bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3796/5/t1... ·...

39
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas 2 SD Negeri Salatiga 02 dengan jumlah siswa 47 siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan kenampakan matahari dan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point. Pelaksanaan penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian No. Tanggal Pelaksanaan Uraian Kegiatan 1. 14 Maret 2013 Uji validitas soal di SD Negeri Salatiga 01 2. 21 Maret 2013 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Salatiga 02 menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dengan materi kedudukan matahari. 3. 26 Maret 2013 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Salatiga 02 menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dengan materi bayang-bayang yang terbentuk akibat cahaya matahari. 4. 28 Maret 2013 Tes formatif siklus I 5. 02 April 2013 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Salatiga 02 menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dengan materi kegunaan panas matahari. 6. 04 April 2013 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Salatiga 02 menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dengan materi dampak buruk yang disebabkan oleh panas matahari. 7. 09 April 2013 Tes formatif siklus II 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 02 Kota Salatiga siswa kelas 2 yang berjumlah 47 siswa. Berdasarkan data observasi, hasil nilai UTS

Upload: duongdung

Post on 03-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas 2 SD Negeri

Salatiga 02 dengan jumlah siswa 47 siswa pada mata pelajaran IPA pokok

bahasan kenampakan matahari dan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam

kehidupan sehari-hari dengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu

model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point.

Pelaksanaan penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian

No. Tanggal Pelaksanaan Uraian Kegiatan

1. 14 Maret 2013 Uji validitas soal di SD Negeri Salatiga 01

2. 21 Maret 2013 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Salatiga 02

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dengan materi

kedudukan matahari. 3. 26 Maret 2013 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Salatiga 02

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dengan materi

bayang-bayang yang terbentuk akibat cahaya

matahari. 4. 28 Maret 2013 Tes formatif siklus I 5. 02 April 2013 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Salatiga 02

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dengan materi

kegunaan panas matahari. 6. 04 April 2013 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Salatiga 02

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dengan materi

dampak buruk yang disebabkan oleh panas

matahari. 7. 09 April 2013 Tes formatif siklus II

4.1.1. Deskripsi Pra Siklus

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 02 Kota Salatiga siswa

kelas 2 yang berjumlah 47 siswa. Berdasarkan data observasi, hasil nilai UTS

58

siswa memperoleh hasil belajar yang kurang. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil

UTS siswa yaitu 32% siswa belum tuntas belajar sesuai dengan KKM 70 yang

ditetapkan dan yang tuntas sesuai dengan KKM yaitu 68% dan nilai rata-rata kelas

77,1. Selain nilai yang masih di bawah KKM, motivasi belajar dalam kelaspun

belum tampak. Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa hasil belajar dan

motivasi belajar siswa kelas 2 SD Negeri Salatiga 02 masih kurang.

Rendahnya hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas 2 SD Negeri

Salatiga 02 pada mata pelajaran IPA disebabkan oleh guru yang kurang kreaktif

dalam pembelajaran, dalam kegiatan mengajar hanya berceramah saja tanpa

disertai media apapun, model pembelajaran kurang bervariasi serta kurang

melibatkan siswa, membatasi kreativitas siswa, konsentrasi siswa dalam

pembelajaran masih lemah. Dari hasil belajar dan motivasi yang rendah dari siswa

kelas 2 SD Negeri Salatiga 02 Kota Salatiga tersebut, peneliti akan melakukan

sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian tersebut peneliti akan

menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power

Point, yang akan diterapkan melalui dua siklus dan setiap siklus dilakukan tiga

kali pertemuan yaitu pada materi kenampakan matahari dan kegunaan panas dan

cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa.

4.1.2. Hasil Evaluasi Pembelajaran Pra Siklus

Data hasil UTS yang digunakan sebagai pra siklus dalam pembelajaran

IPA kelas 2 SD Negeri Salatiga 02 dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 2 Pra Siklus

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 51-60 1 2,12 Tidak Tuntas

2. 60-69 14 29,78 Tidak Tuntas

3. 70-79 20 42,55 Tuntas

4. 80-89 12 25,53 Tuntas

5. 90-100 0 0 −

(Widoyoko, 2012)

59

Tabel 4.2 menunjukkan frekuensi pada rentang nilai di bawah 70

berjumlah 15 siswa, sedangkan pada rentang nilai di atas atau sama dengan 70

berjumlah 32 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran

belum cukup optimal.

Apabila data hasil UTS IPA kelas 2 yang digunakan sebagai pra siklus

disajikan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Kelas 2 Pra Siklus

Gambar 4.1 menunjukkan hasil evaluasi pada rentang nilai 50-60

berjumlah 1 siswa dan rentang nilai 71–80 mempunyai sebanyak 20 siswa. Secara

keseluruhan hasil evaluasi pembelajaran pra siklus, siswa yang mendapat nilai di

atas KKM yaitu 70 sebanyak 32 siswa. Hal ini berarti belum mencapai indikator

keberhasilan yaitu 85%.

Untuk mengetahui perbandingan persentase ketuntasan evaluasi hasil

belajar siswa kelas 2 SD Negeri Salatiga 02 pada pra siklus dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

No. Nilai Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

1. < 70 Tuntas 32 68

2. ≥ 70 Tidak tuntas 15 32

Jumlah 47 100

Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 60

Rata-rata 71,1

51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Frekuensi 1 14 20 12 0

0

5

10

15

20

25

Ju

mla

h S

isw

a

60

Dari tabel 4.3 menunjukkan perbandingan persentase ketuntasan hasil

belajar IPA pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas sebanyak 32 siswa

sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 15 siswa. Jadi dapat disimpulkan

bahwa siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 68% siswa

sedangkan 32% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan. Rata-rata nilai yang

diperoleh siswa hanya 71,1. Adapun nilai terendah yang diperoleh siswa adalah

60 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90. Pada hasil belajar

IPA pra siklus juga terlihat ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 90

dan nilai terendah 60.

Apabila perbadingan persentase ketuntasan hasil belajar IPA pra siklus

disajikan dalam bentuk diagram lingkaran adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 2 Pra Siklus

Gambar 4.2 menunjukkan perbandingan persentase ketuntasan hasil

belajar IPA pra siklus siswa yang tuntas berjumlah 32 siswa atau 68% dari jumlah

keseluruhan siswa dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 15 siswa atau 32% dari

jumlah keseluruhan siswa. Secara keseluruhan ketuntasan hasil belajar IPA pada

pra siklu, siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70 masih kurang dari

persentase 85% dari jumlah keseluruhan siswa.

68%

32%

TUNTAS TIDAK TUNTAS

61

1.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point menunjukkan hasil yang

sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dan

siklus II berikut ini.

1.2.1 Siklus I

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan

kenampakan matahari dan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan

sehari-hari, sub pokok bahasan kedudukan matahari dan bayang-bayang yang

terbentuk. Dalam siklus I ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan

rinciannya sebagai berikut:

1.2.1.1 Perencanaan

Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama

ini adalah mempersiapkan instrumen yang berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang berisi langkah-langkah pembelajaran, mempersiapkan

sumber dan alat peraga, menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis agar

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, menyiapkan angket motivasi untuk

mengukur tingkat motivasi siswa setelah mengikuti pembelajaran model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point. Kemudian yang

terakhir adalah menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kemampuan/

kinerja guru dan aktivitas siswa. Setelah menyusun RPP, angket, serta lembar

observasi peneliti konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru kelas. Setelah

mendapat persetujuan dari dosen dan guru kelas peneliti mempersiapkan untuk

melaksanakan praktek mengajar di SD Negeri Salatiga 02 pada siswa kelas 2.

1.2.1.2 Pelaksanaan

a. Pertemuan pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2013 melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal

Sebelum pelajaran dimulai diawali dengan berdoa terlebih dahulu,

kemudian guru mengucapkan salam, dan dilanjutkan dengan kegiatan absensi.

62

Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Burung Hantu”. Setelah selesai

bernyanyi guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru menerapkan langkah-langkah model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point langkah pertama yaitu

penjelasan materi. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang “Pernahkah kamu

melihat matahari? dan kapan matahari terbit dan kapan matahari terbenam?”.

Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru dengan media Power Point

tentang kedudukan matahari. Setelah itu siswa bersama guru bertanya jawab

tentang kedudukan matahari pada waktu pagi, siang, dan sore hari. Selanjutnya

siswa mendengarkan penjelasan guru dengan media pembelajaran dengan media

Power Point tentang panas yang dipancarkan matahari pada waktu pagi, siang,

dan sore hari.

Langkah kedua yaitu pendalaman materi. Pada langkah ini siswa diminta

membaca buku paket untuk mempelajari kembali materi yang sudah dijelaskan

guru. Kemudian setelah beberapa menit siswa diminta untuk menutup buku dan

melakukan permainan Talking Stick.

Langkah ketiga yaitu permainan tongkat. Pada langkah ini guru

menyiapkan sebuah tongkat dan mengajarkan lagu cicak-cicak di dinding yang

sudah diganti liriknya menjadi tongkat-tongkat berjalan. Kemudian guru

memberikan instruksi kepada siswa mengenai tata cara permainan yaitu guru

memberikan tongkat kepada siswa kemudian siswa secara estafet memindahkan

tongkat sambil menyanyikan lagu cicak-cicak di dinding yang sudah diganti

liriknya menjadi tongkat-tongkat berjalan. Siswa yang mendapatkan tongkat

ketika lagu berhenti diberi pertanyaan oleh guru seputar materi kedudukan

matahari dan panas yang dipancarkan matahari pada waktu pagi, siang, dan sore

hari. Selanjutnya siswa yang menjawab benar mendapatkan penghargaan bintang.

Langkah keempat yaitu menarik kesimpulan. Pada langkah ini siswa

bersama guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Dan

dengan bimbingan guru siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran yang

telah disampaikan.

63

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini masuk pada langkah yang terakhir yaitu evaluasi.

Pada langkah ini siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Kemudian guru

mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

b. Pertemuan kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2013 melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut:

(1) Kegiatan Awal

Sebelum pelajaran dimulai diawali dengan berdoa terlebih dahulu,

kemudian guru mengucapkan salam, dan dilanjutkan dengan kegiatan absensi.

Untuk mengawali pembelajaran guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan

psikis untuk mengikuti pembelajaran setelah itu guru mengajak siswa untuk

menyanyikan lagu “Timur Matahari”. Setelah selesai bernyanyi guru

menyampaikan tujuan pembelajaran.

(2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru menerapkan langkah-langkah model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point langkah pertama yaitu

penjelasan materi. Pada langkah ini siswa bersama guru bertanya jawab tentang

“Pernahkah kamu melihat bayanganmu? dan apakah bayangan itu?. Kemudian

siswa mendengarkan penjelasan guru dengan media Power Point tentang

hubungan antara kedudukan matahari dengan bayang-bayang yang terbentuk.

Setelah itu siswa bersama guru bertanya jawab tentang bayangan matahari pada

waktu pagi, siang, dan sore hari.

Langkah kedua yaitu pendalaman materi. Pada langkah ini siswa diminta

membaca buku paket untuk mempelajari kembali materi yang sudah dijelaskan

guru. Kemudian setelah beberapa menit siswa diminta untuk menutup buku dan

melakukan permainan Talking Stick.

Langkah ketiga yaitu permainan tongkat. Pada tahap ini guru menyiapkan

sebuah tongkat dan mengajarkan lagu cicak-cicak di dinding yang sudah diganti

liriknya menjadi tongkat-tongkat berjalan. Kemudian guru memberikan instruksi

64

kepada siswa mengenai tata cara permainan yaitu guru memberikan tongkat

kepada siswa kemudian siswa secara estafet memindahkan tongkat sambil

menyanyikan lagu cicak-cicak di dinding yang sudah diganti liriknya menjadi

tongkat-tongkat berjalan. Siswa yang mendapatkan tongkat ketika lagu berhenti

diberi pertanyaan oleh guru seputar materi hubungan antara kedudukan matahari

dengan bayang-bayang yang terbentuk serta bayangan matahari pada waktu pagi,

siang, dan sore hari. Selanjutnya siswa yang menjawab benar mendapatkan

penghargaan bintang.

Langkah keempat yaitu menarik kesimpulan. Pada langkah ini siswa

bersama guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Dan

dengan bimbingan guru siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran yang

telah disampaikan.

(3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini masuk pada langkah yang terakhir yaitu evaluasi.

Pada langkah ini siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Kemudian guru

mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

c) Pertemuan ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2013. Pertemuan ketiga

ini digunakan untuk evaluasi pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui

berhasil tidaknya pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point. Adapun kegiatan tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

Pada kegiatan ini guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa,

kemudian mengabsen siswa.

2) Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti guru menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan tes

yang akan dilakukan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang tata tertib dalam mengerjakan tes yang akan dilakukan. Guru

65

membagi lembar soal tes, siswa mengerjakan soal tes. Guru mengawasi

jalannya tes.

3) Kegiatan penutup

Siswa mengumpulkan pekerjaan mereka dengan tertib kemudian guru

mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

1.2.1.3 Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa

a. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama ini, pembelajaran berjalan dengan lancar

meskipun masih ada hambatan, yaitu ada beberapa siswa yang ramai dan tidak

serius, siswa masih takut ketika mendapatkan tongkat dan belum antusias dalam

mengikuti permainan, guru masih kelihatan canggung dalam mengoprasikan

komputer dengan Microsoft Power Point hal itu mungkin dikarenakan di SD

tersebut jarang sekali diberi model pembelajaran yang inovatif selain model

pembelajaran konvensional.

Data hasil observasi aktivitas mengajar guru dengan menggunakan model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat dilihat dari

tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Pertama

Aspek Sub Aspek Indikator Skor Rata

-rata

I. Kegiatan

Awal

1. Melakukan kegiatan apersepsi 3 2,5 2. Menyampaikan tujuan

pembelajaran 2

II. Kegiatan Inti

A. Penyajian

materi 1. Menyiapkan tongkat 3

3 2. Menjelaskan materi 3

B. Pendalaman

materi 1. Meminta siswa untuk membaca

materi 3

3 2. Meminta siswa untuk menutup

buku 3

C. Permainan

tongkat

1. Menjelaskan aturan permainan 3

3 2. Memberikan tongkat kepada

siswa 3

3. Memberi pertanyaan kepada siswa

3

D. Menarik

kesimpulan Menarik kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan 4 4

III. Kegiatan

Akhir E. Evaluasi

1. Melakukan refleksi

pembelajaran 2 2,5

66

Tabel 4.4 menunjukkan data hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar

dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media

Power Point di atas dapat dilihat pada saat guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan pada saat guru melakukan refleksi pembelajaran dengan skor

paling rendah yaitu 2. Hal ini dapat dilihat dari guru kelihatan canggung dan grogi

saat mengajar, mungkin disebabkan karena baru pertama kali mengajar dengan

model pembelajaran baru. Persentase rata-rata aktivitas guru dalam mengajar

dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media

Power Point adalah 72,9%. Dalam hal ini taraf keberhasilan mengajar guru

termasuk dalam kategori cukup baik.

Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat dilihat dari

tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1

2. Memberikan soal evaluasi kepada siswa

3

Jumlah skor 35 Persentase rata-rata 72,9%

Aspek Sub Aspek Indikator Item Rata

-rata

I. Kegiatan Awal

1. Mampu menjelaskan kembali

materi terdahulu 2

2,5 2. Memperhatikan penjelasan guru

tentang tujuan pembelajaran 3

II. Kegiatan Inti

A. Penyajian materi

Mendengarkan penjelasan guru 3 3

B. Pendalaman

materi

1. Membaca buku paketnya

masing-masin 2

2,5 2. Menutup buku dan memulai

permainan Talking Stick 3

C. Permainan tongkat

1. Memperhatikan penjelasan

tentang tata cara permainan 3

2,6 2. Memindahkan tongkat secara

estafet sambil bernyanyi 2

3. Menjawab pertanyaan dari guru 3

D. Menarik

Kesimpulan Menarik kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan 3 3

III. Kegiatan E. Evaluasi 1. Melakukan refleksi 3 3,5

67

Tabel 4.5 menunjukkan data hasil observasi belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power

Point diatas dapat dilihat pada saat siswa menjelaskan kembali materi terdahulu

dan memindahkan tongkat secara estafet sambil bernyanyi dengan skor paling

rendah yaitu 2. Hal ini dapat dilihat dari siswa kurang serius dan tidak

berkonsentrasi dan pada saat permainan tongkat siswa masih takut ketika

mendapatkan tongkat. Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power

Point adalah 70,4%. Dalam hal ini taraf keberhasilan belajar siswa termasuk

dalam kategori cukup baik.

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua ini, pembelajaran sudah berjalan dengan lancar.

Pembelajaran sudah mulai mengalami peningkatan, siswa sudah aktif dalam

melakukan permainan serta dalam proses pembelajaran siswa sudah mulai aktif

dan mengerti apa yang dilakukan, siswa sudah mulai tenang dan fokus selama

proses pembelajaran berlangsung sehingga tidak mengganggu teman yang lain

dan guru sudah tidak keteteran lagi dalam membimbing siswa dalam proses

pembelajaran, guru sudah tidak kelihatan grogi dan lancar dalam mengoprasikan

Power Point dan sudah merasa percaya diri terhadap pembelajaran yang

berlangsung.

Data hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar dengan menggunakan

model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat

dilihat dari tabel 4.6 di bawah ini:

Akhir pembelajaran 2. Mengerjakan soal evaluasi 4

Jumlah skor 31 Persentase rata-rata 70,4%

68

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2

Tabel 4.6 menunjukkan data hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar

dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media

Power Point diatas dapat dilihat pada saat guru menjelaskan aturan permainan

dengan skor paling rendah yaitu 2. Hal ini dapat dilihat dari guru kelihatan lupa

apa saja aturan permainan yang ingin disampaikan. Persentase rata-rata aktivitas

guru dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick

dan pemanfaatan media Power Point adalah 75%. Dengan hal ini taraf

keberhasilan mengajar guru termasuk dalam kategori cukup baik.

Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat dilihat dari

tabel 4.7 di bawah ini:

Aspek Sub Aspek Indikator Skor Rata

-rata I. Kegiatan

Awal 1. Melakukan kegiatan apersepsi 3

3 2. Menyampaikan tujuan

pembelajaran 3

II. Kegiatan Inti

A. Penyajian

materi 1. Menyiapkan tongkat 3

3 2. Menjelaskan materi 3

B. Pendalaman

materi 1. Meminta siswa untuk membaca

materi 3

3 2. Meminta siswa untuk menutup

buku 3

C. Permainan

tongkat 1. Menjelaskan aturan permainan 2

2,6 2. Memberikan tongkat kepada

siswa 3

3. Memberi pertanyaan kepada siswa

3

D. Menarik

kesimpulan Menarik kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan 4 4

III. Kegiatan

Akhir E. Evaluasi 1. Melakukan refleksi

pembelajaran 3

3 2. Memberikan soal evaluasi

kepada siswa 3

Jumlah skor 36 Persentase rata-rata 75%

69

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2

Tabel 4.7 menunjukkan data hasil observasi belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power

Point diatas dapat dilihat pada saat siswa diminta untuk membaca buku paketnya

masing-masing dan dan saat memindahkan tongkat secara estafet sambil

bernyanyi dengan skor paling rendah yaitu 2. Hal ini dapat dilihat pada saat siswa

membaca buku mereka tidak fokus membaca buku tetapi sambil ribut dengan

teman sebangkunya dan pada saat permainan tongkat ada beberapa siswa yang

tidak ikut bernyanyi. Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power

Point adalah 72,7%. Dalam hal ini taraf keberhasilan belajar siswa termasuk

dalam kategori cukup baik.

Aspek Sub Aspek Indikator Item Rata

-rata I. Kegiatan

Awal 1. Mampu menjelaskan kembali

materi terdahulu 3

3 2. Memperhatikan penjelasan guru

tentang tujuan pembelajaran 3

II. Kegiatan Inti

A. Penyajian

materi Mendengarkan penjelasan guru 3 3

B. Pendalaman

materi 1. Membaca buku paketnya

masing-masing 2

2,5 2. Menutup buku dan memulai

permainan Talking Stick 3

C. Permainan

tongkat 1. Memperhatikan penjelasan

tentang tata cara permainan 3

2,6 2. Memindahkan tongkat secara estafet sambil bernyanyi

2

3. Menjawab pertanyaan dari guru 3

E. Menarik

Kesimpulan Menarik kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan 3 3

III. Kegiatan Akhir

E. Evaluasi 1. Melakukan refleksi pembelajaran

3 3,5

2. Mengerjakan soal evaluasi 4

Jumlah skor 32 Persentase rata-rata 72,7%

70

4.2.1.4. Hasil Angket Motivasi Belajar

Data motivasi belajar ini digunkan untuk memperkuat data hasil evaluasi

pembelajaran terkait dengan penggunaan model pembelajaran Talking Stick dan

pemanfaatan media Power Point. Data angket motivasi diambil pada setiap siklus.

Selain itu data angket motivasi diambil untuk mengetahui tingkat motivasi siswa

dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point.

Data hasil angket motivasi belajar siswa siklus I dengan menggunakan

model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat

dilihat dari tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I

No Skor Ketercapaian Keterangan Jumlah Persentase (%) 1. 90% - 100% Baik sekali 0 0 2. 80% - 90% Baik 40 85,10 3. 70% - 80% Cukup baik 7 14,90 4. 60% - 70% Kurang 0 0 5. ≤ 60% Kurang sekali 0 0

(Poerwanti, dkk. 2007: 6.9)

Tabel 4.8 menunjukkan 7 siswa pada skor ketercapaian cukup baik dan 40

siswa pada skor ketercapaian baik dengan persentase ketuntasan sebesar 85,10%.

Hal tersebut menjadi indikasi model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan

media Power Point mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

Data hasil angket motivasi pada siklus I apabila dianalisis berdasarkan data

angket motivasi belajar IPA kelas 2 siklus I dapat disajikan dalam bentuk diagram

batang di bawah ini:

71

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Siklus I

Gambar 4.3 menunjukkan 40 siswa pada skor ketercapaian baik drean 7

siswa pada skor ketercapaian cukup baik. Hal tersebut menjadi indikasi model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point mampu

meningkatkan motivasi belajar siswa.

4.2.1.5 Hasil Evaluasi Pembelajaran

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran siklus I diperoleh hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan yang tersaji pada tabel 4.9 di

bawah ini:

Tabel 4.9

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 2 Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan

1. 51-60 2 4,25 Tidak Tuntas

2. 61-70 6 12,76 Tidak Tuntas

3. 71-80 10 21,27 Tuntas

4. 81-90 16 34,04 Tuntas

5. 91-100 13 27,65 Tuntas

(Widoyoko, 2012)

Tabel 4.9 menunjukkan frekuensi <70 berjumlah 8 siswa, sedangkan pada

rentang nilai ≥70 berjumlah 39 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil

belajar IPA siswa kelas 2 SD Negeri Salatiga 02 dengan menerapkan model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point jumlah siswa

yang nilanya ≤70 sudah terlihat meningkat. Ini artinya bahwa model pembelajaran

90% - 100% 80% - 90% 70% - 80% 60% - 70% ≤ 60%

Jumlah 0 40 7 0 0

0

5

10

15

20

25

303540

45Ju

mla

h s

isw

a

72

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point sangat mempengaruhi hasil

belajar siswa.

Hasil tes pada siklus I apabila dianalisis berdasarkan hasil belajar IPA

kelas 2 siklus I dapat disajikan dalam bentuk diagram batang di bawah ini:

Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar IPA Kelas 2 Siklus I

Gambar 4.4 menunjukkan hasil evaluasi pada rentang nilai 50-60 sebanyak

2 siswa dan rentang nilai 81–90 mempunyai sebanyak 16 siswa. Secara

keseluruhan hasil evaluasi pembelajaran siklus I, siswa yang mendapat nilai di

atas KKM 70 sebanyak 39 siswa atau 82,9% dari jumlah keseluruhan siswa. Hal

ini berarti belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 85%.

Untuk mengetahui perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar siswa

pada Siklus I maka dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10

Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

No. Nilai Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

1. < 70 Tuntas 39 83

2. ≥ 70 Tidak tuntas 8 17

Jumlah 47 100

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 60

Rata-rata 84,3

(Depdiknas, 2006)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa perbandingan persentase hasil belajar

siklus I siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 8 siswa. Sedangkan

51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Frekuensi 2 6 10 16 13

0

2

4

6

810

12

14

1618

Ju

mla

h S

isw

a

73

yang sudah mencapai KKM sebanyak 39 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa

17% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 70.

Sedangkan yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal hanya 83% siswa.

Rata-rata nilai yang diperoleh dari pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan

yang cukup baik yaitu dari 71,1 menjadi 84,3. Adapun nilai terendah yang

diperoleh siswa adalah 60 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah

100. Ketidaktuntasan hasil belajar tersebut disebabkan karena masih ada siswa

yang tidak aktif dan bermain sendiri ketika mengikuti proses belajar mengajar,

sehingga menyebabkan nilai siswa rendah.

Hasil tes pada siklus I apabila dianalisi berdasarkan persentase ketuntasan

hasil belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran 4.5 di bawah ini:

Gambar 4.5 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Gambar 4.5 menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar IPA, siswa

yang tuntas pada siklus I mencapai 83%, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil

belajarnya mencapai 17%. Hasil ini meningkat dibandingkan pada pra siklus yaitu

siswa yang tuntas pada pra siklus mencapai 68% sedangkan siswa yang belum

tuntas hasil belajarnya mencapai 32%. Namun demikian hasil yang diperoleh pada

siklus I belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada

penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila

kentuntasan klaksikalnya mencapai 85%. Dari data tersebut diperoleh informasi

bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus I mencapai 83%, oleh karena itu

penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus II.

83%

17%

TUNTAS TIDAK TUNTAS

74

4.2.1.6 Refleksi

Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus I terdapat 39 siswa

yang tuntas dan 8 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan

pembelajaran. Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa

selama guru mengajar pada pembelajaran siklus I siswa sudah aktif akan tetapi

beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang. Tingkat ketuntasan belajar

siswa mencapai 82,9%, tetapi masih ada 17,1% siswa belum tuntas belajar. Hal

tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses

pembelajaran di kelas, masih terdapat beberapa anak saat mengikuti pelajaran

tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru serta semangatnya masih

kurang. Akan tetapi telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata

UTS 77,1 menjadi 84,6 pada hasil nilai rata-rata tes siklus I.

Kelebihan pada siklus I antara lain guru telah menerapkan langkah-

langkah model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point

dengan baik. Siswa sudah antusias mengikuti permainan tongkat meskipun masih

takut ketika mereka mendapat tongkat dan harus menjawab pertanyaan.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, masih ada

siswa yang nilainya belum mencapai KKM 70 maka peneliti akan melakukan

perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II agar hasil belajar siswa

tercapai secara optimal. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki

pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara :

a. Memberi pujian ketika siswa menjawab pertanyaan dengan benar.

b. Memberikan penghargaan berupa bintang kepada siswa yang mendapat

tongkat dan menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan oleh guru

pada saat permainan tongkat.

c. Memberi arahan dan motivasi agar siswa tidak takut ketika mendapat tongkat.

4.2.1 Siklus II

Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan kegunaan

panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari, sub pokok bahasan

kegunaan panas matahari serta pengarunya terhadap manusia. Dalam siklus II ini

dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:

75

4.2.3.1 Perencanaan

Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan penelitian pada

siklus II ini adalah mempersiapkan RPP, mempersiapkan sumber dan alat peraga,

menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, menyiapkan angket motivasi untuk

mengukur tingkat motivasi siswa setelah mengikuti pembelajaran model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point. Kemudian yang

terakhir adalah menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kemampuan/

kinerja guru dan aktivitas siswa. Setelah menyusun RPP, angket, serta lembar

observasi peneliti konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru kelas. Setelah

mendapat persetujuan dari dosen dan guru kelas peneliti mempersiapkan untuk

melaksanakan praktek mengajar agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat

dibanding pada siklus I.

4.2.2.2 Pelaksanaan

a. Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 02 April 2013 melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Sebelum pelajaran dimulai diawali dengan berdoa terlebih dahulu,

kemudian guru mengucapkan salam, dan dilanjutkan dengan kegiatan absensi.

Untuk mengawali pembelajaran guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan

psikis untuk mengikuti pembelajaran setelah itu guru bertanya kepada siswa

“Pernahkan kalian membantu ibu mencuci baju? dan mengapa baju yang basah di

jemur bisa kering? Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru menerapkan langkah-langkah model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point langkah pertama yaitu

penjelasan materi. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang “Nah, sekarang

coba sebutkan kegunaan lain dari sinar matahari bagi makhluk hidup. Kemudian

siswa mendengarkan penjelasan guru dengan media Power Point tentang

kegunaan sinar matahari bagi makhluk hidup. Siswa bersama guru bertanya jawab

tentang pengaruh panas dan cahaya matahari terhadap manusia. Selanjutya Siswa

76

mendengarkan penjelasan guru dengan media pembelajaran dengan media Power

Point tentang pengaruh panas dan cahaya matahari terhadap manusia.

Langkah kedua yaitu pendalaman materi. Pada langkah ini siswa diminta

membaca buku paket untuk mempelajari kembali materi yang sudah dijelaskan

guru. Kemudian setelah beberapa menit siswa diminta untuk menutup buku dan

melakukan permainan Talking Stick.

Langkah ketiga yaitu permainan tongkat. Pada langkah ini guru

menyiapkan sebuah tongkat dan mengajarkan lagu cicak-cicak di dinding yang

sudah diganti liriknya menjadi tongkat-tongkat berjalan. Kemudian guru

memberikan instruksi kepada siswa mengenai tata cara permainan yaitu guru

memberikan tongkat kepada siswa kemudian siswa secara estafet memindahkan

tongkat sambil menyanyikan lagu cicak-cicak di dinding yang sudah diganti

liriknya menjadi tongkat-tongkat berjalan. Siswa yang mendapatkan tongkat

ketika lagu berhenti diberi pertanyaan oleh guru seputar materi kegunaan panas

dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari serta pengaruhnya bagi

manusia. Selanjutnya siswa yang menjawab benar mendapatkan penghargaan

bintang.

Langkah keempat yaitu menarik kesimpulan. Pada langkah ini siswa

bersama guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Dan

dengan bimbingan guru siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran yang

telah disampaikan.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini masuk pada langkah yang terakhir yaitu evaluasi.

Pada langkah ini siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Kemudian guru

mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

b) Pertemuan kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 04 April 2013 melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut:

77

1) Kegiatan Awal

Sebelum pelajaran dimulai diawali dengan berdoa terlebih dahulu,

kemudian guru mengucapkan salam, dan dilanjutkan dengan kegiatan absensi.

Untuk mengawali pembelajaran guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan

psikis untuk mengikuti pembelajarann kemudian guru bertanya kepada siswa

“Pernahkah mata kalian silau? dan apa yang menyebabkan mata menjadi silau?”

Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru menerapkan langkah-langkah model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point langkah pertama yaitu

penjelasan materi. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang “Nah coba

sekarang sebutkan dampak lain yang disebabkan oleh panas dan cahaya matahari

dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru

dengan media Power Point tentang dampak buruk yang disebabkan dari panas dan

cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya Siswa bersama guru

bertanya jawab tentang benda apa saja yang dapat melindungi tubuh dari dampak

panas dan cahaya matahari.

Langkah kedua yaitu pendalaman materi. Pada langkah ini siswa diminta

membaca buku paket untuk mempelajari kembali materi yang sudah dijelaskan

guru. Kemudian setelah beberapa menit siswa diminta untuk menutup buku dan

melakukan permainan Talking Stick.

Langkah ketiga yaitu permainan tongkat. Pada tahap ini guru menyiapkan

sebuah tongkat dan mengajarkan lagu cicak-cicak di dinding yang sudah diganti

liriknya menjadi tongkat-tongkat berjalan. Kemudian guru memberikan instruksi

kepada siswa mengenai tata cara permainan yaitu guru memberikan tongkat

kepada siswa kemudian siswa secara estafet memindahkan tongkat sambil

menyanyikan lagu cicak-cicak di dinding yang sudah diganti liriknya menjadi

tongkat-tongkat berjalan. Siswa yang mendapatkan tongkat ketika lagu berhenti

diberi pertanyaan oleh guru seputar materi dampak buruk yang disebabkan dari

panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari serta benda yang dapat

78

melindungi diri dari dampak buruk matahari. selanjutnya siswa yang menjawab

benar mendapatkan penghargaan bintang.

Langkah keempat yaitu menarik kesimpulan. Pada langkah ini siswa

bersama guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Dan

dengan bimbingan guru siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran yang

telah disampaikan.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini masuk pada langkah yang terakhir yaitu evaluasi.

Pada langkah ini siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Kemudian guru

mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

c) Pertemuan ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 09 April 2013, pada pertemuan ke

tiga ini siswa mengerjakan soal tes siklus I. Melalui beberapa kegiatan sebagai

berikut:

1) Kegiatan awal.

Pada kegiatan ini guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa,

kemudian mengabsen siswa.

2) Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti guru menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan tes

yang akan dilakukan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang tata tertib dalam mengerjakan tes yang akan dilakukan. Guru

membagi lembar soal tes. Siswa mengerjakan soal tes dengan tertib dan jujur.

Guru mengawasi jalannya tes. Siswa mengumpulkan pekerjaan mereka

dengan tertib.

3) Kegiatan penutup

Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

4.2.2.3. Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa

a. Pertemuan pertama

Pada saat proses pembelajaran pada siklus kedua ini sudah terdapat

peningkatan. Siswa sudah merasa terbiasa dan dapat mengikuti proses

79

pembelajaran dengan aktif dibandingkan dengan siklus I, akan tetapi masih ada

beberapa siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Data hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar dengan menggunakan

model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat

dilihat dari tabel 4.11 di bawah ini:

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1

Tabel 4.11 menunjukkan data hasil observasi aktivitas guru dalam

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan

pemanfaatan media Power Point diatas dapat dilihat pada saat guru menyajikan

materi dengan skor paling rendah yaitu 3. Hal ini dapat dilihat pada saat guru

menyajikan materi guru kurang memberi contoh kegunaan panas dalam

kehidupan sehari-hari. Guru hanya terpaku pada tampilan Power point saja.

Persentase rata-rata aktivitas guru dalam mengajar dengan menggunakan model

Aspek Sub Aspek Indikator Skor Rata

-rata I. Kegiatan

Awal 1. Melakukan kegiatan apersepsi 4

3,5 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3

II. Kegiatan Inti

A. Penyajian

materi 1. Menyiapkan tongkat 3

3 2. Menjelaskan materi 3

B. Pendalaman materi

1. Meminta siswa untuk membaca materi

4

4 2. Meminta siswa untuk menutup

buku 4

C. Permainan

tongkat 1. Menjelaskan aturan permainan 3

3,3 2. Memberikan tongkat kepada

siswa 4

3. Memberi pertanyaan kepada

siswa 3

D. Menarik

kesimpulan Menarik kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan 4

4

III. Kegiatan

Akhir E. Evaluasi 1. Melakukan refleksi

pembelajaran 3

3,5 2. Memberikan soal evaluasi

kepada siswa 4

Jumlah skor 42 Persentase rata-rata 87,5%

80

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point adalah 87,5%.

Dalam hal ini taraf keberhasilan mengajar guru termasuk dalam kategori baik.

Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat dilihat dari

tabel 4.12 di bawah ini:

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1

Tabel 4.12 menunjukkan data hasil observasi belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power

Point diatas dapat dilihat pada saat permainan tongkat dengan skor paling rendah

yaitu 3,3. Hal ini dapat dilihat pada saat guru menerangkan aturan permainan ada

beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Persentase rata-rata aktivitas belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan

media Power Point adalah 88,6%. Dalam hal ini taraf keberhasilan belajar siswa

termasuk dalam kategori baik.

Aspek Sub Aspek Indikator Item Rata

-rata I. Kegiatan

Awal 1. Mampu menjelaskan kembali

materi terdahulu 3

3,5 2. Memperhatikan penjelasan guru

tentang tujuan pembelajaran 4

II. Kegiatan Inti

A. Penyajian

materi Mendengarkan penjelasan guru

4 4

B. Pendalaman materi

1. Membaca buku paketnya masing-masin

3

3,5 2. Menutup buku dan memulai

permainan Talking Stick 4

C. Permainan

tongkat 1. Memperhatikan penjelasan

tentang tata cara permainan 3

3,3 2. Memindahkan tongkat secara

estafet sambil bernyanyi 4

3. Menjawab pertanyaan dari guru 3

F. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan

4 4

III. Kegiatan

Akhir E. Evaluasi 1. Melakukan refleksi pembelajaran 4

3,5 2. Mengerjakan soal evaluasi 3

Jumlah skor 39 Persentase rata-rata 88,6%

81

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua in siswa aktif dalam mengikuti permainan dan

sangat semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru. Pembelajaran berjalan

baik dan siswa termotivasi dan aktif selama pembelajaran berlangsung.

Data hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar dengan menggunakan

model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat

dilihat dari tabel 4.13 di bawah ini:

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Guru siklus II Pertemuan 2

Tabel 4.13 menunjukkan data hasil observasi aktivitas guru dalam

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan

pemanfaatan media Power Point diatas dapat dilihat pada saat permainan tongkat

dengan skor paling rendah yaitu 3,3. Hal ini telihat pada saat guru memberikan

pertanyaan kepada siswa, pertanyaan yang diberikan terlalu mudah sehingga

siswa dapar dengan mudah menjawabnya. Persentase rata-rata aktivitas guru

Aspek Sub Aspek Indikator Skor Rata

-rata I. Kegiatan

Awal 1. Melakukan kegiatan apersepsi 4

3,5 2. Menyampaikan tujuan

pembelajaran 3

II. Kegiatan Inti

A. Penyajian materi

1. Menyiapkan tongkat 4 4

2. Menjelaskan materi 4 B. Pendalaman

materi 1. Meminta siswa untuk membaca

materi 4

4 2. Meminta siswa untuk menutup

buku 4

C. Permainan

tongkat 1. Menjelaskan aturan permainan 3

3,3 2. Memberikan tongkat kepada

siswa 4

3. Memberi pertanyaan kepada

siswa 3

D. Menarik

kesimpulan Menarik kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan 4 4

III. Kegiatan

Akhir E. Evaluasi 1. Melakukan refleksi

pembelajaran 3

3,5 2. Memberikan soal evaluasi

kepada siswa 4

Jumlah skor 44 Persentase rata-rata 91,6%

82

dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan

pemanfaatan media Power Point adalah 91,6%. Dalam hal ini taraf keberhasilan

mengajar guru termasuk dalam kategori baik sekali.

Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat dilihat dari

tabel 4.14 di bawah ini:

Tabel 4.14

Hasil Observasi Aktivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2

Tabel 4.14 menunjukkan data hasil observasi belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power

Point diatas dapat dilihat bahwa persentase rata-rata aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power

Point adalah 90,9%. Dalam hal ini taraf keberhasilan belajar siswa termasuk

dalam kategori baik sekali.

Aspek Sub Aspek Indikator Item Rata

-rata I. Kegiatan

Awal 1. Mampu menjelaskan kembali

materi terdahulu 3

3,5 2. Memperhatikan penjelasan guru

tentang tujuan pembelajaran 4

II. Kegiatan Inti

A. Penyajian

materi Mendengarkan penjelasan guru

4 4

B. Pendalaman

materi 1. Membaca buku paketnya

masing-masin 3

3,5 2. Menutup buku dan memulai

permainan Talking Stick 4

C. Permainan tongkat

1. Memperhatikan penjelasan tentang tata cara permainan

4

5 2. Memindahkan tongkat secara

estafet sambil bernyanyi 4

3. Menjawab pertanyaan dari guru 3

G. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan

4 4

III. Kegiatan

Akhir E. Evaluasi 1. Melakukan refleksi pembelajaran 4

3,5 2. Mengerjakan soal evaluasi 3

Jumlah skor 40 Persentase rata-rata 90,9%

83

4.2.2.4 Hasil Angket Motivasi Belajar

Data hasil angket motivasi belajar siswa siklus II dengan menggunakan

model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat

dilihat dari tabel 4.15 di bawah ini:

Tabel 4.15

Hasil Angket Motivasi Belajar Siklus II

No Skor Ketercapaian Keterangan Jumlah Persentase (%) 1. 90% - 100% Baik sekali 0 0 2. 80% - 90% Baik 44 93,61 3. 70% - 80% Cukup baik 3 6,39 4. 60% - 70% Kurang 0 0 5. ≤ 60% Kurang sekali 0 0

(Poerwanti, dkk. 2007:6.9)

Tabel 4.15 menunjukkan hasil angket motivasi belajar siklusII, 3 siswa

pada skor ketercapaian cukup baik dan 44 siswa pada skor ketercapaian baik

dengan persentase ketuntasan sebesar 93,61%. Hal tersebut menjadi indikasi

model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point mampu

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Data hasil angket motivasi pada siklus II apabila dianalisis berdasarkan

data angket motivasi belajar IPA kelas 2 siklus II dapat disajikan dalam bentuk

diagram batang di bawah ini:

Gambar 4.6 Diagram Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Siklus II

90% - 100% 80% - 90% 70% - 80% 60% - 70% ≤ 60%

Jumlah 0 44 3 0 0

05

101520253035404550

Ju

mla

h s

isw

a

84

Gambar 4.6 menunjukkan 3 siswa pada skor ketercapaian cukup baik dan

44 siswa pada skor ketercapaian baik. Hal tersebut menjadi indikasi model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point mampu

meningkatkan motivasi belajar siswa.

4.2.2.5 Hasil Evaluasi Pembelajaran

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran siklus II diperoleh hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan yang tersaji pada tabel 4.16 di

bawah ini:

Tabel 4.16

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 2 Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 51-60 0 0 Tidak Tuntas

2. 61-70 2 4,25 Tidak Tuntas

3. 71-80 8 17,02 Tuntas

4. 81-90 29 61,7 Tuntas

5. 91-100 8 17,02 Tuntas

(Widoyoko, 2012)

Tabel 4.16 menunjukkan frekuensi di bawah nilai 70 berjumlah 2 siswa,

sedangkan pada rentang nilai di atas atau sama dengan 70 berjumlah 45 siswa.

Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 2 SDN Salatiga

02 dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media

Power Point jumlah siswa yang nilanya ≥ 70 sudah terlihat meningkat. Ini artinya

bahwa model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point

sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hasil tes pada siklus II apabila dianalisi berdasarkan hasil belajar IPA

kelas 2 siklus II dapat disajikan dalam bentuk diagram batang 4.7 di bawah ini:

85

Gambar 4.7 Diagram Hasil Belajar IPA Kelas 2 Siklus II

Gambar 4.7 menunjukkan hasil evaluasi pada rentang nilai 61-70 sebanyak

2 siswa dan rentang nilai 81-90 mempunyai sebanyak 29 siswa. Secara

keseluruhan hasil evaluasi pembelajaran siklus II, siswa yang mendapat nilai di

atas KKM 70 sebanyak 45 siswa atau 95,7% dari jumlah seluruh siswa. Hal ini

berarti sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 85%.

Untuk mengetahui perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar siswa

pada Siklus II maka dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:

Tabel 4.17

Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

No. Nilai Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

1. < 70 Tuntas 45 96

2. ≥ 70 Tidak tuntas 2 4

Jumlah 47 100

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 65

Rata-rata 85,95

(Depdiknas, 2006)

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa perbandingan prosentase hasil belajar

pada siklus II siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa.

Sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 45 siswa. Jadi dapat

disimpulkan bahwa 4% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang

ditentukan yaitu 70. Sedangkan yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal

hanya 96% siswa. Adapun nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 65

51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Frekuensi 0 2 8 29 8

0

5

10

15

20

25

30

35Ju

mla

h S

isw

a

86

sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100. Hasil evaluasi

pembelajaran siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dimana hasil yang

diperoleh menunjukkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70 persentasenya

mencapai 96%. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pun sudah cukup tinggi jika

dibandingkan siklus sebelumnya yaitu 85,95. Maka dari itu penelitian sudah

cukup karena sudah melebihi indikator keberhasilan yaitu 85%.

Hasil tes pada siklus II apabila dianalisis berdasarkan persentase

ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran di bawah ini:

Gambar 4.8 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada

siklus II sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada

penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila

sudah mencapai 85 % siswa tuntas belajarnya. Dari data tersebut dapat diperoleh

informasi bahwa yang tuntas pada siklus II sudah mencapai 96%. Dari hasil data

siklus II tersebut sudah menunjukkan keberhasilan belajar siswa yang sudah

sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian dan mengalami peningkatan

setelah menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media

Power Point.

4.2.2.6 Refleksi

Berdasarkan observasi dari pelaksanaan siklus II dalam kegiatan

pembelajaran siswa sudah cukup antusias dan aktif dibandingkan saat

pembelajaran siklus I, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan

96%

4%

TUNTAS TIDAK TUNTAS

87

model pembelajaran Talking Stick yang digunakan. Selain itu juga siswa yang

pada saat siklus I kurang mendengarkan arahan dari guru pada siklus II ini sudah

dapat memperhatikan dengan baik. Berdasarkan hasil analisis tes pada siklus II

ini, ketuntasan siswa sudah mencapai 96%. Hasil tes siswa pada siklus II ini nilai

rata-ratanya adalah 85,2 dengan kata lain bahwa nilai rata-rata tersebut sudah

diatas KKM 70 yang ditentukan sehingga tidak perlu diadakan tindakan siklus

berikutnya.

4.3. Perbandingan Hasil Penelitian dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

4.3.1. Perbandingan Hasil Observasi

Hasil pengamatan proses pembelajaran dengan lembar observasi dilakukan

oleh teman sejawat sebagai tindakan supervisi. Lembar pengamatan ini ada dua

macam, yaitu lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas

belajar siswa. Hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi

dilakukan pada setiap pertemuan pembelajaran Siklus I dan siklus II, karena pada

pra siklus masih pada tahap pencarian masalah, dan belum ada tindakan supervisi

guru kelas.

4.3.1.1 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran siklus I dan siklus II diperoleh perbandingan hasil observasi

aktivitas guru yang tersaji pada tabel 4.18 di bawah ini:

Tabel 4.18

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

No. Tahapan Pelaksanaan

Pembelajaran Persentase

Keberhasilan (%) Keterangan

1. Siklus I

- Pertemuan I 72,9 Cukup baik

- Pertemuan II 75 Cukup baik 2. Siklus II - Pertemuan I 87,5 Baik

- Pertemuan II 91,6 Baik sekali

Tabel 4.18 menunjukkan persentase keberhasilan mengajar guru pada

siklus II meningkat dibandingkan dari siklus I yaitu dilihat dari pertemuan ke dua

88

tiap siklus. Semula pada siklus I 75% dengan kategori cukup baik meningkat pada

siklus II menjadi 91,6% dengan kategori baik sekali.

Hasil perbandingan persentase aktivitas mengajar guru dari siklus I sampai

siklus II apabila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar

4.9 di bawah ini:

Gambar 4.9 Diagram Perbandingan Persentase Keberhasilan Guru

Gambar 4.9 menunjukkan perbandingan persentase keberhasilan guru

dalam pembelajaran. Pada siklus I pertemuan 1 taraf keberhasilan guru mencapai

72,90% dan pada pertemuan 2 mencapai 75% meningkat pada siklus II. Pada

pertemuan 1 taraf keberhasilan guru mencapai 87,50% dan pada pertemuan 2

mencapai 91,60% atau keberhasilan mengajar guru dalam taraf baik sekali.

4.3.2.2 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran siklus I dan siklus II diperoleh perbandingan hasil observasi

aktivitas belajar siswa kelas 2 pada mata pelajaran IPA yang tersaji pada tabel

4.19 di bawah ini:

Tabel 4.19

Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No. Tahapan Pelaksanaan

Pembelajaran Persentase

Keberhasilan (%) Keterangan

1. Siklus I

- Pertemuan I 70,4 Cukup baik

- Pertemuan II 72,7 Cukup baik 2. Siklus II

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Siklus I Siklus II

Taraf keberhasilan 72,90% 75% 87,50% 91,60%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Tara

f keb

erh

asil

an

89

- Pertemuan I 88,6 Baik

- Pertemuan II 90,9 Baik sekali

Tabel 4.19 menunjukkan persentase keberhasilan belajar siswa pada siklus

II meningkat dibandingkan dari siklus I yaitu dilihat dari pertemuan ke dua tiap

siklus. Semula pada siklus I 72,7% dengan kategori cukup baik meningkat pada

siklus II menjadi 90,9% dengan kategori baik sekali.

Hasil perbandingan persentase aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai

siklus II apabila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar

4.10 di bawah ini:

Gambar 4.10 Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Gambar 4.10 menunjukkan perbandingan persentase keberhasilan siswa

dalam pembelajaran. Pada siklus I pertemuan 1 taraf keberhasilan guru mencapai

70,40% dan pada pertemuan 2 mencapai 72,70% meningkat pada siklus II. Pada

pertemuan 1 taraf keberhasilan guru mencapai 88,60% dan pada pertemuan 2

mencapai 90,90% atau keberhasilan belajar siswa dalam taraf baik sekali.

4.3.2 Perbandingan Angket Motivasi Siklus I dan Siklus II

Sebelum diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran Talking Stick

dan pemanfaatan media Power Point motivasi belajar siswa rendah. Akan tetapi

setelah mengunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media

Power Point motivasi belajar siswa meningkat. Berikut tabel 4.20 merupakan

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Siklus I Siklus II

Taraf keberhasilan 70,40% 72,70% 88,60% 90,90%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Tara

f K

eb

erh

asil

an

90

perbandingan motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II mengunakan model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point.

Tabel 4.20

Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

No. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Persentase (%) Keterangan 1. Siklus I 85,10 Baik 2. Siklus II 93,61 Baik sekali

Tabel 4.20 menunjukkan perbandingan motivasi belajar siswa siklus I dan

siklus II yang mengalami peningkatan. Dari siklus I persentase motivasi belajar

siswa mencapai 85,10% dengan kategori baik dan meningkat pada siklus II

dengan persentase 93,61% dengan kategori baik sekali. Dari tabel 4.20 dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media

Power Point motivasi belajar siswa pada mata pelaaran IPA meningkat.

Hasil perbandingan persentase motivasi belajar siswa dari siklus I sampai

siklus II apabila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar

4.11 di bawah ini:

Gambar 4.11 Diagram Perbandingan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Gambar 4.11 menunjukkan perbandingan persentase motivasi belajar

siswa. Pada siklus I persentase motivasi siswa mencapai 85,1% dan meningkat

pada siklus II menjadi 93,61%. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa.

siklus I Siklus II

Baik 40 44

Cukup baik 7 3

0

10

20

30

40

50

Jum

lah

Sis

wa

91

4.3.3 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data-data yang diperoleh selama penelitian dapat disimpulkan

bahwa setelah menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan

media Power Point terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai dengan

siklus II jika dibandingkan pra siklus yang mengunakan metode ceramah dan

hanya berpusat pada guru.

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran siklus I dan siklus II diperoleh perbandingan hasil belajar siswa

yang tersaji pada tabel 4.21 di bawah ini:

Tabel 4.21

Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas 32 68 39 82,90 45 96

2. Tidak Tuntas 15 32 8 17,10 2 4

Jumlah 47 100 47 100 47 100

Rata-rata 77,12

84,68

85,95

Nilai Tertinggi 90 100 100

Nilai Terendah 60 60 65

Dari tabel 4.21 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra

siklus sampai siklus II. Nilai yang di atas KKM dari pra siklus 32 siswa

meningkat pada siklus I menjadi 39 siswa, meningkat lagi pada siklus II menjadi

45 siswa dari 47 siswa kelas 2 SD Negeri Salatiga 02. Adanya peningkatan hasil

belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan model pembelajaran Talking Stik dan

pemanfaatan media Power Point bahwa model pembelajarn Talking Stik dan

pemanfaatan media Power Point sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 2 dari siklus I

sampai siklus II apabila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada

gambar 4.12 di bawah ini:

92

Gambar 4.12 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 2

Gambar 4.12 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum

tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari pra siklus siswa yang

tuntas sebanyak 32 siswa, meningkat pada siklus I menjadi 39 siswa, dan

meningkat lagi pada siklus II menjadi 45 siswa. Dari hasil perbandingan

ketuntasan belajar siswa kelas 2 dari pra siklus, siklus I, dan siklus II tersebut

sudah menunjukkan keberhasilan siswa yang sudah sesuai dengan indikator

keberhasilan penelitian. Dan sudah mengalami peningkatan setelah menggunakan

model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

Penggunaan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media

Power Point mampu menigkatkan motivasi belajar IPA, terlihat dari angket

motivasi pada siklus I mencapai persentase 85,10% dengan kriteria baik dan

siklus II yang mencapai persentase 93,61% dengan kriteria baik sekali. Motivasi

belajar dapat meningkat disebabkan oleh model pembelajaran Talking Stick

termasuk dalam pembelajaran PAIKEM (partisipatif, aktif, inovatif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan). Selain itu model pembelajaran Talking Stick

merupakan model pembelajaran interaktif karena menekankan pada keterlibatan

aktif siswa selama proses pembelajaran dan model ini dilakukan sambil bermain.

Pemanfaatan media Power Point juga dapat memotivasi siswa untuk belajar,

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

TUNTAS 32 39 45

TIDAK TUNTAS 15 8 2

0

10

20

30

40

50Ju

mla

h S

isw

a

93

karena media Power Point memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran.

Selain itu media Power Point merupakan media visual dan penyajiannya

berbentuk slide-slide sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi

pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan meningkatnya motivasi

belajar siswa maka dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hasil evaluasi pembelajaran dari setiap pembelajaran yang dilakukan

selalu mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point persentase keberhasilan hanya

sebesar 68 %. Pembelajaran siklus I dengan menggunakan model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Poin mengalami peningkatan dengan

persentase keberhasilan sebesar 82,90 %, Pembelajaran siklus II dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power

Point mengalami peningkatan dengan persentase keberhasilan sebesar 95,74 %,

dan sudah mencapai indikator keberhasilan serta peningkatan nialai rata – rata

siswa dari pra siklus 77,12 menjadi 84,36. Pembelajaran siklus II menunjukkan

persentase keberhasilan sebesar 95,74 % dan peningkatan nilai rata – rata siswa

dari 84,36 menjadi 85,95.

Berdasarkan hasil di atas maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran

dengan model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point

dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas 2 SD Negeri

Salatiga 02. Peningkatan motivasi dan hasil belajar tersebut relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Dwi Enggar Septiyani berjudul “Penerapan Model

Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn

Kelas V SDN Tanjungrejo 2 Malang” dimana hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa penerapan model Talking Stick pada pembelajaran PKn

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Tanjungrejo 2 Malang. Hal

tersebut dilihat dari perolehan rata-rata hasil belajar siswa yang terus meningkat,

mulai dari nilai rata-rata sebelumnya yaitu 62 mengalami peningkatan pada siklus

I dengan nilai rata-rata kelas sebesar 66 dan persentase ketuntasan belajar

kelasnya yaitu 50% meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata kelasnya

sebesar 80 dan persentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar 93%.

94

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas 2 SD

Negeri Salatiga 02 dapat dikategorikan menjadi dua kriteria karakteristik siswa.

Kriteria pertama terdiri dari siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan

minimal tanpa diadakan suatu tindakan. Siswa yang berada pada kriteria ini

merupakan siswa yang memiliki antusias dan motivasi yang tinggi terhadap

pembelajaran. Selain memiliki antusias dan motivasi yang tinggi siswa tersebut

juga memiliki tingkat pemahaman yang tinggi sehingga hasil belajar yang

diperoleh dapat mencapai KKM yang telah ditentukan.

Sedangkan kriteria kedua terdiri dari siswa yang dapat mencapai kriteria

ketuntasan minimal setelah diberikannya tindakan. Siswa pada kriteria ini

memiliki antusias dan motivasi yang kurang dalam mengikuti pembelajaran

karena mereka merasa bahwa pembelajaran yang mereka terima belum menarik

sehingga perhatian mereka tidak terfokus pada pembelajaran yang mereka terima

belum menarik sehingga perhatian mereka tidak terfokus pada pembelajaran dan

berdampak pada hasil belajar yang tidak mencapai KKM yang telah ditentukan.

Untuk menarik perhatian pada kriteria ini maka guru melakukan tindakan melalui

model pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point.

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa melalui model pembelajaran

Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point dapat meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 2 SD Negeri Salatiga 02

Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.

4.4.2 Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada pra siklus dengan menggunakan metode

ceramah, terlihat dari hasil observasi yaitu : siswa kurang konsentrasi dengan

pembelajaran, siswa merasa jenuh, melakukan kegiatan diluar konteks

pembelajaran seperti menggambar, berbicara di luar materi pembelajaran.

Proses pembelajaran siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Talking

Stick dan pemanfaatan media Power Point mengalami peningkatan, terlihat dari

hasil observasi yang menunjukkan siswa tidak melakukan kegiatan yang keluar

dari konteks pembelajaran, serta siswa lebih konsentrasi dan termotivasi dalam

95

mengikuti pembelajaran, terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti

permainan tongkat yang diadakan saat pembelajaran. Penggunaan model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point yaitu permainan

tongkat belum optimal karena siswa belum terbiasa dengan model permainan

tongkat yang digunakan.

Proses pembelajaran siklus II dengan model pembelajaran Talking Stick

dan pemanfaatan media Power Point semakin meningkat, karena proses

pembelajaran dilakukan dari hasil refleksi siklus I. Siswa tidak hanya konsentrasi

dengan permainan tongkat saja tetapi juga dengan materi yang ada didalamnya,

serta tidak melakukan kegiatan diluar proses pembelajaran dari awal pembelajaran

sampai kegiatan akhir pembelajaran. Siklus II menunjukkan bahwa model

pembelajaran Talking Stick dan pemanfaatan media Power Point mampu

mengoptimalkan proses pembelajaran IPA kelas 2 SD Negeri Salatiga 02.