bab iv hasil penelitian dan pembahasan sebelum...

116
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Persiapan Penelitian Sebelum turun ke lapangan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengurus surat ijin penelitian kepada Fakultas. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar memudahkan peneliti mengambil data yang akan diolah. Peneliti tiba di kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur pada tanggal 2 Desember 2011. Pada tanggal 4 Desember peneliti mendatangi rumah key informan penelitian. Key informan merupakan kepala Puskesmas Lewa yang rumahnya tidak jauh dari rumah peneliti di kota Waingapu. Dalam pertemuan tersebut peneliti menyampaikan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan informasi dari key informan ternyata daerah Kecamatan dari Puskesmas yang dipimpinnya telah mengalami pemekaran Kecamatan. Semula tempat penelitian yang direncanakan adalah Puskesmas Lewa Kecamatan Lewa, namun kini telah menjadi Puskesmas Nggaha Oriangu, Kecamatan Nggaha Oriangu Kabupaten Sumba Timur. Peneliti

Upload: vuongxuyen

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

4.1.1 Persiapan Penelitian

Sebelum turun ke lapangan penelitian, peneliti terlebih

dahulu mengurus surat ijin penelitian kepada Fakultas. Hal ini

dilakukan dengan tujuan agar memudahkan peneliti mengambil

data yang akan diolah. Peneliti tiba di kota Waingapu,

Kabupaten Sumba Timur pada tanggal 2 Desember 2011.

Pada tanggal 4 Desember peneliti mendatangi rumah key

informan penelitian. Key informan merupakan kepala

Puskesmas Lewa yang rumahnya tidak jauh dari rumah peneliti

di kota Waingapu. Dalam pertemuan tersebut peneliti

menyampaikan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti.

Berdasarkan informasi dari key informan ternyata daerah

Kecamatan dari Puskesmas yang dipimpinnya telah mengalami

pemekaran Kecamatan. Semula tempat penelitian yang

direncanakan adalah Puskesmas Lewa Kecamatan Lewa,

namun kini telah menjadi Puskesmas Nggaha Oriangu,

Kecamatan Nggaha Oriangu Kabupaten Sumba Timur. Peneliti

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

62

mengurus ijin penelitian daerah ke kantor Dinas Kesehatan

Kabupaten Sumba Timur pada tanggal 6 Desember 2011.

Perijinan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

satu prosedur penelitian daerah yang ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah. Setelah surat ijin penelitian tersebut

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan setempat, key informan dan

peneliti mulai merancang strategi untuk menuju tempat

penelitian dan berjumpa dengan para partisipan.

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti memperoleh

dukungan dari pemerintah daerah setempat dalam bentuk

disediakannya kendaraan di hari pertama peneliti berkunjung

ke desa tempat penelitian. Di samping itu dukungan lain yang

peneliti terima adalah disediakannya satu orang tenaga

pendamping yang merupakan tenaga kesehatan.

Key informan mempelajari kriteria partisipan yang

dibutuhkan oleh peneliti dan membantu mencari riset partisipan

yang tepat sebagai partisipan penelitian. Pada tanggal 9

Desember 2011 peneliti diijinkan ikut dalam kegiatan

Puskesmas berkeliling ke desa-desa di Kecamatan Nggaha

Oriangu. Dalam kegiatan tersebut peneliti dan tenaga

kesehatan lainnya mengunjungi ibu-ibu hamil, beberapa

Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

63

oleh Puskesmas tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan dalam

rangka membagikan kelambu untuk ibu–ibu hamil. Peneliti ikut

terlibat dalam setiap kegiatan tersebut secara aktif dengan

tujuan peneliti dapat memastikan para calon riset partisipan

yang ditemui benar benar memenuhi setiap kriteria yang

dibutuhkan. Kegiatan tersebut berlangsung sejak pukul 09.00

WITA sampai dengan 15.00 WITA. Dengan menggunakan

mobil Puskesmas keliling, kegiatan berlangsung dari satu desa

ke desa yang lainya, dan pada saat itulah key informan

memperkenalkan 3 calon partisipan kepada peneliti.

Pada saat pertemuan pertama tersebut peneliti

mengutarakan maksud dan tujuan penelitian ini. Calon

partisipan I bernama Ny. I (19 th), setelah berkenalan dan

berbincang cukup lama pada (pukul 10.00 WITA), penelitipun

yakin untuk menetapkannya sebagai partisipan I. Bersedianya

Ny. I menjadi partisipan penelitian, diwujudkan dengan

menandatangani informed concent yang peneliti berikan.

Kemudian peneliti melanjutkan pertemuan dengan menemui

calon partisipan II yang rumahnya terbilang cukup jauh dari

jalan raya. Untuk sampai ke rumah calon partisipan, peneliti

dan key informan harus turun dari mobil dan berjalan kaki

melewati pematang sawah dan menyeberangi sungai. Calon

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

64

partisipan kedua bernama Ny. K (32th). Dalam pertemuan ini

peneliti mengutarakan tujuan peneliti datang berkunjung, dan

Ny. K bersedia untuk menjadi partisipan II dan menandatangani

informed concent yang diberikan. Pada penelitian ini tidak

hanya ibu maternal yang ditetapkan sebagai riset partisipan

tetapi ibu post partum (pasca melahirkan) juga ditetapkan

sebagai partisipan lengkap dengan riwayat kunjungan

antenatal yaitu frekuensi kunjungan Pelayanan ANC yang

kurang dari 4 kali kunjungan. Ny. K awalnya peneliti tetapkan

menjadi partisipan sebagai ibu maternal. Dengan kejadian

melahirkan yang dialami Ny. K sebelum memasuki usia 9

bulan, maka peneliti menempatkannya ke dalam kriteria

partisipan ibu postpartum. Ny. K memiliki kriteria yang tepat

sebagai partisipan menurut kriteria ke empat sebagai ibu

postpartum (pasca melahirkan) yang melakukan kunjungan

antenatal care dan distribusi kunjungannya tidak sampai empat

kali kunjungan menurut Buku Panduan KIA Puskesmas.

Untuk partisipan III, peneliti berkunjung ke rumahnya

dengan perantara key informan pada hari yang sama (pukul

14.00 WITA). Partisipan III bernama Ny. ML, pada saat itu yang

bersangkutan sedang bersama suaminya yang baru pulang

kerja. Setelah peneliti berkenalan dan bebincang, Ny. ML

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

65

menyutujui untuk menjadi partisipan penelitian. Persetujuannya

itu ditandai dengan ditandatanganinya informed concent. Untuk

partisipan ke IV dan V, tidak dapat ditemui pada hari itu karena

yang bersangkutan sedang tidak ada di rumah. Peneliti

disarankan oleh key informan untuk mengikuti kegiatan

posyandu balita dan ibu hamil pada tanggal 20 Desember 2011

agar dapat bertemu dengan calon partisipan ke IV dan ke V.

Perkenalan peneliti dengan calon riset partisipan IV dan V

dibantu oleh perawat yang saat itu sedang bertugas. Partisipan

IV bernama Ny. RM (19thn). Ny. RM sebelumnya telah ditemui

oleh key informan dan dimintai kesediaannya untuk menjadi

partisipan penelitian peneliti. Key informan menyatakan Ny. RM

bersedia menjadi partisipan. Peneliti sebelumnya sudah

berkunjung ke rumah Ny. RM dua kali dan tidak pernah

bertemu dengannya. Pada kesempatan itulah Ny. RM secara

langsung mengutarakan pada peneliti bahwa bersedia menjadi

Partisipan IV dan diwawancarai pada saat itu juga. Sebelum

mewawancara Ny. RM, Peneliti memintanya menandatangani

informed concent sebagai bukti bahwa Ny. RM bersedia

menjadi riset partisipan. Perawat Puskesmas juga

memperkenalkan peneliti dengan calon partisipan V.

Partisipan V bernama Ny. RK (26thn). Dalam kesempatan ini,

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

66

peneliti baru pertama kali berbicara dengan Ny. RK mengenai

kesediaannya menjadi partisipan V dalam penelitian ini.

Setelah berbincang-bincang cukup lama seputar kehamilan

yang dijalaninya secara umum dan kesediaan untuk

diwawancarai, akhirnya Ny. RK bersedia menjadi partisipan V

dan menandatangani informed concent yang diberikan

kepadanya.

Berikut adalah data riset partisipan yang terlibat dalam

penelitian ini :

Tabel 4.1 Data lengkap Riset partisipan

Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Data Kunjungan Riwayat

Kehamilan

Partisipan I Ny I 19

Tahun SMA Pedagang

I. 23 Agustus 2011 II. 20 Desember 2011 G1PA0

Partisipan II Ny K 32

Tahun SMA Guru SD

I. 12 Juli 2011 II. 3 Oktober 2011 Tanggal Partus 15 Desember 2011

G3P3A0

Partisipan III Ny ML 31

Tahun SD Petani I. 12 Juni 2011

II. 19 September 2011 G5P1A2

Partisipan IV Ny RM

19 Tahun

SMP - I. 14 juni 2011 II. 20 Desember 2011

G1p1A

Partisipan V Ny RK 26

Tahun SMP Petani

I. 20 Desember 2011 G2P1A0

Keterangan : 1. Sumber data Kunjungan : Data Register Kunjungan Pelayanan KIA Puskesmas Nggaha Oriangu

2011 2. Riwayat kehamilan : dinyatakan dalam jumlah kehamilan (G), Jumlah Partus (P), Jumlah Abortus

(A) dan Lahir hidup (L).

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

67

4.1.2 Profil Daerah Penelitian

Daerah Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu

kabupaten di propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), letaknya di

bagian selatan dari kesatuan Republik Indonesia yang secara

astronomis membentang antara 119° 45-120° 52 bujur

timur(BT) di sebelah timur dan 9° 16- 10° 20 lintang selatan

(LS) di sebelah selatan. Secara georafis kondisi daerah Sumba

Timur merupakan daerah yang berbukit bukit dengan rata-rata

kemiringan yang tertinggi ± 40 persen luas wilayah, dan pada

bagian utara merupakan daerah yang datar dan berbatu serta

kurang subur, sedangkan pada bagian selatan merupakan

daerah dengan berbukit terjal, pada lereng-lereng bukit

tersebut merupakan lahan yang cukup subur. Iklim yang tidak

menentu merupakan hambatan atau masalah yang cukup

klasik bagi masyarakat di Kabupaten Sumba Timur. Batas

Wilayah Kabupaten Sumba Timur, di sebelah barat berbatasan

dengan Kabupaten Sumba Tengah, sebelah timur berbatasan

dengan laut Sabu, sebelah utara berbatasan dengan Selat

Sumba dan sebelah selatan berbatasan dengan Lautan Hindia

(Sumba Timur dalam Angka 2007, BPS Kab. Sumba Timur).

Kecamatan Nggaha Oriangu mengalami proses pemekaran

daerah pada tahun 2004. Semula wilayah administratif

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

68

Kecamatan Nggaha Oriangu masih dalam wilayah Kecamatan

Lewa, dan sekarang wilayah Kecamatan Nggaha Oriangu telah

memiliki daerah administratif sendiri. Kecamatan ini berada di

sebelah barat Kabupaten Sumba Timur, dan kondisi

topografinya sebagian besar berbukit terjal serta jarak

jangkauan desa-desa yang cukup jauh dari pusat pemerintahan

Kecamatan.

Kondisi ekonomi masyarakat Kecamatan Nggaha Oriangu

sebagian besar masih terbilang golongan ekonomi menengah

ke bawah. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar

adalah petani dan pedagang. Luas Kecamatan Nggaha

Oriangu adalah 773,7 km2 atau 77.370 hektar dan jumlah

penduduk di Kecamatan ini adalah 12.450 jiwa. Jarak

kecamatan ini dari kota Waingapu adalah 42 km2.

Desa Tandula jangga adalah salah satu desa dari

sembilan desa yang tergabung dalam wilayah administratif

kecamatan Nggaha Oriangu. Luas desa Tandula jangga adalah

63,2 km2 atau 6320 hektar. Jarak Desa Tandula jangga dari

pusat pemerintahan Kecamatan adalah 15 km, termaksud jarak

menuju ke Puskesmas Nggaha Oriangu.

Kegiatan rutin Puskesmas di desa Tandula jangga adalah

Posyandu ibu hamil. Jika dibandingkan dengan Puskesmas di

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

69

desa yang lain, kegiatan Puskesmas di desa ini berjalan

dengan cukup baik. Posyandu di desa Tandula jangga

membawahi 4 desa yang ada di kecamatan Nggaha Oriangu

yaitu desa Praipaha, Kahiri, Pulu panjang dan Tandula jangga.

Salah satu Puskesmas Pembantu dari Kecamatan Nggaha

Oriangu juga berada di desa Tandula jangga. Di desa Tandula

jangga angka usia rata-rata pernikahan pasangan usia subur

berkisar usia 15 tahun sampai 35 tahun pada tahun 2010

hingga 2011.

4.1.3 Pelaksanaan Penelitian

Proses pengambilan data dilakukan di rumah partisipan dan

di Posyandu Desa Tandula jangga serta data pendukung

lainnya di Puskesmas Nggaha Oriangu. Pengambilan data

dimulai pada tanggal 11 Desember sampai akhir bulan

Desember 2011. Alat yang peneliti gunakan adalah panduan

wawancara (interview guide) dan alat perekam suara.

Penggunaan alat perekam suara sudah mendapat persetujuan

dari partisipan. Ada beberapa partisipan yang diwawancarai

peneliti secara berkala, karena peneliti belum mendapatkan

informasi yang cukup dari partisipan maka peneliti menemui

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

70

partisipan tersebut untuk kedua kalinya dan melengkapi

informasi yang diperlukan.

4.1.4 Gambaran Umum Riset Partisipan

a. Partisipan I

Wawancara pertama dilakukan di rumah Ny I (19th).

Wawancara berlangsung di teras rumah yang menurut

peneliti sedikit berantakan dan tidak rapi. Bentuk rumah

Ny. I berupa rumah panggung tradisional daerah Sumba.

Rumah tersebut sangat sederhana, lantainya beralaskan

bambu yang disusun memanjang dan berdinding papan

dan gedek. Atapnya dari seng yang disusun memanjang

ke arah atas. Di dinding teras tempat wawancara

berlangsung terpampang beberapa poster bergambar

anak-anak dan kalender. Meskipun peneliti tidak memasuki

rumah Ny. I, peneliti sempat melihat ke dalam rumah dari

pintu dan nampak bahwa bagian dalam rumah kurang

mendapat pencahayaan matahari, sehingga membuat

bagian dalam rumah nampak gelap.

Saat akan diwawancarai Ny. I ditemani oleh ibunya

dan juga adik bungsunya. Ketika peneliti meminta ijin untuk

memulai wawancara, ibu Ny. I diajak bicara oleh key

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

71

informan seputar lingkungan rumahnya, peneliti dan Ny.I

agak bergeser ke arah ujung teras untuk memulai

wawancara. Pada saat wawancara berlangsung peneliti

cukup terganggu dengan lingkungan di sekitar tempat

peneliti mewawancarai Ny.I karena sopir mobil Puskesmas

keliling yang membawa peneliti bersama key informan

memutar musik dengan volume yang agak keras sehingga

peneliti kesulitan mendengar yang dikatakan oleh Ny. I,

dan kejadian ini berlangsung selama wawancara

dilakukan. Dengan kondisi bising seperti itu sempat

membuat peneliti tidak konsentrasi untuk bertanya. Peneliti

meminta kesediaan waktu dari Ny. I di kemudian hari jika

peneliti berkunjung kembali ke desa tersebut, dengan

tujuan melengkapi informasi yang dianggap peneliti

kurang, dan peneliti berkesempatan untuk mewawancarai

Ny. I lagi pada tanggal 17 Desember 2011 jam 13.00

WITA. Pada saat itu Ny. I memakai baju kaos oblong

berwarna coklat dan celana pendek berwarna hijau,

rambut pendek berwarna hitam dan diikat, perutnya

tampak agak membesar, kulitnya berwarna sawo matang.

Ny. I berjalan tanpa alas kaki di rumah dan terlihat sehat.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

72

Ny. I masih berstatus siswa yang terdaftar di salah

satu sekolah menengah kejuruan di Desa Makamenggit

Kecamatan Nggaha Oriangu. Dengan kondisi seperti ini

membuatnya berhenti bersekolah sementara. Hal itu

dilakukan sebagai persyaratan yang diberikan oleh

sekolah. Kebijakan dari sekolah itu diberikan karena Ny. I

sekarang duduk di bangku kelas 3 Menengah Kejuruan

dan dalam waktu beberapa bulan akan mengikuti ujian

kelulusan, pihak sekolah memberi kebijakan kepada Ny. I

untuk cuti sekolah dan merawat kehamilannya sampai Ia

melahirkan dan dapat melanjutkan sekolah di tahun 2012

tanpa harus dikeluarkan dari sekolah.

Ny. I dan suaminya tinggal di tempat terpisah karena

urusan perkawinan mereka yang belum sah secara adat.

Ny. I masih tinggal bersama orang tuanya di desa Tandula

jangga sedangkan suaminya tinggal di desa Kahiri atau

desa sebelahnya. Keluarga belum sepenuhnya menyetujui

hubungan Ny. I dengan suaminya, meskipun urusan adat

perkawinan sedang berjalan, ia masih sulit berkomunikasi

dengan suaminya. Ny. I cukup tegar dalam menghadapi

permasalahan keluarganya, ia tampak menjawab dengan

jelas apa yang ditanyakan oleh peneliti, bahkan sangat

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

73

senang dengan kehamilannya sekarang. Hal ini terlihat

dari kesungguhannya menceritakan kondisi keluarganya

sekarang serta kebesaran hatinya menerima keadaan

keluarganya.

Ny. I melihat kehamilannya adalah suatu kejadian

yang tidak ia rencanakan, dan baru menyadari

kehamilannya pada saat memasuki usia kehamilan 3

bulan. Pada saat itu ia tidak tahu kalau sedang hamil dan

merasa hanya pusing-pusing dan mual di pagi hari. Ny. I

mengatakan pada dasarnya ia tidak tahu gejala kehamilan

itu sendiri seperti apa. Dengan bantuan dari tantenya yang

seorang bidan, akhirnya Ny. I memeriksakan dirinya ke

Puskesmas dan pada saat itulah kehamilannya diketahui.

Ny. I terakhir masuk sekolah pada bulan September

2011, setelah itu ia membantu ibunya berjualan sayur di

pasar sampai siang hari, dan kegiatan tersebut masih

dilakukan sampai sekarang. Ny. I pun sudah diberitahu

tafsiran bulan saat ia harus melahirkan, Ny. I mengatakan

ia siap untuk melahirkan di bulan Maret tahun 2012 untuk

itulah Ia selalu menjaga kandungannya dengan baik

walaupun tanpa suami yang mendampinginya. Kepada

peneliti, Ny. I menyampaikan keinginan untuk segera

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

74

berkumpul dengan suaminya dan bisa bersama-sama

merawat anak yang akan dilahirkannya nanti.

b. Partisipan 2

Wawancara berlangsung di rumah Ny. K (32 tahun).

Rumahnya sedikit sulit untuk dijangkau dari tepi jalan

pinggiran desa. Peneliti dan key informan turun dari mobil

yang diberhentikan di jalan raya, dan mengikuti jalan

setapak dan menyusuri sungai desa Tandula jangga yang

jaraknya ±100 meter menuju rumah Ny. K. Peneliti dan key

informan juga menyeberangi sungai kecil tersebut dengan

berjalan kaki, karena arusnya tidak terlalu deras, maka

tidak terlalu menyulitkan peneliti untuk sampai ke tempat

tujuan.

Rumah Ny. K tidak terlalu jauh dari tempat ia

bekerja. Ny. K bekerja sebagai guru SD di salah satu

sekolah dasar di Desa Tandula jangga. Wawancara

berlangsung di dalam kamar, karena Ny. K masih dalam

kondisi yang sangat lemah setelah melahirkan. Rumah Ny.

K berdinding papan kasar dari jati yang disusun melintang

membentuk dinding rumah dan bagian belakangnya

tertutupi gedek serta tidak berlantai atau langsung beralas

tanah. Atapnya menggunakan seng dan sama sekali tidak

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

75

ada penerangan dari sinar matahari ataupun lampu di

dalam rumah. Rumah tersebut hanya mempunyai 2 kamar,

yakni kamar Ny. K bersama suami dan kamar Ibu dari

Ny.K dan kedua anak perempuannya. Kamar Ny. K

tampak gelap dan tidak ada alat bantu penerangan yang

ada pada saat peneliti datang ke sana. Ny. K terbaring

lemah di atas tempat tidur yang terbuat dari potongan

bambu, hanya beralas beberapa kain panjang sambil

menyusui bayinya. Ny. K dengan senang hati menerima

kedatangan peneliti ke rumahnya pada saat itu.

Pada saat wawancara Ny. K memakai baju tidur

yang berupa kaos dan celana berwarna putih dan kuning

bercorak boneka. Ny. K memiliki rambut yang panjang,

hitam dan tebal, kulit berwarna sawo matang dan postur

tubuh yang tinggi. Pada saat peneliti hendak melakukan

wawancara, Ny. K tampak sangat lemah dan kusam serta

sedikit berkeringat, dikarenakan kondisi kamar yang cukup

panas meskipun udara sedang mendung pada saat itu. Ny.

K menyambut dengan ramah serta mempersilahkan

peneliti duduk di atas tempat tidur, serta mengambil tempat

duduk di bawah kakinya yang pada saat itu sedang duduk

sambil menyusui anaknya. Ny. K terlihat sangat tenang

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

76

dan komunikatif ketika peneliti mulai menanyakan seputar

kehamilannya, ia meminta maaf pada peneliti terkait

kondisi rumah yang menurutnya tidak memadai untuk

menerima tamu, kemudian peneliti juga membalas

pembicaraan Ny. K dengan ucapan terimakasih karena

bersedia menjadi partisipan.

Suami Ny. K sering berpergian untuk berdagang di

pasar perbatasan Sumba Tengah dan Sumba Barat dan

pulangnya ke rumah setiap dua hari sekali. Kehamilannya

kini merupakan pengalaman ketiga dari Ny. K, sebelumnya

ia telah memiliki dua putri yang kini berusia 8 tahun dan 1

tahun 6 bulan. Ny. K mengetahui kehamilan ketiganya

semenjak usia kehamilannya memasuki usia 3 bulan.

Sebelumnya ia tidak menyangka akan mempunyai anak

lagi, apalagi pada saat itu Ny. K sedang sibuk mengurusi

pekerjaannya dalam rangka menuntaskan program

pendidikan Guru Sekolah yang di programkan oleh

Pemerintah Kabupaten Sumba Timur. Dalam satu minggu

Ny. K dapat pergi ke Kota Waingapu sebanyak 2 sampai 3

kali.

Ny. K mengakui selama kehamilannya yang kedua

ini ia jarang sekali memeriksakan kandungannya ke

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

77

Puskesmas terdekat karena kesibukannya dalam bekerja

dan melanjutkan pendidikan ke kota Waingapu. Ny. K

tampak cukup menyesal dengan keadaannya pada saat ia

menceritakan harus bolak-balik kota Waingapu dalam

keadaan hamil. Raut wajahnya tampak sedih ketika

menceritakan kejadian saat ia melahirkan sendiri pada

tengah malam (pukul 02.00 WITA), tanpa dibantu oleh

dukun bayi ataupun tenaga kesehatan lainnya. Di samping

itu suaminya sedang tidak ada di rumah karena masih

berada di tempat kerjanya. Jarak Puskesmas Nggaha

Oriangu dari rumah Ny. K adalah 10 KM. Saat terakhir dia

memeriksakan kehamilannya yaitu pada bulan Oktober

pada saat usia kehamilannya memasuki 6 bulan. Dengan

aktifitas pergi ke kota Waingapu dan pulang pada sore

harinya membuat Ny. K sangat keletihan ditambah

kondisinya yang pada saat itu sedang hamil membuat dia

harus lebih kuat dalam menjalani kesehariannya.

Ny. K mengetahui tanggal penafsiran hari

melahirkannya yaitu pada pertengahan bulan Januari,

tetapi tidak memahami mengapa ia harus melahirkan lebih

awal dari jadwal seharusnya yang sudah diberitahukan.

Ny. K dengan wajah yang tampak sedih sambil menyusui

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

78

anaknya mengatakan bahwa ia sangat menyesal dengan

keadaannya harus melahirkan seperti ini. Ny. K sangat

kasihan melihat anaknya yang lahir tanpa pertolongan

tenaga terlatih, tetapi dari ungkapan rasa sedihnya itu Ny.

K masih rasa bersyukur karena anaknya masih bisa

dilahirkan dengan selamat.

c. Partisipan 3

Wawancara berlangsung di rumah Ny. ML dan

berlangsung sore hari pukul 15.50 WITA. Pada saat

peneliti datang, Ny. ML sedang duduk di teras depan

rumah bersama suami, anak, orang tua dari Ny. ML dan 2

orang saudaranya yang lain. Rumah Ny. ML sedikit jauh

dari pinggiran jalan raya sekitar ± 50 M. Untuk sampai ke

sana harus melewati jalan berbatu dan berlumpur. Rumah

Ny. ML cukup besar untuk ditempati sekeluarga, dan

bertipe tradisional yaitu rumah panggung yang masih

berciri khas suku Sumba. Rumah itu berlantai bambu yang

tersusun melintang dan rapi, dinding rumahnya dari

anyaman gedek yang tersusun memanjang di bagian

belakang rumah, dan terdapat satu ruangan kecil yang

menyambung dengan teras rumah, ruangan tersebut

berdinding papan yang tersusun melintang.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

79

Ny. ML dan suaminya menyambut kedatangan

peneliti dan key informan, mereka tampak senang karena

dikunjungi oleh key informan yang pada dasarnya

bertindak sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas pada

saat itu. Pada saat wawancara Ny. ML menggunakan baju

kaos berwarna biru dan sarung kain panjang. Kulitnya

berwarna kuning langsat, tinggi badan ± 158 CM ,

rambutnya hitam agak kemerahan, berombak, dan

panjangnya sebahu. Ny. ML tampak sangat sehat dan

sangat menjaga kehamilannya, ia tidak banyak berpindah

tempat atau berjalan di rumah. Jika akan berpindah

tempat, ia selalu dibantu oleh salah seorang anggota

keluarganya.

Ny. ML menceritakan kehamilannya dengan sangat

antusias. Sambil tersenyum Ia mengatakan bahwa

kehamilannya saat ini sangat ia harapkan dan merupakan

bakal anak yang dinantikan sejak lama. Sesekali ia

berekspresi sedih saat menceritakan tentang keguguran

yang pernah dialami selama 2 kali kehamilan sebelumnya.

Ny. ML telah menantikan kelahiran anak keduanya

ini selama 7 tahun. Dalam masa penantiannya itu, ia

mengalami keguguran sebanyak 2 kali dan itu

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

80

membuatnya depresi. Suami Ny. ML yang bekerja sebagai

pedagang di pasar desa Makamenggit juga sangat

menantikan kelahiran anak kedua ini. Untuk itulah Ny ML.

sangat jarang keluar rumah karena takut kandungannya

bermasalah lagi.

Ny. ML memiliki seorang anak perempuan yang

bernama L yang kini berusia 8 tahun, Ny. ML dan

keluarganya sangat menyayangi L. Ketika ditanya tentang

kehamilan ibunya, L hanya senyum dan tampak sedikit

malu dalam menjawab pertanyaan peneliti, tetapi ia sangat

senang menantikan kelahiran adiknya. Ny. ML memiliki

harapan yang besar akan keberhasilan kehamilannya dan

ia menantikan dengan sangat bahagia kelahiran anaknya

yang ditafsirkan akan lahir pada bulan Januari tahun 2012.

d. Partisipan 4

Wawancara berlangsung di Posyandu desa Tandula

jangga, pada saat itu kegiatan rutin Puskesmas yaitu

Posyandu bulanan untuk Balita dan ibu hamil sedang

berlangsung. Partisipan hadir dalam kegiatan tersebut.

Melalui salah seorang perawat Puskesmas yang bertugas

pada saat itu peneliti dapat berkenalan dan berbincang

bincang dengan Ny. RM. Ny. RM tampak malu untuk

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

81

bertemu dengan peneliti dan lebih sering menunduk ketika

bersama peneliti.

Kegiatan Posyandu berlangsung di teras rumah

salah seorang kader Posyandu di desa Tandula jangga.

Peneliti mengulurkan tangan dan berkenalan dengan Ny.

RM, dan ia membalas menjabat tangan peneliti sambil

tersenyum dan menyebutkan namanya. Setelah berbicara

dan mengutarakan maksud peneliti, Ny. RM bersedia

menjadi partisipan pada saat itu dan bersedia untuk

diwawancarai. Peneliti mengajak Ny. RM untuk melakukan

wawancara di ruang tamu rumah tempat Posyandu

tersebut berlangsung. Wawancara berlangsung di dalam

rumah warga yang semi permanen, berlantai semen kasar,

dindingnya setinggi 1 m yang terbuat dari batu bata yang

belum dicat dan sisi atasnya dari anyaman gedek,

berjendela dan atapnya dari seng. Ruangan tempat

wawancara tersebut penuh dengan dus berisi buku dan

peralatan Posyandu.

Pada saat wawancara, Ny. RM menggunakan kemeja

berwarna coklat muda dan celana pendek selutut berwarna

abu- abu. Ny. RM memiliki kulit sawo matang, rambut

berwarna hitam kemerahan, dan tinggi badan ± 157 cm. Ia

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

82

agak sedikit sulit memulai pembicaraan dan lebih sering

terdiam dan masih terlihat tertutup untuk di wawancara.

Untuk mencairkan suasana dan kekakuan sikap riset

partisipan, peneliti memulai pembicaraan seputar

kehidupan keluarganya, dan kemudian menanyakan

tentang keadaan kehamilannya. Ny. RM akhirnya dapat

mampu bercerita sendiri tentang keadaan kehamilannya,

meskipun terkadang masih sering tertunduk dan malu. Ia

sangat senang dengan kehamilan pertamanya ini. Pada

usia 19 tahun, tepatnya pada bulan Januari 2011, Ia

menikah dengan ITA. Suaminya adalah adalah seorang

petani di desa Tandula jangga yang biasa berdagang juga

di pasar desa Makamenggit.

Ny. RM juga tidak mengetahui kehamilannya pada

saat itu. Ia memeriksakan kondisinya pada saat itu ketika

merasa ada yang aneh pada tubuhnya dan sering merasa

pusing. Setelah ia memeriksakan diri ke Puskesmas

barulah ia tahu sedang hamil dan usia kehamilannya 2

bulan. Ny. RM cukup jelas dalam memberi informasi

mengenai dirinya dan keluarganya. Ny. RM juga sudah

mengetahui tafsiran kelahiran bayinya yaitu pada awal

bulan Januari 2012.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

83

Ny. RM kini tinggal bersama mertuanya, ia merasa

sangat senang dan siap dengan kelahiran anaknya

meskipun suaminya jarang ada di rumah karena harus

pergi bekerja. Ny. RM cukup tenang karena di rumah ada

ibu mertuanya yang senantiasa membantu jika dia

memerlukan bantuan terkait kehamilannya.

e. Partisipan 5

Wawancara pertama dengan Ny. RK berlangsung di

tempat Posyandu desa Tandula jangga, yang

bersangkutan merupakan partisipan terakhir yang peneliti

wawancarai. Pada saat itu adalah pertemuan pertama

peneliti dengannya. Peneliti dengan dibantu oleh perawat

yang ada di Posyandu menjelaskan maksud peneliti untuk

mewawancarai Ny. RK. Setelah berkenalan ia langsung

menawarkan diri untuk diwawancarai pada saat itu juga.

Peneliti melihat Ny. RK cukup tertarik dengan

kedatangan peneliti. Hal ini terlihat ketika peneliti sedang

berbicara dengan perawat maupun partisipan lain, Ny. RK

selalu mengikuti pembicaraan dan ikut berpindah tempat

kemanapun peneliti berpindah. Ny. RK cukup komunikatif

dalam menjawab pertanyaan peneliti.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

84

Ny. RK berpendapat kehamilan yang dialaminya

sekarang memasuki usia 5 bulan. Ny. RK belum pernah

memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas atau

posyandu sebelumnya, caranya ia menerka kehamilannya

dari tanggal terakhir ia mendapatkan menstruasi yaitu

bulan Juli. Pada bulan Agustus ia tidak mendapatkan

menstruasi. Pada saat itulah Ny. RK meyakini kalau ia

sedang hamil. Ny. RK merasa mampu untuk menjaga

kehamilannya tanpa harus datang Puskesmas. Tantenya

adalah seoarang dukun bayi yang masih aktif melayani di

desa Tandula jangga. Ny. RK dan suaminya tinggal agak

jauh dari Posyandu tersebut, ia merasa Puskesmas tempat

pemeriksaan kehamilannya itu cukup jauh dan tidak punya

kendaraan untuk ditumpangi. Suaminya bekerja sebagai

tukang ojek (sepeda motor) yang beroperasi di jalan desa-

desa Nggaha Oriangu, meskipun demikian suaminya sulit

untuk menjemput Ny. RK dikarenakan rumah mereka yang

sangat jauh dari jangkauan jalur motor karena letaknya

yang di atas bukit dan hanya bisa ditempuh dengan

berjalan kaki. Ny. RK sudah mempunyai seorang anak laki-

laki yang berusia 4,5 tahun. Ny. RK juga jarang melakukan

pemeriksaan kehamilan pada kehamilan anak pertamanya,

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

85

hanya pada saat ia akan melahirkan barulah Ny. RK

datang ke Puskesmas dan melahirkan di sana. Ny. RK

mengatakan ia datang berkunjung hari ini ke Posyandu

karena tetangganya mengingatkan kalau pada hari ini ada

Posyandu di balai desa dan kebetulan pada saat itu suami

Ny. RK ada di rumah dan mengantarkannya ke Posyandu.

Ny. RK cukup hati-hati dalam menjaga

kehamilannya, ia mengurangi aktifitasnya ke sawah saat

mulai merasakan gerakan janin dalam perutnya. Sama

halnya dengan partisipan lain Ny. RK sangat bahagia

dengan kehamilan keduanya dan sangat berharap anak

keduanya yang akan lahir adalah anak perempuan, karena

sebelumnya anak pertamanya adalah laki-laki. Suami Ny.

RK yang pada saat itu menemaninya ke Posyandu ikut

berbaur dengan istrinya yang pada saat itu sedang

diwawancarai oleh peneliti.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian memaparkan setiap faktor predisposisi,

faktor pemungkin (enabling factors) serta faktor penguat

(reinforcing factors) ibu hamil dalam menggunakan pelayanan

ANC di Puskesmas Kecamatan Nggaha Oriangu. Dalam

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

86

penelitian ini data yang ditemukan dikelompokkan dan

dianalisa berdasarkan teori faktor perilaku dasar manusia dan

faktor di luar perilaku seperti keluarga, lingkungan sosial

berdasarkan tingkat kesehatan dikemukakan oleh Green

(1980). Teori tersebut dikombinasikan dengan sub faktor teori

perilaku kesehatan, dalam hal ini perilaku mengunjungi dan

menggunakan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil dari

Notoadmodjo (1993). Teknik pengumpulan data yang

digunakan yakni In depth interview kepada seluruh riset

partisipan dan data pendukung lainnya yang diambil di

puskesmas dan key informan.

4.2.1 Deskripsi Hasil

1. Partisipan I

a. Faktor Predisposisi

1). Pengetahuan meliputi kehamilan dan layanan ANC

Riset partisipan menyatakan bahwa ia tidak mengetahui

kehamilannya sejak pertama janin tersebut tumbuh, ia baru

mengetahuinya setelah merasakan beberapa gejala

kehamilan. Partisipan menceritakan keadaannya kepada

salah satu saudaranya yang bekerja sebagai perawat

puskesmas, setelah itu ia memeriksakan kehamilannya

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

87

tersebut ke Puskesmas. Ini seperti yang dinyatakan oleh

partisipan :

“saya sakit pusing-pusing hampir tiap hari. Saya tidak ke sekolah juga waktu itu, awal Agustus begitu, terus saya pergi ke tempat saudaranya saya. Kebetulan dia perawat di puskesmas (W1/PI, 11-13)”

“Saya cerita ke saudaranya saya..tentang saya pusing – pusing, mual-mual”(W1/P1, 18-19) “saya ditemani sama dia ke Puskesmas untuk periksa. Dari situ baru saya tahu kalau saya hamil”(W1/P1,22-24)

Riset partisipan tidak hanya tidak memahami gejala awal

kehamilan yang ia rasakan, namun juga tidak rutin dalam

melakukan pemeriksaan kehamilan :

“ehh tidak juga ibu. Saya kan bajual di pasar sampai siang, kadang – kadang saya lupa kalau harus pergi priksa..saya punya mama juga takut saya keluar rumah sendiri. Mereka takut saya pergi ketemu dengan saya punya suami”(WI/PI, 36-38) “priksa terakhir tu Agustus ibu. Itu baru satu kali.ini tanggal 20 ini ada lagi Posyandu”(W1/PI, 42-43)

Riset partisipan mengetahui tempat pelayanan ANC yang

berada di desanya serta mempunyai keinginan untuk

berkunjung ke tempat pelayanan ANC :

“ di sini yang paling dekat ya cuman Posyandu saja ibu. Kalau rumah sakit (Puskesmas) masih lumayan jauh”(W1/PI,44-45) “sebenarnya saya ingin pergi priksa ke posyandu juga, saya juga ingin tahu kesehatannya saya bagaimana, terus

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

88

banyak juga yang saya mau tanya dibidan tentang masalah hamil”(W1/PI, 54-56)”

Partisipan juga mampu menjelaskan setiap tindakan atau

mampu mengingat hal–hal apa saja yang ia jalani pada

saat pertama kali datang berkunjung ketempat pelayanan

ANC :

“ada priksa darah, dong priksa perut juga, ukur perut punya panjang(W1/PI,26), ibu bidan yang priksa. Katanya untuk tahu perkembangannya ini anak (W1/PI,28), ukur LILA (Lingkar Lengan Atas).Supaya tau gizi yang saya punya(W1/PI,30), ada vitamin tambah darah, dong suru beli susu di Apotik Puskesmas, dengan suru datang priksa tiap bulan di Posyandu di desa(W1/PI,32-33)

2). Sikap terhadap pengetahuan

Partisipan mampu menyikapi kehamilannya dengan baik.

Namun dalam pelaksanaannya ia terkendala dalam

melakukan kunjungan ANC akibat larangan orang tuanya

yang menyuruhnya untuk tidak berpergian walaupun pergi

ke Posyandu. Berikut adalah pernyataan partisipan :

“saya punya mama yang tidak lepas saya pergi, walaupun untuk pergi Posyandu..bagaimana ya ibu..namanya orang tua pasti dia sedikit rasa malu dengan tetangga gara gara saya. Lagian mereka tidak mau juga sebelum urusan adat selesai, saya tidak boleh ketemu-ketemu dulu dengan suami. Tapi sebenarnya saya ingin pergi priksa ke posyandu juga” (W1/PI,49-54)

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

89

3). Perilaku Kesehatan

Partisipan menyatakan bahwa ia merasa sehat tanpa

harus melakukan pemeriksaan ANC. Perilaku tersebut

dilihat dari kesehariannya yang terus bekerja (berjualan) di

pasar sampai siang hari. Partisipan mulai merasakan

perubahan yang terjadi dalam dirinya, dan yang paling ia

rasakan adalah kondisi dalam perutnya yang mulai ada

gerakan berpindah, ini seperti yang dinyatakan oleh

partisipan :

“ia ibu, saya mulai rasa gerakan gerakan dalam perut, kadang kalau saya tidur siang mulai rasa dia bergerak”(W1/PI,64-65) “Ya selama ini memang saya tidak pernah priksa hamil tapi saya yakin saya sehat ibu, saya masih kuat untuk pergi jualan sampai siang siang di pasar... (sambil tertawa)(W1/PI,65-67)

4). Komponen Predisposisi (Demografi, Struktur sosial,

kepercayaan keluarga dan dukungan keluarga

Partisipan dan suaminya tinggal terpisah. Suaminya

bekerja sebagai petani yang tinggal di desa lain dan

menurut partisipan yang bersangkutan adalah seorang

pekerja keras. Meskipun urusan adat perkawinan mereka

sedang dalam proses, ia masih sulit bertemu suaminya

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

90

karena dilarang oleh keluarga. Ini seperti yang dikatakan

partisipan :

“untuk sekarang ini saya susah untuk bisa bertemu dengan suami ibu, dia masih tinggal di Kahiri (Desa sebelahnya) di tempat orang tuanya dia. Saya punya suami nama Umbu Tamu ( Nama Samaran) dia sekarang kalau kerja masih di Praipaha jadi petani. Keluarga masih marah sama dia ibu jadi kita masih sulit untuk ketemu tapi sedang mau urusan adat”(W1/PI,72-76 )

Partisipan pernah bertemu dengan suaminya satu kali

semenjak ia hamil dan hal tersebut diketahui keluarganya.

Suaminya senantiasa memberikan dukungan dan

mengingatkannya untuk bersabar dan menjaga

kesehatannya :

“jadi sempat kita ketemu satu kali. dia cuma bilang sabar saja, urusan adat masih panjang, dia hanya suru jaga kesehatan dan sabar tunggu sampai urusan adat ini selesai”(W1/PI,76-79)

Partisipan berbesar hati menerima kondisi keluarganya

sekarang, ia mengerti akan kemarahan keluarganya saat

itu. Dengan dukungan dari suaminya ia selalu bersabar

menjalani keadaannya sekarang, dan selalu menjaga

kondisi kesehatannya. Harapan yang besar dari partisipan

adalah ia dan calon anaknya akan tetap sehat.

“saya hanya sabar saja ibu, pasti ini masalah akan selesai juga, orang tua juga lama lama juga kan mengerti kalau kami sudah punya

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

91

anak. Saya tidak terlalu pikir juga kasihan saya punya anak nanti. Saya hanya mau nanti pada saat saya melahirkan saya sehat, anak juga sehat”(W1/PI,82-85) ” ya karena saya sudah siap punya anak, jadi saya harus kuat untuk saya punya anak ibu, ditambah lagi saya punya suami orang cukup dewasa, kalau ada kesempatan ketemu dia selalu bilang untuk sabar, jangan melawan orang tua, kita sudah salah wajar kalau orang tua marah jadi kita juga setidaknya perlu bersabar untuk orang tua punya keputusan bagaimana yang baik nanti. Itu yang buat saya lebih kuat ibu. Bahkan hampir saya tidak pernah menangis (W1/PI,88-94)

b. Faktor Enabling (faktor pemungkin/pendorong) 1). Ketersediaan fasilitas Layanan kesehatan

(ANC)

Tempat pelayanan Antenatal care (ANC)

berlangsung di Puskesmas, selain itu di desa Tandula

jangga juga disediakan layanan ANC yang berlangsung

di Posyandu desa yang merupakan program rutin dari

Puskesmas. Berikut pernyataan partisipan :

“kalau Puskesmas kan memang jauh jadi mereka sediakan layanan kontrol kehamilan di Posyandu sini..biar gampang pergi ke situ”(W1/PI,98-99)

Dari hasil kunjungan pelayanan ANC pertama kali,

partisipan hanya mendapat vitamin penambah darah dan

dilakukan pemeriksaan fisik berupa pengukuran Lingkar

lengan atas (LILA). Partisipan juga menerima buku

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

92

kontrol KIA yang diakuinya sebagai patokan untuk

mengetahui kesehatannya selama hamil. Berikut seperti

yang dikatakan partisipan :

“kemarin ukur LILA, trus dikasih vitamin tambah darah saja”(W1/PI,101), ada buku kontrol hamil yang dikasih waktu saya ke Posyandu. itu supaya kita tau perkembangan kesehatan kita selama kehamilan”(W1/PI,104-105)

Partisipan merasa pelayanan yang ia terima ketika ia

datang berkunjung pertama kali ke tempat pelayanan

ANC sangat sesuai dengan yang ia butuhkan. Partisipan

juga tidak memungkiri bahwa ia puas dengan pelayanan

tersebut sebab saat ia datang berkunjung banyak hal

baru yang ia ketahui seputar kehamilannya :

“saya rasa sudah ibu. Saya sehat-sehat saja. Tidak ada sakit apapun” (W1/PI,107)

“iya ibu sejauh ini, ya pelayanannya baik-baik saja. Kalau masalah puas atau tidaknya pelayan itu saya rasa puas, cukup banyak yang saya tahu ketika pertama saya datang ke Posyandu.(W1/PI,110-112)

2).Sumber Keluarga, Sumber daya Masyarakat

(Menjangkau dan memakai pelayanan ANC)

Partisipan tidak mengeluarkan biaya untuk melakukan

kunjungan ANC, ia hanya membayar satu kali pada saat

datang pertama kali mengecek kebenaran kehamilannya

ke puskesmas. Walaupun partisipan lupa berapa jumlah

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

93

uang yang harus dibayar pada saat, ia yakin bahwa biaya

tersebut tidak mahal dan sangat terjangkau untuknya. Ini

seperti yang dikatakan partisipan :

“tidak ibu, kalau kontrol setahu saya tidak bayar. Hanya periksa di Puskesmas itu yang bayar waktu itu”(W1/PI,131-132) “hanya waktu cek hamil atau tidak itu saja ibu. saya bayar berapa ya..waktu itu saya lupa juga bayar berapa. Tapi tidak mahal kok bu..saya bisa bayar” (W1/PI,134-135)

Partisipan menggunakan ojek untuk ke tempat pelayanan

ANC di Puskesmas dan berjalan kaki ke Posyandu desa :

“ya naik ojek ibu.. kalau ke puskesmas. Kalau ke posyandu jalan kaki saja”(W1/PI,138) “ya pergi posyandu palingan Cuma 2 kilo saja dari sini ibu. Tidak apa apa ibu kita orang kampung sudah biasa jalan kaki jauh jauh”(W1/PI,141-142)

Partisipan akan dijemput oleh pihak Puskesmas pada

saat mendekati hari melahirkannya untuk melakukan

persalinan di Puskesmas. Partisipan menyetujui hal

tersebut karena membantunya agar tidak kerepotan pergi

ke Puskesmas pada saat ia melahirkan.

“nanti mereka jemput pas sudah dekat hari melahirkan. Saya sudah dikasih tanggal penafsiran melahirkan”(W1/PI,146-147) “jemput untuk melahirkan ke Puskesmas ibu, nanti mereka jemput pakai oto (mobil) Puskesmas, ya ada baiknya juga seperti itu. Jadi kita tidak repot mau pergi ke sana

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

94

harus pakai apa. Belum lagi kan jauh sekali”(W1/PI,149-151)

c. Faktor Reinforcing ( Faktor Penguat)

1). Perilaku Tenaga Kesehatan

Para petugas kesehatan mampu memberikan pelayanan

yang baik kepada partisipan. Dalam hal berkomunikasi,

para petugas kesehatan mampu berkomunikasi dengan

baik walaupun terkadang cara penyampaiannya dengan

volume suara yang agak keras. Tetapi partisipan

menganggap hal tersebut hanyalah peringatan keras dari

para petugas agar ia sering memeriksakan kehamilannya

ke Posyandu :

“ya bidannya baik-baik saja ibu. Cuma ya biasa mereka agak keras kalau suruh kita pergi periksa. Tapi mereka baik ibu”(W1/PI,115-116). “ya..waktu pertama mereka ingatkan supaya datang periksa agak nada tinggi sedikit ibu, kayak orang marah begitu apalagi yang datang saya. (sambil tersenyum) jadi mereka hanya kasi tegas kalau datang priksa hamil itu penting. Tapi saya anggap itu bukan marah. Mungkin supaya kita tu rajin datang priksa begitu ibu(W1/PI,118-122) “iya ibu. Memang kalau bidan dengan ibu kader di sini agak keras kalau mereka

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

95

bicara. Jadi orang yang tidak mengerti mereka punya bahasa atau cara bicara sangkanya mereka pasti ada berkelahi atau ada marah”(W1/PI,126-128)

2). Pengaruh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,

Peraturan tertulis/non tertulis

Partisipan memiliki komunikasi yang baik dengan

keluarga maupun dengan para tetangga di sekitar

rumahnya, mereka dapat berkomunikasi dengan baik

dan di saat-saat tertentu mereka dapat meluangkan

waktu untuk berkumpul bersama.

“kalau keluarganya saya ya komunikasi baik-baik saja ibu, kita sering kumpul di rumah atas (rumah nenek) kalau sore sore...biasa kumpul bacrita crita dengan keluarga semua, datang makan dirumah nenek sama-sama. Tidak hanya keluarganya saya saja ibu..tetangga dekat-dekat rumah juga kan kenal sama nenek jadi mereka juga kalau sore-sore sering ke rumahnya nenek duduk-duduk cerita sama-sama”(W1/PI,163-168)

Keluarga partisipan juga menaruh perhatian yang lebih

terhadap kehamilan partisipan. Bahkan ada beberapa

saran yang harus di ikuti oleh partisipan termaksud

larangan pergi ke Puksesmas.

“ya.. komunikasi baik ibu..kalau lagi hujan saya dilarang keluar..nanti licin takut saya jatuh, suruh banyak istirahat, tapi jangan

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

96

terlalu tidur di tengan hari juga”(W1/PI,171-173). kalau tidur siang banyak jam 12 nanti kaki bengkak katanya (W1/P1,175) “iya.. kalau mau pergi cek, pergi ke tante dukun yang rumahnya di belakang rumahnya nenek...kalau untuk pergi ke Posyandu dorang masih belum kasih saya pergi”(W1/PI,177-179)

Lingkungan sekitar partisipan juga memberi perhatian

khusus terhadap kehamilannya. Ketua Rukun Tetangga

(RT) di lingkungan tempat tinggal partisipan

memberinya saran untuk memeriksakan kehamilannya

ke Puskesmas

“....ada juga yang kasih ingat kalau sakit perut atau rasa bagaimana begitu jangan pergi urut. Perginya ke Puskesmas saja. tempatnya dorang jelaskan ulang lagi sama saya”(W1/PI,184-187) “Pak RT yang bilang (W1/P1,189)

Selain itu perhatian juga diterima partisipan dari

beberapa orang tetangga yang berkunjung ke

rumahnya, saran yang ia terima adalah beberapa

pantangan makanan untuk ibu hamil menurut para

orang tua di desa itu dan kepercayaan dari orang tua

akan kegiatan di dalam rumah yang tidak boleh

partisipan lakukan. Ini seperti yang dinyatakan oleh

partisipan :

“tante dong ada bilang jangan sering duduk dekat pintu, nanti pas mo melahirkan anak

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

97

setengah mati keluar. Supaya jan terlalu rasa sakit juga ibu”(W1/PI,196-198) “iya..kalau di kampung sini..orang hamil tidak boleh..makan jantung pisang..nanti ari-arinya (Placenta) lengket katanya ibu..”(W1/PI,210-211) “...nangka juga tidak boleh. Nanti anak dengan ari-ari susah keluar...lama sekali jadi rasa sakit terus nanti..terus tidak boleh makan terong bakar juga nanti anak keluar langsung bisul-bisul kayak koreng begitu.(W1/PI,213-216)

Dari berbagai saran yang partisipan terima, ada

beberapa yang ia percayai karena pengalaman hamil

dan melahirkan yang dimiliki tetangganya. Saran ini

bertolak belakang dengan saran yang partisipan terima

dari tenaga kesehatan waktu ia datang berkunjung ke

Posyandu pertama kali. Partisipan disarankan untuk

memakan jenis makanan apa saja asalkan baik untuk

kehamilannya dan dapat menambah gizi ibu hamil.

“ya percaya saja ibu...kan saya punya tante sudah punya anak 6..ya dia lebih pengalaman sudah..”(W1/PI,200-201) “tidak juga ibu. Kalau ibu bidan malah bilang kalau kita ada ngidam sesuatu, atau ada kepingin makan apa begitu..ya makan saja...jangan di tahan-tahan... selama tidak ganggu kehamilan” (W1/PI,204-206) “ya namanya orang tua yang bilang..ya saya percaya tidak percaya juga..kalau saya kepingin makan nanti mereka marah lagi ibu”(W1/PI,218-219)

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

98

2. Partisipan II

a. Faktor Predisposisi

1). Pengetahuan meliputi kehamilan dan layanan ANC

Riset partisipan menyatakan bahwa ia tidak

mengetahui kehamilannya sejak awal. Partisipan tidak

mendapat menstruasi selama dua bulan dan

memasuki bulan ketiga, ia memeriksakannya ke

Puskesmas. Pada saat itulah ia tahu akan

kehamilannya. Ini seperti penyataan partisipan :

“waktu itu saya sudah tidak mens 2 bulan sampai masuk 3 bulan ibu saya cek langsung di bidan Puskesmas. Jadi di situ saya tahu kalau saya hamil”(W2/P2,13-14)

Partisipan mengakui bahwa kehamilan yang

dijalaninya merupakan kehamilan ketiga, sebelumnya

ia telah memiliki dua orang anak perempuan yang

berusia 8 tahun dan 1,6 tahun.

“ini yang ketiga sudah ibu...”(W2/P2,23). ia dua-duanya perempuan..yang sulung sudah 8 tahun kelas 4 SD sudah dia ibu..yang nomor dua 1 tahun 6 bulan..badekat dengan yang bungsu ini...”(W2/P2,27-28)

Partisipan sudah dua kali mengunjungi tempat

pelayanan ANC selama kehamilannya. Pertama pada

saat memeriksakan kebenaran kehamilannya pada

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

99

bulan Juli dan yang kedua pemeriksaan kehamilan di

Posyandu pada bulan Oktober.

“awal bulan Juli sudah cek hamil itu”(W2/P2,16) bulan Oktober kemarin..hmm dua kali sudah ibu..”(W2/P2,32)

Partisipan menjelaskan cara ia merawat kehamilannya

selama ini dan menjelaskan setiap tindakan yang

dilakukan di tempat pelayanan ANC :

“ya sama kayak orang hamil biasanya ibu..makan lebih banyak..minum susu..saya juga minum vitamin ibu biar badan juga jangan drop sekali..gara gara ni pendidikan yang harus selesai ni..harus kerja gila juga kita ibu..”(W2/P2,40-43)

Partisipan menerangkan perbedaan tindakan

pemeriksaan ibu hamil ketika ia datang memeriksakan

kehamilannya ke Puskesmas dan Posyandu :

“ya.. kalau di Posyandu mereka kurang periksanya mendetail begitu..bagusnya kita langsung ke Puskesmas saja.”(W2/P2,51-52) “iya di Posyandu paling datang tu..kita registrasi.. terus mereka para bidan tanya keluhan abis..kalau sakit atau ada keluhan lain yang memang butuh obat.. baru dong kasi obat..abis itu selesai”(W2/P2,55-57) “kalau di Puskesmas mereka periksanya lengkap, periksa perut, ukur besarnya perut..sama ukuran janin..dengan suara janin ...saya kan dulu dengan anak pertama kedua saya beberapa kali cek ke Puskesmas(W2/P2,59-61)

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

100

2). Sikap Terhadap Pengetahuan

Partisipan cukup kaget sewaktu menyadari

kehamilannya. Ia tidak menyangka akan hamil lagi,

karena kesibukan ia bekerja dan melanjutkan

pendidikan sebagai guru sekolah dasar membuat ia

kurang memperhatikan pemeriksaan kehamilannya. Ini

pernyataan partisipan :

“ya.. sa kaget juga ibu kalau saya benar hamil...soalnya ya...saya sudah ada rencana lagi mau lanjut program guru di Waingapu..ini kalau sudah hamil begitu yang agak sedikit repot sudah”(W2/P2,18-20) “iya ibu..saya tau.tapi kan saya tidak bisa juga ke sana setiapa saat. saya ni harus mengajar belum lagi harus ke Waingapu juga 4 bulan terakhir ini..ya yang penting saya itu makan yang teratur saja...pasti sehat juga”(W2/P2,36-38) “iya begitu juga baik ibu pergi periksa..tapi kan saya sesuaikan juga dengan waktu ibu..waktu waktu itu memang susah ke sana..”(W2/P2,46-47)

Selain itu partisipan menyatakan Puskesmas sangat

jauh dan sangat susah untuk pergi ke sana, suaminya

tidak dapat mengantarkannya karena yang

bersangkutan bekerja di daerah yang cukup jauh dari

desanya :

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

101

“....;waktu tidak ada..ditambah lagi Puskesmas dari sini juga jauhnya minta ampun, 10 kilo dari sini..kalau dulu suami masih kerja di sini ,masih bisa jemput dengan motor baru periksa kesana..” (W2/P2,64-66)

3). Perilaku Kesehatan

Partisipan meyakini kondisi kehamilannya pada saat

itu dalam keadaan sehat, hanya saja ia merasa

keletihan. Partisipan masih sering berpergian dengan

kendaraan bermotor atau bus (angkutan umum)

dengan jarak tempuh yang cukup jauh, padahal usia

kehamilan sudah memasuki usia trimester III.

“sehat saja.ibu tapi yah.capek juga..tiap hari dengan motor, bis lagi hamil besar begini”(W2/P2,80)

4). Komponen Predisposisi (Demografi, Struktur

sosial, kepercayaan keluarga dan dukungan

keluarga)

Partisipan kesulitan pergi memeriksakan

kehamilannya ke Puskesmas karena suaminya tidak

dapat mengantarnya. Suaminya bekerja di daerah

perbatasan Kabupaten yang jaraknya cukup jauh dari

desa tersebut

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

102

“...dulu suami masih kerja di sini, masih bisa jemput dengan motor baru periksa ke sana..sekarang suami sudah di Langgaliru..bertani dengan jualan di sana..ya agak susah mau ke sana” (W2/P2,65-67)

Suami dari partisipan sangat memperhatikan

kehamilannya. Suami partisipan sangat kasihan dan

menyayangkan kondisi istrinya yang harus bekerja dan

pergi dengan kendaraan bermotor atau menggunakan

bus angkutan umum ke kota Waingapu dalam

keadaan hamil

“kadang pi dengan bus kadang suami saya antar pakai motor sampai Waingapu...terus sorenya dia jemput”(W2/P2,70-71) “iya suami kasihan lihat saya..kadang-kadang dia tinggal pekerjaannya yang di sana untuk liat saya ke sini..kalau bisa sebenarnya dia yang mau antar jemput saya ke Waingapu tapi ya..karena dia juga harus kerja buru setoran juga..ya..jadi tidak bisa setiap saat”(W2/P2,75-78)

Suaminya juga selalu mengingatkannya untuk

memeriksakan kehamilannya ke Posyandu dan sangat

mendukung apapun yang dikerjakan istrinya serta

mengerti akan keadaan istrinya :

“selalu ia kasi ingat priksa ibu.kasi dukungan untuk jaga ni kehamilan jangan sampai sakit...Cuma dia juga mengerti dengan keadaannya saya”(W2/P2,83-84)

Anggota keluarga partisipan yang lain yang turut

membantu dan memberi perhatian kepada partisipan

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

103

yaitu ibu dari riset partisipan yang juga tinggal

serumah dengan partisipan. Ia membantu mengasuh

kedua anak partisipan dan membantu mengurus

pekerjaan rumah tangga :

“saya tinggal di mama juga di sini jadi mama juga bantu-bantu saya liat anak-anak kalau saya ke Waingapu..bantu masak..pokoknya yang bantu-bantu di rumah begitu”(W2/P2,87-89)

Selain membantu mengasuh, ibu partisipan juga turut

memperingatkan partisipan setiap bulan agar

memeriksakan keadaan kehamilannya di Posyandu

Desa.

“ya..posyandu di sini ni kan rutin tiap bulan..jadi kalau sudah dekat hari Posyandu biasa mama juga kasi ingat...tetangga yang punya anak kecil juga untuk bawa ke posyandu juga mereka kasi ingat kalau ada Posyandu...”(W2/P2,92-95)

b. Faktor Enabling (faktor pemungkin/pendorong)

1). Ketersediaan fasilitas Layanan kesehatan (ANC)

Riset partisipan menjelaskan layanan ANC yang

diterimanya di Posyandu tidak maksimal dan masih

kurang bentuk pelayanannya. Berikut pernyataan

partisipan :

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

104

“kalau Posyandu paling sering sudah tu obat-obatan..kalau di Puskesmas tambah periksa lengkap...”(W2/P2,103-104) “kalau menurut saya bu...masih sangat kurang ya..ibu untuk yang di Posyandu...tidak sesuai pemeriksaanya yang waktu di Puskesmas..bidan ada tapi kayak pelayanannya tidak maksimal begitu. Kayak kita datang hanya registrasi nama. Abis itu pulang sudah..”(W2/P2,107-110)

Riset partisipan sudah menerima tafsiran tanggal

melahirkan yaitu pada bulan Januari awal. Bahkan Ia

sudah diberitahu akan dijemput oleh pihak Puskesmas

ketika akan melahirkan, tetapi dengan kejadian

melahirkan sendiri yang dialaminya membuat dia

cukup menyesal karena harus melahirkan bayinya

sendiri tanpa bantuan tenaga kesehatan atau tenaga

dukun terlatih. Ini seperti yang dikatakan partisipan :

“nanti dari Puskesmas jemput pagi oto (Mobil) Puskesmas kalau dekat harinya”(W2/P2,135) “....saya sangat menyesal sekali.. saya melahirkan sendiri tengah malam. Mau panggil sapa lagi sudah jam 2 malam. Tidak ada orang lagi bangun jam begitu. Suami juga pas lagi tidak ada di rumah masih di Langgaliru..”(W2/P2,117-120) “jadi saya malam itu rasa buang air saja..saya mencret itu sampai 7–8 kali..tidak lama begitu perut sini sudah saya rasa sakit..tidak sampai 5 menit langsung keluar sudah ni anak.... sudah

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

105

malam sekali lagi sapa yang mau tolong yang ada cuma mama dengan anak sulung saya saja”(W2/P2,122-125)

“tidak ada sama sekali dukun. perkiraan Januari.. jadi sekitar Januari begitu baru dari Puskesmas jemput saya tapi bidan bilang..bisa juga bulan Desember karena saya sering naik motor..goncangan terus ni perut turun jadi bisa longgar atau keluar cepat begitu tapi saya yakin saja bulan Januari baru melahirkan ni anak.....ya...memang kondisinya sulit sekali ibu..saya kasihan sekali anaknya saya harus lahir seperti ini.tidak ada yang bantu” (W2/P2,127-133)

2). Sumber Keluarga, Sumber daya Masyarakat

(Menjangkau dan memakai pelayanan ANC)

Partisipan dalam menjangkau tempat pelayanan ANC

tidak sulit. Jarak Posyandu dari rumahnya kurang lebih

1 KM, ia dapat berjalan kaki atau diantar suaminya.

Sedangkan jarak Puskesmas dari rumahnya 10 KM

dan ketika memasuki minggu terakhir usia

kehamilannya, pihak Puskesmas akan menjemputnya.

“nanti dari Puskesmas jemput pake oto (mobil) kalau dekat harinya.dari sini 10 kilo bu”(W2/P2,136)

“ya...tergantung ibu...kalau pas suami ada di rumah, ya saya diantar pake motor..tapi kalau tidak saya jalan kaki saja ibu..tidak jauh juga...Posyandu skitar 1 kilo dari sini..”(W2/P2,139-141)

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

106

Partisipan juga tidak kesulitan dalam hal pembayaran

karena secara umum layanan ANC di Puskesmas

ataupun Posyandu diberikan secara gratis tanpa

dipungut biaya apapun :

“tidak bayar juga kalau pergi periksa jadi tidak repot sekali” (W2/P2, 141-142)

Partisipan mengatakan ia dan suaminya sama-sama

bekerja untuk membiayai keperluan sehari-hari,

termasuk biayanya selama kehamilan. Partisipan tidak

menerima upah kerja setiap bulan melainkan 3 bulan

sekali untuk itu suaminya yang lebih sering

mengeluarkan biaya untuk keperluan sehari-hari :

“kalau biaya hari-hari sama saja ibu,biar dua-dua kerja yang paling sering kasi keluar uang ya suami sudah...kalau saya terima 3 bulan sekali. Itu juga nanti separuh kasi di mama buat urus keperluan rumah”(W2/P2, 185-187)

c. Faktor Reinforcing ( Faktor Penguat)

1). Perilaku Tenaga Kesehatan

Partisipan mengemukakan beberapa tenaga

kesehatan dalam memberi pelayanan dan

bekomunikasi cukup baik terhadap partisipan, serta

tidak memungkiri ada petugas yang bersikap kasar

dan terkadang marah terhadap partisipan jika tidak

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

107

membawa buku kontrol KIA. Ini seperti pernyataan

partisipan :

“...ada juga bidan yang marah-marah sedikit ibu..tapi rata-rata baik semuanya komunikasinya juga baik. Mungkin agak sedikit keras saja”(W2/P2,113-115) “kalau sikap ya..mereka biasa saja..dalam melayani.. tetapi terkadang memang agak kasar cara pelayanannya..kalau suru kita datang periksa terus lupa bawa buku catatan kesehatan..comel terus sepanjang kita periksa..kalau marah sekali..kita juga pasti ingat ibu...kalau pelayanan dengan muka tidak pernah senyum juga kan...pastinya kita sedikit bagaimana begitu ya..tapi tidak semuanya seperti itu..ada juga yang ramah...”(W2/P2,146-152)

Riset partisipan tidak sepenuhnya memahami tindakan

pemeriksaan yang biasa ia terima dari tempat

pelayanan ANC. Partisipan juga merasa malu untuk

bertanya tentang pemeriksaan yang dilakukan, namun

ia tetap percaya apapun tindakan yang dilakukan

terhadapnya adalah demi kesehatannya dan

kehamilannya :

“kalau periksa itu ...terus terang ibu saya tidak terlalu mengerti..jadi apapun yang dilakukan saya biarkan saja..pastinya juga baik untuk saya punya kehamilan..”(W2/P2,155-157) “ya.saya juga malu kalau tanya ibu..tapi kadang-kadang mereka kasih tau juga kok...”(W2/P2,159-160)

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

108

2). Pengaruh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,

Peraturan tertulis/non tertulis

Partisipan juga sering diingatkan oleh tetangga sekitar

rumahnya yang sedang hamil, agar bersama sama

pergi ke Posyandu. Tetapi oleh tokoh masyarakat di

lingkungan rumahnya tidak pernah mendukung

partisipan agar datang berkunjung ke tempat

pelayanan ANC :

“kalau tetangga.. ingatkan juga ibu..kan ada juga tetangga yang sementara hamil..kalau pas mau dekat tanggal Posyandu kadang ..mereka ingatkan saya juga...”(W2/P2166-168) “ya biasa saja ibu..kan rumah tangga masing-masing juga...pak RT kalau untuk ingatkan tidak pernah juga ibu..palingan kita yang berkunjung ke sana...pas ada hajatan atau disuruh ke sana bantu- bantu kalau ada acara..ketemu pas waktu hamil iya.. Cuma ditanya berapa bulan sudah hamilnya. jangan keluar-keluar rumah dulu...tapi tidak anjurkan pergi periksa ....”(W2/P2,171-176)

Riset partisipan juga mengakui kalau ia jarang sekali

ke gereja akibat kesibukannya dan jarak gereja yang

cukup jauh dari rumah sehingga membuatnya jarang

bertemu dengan tokoh agama di desanya :

“tidak pernah ibu..saya juga jarang gereja...karena agak jauh juga ibu..tambah saya juga harus urus anak sekolah lagi..jadi ya sa yang jarang juga pergi ke sana..apalagi kalau ketemu juga jarang sekali..”(W2/P2,179-181)

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

109

3. Partisipan III

a. Faktor Predisposisi

1). Pengetahuan meliputi kehamilan dan layanan ANC

Riset partisipan mengetahui kehamilannya sejak usia

kandungannya memasuki empat bulan, dan

membuktikannya dengan memeriksakan

kehamilannya ke Puskesmas. Di samping itu

partisipan juga merasakan beberapa perubahan yang

terjadi dalam dirinya seperti adanya gerakan

berpindah dalam perutnya dan tidak suka dengan bau

pelembab kulit dan sabun mandi yang dipakai orang-

orang disekelilingnya. Ini seperti pernyataan partisipan

“masuk empat bulan baru saya tahu..saya rasa ada gerakan di perut yang pindah-pindah terus aneh sekali. sering rasa mual-mual kalau lihat orang pakai handbody dengan bau sabun mandi saya langsung pikiran ke sana. saya langsung cek ke Puskesmas sudah...dari situ baru saya tahu sudah hamil lagi..”(W3/P3, 16-20)

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

110

Partisipan mengakui dalam keadaan hamil kegiatan

kesehariannya tidak banyak berubah, ia tetap bekerja

membantu suaminya di sawah. Memasuki usia tujuh

bulan kehamilan, partisipan mulai mengurang

aktifitasnya bersawah. Ia sering merasa kelelahan dan

memperbanyak waktu istirahatnya :

“perubahan sih tidak ada bu. waktu pertama saya tahu sudah hamil, saya tetap kerja bantu suami di sawah. pokoknya sehari-hari lah...sama seperti biasanya. Cuma ya...waktu sudah 7 bulan perut sudah agak besar mulai capek..ya saya kurangi pergi ke sawah... jaga juga ni perut ibu..kan saya juga pernah miskram dulunya...” (W3/P3,23-27)

Partisipan mengatakan pernah mengalami kegagalan

kehamilannya sebanyak 3 kali. Ia mulai rutin

memeriksakan kehamilan setelah usia kandungan

memasuki enam bulan. Partisipan memilih untuk

memeriksakan kandungannya ke Puskesmas bukan

ke Posyandu dengan alasan jaraknya lebih dekat

dengan tempat tinggal serta pemeriksaaannya

ditangani langsung oleh bidan. Ini seperti pernyataan

partisipan :

“iya saya pernah keguguran 3 kali ibu. waktu itu saya stres pikir ini tidak jadi terus…setiap kali hamil keguguran kayak hilang terus ni anak dari perutnya saya. kalau sekarang pergi periksa mulai 6 bulan itu saya rutin

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

111

sudah tiap bulan.saya tidak pergi ke Posyandu saya langsung ke Puskesmas ibu kan Puskesmas dari sini dekat saja ibu...kalau di Posyandu juga kadang kadang bukan bidan..tapi perawat saja yang ada”(W3/P3, 31-35)

Alasan partisipan memeriksakan kehamilannya

setelah usia kehamilannya berumur enam bulan

karena takut kalau mengalami keguguran kembali

seperti sebelumnya karena usia kehamilannya yang

masih terlalu muda untuk keluar rumah. Partisipan

juga percaya kegagalan kehamilan sebelumnya akibat

ilmu hitam yang ditujukan kepadanya :

“ya..bagaimana ya...ibu, ini masih kecil lah ni anak..kalau saya keluar rumah begitu...takutnya tidak kuat lagi..kemudian jatuh lagi ni perut (kandungan turun) kakaknya saya kan dukun bayi juga..dia bilang..kalau hamil muda begitu jangan suka keluar rumah ...nanti kena orang tiup angin jahat.perut tinggal daging saja anak tidak ada lagi..”(W3/P3, 40-44)

Partisipan menjelaskan, ia sering bertanya tetang

kehamilannya pada kakaknya yang adalah dukun bayi

di desa tersebut. Ia juga mengakui kakaknya tidak

mendapat pelatihan khusus di Puskesmas dalam

menangani ibu hamil tetapi pengalamannya tersebut

didapat dari neneknya yang juga seorang dukun bayi :

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

112

“tidak ibu..dia tidak ikut pelatihan dari Puskesmas..mamtua (nenek dari Ny. ML) yang ajar kasi melahirkan dengan memang dia bisa urut juga...jadi saya biasa kalau tanya tanya tentang masalah hamil juga ke dia”(W3/P3, 47-49)

2).Sikap Terhadap Pengetahuan

Partisipan mengakui dalam merawat kehamilannya

sama dengan orang hamil pada umumnya, seperti

lebih memperbanyak konsumsi makanan, obat obatan

yang diberikan Puskesmas dan waktu istirahat yang

lebih banyak serta mengurangi pekerjaan yang

memberatkan :

“ya... sama saja seperti biasanya. Saya makan lebih banyak lagi. Ya… sama saja kayak orang hamil yang lainnya, istirahat banyak, saya juga sudah mulai kurangi bergerak, kurang kerja yang berat-berat takut ada apa-apa lagi dengan perut. Ya…tambah dari Puskesmas ada kasi saya vitamin ibu hamil buat tambah darah juga ibu jadi saya ada minum juga”(W3/P3, 52-56)

Riset partisipan mampu menjelaskan beberapa

tindakan pemeriksaan yang ia dapatkan serta

penjelasan dan saran yang harus dilakukan pada saat

ia datang berkunjung ke Puskesmas. Ini seperti yang

pernyataan partisipan :

“lengkap lah ibu....ada periksa rutin ni perut.periksa bunyi jantung bayi juga, tekanan darah juga, ada periksa rahim kayak

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

113

periksa besar atau panjang rahim juga bu, katanya perkiraan besar bayi lah.. dengan tinggi rahim. ada mereka kasi obat obatan vitamin begitu, cek air kencing, cek darah....cek-cek masih suka pendarahan tidak..mereka ada kasih obat supaya cegah perdarahan juga..katanya saya harus lebih sering datang periksa karena memang sering keguguran dulu..katanya memang rahimnya saya tidak kuat juga terus saya suka kerja yang berat-berat makanya sering jatuh kandungan..”(W3/P3, 58-66)

Riset partisipan tidak memungkiri kegunaan

berkunjung ke tempat pelayanan ANC, selain dapat

mengetahui kondisi kesehatan kehamilannya ia juga

dapat mendengarkan denyut jantung janin dalam

rahimnya. Ungkapan bahagianya juga semakin

lengkap karena kehamilannya berjalan lancar sampai

memasuki usia kehamilan Sembilan bulan dan

mendapat perhatian khusus dari tenaga kesehatan :

“ya..ada baiknya juga..kita bisa dengar sendiri bunyi jantung anak...bisa tahu kita lagi sehat tidak...saya senanglah ibu..ini kali hamil jadi..tidak miskram lagi..habis susah sekali..untungnya dari Puskesmas juga kalau ada mereka punya petugas yang lewat keliling dengan oto begitu sering datang cek saya di sini..”(W3/P3, 68-72)

3). Perilaku Kesehatan

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

114

Partisipan menjaga kehamilannya dengan baik, karena

pengalaman kegagalan kehamilan yang pernah

dialami membuat dia menantikan keberhasilan

kehamilannya ini selama tujuh tahun.

“itu rata rata miskram 2 bulan ibu...sudah 3 kali seperti itu...jadi bisa dibilang anaknya saya yang sekarang ini..anak mahal lah ibu..lama sekali kita tunggu baru jadi yang ini.ada 7 tahun lah.jadi senang sekali kalau bisa sehat-sehat saja sampai sekarang.Makanya saya jaga sudah yang sekarang” (W3/P3,75-79)

Partisipan akan melakukan pemeriksaan kehamilan

pada hari yang sudah ditentukan oleh Puskesmas :

“tanggal 20 besok kan ada jadwal ibu hamil di Puskesmas juga..saya mau cek lagi perut ini..”(W3/P3, 81-82)

Partisipan menyebutkan akan pergi memeriksakan

kehamilannya ke Puskesmas diantar oleh suami atau

adiknya dengan menggunakan motor :

“naik motor ibu..kadang dengan suami, kadang juga dengan adik-adik yang ojek lewat depan jalan baru antar ke Puskesmas”(W3/P3, 84-85)

Partisipan menyatakan kondisi kehamilannya

sekarang dalam keadaan sehat, tetapi ia mengeluhkan

kakinya yang sedikit membengkak. Tenaga kesehatan

menyarankan agar partisipan sering jalan agar tetap

sehat, dan partisipan menuruti saran tersebut :

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

115

“kalau sekarang ya saya rasa sehat sehat saja ibu...Cuma ni kaki agak bengkak sedikit..ibu bidan bilang sering jalan biar sehat...”(W3/P3, 88-89) “ya..kadang sering jalan juga..tapi saya takut jalan disekitar sini..jalan agak licin ibu..lumpur juga...jadi kalau mau latihan jalan biasanya di jalan raya di depan sana”(W3/P3, 91-93)

4).Komponen Predisposisi (Demografi, Struktur

sosial, kepercayaan keluarga dan dukungan

keluarga)

Suami partisipan bekerja sebagai petani dan

pedagang disalah satu pasar desa yang ada di

kecamatan Nggaha Oriangu. Suaminya bekerja

sampai siang hari dan terkadang sampai sore hari :

“nama suami A. sekarang ada bejualan hasil tani di Makamenggit ibu...bertani juga ibu...ya tidak juga biasa jam 2 sudah pulang tadi kan hujan jadi lambat pulang,kadang juga terlambat kalau harus pergi antar itu hasil tani dulu..”(W3/P3, 96-99)

Perhatian suami dari partisipan berubah semenjak

partisiapan hamil. bentuk perhatiannya itu diwujudkan

dalam pulang bekerja lebih awal, dan tidak keluar

rumah sampai larut malam. Di samping itu, suami

partisipan turut mendukungnya untuk memeriksakan

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

116

kehamilannya ke Puskesmas serta melarangnya pergi

ke dukun :

“iya kalau sekarang, biasanya dia kalau keluar tidak sampai malam pulangnya,terus kalau saya mau pergi periksa suami yang antar ibu...kalau dulu saya tidak pergi periksa memang dia marah suru pergi, katanya jangan ke dukun lagi..tapi kan mama juga bilang jangan keluar-keluar rumah dulu..panggil kakak yang dukun saja datang lihat saya ke rumah(W3/P3, 105-110)

Ibu partisipan menyarankan untuk pergi memeriksakan

kehamilannya pada tantenya yang dukun. Sejak dulu

ibunya sering berobat pada tante partisipan dan

hasilnya baik pula. Ini seperti pernyataan partisipan :

“dari dulu memang ibu, mamtua kalau sakit biasa minum obat dari tante dorang, biasa ke hutan cari akar akar obat buat orang sakit, terus mereka rebus minum, lebih cepat sembuh. Makanya kalau sekarang suruh saya pergi periksa di tante saja tidak apa apa.”(W3/P3, 113-116)

Partisipan menjelaskan sejak ia hamil anak

pertamanya, ibunya sama sekali tidak mengijinkannya

untuk memeriksakan kehamilan ke tempat layanan

ANC. Setelah diberi masukan oleh beberapa perawat

yang ada di sekitar desa, barulah partisipan boleh

memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas.

“anak pertama dulu tidak sama sekali ibu kasi ijin ini yang kedua ini karena perawat di makamenggit sering datang kasi ingat saja

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

117

suru pergi...dan mereka bantu jelaskan ke mamtua..jadi saya pergi..”(W3/P3, 119-121)

b. Faktor Enabling (Faktor Pemungkin/ pendorong)

1). Ketersediaan fasilitas Layanan kesehatan (ANC)

Riset partisipan menyatakan, lebih baik memeriksakan

kehamilannya ke Puskesmas daripada ke Posyandu

karena langsung ditangani oleh bidan/ dokter. Ini

seperti yang pernyataan partisipan :

“terus terang kalau di Puskesmas kita periksa lebih bagus ibu..daripada Posyandu..bidan langsung yang periksa..pernah juga dokter yang langsung periksa saya...”(W3/P3, 124-126)

Partisipan mengakui, kelengkapan alat yang dimiliki

Puskesmas saat akan melayani pemeriksaan ANC

cukup lengkap. Fasilitas lain yang disediakan adalah

layanan konsultasi kehamilan oleh Puskesmas. Di

samping itu ada beberapa Perawat keliling yang

disediakan Puskesmas untuk berkunjung ke rumah

warga. Puskesmas juga menyediakan kendaraan

untuk ibu hamil yang akan melahirkan :

“ya..perawat, bidan kalau mau periksa tu alatnya mungkin lebih lengkap ya ibu, kemudian ada semacam konsultasi untuk orang hamil begitu..lalu nanti mereka siap kendaraan kalau mau melahirkan, kadang-kadang juga kalau ada perawat yang keliling

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

118

desa mereka singgah ke rumah, periksa,, kasih vitamin”(W3/P3, 128-132)

2).Sumber Keluarga, Sumber daya Masyarakat

(Menjangkau dan memakai pelayanan ANC)

Partisipan mengatakan untuk memeriksakan

kehamilannya tidak ada biaya yang harus ia keluarkan.

Pada saat akan melahirkan barulah ada biaya yang

akan ia keluarkan :

“tidak bayar ibu...tidak ada biaya kalau periksa..paling nanti pada saat melahirkan saja.....”(W3/P3, 146-147)

Partisipan mengatakan Puskesmas tidak jauh dari

tempat tinggalnya, dan ia selalu diantar oleh suami

atau adik-adiknya ke Puskesmas. Partisipan sama

sekali tidak merasa kesulitan untuk pergi ke

Puskesmas ia juga mengerti pada saat melahirkan ia

akan dijemput oleh pihak Puskesmas dan melakukan

persalinan di Puskesmas.

“: iya kalau ke Puskesmas tidak jauh ibu. Saya kan diantar suami. Kadang juga ada adik-adik yang antar..mereka tidak kasih saya jalan sendiri juga. Ya kalau untuk ke Puskesmas masih bisalah ibu..pas mau melahirkan juga kan nanti oto Puskesmas yang jemput”(W3/P3, 151-154)

Partisipan mengatakan kebutuhannya selama masa

kehamilan dapat terpenuhi dengan baik. Sama seperti

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

119

kebutuhan sehari-hari, Kebutuhannya di biayai oleh

suaminya dengan baik :

“ya dari suami uang ibu. Ya kalau semua sama saja kayak kebutuhan sehari-hari suami yang biayai ibu..ya..pas hamil banyak juga yang harus dibeli.kayak susu beli di Apotek Puskesmas,. tapi ya selama ini..bisa dipenuhilah ibu..(W3/P3, 157-160)

c. Faktor Reinforcing (Faktor Penguat)

1). Perilaku Tenaga Kesehatan

Partisipan mengatakan perilaku petugas kesehatan

pada saat memberi pelayanan cukup baik. Petugas

mampu berkomunikasi dengan baik, dalam melakukan

tindakan tidak kasar, hanya saja ketepatan waktu

pelaksanaan pelayanan yang kurang baik karena

partisipan harus menunggu kedatangan petugas yang

datang dari kota Waingapu untuk melakukan

pelayanan :

“kalau di Puskesmas tidak ada yang marah-marah bu baik bicaranya,cara mereka periksa tidak kasar-kasar, Cuma menunggu mereka datang saja yang mungkin lama.. soalnya mereka kan berangkat dari Waingapu..pagi baru datang ke Puskesmas begitu jam 8 atau jam 9 begitu baru sampai sini...kadang juga

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

120

sampai jam 10 begitu baru mulai buka Puskesmas”(W3/P3, 135-140)

Partisipan percaya bahwa orang yang disebut sebagai

perawat, bidan atau dokter itu mampu melaksanakan

tugasnya dengan baik. Ia juga mengakui petugas akan

memberi tahu kegunaan setiap tindakan pemeriksaan

yang dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap

kehamilannya :

“ya..kalau namanya perawat, bidan atau dokter yang kerja..pasti bagus sudah ibu...kadang-kadang mereka kasih tau juga kalau mau periksa....”(W3/P3, 143-144)

2).Pengaruh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,

Peraturan tertulis/non tertulis

Partisipan mengakui hanya ibunya dan beberapa

tantenya yang tidak mengijinkannya untuk ke

Puskesmas. Sedangkan orang lain yang berada di

sekitarnya tidak melarang apapun terhadapnya :

“ya..itu dari keluarga ya Cuma mamtua dengan tante dorang saja yang bilang tidak usah periksa. Kalau orang-orang di sekitar rumah yang tahu saya hamil tidak larang apa- apa..ya..dari mama yang masih keras lah ibu kalau masalah hamil ini..(W3/P3, 163-166)

Partisipan menerima dukungan dari tokoh agama

setempat. Ia mengaku sering dikunjungi dan di doakan

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

121

agar kehamilannya selalu sehat. Pendeta juga turut

mengingatkannya untuk selalu memeriksakan

kehamilannya dan membantu untuk memberi

pengertian kepada ibu partisipan akan pentingnya

pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan :

“oh kalau ibu pendeta sering datang sini..kadang-kadang suru doa bersama dulu..sering cerita-cerita deng mamtua(W3/P3, 168-169) “itu malah ibu pendeta bantu omong di mamtua supaya suru saya pergi periksa..kalau ibu pendeta omong pasti mamtua dengar. Ibu pendeta sering doakan juga supaya saya sehat terus jangan ada apa-apa lagi ni perut ibu..”(W3/P3, 171-174)

4. Partisipan IV

a. Faktor Predisposisi

1). Pengetahuan meliputi kehamilan dan layanan ANC

Riset partisipan dapat menyebutkan usia

kehamilannya dengan tepat :

“iya ibu, Sekarang masuk delapan bulan sudah buk..( berbicara sambil tertunduk...)”(W4/P4, 12)

Partisipan menyebutkan kecurigaan awal

kehamilannya saat ia tidak mengalami menstruasi lagi

pada bulan April :

“saya su tidak mens lagi ibu.hmm... dari bulan April sudah, dari tanggal 15 April”(W4/P4, 14)

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

122

Partisipan menyampaikan gejala yang dialami pada

ibu mertuanya, dan menjalani serangkaian tes

kehamilan di Puskesmas. Pada saat pemeriksaan

tersebut partisipan mengetahui kehamilannya sudah

berjalan tiga bulan :

“waktu itu saya langsung bilang di saya punya mamtua dengan ibu bidan pas waktu itu ada Posyandu juga, trus ibu bidan suru saya pigi cek di Puskesmas..untuk ikut pake tes hamil.tesnya waktu itu di Puskesmas tes yang untuk kebidanan, tes darah, LILA juga. pas sudah itu ibu bilang saya sudah hamil jalan 3 bulan”(W4/P4, 17-20)

Partisipan mengaku senang dengan kehamilannya,

tetapi ia tidak menyangka bahwa akan hamil pada saat

itu, karena umurnya yang masih muda serta usia

perkawinannya yang belum lama. Partisipan mengira

bahwa ia akan memiliki anak pada saat usianya

mencapai usia 25 tahun

“ya senang juga ibu, tapi sa tidak rasa apa-apa, memang mual-mual tapi sa tidak pikir lagi kalau lagi hamil, sa kira saja saya hamil juga masih nanti umur 25 tahun dulu”(W4/P4, 23-24) “iya ibu, kan saya baru 19 tahun juga, biasanya orang kalau sudah punya anak umur 20 dulu. saya baru nikah juga akhir Januari kemarin su hamil memang”(W4/P4, 26-27)

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

123

Partisipan mengerti tindakan yang harus ia lakukan

sejak mengetahui kehamilannya seperti harus

melakukan pemeriksaan kehamilan, tidak boleh

bekerja sampai merasa letih, mengkonsumsi makanan

lebih banyak dan menjaga kandungan dengan sebaik

mungkin :

“iya ibu, harus rajin pergi priksa, tidak boleh capek kerja, tidak boleh terlalu tidur–tidur juga, harus makan lebih banyak dengan harus jaga perut baik baik biar jangan terlalu sakit”(W4/P4, 30-31)

Riset partisipan telah mengetahui tempat peyanan

pemeriksaan kehamilan yaitu di Puskesmas dan

Posyandu desa. Partisipan menyatakan tempat

pelayanan tersebut biasa saja dan pada saat ia datang

ke sana hanya melakukan registrasi dan penyampaian

keluhan. Partisipan sudah melakukan pemeriksaan

sebanyak dua kali :

“iya..kan taunya ada Puskesmas di Makamenggit, terus ada Posyandu juga di sini, kemarin sa tanya bidan di Posyandu duluan baru bidan suru langsung ke Puskesmas. Iya tempatnya bagaimana ya ibu e..biasa saja, terus ibu bidannya kalau lagi Posyandu begini..paling ibu hanya tulis nama, Tanya-tanya perut rasa bagaimana, ada yang sakit atau tidak? Terus pulang sudah. Sa sudah periksa dua kali ibu.bulan 4 kmarin dengan bulan 7”(W4/P4, 35-40)

2).Sikap Terhadap Pengetahuan

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

124

Setelah merasakan gejala seperti mual dan pusing,

partisipan datang dan memeriksakan kondisinya pada

bidan untuk memastikan kehamilannya. Pada

kunjungan yang kedua, partisipan datang karena

merasa pusing dan ada gerakan berpindah dalam

perutnya. Partisipan merasa tidak perlu untuk datang

berkunjung setiap saat karena ia tidak merasakan

gejala sakit yang terlalu serius terhadap dirinya dan

kehamilannya. Ini seperti pernyataan partisipan :

“pertama yang untuk cek hamil bulan empat itu ibu.yang kedua karena mungkin ada gerakan di perut yang bikin sakit terus saya pusing-pusing juga. Mau datang terus-terus juga untuk apa,saya tidak terlalu sakit juga,hanya suru istirahat banyak saja ibu.hanya kemarin itu memang saya pusing sekali hampir jatuh jadi saya mau datang tanya di bidan”(W4/P4, 42-46)

Di awal kehamilannya partisipan sering merasa mual,

pusing, tidak suka makan dan lebih ingin makan

makanan ringan. Untuk mengatasi hal tersebut

partisipan lebih memperbanyak istirahat serta

mencoba mengkonsumsi makanan lebih sering :

“waktu awal awal hamil saja ibu saya rasa mual terus, pusing, tidak suka makan,lebih suka makan makanan ringan saja ibu (..sambil tertawa). Saya Cuma istirahat banyak saja ibu, tambah mamtua suru makan banyak- banyak biar saya punya anak sehat”(W4/P4, 49-52)

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

125

3). Perilaku Kesehatan

Riset partisipan mengaku, sejak usia kehamilannya

memasuki 6 bulan, ia sudah bisa merasakan gerakan

janinnya. Gerakan tersebut lebih terasa ketika

partisipan dalam posisi duduk :

“sudah bisa ibu. saya sudah mulai rasa pas masuk hamil 6 bulan begitu. Pokoknya ada rasa bergerak di perut pas kalau lagi duduk duduk begini pasti terasa”(W4/P4, 55-56)

Riset partisipan menyatakan untuk menjaga

kesehatannya serta kehamilannya ia sudah

mengurangi aktifitas pekerjaan rumahnya, lebih

banyak beristirahat, mengkonsumsi sayuran serta

mengunjungi posyandu :

“ya saya sesuaikan saja ibu..saya sudah tidak pergi bantu mamtua lagi di sawah, tapi kadang- kadang masih pergi juga. paling saya kerja yang ringan-ringan di rumah, banyak istirahat, makan sayur banyak, dengan kalau ada posyandu datang pigi periksa”(W4/P4, 59-63)

4).Komponen Predisposisi (Demografi, Struktur

sosial, kepercayaan keluarga dan dukungan

keluarga)

Partisipan tinggal bersama suaminya di rumah orang

tua suaminya. Suaminya bekerja sebagai petani di

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

126

desa Praipaha (salah satu desa di Kecamatan Nggaha

Oriangu) bersama orang tua partisipan. Ini seperti

yang dikatakan partisipan:

“saya punya suami nama ITA, dia tinggal dengan saya di mama mantu punya rumah ibu, ia saya punya suami petani ibu..sekarang ada kerja sawah Praipaha. Kalau bapa dan ina masih tinggal di Praipaha, ada kerja sawah di sana.saya tinggal di mertua di sini”(W4/P4, 66-69)

Partisipan mengaku komunikasinya dengan suami

sangat baik. Walaupun terkadang suaminya harus

nginap di tempat kerjanya, ia dapat berkomunikasi

dengan baik terhadap suaminya begitu juga

sebaliknya :

“komunikasi baik-baik saja ibu walaupun kadang dia nginap di tempat kerjanya dia tapi, tidak ada yang terlalu susah untuk saya bilang atau saya mau tanya. Suaminya selalu terbuka dengan saya. Begitu juga dengan saya”(W4/P4, 73-75)

Partisipan mengatakan perhatian dari keluarganya

bertambah sejak kehamilannya diketahui, seperti

mertuanya yang sering mengingatkan untuk istirahat,

tidak sering melakukan pekerjaan rumah, serta

mengingatkannya untuk kontrol kehamilan ke bidan :

“ya..kalau dari mertua ya..lebih sering kasih ingat istirahat, tidak boleh capek, tidak usah terlalu banyak keluar rumah, kalau minta beli apa apa, jangan keluar rumah sendiri, suru saja anak-anak yang tinggal di rumah untuk

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

127

pergi beli, bagaimana ya..ibu merrtuanya saya ini kebetulan dia yang tumbuh besar di Waingapu, jadi ya..kadang-kadang dia ingatkan saya terus untuk pigi kontrol.tapi bukan di Puskesmas juga, soalnya kan jauh dari sini. tapi selalu kasih ingat untuk datang ke bidan”(W4/P4, 79-85)

Partisipan mengatakan suaminya juga memberi

perhatian yang lebih terhadap kehamilannya, tetapi

karena kondisi pekerjaan sang suami yang harus

berpergian membuat perhatian sang suami terhadap

pemeriksaan kehamilan partisipan berkurang.

“ya pasti suami punya perhatian juga lebih ibu, tapi saya punya suami pulang pergi Praipaha-Waingapu juga jadi maklum saja ibu, kalau dia pulang pasti dia tanya kabar juga tentang saya, tentang saya punya kehamilan juga, saya punya suami biasa-biasa saja ibu. Dia tidak terlalu buat saya harus begini.. harus..tidur atau kerja, kalau ada waktu dia juga pulang jenguk saya, kan saya tinggal dengan mertua juga ibu”(W4/P4, 87-92)

Partisipan mengatakan karena tempat kerja suaminya

yang jauh membuatnya jarang bertemu suami. Pada

saat suaminya kembali ke rumah partisipan sering

menceritakan kondisi kehamilannya serta

memberitahu perihal pemeriksaan kehamilannya.

Suaminya juga menyarankannya untuk pergi

memeriksakan kehamilannya seorang diri selama

kondisinya dalam keadaan sehat jika tidak ia harus

diantar oleh ibu atau suaminya sendiri ke Posyandu.

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

128

Partisipan meyakini walaupun hanya berupa

peringatan dari suaminya untuk memeriksakan

kehamilan, hal itu merupakan bentuk perhatian

terhadapnya :

“itu sudah ibu karena tinggal jauh to..suami juga jarang pulang jadi paling saya Cuma kasih cerita saja kalau pas dia pulang saya kasitau kalau ada kontrol kesini.. dia biasa-biasa saja. hanya dia bilang jangan terlalu sering jalan sendiri, kalau mau keluar ke mana saja harus ada yang temani dari rumah. Dia bilang kalau mau kontrol ya kontrol saja.selama saya merasa sehat sehat saja”(W4/P4, 96-100) “iya ibu. Walaupun hanya kasi ingat untuk datang kontrol itukan seperti perhatiannya mereka juga untuk saya”(W4/P4, 108-109)

b. Faktor Enabling (Faktor Pemungkin/pendorong)

1). Ketersediaan fasilitas Layanan kesehatan (ANC)

Riset partisipan mengatakan fasilitas Puskesmas yang

ia ketahui hanya berupa obat-obatan, dan kendaraan

yang dipakai pada saat akan melahirkan. Partisipan

merasa setiap fasilitas yang ada sudah cukup

memenuhi kebutuhan kehamilannya :

“…kalau yang selama ini untuk ibu hamil ya paling mereka siap obat-obatan, kalau ibu mau melahirkan dorang datang jemput juga dengan mobil dari desa sini baru bawa ke Puskesmas.(W4/P4, 115-117) “iya ibu saya rasa cukup”(W4/P4, 120)

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

129

Dalam bentuk pelayanannya , partisipan mengakui

sangat cukup ketika ia datang berkunjung dan beri

obat-obatan untuk mengatasi rasa mual dan

penambah darah selama kehamilannya :

“iya kalau saya datang..terus dikasih obat, ya saya rasa sudah cukup ibu. Biasa kasih saya obat tambah darah, dan obat supaya jangan mual terus”(W4/P4, 124-125)

Partisipan mengatakan selalu mendapatkan obat-

obatan setiap kali ia datang berkunjung ke tempat

pemeriksaan kehamilan di Posyandu. Jika ada

kebutuhan lain yang belum di penuhi baru kemudian ia

tanyakan kepada bidan :

“dapat ibu.kalau saya rasa sakit saja baru saya tanya ke bidan”(W4/P4, 128)

Partisipan mengatakan pelayanan kontrol kehamilan di

Posyandu tersebut baik. Petugas selalu mengingatkan

ibu hamil dan ibu balita satu minggu sebelum kegiatan

Posyandu berlangsung :

“iya pelayanan baik ibu, kalau setiap ada Posyandu, pasti satu minggu sebelum Posyandu kalau ada petugas Puskesmas lewat di desa sini, pasti dorang kasi ingat untuk datang ke Posyandu”(W4/P4, 130-132)

Partisipan mengatakan pelayanan yang diberikan oleh

petugas kesehatan yang bertugas cukup baik.

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

130

Partisipan menganggap petugas sedikit marah jika ia

tidak mematuhi ketentuan kunjungan yang sudah

diberikan seperti tidak mengunjungi Posyandu pada

saat harinya berkunjung :

“iya mereka baik–baik semua ibu, kalau kita sakit atau saya begini ibu Posyandu kemarin saya tidak datang, jadi ibu bidan agak marah sama saya, sebenarnya tidak apa-apa ibu mungkin bidan juga capek urus kita terus. (sambil tertawa..)”(W4/P4, 135-137)

Partisipan mengatakan jika ia mengajukan pertanyaan

seputar kehamilannya, pasti akan dijawab oleh

petugas :

“iya ibu. Kalau saya bertanya pasti mereka kasi tau ibu”(W4/P4, 141)

2). Sumber Keluarga, Sumber daya Masyarakat

(Menjangkau dan memakai pelayanan ANC)

Riset partisipan mengatakan semua biaya yang

dibutuhkan selama kehamilannya dibiayai oleh suami

dan mertuanya :

“ya biayanya dari suami dan dari mertuanya saya ibu. Ya sama seperti sehari-sehari sudah ibu”(W4/P4, 144-145)

Riset partisipan mengatakan untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan ke Posyandu maupun ke

Puskesmas tidak dipungut biaya. Biaya yang ia

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

131

keluarkan hanya pada saat tes kehamilan di

Puskesmas :

“oh..kalau datang periksa tidak bayar ibu...kalau kita ke Puskesmas baru bayar.tapi hanya pas tes hamil saja, kalu yang untuk periksa dorang tidak minta bayar”(W4/P4, 147-148)

Partisipan tidak mengetahui ada tidaknya fasilitas lain

yang diberikan oleh Puskesmas untuk ibu hamil.

Partisipan juga menyampaikan bahwa pada saat tiba

waktu untuk melahirkan, pihak Puskesmas akan

menjemputnya dengan mobil Puskesmas untuk

melakukan persalinan di Puskesmas :

“tidak ada ibu, tapi dorang sudah kasih tau sebelumnya kalau sudah mau dekat-dekat harinya nanti dijemput pakai oto (mobil) Puskesmas, baru bawa ke Puskesmas melahirkan di sana” (W4/P4, 150-152)

c. Faktor Reinforcing (Faktor Penguat)

1). Perilaku Tenaga Kesehatan

Riset partisipan menyatakan petugas siap melayani

pada saat ia datang memeriksakan kehamilannya.

Partisipan menjelaskan kurangnya persiapan alat di

Posyandu dibandingkan dengan alat yang ada di

Puskesmas. Partisipan juga menjelaskan perawat

yang bertugas pada hari itu hanya terdiri dari dua

orang sedangkan pengunjung posyandu yang dilayani

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

132

cukup banyak yaitu ibu-ibu beserta balitanya dan ibu-

ibu hamil.

“ya mereka kalau kita datang ya pasti siap layani juga..kayak siap alat alat…tapi kalau di Posyandu kadang tidak lengkap bu alatnya..bagusnya tu kalau di Puskesmas masih ada sedikit yang dorang periksa. kalau di Posyandu.. paling datang cek nama saja.Ya..soalnya paling yang layan itu Cuma dua perawat sedangkan ni ibu ibu yang datang bawa dia punya anak anak yang mau datang Posyandu juga banyak..jadi ya..paling mereka Tanya-tanya cepat-cepat juga..kasian juga kalau perawat yang datang cuma dua baru layani banyak orang bu”(W4/P4, 154-160)

Partisipan menyatakan sikap petugas saat melayani

cukup baik, tetapi ada ibu kader binaan Puskesmas

yang masih sering memarahi pengunjung yang tidak

tertib :

“sikapnya ya..baik saja ibu..kalau layani baik mereka..kader yang kadang kasi ingat kita agak marah sedikit ibu..ya saya maklum saja ibu kader juga sudah tua..jadi kalau dong marah wajar saja..”(W4/P4, 163-165)

Partisipan mengungkapkan pelayanan yang ia terima

pada hari itu hanya berupa penyampaian keluhan dan

ibu hanya mendata namanya di buku registrasi KIA.

Pada kunjungan sebelumnya tindakan pemeriksaan

yang ia terima berupa pemeriksaan perut dan

mendapat vitamin :

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

133

“kalau tadi cuma regis nama saja ibu..ibu perawat tanya keluhan..saya kastau ma..ada pusing sedikit. kalau periksa yang lalu ada cek perut juga ibu..terus saya dapat vitamin”(W4/P4, 168-169)

2).Pengaruh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,

Peraturan tertulis/non tertulis

Partisipan menjelaskan orang-orang disekitarnya yang

sudah mengetahui kehamilannya memberi perhatian

yang khusus terhadapnya seperti mengingatkannya

selalu berhati-hati, makan dan istirahat yang teratur :

“ya orang orang kalau sudah tau ada yang hamil pasti kasih perhatian lebih, kayak kalau mau kemana–mana pasti bilangnya hati-hati, makan teratur juga, istirahat yang cukup. Sama saya kayak begitu juga ibu”(W4/P4, 173-175)

Tidak hanya itu, ketua Rukun tetangga (RT) di

lingkungan tempat tinggal partisipan juga turut

bertanya seputar kehamilan partisipan melalui

mertuanya tetapi tidak termaksud untuk

mengingatkannya melakukan pemeriksaan kehamilan:

“ya kalau pak RT tau saya hamil, kadang kalau ketemu sama mertuanya saya, pasti tanya tanya tentang saya juga..tapi kan kalau suru ke kontrol tidak pernah juga sih ibu..kan pak Rt punya urusan pasti banyak juga, tidak mungkin hanya urus saya saja” (W4/P4, 178-181)

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

134

Partisipan menjelaskan ia jarang pergi beribadah

karena jarak tempat ia beribadah cukup jauh. Tetapi

jika ada kendaraan ia sempatkan untuk beribadah :

“kalau sekarang agak jarang ibu, gereja agak jauh to..kalau ada motor saya pergi juga”(W4/P4, 183)

Tokoh agama di lingkungan partisipan akan

mendoakan setiap wanita hamil yang ada di

lingkungannya. Tokoh agama tersebut juga turut

memberi perhatian ke partisipan secara langsung

maupun melalui ayah mertuanya untuk mengingatkan

yang bersangkutan agar rajin mengontrol

kehamilannya ke bidan :

“kalau pak pendeta biasanya dorang doakan kalau ada yang hamil, iya kalau kasi ingat untuk datang pigi periksa sering juga mereka ingatkan, kalau tidak ketemu saya di gereja biasanya dorang kasih tau ke bapa mertuanya saya suru kasi ingat saya rajin priksa ke bidan(W4/P4, 188-191)

5. Partisipan V

a. Faktor Predisposisi

1).Pengetahuan meliputi kehamilan dan layanan ANC

Riset partisipan yakin telah memasuki usia kehamilan

5 bulan meskipun ia tidak pernah memeriksakan

perihal kecurigaan kehamilannya :

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

135

“ini masuk lima bulan sudah ibu”(W5/P5, 8) “saya tidak pernah pergi periksa ibu... sa su brenti mens dari Agustus sampai sekarang”(W5/P5, 10-11)

Untuk meyakinkan kalau kondisi dalam keadaan hamil,

partisipan berkonsultasi dengan tantenya yang adalah

seorang dukun bayi. Sang dukun pun memberi saran

agar menunggu sampai kondisi tersebut memasuki

bulan Oktober. Partisipan juga tidak mengetahui

bahwa dukun tersebut termasuk dukun yang mengikuti

pelatihan dari Puskesmas atau tidak. Berikut

pernyataan partisipan :

“ya saya tau saja...sudah hamil begitu..saya tanya di tante yang dukun bayi juga ibu...dia bilang tunggu saja sampai Oktober begitu..kalau tidak dapat mens lagi nanti pergi lagi ke tempat dia..baru dia cek lagi...”(W5/P5,14-17) “kalau mama dukun ikut pelatihan saya kurang tau..”(W5/P5, 20)

Partisipan memeriksakan kandungannya kembali pada

bulan Oktober ke dukun tersebut. Partisipan

menjelaskan cara dukun tersebut memeriksakan

kehamilannya dengan cara meraba perutnya :

“Oktober sudah itu saya priksa lagi ke sana...rumahnya tante masih ke atas lagi..masih naik gunung lagi ibu...tapi tidak terlalu jauh dari rumahnya saya..”(W5/P5, 22-24) “mama dukun kalau periksa raba saja ni perut ibu ...(W5/P5, 27)

Page 76: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

136

Partisipan merawat kehamilannya dengan lebih

banyak beristirahat yang cukup serta minum susu

“ya..seperti biasa saja ibu...kalau hamil ya..banyak istirahat jangan capek minum susu juga..”(W5/P5, 36-37) “ia soalnya tetangganya saya suru minum susu ibu hamil...jadi beli di Puskesmas juga waktu itu...”(W5/P5, 39-40)

2).Sikap Terhadap Pengetahuan

Partisipan tidak pergi memeriksakan kandungannya

ke Puskesmas karena jaraknya yang sangat jauh serta

menurutnya pemeriksaan yang dilakukan di

Puskesmas hasilnya sama saja dengan yang

dilakukan oleh dukun

“tidak ibu..sudah tahu juga dari tante..lagian mau pigi sana sama saja.terlalu jauh juga..sama saja yang dorang periksa”(W5/P5, 29-30)

Partisipan pernah memeriksakan kandungan dulu

pada saat ia hamil anak pertamanya, tetapi dalam

perjalanan ia merasa kesakitan pada kandungannya

sehingga ia tidak pernah lagi datang ke Puskesmas

kecuali pada saat melahirkan :

“ke Posyandu dulu pernah... waktu anak pertama dulu pernah periksa ke sana...ibu..tapi

Page 77: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

137

jauh pernah saya sakit di jalan..jadi saya pas mau melahirkan waktu baru suami antar ke Puskesmas...”(W5/P5, 32-34)

Partisipan mengakui baru pertama kali mengunjungi

Posyandu semenjak ia mencurigai perihal

kehamilannya yang kedua. Jarak posyandu yang

cukup jauh dari rumah membuat ia dibantu oleh

tantenya yang seorang dukun :

“iya ibu....baru kali ini saja...abisnya jauh juga...kalau ada saya punya tante yang dukun bisa bantu-bantu liat sama saya di rumah...”(W5/P5, 43-44)

Partisipan menjelaskan kunjungan pemeriksaannya

terdahulu cukup baik, partisipan diberi tindakan

pemeriksaan perut serta mendapat banyak nasihat

seputar perawatan selama kehamilan :

“kalau dulu ya...bagus juga... saya diperiksa perutnya.. bidan banyak kasi masukan untuk rawat kehamilan...”(W5/P5, 47-48)

Riset partisipan tidak mendapat tindakan apa-apa

pada kunjungan pertama di kehamilan keduanya. Ia

hanya diminta mendatangi Puskesmas agar menerima

pemeriksaan lengkap. Hal ini terkait dengan kondisi

partisipan yang dicurigai petugas kurang sehat selama

kehamilannya berlangsung :

Page 78: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

138

“tidak ada juga ibu..tadi hanya dibilang nanti harus ke Puskesmas biar diperiksa lengkap..soalnya saya baru petama periksa lagi ini..takutnya dorang jangan-jangan saya ada sakit atau ada apa-apa..karena saya masih rasa mual terus”(W5/P5, 50-53)

3).Perilaku Kesehatan

Partisipan tidak menanggapi serius perihal kesehatan

kehamilannya yang dicurigai kurang sehat. Ia

mengaku akan pergi memeriksakan kandungannya ke

Puskesmas bersama suaminya :

“tidak bikin apa-apa...saya kasi tinggal saja...ya kalau pergi periksa tunggu kalau saya punya suami ada di rumah dulu ibu. Nanti biar pergi sama-sama”(W5/P5, 56-58)

4).Komponen Predisposisi (Demografi,

Struktursosial, kepercayaan keluarga dan

dukungan keluarga )

Suami dari riset partisipan bekerja sebagai tukang jasa

pengantar penumpang dengan sepeda motor (ojek)

dan bekerja sampai sore hari :

“ehh suami kerja..ojek di Makamenggit ibu.. biasa sore-sore baru pulang”(W5/P5, 60)“ Nama suaminya saya Petrus Amah (Nama samaran) beda 3 tahun dengan saya..mungkin sekitar 28” (W5/P5, 62-63)

Suami riset partisipan mengantarnya ke Posyandu dan

akan menjemput setelah selesai kegiatan Posyandu :

Page 79: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

139

“ia ibu..kemarin kan sudah pesan kalau mau pergi ini hari di Posyandu makannya datang jemput sama saya..tapi motor taruh di bawah tidak bisa naik sampai rumah..terus sebentar datang jemput lagi..ada pergi bapa di jalan bawah sana”(W5/P5, 69-72)

Selain tinggal bersama suami, partisipan juga tinggal

bersama kedua adik perempuannya :

“saya tinggal dengan adik perempuan dua orang.. masih sekolah juga..”(W5/P5, 75)

Suami partisipan pada dasarnya mengikuti setiap

permintaan istrinya, termaksud dalam hal mengunjungi

tempat pelayanan ANC serta partisipan langsung diantar

oleh suaminya :

“suami sama saja.. dia terserah saya..kalau saya pergi harus kasih tau dia biar nanti dia yang antar ke sana”(W5/P5, 78-79)

Partisipan mengaku jika diminta memeriksakan

kandungannya ia akan melakukannya, tetapi ia juga

tidak memungkiri jika tidak pergi memeriksakan

kandungan ke Posyandu tidak berakibat apa-apa. Ia

merasa tindakan yang dilakukan di Posyandu atau

Puskesmas sama saja dengan yang di lakukan oleh

tantenya yang seorang dukun :

“ya.. kalau disuruh periksa ya.. periksa saja... tapi kan sama saja perawatannya kalau saya pergi ke tantenya saya...y selama ada sehat sehat saja..ya tidak pergi juga tidak apa apa..jauh juga masalahnya ibu”(W5/P5, 82-85)

b. Faktor Enabling (Faktor Pemungkin/pendorong)

Page 80: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

140

1).Ketersediaan fasilitas Layanan kesehatan (ANC)

Partisipan menceritakan setiap tindakan yang ia dapat

ketika berkunjung ke Puskesmas pada kehamilan

pertamanya. Ia diberi obat-obatan, pemeriksaan

darah, pemeriksaan perut serta diberi vitamin. Kondisi

ini berbeda dengan kunjungan pertama pada

kehamilannya yang kedua:

“banyaklah ibu. dulu dikasih obat, periksa darah, periksa perut juga..ada vitamin dulu...sekarang saya datang tidak ada yang dikasih”(W5/P5, 89-90)

Partisipan merasa masih ada jenis tindakan pelayanan

yang belum ia terima karena ia jarang memeriksakan

kandungannya ke Posyandu ataupun Puskesmas :

“ya..mungkin masih ada juga ibu yang harus dikasih tapi saya juga tidak datang tiap bulan...jadi saya kurang tau apa-apa lagi yang kita dapat pas kalau pergi periksa”(W5/P5, 93-95)

Partisipan merasa senang dan puas ketika datang

memeriksakan kandungannya, ia juga tidak keberatan

jika harus pergi periksa lagi :

“ya senang juga ibu.. kan mereka membantu kita juga untuk sehat . ya kalau puas ya puas saja tidak kurang apa-apa kalau kesana apalagi rasa sakit..”(W5/P5, 98-100)

Page 81: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

141

Partisipan mengatakan bahwa ia mengetahui adanya

tempat pelayanan pemeriksaan kehamilan melalui

sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Puskesmas di

desanya :

“ada dulu mereka kasih penyuluhan ke desa sini..jadi ada dorang berkunjung sampai dekat rumah ...lalu kasih tau untuk ibu-ibu hamil kalau mau cek kesehatannya periksa hamil di posyandu balai desa...ada juga yang Puskesmas langsung ..tanggalnya biasa mereka kasitau ”(W5/P5, 105-109)

2).Sumber Keluarga, Sumber daya Masyarakat

(Menjangkau dan memakai pelayanan ANC)

Partisipan merasa jarak Puskesmas dari rumahnya

sangat jauh sedangkan jarak Posyandu dari rumahnya

kurang lebih 3 KM. Letak rumah partisipan yang

kurang strategis di atas gunung membuat ia harus

menunggu suaminya yang mengantarkan ke tempat

Posyandu :

“adu kalau Puskesmas jauh sekali ibu...Posyandu lumayanlah 3 kilo begitu..saya kan masih di gunung lagi.kalo pigi ya tunggu suami sudah baru dia jemput dengan motor” (W5/P5, 112-114)

Partisipan mengatakan untuk pemeriksakan kehamilan

tidak dikenakan biaya, tetapi jika partisipan

diindikasikan punya penyakit lainnya dan harus

menebus obat maka akan dikenakan biaya :

Page 82: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

142

“tidak bayar ibu. hanya kalau kita sakit lain baru kasi obat baru bayar..”(W5/P5, 117)

Partisipan mengatakan jika ia melahirkan pihak

Puskesmas yang akan menanganinya. Partisipan akan

dijemput pada saat mendekati perkiraan hari

melahirkan setelah ia melapor pada saat melakukan

pemeriksaan kehamilan :

“kalau melahirkan, Puskesmas yang mau tangani ibu.nanti saya pas periksa begini lapor tanggal brenti mens begitu..jadi nanti ada tanggal dong jemput perkiraan buat melahirkan”(W5/P5, 120-122)

c. Faktor Reinforcing (Faktor Penguat)

1).Perilaku Tenaga Kesehatan

Partisipan mengatakan petugas Posyandu dalam

melayani cukup baik serta cara penyampaian setiap

tindakan yang dilakukan juga cukup baik dan mudah

dipahami oleh partisipan, tetapi partisipan

menyayangkan ketepatan waktu pelayanan yang

dijadwalkan Puskesmas yang tidak tepat waktu.

Partisipan juga tidak memungkiri masih ada beberapa

petugas yang sering memarahi pengunjung :

“ia ibu mereka baik-baik saja pelayanannya juga baik”(W5/P5, 126) “oh..iya...bicaranya ya baik saja ibu, bisa dimengerti juga..kadang mereka omong deng kita orang gunung pakai bahasa sini juga...jadi

Page 83: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

143

ya kita gampang mengerti saja..(W5/P5, 129-131) “kalau selama ini pelayanannya bagus, hanya kita kalu ke Puskesmas ya..tunggu mereka datang itu lama sekali..kadang kita sudah di Puskesmas mereka belum ada..atau pintu Puskesmas masih tutup...kalau saya tanya mereka bisa jelaskan ibu... tapi ada juga masih suka marah marah”(W5/P5, 134-138)

2).Pengaruh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,

Peraturan tertulis/non tertulis

Partisipan mengatakan ada beberapa orang di

lingkungan tempat tinggalnya yang bertanggung jawab

atas warga, diantaranya pak RT dan seorang yang

dituakan di daerah tersebut :

“ya..paling pak RT..tapi masih jauh dia pung rumah dari saya punya rumah..ada juga bapa tua yang rumah lebih dekat..biasa kayak jaga-jaga di sini” (W5/P5, 141-143)“iya mereka tahu kalau saya ada hamil”(W5/P5, 145)

Partisipan mengatakan bapak yang dipercaya untuk

mengayomi warga sering mengunjunginya dan

memberi nasehat seputar kehamilannya agar jangan

banyak bekerja serta keluar rumah :

“kalau itu...ya..rumah tangga sendiri sendri sudah bu..kalau bapatua masih sering datang di rumah kasi ingat jangan keluar-keluar sendiri..biasa kasi ingat adi perempuan dua orang yang bantu kerja supaya saya jan terlalu

Page 84: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

144

kerja.pulang sawah juga jangan sore-sore...”(W5/P5, 148-151)

Sang bapak juga menyarankan agar tidak usah pergi

Posyandu yang terlalu jauh untuk memeriksakan

kandungan. Partisipan cukup mendatangi tantenya

saja yang seorang dukun karena jarak rumah sang

dukun lebih dekat :

“malah tidak usah pergi jauh jauh...bapa tua bilang..datang saja di tante (dukun) diatas jadi lebih dekat” (W5/P5, 154-155)

Partisipan mengatakan ia akan pergi memeriksakan

kandungannya juga tergantung persetujuan suaminya:

“saya kan biasa tunggu suami bilang apa ya..saya ikut..kalau saya minta pergi periksa ..kalau suaminya saya bilang iya..ya baru saya pergi juga ibu...(W5/P5, 157-159)

44.2.2. Hasil Analisa Data a. Faktor Predisposisi

1). Pengetahuan meliputi kehamilan dan layanan ANC

Riset partisipan memiliki gejala kemungkinan hamil

yang sama. Partisipan I, II, III, dan IV memiliki inisiatif

untuk memeriksakan kondisinya setelah merasakan

gejala kehamilan kepada petugas kesehatan ataupun

Puskesmas. Gejala yang dirasakan berupa

berhentinya menstruasi, mual diwaktu tertentu,

muntah, pusing, ada gerakan janin dalam perutnya,

Page 85: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

145

serta hal-hal lain yang dirasakan seperti mengidam,

atau tidak suka mencium bau-bauan. Partisipan V

memilih untuk tidak berkonsultasi kepada tenaga

kesehatan dan memilih untuk memeriksakan

kandungannya ke dukun.

Riset partisipan tidak menyadari kondisi

kehamilannya sejak minggu-minggu pertama

kehamilannya. Dalam hal ini partisipan tidak yakin

akan kehamilannya serta tidak memahami tanda dan

gejala kehamilan. Beberapa partisipan mengatakan

sangat menjaga dan merawat kehamilannya. Hal ini

ditunjukan dengan lebih sering mengkonsumsi

makanan bergizi, beristirahat yang cukup, mengurangi

aktifitas yang berlebihan, mengkonsumsi

vitamin/suplemen dan minum susu khusus ibu hamil.

Partisipan II masih menjalani aktifitasnya sebagai guru

SD dan sering melakukan perjalanan jauh dengan

kendaraan bermotor selama masa kehamilannya.

Partisipan III masih melakukan aktifitas di sawah

sampai usia kehamilannya memasuki usia 7 bulan.

Semua partisipan mengetahui adanya tempat

pelayanan ANC di daerah mereka, hal tersebut tidak

Page 86: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

146

membuat seluruh partisipan datang berkunjung secara

rutin ke tempat tersebut. Adapun alasan yang

diutarakan para partisipan seperti tempat layanan

yang jauh, kesibukan bekerja, larangan dari orang-

orang tua, dan kepercayaan yang mengharuskan

seorang ibu hamil tidak bepergian keluar rumah.

Namun dalam kenyataannya ada beberapa ibu

diperbolehkan untuk beraktifitas di sawah.

Kondisi di atas mengungkap pengetahuan para

ibu hamil sangat kurang dalam menanggapi serta

mempersiapkan masa kehamilan yang seharusnya.

Pengetahuan dasar tentang kehamilan secara umum

menjadi modal bagi seorang ibu dalam menjalani

kehamilannya. Hal ini bukan semata-mata hanya untuk

kesejahteraan ibu yang di perhatikan melainkan

kesehatan janin dan kelangsungan hidup ibu dan bayi

setelah melahirkan. Ibu harus yakin dengan

kehamilannya sejak dini dan memutuskan untuk

memilih atau menggunakan pelayanan kesehatan

sebagai sarana yang dapat membantu kelangsungan

kehamilan dan tidak semata-mata hanya

mengandalkan cara-cara tradisional.

Page 87: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

147

2). Sikap terhadap pengetahuan

Riset partisipan kurang menanggapi dengan

serius akan informasi atau pengetahuan tentang

kehamilan, dalam hal ini sikap untuk memutuskan dan

mencari pelayanan kesehatan untuk kelangsungan

kesehatan kehamilannya. Jarak tempat pelayanan

yang jauh dan kurangnya dukungan keluarga menjadi

alasan setiap partisipan untuk tidak mencari layanan

kesehatan tersebut. Partisipan hanya dapat

memutuskan untuk menggunakan layanan ANC pada

saat ia merasakan gejala lain yang mengganggu

kehamilan dan lebih cenderung berkonsultasi ke

tenaga non medis. Partisipan I, III, V menyikapi hal

tersebut lantaran kurangnya dukungan keluarga

terhadap mereka, Partisipan II menanggapi demikian

karena kesibukannya bekerja dan jarak tempat

layanan ANC dari rumahnya yang cukup jauh

sedangkan partisipan IV merasakan gejala lain yang

mengganggu kehamilannya sehingga membuatnya

memutuskan untuk datang ke tempat pelayanan ANC.

Sikap ibu dalam memilih atau memutuskan

menggunakan tempat pelayanan ANC merupakan

Page 88: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

148

bagian terpenting dalam tahap awal perencanaan

kehamilan yang sehat serta persiapan kelahiran yang

sehat dan matang. Ketika ibu dapat melihat kondisinya

dengan baik dan mampu memutuskan menggunakan

pelayanan kesehatan sejak dini, maka akan sangat

mudah bagi ibu dan petugas kesehatan secara

bersama sama merawat dan mendeteksi kemungkinan

komplikasi yang akan dialami ibu.

3). Perilaku Kesehatan

Setelah mengetahui kondisinya dalam keadaan

hamil, riset partisipan yakin akan status kesehatan

kehamilannya pada saat itu. Partisipan I, II, III, IV

merasa dalam keadaan sehat serta mampu

merasakan gejala lain yang timbul dalam tubuhnya

akibat kehamilan dan merasakan dampak dari

kehamilan tersebut. Gejala yang dirasakan seperti

adanya gerakan janin, pusing, cepat keletihan saat

bekerja terlalu berat, kaki membengkak. Partisipan V

merasa keadaannya kurang sehat karena dengan usia

kehamilan lima bulan ia terus merasakan mual muntah

yang berlebihan.

Page 89: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

149

Dengan gejala-gejala yang dirasakan

tersebut ada tindakan yang dilakukan oleh partisipan.

Partisipan I, II, IV memilih untuk menangani sendiri di

rumah yaitu dengan beristirahat lebih banyak,

mengkonsumsi vitamin, serta bertanya kepada orang

tua atau saudaranya yang lain tentang perawatan

kehamilan serta berkonsultasi dengan tenaga dukun

yang dipercaya dapat membantu. Lain halnya dengan

partisipan III, yang karena pengalaman kegagalan

kehamilannya sebanyak 3 kali membuat ia lebih sering

mengkonsultasikan kehamilannya pada tenaga

perawat/bidan yang tinggal di lingkungan rumahnya

sedangkan partisipan V terkesan tidak terlalu

memperdulikan kesehatannya, padahal kondisi

kehamilannya diindikasikan petugas kesehatan dalam

keadaan kurang sehat akibat mual muntah yang masih

dialaminya sampai memasuki usia lima bulan.

Dari kondisi di atas, partisipan I, II, III, dan IV jelas

memahami keadaan yang sedang dialami untuk itu

ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi

atau gejala yang dirasakan. Ibu perlu menunjukan

perilaku yang mampu membuat kondisinya nyaman

Page 90: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

150

serta dapat melanjutkan kehamilannya dengan baik

dan aman.

4).Komponen Predisposisi (Demografi, Struktur

sosial, kepercayaan keluarga dan dukungan

keluarga)

Riset partisipan II, III, IV dan V tinggal bersama

suami dan anggota keluarga yang lain. Keluarga

merupakan unsur terpenting yang mampu

mempengaruhi atau mendorong seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan yang dianggap baik

menurut kelompok atau individu itu sendiri. Dukungan

anggota keluarga untuk riset partisipan sangat

mempengaruhi mereka dalam memanfaatkan

pelayanan ANC, karena keluarga adalah kelompok

sosial terkecil yang berinteraksi dengan ibu sehari-

hari. Keempat partisipan di atas tidak memanfaatkan

pelayanan ANC sesuai kebutuhan dengan baik

meskipun tinggal bersama anggota keluarga yang

utuh. Partisipan lebih cenderung mendengar

perkataan suami atau keluarga yang menyuruh

mereka untuk tidak berpergian sendirian keluar rumah

ataupun tidak usah menggunakan layanan ANC tetapi

Page 91: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

151

dapat pergi berkonsultasi ke dukun. Partisipan II

mengakui mendapat dukungan penuh dari suami dan

keluarganya untuk memeriksakan kehamilannya tetapi

yang bersangkutan justru sibuk dengan pekerjaan dan

melalaikan waktu untuk pemeriksaan. Partisipan I tidak

tinggal bersama suami, ia sama dengan partisipan

yang lainnya, sulit memutuskan untuk ke tempat

layanan ANC akibat pengaruh atau larangan dari

anggota keluarga yang lain.

Kondisi di atas mengungkap peran keluarga

dalam membantu ibu mempersiapkan kehamilan yang

sehat dan perawatan serta persiapan kelahiran sehat

sangat kurang. Dengan berbagai kondisi/ alasan,

keluarga harus mampu menunjukan perannya dalam

mendukung perawatan kehamilan ibu. Dukungan

tersebut berupa perhatian, tanggapan terhadap

perubahan fisiologis ibu, gejala-gejala yang dirasakan,

nutrisi, keseharian serta memilih tempat pelayanan

ANC. Dari hal-hal tersebut mampu meyakinkan ibu

untuk menggunakan layanan ANC.

Page 92: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

152

b. Faktor Enabling (Faktor Pemungkin/ pendorong)

1). Ketersediaan fasilitas Layanan kesehatan (ANC)

Pada umumnya seluruh riset partisipan

mengetahui adanya tempat pelayanan ANC yaitu di

Puskesmas Nggaha Oriangu dan Posyandu desa

Tandula Jangga. Persepsi partisipan tentang fasilitas

dan pelayanan ANC beragam. Partisipan I, IV, puas

dengan kunjungan pertamanya hanya dengan

menerima beberapa tindakan pemeriksaan seperti

pemeriksaan abdomen, pengukuran Lingkar Lengan

Atas (LILA) dan mendapat obat atau vitamin untuk

wanita hamil. Selain itu tersedia kendaraan

Puskesmas yang menjemput mereka untuk melakukan

persalinan di Puskesmas. Hal ini berbeda dengan

pendapat partisipan II, III dan V. Berdasarkan

pengalaman masing-masing partisipan, Fasilitas dan

pelayanan di Posyandu kurang memadai dan fasilitas

yang diberikan tidak lengkap.

Ketersediaan fasilitas dan layanan ANC yang

minim membuat ibu kurang tertarik untuk mengunjungi

tempat pelayanan ANC. Ibu akan merasa pelayanan

atau pemeriksaan yang diberikan tidak sesuai atau

Page 93: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

153

tidak memenuhi kebutuhannya sementara tidak ada

penjelasan dari tenaga kesehatan sendiri terkait

pemeriksaan lanjutan hal ini mengakibatkan ibu

cenderung mengurungkan niatnya datang ke tempat

Palayanan ANC.

2).Sumber Keluarga, Sumber daya Masyarakat

(Menjangkau dan memakai pelayanan ANC)

Untuk menjangkau tempat pelayanan ANC, cara

yang ditempuh riset partisipan berbeda-beda kecuali

dalam hal pembayaran. Seluruh partisipan yang

melakukan kunjungan ANC tidak dipungut biaya

termasuk untuk konsultasi ataupun obat-obat yang

diperlukan ibu. Rata-rata mata pencaharian keluarga

partisipan adalah petani dan pedagang, ada juga yang

bekerja sebagai tukang ojek. Meskipun demikian

Semua partisipan mengaku masih dapat membiayai

kebutuhannya selama kehamilan bahkan sampai

melahirkan. Partisipan I mengaku seluruh biayanya

masih ditanggung oleh ayahnya karena hubungannya

bersama suami belum disetujui oleh keluarga,

sedangkan partisipan II, III, IV dan V dibiayai oleh

suami dan keluarga.

Page 94: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

154

Kemampuan untuk menjangkau tempat layanan

juga berbeda-beda. Jarak Posyandu dari rumah tiap

partisipan kurang dari 4 KM sedangkan jarak

Puskesmas lebih jauh, dari rumah masing-masing

partisipan 5-10 KM. Beberapa partisipan saat

berkunjung diantar oleh suami atau anggota keluarga

lain dengan menggunakan motor atau berjalan kaki.

Partisipan II memiliki kesulitan untuk berkunjung akibat

kondisi jalan dari rumahnya menuju tempat layanan

yang berbatu, melewati sungai dan melintas di jalan

yang berlumpur serta licin. Partisipan V bahkan harus

berjalan cukup jauh dan melewati jalan berbukit untuk

sampai ke tempat layanan ANC.

Kondisi di atas menggambarkan jarak tempuh ke

tempat pelayanan ANC juga berpengaruh terhadap

minat ibu dalam mengunjungi tempat tersebut. Kondisi

jalan, dan perjalanan menuju tempat pelayanan yang

sulit menyebabkan ibu cenderung mengurungkan

niatnya untuk datang bekunjung ke tempat pelayanan

ANC.

Page 95: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

155

c. Faktor Reinforcing (Faktor Penguat)

1). Perilaku Tenaga Kesehatan

Perilaku beberapa tenaga kesehatan dalam

melayani kurang maksimal. Dalam menyampaikan

setiap tujuan tindakan bagi beberapa partisipan cukup

jelas tetapi tidak dipungkiri ada juga yang tidak

menyampaikan penjelasan sesuai dengan tindakan

yang diberikan. Dalam hal berkomunikasi petugas

cukup tegas terhadap para partisipan, hal tersebut

dimaknai sebagian partisipan sebagai bentuk

pendorong kedisiplinan bagi mereka. Dengan intonasi

bicara yang sedikit keras membuat partisipan merasa

petugas cukup tegas dan sedikit kasar tetapi hal

tersebut tidak mengurangi kewajiban para petugas

dalam melayani pengunjung.

Bentuk pelayanan yang kurang juga nampak

dalam beberapa tugas para petugas kesehatan.

Beberapa bentuk pelayanan tersebut diantaranya :

a. Setiap partisipan kurang mendapat informasi

secara berkala seputar pelayanan ANC. Dalam hal

ini beberapa partisipan telah mengetahui

keberadaan tempat pelayanan ANC dari

Page 96: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

156

penyuluhan petugas, bahkan ada partisipan yang

sudah sejak lama mengetahui tempat layanan

tersebut karena sering mendengar dari lingkungan

maupun tahu keberadaan layanan kesehatan

tersebut. Kegunaan atau fungsi dari tempat layanan

tersebut secara berkala tidak disampaikan kepada

partisipan sehingga partisipan kurang menyadari

pentingnya memanfaatkan sarana kesehatan

tersebut. Tidak hanya itu, dengan informasi yang

minim menyebabkan partisipan merasa informasi

atau pesan yang didapat cukup memenuhi

pengetahuan mereka pada saat itu.

b. Pada saat melayani, petugas kurang memberikan

konseling dan nasihat secara perorangan, keluarga

dan masyarakat terhadap segala hal yang

berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan

kesehatan yang bersifat umum, dan khusus seperti

tentang gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam

menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang

tua. Kebanyakan yang disampaikan hanya berkisar

pada tindakan yang harus dilakukan partisipan

pada saat datang ke tempat pelayanan ANC. Di

Page 97: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

157

samping pemberian motivasi dari petugas untuk

para partisipan agar menghindari kebiasaan yang

tidak baik selama kehamilan dan mendukung

kebiasaan yang baik sangat kurang. Dalam

penelitian ini partisipan I dapat memahami

penjelasan yang diberikan petugas terkait diet

selama kehamilan. Penjelasan yang diberikan

terkait dengan beberapa jenis makanan yang harus

dikonsumsi partisipan selama kehamilan.

c. Pengarahan dari petugas kesehatan terkait mitos

dari lingkungan tentang makanan yang tidak boleh

dimakan oleh partisipan juga sangat kurang. Hal ini

telah disampaikan kepada partisipan IV pada saat

yang bersangkutan sedang mengikuti posyandu,

akan tetapi penjelasan menyeluruh untuk setiap

pengunjung kurang terlihat pada saat itu.

d. Petugas kurang melibatkan para kader untuk

melayani para ibu hamil. Salah satu fungsi kader

Posyandu adalah mengetahui dan turut memantau

perkembangan kesehatan ibu dan anak yang didata

di Posyandu serta mendata ibu yang diketahui

sedang hamil muda di desanya dan memberikan

Page 98: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

158

informasi kepada petugas seputar partisipasi

peserta dalam memanfaatkan layanan kesehatan.

Dalam penelitian ini, hasil yang didapat kader

hanya membantu petugas sebatas menyiapkan

alat-alat yang dibutuhkan dan mendata peserta

yang hadir. Padahal jika kader dapat melaksanakan

tugasnya dengan maksimal, akan memudahkan

petugas kesehatan untuk meninjau upaya

masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil

tersebut dan dapat membantu petugas untuk

menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan

yang tepat untuk meningkatkan pelayanan.

Penyusunan rencana diantaranya adalah petugas

dapat mengidentifikasi alasan ibu terkait dengan

lingkungan/masyarakat dalam mengunjungi tempat

layanan ANC. Seperti pada partisipan III, petugas

membantu memberi pengertian pada keluarga akan

pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan

sejak dini dan melakukan kunjungan ke rumah

partisipan. Hal ini sedikit membantu mengubah

pandangan keluarga terkait kegagalan kehamilan

yang tidak terdeteksi sejak awal karena partisipan

Page 99: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

159

jarang melakukan kunjungan ANC di awal

kehamilannya.

e. Perbedaan pemberian pelayanan yang diberikan

oleh petugas juga menjadi perhatian para

partisipan, seperti tindakan yang diberikan saat

berkunjung ke Posyandu dan ke Puskesmas. Ada

partisipan yang merasa pelayanan yang

seharusnya diterima belum ia dapatkan ketika

berkunjung ke tempat pelayanan ANC seperti

pemeriksaan abdomen yang hanya dapat

dilaksanakan di dalam ruangan tertutup, sedangkan

jika partisipan berkunjung ke Posyandu jarang

mendapat pemeriksaan jenis ini. Hal ini pun harus

menjadi perhatian khusus bagi petugas agar terus

memberi informasi yang memadai seputar

pemeriksaan kehamilan yang dijalani ibu baik itu di

Posyandu maupun di Puskesmas.

Pelayanan yang ditunjukan petugas dalam

melayani sangat menunjang keberhasilan ibu untuk

melakukan kunjungan ANC. Semakin sering

komunikasi yang baik terjalin antara petugas dan ibu

semakin membangun hubungan kepercayaan ibu

Page 100: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

160

akan tempat pelayanan ANC beserta para

petugasnya. Bentuk pelayanan yang kurang maksimal

dari petugas membuat partisipan cenderung tidak

ingin memeriksakan kehamilannya serta lebih

mempercayai keluarga sendiri yang seorang dukun

untuk merawat kehamilannya. Di samping itu

hubungan personal petugas dengan ibu, ataupun

pendekatan yang baik dengan masyarakat mampu

membangun kepercayaan ibu untuk mencari sarana

pelayanan ANC.

2).Pengaruh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,

Peraturan tertulis/non tertulis

Unsur penting lainnya yang turut mempengaruhi

ibu untuk memanfaatkan pelayanan ANC adalah tokoh

masyarakat, tokoh agama dan lingkungan sekitar

partisipan. Partisipan I, II, III, dan IV mendapat

dukungan dari tokoh masyarakat di lingkungan tempat

tinggalnya, meskipun demikian tidak membuat mereka

langsung berkunjung ke tempat pelayanan ANC.

Dukungan tersebut masih terbentur dengan ijin orang

tua atau anggota keluarga lainnya. Partisipan V sama

sekali tidak mendapat dukungan dari tokoh

Page 101: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

161

masyarakat di tempat tinggalnya, ia lebih disarankan

untuk memeriksakan kondisi kehamilannya ke dukun

dan tidak boleh terlalu sering melakukan aktifitas di

luar rumah. Sebagian partisipan mengakui jarang

berkomunikasi dengan tokoh agama setempat

lantaran jarak tempat ibadah yang jauh dan tidak

pernah bertemu dengan mereka secara langsung.

Berbeda dengan partisipan III dan IV sering bertemu

dengan tokoh agama dan mendapat dukungan penuh

untuk pemeriksaan kehamilan ke tempat layanan

ANC.

Kondisi di atas menjelaskan dukungan dari

seorang yang disegani dan dihormati oleh masyarakat

seperti tokoh masyarakat ataupun tokoh agama, tidak

menjamin ibu akan langsung mengunjungi tempat

layanan ANC. Tokoh masyarakat adalah individu yang

dapat membantu kelangsungan proses sosial yang

baik di lingkungannya. Seperti pada Partisipan I, II, III,

dan IV, dukungan tersebut didapat dengan mudah

karena proses bersosialisasi tokoh masyarakat

tersebut yang baik dan peka terhadap kebutuhan

masyarakat. Dalam penelitian ini, tokoh masyarakat

Page 102: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

162

kurang memahami gejala sosial yang terjadi di

lingkungannya sehingga untuk menyikapi atau

menyelesaikan masalah sosial yang terjadi, kurang

ditelaah secara serius. Sebagai contoh nyata dalam

penelitian ini pemanfaatan layanan ANC oleh ibu hamil

yang masih dipengaruhi oleh kepercayaan kelompok

atau keluarga yang mengharuskan ibu hamil untuk

tidak usah keluar rumah dan melakukan pemeriksaan

ANC. Tokoh masyarakat kurang menyempatkan diri

bertemu dengan anggota keluarga dalam rangka

mengadakan pembinaan terhadap keluarga dalam hal

ini suami beserta orang tua partisipanlah yang harus

peka terhadap kebutuhan partisipan selama masa

kehamilannya. Adapun tokoh masyarakat yang kurang

mendukung ibu hamil dalam memanfaatkan layanan

ANC dapat disebabkan karena beberapa hal, seperti

kurang berinteraksi atau bersosialisasi dengan tenaga

kesehatan terkait atau tokoh masyarakat tersebut

merupakan individu yang masih memegang teguh

kepercayaan dari pendahulu yakni wanita hamil

dilarang keluar rumah dan pada akhirnya tidak

Page 103: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

163

melakukan kunjungan ANC sehingga kejadian itu yang

dilihat dan diikuti oleh keluarga partisipan.

Tokoh agama juga berperan dalam memotivasi

ibu untuk melakukan kunjungan ANC. Sebagai individu

yang melihat pertumbuhan spiritual masyarakat, dapat

membantu memberi pandangan terhadap keluarga

terkait kepercayaan akan hal-hal tradisional atau

tradisi keluarga yang mempengaruhi ibu untuk tidak

melakukan kunjungan ANC. Dengan kunjungan ke

rumah, ataupun pendekatan secara personal dengan

keluarga sedikit membantu merubah pandangan

keluarga. Seperti pada keluarga partisipan III, tokoh

agama tersebut mencoba memberi pandangan positif

terhadap keluarga akan tempat pelayanan ANC. Hal

itu dapat membantu mengubah pandangan keluarga

terhadap pemeriksaan kehamilan sejak dini dan

dengan bantuan para tenaga kesehatan mampu

mengidentifikasi alasan kegagalan kehamilan yang

dialami partisipan.

Dukungan dari seorang yang disegani dan

dihormati oleh masyarakat seperti tokoh masyarakat

ataupun tokoh agama memiliki peran besar dalam

Page 104: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

164

mempengaruhi perilaku sosial individu maupun

kelompok. Masyarakat dapat mengikuti perilaku atau

tradisi/ kepercayaan yang ditunjukan mereka lantaran

merupakan suatu aturan sosial yang secara tidak

langsung dijalankan oleh masyarakat desa. Dukungan

untuk menggunakan layanan ANC kepada ibu juga

harus dipertimbangkan karena dukungan tersebut

mampu menciptakan kesuksesan pemeliharaan

kesejahteraan ibu hamil dan calon bayinya.

4.3 Pembahasan

Pemanfaatan pelayanan ANC yang dilakukan ibu hamil di

desa Tandula Jangga belum sepenuhnya memenuhi standar

kunjungan yang seharusnya. Kunjungan yang dilakukan

selama masa kehamilannya rata–rata 1-2 kali. Dalam standar

pelayanan pemeriksaan dan pemantauan Antenatal menurut

Standar pelayanan dan Instrumen Audit kebidanan (Ikatan

Bidan Indonesia, 2000), ibu hamil wajib menerima

pemeriksaan/memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali.

Perawatan antenatal (ANC) adalah perawatan yang diberikan

kepada ibu selama masa kehamilan, perawatan ini sangat

diperlukan oleh semua ibu hamil karena kondisi ibu yang

Page 105: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

165

banyak mempengaruhi kelangsungan kehamilan dan

pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada penelitian ini ibu

hamil di desa Tandula Jangga kurang melakukan perawatan

kehamilannya secara teratur, hal ini terlihat dari penggunaan

layanan ANC yang belum maksimal serta ketidakpahaman

akan pentingnya pemeriksaan dini kehamilan dan secara

berkala. Proses pemeriksaan dini kehamilan yang kurang oleh

ibu-ibu di desa Tandula jangga disebabkan karena keragu-

raguan akan validasi kehamilannya serta ibu tidak paham akan

gejala awal kehamilan. Mochtar, (2000 : 47) menegaskan

tujuan khusus seorang ibu hamil datang berkunjung ke tempat

pelayanan ANC agar ia dapat mengenali dan mampu

menangani setiap penyulit yang mungkin dapat ditemui atau

dirasakan sepanjang masa kehamilannya maupun saat

menghadapi persalinan dan masa nifas.

Untuk mencapai keberhasilan proses pelayanan ANC,

diperlukan pengawasan dari pihak ibu dan petugas pelayanan

ANC agar secara bersama-sama memantau kehamilan ibu

atau gangguan kesehatan sedini mungkin dikenal sehingga

dapat dilakukan perawatan yang cepat dan tepat. Pengawasan

oleh tenaga kesehatan di ranah penelitian cukup sulit

diwujudkan mengingat keyakinan ibu-ibu di desa Tandula

Page 106: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

166

Jangga sendiri untuk memeriksakan kehamilannya ke

Posyandu ataupun Puskesmas yang belum maksimal.

Kesadaran untuk meningkatkan derajat kesehatannya dalam

hal ini perawatan kehamilan serta persiapan menuju kelahiran

yang sehat masih dipengaruhi oleh latar belakang kepercayaan

keluarga terhadap pemanfaatan pelayanan ANC serta larangan

untuk ibu hamil agar tidak bersinggungan dengan lingkungan di

luar rumah di awal kehamilannya. Wiknjosastro (1999)

menegaskan bahwa perawatan antenatal merupakan usaha

bersama dari petugas pelayan kesehatan dan ibu hamil. Tujuan

perawatan antenatal dapat tercapai apabila ibu hamil turut

berpartisipasi.

Kondisi yang terjadi di lapangan tidak seperti yang

diharapkan, ibu yang melakukan kunjungan ANC tidak sesuai

dengan waktu yang dijadwalkan atau sama sekali tidak

memiliki niat untuk melakukan kunjungan ANC. Ibu lebih

mengikuti saran anggota keluarga untuk melakukan

pemeriksaan kepada tenaga non medis seperti dukun bayi

ataupun alasan lain seperti jika ibu keluar dari lingkungan

rumah di awal kehamilannya akan berakibat buruk bagi

kehamilan karena sewaktu-waktu dapat bersinggungan dengan

ilmu hitam. Hal-hal tersebut dapat terjadi karena

Page 107: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

167

ketidakpahaman ibu-ibu terhadap pengidentifikasian kehamilan

sejak dini dan pengenalan akan perubahan kondisi fisiologis

tubuh orang hamil, gejala yang dirasakan, dan sikap dalam

pengambilan keputusan mencari tempat pelayanan ANC yang

ada di sekitar daerah tempat tinggalnya. Pengetahuan akan

hal-hal tertentu juga didasari oleh pengetahuan lingkungannya

terhadap hal tersebut. Contohnya masyarakat akan

mengetahui hal-hal yang diturunkan dari budaya masyarakat itu

sendiri. Untuk itu luasnya pengetahuan seseorang juga diukur

dari pengetahuan lingkungannya. Menurut Notoatmodjo (2005),

pengetahuan merupakan indikator dari individu melakukan

tindakan terhadap sesuatu. Seseorang yang didasari

pengetahuan yang baik terhadap kesehatan, akan memahami

bagaimana kesehatan itu dan mendorong untuk

mengaplikasikan hal yang diketahuinya. Tidak perduli

pengetahuan tersebut timbul dari asumsi kelompok dan budaya

tertentu ataupun murni pengetahuan dari ibu sendiri mengenai

kehamilan. Dengan demikian pengetahuan mempunyai

hubungan yang sangat dekat dengan perilaku individu, dalam

penelitian ini perilaku ibu yang memanfaatkan pelayanan ANC

di desa Tandula Jangga, karena pengetahuan merupakan

salah satu ukuran dan indikator dari perilaku kesehatan.

Page 108: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

168

Perilaku kesehatan ibu di desa Tandula Jangga jika ditelaah

lebih seksama, sangat dipengaruhi oleh lingkungan rumah,

letak tempat tinggal para partisipan masih tinggal dalam dusun

yang walaupun dikepalai oleh RT atau kepala desa sekalipun

masih ada tokoh lain yang menjadi panutan bagi masyarakat.

Pengaruh orang tua sangat berperan penting dalam

pengambilan keputusan bagi ibu, jadi perilaku ibu terkadang

terbentuk dari pengaruh lingkungan keluarga maupun tempat

tinggalnya. Rubin (1970) mengemukakan satu alasan lainnya

ibu hamil dapat/ mampu menyadari setiap gejala yang timbul

dalam dirinya tergantung kesiapan, perasaan akan keyakinan

dan mental yang besar untuk menerima kehamilan tersebut.

Lebih lanjut Rubin menambahkan wanita yang siap menerima

suatu kehamilan akan dipicu gejala-gejala awal untuk mencari

validasi medis tentang kehamilannya (dalam Bobak, 2004 :

126).

Beberapa hal di atas termasuk dalam faktor predisposisi

yang mempengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan ANC.

Pengetahuan dasar akan pemahaman terhadap kehamilan

yang harus dimiliki seorang ibu mampu mempermudah ibu

untuk melakukan kunjungan ANC demikian juga dengan sikap

menghadapi kehamilan sejak awal. Dalam penelitian ini

Page 109: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

169

sebagian besar ibu tidak dapat memberi keputusan akan pergi

ke tempat pelayanan ANC. Alasan tersebut terbentur dengan

dukungan suami ataupun anggota keluarga yang lain. Keluarga

pada dasarnya adalah tempat individu mempelajari perilaku

sosial contohnya dalam memanfaatkan tempat pelayanan

kesehatan. Bobak (2004: 12) menerangkan bahwa keluarga

merupakan institusi masyarakat yang paling penting, keluarga

mewakili kehidupan sosial yang primer untuk mempengaruhi

dan dipengaruhi oleh individu atau unit sosial lainnya. Dalam

penelitian ini unsur dukungan keluarga di tempatkan sebagai

faktor predisposisi atau faktor yang mempermudah karena

keluarga sebagai unit sosial dasar dan kebanyakan ibu hamil

mempunyai kontak yang lebih kontinu setiap saat dengan

keluarga dibandingkan dengan kelompok sosial lainnya.

Unsur pendorong lainnya yang mempengaruhi ibu dalam

mencari dan memanfaatkan pelayanan ANC yaitu ketersediaan

fasilitas pelayanan ANC yang ada di Posyandu maupun

Puskesmas. Notoatmodjo (2005) mengungkapkan tersedianya

sarana dan prasarana untuk mendukung kesehatan

masyarakat merupakan salah satu komponen dalam

mempromosikan kesehatan di masyarakat itu sendiri. Fasilitas

yang memadai juga mampu meningkatkan tingkat kepuasan

Page 110: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

170

pengguna layanan ANC sehingga ibu yang datang akan

merasa tidak sia-sia memeriksakan kandungannya dan tertarik

untuk datang berkunjung untuk yang kesekian kalinya. Dalam

penelitian ini fasilitas seperti kendaraan sudah cukup

membantu ibu hamil untuk menjangkau tempat pelayanan

seperti Puskesmas pada saat melahirkan, tetapi fasilitas lain

yang diberikan selama masa pemeriksaan ada yang tidak

menyebutkan sama sekali bahkan yang disebutkan belum

lengkap dan belum memenuhi standar pelayanan sebagaimana

yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005) bahwa

ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana dasar untuk

pemeriksaan kehamilan minimal harus menyediakan lima

pelayanan dasar yang disebut dengan 5T pelayanan dasar

antenatal. 5T tersebut meliputi menyediakan timbang berat

badan, pengukuran tinggi fundus uteri, menyediakan

pemberian tablet besi, menyediakan pengukuran tensi dan

menyediakan imunisasi (TT) bagi ibu hamil. Dalam penyediaan

pelayanan tersebut perlu di perhatikan kelayakan tempat

pelayanan. Contohnya untuk melakukan pemeriksaan fundus

uteri memerlukan ruangan tertutup yang nyaman untuk ibu

berbaring, tetapi tempat pelayanan di lapangan tidak

memungkinkan pemeriksaan tersebut dilakukan karena

Page 111: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

171

kegiatan tersebut berlangsung di teras rumah. Hal tersebut

mengisyaratkan ibu harus datang berkunjung ke Puskesmas

yang jaraknya cukup jauh. Tersedianya jenis pelayanan di atas,

dapat membantu ibu dan petugas memantau kondisi

kehamilan dengan lebih baik lagi, jika ibu datang dan

memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia setiap

bulannya. Demikian halnya dengan pembenahan pelayanan

serta peningkatan kualitas pelayanan akan menjadi daya tarik

tersendiri untuk para ibu yang akan melakukan pelayanan

ANC. Sosialisasi yang baik serta tepat sasaran dari pihak

Puskesmas menjadi poin penting dalam mewujudkan

tercapainya angka kunjungan ANC yang maksimal.

Di ranah penelitian, tidak ditemukan kesulitan akan

pembayaran terhadap pemeriksakan pelayanan ANC. Selain

tidak dipungut biaya di Posyandu maupun Puskesmas, untuk

melakukan konsultasi di luar hari pemeriksaan ANC juga di

perbolehkan oleh setiap ibu hamil. Hal ini selain meringankan

biaya kehidupan ibu dan keluarga juga menjadi acuan bagi

keluarga bahwa pemerintah turut berpartisipasi dan

bekerjasama dengan para pelayan kesehatan menyiapkan

tempat pelayanan ANC untuk meningkatkan kesejahtraan ibu

dan bayi tanpa harus membayar. Faktor enabling lainnya yang

Page 112: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

172

menjadi poin pendorong dalam menggunakan pelayanan ANC

yakni kemampuan menjangkau tempat pelayanan. Dalam hal

ini jarak tempat pelayanan yang cukup jauh mempengaruhi

minat ibu. Letak Posyandu desa Tandula Jangga berada di

pusat balai desa Tandula Jangga di Kecamatan Nggaha

Oriangu. Berdasarkan letak geografis daerah di sekitar desa

Tandula Jangga cukup sukar dilewati. Di tempat penelitian

ditemukan beberapa ibu hamil kesulitan menjangkau tempat

pelayanan ANC karena perjalanan menuju Posyandu yang

melewati sungai dan letak rumah partisipan yang ada dibalik

gunung, selain itu tidak adanya tranportasi umum yang tetap

juga menyulitkan ibu pergi ke Puskesmas. Menurut

Depertemen Kesehatan RI (1996), selama kehamilan ada hal-

hal yang perlu dipantau oleh tenaga kesehatan agar apabila

terdapat penyimpangan dari keadaan normal dapat segera

diberi penanganan yang memadai. Keterjangkauan tempat

pelayanan yang mudah akan mempengaruhi ibu memeriksakan

kehamilannya sebab di tempat pelayanan antenatal ibu dapat

memantau pertumbuhan dan perkembangan janin serta

kesehatannya. Di samping itu dengan pertemuan yang intensif,

komunikasi antara ibu dan petugas antenatal akan berlangsung

efektif dan saling mengenal. Jika hubungan telah terbina akan

Page 113: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

173

lebih mudah petugas menyampaikan pesan-pesan yang

berguna dan menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa percaya

kepada petugas, dalam hal ini merupakan dasar yang baik

dalam merawat diri serta keputusan dalam menggunakan

layanan antenatal.

Dari beberapa faktor pemudah dalam kehidupan sosial ibu

hamil serta berpotensi mempengaruhinya menggunakan

pelayanan ANC, untuk meningkatkan derajat kesehatan

selama masa kehamilannya ada juga faktor pendorong yang

krusial sebagai penopang munculnya perilaku tersebut.

Perilaku dan sikap tersebut akan benar-benar muncul dan

menjadi kebiasaan ibu, ketika dalam lingkup pelaksanaannya

terdapat faktor penguat yang ada di sekitar individu. Dalam

penelitian ini faktor penguat atau reinforcing factors yang di

tambahkan adalah perilaku dari petugas pelayanan antenatal

sendiri dan pengaruh dari orang-orang yang menjadi panutan

dalam masyarakat dan cukup disegani. Penelitian yang

dilakukan oleh Sadik (1996) menemukan bahwa sikap perilaku

petugas kesehatan berhubungan erat dengan derajat

pemanfaatan pelayanan antenatal. Perilaku petugas kesehatan

menjadi unsur penarik bagi Ibu hamil untuk datang ke sarana

kesehatan. Dalam penelitian ini petugas kesehatan di desa

Page 114: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

174

Tandula Jangga cukup menjalankan tugasnya dengan baik,

dalam hal ini melayani setiap pengunjung yang datang,

melakukan esensi kunjungan pada ibu yang harus dikunjungi di

rumah dan menyampaikan fungsi pelayanan dan tujuan utama

pelayanan tersebut. Pada saat kegiatan posyandu

berlangsung, petugas cukup sigap menanyakan setiap keluhan

kepada ibu yang datang. Efektifitas kerja petugas yang

demikian didukung oleh beberapa hal, diantaranya kesiapan

petugas dalam melayani ibu, kesiapan dalam melakukan

tindakan pelayanan, pendekatan interpersonal dengan

pengunjung, serta kecekatan menanggapi hal-hal yang

membuat pengunjung kurang tertarik untuk datang. Dalam

Penyampaian pesan terkait tindakan yang dilakukan ataupun

masalah pelayanan, petugas perlu menggunakan bahasa yang

sederhana dan tanpa tekanan terhadap pengunjung.

Komunikasi yang terjadi antara petugas dan ibu terkadang

menggunakan bahasa daerah, hal ini menunjukan bahwa

petugas berusaha memberikan pengertian atau menyampaikan

pesan dengan bahasa sederhana dan lebih dimengerti oleh

masyarakat desa karena masyarakat di desa Tandula Jangga

hampir setiap hari menggunakan bahasa daerah. Hal-hal

tersebut perlu dipertimbangkan mengingat pengunjung yang

Page 115: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

175

sebagian besarnya adalah masyarakat desa yang latar

belakang pengetahuannya masih dipengaruhi budaya, dan

lingkungan tempat tinggal. Untuk memotifasi ibu yang tidak

disiplin terkait masalah kunjungan, petugas hendaknya

memberi peringatan keras tetapi tidak dengan memarahi ibu

yang datang. Hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus bagi

para petugas kesehatan untuk dapat merangkul dan mampu

menciptakan komunikasi dua arah antara petugas dengan ibu

hamil maupun petugas dengan keluarga ibu hamil. Petugas di

desa Tandula Jangga cukup keras dalam menyampaikan atau

memotivasi ibu agar datang berkunjung tetapi hal tersebut

dianggap merupakan tindakan yang cukup tegas dalam

memotivasi ibu. Dimulai dari komunikasi yang baik dan efektif

petugas mampu menjalin hubungan kepercayaan antara ibu

hamil beserta keluarga dengan sarana pelayanan Antenatal

yang tersedia.

Faktor penguat yang penting lainnya adalah partisipasi

masyarakat secara keseluruhan. Partisipasi yang dimaksud

adalah Perhatian masyarakat terhadap ibu hamil, terutama

Tokoh Masyarakat (TOMA) dan Tokoh Agama (TOGA).

Partisipasi yang diharapkan berupa perhatian serta dukungan

mencakup semua tahap seperti perencanaan pemeriksaan,

Page 116: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2744/5/T1_462007051_BAB I… · Puskesmas pembantu dan tempat-tempat kader yang dibina

176

pelaksanaan pemeriksaan, serta turut dalam pengawasan

terhadap ibu. Tokoh Masyarakat dan tokoh agama merupakan

sosok panutan dan disegani dalam kelompok masyarakat dan

tidak dipungkiri masyarakat sering mengikuti kebiasaan

ataupun saran yang diberikan oleh orang-orang tersebut.

Dalam penelitian ini sebagian besar tokoh masyarakat dan

tokoh agama mendukung setiap langkah ibu hamil yang akan

melakukan kunjungan ANC ada pula yang tidak perduli dan

bersikap biasa-biasa saja, tetapi dukungan tersebut kembali

lagi kepada individu yang bersangkutan yaitu ibu hamil yang

akan memutuskan akan pergi ke tempat pelayanan ANC atau

tidak, karena kembali terbentur dengan dukungan keluarga

yang minim dan masih mempercayai beberapa pengobatan

tradisional di dukun desa serta kesadaran ibu sendiri dalam

memperhatikan kesehatan kehamilannya. Melihat kondisi

demikian beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat

mengambil jalan penyelesaian yang cukup baik yaitu

melakukan pendekatan dengan keluargan ibu hamil yang

kurang berkenan terhadap ibu yang akan melakukan

pelayanan antenatal. Sikap demikian mampu membantu ibu

merubah pandangan keluarga tentang keberadaan tempat

pelayanan antenatal yang ada di desa tersebut.