sebanyak 17 % responden memilih ketangkasan, dan 10 % responden memilih kemeriahan.

(Lihat tabel 4.4).

4. Analisa Aspek Estetika.

Tabel 4.5. Aspek Estetika.

Di ketahui bahwa penilaian responden tentang aspek estetika (keindahan) pada egrang, sebanyak

67 % responden menilai baik, sedangkan sebanyak 23 % responden menilai sangat baik, 7 %

responden menilai cukup, dan sebanyak 3 % responden menilai aspek estetikanya buruk. (Lihat

tabel 4.5).

Page 44: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

84

5. Analisa Aspek Bunyi

Tabel 4.6. Aspek Bunyi

Penilaian responden tentang aspek bunyi pada egrang, sebanyak 47 % responden menilai cukup,

sedangkan sebanyak 37 % responden menilai sangat baik, 13 % responden menilai sangat baik,

dan sebanyak 3 % responden menilai aspek bunyinya buruk. (Lihat tabel 4.6).

6. Aspek kemampuan atraksi pada egrang.

Tabel 4.7. Aspek kemampuan atraksi pada egrang

Sebanyak 53% responden menilai bahwa aspek kemampuan atraksi pada egrang baik, sedangkan

27% menilai cukup dan 20 % menilai sangat baik. (Lihat tabel 4.7)

Page 45: BAB IV KONSEP DESAIN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-kendallmal-27115-4... · Konsep bunyi dalam egrang nantinya ... berwarna hijau terang sampai

85

7. Aspek Pengenalan Budaya

Tabel 4.8. Aspek pengenalan budaya

Dari aspek pengenalan budaya, bahwa 50 % responden menilai baik, sedangkan 30 % responden

menilai sangat baik dan 20 % responden menilai cukup. (Lihat tabel 4.8).

8. Aspek Interaksi permainan egrang

Tabel 4.9. Aspek Interaksi permainan egrang.

Penilaian responden tentang aspek interaksi permainan egrang, sebanyak 56 % responden

menilai baik, sedangkan sebanyak 27 % responden menilai cukup, 17 % responden menilai

sangat baik. (Lihat tabel 4.9).

Berdasarkan hasil analisa aspek-aspek yang terdapat pada tabel di atas, maka secara garis

besar tanggapan yang didapat dari masyarakat tentang pertunjukan egrang sebagai berikut:

1. Bahwa mayoritas masyarakat belum pernah menyaksikan pertunjukan desain egrang yang

sekarang. Sedangkan penilaian masyarakat lebih melihat keunikan egrang itu sendiri.

2. Mayoritas masyarakat Sunda dapat menerima pertunjukan egrang tersebut. Di mana egrang

dapat mewakili dalam acara-acara kesenian dan mainan rakyat Sunda.