bab iv kalsinasi

6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Hasil Percobaan Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapat hasil yang dapat dilihat di tabel 2 dan 3 dibawah ini: Tabel IV.1 Data Hasil Percobaan No Sampl e Suhu Waktu pemanasa n (menit) Berat (gram) P CO Sebelum pemanasa n Setelah pemanasa n 1 Bulat 900 o 30 84 78,2 1,04 4 2 Perse gi panja ng 900 o 30 23,5 16,4 1,04 4 3 Perse gi 900 o 30 31 27,2 1,04 4 4.2 Pembahasan Dari hasil percobaan yang didapatkan dicantumkan pada Tabel IV.1 dapat dilihat pada tabel tersebut

Upload: mohamad-fajar-ramadhan

Post on 16-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan coy!!!

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV Kalsinasi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Percobaan

Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapat hasil yang dapat dilihat

di tabel 2 dan 3 dibawah ini:

Tabel IV.1 Data Hasil Percobaan

No Sample Suhu Waktu

pemanasan

(menit)

Berat (gram) PCO

Sebelum

pemanasan

Setelah

pemanasan

1 Bulat 900o 30 84 78,2 1,044

2 Persegi

panjang

900o 30 23,5 16,4 1,044

3 Persegi 900o 30 31 27,2 1,044

4.2 Pembahasan

Dari hasil percobaan yang didapatkan dicantumkan pada Tabel IV.1 dapat

dilihat pada tabel tersebut didapat data percobaan dari temperatur kalsinasi yang

telah ditetapkan yaitu 900oC sehingga didapatkan data berat sebelum dan sesudah

pemanasan, dan tekanan dari gas CO2 maka dapat dijelaskan hubungan fraksi

yang bereaksi pada bijih yang dilakukan proses kalsinasi dengan variasi geometri,

sesuai dalam gambar IV.1 dimana hasil dari persen air kristal yang hilang

didapatkan dari perhitungan selisih dari massa dibagi massa awal sampel dan

dikalikan dengan 100% sehingga dikonversikan menjadi sebuah grafik.

14

Page 2: BAB IV Kalsinasi

15

Gambar IV.1 Grafik Hubungan Bentuk Sampel terhadap Jumlah Fraksi yang Bereaksi Pada Sampel yang Mengalami Kalsinasi

Pada gambar grafik IV.1 dapat diketahui bahwa terdapat 3 buah sampel

dengan geometri dan ukuran yang berbeda. Sampel terdiri dari geometri bulat,

kubus dan persegi panjang. Sampel tersebut mengalami kehilangan air keristal

setelah dilakukan proses kalsinasi pada temperatur 9000C.

Sampel yang memiliki geometri bulat telah kehilangan air kristal yaitu

sebanyak 6,90 %, sampel dengan geometri persegi panjang telah kehilangan air

kristal lebih besar yaitu hanya 30,21 %. Sedangkan pada geometri persegi telah

kehilangan air kristal sebanyak 12,25 % .

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan fraksi yang

bereaksi antara geometri kubus yang kehilangan air kristal sebanyak 12,25 %

dengan persegi panjang yang kehilangan air sebesar 30,21 %, maka dapat

diketahui bahwa sampel berbentuk kubus yang lebih banyak kehilangan air kristal

sehingga sampel berbentuk persegi panjang yang paling cepat bereaksi ketika

dilakukan proses kalsinasi. Sedangkan sampel yang memiliki bentuk bulat, nilai

fraksi yang bereaksi yang lebih rendah yaitu hanya 6,90 % saja. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ukuran sampel tersebut kurang maksimal untuk bereaksi.

Jadi dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses kalsinasi agar didapatkan

fraksi yang sama.

Page 3: BAB IV Kalsinasi

16

Jika dilihat dari bentuknya, sampel dengan bentuk bulat mengalami

kehilangan air kristal yang lebih sedikit yaitu hanya 6,90 %, dibandingkan dengan

sampel yang berbentuk persegi yang kehilangan air kristal sebesar 12,25 % . Hal

tersebut dapat terjadi karena volume awal sampel yang berbentuk bulat jauh lebih

besar dibandingkan dengan sampel yang berbentuk persegi atau kubus.

Berdasarkan pada literatur [Dzulfiadi, 2011], maka analisa tersebut tidak sesuai

dengan literatur yang ada dimana seharusnya sampel yang berbentuk bola

memiliki fraksi yang lebih besar dan lebih cepat bereaksi ketika dilakukan proses

kalsinasi karena bentuknya menyerupai partikel bola dan sangat halus, hal tersebut

terjadi karena perbedaan ukuran masing-masing sampel terlampau sangat jauh

sehingga pada saat waktu kalsinansi yang sama pada bentuk geometri bulat persen

atau jumlah air kristal yang hilang hanya sedikit sekali dibandingkan dengan 2

bentuk geometri lain yaitu persegi dan persegi panjang.

Jadi, berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dapat disimpulkan

dimana seharusnya sampel yang memiliki geometri berbentuk bola dan memiliki

ukuran lebih kecil akan lebih cepat terjadi reaksi kalsinasi. Hal itu dapat diketahui

dari jumlah air kristal yang hilang. Akan tetapi ukuran atau dimensi yang

terlampau jauh berbeda dengan pembanding geometri sampel lain juga sangat

mempengaruhi jumlah air kristal yang hilang serta hal lain yang mempengaruhi

kalsianasi yaitu hilangnya karbondioksida dari batu kapur adalah temperatur dan

waktu proses kalsinasi, Semakin tinggi suhu dan makin lama waktunya maka

senyawa airnya dan gas lainnya makin banyak yang menguapnya. Oleh karena itu,

untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka waktu dan temperaturnya harus

diperhatikan.

Dengan adanya temperature pemanasan yang diberikan pada proses

kalsinasi, dapat ditentukan tekanan PCO2 yang dihasilkan dari batu kapur.

Page 4: BAB IV Kalsinasi

17

Gambar IV.2. Grafik Antara PCO2 Terhadap Temperatur

Besarnya tekanan PCO2 dipengaruhi oleh temperatur pemanasan yang diberikan

selama proses kalsinasi. Pada percobaan ini temperatur pemanasan yang

digunakan konstan yaitu pada temperatur 900oC, sehingga besarnya tekanan PCO2

yang diperoleh dari ketiga sampel juga sama, sekitar 1,044 atn

PCO2 1,044 atm